2.2. potensi ekonomilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/bab-ii-2.pdf · ketersediaan sdm...
Post on 25-May-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-18
2.2. Potensi Ekonomi
2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serang
Nilai PDRB Kabupaten Serang atas dasar harga berlaku tahun 2004
adalah sebesar 9.969 miliar rupiah, berarti mengalami kenaikan sebesar 3.428
miliar rupiah (52,51% dibandingkan dengan tahun 2000 yang besarnya baru
mencapai 6.541 miliar rupiah atau mengalami pertumbuhan rata-rata 10,48% per
tahun). Sedangkan jika dilihat dari nilai atas dasar harga konstan tahun 1993, nilai
PDRB tahun 2004 adalah sebesar 2.977 miliar atau naik sebesar 399 miliar
(15,51% dibandingkan tahun 2000 yang besarnya 2.453 miliar rupiah atau
mengalami pertumbuhan rata-rata 3,10% per tahun).
Secara sektoral terdapat peningkatan positif pada seluruh sektor lapangan
usaha, demikian pula pada sub sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan yang pada periode krisis dan beberapa tahun pasca krisis sektor ini
mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal tersebut disebabkan besarnya
kerugian yang dialami usaha perbankan. Meskipun demikian, nilai negatif pada
sub sektor bank ini setiap tahunnya semakin berkurang bahkan memberikan
kontribusi yang positif pada tahun-tahun berikutnya.
Dilihat dari besarnya rata-rata kontribusi terhadap PDRB Kabupaten
Serang masing-masing sektor lapangan usaha selama lima tahun secara berturut-
turut yaitu: Industri Pengolahan memberikan kontribusi sebesar 50,95%, Pertanian
(13,31%), Perdagangan, Restoran dan Hotel (9,89%), Jasa-jasa (8,19%),
Bangunan/Kontruksi (6,35%), Listrik, Gas dan Air Bersih (4,68%), Keuangan,
Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan (3,64%), Pengangkutan dan
Komunikasi (2,89%), serta Pertambangan dan Galian (0,07%).
Nilai PDRB Kabupaten Serang atas dasar harga berlaku dan atas dasar
harga konstan tahun 1993 yang diperoleh berdasarkan penjumlahan produksi
barang dan jasa pada 9 sektor (Lapangan Usaha) selama tahun 2000-2004 dapat
dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-19
Tabel 2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang
Atas Dasar Harga Berlaku (Tahun 2000-2004)
Sumber: Serang dalam Angka 2000-2004
Tabel 2.2.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang
Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Tahun 2000-2004)
Sumber: Serang dalam Angka 2000-2004
Salah satu masalah pokok yang selalu dihadapi oleh pemerintah adalah
besarnya inflasi setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan (uang) yang diterima
masyarakat akan tidak berarti apabila diikuti oleh tingkat inflasi yang tinggi.
Tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan kemampuan daya beli masyarakat
menurun sehingga tentu saja akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Serang selama periode tahun
2002 sampai dengan 2004 dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahun 2002 sebesar
2000 2001 2002 2003 2004
1 PERTANIAN 968.498 1.082.537 1.211.740 1.279.483 1.426.624
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4.106 4.808 5.372 5.799 6.466
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 3.404.543 3.645.759 4.106.654 4.428.399 4.937.665
4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 270.591 309.005 420.374 463.729 517.058
5 BANGUNAN/KONTRUKSI 399.872 450.174 502.034 549.739 612.959
6 PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 673.487 753.075 850.088 938.880 1.046.851
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 168.933 206.776 242.173 263.481 293.781
8 KEU.PERSEWAAN BANGUNAN & JASA PERUSH. 174.225 204.051 213.017 284.301 316.996
9 JASA-JASA 477.028 570.380 660.747 727.384 811.033
TOTAL PDRB 6.541.283 7.226.565 8.212.199 8.941.195 9.969.433
Lapangan UsahaTahun (Rp. 000.000)
No.
2000 2001 2002 2003 2004
1 PERTANIAN 339.677 358.226 370.205 381.474 396.122
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.786 1.794 1.822 1.890 1.962
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.335.689 1.356.682 1.402.402 1.446.858 1.502.417
4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 120.119 123.329 128.900 134.981 140.164
5 BANGUNAN/KONTRUKSI 160.924 166.211 175.004 184.594 191.682
6 PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 246.977 260.576 273.278 288.879 299.972
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 71.085 76.591 79.827 84.656 87.907
8 KEU.PERSEWAAN BANGUNAN & JASA PERUSH. 90.251 96.543 93.089 109.921 114.142
9 JASA-JASA 210.868 217.422 227.240 233.802 242.780
TOTAL PDRB 2.577.376 2.657.374 2.751.767 2.867.055 2.977.148
Lapangan UsahaTahun (Rp. 000.000)
No.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-20
9,68%; tahun 2003 laju inflasi menurun menjadi sebesar 5,21%; dan tahun 2004
sebesar 6,40% secara rata-rata tingkat inflasi selama periode tiga tahun adalah
sebesar 7,10%. Inflasi terendah terjadi pada sektor pertanian dan inflasi tertinggi
terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kecuali pada
sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri
pengolahan, sektor bangunan serta sektor angkutan dan komunikasi, inflasi empat
sektor lainnya berada diatas rata-rata, ini berarti bahwa diluar kelima sektor
tersebut masalah kenaikan harga perlu diperhatikan lebih seksama.
Tabel 2.2.3
Tingkat Inflasi Kabupaten Serang (Tahun 2002-2004)
Tahun Tingkat Inflasi
Per Tahun Rata-rata
2002
2003
2004
9,68
5,21
6,40
7,10
7,10
7,10
Sumber: Serang dalam Angka 2002-2004 (data diolah)
Untuk mengukur kinerja perekonomian Kabupaten Serang, maka
digunakan salah satu indikator makro ekonomi yaitu laju pertumbuhan PDRB.
Walaupun data PDRB Kabupaten Serang disajikan atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan, namun untuk mengukur kinerja perekonomian
perhatian difokuskan pada laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan saja
karena faktor harga pada angka tersebut sudah dieliminasi. Perekonomian
Kabupaten Serang, dengan indikator laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan tahun 1993, secara agregat mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
3,95% per tahun (lihat tabel 2.2.4).
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-21
Tabel 2.2.4
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang
Atas Dasar Harga Konstan 1993
(Tahun 2000-2004)
Tahun PDRB
(dalam jutaan rupiah)
Pertumbuhan
Per Tahun Rata-rata
2000
2001
2002
2003
2004
2.577.376
2.657.374
2.751.767
2.876.055
2.977.148
5,05
3,10
3,55
4,19
3,84
3,95
3,95
3,95
3,95
3,95
Sumber: Serang dalam Angka 2000-2004
Apabila dilihat secara sektoral, terdapat beberapa sektor yang mengalami
pertumbuhan secara signifikan dan berada di atas rata-rata pertumbuhan yang
berarti memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara
agregat. Sektor-sektor yang tingkat pertumbuhannya berada di atas rata-rata
pertumbuhan PDRB tersebut adalah: Sektor Keuangan, Persewaan Bangunan
dan Jasa Perusahaan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor
Bangunan/Kontruksi.
Adapun sektor-sektor yang tingkat pertumbuhannya berada di bawah rata-
rata pertumbuhan agregat, yang berarti memerlukan upaya-upaya untuk memacu
pertumbuhannya, adalah: Sektor Pertambangan dan Galian, Sektor Jasa-jasa,
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor
Pertanian.
Sedangkan untuk mengukur tingkat kemakmuran Kabupaten Serang tahun
2002 sampai dengan tahun 2004, perlu diketahui pendapatan masyarakat
Kabupaten Serang. Untuk mengetahui tingkat pendapatan masyarakat secara
rata-rata tersebut, digunakan perhitungan PDRB secara agregat dibagi dengan
jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa metoda
ini belum menggambarkan keadaan yang sesungguhnya pada masing-masing
orang. Tabel 2.2.5 menggambarkan PDRB per kapita dan pertumbuhannya.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-22
Tabel 2.2.5 PDRB per Kapita Kabupaten Serang
Atas Dasar Harga Berlaku (Tahun 2002-2004)
Tahun PDRB
Per Kapita
Pertumbuhan
Per Tahun Rata-rata
2002
2003
2004
4.578.,6
5.090,9
5.439,7
5,75
11,19
6,85
8,64
8,64
8,64
2.2.2 Sub Fungsi Perdagangan, Perkoperasian Dan UMKM
Untuk menggerakan sektor riel perekonomian daerah sektor perdagangan
memegang peranan yang strategis untuk memperlancar distribusi barang dan
jasa. Maka sangat penting perlunya pembinaan untuk menumbuh kembangkan
baik dari sisi pelaku maupun dari ketersediaan prasarananya. Pada tahun 2000
jumlah usaha perdagangan sebanyak 699 unit mengalami kenaikan menjadi 1.759
unit pada tahun 2004 atau mengalami pertumbuhan sebanyak 1.060 unit
(60,26%).
Penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan pada tahun 2000 tercatat
sebanyak 5.928 orang, sedangkan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 10.376
orang yang berarti mengalami pertambahan sebanyak 4.448 orang (42,87%),
dengan kontribusi sebanyak 5.510 (53,10%) orang bekerja di sektor formal dan
sebanyak 4.866 (46,90%) bekerja di sektor non formal.
Sedangkan ketersediaan prasarana pasar di Kabupaten Serang pada tahun
2000 sebanyak 55 buah yang terdiri dari 49 pasar tradisional dan 6 buah pasar
modern mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan menjadi 111 buah pasar
pada tahun 2004 atau mengalami pertumbuhan sebanyak 56 bh( 50,45%). Lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-23
Tabel 2.2.6 Perkembangan Sub Fungsi Perdagangan
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004 (dalam satuan unit)
No U r a i a n Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
1 Jumlah Unit Usaha 699 857 1.013 1.765 1.759
Perdagangan Formal 498 633 705 1.342 1.272
Perdagangan Non Formal 201 224 308 423 487
2 Penyerapan Tenaga Kerja 45.745 49.975 64.000 83.862 91.961
3 Jumlah Pasar 55 66 87 101 111
Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Serang, 2005
Sebagai pilar demokrasi dan pembangunan ekonomi kerakyatan peranan
koperasi masih sangat penting disaat masyarakat mempertanyakan dan
menyangsikan keberadaan dan kontribusi dunia koperasi terahadap
perekonomian. Hal tersebut terlihat dari eksistensi pertumbuhan koperasi di
tengah-tengah masyarakat Kabupaten Serang, pada tahun 2000 jumlah koperasi
berdasarkan jenisnya tercatat 832 buah koperasi meningkat menjadi 998 buah
koperasi pada tahun 2004 atau mengalami pertumbuhan sebanyak 166 buah
(16,63%).
Perkembangan jumlah koperasi menurut jenisnya tersebut juga diikuti oleh
perkembangan jumlah anggota yang cukup menggembirakan, pada tahun 2000
tercatat anggota koperasi sebanyak 71.499 orang meningkat menjadi 85.703
orang pada tahun 2004, yang berarti ada kenaikan jumlah anggota koperasi
sebanyak 14.204 orang (16,57%).
Eksisnya dunia koperasi ditengah-tengah ekonomi liberal tidak terlepas dari
ketersediaan SDM yang peduli dan mempunyai kompetensi untuk menggerakan
roda organisasi dan usaha koperasi, salah satunya adalah manajer sebagai orang
yang profesional terhadap pengelolaan koperasi. Jumlah manajer koperasi pada
tahun 2000 sebanyak 245 orang mengalami pertambahan pada tahun 2004
menjadi 279 orang atau mengalami kenaikan sebanyak 34 orang (33,33%).
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-24
Ketersediaan modal memegang peranan penting dalam bisnis, baik modal
dari dalam (modal sendiri) maupun modal dari luar. Pada tahun 2000 tercatat
modal sendiri koperasi sebesar Rp. 30.153 juta mengalami pertumbuhan menjadi
sebesar Rp. 31.987 juta pada tahun 2004 atau mengalami kenaikan sebesar Rp.
1.834 juta (6,80%) dibanding pada tahun 2000. Sedangkan modal luar koperasi
pada tahun 2000 tercatat Rp.63.766 juta naik menjadi Rp. 66.166 juta pada tahun
2004 atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.400 juta (3,63%).
Kinerja koperasi dilihat dari volume usaha tidaklah mengecewakan, pada
tahun 2000 volume usaha koperasi sebesar Rp. 248.673 juta yang terus menerus
meningkat dari tahun ketahunnya, pada tahun 2004 tercatat menjadi Rp. 273.879
juta atau mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 25.206 juta (9,20%). Kontribusi
terbesar berturut-turut diberikan oleh jenis Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi
Karyawan, PKPRI, Koperasi Unit Desa dan Koperasi Warga.
Sedangkan kinerja koperasi dilihat dari Sisa Hasil Usaha pada tahun 2000
tercatat sebesar Rp. 15.309 juta mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.082 juta atau
menjadi Rp. 19.392 juta pada tahun 2004, yang berarti mengalami kenaikan
sebesar 21,05%.
Tabel 2.2.7
Perkembangan Sub Fungsi Koperasi
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004
No U r a i a n Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
1 Jumlah Unit Usaha 832 848 876 908 998
2 Jumlah Anggota Koperasi 71.499 72.179 73.275 77.505 85.703
3 Jumlah Manager Koperasi 245 248 250 268 279
4 Modal Sendiri (Rp. Juta) 30.153 30.804 31.187 31.477 31.987
5 Volume Usaha (Rp. Juta) 248.673 252.437 256.135 261.170 273.879
6 Sisa Hasil Usaha (Rp. Juta) 15.309 15.062 16.908 17.052 19.392
Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Serang, 2005
Di tengah-tengah tumbangnya usaha skala besar yang terkena dampak
krisis, sektor usaha kecil sangat besar kontribusinya terhadap daya tahan
perekonomian. Secara jelas dan nyata peranan usaha kecil terhadap pergerakan
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-25
sektor ekonomi riel dalam menyumbangkan kontribusinya baik dari sisi
pertambahan nilai tambah maupun terhadap penyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2000 tercatat usaha mikro, kecil dan menengah sebanyak
17.429 unit usaha berkembang menjadi 26.795 unit usaha pada tahun 2004 atau
mengalami pertumbuhan sebanyak 9.366 (34,95%) unit usaha. Dengan kontribusi
pertumbuhan dari usaha mikro sebesar 34,34%, usaha kecil 46,29% dan usaha
menengah sebesar 20,00%.
Dilihat dari penyerapan tenaga kerja UMKM pada tahun 2000 tercatat
sebanyak 44.969 orang meningkat sebanyak 25.781 orang (36,44%) pada tahun
2004 yang tercatat sebanyak 70.749 orang. Dengan penyerapan sebanyak itu
sangat berarti disaat orang sulit mencari pekerjaan, kasus PHK dan semakin
terbatasnya lapangan pekerjaan.
Begitu juga bila dilihat dari sisi nilai investasi UMKM mengalami kenaikan
cukup signifikan yaitu sebesar Rp. 167.270 juta (22,68%) pada tahun 2004
(Rp.737.544 juta) dibanding pada tahun 2000 yang tercatat sebesar Rp.570.274
juta.
Tabel 2.2.7 Perkembangan Sub Fungsi UMKM
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004
No U r a i a n Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
1 Jumlah Unit Usaha 17.429 19.388 21.527 24.151 26.795
Usaha Mikro 16.459 18.288 20.320 22.578 25.067
Usaha Kecil 810 900 1.006 1.357 1.508
Usaha Menengah 160 180 180 180 200
2 Penerapan Tenaga
Kerja
44.968 53.313 58.237 63.709 70.749
3 Investasi (Rp. Juta) 570.274 640.305 651.450 663.834 737.544
Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Serang, 2005
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-26
2.2.3. Sub Fungsi Tenaga Kerja
Jumlah dan besarnya penduduk yang dikaitkan dengan pertumbuhan
income perkapita secara garis besar mencerminkan kemajuan perekonomian
suatu negara. Pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi besarnya
pertumbuhan angkatan kerja, semakin besar jumlah penduduk usia kerja, secara
otomatis jumlah angkatan kerja bertambah, yang berarti partisipasi penduduk
dalam angkatan kerja meningkat. Indikator ketenagakerjaan dapat memeberikan
gambaran tentang seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi
produktif adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yaitu persentase
penduduk (10 tahun ke atas) yang tergolong angkatan kerja.
Semakin tinggi TPAK menggambarkan kondisi ketenagakerjaan yang
semakin baik, karena hal itu berarti partisipasi angkatan kerja semakin meningkat,
bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya partisipasi
penduduk yang bekerja. Hal ini peningkatan TPAK dipicu oleh meningkatnya
partisipaasi penduduk yang bekerja atau tingkat pengangguran menurun, akan
tetapi bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya peningkatan
partisipasi penduduk yang mencari pekerjaan, ini pertanda peningkatan TPAK
dipicu oleh meningkatannya partisipasi penduduk yang mencari pekerjaan atau
dengan kata lain penmgangguran bertambah.
Proporsi pendduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan bisa dipakai
dsebagai salah satu ukuran untuk melihat salah satu potensi sektor
perekobnomian dalam menyerap tenaga kerja.
