analisis kinerja keuangan berdasarkan laporan arus kas
Post on 10-Feb-2016
40 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun industri harus
menyajikan laporan keuangan yang dapat memberikan informasi kepada pemakai
lapoaran keuangan juga pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, laporan arus kas, catatan dan laporan lain yang merupakan bagian
dari laporan keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pedoman pokok penyusunan
laporan keuangan maka perusahaan dan unit ekonomi lainnya diharuskan menyusun
laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode akuntansi. Tujuan dari laporan arus kas adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode. Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan bagaimana penggunaannya.
Kegunaan informasi arus kas bersama dengan informasi laporan keuangan
lainnya adalah memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.
Laporan arus kas dari perusahaan dapat digunakan sebagai dasar dalam
menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang
ada atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan
dimasa yang akan datang, sedangkan bagi para kreditur dengan laporan tersebut
dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan
pinjamannya.
Laporan arus kas dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan karena dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang bersangkutan dengan kualitas penghasilan, sumber-sumber kas dari
operasi, bagaimana pembayaran kembali utang dilakukan, dan bagaimana
ketergantungan pada pembiayaan dari luar.
Laporan arus kas menyajikan efek pada kas disemua aktivitas operasi,
pendanaan dan investasi yang penting sehingga manajemen dapat melihat efek dari
sebagian besar kebijakan keputusannya yang telah diambil dalam angka-angka
dengan mereview laporan tersebut memperlihatkan suatu arus kas dari aktivitas
operasi cukup besar untuk membiayai secara intern semua keperluan modal yang
diproyeksikan daripada mengeluarkan utang jangka panjang. Jika perusahaan pernah
mengalami kekurangan kas, manajemen dapat menggunakan arus kas untuk melihat
mengapa hal tersebut terjadi, setelah melihat arus kas maka manajemen bisa
memutuskan untuk menghemat kas atau mengurangi pengeluaran kas.
2
PT Karlindo Ika Tama sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
jasa servis telepon seluler merek Motorola. Banyak hal yang dilakukan oleh
perusahaan dalam upaya untuk memperoleh laba yang maksimal yakni dengan
melakukan kegiatan promosi, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen,
dan lain-lain. Dengan usaha yang dilakukan tersebut, nampak bahwa perusahaan
mampu meningkatkan laba perusahaan setiap tahun. Namun demikian apakah laba
yang diperoleh tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen perusahaan sudah efektif
dan efisien dalam pengelolaan kas perusahaan. Hal tersebut yang menjadi masalah
bagi perusahaan, sebab selama ini perusahaan hanya menilai kinerja perusahaan dari
segi jumlah laba yang diperoleh dalam satu periode akuntansi saja, dan belum
menyusun laporan arus kas serta menggunakan laporan arus kas dalam menilai
kinerja perusahaan. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai alternatif dalam
menilai kinerja perusahaan.
Dengan adanya laporan arus kas, maka dapat diperoleh informasi mengenai
arus kas masuk, arus kas keluar serta sumber dan penggunaan kas selama periode
tertentu. Informasi ini, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan lain dapat membantu para investor, kreditur, dan
pihak lainnya untuk menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus
kas bersih dimasa yang akan datang.
Dengan demikian penulis ingin membahas judul: “analisis kinerja keuangan
berdasarkan laporan arus kas.”
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, rumusan masalah pokok
penelitian ini adalah bagaimana penilaian kinerja keuangan berdasarkan laporan arus
kas untuk mengukur sumber dan penggunaan dana perusahaan.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kas perusahaan.
2. Untuk mengetahui kinerja arus kas dan analisis rasio arus kas perusahaan yang
bersangkutan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain adalah :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti,
mahasiswa dan berbagai pihak yang menyangkut tentang ratio keuangan,
dimana dapat diaplikasikannya antara materi dan teori yang diperoleh
dibangku kuliah.
b. Dapat dijadikan acuan, pertimbangan dan informasi bagi PT Karlindo Ika
Tama dalam mengambil keputusan mengenai kinerja perusahaan baik SDM
maupun yang lainnya.
4
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di mana
langsung mengadakan pengamatan pada PT Karlindo Ika Tama untuk mengetahui
pengelolaan sumber dan penggunaan kas perusahaan tersebut.
2.1. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan
penelitian digunakan metode penelitian lapangan pada sebuah perusahaan yang
berlokasi di Makassar, yang bergerak dalam bidang jasa. Perusahaan ini dipilih
karena alasan aksesbilitas.
2.2. Jenis dan Sumber Data
2.1.1. Jenis Data
Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa keterangan-
keterangan secara tertulis dan ketentuan-ketentuan mengenai penilaian kinerja
keuangan yang diterapkan oleh perusahaan.
2.1.2. Sumber Data
Data sekunder yaitu data yang berasal dari administrasi perusahaan berupa
dokumen-dokumen.
5
2.3. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini untuk mengetahui kinerja
perusahaan adalah metode kuantitatif dengan cara menyusun laporan arus kas dari
aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi, dan kas dari aktivitas pendanaan serta
analisis rasio laporan arus kas.
