repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45603/1/dilah...
Post on 13-Sep-2019
80 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE CERAMAH DENGAN AKTIVITAS
ICE BREAKING TERHDAP KEMMPUAN MEMAHAMI
SISWA PADA KONSEP PEMANASAN GLOBAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
DILAH AAS SAPUTRA
NIM: 1112016300042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Dilah Aas saputra, NIM 1112016300042. Pengaruh metode Ceramah Dengan
Aktivitas Ice Breaking Terhadap kemampuan Memahami Siswa pada
Konsep Pemanasan Global. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara metode ceramah
dengan metode ceramah yang berbantuan dengan aktivitas ice breaking terhadap
kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan global. Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Islamiyah Ciputat pada bulan April sampai mei 2017.
Sampel diambil secara purposive sampling yang terdiri dari kelas XI TKJ 1 dan
kelas XI TKJ 2. Dengan jumlah masing-masing kelas yaitu 32 siswa dan
keseluruhan dari kedua kelas yaitu 64 siswa. Jenis penelitian yang digunakan
adalah quasi eksperimen dengan metode yang digunakan adalah two group
pretest-posttest digunakan sebagai desain penelitian. Hasil pengujian hipotesis
dengan paired samples t test pada α = 0,005 diperoleh nilai symp. Sig ( 2-tailed)
sebesar 0,000 kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak. Terdapat perbedaan
yang signifikan antara penerapan metode ceramah dengan metode ceramah yang
menggunakan aktivitas ice breaking terhadap kemampuan memahami siswa pada
konsep pemanasan global. Kemampuan memahami siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi ( N gain 0,52), dibandingkan kelas kontrol ( Ngain 0,32) hampir
seluruh siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah dengan
aktivitas ice breaking (81%) dan sebagian besar siswa tertarik denag metode
ceramah (74%).
Kata kunci : metode ceramah, aktivitas ice breaking , kemampuan memahami
siswa, pemanasan global.
v
ABSTRACT
Dilah Aas saputra, NIM 1112016300042. Effect of the lecture method on Ice
Breaking Activities on the ability to understand students on the concept of
global warming. Undergraduate Thesis and Theachig Faculty, Islamic State
University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
This research is aiminhg to determine the differences between the lecture method
and the lecture method which is assisted with ice breaking activity on the ability
to understand students on the concept of global warming. This research was
conducted at Ciputat Islamic School in April to May 2017. Samples were taken by
purposive sampling consisting of class XI TKJ 1 and class XI TKJ 2. The number
of each class was 32 students and all of the two classes were 64 students. The type
of research used is quasi experiment with the method used is two group pretest-
posttest used as research design.The results of testing the hypothesis by paired
samples t test on α = 0.005 obtained the value of symp. Sig (2-tailed) of 0,000
conclusions obtained is H0 rejected. There is a significant difference between the
application of the lecture method and the lecture method that uses ice breaking
activities to the ability to understand students on the concept of global warming.
The ability to understand students in the experimental class is higher (N gain
0.52), compared to the control class (Ngain 0.32), almost all students are
interested in attending the lecture method with ice breaking activities (81%) and
most students are interested in the lecture method (74%).
Keywords: lecture method, ice breaking activity, ability to understand students,
global warming.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik dan karunia-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Pengaruh Metode Ceramah Dengan Berbantuan Aktivitas Ice Breaking
Terhadap Kemampuan Memahami Siswa Pada Konsep Pemanasan Global”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir
zaman. Aamiin ya Robbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ipa Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
juga sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh dosen, staf , dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan berlangsung.
5. Bapak Mulyono, M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Islamiyah Ciputat yang
telah memberikan izizn kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut, bapak Iwan hermawan selaku guru bidang studi fisika yang telah
memberikan dukungan dan arahan selama kegiatan penelitian berlangsung.
6. Keluarga tercinta, Bapak Saheri, Ibu Muniah, Kakak Siti Asiah, S.Pd.
Sobirin, dan Adik Kuri Wahyu Wahono yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang motivasi dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti.
vii
7. Keluarga Besar Fisika 2012 yang senantiasa menjadi keluarga selama di
perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik, tempat
berbagi suka dan duka selama perkuliahan.
8. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang Jakarta ( IMPP-J) yang
senantiasa memberikan pengelaman, motivasi dan dukungan kepada peneliti
untuk dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi.
9. Sahabat, Rekan kerja dalam dunia Pariwisata terutama kepada Octa
Production, Hana Holiday, Chaterine Wisata, serta teman-teman fasilitator
Outbond yang selalu membrikan semangat kepada peneliti khususnya
memberikan pekerjaan kepada peneliti untuk dapat mempertahankan kuliah
dan hidup selam di perantauan.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membentu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan , saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikumwr.wb
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ......................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Rumusan Masalah............................................................................ 4
D. Batasan Masalah .............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian..................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ........................................................................................ 6
A. Kajian Teori .............................................................................................. 6
Pengertian Ceramah ............................................................................... 6
1. Ice Breaking .............................................................................. 9
2. Kemampuan Memahami ......................................................... 16
3. Pemanasan Global ................................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 23
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
ix
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 28
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 29
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 30
1. Populasi Penelitian .................................................................. 30
2. Sampel Penelitian ................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 30
F. Instrumen Penlitian ..................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data .................................................................... 34
1. Analisis Data Tes ..................................................................... 34
2. Analisis Data Non Tes.............................................................. 40
H. Uji Hipotesis ................................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 43
1. Kondisi Kemampuan awal memahami siswa sebelum
pemeberian perlakuan ............................................................. 43
2. Kondisi Kemampuan Akhir Memahami Siswa Setelah
Diberikan Perlakuan ............................................................... 44
3. Hasil Uji Prasyarat ................................................................. 46
4. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 48
5. Peningkatan Kemampuan Memahami Siswa pada Kelas
Kontrol dan Eksperimen ....................................................... 49
6. Hasil Analisis Angket ............................................................. 50
B. Pembahasan .................................................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 55
A. Kesimpulan................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1Desain Penelitian..................................................................................29
Tabel 3.2Kisi-kisi Instrumen Tes ........................................................................31
Tabel 3.3Kisi-kisi Instrumen non Tes .................................................................34
Tabel 3.4Uji Shapiro-Wilk ..................................................................................35
Tabel 3.5Hasil Uji Levene Statistik ....................................................................36
Tabel 3.6 Skala Penilaian Angket .......................................................................40
Tabel 3.7 Interpretasi Presentase Angket ............................................................41
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................................44
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................................46
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk.....................................................47
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogentitas Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang
Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................48
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................48
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan N-Gain ...................................................................49
Tabel 4.7 Respon Ketertarikan Siswa Terhadap Metode Ceramah dengan
Aktivitas Ice Breaking Pretest dan Posttest Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................................51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran .......................................................58
1. Angket Studi Pendahuluan Skripsi ( Siswa) ....................59
2. Angket Studi Pendahuluan Skripsi ( Guru) .....................63
3. RPP Kelas Eksperimen ....................................................67
4. RPP Kelas Kontrol ...........................................................95
Lampiran B Instrumen Penelitian ..............................................................122
1. Instrumen Tes ..................................................................123
2. Instrumen Tes Uji Coba Penlitian ...................................126
3. Analisis Hasil Uji Instrumen ...........................................161
a. Uji Validitas Butir Soal ............................................161
b. Uji Reliaabilitas Butir Soal .......................................163
c. Uji Daya Pembeda ....................................................164
d. Uji Taraf Kesukaran .................................................166
4. Instrumen Nontes .............................................................182
a. Kisi-kisi Instrumen Angket ......................................182
b. Lembar Angket .........................................................183
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ................................................185
1. Hasil Pretest ....................................................................186
2. Hasil Posttest ...................................................................189
3. Data Pretest Kemampuan Memahami Kelas Kontrol .....192
4. Data Pretest Kemampuan Memahami Kelas Eksperimen
.........................................................................................194
5. Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest .......................201
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Postetst ....................204
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest dan Postest ...........................205
8. Uji N-Gain Kelas Konrtol ................................................206
9. Uji N-Gain Kelas Eksperimen .........................................207
10. Data Hasil Angket Respon Siswa ....................................209
Lampiran D Surat-surat Penelitian .............................................................211
1. Surat Izin penelitian ......................................................212
xii
2. Surat Keterangan Penelitian ..........................................213
3. Uji Referensi .................................................................214
4. Daftar Riwayat Hidup penulis .......................................217
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi
siswa. Seluruh potensi ini hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa
terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar
proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan ( enjoyful learning ).1
Berbicara tentang belajar,“belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk”.2
Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling
strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh pendidikan
tersebut. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas itu guru guru menempatkan
tugas sentral. Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidak
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, serta di tangan mereka pula
tergantungan masadepan karir para siswa yang menjadi tumpuan orang tua.
Didalam menunaikan peranya para guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain
bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, mengevaluasi dan membimbing
kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan
tugasnya dengan sebaik-baiknya. Ia hendaknya terlebih dahulu hendaknya
memahami dengan seksama hal-hal yang bertalian dengan proses belajar
mengajar.
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara
siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi yang
terjadi harusnya tidak hanya dari satu arah, akan tetapi terjadi antara dua arah (
Timbal balik ), dimana kedua belah pihak antara siswa dan guru harus saling aktif
1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2006), h. 134 2 Ngalim purwant, psikologi pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) h.8
2
berinteraksi. Selain itu antara siswa dan guru juga harus aktif didalam suatu
kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang
dipahami dan disepakati bersama.
Dalam proses pembelajaran ada komponen guru yang mengajar dan murid
yang belajar. Mekanisme siswa dalam proses belajar mengalami tiga tahap yaitu
tahap penerimaan input informasi, tahap pengolahan informasi, dan tahap ekspresi
pengolahan informasi. Keberhasilan setiap tahap mempengaruhi tahap berikutnya.
Di dalam kegiatan pembelajaran sukses tidaknya kegiatan dipengaruhi
oleh empat hal yaitu adanya motivasi, perhatian dan tahu sasaran, usaha, serta
evaluasi dan pemantapan hasil. Kadar motivasi, perhatian dan usaha siswa dalam
belajar dipengaruhi banyak hal, salah stu yang cukup mendasar adalah suasana
belajar. Suasana belajar yang kurang kondusif akan memberikan pengaruh psikis
maupun fisik siswa. Suasana belajar yang tegang akan menimbulkan rasa sakit
kepala dan kecemasan yang hebat ( mudah tegang dan takut dan sikapnya pasih,
seakan-akan takut berbuat salah). Suasana yang membosankan karena kurang
adanya variasi akan menimbulkan kejemuan dan membosankan pada siswa
sehingga siswa akan mengalami keletihan. Jika kondisi ini terjadi, maka siswa
akan mengalami kejenuhan belajar. Pada saat seperti ini siswa akan mengalami
penurunan daya ingat dan tidak mampu lagi mengakomodasikan informasi atau
pengalaman baru.
Untuk melihat kualitas pembelajaran maka dapat kita ukur dari dua sisi,
yakni proses dan hasil belajar. Proses belajar berkaitan dengan pola perilaku siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran. Sedangkan hasil belajar berkaitan dengan
perubahan perilaku yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, dibutuhkan persiapan maksimal agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan diikuti dengan hasil belajar yang
baik pula.3
Dalam kegiatan pembelajaran kita tidak bisa terlepas dari metode ceramah,
namun penggunanan metode ceramah yang terlalu dominan juga dapat
mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3 Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas , (Jakarta : Kencana, 2010), h. 2
3
Hendaknya penggunaan metode pembelajaran ceramah ini juga diimbangi
dengann aktivitas yang dapat memberikan kesegaran pada siswa dalam belajar,
dalam hal ini ice breaking merupakan salah satu aktivitas yang tepat untuk
memberi penyegaran suasana dalam kegiatan pembelajaran yang mereka rasakan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.4
Ice breaking merupakan permainan atau kegiatan yang sederhana, ringan
dan ringkas yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan, kekakuan, rasa
bosan atau mengantuk dalam pembelajaran. Sehingga bisa membangun suasana
belajar yang dinamis penuh semangat dan antusias yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, serius tapi santai. Dengan demikian,
disinilah peran ice breaking sangat diperlukan untuk menghilangkan situasi yang
membosankan bagi pengajar dan siswa serta kembali segar dan menyenangkan.5
Ice breaking dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas misalnya
dalam bentuk cerita lucu dan bermakna dari guru, tebakan berhadiah, ataupun
game-game. Aktivitas ini dilakukan dalam waktu 5-10 menit tergantung pada
kebutuhan. Ice breaking dapat dilakukan pada saat kapan saja tergantung dari
kondisi dan kebutuhan, selain itu ice breaking juga dapat dilakukan oleh guru
siapa saja. Dalam pelaksanaannya memang membutuhkan keterampilan dan
kreativitas dari seorang guru terutama dalam pemilihan aktivitas yang sesuai
dengan kondisi siswa. Beberapa manfaat dari aktivitas ice breaking diantaranya
adalah :
1. Melatih berfikir secara kreatif dan luas siswa,
2. mengembangkan dan mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa
3. merekatkan hubungan antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru yang
renggang. 6
4 Sunarto, Ice Breaker Dalam Pembelajaran Aktif, (Surakarta : Cakrawala media, 2012),
h. 3 5 Alena Soraya, Pegaruh Penerapan Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Sosiologi di SMA Darussalam Ciputat, (Jakarta: UIN Syarif HIdayatullah Jakarta,
2014 ) 6Achmad Fanani, “Ice Breaking Dalam Proses Belajar Mengajar” Jurnal Nasional.
October 2010, h.3
4
Beberapa manfaat diatas memperlihatkan bahwa ice breaking dapat
sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang disebabkan faktor non akademik
serta untuk meningkatkan pencapaian tujuan belajar.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih luas
melalui sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh
Metode Ceramah Dengan Aktivitas Ice Breaking Terhadap Kemampuan
Memahami Siswa Pada Konsep Pemanasan Global”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, Identifikasi masalah yang timbul dari latar
belakang diantaranya :
1. Kurangnya minat siswa pada mata pelajaran fisika karena kurang dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kurangnya semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Suasana belajar yang kurang kondusif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah
1. Apakah terhadap peningkatan kemampuan memahami siswa pada konsep
pemanasan global dengan menggunakan metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan metode ceramah dengan
aktivitas ice breaking?
C. Pembatasan Masalah
Agar lebih memfokuskan hasil yang diteliti maka dibuat batasan maslah
yaitu :
1. Pengukuran hasil belajar berorientasi mengacu pada Taksonomi Bloom revisi
Lorin W. Anderson pada jenjang C1 dan (C2).
2. Aktivitas ice breaking akan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran
dikelas yaitu seperti “say hello, tepuk semangat, dan senam otak “
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui :
1. Mengetahui peningkatan kemampuan memahami siswa pada konsep
pemanasan global dengan menggunakan metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking.
2. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode ceramah dengan
aktivitas ice breaking.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah
dalam hal ini guru, dan para siswa terutama peneliti sendiri.
1. Para siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa
akan lebih merasa nyaman ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Bagi sekolah, diharapkan dengan aktivitas ini dapat menjadi solusi dalam
problematika selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Bagi peneliti suatu pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk
meningkatkan kemampuan metodelogi penelitian,pembelajaran, dan juga
dalam sistematika penulisan.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Metode Ceramah
a. Pengertian Metode
Secara sederhana, metode berarti cara atau jalan yang ditempuh sehingga
fungsi metode adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika
dianalogkan dalam dunia pendidikan, metode mengajar adalah cara yang
digunakan seorang pendidik dalam membelajarkan peserta didik. Masing-masing
pendidik tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengajar, baik didalam
kelas maupun diluar kelas. Begitu juga dalam dunia kesehatan, hukum, ekonomi
serta dimensi lain, penggunaan metode lebih menjadi alat bantu dalam mencapai
tujuan. 7
Menurut Efendi, metode adalah rencana menyeluruh penyajian
(pengajaran atau pembelajaran) secara sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan. Metode mengajar adalah adalah ilmu yang mepelajari cara-cara untuk
melakukan aktifitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
seorang pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam mel;akukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai. 8
Menurut Sriyono. Metode ceramah adalah penuturan dan penjelasan secara
lisan dimana dalam pelaksanannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar
untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.
b. Pengertian Ceramah
Ceramah adalah suatu tekhnik penyajian materi kepada anak didik yang
disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap ceramah. Guru
7Musfiqon, Paduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : prestasi
pustaka publisher, 2012), h 4. 8 Ibid,.h.138
7
harus mengorganisasikan materi sedemikian rupa, sehingga peserta didik
diberikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian menjelaskan
kaitan-kaitan satu sama lain dan kemudian mengumpulkannyadengan
pertimbanghan dari kemungkinan rata-rata anak didik dapat menyerap materi. Hal
yang perlu dipertimbangan dalam teknik ceramah, yaitu faktor seks, umur, profesi
dan jenjang atau kelas atau pengalaman.
c. Pengertian Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi
masih dipakai orang dimana-mana hingga sekarang. Metode ceramah ialah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.9
Metode ceramah atau ( lecture method) adalah sebuah cara melaksanakan
pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah ( one
way communication ). Aktivitas siswa daam pengajaran yang menggunakan
metode ini hanya menyimak sambil sesekali mencatat. Meskipun begitu para guru
yang terbuka kadang-kadang memberi peluang bertanya kepada sebagian kecil
siswanya.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian
berpusat kepada guru ( teacher centered), sedangkan para siswa hanya menrima
secara pasif, mirip anak balita atau bayai yang sedang disuapi. Dalam hal ini tibul
kesan siswa hanya sebagai objek yang selalu menganggap benar apa-apa yang
disampaikan guru10
d. Kelebihan Metode Ceramah
Metode cramah memiliki kelebihan yang memungkinkan dapat
diguanakan oleh guru dalam menyampaikan materi disetiap kegiatan
pembelajaran, ada beberapa kelebihan metode ceramah dalam pembelajaran yaitu
1. Metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi.
9 Muhibin Syah, Psikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) 10
Ibid,.h200
8
2. Paling evektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa. 11
e. Kekurangan Metode Ceramah
Disamping kelebihan terdapat pula kekurangan ndalam penggunaan
metode ceramah. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam
pengguanaan metode ceramah ini, hal yang harus diperhatikan ini merupakan
bagian terpenting untuk dihindari sekaligus sebagai kelemahan dari metode
ceramah. Terdapat beberapa hal kelemahan metode ceramah ini dalam roses
pembelajaran yaitu :
1. aktivitas kegiatan pembelajaran hanya satu arah ( one way communication).
2. Membuat siswa pasif.
3. Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
4. Menghambat daya kritis siswa12
Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut, metode ceramah
perlu didukung dengan alat-alat pengajaran seperti : gambar, lembar peraga, OHP,
tape recorder, dan sebagainya. Perlu juga dicatat meskipun metode ini telah
disukung dengan aneka ragam alat bagi guru bidang studi tertentu sangat
bergantung pada kepiawaian guru.13
f. Tujuan Penggunaan Metode Ceramah
Tujuan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran harus dipahami
oleh guru sebagai dasar dalam pembelajaranya antara lain:
1. Untuk mengarahkan peserta didik memperoleh pemahaman yang jelas
tentang masalah yang dihadapi.
2. Untuk membantu peserta didik memahami generalisasi, rules, prinsip
berdasar penalaran dan objektivitas.
11
Ibid,. h.210 12 Muhibin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : Remaja
Rosdakarya,2010), h 212 13
Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Rosakarya, 2003
)h. 162
9
3. Untuk melibatkan peserta didik dalam berfikir melalui pemecahan masalah.
4. Memperoleh umpan balik dari peserta didik tentang kualitas pemahamanya
dan mengatasi kesalah pahaman.
5. Untuk membantu peserta didikdalam apresiasi dan memproses penalaran
serta penggunaan bukti dalam pemecahan keraguan.14
2. Ice Breaking
a. Pengertian Ice Breaking
Ice breaking adalah kegiatan yang dilakukan diawal atau tengah-tengah
kegiatan belajar mengajar untuk mencairkan suasana, membangun kesiapan
belajar atau memacu motivasi siswa.15
Sedangkan menurut Abduh
mendeskripsikan Ice breaking adalah suatu aktivitas-aktivitas kecil dalam suatu
acara atau dalam suatu pendidikan yang semisal yang bertujuan agar para peserta
acara saling akrab dan saling interaktif kemudian komunikatif dan merasa
nyaman dengan lingkungan tertentu.16
Dalam hal ini Ice breaking digunakan
dalam dunia pendidikan. ice breaking dapat dimanfaatkan oleh seorang guru
untuk nmemecah kebekuan suasana dalam kelas. Ice breaking juga dapat
dilakukan dalam berbagai cara salah satunya memberikan suatu informasi,
pencerahan atau permainan.
Melihat arti kata dari ice breaking yaitu pemecah es atau secara harfiah
adalah pencair suasana, maka, aktivitas ice breaking ini perlu diterapkan oleh guru
ketika situasi dalam kelas nampak sudah mulai menjenuhkan atau mungkin juga
kaku dan menegangkan. Sehingga apabila situasi ini berlanjut maka
dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga akan berdampak pada menurunya hasil belajar siswa tersebut.17
14
Ibid,.h 164 15
Ayu Novia Kurniasih dan Dedi Hidayatullah Al Arifin, “Penerapan Ice Breaking
(Penyegar Pemeblajaran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII A Mts An-Nur
Pelopor Bandar Jaya Tahun Pelajaran 2013/2014”, Jurnal Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Metro, Vol. III. No. 1. Maret 2015, h. 28 16 Riya Susanah dan Dedi Hidayatullah Al Arifin, Penerapan Permainan Penyegar (Ice
Breaking) Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar”, dikutip
dari https://reporsitory.ummetro.ac.id 17
Ibid,. h. 3
10
“Menurut the Encyclopedia Of Ice Breaker terbitan University Associates
Inc bentuk ice breaking ada bermacam-macam, mulai dari sekedar teka-
teki, cerita lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu
atau nyanyian yang disertai gerakan tubuh, sampai permainan – permainan
berkelompok yang cukup menguras tenaga atau bahkan pikiran, selain itu
juga dapat dilakukan dengan senam otak”.18
Ada beberapa prosedur ataupun langkah-langkah yang harus diperhatikan
untuk melakukan aktivitas ice breaking:
1. Tunjukan pentingnya subyek itu
2. Gunakan kelucuan ( kondisi tertentu jangan melawak )
3. Ceritakanlah sebuah kisah ilustrasi. Contoh kisah ilustrasi pipa dan ember
atau cerita motivasi yang lain yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan.
4. Gunakan kutipan yang merangsang.
5. Sebutkan hubungan, keyakinan, kepentingan dan perasaaan bersama.
6. Berikan sebuah pertanyaan yang merangsang.
7. Buatlah sebuah pernyataaan yang ringkas dan tajam serta merangsang
menyangkut subyek yang akan dibahas.
8. Kemukakakn kesempatan atau tujuan pujian itu.
9. Pujilah hadirin19
Oleh karena itu perlu diingat bahwa kegembiraaan yang ditimbulkan oleh
aktivitas ice breaking tidak boleh membuat suasana menjadi ribut dan hura-hura,
atau kesenangan dan kemeriahan yang berlebihan harus bisa terkontrol dengan
baik dalam aktivitas ice breaking ini. kegembiraan dalam kelas berarti bangkitnya
minat pada siswa. selain itu juga adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya
makna, pemahaman, nilai yang membuat bahagia pada diri peserta didik.
18
Sri Narwati, creative learning (kiat menjadi guru yang kreatif dan favorit), (yogyakarta
: familia pustaka keluarga, 2011), h. 41-42. 19
M.said, 80+ ice breaker games kumpulan permainan penggugah semangat,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h.1
11
b. Tujuan Ice Breaking
Ada beberapa tujuan ice breaking, yaitu :
1. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara siswa, dengan adanya selingan
ice breaking dalam pembelajaran, sehingga tidak ada lagi anggapan si A
pandai, si B kurang pandai dan lain sebagainya yang ada hanyalah kesamaan
untuk maju.
2. Terciptanya kondisi yang dinamis diantara siswa adalah menimbulkan
kegairahan antara sesama siswa untuk melakukan aktivitas selama proses
pembelajaran berlangsung dan pemecah suasana canggung.
3. Menciptakan motivasi antar sesama siswa untuk melakukan aktivitas selama
proses belajar-mengajar berlangsung.
4. Membuat peserta saling mengenal dan akan menghilangkan jarak mental
sehingga suasana menjadi benar-benar rileks,cair dan mengalir.
5. Mengarahkan atau memfokuskan peserta ppada topik pembahasan atau
pembicaraan.20
c. Macam-macam Jenis Ice Breaking
Model dan ragam ice breaking sebenarnya dapat diperoleh dengan mudah.
Materi ice breaking dapat kita jumpai di buku-buku, majalah, surat kabar, dan
internet. Bahkan kita juga dapat mengembangkanya kembali sesuai dengan
kemampuan yang kita miliki. Kita dapat memodifikasi ulang permainan yang kita
sudah tau sebelumnya. Akan tetapi adabeberapa hal yang memang harus
diperhatikan selama kegiatan ice breaking ini dilakukan salah satunya
pemanfaaatan waktu, durasi waktu jangan terlalu panjang karena kegiatan ini
hanya sebatas selingan. Ice breaking dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
atau permainan.21
Berikut ini beberapa contoh ice breaking yang dapat ditiru, dimodifikas,
dan dikembangkan sesuai dengan kondisi peserta didik.
20
Ibid,. h. 46 21
Adi Sunarno, ice breaker permainan atraktif – edukatif untuk pelatihan manajemen,
(Yogyakarta : Andi Offset,2005). h. 1
12
1) Yel-Yel
Yel-yelYel-yel merupakan ungkapan penyemangat. Yel-yel biasa
diungkapkan pada setiap kelompok dengan beragam kata dan gaya. Masing-
masing kelompok biasanya akan menampilkan yel-yel yang berbeda atau sesuai
dengan karakteristiknya dengan gaya yang lucu, unik dan energik. Tak butuh
waktu lama dalam melakukanya. Yang penting saaat melakukan yel-yel harus
dilakukan dengan kompak dan riang gembira.