Gambaran penyerapan tenaga kerja berdasarkan perusahaan yang ada di
Kabupaten Serang sebagai berikut :
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-27
Jumlah Jumlah Tenaga
Kerja
No. KLUI Perusahaan Laki
laki
Perempuan Jumlah
1. Pertaniaan, Peternakan,
Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
27 3.480 869 4.349
2. Pertambangan dan
penggalian
6 259 10 269
3. IndustriPengolahan 253 34.484 38.296 72780
4. Listrik gas dan air 5 727 61 788
5. Bangunan 28 842 50 892
6. Perdagangan besar,
eceran, dan rumah makan
serta hotel
130 3.208 750 3.958
7. Angkutaan, Pergudangan
dan Telekomunikasi
13 410 43 453
8. Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan tanah dan jasa
perusahaan
37 1.246 234 1.480
9. Jasa kemasyarakatan sosial
dan perorangan
28 639 226 865
Jumlah 527 45.296 40.539 85.834
Keteraangan : KLUI = Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia Kabupaaten Serang
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-28
Jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan pada tahun 2005,
adalah sebagai berikut:
Pedidikan Pencari kerja
SD 369
SMP 4521
SMA 3703
D 1 1183
D II 1308
D III 1241
S 1 3292
S 2 42
Hal tersebut diatas memerlukan perhatian dari pihak-pihak terkait,
sementara jumlah lowongan/kesempatan kerja yang tersedia hanya untuk 2409
Orang. Sedangkan jumlah penempatan tenaga kerja dalam negeri adalah 144
orang, jumlah pemutusan hubungan kerja mencapai 52 kasus dimana melibatkan
tenaga kerja 66 orang, jumlah penutupan perusahaan terdapat satu perusahaan
dan jumlah pelanggaran perundang – undangan ketenagakerjaan terdapat 4
kasus pelanggaran.
2.2.4. Sub Fungsi Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan
Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah pembangunan
pertanian khususnya bermuara pada ketahanan pangan karena hal tersebut
didasarkan atas akses individu atau Rumah tangga terhadap pangan. Dimana
semakin tinggi akses suatu Rumah tangga terhadap pangan maka semakin tinggi
ketahanan pangan. Pangan merupakan kebutuhan paling dasar bagi manusia
dan sangat berperan dalam ketahanan ekonomi maupun ketahanan Nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di Kabupaten Serang selama
5 (lima ) dari Tahun 2000 sampai dengan 2004 maka perkembangan produksi
beras menunjukan rata-rata peningkatan produksi padi mencapai 4,15 persen per
tahun, kecuali pada tahun 2002 dan 2003 terjadi penurunan produksi masing-
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-29
masing 0,62 dan 3,13 persen. Adanya penurunan tersebut disebabkan terjadinya
anomaly iklim dimana pada tahun 2002 tercatat 4.304 ha sawah mengalami puso
dan 10.401 ha terkena kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT, sedangkan
tahun 2003 seluas 4.952 ha sawah mengalami puso, adapun yang terkena
kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT mencapai 15.252 ha.
Tabel 3.2.1 PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI
SELAMA 5 TAHUN DI KABUPATEN SERANG
URAIAN TAHUN
KOMODITAS 2000 2001 2002 2003 2004
Padi Sawah
Luas Panen (Ha) 86.792 89,673 82.836 81,258 86,025
Produksi (Ton) 381,885 421,463 418.359 405,208 443,029
Produktivitas (Ton/Ha) 4,40 4,70 5,05 4,99 5,15
Padi Gogo
Luas Panen (Ha) 4,013 3,171 3,128 2,524 3,248
Produksi (Ton) 9.230 8.465 8,816 8,585 9,776
Produktivitas (Ton/Ha) 2,30 2,67 2,82 3,40 3,01
Jumlah Padi
Luas Panen (Ha) 90.805 92.844 85.964 83.782 89.271
Produksi (ton) 391.115 429.928 427.175 413.793 451.711
Produktivitas (ton/Ha) 4,307 4,631 4,969 4,938 5,059
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-30
Tabel 3.2.2. PERKEMBANGAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN SERANG
SELAMA 5 TAHUN (2000 – 2004)
TAHUN
PRODUKSI (TON) PERTUMBUHAN
(%)
KONSUMSI
BERAS
(TON)
SURPLUS/
DEFISIT
(TON)
PADI
(GKG)
BERAS
2000 391,115 204,709 2,32 190,894 13,815
2001 429,829 225,000 9,72 192,783 32,217
2002 427,175 223,794 -0,62 200,457 23,337
2003 413,793 216,675 -3,13 205,243 11,432
2004 452,805 243,874 12,46 209,348 34,520
Berdasarkan tabel 3.2.2. diketahui Rata-rata peningkatan produksi padi
mencapai 4,15% per tahun, namun pada tahun 2002 dan 2003 terjadi penurunan
produksi masing-masing 0,62 dan 3,13% disebabkan terjadinya anomalI iklim
tahun 2002 tercatat 4.304 ha sawah mengalami puso dan. 101 ha terkena
kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT tahun 2003 seluas 4.952 ha sawah
mengalami puso dan 15.252 ha terkena kekeringan, kebanjiran dan serangan
OPT.
Tabel 3.2.4 PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN PRODUKSI BERAS LOKAL
UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SERANG SELAMA 5 TAHUN
TAHUN KETERSEDIAAN
(TON)
KEBUTUHAN SURPLUS
(TON) (TON)
2000 204,709 190,854 13,815
2001 225.000 192,783 32,217
2002 223,794 200,457 23,337
2003 216,675 205,243 11,432
2004 243,874 209,348 34,526
Berdasarkan tabel 3.2.4. maka dapat diperoleh informasi sebagai berikut :
- Angka sasaran produksi pada tahun 2004 (Keputusan Bupati No. 521.1/Kep
105-Nak/2004, tentang Proksi Mantap Kabupaten Serang
- Kebutuhan konsumsi beras 115,5 kg/kap/th (Badan Ketahanan Pangan,
Deptan 2003)
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-31
- Ketersediaan produksi beras dihitung berdasarkan produksi padi dikurangi
lossis dan kebutuhan benih dikonservasi ke beras dengan rendemen 62%.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok hewani di Kabupaten Serang, maka
perkembangan populasi ternak ruminansia (ternak besar) selama kurun waktu 5
tahun dari tahun 2000 sampai dengan 2004 menunjukan hasil sebagai berikut :1)
popilasi kambing meningkat pada tahun 2000 sebanyak 115.242 ekor dan pada
tahun 2004 sebanyak 147.638 ekor (28,11 %); 2) Domba meningkat pada tahun
2000 sebanyak 82.528 ekor dan pada tahun 2004 sebanyak 89.089 ekor (7,94
%);p 3) populasi sapi perah menampilkan perkembangan yang positif (6,25 %); 4)
Populasi sapi potong mengalami penurunan setiap tahunnnya 0,82 % karena
mutasi ternak keluar, kurangnya peternak memelihara sapi jantan, sehingga
kelahiran ternak kurang; 5) populasi kerbau menurun rata-rata pertahun 4,12 %,
karena masih melekatnya kultur tradisional, kebanyakan peternak untuk tidak
memelihara jantan; 6) populasi kuda rata-rata per tahun menurun 14,24 % karena
kebanyakan mutasi keluar kabupaten Serang, mati yang dipelihara sebagai jantan
untuk digunakan angkutan gerobak.
Tabel 3.2.8
PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK RUMINANSIA KABUPATEN SERANG TAHUN 2000 – 2004
NO KOMODITAS
PRODUKSI DALAM TAHUN
r (%) (ekor)
2000 2001 2002 2003 2004
1 Sapi Perah 3 4 6 4 3 6,25
2 Sapi Potong 4.900 2.530 2,951 3,651 3,823 - 0,82
3 Kerbau 33,786 30,504 29,411 29,823 28,454 - 4,12
4 Kuda 70 64 66 54 36 - 14,24
5 Kambing 115,242 128.540 133,685 141,171 147,638 6,43
6 Domba 82,528 79,368 80,956 84,679 89,082 1,99
Perkembangan populasi ternak unggas selama kurun waktu 5 tahun dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 bahwa secara keseluruhan populasi
ternak unggas berkembang dengan satuan angka pertumbuhan yang positif
pertahun, namun tahun 2004 populasi unggas menurun terdiri dari ayam buras
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-32
dari 2.151.581 ekor (tahun 2003) menjadi 1.666.542 ekor (tahun 2001) (22,54%),
ayam ras pedaging dari 2.721.920 ekor (tahun 2003) menjadi 2.210.500 ekor
Tahun 2004 ( 18,79%), ayam ras petelur dari 1.952.246 ekor (tahun 2003) menjadi
1.294.119 ekor (tahun 2004) ( 33,71%), itik dari 359.584 ekor (tahun 2003)
menjadi 296.291 ekor (tahun 2004 ( 17,60%). Hal ini terjadi penurunan
berdasarkan pemeriksaan morphologis, pathologis jaringan dan organ visceral
menunjukkan gejala penyakit AI (Avian Influenza) pada kasus kematian accut
(mendadak). Kematian sejak tahun 2003 hingga tahun 2004.
