056_lk_bppt_2010
Post on 16-Jul-2015
211 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 1/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
TAHUN 2010
Nomor : 120A/HP/XVI/ 05/2011
Tanggal : 20 Mei 2011
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 2/123
DAFTAR ISI
SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN ..................................................................................................................... 1
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ......................... 2
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI .................................................................................... 3 2. NERACA BPPT PER 31 DESEMBER 2010 (BA 081) ............................................ 5 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI .................................................................................... 6 3.1 Dasar Hukum ................................................................................................... 6 3.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang BPPT ................................................... 6 3.3 Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .................... 6 3.4 Peran , Pelayanan BPPT dan Value Proposition.............................................. 7 3.5 Pendapatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .............................. 9 3.6 Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .................................... 10
4. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ............................... 11 5. KEBIJAKAN AKUNTANSI ................................................................................... 13
5.1 Pendapatan ..................................................................................................... 14 5.2 Belanja ........................................................................................................... 14 5.3 Aset ................................................................................................................ 14 5.4 Kewajiban ...................................................................................................... 17 5.5 Ekuitas Dana .................................................................................................. 17
6. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN ........... 18 6.1 Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran ............................................ 18 6.2 Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran ........................................... 18
7. CATATAN PENTING LAINNYA ......................................................................... 25 8 PENJELASAN ATAS POS POS NERACA 26
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 3/123
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Pendapatan PNBP ............................................................................... 10 Tabel 2 Daftar Realisasi Netto Per Jenis ..................................................................... 10 Tabel 3 Realisasi Anggaran Bruto per Program BPPT T.A. 2010 .............................. 10 Tabel 4 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan Laporan
Keuangan TA 2010 ........................................................................................ 12 Tabel 5 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan Laporan
BMN TA 2010 ............................................................................................... 13 Tabel 6 Realisasi Anggaran Bruto per 31 Desember 2010 ......................................... 18
Tabel 7 Pendapatan Negara bukan Pajak Persatker TA 2010 ..................................... 19
Tabel 8 Perbandingan Realisasi Pendapatan BPPT Enjiniring (BLU) 2010 dan
2009 ............................................................................................................... 20
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Bruto dan Realisasi LRA Face 2010 .......... 20 Tabel 10 Perbandingan Realisasi per Jenis Belanja (Netto) TA. 2010 dan 2009 ......... 21 Tabel 11 Belanja Persatker TA 2010 dan 2009 ............................................................ 21 Tabel 12 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2010 dan TA 2009 .......................... 22 Tabel 13 Rincian Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2010 (Bruto) ................ 23 Tabel 14 Rincian Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2010 (Bruto) ................. 24
Tabel 15 Neraca per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 ................................. 27 Tabel 16 Daftar Kas Bendahara Pengeluaran ............................................................... 27 Tabel 17 Daftar Kas Bendahara Penerimaan ................................................................ 28 Tabel 18 Rincian Piutang PNBP menurut Satker ......................................................... 28 Tabel 19 Rincian Saldo Persediaan menurut Satker ..................................................... 29 Tabel 21 Daftar Mutasi Tambah Tanah ........................................................................ 30 Tabel 22 Daftar Mutasi Kurang Tanah ......................................................................... 30 Tabel 23 Daftar Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin.................................................. 31 Tabel 24 Daftar Mutasi Kurang Peralatan dan Mesin ................................................... 31
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 4/123
Tabel 32 Daftar Pembayaran Ganti Rugi Tanah ........................................................... 42 Tabel 33 Hasil Inventarisasi dan Penilaian Aset ........................................................... 43 Tabel 34 Daftar Penyerahan Aset Tetap Lainnya ......................................................... 45 Tabel 35 Daftar Aset Tetap ........................................................................................... 45 Tabel 36 Daftar Penyerahan Aset Renovasi BPPT ke Puspitek ................................... 45 Tabel 37 Daftar Koreksi BPK ....................................................................................... 47 Tabel 38 Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual.............................. 50
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 5/123
SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)
TAHUN 2010
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga)
laporan sebagai berikut:
1. Laporan I: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan KeuanganLaporan I berisi: (a) Hasil pemeriksaan yang memuat opini BPK RI; (b) Laporan
Keuangan BPPT Tahun 2010, dan; (c) Gambaran umum pemeriksaan yang berisi dasar
hukum pemeriksaan, standar pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, entitas yang diperiksa,
lingkup pemeriksaan, sasaran pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, jangka waktu
pemeriksaan, dan batasan pemeriksaan.
2. Laporan II: Laporan Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern
Laporan II berisi: (a) Resume Hasil Pemeriksaan; (b) Tindak lanjut temuan
pemeriksaan SPI (Sistem Pengendalian Intern) Tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan
2009 serta; (c) Temuan pemeriksaan SPI Tahun 2010.
3. Laporan III: Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan
Laporan III berisi: (a) Resume Hasil Pemeriksaan; (b) Tindak Lanjut temuan
pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun 2005, 2006,2007, 2008 dan 2009 serta; (c) Temuan Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan Tahun 2010.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 6/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah
memeriksa Neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31Desember 2010 dan 2009, serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tanggung jawab BPK terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi eksaminasi, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Prinsip Akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa
pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat BPK, neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta Laporan Realisasi Anggaran untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, serta realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan
keuangan tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-
uandangan disajikan dalam Laporan Nomor 120B/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011
dan Nomor 120C/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari laporan ini.
Jakarta, 19 April 2011
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 8/123
Catatan atas Laporan Keuangan BPPT 2010 Halaman 4 dari 53
a. Belanja Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Belanja Barang 8.685.053.000,00 6.946.700.162,00 (1.738.352.838,00) 79,98 15.785.142.000,00 12.267.616.467,00 (3.517.525.533,00) 77,72
c. Belanja Modal 6.254.000.000,00 5.309.000.000,00 (945.000.000,00) 84,89 30.001.000,00 29.350.000,00 (651.000,00) 97,83
d. Pembayaran Bunga Utang0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
e. Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
f. Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
g. Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
h. Belanja Lain-lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Belanja 713.328.351.000,00 677.436.547.160,00 (35.891.803.840,00) 94,97 560.362.557.000,00 515.529.240.743,00 (44.833.316.257,00) 92,00
C
. Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
a. Perbankan Dalam Negeri0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Non Perbankan Dalam Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
a. Penarikan Pinjaman Luar Negeri0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b.Pembayaran Cicilan Pokok Utang
Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0
Ket: Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 9/123
2. NERACA BPPT PER 31 DESEMBER 2010 (BA 081)
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
NERACA KOMPARATIF
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(dalam rupiah)
No Uraian Ref Jumlah Kenaikan/Penurunan
2010 2009 Jumlah %
A ASET1 ASET LANCAR 8.2.1
Kas di Bendahara Pengeluaran 8.2.1.1 878.930.591,00 347.729.087,00 531.201.504,00 152,76
Kas di bendahara Penerimaan 8.2.1.2 2.163.951.684,00 2.284.822.144,00 (120.870.460,00) (5,29)
Kas lainnya dan setara kas 8.2.1.3 50.212.959,00 82.015.993,00 (31.803.034,00) (38,78)
Kas pada Badan Layanan Umum 8.2.1.4 7.949.782.111,00 5.238.532.988,00 2.711.249.123,00 51,76
Piutang Bukan Pajak 8.2.1.5 18.121.996.244,00 13.837.438.320,00 4.284.557.924,00 30,96
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR 8.2.1.6 16.749.000,00 30.500.000,00 (13.751.000,00) (45,09)
Uang muka belanja 8.2.1.7 0,00 315.595.600,00 (315.595.600,00) (100,00)
Piutang dari kegiatan operasional BLU 8.2.1.8 1.745.454.370,00 1.116.500.000,00 628.954.370,00 56,33
Piutang bukan pajak lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00
Persediaan 8.2.1.9 18.446.804.488,00 3.135.302.431,00 15.311.502.057,00 488,36
JUMLAH ASET LANCAR 49.373.881.447,00 26.388.436.563,00 22.985.444.884,0087,10 87,10
2 ASET TETAP 8.2.2
Tanah 8.2.2.1 734.771.352.600,00 743.654.126.740,00 (8.882.774.140,00) (1,19)
Peralatan dan Mesin 8.2.2.2 1.042.402.261.208,00 934.305.402.805,00 108.096.858.403,00 11,57
Gedung dan Bangunan 8.2.2.3 350.751.537.341,00 284.280.013.972,00 66.471.523.369,00 23.38
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 8.2.2.4 44.795.277.284,00 35.013.546.584,00 9.781.730.700,00 27,94
Aset Tetap Lainnya 8.2.2.5 40.262.103.675,00 40.637.459.631,00 (375.355.956,00) (0,92)
Konstruksi dalam pengerjaan 8.2.2.6 25.117.976.000,00 15.174.719.996,00 9.943.256.004,00 65,53
Aset Tetap Lainnya BLU 8.2.2.7 3.960.000,00 3.960.000,00 0,00 0,00
JUMLAH ASET TETAP 2.238.104.468.108,00 2.053.069.229.728,00 185.035.238.380,00 9,01
3 ASET LAINNYA 8.2.3
Aset tak berwujud 8.2.3.1 28.068.832.367,00 7.592.006.680,00 20.476.825.687,00 269,72
Aset Lain-lain 8.2.3.2 70.570.822.802,00 89.213.500.691,00 (18.642.677.889,00) (20,90)
Aset lain-lain BLU 8.2.3.3 757.472.375,00 1.986.536.750,00 (1.229.064.375,00) (61,87)
JUMLAH ASET LAINNYA 99.397.127.544,00 98.792.044.121,00 605.083.423,00 0,61
JUMLAH ASET 2.386.875.477.099,00 2.178.249.710.412,00 208.625.766.687,00 9,58
B KEWAJIBAN
1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 8.2.4
Utang Kepada Pihak III 8.2.4.1 7.851.174.147,00 791.301.164,00 7.059.872.983,00 892,19
Uang Muka dari KPPN 8.2.4.2 878.930.591,00 347.729.087,00 531.201.504,00 152,76
Pendapatan yang ditangguhkan 8.2.4.3 2.214.164.643,00 2.359.941.277,00 (145.776.634,00) (6,18)
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 10.944.269.381,00 3.498.971.528,00 7.445.297.853,00 212,79
JUMLAH KEWAJIBAN 10.944.269.381,00 3.498.971.528,00 7.445.297.853,00 212,79
C EKUITAS DANA
1 EKUITAS DANA LANCAR 8.2.5
Cadangan Piutang 8.2.5.1 19.884.199.614,00 15.300.033.920,00 4.584.165.694,00 29,96
C d P di 8 2 5 2 18 446 804 488 00 3 135 302 431 00 15 311 502 057 00 488 36
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 10/123
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI3.1 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/ tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
3.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang BPPT
Tugas Pokok:
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
1. Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan
teknologi
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.
3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan
swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan
pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi.
4. Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandian, perlengkapan & rumah tangga.
Wewenang:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya
4. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan
k l i
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 11/123
3.4 Peran , Pelayanan BPPT dan Value Proposition
Lima (5) peran BPPT sebagai Lembaga:
1. Intermediasi Teknologi
Memberikan delivery access bagi industri, instansi pusat / pemda / masyarakat untuk
memanfaatkan sumberdaya Iptek dari BPPT / Lembaga Iptek lainnya dari Dalam dan
Luar Negeri.
2. Technology Clearing House
Memfasilitasi pengumpulan dan mendistribusikan informasi dan ’ketepatan’ teknologi
dan menilai dan menguji suatu teknologi untuk diterapkan dan dipergunakan
3. Technology Assessment
4. Audit Teknologi
Verifikasi dan klarifikasi terhadap suatu teknologi yang sudah digunakan oleh industri /
instansi / masyarakat terhadap suatu standar yang telah ditetapkan
5. Solusi Teknologi
Memberikan alternatif dan pilihan solusi atas permasalahan yang berkaitan dengan
teknologi
Sepuluh (10) pelayanan BPPT sebagai lembaga:
1. Rekomendasi
2. Advokasi
3. Alih Teknologi
4. Pengujian
5. Konsultasi6. Jasa Operasional
7. Survei
8. Pilot Project
9. Pilot Plant
10. Proto Type
Tiga (3) Value Proposition BPPT
1. State of The Art Technologya) Mengembangkan teknologi / metodologi baru
b) Menggunakan teknologi mutakhir di nasional / dunia
c) Solusi terhadap isu strategis industri, daerah, nasional
2. Daya Saing Industri
) M i k tk d kti it i d t i d h i l
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 12/123
3.4.1 Kebijakan Teknis
Arah Kebijakan dalam Peningkatan Kemampuan IPTEK:1. Meningkatkan fokus, kapasitas dan kapabilitas litbang;
2. Mempercepat proses difusi dan pemanfaatan hasil-hasil litbang;
3. Memperkuat kelembagaan iptek, mencakup aspek-aspek peneliti, fasilitas litbang, pola
manajemen, fungsional lembaga litbang, kelengkapan dan kemutakhiran data kinerja
iptek nasional;
4. Meningkatkan nilai tambah sistem produksi;
5. Menciptakan iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat.
Sasaran:
1. Tumbuhnya penemuan baru hasil litbang nasional yang dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan sistem produksi;
2. Meningkatnya ketersediaan dan daya guna sumberdaya iptek;
3. Tertatanya mekanisme intermediasi dan pola insentif untuk mendorong tumbuhnya
jaringan kemitraan dan kegiatan litbang di dunia usaha dan industri;
4. Meningkatnya pendalaman teknologi dalam industri nasional;
Kebijakan:
BPPT Mengarahkan Program dan kegiatan untuk memenui Kriteria:
a. Adanya Permintaan dan Kebutuhan Industri , Masyarakat, Instansi pemerintah dan
Dunia Usaha.
b. Berskala nasional dan dapat memecahkan isu nasional selaras dengan 6 + 3 bidang
teknologi.
c. Mampu berperan sebagai lembaga intermediasi, Technology clearing house ,
Pengkajian Teknologi, Audit teknologi dan solusi teknologi.
d. Adanya pelayanan teknologi BPPT dalam bentuk rekomendasi, alih teknologi, survei,
Advokasi, Pengujian , Konsultasi, Jasa operasi, Pilot project, Pilot plant, prototype
e. Adanya value propositon kepada customer dan stakeholder berupa state of the Art of
Technology, daya saing dan kemandirian bangsa. BPPT menyusun program dan
kegiatan secara partisipatif dengan format lintas unit kerja (intern dan Ekstern BPPT)
dan lintas bidang teknologi dengan menerapkan sistem tata kerja
Kerekayasaan.Peningkatan kualitas sumber daya (SDM, Paket teknologi,Kelembagaan, sarana –prasarana) dan budaya kerja (yg bermoral Profesional,
Intergritas, Produktif dan Bertanggung Jawab).Segala Aktifitas Pengkajian dan
penerapan dalam tahapan R,D,E,O dilakukan dalam kerangka sistem Inovasi Nasional
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 13/123
2. Program Tematik BPPT
Program Tematik merupakan program kegiatan yang diunggulkan oleh Kedeputiannamun, yang tidak termasuk pada program 6 fokus bidang RPJM dan mempunyai
kontribusi ke peningkatan produksi nasional dan dapat meningkatkan daya saing serta
dapat menaikan peringkat BPPT ke forum litbang di tingkat nasional. Pada tahun
2010 direncanakan ada 51 kegiatan tematik yang akan dilaksanakan yang merupakan
unggulan dari kedeputian
3. Program Operasional / lanjutan
a. Peningkatan akses internet untuk kantor pemerintah
b. Pembangunan Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biomedika
c. Pengembangan Sarana dan Prasarana UPT Teksurla
4. Program Pendukung
5. Program Kerjasama
6. Program Pelayanan Jasa Teknologi
3.5 Pendapatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Realisasi pendapatan PNBP Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada tahun2010 berupa pendapatan bukan pajak sebesar Rp116.729.162.343,00 atau 90,11% dari
esimasi pendapatan sebesar Rp129.547.829.000,00 sedangkan pendapatan bukan pajak
pada tahun 2009 adalah sebesar Rp103.563.101.513,00 atau 88,72% dari estimasi
pendapatan sebesar Rp116.724.232.772,00. Ada kenaikan sebesar Rp13.163.911.230,00
atau sebesar 12,71 %. Sebagian besar prosentase kenaikan yang bersumber dari Pendapatan
Jasa Teknologi berbanding dengan estimasi pendapatan, antara lain pada satker tersebut
dibawah ini:
1. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mencapai penerimaan sebesar 128,01%
2. Pusat Pelayanan Teknologi (BPPT Enjiniring) mencapai penerimaan sebesar 101,46%
3. UPT Hujan Buatan mencapai penerimaan sebesar 70,93%
4. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mencapai penerimaan
sebesar 57,30%
5. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi mencapai penerimaan sebesar 41,17%
6. Balai Teknologi Survei Kelautan mencapai penerimaan sebesar 91,73%
7. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur mencapai penerimaan sebesar 131,62%
8. Balai Besar Teknologi Energi mencapai penerimaan sebesar 73,99%
9. UPT LAGG mencapai penerimaan sebesar 58,23%
10. Balai Pengkajian Bioteknologi mencapai penerimaan sebesar 88,37%
11. Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi mencapai penerimaan sebesar 92,01%
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 14/123
Tabel 1 Daftar Pendapatan PNBP
(dalam rupiah)
Uraian 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Estimasi Pendapatan 129.547.829.000,00 116.724.232.772,00
Pendapatan PNBP 116.729.162.343,00 103.563.101.513,00
Prosentase 90,11% 88,72%
3.6 Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Realisasi belanja netto Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp677.436.547.160,00. Jumlah itu
berasal dari realisasi belanja bruto sebesar Rp678.451.148.048,00 dikurangi pengembalian
belanja sebesar Rp1.014.600.888,00. Sedangkan tahun 2009 realisasi belanja netto sebesar
Rp515.529.240.743,00. Jumlah itu berasal dari realisasi belanja bruto sebesar
Rp516.383.036.086,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar Rp853.795.343,00 yangdirinci pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Daftar Realisasi Netto Per Jenis
Uraian 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Kenaikan (Penurunan)
Belanja Pegawai 158.074.092.708,00 142.599.461.859,00 15.474.630.849,00
Belanja Barang 332.634.599.525,00 302.563.422.672,00 30.071.176.853,00
Belanja Modal 180.984.223.177,00 65.165.106.212,00 115.819.116.965,00
Bantuan Sosial 5.743.631.750,00 5.201.250.000,00 497.308.650,00
Total 677.436.547.160,00 515.529.240.743,00 161.862.233.317,00
Dari tabel tersebut realisasi belanja TA 2010 naik jika dibandingkan dengan
realisasi belanja TA 2009. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pagu anggaran yang berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara- perubahan (APBN-P) di TA 2010 sebesar
Rp75.780.781.000,00 dan anggaran belanja yang bersumber dari Hibah Luar Negeri
sebesar Rp14.939.053.000,00.
Tabel 3 Realisasi Anggaran Bruto per Program BPPT T.A. 2010
2 3 4 5=3-4
Peningkatan Pengawasan dan1 304 084 540 00 1 258 996 175 00 45 088 365 00
KENAIKAN
(PENURUNAN)PROGRAM 2010 2009
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 15/123
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa beberapa program prosentase
penyerapan anggarannya masih berada dibawah 90% hal ini terjadi karena adanya revisianggaran dan tidak terealisirnya kontrak-kontrak pada anggaran yang bersumber dari
PNBP.
4. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2010
merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas
pelaporan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi termasuk di dalamnya jenjangstruktural di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi seperti eselon I, kantor
wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang
diberikan kepadanya. Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
disusun berdasarkan penggabungan data/laporan keuangan satuan kerja satuan kerja di
lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2010 ini memperoleh anggaran
yang berasal dari APBN sebesar Rp 713.328.351.000,- meliputi:a. Satuan kerja pusat / KP termasuk BLU sebesar Rp 525.480.520.000,- dimana APBN
KP sebesar Rp. 467.383.829.000,- BLU KP sebesar Rp58.096.691.000,-
b. Satuan kerja daerah / KD sebesar Rp. 187.847.831.000,-
Dari total anggaran di atas, rincian anggaran satuan kerja BLU adalah sebagai berikut :
Tahun Anggaran Jumlah Satker JENIS SUMBER DANA
APBN BLU
2009 24 23 1
2010 19 18 1
Jumlah satuan kerja di lingkup Kementerian Negara Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi adalah 19 satker. Dari jumlah tersebut satker yang menyampaikan
laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 19 satker (100%), Rincian satuan kerja
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 16/123
Tabel 4 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan
Laporan Keuangan TA 2010
M TM M TM
1 450329 BPPT √
2 667875 B.P.P.T. Enjiniring √
3 450341 U.P.T. Hujan Buatan √
4 613675 Balai Teknologi Survei Kelautan √
5 631062 Balai Jaringan Informasi IPTEK √
6 631076 Balai RDST √
7 450335 Balai Besar TKS √8 450366 Balai Besar Teknologi Energi √
9 450372 U.P.T. LAGG √
10 631009 Balai Pengkajian Bioteknologi √
11 631013 Balai TMP √
12 631020 Balai PTP √
13 631034 Balai Teknologi Lingkungan √
14 631041 Balai MEPPO √
15 631055 Balai Inkubator Teknologi √
16 631080 Balai - PDP - Yogyakarta √
17 613682 U.P.T. BPPH - Surabaya √
18 450350 Balai Besar Tek. Pati - Lampung √
19 578314 U.P.T. PSTKP - Bali √
No.KP KD
Kode Satker Nama Satker
Keterangan:
M = Menyampaikan LK
TM = Tidak menyampaikan LK
Selain memperoleh dana dari DIPA BA 081, Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi juga mengelola dana yang berasal dari BA 999.08 (Belanja Lain-lain) sebesar
Rp 75.780.780.000. (data terlampir) *
Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yang terdiri
dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).
SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keungan Kementerian Negara/Lembaga
(LKKL) yang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi
Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Laporan Realisasi APBN terdiri dari Pendapatan Negara dan
Hibah dan Belanja.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 17/123
Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah seluruhnya diproses melalui
SIMAK-BMN.Jumlah satuan kerja di lingkup Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi adalah
19 satker. Dari jumlah tersebut satker yang telah menyampaikan laporan barang dan
dikonsolidasikan sejumlah 19 satker (100%), rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan
Laporan BMN TA 2010
M TM M TM
1 450329 BPPT √
2 667875 B.P.P.T. Enjiniring √
3 450341 U.P.T. Hujan Buatan √
4 613675 Balai Teknologi Survei Kelautan √
5 631062 Balai Jaringan Informasi IPTEK √
6 631076 Balai RDST √
7 450335 Balai Besar TKS √8 450366 Balai Besar Teknologi Energi √
9 450372 U.P.T. LAGG √
10 631009 Balai Pengkajian Bioteknologi √
11 631013 Balai TMP √
12 631020 Balai PTP √
13 631034 Balai Teknologi Lingkungan √
14 631041 Balai MEPPO √
15 631055 Balai Inkubator Teknologi √
16 631080 Balai - PDP - Yogyakarta √17 613682 U.P.T. BPPH - Surabaya √
18 450350 Balai Besar Tek. Pati - Lampung √
19 578314 U.P.T. PSTKP - Bali √
No.KP KD
Kode Satker Nama Satker
Keterangan:
M = Menyampaikan Laporan Barang
TM = Tidak menyampaikan Laporan Barang
5. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.
Penyajian aset kewajiban dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 18/123
5.1 Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancardalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas
diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis
pendapatan.
5.2 BelanjaBelanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada
saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan
menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan
Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.
5.3 Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian asetini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan
kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.
5.3.1 Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta
asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 19/123
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi/rampasan.
5.3.2 Investasi 1)
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti
bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi
jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi
jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari
setahun.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non
permanen dan permanen.
a) Investasi Non Permanen
Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk
dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham
melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan
investasi perusahaan negara/ daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.
Investasi Non Permanen meliputi:
• Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang
diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam
negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening
Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan
Pemda.
• Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir
kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah
Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.
b) Investasi Permanen
Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk
mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka
panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN)
pada perusahaan negara, lembaga internasional, dan badan usaha lainnya yang
b k ilik PMN d b d h t b d h k l i
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 20/123
investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.
Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earningasset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan
pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya.
Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal
transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan
ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
5.3.3 Aset TetapAset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk
kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap
dilaporkan pada neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2010
berdasarkan harga perolehan.
Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada
nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
1. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yangnilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah),
2. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), dan
3. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan
barang bercorak kesenian.
5.3.4 Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan
aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA),
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun,
Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak
Berwujud, dan Aset Lain-lain.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintahsecara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari
kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan
angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan
penjualan angsuran.
TGR k dil k k h d b d h / i i
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 21/123
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya
akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti kas besi perwakilan RIdi luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana moratorium Nias dan Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD).
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau
digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak
Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan f ranchise; hak cipta (copyright),
paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA,
Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi
Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan
dari penggunaan aktif pemerintah.
Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan
penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara juga
termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.
5.4 Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan
pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga
internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai
yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukumsebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang
Bunga (accrued interest ) dan Utang Jangka Pendek Lainnya
b. Kewajiban Jangka Panjang
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 22/123
jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar
dan kewajiban jangka panjang.
6. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
6.1 Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada TA 2010, terdiri
dari:
1. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, yaitu:
Penerimaan Negara Bukan Pajak
2. Realisasi Belanja Negara, yaitu:
Belanja Rupiah Murni
Belanja PNBP
Belanja BLU
Tabel 6 Realisasi Anggaran Bruto per 31 Desember 2010%
Real.
Angg.
1Realisasi Pendapatan Negara dan
Hibah129.547.829.000Rp 116.729.162.343Rp 90,11%
-Penerimaan Pajak
- Penerimaan Negara Bukan Pajak 129.547.829.000Rp 116.729.162.343Rp 90,11%
2 Realisasi Belanja Negara 713.328.351.000Rp 678.451.148.048Rp 95,11%
- Belanja Rupiah Murni 585.611.623.000Rp 573.032.349.498Rp 97,85%
- Belanja PNBP 70.820.012.000Rp 51.684.137.846Rp 72,98%
- Belanja BLU 56.896.716.000Rp 53.734.660.704Rp 94,44%
Uraian Anggaran RealisasiNo
6.2 Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran
6.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah
Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
TA 2010 adalah sebesar Rp.129.547.829.000,00.
6.2.1.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi pada TA 2010 adalah sebesar Rp.116.729.162.343,00 atau 90,11 %.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 23/123
Tabel 7 Pendapatan Negara bukan Pajak Persatker TA 2010
NO SATKER 2010 2009
1 BPPT (Sekretariat Utama) 3.074.924.548 2.658.428.738
2 Deputi PKT - 80.431
3 Deputi TPSA - 1.190.302
4 Deputi TAB - 13.034.982
5 Deputi TIEM - 618.082
6 Deputi TIRBR - 201.674.671
7 BPPT ENJINERING 57.731.856.524 49.662.431.735
8 UPT-Hujan Buatan 10.189.164.747 11.403.878.054
9 Balai Teknologi Survey Kelautan 17.133.637.711 9.219.054.162
10 Balai IPTEK 4.836.637.398 7.862.559.190
11 Balai Rekayasa Desain & Sistem Teknologi 318.564.863 555.999.921
12 Balai Besar-Teknologi Kekuatan Struktur 6.729.953.354 6.871.184.055
13 Balai Besar-Teknologi Energi 4.133.312.448 3.748.339.848
14 UPT - LAGG 1.961.488.170 3.868.999.763
15 Balai Pengkajian Bioteknologi 1.088.784.376 822.621.037
16 Balai Termodinamika Motor & Propulsi 3.073.312.729 1.737.803.522
17 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 2.533.079.694 2.306.819.671
18 Balai Teknologi Lingkungan 130.283.616 51.391.570
19 Balai MEPPO 95.362.963 26.276.948
20 Balai Inkubator Teknologi 14.800.000 8.916.249
21 BPDP-Yogyakarta 4.383 44.751.154
22 BPPH-Surabaya 2.857.724.688 2.000.934.564
23 Balai Besar Teknologi Pati Lampung 787.170.131 463.580.889
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 24/123
Tabel 8 Perbandingan Realisasi Pendapatan BPPT Enjiniring (BLU)
2010 dan 2009
Uraian TA 2010 TA 2009 Kenaikan/Penurunan %
Pend. Jasa Layanan Umum 57.731.856.524Rp 49.662.431.735Rp 8.069.424.789Rp 13,98%
Pend. Hibah BLU -Rp -Rp
Pend. Hasil Kerja Sama BLU -Rp -Rp
Pend. BLU Lainnya -Rp -Rp
Jumlah 57.731.856.524Rp 49.662.431.735Rp 8.069.424.789Rp 13,98%
6.2.2 Belanja Negara
Alokasi anggaran belanja negara yang diterima Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) TA 2010 sebesar Rp713.328.351.000,00. Sedangkan Realisasi belanja
pada BPPT yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp677.436.547.160,00.
Jumlah itu berasal dari realisasi belanja bruto sebesar Rp678.451.148.048,00 dikurangi
pengembalian belanja sebesar Rp1.014.600.888,00. Realisasi belanja bruto tersebut
terdiri dari (i) Anggaran Belanja Rupiah Murni sebesar Rp573.032.349.498,00 (ii)
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp51.684.137.846,00 (iii) Badan Layanan Umum
sebesar Rp53.734.660.704,00.
Alokasi anggaran belanja negara yang diterima BPPT TA 2009 sebesar
Rp560.362.557.000,00. Sedangkan realisasi belanja pada BPPT yang berakhir tanggal 31
Desember 2009 yaitu sebesar Rp515.529.240.743,00. Jumlah itu berasal dari realisasi
belanja bruto sebesar Rp516.383.036.086,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar
Rp853.795.343,00. Realisasi belanja bruto tersebut terdiri dari (i) Anggaran BelanjaRupiah Murni sebesar Rp421.633.128.050,00 (ii) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp46.657.429.279,00 (iii) Badan Layanan Umum sebesar Rp48.092.508.757,00.
Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Bruto dan Realisasi LRA Face 2010
Jenis Belanja Realisasi Bruto Pengembalian Belanja Realisasi /LRA Face
Belanja Pegawai 159.044.548.396,00 970.455.688,00 158.074.092.708,00
Belanja Barang 332.671.567.825,00 36.968.300,00 332.634.599.525,00
Belanja Modal 180.987.723.177,00 3.500.000,00 180.984.223.177,00
Belanja Sosial 5.747.308.650,00 3.676.900,00 5.743.631.750,00
Jumlah 678.451.148.048,00 1.014.600.888,00 677.436.547.160,00
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 25/123
Tabel 10 Perbandingan Realisasi per Jenis Belanja (Netto)
TA. 2010 dan 2009
Adapun anggaran belanja persatker dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 11 Belanja Persatker TA 2010 dan 2009
NO SATKER 2010 2009
1 BPPT (Sekretariat Utama) 463,151,639,428 237,193,617,245
2 Deputi PKT - 26,451,158,522
3 Deputi TPSA - 34,269,580,308
4 Deputi TAB - 21,712,499,175
5 Deputi TIEM - 25,186,473,153
6 Deputi TIRBR - 22,836,601,250
7 BPPT ENJINERING 54,866,383,010 49,212,796,849
8 UPT-Hujan Buatan 10,827,199,455 8,713,912,465
9 Balai Teknologi Survey Kelautan 37,052,614,270 8,841,599,055
10 Balai IPTEK 14,339,489,795 7,896,623,414
11Balai Rekayasa Desain & Sistem
Teknologi 719,157,810 816,820,162
12
Balai Besar-Teknologi Kekuatan
Struktur 36,612,106,850 18,065,536,071
13 Balai Besar-Teknologi Energi 12,578,555,557 16,051,652,792
14 UPT – LAGG 4,346,531,026 6,276,169,184
15 Balai Pengkajian Bioteknologi 12,262,083,320 2,217,817,083
Uraian 31/12/2010 31/12/2009 Kenaikan (Penurunan) %
Belanja Pegawai 158.074.092.708 142.599.461.859 15.474.630.849 10,85%
Belanja Barang 332.634.599.525 302.563.422.672 30.071.176.853 9,94%
Belanja Modal 180.984.223.177 65.165.106.212 115.819.116.965 177,73%
Bantuan Sosial 5.743.631.750 5.201.250.000 542.381.750 10,43%
Total 677.436.547.160 515.529.240.743 161.907.306.417 31,41%
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 26/123
NO SATKER 2010 2009
23 Balai Besar Teknologi Pati Lampung 9,923,444,823 10,851,495,158
24 UPT -PSTKP BALI 1,841,338,234 1,742,850,810
TOTAL 678,451,148,048 516,383,036,086
6.2.2.2 Belanja Pegawai
Anggaran belanja pegawai yang diterima oleh BPPT TA 2010 sebesarRp146.986.948.000,00. Realisasi Belanja Pegawai BPPT yang berakhir tanggal 31
Desember 2010 yaitu sebesar Rp158.074.092.708,00. Jumlah itu berasal dari realisasi
belanja bruto sebesar Rp159.044.548.396,00 dikurangi pengembalian belanja pegawai
sebesar Rp970.455.688,00.
Anggaran belanja pegawai yang diterima oleh BPPT TA 2009 sebesar
Rp146.443.113.000,00. Sedangkan realisasi Belanja Pegawai BPPT yang berakhir tanggal
31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp142.599.461.859,00. Jumlah itu berasal dari realisasibelanja bruto sebesar Rp143.376.373.532,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar
Rp776.911.673,00.
Adapun Rincian Realisasi Belanja Pegawai (Netto) adalah sebagai berikut:
Tabel 12 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2010 dan TA 2009
Uraian 31/12/2010 31/12/2009
Belanja Gaji Pokok PNS 89.588.681.673Rp 138.772.646.012Rp
Belanja Pembulatan Gaji PNS 1.954.425Rp 23.111Rp
Belanja Tunjangan Suami/ Istri PNS 7.363.693.896Rp 709.242.228Rp
Belanja Tunjangan anak PNS 2.145.058.505Rp 259.856.412Rp
Belanja Tunjangan Struktural PNS 4.524.568.417Rp 389.231.312Rp
Belanja Tunjangan Fungsional PNS 14.555.939.356Rp 568.914.148Rp
Belanja Tunjangan Pph PNS 2.750.207.896Rp 254.676.181Rp
Belanja Tunjangan Beras PNS 6.092.965.800Rp 510.399.984Rp
Belanja Uang Makan 6.756.659.750Rp 925.746.000RpBelanja Tunjangan Lain-lain termasuk uang
duka PN/dlm negri117.143.400Rp 10.030.200Rp
Belanja Tunjangan UmumPNS 3.284.481.690Rp 364.879.500Rp
Belanja Gaji & Tunjangan Pegawai Non
PNS-Rp (208.481.229)Rp
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 27/123
4. Pengembalian Tunj. Anak PNS 700.670,00
5. Pengembalian Belanja Tunjangan Struktural PNS 119.581.583,00
6. Pengembalian Belanja Tunjangan Fungsional PNS 329.375.644,00
7. Pengembalian Belanja Tunjangan Pph PNS 341.481,00
8. Pengembalian Belanja Tunjangan Beras PNS 846.000,00
9. Pengembalian Belanja Uang Makan PNS 5.170.250,00
10. Pengembalian Belanja Tunjangan Umum PNS 104.458.310,00
Jumlah 970.455.688,00
Belanja pegawai pada TA 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp15.668.174.864,00
dibandingkan dengan TA 2009, hal ini disebabkan karena:
Kenaikan pada Belanja Pegawai Mengikat sedangkan Belanja Pegawai Tidak Mengikat
turun. Kenaikan belanja pegawai mengikat terjadi karena terdapat tenaga honoreryang telah diangkat menjadi CPNS dan juga bertambahnya formasi PNS dari pelamar
umum.
Selain itu adanya kebijakan pemerintah atas penambahan / kenaikan gaji pegawai
negeri sipil sebesar 10 %.
6.2.2.3 Belanja Barang
Anggaran belanja barang yang diterima oleh BPPT TA 2010 sebesar
Rp370.228.776.000,00, terdiri dari anggaran belanja barang yang berasal dari rupiah murni
sebesar Rp361.543.723.000,00 dan anggaran belanja barang yang berasal dari hibah
sebesar Rp8.685.053.000,00. Sedangkan realisasi belanja barang netto BPPT yang berakhir
tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp332.634.599.525,00. Jumlah itu berasal dari
realisasi belanja bruto sebesar Rp332.671.567.825,00 dikurangi pengembalian belanja
barang sebesar Rp36.968.300,00.
Anggaran belanja barang yang diterima oleh BPPT TA 2009 sebesar
Rp333.129.563.000,00. Sedangkan realisasi Belanja barang netto BPPT yang berakhir
tanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp302.563.422.672,00. Jumlah itu berasal dari
realisasi belanja bruto sebesar Rp302.591.556.342,00 dikurangi pengembalian belanja
sebesar Rp28.133.670,00.
Rincian realisasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 28/123
1 Pengembalian Belanja Biaya Pemeliharaan
Peralatan & Mesin Rp 53.500,002 Pengembalian Belanja Perjalanan Biasa Rp 1.982.400,00
3 Pengembalian Belanja Perjalanan lainnya Rp 32.403.700,00
4 Pengembalian Belanja Perjalanan lainnya luar
negeri Rp. 2.528.700,00
Jumlah Rp 36.968.300,00
Kenaikan realisasi belanja Barang TA 2010 sebesar Rp30.080.011.483,00
dibandingkan dengan TA 2009 disebabkan perpindahan belanja uang honor tidak tetap
yang semula berada pada kelompok belanja pegawai tidak mengikat menjadi kelompok
belanja barang sesuai dengan PMK No.91 tahun 2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS).
6.2.2.4 Belanja Modal
Anggaran belanja modal yang diterima oleh BPPT Tahun 2010 sebesarRp190.112.627.000,00 terdiri dari anggaran belanja modal yang berasal dari rupiah murni
sebesar Rp183.858.627.000,00 dan anggaran belanja modal yang berasal dari hibah
sebesar Rp6.254.000.000,00. Sedangkan realisasi belanja modal netto BPPT yang berakhir
tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp180.984.223.177,00. Jumlah itu berasal dari
realisasi belanja bruto sebesar Rp180.987.723.177,00 dikurangi pengembalian belanja
modal sebesar Rp3.500.000,00.
Anggaran belanja modal yang diterima oleh BPPT Tahun 2009 sebesarRp75.539.881.000,00. Sedangkan realisasi Belanja modal BPPT yang berakhir tanggal 31
Desember 2009 yaitu sebesar Rp65.165.106.212,00 dan tidak terdapat pengembalian
belanja modal.
Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Rincian Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2010 (Bruto)
Uraian 31/12/2010 31/12/2009
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 110.449.693.354,00 35.979.035.823,00
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 67.099.297.705,00 20.581.941.451,00
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan yg dikapitalisasi- -
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 29/123
6.2.2.5 Belanja Bantuan SosialAnggaran belanja bantuan sosial yang diterima oleh BPPT Tahun 2010 sebesar
Rp6.000.000.000,00. Realisasi Belanja bantuan sosial netto BPPT yang berakhir tanggal
31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp5.743.631.750,00. Jumlah itu berasal dari realisasi
belanja bruto sebesar Rp5.747.308.650,00 dikurangi pengembalian belanja bantuan sosial
sebesar Rp3.676.900,00.
Anggaran belanja bantuan sosial yang diterima oleh BPPT Tahun 2009 sebesar
Rp5.250.000.000,00. Sedangkan realisasi Belanja bantuan sosial BPPT yang berakhirtanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp5.201.250.000,00. Jumlah itu berasal dari
realisasi belanja bruto sebesar Rp5.250.000.000,00 dikurangi pengembalian belanja
bantuan sosial sebesar Rp48.750.000,00.
Pengembalian belanja bantuan sosial sebesar Rp3.676.900,00 merupakan
pengembalian bantuan langsung (block grant) sekolah/lembaga/guru.
6.2.2.6 Pengembalian Belanja
Secara ringkas Realisasi Pengembalian Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi pada TA 2010 sebesar Rp1.014.600.888,00 yang terdiri dari :
1. Pengembalian Belanja Pegawai Rp970.455.688,00
2. Pengembalian Belanja Barang Rp36.968.300,00
3. Pengembalian Belanja Modal Rp3.500.000,00
4. Pengembalian Belanja Bantuan Sosial Rp3.676.900,00
7. CATATAN PENTING LAINNYA
a. Laporan Keuangan pada Badan Layanan Umum (BLU) satker BPPT Enjiniring sudah
diintegrasikan pada Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
b. BPPT telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi BPK untuk menilai kembali atas
aset yang dimiliki dengan membentuk Tim OFBI (opname Fisik Barang Inventaris) dan
telah memulai kegiatan tersebut pada bulan Juli 2007, SK Sekretaris Utama BPPT No.
09/SK/Setama/BPPT/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 untuk TA 2007 dan SK Sekretaris
Utama BPPT No.: 33/SK/Setama/BPPT/I/2008 tanggal 28 Januari 2008 untuk TA
2008.
c. Revaluasi atas Aset Tetap BPPT telah selesai dilaksanakan oleh KPKNL/DJK
Kementerian Keuangan pada TA. 2009.
d Adanya perubahan 5 satker sementara / Kedeputian pada TA 2009 yakni satker Deputi
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 30/123
f. BPPT telah melakukan Konsinyering Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran Belanja dan Neraca periode 31 Desember Tahun Anggaran 2010 dengan 19Satuan kerja di lingkungan BPPT, Biro Keuangan dan Biro Umum dan Humas pada
tanggal 9 s.d 12 Pebruari 2010 bertempat di Marbella Suites Hotel , Bandung.
g. Pada tahun 2010, BPPT memiliki Bagian Anggaran Lain-lain yaitu BA 999 yang terdiri
dari 4 satuan kerja yakni Balai Teknologi Survey Kelautan (979754), UPT Hujan
Buatan (980544), Balai Pengkajian Teknologi Polimer (980550), Balai Termodinamika
Motor & Propulsi (980538) jumlah total pagu dari ke 4 satker tersebut adalah sebesar
Rp75.780.781.000,- dan realisasi belanja sebesar Rp74.947.134.840,- atau sebesar
98.90 %.h. Pada tahun 2010, BPPT memiliki dana yang bersumber dari Hibah (belanja sumber
dana 03) yang pengelolaannya diserahkan kepada 2 satuan kerja di lingkungan BPPT
yakni BPPT SETAMA dan Balai Besar Teknologi Energi (B2TE). Jumlah total dana
hibah dari ke 2 satker tersebut adalah sebesar Rp14.939.053.000 yang terdiri dari
Rp6.254.000.000 (BPPT SETAMA) terealisasi sebesar Rp5.309.000.000 atau sebesar
84,89% dari anggarannya,- dan sebesar Rp8.685.053.000,- (B2TE) terealisasi sebesar
Rp6.946.700.162 atau sebesar 79,98% dari anggarannya,- Untuk dana Hibah tersebutmasing-masing satker juga mengelola rekening hibah yang terpisah dari rekening dari
sumber dana APBN yakni:
Catatan : Rekening Koran terlampir
Adapun laporan keuangan dari penggunaan dana Hibah tersebut sudah termasuk pada
laporan keuangan masing-masing satker melalui aplikasi SAKPA 2010.
i. Adanya kendala pada aplikasi SAPA 2010 terutama pada saat penyatuan/penerimaan
data keseluruhan/konsolidasi data satker yang menyebabkan pergeseran nilai di LRA
dan Neraca. Hal tersebut dikarenakan ditiadakannya 5 satker Deputi TA 2009. olehkarena itu Laporan Realisasi Anggaran utama dibuat secara manual. Hal tersebut sudah
didiskusikan dengan pihak Kementerian Keuangan.
j. Terdapat penundaan pembayaran atas uang makan pegawai BPPT terhitung mulai
bulan Juli s.d Desember 2010. Sehingga terjadi minus pada belanja pegawai
dikarenakan keterlambatan dalam pengajuan revisi belanja pegawai (uang makan)
No SATKER NO REKENING BANK MANDIRI
1 BPPT SETAMA
(BPPT Baron Technopart)
1242-01-000042-30-2
2 B2TE
(Project MC TAP)
128-00-0572309-0
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 31/123
Tabel 15Neraca per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009
Nama Perkiraan 31-12-2010 31-12-2009 +/-
Aset Lancar 49.373.881.447 26.388.436.563 22.985.444.884
Aset Tetap 2.238.104.468.108 2.053.069.229.728 185.035.238.380
Aset Lainnya 99.397.127.544 98.792.044.121 605.083.423
TOTAL ASET 2.386.875.477.099 2.178.249.710.412 208.625.766.687
Kewajiban 10.944.269.381 3.498.971.528 7.445.297.853
Ekuitas Dana 2.375.931.207.718 2.174.750.738.884 201.180.468.834
TOTAL KEWAJIBAN
DAN EKUITAS DANA 2.386.875.477.099 2.178.249.710.412 208.625.766.687
a) Jumlah Aset per 31 Desember 2010 sebesar Rp2.386.875.477.099,00 terdiri dari Aset
Lancar sebesar Rp49.373.881.447,00 Aset Tetap sebesar
Rp2.238.104.468.108,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp99.397.127.544,00.
b) Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2010 sebesar Rp10.944.269.381,00 merupakan
kewajiban jangka pendek sebesar Rp10.944.269.381,00.
c) Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2010 sebesar Rp2.375.931.207.718,00 terdiridari ekuitas dana lancar sebesar Rp.38.429.612.066,00 dan ekuitas dana investasi
sebesar Rp2.337.501.595.652,00.
8.2 Penjelasan Per Pos Neraca
8.2.1 Aset Lancar
8.2.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar Rp878.930.591,00 dan per 31 Desember
2009 sebesar Rp347.729.087,00.
Adapun rincian saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada masing-masing satuan
kerja di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember
2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 16 Daftar Kas Bendahara Pengeluaran
No Nama Satker Jumlah1 BPPT (Setama) 706.477.907,00
2 BPPT Enjiniring 48.921.094,00
3 UPT Hujan Buatan 119.931.590,00
4 Balai Inkubator Teknologi 3.600.000,00
Jumlah 878.930.591,00
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 32/123
Tabel 17 Daftar Kas Bendahara Penerimaan
No Nama Satker Jumlah
1 UPT Hujan Buatan 147.511,00
2 Balai Jaringan Informasi IPTEK 964.352.104,00
3 Balai Besar-Teknologi Kekuatan Struktur 558.310.562,00
4 Balai Besar-Teknologi Energi 287.816.117,00
5 Balai Teknologi Mesin & Propulsi 70.259.997,00
6 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 283.065.393,00
Jumlah 2.163.951.684,00
8.2.1.3 Kas lainnya dan setara kasSaldo Kas lainnya dan setara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31
Desember 2010 sebesar Rp50.212.959,- dan per 31 Desember 2009 sebesar
Rp82.015.993,-
8.2.1.4 Kas pada Badan Layanan Umum (BLU)
Saldo Kas pada Badan Layanan Umum yang merupakan Dana Lancar BLU pada
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar
Rp7.949.782.111,00 dan per 31 Desember 2009 sebesar Rp5.238.532.988,00.8.2.1.5 Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan Pajak pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31
Desember 2010 sebesar Rp18.121.996.244,00 dan 31 Desember 2009 sebesar
Rp13.837.438.320,00.
Adapun rincian Piutang PNBP pada masing-masing satuan kerja di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 adalah sebagai
berikut:
Tabel 18 Rincian Piutang PNBP menurut Satker
No. Nama Satker Jumlah
1 UPT Hujan Buatan 7.136.457.886,00
2 Balai Teknologi Survey Kelautan 5.319.591.230,00
3 Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur 329.813.000,00
4 Balai Besar Teknologi Energi 466.210.327,00
5 UPT_LAGG 2.266.434.480,00
6 Balai Termodinamika, Motor & Propulsi 260.150.000,00
7 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 191.322.121,00
8 Balai Inkubator Teknologi 34.634.400,00
9 UPT BPPH S b 2 117 382 800 00
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 33/123
muka belanja BLU sebesar Rp0,00 dan per 31 Desember 2009 sebesar
Rp315.595.600,00.
