analisa laporan keuangan
Post on 29-Nov-2014
11.925 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT XL AXIATA
TBK
AKUNTANSI KEUANGAN II
Nama: Mohammad Ikhwan
NIM: 3360111350017
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia
JL. Raya Kebayoran Lama No.46 Jakarta Barat 11560
Jakarta
2013
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang sangat pantas saya ucapkan kepada
Allah SWT, yang karena bimbinganNyalah maka saya bisa menyelesaikan sebuah makalah
Akuntansi keuangan II berjudul "Rasio keuangan ".
Dalam makalah ini saya akan membahas beberapa sub bab dari berbagai literature.
Dalam Rasio keuangan yang menjelaskan analisa-analisa rasio terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan. Bagaimana standar yang memenuhi analisa laporan keungan dalam
perusahaan yang akan dibahas dalam makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rasio Keuangan ............................................................................................. 3
2.2 Rasio Likuiditas ............................................................................................. 3
2.3 Rasio Aktivitas ........................................................................................... 4
2.4 Rasio Leverage ................................................................................................ 7
2.5 Rasio Profitabilitas ........................................................................................... 9
2.6 Manfaat dan keterbatasan Analisa Rasio ............................................................... 11
BAB III ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT XL AXIATA TBK .......................... 14
3.1 Laporan Neraca .................................................................................................. 15
3.2 Laporan Ekuitas ................................................................................................... 16
3.3 Laporan Laba Rugi ............................................................................................... 16
3.4 Analisa Rasio ....................................................................................................... 17
3.5 Analisa Likuiditas ..................................................................................................... 18
3.6 Analisa Asset Management ................................................................................ 19
3.7 Analisa Debt Management ................................................................................. 20
3.8 Profitabilitas ................................................................................................... 20
3.9 Market Value ................................................................................................. 21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 22
4.2 Saran ............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Dalam menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan dilakukan
perhitungan analisis rasio yang dapat memberikan gambaran kepada penganalisis mengetahui
keadaan keuangan perusahaan dan juga dibandingkan dengan data pembandingnya. Menurut
Weston et al. (1998) menulis, “Dari sudut investor, meramalkan masa mendatang merupakan
hal terpenting dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut manajemen, analisis
laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang
dan, yang lebih penting, sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan
mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang”
Mengacu pada pendapat Munawir (2002) menyatakan bahwa analisis rasio
merupakan suatu perhitungan analisis berdasarkan pos-pos yang ada pada satu laporan atau
kombinasi antar laporan yang digunakan untuk menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas,
dan profitabilitas perusahaan. Dengan mengacu pada pendapat Munawir (2002)
mengklasifikasikan analisis rasio keuangan menjadi sebagai berikut: rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Rasio keuangan :
- Rasio Likuiditas/liquidity ratio
- Rasio Aktivitas/activity ratio
- Rasio Leverage financial
- Rasio keuntungan/profitabilitas ratio
2. Manfaat dan keterbatasan analisis rasio
3. Contoh analisis rasio dalam laporan keuangan perusahaan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjabarkan Rasio Keuangan:
- Mendeskripsikan Rasio Likuiditas/liquidity ratio
- Mendeskripsikan Rasio Aktivitas/activity ratio
- Mendeskripsikan Rasio Leverage financial
- Mendeskripsikan Rasio keuntungan/profitabilitas ratio
2. Meninjau manfaat dan keterbatasan analisis rasio
3. Menjelaskan contoh analisa rasio dalam laporan keuangan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rasio Keuangan
Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar data keuangan tersebut dapat
lebih berarti dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun
pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.
Analisis rasio keuangan dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Rasio Likuiditas/liquidity ratio
2. Rasio Aktivitas/activity ratio
3. Rasio Leverage financial
4. Rasio keuntungan/profitabilitas ratio
2.2 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansiilnya sesegera mungkin pada saat ditagih dan
dalam membiayai operasinya. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya tepat
waktu maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid sedangkan bila tidak mampu
memenuhinya, berarti dalam keadaan ilikuid.