2) Jenis tepuk tangan
Jenis ice breaking ini adalah jenis yang paling digunakan oleh para tenaga
pendidik.tekhnik tepuk tangan merupakan teknik ice breaking yang paling mudah
dilakukan, karena tidak memerlukan persiapan yang membutuhkan banyak waktu.
Seorang guru hanya perlu memodifikasi sedikit jenis yang ada atau membuat
sendiri model-model tepuk tangan yang sudah adabeberapa variasi tepuk tangan
seperti, kata balas tepuk tangan, tepuk balas tepuk, tepuk tangan balas gerak
tubuh.
3. Jenis Lagu
Lagu-lagu sangat populer dalam proses pembelajaranpada zaman dahulu.
Namun, sering dengan perkembangnya zaman, para guru kini telah jarang
menggunakan jenis ini. Sedangkan banyak varian lagu-lagu yang dapat digunakan
untuk aktivitas ice breaking dalam pembelajaran ini.
3) Jenis Gerakan Badan
Jenis ice breaking ini bertujuan untuk menggerakan tubuh setelah beberapa
jam berdiam diri dalam kegiatan belajar. Dengan digerakanya anggota badan
maka akan memperlancar aliran darah pada tubuh dengan demikian proses
berfikir akan menjadi lebih segar dan kreatif.
4) Jenis Humor
Humor berasal dari istilah bahasa inggris yang pada mulanya memiliki
beberapa arti. Namun semuanya berasal dari suatu istilah yang berarti “ cairan
13
“humor aalah sesuatu yang menimbulkan pendengaranya merasa tergelitik,
perasaan lucu, sehingga terdoronguntuk tertawa. Humor dalam pembelajaran yang
diperlukan tidaklah mengharuskan siswa didik bisa tertawa terpingkal-pingkal,
namun lebih kepada bagaimana membuat suasana menjadi lebih cair tanpa ada
ketegangan setelah beberapa jam serius memperhatikan materi pelajaran22
5) Jenis Permainan Games
Permainan ( games ) adalah jenis ice breaking yang paling membuat siswa
heboh. Siswa akan muncul semangat baru yang lebih saat melakukan kegiatan
atau permainan. Dengan permainan akan mampu membangun konsentrasi anak
untuk dapat berfikir dan bertindak lebihbaik dan lebih efektif. Permainan
merupakan kegiatan yang banyak digemari oleh banyak orang. Bukan saja anak-
anak, namun juga bagi siswa didik dewasa. Hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih games yang akan digunakan sebagai ice breaking antara lain.23
a. Faktor Keselamatan
Faktor keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam pemilihan games
yang akan dijadikan aktivitas ice breaking.
b. Faktor Waktu
Pilihlah games yang tidak banyak membutuhkan waktu dalam
penyampaianya agar kegiatan pembelajaran berjalan baik.
c. Faktor Peralatan
Game yang dipilih hendaknya yang membutuhkan peralatan sederhana
yangs elalu tersedia di dalam kelas.
d. Faktor Edukasi
Apapun yang dilakukan guru terhadap siswa adalah dalam rangka
pendidikan dan pembelajaran. Nilai-nilai edukatif yang biasa diperoleh dari
pelaksanaan games, yaitu terciptanya kekompakan, kerjasama, konsentrasi,
kreativitas dan sebagainya.
7. Jenis Audio Visual
22
Adi sunarno, ice breaker dalam pembelajaran aktif, (Yogyakarta: Andi Offset,2005),
h, 10. 23
Sunarto, Ice Breaker Pembelajaran aktif, h. 38-39
14
Perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang pengertian audio visual “ audio
visual yaitu media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan
didengar.24
Contohnya pemutaran video motivasi, banyak sekali jenis audio visual
yang dapat digunakan sebagai ice breaking, biasanya berupa klip film pendek
yang lucu, inspiratif, atau memotivasi anak didik untuk belajar lebih keras saling
mengharga, dan Lain-lain.25
d. Prinsip-Prinsip Penggunaan Ice Breaking
Sunarto menyatakan bahwa penggunaan ice breaking dalam proses
pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa prinsip antara lain26
1. Efektivitas
Jenis ice breaking yang sekiranya akan membuat pembelajaran tidak
kondusif dalam situasi tertentu hendaknya dihindari. Misalnya jenis ice breaking
gerak badan yaitu kepala pundak tidak cocok digunakan dalam situasi kelas
dengan jumlah peserta didik banyak dengan ruangan sempit, karena dapat
membahayakan keselamatan peserta didik.
2. Motivasi
Tujuan utama ice breaking adalah meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan ice breaking diharapkan siswa yang
belum termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menjadi termotivasi. Peserta
didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat lebih fokus dan memusatkan
perhatianya saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Sinkronized
Ice breaking yang dipilih akan baik jika sesuai dengan materi yang dibahas
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian , ice breaking akan
mempunyai daya penguat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Tidak Berlebihan
24
Rohani, pengertian Media Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipt: 1997), hlm 97-98. 25
Sunarto, Ice Breaker Dalam pembelajaran Aktif...,hlm,42 26
Ibid., hlm105-107
15
Ice breaking adalah kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik,
sehingga mereka akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Namun
pengguinaan ice breaking yang berlebihan justru akan mengaburkan tujuan
pembelajaran itu sendiri, selain itu perlu memperhatikan ketersediaan waktu
pelajaran yang sedang diampu.
5. Tepat Situasi
Ice breaking hendaknya dilakukan tepat pada situasi. Ice breaking yang
dilaksanakan seenaknya sendiri dikhawatirkan akan merusak situasi yang sudah
kondusif. Misalnya saat peserta didik sedang mengerjakan tugas yang diberikan
guru, tiba-tiba guru memberikan ice breaking, tentu situasi akan menjadi
membingungkan dan menjadikan proses pengerjaan tugas tidak terfokus kembali.
6. Tidak Mengandung Unsur Sara
Ice breaking yang diberikan kepada peserta didik hendaknya dipilih ice
breaking yang memiliki niai positif terhadap rasa persatuan dan kesatuan. Hal
yang mengandung unsur membedakan atau menghina suku, agama, ras dan antar
golonganharus dihindarkan.
7. Tidak Mengandung Unsur Pornografi
Banyak sekali ice breaking yang menarik bagi para guru untuk diterapkan
dalam pembelajaran, namun sebagai seorang pendidik juga harus bisa memilih
jenis ice breaking yang edukatif, sopan,tidak mengandung unsur pornografi.
e. Teknik Penerapan Ice Breaking dalam pembelajaran
Ada dua cara teknik penerapan ice breaking yaitu:
1) Teknik spontan dalam situasi pembelajaran
Ice breaking digunakan secara spontan dalam proses pembelajaran
biasanya diguanakan tanpa rencana, teknik ini digunakakn karena situasi yang
sudah terlihat butuh penyemangatagar pembelajaran dapat fokus kembali.
2) Teknik direncanakan dalam situasi pembelajaran
Ice breaking yang baik dan efektif membantu proses pembelajaran adalah
ice breaking yang direncanakan dan dimasukan dalam rencana pembelajaran. “ ice
16
breaking yang direncanakan dan dimasukan dalam rencan apembelajaran dapat
mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.27
f. Kelebihan dan Kelemahan Ice Breaking
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing, termasuk ice breaking ini. Kelbihan dari ice breaking yaitu
1) Membuat waktu panjang menjadi terasa cepat.
2) Membawa dampak menyenangkan dalam pembelajaran.
3) Dapat digunakan secara spontan ataupun terkonsep
4) Membuat suasana kompak dan menyatu
Sedangkan kelemahan ice breaking yaitu penerapan disesuaikan dengan
kondisi tempat masing-masing.28
3. Kemampuan Memahami
Pemahaman adalah proses berfikir dan belajar. Hal ini dikarenakan untuk
menuju suatu pemahaman perlu diimbangi dengan belajar dan berfikir.
Pemahaman merupakan suatu proses, perbuatan dan cara memahami. 29
Pemahaman merupakan tingkatan kemampuan yang mengharapkan
seseorang mampu memahami suatu konsep atau arti, situasi, serta fakta yang dia
ketahui. Pada dasarnya memahami bukan hanya hafal secara verbalitas namun
memahami lebih kepada pemahaman konsep dan masalah atau fakta yang
ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah,
mempersiapkan, memberi contoh, memperkirakan, memnentukan, serta dapat
mengambil keputusan.30
Dalam ranah kognitif ditunjukan tingkatan-tingkatan kemampuan yang
dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa
27 Sunarto, ice breaker dalam pembelajaran aktif, (Surakarta : Cakrawala Media,2012),
h.107. 28
Sunarto, ice breaker dalam pembelajaran aktif...,hlm 109 29
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta : Balai Pustaka,
1991), h.636. 30
Ahmad Susanto, teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar, (Jakarta :
Prenadamedia, 2013), h.210
17
pemahaman tingkatanya lebih dari sekedar pengetahuan. Menurut Annas Sudijono
adalah “ kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Atau dapat dikatakan pula bahwa memahami
adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi
dari ingatan dan hafalan. 31
4. Indikator Kemampuan Memahami
pada indikator kemampuan memahami siswa pada dasarnya sama, yaitu
dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat membedakan, menerangkan,
menafsirkan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis , menulis kembali
mengklasifikasikan. Berdasarkan indikator tersebut menunjukan bahwa
pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan seseorang belum tentu memahami sesuatu yang
dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap
makna dari arti sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan memahami, seseorang
tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu
memahami konsep dari pelajaran tersebut.32
5. Proses – proses kognitif dalam kategori memahami
Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan lama mereka. Lebih teptnya, pengetahuan yang baru masuk
dipadukan dengn skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang ada. Proses-
proses kognitif dalam kategori memahami meliputi33
:
a) Menafsirkan
Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu
bentuk ke bentuk lain34
. Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-
31
Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996), hlm.50 32
Ibid,. h 55. 33
Lorin W. Anderson dan David R. Kartwohl, Kerangka landasan Untuk
Pembelajaran , Pengajaran dan Asesmen, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h. 105 34
Ibid,. h. 106
18
kata lain (misalnya, memparafrasekan), gambar dari kata-kat, kata-kata jadi
gambar, angka jadi kata-kata, kata-kata jadi angka, not balok jadi suara music dan
semacamya. Nama-nama lainya adalah menerjemahkan, memparafrasekan,
menggambarkan dan mengklarifikasi.
b) Mencontohkan
Proses kognitif mencotohkan terjadi manakala siswa memberikan contoh
tentang konsep atau prinsip umum. Mencontohkan melibatkan proses identifikasi
ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum ( misalnya, segitika sama kaki hrus
mempunyai du sisi yang sama panjang) dan menggunakan ciri-ciri ini untuk
memilih atau membuat contoh ( misalnya, siswa dapat memilih segitiga sama kaki
dari tiga segitiga yang ditunjukan). Nama-nama lain untuk mencontohkan adalah
mengilustrasikan dan memberi contoh35
c) Mengklasifikasikan
proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui
bahwa sesuatu ( misalnya, suatu contoh ) termasuk dalam kategori tertentu (
misalnya, konsep atau prinsip ) Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi
ciri-ciri atau pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut.
Mengklasifikasikan adalah proses kognitif yang melengkapi proses
mencontohkan. Jika mencontokan dimulai dengan konsep atau prinsip umum dan
mengharuskan siswa menemukan contoh tertentu, mengklasifikasikan dimulai
dengan contoh tertentudan mengharuskan siswa untuk menemukan konsep atau
prinsip umum. Nama-nama lain dari mengklasifikasikan adalah mmengategorikan
dan mengelompokan.36
d) Merangkum
Merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang
merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema.
Merangkum melibatkan melibatkan proses membuat ringkasan informasi,
misalnya makna suatu adegan drama dan proses mengabstraksikan ringkasanya,
35
Ibid,. h. 109 36
Ibid,. h. 109
19
misalnya menentukan tema atau poin-poin pokoknya. Nama-nama lain untuk
merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi37
e) Menyimpulkan
Proses kognitif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dan
sejumlah contoh. Menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat mengabstraksi sebuah
konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan
mencermati ciri-ciri setiap contohnyadan yang terpenting dengan menarik
hubungan diantara ciri-ciri tersebut. Misalnya ketika siswa diberi angka 1, 2, 3, 5,
8, 13, 21, mereka memperhatikan nilai numeric setiap digit, bukan ciri-cirinya
yang tak relevan seperti bentuk setiap digit atau apakah setiap digitnya ganjil atau
genap. Mereka dapat membedakan pola dalam susunan angka tersebut ( yakni
setelah dua angka pertama, setiap angkanya merupakan jumlah dari dua angka
sebelumnya. Nama – nama lain dari menyimpulkan adalah mengekstapolasi,
menginterpolasi, memprediksi dan menyimpulkan.38
f) Membandingkan
proses kognitif membendingkan melibatkan proses mendeteksi
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah,
atau situasi, seperti menentukan bagaimanasuatu peristiwa terkenal.
Membandingkan meliputi pencarian korespndensi satu-satu antara elemen-elemen
dan pola-pola dalam satu objek, peristiwa, atau ide lain. Nama – nama lainya
adalah mengontraskan, memetakan dan mencocokan.39
g) Menjelaskan
Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat
dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Model ini dapat
diturunkan dari teori ( sebagaimana sering terjadi dalam sains) atau didasarkan
pada hasil peelitian atau pengalaman. Penjelasan yang lengkap melibatkan proses
membuat model sebab-akibat, yang mencakup satu bagian pokok dari suatu
sistem atau setiap peristiwa penting dalam rangkaian peristiwa, dan proses
37
Ibid,.h. 110 38
Ibid,. h. 114 39
Ibid,. h.114
20
menggunakan model ini untuk menentuksn bagaimana perubahan satu bagian
dalam sistem tadi atau sebuah peristiwa dalam rangkaian peristiwa tersebut
memengaruhi perubahan pada bagian lain. Nama lain dari menjelaskan adalah
membuat model.40
6. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan Bumi. Peneliti dari Center for International Forestry
Research (CIFOR), menjelaskan, bahwa pemanasan global adalah kejadian
terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (gelombang panas atau infra
merah), yang dipancarkan ke bumi oleh gas-gas rumah kaca41
.
Ada enam jenis gas rumah kaca, yaitu Karbondioksida (CO2), Metana
(CH4), Nitrous oksida (N2O), Hydroperflourokarbon (HFCs), Perflourokarbon
(CFCs), Sulfur Heksaflorida (SF6). Gas –gas ini secara alami terdapat diudara (
atmosfer). Efek rumah kaca adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
panas yang terperangkap didalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyeba42
Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena makin tipis
lapisan-lapisan teraatas atmosfe, makin leluasa memancarkan radiasi gelombang
pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Selanjutnya radiasi
gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panjang atau gelombang
panas matahari atau infra merah, sehingga semakin meningkatkan konsentrasi gas
rumah kaca. 43
Lebih jelasnya proses penmanasan global ini sebagai berikut :
1. Energi yang masuk kebumi mengalami serangkaian proses.
2. 25% energi dipantulkan oleh awan atau partikel lain ke atmosfer.
3. 25% diadsorpsi oleh awan
4. 45% diadsorpsi oleh permukaan bumi.
40
Ibid,.h.114 41
Ali Hanapiah Muhi, praktek lingkungan hidup, (Bandung : Institut Pemerintahan
Dalam Negeri, 2011), h.11 42
Ibid,. h. 13 43
Wisnu Arya Wardana, dampak pencemaran lingkungan, (Yogyakarta: Andi, 2004),
h.133
21
5. 5% dipantulkan kembali oleh permukaaan bumi.
6. Energi yang diadsorpsi oleh awan dan permukaan bumi dipantulkan kembali
dalam bentuk radiasi infra merah atau gelombang panas matahari.44
7. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan, gas CO2 dan gas-gas lain ( efek rumah kaca ), untuk dikembalikan ke
permukaan bumi.
Dalam keadaan normal efek rumah kaca alami diperlukan untuk
mengurangi perbedaan suhu antara siang dan malam. Namun dengan
meningkatnya gas rumah kaca terutama CO2 akan semakin banyak gelombang
panas matahari atau infra merah yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer sehingga suhu permukaan bumi semakin meningkat.45
Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi dalam skala besar. Permukaan
bumi pada siang hari hangat karena adanya penyerapan energy surya dan dingin
pada malam hari dengan memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa
berupa radiasi inframerah. Karbondioksida, uap air, dan sisa-sisa dari beberapa
gas lainya sperti metana dan nitrogen oksida menyelimuti bumi dan membuat
bumi tetap hangat pada malam hari dengan cara mengahalangi panas dari bumi.
Oleh Karena itu ini disebut juga sebagai gas rumah kaca, dengan CO2 sebagai
komponenya. 46
8. Penyebab Pemanasan Global
Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang cepat, para ilmuan
beranggapan hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia. beberapa penyebab
terjadinya pemanasan global :
a) Penggunaan berlebihan pada bahan bakar fosil seperti batubara, produk minyak
bumi, gas alam di pembangkit tenaga listrik.
b) Banyaknya bangunan
c) Polus udara yang diakibatkan asap kendaraan, asap pabrik, dan pembakaran
hutan/ lahan.
44
Ibid,. h. 146 45
Fathiah Alatas dan Ai Nurlaela, termodinamika 1, (Jakarta : UIN Press), h.115 46
Ibid,. h 115
22
Pada tahun 1995 sebanyak 6,5 miliarton karbon terlepas ke atmosfer
sebagai sebagai CO2. Konsentrasi CO2 di atmosfer sekarang ini adalah sekitar
360 ppm ( atau 0,36%). Konsentrasi ini adalah 20% lebih tinggi dari satu abad
yang lalu dan diperkirakan akan meningkat lebih dari 700ppm pada tahun 2100.
Pada kondisi normal tumbuhan-tumbuhan mengkonsumsi CO2 sekitar 12 kg tiap
tahunya dan mengeluarkan cukup oksigen dan dapat menunjang kebutuhan
bernapas untuk empat keluarga. Akan tetapi penebangan hutan dan meningkatnya
produksi CO2 dalam beberapa decade terakhir mengganggu keseimbangan ini.47
9. Dampak Pemanasan Global
Dalam laporan tahun 1995, ilmuan terkemuka didunia menyimpulkan
suhu dibumi meningkat sekitar 0,50C selama beberapa abad terakhir, dan
memperkirakan suhu dibumi akan meningkat sekitar 200C lagi pada tahun 2100.
Kenaikan sebesar ini dikhawatirkan akan menyebabkan perubahan besar pada
pola cuaca dan hujan lebat serta banjir di beberapa tempat dan kemarau di tempat
lain. Selain itu dengan kenaikan suhu ini dapat menyebabkan seperti :
a) Banjir besar karena mencairnya es di kutub.
b) Hilangnya lahan basah dipesisir karena meningkatnya permukaan laut.
c) Banyaknya bentuk dalam penyediaaan air.
d) Perubahan ekosistem karena ketidakmampuan beberapa spesies hewan dan
tumbuhan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu.
e) Menngkatnya wabah penyakit karena kenaikan suhu.
f) Efek samping yang merugikan kesehatan manusia dan kondisi sosial ekonomi
di beberapa daerah.48
10. Solusi Pemanasan Global
Beberapa upaya pencegahan didunia adalah dengan mengadakan
perjanjian-perjanjian internasional. Perjanjian internasional yang membahas
masalah pemanasan global adalah protokol kyoto. Perjanjian ini membahas
47 Ibid,. h 116 48 Ibid,. h 116
23
tentang upaya pengendalian pemanasan global dalam kinerja PBB mengenai iklim
( UNFCC ). Selain itu perjanjian ini jugaa dibentuk seperti Protokol Montreal,
UNFCCR, International Climate Change Summit. 49
Pada skala kecil masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengurangi
dampak pemansan global , antara lain dengan :
a) Menghemat pemakaian air.
b) Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
c) Menggunakan bahan pembersih, sabun yang aman bagi lingkungan.
d) Menghijaukan lingkungan sekitar dengan penanaman pohon.
e) Memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
f) Membuat kompos.
g) Mendorong usaha kerajinan dengan bahan sisa yang bisa didaur ulang.
h) Menggunakan lampu hemat energi.50
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah
1. Skripsi yang ditulis oleh Alaena Soraya pada tahun 2014 dengan judul “
Pengaruh Penerapan Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Sosiologi di SMA Darusallam Ciputat”. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian ekperimen dengan tujuan menguji pengaruh
penerapan ice breaking terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
sosiologi. Dan dapat disimpulakan dari hasil penelitian tersebut, penerapan
49
Yaumi, Wisanti dan Setyo Admoko, penerapan perangkat model discoveri learning
pada materi pemanasan global untuk melatih kemampuan literasi sains siswa smp kelas VII, (e-
journal 2017) 50 Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati, pengembangan majalah sains berbasis
contextual learning pada tema pemanasan global untuk meningktkan minat belajar siswa,
(Semarang : Unes science education journal,2015)
24
ice breaking pada kegatan pembelajaran mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil pembelajaran.51
2. Ayu Novia Kurniasih dan Dedi Hidayatullah Alarifin pada tahun 2014 dalam
jurnal “ Penerapan Ice Breaking ( Penyegar Pembelajaran) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII A MTS AN-NUR Pelopor
Bandarjaya Tahun Pelajaran 2013/2014”
3. Skripsi yang ditulis oleh Suryanti pada tahun 2014 dengan judul “ Pengaruh
Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia siswa Kelas X Semester 2 di
SMA Negeri 10 Yogyakarta” Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian yang
dilakukan dengan metode eksperimen semu dengan desain penelitian
nonequivalent control group design. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
rata-rata gain ternormalisasikelas eksperimen sebesar 43,5 % berada pada
kategori sedang sedangkan gain ternormalisasi kelas kontrol sebesar 25,2%
berada pada kategori kurang. Uji t yang dilakukan menghasilkan thitung 3,296
yang lebih besar dari ttabel 1,998, sehingga dapat dinyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia kelas yang
menggunakan ice breaking tipe motorik dengan motivasi belajar kimia kelas
yang menggunakan ice breaking tipe auditori. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan ice
breaking terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas X semester 2 di SMA
Negeri 10 Yogyakarta.52
4. Program Kreativitas Mahasiswa yang di tulis oleh, Noormayasanti,
Dwilujeng Hariani, Dianur Rahman, dan Moch. Firul Huda 2010. Dengan
judul meningkatkan Motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran “
Take And Give learning WithQuis, Ice Breaking, and Bonus” Universitas
Negeri Malang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom
51
Alaena Soraya, Pengaruh Penerapan Ice Breaking Terhadap hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Sosiologi di Sma Darusallam Ciputat, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014). 52
Suryanti, pengaruh Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas X
semester 2 di SMAN 10 Yogyakarta, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2014).
25
action Reaserch) denagn menerapkan model pembelajaran “ Take and Give
Learning With Quiaz, Ice Breaking and Bonus “ tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pembelajaran fisika dengan model pembelajaran
tersebut, serta dengan demonstrasi sederhana terhadap peningkatan motivasi
belajar fisika siswa kelas X SMU Negeri 1 Kandangan. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada
siklus I dan siklus II. Sebelum penelitian, skor rata-rata motivasi belajar siswa
adalah 2,83 ( tidak setuju ), skor meningkat pada siklus I menjadi 3,13 (
setuju ) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 3,52 ( sangat setuju )53
5. Hasil penelitian Diya Rahmatika dengan judul penelitian “ pengaruh
Permainan Ice Breaker terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
IPS di SD Islam Al-Amanah trangerang Selatan. Metode yang digunakan
adalah metode kuasi eksperiment dengan penelitian One group Pretest-
Posttest design. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa permainan Ice
Breaker berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPS. Rata-rata motivasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan sebesar 38,2
sedang rata-rata motivasi siswa pada pembelajaran IPS setelah diberi
perlakuan meningkat menjadi 46,89. Berdasarkan thitung ≥ ttabel (8.5 ≥ 2.05),
sehingga rata-rata motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sesudah
diberi perlaakuan lebih tinggi dari rata-rata motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS sebelum diberi Perlakuan.54
6. Dian Arsita, dengan judul “ strategi penerapan Ice Breaking sebagai
kreativitas guru dalam mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran
bahasa China di SMAN 1 Karanganyar” dari hasil penelitian ini dapat
ditunjukan bahwa dalam proses belajar bahasa China siswa-siswa SMAN 1
Karanganyar pernah dilanda rasa bosan. Cara untuk mengatasi atau bahkan
menghindari hal tersebut dibutuhkan kreativitas guru dan sarana yang
53
Noormayasanti,dkk, Take And Give learning WithQuis, Ice Breaking, and Bonus,
(Malang: Universitas Negeri Malang, 2010). 54
Diya Rahmatika, Pengaruh permainan Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS di SD islam Al- Amanah tangerang Selatan, (Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,2012).
26
mendukung dalam proses belajar. Salah satu yang bisa dilakukan oleh guru
adalah dengan memberikan Ice breaking dalam proses belajar bahasa China.
