amich alhumami, ph.d. direktur pendidikan tinggi, iptek...
TRANSCRIPT
Amich Alhumami, Ph.D.
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Surabaya, 10 Oktober 2018
Isi Paparan
2
1) Perpustakaan, Literasi, dan Peradaban
2) Kebijakan Transformasi Pelayanan Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial
3) Peran Perpustakaan dalam Pencapaian Target SDGs
PERPUSTAKAAN, LITERASI, DAN
PERADABAN
3
4
Penguasaan ilmu pengetahuan adalah
kunci kemajuan peradaban
Perpustakaan merupakan pusat ilmu pengetahuan
Membangun perpustakaan
= memajukan peradaban
Perpustakaan dan Kemajuan Peradaban (1)
Perpustakaan dan Kemajuan Peradaban (2)
5 Sumber foto: https://www.google.co.id/
Terjadi transmisi pengetahuan dari Yunani-Hellenistik, Romawi, India, dan Persia ke dalam dunia Islam
KOSMOPOLITANISME PERADABAN ISLAM
Academy of Jundishapur Berdiri tahun 260 M, berlokasi di kota Jundishapur
(sekarang provinsi Khuzestan, Iran) Akademi Jundishapur menjadi tempat belajar/ berdiskusi yang turut
mempengaruhi perkembangan peradaban (Islam). Para alumni Jundishapur tersebar ke banyak lokasi, mentransmisikan pengetahuan
kepada banyak orang dari masa ke masa.
Bayt Al-Hikmah
Didirikan oleh Khalifah Harun Al-Rashid pada 813 M di Bahgdad, Bayt Al-Hikmah
menjadi tempat pertemuan para intelektual, pusat kajian dan diskusi, sanggar
terjemah, laboratorium penelitian, dan tempat penerbitan buku.
Setelah mengalami kemerosotan di masa Al-Mutawakkil, Bayt Al-Hikmah musnah pada
masa Al-Musta’shim akibat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, pada tahun 1258.
Termasuk menginspirasi pendirian Bayt Al-Hikmah
pada tahun 813 M.
Perpustakaan:
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
6
Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah merumuskan pemikiran
visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun sebuah bangsa yang maju dan modern di
masa depan.
Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa negara
berkewajiban untuk (i) mencerdaskan kehidupan bangsa dan (ii) memajukan
kesejahteraan umum.
Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan amanat sejarah yang
termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui pembangunan pendidikan yang berkualitas
bagi segenap warga negara.
Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di berbagai bidang
kehidupan. Pendidikan dapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, penggerak utama dalam
proses transformasi sosial menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.
Perpustakaan bersama dengan pendidikan harus dimaknai sebagai bagian dari
Strategi Kebudayaan, untuk mewujudkan literate society melalui suatu gerakan
literasi yang bersifat kolektif.
Literacy dan literate society merupakan puncak pencapaian dari suatu proses
panjang pendidikan—formal, informal, nonformal—yang ditempuh oleh
masyarakat, yang terwujud dalam suatu gerakan kebudayaan yang bersifat
kolektif.
Perpustakaan:
Membangun Masyarakat Berpengetahuan
Perpustkaan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge society) melalui ikhtiar kolektif, untuk menumbuhkan tradisi dan budaya baca di dalam masyarakat: Masyarakat berpengetahuan merupakan bagian dari lapisan critical mass yang
menjadi fondasi sosial sangat kokoh, untuk mendorong proses transformasi masyarakat menuju kehidupan yang maju.
Masyarakat berpengetahuan merupakan penjelmaan suatu bangsa dengan capaian peradaban tinggi.
Masyarakat berpengetahuan selalu bersikap terbuka, adaptif, bersedia menerima ide-ide baru berasal dari mana pun, yang mengantarkan pada perubahan dan kemajuan.
Masyarakat berpengetahuan lebih mudah menerima keragaman dan perbedaan, serta menghargai pluralitas dan multikulturalisme di masyarakat – cerminan dari watak kosmopolitanisme.