8.2.1.8 Piutang dari Kegiatan Operasional BLU
Piutang dari Kegiatan Operasional pada Badan Layanan Umum Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar Rp1.745.454.370,00 dan
per 31 Desember 2009 sebesar Rp1.116.500.000,00.
8.2.1.9 Persediaan
Persediaan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010
sebesar Rp18.446.804.488,00 dan 31 Desember 2009 sebesar Rp3.135.302.431,00.Adapun rincian saldo Persediaan pada masing-masing satuan kerja di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 adalah sebagai
berikut:
Tabel 19 Rincian Saldo Persediaan menurut Satker
No Nama Satker Jumlah
1 BPPT SETAMA 129.577.553,00
2 BPPT Enjinering 15.484.050,00
3 UPT Hujan Buatan 51.326.000,00
4 Balai Teknologi Survey Kelautan 14.281.009.020,00
5 Balai Ipteknet 100.646.910,00
6 Balai Rekayasa Desain & Teknologi 152.218.500,00
7 Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur 1.050.432.500,00
8 Balai Besar Teknologi Energi 104.498.223,00
9 UPT-LAGG 132.865.718,00
10 Balai Bioteknologi 867.910.624,00
11 Balai Termodinamika,Motor & Propulsi 133.434.950,00 12 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 145.392.701,00
13 Balai Teknologi Lingkungan 17.292.292,00
14 Balai MEPPO 169.970.000,00
15 Balai Inkubator Teknologi 240.000,00
16 Balai Pengkajian Dinamika Pantai-Yogya 5.606.000,00
17 UPT BPPH Surabaya 245.628.004,00
18 Balai Besar Teknologi PATI- Lampung 832.503.343,00
19 UPT PSTKP-Bali 10.768.100,00 Jumlah 18.446.804.488,00
8.2.2 Aset Tetap
Nilai Aset Tetap pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember
2010 sebesar Rp2 238 104 468 108 00 dan per 31 Desember 2009 sebesar
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 34/123
Tabel 20 Daftar Mutasi Aset Tetap per 31 Desember 2010(dalam rupiah)
Tambah Kurang
1 2 3 4 4
Tanah 743.654.126.740 174.027.879.078 182.910.653.218 734.771.352.600
Peralatan dan Mesin 934.305.402.805 309.660.850.329 201.563.991.926 1.042.402.261.208
Gedung dan Bangunan 284.280.013.972 82.135.964.488 15.664.441.119 350.751.537.341
Jalan, Irigasi dan
Jaringan35.013.546.584 15.337.661.635 5.555.930.935 44.795.277.284
Aset Tetap Lainnya 40.637.459.631 8.455.155.185 8.830.511.141 40.262.103.675
Konstruksi Dalam
Bangunan15.174.719.996 82.941.680.850 72.998.424.846 25.117.976.000
Aset Tetap Lainnya BLU 3.960.000 - - 3.960.000
Jumlah 2.053.069.229.728 672.559.191.565 487.523.953.185 2.238.104.468.108
MutasiSaldo 31 Desember 2010Nama Aset Tetap Saldo 31 Des. 2009
8.2.2.1 TanahNilai Tanah per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp734.771.352.600,00 dan per
31 Desember 2009 sebesar Rp743.654.126.740,00.
Terdapat Penambahan aset tetap berupa tanah sebesar Rp174.027.879.078,00 dan
pengurangan sebesar Rp182.910.653.218,00.
Mutasi Tambah sebesar Rp173.636.103.140,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 21 Daftar Mutasi Tambah Tanah
Mutasi kurang sebesar Rp. 182.518.877.280,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 22 Daftar Mutasi Kurang TanahNo Uraian Jumlah
1 Koreksi pencatatan, karena kurang catat 509.886.280
2 Transfer keluar 8.052.075.000
3 Reklasifikasi 173.956.916.000
No Uraian Jumlah
1 Koreksi pencatatan, karena kurang catat 12.908.000
2 Reklasifikasi 173.433.998.000
3 Transfer masuk 189.197.140
173.636.103.140
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 35/123
Tabel 23 Daftar Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin
Mutasi kurang sebesar Rp201.557.072.926,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 24 Daftar Mutasi Kurang Peralatan dan Mesin
8.2.2.3 Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2010 sebesar Rp350.751.537.341,00
dan per 31 Desember 2009 Rp284.280.013.972,00.Terdapat koreksi atas Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan yang menambah
nilai Gedung dan Bangunan sebesar Rp82.135.964.488,- dan pengurangan sebesar
Rp15.664.441.119,
Mutasi Tambah sebesar Rp82 135 964 488 00 adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Hibah 4.137.064.100
2 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 449.979.600
3 Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset 831.341.332
5 Transfer Keluar 193.864.546.294
6 Penghentian Aset dari Penggunaan 582.291.500
7 Penghapusan 247.489.500
8 Pengembangan Nilai Aset 252.965.500
9 Koreksi Pencatatan 1.191.395.100
Jumlah 201.557.072.926
Pengurangan Peralatan dan Mesin
No Uraian Jumlah
1 Pembelian 80.795.775.479
2 Transfer Masuk 215.200.368.337
3 Penerimaan Aset Tetap Renovasi 3.010.066.558
4 Reklasifikasi 600.616.000
5 Pengembangan Nilai Aset 1.359.553.900
6 Koreksi Pencatatan Nilai / Kuantitas 5.551.694.755 7 Koreks i Pencatatan Penilaian Tim Penertiban A set 1.405.000
8 Penyelesaian Pembangunan 3.134.451.300
Jumlah 309.653.931.329
Penambahan Peralatan dan Mesin
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 36/123
Mutasi kurang sebesar Rp.15.664.441.119,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 26 Daftar Mutasi Tambah Gedung dan Bangunan
8.2.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2010 sebesar Rp44.795.277.284,00
dan Per 31 Desember 2009 Rp35.013.546.584,00.
Terdapat koreksi atas Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan yang menambah
nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp15.337.661.635,00 dan pengurangan
sebesar Rp5.555.930.935,00.
Mutasi Tambah sebesar Rp15.337.661.635,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 27Daftar Mutasi Tambah Jalan, Irigasi dan Jaringan
Mutasi kurang sebesar Rp5.555.930.935,00 adalah sebagai berikut:
Tabel 28 Daftar Mutasi Kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan
No Uraian Jumlah
1 Hibah 1.137.800.000
2 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 284.450.000
5 Transfer Keluar 14.242.191.119
Jumlah 15.664.441.119
No Uraian Jumlah
1 Transfer Masuk 2,192,049,200
2 Pengembangan Nilai Aset 20,535,900
3 Penyelesaian pembangunan 9,400,042,300
4 Koreksi 3,725,034,235
Jumlah 15,337,661,635
No Uraian Jumlah
1 Transfer Keluar 5.007.304.935
2 koreksi 548.626.000
Jumlah 5.555.930.935
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 37/123
8.2.2.6 Kontruksi dalam Pengerjaan
Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2010 sebesarRp25.117.976.000,00 dan per 31 Desember 2009 Rp15.174.719.996,00.
Terdapat mutasi tambah sebesar Rp79.259.767.275,00 dan pengurangan sebesar
Rp69.316.511.271,00.
8.2.2.7 Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum (BLU)
Nilai Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum (BLU) per 31 Desember 2010
sebesar Rp3.960.000,00 dan per 31 Desember 2009 Rp3.960.000,00.
8.2.3 Aset Lainnya
8.2.3.1 Aset Tak Berwujud
Nilai Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2010 sebesar Rp28.068.832.367,00
dan per 31 Desember 2008 Rp7.592.006.680,00.
Terdapat mutasi tambah sebesar Rp27.693.820.112,00 dan pengurangan sebesar
Rp7.216.994.425,00
Dari nilai mutasi tersebut sejumlah Rp3.294.416.619,00 merupakan koreksitambah (sesuai hasil pemeriksaan BPK) pada akun aset tak berwujud berupa nilai
perolehan paten dan desain pada satker di lingkungan BPPT, dari jumlah tersebut
Rp3.169.266.619,00 merupakan nilai perolehan paten sedangkan
Rp125.150.000,00 merupakan biaya pendaftaran paten dan biaya substantive.
Dari hasil penilaian atas 44 hasil paten BPPT senilai Rp3.294.416.619,00 dapat
diinformasikan sebagai berikut:
a. sebanyak 36 hasil paten dengan nilai sebesar Rp3.086.414.000,00 dicatat padaakun Aset Tak Berwujud pada satker BPPT, diantaranya sebanyak 10 hasil
paten telah diperoleh Nilai Perolehannya, sedangkan sisanya 26 hasil paten
berupa biaya pendaftaran paten dan biaya subtantive;
b. sedangkan sisanya sebanyak 8 hasil paten dengan nilai perolehan sebesar
Rp208.002.619,00 telah dicatat pada akun Aset Tak Berwujud pada satker UPT
PSTKP Bali.
Data hasil paten beserta nilai perolehannya terlampir.
8.2.3.2 Aset Lain-lain
Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2010 sebesar Rp70.570.822.802,00 dan per
31 Desember 2009 Rp89.213.500.691,00.
Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
T b l 29 D f A L i l i
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 38/123
Rincian mengenai mutasi tambah / kurang dari aset lain-lain dijelaskan secara rinci
pada Catatan Ringkas Barang Milik Negara (CRMBN) pada akun Aset Tetap yang
Tidak Digunakan (154112).
8.2.3.3 Aset Lain-lain Badan Layanan Umum
Nilai Aset Lain-lain Badan Layanan Umum per 31 Desember 2010 sebesar
Rp757.472.375,00 dan per 31 Desember 2009 Rp1.986.536.750,00.
Terdapat koreksi tambah (sesuai hasil pemeriksaan BPK) pada akun aset lain-lain
BLU pada satker BPPT Enjiniring Rp1.832.086.730,00.
Rincian mengenai mutasi tambah / kurang dari aset lain-lain BLU dijelaskan secara
rinci pada Catatan Ringkas Barang Milik Negara (CRMBN) dan menjadi catatan
pada temuan/tindak lanjut temuan pada satker BE.
8.2.4 Kewajiban Jangka Pendek
Nilai kewajiban jangka pendek per 31 Desember sebesar Rp10.944.269.381,00 dan
per 31 Desember 2008 Rp3.498.971.528,00.
8.2.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2010 2010 sebesarRp7.851.174.147,00 dan per 31 Desember 2009 Rp791.301.164,00 yang
merupakan Utang pada kegiatan BLU.
8.2.4.2 Uang Muka dari KPPN
Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2010 sebesar
Rp878.930.591,00 dan per 31 Desember 2009 Rp347.729.087,00 yang merupakan
penyeimbang Akun Kas di Bendaharawan Pengeluaran.
8.2.4.3 Pendapatan Yang Ditangguhkan
Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2010 sebesar
Rp2.214.164.643,00 dan per 31 Desember 2008 Rp2.359.941.277,00 perkiraan ini
merupakan penyeimbang Akun Kas Di Bendaharawan Penerimaan.
8.2.5 Ekuitas Dana Lancar
8.2.5.1 Cadangan Piutang
Nilai Cadangan Piutang per 31 Desember 2010 sebesar
Rp19.884.199.614,00 dan per 31 Desember 2009 Rp15.300.033.920,00, perkiraan
ini merupakan penyeimbang pada Aset Lancar, yaitu akun Piutang Bukan Pajak
sebesar Rp18.121.996.244,00; Bagian Lancar TGR sebesar Rp16.749.000,00; dan
Piutang dari kegiatan operasional (BLU) sebesar Rp1.745.454.370,00.
8 2 5 2 C d g P s di
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 39/123
8.2.5.4 Dana Lancar BLU
Nilai Dana Lancar BLU per 31 Desember 2010 sebesar Rp7.949.782.111,00 dan
per 31 Desember 2009 Rp5.238.532.988,00 perkiraan ini merupakan penyeimbang
Akun Kas pada BLU.
8.2.6 Ekuitas Dana Investasi
8.2.6.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Nilai dana yang diinvestasikan dalam aset tetap per 31 Desember 2010 sebesar
Rp2.238.104.468.108,00 dan per 31 Desember 2009 Rp2.053.069.229.728,00
perkiraan ini merupakan penyeimbang Akun Aset Tetap.
8.2.6.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
Nilai dana yang diinvestasikan dalam aset tetap lainnya per 31 Desember 2010
sebesar Rp99.397.127.544,00 dan per 31 Desember 2009 Rp98.792.044.121,00
perkiraan ini merupakan penyeimbang Akun Aset Lain-lain.
9. CATATAN PENTING LAINNYA
a. Pada TA 2010 neraca satker BPPT Enjiniring yang merupakan satker BLU telah
diintegrasikan dengan neraca tingkat kementerian negara/lembaga.
b. Laporan keuangan tingkat satker di BPPT penyajiannya sudah sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-65/PB/2010 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Hal
tersebut sudah ditindaklanjuti dengan koreksi terhadap laporan terdahulu.
c. Tanah pada Balai Besar Teknologi Pati – Lampung sampai dengan hasil pengecekan
kondisi fisik di lapangan, memang terjadi pengurangan seluas 1300 ha (dikuasai
oleh masyarakat) dan lahan yang masih tersisa dan dikuasai oleh BPPT menjadiseluas 700 ha dari luas sebelumnya yaitu 2000 ha.
d. Pada TA 2010 BPPT mengelola dana khusus atau belanja subsidi dan lain-lain yang
pengelolaannya diserahkan kepada 4 satker sebagai berikut:
Tabel 30 Daftar Dana Khusus atau Belanja Subsisi dan Lain-lain
Yang Dikelola BPPT
NO SATKER NO DIPA PAGU REALISASI
1 Balai TeknologiSurvey Kelautan
(979754)
0289/999-08.1/- /2010
1.000.000.000 964.509.000
2 Balai Teknologi
Polimer (980550)
0366/999-08.1/-
/2010
14.813.559.000 14.791.710.000
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 40/123
10. CATATAN PENTING LAINNYA PER SATKER DI LINGKUNGAN BPPT
BPPT SETAMA
Terdapat Belanja Barang yang salah dibebankan ke Belanja Modal, data spesifik
dapat dilihat di lampiran.
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah penurunan aset sebesar Rp1.941.820.736,00 yang merupakan pengembangan
nilai, transfer masuk, penghentian aset, penghapusan aset dan penambahan nilai
aset. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.
BPPT ENJINIRING (BE)
BPPT Enjiniring melakukan penyesuaian saldo untuk penentuan saldo awal per 31
Desember 2009 sebesar Rp1.204.901.877,00; untuk penyesuaian tersebut KPPN
membukukannya dalam SPM No.: 00002/SPM/BE/BPPT/BLU/III/2010 tertanggal
SPM 04 Maret 2010 dan SP2D No.: 419223O tertanggal 18 Maret 2010.
TA 2010 dilakukan dua kali revisi DIPA dengan rincian sebagai berikut :
1. Revisi Pertama
DIPA 0002/081-01.1/-/2010 perubahan pagu Rp46.139.661.000,00; tanggal 21
Oktober 2010; Surat Pengantar No.: SP-1033/PB.2/2010
2. Revisi Kedua
DIPA 0002/081-01.1/XI/2010 perubahan pagu sebesar Rp56.896.716.000,00;
tanggal 21 Desember 2010; Surat Pengantar No.: SP-
0763/WPB.12/BG.0103/2010.
Terdapat kesalahan penyetoran penerimaan yang bukan menjadi milik
Pusyantek/BPPT Enjiniring. Seharusnya disetorkan ke rekening milik PEMDA Siak,
Riau. Karena bukan menjadi milik Pusyantek/BPPT Enjiniring dan tidak dibukukan
baik dalam pembukuan penerimaan dan Buku Kas Umum, namun sifatnya yang
mempengaruhi proses rekonsiliasi, pada akhirnya membuat Pusyantek/BPPT
Enjiniring harus mengakuinya sebagai penerimaan.
Untuk permasalahan ini telah dilakukan klarifikasi dan surat permohonan
pengembalian dana tersebut kepada pihak Pemda Siak, Riau melalui KPPN. Dan
sampai saat ini masih dilakukan proses pengembalian. Penerimaan tersebut sebesar
Rp670.654.000,00.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 41/123
TA 2010 sudah dimunculkan pagu anggaran belanja modal), namun masih
dimasukkan ke dalam realisasi belanja barang.
Pusyantek/BPPT Enjiniring telah mengajukan surat kepada KPPN No.: 03/SU-
SE/BPPT/I/2011 untuk melakukan revisi SPM atas aset yang dibelanjakan dan yang
dibukukan dalam Belanja Barang agar direvisi untuk dibukukan dalam Belanja
Modal, namun masih menunggu tindak lanjut dari KPPN.
Koreksi negatif atas Peralatan dan Mesin sebesar Rp200,00 karena kesalahan input,
seharusnya Peralatan dan Mesin pada TA 2010 dibukukan sebesar
Rp697.924.600,00.
Pada Kas di Bendahara Pengeluaran masih tersisa sebesar Rp48.921.094,00; pada
dasarnya nilai tersebut sudah disetorkan, namun terjadi keterlambatan penyetoran
dimana penyetoran dilakukan pada 6 Januari 2011.
Pada Kas Badan Layanan Umum terdapat akun Setara Kas Lainnya (kode akun
111929) yang pada dasarnya merupakan Pajak TA 2010 yang belum disetorkan.
Sistem aplikasi Sakpa 2010 tidak dapat memunculkan secara terpisah akun tersebut,
sehingga di neraca menyatu pada akun Kas pada Badan Layanan Umum ; dengan
nilai sebesar Rp50.212.959,00
Belanja Peralatan dan Mesin pada TA 2010 dibukukan dalam mata anggaran Belanja
Barang. Hal ini dikarenakan pengalokasian mata anggaran Belanja Modal baru dapat
dilakukan pada Revisi I tanggal 21 Oktober 2010, sehingga untuk menghindari
terjadinya tidak tercatatnya asset, maka belanja yang sudah direalisasi pada periode
sebelumnya dibukukan pada mata anggaran Belanja Barang.
Dalam upaya melakukan koreksi atas Belanja barang asset yang sudah dibukukan
dalam mata anggaran Belanja Barang, Pusyantek/BPPT Enjiniring telah mengajukan
surat permohonan pengajuan revisi dengan surat No.: 03 /SU-SE/BPPT/I/201,
namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari KPPN.
Terjadi kesalahan input pada pagu anggaran estimasi pendapatan pada aplikasi
SAKPA 2010. Sebelum diinput sebesar Rp58.096.691.000,00 seharusnya diinput
sebesar Rp56.896.716.000,00 Hal ini mempengaruhi presentase realisasi
pendapatan, dimana sebelumnya adalah 99,37% setelah di revisi dalam aplikasi
menjadi 101,46%.
Akun Peralatan dan Mesin telah dikoreksi negatif sebesar Rp200,00 karena
kesalahan input dari yang sebelumnya dibukukan sebesar Rp697.924.800,00
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 42/123
pembebanan MAK (berasal dari MAK 52) Hal tersebut telah dijelaskan dalam
laporan keuangan tingkat satker.
UPT HUJAN BUATAN
Telah dilakukan koreksi nilai hasil inventarisasi Barang Milik Negara di Satker Unit
Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebesar Rp325.424.000,00 yang terdiri dari 2 (dua)
unit Micro Bus Penumpang 15 s.d. 29 orang Rp303.434.000,00 dan 1 (satu) unit
Mini Bus penumpang 14 orang kebawah Rp21.990.000,00. Koreksi nilai tersebut
disebabkan pada saat TA 2009 DJKN melakukan koreksi nilai, UPT Hujan Buatan
sebelumnya sudah mutasi/transfer keluar peralatan dan mesin tersebut ke SetamaBPPT sehingga menyebabkan nilainya minus (Rp325.424.000,00). Sesuai arahan
staf Ditjen Perbendaharaan maka pada laporan semester I TA 2010 ini dilakukan
koreksi atas nilai aset peralatan dan mesin.
Pada Semester II telah dihapus Aset lainnya yaitu 1 (satu) unit Pesawat senilai
Rp10.442.666.667,00 sesuai dengan surat persetujuan penghapusan BMN dari
Dirjen Kekayaan Negara Nomor: S-372/MK.6/2010 tanggal 11 Oktober 2010.
BALAI TEKNOLOGI SURVEY KELAUTAN
Terdapat kesalahan pembelian barang berupa Oily Water Seperator yang
seharusnya pada pos Belanja Modal (53) tetapi di bebankan dalam Belanja Barang
(52) dengan SP2D Nomor: 943758Q sebesar Rp97.500.000,00.
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp99.884.000,00 yang merupakan
penilaian kembali atas barang yang telah dihapus dan kesalahan pembebanan MAK.Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.
BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR ( B2TKS )
Tahun Anggaran 2010 B2TKS merevisi DIPA sebanyak 4 (empat) kali yaitu :
1. Pergeseran antar kelompok akun 5212 ke 5211 pada Sub Kegiatan Optimalisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak dan catatan tunggakan belanja pegawai tahun
2009.
2. Pembukaan bintang untuk Pengadaan Kendaraan Bermotor pada Sub Kegiatan
Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.
3. Pergeseran antar kelompok akun 5211 ke 5212 pada Sub Kegiatan Optimalisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 43/123
transfer masuk peralatan dan mesin dari BA 999 TA 2009 dan aset tak berwujud.
Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.
BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI
Telah menghapuskan nilai aset sebesar Rp257.593.450,00 sesuai dengan Surat dari
Kantor PKNL Serpong Ditjen Kekayaan Negara Kanwil VI Serang dengan Surat
No.: S-374/WKN.06/KNL.03/2010 tentang persetujuan penghapusan BMN pada
B2TE-BPPT.
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp243.596.582,00 yang merupakan
tambahan renovasi semester II TA 2010. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan
keuangan tingkat satker.
UPT LAGG
Rendahnya realisasi penggunaan PNBP yang hanya sebesar 55,45 % dari pagu, hal
ini disebabkan karena realisasi penerimaan PNBP sampai dengan 31 Desember
2010 hanya tercapai sebesar Rp1.903.488.170,00 atau 56,51% dari yang ditargetkan Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp38.480.000,00 yang merupakan usulan
penghapusan.Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.
BALAI PENGKAJIAN BIOTEKNOLOGI
Terdapat klasifikasi transfer masuk pada TA 2010 semester II atas aset tetap berupa
peralatan dan mesin dari biro umum dan humas BPPT sebesar Rp6.548.257.680,00
dan sudah dilakukan trasfer masuk atas aset tetap berupa peralatan alat dan mesin
sesuai dengan lamp BA No.: B-06/BPPT/BUH/BAST/PL.03.0 tanggal 10 Agusutus
2010.
BALAI TERMODINAMIKA, MOTOR DAN PROPULSI
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp5.787.887.875,00 yang merupakan
transfer masuk peralatan dan mesin. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporankeuangan tingkat satker.
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI POLIMER
Terdapat Aset Tetap Lainnya berupa Canopi Gedung Parkir Balai Pengkajian
T k l i P li b R 45 650 000 00 b l dihib hk k ih k k
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 44/123
180/BPTP/IV/2010 tanggal 20 April 2010 perihal : Laporan Renovasi Aset Milik
PUSPIPTEK – Balai Pengkajian Teknologi Polimer.
Berita Acara Serah Terima Renovasi Gedung dengan Surat No.: B-
08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010 dari Sekretaris Utama BPPT ke
Sekretaris Menteri – Menristek.
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan aset sebesar Rp135.956.000,00 yang merupakan transfer masuk &
aset tak berwujud. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat
satker.
UPT-BPP HIDRODINAMIKA-SURABAYA
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan aset sebesar Rp35.602.261,00 yang merupakan barang
ekstrakomptabel. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat
satker.
BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI -LAMPUNG
Balai Besar Teknologi Pati mempunyai Gedung dan Bangunan, Perlatan dan Mesin
(Pilot Plant Ethanol) yang samai saat ini belum dapat dimasukkan kedalam
inventarisasi Satker Balai Besar Teknologi Pati.
