sistem pencernaan hewan invertebrata

17
Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata Sistem pencernaan makanan hewan tingkat rendah tidak memiliki sistem pencernaan seperti sistem pencernaan makanan hewan tingkat tinggi. Contohnya pencernaan makanan pada hewan bersel satu amoeba yang dimana pencernaan makanannya berlangsung pada sel itu sendiri. Jika ada makanan amoeba akan bergerak menuju makanan tersebut dan mengelilingi makanan tersebut dengan peupodium (kaki semu). Makanan tersebut terkurung oleh kaki semu dan terbentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola ini makanan dicerna, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Sari-sari makanan diedarkan ke dalam sitoplasma dan sisa makanan dikeluarkan dari membran plasma. A. Cara Hewan Memperoleh Makanan Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktifitasnya. namun kemampuannya untuk mensintesis senyawa organik sangat terbatas. Oleh karena itu hewan berusaha memenuhu kebutuhannya itu dari tumbuhan dan hewan lain. Organisme demikian dinamakan heteritrof. Ada juga hewan yang dapan mensintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial, contohnya Euglena. Meskipun demikian Euglena juga memerlukan vitamin (Faktor pertumbuhan) yang tidak dapat disintesis sendiri sehingga organisme tersebut tetap memerlukan senyawa organik dari sumber lain. Berdasarkan alasan tersebut, euglena disebut organisme mesotrof.

Upload: tawaffani

Post on 14-Jul-2016

812 views

Category:

Documents


96 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan makanan hewan tingkat rendah tidak memiliki sistem pencernaan seperti

sistem pencernaan makanan hewan tingkat tinggi. Contohnya pencernaan makanan pada hewan

bersel satu amoeba yang dimana pencernaan makanannya berlangsung pada sel itu sendiri. Jika

ada makanan amoeba akan bergerak menuju makanan tersebut dan mengelilingi makanan

tersebut dengan peupodium (kaki semu). Makanan tersebut terkurung oleh kaki semu dan

terbentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola ini makanan dicerna, kemudian diedarkan ke

seluruh tubuh. Sari-sari makanan diedarkan ke dalam sitoplasma dan sisa makanan dikeluarkan

dari membran plasma.

A.     Cara Hewan Memperoleh Makanan

Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber

energi untuk menyelenggarakan berbagai aktifitasnya. namun kemampuannya untuk mensintesis

senyawa organik sangat terbatas. Oleh karena itu hewan berusaha memenuhu kebutuhannya itu

dari tumbuhan dan hewan lain. Organisme demikian dinamakan heteritrof.

Ada juga hewan yang dapan mensintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial, contohnya

Euglena. Meskipun demikian Euglena juga memerlukan vitamin (Faktor pertumbuhan) yang

tidak dapat disintesis sendiri sehingga organisme tersebut tetap memerlukan senyawa organik

dari sumber lain. Berdasarkan alasan tersebut, euglena disebut organisme mesotrof.

Cara memperoleh makanan khususnya pada hewan tingkat rendah bervariasi, tergantung pada

sususnan alat yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan agar dapat

diserap. Hewan yang belum memiliki alat pencernaan khusus seperti protozoa, parasit

(endoparasit), dan cacing pita memerlukan makanan berupa zat organik terlarut. Hewan-hewan

tersebutmengambil makanan melalui penyerapan atau pinositosis. Alat pencernaannya biasanya

berupa vakuola makanan.

Tipe Makanan Metode Makanan Hewan Yang Menggunakan

Metode Tersebut

Partikel Kecil Pembentukan vakuola makanan menggunakan silia

Amoeba, Radiolaria, Spons, Bivalvia, Kecebong

Partikel/ Massa Menelan massa Inaktif Cacing Tanah (Detritus Feeder)

Page 2: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Cairan Atau Jaringan Lunak

Penyerapan melalui permukaan tubuh

Parasit, cacing Pita

Bahan Organik Terlarut

Mengambil makanan dari cairan

Invertebrata akuatik

Nutrien Hasil Simbiosis

Kerja dari alga simbiotik intraseluler

Paramaecium, Spons, Bintang karang, Hidra, Cacing pipih, dan Remis

Sumber : Schmidt-Nielsen, 1991. (dalam buku Fsiologi Hewan Pengarang: Wiwi I.)