Dengan demikian hasil penelitian daapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
strategi Ice breakingn mampu mengatasi kebosanan siswa dalam proses
pembelajaran bahasa China di SMAN 1 Karanganyar.55
C. Kerangka Berpikir
55
Dian Arshinta, Strategi Penerapan Ice Breaking untk Meningkatkan Hasil Belajar
Kognitif siswa Dalam Pembelajaran Fisika Kelas X SMA Babusalam Pekanbaru, (Pekanbaru:
Universitas Pendidikan Riau, 2012)
Rendahnya semangat siswa dalam kegiatan
pembelajaran karena tidak ada variasi metode dalam
kegiatan pembelajaran
Kemampuan memahami siswa terhadap permasalahan
nyata dalam pembelajaran fisika masih rendah
Metode Pembelajaran
Metode Ceramah Metode Ceramah Berbantuan
Aktivitas Ice Breaking
Kemampuan Memahami Siswa Kemampuan Memahami Siswa
PENGARUH METODE CERAMAH BERBANTUAN
AKTIVITAS ICE BREAKING TERHADAP KEMAMPUAN
MEMAHAMI SISWA PADA KONSEP PEMANASAN
GLOBAL
27
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut
Ho : Tidak ada pengaruh metode ceramah dengan aktivitas ice breaking terhadap
kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan global.
Ha: Terdapat pengaruh metode ceramah dengan aktivitas ice breaking terhadap
kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan global.
28
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Islamiyah Ciputat yang
berlokasi di Jl. KH. Dewantara No. 1 Ciputat, Tangerang Selatan. Pengambilan
data dilakukan pada tanggal 12 sampai 2 Mei 2019 dengan total siswa 62 siswa
yaitu 31 siswa kelas X TKJ 1 dan 31 kelas X TKJ 2 pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode ini dinamakan metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.56
Sedangkan jenis
penelitian yang peneliti gunakan adalah quasi experiment (eksperimen semu).
Kuasi eksperimen adalah metode penelitian yang mempunyai kelas kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pemilihan metode ini dikarenakan pada
kenyataan lapangannya sulit untuk mendapatkan kelas kontrol yang digunakan
untuk penelitian.57
2. Desain
Pada penlitian ini menggunakan desain, nonequivalent group design
dipilih sebagai desain untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dengan
aktivitas ice breaking terhadap kemampuan memahami siswa.
56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 13 57 Ibid,.h. 77
29
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment posttest
RE O1 X1 O2
Rk O1 X2 O2
Keterangan :
RE = pemilihan subyek kelas eksperimen
Rk = pemilihan subyek kelas kontrol
X1 = perlakuan menggunakan metode ceramah dengan aktivitas ice breaking
X2 = perlakuan menggunakan metode cramah
O1 = pretest
O2 = postest
Kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu melakukan
tes awal (pretest) untuk mengetahui pemahaman peserta didik terkait konsep
pemanasan global selanjutnya yaitu memberikan perlakuan yang berbeda pada
kedua kelompok tersebut. Kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan
metode ceramah berbantuan ice breaking sedangkan pada kelas kontrol
pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode ceramah yang tidak ada
aktivitas ice breaking.selanjutnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa pada konsep
pemanasan global.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.58
Dalam penelitian yang akan
dilakukan, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel-variabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X) : pengaruh metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking.
58
Sugiono, Ibid., h. 61.
30
b. Variabel terikat (Y) : kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan
global.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau dapat juga disebut
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.59
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas XI SMK Islamiyah Ciputat yang berjumlah 280 siswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.60
Sampel
yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 62 siswa. Sampel ini terbagi
menjadi dua kelas, yaitu X TKJ 1 sebagai kelas kontrol dan XI TKJ 2 sebagai
kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu.61
Pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan
sampel berdasarkan tingkat kemampuan dan homogenitas yang relatif sama
diantara kedua kelas tersebut. Hasil dari pemilihan sampel didapat bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing
sebanyak 31 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes dan nontes yang telah
diuji coba atau memenuhi prasyarat instrumen tes yang baik. Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan memahami siswa. Tes yang digunakan yaitu berupa
pretest dan postest. Pretest dilakukan sebelum kedua kelas diberikan perlakuan
sedangkan postest dilakukan setelah perlakuan selesai diberikan. Nontes dengan
metode angket digunakan untuk memperoleh data respon peserta didik terhadap
59
Sugiyono, op.cit., h. 117
60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2013) h. 174
61 Sugiyono, op.cit., h. 85
31
pembelajaran dengan menggunakan metode cramah dengan aktivitas ice breaking.
Pemberian angket dilakukan setelah perlakuan selesai dilaksanakan.
F. Instrumen Penelitian
1. Tes Kemampuan Memahami
Instrumen tes kemampuan memahami ini diberikan kepada peserta didik
kelas X SMK Islamiyah Ciputat yang dijadikan sampel baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari penelitian Moh. Andri Sutanto, dapat dilihat pada Tabel 3.2
berikut:62
Tabel 3. 2 Tabel kisi-kisi instrumen tes
Sub-
konsep Indikator
Indikator Memahami
Jumlah
Soal
Men
afsir
kan
Men
con
toh
kan
Men
gk
lasifik
asik
an
Meran
gk
um
Men
yim
pu
lkan
Mem
ban
din
gk
an
Men
jela
skan
1.
Gejala
Pemana
san
Global
3.8.1
Menjelaskan
gejala
timbulnya
pemanasan
global
5 4 3**
6**
1**
2** 6
3.8.2
Mencontohkan
efek rumah
kaca dan emisi
9 10** 8* 7* 4
62
Moh. Andri Sutanto, perbedaan metode karya wisata dengan diskusi berbantun video
terhadap kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan global, (Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017)
32
Sub-
konsep Indikator
Indikator Memahami
Jumlah
Soal
Men
afsir
kan
Men
con
toh
kan
Men
gk
lasifik
asik
an
Meran
gk
um
Men
yim
pu
lkan
Mem
ban
din
gk
an
Men
jela
skan
karbon yang
terjadi akibat
adanya
pemanasan
global
2.
Dampa
k
Pemana
san
Global
3.8.3
Menafsikan
dampak yang
ditimbulkan
dari adanya
pemanasan
global
13,23** 19**
22**
14**
21
26**
25**
11**
12**
17*
18
15**
16
20**
24*
27**
17**
3.
Solusi
Pemana
san
Global
3.8.4
Membandingk
an kesepakatan
Internasional
terkait upaya
mengatasi
pemanasan
global
29* 28
31** 30**
4
33
Sub-
konsep Indikator
Indikator Memahami
Jumlah
Soal
Men
afsir
kan
Men
con
toh
kan
Men
gk
lasifik
asik
an
Meran
gk
um
Men
yim
pu
lkan
Mem
ban
din
gk
an
Men
jela
skan
3.8.5
Menyimpulkan
suatu tindakan
sebagai solusi
atas terjadinya
pemanasan
global
38 34 35** 33** 36**
37*
32
39** 40** 9
Jumlah Soal 6 4 9 3 6 4 8 40
Persentase Soal 15% 10% 22,5% 7,5% 15% 10% 20% 100%
Keterangan: * = 27 Soal yang valid
**= 25 Soal yang digunakan/dipakai
2. Intrumen Nontes (Angket)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya dengan
menggunakan tes saja, melainkan juga dengan nontes. Peneliti menggunakan
metode angket untuk instrumen nontes. Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.63
Angket
dalam penelitian ini digunakan untuk penilaian yang berhubungan dengan sikap.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala
Likert. Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing
63 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Op.cit., h. 194
34
jawaban mempunyai skor atau nilai : SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. bagi
pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif
berkebalikan dengan nilai positif, yaitu : SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 3, STS = 5.
Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen nontes (Angket)
No Indikator Nomer soal Jumlah
soal Positif Negatif
1
Penggunaan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking.
1 2 2
2
Keunggulan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking
dibandingkan dengan
metode pembelajaran
yang diterapkan di
kelas.
3 4 2
3 Penyampaian konsep
materi 5,6 7,8 4
4
Keuntungan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking
dalam kegiatan
pembelajaran.
9,10 11,12 4
Jumlah soal 6 6 12
G. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes
1. Teknik Analisis Data Tes
Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
35
menguji hipotesis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS 22 mulai dari uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis. Untuk
perhitungan uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis menggunakan cara
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel.64
Pada penelitian ini, perhitungan uji normalitas
pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nomal
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2) Tingkat signifikan = 5%
3) Perhatikan kolom Shapiro-Wilk (Liliefors) pada Tabel 3.13 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Uji Shapiro-Wilk (Liliefors)
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Nilai 0.956 32 0.185
4) Jika:
Tingkat signifikansi () < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak
Tingkat signifikansi () > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.65
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.66
Uji yang digunakan, yaitu uji
64
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
65
Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta:PT Elex Media
Komputindo), hal 24-28
66
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung
Press, 1998), hal 294.
36
homogenitas (uji Levene) pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen
2) Tingkat signifikan = 5% = 0,05
3) Perhatikan kolom uji homogenitas variansi Levene pada tabel 3.14, sebagai
berikut:
Tabel 3.5 hasil uji Levene statistic
Levene
statistic df1 df2 Sig.
0.416 1 62 0.522
4) Jika:
Tingkat signifikansi () < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak.
Tingkat signifikansi () > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.67
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1. Data yang berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji t dengan persamaan sebagai
berikut:68
67
Pramesti, op.cit, hal 29-33. 68
Sudjana, op.cit., h.239.
37
√
dengan
√( )
( )
dan
∑( )
Keterangan:
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
= Jumlah sampel kelas x1
= Jumlah sampel kelas x2
= Varian kelas X1
= Varian kelas X2
= Hasil hitung distribusi
= Varian gabungan.
jika:
thitung< ttabel = Tolak H0, Terima H1
thitung> ttabel = Terima H0, Tolak H1
Langkah-langkah uji t menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:69
1) Buka lembar kerja SPSS → Variable View → pada bagian Name pertama
tuliskan nilai dan untuk Name kedua tuliskan kelompok → pada bagian
Decimals yang kedua ganti dengan 0 → klik Value hingga muncul Value
Label → pada kotak value isikan 1 dan kotak label isikan Kelompok A → klik
Add → isikan lagi pada kotak Value dengan isian 2 dan kotak Label isikan
kelompok B → klik Add → Ok.
69
Kadir, op.cit., h. 162-168.
38
2) Klik Variable View → pada kolom nilai isikan dengan nilai siswa → pada
kolom kelompok isikan 1 untuk nilai kelompok A dan 2 untuk nilai kelompok
B.
3) Klik Analyze → Compare Means → Independent Sample T Test → sampai
muncul kotak dialog Independent Sample T Test.
4) Maukkan variabel nilai ke kotak Test Variable (s) dan masukkan variabel
Kelompok ke kotak groping variable.
5) Klik Define Grouping → pada kolom Group 1 isikan 1 dan kolom Group 2
isikan 2 → Continue → Ok.
6) Kriteria pengujian:
a) H0 diterima dan H1 ditolak, jika Sign (2-tailed)> 0,05
b) H0 ditolak dan H1 diterima, jika Sign (2-tailed)< 0,05
2. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen
Data berdistribusi normal dan tidak homogen pengujian hipotesis
menggunakan statistik non parametrik yaitu uji t’ dengan persamaan sebagai
berikut:70
√(
) (
)
Keterangan
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
70
Rostina, op.cit., h.148
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelompok control
= jumlah sampel kelas x1
= jumlah sampel kelas x2
= varian kelas eksperimen
= varian kelas control
39
1) Jika tHitung< ttabel maka H0 diterima danH1 ditolak
2) Jika tHitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
3. Data Berdistribusi Tidak Normal
Data berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis menggunakan statistik
non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut:71
( ) ( )
( ) ( )
Keterangan:
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
K1 = jumlah ranling pada sampel 1
K2 = jumlah ranling pada sampel 2
Kriteria pengujian uji U sebgai berikut:
Jika U < Utabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika U > Utabel, maka H0
diterima dan H1 ditolak.
Langkah-langkah uji Mann-Whitney menggunakan aplikasi SPSS 22
sebagai berikut:72
1) Masukkan data pada menu Data View.
2) Pili menu Analyze → Nonparametric Test → Legacy Dialogs → 2
Independent Samples.
3) Pada jendela Two Independent Samples Test, masukkan variabel terikat pada
Test Variable List dan grouping variable → klik Define Group → klik
Continue → kembali ke menu Independent Samples Test → Test Type →
Mann-Whitney U → Ok.
4) Kriteria pengujian:
71
Kadir, op.cit., h.490-491 72
Ibid., h.492-493.
40
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2. Teknik Analisis Data Nontes
Respon peserta didik dalam penelitian ini, diberikannya angket kepada
peserta didik kelas eksperimen. Pengolahan data untuk nontes menggunakan
bantuan software SPSS. Hasil angket dihitung dengan model skala Likert seperti
pada Tabel 3.15.73
Tabel 3.6 Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala respon peserta didik :
a. Memberikan nilai pada setiap item, kemudian dihitung nilai totalnya,
sehingga didapat rata-rata dari tiap peserta didik
b. Membandingkan nilai rata-rata peserta didik dengan nilai alternatif jawaban
netral (3), dengan kriteria :
1) Jika rata-rata nilainya <3, maka peserta didik tersebut memiliki respon
negatif terhadap penggunaan metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking.
2) Jika rata-rata nilainya >3, maka peserta didik tersebut memiliki sikap
positif terhadap penggunaan metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking.
73
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 6, h. 240.
41
c. Menghitung presentase jawaban peserta didik pada setiap item, terlebih
dahulu data yang diperoleh dipresentasekan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P = presentase jawaban
F = frekuensi jawaban
n = banyak responden
d. Mengintepretasikan data dengan menggunakan kriteria presentase angket.
Tabel 3.7 Interpretasi Presentase Angket
Besar Presentase Interpretasi
0% Tak seorangpun
0% < P < 25% Sebagian kecil
25% P < 50% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
50% P < 75% Sebagian besar
75% P < 100% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
H. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah proses untuk menjawab besar atau kecilnya pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis penelitian. Pada penelitian
yang diuji dalam uji hipotesis adalah hipotesis nol ( Ho). Perhitungan hipotesis
pada penelitian menggunakan aplikasi komputer SPSS. Berbagai tahap-tahap
sebagai berikut :
Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistik yaitu
Ho : Hipotesis nol, metode ceramah dengan aktivitas ice breaking tidak
berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa pada konsep
pemanasan global.
42
Ha : Hipotesis alternatif, metode ceramah dengan aktivitas ice breaking
berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa pada konsep
pemanasan global.
43
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran hasil penelitian yang telah
dilakukan. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
1. Kondisi Kemampuan Memahami Siswa Sebelum Pemberian Perlakuan
Kemampuan awal siswa diketahui dari hasil pretest. Hasil pretest yang
diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan
pada penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram distribusi frekuensi berikut ini.
Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi kemampuan memahami siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen
Gambar 4.1 menunjukkan nilai yang diperoleh siswa kelas kontrol
maupun siswa kelas eksperimen jika skor maksimalnya adalah 25. Berdasarkan
diagram di atas diketahui bahwa sebaran siswa kelas kontrol pada interval 5-6
yaitu sebanyak 9 siswa, pada interval 7-8 yaitu 10 siswa, pada interval 9-10 yaitu
sebanyak 6 siswa, pada interval 11-12 sebanyak 4 siswa, pada interval 13-14
sebanyak 1 siswa, dan pada interval 15-16 sebanyak 1 siswa.
0
2
4
6
8
10
5,5 7,5 9,5 11,5 13,5 15,5
Fre
ku
en
si
Nilai Tengah
PRETEST KONTROL Vs EKSPERIMEN
Kontrol Eksperimen
44
Sedangkan pada kelas eksperimen diketahui bahwa sebaran siswa pada
interval 5-6 yaitu sebanyak 4 siswa, interval 7-8 yaitu sebanyak 3 siswa, interval
9-10 yaitu sebanyak 9 siswa, interval 11-12 yaitu sebanyak 7 siswa, interval 13-14
yaitu sebanyak 6 siswa, dan 15 – 16 yaitu sebanyak 2 siswa.
Ukuran pemusatan dan penyebaran kemampuan awal siswa disajikan
pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 1 Ukuran pemusatan dan penyebaran nilai pretest
kelas control dan kelas eksperimen.
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Skor Terendah 5 5
Skor Tertinggi 15 15
Mean 8,23 10,32
Median 8 10
Modus 6 9
Standar Deviasi 2,47 2,96
*skor tertinggi 15 dari 25 soal yang di uji.
Skor terendah pada kelas kontrol dan eksperimen adalah 5. Skor tertinggi
yang diperoleh kelas kontrol dan eksperimen adalah 15. Skor rata-rata atau mean
yang didapat pada kelas kontrol adalah 8,23 sementara pada kelas eksperimen
adalah 10,32. Skor tengah atau median untuk kelas kontrol adalah 8, sedangkan
untuk kelas eksperimen adalah 10. Skor yang sering muncul atau modus untuk
kelas kontrol adalah 6, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 9. Pada kelas
kontrol, diperoleh nilai standar deviasi sebesar 2,47 sementara pada kelas
eksperimen sebesar 2,96
2. Kondisi Kemampuan Akhir Memahami Siswa Setelah Diberikan
Perlakuan.
Kemampuan akhir siswa diketahui dari hasil posttest. Hasil posttest yang
diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
45
yang berbeda pada penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram distribusi
frekuensi berikut.
Gambar 4. 2 Distribusi frekuensi kemampuan akhir memahami siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen
Gambar 4.2 menunjukkan Skor yang diperoleh oleh siswa kelas kontrol
maupun siswa kelas eksperimen jika skor maksimalnya adalah 25 dari 25 soal
yang di ujikan. Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa sebaran siswa pada
kelas kontrol mendapatkan skor pada interval 7-8 yaitu sebanyak 4 siswa, pada
interval 9-10 yaitu sebanyak 4 siswa, pada interval 11-12 yaitu sebanyak 4 siswa,
pada interval 13-14 sebanyak 4 siswa, pada interval 15-16 yaitu sebanyak 7 siswa,
17-18 sebanyak 5 siswa, pada interval 19-20 sebanyak 3 siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen diketahui bahwa skor pada kelas
interval 7-8 yaitu sebanyak 0 siswa, pada interval 9-10 yaitu sebanyak 4 siswa,
pada interval 11-12 sebanyak 8 siswa, pada interval 13-14 sebanyak 3 siswa, pada
interval 15-16 sebanyak 5 siswa, pada interva 17-18l yaitu sebanyk 3 siswa, pada
interval 19-20 sebanyak 7 siswa, dan pada interval 21-22 sebanyak 1 siswa.
Ukuran pemusatan dan penyebaran kemampuan awal siswa disajikan pada
tabel 4.2 berikut ini.
0
2
4
6
8
7,50 9,5 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 21,5
Fre
ku
en
si
Nilai Tengah
POSTEST KONTROL Vs EKSPERIMEN
Kontrol Eksperimen
46
Tabel 4. 2 Ukuran pemusatan dan penyebaran nilai posttest
kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Skor Terendah 7 9
Skor Tertinggi 19 21
Mean 13.45 14.71
Median 14 15
Modus 15 11
Standar Deviasi 3.72 3.77
*Skor maksimum 21 dari 25 soal yang diujikan.
Skor terendah yang diperoleh kelas kontrol adalah 7 dan eksperimen
adalah 9. Skor tertinggi yang diperoleh dari kelas kontrol 19 dan kelas eksperimen
adalah 21. Skor rata-rata atau mean yang didapat pada kelas kontrol adalah 13.45,
sedangkan pada kelas eksperimen adalah 14.71, Nilai tengah atau median untuk
kelas kontrol adalah 14 dan eksperimen adalah 15. Nilai yang sering muncul atau
modus untuk kelas kontrol adalah 15 dan eksperimen adalah 11. Pada kelas
kontrol, diperoleh skor standar deviasi sebesar 3.72, sementara pada kelas
eksperimen sebesar 3.77.
3. Hasil Uji Prasyarat
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest
dan posttest pada kelas kontrolmaupun kelas eksperimen. Uji normalitas kedua
data menggunakan rumus Shapiro-Wilk melalui softwere SPSS. Berikut
merupakan tabel 4.3 menggambarkan hasil yang diperoleh.
47
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest
Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen
Kelas
Shapiro-Wilk Kesimpulan
Statistic df Sig.
Pretest Kelas Kontrol .912 31 .015
Tidak
Normal
Kelas Eksperimen .950 31 .158 Normal
Posttest Kelas Kontrol .938 31 .018
Tidak
Normal
Kelas Eksperimen .916 31 .071 Normal
Nilai sig. diperoleh dari Tabel Shapiro-Wilk pada taraf signifikansi 5%
atau 0,05. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
normalitas, yaitu jika , maka data dinyatakan terdistribusi
normal. Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest dan posttest
kelas kontrol secara berurutan yaitu sebesar 0,015 dan 0,018 sehingga dapat
disimpulkan data hasil pretest dan posttest berdistribusi tidak normal. Sedangkan
pada nilai sig. data pretest dan posttest kelas eksperimen secara berurutan yaitu
sebesar 0,158 dan 0,071 sehingga dapat disimpulkan data hasil pretest dan
posttest berdistribusi normal
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya dengan uji normalitas,
uji homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan
posttest kelas kontrolmaupun kelas eksperimen. Uji homogenitas kedua data
menggunakan uji Levene melalui softwere SPSS. Berikut merupakan tabel 4.4
menggambarkan hasil yang diperoleh.
48
Tabel 4. 4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Test of Homogenity of Variance
Pretest Posttest
Levene
statistic 1.496 0,034
Sig. 0.226 0,854
Kesimpulan Homogen Homogen
Nilai sig. diperoleh dari tabel uji Leverne’s pada taraf signifikansi 5% atau
0,05. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika , maka data dinyatakan data
homogen. Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai sig. data hasil pretest dan
posttest secara berurutan yaitu sebesar 0,226 dan 0,854 sehingga dapat
disimpulkan bahwa varian kedua kelas sama atau homogen.
4. Hasil Uji Hipotesis
Uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan memperlihatkan
bahwa pada penelitian ini berdistribusi normal dan berasal dari varian yang sama.
Karena itu,
Tabel 4. 5 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
N 31 31 31 31
8,23 10,32 13,45 14,71
SD 2.47 2.96 3.72 3.77
Mann-
Whitney U
392.000 274.500
Symp. Sig.(2- 0,211 0,004
49
tailed)
Keputusan Ha Ditolak Ha Diterima
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada pretest sig ( 2 tailed ) ≥
taraf signifikansi (α) maka Ha ditolak hal ini menunjukan saat sebelum diberi
perlakuan kedua kelas menunjukan kemampuan awal yang sama dan pada posttest
sig (2-tailed) ≤ taraf signifikansi ( α ), maka Ha diterima, artinya pengaruh metode
ceramah dengan aktivitas ice breaking terbukti berpengaruh terhadap kemampuan
memahami siswa pada konsep pemanasan global.
5. Peningkatan Kemampuan Memahami Siswa pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan N-gain pada lampiran C.6, diperoleh rata-
rata N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0,32 yang dikategorikan bahwa
peningkatan memahami siswa di kelas kontrol berada pada tingkat tinggi. Rata-
rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,40 yang dikategorikan bahwa
kemampuan memahami siswa di kelas eksperimen berada pada tingkat sedang.
Dengan demikian, kemampuan memahami siswa yang telah melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode ceramah dengan aktivitas ice breaking lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ceramah saja.
Berikut merupakan tabel 4.6 tentang hasil N-gain kelas kontrol dan eksperimen.
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan N-gain
Kelas kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas N-gain Keterangan
Kontrol 0.32 Sedang
Eksperimen 0.40 Sedang
Nilai N-gain pada masing-masing kelas didapatkan dari rata-rata N-gain
yang didapatkan siswa pada masing-masing kelas, dengan menghitung selisih
nilai posttest-pretest dan dibandingkan dengan selisih nilai ideal dengan nilai
50
pretest sehingga didapatkan nilai N-gain pada masing-masing siswa di dalam
kelas kontroldan eksperimen.
Gambar 4. 3 Hasil N-gain kemampuan Memahami per indikator pada kelas
kontrol dan eksperimen pada pretest
Hasil rata-rata peningkatan kemampuan memahami per indikator (N-
gain) pada kelas kontrol dan eksperimen. Peningkatan kemampuan memahami
siswa tertinggi pada kelas kontrol adalah pada indikator menjelaskan yaitu sebesar
0,40, pada kelas eksperimen skor tertinggi terdapat pada indikator merangkum
yaitu sebesar 0,47. Sedangkan peningkatan kemampuan memahami siswa
terendah pada kelas kontrol yaitu pada indikator mencontohkan sebesar 0,28 dan
pada kelas eksperimen terdapat pada indikator mencontohkan yaitu sebesar 0,31.
6. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Hasil data angket yang diperoleh dari kelas kontrol selanjutnya diolah
secara kuantitatif berdasarkan tiap-tiap indikatornya menghasilkan data berupa
presentase, kemudian dikonversi menjadi kualitatif. Berikut merupakan tabel 4.7
hasil perhitungan angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
metode ceramahdengan aktivitas ice breaking.
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0,50
EKSPERIMEN
KONTROL
51
Tabel 4. 7 Respon Ketertarikan Siswa terhadap metode ceramah
dengan aktivitas ice breaking
Indikator Angket Presentase Interpretasi
Menunjukan minat terhadap mata
pelajaran fisika 64% Sebagian besar minat
Menunjukan kegunaan mempelajari ilmu
fisika 67% Sebagian besar setuju
Menunjukan minat terhadap
pembelajaran fisika dengan metode
ceramah berbantuan ice breaking
60% Sebagian besar minat
Menunjukan kegunaan mengikuti
pembelajaran fisika dengan metode
ceramah berbantuan ice breaking
66% Sebagian besar setuju
Rata-rata 64% Sebagian besar setuju
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah berbantuan
aktivitas ice breaking dalam proses pembelajaran fisika pada konsep pemanasan
global sebagian besar siswa tertarik atau memperoleh hasil yang baik. Nilai rata-
rata yang diperoleh adalah 64%. Artinya siswa sebagian besar tertarik dengan
metode ceramah berbantuan dengan aktivitas ice breaking.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan kuntuk membandingkan penerapan metode
ceramah dengan aktivitas ice breaking dengan metode ceramah tanpa ada aktivitas
ice breaking. Penelitian dimulai dengan memberik soal pretest dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum di beri perlakuan pada
kegiatan pembelajaran. Selanjutnya ditentukan untuk kelas eksperimen yaitu kelas
X TKJ 2 dan sebagai kelas kontrol adalah kelas X TKJ 1. Pada tahap selanjutnya
kegiatan pembeajaran diberikan kepada du kelas tersebut namun yang
membedakan adalah adanya aktivitas tambahan pada kelas eksperimen yaitu kelas
X TKJ 2 dimana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan ada aktivitas ice
52
breaking, sedang pada kelas X TKJ 1 pada kegiatan pembelajaran tanpa ada
aktivitas tambahan atau dapat dikatakan kegiatan pembelajaran hanya
menggnakan metode ceramah saja.