Hal ini disebabkan karena surat/dokumen pendukung (surat Hibah) dari pihak
pemerintah Jepang (JICA) tidak ada/belum dapat ditemukan. Kami telah
menginformasikan dan mengkonsultasikan permasalahan ini dengan pihak Kantor
Pelayanan Kekayaan Negera dan Lelang Metro Lampung dan belum diperoleh kata
sepakat dalam hal penyelesaiannya (masih dalam proses)
Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan
jumlah kenaikan aset sebesar Rp136.143.400,00 yang merupakan nilai kapitalisasi
aset yang belum tercatat. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan
tingkat satker.
UPT PSTKP -BALI
Gedung dan Bangunan yang ditempati oleh UPT - Pengembangan Seni dan
Teknologi Keramik dan Porselin Bali BPPT berdiri diatas lahan/tanah milik
Departemen Kehutanan Kanwil Provinsi Bali
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 45/123
menyebakan turunnya PNBP pada TA 2010, antara lain adalah sebagai berikut:
1. BPDP
PNBP tidak ada yang terealisasi dikarenakan adanya kegagalan lelang kontrak
sehingga tidak ada kegiatan yang berjalan.
2. Hujan Buatan
Target penerimaan PNBP hanya mencapai 50%, dikarenakan sangat sulit mendapatkan
kontrak kerja yang berhubungan dengan modifikasi cuaca.
3. MEPPO
MEPPO sebagai lab pengembangan produk bukan hanya lab pengujian, sehingga
banyak kontrak kerja yang batal ataupun batal dikarenakan tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan pada waktunya.
4. BIT
Sisa anggaran berlebih akibat tidak terserapnya belanja langganan daya dan jasa yang
nilainya mencapai Rp85.000.000,00 Hal ini terjadi karena menurunnya kontrak jasateknologi.
5. B2TE
Penyerapan PNBP kurang maksimal karena sisa anggaran untuk belanja daya dan jasa
sebesar Rp350.000.000,00 dan belanja untuk seragam yang masih dibintang sebesar
Rp45.000.000,00.
11. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA1. Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2010 Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Aset Tetap berupa Tanah disajikan senilai Rp743.654.126.740,00
dari nilai tersebut termasuk aset tanah senilai Rp98.873.675.000,00 yang berlokasi di
Surabaya dan pulau Natuna, yang belum bersertifikat dan fisiknya saat ini digunakan
sebagai jembatan dan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemerintah
Daerah dengan kronologis sebagai berikut:
a. Tanah Suramadu1. Tahun 1990 untuk mewujudkan Proyek Tri Nusa Bima Sakti yang
menghubungkan Surabaya-Madura (Suramadu), terbit Keputusan Presiden
Nomor 55 Tahun 1990 tanggal 14 Desember 1990 tentang Pembangunan
Jembatan Surabaya-Madura yang diketuai oleh Menteri Negara Riset dan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 46/123
Tabel 32 Daftar Pembayaran Ganti Rugi Tanah
No Penggantian Atas
NamaLokasi
Luas
Tanah
(M2)
Harga (Rp)
1 Mat Saer dkk Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang
Kabupaten Bangkalan40.505 453.305508,00
2 H. Abdul RahmanKelurahan Bulak Banteng dan Tambak Wedi
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya113.595 1.152.989.250,00
3 BudhiyantoKelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran
Kota Surabaya13.825 315.728.437,00
4 Haji Ismail dkk Desa Sukolili Barat dan Pangpong Kecamatan
Labang Kabupaten Bangkalan19.140 144.315.000,00
Total 187.065 2.066.338.195,00
3. Tahun 2003 terbit Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 2003 tanggal 27
Oktober 2003 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Pada Pasal
13 menyebutkan bahwa semua aset yang ada pada saat Keputusan Presiden
ini mulai berlaku yang dimanfaatkan dan digunakan dalam rangka
pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990, dilanjutkan
pemanfaatan dan penggunaannya oleh Tim Pembangunan Jembatan
Surabaya-Madura sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Pada tanggal 30 April 2004, sesuai Surat Nomor: PL05.05.Mn/262 Menteri
Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Bpk. Soenarno) menyampaikan kepada
Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala BPPT perihal permintaan
penyerahan aset proyek Pembangunan Jembatan Suramadu ex. BPPT.
5. Tanggal 15 April 2008, Sekretaris Utama BPPT mengirim surat yang
ditujukan kepada Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V (B2PJN)Kementerian Pekerjaan Umum sesuai Surat Nomor:
62/SETAMA/BPPT/IV/2008 perihal permintaan data-data/dokumen yang
terkait dengan keberadaan aset tanah.
6 Pada Juni tahun 2010 Tim Inventarisasi dan Penilaian Aset dari KPKNL
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 47/123
Tabel 33Hasil Inventarisasi dan Penilaian Aset
No. Lokasi Luas
Tanah
(M2)
Harga Perolehan
(Rp)
Nilai Wajar
(Rp)
1 Desa Sukolilo Barat
Kecamatan Labang Kabupaten
Bangkalan
40.505 453.305.508,00 5.468.175.000,00
2 Kelurahan Bulak Banteng dan
Tambak Wedi Kecamatan
Kenjeran Kota Surabaya
113.595 1.152.989.250,00 77.244.600.000,00
3 Kelurahan Tambak Wedi
Kecamatan Kenjeran Kota
Surabaya
13.825 315.728.437,00 9.401.000.000,00
4 Desa Sukolili Barat dan
Pangpong Kecamatan LabangKabupaten Bangkalan
19.140 144.315.000,00 2.583.900.000,00
Total 187.065 2.066.338.195,00 94.697.675.000,00
Nilai wajar tanah Surabaya-Madura sebesar Rp94.697.675.000,00 hasil
penilaian kembali telah dicatat dalam Neraca tahun 2010 BPPT sebagai
penambah nilai Aset Tetap Tanah.
7. Tanggal 27 Januari 2010, sesuai Surat Nomor: S-79/WKN.07/KNL.02/2010,
Kepala KPKNL Jakarta II Kanwil VII Jakarta menyampaikan kepada
Sekretaris Utama BPPT perihal Sertifikasi BMN berupa tanah pada BPPT.
Atas permintaan KPKNL Jakarta II, BPPT belum menindaklanjuti sertifikasi
tanah yang berlokasi Surabaya-Madura yang telah digunakan untuk
pembangunan jembatan.
b. Tanah di Pulau Natuna- Tahun 1995 untuk mewujudkan Proyek Natuna, terbit Keputusan Presiden
Nomor 14 Tahun 1995 tentang Pengembangan Proyek Natuna, pada Pasal 10
disebutkan bahwa biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim
Pengembangan Proyek Natuna dibebankan kepada anggaran belanja BPPT.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 48/123
surat kepada Menteri Keuangan sesuai Nomor: 359/KA/BPPT/XI/2007
perihal hibah aset tanah Natuna.
- Tahun 2008 a.n. DJKN-Direktur BMN I mengirim Surat Nomor: S-
561/KN/2008 tanggal 16 Januari 2008 perihal permintaan kelengkapan
dokumen pendukung kepada BPPT. BPPT melalui Sekretaris Utama
menindaklanjuti dengan mengirim Surat Nomor:
48/SETAMA/M/BPPT/III/2008 kepada Kepala BP3N perihal permintaan
kelengkapan dokumen tanah Natuna. Tanggal 8 April 2008 sesuai Surat
Nomor: 03/Ka.BP3-N/IV/08, Kepala BP3N mengajukan opsi bahwa sesuai
Keppres Nomor 71 Tahun 1996 sampai dengan saat ini Keppres tersebut
belum dicabut sehingga tanah yang dipakai oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Natuna diminta ganti rugi dengan cara ruislagg dan untuk saat ini
digunakan dengan cara pinjam pakai. Tanggal 29 Mei 2008 sesuai Surat
Nomor: 110/SETAMA/V/2008, Sekretaris Utama BPPT mengajukan kepada
Menteri Keuangan c.q. DJKN untuk meminta persetujuan hak pakai kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna. Tanggal 18 Juni 2008 sesuai Surat
Nomor: S-4261/KN/2008, a.n. DJKN-Direktur BMN I mengirim surat kepadaKepala Kantor Wilayah VII Jakarta perihal penerusan berkas permohonan
hibah tanah Natuna pada BPPT. Tanggal 17 September 2008 sesuai Surat
Nomor: S-905/WKN.7/KP.02/2008, Kepala KPKNL Jakarta II mengirim
surat kepada Sekretaris Utama BPPT perihal pemakaian tanah milik BPPT
oleh Pemerintah Kota Tomohon dan Kabupaten Natuna serta tanah tersebut
harus diselesaikan dokumen kepemilikannya berupa sertifikat sebagai dasar
untuk hibah atau pinjam pakai sesuai PMK Nomor: 96/PMK.06/2007.
- Pada bulan Juni tahun 2010, Tim Inventaris dan Penilaian Aset dari KPKNL
Jakarta VII dan didampingi dari Tim Invetaris BPPT telah melakukan
pemeriksaan fisik tanah di Kabupaten Natuna. Hasilnya tanah seluas 9000 M2
dinilai dengan nilai wajar menjadi Rp4.176.000.000,00.
- Tanggal 27 Januari 2010, Kepala KPKNL Jakarta II Kanwil VII mengirim
Surat Nomor: S-79/WKN.07/KNL.02/2010 kepada Sekretaris Utama BPPT
perihal Sertifikasi BMN berupa tanah pada BPPT. Atas permintaan KPKNLJakarta II, BPPT belum menindaklanjuti sertifikasi tanah yang berlokasi
Kabupaten Natuna.
2. Berdasarkan pemeriksaan dokumen atas pengelolaan Barang Milik Negara di
lingkungan BPPT diketahui telah terjadi kehilangan aset tetap berupa kendaraan roda
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 49/123
Tabel 34 Daftar Penyerahan Aset Tetap Lainnya
No Satker Jumlah
1 B2TKS 488.498.145,00
2 B2TE 812.993.905,00
3 Polimer 86.588.150,00
4 BTMP 140.877.000,00
Jumlah 1.528.957.200,00
4. Neraca BPPT per 31 Desember 2010 menyajikan saldo Aset Lainnya sebesar
Rp2.199.075.910.638,00 sedangkan SIMAK BMN menyajikan Aset Lainnya sebesar
Rp2.095.120.687.658,00 dan terdapat selisih antara nilai Aset Lainnya dalam SAI
dengan nilai Aset Tetap dalam SIMAK BMN sebesar Rp3.960.000,00 dan Aset Tetap
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 35 Daftar Aset Tetap
Selisih sebesar Rp3.960.000,- merupakan Aset tetap lainnya BLU yang tidak diinput
pada aplikasi SIMAK BMN.
5. Atas Aset Tetap Lainnya (aset renovasi) BPPT telah menindaklanjuti denganmelakukan koordinasi dan melaksanakan serah terima aset renovasi yang berada pada
satker di lingkungan BPPT kepada Puspiptek Serpong dengan nilai aset renovasi yang
diserahkan sebesar Rp1.528.957200,00 yang terdapat pada 5 satker di lingkungan
BPPT dengan rincian sebagai berikut:
NO AKTIVA TETAP BERDASARKAN SAI
BERDASARKAN SIM AK
BMN SELISIH
1 Tanah 734,771,352,600 734,771,352,600 -
2 Peralatan dan Mesin 1,042,402,261,208 1,042,402,261,208 -
3 Gedung dan Bangunan 350,751,537,341 350,751,537,341 -
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 44,795,277,284 44,795,277,284 -
5 Aset Tetap Lainnya 40,262,103,675 40,262,103,675 -
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 25,117,976,000 25,117,976,000 -
7 Aset Tetap Lainnya BLU 3,960,000 0
3,960,000
2,238,104,468,108 2,238,100,508,108 3,960,000 Jumlah
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 50/123
6. Neraca BPPT per 31 Desember 2010 menyajikan saldo Aset Lainnya sebesar
Rp2.386.875.477.099,00 sedangkan SIMAK BMN menyajikan aset lainnya sebesar
Rp26.373.568.834,00 dan terdapat selisih antara nilai aset Lainnya dalam SAI dengan
nilai aset Lainnya dalam SIMAK BMN sebesar Rp68.971.669.716,00 berupaTuntutan
Ganti Rugi pada satker Setama. Dari nilai TGR tersebut yang sebanyak 18 PKS-
Pengguna Karya Siswa sebesar Rp21.429.441.750,56 masih dalam proses pembuatan
surat pembebanannya (data terlampir).
12. TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK
12.1 BPPT SETAMA1. Pada TA 2010 terdapat koreksi hasil temuan BPK pada akun aset tetap berupa tanah
yakni berupa koreksi tambah sebesar Rp173.785.549.509,00 yang merupakan
kelebihan pencatatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 sebesar Rp390.563.938,00;
kurang catat terhadap selisih nilai tanah di Thamrin sebesar Rp173.394.985.571,00.
2. Pada TA 2010 terdapat koreksi hasil temuan BPK pada akun aset tetap berupa tanah
yakni berupa koreksi kurang sebesar Rp8.762.474.140,00 yang merupakan kelebihan
pencatatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 sebesar Rp1.212.000,00;
pengurangan kuantitas tanah Thamrin (30 m2) sebesar Rp519.000.000,00 sebesarRp189.197.140,00 merupakan reklas keluar (aset gedung Deputi TPSA); dan sebesar
Rp8.052.075.000,00 merupakan alih status tanah ke Kementerian Pekerjaan Umum
sesuai SK Kementerian Keuangan. (data terlampir)
3. Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun persediaan
yang belum dilakukan pembukuan sebesar Rp129.577.553,00.
4. Pada TA 2010 juga terdapat koreksi pada akun aset tak berwujud yang merupakan
koreksi atas nilai paten yang sudah dinilai sebesar Rp3.086.414.000,00.
5. Atas koreksi-koreksi tersebut BPPT (SETAMA) telah melakukan pencatatan sejumlah
nilai koreksi tersebut dan melakukan koreksi pada laporan audited.
12.2 BPPT ENJINIRING
1. Pada TA 2009 menurut hasil pemeriksaan BPK masih ada aset yang belum diinput
dalam SIMAK BMN yang berupa peta senilai Rp3.960.000,00
2. Berdasarkan rekomendasi dari BPK barang tersebut di harus dibukukan sebagai Aset
Tetap Lainnya Badan Layanan Umum. Temuan dan rekomendasi tersebut sudah kami
tindak lanjuti dengan membukukan nya ke dalam neraca pada Pos akun Aset TetapLainnya Badan Layanan Umum pada neraca TA 2009, sebesar nilai tersebur
Rp3.960.000,00
3. Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat aset lain-lain BLU yang telah
diserahkan ke Kementerian Riset dan Teknologi sebesar Rp1.832.086.730,00 (sesuai
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 51/123
2. Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun persediaan
yang belum dilakukan pembukuan sebesar Rp39.759.500,00 Atas koreksi ini UPT HB
harus melakukan pencatatan sejumlah nilai koreksi tersebut.
3. Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat pula koreksi pada akun
peralatan dan mesin sebesar Rp6.919.000,00 yang merupakan suku cadang lampu
proyektor. Atas koreksi ini UPT HB harus melakukan pengurangan sejumlah nilai
koreksi tersebut.
12.4 BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI
1. Hasil pemeriksaan BPK untuk Laporan TA 2009 dan sudah dicatat dalam saldo awalLaporan Tahunan 2010 yaitu terdapat koreksi sebagai berikut :
Tabel 37 Daftar Koreksi BPK
Debet Kredit Debet Kredit
1 Piutang Bukan Pajak 1.362.454.571 137.710.833 1.224.743.738
2 Persediaan 49.272.841 18.053.750 67.326.591
3 Peralatan dan Mesin 1.820.479.400 5.725.500 1.826.204.900
Saldo setelah
diperiksa
KOREKSI BPK UNTUK LAPORAN SAI BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI TA 2009
Koreksi Pemeriksa
Jurnal Penyesuaian Jurnal ReklasifikasiNama Perkiraan
Saldo Akun TA
2009
(Anaudited)
Keterangan koreksi :
Koreksi piutang bukan pajak disebabkan karena kesalahan pencatatan kurs dan
penghentian termin kegiatan (daftar koreksi piutang bukan pajak seperti Tabel
dibawah).
Koreksi persediaan disebabkan karena ada pengadaan jurnal yang belum tercatat
Koreksi peralatan dan mesin disebabkan karena ada komponen komputer yang
diadakan sebagai belanja barang (persediaan) yang seharusnya dicatat sebagai
aset. Aset ini terdiri dari intrakompatibel sebesar Rp5.296.500,00 dan
extrakompatibel sebesar Rp429.000,00.
Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun asettetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek
sebesar Rp812.993.905,- Atas koreksi ini B2TE telah melakukan pengurangan
sejumlah nilai koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-
08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 52/123
12.6 BALAI BESAR TEKNOLOGI POLIMER
Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset
tetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek sebesar
Rp86.588.150,00 Atas koreksi ini Polimer telah melakukan pengurangan sejumlah nilai
koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-
08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada laporan audited
2010.
12.7 BALAI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI
Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset
tetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek sebesarRp140.877.000,00. Atas koreksi ini BTMP telah melakukan pengurangan sejumlah nilai
koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-
08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada laporan audited
2010.
12.8 UPT PSTKP-BALI
1. Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset tak
berwujud yang merupakan koreksi atas paten dan desain industri yang sudah dinilaisebesar Rp208.002.619,00 Atas koreksi ini PSTKP harus melakukan pencatatan
sejumlah nilai koreksi tersebut.
2. Pada TA 2010 satker UPT PSTKP Bali memiliki nilai aset berupa 10 buah prototype
dengan nilai sebesar Rp168.404.000,00. (data terlampir).
12.9 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akunpersediaan yang merupakan koreksi atas nilai persediaan yang belum dibukukukan sebesar
Rp2.838.000,00 Atas koreksi ini BIOTEK harus melakukan pengurangan sejumlah nilai
koreksi tersebut.
12.10 BALAI IPTEKNET
Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun
persediaan yang merupakan koreksi atas nilai persediaan yang belum dibukukukan sebesar
Rp98.156.640,00 dan sebesar Rp58.750,00 yang merupakan kelebihan pencatatan. Atas
koreksi ini IPTEK harus melakukan pengurangan sejumlah nilai koreksi tersebut.
13. REKENING PEMERINTAHPerubahan Nomor Rekening Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
pada Satker BPPT selama periode semester II tahun 2010.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 53/123
14. INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUALInformasi pendapatan dan belanja secara akrual diijelaskan dalam tabel pada halaman
berikut:
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 54/123
Tabel 38 Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual
BA/UAPA : (081) BADAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI
TAMBAH KURANG
511111 Belanja Gaji Pokok PNS 0 0 0 0
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 0 0 0 0
511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri P 0 0 0 0
511122 Belanja Tunjangan Anak PNS 0 0 0 0
511123 Belanja Tunjangan Struktural PN 0 0 0 0
511125 Belanja Tunjangan PPH PNS 0 0 0 0
511126 Belanja Tunjangan Beras PNS 5.413.724.100 868.725.940 0 6.282.450.040 SP2D
511129 Belanja Uang Makan PNS 6.022. 830.000 4.196. 450. 000 72. 709. 000 10.146. 571. 000 SP2D
511151 Belanja Tunjangan Umum PNS 0 0 0 0
522111 Belanja Langganan Daya Jasa 16.323.472.152 1.079.772.163 731.593.329 16.664.062.578
522114 Belanja Sew a 0 0 0 0
INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010
NOKODE
AKUNURAIAN / KODE AKUN
REALISASI
MENURUT
BASIS KAS
PENYESUAIAN AKRUAL INFORMASI
AKRUAL
DOKUMEN
SUMBER
1
2
3
4
SP2D dan
tagihan TAYL
11
5
6
7
8
9
10
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 55/123
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
a. Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;
b. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
c. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
e. Rencana Kerja Tahunan (RKT) BPK TA 2011.
2. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara/SPKN yang
ditetapkan dengan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007.
3. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT bertujuan untuk memberikan opini ataskewajaran Laporan Keuangan BPPT dengan memperhatikan:
a. Kesesuaian Laporan Keuangan BPPT yang diperiksa dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP);
b. Kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan keuangan sesuai
dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti disebutkan SAP;
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaporan
keuangan; dand. Efektivitas sistem pengendalian intern (SPI).
4. Entitas yang Diperiksa
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang meliputi 19 satker yang
berada di bawahnya.
5. Lingkup PemeriksaanPemeriksaan dilakukan atas Laporan Keuangan BPPT Tahun Anggaran 2010.
6. Sasaran Pemeriksaan
S ik d l h k k i ifik d l N li i K Pi
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 56/123
Hasil Pemahaman dan pengujian tersebut akan menentukan tingkat keandalan
asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku.
Penetapan risiko pemeriksaan (audit risk) simultan dengan tingkat keandalan
pengendalian (risiko pengendalian) serta tingkat bawaan (inherent risk) entitas
yang akan diperiksa dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan risiko
deteksi (detection risk) yang diharapkan dan jumlah pengujian yang akan
dilakukan serta menentukan fokus pemeriksaan.
2) Materialitas
Pertimbangan atas tingkat materialitas meliputi kegiatan: (1) Penetapan tingkat
materialitas awal (Planning Materiality)/PM yang merupakan tingkat materialitas
pada keseluruhan laporan keuangan yaitu sebesar 3% dari total realisasi belanja.
Selanjutnya untuk tingkat akun, ditetapkan kesalahan tertolerir (Tolerable
Error )/TE yaitu proporsi besaran nilai setiap akun terhadap total akun signifikan
dikalikan PM atau berdasarkan hasil penilaian tingkat risiko masing-masing akun.
Standar materialitas di atas tidak berlaku atas penyimpangan yang mengandung
unsur kolusi korupsi dan nepotisme (KKN) dan pelanggaran hukum.
3) Uji Petik Pemeriksaan (Sampling audit)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas
unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan akan diperoleh
berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi
dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa dapat menggunakan metode
non statistical sampling atau metode statistical sampling dengan memperhatikan
kecukupan jumlah sampel yang dipilih baik dari segi nilai rupiah atau jenis
transaksinya.
4) Pelaporan
Pemeriksa menyusun Konsep Temuan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT
apabila menemukan permasalahan yang perlu dikomunikasikan kepada BPPT.
Permasalahan tersebut meliputi:
a. Ketidakefektifan sistem pengendalian intern;
b. Penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang signifikan; dan
d. Ikhtisar koreksi.
Konsep Temuan Pemeriksaan (konsep TP) tersebut disampaikan Ketua Tim
Pemeriksa kepada pejabat BPPT yang berwenang untuk mendapatkan tanggapan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 57/123
BPPT tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan LK BPPT.
8. Jangka Waktu PemeriksaanPemeriksaan dilaksanakan selama 45 hari kerja berdasarkan Surat Tugas Anggota III
Nomor: 31 /ST/V-XVI/02/2011, tanggal 14 Pebruari 2010.
9. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam LK merupakan tanggung jawab manajemen.
Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah interpretasi dan
kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupuntidak disengaja oleh manajemen.
Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang
berpengaruh material terhadap LK. Pemeriksaan BPK tidak ditujukan untuk
menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari hasil
pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya
perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak
memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan
hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang
berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam LK akan
terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar
hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan.
Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan atas peraturan perundang-undangan, kami
hanya menguji kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait
langsung dengan penyusunan LK. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih
terdapat ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 58/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
TAHUN 2010
N 120B/HP/XVI/05/2011
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 59/123
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. iii
RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERN ................................. 1
BAB 1 HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN
INTERN ..................................................................................................................... 3
1.1 Sistem Pengendalian Belanja ........................................................................... 3
Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran belanja barang
dan modal tidak sesuai dengan ketentuan ........................................................ 3
1.2 Sistem Pengendalian Aset…………………………………………………… 5
1.2.1 Pencatatan dan pelaporan persediaan beberapa satker kurang
tertib……. ........................................................................................................ 5
1.2.2 Pencatatan dan pelaporan kas di bendahara pengeluaran kurang
tertib……. ........................................................................................................ 7
1.2.3 Barang milik negara yang kondisinya rusak berat senilai
Rp159.190.000,00 belum diusulkan penghapusan kepada kantor
wilayah DJKN Kementerian Keuangan .......................................................... 9
1.2.4 Hasil kajian dan penelitian serta hak kekayaan intelektual BPPT
belum seluruhnya dinilai ................................................................................. 11
BAB 2 HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN
ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TAHUN 2005-2009 ...................... 15
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 60/123
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1 Anggaran Belanja Barang yang Digunakan untuk Belanja Modal .............. 3
Tabel 2 Anggaran Belanja Modal yang Digunakan untuk Belanja Barang .............. 4
Tabel 3 Perbedaan Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2010 .... 7
Tabel 4 Perbedaan Laporan Kondisi Barang Rusak Berat dengan Pengecekan
Fisik ............................................................................................................. 9
Tabel 5 Hasil Penelitian Pada Beberapa Satker BPPT ............................................. 11
Tabel 6 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT .................................. 13
DAFTAR LAMPIRAN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 61/123
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pemantauan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan SPI BPPT
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 62/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERN
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa
Neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31 Desember 2010
dan 2009, serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut. BPK telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas
Laporan Keuangan BPPT tahun 2010 yang memuat opini Wajar Tanpa Pengecualian
dengan Nomor: 120A/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011 dan Laporan Hasil
Pemeriksaan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Nomor: 120C/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011.
Sesuai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), dalam pemeriksaan atas Laporan
Keuangan BPPT tersebut di atas, BPK mempertimbangkan sistem pengendalian intern
BPPT untuk menentukan prosedur pemeriksaan dengan tujuan untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk memberikan keyakinan atas
sistem pengendalian intern.
BPK menemukan kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan sistem pengendalian
intern dan operasinya. Pokok-pokok kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas
Laporan Keuangan BPPT yang ditemukan BPK adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan. Pengadaan peralatan/aset tetap yang seharusnya termasuk belanja
modal namun dianggarkan pada belanja barang sebesar Rp318,75 juta atau 0,10%dari realisasi belanja barang sebesar Rp332.634,60 juta sedangkan pengadaan yang
seharusnya termasuk belanja barang dianggarkan pada belanja modal sebesar
Rp3.274,99 juta atau 1,81% dari realisasi belanja modal. Sehingga fungsi anggaran
sebagai salah satu alat pengendalian intern tidak berjalan optimal. Hal ini disebabkan
rekonsiliasi secara rutin.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 63/123
4. Barang milik negara yang kondisinya rusak berat senilai Rp159,19 juta belum
diusulkan penghapusan kepada kantor wilayah DJKN Kementerian Keuangansehingga membebani tanggungjawab BPPT baik administrasi maupun fisik barang.
Hal ini disebabkan petugas pengelola barang inventaris tidak cermat dalam
melaporkan barang-barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya dan belum
memperbaharui laporan kondisi barang.
5. Hasil kajian dan penelitian serta hak kekayaan intelektual BPPT belum seluruhnya
dinilai. Jumlah kajian dan penelitian yang sudah didaftarkan dan sudah mendapat
status paten s.d tahun 2010 sebanyak 38 buah paten dan 6 buah sertifikat desain
industri dengan nilai sebesar Rp3.294,42 juta. Dari nilai tersebut sebanyak 26 patenbelum dinilai dan nilai dalam akun aset tak berwujud sebesar pendaftaran paten
Rp78,8 juta. Sehingga nilai aset yang diperoleh dari hasil penelitian dan paten belum
menggambarkan nilai yang sebenarnya. Hal ini disebabkan BPPT belum
berkoordinasi dengan DJKN untuk menilai kajian dan penelitian.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK merekomendasikan kepada Kepala
BPPT antara lain agar:
1.
Memperhatikan klasifikasi belanja dalam menyusun anggaran.2. Memperingatkan petugas pengelola persediaan untuk meningkatkan kecermatan
pencatatan dan pelaporan persediaan.
3. Memperingatkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan rekonsiliasi Kas secara
rutin.
4. Memperingatkan petugas pengelola barang inventaris satker untuk meningkatkan
kecermatan dalam melaporkan barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya
dan segera memperbaharui laporan kondisi barang.5. Segera membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitian, melakukan
koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sehubungan dengan
kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan melakukan penilaian atas
kajian/penelitian yang belum dinilai serta mendaftarkannya.
Uraian kelemahan SPI dan rekomendasi perbaikan secara rinci dapat dilihat dalam
laporan ini.
Jakarta, 19 April 2011
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Penanggung Jawab Pemeriksaan
BAB 1
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 64/123
BAB 1
HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Tahun 2010 adalah:
1.1 Sistem Pengendalian Belanja
Pengelompokan Jenis Belanja pada saat Penganggaran Belanja Barang dan
Modal Tidak Sesuai dengan KetentuanDalam Laporan Realisasi Anggaran Audited BPPT per 31 Desember 2010 realisasi
Belanja Barang (MAK 52) dan Belanja Modal (MAK 53) masing-masing sebesar
Rp332.634.599.525,00 dan Rp180.984.223.177,00. Dalam pemeriksaan atas LK
BPPT tahun 2009, BPK melaporkan permasalahan penganggaran atas perolehan
asset tetap maupun belanja barang habis pakai sebesar Rp1.042.961.995,00.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Kepala BPPT
agar menginstruksikan Sekretaris Utama supaya menegur perencana anggaran padamasing-masing satker memperhatikan klasifikasi belanja dalam menyusun
anggaran. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, selama tahun 2010 BPPT dalam
hal ini Biro Perencanaan bekerjasama dengan DJA kementerian Keuangan telah
melaksanakan Workshop Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan Penyusunan
RKA-KL Tahun 2011 sebagai bentuk pembinaan kepada satker di lingkungan
BPPT.
Berdasarkan pemeriksaan BPK atas LK BPPT Tahun 2010 meliputi pemeriksaanatas bukti-bukti pendukung belanja berupa kontrak-kontrak pengadaan barang/jasa,
SP2D/SPM dan Register Transaksi Harian (RTH) pada beberapa satker BPPT
masih ditemukan permasalahan yang sama yaitu pengelompokan jenis belanja pada
saat pengganggaran tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan senilai Rp3.593.745.858,00 yaitu:
a. Pengadaan yang seharusnya termasuk belanja modal berupa aset tetap (MAK
53) namun dianggarkan pada mata anggaran belanja barang (MAK 52)sebesar
Rp318.746.658,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1 Anggaran Belanja Barang yang Digunakan untuk Belanja Modal
No Satker Nilai (Rp) Keterangan
SIMAK BMN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 65/123
SIMAK BMN.
b. Selain itu pada satker Sekretariat Utama terdapat pengadaan yang seharusnya
termasuk belanja barang (MAK 52) namun dibebankan pada mata anggaran
belanja modal (MAK 53) sebesar Rp3.274.999.200,00 dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 2 Anggaran Belanja Modal yang Digunakan untuk Belanja Barang
No Satker Nilai (Rp) Keterangan
1 Sestama 3.268.080.200,00 belanja pemeliharaan dan telah
diungkapkan dalam CaLK2 Hujan Buatan 6.919.000,00 belanja suku cadang lampu
proyektor dan belum
diungkapkan dalam CaLK
Total 3.274.999.200,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian
dan Pengungkapan Belanja Pemerintah yang menyatakan bahwa:
a. Belanja barang digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan/mencakup belanja
barang habis pakai;
b. Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai
nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,irigasi dan jaringan dan aset tetap lainnya.
Kondisi tersebut mengakibatkan:
a. Fungsi anggaran yang merupakan salah satu alat pengendalian intern tidak
berjalan optimal.
b. LRA tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Hal tersebut disebabkan:
a. Bagian perencanaan anggaran satker tidak mematuhi ketentuan penyusunan
anggaran belanja barang dan modal.
b. Petugas SIMAK kurang berkoordinasi dalam melakukan tugasnya.
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 66/123
j p y
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan bekerja
sama dengan Kementerian Keuangan akan memberikan pembinaan dan sosialisasitentang pemahaman Bagan Akun Standar (BAS) kepada satuan kerja di lingkungan
BPPT.
1.2 Sistem Pengendalian Aset
1.2.1 Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Beberapa Satker Kurang Tertib
Saldo persediaan yang dilaporkan pada neraca audited BPPT per 31 Desember
2010 sebesar Rp18.446.804.488,00 sedangkan yang dilaporkan pada neraca BPPT
per 31 Desember 2009 sebesar Rp3.135.302.431,00 terdiri dari persediaan barang
konsumsi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, pita cukai, materai dan leges,
bahan baku, dan persediaan lainnya. BPPT sudah mempunyai petunjuk teknis
pengelolaan persediaan yang digunakan sebagai pedoman bagi satker di
lingkungan BPPT dalam mengelola persediaan yang mengacu kepada Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-40/PB/2006 tentang Pedoman
Akuntansi Persediaan, namun s.d. pemeriksaan selesai petunjuk teknis pengelolaanpersediaan tersebut masih dalam proses revisi.
Hasil pengujian atas proses pencatatan dan pelaporan persediaan menunjukkan hal-
hal berikut:
a. Pencatatan persediaan melalui aplikasi persediaan yang selanjutnya dikirim ke
SIMAK BMN sudah dilaksanakan secara menyeluruh di satker-satker yang
berada di lingkungan BPPT dan laporan persediaan BPPT pada umumnya
sudah disusun berdasarkan konsolidasi dari seluruh satker BPPT.
b. Pemeriksaan terhadap kartu barang/logbook yang digunakan satker
menunjukkan bahwa pencatatan persediaan kedalam kartu barang/logbook
belum seragam. Berdasarkan penelusuran pada logbook diketahui di satker
Sestama terdapat pencatatan satuan persediaan bahan kimia tidak konsisten.
c. Pembukuan persediaan pada kapal Riset Baruna Jaya satker BTSK belum
menggunakan kartu barang/logbook perjenis barang, sehingga tidak dapatdiketahui dengan segera saldo persediaan pertanggal pelaporan dan belum
semua jenis persediaan dibukukan.
d. Prosedur pencatatan dan pelaporan persediaan belum seragam dan kebijakan
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 67/123
g
a. Perdirjen Perbendaharaan No.: PER 40/PB/2006 tentang Pedoman Akuntansi
Persediaan yang menyatakan bahwa:
1) Laporan persediaan disusun menurut sub kelompok barang dan dilaporkan
setiap semester. Laporan persediaan dibuat didasarkan pada saldo pada
akhir periode pelaporan berdasarkan hasil inventarisasi.
2) Persediaan yang dicatat merupakan barang yang mempunyai karakteristik
sebagai persediaan, yaitu digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah dan dimaksudkan untuk diserahkan kepada masyarakat.3) Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan
pada perolehan persediaan.
4) Bab II menyatakan bahwa persediaan dicatat dalam Buku Persediaan
(dalam bentuk kartu) untuk setiap jenis barang. Buku Persediaan diisi
setiap ada mutasi barang persediaan, seperti pembelian, hibah dan mutasi
penggunaan barang persediaan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) 05 tentang
Akuntansi Persediaan, paragraf 16 menyatakan bahwa pada akhir periode
akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik;
Kondisi tersebut mengakibatkan ketidakseragaman menyulitkan dalam
mengkonsolidasikan pencatatan dan pelaporan persediaan satker BPPT.
Hal tersebut disebabkan:
a. Petugas pengelola persediaan tidak cermat dalam melaksanakan pencatatan dan
pelaporan persediaan.
b. Lemahnya pengawasan Kepala Satker terhadap penatausahaan persediaan.
c. Petunjuk teknis pengelolaan persediaan masih dalam proses revisi.
Terhadap permasalahan tersebut, Kepala BPPT menyatakan bahwa:
a. Akan dilakukan penyempurnaan juknis persediaan secara lebih terinci/detail.
b. Setelah penyempurnaan juknis tersebut, akan dilakukan sosialisasi dan
pembinaan terkait dengan tertib administrasi persediaan kepada satuan kerja di
li k BPPT
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 68/123
memperingatkan dan menginsruksikan kepada seluruh kepala satuan kerja di
lingkungan BPPT agar lebih cermat dalam penatausahaan dan pelaporanpersediaan.
1.2.2 Pencatatan dan Pelaporan Kas di Bendahara Pengeluaran Kurang Tertib
Neraca Audited BPPT melaporkan posisi Kas di Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2010 sebesar Rp878.930.591,00.
Hasil pengujian atas proses pencatatan dan pelaporan Kas di BendaharaPengeluaran menunjukkan:
a. Bendahara pengeluaran satker BPPT telah mencatat seluruh transaksi
penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas Umum secara manual. Untuk
satker Sestama, disamping menguasai anggaran Sestama juga menguasai
anggaran lima kedeputian. Sehingga dalam pelaksanaan sehari-hari bendahara
pengeluaran Sestama dibantu oleh 3 orang Bendahara Pembantu Pemegang
Uang Muka yang masing-masing bendahara pembantu juga mengerjakan BukuPembantu BKU.
b. Hasil pemeriksaan menunjukkan Satker Sestama, BPPT Enjiniring, dan Hujan
Buatan belum melakukan rekonsiliasi nilai Kas di Bendahara Pengeluaran
antara Neraca dengan Buku Kas Umum (BKU) secara memadai dan penjelasan
perbedaan saldo kas tidak diungkapkan dalam penutupan BKU maupun dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Perbedaan nilai Kas di Bendahara
Pengeluaran sebagai berikut:Tabel 3 Perbedaan Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember
2010
No. Satuan Kerja
Saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran per 31 Desember
2010 (Rp)Selisih (Rp)
BKU Neraca
1. Setama 699.472.607,00 706.477.607,00 7.005.300,00
2. BPPT
Enjiniring
0 48.921.094,00 48.921.094,00
3. Hujan Buatan 0 119.931.590,00 119.931.590,00
b. Selisih di satker BPPT Enjiniring sebesar Rp48.921.094,00 dan satker Hujan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 69/123
Buatan sebesar Rp119.931.590,00 merupakan saldo uang persediaan tahun
2010 yang oleh Bendahara Pengeluaran dicatat sebagai transaksi tahun 2011.Saldo uang persediaan tersebut telah disetor pada tanggal 5 dan 6 Januari 2011.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Buletin Teknis Nomor 01 Tahun 2005 tentang Penyusunan Neraca Awal
Pemerintah Pusat sebagai pedoman bagi instansi pemerintah pusat dalam
menyusun neraca awal sesuai dengan SAP, menyatakan bahwa Kas di
Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan dibawahtanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UYHD/UP yang
belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per
tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo
rekening Bendahara Pengeluaran, uang kertas, uang logam dan lain-lain kas
(termasuk bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan) yang
sumbernya berasal dari dana kas kecil (UYHD/UP) yang belum
dipertanggungjawabkan atau belum disetor ke Kas Negara per tanggal neraca.
Apabila terdapat bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan,
maka hal ini harus diungkapkan dalam CaLK. Kas di Bendahara Pengeluaran
disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing
dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK/05/2008 tentang Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja Bab III yang mengatur tentang Penatausahaan Kas di Bendahara
Pengeluaran.
c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/BP/2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja, antara lain:
1)
Pasal 10 ayat 1 menyatakan kuasa PA wajib melakukan pemeriksaan kasbendahara sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
2) Pasal 10 ayat 3 menyatakan kuasa PA wajib melakukan rekonsiliasi internal
antara pembukuan bendahara dan Laporan Keuangan UAKPA sekurang-
k t k li d l t b l b l dil k k k ili i
ketidaksesuaian antara saldo Buku Kas Umum dengan saldo neraca sudah
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 70/123
dikoreksi pada pembukuan Bendahara Pengeluaran. Biro Keuangan akan
memberikan pembinaan dan monitoring kepada Bendahara Pengeluaran mengenaikewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan agar hal ini tidak terulang lagi pada
masa yang akan datang.
BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:
a. Memperingatkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan rekonsiliasi Kas
secara rutin.
b.
Menginstruksikan Kuasa Pengguna Anggaran meningkatkan pengawasan.Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:
224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
memperingatkan dan menginstruksikan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan
BPPT agar melakukan rekonsiliasi kas secara rutin serta adanya peningkatan
pengawasan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
1.2.3 Barang Milik Negara yang Kondisinya Rusak Berat Senilai Rp159.190.000,00
Belum Diusulkan Penghapusan Kepada Kantor Wilayah DJKN Kementerian
Keuangan
Nilai Aset tetap yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010
adalah sebesar Rp2.238.104.468.108,00.
Berdasarkan uji petik beberapa satker dilingkungan BPPT terhadap laporan kondisi
barang milik negara dan pengecekan fisik barang rusak berat diketahui hal-hal
sebagai berikut:
a. Laporan kondisi barang pada SIMAK BMN beberapa satker belum
diperbaharui, terbukti dari hasil pengecekan fisik terdapat barang yang
kondisinya baik/dapat digunakan tetapi dalam laporan kondisi barang
dilaporkan rusak berat yaitu:
Tabel 4 Perbedaan Laporan Kondisi Barang Rusak Berat dengan
Pengecekan Fisik
dihapuskan sesuai SK
Penghapusan dan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 71/123
Penghapusan dan
sudah dikeluarkan dari
SIMAK BMN
3 Balai
Bioteknologi
256.324.000,00 149.908.000,00 106.416.000,00 barang dalam kondisi
baik sebesar
Rp106.416.000,00
Total 329.006.000,00 197.190.000,00 131.8166.000,00
Barang rusak berat senilai Rp42.382.000,00 pada satker LAGG, diantaranya
senilai Rp38.000.000,00 merupakan barang rusak berat yang telah diusulkanpenghapusannya pada tahun 2010 dan telah direklas ke aset lainnya.
b. Barang rusak berat sebesar Rp159.190.000,00 (Rp197.190.000,00 –
Rp38.000.000,00) belum diusulkan penghapusannya kepada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara; Bab VII Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
Pasal 44 bahwa Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam
penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, yaitu:
1) Pasal 4 yang menetapkan : “Menteri Keuangan Selaku Bendahara umumnegara adalah pengelola Barang Milik Negara.”
2) Pasal 44 ayat (1) yang menetapkan “Penghapusan Milik Negara/Daerah
dengan tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila barang milik
negara/daerah dimaksud : a.tidak dapat digunakan, tidak dapat
dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan; atau b. alasan lain
sesuai peraturan perundang-undangan.”
3) Pasal 44 ayat (2) yang menetapkan : “Pemusnahan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dilakukan oleh pengguna barang setelah mendapat
persetujuan pengelola Barang Milik Negara.
Kondisi tersebut mengakibatkan:
b. Satker Balai Bioteknologi akan mengusulkan penghapusan barang rusak pada
tahun 2011 senilai Rp84 839 000 00 dan sebesar Rp65 069 000 00 akan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 72/123
tahun 2011 senilai Rp84.839.000,00 dan sebesar Rp65.069.000,00 akan
dilakukan perbaikan. c. Satker LAGG akan mengusulkan penghapusan barang rusak pada tahun 2011.
BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar memperingatkan petugas pengelola
barang inventaris satker untuk meningkatkan kecermatan dalam melaporkan
barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya dan segera memperbaharui
laporan kondisi barang.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
memperingatkan pengelola barang inventaris satuan kerja untuk lebih cermat dan
segera melaporkan dan mengusulkan penghapusan atas barang yang kondisinya
sudah rusak berat.
1.2.4 Hasil Kajian dan Penelitian serta Hak Kekayaan Intelektual BPPT Belum
Seluruhnya Dinilai
BPPT sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen yang mempunyai tugas
pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pembangunan masyarakat
sejak berdirinya telah berperan aktif dalam mengadakan berbagai penelitian dan
pengkajian di bidang teknologi. BPPT telah menginventarisir seluruh riset dan
kajian teknologi yang dilakukan oleh para peneliti dan perekayasa BPPT yangdihimpun dalam Daftar Hasil Kajian Teknologi.
Hasil pemeriksaan atas neraca BPPT dan Daftar Hasil Kajian Teknologi
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam neraca audited BPPT per 31 Desember 2010 nilai aset tak berwujud
yang dilaporkan sebesar Rp28.068.832.367,00 yang terdiri dari software, paten,
sertifikat desain industri dan aset tak berwujud lainnya berupa prototype.
b. Hasil inventarisir hasil riset dan kajian BPPT yang dihimpun dalam daftar hasil
kajian teknologi terdiri dari judul penelitian, unit kerja, kegiatan penelitian
yang telah dilakukan oleh masing-masing Deputi disertai dengan tahun
pelaksanaan kegiatan kegunaan fungsi hasil akhir penanggungjawab kegiatan
7 BIT 34
8 B2TP Lampung 26
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 73/123
8 B2TP Lampung 26
9 BIOTEK 3710 UPT Hujan Buatan 1
11 BTL 11
12 BTSK 22
13 B2TE 14
14 Polimer 10
15 BRDST 14
16 Ipteknet 10
17 UPT PSTKP 29Jumlah 695
c. Dari jumlah kajian dan penelitian sebanyak 695 tersebut diatas yang sudah
didaftarkan dan sudah mendapat status paten s.d tahun 2010 sebanyak 38 buah
paten dan 6 buah sertifikat desain industri dengan nilai sebesar
Rp3.294.416.619,00 dengan rincian terlampir.
d. Pemeriksaan atas paten yang sudah didaftarkan menunjukkan bahwa 12 paten
dan 6 desain industri sebesar Rp3.215.616.619,00 sudah dinilai dengan hargaperolehan sedangkan 26 paten belum sehingga nilai dalam akun aset tak
berwujud sebesar pendaftaran paten Rp78.800.000,00. Konfirmasi kepada
pelaksana mengemukakan bahwa BPPT kesulitan dalam menelusuri harga
perolehan paten karena ada penelitian yang dilakukan pada tahun 1997.
e. Selain itu BPPT belum membuat pedoman dalam menilai hasil
kajian/penelitian, pelaksana kegiatan tidak membuat monitoring biaya atas
setiap kegiatan penelitian yang dilakukan serta tidak ada koordinasi antarapelaksana yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, bagian yang mengajukan
paten dan bagian pelaporan keuangan.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Pasal 6 ayat (1) yang berbunyi
“Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan kementerian negara/lembaga
adalah penggunan barang milik negara” dan ayat (2) yang berbunyi “Pengguna
Barang Milik Negara berwenang dan bertanggung jawab antara lain melakukan
pencatatan dan inventarisasi barang milik negara yang berada dalam
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
(penemu) atas hasil invensi (temuan) di bidang teknologi yang untuk selama
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 74/123
(penemu) atas hasil invensi (temuan) di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikanpersetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang adalah suatu
kajian atau penelitian yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial di
masa yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset. Apabila hasil
kajian tidak dapat diidentifikasi dan tidak memberikan manfaat ekonomis
dan/atau sosial maka tidak dapat dikapitalisasi sebagai asset tak berwujud. Aset
tak berwujud dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi dengan SPM belanjamodal non fisik yang melekat pada aset tersebut. Dokumen sumber yang dapat
digunakan untuk menentukan nilai asset tak berwujud adalah SPM untuk
belanja modal non fisik (setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang tidak
dapat dikapitalisir).
Kondisi tersebut mengakibatkan nilai aset yang diperoleh dari hasil penelitian dan
paten belum menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Hal tersebut disebabkan:
a. BPPT belum membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitia. b. Pelaksana kegiatan tidak membuat monitoring biaya atas setiap kegiatan
penelitian yang dilakukan. c. Tidak ada koordinasi antara pelaksana yang terkait dengan pelaksanaan
penelitian, bagian yang mengajukan paten dan bagian pelaporan keuangan.
d. BPPT belum berkoordinasi dengan DJKN untuk menilai kajian dan penelitian
serta belum mendaftarkannya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala BPPT menjelaskan bahwa BPPT telah
mengupayakan untuk memperoleh nilai perolehan hasil invensi/temuan yang telah
dihasilkan dengan mengundang para penemu/inventor untuk memberikan data
anggaran yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan temuannya.
