4.nutrisi paska bedah

Post on 21-Dec-2015

52 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

nutrisi pasca bedah

TRANSCRIPT

Erhan Effendi, S.Gz

TERAPI DIETETIK PADA PASKA BEDAH

KEHILANGAN PROTEIN PASKA BEDAH PER HARI

Pembedahan Loss N/ h Loss Prot/h

Operasi abdominal 10-18

Reseksi lambung

Reseksi paru

15-20

Sampai 22

93

Kolesistektomi

histerektomi

Sampai 15

6 - 15 37,5 – 93,75

Post operative Nutritional SupportSeleksi pasienKandungan NS

Protein sparing effect Partial Paranteral nutrition Total paranteral Nutrition

Post operative Nutritional Support(Hideaki Saito, 1998)

NUTRITION CATABOLISM ORAL INTAKE

CALORIE/

HARI

Baik Ringan < 2 hari 500

Sedang Sedang < 7 hari 600-1200

Berat berat > 7 hari > 1000

Stomach Mechanicall digestion

Duodenum Enzimatic digestion

Jejunum

High permeability and ABSORPTION:Water, CHO, fat, protein,

liposolubles vitamins, P, Mg, Ca

Ileum ABSORPTION : Water, CHO, biliary salts, vitamin B12

Ileo caecalProtects small bowel from infection

Controlls small bowel emptying

ColonABSORPTION : Water and Na absorption,

K and bicarbonate secretion

Digestion & Absorption

Polymeric Oligomeric

Macronutrients are intact and require digestion:Intact proteinsPolysaccharidesDissaccharidesMonossacharidesPolyunsaturated fatty acids ( PUFAs)Medium – chain triglyserides ( MCTs )Vitamins, mineral

Components:Amino acidsPeptidesMonosaccharidesDisaccharidesGlucose polymersPolyunsaturated fatty acidsMedium chain triglycerides ( MCTs)Vitamins, mineralHigh OsmolarityLess trophic stimulation, immunosuppresive

Also called elemental, semi-elemental, hydrolyzed, or chemicaly difined formula

Nutrisi enteral paska bedah

Penggunaan obat anestetik golongan oploid dapat menyebabkan menurunnya motilitas usus

NE dapat diberikan segera dalam 24 jam pertama

NE dimulai dengan memberikan 15 ml/jam dengan memperhatikan osmolalitas bila toleransi baik volume NE dan osmolalitas ditingkatkan secara bertahap

TUJUAN DIETPASCA BEDAHStatus gizi kembali normal

Mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh

Memenuhi kebutuhan giziMengganti kehilangan protein, glikogen,

zat besiMemperbaiki ketidakseimbangan elektrolit

dan cairan

SYARAT DIET

Memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak dan biasa

Perpindahan pentahapan diet tergantung macam pembedahan dan keadaan pasien

PASKA BEDAH DIGESTIFDIPENGARUHI OLEH :Lokasi stoma ileustomi, kolostomi Lokasi reseksi (digestif) gaster, usus

halus, usus besarRisiko kebocoran penyakit krons,

peritonitis masif, syok, sepsis

PENERAPAN DIET ILEUSTOMI DAN COLOSTOMI

Transverse colostomyoutput = soft

Descending colostomySigmoid colostomy

output = formedIleostomyeffluent is soft and fluid

PENGKAJIAN DATARiwayat Penyakit : Colostomi Carcinoma, Diverticular

disease, Trauma, Radiation enteritis, Bowel ischaemia, Hirschprung’s disease, Congenital abnormalities, Obstruction, Crohn’s disease

Ileustomi Ulcerative colitis, Crohn’s disease, Familial polyposis coli, Obstruction, Radiation enteritis, Trauma, Meconium ileus. Carcinoma

Operasi colostomi, ileustomi Permanen / temporer

ASSESMENT GIZIAntropometri

TB, BBIMT ; LILAPerubahan berat badan

BiokimiaAlbuminHb Gangguan elektrolit : kalium, natrium

ASSESMENT GIZIFisik dan Klinik

Konstipasi Diare

Asupan zat giziPola makan : makanan yang menyebabkan

bau, konstipasiRecall 24 jam

ILEUSTOMIkonsistensi tinja cairkeseimbangan cairan dan

elektrolit, diare nutrisi polimerik, rendah serat

Suplementasi Vitamin C dan folat

Kebutuhan air dan garam diatas kebutuhan normal untuk mengkompensasi kehilangan melalui feses

KOLOSTOMIkonstipasi

Asupan cairan dan serat bertahap cairan jernih diet rendah sisa untuk menurunkan pengeluaran dan iritasi stoma. rendah serat cukup serat

MASALAH :Bau tidak sedap

Aroma bau tidak sedap disebabkan steatorea atau bakteri.

Makanan yang menyebabkan aroma kacang2an, bawang merah, garlic, pete, kol, makanan berbumbu tajam, ikan, antibiotik, beberapa suplemen vitamin dan mineral

2. LOKASI RESEKSIGASTREKTOMI

Permasalahan Dumping sindrom ( kram, diare, pusing, mual dan muntah, nafas pendek, berkeringat)

Diet tinggi protein,Porsi kecil dan sering ,Minuman tidak diminum

bersamaan dengan makan.