Penerapan metode ceramah dengan aktivitas ice breaking pada kelas
eksperimen ini harus dimualai dengan prencanaan apa saja aktivitasnya dan kapan
aktivitas ice breaking ini akan diterapkan. Pada tahap pembelajaran sama halnya
dengan kelas kontrol kelas eksperimen pun dimulai dengan aktivitas pembelajaran
menggunakan metode ceramah namun pada kelas eksperimen ini ketika siswa
dilihat sudah mulai jenuh dengan suasana kelas maka akan diberi sebuah aktivitas
agar membangkitkan Susana semangat belajar siswa kembali.
Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas ksperimen dan kelas kontrol
sebelum diberi perlakuan masih rendah hal ini dapat terlihat dari rata-rata skor
pretest siswa pada kelas eksperimen yaitu sebesar 10,32 sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 8,32. Selain itu skor tertinggi dari pretest baik kelas kontrol dan
kelas eksperimen sama-sama mendapatkan skor 15.
Setelah dilakukakan uji pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
brulh siswa diberikan pengetahuan mengenai konsep yang di pelajarai pada saat
pembelajaran berlangsung. Masing –masing kelas di beri perlakuan dengan
metode yang sama hanya yang membedakanya adalah dengan memberikan
aktivitas tambahan pada kelas eksperimen yaitu berupa ice breaking. Pada akhir
kegiatan pembelajaran siswa diberikan uji posttest untuk mengetahui bagaimana
reaksi ataupun pengaruh metode belajar yang diberikan pada masing-masing
kelas, dan dari uji posttest ini didapatkan ada kenaikan pada rata-rata skor siswa
serta ada kenaikan pada jumlah siswa yang mendapatkan skor tertinggi. Rata-rata
skor postest siswa pada kelas eksperimen sebesar 14,71 dan kelas kontrol sebesar
13,42, dari skor rata-rata yang diperoleh siswa pada uji posttest ini terdapat
kenaikan sebesar 4,39 pada kelas eksperimen dan 5.1 pada kelas kontrol
sedangkan untuk skor tertinggi pada uji posttest ini untuk kelas eksperimen berada
pada skor 21 sedang pada kelas kontrol berada pada skor 19. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan skor rata-rata setelah di berikan perlakuan pada kegiatan
pembelajaran.
53
Berdasarkan hasil perhitungan Ngain, diperoleh rata-rata Ngain untuk
kelas kontrol sebesar 0,32 yang dikategorikan sedang, sedangkan untuk niai ngain
kelas eksperimen sebesar 0,40 yng di ktegorikan kemampun memahmi siswa di
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Dengan, demikian kemampuan
memahmi siswa yang telah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
metode ceramah dengan aktivitas ice breaking lebih tinggi dibandng siswa yang
menggunakan metode ceramah saja.
Pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan Mann Whitney didapatkan
bahwa nilai signifikansi dari kedua kelas pada pretest dan posttest didapatkan nilai
signifikansi pretest sebesar 0,211 dimana Ha ditolak hal ini menunjukan bahwa
saat sebelum diberi perlakuan kedua kelas menunjukan kemampuan awal yang
sama, sedang pada posttest nilai signifikansi sebesar 0,004 dimana Ha diterima,
artinya pengaruh metode ceramah dengan aktivitas ice breaking terbukti
berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa pada konsep pemanasan
global. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode ceramah denagn aktivitas ice breaking berpengaruh terhadap kemampuan
memahmi siswa hal ini sam dengan ksimpulan yang dilakukan oleh Alaena
Soraya dalam penelitianya denagn judul “pengaruh penerapan ice breaking
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi di sma darusallam
ciputat”, serta jurnal pendidikan fisika yang ditulis oleh Aya Novia Kurniasih dan
Dedi Hidayatullah Alarifin pada penelitianya yang berjudul “ penerapan ice
breaking ( penyegar pembelajaran ) untuk meningkatkan hasil belajar ipa siswa
kelas VIIIA MTS An-nur pelopor bandarjaya tahun pelajaran 2013/2014).
C. Keterbatasan Penelitian
Ketika pelaksanaan penelitian terdapat keterbatasan yang dihadapi,
diantaranya:
1. Variasi permainan dalam aktivitas ice breaking saat kegiatan pembelajaran.
2. Penyesuaian permainan ataupun games dengan materi yang sedang
disampaikan.
54
3. Waktu pelaksanaan pembelajaran yang terbatas pada saat aktivitas ice
breaking di laksanakan.
55
55
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Terdapat pengaruh terhadap suasana kelas terhadap penggunaaan metode
ceramah dengan aktivitas ice breaking, hasil uji homogenitas menunjukan
bahwa nilai sig secar berurutan sebesar 0,226 dan 0,854.
2. Hasil N-Gain menunjukan bahwa pada metode ceramah mendapat nilai
sebesar 0,33 kategori sedang. Sedangkan pada metode ceramah dengan
aktivitas ice breaking mendapatkan nilai sebesar 0,40 kategori sedang.
Sehingga metode ceramah dengan aktivitas ice breaking lebih evektif
diterapkan dibanding metode ceramah biasa. Hampir seluruh siswa tertarik
dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah dengan aktivitas ice
breaking. Hal ini dibuktikan dengan prosentase angket respon sisw yaitu
sebesar 64% sisw tertarik dengan metode ini.
B. Saran
Berdasarkan temuan selama penelitian, saran yang dapat diajukanuntuk
penelitian lanjutan antara lain.
1. Sebaiknya guru maupun siswa dapat mempersiapkan lebih matang sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai, mulai dari persiapan materi, tempat dll,
sehingga pelaksananan pembelajaran dapat berjalan dengaan lancar.
2. Sebaiknya guru mampu memberikan cara belajar yang lebih menyenangkan,
tidak terpaku pada satu macam cara yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Metode ceramah dengan aktivitas ice breaking merupakan kombinasi metode
dengan suatu kegiatan dalam pembelajaran, metode seperti ini sangat baik
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran agar ada pemecah kejenuhan peserta
didik ketika mengalami kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Arshinta, Dian. 2012. Strategi Penerapan Ice Breaking untk Meningkatkan Hasil
Belajar Kognitif siswa Dalam Pembelajaran Fisika Kelas X SMA
Babusalam Pekanbaru.Pekanbaru : Universitas Pendidikan Riau.
Definisi – ice – breaking – ice – breaking –definition, 2010/08/20/, (http:
//akselera.wordpress.com) diakses pada tanggal 25 September 2018
Fanani, Achmad.2010. Ice Breaking Dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal
Nasional. October
Musfiqon. 2010 Paduan Lengkap metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
prestasi pustaka publisher.
Musfiqon.2012. Paduan lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
prestasi pustaka publisher.
Narwati, Sri. 2011. Creative Learning ( Kiat menjadi Guru yang Kreatif Dan
Favorit), Yogyakarta : familia pustaka keluarga.
Noormayasanti,dkk. 2010. Take And Give learning WithQuis, Ice Breaking, and
Bonus. Malang: Universitas Negeri Malang.
Pramesti. Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22.Jakarta:PT Elex Media
Komputindo
Purwanti, Ngalim.2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahmatika, Diya. 2012. Pengaruh permainan Ice Breaking Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS di SD islam Al- Amanah
tangerang Selatan. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rohani.1997. pengertian Media Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipt
57
Ruseffendi.1998. Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. Bandung:IKIP
Bandung Press.
Said,M.2010. 80+ Ice Breaker Games Kumpulan Permainan Penggugah
Semangat. Yogyakarta: Andi Offset.
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Soraya, Alaena. 2014 Pengaruh Penerapan Ice Breaking Terhadap hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi di Sma Darusallam Ciputat. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Suryanti. 2014. Pengaruh Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa
Kelas X semester 2 di SMAN 10 Yogyakarta. Yogyakarta : UIN Sunan
Kalijaga.
Sunarto. 2012. Ice breaker Dalam embelajaran Aktif.Surakarta : Cakrawala media.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Yoni, Acep. 2012. Cara Cerdas Membangkitkan Semangat Belajar
Siswa.Yogyakarta: PT.Citra Aji Parama.
Sukmadinata.2010 Saodih.Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto.2013.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana.2005. Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.
58
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Lembar Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
2. Lembar Angket Guru pada Studi Penduluan
3. RPP Kelas Eksperimen
4. RPP Kelas kontrol
59
Lampiran A1
ANGKET STUDI PENDAHULUAN SKRIPSI
TENTANG METODE PEMBELAJARAN FISIKA
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Penjelasan dan petunjuk pengisian angket
a. Isilah jawaban sesuai dengan pertanyaan dan berilah check list ( √ ) pada
kolom yang sudah disediakan.
Pertanyaan
1. Apa jenis kurikulum yang diguanakan saat ini disekolah anda.
o Kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP )
o Kurikulum 2013 ( Kurtilas )
o Revisi kurikulum ( K-13 )
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Pada konsep fisika apakah yang anda anggap sulit ?
o Kesetimbangan dan dinamika rotasi
o Elastisitas dan hukum hook
o Fluida dinamis
o Fluida statis
o Suhu dan kalor
o Teori kinetika gas
o Termodinamika
60
o Gelombang mekanik
o Gelombang bunyi
o Alat-alat optik
*Jawaban lebih dari satu
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Kendala apakah yang sering kamu alami ketika belajar fisika ?
o Cakupan materi yang luas
o Waktu belajar disekolah yang terbatas
o Tempat belajar kurang fleksibel
o Terbatasnya media untuk belajar mandiri
o Mood belajar yang tidak pasti
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Tempat yang kamu rasa lebih kondusif untuk belajar?
o Kelas
o Perpustakaan
o Halaman sekolah
o Rumah
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Berapa lama waktu belajar fisika di sekolah kamu selama seminggu?
o 2 jam pelajaran
o 3 jam pelajaran
o 4 jam pelajaran
o 5 jam pelajaran
o 6 jam pelajaran
61
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Bagaimanakah kondisi kelas ketika pembelajaran berlangsung ?
o Ramai
o Gaduh
o Sepi
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Metode apakah yang sering digunakan dalam pembelajaran dikelas ?
o Ceramah
o Diskusi
o Kelompok
o Tanya jawab
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
8. Pernahkah anda mendengar tentang aktivitas ice breaking?
o Pernah
o Tidak pernah
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
9. Menurut anda apakah aktivitas ice breaking dapat membantu proses belajar?
o Dapat
o Tidak dapat
Keterangan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
62
10. Apa langkah-langkah yang anda gunakan untuk memecah masalah fisika ?
o Memahami masalah, menyusun rencana, menjalankan rencana, melihat
kembali
o Memahami masalah, menyusun rencana, menjalankan rencana
o Memahami masalah, mencari solusi, melihat kembali
o Menyusun rencana, menjalankan rencana, melihat kembali
63
Lampiran A2
KUISIONER (ANGKET)
PEMBELAJARAN FISIKA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SWASTA TANGERANG SELATAN
Nama :
Jenis Kelamin :
(P/L)
Umur :
Penjelasan dan petunjuk pengisian angket
a. Isilah jawaban sesuai dengan pertanyaan dan berilah check list (√) pada
kolom yang telah disediakan.
b. Isilah jawaban sesuai dengan kapasitas Bapak/Ibu sebagai seorang guru mata
pelajaran fisika.
c. Jawablah pertanyaan dengan apa adanya sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu.
d. Jawaban boleh lebih dari satu.
Pertanyaan.
1. Kurikulum apakah yang digunakan/diterapkan di sekolah tempat Bapak/Ibu
guru mengajar?
KBK
KTSP
Kurtilas
Kurikulum 2013
Keterangan:
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Sejak tahun berapakah Bapak/Ibu menerapkan kurikulum tersebut di sekolah?
Sebelum 2006
2006 – 2013
2013 – 2016
Keterangan: ………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah minat siswa terhadap mata perlajaran
fisika?
64
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Keterangan: ………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Apa saja faktor penyebab kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran
fisika? Cakupan materi yang luas.
Metode pembelajaran yang membosankan.
Media pembelajaran yang kurang menarik.
Evaluasi yang dianggap sulit.
Lainnya_______________ Keterangan: ………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 5. Manakah diantara konsep-konsep fisika kelaas XI berikut ini yang dianggap
sulit oleh siswa?
Hukum Newton tentang Gravitasi
Usaha, Energi, Daya
Gerak Harmonik Sederhana
Momentum, impuls, dan Tumbukan
Fluida Dinamis
Teori Kinetik Gas
Gejala Pemanasan Global
Karakteristik dan Persamaan Gelombang
Lainnya_______________ Keterangan:
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 6. Manakah diantara konsep-konsep fisika kelaas XI berikut ini yang sulit
diajarkan oleh Bapak/Ibu?
Hukum Newton tentang Gravitasi
Usaha, Energi, Day
Gerak Harmonik Sederhana
Momentum, impuls, dan Tumbukan
Fluida Dinamis
Teori Kinetik Gas
65
Gejala Pemanasan Global
Karakteristik dan Persamaan Gelombang
Lainnya_______________ Keterangan: ………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 7. Dari beberapa metode dibawah ini, manakah metode pembelajaran yang
pernah Bapak/ibu gunakan untuk pembelajaran fisika?
Ceramah
Diskusi Kelompok
Demonstrasi
Eksperimen
Drill
Permainan
Drama
Observasi Lapangan
Karyawisata
Lainnya_______________
Keterangan:
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 8. Jelaskan kekurangan dan kelebihan metode yang sering Bapak/ibu gunakan
tersebut?
Kekurangan
Keterangan:
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… Kelebihan Keterangan:
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 9. Pernahkah Bapak/Ibu mendengar tentang Ice Breaking ?
Pernah
Tidak Pernah
10. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang Ice Breaking ?
Keterangan: ………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
66
11. Pernahkah Bapak/Ibu menggunakan aktivitas Ice breaking dalam kegiatan
pembelajaran?
Pernah
Tidak Pernah
12. Jika Pernah, bagaimanakah Tanggapan Bapak/Ibu Setelah menggunakan
aktivitas Ice breaking dalam pembelajaran?
Membantu
Kurang membantu
Tidak membanu
Tangerang Selatan, Maret 2019
(..................................................)
Keterangan
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
67
Lampiran A3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMK Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke - : 1 (Pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
68
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal yang
terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan global
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur
benda titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala
gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di alam
semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan untuk
mengetahui fenomena pemanasan global
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-
hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan global
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan kegiatan pembelajaran
tentang pemanasan global
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam metode
pembelajaran yang diterapkan pada materi pemanasan global
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin,
kritis, dan jujur dalam mempelajari materi memahami pemanasan global
69
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek
rumah kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya
bagi kehidupan dan lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat adanya
pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah
gejala pemanasan global dan dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengaitkan berdasarkan pengalaman langsung dan permasalahan-permasalahan terkait gejala pemanasan global.
2. Menunjukan beberapa fakta terkait gejala pemanasan global berdasarkan sumber relevan.
70
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Gejala Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming adalah adanya proses peningkatan suhu
rata-rata dari permukaan bumi.
Penyebab utama dari pemanasan global adalah penggunaan energi fosil seperti
minyak bumi, batubara, gas, dll.
Penyebab pemanasan global diantaranya adalah efek rumah kaca dan emisi
karbon.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses penyerapan radiasi termal permukaan atmosfer
oleh gas rumah kaca dan dipancarkan lg ke segala arah.
Secara alami, gas rumah kaca ini hanya sekitar 1% dari seluruh atmosfer, tetapi
memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai “jaket” yang membungkus dan
menghangatkan bumi.
Gas rumah kaca terdiri atas karbondioksida (CO2) sebesar 60% dan sisanya adalah
gas metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O). Tanpa adanya gas rumah kaca, suhu
permukaan bumi akan 330 Celcius lebih dingin dari sekarang.
GEJALA PEMANASAN GLOBAL
EFEK RUMAH KACA
EMISI GAS KARBON
terdiri atas
71
Efek rumah kaca yang berlebihan karena adanya pantulan sinar matahari yang
terperangkap oleh emisi gas rumah kaca mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi yang terus meningkat.
Sumber-sumber emisi gas rumah kaca, secara global dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil dengan rincian sebagai berikut:
36 % dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak).
27 % dari sektor transportasi.
21 % dari sektor industri.
15 % dari sektor rumah tangga dan jasa.
1 % dari sektor lain-lain.
Emisi Karbon
Pada tahun 2006, organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) mengeluarkan
laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan menyimpulkan bahwa sektor
peternakan merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Diataranya:
Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak dan pupuk yang menyumbang 41 juta
ton CO2 setiap tahunnya.
Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan sebesar 86 juta ton dan dari kotoran
hewan sebanyak 18 juta ton pertahunnya.
Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke
konsumen mencapai puluhan juta ton pertahunnya.
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena
energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batubara, yang
banyak digunakan untuk menghasilkan listriki. Sumbangan sektor ini terhadap
emisi gas rumah kaca mencapai 25,9 %.
Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%.
Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja,
kimia, semen, kaca dan keramik, serta kertas.
Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%.
Sumber emisi pertanian diantaranya berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan
hutan, penggunaan pupuk dari bahan bakar fosil, pengangkutan hasil pertanian.
72
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai
13,1%. Sumbangan terbesar dari transportasi darat sebesar 80%, udara 13%,
transportasi laut 7%.
Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Jika dipandang dari
penggunaan energi, hunian dan bangunan komkersial menjadi sumber emisi gas
rumah kaca yang besar. Didalamnya termasuk penggunaan limbah rumah tangga
yang juga menyumbangkan 3,6% emisi gas rumah kaca.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
Metode : ceramah dengan aktivitas ice breaking
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahuluan Orientasi a) Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam
kemudian menanyakan
kabar siswa.
b) Guru memberi ice
breaking jenis gerak
badan untuk membuat
siswa rileks sebelum
memulai pelajaran
c) Guru menggali
pengetahuan siswa
a) Siswa menjawab
salam.
b) Siswa
memperhatikan dan
melaksanakan ice
breaking yang
diberikan guru
c) Siswa
memperhatikan
Tujuan
Pembelajaran
Menyampaikan
pentingnya subjek
Menyimak
73
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
pembelajaran mengenai
gejala pemanasan global.
Apersepsi Menceritakan sebuah
ilustrasi mengenai gejala
pemanasan global.
Menyimak dan
menjawab pertanyaan
Motivasi Menstimulus siswa dengan
sebuah pertanyaan
mengenai mengapa bisa
terjadi pemanasan global.
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
Inti
(70 menit)
Mengamati a. Meminta siswa untuk
menyebutkan hubungan
dan pentingnya fenomena
gejala pemanasan global. .
a. melaksanakan perintah
guru untuk
Menghubungkan
fenomena sehari- hari
dengan fenomena gejala
pemanasan global.
Menanya a. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dengan memberikan
stimulus.
a. siswa menanya tentang
gejala pemanasan
global.
Mengeksplorasi/E
ksperimen
Menyuruh siswa untuk
mengumpulkan informasi
terkait gejala pemanasan
global dari berbagai
sumber
Mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber terkait gejala
pemanasan global.
Mengasosiasi Meminta siswa untuk
mencatat, dan membuat
sebuah pernyataan yang
Mencatat dan membuat
sebuah pernyataan yang
ringkas dan tajam.
74
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
ringkas dan tajam
mengenai gejala
pemanasan global.
Mengkomunikasi
kan
a. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
pertanyaan ataupun
tanggapan mengenai
gejala pemanasan
global.
b. Memberikan
penghargaan pada
siswa yang
mengemukakan
pendapat atau
pertanyaan.
a. Mendiskusikan hasil
pengamatan gejala
pemanasan global.
b. Memberikan
appalause kepada
siswa yang bertanya
atau mengemukakan
pendapat.
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpulan
Menyimpulkan hasil
pembelajaran
Mendengarkan
kesimpulan dari guru
Mengevaluasi Memberikan soal kuis Mengejarkan soal-soal
kuis
Memberikan
Umpan Balik
a) Memberikan Reward
kepada siswa apabila
mendapatkan nilai kuis
terbaik berupa pujian.
b) Guru menutup proses
pembelajaran dengan
a) Menerima reward
yang diberikan
oleh guru
b) Siswa
memperhatikan
dan
75
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
memberikan ice
breaking berupa bryn
gym ( senam otak )
melaksanakan ice
breaking yang
diberikan guru.
Memberikan
Tindak Lanjut
Meminta siswa
mempelajari materi
selanjutnya terkait dampak
pemanasan global.
Mendengarkan perintah
guru
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
No. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Papan tulis 1 buah
Spidol 1 buah
Buku pelajaran 2 buah
Penghapus papan 1 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
2. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
PT. Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
76
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal pilihan ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas eksperimen
Satuan Pendidikan : SMK Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke : 2 (Kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
78
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal yang
terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan global.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur benda
titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di alam
semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan untuk
mengetahui fenomena pemanasan global.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan global.
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan kegiatan pembelajaran
tentang pemanasan global.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam
metode pembelajaran yang diterapkan pada materi pemanasan global.
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin,
kritis, dan jujur dalam mempelajari materi memahami pemanasan global.
79
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah
kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat
adanya pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
80
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjabarkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
2. Menunjukan dampak pemanasan global bagi kehidupan.
3. Mempertimbangkan keputusan pencegahan dampak pemanasan global.
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Dampak Pemanasan Global
Mencairnya es dikutub utara dan kutub selatan. Penelitian menyebutkan bahwa lapisn es
di Greenland telah mencair hampir mencapai 19 juta ton. Volume es di artik pada
musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada di tahun 2004.
Perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan perubahan yang signifikankhususnya
suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
yang panjang antara 50 tahun smpai 100 tahun. Banjir, badai, dan topan yang
bermunculan memiliki kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Meningkatnya level permukaan laut. Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah
meningkat 10-25 cm selama abad ke-20, para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan
lebih lanjut 9-88 cm paada abad ke-21.
Gelombang panas menjadi semakin intensif. Gelombang panas adalah periode lanjutan
dai cuaca yang sangat panas dan diikuti oleh kelembaban tinggi yang biasa terjadi di
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN TANAH
terdiri atas
81
wilayah yang sedang mengalami musim panas atau di daerah dingin bila mereka berada
diluar pola iklim normal untuk daerah tersebut.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
Metode : ceramah dengan aktivitas ice breaking
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahulu
an
(10 menit)
Orientasi
a. Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan
salam kemudian
menanyakan kabar.
b. Guru memberi ice breaking
jenis gerak badan untuk
membuat siswa rileks
sebelum memulai pelajaran.
c. Guru menggali
pengetahuan siswa.
a) Siswa menjawab
salam.
b) Siswa
memperhatikan
dan
melaksanakan
ice breaking
yang diberikan
guru.
c) Siswa
memperhatikan.
Tujuan
Pembelaj
aran
Menyampaikan pentingnya
subjek pembelajaran mengenai
dampak pemanasan global.
Menyimak
Apersepsi
Meceritakan sebuah ilustrasi
mengenai dampa dari
pemanasan global.
Menyimak dan
menjawab
pertanyaan
Motivasi
Menstimulus siswa dengan
sebuah pertanyaan mengenai
dampak dari pemanasan
Menjawab
pertanyaan yang
diberikan
82
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
global.
Inti
(70 menit)
Mengam
ati
a. Meminta siswa untuk
menyebutkan hubungan dari
fenomena sehari-hari dengan
dampak pemanasan global.
a. Menyebutkan
fenomena dampak
pemanasan global
di sekitar kita.
Menanya
a. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai
dampak dari pemanasan
global dengan sebuah
stimulus.
a. Menanyakan
kepada guru
terhadap
pemahaman yang
masih dianggap
ragu
Mengeks
plorasi/E
ksperime
n
a. Menyuruh siswa untuk
mengumpulkan informasi
terkait dampak pemanasan
global dari berbagai
sumber
a. Mengumpulkan
informasi dari
berbagai
sumber terkait
dampak
pemanasan
global.
Mengasos
iasi
Meminta siswa untuk mencatat
dan dan membuat sebuah
pernyataan yang ringkas dan
tajam mengenai dampak
pemansaan global.
Mencatat dan
menggabungkan
semua informasi
dari berbagai
sumber mengenai
dampak pemanasan
global
Mengko
munikasi
kan
a. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan pertanyaan
a. menyampaikan
hasil pengamatan
dari dampak
83
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
atau tanggapan mengenai
dampak dari pemanasan
global.
b. Memberikan penghargaan
pada kelompok terbaik
pemanasan global.
b. Memberikan
appalause kepada
kelompok tersebut
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpul
an
Menyimpulkan hasil
pembelajaran
Mendengarkan
kesimpulan dari
guru
Mengeval
uasi Memberikan soal kuis
Mengejarkan soal-
soal kuis
Memberi
kan
Umpan
Balik
a) Memberikan Reward
kepada siswa apabila
mendapatkan nilai kuis
terbaik
b) Guru memberikan ice
breaking berupa audio
visual untuk
memotivasi siswa.
a) Menerima
reward
yang
diberikan
oleh guru
b) Siswa
memperhati
kan
Memberi
kan
Tindak
Lanjut
Meminta siswa mempelajari
materi selanjutnya terkait
solusi atas pemanasan global.