BPPT telah mendaftarkan 44 buah paten dan desain, dari 38 buah paten dan 6
buah desain, telah diperoleh nilai perolehan sebesar Rp3.294.416.619,00 dan telahdibukukan pada Laporan Keuangan BPPT TA2010/Neraca dan diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan, dengan rincian sebanyak 20 buah senilai
Rp3.215.616.619,00 sedangkan sisanya dibukukan sebesar nilai pendaftaran dan
nilai substantifnya (Rp78 800 000 00)
c. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
sehubungan dengan kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 75/123
sehubungan dengan kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan
melakukan penilaian atas kajian/penelitian yang belum dinilai sertamendaftarkannya.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:
224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
menyusun /membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitian,menginstruksikan kepada seluruh peneliti maupun perekayasa untuk menyusun
biaya dalam pelaksanaan kegiatan kajian /penelitian yang akan diajukan patennya
dengan bekerja sama dengan Bagian Akuntansi - Biro Keuangan dan melakukan
kerjasama dengan Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara dan membentuk Tim Penilai atas Hasil Kajian/Penelitian di
lingkungan BPPT.
BAB 2
HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 76/123
HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TAHUN 2005 – 2009
Dalam rangka pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT Tahun 2010, BPK
memantau tindak lanjut BPPT terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem
Pengendalian Intern BPPT Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Pasal 20 UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
pelaksanaan tindak lanjut menjadi tanggung jawab Pemerintah/BPPT dan DPR.
Pemantauan atas tindak lanjut BPPT terhadap temuan tersebut menunjukkan hal-
hal sebagai berikut:
Tabel 6 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT
No. LHP TahunJumlah
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
Sesuai
Belum
Sesuai/ Selesai
Belum
Ditindaklanjuti
1. Tahun 2009 3 1 2 -
2. Tahun 2008 5 5 - -
3. Tahun 2007 8 4 4 -
4. Tahun 2006 4 4 - -
5. Tahun 2005 2 2 - -
Total 22 16 6 -
Rincian dari temuan terdapat di Lampiran 1.
BPPT telah menindaklanjuti rekomendasi yang diajukan BPK, antara lain
mengenai:
1. Menyusun petunjuk teknis pegelolaan persediaan di lingkungan BPPT serta telahmensosialisasikan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.
2. Melaksanakan sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan penyusunan RKA-KL
tahun 2011 sebagaibentuk pembinaan kepada satker di lingkungan BPPT.
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 77/123
Jumlah 2006 Rp745.102.685.564,00 4
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 81/123
3) Berita acara klarifikasi atas kehilangan
kendaraan dinas roda dua Honda GL Pro
Jumlah 2008 Rp782.444.421.489,00 5
V Tahun 2009
1 Pengelompokan Jenis Belanja pada Saat Penganggaran
Tidak Sesuai Dengan Kegiatan yang Dilakukan
3.099.030.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
masing-masing satker pada BPPT
BPPT dalam hal ini Biro Perencanaan akan
memberikan pembinaan dan sosia lisas i
√
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 82/123
memperhatikan klas ifikasi belanja dalammenyusun anggaran.
kepada satker-satker di lingkungan BPPTuntuk pemahaman tentang Bagan Akun
Standar dan dalam penyusunan anggaran
akan mengikutsertakan koordinator
akuntansi (SAK dan Simak BMN) untuk
membantu verifikasi akun pada usulan
anggaran satker agar di masa yang akan
datang lebih tert ib dalam pengalokasian
anggaran.
BPPT dalam hal ini Biro Perencanaan
bekerjasama dengan DJA kementerian
Keuangan telah melaksanakan Workshop
Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan
Penyusunan RKA-KL Tahun 2011 sebagai
2 Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Beberapa Satker
Kurang Tertib
3.135.302.431,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
memperbaiki dan mensosialisasikan juknis
persediaan kepada petugas persediaan.
Kepala BPPT menyatakan bahwa:
a. Akan dilakukan penyempurnaan juknis
persediaan secara lebih terinci/detail.
√
b. Setelah penyempurnaan juknis tersebut,
akan dilakukan sosialisasi dan pembinaan
terkait dengan tertib administrasi persediaan
kepada satuan kerja di lingkungan BPPT.
c. Kedepannya BPPT akan mengupayakan
untuk menunjuk petugas khusus yang akan
menangani persediaan.
3 Pencatatan dan Pelaporan Kas di Bendahara
Pengeluaran Kurang Tertib
347.729.087,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
menertibkan pelaksanaan rekonsiliasi kas pada
Bendahara Pengeluaran dan meningkatkan
pengawasan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
Kepala BPPT menyatakan bahwa
ket idaksesuaian antara saldo Buku Kas
Umum dengan saldo neraca sudah dikoreksi
pada pembukuan Bendahara Pengeluaran.
Biro Keuangan akan memberikan pembinaan
dan monitoring kepada Bendahara
Pengeluaran mengenai kewajiban-kewajiban
yang harus dilaksanakan agar hal ini tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.
√
Jumlah 2009 Rp6.582.061.518,00 1 2
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 84/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
TAHUN 2010
DAFTAR ISI
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 85/123
HALAMAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. iii
RESUME LAPORAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN .................................................................................. 1 BAB 1 HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ....................................................... 3
1.1 Pendapatan………………………………………………………….............. 3
1.1.1 Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas
Negara terlambat antara 1 hari s.d. 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta............ 3
1.2 Belanja……..……………………………………………..………................ 6
1.2.1 Pengadaan rel pintu bangsal uji kurang volume sebesar Rp31.350.000,00 6
1.2.2 Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik gedung bersama klaster I kurang
volume sebesar Rp105.876.551,50 dan terdapat kemahalan harga sebesar
Rp112.204.522,74 …...................................................................................... 7
1.2.3 Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai
BPPT tidak sesuai kondisi sebenarnya diantaranya sebesarRp131.577.100,00 digunakan untuk membiayai kegiatan lain .................. 9
BAB 2 HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TAHUN 2005-2009........ …………………………………………………………… 13
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 86/123
HALAMAN
Tabel 1 Hasil Konfirmasi yang Tidak Tercantum dalam Database PT GI ............... 10
Tabel 2 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 87/123
Lampiran 1 Pemantauan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Terhadap
Peraturan Perundang-Undangan BPPT
Lampiran 2 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Sestama,
Lampiran 3 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Hujan Buatan
Lampiran 4 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Balai Jaringan Informasi IPTEK
Lampiran 5 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker BTSKLampiran 6 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker B2TKS
Lampiran 7 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker B2TE
Lampiran 8 Kekurangan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I
Lampiran 9 Kemahalan Harga atas Selisih Harga Satuan untuk Pekerjaan Sejenis
Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I
Lampiran 10 Hasil Konfirmasi Perjalanan Dinas dengan Maskapai Penerbangan
Lampiran 11 Biaya Perjalanan Dinas Yang Dilaksanakan Tidak Sesuai Bukti
Lampiran 12 Biaya Perjalanan Dinas Yang Tidak Dilaksanakan
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 88/123
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
RESUME LAPORAN ATAS KEPATUHAN
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negaradan undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa
Neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31 Desember 2010
dan 2009 serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun anggaran yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab BPPT. BPK telah
menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas Laporan Keuangan BPPT tahun
2010 yang memuat opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Nomor:
120A/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011 dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem
Pengendalian Intern Nomor: 120B/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011.
Sebagai bagian pemerolehan keyakinan yang memadai, apakah laporan keuangan bebas
dari salah saji material, sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN),
BPK melakukan pengujian kepatuhan pada BPPT terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian laporan keuangan. Namun, pemeriksaan yang dilakukan BPK
atas Laporan Keuangan BPPT tidak dirancang khusus untuk menyatakan pendapat atas
kepatuhan terhadap keseluruhan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karenaitu, BPK tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
BPK menemukan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada
BPPT. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan adalah sebagai berikut:
1. Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas Negara
terlambat antara 1 hari s.d. 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta sehingga penerimaan
negara tidak dapat segera dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membiayai belanja
negara. Hal ini disebabkan kelalaian Bendahara Penerimaan dalam menyetorkan
PNBP serta pengawasan dan pengendalian atasan langsung Bendahara Penerimaan
belum optimal.
4. Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai BPPT tidak
sesuai kondisi sebenarnya sehingga pengeluaran biaya perjalanan dinas sebesar
Rp213,04 juta diragukan kebenarannya dan diantaranya sebesar Rp131,56 juta tidak
dilaksanakan Hal tersebut disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 89/123
dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen dan BendaharaPengeluaran tidak teliti dalam verifikasi dokumen pertanggungjawaban biaya
perjalanan dinas. Kepala satker dan pelaksana perjalanan dinas tidak mematuhi
ketentuan perjalanan dinas dan pengawasan atasan langsung lemah.
Sehubungan dengan temuan tersebut, BPK merekomendasikan Kepala BPPT antara lain
agar:
1. Memperingatkan Bendahara Penerimaan untuk menyetorkan PNBP sesuai ketentuan.
2. Menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp31,35 juta dan Rp105,88 juta, sertamenyetorkannya ke Kas Negara. Bukti setor supaya disampaikan kepada BPK.
3. Memperingatkan Pejabat Pembuat Komitmen untuk lebih cermat dalam
melaksanakan kontrak dan tim penerima barang lebih cermat dalam melaksanakan
tugasnya.
4. Menarik, menyetorkan uang perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan sebesar
Rp131,56 juta ke Kas Negara dan menyampaikan copy bukti setor ke BPK.
Uraian temuan dan rekomendasi perbaikan secara rinci dapat dilihat dalam laporan ini.
Jakarta, 19 April 2011
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Penanggung Jawab Pemeriksaan,
Drs. J. Widodo H. Mumpuni, MBA, Ak.
Akuntan, Register Negara No. D-3745
BAB 1
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 90/123
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2010 adalah:
1.1 Pendapatan
1.1.1 Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas Negara
terlambat antara 1 hari s.d 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyusun dan
menyampaikan Laporan Keuangan (LK) Tahun 2010 kepada Kementerian
Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan. LK BPPT tersebut merupakan konsolidasi dari
Laporan Keuangan 19 satker yang berada di bawahnya. Pada penyajian LRA
diketahui bahwa Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilaiRp116.729.162.162.343,00 atau 90,11% dari target pendapatan di DIPA sebesar
Rp129.547.829.000,00.
Dalam pemeriksaan atas LK BPPT Tahun 2009, BPK melaporkan permasalahan
PNBP BPPT terlambat disetorkan ke Kas Negara sebesar Rp30.581.395.275,00.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Kepala BPPT
agar menertibkan pengelolaan PNBP pada Bendahara Penerimaan dan
mengefektifkan pengawasan dan pengendalian oleh Atasan Langsung Bendahara
Penerimaan. Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT dengan Surat Nomor: B-
414/KA.BPPT/07/2010 tanggal 2 Juli 2010 perihal Kesanggupan Melaksanakan
Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK menyatakan bahwa Kepala
BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan meningkatkan
pengawasan serta melakukan pembinaan dan sosialisasi administrasi keuangan
PNBP kepada Atasan Langsung dan Bendahara Penerima Satker di lingkungan
BPPT.
Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik pada beberapa Satker di lingkungan
BPPT atas bukti-bukti penerimaan dan penyetoran PNBP TA 2010, antara lain
2) Bendahara Penerimaan telah menatausahakan dengan baik dan mencatat
seluruh transaksi ke dalam BKU dan Atasan Langsung Bendahara Penerimaan
menutup BKU dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas secara tertib.
3) Rekonsiliasi antara pembukuan Bendaharawan Penerimaan dengan pencatatan
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 91/123
3) Rekonsiliasi antara pembukuan Bendaharawan Penerimaan dengan pencatatan
di SAKPA telah dilakukan dengan tertib.
4) Beberapa Bendahara Penerimaan belum membuat Laporan Realisasi PNBP
triwulanan yang disampaikan secara tertulis oleh Pejabat Instansi kepada
Menteri Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan yang
bersangkutan berakhir.
5) Penyetoran PNBP ke rekening Kas Negara rata-rata telah dilakukan secara
berkala dengan tertib, namun pada beberapa satker masih ada penyetoranmelebihi batas waktu yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:
(a) Satker BPPT (Sestama)
Penyetoran PNBP Satker Sestama dilakukan secara berkala dan terjadi
keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian
sebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker Sestama selama
tahun 2010 sebesar Rp625.393.835,00 dengan keterlambatan penyetoranantara 2-19 hari (lampiran 2).
(b) Satker Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (UPT HB)
Penyetoran PNBP Satker UPT HB dilakukan secara berkala dan selama
tahun 2010 terjadi satu kali keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas
Negara sebesar Rp686.762.440,00 dengan keterlambatan penyetoran 26
hari (lampiran 3).
(c) Satker Balai Jaringan Informasi IPTEK
Penyetoran PNBP Satker Ipteknet dilakukan secara berkala dan terjadi
keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian
sebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker Ipteknet selama
tahun 2010 sebesar Rp1.575.907.039,00 dengan keterlambatan
penyetoran antara 1-25 hari (lampiran 4).
(d) Satker Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK)
Penyetoran PNBP Satker BTSK dilakukan secara berkala dan hanya
terjadi tiga kali keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan
rincian sebagaimana pada lampiran Total keterlambatan Satker BTSK
(f) Satker Balai Besar Teknologi Energi (B2TE)
Penyetoran PNBP Satker B2TE dilakukan secara berkala dan terjadi
keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 92/123
keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rinciansebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker B2TE selama
tahun 2010 sebesar Rp1.663.048.451,00 dengan keterlambatan
penyetoran antara 7-19 hari ( lampiran 7).
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang menyatakan bahwa seluruh PenerimaanNegara Bukan Pajak wajib disetor secepatnya ke Kas Negara.
b. UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 16 ayat (2): Penerimaan harus disetor
seluruhnya ke Kas Negara/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggunjawaban Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, yaitu:
1) Pasal 3 ayat (2) menyatakan kuasa PA melakukan pemeriksaan kas
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
2) Pasal 4 ayat (4) menyatakan Bendahara Penerimaan dilarang menerima
secara langsung setoran dari wajib setor, kecuali untuk jenis penerimaan
tertentu yang diatur khusus dan telah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan.
3) Pasal 4 ayat (5) huruf b menyatakan menyetor seluruh penerimaannya ke
Kas Negara selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja, kecualiuntuk jenis penerimaan tertentu yang berdasarkan ketentuan penyetorannya
diatur secara berkala.
Hal tersebut mengakibatkan penerimaan negara sebesar Rp11.510.897.717,00
terlambat diterima Kas Negara sehingga tidak dapat segera dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk membiayai belanja negara.
Hal tersebut disebabkan:
a. Bendahara Penerimaan lalai dalam menyetorkan PNBP.
b. Atasan langsung Bendahara Penerimaan belum melaksanakan pengawasan dan
d li d ti l
Penerimaan untuk menyetorkan PNBP sesuai ketentuan, serta atasan langsung
Bendahara Penerimaan untuk mengefektifkan pengawasan dan pengendalian.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:224A/KA BPPT/SD/05/2011 l 23 M i 2011 ih l k
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 93/123
, p224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
memberikan peringatan kepada Bendahara Penerima agar menyetorkan PNBP
sesuai ketentuan dan meningkatkan kecermatan.
1.2 Belanja
1.2.1 Pengadaan Rel Pintu Bangsal Uji Kurang Volume Sebesar Rp31.350.000,00
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) pada Tahun Anggaran (TA) 2010 mengadakan
pengadaan rel pintu bangsal uji. Proses pengadaan dilakukan dengan pemilihan
langsung dan diikuti oleh tiga penyedia barang/jasa. Berdasarkan hasil evaluasi
dokumen penawaran dan usulan panitia pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmenmenetapkan CV Putra Andrian (CV PA) sebagai pelaksana pengadaan.
Pelaksanaan pengadaan diatur berdasarkan Surat Perjanjian Nomor:
18/SP/KA/B2TKS/VII/2010 tanggal 14 Juli 2010 senilai Rp99.825.000,00 dengan
rincian pekerjaan adalah pengadaan rel pintu bangsal uji dengan panjang 6 meter
sebanyak 55 batang dengan harga satuan Rp1.650.000,00 per batang. Jangka waktu
pekerjaan ditetapkan 30 hari kalender terhitung sejak tanggal 14 Juli sampai dengan
12 Agustus 2010. Pekerjaan tersebut telah dibayar lunas dengan SPM Nomor:00184/B2TKS/X/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebesar Rp99.825.000,00 dan SP2D
Nomor: 056017Q/127/110 tanggal 13 Oktober 2010.
Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dan pelaksanaan pekerjaan
menunjukan:
a. Pengadaan telah diselesaikan (100%) sesuai Berita Acara Penerimaan Barang
Nomor: 48/BA/LPPB/B2TKS/BPPT/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010.
b.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pengadaan rel pintu bangsal uji padatanggal 29 Maret 2010 diketahui bahwa rel pintu bangsal uji sudah terpasang
seluruhnya dengan jumlah rel yang terpasang sebanyak 212 m setara dengan
35,33 batang ( 212m: 6 m) atau dibulatkan menjadi 36 batang. Sehingga
t d t k k l fi ik l b k 19 b t t b
melaksanakan pengadaan rel pintu bangsal uji di gedung B2TKS sebagaimana
yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja.
Hal tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada CV Putra Andian
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 94/123
g p y p
sebesar Rp31,350,000.00.
Hal ini disebabkan oleh:
a. Ketidakcermatan Tim Penerima barang dalam melaksanakan tugasnya.
b. Pengawasan atasan langsung lemah.
Menanggapi permasalahan tersebut Kepala BPPT menjelaskan bahwa sehubungan
dengan permasalahan tersebut pihak penyedia jasa pengadaan barang yaitu CV
Andrian telah menyatakan kesanggupannya untuk mengembalikan kelebihan
pembayaran tersebut sebesar Rp31,350,000.00 dan menyetorkannya ke Kas
Negara.
BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar :
a. Menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp31.350.000,00 dan menyetorkannya
ke Kas Negara serta menyampaikan bukti setor ke BPK.
b. Memperingatkan Tim penerima barang untuk meningkatkan kecermatan dalam
melaksanakan tugas dan atasan langsungnya untuk meningkatkan pengawasan.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:
224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan menarik kelebihan pembayaran kepada pihak penyedia Barang/Jasa dan akan segera
menyetorkan ke Kas Negara serta membuat surat teguran kepada Tim Penerima
Barang dan atasan langsungnya untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugas.
1.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I Kurang
Volume Sebesar Rp105.876.551,50 dan Terdapat Kemahalan Harga Sebesar
Rp112.204.522,74
Satuan kerja Sekretariat Utama (Sestama) Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) pada tahun 2010 melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik
gedung bersama Klaster I (trasportasi dan produksi) tahap II. Proses pelelangan
berisi perpanjangan waktu sampai dengan 31 Desember 2010. Alasan perpanjangan
disebabkan cuaca dilokasi proyek sangat tidak mendukung dan sebagian besar
terjadi pada jam-jam efektif sejak awal proyek sampai dengan tanggal 25
Nopember 2010 dan didukung hasil laporan bulanan kegiatan manajemen
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 95/123
p g p g j
konstruksi PT Ciriajasa Rancang Bangun (PT CRB).
Pekerjaan telah diserah terimakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Penyelesaian Pekerjaan Nomor: 03/02/T/BAHP3/03/BPPT/XII/2010 tanggal 31
Desember 2010 dan telah memperoleh pembayaran terakhir dengan SPM Nomor:
07065/XII/2010 tanggal 17 Desember 2010 dan SP2D Nomor: 065811S/018/110
tanggal 23 Desember 2010 sebesar Rp8.244.878.400,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen pendukung dan hasil pemeriksaan fisik dapat
menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Proses penunjukan langsung PT PP dan pembayarannya secara umum telah
sesuai dengan Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
b. Berdasarkan dokumen penawaran PT PP harga penawaran sebesar
Rp41.488.600.000,00. Sedangkan klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaranharga diperoleh/dicapai kesepakatan hasil klarifikasi dan negosiasi sebesar
Rp41.224.392.000,00. Pemeriksaan atas harga satuan dalam lampiran Berita
Acara Negosiasi menunjukkan bahwa terdapat kemahalan harga atas selisih
harga satuan untuk pekerjaan sejenis sebesar Rp112.204.522,74 dengan rincian
terlampir dalam lampiran 8.
c. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada tanggal 5 April 2010 terdapat kekurangan
pekerjaan sebesar Rp105.876.551,50 (terlampir dalam lampiran 9).
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan
a. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN pasal 12
ayat 2 antara lain menetapkan bahwa belanja atas beban anggaran belanja
negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran.
b. Kontrak Nomor: 03/T/KONTRAK/03/BPPT/VIII/2010 tanggal 18 Agustus
2010 dan Addendum Nomor: 03/T/ADD-KONTRAK/03/BPPT/XII/2010
tanggal 3 Desember 2010 yaitu:
1) P l 1 t 1 t k “ ih k k t b ik t k d ih k
Hal tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada PT PP sebesarRp105.876.551,50 dan kemahalan harga sebesar Rp112.204.522,74.
Hal tersebut disebabkan:P d d li PPK l h
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 96/123
a. Pengawasan dan pengendalian PPK lemah.
b. Panitia pengadaan barang dan jasa pekerjaan konstruksi fisik gedung bersama
Klaster I (trasportasi dan produksi) tahap II tidak cermat dalam melakukan
negosiasi harga.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala BPPT menyatakan bahwa kontrak
adalah jenis kontrak lumpsum dan harga yang mengikat dalam kontrak sistem initotal penawaran harga. Untuk kekurangan pekerjaan disebabkan adanya
penyesuaian terhadap kebutuhan ruangan sehingga terjadi pengurangan item
pekerjaan senilai Rp105.876.551,50 yang akan dikembalikan kepada Kas Negara
dan akan dibebankan kepada kontraktor pelaksana.
BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:
a. Memungut kelebihan pembayaran dan menyetorkan ke Kas Negara sebesar
Rp105.876.551,50 dan menyampaikan bukti setor ke BPK.
b. Memperingatkan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa untuk meningkatkan
kecermatan dalam melaksanakan pekerjaan serta PPK untuk meningkatkan
pengawasan dan pengendalian.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:
24A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakanbahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan menarik
kelebihan pembayaran kepada pihak Penyedia Barang /Jasa dan menyetorkan ke
Kas Negara dan memperingatkan panitia Pengadaan Barang dan Jasa untuk
meningkatkan kecermatan dalam melaksanakan pekerjaan serta PPK untuk
meningkatkan pengawasan dan pengendalian.
1.2.3 Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai
BPPT tidak sesuai kondisi sebenarnya
LRA Audited BPPT TA 2010 menyajikan realisasi Belanja Barang (MAK 52)
b 332 634 599 525 00 i d l li i b l j b d
dinas yang dilampirkan dengan SPM dan SPPD.
b. Hasil konfirmasi kepada beberapa maskapai penerbangan menunjukkan sebagai
berikut:1) K fi i k d PT GI i S K l BPK N 68/S/XVI 3/2011
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 97/123
1) Konfirmasi kepada PT GI sesuai Surat Keluar BPK No.: 68/S/XVI.3/2011
tanggal 17 Maret 2011 menujukkan bahwa Nomor-nomor tiket untuk dua
pegawai yang melakukan perjalanan dinas tidak ditemukan dalam database
maskapai PT GI dengan total biaya perjalanan dinas sebesar
Rp29.134.600,00 termasuk uang harian yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Konfirmasi yang Tidak Tercantum dalam Database PT GI
No
No. TiketNama
InisialTujuan
Harga Tiket Sesuai
Bukti
Total Biaya
Perjalanan
Dinas
1 16924109641 AR Jakarta-
Sanghai
Rp7.170.900
(US$795,00 x Rp9.020)
Rp14.567.300
2 16924109631 AP Jakarta-
Sanghai
Rp7.170.900
(US$795,00 x Rp9.020)
Rp14.567.300
Jumlah Rp14.341.800
(US$1.590,00x Rp9.020)
Rp29.134.600
2) Konfirmasi kepada maskapai penerbangan Lion Air menujukkan bahwa 27
tiket senilai Rp49.955.400,00 nomor tiket tidak sesuai dengan database lion
air dan sebanyak 7 tiket senilai Rp11.369.100 nomor tiket tidak ada dalam
database maskapai lion air. Total pengeluaran untuk perjalanan dinas
tersebut sebesar Rp213.038.300,00 terdiri dari tiket pesawat, airport tax,
penginapan dan uang harian (lampiran 10).
c. Berdasarkan konfirmasi kepada pelaksana menunjukkan sebagai berikut:
1) Perjalanan dinas sebesar Rp29.134.600,00 atas 2 pegawai yang melakukan
perjalanan dinas ke luar negeri benar dilaksanakan dengan menunjukkanbukti paspor, visa, tiket dan bukti pembelian ke travel.