Hewan memiliki sistem pencernaan yang berbeda-beda bergantung pada tingkat kekompleksan hewan itu sendiri. Hewan tingkat rendah (ivertebrata) memiliki system yang lebih sederhana dibanding vertebrta. Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki kolom vertebral, sering disebut sebagai tulang punggung. Landak laut, cacing tanah, ubur-ubur, serangga, siput, cumi-cumi dan kerang semua invertebrata. Banyak spesies invertebrata menggunakan baik tubular, saluran-jaringan, vacuolar atau sistem pencernaan saccular untuk mencerna makanan.

Pencernaan pada invertebrata termasuk rongga gastrovaskular dengan satu lubang atau saluran pencernaan dari mulut sampai anus.

Hewan telah berkembang dengan berbagai jenis sistem pencernaan untuk memecah berbagai jenis makanan yang mereka konsumsi. Invertebrata dapat diklasifikasikan sebagai hewan yang menggunakan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler mereka

Pencernaan Intraseluler

Page 3: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Contoh paling sederhana pencernaan intraseluler, yang berlangsung di rongga gastrovaskular dengan hanya satu lubang. Sebagian besar hewan dengan tubuh lunak menggunakan jenis pencernaan ini, termasuk Platyhelminthes (cacing pipih), Ctenophora (ubur-ubur), dan Cnidaria (karang, dan anemon laut). Rongga gastrovaskular organisme ini memiliki satu rongga terbuka yang berfungsi sebagai “mulut” dan “anus”.

makanan yang masuk ke dalam mulut dan melewati sebuah tabung berongga. Partikel makanan yang ditelan oleh sel-sel yang melapisi rongga gastrovaskular dan molekul makanan dipecah dalam sitoplasma sel (intraseluler).

Pencernaan Ekstraseluler

AdvertisementsSaluran pencernaan adalah sistem pencernaan yang lebih maju daripada rongga gastrovaskular dan melakukan pencernaan ekstraseluler. Kebanyakan invertebrata lainnya seperti cacing tersegmentasi (cacing tanah), arthropoda (belalang), dan arakhnida (laba-laba) memiliki saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang bersekat berfungsi untuk pencernaan yang berbeda dan terdiri dari satu tabung dengan mulut di satu ujung dan anus pada yang lain.

Setelah makanan yang tertelan melalui mulut, melewati kerongkongan dan disimpan dalam organ penyimpanan makanan sementara; setelah melewati ke dalam tenggorokan dimana makanan diaduk dan dicerna. Dari tenggorokan, makanan melewati usus dimana nutrisi diserap. Karena makanan telah dipecah diluar sel, jenis pencernaan ini disebut pencernaan ekstraseluler. Materi yang tidak dapat dicerna organisme dibuang sebagai kotoran, melalui anus.

Page 4: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

berbentuk tabung

Salah satu sistem pencernaan yang ditemukan di invertebrata adalah sistem tubular. Invertebrata dengan jenis sistem pencernaan memiliki saluran tubular lengkap dengan pembukaan di setiap akhir; salah satu ujung adalah mulut dan yang lainnya adalah anus. Sebuah sistem pencernaan tubular memiliki beberapa bagian yang berbeda, dan setiap bagian melayani fungsi khusus seperti penyimpanan limbah, reabsorpsi air dan kerusakan mekanis makanan. Contoh dari invertebrata dengan sistem pencernaan tubular adalah cacing tanah.

