-invertebrata (planaria dan crustacea)

Post on 09-Jul-2016

309 Views

Category:

Documents

29 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

invertebrata

TRANSCRIPT

Hormon Invertebrata(Planaria dan Crustacea)

Arifa Fikriya Zaharol Muna Elsa Mega Suryani

GHK 2013

• Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu.

• Pada Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi mengatur pertumbuhan dan reproduksi.

• Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya mempunyai mekanisme neurosekresi.

• Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya.

• Pada Crustacea terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus

Model Sistem Koordinasi

1. Model Reseptor – Efektor2. Nerve Net Nervous System3. Ganglion4. Simple Circuit Neuron

Model Reseptor - EfektorOrganisme

tidak mempunyai sistem saraf, tetapi mempunyai organ yang berfungsi sebagai reseptor dan efektor.

Misal : Sponge

Model Nerve Net Nervous SystemOrganisme tidak

memiliki central processor (pusat koordinasi / otak), tetapi sistem jalinan saraf (nerve net nervous system), sehingga hanya mampu melakukan gerakan refleks (reflex behavior).

Misal : Jellyfish

Ganglion• Organisme sudah mengalami

“Sepalisasi”/Chepalization (pemusatan jaringan saraf pada ujung kepalanya membentuk suatu pusat koordinasi / central processor) yang biasa disebut dengan Ganglion.

• Koordinasi melalui ganglion masih bersifat sederhana, sehingga masih banyak gerakan yang dilakukan secara refleks.

• Misal : pada Flatworms (cacing pipih)

Simple circuit NeuronOrganisme telah

memiliki otak yang sebenarnya, tetapi masih sederhana. Pemusatan saraf lanjutan pada simpul-simpul saraf / ganglion yang berada di sepanjang tubuhnya.

Misal : cacing gelang, insekta

PLANARIA

• cacing pipih hanya mempunyai mekanisme neurosekresi

• Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses regenerasi.

• Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan dalam proses reproduksi.

Crustasea

• Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting adalah:

1.Beberapa Neurohormon Tangkai Mata2.Organ Y3.Kelenjar Androgen pada Jantan 4.Ovarium

Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada tangkai mata:– Hormon Pigmen Retina– Kromatorotrofin– Hormon Hiperglikemik– Hormon Inhibitor Ovarium– Hormon Inhibitor Pengelupasan (Moulting)

Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, yaitu.a. Sel neurosekretori medialis: memiliki akson yang

membentang hingga ke korpora kardiaka, yakni sepasang orggan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan neurohormon,

b. Sel neurosekretori lateralis: memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka,

c. Sel neurosekretori subesofageal: terdapat di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.

Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan pengelupasan rangka luar (kulit luar).

MEKANISME NEROENDOKRIN PADA KRUSTASEA

Gambar 1. Bagan perangkum cephalotorax krustasea secara umum memperlihatkan lokasi kelenjar endokrin dan area neroendokrin yang paling dikenal. Zat-zat terdapat di dalam seluruh komponen sistem saraf pusat, dan tidak ada ikhtiar untuk memperlihatkannya.

Organ-organ endokrin pada krustase, seperti pada insekta, masuk ke dalam tiga kategori:

Pusat-pusat nerosekretori penting ditemukan dalam hubunganya dengan ganglion optic yang terletak di dalam tangkai mata.

Paling dikenal di antaranya ialah “Organ X” yang terdapat di dalam tangkai mata kebanyakan spesies-spesies yang matanya bertangkai, atau di dalam kepala apabila tangkai mata tidak ada (Gambar 17-3).

Kedua macam organ X yang sekarang dikenal : organ X ganglionik dan organ X dan organ X pori sensori.

Kedua organ X melebur membentuk struktur tunggal medulla terminalis brakiura namun, pada nantansia, keduanya merupakan kelompok sel nerosekretori yang terpisah. Gerombolan neron sekretori juga terdapat di dalam otak, ganglion torasika, ganglion jaringan eso fagus dan tritoserebralis.

MIGRASI PIGMEN RETINA

Mata majemuk krustasea tingkat tinggi terdiri atas banyak unit yang disebut ommatidia.

KROMATOFOROTROFIN DAN PERUBAHAN WARNA

Kromatofor atau sel pigmen, pada krustasea dapat mengandung pigmen-pigmen putih, merah, kuning, hitam, coklat dan biru.

Dengan kondensasi atau penebaran pigmen-pigmen tertentu yang serasi didalam kromatofor, krustasea dengan akurat dapat mendekati latar belakang berwarna tempat istirahatnya.

Diketahui bahwa sel pigmen krustasea tidak memiliki saraf, dan disetel oleh zat pengatur yang terdapat di dalam darah (kromatoforotrofin)

GANTI KULIT Dalam siklus ganti kulit krustasea dikenal empat periode :•(1) selama pra ganti kulit, komponen-komponen anorganik eksoskeleton tua diserap dan disimpan di dalam gastrolit atau hepatopankreas. Konsumsi oksigen meningkat, glikogen dideposisikan di dalam hypodermis, dan kaki-kaki yang hilang diganti secara cepat.