Tabel 3.2.9
PERKEMBANGAN POPULASI TERNAK UNGGAS KABUPATEN SERANG TAHUN 2000 – 2004
NO KOMODITAS
PRODUKSI DALAM TAHUN
r (%) (ekor)
2000 2001 2002 2003 2004
1 Ayam Buras 1.537.955 1.864.132 1.984.853 2.151.581 1.666.542 3,39
2 Ayam Ras
Pedaging
1.154.930 2.650.400 2.604.818 2.721.920 2.210.500 28,37
3 Ayam Ras
Petelor
1.318.312 2.554.580 2.142.623 1.952.246 1.294.119 8,76
4 Itik 207,187 221,404 345,754 359,584 296,291 12,36
JUMLAH 4.218.384 7.290.516 4.078.048 7.185.331 5.467.452 -
Perkembangan produksi daging, telur dan susu di kabupaten Serang
selama kurun waktu 5 tahun terakhir dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004
menunjukan peningkatan produksi daging sebesar 3,45 %, produksi susu 0,07
persen dan terjadi penurunan dalam hal produksi telur sebesar – 6,25 persen.
Penurunan produksi daging terbesar dialami oleh ayam ras petelor mencapai –
15,83 persen. Hal ini terjadi diakibatkan oleh populasi hewan yang terkena wabah
penyakit AI (Avian Influenza).
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-33
Tabel 3.2.10 PERKEMBANGAN PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU
KABUPATEN SERANG TAHUN 2000 – 2004
NO KOMODITAS
PRODUKSI DALAM TAHUN
r (%) (ekor)
2000 2001 2002 2003 2004
A Daging 15.7570.04
5
1746,877 16.113.485 15.666.399 13.601.467 3,45
Sapi 561,146 520,459 614,593 663,859 669,053 4.61
Kerbau 532,006 545,62 230,164 271.040 351,054 - 1.99
Kambing 428,589 477,34 609.600 624.900 630.000 10,60
Domba 199,275 203,458 283,813 189,438 196,313 2,99
Ayam Buras 1099,637 1.227.344 1.554.140 1.609.844 1.087.419 2,34
Ayam Ras
Petelor
1.326.865 1.422.367 1.025.245 934.150 619,238 -15,83
Ayam Ras
Pedaging
11.609.527 12.048.367 11.795.930 11.373.168 10.048.390 -3,39
Itik 90,489 91,828 98,756 102,624 97,393 1,96
B Telur 17.073.646 18.208.872 19.151.246 17.470.717 12.572.058 -6,25
Ayam Buras 645,941 729,616 816,637 903,664 816,606 6,48
Ayam Ras 15.555.110 16.553.678 16.865.763 14.884.197 10.484.364 -8,25
Itik 872,595 925,578 1.468.846 1.682.856 1.271.088 13,72
C Susu 1.970 1,434 2,007 2.180 1.720 0,07
Sapi Perah 1.970 1,434 2,007 2.180 1.720 0,07
JUMLAH 32.836.661 34.655.261 35.266.738 33.139.296 26.175.245
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-34
Di Kabupaten Serang luas lahan kritis diluar kawasan hutan yang
direhabilitasi selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2000 sampai dengan
2004 menunjukkan bahwa target seluas 12.835 hektar baru sekitar 24,09 persen
atau seluas 3.091,5 hektar yang terehabilitasi sedangkan sisanya mencapai
9.743,5 hektar atau 75,9 persen. Sisa luas lahan terbesar diatas 500 hektar yang
belum terrehabilitasi berada di Kecamatan Bojonegara 1.808 hektar, Pulo ampel
1.072 hektar dan Taktakan 1.032 hektar, pabuaran 759 hektar, Mancak 747
hektar, Ciomas 590 hektar, Anyer 570 hektar, Petir 500 hektar dan yang lainnya
dibawah 500 hektar tersebar di Kecamatan Cinangka 475 hektar, Padarincang
470,5 hektar, , Cikeusal 437,5 hektar, Cipocok Jaya 75 hektar, Mancak 416
hektar, Kramatwatu 45 hektar, Jawilan 175 hektar, Walantaka 179,5 hektar, Kopo
39 hektar, dan Tunjung Teja 362 hektar sedangkan kecamatan Pamarayan telah
terehabilitasi seluas 100 hektar pada tahun 2003, Kecamatan Baros pada tahun
2003 dan 2004 telah terehabilitasi seluas 50 hektar, dan Curug telah terehabilitasi
seluas 312,5 hektar pada tahun 2000, 2001 dan 2003.
Upaya rehabiltasi lahan kritis yang dilaksanakan sejak tahun 2000 sampai
dengan 2004 antara lain : 1) pembuatan hutan rakyat, 2) pembuatan dam
penahan, 3) pembuatan sumur resapan, 4) pembuatan kebun bibit desa, 5)
pembuatan kebun bibit permanen, 6) rehabilitasi hutan pantai/ mangrove, 7)
pembuatan usaha pelestarian sumberdaya alam, 8) penanaman kanan-kiri jalan,
9) penghijauan bendung pamarayan, 10) penanaman lahan di bawah tegakan dan
11) perlebahan. Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dilaksanakan selain untuk
merehabilitasi lahan kritis juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perbaikan kondisi lingkungan.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-35
Tabel 3.5.1 LAHAN KRITIS DILUAR KAWASAN HUTAN YANG DIREHABILITASI
SELAMA 5 TAHUN ( 2000 S/D 2004)
NO KECAMATAN
LUAS
LAHAN
KRITIS
(Ha)
REHABILITASI LAHAN SISA
2000 2001 2002 2003 2004 (Ha)
1 Cinangka 745 175 - - 20 75* 475
2 Padarincang 690,50 150 - - 20 50* 470,50
3 Ciomas 790 150 - - - 50* 590
4 Pabuaran 1,028 194 - 50 - 25* 759
5 Petir 875 100 100 25 125* 25* 500
6 Curug 312,50 100 62,5 - 150* - -
7 Cikeusal 702,50 100 - 5 5 5 437,50
150*
8 Cipocok Jaya 175 100 - - - - 75
9 Taktakan 1.123 100 - - - - 1,023
10 Wr. Kurung 747 - - - - - 747
11 Mancak 666 100 10 - 20 100* 416
12 Bojonegara 1.858 - - - - 20 1.808
50*
13 Anyer 815 100 - 50 - 20 570
75*
14 Pulo Ampel 1.112 - - - 20 20 1,072
15 Kramat Watu 65 - - - - 20 45
16 Jawilan 175 - - - - - 175
17 Walantaka 304,50 - - - 125* - 179,5
18 Kopo 39 - - - - - 39
19 Tunjung Teja 462 - - - 75* 25* 362
20 Pamarayan 100 - - - 100* - -
21 Baros 50 - - - 25* 25* -
JUMLAH 12,835 1,369 172,5 130 85 85 9,743.5
750* 500*
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-36
* Adalah rehabilitasi lahan yang bersumber dari APBN melalui Program Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) sebagai upaya untuk
mengendalikan lahan kritis yang telah diprogramkan secara nasional.
Produksi perikanan Kabupaten Serang dalam periode tahun 2000 – 2004
relatif stabil dengan produksi pertahun 14.624 ton. Tahun 2003 produksi
mengalami penurunan yang drastis yaitu sebesar 7.960 ton, tetapi pada tahun
2004 kembali mengalami peningkatan sebesar 10%. Hal ini sejalan dengan
program “GERBANG MINA BAHARI” yang didengungkan oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan, maka kabupaten Serang bertekad lebih serius
menangani usaha budidaya seperti dengan dilaksanakannya kegiatan
Optimalisasi Balai Benih Ikan (BBI), Pengembangan Budidaya Perikanan,
Pengembangan Pembenihan di Masyarakat, Pengelolaan Balai Benih Ikan,
Budidaya Ikan Air Tawar di Keramba, Budidaya Ikan Kerapu di Keramba,
Percontohan Budidaya Bandeng Umpan, Budidaya Ikan Hias dan Pembangunan
Pengembangan Balai Benih Ikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan benih
ikan bagi masyarakat Kabupaten Serang selain itu dengan terpenuhinya benih
ikan diharapkan kondisi ini dapat mengurangi tekanan terhadap usaha perikanan
tangkap terutama untuk wilayah perairan yang padat tangkap (over fishing).
Tabel 3.3.1 PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN SERANG ,
2000 - 2004
Uraian Tahun (Ton)
2000 2001 2002 2003 2004
Penangkapan 8.829,30 11.245,30 12.134,80 6.295,30 6.795,80
Budidaya 7.465,70 7.439,50 2.351,10 1.665,50 2.946,30
Jumlah 16.295,00 18.684,80 14.485,90 7.960,80 9.742,00
Dari data produksi terlihat produksi ikan tangkap dari tahun 2000 – 2002
Tabel produksi mengalami kenaikan. Tahun 2001 naik 35,87%, tahun 2002 naik
7,79%, tetapi pada tahun 2003 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu
sebesar 47,71 %. Penurunan disebabkan antara lain karena tidak adanya cek
point keluar masuknya ikan antar Kabupaten, makin maraknya perdagangan ikan
ditengah laut, banyaknya ikan yang didaratkan diluar lokasi TPI sehingga tidak
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-37
terdata serta kalahnya bersaing dengan armada dari luar wilayah Serang dan juga
menurunya jumlah kapal motor di Kabupaten Serang.