2) Perjalanan dinas sebesar Rp81.844.200,00 yang dilakukan oleh 12 Pegawai
dilaksanakan tidak sesuai bukti/dengan menggunakan maskapai lain atau
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 jo. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 42Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 98/123
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Pasal 12 ayat (2) menetapkan bahwa belanja atas beban anggaran
belanja negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran.
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: Per-21/PB/2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap:
1) Pasal 19 ayat (3) menyatakan bukti pengeluaran yang sah untuk biaya
transport pegawai, antara lain tiket pesawat dilampiri boarding pass dan
airport tax.
2) Pasal 21 ayat:
(1) Pejabat Negara/Pegawai Negeri/Pegawai Tidak Tetap yang telah
melakukan perjalanan dinas menyampaikan seluruh buktipengeluaran asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
(2) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan perhitungan rampung seluruh
bukti pengeluaran biaya perjalanan dinas Pejabat Negara/Pegawai
Negeri/Pegawai Tidak Tetap yang bersangkutan dan disampaikan
kepada Bendahara Pengeluaran.
(3) Apabila terdapat kelebihan pembayaran, Pejabat Negara/Pegawai
Negeri/Pegawai tidak tetap yang melakukan perjalanan dinas
mengembalikan kelebihan.
Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran biaya perjalanan dinas sebesar
Rp213.038.300,00 diragukan kebenarannya dan diantaranya sebesar
Rp131.557.100,00 tidak dilaksanakan.
Hal tersebut disebabkan:
a. Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran tidak teliti dalam
verifikasi biaya perjalanan dinas yang dibayar dan dipertanggungjawabkan
sesuai kenyataan
teknologi pasca Tsunami Mentawai.
BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:
a. Menarik, menyetorkan uang perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan sebesarRp131 557 100 00 ke Kas Negara dan men ampaikan b kti setor ke
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 99/123
Rp131.557.100,00 ke Kas Negara dan menyampaikan copy bukti setor ke
BPK.
b. Memperingatkan PPK dan kepala satker untuk mematuhi ketentuan perjalanan
dinas dan mempertanggungjawabkan biaya perjalanan dinas sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:24A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan
melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan
bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan
menyetorkan beberapa perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan ke Kas Negara
serta melakukan peneguran kepada pengelola anggaran satuan kerja terkait (PPK
dan KPA) atas ketidaktelitian dalam verifikasi biaya perjalanan dinas yang dibayar,
dan memperingatkan untuk selanjutnya agar lebih tertib dalam pengelolaanadministrasi keuangan.
1.2.4 Temuan Kepatuhan Lainnya
Selain temuan ketidakpatuhan di atas, BPK juga menemukan ketidakpatuhan atas
pelaksanaan belanja barang dan belanja modal TA 2009 dan semester I 2010 pada
BPPT yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor: 83/S/V-
XVI/12/2010 tanggal 15 Desember 2010.
BAB 2
HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TAHUN 2005 – 2009
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 100/123
Dalam rangka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2010, BPK memantau tindak lanjut BPPT terhadap
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
BPPT Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Pasal 20 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pelaksanaan tindak
lanjut menjadi tanggung jawab Pemerintah/BPPT dan DPR.Pemantauan atas tindak lanjut BPPT terhadap temuan tersebut menunjukkan hal-
hal sebagai berikut.
Tabel 2 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT
No. LHP TahunJumlah
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
Sesuai
Belum
Sesuai/ Selesai
Belum
Ditindaklanjuti
1. Tahun 2009 11 4 7 -
2. Tahun 2008 5 4 1 -
3. Tahun 2007 4 3 1 -
4. Tahun 2006 5 4 1 -
5. Tahun 2005 2 1 1 -
Total 16 16 11 -
Rincian dari temuan terdapat di Lampiran 9.
BPPT telah menindaklanjuti rekomendasi yang diajukan BPK, antara lain
mengenai:
1. Kelebihan pembayaran atas honor pembantu peneliti sebesar Rp13.500.000,00 darirekanan sudah ditarik dan sudah disetorkan ke Kas Negara.
2. Kelebihan pembayaran pekerjaan Pengiriman NaCL sebesar Rp7.600.000 telah
L
Belum Sesuai/ BelumSelesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuaiRekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Diperiksa
HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
S.D. TRIWULAN III TAHUN 2010
No. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang(Tahun)
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 101/123
I Laporan Keuangan Tahun 2005
Kepatuhan
1 Tanah seluas 344.928 M2
senilai
Rp8.527,01 juta belum
disertifikatkan
1.04.14 Rp8.527.010.000,00 BPK menyarankan agar Biro Umum dan
Keuangan lebih proaktif dalam
mengupayakan sertifikasi tanah.
BPPT telah menindaklanjuti pensertifikatan
tanah yang akan dilakukan secara bertahap.
BPPT telah mengadakan pertemuan dengan
pihak ketiga.
√ Masih dipantau Proses s
tanah m
dalam p
BPPT telah menindaklanjuti pensertifikatan
tanah sebagai berikut:
1. Tanah yang telah diterbitkan sertifikatnya
sebanyak 5 lokasi dengan luas 134.446 m2
2. Tanah dan bangunan yang telah dibelioleh
penghuni sebanyak 3 lokasi dengan luas
1.720 M2
3. Luas tanah yang belum disertifikatkan
208.762 M2 dengan kondisi sbb:
a. Tanah yang terletak dilokasi Surabaya
dengan luas tanah 127.420 m2 tidak dapat
diser tifikatkan karena dipakai sebagai
Jembatan Suramadu.
b. Tanah yang terletak di Kab. Bangkalan
Madura dengan luas 59.645 m2 dipakai
sebagai Jembat an Suramadu dan akan
dialihkan ke Kementer ian PU, karena
pengelolaannya dibawah Instansi tersebut.
Dokumen penghapusan dalam proses DJKN.
Sesuai Surat Setama No.
151/SETAMA/BPPT/V/2010 Tgl. 18 Mei
2010.
c. Tanah yang terletak dilokasi Kab. Gunung
Kidul dengan luas 29.490 m2 tidak dapat
diser tifikatkan karena dipakai sebagai
Jalan/Sarana Umum;
d. Tanah yang saat ini sedang dalam proses
pembuatan setifikat dengan luas 2.583 m2
yang terletak di lokasi:
Jl. MH Thamrin No 8 Jakarta Pusat dengan
luas tanah 2.000 m2 dan Jl. Danau Linau
Kotamadya Tomohon dengan Luas tanah 583
m2.
Jumlah 2005 Rp8.527.010.000,00 1 temuan 1 rekomendasi Rp8.527.010.000,00
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
II Laporan Keuangan Tahun 2006
Kepatuhan
2 Terdapat tunggakan PNBPsebesarRp4.930.829.565,00 1.03.01 Rp4.930.829.565,00 BPK menyarankan Kepala BPPT untuk menginstuksikan kepada Kepala Balai
Teksurla dan Kepala UPT Hujan Buatan
untuk melakukan penagihan secara intensif
1) BPPT telah membuat surat No256/Set ama/M/XII/2007 t anggal 28
Desember 2007 kepada UPT Hujan Buatan
untuk melakukan penagihan atas PNBP yang
√Masih dipantau Proses p
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 102/123
untuk melakukan penagihan secara intensif
dan tindakan-tindakan hukum yang
dianggap perlu.
untuk melakukan penagihan atas PNBP yang
yang belum tertagih.
2) Sisa tunggakan PNBP UPT Hujan Buatan
yang belum t ert agih adalah sejumlah
Rp1.045.950.364,22 dari total tunggakan
hingga tahun 2006 sebesar
Rp2.364.629.565,00
3) Sisa tunggakan PNBP Teksurla yangsudah disetorkan ke Kas Negara adalah
sebesar Rp2.516.662.650,00
Dalam rangka penyelesaian piutang UPT
Hujan Buatan dengan total nilai
Rp3.804.355.043,00 telah diupayakan
penagihansecara intensif baik melalui teguran
secara tertulis maupun lisan yakni melalui
rapat/ pertemuan secara berkala dengan
mengikutsertakan Inspektorat. Penagihan dan
sekaligus penegasan terakhir untuk melunasi
kewajiban kepada PT DAS dan PT ASM
telah disampaikan pada tgl 8 Oktober 2010
(copy terlampir). Berkenaan dengan hal
tersebut, maka untuk penyelesaiannya akandilimpahkan ke DJKN Kementerian
Keuangan (Telah dikonsultasikan dengan
panitia Urusan Piutang Negara- DJKN)
Jumlah 2006 Rp4.930.829.565,00 1 temuan 1 rekomendasi
Rp4.930.829.565,00
III Laporan Keuangan Tahun 2007
Kepatuhan
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
3 Terdapat piutang PNBP yang belum
tertagih sebesar Rp5.418,74 juta
1.02.08 Rp5.418.738.918,00 BPK menyarankan kepada Kepala BPPT
agar menginstruksikan secara tertulis
kepada para pengelola PNBP agar segera
menarik piutang tahun 2007 kepada pihak
ketiga dan segera menyetorkannya ke kasnegara dengan copy bukti setor dikirimkan
kepada BPK dan kepada atasan langsung
t k i k tk t h d
1) Piut ang UPT Hujan Buat an sebesar
Rp2.975.471.829,31 belum tertagih, namun
pihak ketiga sudah menyatakan kesanggupan
untuk membayar piutang tersebut.
Masih dipantau Belum
piutang
ditarik
pemanta
pelimpapenyele
piutang
k DJK
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 103/123
untuk meningkatkan pengawasan terhadap
pengelolaan Piutang
ke DJK
2) Piutang B2TE sebesar
Rp1.918.698.601,00 telah terbayar sebesar
Rp1.766.589.841,00 sehingga sisa tagihan
sebesar Rp152.108.760,003) B2TP dan BTMP telah menagih semua
piutang tahun 2007, 4) BPPT
enjiniring : Terdapat piutang kepada Satuan
Kerja Biro Perencanaan Progam Insentif
kantor Menristek untuk DIPA 2007 dan
sudah tidak bisa dilakukan pembayaran atas
piutang tersebut (Rp163.000.000,00).
√
Dalam rangka penyelesaian piutang UPT
Hujan Buatan dengan Total nilai
Rp3.804.355.043,00 telah diupayakan
penagihansecara intensif baik melalui teguran
secara tertulis maupun lisan yakni melalui
rapat/pertemuan secara berkala dengan
mengikut sertakan Inspektorat. penagihan
dan sekaligus penegasan terakhir untuk
melunasi kewajiban kepada PT DAS dan PT
ASM telah disampaikan pada tgl 8 Oktober
2010 (copy terlampir). Berkenaan dengan hal
tersebut, maka untuk penyelesaiannya akan
dilimpahkan ke DJKN Kementerian
Keuangan (telh dikonsultasikan dengan
panitia Urusan Piutang negara -DJKN)
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
Total Piutang B2TE adalah sebesar
Rp1.907.698.601,00 (Total nilai kontrak
Rp1.918.698.601,00 dikurangi kontrak batal
sebesar Rp11.000.000,00) dan telah disetor
ke Kas Negara sebesar Rp1.958.035.690,00.Sehingga terdapat selisih lebih/positif sebesar
Rp50.337.089,00 yang disebabkan perbedaan
nilai kurs EURO pada saat transaksi (copy
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 104/123
nilai kurs EURO pada saat transaksi (copy
SSBP) terlampir. Piutang
BPPT kepada satker Biro Perencanaan
sebesar Rp163.000.000,00 sudah dilunasi
pada tahun 2009.
Jumlah 2007 Rp0,00 1 temuan 1 rekomendasi Rp0,00
IV Laporan Keuangan Tahun 2009
Kepatuhan
4 Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) pada Beberapa Satker
BPPT Terlambat Disetor ke Kas
Negara Sebesar
Rp30.581.395.275,00
1.04.10 30.581.395.275,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
menertibkan pengelolaan PNBP pada
Bendahara Penerimaan dan mengefektifkan
pengawasan dan pengendalian oleh Atasan
Langsung Bendahara Penerimaan.
Kepala BPPT menyatakan bahwa
keterlambatan penyetoran PNBP disebabkan:
a. Bendahara Penerimaan membutuhkan
waktu untuk klarifikasi nilai pembayaran
kepada pihak ketiga (pengguna jasa/perusahaan) atas transfer penerimaan
pembayaran yang masuk ke rekening
Bendahara Penerimaan.
√ Masih dipantau Bukti te
menertib
Pengelo
PNBP b
b. Masih kurangnya koordinasi dan
komunikasi antara tiga pihak yaitu Bendahara
Penerimaan pada Satuan Kerja, Bank, dan
Klien (pemakai jasa) dalam hal penerimaan
pembayaran dan atau penyetoran tagihan
sehingga mengakibatkan keterlambatan
penyetoran.
Untuk selanjutnya, akan melakukan
pembinaan administrasi keuangan kepada
Bendahara Penerimaan satker di lingkungan
BPPT.
5 Biaya KajianFinancial Potensi
Tepung Agro Indonesia
Mengandung Biaya Langsung
Personil Sebesar Rp13.500.000,00
Juta Tidak Didukung Bukti
Keberadaan Tenaga Ahli dan
Asisten Tenaga Ahli
1.01.04 13.500.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
menarik kelebihan pembayaran sebesar
Rp13.500.000,00 dan menyetorkannya ke
Kas Negara. Bukti setor supaya
disampaikan kepada BPK.
Kepala BPPT menyatakan akan menarik
kelebihan pembayaran atas honor pembantu
penelit i sebesar Rp13.500.000,00 dari
rekanan dan menyetorkannya ke Kas Negara.
√ Selesai pada
Sem I Tahun
2010
Sudah s
saran
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 105/123
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
10 Belanja Perjalanan Dinas Tidak
Didukung Bukti
Pertanggungjawaban yang
Sebenarnya
1.01.04 2.528.700,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
menarik selisih lebih biaya perjalanan dinas
sebesar Rp2.528.700,00 serta menyetorkan
ke Kas Negara. Bukti setor supaya
disampaikan kepada BPK.
KepalaBPPT menyatakan bahwa akan segera
menarik selisih lebih biaya perjalanan dinas
dar i pegawai BH, HK, dan TH sebesar
Rp2.528.700,00 dan menyetorkan ke Kas
Negara.
√ Selesai pada
sem I 2010
Sudah s
saran
Selisih lebih baiya perjalanan dinas sebesar
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 106/123
y p j
Rp2.528.700 telah ditarik dan telah
disetorkan ke Kas Negara pada tanggal 24
Mei 2010 (copy SSBP terlampir)
11 Beberapa Item Pekerjaan Perawatan
Bangunan Laboratorium Satker
TIEM Tidak Dikerjakan
1.01.03 2.180.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
meningkatkan pengawasan dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan
PPK lebih cermat dalam menjalankan
tugasnya.
Kepala BPPT menyatakan bahwa: a.
BPPT telah menerima pembayaran denda
kekurangan penyelesaian pekerjaan dari
rekanan senilai Rp2.180.000,00 dan telah
menyetorkan ke Kas Negara sesuai dengan
SSBP tanggal 21 April 2010.
√ Masih dipantau Bukti ag
meningk
pengaw
PPK leb
dalam
menjala
tugasny
ada
b. Atasan langsung akan meningkatkan
pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan.
Terhadap kekurangan penyelesaian pekerjaan
dengan nilai Rp2.180.000,00 telah diterima
kembali dari rekanan dan telah disetorkan ke
Kas Negara pada tgl 21 April 2010 (copySSBP terlampir)
12 Pekerjaan Pembuatan Prototipe
Kapal Kurang Dikerjakan Senilai
Rp1.125.000,00
1.01.03 1.125.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT
agar: a. Pejabat Pembuat Komitmen lebih
tegas dalam melaksanakan kontrak.
Kepala BPPT menyatakanbahwa BPPT telah
menerima pembayaran denda kekurangan
penyelesaian pekerjaan dari kontraktor senilai
Rp1.125.000,00 dan telah menyetorkan ke
Kas Negara sesuai dengan SSBP Nomor:
002/UPT BPPH/BPPT/613682/IV/2010
tanggal 21 April 2010.
√ Masih dipantau Bukti P
tegas da
Penerim
lebih ce
belum a
13 b. Panitia Penerima Barang lebih cermat
dalam melaksanakan tugasnya.
Terhadap kekurangan penyelesaian pekerjaan
dengan nilai Rp1.125.000,00 telah diterima
kembali dari rekanan dan telah disetorkan ke
Kas Negara pada tgl 21 April 2010 (copy
SSBP terlampir)
√
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
14 Tanah BPPT Seluas 196.065 M2
dengan Nilai Rp98.873.675.000,00
Belum Bersertifikat dan Fisiknya
Sudah Digunakan sebagai Jembatan
dan Jalan oleh Kementer ian PUserta Pemerintah Daerah
1.04.14 98.873.675.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
secara bertahap melakukan sertifikasi tanah
yang dikuasai BPPT serta melakukan
koordinasi dengan Kementerian PU dan
Pemerintah Daerah untuk memperolehkepastian hukum atas tanah milik BPPT
yang digunakan oleh Kementerian PU dan
Pemerintah Daerah.
Kepala BPPT menyatakan bahwa: 1.
Tanah di Surabaya dengan luas 187.065 m2
dan berada pada empat lokasi merupakan
aset tanah BPPT yang nilai perolehannya
telah direvaluasi oleh KPKNL/DJKN dengannilai wajar Rp94.697.675.000,00 dan telah
dicatat pada SIMAK BMN satker BPPH,
namun pembuatan sertifikat tanah atas aset
√ Masih dipantau Masih P
Pengaju
Anggara
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 107/123
t ersebut masih dalam proses pengajuan
anggaran. Informasi aset tanah ini telah
dituangkan dalam CaLK Laporan Keuangan
BPPT Tahun 2009 Audited.
2. Tanah di Pulau Natuna dengan luas9.000 m2 merupakan aset tanah BPPT yang
nilai perolehannya telah direvaluasi oleh
KPKNL/DJKN dengan nilai wajar
Rp4.176.000.000,00 dan telah dicatat pada
SIMAK BMN satker BPPT, namun
pembuatan sertifikat tanah atas aset tersebut
masih dalam proses pengajuan anggaran.
Informasi aset tanah ini telah dituangkan
dalam CaLK Laporan Keuangan BPPT
Tahun 2009 Audited.
a. Tanah yang terletak di Surabaya dengan
luas 187.065 M2 dipakai sebagai Jembatan
Suramadu dan akan dialihkan ke Kementerian
PU, karena pengelolaannya dibawah Instansi
tersebut. Dokumen Penghapusan dalam
proses DJKN: Sesuai Surat Set ama No
151/SETAMA/BPPT/V/2010 tgl 18 Mei
2010
b. tanah di Kel. Ranai-Kabupaten Natuna
dengan luas 9.000 m2 merupakan aset tanah
BPPT yang dinilai perolehannya telah
direvaluasi oleh KPKNL/DJKN dengan nilai
wajar Rp4.176.000.000,00 t idak dapatdisert ifikatkan, karena sudah berupa
jalan/sarana umum
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
15 BPPT Belum Memberitahukan
Biaya-Biaya yang Dapat
Dikapitalisasi untuk
Renovasi/Perbaikan Gedung dan
Bangunan yang Dipinjam DariKementerian Riset dan Teknologi
Sebesar Rp1.528.957.200,00
1.04.06 1.528.957.200,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
segera menyampaikan data aset renovasi
kepada KRT sesuai ketentuan yang berlaku.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala
BPPT menyatakan bahwa:
a. Satker di lingkungan BPPT khususnya
yang berlokasi di Serpong telah
meningkat kan kemanfaat an maupunpemeliharaan gedung dan bangunan yang
dipinjam dari KRT yang berada di bawah
KRT dengan cara renovasi gedung. Hal ini
dil k k t k b ik i k t
√ Selesai pada
pemeriksaan LK
2010 ( mei
2011)
BAST r
gedung
BPPT k
No.:B-0
Setama/L03.00/
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 108/123
dilakukan untuk memberikan peningkatan
pelayanan serta kenyamanan dalam bekerja
para pegawai satker yang bersangkutan.
b. Terkait dengan aset renovasi tersebut,
BPPT akan segera melakukan koordinasi
dengan pihak KRT untuk menyelesaikan
penyerahan/pengalihan pencatatan nilai aset
sehingga nilai aset renovasi tersebut dapat
dikapitalisasikan ke nilai aset Gedung dan
Bangunan milik KRT.
c. BPPT akan segera mengakomodir sistem
monitoring antar unit kerja pemilik dan unit
kerja pengguna aset.
d. Telah dilakukan penyerahan aset ke KRT
sesuai dengan BAST renovasi gedung dariBPPT ke KRT No.:B-08/BPPT/
Setama/BAST/PL03.00/11/2010 tgl 1
Desember 2010
16 Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
Terhadap Kendaraan Roda Empat,
Roda Dua serta Peralatan dan Mesin
yang Hilang Sebesar
Rp161.642.028,00 Prosesnya
Berlarut-larut
1.01.13 161.642.028,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar
segera memproses TGR atas aset-aset yang
hilang yang belum tuntas penyelesaiannya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala
BPPT menyatakan bahwa:
a. Hilangnya kendaraan roda empat Toyota
Kijang (data no. 11), telah ditindaklanjuti
dengan memanggil penanggung jawab BMN.
Saat ini masih dalam proses penentuan nilai
penggantiannya.
√ Masih Dipantau Masih d
proses
penyele
TGR
b. Hilangnya satu unit kamera handycam
merk Sony pada Satker PSTKP Bali (data
no. 12) telah ditindaklanjuti dengan
menyelesaikan penggantian sebesar
Rp12.475.000,00 dan menyetorkan ke Kas
Negara.
c. Hilangnya laptop pada Satker Deput i
Bidang TIEM (data no. 13) telah
ditindaklanjuti dengan memanggil
penanggung jawab BMN dan yang
bersangkutan akan menyelesaikan secara
damai.
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
d. Hilangnya aset (data no.1 s.d. 10), Tim TP-
TGR akan menindaklanjuti dengan
melakukan koordinasi bersama Inspektorat
dan Biro Umum dan Humas untuk
menyelesaikan TGR.