Invertebrata seperti belalang memiliki saluran pencernaan dengan kompartemen khusus untuk pencernaan. Makanan yang dipecah dalam saluran pencernaan mereka (pencernaan ekstraseluler), bukan di dalam sel masing-masing (pencernaan intraseluler). Kebanyakan invertebrata menggunakan beberapa bentuk pencernaan ekstraseluler untuk memecah makanan mereka. Cacing pipih dan cnidaria, dapat menggunakan kedua jenis pencernaan untuk memecah makanan mereka.

1. Sistem Pencernaan Pada Hewan InvertebrataSistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.

a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

Page 5: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

b. Sistem Pencernaan Pada Serangga

Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel. Invertebrata seperti belalang memiliki saluran pencernaan dengan kompartemen khusus untuk pencernaan. Makanan yang dipecah dalam saluran pencernaan mereka (pencernaan ekstraseluler), bukan di dalam sel masing-masing (pencernaan intraseluler).

Sistem pencernaan pada hewan protozoa

Misalnya pada amoeba merupakan hewan bersel satu segala aktivitas hidupnya terjadi di dalam sel itu sendiri. Demikian juga pencernaan makanan terjadi di dalam sel, disebut pencernaan indra sel. Pada waktu amoeba mendapatkan makanan segera amoeba membentuk kaki semu yang mengarah kepada makanan selanjutnya dikelilingi kaki semu kemudian makanan tersebut dibawa ke protoplasma. Dalam protoplasma yang mengandung makanan yang menghasilkan enzim pencernaan. Dalam rongga makanan tersebut terjadi pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna yang berupa sari makanan diserap dari sisa-sisa makanan dan dikeluarkan dari dalam tubuh.

Sistem pencernaan pada golongan hermes

Misalnya pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus. Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.

Sistem pencernaan pada hewan insecta

Page 6: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Serangga misalnya belalang mempunyai tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke dalam empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.

a.    Porifera

Porifera merupakan hewan pemakan suspensi, yaitu memakan makanan yang terlarut dalam air. Porifera tidak memiliki sistem pencernaan, pencernaan berlangsung secara intraseluler. Makanan terjerat bersama air yang melewati pori-pori (ostia) pada tubuh porifera memasuki rongga oskulum. Pergerakan flagel sel koanosit yang menyusun lapisan dalam rongga oskulum memicu gelombang arus sehingga akan menarik suspensi ke dalam sel. Suspensi yang terjerat ini kemudian akan difagosit oleh koanosit, dan akan dihancurkan dengan bantuan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik (penghancur). Nutrisi ini akan diedarkan ke seluruh tubuh porifera melalui sel amobosit.

 

b.    Coelenterata

Tak jauh berbeda dengan porifera, pencernaan pada coelenterata berlangsung secara ekstraseluler dan intraseluler. Secara extraseluler, phylum ini memiliki sistem pencernaan yang paling sederhana, yaitu berupa rongga gastrovaskular. Sistem dilengkapi dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.  Coelenterata menangkap mangsanya dengan tentakel beracunnya kemudian memasukannya ke dalam mulut. Mulut yang juga anus akan menutup dan sel kelenjar dalam dinding gastrovaskular mensekresikan enzim pencernaan yang akan membantu memecah makanan menjadi ukuran yang lebih kecil. Sel-sel penyusun dinding gastrovaskular lainnya akan memfagosit partikel makanan dan mencernanya secara intraseluler seperti yang terjadi pada porifera. Kemudian mulut/anus akan membuka untuk membuang sisa makanan dan mempersiapkan untuk makanan baru.

 

c.    Vermes

Cacing pipih (Platyhelmintes)  memiliki sistem pencernaan yang paling sedrhana  dibanding cacing lainnya. Pada platyhelmintes sistem pencernaan berupa rongga gastrovaskular seperti pada coelenterata. Mulut yang juga berparan sebagai anus terletak di permukaan bawah tubuh cacing pipih akan mengambil makanan dengan dibantu oleh faring. Faring akan menghisap

Page 7: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

makanan dan memasukannya ke dalam rongga gastrovaskular. Rongga gastrovaskular pada cacing pipih memiliki bentuk seperti tangga, hal ini guna memperluas wilayah penyerapan utrisi. Enzim pencernaan dari sel-sel gastrodermis akan mencerna makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Kemudian partikel makanan akan diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisa makanan akan dibuang lewat anus (mulut).

