akuntansi pemeriksaan 1 (pengauditan...

Post on 05-Feb-2018

402 Views

Category:

Documents

35 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1

(PENGAUDITAN 1)

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

KODE MATA KULIAH: AKT50 SKS: 3 SKS

Mata kuliah ini berisi pengajaran

pengenalan profesi akuntan publik dan pekerjaannya, proses pengauditan, perencanaan pengauditan dan metodologi pengujian dalam pengauditan.

Tujuan utama pengajaran mata kuliah ini

adalah mengenalkan dan membimbing mahasiswa agar mampu menguasai aspek teoretis dalam pengauditan laporan keuangan suatu kesatuan usaha atau organisasi

Pemahaman aspek teoretis sangat ditekankan dalam pengajaran mata kuliah ini, oleh karena itu mahasiswa diwajibkan membaca bahan yang sudah ditetapkan dalam silabus dan aktif bertanya dan berdiskusi di dalam kelas

Partisipasi mahasiswa di dalam kelas akan

sangat mempengaruhi penilaian prestasi mahasiswa pada mata kuliah ini

Penilaian akhir didasarkan pada komponen- komponen sebagai berikut:

Kell, Walter G. dan William C. Boynton: Modern Auditing

Arens, Alvin A., dan James K. Loebbecke: Auditing, An Integrated Approach

Ikatan Akuntan Indonesia: Standar Profesional Akuntan Publik

Abdul Halim: Auditing I: Dasar-dasar Pengauditan Laporan Keuangan

Slamet Munawir: Auditing Modern Mulyadi: Pemeriksaan Akuntan Al Haryono Jusup: Auditing (Pengauditan)

Messier, Glover, Prawitt: Audit dan Assurance: Pendekatan Sistematis

Sukrisno Agoes: Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan

Theodarus M. Tuanakota: Berpikir Kritis dalam Auditing

Theodarus M. Tuanakota: Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing)

Elder: Jasa Audit dan Assurance Institut Akuntan Publik Indonesia: Kode Etik Profesi

Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia: Standar Auditing dll

PERTEMUAN BAHASAN

1 Penjelasan silabus

2 International Standards on Auditing (ISA)

3 Profesi Akuntan Publik

4 Teori, Konsep Dasar dan Standar Auditing

5 Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Akuntan

6 Laporan Auditan Bentuk Baku

7 Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit

PERTEMUAN BAHASAN

8 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

9 Materialitas

10 Risiko Audit

11 Strategi Audit Pendahuluan

12 Tujuan Audit

13 Bukti Audit

14 Kertas Kerja Pemeriksaan

UJIAN AKHIR SEMESTER

International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board telah diadopsi di Indonesia dan diterapkan oleh Akuntan Publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.

Adopsi ini dilakukan sebagai bagian dari proses untuk memenuhi salah satu butir Statement of Membership Obligation dari International Federation of Accountants, yang harus dipatuhi oleh profesi Akuntan Publik di Indonesia

1 Januari 2013 – Emiten 1 Januari 2014 – Non Emiten Penerapan dini dianjurkan

Anti-Fraud Controls Financial Reporting Framework Entity dan Firm Those Changed With Governance Independence Withdraw atau Resign

Pengendalian untuk melawan kecurangan Prevent, detect, correct kecurangan yang

mungkin terjadi Pengendalian ini mungkin tidak dapat

mencegah kecurangan yang terjadi melalui management override

Management Override adalah manajemen menggunakan (menyalahgunakan) wewenangnya untuk meniadakan, membatalkan, atau mengabaikan suatu prosedur kendali yang sebenarnya dirancang untuk memitigasi risiko terjadinya: 1. Fraud (kecurangan) 2. Error (kekeliruan) 3. Ommision (kealpaan)

Contoh FRF adalah GAAP, PSAK, IFRS ISAs menggunakan isitilah FRF atau

applicable FRF Applicable FRF adalah FRF yang berlaku di

negara yang bersangkutan atau FRF yang diterapkan suatu entitas yang laporan keuangannya diaudit