7
Perpustakaan Keliling (mobil buku) yang difasilitasi oleh Balai Pustaka (Kantor untuk
Volkslectuur) di Batavia
Literasi dalam Lintasan Sejarah: Instrumen Transformasi Sosial-Budaya (1)
8
LITERASI MASA KEMERDEKAAN
Sejumlah murid sedang belajar menggunakan media sabak dan grip
sebagai alat tulis pada Sekolah 'Taman Siswa', Jogjakarta, tahun 1947
Sumber foto:
Cas Oorthuys koleksi Nationaal Archief, Belanda -. Joko Santoso – Perpustakan Nasional RI
Literasi sebagai kekuatan pencerahan, yang memicu
gerakan kebangsaan
Literasi dalam Lintasan Sejarah:
Instrumen Transformasi Sosial-Budaya (2)
9 Sumber Foto: Joko Santoso – Perpustakan Nasional RI
Tahun 1960-an, Presiden Soekarno
mencanangkan Gerakan Pemberantasan
Buta Huruf.
Soekarno mendatangi berbagai daerah
yang masih tinggi tingkat buta huruf
a.l. desa Sarangan, Magetan, Jawa
Timur Dari total penduduk, hanya 5%
yang dapat membaca.
Semua lapisan masyarakat menjadi target-
sasaran, termasuk kelompok perempuan.
Melalui Perikatan Perkoempoelan
Perempoean Indonesia (PPPI)—dibentuk
pada 22/12/1928 di Jogjakarta—terjalin
kesatuan semangat juang kaum perempuan
dalam usaha meningkatkan harkat dan
martabat, salah satunya melalui
pendidikan keberaksaraan dan
keterampilan.
Program pemberantasan buta aksara terus
berlanjut pada era Orde Baru, hingga saat
ini.
Soekarno dan Keberaksaraan
“To learn to read is to light a fire; every syllable
that is spelled out is a spark” (Victor Hugo)
Perkembangan Terkini: Literasi sebagai Fokus Pemberitaan
10
Liputan Literasi dalam Harian Kompas, 04-07 September 2018
Literasi dan Kemajuan
“Yang menentukan keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya alam secara efisien adalah manusia-manusia unggul dengan kemampuan literasi yang tinggi, pendidikan yang berkualitas, dan penguasaan iptek yang mumpuni.”
KEBIJAKAN TRANSFORMASI
PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL
11
Makna Literasi:
Melampaui Abjad dan Angka (1)
Bentuk cognitive skills yang tercermin pada kemampuan mengidentifikasi, memahami, dan menginterpretasi dokumen tertulis, naskah cetak yang dihubungkan dengan konsep-konsep yang kompleks.
Mencakup kamampuan berpikir logis dan kritis serta keterampilan analisis, yang dihasilkan melalui proses pembelajaran sehingga segenap potensi yang dimiliki setiap individu dapat berkembang.
Kemampuan mengakses dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta menguasai teknologi, yang ditransformasikan ke dalam kegiatan-kegiatan produktif yang memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan.
12
Secara konvensional, literasi bermakna kemampuan mengenali abjad dan angka yang tercermin pada kemahiran membaca, menulis, dan berhitung (read, write, arithmetic).
Namun, makna literasi kini sudah diperluas melampaui pengenalan abjad dan angka. Dalam pengertian mutakhir, literasi adalah:
Karena itu, literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator penting dalam pembangunan yang punya dampak sosial ekonomi. Literasi juga berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi yang membawa kesejahteraan.
13
Literasi mampu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan.
Selain terkait dengan kecakapan literal dan numerical tenaga kerja, literasi juga mampu meningkatkan daya saing ekonomi.
Kegiatan literasi tidak hanya dimaknai secara konvensional yaitu kemampuan membaca dan menulis, namun juga dapat diterkemahkan untuk mengatasi persoalan, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Perpustakaan, taman baca dan pendidikan tinggi harus mulai mengubah paradigma literasi keberaksaraan menuju paradigma literasi yang memberdayakan masyarakat.
Makna Literasi:
Melampaui Abjad dan Angka (2)
Kebijakan Transformasi Perpustakaan
14
ANALISA SITUASI
Deposit Bahan Pustaka
Tempat Koleksi Buku
Pengadaan koleksi tanpa
mempertimbangkan
kebutuhan informasi
masyarakat
Perpustakaan sekadar
menjadi tempat
penyimpanan buku sampai
berdebu dan pengap
Ruang Baca Buku Ruang baca sepi pemustaka,
sepi diskusi
Infrastruktur IT
Dukungan IT kurang
memadai
Pustakawan Pasif
Pustakawan sekadar kerja
teknis-administratif (koding,
dan menata buku), belum
sebagai penggerak literasi.