Nemathelmintes (cacing tambang, kremi) memiliki saluran pencernaan terdiri dari mulut, lambung, usus, dan anus. Penyerapan nutrisi terjadi di usus dan akan diedarkan ke seluruh tubuh dengan dibantu oleh cairan tubuh (pseudoselom).

Pada golongan Annelida (cacing tanah) memiliki sistem pencernaan yang lebih komplek. Makanan akan masuk ke dalam mulut, lalu menuju faring, esofagus, dan akan disimpan untuk sementara di tembolok. Makanan dari tembolok akan dilanjutkan ke empedal untuk dicerna secara mekanik dengan bantuan pasir/kerikil kecil. Pencernaan akan berlanjut di usus dengan bantuan enzim, kemudian akan diserap ke dalam tubuh. Usus annelida mengalami pelipatan (tiplosol) yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan nutrisi. Sisa makanan akan diteruskan menuju anus untuk dibuang.

 

d.    Molusca

Moluska sudah memiliki sistem pencernaan yang lengkap, terdiri dari mulut, lambung, usus, dan anus. Beberapa moluska memiliki gigi radula pada mulutnya yang berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik. Setelah itu, makanan akan masuk ke dalam lambung yanng akan dicerna secara kimiawi dengan enzim-enzim pencernaan dari kelenjar pencernaan di dalam lambung, kemudian makanan akan diteruskan ke usus untuk diserap. Sisa makanan akan dibuang lewat anus.

 

e.    Arthropoda

Pencernaan pada arthropoda terjadi secara ekstraseluler. Arthropoda memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Sistem pencernaan pada  phylum Arthropoda bervariasi tergantung pada cara makannya. Pada umumnya sistem pencernaan pada arthropoda dibagi menjadi 3 bagian, bagian depan (foregut) terdiri dri mulut dan esofagus; tengah (midgut) lambung dan usus; baian belakang (hindgut) terdiri dari rektum dan anus. Mulut dilengkapi dengan sepasang rahang atas yang berfungsi pengecap dan untuk membantu mengunyah. Kemudian makanan akan diteruskan ke esofagus dan disimpan ke tembolok. Selanjutnya makanan akan dicerna di bagian usus tengah (midgut) dengan bantuan enzim dari kelenjar pencernaan dan unsur-unsur nutrisi akan diserap melalui usus. Seangkan sisa makanan diteruskan untuk dibuang melalui anus.

Page 8: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

 

f.    Echinodermata

Phylum ini memiliki sistem yang lengkap seperti pada moluska. Makanan masuk lewat mulut yang terletak di permukaan bawah tubuh, kemudian dilanjutkan ke lambung yang dilengkapi dengan kelenjar pencernaan (pyloric cecae) mensekresikan enzim pencernaan. Makanan akan dicerna secara kimiawi dengan enzim ini dan akan diserap di usus. Usus echinodermata memiliki ukuran yang bervariasi, bergantung pada spesiesnya. Sisa makanan akan di buang lewat anus yang ada di permukaan tubuh atas.

B.     Sistem Pencernaan

Setelah mendapat makanan, hewan harus mencernanya dengan baik agar sari-sarinya dapat

diserap oleh sel-sel tubuh.

a.    Sistem Pencernaan Makanan Pada Invertebrata Tingkat Rendah

Pada hewan Invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ pencernaan khusus.