•(2) ganti kulit merupakan penegelupasan kutikula tua, dan ini disertai pertambahan ukuran tubuh yang nyata. Bertambahnya ukuran tubuh secara cepat diakbatkan oleh obsorpsi air, yang dengan demikian memberikan cukup cadangan ruang untuk memungkinkan pertumbuhan, meskipun kutikula baru sudah mengeras,

• (3) pasca ganti kulit merupakan periode ketika eksoskeleton baru dibentuk lewat redeposisi kitin dan garam-garam anorganik,

• (4) antar ganti kulit menciri oleh ketenangan relative, namun umumnya terdapat sedikit penyimpanan cadangan sebagai persiapan ganti kulit berikutnya. Beberapa krustasea akhinya berhenti ganti kulit, dan konsekuensinya tidak mengalami pertumbuhan lebih lanjut, suatu kondisi yang disebut anekdisis.

Organ Y ditemukan Gabe (1953) dan adalah pasti bahwa organ ini memproduksi suatu hormon yang melakukan peranan posistif dalam proses ganti kulit.

Kepiting-kepiting muda dicegah ganti kulitnya oleh pengambilan bilateral organ Y, namun siklus ganti kulit pada hewan-hewan ini dapat dikembalikan dengan mencakokkan beberapa organ Y. pada kepting Maia, organ-organ ini biasanya beregenerasi sesudah dewasa, dan tidak lagi ganti kulit

.Ada kemungkinan bahwa nerohormon penghambat ganti kulit dari kompleks organ X ganglionik-kelenjar sinus, dapat memberikan pengaruh dengan mengatur status fungsional organ Y.

Akibatnya nerosekresi penghambat ganti kulit secara terus menerus diproduksi selama periode pasca dan antar ganti kulit untuk menghentikan produksi hormone ganti kulit oleh organ Y ; dalam masa pra ganti kulit, produksi nerosekresi berhenti atau menyusut dan organ Y dibiarkan mensekresikan hormon ganti kulit.

Organ Y adalah analog (dan barangkali homolog) kelenjar protorasika serangga. Merupakan hal yang sangat menarik bahwa kedua kelenjar endokrin menskresikan hormon yang mengontrol ganti kulit, dan keduanya diatur oleh nerosekresi dari system saraf sentral. Kelenjar protorasika berdegenerasi pada insekta dewasa, mengikuti ganti kulit terakhir dan organ Y sangat berkurang pada kepiting selama anekdisis.

Reproduksio Terdapat lebih banyak bukti tentang eksistensi

hormone seks pada malakostraka, yakni krustasea tingkat tinggi daripada invertebrata lain.

o Hormon-hormon yang mengatur diferensisi sifat seksual jantan dan betina muncul dari ovary dan kelenjar androgen; testis sendiri barangkali tidak mempunyai fungsi endokrin.

o Nerosekresi kompleks organ X gangloinik-kelenjar sinus memiliki pengaruh hambatan terhadap pemasakan ovari dan aktivitas sekretori kelenjar androgen.

o Terdapat bukti bahwa hormone ganti kulit dari organ Y juga esensial untuk diverensiasi normal ovari dan testis.

• AKSELERASI JANTUNG: Organ perikardia sifatnya adalah nerohemal, dan

melepaskan nerohormon yang menambah frekuensi dan amplitude denyut jantung. Meskipun ekstrak organ perikardia mengandung 5-hidroksitriptamin, dipastikan bahwa aktivitas utama ekstrak datang dari satu atau dua peptid yang berasal dari nerosekretori.

Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea. Organ endokrin yang terpenting adalah kompleks X organ sinus gland (XOSG) complex yang terletak dekat saraf optic. Organ endokrin yang terpenting lainnya adalah Y organ, terletak pada bagian dasar setiap maksila. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibiting hormone (MIH). MIH tersebut akan merintangi terjadinya molting dengan menghambat sekresi ekdison dari organ Y (Kastawi, 2009).

Hormon CHH (Crustacea Hyperglycemic Hormone) pada Tangkai Mata (Eyestalk) Crustacea

• Fungsi utama dari CHH adalah pengaturan tingkat gula hemolymph.

• CHH juga terlibat dalam fungsi yang lain seperti reproduksi, molting, metabolisme lipid dan pengaturan hydromineral.

• Bentuk multiple dari CHH menggambarkan salah satu anggota dari keluarga neuropeptida eyestalk yang mencakup molting Inhibiting Hormone (MIH) dan Gonad Inhibiting hormon (GIH)

• Neuropeptida ini, disintesis pada organ X, sekelompok neuron perikarya terletak di ujung medula dari eyestalk, diangkut dan disimpan dalam ujung akson membentuk organ neurohemal bernama SG (sinus gland) dan dirilis oleh exocytosis ke hemolymph

• Hyperglycemia adalah respons khas pada beberapa hewan akuatik yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan secara fisik dan kimia.

• Pada crustacea meningkatnya sirkulasi CHH dan hyperglicemia terjadi mengikuti pemaparan terhadap beberapa stressor lingkungan tetapi tidak terjadi pada hewan yang tidak memiliki tangkai mata (eyestalkless).

TERIMA KASIH

top related