Mendengarkan
perintah guru
84
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
No. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Infokus 1 buah
Laptop 1 buah
Sound 1 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
1. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal pilihan ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMK Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke : 3 (Ketiga)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
86
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal
yang terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan
global.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur benda titik
dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di
alam semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan
untuk mengetahui fenomena pemanasan global.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan
global.
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan diskusi tentang
pemanasan global.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam
metode pembelajaran yang diterapkan pada materi pemanasan global.
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu,
disiplin, kritis, dan jujur dalam mempelajari materi pemanasan global.
87
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah kaca,
dan perubahan iklim serta dampaknya bagi kehidupan
dan lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat
adanya pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan
global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
88
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber untuk mengurangi
terjadinya pemanasan global.
2. Menjabarkan suatu tindakan untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan
global.
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Pengendalian Pemanasan Global Efisiensi penggunaan energi. Efisiensi energi merupakan solusi untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan hidup.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan energi secara
efisien antara lain:
Menggunakan lampu hemat energi. Meskipun mahal, lampu hemat
energi delapan kali lebih kuat dan 80% lebih hemat dibandingkan dengan
lampu pijar biasa.
Tidak membiarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby. Dengan
cara ini, kita dapat mengurangi jumloah emisi CO2 dari peralatan
elektronik secara signifikan.
SOLUSI PEMANASAN GLOBAL
PERTEMUAN INTERNATIONAL
PENGGUNAN EBT
terdiri atas
89
Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar (seperti
motor/mobil) fosil.
Menggunakan transportasi masal untuk mengurangi dampak emisi
karbon.
Penggunaan energi baru terbarukan sebagai energi alternatif. Beberapa
energi alternatif seperti:
Energi nuklir. Energi nuklir telah menjadi salah satu alternatif energi
yang cukup dinikmati dan banyak digunakan. Dari data RedBook yang
dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency), cadangan
uranium dunia mencapai 50.000 ton. Energi nuklir sebagai sumber energi
yang sedikit mengeluarkan gas rumah kaca menjadi salah satu pilihan
guna mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Energi surya. Energi sel surya dianggap efektif digunakan pada pulau-
pulau kecil yang tidak memerlukan pembuangan limbah. Namun
sayangnya, biaya yang digunakan untuk membuat pembangkit ini masih
sangat besar.
Energi micro hydro. Energi ini biasanya digunakan untuk daerah
terpencil yang memiliki potensi aliran air sungai. Energi ini
dimanfaatkan untuk sumber energi rumah tangga yang membutuhkan
daya kecil.
Energi panas bumi. Potensi energi panas bumi di Indonesia sangat besar,
karena Indonesia berada pada jalur cincin api (ring of fire) yang banyak
memiliki gunung berapi aktif sehingga potensi energi panas buminya
sangat besar. Energi panas bumi hanya memanfaatkan panas bumi dari
sumber air panas alam, dan membuang air limbah nya kembali kebumi
untuk kemudian dipanaskan kembali oleh energi alam. Sehingga, sangat
direkomendasikan untuk keperluan eksploitasi energi karena sangat
ramah lingkungan.
90
Kesepakatan Internasional Pengendalian Pemanasan Global IPCC
(Interngovernmental Panel on Climate Change)
IPCC adalah sebuah panel antar pemerintah yang terdiri dari ilmuwan dan
ahli dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia dan bermarkas di Jenewa,
Swiss.
IPCC bertugas untuk menyediakan data-data ilmiah terkini yang
menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai informasi teknis,
sosial, dan ekonomi yang terkait dengan isu perubahan iklim.
Mengumpulkan informasi mengenai sumber penyebab perubahan iklim,
dampak yang ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal
pengurangan emisi, pencegahan, dan adaptasi. IPCC melakukan sidang
pleno setiap setahun sekali dan membahas tiga hal utama berikut:
informasi ilmiah mengenai perubahan iklim.
Dampak, adaptasi, dan kerentanan.
Mitigasi perubahan iklim.
Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah kesepakatan yang mengatur upaya penurunan emisi
gas rumah kaca oleh negara maju, secara ndividu atau bersama-sama.
Protokol ini merupakan sarana teknis untuk mencfapai tujuann konvensi
perubahan iklim.
Protokol ini disepakati pada Konferensi Para Pihak Ketiga (COP III) yang
diseloenggarakan di Kyoto pada Desember 1997.
Protokol Kyoto mengatur mekanisme fleksibel berikut.
Implementasi Bersama (Joint Implementation), yaitu mekanisme
penurunan emisi negara-negara Annex I (negara yang telah
menyumbangkan gas rumah kaca sejak tahun 1850-an) dapat
mengalihkan pengurangan emisi akibat kegiatan manusia atau yang
meningkatan peresapan gas rumah kaca.
91
Perdagangan Emisi (Emission Trading), negara industri yang
mempunyai emisi gas rumah kaca dibawah batas yang diizinkan dapat
menjual kelebihan jatah emisinya ke negara industri lain yang tidak
dapat memenuhi kewajibannya.
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism),
yaitu pengelolaan pembangunan gedung baru dengan standar ketat
seperti bahan yang digunakan, tata gedung, pengolahan limbah,
pemanfaatan energi alternatif, dll.
Konvensi Perubahan Iklim
Konvensi perubahan iklim adalah kesepakatan internasional tentang
penanganan perubahan iklim.
Tujuannya adalah menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di lapisan udara
pada tingkat yang tidak membahayakan sistem iklim global.
Prinsip-prinsip dasar konvensi perubahan iklim sebagai berikut:
Kesetaraan iklim global dan sistem iklim. Dimiliki secara adil dan setara
oleh semua umat manusia, termasuk generasi mendatang.
Tanggung jawab bersama tapi berbeda. Semua negara mempunyai
tanggung jawab yang sama, namun dalam tingkat yang berbeda dalam
hal target pengurangan emisi gas rumah kaca.
Tindakan kehati-hatian. Apabila ada ancaman kerusakan yang serius,
dunia tidak bisa menunggu hasil kajian yang mutlak tanpa melakukan
sesuatu untuk mencegah dampak pemanasan global lebih lanjut.
Pembangunan berkelanjutan. Pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka pula.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
2. Metode : ceramah dengan akyivitas ice breaking
92
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Orientasi
a. Menyuruh siswa untuk
menyiapkan pembelajaran
b. Membacakan tentang pentingnya
pembelajaran.
c. Guru memberikan ice breaking
jenis games untuk memfokuskan
perhatian siswa.
a. Melaksanakan
perintah guru.
b. Menyimak
c. Siswa memperhatikan
dan melaksanakan ice
breaking yang
diberikan guru.
Tujuan
Pembelaja
ran
Menyampaikan pentingnya subjek
pembelajaran mengenai solusi dari
pemanasan global.
Menyimak
Apersepsi
Menyampaikan sebuah ilustrasi
mengenai solusi dari pemanasan
global.
Menyimak dan menjawab
pertanyaan
Motivasi
Menstimulus siswa dengan
pertanyaan bagaimana solusi dari
pemanasan global.
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
Inti
(70 menit)
Mengamati
a. Meminta siswa untuk
menyebutkan tentang pentingnya
solusi pemanasan global bagi
kehidupan sehari-hari.
a. Melaksanakan
perintah guru untuk
mendapatkan solusi
dari pemanasan
global.
Menanya
a. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mananyakan solusi
dari pemanasan global dengan
sedikit stimulus dari guru.
a. Menanyakan kepada
guru mengenai solusi
dari pemanasan
93
global.
Mengekspl
orasi/Eksp
erimen
Menyuruh siswa untuk
mengumpulkan informasi terkait
solusi atas pemanasan global dari
berbagai sumber
Mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
terkait solusi atas
pemanasan global.
Mengasosi
asi
Meminta siswa untuk mencatat dan
membuat sebuah pernyataan yang
ringkas dan tajam mengenai solusi
dari pemanasan global.
Mencatat dan membuat
sebuah pernyataan yang
ringkas dan tajam.
Mengkomu
nikasikan
a. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan
pertanyaan ataupun tanggapan
mengenai solusi dari pemanasan
global.
b. Memberikan penghargaan pada
siswa terbaik
c. Memberikan aktivitas ice
breaking jenis pertanyaan.
a. menyampaikan hasil
pengamatan untuk solusi
pemanasan global.
b. Memberikan appalause
kepada siswa tersebut
c. memperhatikan dan
menjawab pertanyaan ice
breaking.
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpula
n
Menyimpulkan hasil pembelajaran Mendengarkan
kesimpulan dari guru
Mengevalu
asi Memberikan soal kuis
Mengejarkan soal-soal
kuis
Memberik
an Umpan
Balik
a) Memberikan Reward kepada
siswa apabila mendapatkan
nilai kuis terbaik berupa
pujian.
b) Guru memberikan aktivitas
ice breaking jenis gerakan
tubuh ( senam otak )
a) Menerima reward
yang diberikan
oleh guru
b) Siswa
memperhatikan
dan mengikuti
gerakan.
94
Memberik
an Tindak
Lanjut
Meminta siswa mempelajari materi
selanjutnya terkait solusi atas
pemanasan global.
Mendengarkan perintah
guru
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
NO. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Papan tulis 1 buah
Spidol 1 buah
Penghapus papan
tulis
1 buah
Buku pelajaran 2 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
2. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal pilihan ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMK Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke - : 1 (Pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
96
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal
yang terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan
global.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur benda
titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala
gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di
alam semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan
untuk mengetahui tentang pemanasan global.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan
global
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan kegiatan
pembelajaran tentang konsep pemanasan global.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam
metode pembelajaran yang diterapkan pada materi pemanasan
global.
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu,
97
disiplin, kritis, dan jujur dalam mempelajari materi pemanasan
global.
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah
kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat
adanya pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan
global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan
global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
98
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengaitkan berdasarkan pengalaman langsung dan permasalahan-
permasalahan terkait gejala pemanasan global.
2. Menunjukan beberapa fakta terkait gejala pemanasan global berdasarkan
sumber relevan.
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Gejala Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
dari permukaan bumi.
Penyebab utama dari pemanasan global adalah penggunaan energi fosil seperti minyak
bumi, batubara, gas, dll.
Penyebab pemanasan global diantaranya adalah efek rumah kaca dan emisi karbon.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses penyerapan radiasi termal permukaan atmosfer oleh gas
rumah kaca dan dipancarkan lg ke segala arah.
Secara alami, gas rumah kaca ini hanya sekitar 1% dari seluruh atmosfer, tetapi
memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai “jaket” yang membungkus dan
menghangatkan bumi.
GEJALA PEMANASAN GLOBAL
EFEK RUMAH KACA
EMISI GAS KARBON
terdiri atas
99
Gas rumah kaca terdiri atas karbondioksida (CO2) sebesar 60% dan sisanya adalah gas
metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O). Tanpa adanya gas rumah kaca, suhu
permukaan bumi akan 330 Celcius lebih dingin dari sekarang.
Efek rumah kaca yang berlebihan karena adanya pantulan sinar matahari yang
terperangkap oleh emisi gas rumah kaca mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
yang terus meningkat.
Sumber-sumber emisi gas rumah kaca, secara global dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar fosil dengan rincian sebagai berikut:
36 % dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak).
27 % dari sektor transportasi.
21 % dari sektor industri.
15 % dari sektor rumah tangga dan jasa.
1 % dari sektor lain-lain.
Emisi Karbon
Pada tahun 2006, organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) mengeluarkan laporan
“Livestock’s Long Shadow” dengan menyimpulkan bahwa sektor peternakan merupakan
salah satu penyebab utama pemanasan global. Diataranya:
Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak dan pupuk yang menyumbang 41 juta ton
CO2 setiap tahunnya.
Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan sebesar 86 juta ton dan dari kotoran hewan
sebanyak 18 juta ton pertahunnya.
Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
mencapai puluhan juta ton pertahunnya.
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi
dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batubara, yang banyak
digunakan untuk menghasilkan listriki. Sumbangan sektor ini terhadap emisi gas rumah
kaca mencapai 25,9 %.
Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Hampir
semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia,
semen, kaca dan keramik, serta kertas.
100
Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber
emisi pertanian diantaranya berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan,
penggunaan pupuk dari bahan bakar fosil, pengangkutan hasil pertanian.
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%.
Sumbangan terbesar dari transportasi darat sebesar 80%, udara 13%, transportasi laut
7%.
Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Jika dipandang dari
penggunaan energi, hunian dan bangunan komkersial menjadi sumber emisi gas rumah
kaca yang besar. Didalamnya termasuk penggunaan limbah rumah tangga yang juga
menyumbangkan 3,6% emisi gas rumah kaca.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
2. Metode : Metode ceramah
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Orientasi a) Membuka kegiatan
pembelajaran dengan
doa.
b) Menyuruh siswa
menyiapkan
pembelajaran
a) Siswa menjawab
salam
b) Melaksanakan
perintah guru
Tujuan
Pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak
Apersepsi Menanyakan tentang konsep
gejala pemanasan global
Menyimak dan
menjawab pertanyaan
Motivasi Menanyakan tentang
mengapa pemanasan global
bisa terjadi?
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
Inti Mengamati Meminta siswa mengamati Mengamati fenomena
101
(70 menit) fenomena gejala pemanasan
global.
gejala pemanasan global.
Menanya Memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya dan
mengklarifikasi gagasan
mereka
Menanyakan kepada
guru terhadap
pemahaman yang masih
dianggap ragu
Mengeksplora
si/Eksperimen
Menyuruh siswa untuk
mengumpulkan informasi
terkait gejala pemanasan
global dari berbagai sumber
Mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber terkait gejala
pemanasan global.
Mengasosiasi Meminta siswa untuk
mencatat dan
menggabungkan semua
informasi terkait gejala
pemanasan global
Mencatat dan
menggabungkan semua
terkait gejala pemanasan
global
Mengkomuni
kasikan
a. Menyuruh siswa untuk
mengamati gejala
pemanasan global
b. Menyuruh siswa untuk
mempresentasikan hasil
pengamatan terkait
gejala pemanasan
global
c. Meminta siswa lain
untuk memberikan
tanggapan kepada salah
satu siswa yang
menyampaikan hasil
pengamatan.
d. Memberikan
a. Mengamati gejala
pemanasan global
b. Mempresentasikan
hasil pemgamatan
terkait gejala
pemanasan global
c. Menanggapi salah
satu siswa yang
menyampaikan hasil
pengamatan.
102
penghargaan pada siswa
terbaik
d. Memberikan
appalause kepada
siswa tersebut
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpulan
Menyimpulkan hasil
pembelajaran
Mendengarkan
kesimpulan dari guru
Mengevaluasi Memberikan soal kuis Mengejarkan soal-soal
kuis
Memberikan
Umpan Balik
Memberikan Reward
kepada siswa apabila
mendapatkan nilai kuis
terbaik
Menerima reward yang
diberikan oleh guru
Memberikan
Tindak
Lanjut
Meminta siswa mempelajari
materi selanjutnya terkait
dampak pemanasan global.
Mendengarkan perintah
guru
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
NO. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Papan tulis 1 buah
Spidol 1 buah
Buku pelajaran 2 buah
Penghapus papan 1 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
2. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
103
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal Pilihan Ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke - : 2 (Kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
105
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal yang
terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan global.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur benda
titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala
gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di alam
semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan untuk
mengetahui pemanasan global.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan global.
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan kegiatan pembelajaran
pada materi pemanasan global.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam
metode pembelajaran yang diterapkan pada materipemanasan global.
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin,
kritis, dan jujur dalam mempelajari materi pemanasan global.
106
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah
kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan
1. Menggambarkan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Menjabarkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
3. Mempertimbangkan suatu tindakan sebagai solusi atas gejala pemanasan
global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Menanyakan dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang
menantang terkait konsep pemanasan global.
2. Mengidentifikasi asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
107
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjabarkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
2. Menunjukan dampak pemanasan global bagi kehidupan.
3. Mempertimbangkan keputusan pencegahan dampak pemanasan global.
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Dampak Pemanasan Global
Mencairnya es dikutub utara dan kutub selatan. Penelitian menyebutkan bahwa lapisn es
di Greenland telah mencair hampir mencapai 19 juta ton. Volume es di artik pada
musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada di tahun 2004.
Perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan perubahan yang signifikankhususnya
suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
yang panjang antara 50 tahun smpai 100 tahun. Banjir, badai, dan topan yang
bermunculan memiliki kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Meningkatnya level permukaan laut. Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah
meningkat 10-25 cm selama abad ke-20, para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan
lebih lanjut 9-88 cm paada abad ke-21.
Gelombang panas menjadi semakin intensif. Gelombang panas adalah periode lanjutan
dai cuaca yang sangat panas dan diikuti oleh kelembaban tinggi yang biasa terjadi di
wilayah yang sedang mengalami musim panas atau di daerah dingin bila mereka berada
diluar pola iklim normal untuk daerah tersebut.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN TANAH
terdiri atas
108
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
2. Metode : Metode ceramah
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Orientasi a) Guru membuka
kegiatan pembelajaran
dengan salam.
b) Menyuruh siswa
menyiapkan
pembelajaran
a) Siswa menjawab
salam
b) Melaksanakan
perintah guru
Tujuan
Pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak
Apersepsi Menanyakan tentang
konsep pemanasan global
Menyimak dan
menjawab pertanyaan
Motivasi Menanyakan tentang
apakah dampak
pemanasan global yang
telah terjadi?
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
Inti
(70 menit)
Mengamati Meminta siswa
mengamati fenomena
dampak pemanasan
global melalui kehidupan
sehari-hari.
Mengamati fenomena
dampak pemanasan
global melalui kehidupan
sehari-hari.
Menanya Memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya
mengenai dampak
pemanasan global.
Menanyakan kepada
guru terhadap
pemahaman yang masih
dianggap ragu
Mengeksploras Menyuruh siswa untuk Mengumpulkan
109
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
i/Eksperimen mengumpulkan informasi
terkait dampak
pemanasan global dari
berbagai sumber
informasi dari berbagai
sumber terkait dampak
pemanasan global.
Mengasosiasi Meminta siswa untuk
mencatat dan
menggabungkan semua
informasi dari sumber
yang mereka dapatkan.
Mencatat dan
menggabungkan semua
informasi dari sumber
yang mereka dapatkan.
Mengkomunik
asikan
a. Menyuruh siswa
untuk mengamati
dampak pemanasan
global
b. Menyuruh siswa
untuk
mempresentasikan
hasil pengamatan
terkait dampak
pemanasan global
c. Meminta siswa lain
untuk memberikan
tanggapan kepada
siswa yang
menyampaikan hasil
diskusi
d. Memberikan
penghargaan pada
siswa terbaik
a. Pengamatan terhadap
dampak pemanasan
global
b. Mempresentasikan
hasil pengamatan
terkait dampak
pemanasan global
c. Menanggapi salah
satu siswa yang
menyampaikan hasil
pengamatan.
d. Memberikan
appalause kepada
siswa tersebut
110
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpulan
Menyimpulkan hasil
pembelajaran
Mendengarkan
kesimpulan dari guru
Mengevaluasi Memberikan soal kuis Mengejarkan soal-soal
kuis
Memberikan
Umpan Balik
Memberikan Reward
kepada siswa apabila
mendapatkan nilai kuis
terbaik
Menerima reward yang
diberikan oleh guru
Memberikan
Tindak Lanjut
Meminta siswa
mempelajari materi
selanjutnya terkait solusi
atas pemanasan global.
Mendengarkan perintah
guru
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
NO. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Papan tulis 1 buah
spidol 1 buah
Buku pelajaran 2 buah
Penghapus papan 1 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
2. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
111
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal pilihan ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Pertemuan ke - : 3 (Ketiga)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
113
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal
yang terkandung di alam semesta.
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pemanasan
global.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur benda titik
dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang.
1. Merasakan kekuasaan tuhan yang telah menciptakan keteraturan di
alam semesta.
2. Mengamalkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan
untuk mengetahui pemanasan global.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi.
1. Menjalankan prilaku ilmiah dalam mempelajari materi pemanasan
global.
2. Menunjukkan prilaku ilmiah dalam melakukan kegiatan
pembelajaran tentang pemanasan global.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
1. Mengamalkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam
metode pembelajaran yang diterapkan pada materi pemanasan
global.
2. Menerapkan sikap tangguh bertanggung jawab, rasa ingin tahu,
114
disiplin, kritis, dan jujur dalam mempelajari materi memahami
pemanasan global.
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah kaca,
dan perubahan iklim serta dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat
adanya pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan
global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan
global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
115
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber untuk mengurangi
terjadinya pemanasan global.
2. Menjabarkan suatu tindakan untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan
global.
D. Materi Ajar
1. Peta Konsep
2. Materi
Pengendalian Pemanasan Global Efisiensi penggunaan energi. Efisiensi energi merupakan solusi untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan hidup.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan energi secara
efisien antara lain:
Menggunakan lampu hemat energi. Meskipun mahal, lampu hemat
energi delapan kali lebih kuat dan 80% lebih hemat dibandingkan dengan
lampu pijar biasa.
Tidak membiarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby. Dengan
cara ini, kita dapat mengurangi jumloah emisi CO2 dari peralatan
elektronik secara signifikan.
SOLUSI PEMANASAN GLOBAL
PERTEMUAN INTERNATIONAL
PENGGUNAN EBT
terdiri atas
116
Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar (seperti
motor/mobil) fosil.
Menggunakan transportasi masal untuk mengurangi dampak emisi
karbon.
Penggunaan energi baru terbarukan sebagai energi alternatif. Beberapa
energi alternatif seperti:
Energi nuklir. Energi nuklir telah menjadi salah satu alternatif energi
yang cukup dinikmati dan banyak digunakan. Dari data RedBook yang
dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency), cadangan
uranium dunia mencapai 50.000 ton. Energi nuklir sebagai sumber energi
yang sedikit mengeluarkan gas rumah kaca menjadi salah satu pilihan
guna mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Energi surya. Energi sel surya dianggap efektif digunakan pada pulau-
pulau kecil yang tidak memerlukan pembuangan limbah. Namun
sayangnya, biaya yang digunakan untuk membuat pembangkit ini masih
sangat besar.
Energi micro hydro. Energi ini biasanya digunakan untuk daerah
terpencil yang memiliki potensi aliran air sungai. Energi ini
dimanfaatkan untuk sumber energi rumah tangga yang membutuhkan
daya kecil.
Energi panas bumi. Potensi energi panas bumi di Indonesia sangat besar,
karena Indonesia berada pada jalur cincin api (ring of fire) yang banyak
memiliki gunung berapi aktif sehingga potensi energi panas buminya
sangat besar. Energi panas bumi hanya memanfaatkan panas bumi dari
sumber air panas alam, dan membuang air limbah nya kembali kebumi
untuk kemudian dipanaskan kembali oleh energi alam. Sehingga, sangat
direkomendasikan untuk keperluan eksploitasi energi karena sangat
ramah lingkungan.
117
Kesepakatan Internasional Pengendalian Pemanasan Global
IPCC (Interngovernmental Panel on Climate Change)
IPCC adalah sebuah panel antar pemerintah yang terdiri dari ilmuwan dan
ahli dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia dan bermarkas di Jenewa,
Swiss.
IPCC bertugas untuk menyediakan data-data ilmiah terkini yang
menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai informasi teknis,
sosial, dan ekonomi yang terkait dengan isu perubahan iklim.
Mengumpulkan informasi mengenai sumber penyebab perubahan iklim,
dampak yang ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal
pengurangan emisi, pencegahan, dan adaptasi. IPCC melakukan sidang
pleno setiap setahun sekali dan membahas tiga hal utama berikut:
informasi ilmiah mengenai perubahan iklim.
Dampak, adaptasi, dan kerentanan.
Mitigasi perubahan iklim.
Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah kesepakatan yang mengatur upaya penurunan emisi
gas rumah kaca oleh negara maju, secara ndividu atau bersama-sama.
Protokol ini merupakan sarana teknis untuk mencfapai tujuann konvensi
perubahan iklim.
Protokol ini disepakati pada Konferensi Para Pihak Ketiga (COP III) yang
diseloenggarakan di Kyoto pada Desember 1997.
Protokol Kyoto mengatur mekanisme fleksibel berikut.
Implementasi Bersama (Joint Implementation), yaitu mekanisme
penurunan emisi negara-negara Annex I (negara yang telah
menyumbangkan gas rumah kaca sejak tahun 1850-an) dapat
mengalihkan pengurangan emisi akibat kegiatan manusia atau yang
meningkatan peresapan gas rumah kaca.
Perdagangan Emisi (Emission Trading), negara industri yang
mempunyai emisi gas rumah kaca dibawah batas yang diizinkan dapat
118
menjual kelebihan jatah emisinya ke negara industri lain yang tidak
dapat memenuhi kewajibannya.
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism),
yaitu pengelolaan pembangunan gedung baru dengan standar ketat
seperti bahan yang digunakan, tata gedung, pengolahan limbah,
pemanfaatan energi alternatif, dll.
Konvensi Perubahan Iklim
Konvensi perubahan iklim adalah kesepakatan internasional tentang
penanganan perubahan iklim.
Tujuannya adalah menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di lapisan udara
pada tingkat yang tidak membahayakan sistem iklim global.
Prinsip-prinsip dasar konvensi perubahan iklim sebagai berikut:
Kesetaraan iklim global dan sistem iklim. Dimiliki secara adil dan setara
oleh semua umat manusia, termasuk generasi mendatang.
Tanggung jawab bersama tapi berbeda. Semua negara mempunyai
tanggung jawab yang sama, namun dalam tingkat yang berbeda dalam
hal target pengurangan emisi gas rumah kaca.
Tindakan kehati-hatian. Apabila ada ancaman kerusakan yang serius,
dunia tidak bisa menunggu hasil kajian yang mutlak tanpa melakukan
sesuatu untuk mencegah dampak pemanasan global lebih lanjut.