Terhadap Kendaraan roda empat dan roda
dua serta Perlatan dan Mesin yang hilang
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 109/123
dua serta Perlatan dan Mesin yang hilang
dengan total nilai perolehan sebesar
Rp161.642.028,00 telah ditindaklanjuti sesuai
rekomendasi BPK dengan penyelesaian sbb:
1. Aset yang telah selesai diproses melalui
peyelesaian TGR dan telah ditetapkan nilai
penggant iannya sebanyak 3 Jenis Aset
dengan total nilai Rp63.025.000,00 yang
terdiri dari:
Toyota Kijang Tahun 1996 No. PolB 1908
KQ dengan nilai perolehan Rp33.200.000,00
telah ditetapkan nilai penggantiannya sebesar
Rp23.340.000,00 dengan cara diangsur dan
ybs telah membayar sebesar Rp8.240.000,00
dan telah disetor ke Kas Negara (dokumen
terlampir)
Kamera Handycam Merk Sony dengan nilai
perolehan Rp12.475.000,00 telah ditetapkan
nilai penggantiannya sebesar
Rp12.475.000,00 dan telah disetorkan ke kas
negara (dokumen terlampir)
Laptop Merk ASUS type A8E18 DBA
dengan nilai perolehan Rp17.350.000 telah
ditetapkan nilai penggantiannya dengan cara
mengganti dengan jenis dan spesifikasi
barang yang sama. Ybs telah menyerahkan
Laptop dengan nilai Rp17.350.000 (BA
Serah Terima dan Dokumen pendukung
terlaampir)
2 . Aset yang sedang dalam proses TGR
sebanyak 6 unit dengan total nilai perolehan
Rp70.922.000,00 yang terdiri atas : Satker
B2TKS sebanyak 6 unit dengan total nilai
Rp66.772.000,00 dan Satker B2TE sebanyak
1 unit dengan nilai Rp4.150.000,00
3. Aset yang hilang pada satker Balai
MEPPO sebanyak 3 Unit dengan total nilai
Rp28.721.028,00 masih dalam proses
penghapusan
Belum Sesuai/ Belum
Selesai Ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AlaSesuai
Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode
Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
KesimpulanNilai Temuan
Temuan
Berulang
(Tahun)
Jumlah 2009 131.199.968.777,99 11 temuan 13 rekomendasi 23.628.700,00 131.176.340.077,99
Total 144.657.808.342,99 14 temuan 16 rekomendasi 23.628.700,00 144.634.179.642,99
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 110/123
Lampiran: 2
Tanggal Jumlah Total Tanggal Jumlah
1 1/8/2010 15.400.000, 00
1/28/2010 19 15.400.000
2 1/8/2010 1.254.600,00 1/28/2010 19 1.254.600 3 1/12/ 2010 9.240.000,00 1/28/2010 15 9.240.000 4 1/13/2010 16.800.000,00 1/28/2010 14 16.800.000
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker Sestama
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Jumlah Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 111/123
5 1/15/2010 400.500,00 1/28/2010 12 400.500 6 1/18/ 2010 1.666.667,00 1/28/2010 9 1.666.667 7 1/20/2010 25.410.000,00 1/28/2010 7 25.410.000 8 1/20/2010 50.820.000,00 1/28/2010 7 50.820.000 9 1/22/2010 16.170.000,00 1/28/2010 5 16.170.000
10 1/22/2010 28.560.000,00 1/28/2010 5 28.560.000 11 1/22/ 2010 2.856.000,00 1/28/2010 5 2.856.000 12 1/25/2010 97.001,00 168.674.768,00 1/28/2010 168.674.768,00 2 97.001 13 2/1/2010 1.666.667,00 2/11/2010 9 1.666.667 14 2/1/2010 46.560.000,00 2/11/2010 9 46.560.000 15 2/2/2010 79.200.000,00 2/11/2010 8 79.200.000 16 2/4/2010 12.510.000,00 2/11/2010 6 12.510.000 17 2/4/2010 742.000,00 140.678.667,00 2/11/2010 140.678.667,00 6 742.000 18 7/6/2010 26.565.000,00 7/19/2010 12 26.565.000 19 7/7/2010 25.020.000,00 7/19/2010 11 25.020.000 20 7/7/2010 81.000.000,00 7/19/2010 11 81.000.000 21 7/9/2010 302.400,00 132.887.400,00 7/19/2010 132.887.400,00 9 302.400 22 7/15/ 2010 8.778.000,00 7/20/2010 4 8.778.000 23 7/15/2010 26.180.000,00 167.845.400,00 7/20/2010 34.958.000,00 4 26.180.000 24 10/28/2010 59.841.820,00 11/9/2010 10 59.841.820 25 10/28/2010 13.298.180,00 73.140.000,00 11/9/2010 73.140.000,00 10 13.298.180 26 12/3/2010 75.055.000,00 12/14/2010 75.055.000,00 10 75.055.000
Total 625.393.835
Lampiran:3
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
1 7/1/2010 686.762.440,00 7/28/2010 686.762.440,00 26 686.762.440 Total 686.762.440
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker UPT Hujan Buatan
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Jumlah Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 112/123
Lampiran: 4
Tanggal Jumlah Total Tanggal Jumlah
12/31/2009 367.025.325,00 1/20/2010 323.693.355,00 19 367.025.325
1 4/30/ 2010 53.350.000, 00 5/21/2010 20 53.350.000
2 5/7/2010 74.000.000,00 5/21/2010 13 74.000.000
3 5/20/ 2010 12.476.740, 00 830.545.420,00 5/21/2010 161.000.000,00 ‐ ‐
4 8/16/ 2010 53.350.000, 00 8/27/2010 10 53.350.000
5 8/18/ 2010 74.000.000, 00 8/27/2010 8 74.000.000
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker Balai Jaringan Iptek
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Jumlah Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 113/123
6 8/18/ 2010 90.800.000, 00 218.150.000,00 8/27/2010 218.000.000,00 8 90.800.000
7 9/6/2010 74.000.000,00 9/20/2010 13 74.000.000
8 9/6/2010 6.862.207,00 9/20/2010 13 6.862.207
9 9/8/2010 3.110.000,00 9/20/2010 11 3.110.000
10 9/8/2010 6.862.207,00 9/20/2010 11 6.862.207
11 9/8/2010 5.960.000,00 9/20/2010 11 5.960.000
12 9/8/2010 5.960.000,00 102.754.414,00 9/20/2010 103.000.000,00 11 5.960.000
13 9/24/ 2010 60.766.000, 00 10/20/2010 25 60.766.000
14 9/25/2010 144.054,00 10/20/2010 24 144.054
15 9/30/ 2010 53.350.000, 00 10/20/2010 19 53.350.000
16 10/ 7/ 2010 53.350.000, 00 10/20/2010 12 53.350.000
17 10/ 11/2010 5.960.000,00 173.570.054,00 10/20/2010 173.000.000,00 8 5.960.000
18 10/20/2010 10.854.545,00 11/15/2010 24 10.854.545
19 10/22/2010 45.833.334,00 11/15/2010 22 45.833.334
20 10/22/2010 74.000.000,00 11/15/2010 22 74.000.000
21 10/22/2010 258.070,00 11/15/2010 22 258.070
22 10/ 27/2010 6.862.207,00 11/15/2010 17 6.862.207
23 10/ 27/2010 6.862.207,00
11/15/2010 17
6.862.207
24 11/3/2010 5.960.000,00 11/15/2010 11 5.960.000
25 11/ 3/ 2010 90.000.000, 00 11/15/2010 11 90.000.000
26 11/ 9/ 2010 53.350.000, 00 293.980.363,00 11/15/2010 290.000.000,00 5 53.350.000
27 11/22/2010 74.000.000,00 12/15/2010 22 74.000.000
28 11/25/2010 316.049 ,00 12/15/2010 19 316.049
29 11/26/2010 15.191.500,00 12/15/2010 18 15.191.500
30 11/26/2010 15.191.500,00 12/15/2010 18 15.191.500
31 11/26/2010 53.350.000,00 12/15/2010 18 53.350.000
32 12/ 2/ 2010 22.916.667, 00 12/15/2010 12 22.916.667
33 12/ 2/ 2010 22.916.667, 00
12/15/2010 12
22.916.667
34 12/ 2/ 2010 45.833.334, 00 12/15/2010 12 45.833.334
35 12/6/2010 5.960.000,00 12/15/2010 8 5.960.000
36 12/10/2010 10.854.545,00 12/15/2010 4 10.854.545
37 12/ 10/2010 6.862.207,00 12/15/2010 4 6.862.207
38 12/ 10/2010 6.862.207,00 12/15/2010 4 6.862.207
39 12/ 13/2010 6.862.207,00 12/15/2010 1 6.862.207
40 12/ 13/2010 5.960.000,00 12/15/2010 1 5.960.000
41 12/14/2010 74.000.000,00 367.076.883,00 12/15/2010 284.000.000,00 ‐ ‐
Total 1.575.907.039
Lampiran: 5
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
1 5/21/2010 9.679.840,00 6/4/2010 9.679 .84 0,00 12 9.679.840 2 9/3/2010 96.000.000,00 9/28/2010 96.000.000,00 24 96.000.000 3 11/10/2010 347.665.536,00 11/25/2010 347.665.536,00 14 347.665.536
Total 453.345.376
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker BTSK
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Jumlah Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 114/123
Lampiran:6
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
1 s.d. 31/12/2009 815.928.345 2/10/2010 771.949.892 >39 771.949.892
2 01/01/2010 s.d. 31/01/2010 333.055.000 2/17/2010 322.595.500 16‐30 322.595.500
2 16/02/2010 s.d. 28/02/2010 636.448.900 3/3/2010 636.448.900 6‐16 636.448.900
3 01/03/2010 s.d. 15/03/2010 136.357.500 3/23/2010 136.357.500 7‐21 136.357.500
3 16/03/2010 s.d. 31/03/2010 127.789.500 4/14/2010 127.789.500 13‐27 127.789.500
4 01/04/2010 s.d. 15/04/2010 178.727.500 4/30/2010 178.727.500 14‐28 178.727.500
4 15/04/2010 s d 30/04/2010 312 763 300 5/10/2010 312 763 300 9 24 312 763 300
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker B2TKS
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Jumlah Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 115/123
4 15/04/2010 s.d. 30/04/2010 312.763.300 5/10/2010 312.763.300 9‐24 312.763.300
5 01/05/2010 s.d. 17/05/2010 203.327.500 5/27/2010 203.327.500 9‐25 203.327.500
5 18/05/2010 s.d. 31/05/2010 203.240.000 6/17/2010 203.240.000 16‐28 203.240.000
6 01/06/2010 s.d. 17/06/2010 343.815.000 6/22/2010 343.815.000 4‐20 343.815.000
6 18/06/2010 s.d. 30/06/2010 236.531.000 7/19/2010 236.531.000 18‐30 236.531.000
7 01/07/2010 s.d. 21/07/2010 188.776.050 7/28/2010 188.776.050 6‐26 188.776.050
7 21/07/2010 s.d. 31/07/2010 201.156.500 8/19/2010 201.156.500 18‐27 201.156.500
8 15/08/2010 s.d.
31/08/2010 462.361.000
9/20/2010 462.361.000
19
‐34 462.361.000
8 01/09/2010 s.d. 20/09/2010 220.535.000 9/28/2010 220.535.000 7‐26 220.535.000
9 20/09/2010 s.d. 30/09/2010 266.780.000 10/8/2010 266.780.000 7‐17 266.780.000
9 01/10/2010 s.d. 10/10/2010 374.964.134 10/18/2010 374.964.134 7‐16 374.964.134
10 19/10/2010 s.d. 31/10/2010 281.844.750 11/8/2010 281.844.750 7‐18 281.844.750
10 01/11/2010 s.d. 16/11/2010 160.935.000 11/22/2010 160.935.000 5‐20 160.935.000
11 17/11/2010 s.d. 30/11/2010 330.871.300 12/10/2010 330.871.300 9‐22 330.871.300
11 01/12/2010 s.d. 16/12/2010 544.671.250 12/23/2010 544.671.250 6‐21 544.671.250
Total 6.506.440.576
Lampiran: 7
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
1 12/31/2009 325.972.460,00 1/14/2010 325.972.460,00 13 13 325.972.460 2 1/19/ 2010 12.000.000, 00 2/1/2010 12.000.000,00 11 11 12.000.000 2 1/20/2010 14.000.000,00 2/1/2010 14.000.000,00 10 10 14.000.000 3 1/20/ 2010 12.000.000, 00 2/1/2010 12.000.000,00 10 10 12.000.000 3 1/21/2010 41.700.000,00 2/1/2010 41.700.000,00 9 9 41.700.000 4 1/27/ 2010 68.845.000, 00 2/5/2010 68.845.000,00 7 7 68.845.000 4 3/25/2010 244 951 000 00 4/6/2010 244 951 000 00 10 10 244 951 000
Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker B2TE
No.Penerimaan Penyetoran Keterlambatan
(hari) Keterlambatan (hari) Jumlah
Terlambat Setor
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 116/123
4 3/25/2010 244.951.000,00 4/6/2010 244.951.000,00 10 10 244.951.000 5 4/8/2010 12.000.000,00 4/19/2010 12.000.000,00 10 10 12.000.000 5 4/13/2010 18.181.818,00 4/27/2010 18.181.818,00 13 13 18.181.818 6 4/13/2010 8.181.818,00 4/27/2010 8.181.818,00 13 13 8.181.818 6 5/5/2010 10.000.000,00 5/14/2010 10.000.000,00 8 8 10.000.000 7 5/11/ 2010 28.181.818, 00 5/19/2010 28.181.818,00 7 7 28.181.818 7 5/17/2010 10.690.909,00 5/27/2010 10.690.909,00 9 9 10.690.909 8 6/7/2010 184.941.510,00 6/17/2010 184.941.510,00 9 9 184.941.510 8 6/9/2010 18.181.818,00 6/18/2010 18.181.818,00 8 8 18.181.818 9 6/18/ 2010 12.000.000, 00 7/3/2010 12.000.000,00 14 14 12.000.000 9 6/21/2010 6.181.818,00 7/3/2010 6.181.818,00 11 11 6.181.818
10 6/21/ 2010 10.690.909, 00 7/3/2010 10.690.909,00 11 11 10.690.909 10 6/21/2010 10.000.000,00 7/3/2010 10.000.000,00 11 11 10.000.000 11 7/12/2010 365.488.450,00 7/20/2010 365.488.450,00 7 7 365.488.450 11 7/19/2010 18.181.818,00 7/27/2010 18.181.818,00 7 7 18.181.818 12 8/3/2010 12.000.000,00 8/11/2010 12.000.000,00 7 7 12.000.000 12 8/9/2010 12.000.000,00 8/19/2010 12.000.000,00 9 9 12.000.000 13 8/9/2010 18.181.818,00 8/19/2010 18.181.818,00 9 9 18.181.818 13 8/18/2010 9.800.000,00 8/26/2010 9.800.000,00 7 7 9.800.000 14 8/18/2010 4.181.818,00 8/26/2010 4.181.818,00 7 7 4.181.818 14 8/18/2010 9.800.000,00 8/26/2010 9.800.000,00 7 7 9.800.000 15 9/1/2010 18.181.818,00 9/21/2010 18.181.818,00 19 19 18.181.818 15 9/6/2010 1.777.273,00 9/21/2010 1.777.273,00 14 14 1.777.273 16 9/22/ 2010 12.000.000, 00 10/4/2010 12.000.000,00 11 11 12.000.000 16 10/19/2010 12.000.000,00 11/2/2010 12.000.000,00 12 12 12.000.000 17 11/ 1/ 2010 75.190.942, 00 11/10/2010 75.190.942,00 8 8 75.190.942 17 11/2/2010 4.950.000,00 11/10/2010 4.950.000,00 7 7 4.950.000 18 11/ 2/ 2010 18.181.818, 00 11/10/2010 18.181.818,00 7 7 18.181.818 18 11/2/2010 4.250.000,00 11/10/2010 4.250.000,00 7 7 4.250.000 19 11/19/2010 18.181.818,00 11/30/2010 18.181.818,00 10 10 18.181.818
Total 1.663.048.451
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 118/123
Lampiran: 9
No Uraian Pekerjaan Selisih Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 2 5 6 7
MAIN HALL
1 Pekerjaan Pintu dan jendela
Daun Pintu P1 9 unit 11 unit 2 3.135.232,35 6.270.464,70
GEDUNG BERSAMA SISI KIRI
2 FIRE HYDRANT GD.BERSAMA
Kontrak Cek Fisik
3 4
Rincian Kekurangan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 119/123
Gate Valve dia. 4"S&Y 2 buah 1 buah (1) 8.002.271,69 (8.002.271,69)
Gate Valve dia. 2 1/2" 2 buah 3 buah 1 6.650.790,85 6.650.790,85
Check Valve dia. 4" 1 buah 0 buah (1) 8.560.423,87 (8.560.423,87)
Flexible joint dia. 4" 2 buah 0 buah (2) 823.117,68 (1.646.235,36)
Strainer dia. 6" 1 buah 2 buah 1 9.739.147,99 9.739.147,99
Foot Valve dia. 2 1/2" 3 buah 2 buah (1) 2.108.014,18 (2.108.014,18)
Pressure switch+gete Valve 1 buah 3 buah 2 440.955,90 881.911,80
GEDUNG BERSAMA SISI KANAN
3 Pekerjaan Sanitair
Meja Beton Wasfafel t = 20 cm,fin kramik 1 unit 0 unit (1) 5.939.747,51 (5.939.747,51)
Kichen Zinc Royal 2 buah 0 buah (2) 881.169,86 (1.762.339,72)
Kran Angsa TOTO 2 buah 0 buah (2) 486.988,93 (973.977,86)
Kloset Duduk TOTO SW 826 P komplit 5 unit 4 unit (1) 5.438.234,44 (5.438.234,44)
Wastafel TOTO - LW 523 J + kran air 7 unit 6 unit (1) 4.046.106,50 (4.046.106,50)
Handspray TOTO TX 403 SBN5 9 buah 6 buah (3) 323.822,05 (971.466,15)
Floor Drain TOTO TX 1 BV 15 buah 12 buah (3) 306.147,05 (918.441,15)
Claen Out TOTO 2" 4 buah 3 buah (1) 117.147,05 (117.147,05)
Cermin Uk 60 cmx140 cmt =5mm 1 unit 0 unit (1) 495.600,00 (495.600,00)
4 MEKANIKAL ELEKTRIKAL
TL 1X36W GMS + Battery 3 buah 4 buah 1 1.287.594,00 1.287.594,00
Down Light PLC 13 W 17 buah 18 buah 1 182.635,20 182.635,20
Lampu baret TLC 22W persegi 1 buah 0 buah (1) 289.872,00 (289.872,00) TL 2x36W GMS + Batrey 2 buah 3 buah 1 1.287.594,00 1.287.594,00
Lampu EXIT 9W + Batry 2 buah 3 buah 1 721.710,00 721.710,00
5 PEKERJAAN FIRE ALARM
ROR Detector Lt.1 19 buah 20 buah 1 196.119,00 196.119,00
Instalasi fire Alrm 29 buah 30 buah 1 224.100,00 224.100,00
R.O.R Smoke Detector Lt.2 26 buah 30 buah 4 196.119,00 784.476,00
Semoke Detector 4 buah 2 buah (2) 414.620,00 (829.240,00)
Fixed Temp.Head Detector 3 buah 2 buah (1) 222.750,00 (222.750,00)
Instalasi fire Alrm 36 ttk 40 ttk 4 286.848,00 1.147.392,00
R.O.R Detector Lt.3 33 ttk 35 ttk 2 196.119,00 392.238,00
Instalasi fire Alrm 41 ttk 43 ttk 2 286.848,00 573.696,00
6 INTALASI TATA SUARA
1 2 5 6 73 4
Instalasi speaker 16 ttk 18 ttk 2 174.830,00 349.660,00
7 PEKERJAAN CCTV Lt.1
Camera dome 3 buah 2 buah (1) 3.685.000,00 (3.685.000,00)
Instalasi CCTV 3 buah 2 buah (1) 1.942.500,00 (1.942.500,00)
8 INSTALASI RUANG PUMPA
Gate Valve dia 2" 5 buah 4 buah (1) 2.220.000,00 (2.220.000,00)
Strainer dia 2" 2 buah 3 buah 1 1.380.000,00 1.380.000,00
9 INSTALASI BOOSTER PUMP
G V l di 1" 4 b h 5 b h 1 151 540 00 151 540 00
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 120/123
Gate Valve dia1" 4 buah 5 buah 1 151.540,00 151.540,00
Gate Valve dia 2" 8 buah 6 buah (2) 400.820,00 (801.640,00)
Strainer dia1,5" 2 buah 1 buah (1) 296.370,00 (296.370,00)
10 INSTALASI HYDRAN RUANG PUMPA
Gate Valve dia. 4"OS & Y 2 buah 1 buah (1) 8.001.700,00 (8.001.700,00)
Gate Valve dia. 4" OS & Y 2 buah 3 buah 1 6.650.280,00 6.650.280,00
Chek Valve dia. 4" 1 buah 0 buah (1) 8.560.423,87 (8.560.423,87)
Flexible joint dia. 4" 2 buah 0 buah (2) 823.117,65 (1.646.235,30)
Strainer dia. 6" 1 buah 2 buah 1 9.739.147,99 9.739.147,99
Foot Valve dia. 2 1/2" 3 buah 2 buah (1) 2.108.014,18 (2.108.014,18)
Pressure switch+gete Valve 1 buah 3 buah 2 440.955,90 881.911,80
11 INSTALASI PIPA HYDRAN
Hydran Pilar 4 buah 2 buah (2) 2.264.960,00 (4.529.920,00)
Perijinan 2 ls 1 ls (1) 34.296.570,00 (34.296.570,00)
12 SOFT MATERIAL
Palem Kipas Cina 12 ph 4 ph (8) 3.500.000,00 (28.000.000,00)
Bisbul (T=2m; dia=0.03m) 30 ph 0 ph (30) 575.000,00 (17.250.000,00)
Total (105.876.551,50)
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 121/123
Biaya
Tiket Transport Uang Penginapan Total(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Harian (Rp) (Rp) (Rp)
A
1 Lion Air JT20 9902149318022 1 Des 2 01 0 I r. WP, MT Jakarta Bali 30‐Nov‐10 IDR 1.973.000 10.000 1.983.000 2.298.000 1.600.000 2.400.000 6.298.000
2 Lion Air JT20 9902146116194 15‐Nov‐10 Ir. WH, MT Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600 10.000 1.589.600 1.894.600 2.000.000 3.200.000 7.094.600
C urr ency Far e
Biaya Perjalanan Dinas Yang dilaksanakan Tidak Sesuai Bukti (hasil konfirmasi Salah/Not Found)
No.Nama
MaskapaiNo. Flight
Hasil Konfirmasi Salah
Lampiran: 11
No. Tiket Tgl Berangkat Nama Tujuan TaxTotal Biaya Perjalanan DinasTgl Issued
Tiket
7/12/2019 056_LK_BPPT_2010
http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 122/123
3 Lion Air JT20 9902146116195 15‐Nov‐10 Drs. RHI, M.Si Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600 10.000 1.589.600 1.894.600 2.000.000 3.200.000 7.094.600
4 Lion Air JT21 9902146108139 8‐Nov‐10 Ir. TH, M.Sc Jakarta Bali 06‐Nov‐10 IDR 1.942.600 10.000 1.952.600 2.257.600 2.000.000 3.200.000 7.457.600
5 Lion Air JT30 9902146122264 22‐Nov‐10 Dr. Ir. AH, M.Si Jakarta Bali 20‐Nov‐10 IDR 1.579.600 10.000 1.589.600 1.894.600 2.000.000 3.200.000 7.094.600
6 Lion Air JT30 9902146122265 22‐Nov‐10 Ir. TH, M.Sc Jakarta Bali 20‐Nov‐10 IDR 1.579.600 10.000 1.589.600 1.894.600 2.000.000 3.200.000 7.094.600
7 Lion Air JT657 9902144100201 4‐Oct‐10 Ir. LS, MT Jakarta M ata ra m 02‐Oct‐10 IDR 2.976.000 10.000 2.986.000 3.225.000 1.750.000 1.200.000 6.175.000
8 Lion Air JT653 9902144100202 4‐Oct‐10 Ir. ABK, MSc Jakarta M ata ra m 02‐Oct‐10 IDR 2.976.000 10.000 2.986.000 2.990.000 1.750.000 1.200.000 5.940.000
Jumlah A 16.266.000 54.249.000B Has il Konfirmasi Not Found
9 Lion Air JT20 990214611692 15‐Nov‐10 Dr. Ir. RN, M.Eng Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600 10.000 1.589.600 1.894.600 2.000.000 3.200.000 7.094.600
10 Lion Air JT20 990214610138 8‐Nov‐10 Dr. Ir. AH, M.Si Jakarta Bali 06‐Nov‐10 IDR 1.942.600 10.000 1.952.600 2.257.600 2.000.000 3.200.000 7.457.600
11 Lion Air JT20 990214931819 1 Des 2 01 0 D r. TH Jakarta Bali 30‐Nov‐10 IDR 1.973.000 10.000 1.983.000 2.298.000 1.600.000 2.400.000 6.298.000
12 Lion Air JT20 992149241264 30‐Nov‐10 JA, S.Si, M.Si Jakarta Bali 29‐Nov‐10 IDR 1.420.000 10.000 1.430.000 1.745.000 2.000.000 3.000.000 6.745.000
Jumlah B 6.955.200 27.595.200
Jumlah A + B 23.221.200 81.844.200
top related