TR
AN
SFO
RM
AS
I P
ER
PU
ST
AK
AA
N
Transformasi Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial
Perpustakaan memfasilitasi
masyarakat untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki
Perpustakaan menjadi wadah untuk
menemukan solusi dari permasalahan
kehidupan masyarakat
Perpustakaan dirancang lebih
berdaya guna bagi masyarakat
Perpustakaan sebagai pusat ilmu
pengetahuan, pusat kegiatan masyarakat,
dan pusat kebudayaan
Transformasi perpustakaan berbasis inklusi
sosial merupakan suatu pendekatan
pelayanan perpustakaan yang
berkomitmen meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat
pengguna perpustakaan.
Tujuan transformasi perpustakaan
adalah untuk:
• Meningkatkan literasi informasi
berbasis TIK, dan
• Meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan masyarakat.
Potret pelayanan perpustakaan masa lalu
PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL
Transformasi Perpustakaan untuk
Pemberdayaan Masyarakat
15
Pusat Ilmu Pengetahuan
(Inovasi)
Pusat Kegiatan
Masyarakat
(Pemberdayaan)
Pusat Kebudayaan
(Pelestarian dan Pemajuan)
Perpustakaan sebagai pusat ilmu
pengetahuan yang melahirkan berbagai
inovasi sosial, pengembangan khazanah
kebudayaan bangsa, dan pelestarian
naskah nusantara.
Transformasi perpustakaan berbasis
inklusi sosial bertujuan untuk
memperkuat peran dan fungsi
perpustakaan, agar tidak hanya sekadar
tempat penyimpanan dan peminjaman
buku, tapi menjadi wahana pembelajaran
sepanjang hayat dan pemberdayaan
masyarakat.
Mekanisme Pelaksanaan
Kebijakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
16
SOSIALISASI
PROGRAM
LOKAKARYA UNTUK MEMBANGUN KOMITMEN
(Melibatkan Pimpinan Pemda – Gubernur/Bupati/Walikota)
BIMTEK DAN PELATIHAN ToT
(Termasuk Pelatihan TIK)
BANTUAN PENGEMBANGAN
SARPRAS
(Gedung, Sarpras Perpustakaan)
BANTUAN PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN TIK
(Buku, Komputer, Printer, Software)
MENTORING, EVALUASI, DAN
PENDAMPINGAN Program ini akan ditawarkan
kepada Pemda yang berminat, untuk kemudian akan diseleksi oleh Tim Pusat.
Program ini ditujukan kepada perpustakaan umum provinsi, kabupaten/kota yang memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan perpustakaan berbasis inklusi sosial di daerahnya.
Target tahun 2018 sebanyak 60 lokasi, target tahun 2019 sebanyak 300 lokasi dengan alokasi anggaran 145 miliar + DAK 300 miliar.
Prioritas Nasional RKP Tahun 2019
Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar
Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air
Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu
17
Catatan: Mainstreaming: Revolusi Mental, Kesetaraan gender, lingkungan, governance.
PJ PN dapat melibatkan Deputi lainnya dan Sahli yang belum masuk dalam daftar di atas
Tema RKP 2019:
“ Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”
PN 1 - Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan
dan Peningkatan Pelayanan Dasar
18
• Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan menjadi KEGIATAN PRIORITAS pada PN 1 - Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar, untuk mendukung Program Prioritas Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas.
• Perpustakaan memiliki peran untuk mendukung KP Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan melalui kebijakan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk mendorong peran perpustakaan dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat.