2.4. Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan penulisan skripsi ini dibagi dalam enam bab dan setiap
bab terdiri dari beberapa sub bab. Pokok yang disajikan dalam tiap bab disusun
menurut sistematika, sebagai berikut :
Bab I: Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran umum meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II: Metode Penelitian
Bab ini merupakan penjelasan dari teknik pengumpulan data, waktu dan
daerah atau tempat penelitian, sumber data, dan analisis serta sistematika penulisan.
Bab III: Landasan Teori
Bab ini menggambarkan kegunaan informasi arus kas, persyaratan laporan
arus kas dan analisis kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan arus kas.
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
6
Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat
perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan job description perusahaan serta
operasional perusahaan.
Bab V: Pembahasan
Bab ini membahas mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan laporan arus kas.
Bab VI: Penutup
Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan hasil analisis dan pembahasan
yang telah dilakukan serta saran penulis sebagai bahan masukan bagi PT Karlindo
Ika Tama.
7
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan, sebab
laporan keuangan menyajikan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara perusahaan dengan pemakai
laporan keuangan, adanya laporan keuangan tersebut pemakai laporan keuangan
dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak.
Laporan keuangan lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan rugi laba,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan penjelasan
atas laporan keuangan tersebut. Neraca menyajikan posisi keuangan suatu
perusahaan, sedangkan laporan rugi laba menyajikan secara lengkap hasil yang
dicapai perusahaan dalam satu periode akuntansi. Namun demikian laporan
keuangan tersebut belum lengkap tanpa adanya catatan dan penjelasan atas laporan
keuangan tersebut. Catatan dan penjelasan atas laporan keuangan lengkap
dimaksudkan agar pemakai laporan keuangan dapat lebih memahami laporan
keuangan tersebut.
Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan, tentunya membutuhkan proses
mulai dari pencatatan akuntansi dalam jurnal sampai pada penyusunan laporan
keuangan. Pengertian laporan keuangan dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi
8
Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan (1999:2 paragraf 07) adalah sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”
Berdasarkan pengertian laporan keuangan tersebut, menjelaskan bahwa
laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
menyajikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Pengertian laporan keuangan juga dikemukakan oleh Jusup (1991:5) sebagai berikut:
“laporan keuangan adalah merupakan sumber informasi utama untuk
berbagai pihak di luar manajemen perusahaan yang bersangkutan.”
Laporan keuangan sering dipakai untuk menilai prestasi manajemen
perusahaan, sehingga kebenaran data yang dilaporkan manajemen dalam laporan
keuangan sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan.
3.1.1 Neraca
Penyusunan laporan arus kas memerlukan adanya data keuangan perusahaan,
yang dapat dilihat pada neraca yang disajikan oleh perusahaan. Neraca yang
disajikan oleh manajemen perusahaan menunjukkan posisi keuangan perusahaan
yang telah dicapai dalam satu periode. Pengertian neraca yang dikemukakan oleh
Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995:252) yaitu neraca memberikan informasi
9
mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban
kepada kreditor perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih
perusahaan.
Neraca merupakan informasi keuangan yang menyangkut aktiva, kewajiban
dan modal perusahaan. Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan, maka
neraca merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan. Neraca menyumbang
pada pelaporan keuangan dengan memberikan dasar untuk :
a. Perhitungan tingkat pengembalian.
b. Mengevaluasi struktur keuangan perusahaan.
c. Penilaian likuiditas dan fleksibilitas keuangan dari suatu perusahaan.
Neraca merupakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk mengetahui
tingkat pengembalian investasi perusahaan, mengevaluasi struktur modal perusahaan,
dan menilai likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Elemen-elemen dari neraca terdiri dari : harta, kewajiban, dan modal, harta
merupakan kemungkinan keuntungan ekonomi masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh kesatuan tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lalu. Kewajiban merupakan kemungkinan ekonomi masa depan yang timbul dari
kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk mentransfer harta atau memberikan
jasa kepada kesatuan lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau kejadian
masa lalu. Ekuitas merupakan hak tersisa dalam harta suatu kesatuan yang tetap
tinggal setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas adalah
hak kepemilikan.
10
3.1.2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dalam satu peiode tertentu. Laporan laba rugi penting bagi pemakai laporan
keuangan karena perhitungan laba rugi menyediakan informasi kepada investor dan
kreditur yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
arus kas masa depan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan
meramlkan arus kas masa depan dalam beberapa cara yang berbeda. Pengertian dari
laporan rugi laba yang dikemukakan oleh Kieso dan Jerry J. Weygrandt (1995:177)
yaitu perhitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Untuk melihat keberhasilan suatu perusahaan dalam periode tertentu, dapat
dilihat dari perhitungan laba rugi perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh
perusahaan, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan sumber daya
yang dimiliki.
3.1.3. Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam
Standar Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (1999:2 paragraf 09) adalah investor sekarang dan investor
potensial, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Pemakai laporan
11
keuangan tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda.
3.1.4. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar
Akuntansi Keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (1999:5) adalah sebagai berikut :
Paragraf 12. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Paragraf 13. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian ekonomi di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
Paragraf 14. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk
12
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
3.1.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Asumsi dasar laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Standar Akuntansi keuangan, pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (1999:6) adalah sebagai berikut :
1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, dengan dasar ini pengaruh
transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga
kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan
kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan
menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan, karena itu perusahaan
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara
13
material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan harus diungkapkan.