General Purpose Framework merupakan pelaporan keuangan yang dirancang untuk bermacam-macam pemakai laporan

Fair Presentation Framework merupakan pelaporan keuangan yang harus mengikuti ketentuan atau standar tertentu agar laporan keuangan yang dihasilkan wajar

Compliance Framework juga mengikuti ketentuan atau standar , namun tidak berkenaan dengan persyaratan wajar

Entity (entitas) adalah perusahaan yang menyusun laporan keuangan

Entitas meminta firm untuk mengaudit laporan keuangan atau meminta jasa asurans maupun non-asurans lainnya

Istilah entity (misal ETAP) dan firm (misal BPK) memiliki makna khusus dari auditee dan auditor

Tambahan atas tugas atau kegiatan manajemen

Entitas memiliki fungsi pengelolaan

perusahaan (di tangan manajemen) dan fungsi pengawasan pada tatanan atas (TCWG) sehingga memperkuat sistem pelaporan keuangan

In fact in mind Hal-hal yang ada di benak (the state of

mind) auditor yang memungkinkannya memberikan pendapat tanpa dipengaruhi hal-hal yang mengompromikan kearifan perofesional (professional judgement), dan dengan demikian orang dapat bertindak dengan integritas penuh, tidak berpihak, dan melaksanakan skeptisisme profesional

Dalam keadaan di mana asurans yang layak atau reasonable assurance tidak dapat diperoleh dan opini WDP tidak memadai, ISAs mewajibkan menolak memberi pendapat (disclaim an opinion) atau withdraw (resign) dari penugasan audit

Withdraw atau withdrawal merupakan istilah baku dalam ISA

Auditing Berbasis Risiko Rules-Based ke Principles-Based Standards Berpaling dari Model Matematis Kearifan Profesional dan Konsekuensinya Pengendalian Internal Those Charged With Governance

Reasonable Assurance (asurans yang layak) Inherent Limitations (kendala bawaan) Audit Scope (lingkup audit) Material Misstatement (salah saji yang

material) Assertion (asersi)

Adalah asurans yang tinggi tapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance)

Asurans yang layak bisa dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptable low level)

Kebanyakan bukti audit bersifat persuasive (menguatkan) dan bukan conclusive (meyakinkan secara mutlak)

Sifat pelaporan keuangan Sifat bukti yang tersedia Sifat prosedur audit Pelaporan keuangan tepat waktu

Lingkup audit dan opini yang diberikan dibatasi pada jawaban pertanyaan apakah laporan keuangan dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan tambahan dan memodifikasi atau memperluas laporan auditor sesuai dengan perluasan tanggung jawabnya

Terjadi sendiri-sendiri atau bersama Berupa salah saji yang tidak dikoreksi Berupa pengungkapan yang menyesatkan

atau pengungkapan yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan

Berupa error atau fraud

Berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement) penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure) dari berbagi unsur laporan keuangan

Kewajiban auditor (the auditor shall): 1. Menilai risiko (to assess risk) 2. Menanggapi risiko yang dinilai (to respond

to assessed risk) 3. Mengevaluasi risiko yang ditemukan

(detected risk)

1. Risk Assessment (menilai risiko)

2. Risk Response (menanggapi risiko)

3. Reporting (pelaporan)

ISA dan IFRS adalah standar-standar berbasis

prinsip (principles-based standards) yang merupakan perubahan besar dari standar-standar sebelumnya yang berbasis aturan

(rules-based standards)

Professional Judgement (kearifan profesional)

Dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Pendidikan 2. Pelatihan-pelatihan 3. On The Job Training

Keterlibatan auditor yang berpengalaman Dalam praktik KAP, berupa keterlibatan

partner yang pakar dalam penugasan audit Ciri-ciri kepribadian tertentu seperti sikap

skeptis (professional skepticism) MBTI (Meyers Briggs Type Indicators)