PEMERATAAN LAYANAN
PENDIDIKAN BERKUALITAS
Penyediaan pendidik yang
berkualitas dan merata
Penyediaan afirmasi
pendidikan
Penguatan kelembagaan
satuan pendidikan
Peningkatan kualitas
pembelajaran dan akademik
Penguatan literasi untuk kesejahteraan
Pendidikan/pelatihan kompetensi pendidik
Penilaian kinerja pendidik
Distribusi dan pemerataan pendidik
Sertifikasi pendidik
Tunjangan dan insentif pendidik
Bantuan afirmasi biaya pendidikan bagi siswa dan mahasiswa Afirmasi sarpras di daerah 3T dan PT Luar Jawa
Peningkatan kapasitas pengelola satuan pendidikan
Penilaian mutu satuan pendidikan
Pengelolaan pendidikan berbasis satuan pendidikan
Hasil penelitian, publikasi dosen, dan pengembangan bidang unggulan
Penerapan kurikulum dan model pembelajaran inovatif
Pendidikan karakter dan penerapan budaya positif
Literasi informasi terapan dan inklusif
Pendampingan masyarakat untuk literasi informasi
Pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial
Dukungan Perpustakaan Nasional RI Terhadap
Kegiatan Prioritas Penguatan Literasi Untuk Kesejahteraan*)
RKP 2019
19
Proyek Prioritas Nasional Proyek KL Program Kegiatan Output Lokasi
Literasi informasi terapan dan inklusif Peningkatan kecakapan hidup dan pelatihan keterampilan UMKM berbasis literasi di Perpustakaan
Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca
Jumlah kegiatan pembudayaan gemar membaca Jumlah kegiatan pelathan keterampilan UMKM berbasis literasi
Pusat dan daerah
Penyediaan bahan pustaka terapan
Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional
Jumlah bahan perpustakaan yang diadakan dan langganan e-jurnal
Pusat dan daerah
Pengembangan perpustakaan digital
Program Pengembangan Perpustakaan
Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi
Jumlah mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK
Pusat dan daerah
Pendampingan masyarakat untuk literasi sosial
Peningkatan peran pustakawan
Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Pustakawan Jumlah pustakawan yang tersertifikasi
Pusat dan daerah
Peer learning meeting pustakawan dan relawan literasi
Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca
Jumlah perpustakaan yang dibina dan dikembangkan
Daerah
Pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial
Akreditasi perpustakaan Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca
Jumlah perpustakaan yang terakreditasi
Pusat
Pengembangan perpustakaan umum, khusus, dan komunitas berbasis inklusi sosial
Program Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca
Jumlah perpustakaan yang dibina dan dikembangkan
Pusat (berdasarkan usulan pada t-1 dan tahun berjalan)
RKP 2019:
Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Perpustakaan
Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan, dengan indikator: a. Nilai tingkat kegemaran membaca menjadi 50
b. Pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat literasi informasi dan pusat kegiatan masyarakat sebanyak 2,2 juta orang
c. Perpustakaan umum yang memberikan pelayanan berbasis inklusi sosial sebanyak 300 unit perpustakaan
Pembangunan perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan sebagai pusat literasi informasi dan pusat kegiatan dapat menjadi wahana belajar sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi dan pemberdayaan masyarakat.
SASARAN 1. Pengembangan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi
sosial, melalui: a. Pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial; b. Peningkatan akses literasi informasi terapan dan inklusif c. Pendampingan masyarakat untuk literasi informasi d. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; e. Perkuatan kerja sama dan jejaring perpustakaan dengan berbagai lembaga
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
2. Meningkatkan budaya gemar membaca melalui: a. peningkatan peran keluarga, komunitas dan kader literasi b. peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan c. peningkatan kampanye budaya kegemaran membaca.
3. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian fisik, serta kandungan informasi bahan pustaka dan naskah kuno melalui: a. Konservasi fisik bahan perpustakaan dan naskah kuno; Pelestarian kandungan
informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno.
ARAH KEBIJAKAN
DAK Perpustakaan untuk Mendukung Kebijakan
Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan
DAK Perpustakaan digunakan untuk mendukung Kegiatan Prioritas Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan, melalui kebijakan Transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
21
Untuk mendukung kebijakan penguatan literasi untuk kesejahteraan, pada tahun 2019 dialokasikan anggaran DAK Perpustakaan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Pembangunan gedung layanan perpustakaan daerah Pembangunan gedung layanan baru perpustakaan
prov/kab/kota
Renovasi gedung layanan perpustakaan prov/kab/kota
Pengembangan koleksi bahan pustaka (termasuk koleksi digital)
Pengembangan sarana dan prasarana layanan perpustakaan
Pengembangan TIK perpustakaan
Transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
EKOSISTEM PENGUATAN LITERASI UNTUK
KESEJAHTERAAN
22
Pengembangan Kebijakan & Regulasi
Koordinasi penyelarasan Program/Kegiatan lintas K/L, lintas pusat-daerah, lintas sektor publik-swasta
Sosialisasi/Diseminas, Komunikasi & Advokasi
Monev & Pelaporan Pendanaan (APBN/APBD)
Pengabdian masyarakat (KKN) untuk mendukung budaya kegemaran membaca
Peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan
• Policy Research.