3.1.6. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik laporan keuangan terdiri dari :
1. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus dapat dipahami dan setiap pembaca laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Laporan keuangan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi di masa lalu. Relevansi laporan keuangan harus memperhatikan materialitas
laporan keuangan. Relevansi laporan keuangan dipengaruhi oleh hakekat dan
materialitasnya. Penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan unsur
materialitas, seperti persediaan yang ada dalam perusahaan harus sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
3. Keandalan
14
Laporan keuangan yang dibuat harus dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur. Keandalan laporan keuangan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Penyajian jujur. Agar dapat diandalkan, laporan keuangan harus menggambarkan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Substanti mengungguli bentuk. Jika laporan keuangan dimaksudkan untuk
menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan,
maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
c. Netralitas. Laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai,
dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
d. Pertimbangan sehat. Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas
jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui
dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
e. Kelengkapan. Laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
4. Dapat Dibandingkan
15
Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian damapak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk
perusahaan yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah
bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta
pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat
mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi
serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode
lain dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan,
termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan,
membantu pencapaian daya saing.
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman
semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar
akuntansi keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan
akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitas relevansi dan
16
keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi
kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.
Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan
informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.
3.1.7. Pengakuan Unsur Laporan keuangan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi
defenisi unsur serta kriteria pengakuan pada point a dan b dalam neraca dan laporan
laba rugi. Pos yang memenuhi defenisi suatu unsur harus diakui kalau :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi.
Adanya pengkajian apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya
memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan laba rugi, perhatian perlu ditujukan
pada pertimbangan materialitas. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos
yang memenuhi defenisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tersebut, misalnya suatu
aktiva secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya penghasilan atau
kewajiban.
17
3.2. Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut dalam kondisi sehat atau tidak. Untuk mengetahui mengenai
keadaan suatu perusahaan, maka laporan keuangan perlu dianalisa dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti: rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio
solvabilitas, dan rasio aktivitas.
3.2.1. Prosedur Analisa Laporan Keuangan
Menganalisa laporan keuangan memerlukan langkah-langkah atau prosedur,
prosedur analisa laporan keuangan terdiri dari :
a. Menyusun kembali laporan keuangan bila terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki.
b. Mengadakan perhitungan-perhitungan berdasarkan metode dan teknik analisa
laporan keuangan.
c. Mengambil keputusan berdasarkan hasil perhitungan analisis yang telah
dilakukan.
3.2.2. Metode Analisa Laporan Keuangan
Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan
posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan. Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa
laporan keuangan yaitu :
18
a. Analisa horizontal adalah dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa
dinamis.
b. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi
satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang
satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya
akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
3.2.3. Teknik Analisa laporan Keuangan
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1) Analisa perbandingan laporan keuangan. Adalah metode dan teknik analisa
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih,
dengan menunjukkan :
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.
e. Prosentase dari total.
Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
19
2) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam prosentase, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap,
naik atau bahkan turun.
3) Laporan dengan presentase per komponen, adalah suatu metode analisa untuk
mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi
perongkosan yang terjadi pada hubungannya dengan jumlah penjualan.
4) Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-
pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.
5) Analisa perubahan laba kotor, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau
perubahan atas laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk
periode tersebut.
6) Analisa Break Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan
yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak
menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa
break even ini juga akan diketahui berbagai tingakt keuntungan atau kerugian
untuk berbagai tingkat penjualan.
20
7) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
8) Analisa sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber
serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Dimana laporan sumber dan
penggunaan kas dalam buku ekonomi perusahaan sama dengan laporan arus kas
yang ada dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
3.3. Pengertian Kas
Kas menurut pengertian sempit berarti uang, di dalam akuntansi istilah kas
mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi juga uang kertas, uang
logam, cek, wesel pos, simpanan di bank, dan segala sesuatu yang dapat disamakan
dengan uang. Kas terdiri dari uang kertas maupun uang logam dalam bentuk mata
uang rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang
sah. Setiap organisasi perusahaan, kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang
paling likuid. Elemen-elemen kas terdiri dari :
a. Uang tunai (uang kertas dan uang logam).
b. Cek, wesel pos, dan simpanan di bank.
c. Hal-hal lain yang dapat disamakan dengan uang.
Pengertian kas yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(1999:31.10) sebagai berikut: kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah
21
maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
Termasuk pula dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan
masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia.
Defenisi kas tersebut menjelaskan bahwa kas terdiri dari uang kertas dan uang
logam yang merupakan mata uang rupiah maupun valuta asing dan masih berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah dan masih dalam masa tenggang untuk
penukarannya ke Bank Indonesia. Pengertian kas juga dikemukakan oleh Kieso dan
Jerry J. Weygrandt (1995:402) sebagai berikut: kas, harta yang paling likuid adalah
media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos
lainnya.
Dibandingkan dengan aktiva-aktiva yang lain, kas merupakan aktiva yang
paling mudah terjadi dari transaksi penyimpangan, sebab sebagian besar transaksi
perusahaan terdiri dari transaksi kas baik penerimaan kas maupun pengeluaran kas.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid dalam organisasi perusahaan dan
merupakan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos yang ada dalam laporan
keuangan.