Diet bebas laktosa, Mengatasi defisiensi

mikronutrien-vit B12

RESEKSI YEYUNUMNormal pencernaan

dan penyerapan makanan dan zat gizi pada 100 cm pertama usus halus.

Absorbsi sejumlah kecil gula, tepung (Kh), lemak, cairan, dietary fiber

Post reseksi yeyunum intestinal transit < normal dan ileum menggantikan fungsi yeyunum (post fase adaptasi)

RESEKSI ILEUMReseksi distal ileum masalah gizi Distal ileum absorbsi vit B12 dan garam

empedu Gastric dan lipase pankreas mencerna

trigliserida menjadi asam lemak dan monogliserida, tanpa misel dari garam empedu, lipid sedikit diabsorbsi risiko malabsorbsi lemak dan Vit. A, D,E,K.

RESEKSI ILEUMReseksi total ileum dan sebagian jejunum

absorbsi lemak dan karbohidrat menurun 50-75% dan absorbsi kalsium, magnesium, zinc, dan fosfor.

RESEKSI COLONReseksi kolon kehilangan natrium,

kalium dan air serta mempercepat transit intestinal karna perubahan pengosongan lambung.

SHORT BOWEL SYNDROM SBS atau sindrom usus pendek kelainan

bawaan atau reseksi pada saluran pencernaan, akibatnya luas permukaan usus untuk fungsi absorbsi berkurang.

Malabsorbsi, Diare, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

< 200 cm of jejunum-ileum tersisa atau reseksi usus halus 70-75%

PENGKAJIAN DATASUBYEKTIF

Riwayat operasiRiwayat penyakit : kanker, perlekatanLama puasa per oral paska operasiBagian intestinal yang direseksiPanjang reseksiLokasi reseksi

ASSESMENT GIZIAntropometri

TB, BBIMT ; LILA

Biokimia Albumin, HB, kadar gula darahGangguan Fungsi ginjal : ureum dan kreatininGangguan Fungsi hati : SGOT, SGPTGangguan Pernafasan : Analisis gas darahHipocalcemia, defisiensi vit B12, A,D,E,KhiperoxaluriaGangguan elektrolit : kalium , klorida,

magnesium

ASSESMENT GIZIFisik dan Klinik

DiareSteatoreaSGA (riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik)

Asupan zat giziRiwayat puasa peroral paska operasiRiwayat enteral/paranteral nutrisiPola makanRecall 24 jam

INTERVENSI GIZITERAPI DIET1. Fase hipersekresi paska bedah,

Terapi diet : Nutrisi paranteral untuk memenuhi kecukupan gizi dan mengganti cairan dan elektrolit. Pada beberapa kasus, dimungkinkan pemberian enteral nutrisi secara dini dengan asam amino bebas atau peptida untuk mempercepat proses adaptasi.

FASE ADAPTASI SBSTerapi Diet : makanan lewat pipa secara continuos

Adanya nutrien dalam lumen usus mempercepat proses adaptasi, karena adanya stimulasi sekresi pankreas dan peptida intestinal dapat meningkatkan pertumbuhan dan fungsi dari usus yang tersisa

Apabila kehilangan cairan < 2,5 L perhari, pemberian enteral nutrisi diawali dengan 250 ml/hari dan ditingkatkan sesuai toleransi.

FASE STABILISASI/MAINTENANCE

Terapi diet : Oral makanan biasaPada fase ini kebutuhan energi sama dengan kondisi sehat

Apabila kapasitas penyerapan usus masih rendah dan berat badan normal tidak dapat dipertahankan, ditandai dengan volume feses 3 kg perhari dan asupan energi tinggi (2000-2500 kkal), maka pemberian enteral nutrisi dan paranteral nutrisi perlu dipertimbangkan.

TUJUAN DIET Mempertahankan dan memperbaiki

status gizi Memperbaiki fungsi usus yang tersisa

pada fase adaptasi Mengurangi diare Meningkatkan kualitas hidup pasien

SYARAT DIET Pemberian cairan : 30-40 ml/kg BB/hariJumlah cairan awal dibatasi 1500 cc untuk mencegah dumping syndrom

Pemberian energi berkisar antara 35 – 45 kkal/kg BB/hari

Pemberian protein bertahap  Pemberian lemak bertahap  pemberian karbohidrat sisa dari lemak

dan protein

SYARAT DIET : MAKRONUTRIEN

KOLON ada KOLON absen

PROTEIN 20-30% energi

(1,5-2,1 g/kg BB/hr)

20-30% energi

LEMAK Dibatasi 20-30%

Jenis MCT/LCT

30-40%

Jenis LCT

KH 50-60% energi

Jenis KH kompleks

40-50% energi

Jenis KH kompleks

SERAT

OKSALAT

Larut

dibatasi

Larut

-

KONSENSUS NUTRISI ENTERAL

REKOMENDASI SBS1. Pasien dengan SBS dan intact kolon

mendapatkan diet kaya karbohidrat komplek dan rendah lemak (kriteria A)

2. Diet rendah oksalat diberikan pada pasien SBS dengan intact kolon. (A)

3. Injeksi vitamin B-12 setiap bulan diberikan pada pasien dengan reseksi > 100 cm terminal ileum (A)

4. Paranteral Nutrisi diberikan pada pasien dengan SBS jika kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi dari oral atau enteral nutrisi (A)

top related