Pencernaan terjadi secara intraseluler, yakni di dalam sel khusus. Seperti pada Porifera (hewan

berpori) tidak mempunyai organ pencernaan makanan, tetapi mempunyai sel khusus yang

disebut khoanosit. Selain itu seperti pada koelenterata berupa gastrovaskuler, yaitu ruang yang

berfungsi untuk proses pencernaan sekaligus untuk sirkulasi. Sel yang membatasi rongga

gastrovaskuler disebut gastrodermis. Sel ini mampu menyekresikan enzim ke ruang

gastrovaskuler. Oleh karena itu, pemecahan bahan makanan secara kasar dapat berlangsung

dalam saluran tersebut. Namun, pencernaan makanan secran lengkap tetap berlangsung secaa

intraseluler.

b.    Sistem Pencernaan makanan Pada Protozoa

Dalam proses pencernaan makanan, protozoa memiliki mulut yaitu dengan memasukkan

makananya melalui mulut kemudian menuju kerongkongan melalui sitofaring dan berakhir pada

vakuola makanan (vakuola nonkontraktif). Sebaliknya bagi protozoa yang tidak memiliki mulut,

yaitu dengan menelan secara utuh mangsanya melalui permukaan selnya. Sisa-sisa makanan

akan dibuang melalui lubang pada ektoplasma.

Pada protozoa proses pencernaan makanan terjadi pada vakuola makanan. Mula-mula lisosom

menyekresikan enzim pencernaan ke dalam vakuola makanan. Enzim tersebut menyebabkan

suasana vakuola berubah menjadi asam sehingga bahan makanan tercerna. Selanjutnya terjadi

pemisahaan berbagai garam kalsium. Hal ini menyebabkan suasana lingkungan dengan PH yang

Page 9: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

tepat bagi berbagai enzim untuk berfungsi secara optimal. Dala keadaan seperti itu, bahan

makanan akan disederhanakan sehingga dapat diserap oleh sitoplasma. Berakhirnya proses

pencernaan ditandai dengan adanya perubahan keadaan lingkungan dalam vakuola menjadi

neral. Bahan makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui proses eksositosis. Contoh lain

misalnya pada paramaecium dilakukan pada vakuola kontraktil. Vakuola ini dapat ditemukan

pada protozoa yang hidup di air tawar. Disebut vakuola kontraktil karena vakuola ini bisa

membesar dan mengecil. Selain untuk eksresi vakuola kontartil juga berfungsi sebagai pengatur

tekanan osmosis, itu sebabnya sering disebut sebagai osmoregulator.

Protozoa yang bersifat parasit akan menyerap makanan (berupa cairan tubuh inangnya) melalui

seluruh permukaan tubuhnya. Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti

bakteri, alga disebut holozoik. Jika makanan protozoa dihasilkan sendiri melalui fotosintesis

seperti pada tumbuhan hijau, maka protozoa disebut bersifat haloptik. Protozoa yang

makanannya berupa bahan-bahan organic dari isa sisa tumbuhan disebut saprofitik.

Gambar 1.Proses amoeba dalam mencerna makanan

c.    Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Beberapa cacing pipih yang jidup bebas (non parasit) sudah mempunyai mulut, tetapi tidak

mempunyai rongga pencernaan. Pada hewan tersebut makanan dicerna oleh sel jaringan dekat

mulut, yang belum terorganisasi secara baik. Ada dua jenis cacing pipih yang mempunyai saluran

pencernaan makanan sederhana yang mirip dengan ruang gastrovaskuler pada koelenterata,

tetapi biasanya bercabang-cabang. Permukaaan tubuh cacing pipih sering digunakan untuk

menyerap makanan. Untuk keperluan tersebut, cacing pipih mempunyai mikrofili yang serupa

dengan mikrofili dengan usus halus manusia. Contoh cacing pipih yang kita kenal adalah

Page 10: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

planaria. Alat eksresi planaria disebut dengan sel-sel api atau flame cell. Cairan tubuh yang

melalui sel api akan disaring, lalu zat-zat yang dikandungnya akan diserap oleh sel api. Gerakan

bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke arah saluran gabungan. Melalui

saluran gabungan inilah akhirnya zat-zat sisa dibuang keluar melalui lubang eksresi.