3.4. Laporan Arus Kas dan Prestasi Perusahaan
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para
22
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Tujuan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas
dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas. Laporan arus kas
terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Unsur-unsur penerimaan kas terdiri
dari:
a. Hasil penjualan tunai.
b. Hasil penagihan piutang.
c. Setoran modal.
d. Laba perusahaan.
e. Pinjaman dari pihak ketiga.
Sedangkan unsur-unsur pengeluaran kas terdiri dari :
a. Biaya-biaya operasional.
b. Pembelian aktiva tetap.
c. Investasi.
d. Pembayaran bunga pinjaman.
Laporan arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi pemakai laporan
keuangan. Laporan arus kas bagi pemakai laporan keuangan merupakan dasar untuk
menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus
kas merupakan salah satu dari laporan keuangan lengkap perusahaan. Tujuan
23
laporan arus kas perusahaan adalah memberi informasi historis mengenai perubahan
kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode
akuntansi.
Penilaian prestasi perusahaan dapat ditinaju dari sudut ekonomi perusahaan,
manajemen keuangan, pembelanjaan perusahaan, dan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) No.2. Dari sudut ekonomi perusahaan, prestasi perusahaan dapat dilihat dari
perkembangan perusahaan yang dicapai selama kegiatan operasional perusahaan.
Aliran kas merupakan salah satu alternatif untuk mengukur prestasi perusahaan dari
segi manajemen keuangan. Dari sudut pembelanjaan perusahaan, prestasi
perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan dana
perusahaan seefisien mungkin. Sedangkan dari sudut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), prestasi keuangan dapat dilihat dari sumber dan penggunaan kas perusahaan.
3.5. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung
maupun metode tidak langsung dengan mengklasifikasi kas berdasarkan aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
3.5.1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penyajian laporan arus kas selama periode tertentu diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, dimana aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas lain. Arus kas dari aktivitas operasi terutama
24
diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu,
arus kas pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi
adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada karyawan..
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainrtya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak pcnghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
3.5.2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Penyajian arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut
aktivitas investasi, dimana aktivititas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
25
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak
berwujud dan aktiva jangka panjang Iain.
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk
tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi, yang mana perusahaan harus
melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi.
3.5.3. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Penyajian laporan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas pendanaan dimana aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan penambahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
26
perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa
depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal
dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemcgang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik dan pinjaman
lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
{finance lease).
Pelaporan arus kas dari aktivitas pendanaan adalah perusahaan harus
melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto yang berasal dari aktivitas pendanaan.
3.6. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Perusahan harus melaporkan arus kas dari berbagai aktivitas dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode langsung.
Metode ini mengelompokkan kegiatan utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2. Metode tidak langsung.
27
Metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan uasur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari berbagai aktivitas
dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasiikan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasiikan
dengan metode tidak langsung. Penggunaan metode langsung, informasi mengenai
kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh.
Metode tidak langsung arus kas bersih dari aktivitas perusahaan ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan
dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang
belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Alat atau metode analisis yang paling tepat digunakan dalam menilai kinerja
manajemen dari laporan arus kas adalah metode tidak langsung.
28
3.7. Analisis Laporan Arus Kas
Semakin banyaknya perusahaan yang mencantumkan laporan arus kas dalam
laporan keuangan tahunan, membuat penggunaan informasi laporan arus kas sebagai
alat analisis kinerja perusahaan semakin meningkat. Salah satu analisis kinerja
keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus
kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas
dan komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio.
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar
kewajiban lancer. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan
kewajiban lancer.
AKO = Jumlah Arus Kas Operasi Hutang Lancar
2. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancer
berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi
ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancer.
CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas Hutang Lancar
3. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi
dibagi dengan pengeluaran modal.
29
PM = Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal
4. Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan
asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini
diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui
rasio ini, kita bias menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan
mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasional perusahaan.
TH = Arus Kas Operasi Total Hutang
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
PT Karlindo Ika Tama merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang
jasa perbaikan telepon selular merek MOTOROLA, dimana PT Karlindo Ika Tama
merupakan bagian dari service center resmi MOTOROLA. PT Karlindo Ika Tama
merupakan service center resmi MOTOROLA pertama di kawasan Indonesia Timur,
yang terletak di jl.Dr.Ratulangi Komp.PDAM No.3 Makassar.
PT Karlindo Ika Tama mulai beroperasi sejak tanggal 3 Maret 2003 di bawah
pimpinan Bapak Ir. Romi A. Tandiari, MBA. selaku direktur. Perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas ini berstatus izin formal serta memnuhi syarat-syarat
pendirian badan usaha dengan SIUP dan SITU.
4.2. Struktur Organisasi Manajemen PT Karlindo Ika Tama
Setiap organisasi sangat memerlukan struktur organisasi, agar tidak terjadi
pekerjaan yang tidak terkontrol. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian akan dapat dikontrol dengan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi juga memudahkan bagi manajemen perusahaan dalam melihat kinerja dari
masing-masing bagian yang ada dalam lingkungan organisasi perusahaan. Struktur
organisasi menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian agar dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi tumpang tindih.