ISA menekankan pada kewajiban entitas (dalam membangun, memelihara, dan mengimplementasikan pengendalian internal) dan kewajiban auditor (dalam menilai pengendalian internal dan menggunakan hasil penilaiannya) serta komunikasi dengan manajemen dalam hal auditor menemukan defisiensi dalam pengendalian internal

Prosedur audit berikutnya dan hasil reviu pengendalian internal tidak berdiri sendiri

Jika terdapat orang atau lembaga TCWG eksis

dalam suatu entitas, auditor wajib berkomunikasi dengan mereka

PROFESI AKUNTAN PUBLIK

USIA AKUNTAN PUBLIK JUMLAH (%)

> 59 tahun 35

50 - 59 tahun 25

40 – 49 tahun 27

30 – 39 tahun 11

< 30 tahun 1

Uraian 2010 2011 2012 Mei 2013

Akuntan Beregister 49.348 50.879 52.270 52.637

Akuntan Publik 928 995 1.016 1.019

Kantor Akuntan Publik

408 417 396 394

Cabang Kantor Akuntan Publik

106 110 119 110

KAP yang bekerjasama dengan KAPA/OAA

48 49 45 47

43

TEORI,

KONSEP DASAR DAN STANDAR AUDITING

Postulat, yaitu konsep dasar yang harus diterima tanpa pembuktian

Teori, yaitu dalil yang diterangkan oleh postulat

Struktur, yaitu komponen disiplin tertentu dan hubungan antar komponen tersebut

Prinsip, yaitu kaidah-kaidah yang diterapkan dalam praktik

Standar, yaitu kualitas yang ditetapkan dalam hubungannya dengan praktik

Tiga kelompok postulat sebagai dasar teori dalam pengauditan (Lee – Corporate Audit Theory): Aspek Keberadaan Audit Aspek Perilaku Aspek Fungsional

K

S

P

Teori pengauditan terdiri dari lima konsep dasar (Mautz dan Sharaf): • Bukti (evidence) • Kehati-hatian dalam pemeriksaan (due audit care) • Penyajian atau pengungkapan yang wajar (fair

presentation) • Independensi (independence) • Etika perilaku (ethical conduct)

Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah untuk memperoleh pengertian sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan atas pemeriksaan

Usaha untuk mendapatkan bukti adalah dengan cara:

1. Authoritarianisme (bukti diperoleh berdasar informasi dari pihak lain)

2. Mistikisme (bukti dihasilkan dari intuisi) 3. Rasionalisasi (bukti merupakan pemikiran asumsi

yang diterima) 4. Empirikisme (bukti merupakan pengalaman yang

sering terjadi) 5. Pragmatisme (bukti merupakan hasil praktik)

Konsep kehati-hatian dalam pemeriksaan, didasarkan issue pokok tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang bertanggung jawab

Tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab

seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya Konsep ini dikenal dengan konsep konservatif

Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi keuangan hasil operasi, dan aliran kas perusahaan

Konsep ini memiliki 3 sub konsep, yaitu:

1. Accounting propriety, berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu dalam kondisi tertentu

2. Adequate Disclosure, berkaitan dengan jumlah dan luas pengungkapan atau penyajian informasi

3. Audit Obligation, berkaitan dengan kewajiban auditor untuk independen dalam memberikan pendapat

Merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit

Independensi dalam diri auditor terdiri dari 3, yaitu:

1. Independence in Fact 2. Independence in Appearance 3. Independence in Competence

Etika perilaku dalam audit berkaitan dengan perilaku yang

ideal seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit

• Standar Auditing merupakan salah satu ukuran kualitas pelaksanaan auditing, yang dapat diterapkan tanpa memandang ukuran besar kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, maupun apakah industri bisnis yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba

• Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI) • SPAP terdiri atas: 1. Standar Auditing 2. Standar Atestasi 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review 4. Standar Jasa Konsultasi 5. Standar Pengendalian Mutu

Standar Umum (3 butir), merupakan bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor

Standar Pekerjaan Lapangan (3 butir), merupakan bagian

yang mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit

Standar Pelaporan (4 butir), merupakan bagian yang

mengatur tentang pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan audit

Standar Auditing

Standar Umum (3 butir)

Standar Pekerjaan Lapangan (3 butir)

Standar Pelaporan (4 butir)

PSA

PSA

PSA

IPSA

IPSA

IPSA

Landasan Konseptual

Landasan Landasan Operasional Operasional

Landasan Konseptual

AUDIT LAPORAN KEUANGAN

DAN TANGGUNG JAWAB

AKUNTAN

Sejarah fungsi pengauditan dan profesi akuntan publik di Indonesia

Mengapa perlu audit? • Perbedaan Kepentingan • Konsekuensi • Kompleksitas • Keterbatasan Akses

• Proses sistematis • Mendapatkan dan mengevaluasi bukti

secara objektif • Asersi tentang tindakan-tindakan dan

kejadian-kejadian ekonomi • Tingkat kesesuaian antara asersi

dengan kriteria yang telah ditetapkan

• Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI

Berlandasakan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum

Tanggung jawab Manajemen

AUDITING

Berlandaskan Standar Auditing

Tanggung jawab Auditor

Mendapatkan dan mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan

Memeriksa bhw lap. keu. telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum

Menyatakan pendapat dalam laporan auditor

Menyerahkan laporan kepada klien

Menganalisis kejadian dan transaksi

Mengukur dan mencatat transaksi

Mengelompokkan dan meringkas data

Menyusun lap keu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Mendistribusikan lap keu dan laporan auditor kepada investor dalam laporan tahunan perusahaan

• Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

• Audit Kesesuaian/Kepatuhan (Compliance Audit)

• Audit Operasional (Operational Audit, Audit Kinerja, Management Audit)

62

Memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan PABU

Hasil audit dipakai oleh pemegang saham,

kreditor, intansi pemerintah, masyarakat umum

63

Memperoleh dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah aktivitas keuangan atau operasional dari suatu entitas sesuai dengan kondisi, aturan, atau perundang-undangan tertentu

Laporan audit dapat berupa : 1. Ikhtisar temuan 2. Pemberian pendapat tentang assurance

(kepastian) atas kepatuhan dengan kriteria tertentu

64

Memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang tentang efesiensi dan efektivitas dari kegiatan operasional suatu entitas sehubungan dengan tujuan tertentu

Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu

• Auditor Pemerintah Badan Pemeriksa Keuangan BPKP, Irjen, Itwilprov, Itwilkab, Bawasda

• Auditor Interen

Karyawan perusahaan • Auditor Independen atau Akuntan Publik

Anggota IAPI

66

Bergelar Akuntan Anggota IAPI (Institut Akuntan Publik

Indonesia) Bergelar CPA (Certified Public Accountant) Pengalaman audit

Staff Level Experience Typical Responsibilities Staff Assistant (yunior auditor)

0-2 years Performs most of the detailed audit work

Senior or in-charge Auditor (senior Auditor/ Supervisor)

2-5 years Responsible for the audit field work, including supervising staff work

Staff Level Experience Typical Responsibilities

Manager 5-10 years

Helps plan the audit, manages the audit, reviews work, and works with the client

Partner 10+ years Reviews audit work and makes significant audit decisions

69

Organisasi Nonpemerintah Institut Akuntan Publik Indonesia (organisasi

profesi akuntan publik di Indonesia) Ikatan Akuntan Indonesia Bapepam (OJK – Otoritas Jasa Keuangan)

Organisasi Pemerintah Departemen Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pengawas dan Keuangan Pemerintah Kantor Pelayanan Pajak Badan Pengawas Daerah DPR dan DPRD