Pada tahun 2004 produksi ikan kembali meningkat sebesar 13,10%. Hal ini
karena pada saat itu pengawasan dilaut telah mulai dilaksanakan. Patroli
dilakukan baik oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang
maupun Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten.
Perkembangan produksi ikan budidaya tahun 2000 mencapai 7465,70 ton
terus mengalami penurunan sampai tahun 2003. Tahun 2001 turun sebesar
0,18%; tahun 2002 turun 51,9%; dan tahun 2003 turun 17,1% tetapi tahun 2004
kembali mengalami kenaikan sebesar 27,7%. Penurunan produksi ikan budidaya
tersebut pada tahun 2003 disebabkan antara lain karena usaha budidaya ikan
darat masih belum mengarah ke usaha, tetapi lebih untuk pemenuhan konsumsi
Rumah Tangga disamping masih lemahnya permodalan. Hal ini terlihat dari
adanya kenaikan produksi pada tahun 2004 setelah diberikannya pembinaan
teknis dan adanya bantuan modal untuk budidaya perikanan air tawar dan
budidaya tambak.
Nilai produksi perikanan merupakan nilai jual yang didapat dan diukur
dengan banyaknya uang sebagai hasil jual dari produksi perikanan. Sejalan
dengan perkembangan produksi perikanan maka nilai produksinya pun relatif
mengikuti trend grafik yang sama dengan jumlah produksi. Nilai tersebut
diharapkan dapat meningkat lagi di tahun-tahun mendatang dengan upaya
optimalisasi penanganan pasca panen. Usaha ini telah dilakukan yaitu dengan
proyek Pengelolaan Pasca Panen dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan dan
Kelautan serta Pengadaan Sarana Mutu Hasil Perikanan.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-38
Tabel 3.3.2 PERKEMBANGAN NILAI PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN SERANG
2000 - 2004
Uraian Tahun (Rp. 1.000)
2000 2001 2002 2003 2004
Penangkapan 34.604.600 53.940.750 55.515.560 26.937.600 29.571.700
Budidaya 67.629.300 85.960.600 25.391.400 14.626.987 20.496.600
Jumlah 102.233.900 139.901.350 80.906.960 41.564.587 50.068.300
Jumlah nelayan yang bekerja dibidang usaha perikanan tangkap baik dilaut
maupun perairan umum tahun 2000 mencapai 6.820 orang dengan didominasi
oleh buruh nelayan. Pada tahun 2001 sampai dengan 2002 mengalami penurunan
karena banyaknya petani ikan dan nelayan yang beralih profesi. Tetapi tahun
2003 kembali meningkat mencapai 5.166 orang seiring dengan bertambahnya
armada perikanan dan petani ikan dan nelayan. Demikian pula tahun 2004
meningkat lagi menjadi 6.486 orang karena armada perikanan yang bertambah
cukup signifikan
Tabel 3.3.3 PERKEMBANGAN RUMAH TANGGA PERIKANAN DAN NELAYAN
2000 - 2004
Uraian Tahun (Ton)
2000 2001 2002 2003 2004
RTP 1.446 917 942 1261 1.125
RTBP 4.974 3.905 3.905 3905 5.361
JUMLAH 6.820 4.965 4.965 5.166 6.486
Keterangan :
RTP = Rumah Tangga Perikanan
RTBP = Rumah Tangga Buruh Perikanan
Untuk menunjang produksi perikanan, maka sarana perikanan dan alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan sangat berperan. Untuk perikanan tangkap,
perahu atau kapal sebagai sarana angkutan air sangat dibutuhkan . Sarana
angkutan ini berupa perahu tanpa motor ( PTM ), perahu motor tempel (PMT) dan
kapal motor (KM). Dari tabel terlihat dari tahun 2000 sampai dengan 2002 jumlah
sarana perikanan cenderung menurun, tahun 2003 jumlah sarana angkutan ini
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-39
meningkat sedikit, penambahan terjadi pada PTM dan MT sedangkan KM
menurun cukup banyak. Penurunan jumlah KM ini diduga merupakan salah satu
penyebab menurunnya produksi perikanan di Kabupaten Serang pada tahun
2003. Ini disebabkan kapal motor merupakan salah satu andalan dalam upaya
kegiatan perikanan tangkap karena kemampuannya untuk melakukan
penangkapan diluar perairan pantai, sebab jika hanya mengandalkan motor
tempel atau perahu tanpa motor kemampuannya sangat terbatas hanya di
perairan pantai saja. Sedangkan kondisi perairan pantai Kabupaten Serang telah
mengalami over fishing. Pada tahun 2004 produksi perikanan kembali meningkat
karena adanya penambahan sarana baru serta adanya pencacahan ulang.
Tabel 3.3.4
Perkembangan Sarana Perikanan tahun 2000-2004
Uraian
Tahun (Unit)
2000 2001 2002 2003 2004
PTM 300 50 50 57 50
MT 906 827 829 387 882
KM 187 238 238 209 243
JUMLAH 1.393 1.115 1.117 653 1.175
Keterangan :
PTM = Perahu Tanpa Motor
MT = Motor Tempel
KM = Kapal Motor
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-40
2.2.5. Sub Fungsi Bahan Bakar dan Energi
Program Pengembangan Listrik Pedesaan adalah salah satu program
yang dikembangkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan. Dari tahun 2000 sampai
dengan 2003 telah terpasang 210 unit di desa Wangun, desa Cikedung, desa
Padarincang, dan desa Kedung Soka.
Tabel 3.4.3
Pemasangan PLTS di Kabupaten Serang
Tahun 2000 – 2004
Tahun (unit)
2000 2001 2002 2003 2004
PLTS 50 60 50 50 -
2.2.6. Sub Fungsi Pertambangan
Perkembangan hasil produksi pertambangan galian dari tahun 2000 sampai
dengan 2004 berfluktuasi. Fluktuasi produksi ini karena penambangan yang
disesuaikan dengan permintaan pasar. Produksi pasir laut baru dimulai pada
tahun 2003 dengan jumlah 337.500.000 M3 dan meningkat menjadi 1.949.430 M3
pada tahun 2004 adapun potensi pasir laut yang dimiliki sebesar 65.807.142 M3
Tabel 3.4.1
Perkembangan Potensi dan Pemanfaatan Pertambangan di Kab. Serang
Tahun 2000 – 2004
Potensi Pemanfaatan Potensi Pemanfaatan Potensi Pemanfaatan Potensi Pemanfaatan
(M3) (M
3) (M
3) (M
3) (M
3) (M
3) (M
3) (M
3)
Pertambangan
a. Galian C
- Batu - - 1.895.906,414 211.971,580 1.683.934,834 364.569,190 1.319.365,644 320.716,273
- Pasir - - - - - - - -
- Tanah urug - - 133.142,685 61.300 71.824,685 - 68.224,685 3.600
b. Pasir laut - - - - 65.807,142 337.500 65.469.642 1.949.430
Indikator
2000/2001 2002 2003 2004
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-41
Tabel 3.4.2
Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi dan Pertambangan
Kab. Serang Tahun 2000 – 2004
Perusahaan pemakai air bawah tanah di Kabupaten Serang mulai tahun
2002 sampai dengan tahun 2004 mulai di data secara bertahap. Pada tahun 2002
ada 52 perusahaan pemakai air bawah tanah, tahun 2003 sebanyak 45
perusahaan dan tahun 2004 sebanyak 143 perusahaan yang tersebar di beberapa
kecamatan. Jadi jumlah perusahaan pemakai air bawah tanah yang sudah di data
sebanyak 241 perusahaan. Dan dengan diberlakukannya Perda No 2 tahun 2004
maka pada tahun 2004 telah 80 perusahaan yang membuat SIPAT / SIP yang
menyumbang PAD sebesar RP 109.000.000, -
Tabel 3.4.4
Perusahaan Pemakai Air Bawah Tanah di Kabupaten Serang
Tahun 2000 – 2004
Tahun (Buah)
2000-2001 2002 2003 2004
Perusahaan Pemakai
Air Bawah Tanah
-
52
45
143
Jumlah Produksi Jumlah Produksi Jumlah Produksi Jumlah Produksi
(M3) (M
3) (M
3) (M
3)
Pertambangan
a. Galian C
- Batu - - 211.972 211.972 364.569 3.645.691.900 320.716.273 3.207.162.730
- Pasir - - - - - - - -
- Tanah urug - - 61.300 153.250.000 - - 3.600 900.000
b. Pasir laut - - - - 337.500 3.375.000.000 1.949.430 19.494.300.000
2003
Nilai ProduksiIndikator
2004
Nilai Produksi
2000/2001
Nilai Produksi
2002
Nilai Produksi
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-42
2.2.7. Sub Fungsi Industri dan Kontruksi
Berdasarkan data PDRB Kabupaten Serang sejak tahun 2000 sampai
dengan tahun 2004 sektor industri memberikan kontribusi PDRB lebih dari 50%,
untuk mempertahankan dan bahkan memacu sektor industri tersebut maka perlu
dipacu pertumbuhannya baik dari segi jumlah unit usaha maupun dari sisi
investasinya. Berdasarkan jumlah unit usaha, diketahui pada tahun 2000 jumlah
unit usaha sektor industri sebanyak 15.189 buah meningkat menjadi 18.453 buah
pada tahun 2004 atau mengalami pertumbuhan sebanyak 3.264 buah (17,69%)
dengan didominasi oleh industri non formal sebanyak 17.514 (94,91%).