Mendukung pengembangan perpistakaan berbasis komunitas
Promosi budaya kegemaran membaca (keluarga, masyarakat)
• CSR/hibah untuk pengembangan perpustakaan desa/perpustakaan komunitas berbasis inklusi sosial
PENGUATAN LITERASI UNTUK KESEJAHTERAAN
Kebijakan penguatan literasi untuk kesejahteraan dapat dilaksanakan dengan baik jika didukung oleh ekosistem yang baik.
Ekosistem penguatan literasi untuk kesejahteraan setidaknya terdiri dari:
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Akademisi/perguruan tinggi,
Swasta, Filantropi, media massa,
keluarga dan masyarakat
Sinergi Lintas K/L dalam Penguatan Literasi untuk
Kesejahteraan
23
• Sinergi lintas K/L dalam Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan, setidaknya meliputi 4 aspek: 1. Pemerataan layanan
perpustakaan berbasis inklusi sosial
2. Peningkatan akses literasi informasi terapan dan inklusif
3. Pendampingan masyarakat untuk literasi informasi
4. Koordinasi, pemantauan dan evaluasi
• K/L dapat bersinergi dan berkolaborasi pada level proyek/kegiatan Contoh: Kegiatan TBM (Kemendikbud/Dinas Pendidikan) bersinergi dengan Perpus Desa (Perpusnas/Dinas Perpustakaan)
Literasi untuk Kesejahteraan
Literasi mengubah kehidupan, mendorong kemajuan, dan mewujudkan kesejahteraan
“Literacy is a fundamental life skill, one that serves as a portal to knowledge and a lifetime of
opportunity.”
24 Sumber Foto: PerpuSeru - CCFI
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM
PENCAPAIAN TARGET SDGS
25
REPUBLIK
INDONESIA
26
1
3
4
5
6
Memperluas Sumber Pendanaan (Pemerintah, Swasta, dan Sumber Lain)
Menekankan pada hak azasi manusia
Lebih Komprehensif
Inklusif
Melibatkan Seluruh Pemangku Kepentingan
”Zero Goals”
Cara Pelaksanaan (Means of Implementation)
2
7
SDGs Menyempurnakan MDGs Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan agenda global menggantikan Millennium
Development Goals (MDGs).
REPUBLIK
INDONESIA
27
SDGs 17 Goal, 169 Target, 241
Indikator
PILAR PEMBANGUNAN
SOSIAL
PILAR PEMBANGUNAN
EKONOMI
PILAR PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN
PILAR PEMBANGUNAN HUKUM DAN TATA
KELOLA
7 Target, 12 Indikator
8 Target, 14 Indikator
13 Target, 26 Indikator
10 Target, 11 Indikator
9 Target , 14 Indikator
5 Target, 6 Indikator
12 Target, 17 Indikator
8 Target, 12 Indikator
10 Target,11 Indikator
19 Target, 25 Indikator
8 Target, 11 Indikator
10 Target, 15 Indikator
11 Target, 13 Indikator
5 Target, 7 Indikator
10 Target, 10 Indikator
12 Target, 23 Indikator
12 Target, 14 Indikator
Pemetaan Tujuan, Target, dan Indikator SDGs
Peran Perpustakaan dalam SDGs dan
Sinergi Lintas Sektor
28
Pelayanan Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial
TUJUAN 1: Mengakhiri kemiskinan
TUJUAN 3: menjamin
kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan
TUJUAN 4: menjamin pendidikan berkualitas
TUJUAN 5: mencapai
kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan
TUJUAN 8: ketersediaan
pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi
TUJUAN 9: pengembangan industri, inovasi
dan infrastruktur
TUJUAN 13: penanganan
perubahan iklim
Pemerataan akses pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan (Perpusnas, Kemendesa, Kemendagri, Kemenkominfo, Kementerian PUPR).