Pembangunan berkelanjutan. Pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka pula.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (scientifict approach)
2. Metode : Metode ceramah
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah – Langkah Kegiatan
Guru Siswa
Pendahuluan Orientasi a) Guru membuka a) Siswa menjawasb
119
(10 menit) kegiatan
pembelajaran
dengan salam
b) Menyuruh siswa
menyiapkan
pembelajaran
salam
b) Melaksanakan
perintah guru
Tujuan
Pembelajaran
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menyimak
Apersepsi Menanyakan tentang konsep
pemanasan global
Menyimak dan
menjawab pertanyaan
Motivasi Menanyakan tentang solusi
atas pemanasan global yang
telah terjadi?
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
Inti
(70 menit)
Mengamati Meminta siswa mengamati
berbagai solusi atas
pemanasan global melalui
video
Mengamati solusi atas
pemanasan global
melalui video yang
diputar oleh guru
Menanya Memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya dan
mengenai solusi pemanasan
global.
Menanyakan kepada
guru terhadap
pemahaman yang masih
dianggap ragu
Mengeksploras
i/Eksperimen
Menyuruh siswa untuk
mengumpulkan informasi
terkait solusi atas
pemanasan global dari
berbagai sumber
Mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber terkait solusi atas
pemanasan global.
Mengasosiasi Meminta siswa untuk
mencatat dan
menggabungkan semua
informasi dari berbagai
Mencatat dan
menggabungkan semua
informasi dari berbagi
sumber diskusi nya
120
sumber terkait solusi atas
pemanasan global
terkait solusi atas
pemanasan global
Mengkomunik
asikan
a. Menyuruh siswa untuk
mencari solusi atas
pemanasan global
b. Menyuruh siswa untuk
menyampaikan hasil
terkait solusi atas
pemanasan global
c. meminta siswa lain
untuk menanggapi.
d. Memberikan
penghargaan pada siswa
terbaik
a. Mencari solusi atas
pemanasan global
b. Mempresentasikan
hasil terkait solusi
pemanasan global
c. Menanggapi salah
satu siswa yang
menyampaikan
tentang solusi
pemanasan global.
d. Memberikan
appalause kepada
siswa tersebut
Penutup
(10 menit)
Menarik
Kesimpulan
Menyimpulkan hasil
pembelajaran
Mendengarkan
kesimpulan dari guru
Mengevaluasi Memberikan soal kuis Mengejarkan soal-soal
kuis
Memberikan
Umpan Balik
Memberikan Reward
kepada siswa apabila
mendapatkan nilai kuis
terbaik
Menerima reward yang
diberikan oleh guru
Memberikan
Tindak Lanjut
Meminta siswa mempelajari
materi selanjutnya.
Mendengarkan perintah
guru
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan Alat:
121
NO. Media Alat Jumlah
1.
Media Presentasi
Papan tulis 1 buah
Spidol 1 buah
Buku pelajaran 2 buah
Penghapus papan 1 buah
2 Lembar Diskusi Siswa Alat Tulis Satu paket
2. Sumber Belajar:
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
Subagya, Hari. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Bumi Akasara
Supiyanto, Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta
H. Penilaian
Penilaian Teknik Instrumen
Proses Tes Kinerja Rubrik Penilaian Tes Kinerja
Hasil Tes tertulis Soal Pilihan Ganda
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Dra. Yuyun Yuliani
NIP.
Tangerang Selatan 2 Mei 2019
Peneliti
Dilah Aas Saputra
NIM. 1112016300042
122
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Uji Validitas Butir Soal
b. Uji Reliabilitas Instrumen
c. Uji Daya Beda
d. Uji Taraf Kesukaran
e. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
4. Soal Tes yang Digunakan
5. Instrumen Nontes
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
b. Instrumen Nontes (Angket)
6. Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes
123
Lampiran B1
Kisi-kisi Instrumen Tes Uji coba Penelitian
Satuan Pendidikan : SMK Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Pemanasan Global
Kelas / Semester : XI/ II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Inti :
KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.9 Memahami gejala pemanasan global, efek rumah kaca,
dan perubahan iklim serta dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan
1. Menjelaskan gejala timbulnya pemanasan global.
2. Mencontohkan efek rumah kaca dan emisi karbon yang terjadi akibat adanya
pemanasan global
3. Menafsirkan dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global.
4. Membandingkan kesepakatan internasioal terkait upaya mengatasi pemanasan
global.
5. Menyimpulkan suatu tindakan sebagai solusi atas terjadinya gejala
pemanasan global.
124
4.8 Menjabarkan ide/gagasan pemecahan masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan
lingkungan.
1. Merangkum pernyataan dan pertanyaan terkait konsep pemanasan global.
2. Menafsirkan asumsi terkait fenomena gejala pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari.
Kisi-kisi Soal :
Sub-konsep Indikator Indikator Kognitif Memahami Jumlah
Soal MN MC MK MR MY MB MJ
1. Gejala
Pemanasan
Global
3.8.1 Menjelaskan gejala
timbulnya pemanasan global. 5 4 3*,6* 1*,2* 6
3.8.2 Mencontohkan efek
rumah kaca dan emisi karbon
yang terjadi akibat adanya
pemanasan global.
9 10* 8* 7* 4
2. Dampak
Pemanasan
Global
3.8.3Menafsirkan dampak
yang ditimbulkan dari adanya
pemanasan global.
13,23* 19*,22* 14*,21,26* 25* 11*,12*,17* 18 15*,16,20*,24,27* 17
3. Pencegahan
dan Solusi
pemanasan
global
3.8.4 Membandingkan
kesepakatan internasioal
terkait upaya mengatasi
pemanasan global.
29* 28,31* 30* 4
125
Sub-konsep Indikator Indikator Kognitif Memahami Jumlah
Soal MN MC MK MR MY MB MJ
3.8.5 Menyimpulkan suatu
tindakan sebagai solusi atas
terjadinya gejala pemanasan
global.
38 34 35* 33* 36,37* 32,39* 40* 9
Jumlah Soal 6 4 9 3 6 4 8 40
Persentase Soal 15% 10% 23% 8% 15% 10% 20% 100%
Keterangan: *= 27 Soal yang valid
126
Lampiran B2
Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Mata pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 2 (Genap)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk soal : Pilihan ganda
Indikator
Pembelajaran
Indikator Proses
Kognitif
Memahami (C2)
Butir Soal
Jawaban
dan
Pembahasa
n
Kesesuaian soal
antar indikator
pembelajaran,
indikator
proses kognitif,
dan indikator
soal.
Ket.
Ya Tidak
3.8.1
Menjelaskan
gejala
timbulnya
pemanasan
global.
Menjelaskan 1. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan fenomena dari hujan es di
Indonesia. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang
(A)
Hujan es
yang terjadi
di negara
tropis
merupakan
hal yang
wajar,
karena
hujan es
terjadi
127
paling tepat...
Opsi Keterangan Alasan
a. Wajar
hujan es disebabkan karena
tekanan dingin di atmosfer
dan bisa terjadi di daerah
dengan iklim tropis.
b. Wajar
hujan es disebabkan karena
adanya awan yang sama
dengan hujan salju.
c. tidak wajar
hujan es harusnya terjadi
pada daerah beriklim sub-
tropis dan dingin.
d. tidak wajar hujan es terjadi pada suhu
udara yang sangat dingin.
e. tidak wajar
hujan tidak sering terjadi di
Indonesia, sehingga sangat
merusak lingkungan yang
ada.
karena
tekanan
dingin di
atmosfer.
Walaupun
demikian,
awan yang
menyebabka
n hujan es
berbeda
dengan
awan yang
menyebabka
n hujan
salju.
Menjelaskan 2. Perhatikan gambar berikut ini! (D)
Meningkatn
ya suhu
bumi
128
Pemanasan global merupakan peristiwa meningkatnya
suhu bumi yang menyebabkan perubahan seperti
gambar di atas yaitu.…
a. pohon layu
b. buah tidak tumbuh
c. naiknya permukaan air laut
d. meningkatnya kekeringan lahan
e. penggunaan tv
menyebabka
n curah
hujan
menurun
sehingga
mengakibat
kan
kekeringan
lahan sangat
mudah di
jumpai.
Mengklasifikasik
an
3. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Peternakan
(2) Pembakaran hutan
(3) Penghematan listrik
(4) Penggundulan hutan
Pernyataan yang bukan merupakan penyebab
pemanasan global adalah pernyataan nomor…
a. 1 dan 3
b. 3
c. 1,2 dan 4
(C)
Peternakan,
pembakaran
hutan, dan
penggundul
an hutan
menjadi
penyebab
pemanasan
global.
Sedangkan
penghemata
n listrik
129
d. 1,2 dan 3
e. 2,3 dan 4
adalah salah
satu upaya
untuk
mencegah
pemanasan
global.
Mencontohkan 4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Banyaknya industri akan mempengaruhi suhu di suatu
daerah sehingga daerah tersebut dapat mempengaruhi
pemanasan global. Hal ini disebabkan adanya...
a. ozon yang mulai berlubang
b. banyak gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer
c. banyak hasil produksi yang telah dibuat
d. banyak manusia yang melakukan berbagai aktivitas
e. banyak pekerja yang menggunakan kendaraan
(B)
Cukup jelas.
130
bermotor
Menafsirkan 5. Perhatikan gambar berikut!
Radiasi panas matahari yang terkurung dalam atmosfer
bumi, serta meningkatnya panas oleh pengikatan
CO2 dikenal sebagai pemanasan global. Diantara gas-
gas pada gambar di atas manakah penyebab terjadinya
pemanasan global ....
a. P, Q dan R
b. Q, R, dan T
c. Q, R, dan S
d. R, S, dan T
e. P, T, dan S
(B)
Gas-gas
penyebab
pemanasan
global
adalah CH4,
NO2, dan
CO2.
Mengklasifikasik
an
6. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Efek rumah kaca
2) Mencegah kerusakan hutan
3) Emisi gas karbon
(D)
Penyebab
utama
pemanasan
global
adalah efek
131
4) Banjir skala besar
Berikut ini yang merupakan penyebab pemanasan
global adalah...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. dan 3
d. 1 dan 3
e. 3 dan 4
rumah kaca
dan emisi
karbon
3.8.2
Mencontohkan
efek rumah kaca
dan emisi
karbon yang
terjadi akibat
adanya
pemanasan
global
Membandingkan 7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Penggunaan sepeda motor dibandingkan dengan mobil
sedikit mengurangi penipisan lapisan ozon, hal ini
dikarenakan....
a. motor memiliki cc yang lebih kecil dibandingkan
mobil
b. mobil memiliki jangkauan yang jauh
c. mobil memiliki ruang bbm yang jauh lebih besar
(E)
Penyebab
penipisan
lapisan ozon
adalah
karena
masih
digunakann
ya
pendingin
berbahan
gas freon.
132
d. mobil cenderung berjalan dengan pelan dikondisi
macet
e. motor tidak menggunakan AC yang mengandung
freon
Merangkum 8. Perhatikan tabel berikut ini!
Keterangan Gunung Krakatau Gunung Merapi
Jenis
gunung
Ultra Plinian Decade
Volcanos
Tahun
meletus
1883 2010
Dampak
Letusan
Letusan besar
terakhir terdengar
hingga 3000 mil
jauhnya;
menimbulkan
stidaknya 36.417
korban jiwa;
Sekitar 20 juta ton
sulfur dilepaskan
ke atmosfer;
menyebabkan
letusan
terdengar
sejauh 100 km;
menimbulkan
korban jiwa
sebanyak 273
orang;
menghempaska
n 4 juta meter
kubik awan
panas merapi;
(C)
Cukup jelas
133
musim dingin
vulkanik selama
15 tahun terakhir.
menyebabkan
suhu panas di
sekitar gunung
merapi.
*sumber: Wikipedia bahasa Indonesia.
Letusan gunung-gunung berapi di atas dapat
mengakibatkan perubahan iklim karena…
a. letusan kedua gunung tersebut mampu terdengar
hingga jarak yang jauh
b. baik gunung Krakatau maupun gunung merapi
menelan koban jiwa yang sangat banyak
c. gunung Krakatau menyebabkan musim dingin
dalam jangka waktu 15 tahun sedangkan gunung
merapi mengakibatkan suhu panas di sekitar
letusannya akibat adanya awan panas.
d. daerah yang terkena imbas letusan besar
e. dua gunung tersebut merupakan tipe gunung
dengan ledakan yang tinggi.
Menafsirkan 9. Perhatikan gambar di bawah ini! (E)
Gas CO2
yang
berlebihan
134
Makin tebal gas CO2 yang menutupi atmosfer akan
menyebabkan …
a. Suhu bumi merata
b. iklim bumi makin stabil
c. suhu bumi makin dingin
d. curah hujan di bumi merata
e. suhu bumi makin panas
akan
berakibat
menaikan
suhu bumi
karena
sifatnya
yang panas.
Mengklasifikasik
an
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Reklamasi pantai
(2) Pembukaan lahan tambak
(3) Kenaikan permukaan air laut
(4) terjadinya tsunami
Pemanasan global berpengaruh terhadap lingkungan
hutan bakau. Dalam jangka waktu 10 tahun terakhir,
terjadi penyusutan hutan bakau hingga 50%. Hal yang
merupakan penyebab terjadinya penyusutan tersebut
(C)
Selain
tsunami,
factor-faktor
penyebab
penyusutan
hutan bakau
adalah
reklamasi
pantai,
pembukaan
lahan
135
adalah…
a. (1), (2), (3) dan (4)
b. (1), (3) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
tambak,
kenaikan
permukaa
air laut.
Sedangkan
tsunami,
tidak
merupakan
bagian dari
pemanasan
global.
3.8.3
Menafsirkan
dampak yang
ditimbulkan
dari adanya
pemanasan
global.
Menyimpulkan 11. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan gambar dampak terjadinya
pemanasan global. Hal yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya dampak tersebut adalah…
a. tidak menggunakan kendaraan bermotor
b. menghemat penggunaan bahan bakar
c. menebang hutan sembarangan
d. membersihkan selokan
e. melakukan reboisasi dan membuang sampah pada
(E)
Upaya
mencegah
pemanasan
global
adalah
dengan
melakukan
reboisasi
dan tidak
membuang
sampah
pada
tempatnya.
136
tempatnya
Menyimpulkan 12. Perhatikan tabel di bawah ini!
Kota kadar PH air Intensitas hujan/tahun
Jakarta 5,67 – 6,41 2340 – 3000 mm/tahun
Tangera
ng 5,29 – 5,98 2000 – 2780 mm/tahun
Bandung 6,67 – 7,02 3120 – 3690 mm/tahun
Tegal 6,87 – 7,65 2980 – 3570 mm/tahun
Bogor 6,74 – 7,06 3500 – 4120 mm/tahun
Manakah diantara kota-kota berikut yang berpotensi
menimbulkan hujan asam....
a. Bandung dan Bogor
b. Jakarta dan Bogor
c. Tegal dan Tangerang
d. Bogor dan Tangerang
e. Jakarta dan Tangerang
(E)
Hujan asam
merupakan
hujan yang
mengandun
g zat asam
dan
memiliki
PH di
bawah 6.
Oleh karena
itu potensi
hujan asam
dapat terjadi
di kota
Jakarta dan
Tangerang.
Menafsirkan 13. Perhatikan gambar berikut ini! (D)
Penyebab
hujan asam
adalah
akibat
adanya
interaksi zat
137
Hujan yang memiliki PH rendah akan menimbulkan
masalah bagi lingkungan. Pada gambar di atas, hujan
tersebut akan bereaksi antara…
a. dan
b. dan
c. dan
d. dan
e. dan
metana dan
nitrogendiok
sida.
Mengklasifikasik
an
14. Perhatikan pernyataan berikut ini!
(1) Asap kendaraan bermotor
(2) Industri pabrik
(3) Penggunaan kipas angin
(4) Kelautan, perikanan
(5) Pertanian, pertenakan
Manakah dari pernyataan di atas yang merupakan
penyebab pemanasan global…
(C)
Penggunaan
alat-alat
elektronoik,
industri
pabrik, dan
asap
kendaraan
bermotor
merupakan
138
a. (1) dan (2)
b. (1), (2), dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (4), dan (5)
e. Semua benar, kecuali (3)
penyebab
utama
pmanasan
global.
Menjelaskan 15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Mekanisme efek rumah kaca yang normal sebenarnya
sangat di perlukan bagi kehidupan di bumi karena…
a. mencegah lubang ozon
b. mengurangi polusi udara
c. menghambat radiasi masuk atsmofer bumi
d. menghangatkan suhu bumi dengan menahan
radiasi sinar inframerah.
e. menyerap limbah industri
(D)
Efek rumah
kaca dapat
menahan
radiasi sinar
inframerah
yang akan
keluar bumi.
Sehingga
mengakibat
kan bumi
menjadi
lebih
hangat.
Menjelaskan 16. Perhatikan gambar di bawah ini! (A)
Cukup jelas.
139
Mengapa tidak semua sinar ultraviolet tidak tertembus
ke bumi....
a. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang yang
berbeda, sehingga hanya sebagian saja yang masuk
ke permukaan bumi.
b. karena lapisan ozon dapat menghentikan semua
sinar ultraviolet
c. sinar UVC memiliki panjang gelombang yang
tinggi, sehingga tidak bisa di tembus.
d. Lapisan ozon menahan sinar ultraviolet karena
berbahaya bagi manusia.
e. Sinar ultraviolet dipantulkan kembali oleh lapisan
ozon.
Menyimpulkan 17. Perhatikan tabel berikut! (A)
140
Lapisan Ozon Keterangan
1 Troposfer a Bersifat meracuni
2 Stratosfer b Bersifat menahan radiasi
sinar UV pada matahari
Pasangan yang tepat pada pernyataan di atas adalah….
a. 1a dan 2b
b. 1a dan 2a
c. 1b dan 2a
d. 1b dan 2b
e. 1b dan 2b
Lapisan
ozon pada
Stratosfer
dapat
menahan
radiasi
gelombang
pendek yang
berbahaya
bagi
manusia
termasuk
sinar UV.
Sedangkan
pada
Troposfer
akan
bersifat
meracuni.
Membandingkan 18. Perhatikan gambar di bawah ini!
KOTA A KOTA B
(D)
Cukup Jelas
141
Pada proses terjadinya emisi gas karbon, kota B akan
lebih panas suhu nya daripada kota A karena ....
a. pada kota A, tidak terdapat gedung tinggi sehingga
suhu nya tidak lebih tinggi daripada kota B.
b. pada kota B, terletak di pesisir pantai sehingga
suhu nya lebih panas daripada kota A.
c. pada kota B gas oksigen beredar lebih banyak
sehingga suhu udaranya lebih tinggi.
d. pada kota A, karbondioksida terikat oleh adanya
ekosistem tanaman sehingga menyebabkan suhu
kota A lebih rendah daripada kota B
e. tidak terdapat lahan kosong pada kota A, sehingga
terjadi pemantulan panas dari gedung-gedung
tinggi.
Mencontohkan 19. Berikut ini yang bukan termasuk akibat dari ”efek
rumah kaca” adalah ....
a.
(B)
Berkurangn
ya
penggunaan
transportasi
justru malah
mengurangi
efek rumah
kaca.
142
b.
c.
d.
e.
Menjelaskan 20. Perhatikan gambar di bawah ini! (A)
Cukup jelas.
143
Pada gambar di atas, cerobong asap dibuat tinggi
karena….
a. dapat dihempaskan langsung ke atmosfer sehingga
suhu udara lingkungan disekitarnya tidak panas
dan tidak terkontaminasi zat yang berbahaya.
b. cerobong asap akan menyebarkan udara berbahaya
di sekitar pabrik.
c. pegawai pada pabrik tersebut tidak terkontaminasi
zat yang berbahaya
d. penggunaan cerobong asap untuk membuang
limbah udara
e. semua benar
Mengklasifikasik
an
21. Perhatikan data berikut ini!
1. Es kutub mencair
2. Perubahan iklim
(B)
Dampak
pemanasan
global yang
144
3. Suhu yang sejuk
4. Berkurangnya flora fauna
5. Banyak tumbuhan yang tumbuh
Dari data di atas yang termasuk dampak pemanasan
global adalah….
a. 1,2,3
b. 1,2,4
c. 3,4,5
d. 1,3,4
e. 2,3,5
muncul
yaitu es
kutub cair,
perubahan
iklim, dan
berkurangny
a flora dan
fauna.
Mencontohkan 22. Perhatikan gambar berikut!
Dari beberapa gambar diatas, manakah yang merupakan
(A)
Kabut asap
merupakan
dampak dari
pemanasan
global yaitu
kebakaran
hutan.
145
dampak pemanasan global...
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
e. Semua benar
Menafsirkan 23. Perhatikan beberapa gambar berikut!
dampak yang terjadi pada gambar di atas adalah…
a. kulkas dapat mengakibatkan berlubangnya lapisan
ozon
b. penggunaan kulkas dapat menurunkan suhu bumi
c. matahari yang panas dapat didinginkan dengan
penggunaan kulkas
d. lapisan ozon akan dapat bertahan dengan
penggunaan kulkas
e. lapisan ozon dapat di perbaiki dengan terus
menerus menggunakan kulkas
(A)
Pada kulkas
mengandun
g zat CFC
yang dapat
mengubah
lapisan ozon
menjadi
oksigen.
Dalam
jangka
waktu yang
panjang,
ozon akan
menipis
sehingga
bisa
tertembus
oleh radiasi
sinar
146
matahari.
Menjelaskan 24. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dampak dari fenomena alam manakah yang
mengakibakan benagunan-bangunan di atas menjadi
berkarat…
a. hujan es batu
b. emisi gas rumah kaca
c. hujan asam
d. menipisnya lapisan ozon
e. es kutub yang mencair
(C)
bahan-bahan
logam yang
berkarat
disebabkan
karena
adanya
interaksi
dengan zat
asam.
Fenomena
alam yang
menyebabka
n
beredarnya
zat asam
yang
berlebih di
alam adalah
hujan asam.
Merangkum 25. Perhatikan gambar berikut!
(D)
Jenis
tanaman
untuk
reboisasi
hutan adalah
jenis pohon
147
Gambar: Penebangan hutan jati secara illegal.
Kerusakan hutan adalah salah satu dampak dari
pemanasan global. Upaya menangani kerusakan hutan
adalah dengan reboisasi atau penanaman kembali. Jika
kamu harus melakukan reboisasi, jenis tanaman apakah
yang akan kamu tanam ….
a. padi, jagung, dan jenis tanaman kacang-kacangan.
b. Semua jenis umbi-umbian
c. tanaman berjenis mangrove
d. pinus, mahoni, dan ulin.
e. semua benar
dengn akar
tunggang
yang kuat
yaitu pinus,
mahoni, dan
ulin.
Mengklasifikasik
an
26. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak
pemanasan global!
1) terputusnya rantai makanan
2) terganggunya keseimbangan ekosistem
3) terjadinya keseimbangan ekosistem
4) terganggunya pola interaksi antar makhluk
hidup
5) hilangnya habitat untuk spesies
Dampak terhadap ekosistem adalah....
a. (1), (2), (3), dan (4)
(B)
Cukup jelas.
148
b. (1), (2), dan (5)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. Semua benar
Menjelaskan 27. Perhatikan gambar di bawah ini!
Salah satu alasan mengapa dalam ruangan ber-AC
terdapat larangan merokok adalah…
a. dalam ruangan ber-AC asap rokok akan menempel
pada udara dan beresiko berkali lipat berdampak
terhadap kesehatan dan lingkungan.
b. dalam ruangan ber-AC akan menganggu suhu
dingin ruangan.
(A)
Cukup jelas.
149
c. pada AC mengandung Freon yang bereaksi
terhadap asap rokok dan menimbulkan naiknya
suhu ruangan.
d. karena dapat mengganggu ketertiban umum.
e. Semuanya benar
3.8.4
Membandingka
n kesepakatan
internasioal
terkait upaya
mengatasi
pemanasan
global.
Mengklasifikasik
an
28. Beberapa kesepakatan Protokol Kyoto!
1) Joint Implementation
2) Clean Development Mechanism
3) Emmission Trading.
4) Freedom of Toxic
5) Clean Energy and Save Earth
Manakah yang merupakan beberapa kesepakatan
hasil dari Protokol Kyoto...
a. 1,2,4
b. 3,4,5
c. 1,3,4
d. 2,3,5
e. 1,2,3
(E)
Cukup jelas.
Menafsirkan 29. ”tabel potensi penyumbang pemanasan global
tahun 2035”
(E)
Indonesia
berpeluang
menyumban
150
Berdasarkan tabel di atas, negara yang harus mencegah
peluang terjadinya pemanasan global sesuai
kesepakatan Internasional pada tahun 2035 mendatang
adalah....
a. Filipina
b. Malaysia
c. Thailand
d. Brunei Darussalam
e. Indonesia
gkan emisi
gas rumah
kaca
terbesar
dibandingka
n negara
ASEAN
lain. Oleh
karena itu,
Indonesia
harus lebih
berbenah
untuk
mencegah
terjadinya
pemanasan
global yang
kian
meningkat.
Menyimpulkan 30. Perhatikan tabel di bawah ini!
Negara CH4 (%) CO (%) NO2 (%)
Jepang 0,71 0,45 0,52
Inggris 0,45 0,67 0,34
Amerik
a 0,87 0,56 0,66
(E)
Amerika
Serikat telah
melampaui
batas aman
penggunaan
zat
berbahaya.
151
Berdasarkan Protokol Kyoto, batas maksimum
peredaran penggunaan gas-gas berbahaya adalah
sebesar 5,00 %. Berdasarkan data di atas, negara
manakah yang paling melanggar Protokol Kyoto...
a. Semua Negara
b. Jepang
c. Inggris
d. Jerman
e. Amerika Serikat
Serikat
Jerman 0,45 0,36 0,32
Baik CH4,
CO, maupun
NO2.