Penyerapan tenaga kerja tahun 2004 di sektor industri mengalami kenaikan
sebesar 37.454 orang (29,50%) dibanding pada tahun 2000 sebanyak 89.530
orang. Tenaga kerja yang terserap tahun 2004 pada kelompok industri formal
sebanyak 74.442 orang atau meningkat sebesar 38,17%. Sedangkan kelompok
industri non formal dapat menyerap sebesar 52.542 orang (41,38%) pada tahun
2004 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 17,21, lebih lengkap dari uraian
tersebut di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2.7
Perkembangan Sub Fungsi Koperasi
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004
No U r a I a n Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
1 Jumlah Unit Usaha 15.189 16.050 16.749 17.612 18.453
Industri Formal 689 750 785 848 939
Industri Non Formal 14.500 15.300 15.964 16.764 17.514
2 Jumlah Tenaga Kerja 89.530 96.421 101.434 108.423 126.984
Industri Formal 46.030 50.521 54.653 58.224 74.442
Industri Non Formal 43.500 45.900 46.781 50.199 52.542
Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Serang, 2005
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-43
2.2.8.Sub Fungsi Ekonomi Lainnya
Peranan investasi dunia usaha swasta mempunyai arti penting bagi
pembangunan baik secara regional maupun nasional. Investasi merupakan
kegiatan ekonomi yang bersifat makro dan merupakan motor penggerak
pertumbuhan ekonomi yang bersifat lintas wilayah dan intas sektoral, oleh karena
itu tidak mengenal batas-batas kegiatannya dan berlangsung secara terus
menerus berkesinambungan dan tidak dapat diputus.
Investasi yang dampak positifnya terhadap adanya kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan daya beli, tingkat konsumsi
dan tingkat tabungan masyarakat sangat dibutuhkan oleh suatu negara/daerah
guna merubah kondisi ekonomi potensial menjadi ekonomi riil.
Tanpa investasi swasta negara/daerah dimanapun tidak dapat membangun
dan pada hakekatnya investasi pemerintah (Public Investment) yang dilihat dari
segi nilai hanya sebagian kecil mutlak dilaksanakan untuk penunjang,
merangsang, memfasilitasi investasi dunia swasta (Private Investment).
Dalam rangka merubah kondisi ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
dibutuhkan investasi swasta yang cukup besar baik asing maupun dalam negeri.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.3 Tahun 1995 tentang
Pedoman Perencanaan Pananaman Modal Daerah, mempunyai maksud untuk
memberikan arahan dan dorongan, agar kegiatan penanaman modal dapat
ditingkatkan dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi daerah. Tujuan
perencanaan penanaman modal daerah, adalah :
a. Optimalisasi pemanfaatan potensi penanaman modal yang dimiliki oleh
masing-masing daerah
b. Terarahnya lapangan/bidang usaha yang akan dipromosikan
c. Mantapnya usulan proyek-proyek pemerintah sebagai penunjang kegiatan
penanaman modal daerah
Untuk itu Pemerintah Daerah harus proaktif dalam mengelola dan
memanfaatkan seluruh kekuatan ekonomi potensial diwilayahnya baik yang
berupa potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM),
maupun sumber daya lainnya untuk menjadi kekuatan ekonomi riil yang tumbuh
dan berkembang lebih cepat. Salah satu faktor dominan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi tersebut adalah kegiatan investasi di seluruh sektor, baik
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-44
yang bersumber dari dalam negeri dalam rangka PMDN, maupun dari luar negeri
dalam rangka PMA serta dalam rangka Non PMA/PMDN. Investasi merupakan
salah satu variabel yang sangat penting dalam perekonomian suatu
negara/daerah. Karena melalui kegiatan investasi akan terbentuk nilai tambah
yang diperoleh dari proses produksi yang menghasilkan output barang dan jasa
untuk dipasarkan di dalam negeri maupun ekspor.
Kemajuan suatu negara atau suatu daerah salah satunya ditentukan oleh
kegiatan investasi yang berlangsung di negara/daerah tersebut. Perkembangan
investasi yang pesat di suatu negara/daerah sangat berdampak luas (multiplier
effect)yaitu selain mendorong pertumbuhan ekonomi juga akan menimbulkan
kestabilan sosial politik yang baik, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dapat digunakan sebagai indikator meningkatkan kepercayaan dunia terhadap
suatu negara/daerah. Dalam kenyataannya keinginan untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi di suatu negara/daerah tersebut dapat menarik dan
mengembangkan investasi di wilayahnya baik yang bersumber dari dalam/luar
negeri. Terjadinya krisis ekonomi di berbagai negara Asia khususnya Indonesia
sejak tahun 1997, kegiatan investasi turun tajam. Hal ini membuktikan adanya
indikator yang kuat hubungan yang saling berkaitan antara investasi dan
perekonomian.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka pemerintah
daerah tidak ada pilihan lain kecuali harus mampu menarik dan menggerakkan
kegiatan investasi di daerahnya untuk memberdayakan dan mempercepat
pertumbuhan ekonominya.
Perkembangan investasi di sektor industri mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan sebesar Rp. 1.636.225 juta (42,27%) sampai dengan tahun 2004
yang tercatat sebesar Rp. 3.871.402 juta dari investasi awal pada tahun 2000
sebesar Rp. 2.235.148 juta. Kenaikan jumlah invesatsi tersebut dipacu oleh
semakin kondusifnya ekonomi makro setelah mengalami krisis, juga oleh semakin
kondusifnya iklim investasi.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-45
Tabel 3.8.1 Perkembangan Jumlah Investasi Bidang Industri
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004 (dalam satuan Rp. 000.000)
NO KELOMPOK INDUSTRI TAHUN
2000 2001 2002 2003 2004
I FORMAL
1 Industri Agro dan Hasil Hutan 32 98 136.065 154.542 179.580
2 Industri Kimia dan Pulp dan Kertas 790.444 887.494 921.666 997.828 1.034.526
3 Industri Logam, Mesin & Alat Angkut 23.150 46.161 52.236 26.165 22.885
4 Industri Teksil, Elektronika dan AI 1.413.282 1.448.615 1.852.373 1.895.451 2.580.089
II NON FORMAL
5 Indsutri Non Formal 8.240 43.667 51.373 53.947 54.322
Jumlah………………………………….. 2.235.148 2.426.035 3.013.713 3.127.933 3.871.402
Dari sisi jumlah invesatsi sektor perdagangan pada tahun 2000 tercatat Rp.
45.745 juta mengalami kenaikan sebesar Rp. 46.612 juta (50,26%) atau nilai
investasi yang tercatat pada tahun 2004 senilai Rp. 91.961 juta. Dengan kontribusi
dari perdagangan non formal sebesar 13,23% dan perdagangan formal sebesar
86,77%.
Tabel 3.8.2 Perkembangan Jumlah Investasi Bidang Perdagangan
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004 (dalam satuan Rp. 000)
NO KELOMPOK USAHA TAHUN
2000 2001 2002 2003 2004
I FORMAL
1 Perusahaan Kecil (PK) 11.610 15.390 16.740 33.777 30.996
2 Perusahaan
Menengah (PM) 17.100 14.700 17.400 18.900 28.500
3 Perusahaan Besar
(PB) 7.700 9.800 18.900 19.600 20.300
II NON FORMAL
4 Perdagangan Non
Formal 9.335 10.085 10.960 11.585 12.165
Jumlah……………… 45.745 49.975 64.000 83.862 91.961
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-46
Perkembangan nilai asset PD BPR-LPK di Kabupaten Serang dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan
sebesar Rp. 20.088.038 atau sebesar 248,40%, nilai volume kredit berkembang
sebesar Rp. 13.711.156 atau sebesar 142,42%, jumlah modal disetor berkembang
sebesar Rp. 4.473.678 atau sebesar 272,49%, Tabungan berkembang sebesar
Rp. 5.177.782 atau sebesar 315,72%, Deposito berkembang sebesar Rp.
9.130.334 atau sebesar 680,90%, dan pendapatan Laba yang diperoleh
berkembang Rp. 412.924 atau sebesar 125,01%, dan terakhir nilai yang Dividen
Rp. 235.198 atau sebesar 172,41%.