 

Gambar 2. Anatomi cacing pipih : planaria

d.   Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah (Anellida)

Alat eksresi cacing tanah dikenal sebagai nefridium setiap nefridium dilengkapi corong

terbuka atau nefrostoma yang terdapat pada setiap sekat pemisah somit (ruas tubuh). Corong

tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang mempunyai saluran berliku-liku yang

terdapat pada setiap segmen berikutnya. Saluran berliku-liku ini dikelilingi pembuluh darah pada

saat cairan melaui nefrida, zat-zat yang berguna akan diserap oleh darah, sedangkan cairan tubuh

yang berupa zat sisa yang tidak berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang

tidak diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya dikeluarkan melalui

lubang-lubang nefridium.

e.    Sistem Pencernaan Makanan Pada Serangga

Alat eksresi serangga misalnya belalang, berupa pembuluh malpighi. Pembuluh ini melekat

pada suatu atau ujung usus. Zat-zat sisa metabolisme (ekskrit) yang berupa senyawa nitrogen

dari cairan tubuh diubah menjadi asam urat lalu diserap pembuluh malpighi dan diangkut ke usus

terutama pada rektu air yang berlebih diserap oleh usus, sehingga kotoran serangga berupa

butiran-butiran padat

Page 11: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

Gambar 3. Anatomi Serangga

 

Internal Pengangkutan Hewan

1. binatang paling sederhana untuk memiliki sistem transportasi adalah Annelida (cacing bersegmen)

2. hewan sederhana seperti cacing pipih dan Cnidaria menggunakan difusi sederhana dan desain bodi tipis untuk memasok semua sel dengan nutrisi; makanan dan gas langsung menyebar dari luar ke dalam tanpa transportasi cairan internal yang

3. hewan yang lebih kompleks dengan tubuh tebal menggunakan transportasi cairan internal untuk memindahkan makanan dan / atau nutrisi antara luar dan dalam

4. hati memompa darah melalui arteri ke kapiler dimana pertukaran gas berlangsung 5. vena menerima darah dari kapiler dan mengembalikannya ke jantung

Ringkasan

Sistem pencernaan invertebrata merupakan sistem pencernaan yang paling sederhana. Dalam rongga gastrovaskular hanya terdiri dari satu lubang yang berfungsi sebagai mulut untuk mengambil makanan dan anus untuk sebagai alat ekskresi.

Rongga gastrovaskular memiliki sel-sel lapisan itu yang mengeluarkan enzim pencernaan untuk memecah partikel makanan melalui proses yang disebut pencernaan intraseluler.

Saluran pencernaan adalah tabung panjang yang dimulai dari mulut, kemudian ke kerongkongan, penyimpanan makanan sementara, rempela, usus, dan akhirnya, ke anus; ini digunakan dalam proses pencernaan ekstraseluler.

Kebanyakan invertebrata menggunakan pencernaan ekstraseluler; Namun, ada beberapa filum yang dapat menggunakan kedua pencernaan intraseluler dan ekstraseluler.

Saluran pencernaan adalah organ manusia atau hewan dimana makanan melewati; saluran pencernaan

Pencernaan intraseluler adalah bentuk pencernaan yang terjadi dalam sitoplasma organisme. Pencernaan intraseluler terjadi pada hewan tanpa saluran pencernaan, di mana makanan yang dibawa ke dalam sel untuk pencernaan.

Pencernaan ekstraseluler adalah proses di mana hewan pakan dengan mengeluarkan enzim melalui membran sel ke dalam makanan. Enzim memecah makanan menjadi

Page 12: Sistem Pencernaan Hewan Invertebrata

molekul yang cukup kecil untuk dibawa melewati membran sel ke dalam sel. Nutrisi ini ditransfer ke dalam darah atau cairan tubuh lainnya dan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Sumber:

1.    Campbell, N.A. dkk. 2009. Biology 8th edition. Pearson Benjamin Cummings.San Francisco

2. http://www.ncsu.edu/project/bio402_315/Echinodermata/echinoderma%202014.html