Rasio likuiditas digunakan oleh berbagai pihak untuk membantu mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya. Rasio ini digunakan oleh
pemberi pinjaman untuk menentukan apakah aktiva lancar cukup untuk dapat dikonversikan
ketunai untuk melunasi utang jangka pendek
Jenis-jenis rasaio likuditas antara lain:
a. Rasio lancar/current ratio
Rasio lancar dapat digunakan untuk menunjukkan nilai aktiva lancar terhadap hutang lancar. Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tagihan jangka pendeknya. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumusnya sebagai berikut:
Current ratio = Current assets
Current liabilities
b. Rasio cepat/quick or acid-test ratio
Rasio cepat dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki, karena persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk segera dijadikan uang tunai. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rumusnya sebagai berikut:
Quick or acid-test ratio = Current assets – Inventories
Current liabilities
c. Cash Ratio atau Ratio of Immediate Solvency
Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets). Rumusannya adalah sebagai berikut :
Cash Ratio = (Kas + Efek )/Kewajiban Lancar .
2.3Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita mengukur
efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya. Singkatnya, dengan rasio ini
kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk
menghasilkan pendapatan.
Rasio ini melihat pada beberapa aktiva kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva
lain yang lebih produktif. Empat rasio aktivitas tersebut adalah:
a) Perputaran persediaan
b) Perputaran piutang
c) Perputaran aktiva tetap,
d) Perputaran total aktiva.
a. Perputaran persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover) adalah ukuran
seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Periode dapat
dalam masa tahunan ataupun bulanan.
Untuk mendapatkan nilai persediaan yang lebih objektif, maka dihitung nilai rata-
ratanya, yaitu dengan menambahkan persediaan tahun ini dengan persediaan tahun
sebelumnya, kemudian dibagi 2. Semakin besar angka perputaran persediaan semakin bagus;
karena berarti perusahaan efisien dalam penyediaan persediaannya. Atau dengan kata lain
semakin pendek waktu barang untuk "ngendon" di gudang/toko, sehingga biaya penyimpanan
barang makin murah.
Inventory turnover ratio (at cost) = Harga pokok penjualanRata−rata persediaan
Inventory turnover ratio (at market) = Penjualan
Persediaan
b. Perputaran piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan
volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total
penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus:
Perputaran piutang = Penjualan Kredit
Piutang rata−rata
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam
piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan
penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian
kredit.
c. Perputaran Aktiva tetap
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets
turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti
pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan
bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir,
2003:17).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan
aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat
(rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun
kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap
yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus:
Perputaran aktiva tetap = Penjualan
Aktiva Tetap
d. Perputaran Total aktiva tetap
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva
suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva
dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu
(Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah
asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya
ditingkatkan atau diperbesar.
Total aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus:
Total assets turn over = Penjualan
Total Aktiva
2.4Rasio Leverage Finance/Solvabilitas
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva
yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat
diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta
keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus
lebih besar dari hutang.
Yang termasuk dalam rasio leverage antara lain:
a. Rasio total hutang terhadap total aktiva/debt ratio
b. Rasio total hutang terhadap total ekuitas/debt to equity ratio
c. Rasio kemampuan membayar bunga (times-interest earned ratio)
d. Total Debt To Total Capital Assets
e. Long Term Debt to Equity Ratio
f. Tangible Assets Debt Coverage
a. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva/debt ratio
Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total hutang terhadap
keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya merupakan
persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
Debt Ratio = Total Laibilities
Total Assets×100%
b. Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas/ debt to equity ratio
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah
modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. Semakin besar rasio ini akan semakin
menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar
risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut:
Debt to equity ratio = Total LiabilitiesCommon equity
× 100 %
TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri
c. Rasio Kemampuan Membayar Bunga (times-interest earned ratio)
Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam membayar beban bunga dan memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor. Rumusnya
sebagai berikut:
times-interest earned ratio = EBIT
Interest Expense
d. Total Hutang Untuk Aktiva Jumlah Modal (Total Debt To Total
Capital Assets)
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva
e. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to
Equity Ratio)
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
f. Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan
untuk menjamin hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :
TAD Coverage =( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang
2.5Rasio Keuntungan/Profitabilitas
Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur
dengan kesuksesannya dalam menggunakan aktiva secara produktif, maka rentabilitas itu
dapat diketahui dengan membandingkan antara laba dengan modal perusahaan tersebut.