Tabel 3.8.3 Perkembangan BUMD PD. BPR-LPK
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004 (dalam satuan Rp. 000)
URAIAN TAHUN
2000 2001 2002 2003 2004
Asset 8.086.856 11.804.502 14.025.818 18.521.325 28.174.894
Volume Kredit 9.627.575 15.676.400 18.774.220 20.873.935 23.338.731
Modal disetor 1.641.800 1.843.500 1.966.650 4.177.928 6.115.478
Tabungan 1.639.966 3.117.577 3.322.848 4.818.557 6.817.748
Deposito 1.340.916 2.126.318 3.450.722 5.879.425 10.471.250
Laba 330.315 431.106 467.305 569.047 743.239
Dividen 136.421 190.793 233.551 284.523 371.619
Perkembangan nilai asset BUMD PDAM di Kabupaten Serang dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami pertumbuhan sebesar Rp.
6.941.374.000 atau sebesar 58,63%, modal disetor berkembang sebesar
Rp.150.000.000 atau 60%, perolehan laba meningkat sebesar Rp.113.959.000
atau sebesar 22,07, namun dibandingkan tahun 2003 perolehan laba mengalami
penurunan dikarenakan terdapat beberapa perkiraan yang belum dihitung secara
konsolidasi antar cabang, perkiraan penyusutan biaya aktiva yang menggunakan
dasar perhitungan estimasi rata-rata. Perkembangan Dividen sampai dengan
tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar Rp. 229.000.000 atau sebesar 114,5%.
Namun pada tahun 2004 pembagian dividen mengalami penurunan sebesar 47%,
hal ini disebabkan sedang dilakukan penyelesaian administratif sebagai
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-47
kompensasi terhadap kelebihan pembayaran dividen akumulasi dari tahun 1994
sampai dengan 2002 sebesar Rp. 527 juta sesuai dengan hasil temuan BPKP No.
LHE-4480/PW30/4/4/2003 tanggal 8 agustus 2003.
Jumlah pelanggan meningkat sebanyak 4.706 sambungan langsung (SL)
atau sebesar 25,34%. Produksi sampai dengan tahun 2003 mengalami kenaikan
sebesar 387.010 m3 sampai atau sebesar 4,29%, Distribusi juga mengalami
kenaikan sampai dengan tahun 2003 sebesar 392.414 m3 atau 4,37% begitu juga
Air terjual mengalami kenaikan sebesar 1.265.342 m3 atau 24,14%. Akan tetapi
pada tahun 2004 baik produksi, distribusi maupun air terjual mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2003 hal ini disebabkan adanya kebocoran air
mencapai sebesar 30,49%.
Tabel 3.8.4 Perkembangan BUMD PDAM
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004
Uraian TAHUN
2000 2001 2002 2003 2004
Asset (Rp.000) 11.839.692 11.780.331 12.017.894 16.836.803 18.781.066
Modal disetor
(Rp.000) 250.000 200.000 300.000 400.000 400.000
Laba (Rp.000) 516.448 640.818 780.700 892.036 630.407
Dividen (Rp.000) 200.000 157.000 350.000 429.000 200.000
Jumlah
Pelanggan (SL) 18.570 19.761 22.011 22.799 23.276
Produksi (m3) 9.023.130 9.150.769 10.000.737 9.410.140 8.658.830
Distribusi (m3) 8.983.408 9.117.854 9.936.830 9.375.822 8.613.100
Air terjual (m3) 5.240.626 6.454.908 6.741.035 6.505.968 5.986.679
Perkembangan investasi di Bank Jabar Cabang Serang dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2004, sebagaimana terlihat pada tabel 3.8.5, sangat
signifikan untuk semua jenis indikator.
Nilai asset pada akhir tahun 2004 tercatat mengalami kenaikan sebesar
Rp.644.568.085.000 (669%), volume kredit berkembang sebesar
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-48
Rp.251.652.568.000 atau meningkat sebesar 412%, perolehan Laba juga naik
sangat tajam sebesar Rp.33.900.362.000 atau sebesar 641%. Jumlah dana yang
terkumpul dalam bentuk tabungan meningkat sebesar Rp.64.458.984.000 atau
sebesar 566%, sedangkan deposito mengalami kenaikan sebesar
Rp.56.930.080.000 atau sebesar 277%. Untuk modal disetor meningkat sebesar
Rp.12.754.363.000 atau sebesar 192% dan Dividen meningkat sebesar Rp.
1.391.329.000 atau 98%.
Tabel 3.8.5
Perkembangan Investasi Bank Jabar Cabang Serang
di Kabupaten Serang Tahun 2000-2004
(dalam satuan Rp. 000)
Uraian TAHUN
2000 2001 2002 2003 2004
Asset 96.281.621 328.338.279 444.832.382 501.397.048 740.849.706
Volume kredit 61.110.737 132.634.615 175.018.275 229.830.143 312.763.305
Laba 5.287.404 19.287.404 36.028.530 34.231.504 39.187.766
Tabungan 11.379.623 34.950.000 50.366.259 57.849.079 75.838.607
Deposito 20.575.505 52.114.800 114.872.335 126.776.185 77.505.585
Modal disetor 6.650.230 12.014.653 14.404.593 16.904.593 19.404.593
Dividen 1.414.423 2.389.941 2.245.116 2.537.566 2.805.752
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-49
2.2.9. Pajak dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah
No Tahun Kelompok
Pendapatan
Target (Rp) Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
Pajak Daerah
Pajak Daerah
Pajak Daerah
Pajak Daerah
Pajak Daerah
13.637.950.053,00
19.638.000.000,00
19.215.000.000,00
22.085.000.000,00
23.175.000.000,00
11.778.444.497.74
20.762.868.640,97
19.695.878.232.12
21.349.786.556.25
27.876.514.908.43
86.37
105.73
102.50
96.67
120.29
Retribusi Daerah
No Tahun Kelompok
Pendapatan
Target (Rp) Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah
13.716.642.868,00
21.315.001.000,00
24.964.285.859,00
23.386.702.000,00
32.193.791.200.,00
14.124.920.433.80
21.336.163.745.85
27.773.665.237.22
23.672.809.254.11
33.940.333.201.30
102.98
100.10
111.25
99.52
105.43
2.2.10. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
No Tahun Kelompok
Pendapatan
Target (Rp) Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
108.702.772.890,0027
9.656.608.264,00311.
551.337.567,00412.18
6.170.040,00425.940.
940.758,00
114.562.497.631,61
283.752.645.541,64
320.984.935.906,19
418.993.535.529,00
439.411.325.032,00
105,39
101.46
103,03
101,65
103,16
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-50
2.2.11. Sumber Penerimaan Lainnya
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
No Tahun Kelompok Pendapatan Target (Rp) Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
13.728.924.000,00
0,00
0,00
22.920.000.000,00
21.682.045.000,00
5.200.813.636,00
0,00
0,00
22.959.974.000,00
22.218.947.000,00
37,88
00,00
00,00
100.17
102.48
REALISASI PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2000-2004 Perbandingan Realisasi Pendapatan Terhadap Target Pendapatan
Tahun 2000 – 2004
a. Tahun 2000 (1 April 2000 s/d 31 Desember 2000)
No Jenis Pendapatan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
III.
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah
dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan/Laba
Usaha Daerah
Lain-lain PAD Yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum/Subsidi
Dana alokasi Khusus/Bantuan
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi Banten
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Dana Penyeimbang
Dana Fungsional/Dana Eks
Pegawai BKKBN
Dana Pegawai Baru/UKP/Dana
Pengadaan CPNSD
29.482.444.356,87
13.637.950.053,00
13.716.642.868,00
803.535.000,00
1.324.316.435,87
108.702.772.890,00
16.086.150.793,00
69.859.521.097,00
22.757.101.000,00
0,00
13.728.924.000,00
0,00
0,00
13.728.924.000,00
28.181.061.287,04
11.778.444.497,74
14.124.920.433,80
786.684.120,20
1.491.012.235,30
114.562.497.631,61
19.389.871.331,61
70.126.027.902,00
25.046.598.398,00
0,00
5.200.813.636,00
0,00
0,00
5.200.813.636,00
95,59
86,37
102,98
97,90
112,59
105,.39
120,54
100,38
110,06
0,00
37,88
0,00
0,00
37,88
J u m l a h (I + II + III) 151.914.141.246,87 148.904.565.515,65 98,02
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-51
b. Tahun 2001
No Jenis Pendapatan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
III.
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan/Laba Usaha Daerah
Lain-lain PAD Yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum/Subsidi
Dana alokasi Khusus/Bantuan
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi Banten
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Dana Penyeimbang
Dana Fungsional/Dana Eks Pegawai
BKKBN
Dana Pegawai Baru/UKP/Dana
Pengadaan CPNSD
44.346.372.669,92
19.638.000.000,00
21.315.001.000,00
1.640.447.669,00
1.752.924.000,92
279.656.608.264,00
35.336.608.264,00
244.320.000.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
45.990.197.111,54
20.762.868.640,97
21.336.163.745,85
1.640.433.823,26
2.250.730.901,46
283.752.645.541,64
39.435.494.541,64
244.317.151.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
103,71
105,73
100,10
100,00
128,40
101,46
111,60
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2 J u m l a h (I + II + III) 324.002.980.933,92 329.742.842.653,18 101,77
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-52
c. Tahun 2002
N
o
Jenis Pendapatan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
III
.