31
Jika struktur organisasi dijelaskan sesuai dengan konsep yang ada, maka kecil
kemungkinan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja
yang berakibat kerugian pada perusahaan. Dalam struktur organisasi harus ada
koordinasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya agar tercapai saling
kontrol antar bagian dalam organisasi perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan keuangan perusahaan. Misalnya bagian customer
service, harus dikontrol oleh supervisor dan bagian administrasi&umum, demikian
pula sebaliknya bagian administrasi&umum harus dikontrol oleh bagian customer
service dan supervisor agar ada kecocokan antara catatan pada bagian customer
service dengan bagian administrasi&umum.
Adapun struktur organisasi PT Karlindo Ika Tama adalah sebagai berikut :
Sumber : PT Karlindo Ika Tama
32
STRUKTUR ORGANISASIPT KARLINDO IKA TAMA
Sumber: PT Karlindo Ika Tama
33
4.3. Job Description
1. Direktur
Mengawasi kegiatan operasional sehari-hari
Menetapkan kebijakan-kebijakan baru yang dianggap penting
Membina hubungan baik dengan konsumen, supplier, pihak luar lainnya, dan
juga kepada seluruh karyawan
2. Wakil Direktur
Membantu direktur dalam menjalankan tugasnya
Bertanggung jawab kepada direktur
3. Kepala Toko
Mengawasi dan memeriksa kinerja bawahannya
Memeriksa laporan harian dari customer service dan teknisi
Bertanggung jawab kepada direktur
4. Administrasi dan Umum
Menginput data mengenai permintaan service customer ke komputer
Bertanggung jawab kepada direktur
Melakukan pemesanan sparepart
5. Kepala Keuangan
Memeriksa dan menyetujui laporan keuangan dari akuntan
Melakukan pemeriksaan ulang terhadap bukti-bukti yang ada
Bertanggung jawab kepada direktur
34
6. Customer Service (CS)
Menerima order perbaikan telepon selular
Menerbitkan Service Order Form (SOF)
Memastikan bahwa telepon selular yang telah diperbaiki diambil kembali
oleh pemiliknya
Membuat laporan harian kepada supervisor mengenai arus keluar masuknya
telepon selular baik dari customer ke CS maupun dari CS ke customer
Bertanggung jawab kepada Supervisor
7. Teknisi
Mengerjakan perbaikan telepon seluler sesuai dengan komplain yang tercatat
pada SO kemudian mengembalikannya ke CS.
Melengkapi data mengenai kerusakan telepon seluler dan pergantian
sparepart yang dibutuhkan pada lembaran SOF.
Membuat laporan harian kepada supervisor mengenai arus keluar masuknya
telepon seluler baik dari CS ke teknisi maupun dari teknisi ke CS.
Membuat laporan harian kepada supervisor dan kepala gudang mengenai
jumlah dan jenis sparepart yang digunakan.
Bertanggung jawab kepada supervisor.
8. Kepala Gudang
Melakukan pengecekan antara laporan pemakaian sparepart dari teknisi
dengan kartu stock gudang.
35
Mengecek persediaan sparepart dan meminta bagian administrasi untuk
melakukan pemesanan sparepart.
Memastikan persediaan sparepart cukup dipakai untuk sebulan.
Bertanggung jawab kepada supervisor.
9. Kasir
Membuat laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas harian.
Menyetor uang ke bank.
Bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan.
10. Accounting
Menginput seluruh berkas yang berhubungan dengan bagian keuangan
(membuat jurnal).
Menyusun laporan keuangan.
Bertanggung jawab kepada Kepala Keuangan.
11. Office Boy
Membersihkan kantor dan selalu menjaga kebersihan kantor.
Menyediakan minuman bagi atasan, karyawan serta tamu-tamu yang datang.
Membantu mengeposkan surat-surat.
4.4. Visi dan Misi Perusahaan
PT Karlindo Ika Tama mengemban tanggung jawab untuk memberikan hasil
terbaiknya bagi customer. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan usahanya PT
36
Karlindo Ika Tama harus berpijak dan bertumpu pada visi dan misi perusahaan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Visi
PT Karlindo Ika Tama adalah menjadi pusat servis telepon seluler merek
MOTOROLA terpercaya.
2. Misi
PT Karlindo Ika Tama mempunyai komitmen untuk memberikan jasa pelayanan
yang terbaik dan terpercaya bagi customer.
37
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Laporan Keuangan
Salah satu syarat laporan keuangan yang baik adalah apabila laporan keuangan
tersebut disusun secara lengkap dan disertai dengan penjelasan-penjelasannya agar
pemakai laporan keuangan tersebut mengerti tentang laporan keuangan yang disusun
oleh bagian akuntansi. Lebih jelasnya bahwa laporan keuangan yang baik adalah
laporan keuangan yang informatif.
Laporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada pemakai laporan
keuangan seperti: calon kreditur, calon investor, pemegang saham, fiskus, perbankan,
dan lain-lain. Data keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rentabilitas
perusahaan, adalah laporan keuangan, dimana laporan keuangan lengkap menyajikan
laba yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode serta sumber dana yang ada
dalam perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dengan
melihat laporan keuangan lengkap yang disajikan oleh perusahaan. Untuk
mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan baik atau tidak, dapat dilihat tingkat
efisiensi dan efektivitas yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode. Berikut
laporan keuangan perusahaan selama 3 (tiga) tahun terakhir yang terdiri dari neraca
dan laporan laba rugi :
38
Tabel 5.1
MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar
NERACAPER 31 DESEMBER 2005
(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2004 DAN 2003)
URAIAN 31 Desember 2005 31 Desember 2004 31 Desember 2003JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp)
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas 11.355.000 7.875.000 5.256.000Bank 53.275.732 29.997.660 20.771.110Piutang Dagang 48.285.100 37.855.350 30.590.350Persediaan Sparepart 20.111.412 15.283.540 12.510.040 Total Aktiva Lancar 133.027.244 91.011.550 69.127.500 AKTIVA TETAP Peralatan Kantor 13.775.000 13.775.000 13.775.000Peralatan Service 17.783.000 15.627.000 13.874.500Akumulasi Penyusutan 7.889.500 7.350.500 6.912.375 Total Aktiva Tetap 23.668.500 22.051.500 20.737.125 TOTAL AKTIVA 156.695.744 113.063.050 89.864.625 HUTANG DAN EKUITAS HUTANG Hutang Dagang 31.765.000 27.362.500 24.797.150 Total Hutang 31.765.000 27.362.500 24.797.150 EKUITAS Modal 50.000.000 50.000.000 50.000.000Laba Tahun Berjalan 30.113.450 15.524.200 15.067.475Laba Ditahan 44.817.294 20.176.350 Total Ekuitas 124.930.744 85.700.550 65.067.475 TOTAL HUTANG DAN EKUITAS 156.695.744 113.063.050 89.864.625 Sumber : PT Karlindo Ika Tama
Tabel 5.2
39
MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar
LAPORAN LABA RUGIPERIODE 01 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2005
(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA TAHUN 2004 DAN 2003)
URAIAN TAHUN 2005 TAHUN 2004 TAHUN 2003JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp)
PENJUALAN Penjualan Sparepart 75.762.500 52.633.000 47.332.500Service Handphone 43.405.000 36.250.000 34.855.000 TOTAL PENJUALAN 119.167.500 88.883.000 82.187.500HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 15.283.534 17.021.158 20.117.542Pembelian 21.754.078 9.357.382 26.470.966Barang Yang Siap Dijual 37.037.612 26.378.540 46.588.508Persediaan Akhir 20.111.412 15.283.540 17.021.158 HARGA POKOK PENJUALAN 16.926.200 11.095.000 29.567.350LABA KOTOR 102.241.300 77.788.000 52.620.150BIAYA ADMINISTRASI & UMUM Biaya Gaji 56.287.000 52.176.000 30.732.500By. Bensin/Oli 550.000 270.000 137.500By. Listrik 2.170.700 1.803.900 1.125.650By. Telepon / Internet 3.346.600 2.820.500 1.580.850By. PDAM 205.100 138.000 105.700Iuran Sampah 420.000 385.000 247.500By. Kirim surat / Barang 888.000 450.000 324.000By. Fotocopy 66.000 27.500 22.700Perlengkapan Kantor 2.378.650 1.892.555 1.752.350Peralatan Kantor 507.700 237.520 187.900Perlengkapan Service 159.500 105.700 99.750By. Promosi 115.000 75.750 87.700By. Dapur 403.825 257.400 145.600By. Entertaiment 89.000 45.000 37.750Pajak Reklame 608.000 325.000 287.500Prive 3.955.100 1.275.500 725.000 TOTAL BIAYA ADMINISTRASI & UMUM 72.150.175 62.285.325 37.599.950LABA BERSIH OPERASIONAL 30.091.125 15.502.675 15.020.200PENDAPATAN & BEBAN LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Bank 147.325 136.525 101.275Biaya Bank 125.000 115.000 54.000 TOTAL PENDAPATAN & BIAYA LAIN-LAIN 22.325 21.525 47.275LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 30.113.450 15.524.200 15.067.475Sumber : PT Karlindo Ika Tama
40
Berdasarkan data neraca dan laporan laba rugi diatas maka yang
diperbandingkan pada akhir tahun 2003-2005 yakni jumlah rupiah masing-masing
aktiva, hutang serta jumlah total masing-masing golongan aktiva, kewajiban dan
sebagainya. Pada tahun 2003 hingga tahun 2005 terjadi beberapa perubahan.
Adanya perubahan tersebut dapat diketahui bahwa aktiva untuk tahun 2003 mencapai
Rp.27.649.500,00 meningkat menjadi Rp.29.402.000,00 dengan total peningkatan
sebesar RP.1.752.500. Pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp.31.558.000,00
dengan total peningkatan sebesar Rp.2.156.000,00.
Disamping kas elemen aktiva lancar yang mengalami kenaikan adalah piutang
dagang dimana pada tahun 2003 sebesar Rp.30.590.350,00 pada tahun 2004 sebesar
Rp.37.855.350,00 dan pada tahun 2005 meningkat yaitu Rp.48.285.100,00.
Demikian pula halnya dengan persediaan sparepart yang mengalami peningkatan dari
tahun 2003-2004 sebesar RP.2.773.500,00 dan tahun 2004-2005 sebesar
Rp.4.827.872,00.