70

Penetapan Standar: PSAK, SPAP, Kode Etika Akuntan, Kode Etika Akuntan Publik

Peraturan KAP: kebijakan dan prosedur KAP utk menjamin praktek agar sesuai dengan standar profesional

Regulasi Pribadi atau Kolega: CPE (Continuing Professional Education), peer review, kritik atas kegagalan dalam audit, pengawasan masyarakat

Regulasi Pemerintah: UU, SK Menkeu

Jasa penjaminan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP):

1. Jasa Assurance (Jasa Penjaminan)

2. Jasa Non Assurance (Jasa Non

Penjaminan)

Other Assurance Services

Certain Management

Consulting Other Attestation Services (e.g., WebTrust, SysTrust)

ATTESTATION SERVICES

Audits Reviews

Internal Control over Financial Reporting

ASSURANCE SERVICES

Certain Management

Consulting

NONASSURANCE SERVICES

Other Management Consulting

Tax Services

Accounting and Bookkeeping

Preventive Control

Detective Control

Reporting Control

Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)

Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Tidak wajar (adverse opinion) Tidak memberikan pendapat (disclaimer

opinion)

Penerimaan Penugasan Audit

Perencanaan Audit

Pelaksanaan Audit Pelaporan Audit

Paragraf Pengantar (Introductory Paragraph)

Paragraf Lingkup Audit (Scope Paragraph)

Paragraf Pendapat (Opinion Paragraph)

[Pihak yang dituju oleh auditor] Kami telah mengaudit neraca PT Wira per 31 Desember 20X7 serta laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Wira per 31 Desember 20X7, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. [tanda tangan, nama, nomor izin auditor, dan/atau nomor register negara auditor] [tanggal]

JENIS LAPORAN (PENDAPAT) JUMLAH ALINEA

Standard unqualified 3

Unqualified with explanatory paragraph 4

Unqualified shared report with other auditors 3

Qualified – opinion only 4

Qualified – scope and opinion 4

Disclaimer – scope limitation 3

Adverse 4

PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN

AUDIT

• Tahap penerimaan penugasan audit:

1. Evaluasi integritas manajemen 2. Identifikasi keadaan khusus dan risiko

luar biasa 3. Penentuan kompetensi auditor 4. Penilaian independensi 5. Penentuan kemampuan pelaksanaan

audit secara cermat dan seksama 6. Pembuatan surat penugasan audit

A. Dasar penentuan audit fee:

1. Per diem basis 2. Flat/contract basis 3. Maximum Fee basis

B. Faktor-faktor penentu besarnya audit fee: 1. Karakteristik Keuangan/operasi 2. Lingkungan 3. Kegiatan Eksternal auditor

1. Pemahaman bisnis dan industri klien 2. Prosedur analitik 3. Penilaian tingkat materialitas awal 4. Penilaian risiko audit 5. Penilaian faktor lain pada audit yang

pertama kali (awal) 6. Strategi audit awal 7. Review informasi kewajiban legal klien 8. Pemahaman SPI klien

1. Pengujian analitik (analytical tests)

2. Pengujian pengendalian (tests of control)

3. Pengujian substantif (substantive tests)

Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan

yang ada 3. Efektifitas & efisiensi operasi

Adalah suatu proses Berfungsi efektif karena manusia Tidak dimaksudkan untuk memberikan jaminan

yang mutlak Meliputi pelaporan keuangan, kepatuhan dan

operasional

Keandalan informasi keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi

Kesalahan dalam pertimbangan Gangguan Kolusi Pengabaian oleh manajemen Biaya lawan manfaat

Lingkungan pengendalian Penaksiran risiko Informasi dan komunikasi Aktivitas pengendalian Pemantauan