Mengklasifikasik
an
31. Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
(1) mempercepat mengembangkan penggunaan air
bersih
(2) teknologi yang lebih efisien
(3) memenuhi tujuan untuk keamanan energi
(4) mengurangi polusi udara nasional dan perubahan
iklim
Tujuan dari Asia-Pasific Partnership on Clean
Development and Climate (AAPCDC) ….
a. (1), (2), (3), dan (4)
(D)
Cukup jelas.
152
b. (1), (2), dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
3.8.5
Menyimpulkan
suatu tindakan
sebagai solusi
atas terjadinya
gejala
pemanasan
global.
Membandingkan 32. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari dua alat elektronik di atas, manakah yang akan
kamu pilih ketika merasakan suhu ruangan yang panas
namun kamu juga ingin mengurangi pemanasan
global….
a. kipas angin, karena memiliki udara yang lebih
sejuk dibandingkan Air Conditioner.
b. Air Conditioner (AC), karena suhu udara yang
dihasilkan akan lebih dingin di udara meskipun
menghasilkan zat freon (CFC)
c. Air Conditioner (AC), walaupun daya yang
dihasilkan cukup besar tetapi AC dapat
mendinginkan suhu ruangan secara cepat.
d. menggunakan kedua alat tersebut secara bersamaan
(E)
Penggunaan
kipas angin
pada saat
subu
ruangan
panas lebih
efektif dari
pada AC
yang
beresiko
merusak
lapisan ozon
karena
bahan CFC
didalamnya.
153
supaya lebih cepat dingin.
e. kipas angin, karena dengan penggunaan listrik
yang kecil dan tidak ada zat berbahaya yang
ditimbulkan.
Merangkum 33. Perhatikan gambar berikut!
Penggunaan produk berbahan dasar plastik telah banyak
dikurangi dan diganti dengan produk ramah lingkungan,
hal ini karena….
a. plastik merupakan produk sekali pakai dengan
harga yang murah.
b. produk ramah lingkungan dibuat karena harganya
yang mahal dan tidak hanya digunakan sekali
waktu.
c. produk ramah lingkungan dibuat untuk mengganti
(E)
Cukup jelas.
154
penggunaan plastik yang bhannya sudah jarang
sekali ditemukan.
d. plastik dan produk ramah lingkungan dibuat untuk
kebutuhan hidup manusia.
e. plastik merupakan produk berbahaya yang
berbahan dasar fosil (minyak) dan butuh waktu
jangka panjang untuk terurai.
Mencontohkan 34. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) menghindari penggunaan kantong plastik, sehingga
menghemat minyak bumi sebagai bahan bakar
pembuatan kantong plastik
(2) mematikan lampu belajar setelah selesai belajar
sehingga akan menghemat listrik
(3) jalan kaki ke sekolah, sehingga mengurangi
produksi CO2 ke atmosfer
(4) memakai parfum semprot ke sekolah, sehingga
membebaskan gas CFC ke atmosfer
(5) hemat memakai kertas, sehingga tidak banyak
pohon yang ditebang untuk pembuatan kertas
Pencegahan pemanasan global yang dapat dilakukan
oleh siswa yaitu….
(D)
Penggunaan
parfum akan
menimbulka
n penipisan
lapisan ozon
akibat
adanya CFC
yang
terlepas ke
atmosfer.
155
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (5)
c. (3) dan (5)
d. Semua benar kecuali (4)
e. (2) dan (4)
Mengklasifikasik
an
35. Perhatikan tabel di bawah ini!
Pembangkit
Listrik
Bahan
Bakar
Besar
Daya
Listrik
Emisi
Gas
Buang
PLTU Batu
Bara
350 –
1500 MW
130 – 240
Ox/tahun
PLTG Gas 100 – 500
MW
90 – 125
Ox/tahun
PLTA Aliran
air
5 – 75
MW
0,2 – 1
Ox/tahun
PLTN Uraniu
m
300 –
2000 MW
1 – 1,6
Ox/tahun
PLTB Angin 1 – 50
MW
0,1 – 0,8
Ox/tahun
Berikut ini yang merupakan sumber energi alternatif
yang dapat membantu mengurangi polusi lingkungan
(C)
PLTN,
PLTA,
PLTB
merupakan
energi baru
terbarukan
yang
beresiko
sangat
minim
terhadap
kerusakan
lingkungan.
156
berupa emisi karbon adalah….
a. PLTU, PLTG, dan PLTA
b. PLTU, PLTA, dan PLTN
c. PLTA, PLTN, dan PLTB
d. PLTG, PLTA, dan PLTN
e. Semua benar
Menyimpulkan 36. Perhatikan gambar di bawah ini!
Proses pada gambar di atas menerapkan prinsip…
a. reduse
b. recycle
c. replace
d. reuse
e. composting
(B)
Proses
diatas
merupakan
proses
memanfaatk
an sampah
menjadi
produk yang
bisa
dimanfaatka
n kembali
atau dikenal
dengan
recycle.
Menyimpulkan 37. Perhatikan proses berikut! (D)
Prinsip
reuse
merupakan
157
Sedangkan proses pada gambar di atas menerapkan
prinsip…
a. reduse
b. recycle
c. replace
d. reuse
e. composting
penggunaan
kembali
limbah
sampah
menjadi
bahan yang
bermanfaat
untuk
tanaman.
Menafsirkan 38. Perhatikan grafik dibawah ini!
Solusi utama (prioritas) yang paling tepat untuk
mengatasi permasalahan gas rumah kaca dari grafik di
atas adalah…
(D)
Solusi
priotitas
yang
terpenting
dari
permasalaha
n
penggunaan
industry
energi listrik
dengan
minyak
adalah
Industri Energi
(Pembangkit
Listrik/kil… Sektor
Transportasi
27%
Sektor Industri
21%
Sektor Rumah
Tangga dan Jasa 15%
Sektor Lain-lain
1%
Presentase
158
a. penambahan transportasi massal
b. mengganti tenaga manusia menjadi tenaga mesin
c. mendaur ulang sampah rumh tangga
d. penggunaan alternatif energi selain energi fosil
seperti PLTN, PLTU, dsb.
e. pemanfaatan listrik dengan bijak
mengurangi
penggunaan
nya dengan
alternative
energi
seperti
PLTN,
PLTU, dll.
Membandingkan 39. Tabel biaya pembangunan PLTU dan PLTN
dengan daya 1000 MW.
Berdasarkan tabel di atas, pilihan pembangunan
pembangkit listrik dengan jangka waktu 50-100 tahun
kedepan yaitu….
a. PLTU karena biaya awal lebih murah
Keterangan PLTU PLTN
Biaya
Pembangunan Rp. 5 Triliun Rp. 600 Milliar
Biaya bahan
bakar/ tahun Rp. 500 Juta Rp. 100 Milliar
Perawatan/
tahun Rp. 1 milliar Rp. 30 Milliar
Pengembangan
SDM Rp. 500 Juta Rp. 1 Milliar
(E)
Dalam 50
tahun
kedepan,
PLTN akan
berbiaya 5,1
trilliun
rupiah.
Sedangkan
untuk PLTU
akan
berbiaya
7,15 triliun.
159
dibandingkan PLTN
b. PLTU karena selain biaya murah, bahan bakarnya
juga mudah ditemukan.
c. PLTN, karena energinya ramah lingkungan.
d. Dibangun keduanya supaya kebutuhan listrik
terpenuhi.
e. PLTN, walaupun biaya pembangunannya mahal,
tetapi jika untuk 50 tahun kedepan PLTN dinilai
lebih murah daripada PLTU.
Menjelaskan 40. “peningkatan suhu udara sebesar 7,20 F”
Upaya pencegahan dampak pemanasan global
(A)
Untuk
mencegah
naiknya
permukaan
air laut,
perlu
dilakukan
reformasi
penggunaan
zat-zat
160
berdasarkan gambar di atas adalah....
a. Pengurangan penggunaan gas-gas berbahaya
seperti Nox, COx, CFC, dsb.
b. Penanaman hutan secara bertahap di tiap daerah.
c. Mengurangi penggunaan plastik rumah tangga
d. Berhenti mengunjungi tempat-tempat wisata di
kutub utara
e. Menggunakan listrik yang efisien dan alat-alat
elektronik hemat energi.
berbahaya
seperti Nox,
COx, CFC,
dsb. untuk
menstabilka
n suhu bumi
supaya es
dikutub
tidak
mencair.
161
Lampiran B3.a
Uji Validitas Butir Soal
Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
No Butir Korelasi Signifikansi
1 0,383 Signifikan
2 0,689 Sangat Signifikan
3 0,539 Sangat Signifikan
4 0,076 -
5 0,098 -
6 0,321 Signifikan
7 0,356 Signifikan
8 0,817 Sangat Signifikan
9 0,536 -
10 0,817 Sangat Signifikan
11 0,384 Signifikan
12 0,321 Signifikan
13 0,076 -
14 0,357 Signifikan
15 0,759 Sangat Signifikan
16 0,034 -
17 0,778 Sangat Signifikan
18 0,077 -
19 0,341 Signifikan
20 0,319 Signifikan
21 0,416 -
22 0,384 Signifikan
23 0,703 Sangat Signifikan
24 0,182 -
25 0,703 Sangat Signifikan
26 0,864 Sangat Signifikan
27 0,749 Sangat Signifikan
28 0,204 -
29 0,358 Signifikan
30 0,4 Sangat Signifikan
31 0,668 Sangat Signifikan
32 0,536 -
33 0,864 Sangat Signifikan
34 0,165 -
35 0,759 Sangat Signifikan
36 0,203 -
162
37 0,668 Sangat Signifikan
38 0,172 -
39 0,864 Sangat Signifikan
40 0,336 Signifikan
163
Lampiran B3.b
Uji Reliabilitas Butir Soal
Rata2= 18,61
Simpang Baku= 6,97
KorelasiXY= 0,74
Reliabilitas Tes= 0,85
No. Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 E1 7 4 11
2 E2 14 17 31
3 E3 12 13 25
4 E4 6 3 9
5 E5 5 5 10
6 E6 10 5 15
7 E7 6 5 11
8 E8 10 8 18
9 E9 12 12 24
10 E10 12 13 25
11 E11 6 5 11
12 E12 9 13 22
13 E13 8 5 13
14 E14 5 5 10
15 E15 9 12 21
16 E16 12 12 24
17 E17 7 2 9
18 E18 7 5 12
19 E19 6 5 11
20 E20 12 14 26
21 E21 10 16 26
22 E22 8 11 19
23 E23 12 14 26
24 E24 11 5 16
25 E25 14 10 24
26 E26 12 14 26
27 E27 8 5 13
28 E28 14 9 23
29 E29 6 4 10
30 E30 9 5 14
31 E31 11 14 25
164
Lampiran B3.c
Uji Daya Beda
Jumlah Subyek= 31
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 7 3 4 50,00
2 6 0 6 75,00
3 5 0 5 62,50
4 5 3 2 25,00
5 6 7 -1 -12,50
6 2 0 2 25,00
7 3 1 2 25,00
8 7 0 7 87,50
9 5 8 -3 37,50
10 7 0 7 87,50
11 3 0 3 -37,50
12 3 1 2 25,00
13 6 3 3 37,50
14 1 0 1 12,50
15 8 0 8 100,00
16 8 7 1 12,50
17 6 0 6 75,00
18 3 3 0 0,00
19 5 3 2 25,00
20 3 0 3 37,50
21 6 8 -2 -25,00
22 4 2 2 25,00
23 6 0 6 75,00
24 7 5 2 25,00
25 6 0 6 75,00
26 8 0 8 100,00
27 7 0 7 87,50
28 5 4 1 12,50
29 2 0 2 25,00
30 3 0 3 37,50
31 5 0 5 62,50
32 5 8 -3 -37,50
33 8 0 8 100,00
34 4 3 1 12,50
35 8 0 8 100,00
165
36 8 7 1 12,50
37 5 0 5 62,50
38 6 5 1 12,50
39 8 0 8 100,00
40 6 2 4 50,00
166
Lampiran B3.d
Uji Taraf Kesukaran
Jumlah Subyek= 31
Butir Soal= 40
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran
1 21 67,74 Sedang
2 8 25,81 Sukar
3 6 19,35 Sukar
4 20 64,52 Sedang
5 28 90,32 Sangat Mudah
6 2 6,45 Sangat Sukar
7 8 25,81 Sukar
8 12 38,71 Sedang
9 24 77,42 Mudah
10 12 38,71 Sedang
11 3 9,68 Sangat Sukar
12 10 32,26 Sedang
13 20 64,52 Sedang
14 5 16,13 Sukar
15 11 35,48 Sedang
16 27 87,1 Sangat Mudah
17 12 38,71 Sedang
18 18 58,06 Sedang
19 16 51,61 Sedang
20 5 16,13 Sukar
21 28 90,32 Sangat Mudah
22 15 48,39 Sedang
23 10 32,26 Sedang
24 23 74,19 Mudah
25 10 32,26 Sedang
26 14 45,16 Sedang
27 12 38,71 Sedang
28 20 64,52 Sedang
29 4 12,9 Sangat Sukar
30 4 12,9 Sangat Sukar
31 9 29,03 Sukar
32 24 77,42 Mudah
33 14 45,16 Sedang
34 20 64,52 Sedang
35 11 35,48 Sedang
36 30 96,77 Sangat Mudah
167
37 9 29,03 Sukar
38 21 67,74 Sedang
39 14 45,16 Sedang
40 17 54,84 Sedang
168
Lampiran B3.e
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Rata2= 18,61
Simpang Baku= 6,97
KorelasiXY= 0,74
Reliabilitas Tes= 0,85
Butir Soal= 40
Jumlah Subjek= 31
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda (%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 50,00 Sedang 0,383 Signifikan
2 2 75,00 Sukar 0,689 Sangat Signifikan
3 3 62,50 Sukar 0,539 Sangat Signifikan
4 4 25,00 Sedang 0,076 -
5 5 -12,50 Sangat Mudah 0,098 -
6 6 25,00 Sangat Sukar 0,321 Signifikan
7 7 25,00 Sukar 0,356 Signifikan
8 8 87,50 Sedang 0,817 Sangat Signifikan
9 9 37,50 Mudah 0,536 -
10 10 87,50 Sedang 0,817 Sangat Signifikan
11 11 -37,50 Sangat Sukar 0,384 Signifikan
12 12 25,00 Sedang 0,321 Signifikan
13 13 37,50 Sedang 0,076 -
14 14 12,50 Sukar 0,357 Signifikan
15 15 100,00 Sedang 0,759 Sangat Signifikan
16 16 12,50 Sangat Mudah 0,034 -
17 17 75,00 Sedang 0,778 Sangat Signifikan
18 18 0,00 Sedang 0,077 -
19 19 25,00 Sedang 0,341 Signifikan
20 20 37,50 Sukar 0,319 Signifikan
21 21 -25,00 Sangat Mudah 0,416 -
22 22 25,00 Sedang 0,384 Signifikan
23 23 75,00 Sedang 0,703 Sangat Signifikan
24 24 25,00 Mudah 0,182 -
25 25 75,00 Sedang 0,703 Sangat Signifikan
26 26 100,00 Sedang 0,864 Sangat Signifikan
27 27 87,50 Sedang 0,749 Sangat Signifikan
28 28 12,50 Sedang 0,204 -
29 29 25,00 Sangat Sukar 0,358 Signifikan
30 30 37,50 Sangat Sukar 0,400 Sangat Signifikan
31 31 62,50 Sukar 0,668 Sangat Signifikan
32 32 -37,50 Mudah 0,536 -
169
33 33 100,00 Sedang 0,864 Sangat Signifikan
34 34 12,50 Sedang 0,165 -
35 35 100,00 Sedang 0,759 Sangat Signifikan
36 36 12,50 Sangat Mudah 0,203 -
37 37 62,50 Sukar 0,668 Sangat Signifikan
38 38 12,50 Sedang 0,172 -
39 39 100,00 Sedang 0,864 Sangat Signifikan
40 40 50,00 Sedang 0,336 Signifikan
170
Lampiran B4
Soal Tes yang Digunakan
1. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan fenomena dari hujan es di Indonesia. Manakah dari
pernyataan di bawah ini yang paling tepat...
opsi keterangan Alasan
a. wajar hujan es disebabkan karena tekanan dingin di atmosfer dan bisa
terjadi di daerah dengan iklim tropis.
b. wajar hujan es disebabkan karena adanya awan yang sama dengan
hujan salju.
c. tidak wajar hujan es harusnya terjadi pada daerah beriklim sub-tropis dan
dingin.
d. tidak wajar hujan es terjadi pada suhu udara yang sangat dingin.
e. tidak wajar hujan tidak sering terjadi di Indonesia, sehingga sangat merusak
lingkungan yang ada.
2. Perhatikan gambar berikut ini!
Pemanasan global merupakan peristiwa meningkatnya suhu bumi yang menyebabkan
perubahan seperti gambar di atas yaitu.…
a. pohon layu
b. buah tidak tumbuh
c. naiknya permukaan air laut
d. meningkatnya kekeringan lahan
e. penggunaan tv
171
3. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Peternakan
(2) Pembakaran hutan
(3) Penghematan listrik
(4) Penggundulan hutan
Pernyataan yang bukan merupakan penyebab pemanasan global adalah pernyataan
nomor…
a. 1 dan 3
b. 3
c. 1,2 dan 4
d. 1,2 dan 3
e. 2,3 dan 4
4. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Efek rumah kaca
2) Mencegah kerusakan hutan
3) Emisi gas karbon
4) Banjir skala besar
Berikut ini yang merupakan penyebab pemanasan global adalah...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. dan 3
d. 1 dan 3
e. 3 dan 4
5. Perhatikan tabel berikut ini!
Keterangan Gunung Krakatau Gunung Merapi
Jenis gunung Ultra Plinian Decade Volcanos
Tahun meletus 1883 2010
Dampak Letusan Letusan besar terakhir
terdengar hingga 3000 mil
jauhnya; menimbulkan
stidaknya 36.417 korban jiwa;
Sekitar 20 juta ton sulfur
dilepaskan ke atmosfer;
letusan terdengar sejauh 100
km; menimbulkan korban
jiwa sebanyak 273 orang;
menghempaskan 4 juta
meter kubik awan panas
merapi; menyebabkan suhu
172
menyebabkan musim dingin
vulkanik selama 15 tahun
terakhir.
panas di sekitar gunung
merapi.
*sumber: Wikipedia bahasa Indonesia.
Letusan gunung-gunung berapi di atas dapat mengakibatkan perubahan iklim karena…
a. letusan kedua gunung tersebut mampu terdengar hingga jarak yang jauh
b. baik gunung Krakatau maupun gunung merapi menelan koban jiwa yang sangat
banyak
c. gunung Krakatau menyebabkan musim dingin dalam jangka waktu 15 tahun
sedangkan gunung merapi mengakibatkan suhu panas di sekitar letusannya akibat
adanya awan panas.
d. daerah yang terkena imbas letusan besar
e. dua gunung tersebut merupakan tipe gunung dengan ledakan yang tinggi.
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Reklamasi pantai
(2) Pembukaan lahan tambak
(3) Kenaikan permukaan air laut
(4) terjadinya tsunami
Pemanasan global berpengaruh terhadap lingkungan hutan bakau. Dalam jangka waktu
10 tahun terakhir, terjadi penyusutan hutan bakau hingga 50%. Hal yang merupakan
penyebab terjadinya penyusutan tersebut adalah…
a. (1), (2), (3) dan (4)
b. (1), (3) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
7. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan gambar dampak terjadinya pemanasan global. Hal yang
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak tersebut adalah…
173
a. tidak menggunakan kendaraan bermotor
b. menghemat penggunaan bahan bakar
c. menebang hutan sembarangan
d. membersihkan selokan
e. melakukan reboisasi dan membuang sampah pada tempatnya
8. Perhatikan tabel di bawah ini!
Kota kadar PH
air
Intensitas
hujan/tahun
Jakarta 5,67 – 6,41 2340 – 3000 mm/tahun
Tangerang 5,29 – 5,98 2000 – 2780 mm/tahun
Bandung 6,67 – 7,02 3120 – 3690 mm/tahun
Tegal 6,87 – 7,65 2980 – 3570 mm/tahun
Bogor 6,74 – 7,06 3500 – 4120 mm/tahun
Manakah diantara kota-kota berikut yang berpotensi menimbulkan hujan asam....
a. Bandung dan Bogor
b. Jakarta dan Bogor
c. Tegal dan Tangerang
d. Bogor dan Tangerang
e. Jakarta dan Tangerang
9. Perhatikan pernyataan berikut ini!
(1) Asap kendaraan bermotor
(2) Industri pabrik
(3) Penggunaan kipas angin
(4) Kelautan, perikanan
(5) Pertanian, pertenakan
Manakah dari pernyataan di atas yang merupakan penyebab pemanasan global…
a. (1) dan (2)
b. (1), (2), dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (1), (4), dan (5)
e. Semua benar, kecuali (3)
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
174
Mekanisme efek rumah kaca yang normal sebenarnya sangat di perlukan bagi kehidupan
di bumi karena…
a. mencegah lubang ozon
b. mengurangi polusi udara
c. menghambat radiasi masuk atsmofer bumi
d. menghangatkan suhu bumi dengan menahan radiasi sinar inframerah.
e. menyerap limbah industri
11. Perhatikan tabel berikut!
Lapisan Ozon Keterangan
1 Troposfer a Bersifat meracuni
2 Stratosfer b Bersifat menahan radiasi
sinar UV pada matahari
Pasangan yang tepat pada pernyataan di atas adalah….
a. 1a dan 2b
b. 1a dan 2a
c. 1b dan 2a
d. 1b dan 2b
e. 1b dan 2b
12. Berikut ini yang bukan termasuk akibat dari ”efek rumah kaca” adalah ....
a.
b.
175
c.
d.
e.
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas, cerobong asap dibuat tinggi karena….
a. dapat dihempaskan langsung ke atmosfer sehingga suhu udara lingkungan
disekitarnya tidak panas dan tidak terkontaminasi zat yang berbahaya.
b. cerobong asap akan menyebarkan udara berbahaya di sekitar pabrik.
c. pegawai pada pabrik tersebut tidak terkontaminasi zat yang berbahaya
d. penggunaan cerobong asap untuk membuang limbah udara
e. semua benar
176
14. Perhatikan gambar berikut!
Dari beberapa gambar diatas, manakah yang merupakan dampak pemanasan global...
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
e. Semua benar
15. Perhatikan beberapa gambar berikut!
dampak yang terjadi pada gambar di atas adalah…
a. kulkas dapat mengakibatkan berlubangnya lapisan ozon
b. penggunaan kulkas dapat menurunkan suhu bumi
c. matahari yang panas dapat didinginkan dengan penggunaan kulkas
d. lapisan ozon akan dapat bertahan dengan penggunaan kulkas
e. lapisan ozon dapat di perbaiki dengan terus menerus menggunakan kulkas
16. Perhatikan gambar berikut!
Kerusakan hutan adalah salah satu dampak dari pemanasan global. Upaya menangani
kerusakan hutan adalah dengan reboisasi atau penanaman kembali. Jika kamu harus
melakukan reboisasi, jenis tanaman apakah yang akan kamu tanam ….
a. padi, jagung, dan jenis tanaman kacang-kacangan.
Penebangan
hutan jati secara
illegal.
177
b. Semua jenis umbi-umbian
c. tanaman berjenis mangrove
d. pinus, mahoni, dan ulin.
e. semua benar
17. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak pemanasan global!
terputusnya rantai makanan
terganggunya keseimbangan ekosistem
terjadinya keseimbangan ekosistem
terganggunya pola interaksi antar makhluk hidup
hilangnya habitat untuk spesies
dampak terhadap ekosistem adalah....
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (5)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. Semua benar
18. Perhatikan gambar di bawah ini!
salah satu alasan mengapa dalam ruangan ber-AC terdapat larangan merokok adalah…
a. dalam ruangan ber-AC asap rokok akan menempel pada udara dan beresiko berkali
lipat berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan.
b. dalam ruangan ber-AC akan menganggu suhu dingin ruangan.
c. pada AC mengandung Freon yang bereaksi terhadap asap rokok dan menimbulkan
naiknya suhu ruangan.
d. karena dapat mengganggu ketertiban umum.
e. Semuanya benar
178
19. Perhatikan tabel di bawah ini!
Berdasarkan Protokol Kyoto, batas maksimum peredaran penggunaan gas-gas berbahaya
adalah sebesar 5,00 %. Berdasarkan data di atas, negara manakah yang paling melanggar
Protokol Kyoto...
a. Semua Negara
b. Jepang
c. Inggris
d. Jerman
e. Amerika Serikat
Negara CH4 (%) CO (%) NO2 (%)
Jepang 0,71 0,45 0,52
Inggris 0,45 0,67 0,34
Amerika Serikat 0,87 0,56 0,66
Jerman 0,45 0,36 0,32
20. Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
(1) mempercepat mengembangkan penggunaan air bersih
(2) teknologi yang lebih efisien
(3) memenuhi tujuan untuk keamanan energi
(4) mengurangi polusi udara nasional dan perubahan iklim
Tujuan dari Asia-Pasific Partnership on Clean Development and Climate (AAPCDC)
….
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (4) saja
179
21. Perhatikan gambar berikut!
Penggunaan produk berbahan dasar plastik telah banyak dikurangi dan diganti dengan
produk ramah lingkungan, hal ini karena….
a. plastik merupakan produk sekali pakai dengan harga yang murah.
b. produk ramah lingkungan dibuat karena harganya yang mahal dan tidak hanya
digunakan sekali waktu.
c. produk ramah lingkungan dibuat untuk mengganti penggunaan plastik yang
bhannya sudah jarang sekali ditemukan.
d. plastik dan produk ramah lingkungan dibuat untuk kebutuhan hidup manusia.
e. plastik merupakan produk berbahaya yang berbahan dasar fosil (minyak) dan butuh
waktu jangka panjang untuk terurai.