Pada kelompok hutang yang mengalami peningkatan adalah hutang dagang,
dimana peningkatan hutang dagang ini di tahun 2004 meningkat sebesar
Rp.2.565.350 dan di tahun 2005 telah meningkat sebesar Rp.4.402.500,00.
Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih perusahaan.
Selanjutnya pada penganalisaan laporan laba rugi yang diperbandingkan yaitu
periode 2003-2005 rata-rata menunjukkan peningkatan pada masing-masing sektor,
antara lain pendapatan operasi dimana pada tahun 2003 sebesar Rp.82.187.500,00
meningkat di tahun 2004 sebesar Rp.88.883.000,00 dan tahun 2005 meningkat
41
menjadi Rp.119.167.500,00 hal ini berarti terjadi peningkatan pendapatan operasi di
tahun 2004 sebesar Rp.6.695.500,00 dan tahun 2005 sebesar Rp.30.284.500,00
sedangkan pada sektor biaya operasi juga mengalami peningkatan yaitu dari tahun
2003 sebesar Rp.37.599.950,00 tahun 2004 meningkat menjadi Rp.62.285.325,00
dan tahun 2005 menjadi Rp.72.150.175,00 yang berarti tahun 2004 mengalami
peningkatan sebesar Rp.24.685.375,00 dan tahun 2005 meningkat sebesar
Rp.9.864.850,00.
Bila diperhatikan dengan seksama dari pos-pos biaya pada PT Karlindo Ika
Tama ini boleh dikatakan bahwa peningkatan tidak terlalu besar sehingga laba bersih
perusahaan mengalami peningkatan yang baik. Bila dilihat dari segi kuantitas laba
perusahaan pada tahun 2003 Rp.15.067.475 mengalami sedikit peningkatan di tahun
2004 menjadi Rp.15.524.200,00 dan meningkat menjadi Rp.30.113.450,00 pada
tahun 2005. Hal ini berarti laba perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2004
sebesar Rp.456.725,00 dan di tahun 2005 sebesar Rp.14.589.250,00.
Dengan demikian bahwa peningkatan yang terjadi pada masing-masing sektor
tersebut boleh dikatakan perusahaan PT Karlindo Ika Tama masih dikatakan baik
dalam mengelola keuangannya, meskipun dalam menghadapi kondisi perekonomian
yang tidak stabil, sedangkan peningkatan biaya-biaya operasional terjadi akibat
adanya penambahan aktivitas dalam perusahaan tersebut.
42
5.2. Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasarkan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dan setara kas dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Berdasarkan data penerimaan
kas danpengeluaran kas, maka laporan arus kas dan setara kas dapat diidentifikasi
berdasarkan arus kas dan setara kas dari aktivitas operasi, arus kas dan setara kas dari
aktivitas pendanaan, dan arus kas dan setara kas dari aktivitas investasi.
Untuk mengidentifikasi kas dan setara kas berdasarkan masing-masing
aktivitas tersebut, maka harus dilihat apakah sumber kas atau penerimaan kas
tersebut merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan, kegiatan investasi,
ataukah dari kegiatan pendanaan. Sebab untuk menyusun laporan arus kas dan setara
kas, harus dipisahkan antara kas dan setara kas yang diperoleh dari aktivitas
operasional, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi. Laporan arus kas dan setara
kas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
43
Tabel 5.3
MOTOROLA SERVICE CENTERPT Karlindo Ika Tama Cabang Makassar
LAPORAN ARUS KASPADA AKHIR PERIODE 31 DESEMBER 2005
(DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA TAHUN 2004) TAHUN 2005 TAHUN 2004I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :
Laba Bersih 30.113.450 15.524.200 Laba Sebelum Perubahan Modal Kerja 30.113.450 15.524.200 Penurunan (Kenaikan) Piutang Dagang 10.429.750 7.265.000 Kenaikan (Penurunan) Persediaan 4.827.872 2.773.500 Kenaikan (Penurunan) Hutang Dagang 4.402.500 2.565.350 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 28.914.072 13.598.050 II ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI : Penurunan (Kenaikan) Aktiva Tetap 2.156.000 1.752.500 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 2.156.000 1.752.500 III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN : Kenaikan (Penurunan) Tambahan Modal - - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - - Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 26.758.072 11.845.550 Kas dan Setara Kas pada Awal Periode 37.872.660 26.027.110 Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 64.630.732 37.872.660
Berdasarkan tabel 5.3 yakni laporan arus kas, nampak bahwa ada peningkatan
kas dan setara kas pada tahun 2005 sebesar Rp.26.758.072,00 dari tahun 2004,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2005 cukup baik
dibanding tahun 2004. Peningkatan kas tersebut diperoleh dari aktivitas operasional
dan aktivitas pendanaan, sedangkan pengunaan kas dan setara kas untuk investasi
yakni pembelian aktiva tetap.
44
5.3. Perhitungan dan Analisis Rasio Laporan Arus Kas
Berdasarkan informasi yang diperoleh dan laporan arus kas yang disusun,
rasio-rasio laporan arus kas dapat dihitung dan dianalisis.
Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
AKO = Jumlah Arus Kas Operasi Hutang Lancar
AKO2004 = 13.598.050 27.362.500
= 0,49
AKO2005 = 28.914.072 31.765.000
= 0,91
Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas Hutang Lancar
CKHL2004 = 13.598.050 27.362.500
= 0,49
CKHL2005 = 28.914.072 31.765.000
= 0,91
Rasio Pengeluaran Modal (PM)
PM = Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal
PM2004 = 13.598.050 1.752.500
45
= 7,75
PM2005 = 28.914.072 2.156.000
= 13,41
Rasio Total Hutang (TH)
TH = Arus Kas Operasi Total Hutang
TH2004 = 13.598.050 27.362.500
= 0,49
TH2005 = 28.914.072 31.765.000
= 0,91
Rasio arus kas operasi pada tahun 2004 adalah sebesar 0,49 yang berarti untuk
setiap seratus rupiah hutang lancar dijamin dengan 49 rupiah arus kas operasi.
Sedangkan untuk tahun 2005, rasio arus kas operasi adalah sebesar 0,91 yang berarti
untuk setiap seratus rupiah hutang lancar dijamin dengan 91 rupiah dari kas operasi
perusahaan. Rasio tersebut menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada di
bawah satu yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar
hutang lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai cakupan arus kas terhadap hutang
lancar adalah sebesar 0,49 untuk tahun 2004 yang berarti kemampuan arus kas
operasi untuk membayar hutang lancar sebesar 0,49 kali, sedangkan untuk tahun
46
2005 sebesar 0,91 yang berarti kemampuan arus kas operasi untuk membayar hutang
lancar sebesar 0,91 kali. Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah
dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar. Jika dilihat rasio pada tahun
2004 dan tahun 2005 terlihat bahwa terjadi penurunan dalam rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar semakin
rendah.
Dari hasil perhitungan rasio pengeluaran modal untuk tahun 2004 adalah 7,75
yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran
modal sebesar 7,75 kali, sedangkan untuk tahun 2005 sebesar 13,41 kali. Rasio yang
rendah menunjukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi
menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran
modal. Jika dibandingkan antara tahun 2004 dan tahun 2005 terlihat bahwa terjadi
peningkatan dalam rasio pengeluaran modal.
Rasio total hutang untuk tahun 2004 adalah sebesar 0,49 atau sebesar 49%
yang berarti total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih
adalah sebesar 49%, sedangkan untuk tahun 2005 adalah 91%. Rasio yang cukup
rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik
dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas
normal operasi perusahaan.
Dari perhitungan rasio arus kas untuk tahun 2004 dan tahun 2005, dapat
dilihat bahwa laba bersih perusahaan dan kas dari operasi meningkat. Meskipun total
kas meningkat, jumlah hutang dagang bertambah kas yang berasla dari operasi
47
mengalami peningkatan. Ini berarti perusahaan tidak mengandalkan pendanaan dari
luar.
Jadi, dari perbandingan kedua laporan arus kas diatas, kinerja perusahaan
menghasilkan kas untuk kegiatan operasi meningkat dan persentase perusahaan untuk
kegiatan pendanaan meningkat. Untuk tahun 2005 perusahaan lebih banyak
menggunakan dananya untuk membayar hutang dagang.
48
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Menurut laporan arus kas tahun 2004 dan 2005, tidak ada kas yang digunakan
untuk aktivitas investasi dan juga tidak ada aktivitas operasi dari aktivitas
investasi. Sebagian besar dan digunakan untuk membiayai aktivitas operasi dan
pendanaan.
b. Arus kas dari aktivitas operasi mengalami penurunan karena kinerja perusahaan
untuk menghasilkan kas dari aktivitas operasi meningkat. Perusahaan mampu
membayar hutangnya yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Pembayaran
dividen belum dilakukan karena sebagian besar kas untuk aktivitas pendanaan
digunakan untuk membayar hutang dagang.
c. Analisis laporan arus kas dengan menggunakan rasio-rasio untuk menilai kinerja
perusahaan untuk menghasilkan laba dan ditekankan penggunaannya bagi
kepentingan pihak eksternal. Rasio-rasio tersebut dapat menyediakan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditur yang ada sekarang maupun yang akan
datang dalam membuat keputusan mengenai investasi dan pemberian kredit.
d. Perusahaan mampu membiayai aktivitas operasinya. Pada tahun 2005
pengeluaran aktivitas operasi dari total arus kas penerimaan aktivitas operasi
49
mengalami peningkatan berarti perusahaan tidak terlalu mengandalkan pendanaan
eksternal.
6.2. Saran-Saran
Setelah melakukan penelitian pada PT Karlindo Ika Tama di Makassar, maka
saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. PT Karlindo Ika Tama dapat menggunakan laporan arus kas dan setara kas
sebagai alat untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas.
b. Perusahaan sebaiknya membuat membuat laporan arus kas yg dapat digunakan
untuk menganalisa kinerjanya.
c. Mempertahankan dan peningkatan prestasi yang telah dicapai selama ini.
50
Daftar Pustaka
Drs.Darsono, MBA., Akt., Ashari, S.E., Akt., Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:Penerbit ANDI.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat.
Jusup, Al Haryono, 19991, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Kieso, Donald E.and Jerry J. Weygrandt, 1995, Intermediate Accounting, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jilid I, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Binapura Aksara Jakarta.
Munawir, S., 1998, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kedelapan, Penerbit: Liberty, Yogyakarta.
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar I. Yogyakarta: BPFE.
51
top related