Kemungkinan dapat atau tidaknya audit

dilakukan Salah saji material yang potensial dapat

terjadi Risiko deteksi Perancangan pengujian substantif

Wawancara Inspeksi terhadap dokumen dan catatan Pengamatan kegiatan perusahaan

Adanya kepatuhan terhadap SPI Tingkat kepatuhan terhadap SPI

Kuesioner pengendalian intern baku Uraian tertulis Bagan alir sistem

Bagan organisasi dan deskripsi jabatan Buku pedoman akun Buku pedoman sistem akuntansi Permintaan keterangan pada karyawan inti dan

karyawan pelaksana Laporan, kertas kerja, program audit auditor

internal

Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi, dokumen, media lain yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan

Kunjungan ke seluruh kantor dan pabrik Laporan mengenai rekomendasi perbaikan

SPI dan laporan auditor tahun sebelumnya yang sudah diterbitkan

Mempengaruhi penerapan standar auditing Tercermin dalam laporan auditor independen

bentuk baku Dipertimbangkan auditor dalam: 1. Perencanaan audit 2. Evaluasi hasil akhir prosedur audit

Pengertian Tingkatan materialitas dalam pengauditan: 1. Materialitas tingkat laporan keuangan 2. Materialitas tingkat saldo rekening

Pengertian Tipe risiko audit: 1. Risiko tipe I 2. Risiko tipe II

Komponen risiko audit: 1. Risiko bawaan (inherent risk) 2. Risiko pengendalian (control risk) 3. Risiko deteksi (detection risk) Hubungan antar komponen risiko audit: AR = IR x CR x DR

Hubungan antara bukti audit (BA), tingkat materialitas (TM) dan risiko audit (RA):

BA

TM RA

Timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian pengendalian atau pengujian substantif terbatas pada sampel, kesimpulan akuntan publik mungkin akan menjadi lain dari kesimpulan yang akan dicapainya jika cara pengujian yang sama diterapkan pada semua unsur saldo rekening atau kelompok transaksi

Atau kemungkinan bahwa suatu sampling yang telah diambil dengan benar, ternyata tidak mewakili populasi

Bisa terjadi pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif

Jenis-jenis pengujian dalam audit: 1. Pengujian pengendalian 2. Pengujian substantif

Adalah prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan efektivitas rancangan dan/atau operasi kebijakan dan prosedur SPI

Meliputi: 1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI 2. Pengujian efektivitas SPI

Kegagalan untuk bisa mencapai tujuan disebut deviasi atau perkecualian

Jenis pengujian pengendalian: 1. Pengujian pengendalian berbarengan (pengujian atas SPI berbarengan dengan pemahaman atas SPI) 2. Pengujian pengendalian tambahan (dilakukan selama pekerjaan lapangan)

Pengujian pengendalian yang berhubungan dengan efektivitas rancangan kebijakan dan prosedur SPI dimaksudkan untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah didesain memadai untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam asersi tertentu laporan keuangan

Pengujian pengendalian yang berhubungan dengan efektivitas operasi kebijakan dan prosedur SPI dimaksudkan untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan dengan baik (bagaimana pengendalian diterapkan, konsistensi penerapan pengendalian, dan siapa yang menerapkan)

Risk of assessing control risk too low (adalah risiko menentukan tingkat CR berdasarkan hasil sampel terlalu rendah dibandingkan dengan efetivitas operasi prosedur dan kebijakan SPI yang sesungguhnya)

Risk of assessing control risk too high

Risk of incorrect acceptance (adalah risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji material, padahal kenyataannya adalah saldo rekening telah salah saji material)

Risk of incorrect rejection

Meliputi: 1. Risk of assessing control risk too low 2. Risk of incorrect acceptance Berkaitan dengan efektivitas audit Gabungan seluruh prosedur yang digunakan

akuntan publik tidak akan cukup untuk mendeteksi salah saji material, sehingga tidak akan memperoleh dasar yang layak untuk memberikan pendapat