Yang termasuk dalam rasio rentabilitas antara lain:
a. Rasio laba kotor atas penjualan (gross profit ratio)
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba kotor yang dapat diperoleh perusahaan
untuk setiap rupiah penjualan pada periode yang sama. Rumusnya sebagai berikut:
Gross profit ratio = Gross profit x 100 %
Sales
b. Rasio laba bersih atas penjualan/net margin on sales
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih yang diperoleh pada tingkat
penjualan yang telah dilakukan dan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
cukup tinggi. Rumusnya sebagai berikut:
Net margin on sales = Net income x 100 %
Sales
c. Pengembalian atas total aktiva/Return On total Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang telah ditanamkan pada aktiva untuk operasi perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Rasio ini juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan.
Rumusnya sebagai berikut:
Return On total Assets (ROA) = Net income x 100 %
Total assets
d. Pengembalian atas ekuitas/Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi modal sendiri dan menunjukkan laba bersih yang dapat diperoleh dari modal pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin memperkuat posisi modal pemilik perusahaan. Rumusnya:
Return On Equity (ROE) = Net income x 100 %
Common equity
e. Laba per saham/Earning Per Share (EPS)
Walsh, C. (2003) seperti yang diterjemahkan oleh Haikal, S. menyatakan, “Angka ini
memberikan informasi tentang berapa laba yang diperoleh pemegang saham biasa atas setiap
lembar saham yang dimilikinya. Kita tidak perlu membandingkan laba per saham satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, karena bisa saja suatu perusahaan memiliki saham
dalam jumlah yang besar tetapi berdenominasi kecil atau memiliki jumlah saham yang lebih
sedikit tetapi berdenominasi lebih besar” (h. 148-149).
Earning Per Share = Earning After Taxes
Number of shares
f. Operating Income Ratio atau Operating Profit Margin
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum
bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah sebagai
berikut :
OIR = (Penjualan Bersih – HPP – Biaya2)/Penjualan Bersih
g. Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI)
ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sbb :
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva
h. Rate Of Return for Owners atau Rate of Return on Net Worth
Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham preferen dan saham biasa. Rumusnya adalah:
Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri
I .Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin
kecil angka rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya sebagai berikut :
Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih
2.6 Manfaat dan Keterbatasan Analisis Rasio
Sebelum diketahui manfaat yang dapat diperoleh dari analisis rasio yang digunakan,
sebaiknya diketahui terlebih dahulu maksud dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan
yaitu dengan mempelajari hubungan dan tendensi yang ada diharapkan dapat menentukan
posisi dan kondisi keuangan serta hasil operasi perusahaan maupun perkembangannya di
masa yang akan datang.
Weston dan Brigham (1998) menyatakan, “Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok
utama:
1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk menganalisis, mengendalikan,
dan memperbaiki operasi perusahaan;
2. Analisis kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang menetapkan peringkat
obligasi (di AS), yang menganalisis rasio untuk menentukan kemampuan suatu
perusahaan membayar hutangnya; dan
3. Analisis sekuritas, yaitu analis saham yang berkepentingan atas efisiensi dan prospek
pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan atas kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta nilai likuidasi aktiva
dalam hal terjadinya kepailitan”(h. 312-313).
Weston et al. (1998) menyatakan, “Kita juga harus memperhatikan bahwa meskipun analisis
rasio dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan
keadaan keuangan perusahaan, namun di dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang
memerlukan kehati-hatian dan pertimbangan. Sebagian dari masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Banyak perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri
yang sangat berlainan, dan dalam keadaan semacam itu sukarlah untuk mendapatkan
rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat.
2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata (meskipun pada
kenyataannya separuh akan di bawah dan separuh lagi di atas rata-rata), sehingga
pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah harus dinyatakan baik.
3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca – nilai yang tercatat di neraca kerap
kali sangat berbeda dari nilai yang sebenarnya.
4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio.
5. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing”(teknik untuk
mempercantik laporan keuangan) agar laporan keuangannya kelihatannya lebih baik
bagi analisis kredit.
6. Perbedaan praktek operasi dan akuntansi bisa menyebabkan distorsi dalam
perbandingan.
7. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau buruk.
8. Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik sedangkan
rasio lainnya jelek, sehingga sulit untuk mengatakan apakah secara keseluruhan
perusahaan ini baik atau buruk”(h. 313-314)
BAB III
Contoh Analisa Laporan Keuangan Perusahaan
Analisa Ratio Laporan Keuangan PT XL Axiata Tbk
Bagi setiap entrepreneur wajib untuk mengetahui laporan keuangan. Seperti pembahasan dalam artikel sebelumnya laporan keuangan dipergunakan untuk mengetahui seberapa sehatkah perusahaan Anda. Laporan keuangan berdasarkan akutansi yang baku atau disingkat PABU (Prinsip Akutansi Berterima Umum) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) biasanya terdiri dari :
Neraca Laporan Laba-Rugi Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Equitas
Untuk mendalami hal ini kita dapat mengamati laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang sudah go public atau perusahaan terbuka. Biasanya nama perusahaannya diberi embel-embel Tbk. Dimana perusahaan ini sudah menjual sahamnya kepada masyarakat umum sehingga diwajibkan bagi perusahaan ini untuk menerbitkan laporan tahunan yang didalamnya juga terdapat laporan keuangan tahunan.
Untuk pembahasan pada artikel ini saya ambil perusahaan PT XL Axiata Tbk tahun 2010.
Tujuan dari artikel ini adalah melakukan analisis ratio pada perusahaan XL Axiata. Analisis ratio dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan XL Axiata dibandingkan dengan perusahaan sejenis misalkan Telkomsel, Indosat dengan membandingkan ratio XL Axiata dengan rata-rata industri. Tetapi analisis ratio bukanlah tanpa celah hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan telekomunikasi seluler sudah go public dan juga perbedaan sumber pemasukan bagi perusahaan-perusahaan seluler tersebut (contoh : Indosat juga merambah industri satelit dan IT tetapi tidak dengan perusahaan lainnya). Pada analisis ini saya baru membandingkan antara ratio di tahun 2009 dengan ratio di tahun 2010.
3.1 Pertama kita tampilkan Neraca perusahaanPerlu diingat dalam neraca bahwaAsset = Liability + EquityAsset termasuk didalamnya aset lancar berupa kas, piutang dll dan aset tidak lancar berupa gedung, mesin-mesin dll. Laibility adalah kewajiban atau hutang perusahaan. Sedangkan Equity adalah modal perusahaan.
Berikut neraca pada XL Axiata 2009, 2010 (Dalam jutaan rupiah kecuali nilai nominal per saham)
3.2 Laporan Ekuitas
3.3 Berikut laporan laba rugi 2009, 2010 (Dalam Jutaan rupiah)
Gambar Laporan Arus Kas
3.4 Dan berikut analisa ratio berdasarkan laporan keuangan yang kita dapatkan.
Berikut penjelasan analisis berdasarkan tiap-tiap analisa ratio
3.5 Analisa Likuiditas
3.6 Analisa Asset Management
3.7 Analisa Debt Management
3.8 Profitability
3.9 Market Value
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis rasio keuangan dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Rasio Likuiditas/liquidity ratio
2. Rasio Aktivitas/activity ratio
3. Rasio Leverage financial
4. Rasio keuntungan/profitabilitas ratio
Weston dan Brigham (1998) menyatakan, “Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok
utama:
1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk menganalisis, mengendalikan,
dan memperbaiki operasi perusahaan;
2. Analisis kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang menetapkan peringkat
obligasi (di AS), yang menganalisis rasio untuk menentukan kemampuan suatu
perusahaan membayar hutangnya; dan
3. Analisis sekuritas, yaitu analis saham yang berkepentingan atas efisiensi dan prospek
pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan atas kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta nilai likuidasi aktiva
dalam hal terjadinya kepailitan”(h. 312-313).
Keterbatasan analisa rasio:
1. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca – nilai yang tercatat di neraca kerap
kali sangat berbeda dari nilai yang sebenarnya.
2. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio.
3. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing”(teknik untuk
mempercantik laporan keuangan) agar laporan keuangannya kelihatannya lebih baik
bagi analisis kredit
4.2 Saran
1. Sebuah perusahaan harus mempunyai analisa rasio laopran keuangan
agar bisa mengetahui kinerja keuangan perusahaan .
2. Perlu adanya internal contorl untuk memantau sesuai dengan SOP
sehingga tidak ada manipulsi data
3. Harus teliti menganalisa rasio keuangan agar bisa mengetahui dengan
pasti baik atau buruk nya laporan keuangan tersebut .
Daftar Pustaka
Laporan Tahunan PT XL Axiata Tbk Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, "Essentials of Financial
Management," Cengage Learning Asia Pte Ltd, Singapore 2007. www.google.com
top related