Peningkatan literasi gaya hidup sehat untuk mengurangi angka kematian dini akibat penyakit tidak menular (Perpusnas, Kemenkes, BKKBN).
Menumbuhkan budaya kegemaran membaca (Perpusnas, Kemen PPPA, Kemenag, BKKBN, Kemenkominfo)
Meningkatkan akses literasi terapan untuk pemberdayaan perempuan (Perpusnas, Kementerian PPPA).
Meningkatkan akses literasi informasi terapan bagi pemuda (Perpusnas, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenpora).
Penyediaan e-resource untuk mendukung riset dan pengembangan inovasi (Perpusnas, Kemenristekdikti, Kemendikbud, LIPI).
Menumbuhkan kesadaran perubahan iklim melalui akses literasi informasi berbasis TIK (Perpusnas, KLHK).
Peran Perpustakaan dalam Pencapaian SDGs (1)
29
TUJUAN SDGs TARGET SDGs KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN
NASIONAL CONTOH PROYEK K/L
Tujuan 1: Mengakhiri kemiskinan
Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari berbagai sumber, untuk menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau.
Pemerataan akses pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk kesejahteraan.
• Pengembangan perpustakaan desa (Perpusnas, Kemendesa, Kemendagri)
• Capacity building perpustakaan daerah (Perpusnas)
• Akreditasi perpustakaan • Kebijakan penyediaan ruang baca di ruang
publik (perpusnas, Kemendagri, Kementerian PUPR)
• Bantuan stimulasi perangkat TIK (Perpusnas, Kemenkominfo)
• Penguatan jaringan internet (Kemenkominfo)
• Peer learning meeting pustakawan dan relawan literasi
• Sertifikasi pustakawan • Bedah buku dan pelatihan ilmu terapan
(Perpusnas, Kementerian UMKM, Kemendesa)
Peran Perpustakaan dalam Pencapaian SDGs (2)
30
TUJUAN SDGs TARGET SDGs KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN
NASIONAL CONTOH PROYEK K/L
Tujuan 3: menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Peningkatan literasi gaya hidup sehat untuk mengurangi angka kematian dini akibat penyakit tidak menular.
Peningkatan akses literasi informasi tentang kesehatan (Perpusnas, Kemenkes, BKKBN)
Tujuan 4: menjamin pendidikan berkualitas
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Menumbuhkan budaya kegemaran membaca
• Sosialisasi budaya kegemaran membaca (Perpusnas, Kemendikbud, Kemenkominfo)
• Pembinaan keluarga muda (Perpusnas, Kemen PPPA, Kemenag, BKKBN)
• Pemberdayaan komunitas literasi (Perpusnas, Kemendikbud)
Tujuan 5: mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan
Meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan.
Meningkatkan akses literasi informasi terapan untuk pemberdayaan perempuan berbasis TIK
Peningkatan akses literasi informasi terapan untuk pemberdayaan perempuan berbasis TIK (Perpusnas, Kementerian PPPA)
Peran Perpustakaan dalam Pencapaian SDGs (3)
31
TUJUAN SDGs TARGET SDGs KONTRIBUSI
PERPUSTAKAAN NASIONAL
CONTOH PROYEK K/L
Tujuan 8: ketersediaan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau pelatihan.
Meningkatkan akses literasi informasi terapan untuk generasi muda
Pengembangan e-library untuk generasi milenial berbasis aplikasi e-mobile library dengan konten informasi terapan (Perpusnas, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenpora)
Tujuan 9: pengembangan industri, inovasi dan infrastruktur
Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi sektor industri di semua negara, terutama negara-negara berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan pengembangan.
Penyediaan e-resource untuk mendukung riset dan pengembangan inovasi
Pengembangan e-resourse dan open acces (Perpusnas, Kemenristekdikti, Kemendikbud, LIPI)
Tujuan 13: penanganan perubahan iklim
Meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan ikim.
Menumbuhkan kesadaran perubahan iklim melalui akses literasi informasi berbasis TIK.
Akses literasi informasi dengan konten lingkungan dan perubahan iklim (Perpusnas, KLHK)
32
“I read a book one day and my whole
life changed.”
― Orhan Pamuk ―
من ال يريد القراءة ليس بأفضل ممن ال ”“ يستطيع القراءة
― Mark Twain ―
Kalimat Hikmah
TERIMA KASIH
33