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan/Laba Usaha Daerah
Lain-lain PAD Yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum/Subsidi
Dana alokasi Khusus/Bantuan
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi Banten
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Dana Penyeimbang
Dana Fungsional/Dana Eks Pegawai
BKKBN
Dana Pegawai Baru/UKP/Dana
Pengadaan CPNSD
52.468.060.859,0
0
19.215.000.000,0
0
24.964.285.859,0
0
2.800.643.000,00
5.488.132.000,00
311.551.337.567,
00
48.731.337.567,0
0
262.820.000.000,
00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
60.183.777.461,
01
19.695.878.232,
12
27.773.665.237,
22
2.855.265.226,4
5
9.858.968.765,2
2
320.984.935.90
6,19
56.666.462.156,
19
264.318.473.75
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
114,7
1
102,5
0
111,2
5
101,9
5
179,6
4
103,0
3
116,2
8
100,5
7
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
3 J u m l a h (I + II + III) 364.019.398.426,
00
381.168.713.36
7,20
104,7
1
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-53
d. Tahun 2003
No Jenis Pendapatan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
III.
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah
dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan/Laba Usaha
Daerah
Lain-lain PAD Yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum/Subsidi
Dana alokasi Khusus/Bantuan
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi Banten
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
Dana Penyeimbang
Dana Fungsional/Dana Eks
Pegawai BKKBN
Dana Pegawai
Baru/UKP/Dana Pengadaan
CPNSD
63.564.065.649,00
22.085.000.000,00
23.786.702.000,00
2.814.500.963,00
14.877.862.686,00
412.186.170.040,00
61.490.170.040,00
327.760.000.000,00
2.000.000.000,00
20.936.000.000,00
22.920.000.000,00
16.095.000.000,00
4.981.000.000,00
1.844.000.000,00
61.863.024.644,83
21.349.786.556,25
23.672.809.254,11
2.815.050.596,10
14.025.378.238,37
418.993.535.529,00
68.297.535.529,00
327.760.000.000,00
2.000.000.000,00
20.936.000.000,00
22.959.974.000,00
21.076.004.000,00
0,00
1.883.970.000,00
97,32
96,67
99,52
100,02
94,27
101,65
111,07
100,00
100,00
100,00
100,17
130,95
0,00
102,17
4 J u m l a h (I + II + III) 498.670.235.689,00 503.816.534.173,83 101,03
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-54
e. Tahun 2004
No Jenis Pendapatan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) %
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
III.
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah
dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan/Laba Usaha
Daerah
Lain-lain PAD Yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum/Subsidi
Dana alokasi Khusus/Bantuan
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi Banten
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
Dana Penyeimbang
Dana Fungsional/Dana Eks
Pegawai BKKBN
Dana Pegawai
Baru/UKP/Dana Pengadaan
CPNSD
60.782.683.163,00
23.175.000.000,00
32.193.791.200,00
3.106.949.963,00
2.306.942.000,00
425.940.940.758,00
66.574.940.758,00
346.946.000.000,00
5.000.000.000,00
7.420.000.000,00
21.682.045.000,00
17.818.000.000,00
3.864.045.000,00
0,00
67.915.308.460,96
27.876.514.908,43
33.940.333.201,30
2.937.688.959,52
3.160.771.391,71
439.411.325.032,00
80.045.325.032,00
346.946.000.000,00
5.000.000.000,00
7.420.000.000,00
22.218.947.000,00
17.818.000.000,00
4.364.609.000,00
36.338.000,00
111,73
120,29
105,43
94,55
137,01
103,16
120,23
100,00
100,00
100,00
102,48
100,00
112,95
0,00
5 J u m l a h (I + II + III) 508.405.668.921,00 529.545.580.492,96 104,16
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-55
Perbandingan Realisasi Kelompok Pendapatan Terhadap Realisasi Total
Pendapatan
a. Tahun 2000
No Kelompok Pendapatan Jumlah (Rp.) %
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Dana perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
28.181.061.287,04
114.562.497.631,61
5.200.813.636,00
19,05
77,44
3,52
6 Total Pendapatan 147.944.372.554,65 100,00
b. Tahun 2001
No Kelompok Pendapatan Jumlah (Rp.) %
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Dana perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
45.990.197.111,54
283.752.645.541,64
0,00
13,95
86,05
0,00
7 Total Pendapatan 329.742.842.653,18 100,00
c. Tahun 2002
No Kelompok Pendapatan Jumlah (Rp.) %
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Dana perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
60.183.777.461,01
320.984.935.906,19
0,00
15,79
84,21
0,00
8 Total Pendapatan 381.168.713.367,20 100,00
d. Tahun 2003
No Kelompok Pendapatan Jumlah (Rp.) %
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Dana perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
61.863.024.644,83
418.993.535.529,00
22.959.974.000,00
12,28
83,16
4,56
9 Total Pendapatan 503.816.534.173,83 100,00
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-56
e. Tahun 2004
No Kelompok Pendapatan Jumlah (Rp.) %
1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah
Dana perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
67.915.308.460,96
439.411.325.032,00
22.218.947.000,00
12,83
82,98
4,20
10 Total Pendapatan 529.545.580.492,96 100,00
Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Tahun 2000 – 2004
a. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Total
No Tahun Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
147.944.372.554,65
329.742.842.653,18
381.168.713.367,20
503.816.534.173,83
529.545.580.492,96
0,00
122,88
15,60
32,18
5,11
b. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan
Per Kelompok Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
No Tahun Kelompok Pendapatan Realisasi (Rp.) %
1.
2.
3.
4.
5.
2000
2001
2002
2003
2004
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah
28.181.061.287,04
45.990.197.111,54
60.183.777.461,01
61.863.024.644.83
67.915.308.460,96
0,00
63,20
30,86
2,79
9,78
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-57
2.2.12. Kebijakan Pengembangan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Serang periode 2002–2006 aspek
ekonomi diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan pendapatan masyarakat
dan stakeholders lainnya melalui pemenuhan kebutuhan dasar / pokok dan
pengembangan sektor-sektor potensial lainnya terutama sektor pariwisata,
industri, jasa-perdagangan, dan pertanian dalam arti luas (agrobisnis, agroindustri,
kelautan, dsb), dll sesuai dengan potensi kewilayahan. Selain itu akan didorong ke
arah terciptanya iklim yang kondusif bagi investor dan dunia usaha yang
berorientasi kepada kemitraan yang sinergis terutama dalam membuka lapangan
pekerjaan baru dan menumbuh-kembangkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan
berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitif esuai kompetensi dan produk
unggulan daerah / wilayah di sektor-sektor potensial dalam rangka memperkuat
struktur ekonomi daerah.
Deskripsi kondisi yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. pulihnya ekonomi masyarakat sebagai dampak pasca krisis ekonomi
melalui pengembangan perekonomian daerah yang berorientasi global
dan penerapan kemajuan iptek berdasarkan keunggulan komparatif
dan kompetitif sesuai kompetensi dan produk unggulan daerah
(pewilayahan) di sektor-sektor potensial.
2. meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat, khususnya
melalui pengembangan usaha di bidang jasa dan perdagangan,
pariwisata, industri, agroindustri, pertanian dalam arti luas (termasuk
perikanan, peternakan, kehutanan dan kelautan), dll.
3. berdayanya pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih
efisien, produktif dan berdaya saing dengan adanya peranan
pemerintah secara agresif berupa bantuan fasilitas dari pemerintah
yang diberikan secara selektif, pendidikan dan pelatihan, informasi
bisnis, harga, pasar, dan teknologi, permodalan, dan penyediaan
lokasi/tempat usaha serta penerapan teknologi.
4. meningkanya produksi sektor pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan untuk memenuhi kebutuhan dasar/pokok
dan menjamin ketahanan pangan, sandang, dan papan masyarakat
yang berorientasi kepada permintaan pasar.
RPJMD KAB. SERANG_2006-2011 II-58
5. bekembangnya proses investasi, perluasan usaha, dan penciptaan
usaha baru dengan mempermudah perijinan dan penyediaan fasilitas
yang memadai dalam meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha
bagi seluruh masyarakat.
6. terjalinnya hubungan kemitraan yang sinergis dalam bemtuk
keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara
bidang-bidang terkait (stakeholders) yaitu koperasi, usaha kecil, dan
menengah, swasta (dunia usaha), perguruan tinggi, perbankan, Non
Government Organization (NGOs), masyarakat, dan Pemerintah
sebagai fasilitator dalam rangka memperkuat struktur ekonomi daerah.
7. meningkatnya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan
pengusaha untuk mendukung penyediaan fasilitas publik yang
memadai, pengusahaan lahan tidur dan lahan mati menjadi lahan
produktif, penyuluhan yang dibutuhkan masyarakat.
top related