22. Perhatikan tabel di bawah ini!
Pembangkit
Listrik
Bahan
Bakar
Besar Daya
Listrik Emisi Gas Buang
PLTU Batu Bara 350 – 1500 MW 130 – 240 Ox/tahun
PLTG Gas 100 – 500 MW 90 – 125 Ox/tahun
PLTA Aliran air 5 – 75 MW 0,2 – 1 Ox/tahun
PLTN Uranium 300 – 2000 MW 1 – 1,6 Ox/tahun
PLTB Angin 1 – 50 MW 0,1 – 0,8 Ox/tahun
Berikut ini yang merupakan sumber energi alternatif yang dapat membantu mengurangi
polusi lingkungan berupa emisi karbon adalah….
a. PLTU, PLTG, dan PLTA
b. PLTU, PLTA, dan PLTN
c. PLTA, PLTN, dan PLTB
d. PLTG, PLTA, dan PLTN
e. Semua benar
180
23. Perhatikan proses berikut!
Sedangkan proses pada gambar di atas menerapkan prinsip…
a. reduse
b. recycle
c. replace
d. reuse
e. composting
24. Tabel biaya pembangunan PLTU dan PLTN dengan daya 1000 MW.
Berdasarkan tabel di atas, pilihan pembangunan pembangkit listrik dengan jangka waktu
50-100 tahun kedepan yaitu….
a. PLTU karena biaya awal lebih murah dibandingkan PLTN
b. PLTU karena selain biaya murah, bahan bakarnya juga mudah ditemukan.
c. PLTN, karena energinya ramah lingkungan.
d. Dibangun keduanya supaya kebutuhan listrik terpenuhi.
e. PLTN, walaupun biaya pembangunannya mahal, tetapi jika untuk 50 tahun kedepan
PLTN dinilai lebih murah daripada PLTU.
Keterangan PLTU PLTN
Biaya Pembangunan Rp. 5 Triliun Rp. 600 Milliar
Biaya bahan bakar/
tahun Rp. 500 Juta Rp. 100 Milliar
Perawatan/ tahun Rp. 1 milliar Rp. 30 Milliar
Pengembangan SDM Rp. 500 Juta Rp. 1 Milliar
25. “peningkatan suhu udara sebesar 7,20 F”
181
Upaya pencegahan dampak pemanasan global berdasarkan gambar di atas adalah....
a. Pengurangan penggunaan gas-gas berbahaya seperti Nox, COx, CFC, dsb.
b. Penanaman hutan secara bertahap di tiap daerah.
c. Mengurangi penggunaan plastik rumah tangga
d. Berhenti mengunjungi tempat-tempat wisata di kutub utara
e. Menggunakan listrik yang efisien dan alat-alat elektronik hemat energi.
182
Lampiran B5.a
Kisi-kisi instrument nontes (Angket)
No Indikator Nomer soal Jumlah
soal Positif Negatif
1
Penggunaan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking.
1 2 2
2
Keunggulan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking
dibandingkan dengan
metode pembelajaran
yang diterapkan di
kelas.
3 4 2
3 Penyampaian konsep
materi 5,6 7,8 4
4
Keuntungan metode
ceramah dengan
aktivitas ice breaking
dalam kegiatan
pembelajaran.
9,10 11,12 4
Jumlah soal 6 6 12
183
lapiran B5.b
KUISIONER (ANGKET) RESPON SISWA
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE CERAMAH DENGAN AKTIVITAS ICE BREAKING
Penjelasan dan petunjuk pengisian angket!
a. Isilah jawaban sesuai dengan pertanyaan dan berilah check list (√) pada kolom yang telah disediakan.
b. Isilah jawaban sesuai dengan kapasitas kamu sebagai siswa pada mata pelajaran fisika.
c. Jawablah pertanyaan dengan apa adanya sesuai dengan pengalaman kamu.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
C : Cukup
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S C TS STS
1 Saya lebih suka pelajaran fisika daripada pelajaran lain
2 Bagi saya fisika adalah pelajaran yang menyenangkan
3 Saya belajar fisika karena salah satu pelajaran yang wajib diikuti
4 Pelajaran fisika sangat merepotkan karena harus disiapkan secara khusus
5 Pelajaran fisika tidak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Identitas
Nama :
Jenis Kelamin : (L/P)*
Umur :
184
No Pernyataan Jawaban
SS S C TS STS
6 Belajar fisika dengan metode seperti ini tidak menarik dan membosankan
7 Pembelajaran fisika dengan metode seperti ini membuat saya senang dan
tertarik terhadap pelajaran fisika
8 Pembelajaran seperti ini membuat saya malas untuk menyimak materi yang
sedang dipelajari
9 Pembelajaran fisika dengan metode seperti ini tidak ada bedanya dengan
pembelajaran fisika yang biasa di laksanakan
10 Metode/cara seperti ini membuat saya dapat lebih mudah memahami materi
yang disampaikan.
11 Bahan ajar yang disajikan menyulitkan saya dalam memahami materi
12 Saya lebih senang pembelajaran seperti ini dibandingkan pembelajaran biasa
(konvensional)
185
LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Hasil pretest
2. Hasil posttest
3. Perhitungan Data Pretest dan Posttest Keterampilan Memahami Siswa
4. Uji normalitas
5. Uji homogenitas
6. Uji hipotesis
7. Uji N-gain
8. Hasil peningkatan per indikator keterampilan memahami siswa
9. Data hasil angket siswa
186
Lampiran C1
Nilai Pretest Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen
a. Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
No. Kontrol Eksperimen
Pretest pretest
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 6 6
5 6 7
6 6 7
7 6 8
8 6 9
9 6 9
10 7 9
11 7 9
12 7 9
13 7 9
14 8 10
15 8 10
16 8 10
17 8 11
18 8 11
19 8 12
20 9 12
21 9 12
22 9 12
23 9 12
24 9 13
25 10 13
26 11 13
27 11 14
28 11 14
29 11 14
30 14 15
31 15 15
N 31 31
Jumlah 255 320
Rata-rata 8,23 10,32
SD 2,47 2,96
Variansi 6,1140 8,7591
Maksimum 15 15
Minimum 5 5
Median 8 10
Modus 6 9
187
b. Distribusi Frekuensi Kontrol
Panjang kelas = k = 1 + 3,3 log n
Diketahui : n = 31
log n = 1,4914
3,3 log n = 4,9215
1 + 3,3 log n = 5,921
k = 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah
Nilai Tertinggi = 15
Nilai Terendah = 5
Rentang = 10
Interval = Rentang / kelas
Interval = 1,67
Interval dibuat = 2,0
Interval
Tengah frekuensi
interval
5 - 6 5,50 9
7 - 8 7,50 10
9 - 10 9,50 6
11 - 12 11,50 4
13 - 14 13,50 1
15 - 16 15,50 1
Jumlah 31
c. Distribusi kelas eksperimen
Panjang kelas = k = 1 + 3,3 log n
Diketahui : n = 36
log n = 1,5563
3,3 log n = 5,1358
1 + 3,3 log n = 6,136
k = 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah
Nilai Tertinggi = 15,0
Nilai Terendah = 5,0
Rentang = 10,00
Interval = Rentang / kelas
Interval = 1,67
188
Interval dibuat = 2,0
Interval Tengah frekuensi
interval
5 - 6,0 5,5 4
7,0 - 8,0 7,5 3
9,0 - 10,0 9,5 9
11,0 - 12,0 11,5 7
13,0 - 14,0 13,5 6
15,0 - 16,0 15,5 2
Jumlah 31
189
Lampiran C2.
Nilai Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. Data Postest Kelas Kontrol
No. Kontrol Eksperimen
Postest postest
1 7 9
2 8 10
3 8 10
4 8 10
5 9 11
6 9 11
7 9 11
8 10 11
9 11 11
10 11 12
11 11 12
12 12 12
13 13 13
14 13 13
15 14 14
16 14 15
17 15 15
18 15 15
19 15 15
20 15 16
21 15 17
22 15 17
23 16 18
24 17 19
25 17 19
26 17 19
27 18 20
28 18 20
29 19 20
30 19 20
31 19 21
N 31 31
Jumlah 417 456
Rata-rata 13,45 14,71
SD 3,72 3,77
Variansi 13,8559 14,2129
Maksimum 19 21
Minimum 7 9
Median 14 15
Modus 15 11
190
b. Distribusi kelas kontrol
Panjang kelas = k = 1 + 3,3 log n
Diketahui : n = 31
log n = 1,4914
3,3 log n = 4,9215
1 + 3,3 log n = 5,921
k = 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah
Nilai Tertinggi = 19
Nilai Terendah = 7
Rentang = 12
Interval = Rentang / kelas
Interval = 2,00
Interval dibuat = 2,0
Interval
Tengah frekuensi
interval
7 - 8 7,50 4
9 - 10 9,50 4
11 - 12 11,50 4
13 - 14 13,50 4
15 - 16 15,50 7
17 - 18 17,50 5
19 - 20 19,50 3
Jumlah 31
c. Distribusi kelas eksperimen
Panjang kelas = k = 1 + 3,3 log n
Diketahui : n = 36
log n = 1,5563
3,3 log n = 5,1358
1 + 3,3 log n = 6,136
k = 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah
Nilai Tertinggi = 21,0
Nilai Terendah = 9,0
Rentang = 12,00
Interval = Rentang / kelas
Interval = 2,00
Interval dibuat = 2,0
191
Interval Tengah frekuensi
interval
9 - 10,0 9,5 4
11,0 - 12,0 11,5 8
13,0 - 14,0 13,5 3
15,0 - 16,0 15,5 5
17,0 - 18,0 17,5 3
19,0 - 20,0 19,5 7
21,0 - 22,0 21,5 1
Jumlah 31
192
Lampiran C3
Perhitungan Data Pretest Keterampilan Memahami Siswa Kelas kontrol
Nama
Menafsirka
n Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
9 16 19 8 13 22 25 3 4 7 10 18 21 6 17 11 15 23 24 5 12 20 1 2 14
Ahmad Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Alfath miftah 1 1 1 1 1 1 1 1
Alfiansyah 1 1 1 1 1 1 1 1
Anugrah Ageng 1 1 1 1 1 1
Bagas Ibas 1 1 1 1 1 1
carlista 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Catur 1 1 1 1 1 1 1 1
Chaerudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dimas Alfa
Pratama 1 1 1 1 1
Fikri Al Arif 1 1 1 1 1 1
Gilang Arif 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Hadad Hanafi 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Haibil 1 1 1 1 1 1 1
Kevin 1 1 1 1 1 1
Kiritod 1 1 1 1 1 1 1
Lutfi Junaedi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Farhan Hanif 1 1 1 1 1 1
M Ferdi
Septiyan 1 1 1 1 1 1 1
M Jibril Alkafi 1 1 1 1 1 1 1 1
M Rafli
Ardiansyah 1 1 1 1 1 1 1
193
M Ridho 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mahesa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Muhamad Iqbal 1 1 1 1 1 1 1 1
Muhamad Rizki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Panca Aprilia 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R Rizki
Firmansyah 1 1 1 1 1 1 1 1
Raven 1 1 1 1 1 1
Satriaditama 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sri Ayu Manik
Tirta 1 1 1 1 1
Sulton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Syifa Rahayu 1 1 1 1 1
Total 6 11 11 10 12 11 11 7 14 10 5 9 12 8 14 10 10 12 8 14 6 14 10 10 10
Jumlah 28 44 57 22 40 34 30
N-Gain 0,30 0,35 0,31 0,35 0,32 0,37 0,32
194
Perhitungan Data Pretest Kemampuan Memahami SiswaKelas Eksperimen
No. Nama Menafsirkan Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
9 16 19 8 13 22 25 3 4 7 10 18 21 6 17 11 15 23 24 5 12 20 1 2 14
1 Aditya Riski 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Adnan Bafaqih 1 1 1 1 1 1
3 Ahmad Al Yusuf 1 1 1 1 1
4 Ainun Putri 1 1 1 1 1
5 Akbar Firmansyah 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Alwi Zugraha 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Anonda Radefa 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Ardi damanhuri 1 1 1 1 1 1
9 Ardiansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Bayu Indra Darmawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 Cakra Sugiarto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 Candra Bagaskara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Dzullfikar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 Evita Junia 1 1 1 1 1 1 1 1
15 Fadnur Robi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 farhan Zufa 1 1 1 1 1 1 1 1
17 Haniv Muatikin 1 1 1 1 1 1 1
18 Imron Syabani 1 1 1 1 1 1 1
19 Irban Kusuma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 M Aditya 1 1 1 1 1 1
21 M Rafka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 M Rasyiq 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 M Rifaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
195
24 M Rizki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 Mahya Nur Zaman 1 1 1 1 1
26 Nur Fauzi 1 1 1 1 1 1 1
27 Restu Arif 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Riyan Sofyan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 Satria Akbar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Sultan Aljudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Yogha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 11 13 13 13 13 12 12 8 14 7 9 13 13 14 10 13 6 11 9 18 6 15 12 10 16
Jumlah 37 50 64 24 39 39 38
N-gain 0,40 0,40 0,34 0,39 0,31 0,42 0,41
196
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Memahami Siswa Kelas kontrol
Nama Menafsirkan Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
9 16 19 8 13 22 25 3 4 7 10 18 21 6 17 11 15 23 24 5 12 20 1 2 14
Ahmad Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Alfath miftah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Alfiansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Anugrah Ageng 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bagas Ibas 1 1 1 1 1 1 1 1 1
carlista 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Catur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Chaerudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dimas Alfa
Pratama 1 1 1 1 1 1 1
Fikri Al Arif 1 1 1 1 1 1 1 1
Gilang Arif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Hadad Hanafi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Haibil 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kevin 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kiritod 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lutfi Junaedi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Farhan Hanif 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Ferdi Septiyan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Jibril Alkafi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Rafli
Ardiansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
M Ridho 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mahesa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
197
Muhamad Iqbal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Muhamad Rizki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Panca Aprilia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R Rizki
Firmansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Raven 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Satriaditama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sri Ayu Manik
Tirta 1 1 1 1 1 1 1 1
Sulton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Syifa Rahayu 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 12 19 17 18 13 19 16 15 20 16 11 16 16 18 18 16 18 17 15 20 12 20 18 17 20
Jumlah 48 66 94 36 66 52 55
Ngain 0,52 0,53 0,51 0,58 0,53 0,56 0,59
198
Perhitungan Data Posttest Kemampuan Memahami Siswa Kelas eksperimen
No. Nama Menafsirkan Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
9 16 19 8 13 22 25 3 4 7 10 18 21 6 17 11 15 23 24 5 12 20 1 2 14
1 Aditya Riski 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Adnan Bafaqih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Ahmad Al Yusuf 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Ainun Putri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Akbar Firmansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Alwi Zugraha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Anonda Radefa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Ardi damanhuri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Ardiansyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Bayu Indra Darmawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 Cakra Sugiarto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 Candra Bagaskara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Dzullfikar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 Evita Junia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 Fadnur Robi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 farhan Zufa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 Haniv Muatikin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 Imron Syabani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 Irban Kusuma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 M Aditya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 M Rafka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 M Rasyiq 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 M Rifaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
199
24 M Rizki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 Mahya Nur Zaman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 Nur Fauzi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 Restu Arif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Riyan Sofyan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 Satria Akbar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Sultan Aljudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Yogha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 16 23 22 20 17 18 18 15 25 17 17 18 19 22 20 17 17 21 17 24 15 22 21 21 17
Jumlah 61 73 111 42 72 61 59
n-gain 0,66 0,59 0,60 0,68 0,58 0,66 0,63
200
Persentase Kemampuan Memahami Siswa Per indikator
INDIKATOR
KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN
PRETEST
POSTTEST PRETEST
POSTTEST
Menafsirkan 30% 52% 40% 66%
Mencontohkan 35% 53% 40% 59%
Mengklasifikasikan 31% 51% 34% 60%
Merangkum 35% 58% 39% 68%
Menyimpulkan 32% 53% 31% 58%
Membandingkan 37% 56% 42% 66%
Menjelaskan 32% 59% 41% 63%
Rata-rata 33% 55% 38% 63%
201
Lampiran C4.
Uji Prasyarat Analis
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Pretest Kelas Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Kelas Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Hasil Pretest Kelas Eksperimen Mean 10.3226 .53156
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 9.2370
Upper Bound 11.4082
5% Trimmed Mean 10.3584
Median 10.0000
Variance 8.759
Std. Deviation 2.95958
Minimum 5.00
Maximum 15.00
Range 10.00
Interquartile Range 4.00
Skewness -.271 .421
Kurtosis -.805 .821
Kelas Kontrol Mean 8.2258 .44410
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.3188
Upper Bound 9.1328
5% Trimmed Mean 8.0484
Median 8.0000
Variance 6.114
Std. Deviation 2.47265
Minimum 5.00
Maximum 15.00
Range 10.00
Interquartile Range 3.00
Skewness .996 .421
Kurtosis .975 .821
202
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Pretest Kelas Eksperimen .134 31 .167 .950 31 .158
Kelas Kontrol .151 31 .069 .912 31 .015
a. Lilliefors Significance Correction
UJI NORMALITAS KELAS POSTEST
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Postest Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Kontrol 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Hasil Postest Eksperimen Mean 14.7097 .67711
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 13.3268
Upper Bound 16.0925
5% Trimmed Mean 14.6774
Median 15.0000
Variance 14.213
Std. Deviation 3.77000
Minimum 9.00
Maximum 21.00
Range 12.00
Interquartile Range 8.00
Skewness .210 .421
Kurtosis -1.399 .821
Kontrol Mean 13.4516 .66855
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12.0862
Upper Bound 14.8170
5% Trimmed Mean 13.4821
Median 14.0000
203
Variance 13.856
Std. Deviation 3.72235
Minimum 7.00
Maximum 19.00
Range 12.00
Interquartile Range 7.00
Skewness -.162 .421
Kurtosis -1.190 .821
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Postest Eksperimen .151 31 .070 .916 31 .018
Kontrol .145 31 .095 .938 31 .071
a. Lilliefors Significance Correction
204
Lampiran C5
Uji Homogenitas Pretest
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.496 1 59 .226
ANOVA
Hasil Pretest
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 57.430 1 57.430 7.999 .006
Within Groups 423.586 59 7.179
Total 481.016 60
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Postest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.034 1 60 .854
ANOVA
Hasil Postest
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 24.532 1 24.532 1.748 .191
Within Groups 842.065 60 14.034
Total 866.597 61
205
Lampiran C6
Uji Hipotesis
PRETEST
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
skor_pret_test 1 31 38.15 1182.50
2 31 24.85 770.50
Total 62
Test Statisticsa
skor_ pret _test
Mann-Whitney U 392.000
Wilcoxon W 888.000
Z -1.252
Asymp. Sig. (2-tailed) .211
a. Grouping Variable: kelas
POSTTEST
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
skor_post_test 1 31 38.15 1182.50
2 31 24.85 770.50
Total 62
Test Statisticsa
skor_post_test
Mann-Whitney U 274.500
Wilcoxon W 770.500
Z -2.918
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Grouping Variable: kelas
206
Lampiran C7.
Hasil Uji N-gain Kelas kontrol
No NAMA PRETEST
(d1)
POSTEST
(d2)
N = d2 -
d1
Ngain = N/(25-
d1)
1 Ahmad Irham 11 18 7 0,50
2 Alfath miftah 8 15 7 0,41
3 Alfiansyah 8 13 5 0,29
4 Anugrah Ageng 6 10 4 0,21
5 Bagas Ibas 6 9 3 0,16
6 carlista 14 19 5 0,45
7 Catur 8 15 7 0,41
8 Chaerudin 11 19 8 0,57
9
Dimas Alfa
Pratama 5 7 2 0,10
10 Fikri Al Arif 6 8 2 0,11
11 Gilang Arif 9 15 6 0,38
12 Hadad Hanafi 9 17 8 0,50
13 Haibil 7 12 5 0,28
14 Kevin 6 9 3 0,16
15 Kiritod 7 11 4 0,22
16 Lutfi Junaedi 11 17 6 0,43
17 M Farhan Hanif 6 7 1 0,05
18 M Ferdi Septiyan 7 11 4 0,22
19 M Jibril Alkafi 8 14 6 0,35
20
M Rafli
Ardiansyah 7 13 6 0,33
21 M Ridho 9 15 6 0,38
22 Mahesa 15 19 4 0,40
23 Muhamad Iqbal 8 15 7 0,41
24 Muhamad Rizki 10 17 7 0,47
25 Panca Aprilia 9 15 6 0,38
26
R Rizki
Firmansyah 8 15 7 0,41
27 Raven 6 11 5 0,26
28 Satriaditama 9 16 7 0,44
29
Sri Ayu Manik
Tirta 5 7 2 0,10
30 Sulton 11 18 7 0,50
31 Syifa Rahayu 5 8 3 0,15
N-Gain 0,32
207
Hasil Uji N-gain Kelas Eksperimen
No NAMA PRETEST
(d1)
POSTEST
(d2)
N = d2 -
d1
Ngain = N/(25-
d1)
1 Aditya Riski 12 18 6 0,46
2 Adnan Bafaqih 6 11 5 0,26
3 Ahmad Al Yusuf 5 12 7 0,35
4 Ainun Putri 5 11 6 0,30
5 Akbar Firmansyah 8 12 4 0,24
6 Alwi Zugraha 9 13 4 0,25
7 Anonda Radefa 9 13 4 0,25
8 Ardi damanhuri 6 15 9 0,47
9 Ardiansyah 14 20 6 0,55
10
Bayu Indra
Darmawan 13 19 6 0,50
11 Cakra Sugiarto 14 20 6 0,55
12 Candra Bagaskara 15 21 6 0,60
13 Dzullfikar 10 13 3 0,20
14 Evita Junia 8 16 8 0,47
15 Fadnur Robi 11 20 9 0,64
16 farhan Zufa 8 15 7 0,41
17 Haniv Muatikin 7 11 4 0,22
18 Imron Syabani 7 11 4 0,22
19 Irban Kusuma 12 17 5 0,38
20 M Aditya 6 15 9 0,47
21 M Rafka 11 15 4 0,29
22 M Rasyiq 10 15 5 0,33
23 M Rifaldi 11 15 4 0,29
24 M Rizki 10 18 8 0,53
25 Mahya Nur Zaman 5 11 6 0,30
26 Nur Fauzi 7 15 8 0,44
27 Restu Arif 9 12 3 0,19
28 Riyan Sofyan 11 20 9 0,64
29 Satria Akbar 10 19 9 0,60
30 Sultan Aljudin 12 17 5 0,38
31 Yogha 10 19 9 0,60
N-Gain 0,40
208
Lampiran C8
Nilai N-gain perindikator Kemampuan Memahami Siswa Kelas kontrol
KONTROL Menafsirkan Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
PRETEST 0,30 0,35 0,31 0,35 0,32 0,37 0,32
POSTEST 0,52 0,53 0,51 0,58 0,53 0,56 0,59
NGAIN 0,31 0,28 0,29 0,35 0,31 0,31 0,40
NGAIN 0,32
Nilai N-gain perindikator Kemampuan Memahami Siswa Kelas kontrol
EKSPERIMEN menafsirkan mencontohkan mengkllasifikasikan merangkum menyimpulkan membandingkan menjelaskan
PRETEST 0,40 0,40 0,34 0,39 0,31 0,42 0,41
POSTEST 0,66 0,59 0,60 0,68 0,58 0,66 0,63
N-gain 0,43 0,31 0,39 0,47 0,39 0,41 0,38
n-gain 0,40
209
Lampiran C9
Data Hasil Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan
Metode Ceramah dengan Aktivitas Ice Breaking
No Jenis
kelaamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 L 3 3 4 3 3 1 5 3 4 4 3 4
2 L 3 3 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4
3 L 3 3 4 3 2 4 6 2 3 5 4 4
4 L 3 4 5 5 2 2 5 4 4 5 3 3
5 L 3 4 4 5 4 2 4 2 2 4 3 3
6 L 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 2 3
7 L 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 4
8 L 4 4 5 3 3 5 4 4 3 5 4 4
9 L 4 4 4 3 4 2 3 2 2 4 1 3
10 L 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
11 L 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
12 L 4 3 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3
13 L 5 4 5 1 2 2 5 2 4 5 4 5
14 L 4 3 5 3 4 1 3 4 2 4 4 2
15 L 3 3 3 2 2 2 4 2 3 4 2 4
16 L 3 3 5 3 2 3 4 2 2 4 3 4
17 L 3 3 3 2 1 2 4 2 3 4 2 5
18 L 2 3 4 4 5 4 2 4 4 3 2 3
19 L 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3
20 L 3 3 3 4 1 3 3 2 2 4 2 3
21 L 3 3 3 4 1 3 3 2 2 4 2 3
22 L 3 3 4 2 2 3 4 2 4 5 2 4
210
23 P 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3
24 P 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3
25 L 2 3 1 2 3 2 2 2 4 4 2 2
26 L 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3
27 L 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3
28 L 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3
29 L 4 3 5 3 4 1 3 4 2 4 3 2
30 L 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
31 L 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3
jumlah 96 102 109 99 88 86 113 87 96 122 87 102
presentase 62% 66% 70% 64% 57% 55% 73% 56% 62% 79% 56% 66%
Per Indikator 64% 67% 60% 66%
rata-rata 64%
211
LAMPIRAN D
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
212
213
214
215
216
217
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DILAH AAS SAPUTRA. Anak ketiga dari empat bersaudara
pasangan Bapak Saheri dan Ibu Muniah. Lahir di Pemalang pada
tanggal 25 Desember 1992 dan bertempat tinggal di Desa Kreyo
Rt 02 Rw 01, Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh
penulis diantaranya SD Negeri 04 Kreyo Tahun 2005, SMP Negeri 3 Randudongkal
lulus Tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 01
Randudongkal Lulus pada tahun 2011. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas
islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Fisika Pada
tahun 2012 melalui sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (
SPMB-MANDIRI).
top related