Meliputi: 1. Risk of assessing control risk too high 2. Risk of incorrect rejection Berkaitan dengan efisiensi audit Akuntan publik akan meningkatkan pengujian

substantif untuk mendapatkan kesimpulan yang benar (audit tetap efektif)

Adalah prosedur audit yang dilakukan untuk menguji kekeliruan dan ketidak beresan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan

Meliputi: 1. Pengujian analitis 2. Pengujian terinci atas transaksi 3. Pengujian terinci atas saldo

Pengertian

Alternatif strategi audit pendahuluan: 1. Pendekatan terutama substantif (primarily substantive approach) 2. Pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah (lower assessed level of control risk approach)

Akuntan publik memiliki kepercayaan yang rendah terhadap SPI

Akibat: taksiran CR mendekati maksimum Akuntan publik mengumpulkan semua atau

hampir semua dengan pengujian substantif

Akuntan publik memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap SPI

Akibat: taksiran CR mendekati minimum Akuntan publik hanya melaksanakan sedikit

pengujian substantif

Tujuan Umum

Tujuan Khusus Berkaitan dengan asersi manajemen dalam

laporan keuangan

Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)

Kelengkapan (completeness) Hak dan kewajiban (right and obligation) Penilaian atau alokasi (valuation or

allocation) Penyajian dan pengungkapan (presentation

and disclosure)

Pengertian Bukti Audit Terdiri dari: 1. Data Akuntansi 2. Informasi Penguat (corroborating information)

Unsur Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga adalah:

1. Kecukupan bukti 2. Kompetensi bukti 3. Dasar yang memadai atau rasional 4. Tipe bukti 5. Prosedur untuk pengumpulan bukti

Kuantitas bukti audit

Faktor yang mempengaruhi: 1. Materialitas dan risiko audit 2. Faktor ekonomi 3. Ukuran dan karakteristik populasi

Kualitas bukti audit Faktor yang mempengaruhi: 1. Kompetensi data akuntansi Efektivitas Struktur Pengendalian Intern 2. Kompetensi informasi penguat a. Relevansi b. Sumber bukti audit c. Ketepatan waktu d. Obyektivitas

Tipe data akuntansi

1. Struktur Pengendalian Intern 2. Catatan akuntansi, misalnya jurnal, buku besar, buku pembantu, dll

Tipe informasi penguat 1. Bukti fisik 2. Bukti dokumenter 3. Bukti konfirmasi 4. Perhitungan 5. Bukti lisan 6. Perbandingan dan rasio 7. Bukti dari spesialis

Inspeksi Pengamatan (observation) Permintaan keterangan (enquiry) Konfirmasi Tracing (pengusutan, penelusuran) Vouching (penelusuran, pemeriksaan bukti

pendukung) Penghitungan Scanning Pelaksanan ulang (reperforming)

Pengertian

Tujuan pembuatan kertas kerja pemeriksaan: 1. Pendukung utama laporan auditor 2. Sebagai referensi untuk pihak pajak,

bank, klien 3. Bukti pelaksanaan standar auditing 4. Salah satu dasar penilaian asisten 5. Pedoman audit selanjutnya

Dari klien Dari analisa yang dibuat auditor Dari pihak ketiga

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja pemeriksaan:

1. Lengkap 2. Teliti 3. Ringkas 4. Jelas 5. Rapi

Program audit Working Trial Balance Ringkasan jurnal penyesuaian Skedul utama Skedul pendukung

Draft laporan audit Laporan keuangan auditan Ringkasan informasi bagi penelaah Program audit Laporan keuangan atau lembar kerja yang

dibuat klien Ringkasan jurnal penyesuaian Working Trial Balance Skedul utama Skedul pendukung

Arsip permanen (permanent file) Arsip kini (current file)

Hubungan antar kertas kerja pemeriksaan Pemilikan dan penyimpanan kertas kerja

pemeriksaan Pemberian indeks dan metoda indeks kertas

kerja pemeriksaan

top related