alternatif pemanfaatan danau bagi … · melalui konsep keberlanjutan sumberdaya perairan dan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
ALTERNATIF PEMANFAATAN DANAU BAGI PENGEMBANGAN WISATA
MELALUI KONSEP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN PERIKANAN DI DANAU SINGKARAK, SUMATERA BARAT
FITRI EMELIA
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wisata melalui Konsep
Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di Danau Singkarak,
Sumatera Barat
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan in-
formasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak di-
terbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2009
Fitri Emelia C24050126
iii
RINGKASAN
Fitri Emelia. C24050126. Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wisata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Dibawah bimbingan Fredinan Yulianda dan Mennofatria Boer.
Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera se-telah Danau Toba, dengan luas 10 908.2 ha dan kedalaman rata-rata 178.68 m. Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cukup besar. Potensi sumberdaya alam terdiri dari lingkungan fisik dan biologi (hayati). Lingkungan fisik yang menjadi daya tarik Danau Singkarak ada-lah pemandangan alamnya yang indah seperti hamparan danau yang luas, per-bukitan, pegunungan dan sungai. Lingkungan biologi (hayati) yang menjadi po-tensi wisata bagi Danau Singkarak adalah adanya biota endemik ikan bilih (Mys-tacoleucus padangensis). Selain itu Danau Singkarak juga memiliki potensi sum-berdaya manusia seperti potensi budaya dari masyarakat setempat. Potensi-po-tensi tersebut dapat menjadi objek yang menarik bagi wisatawan apabila dikelola dengan baik. Pemanfaatan wisata Danau Singkarak relatif masih terbatas dan be-lum dikembangkan secara optimal. Potensi sumberdaya wisata yang dimiliki Da-nau Singkarak meliputi perairan, ikan, dan pemandangan tersebut diperkirakan cukup tinggi, sehingga Danau Singkarak dapat dikembangkan sebagai suatu al-ternatif pemanfatan wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan potensi sumberdaya Danau Singkarak, tingkat pemanfa-atan wisata danau, dan untuk menyusun pemanfaatan wisata yang berkelanjut-an sebagai salah satu alternatif pemanfaatan sumberdaya Danau Singkarak.
Berbagai potensi wisata yang sudah ada di Danau Singkarak pada saat ini adalah: pemandangan alam perbukitan, Tanjung Mutiara, olahraga paralayang, kereta wisata, festival Singkarak dan Danau Kembar, serta event balap sepeda in-ternasional Tour de Singkarak. Akan tetapi pengelolaan dan pemanfaatannya be-lum optimal, seperti promosi yang sangat kurang sehingga wisatawan tidak/be-lum memperoleh banyak informasi mengenai kawasan wisata Danau Singkarak.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kesesuaian wisata, analisis daya dukung kawasan (DDK), metode Scenic Beauty Estimation (SBE), serta analisis SWOT. Berdasarkan analisis kesesuaian diperoleh kegiatan wisata yang direkomendasikan di enam lokasi Danau Singkarak. Lokasi Tanjung Mutiara sesuai untuk kegiatan berenang (DDK = 1 963 org/hari) dan berkemah (DDK = 124 org/hari), lokasi Ombilin sesuai untuk kegiatan duduk santai (DDK = 428 org/hari ), lokasi Biteh sesuai untuk kegiatan memancing (DDK = 4 899 org /hari), lokasi Kacang sesuai untuk kegiatan berkemah (DDK = 74 org/hari), lo-kasi Taluak sesuai untuk kegiatan berperahu (DDK = 381 org/hari), dan lokasi Dermaga sesuai untuk kegiatan outbound (DDK = 150 org/hari). Total daya du-kung kawasan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata Danau Singkarak se-tiap harinya adalah 8 019 orang, tapi harus menyebar dalam kisaran waktu 8 jam/hari atau tidak terakumulasi pada jam-jam yang sama karena dapat menye-babkan over crawded.
iv
Tiga prioritas utama alternatif strategi pengelolaan kawasan wisata Danau Singkarak yang berkelanjutan meliputi: pertama, mengadakan kerjasama dalam promosi wisata Danau Singkarak sebagai kawasan yang terjaga kealamian dan kelestarian sumberdayanya; kedua, menarik investor untuk pengembangan wisa-ta Danau Singkarak dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdayanya; ketiga, melakukan koordinasi dalam mengatasi permasalahan dan ancaman yang terdapat di Danau Singkarak. Melalui alternatif strategi ini diharapkan Danau Singkarak akan menjadi kawasan wisata dengan konsep keberlanjutan, sehingga dapat menarik banyak wisatawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kese-jahteraan masyarakat.
ALTERNATIF PEMANFAATAN DANAU BAGI PENGEMBANGAN WISATA
MELALUI KONSEP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN PERIKANAN DI DANAU SINGKARAK, SUMATERA BARAT
FITRI EMELIA C24050126
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2009
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Skripsi : Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wi- sata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perair- an dan Perikanan di Danau Singkarak, Sumatera Barat.
Nama : Fitri Emelia
NIM : C24050126
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer
NIP 19630763 198803 1 002 NIP 19570928 198103 1 006
Mengetahui, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc
NIP 19660728 199103 1 002
Tanggal Lulus: 30 Oktober 2009
vii
PRAKATA
Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang ber-
judul Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wisata melalui
Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di Danau Singka-
rak, Sumatera Barat. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang dilak-
sanakan pada bulan Maret dan April 2009 di Danau Singkarak dan merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan
bagi upaya pengelolaan sumberdaya perikanan dan lingkungan perairan khu-
susnya bagi upaya pengelolaan kawasan ekowisata Danau Singkarak yang ber-
kelanjutan.
Bogor, November 2009
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-be-
sarnya kepada:
1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, ma-
sing-masing selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran selama pe-
laksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS. selaku dosen penguji dari program studi
dan Ir. Gatot Yulianto, MS. selaku dosen penguji tamu yang telah mem-
berikan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok atas dukungan dan
bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
4. Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan
FPIK IPB dan Dr. Ir. Gadis Bengen, kepala Puslit Biologi LIPI yang
dengan bantuan dan ijinnya penulis mendapatkan peta batimetri
Danau Singkarak yang sangat penting peranannya dalam menyelesai-
kan skripsi ini.
5. Apa, Ama, Uni Santi, Rima, Kakek, Nenek (Almh), Fatma serta semua
keluarga besar H. Nasir St. Saidi atas kasih sayang, doa, dukungan dan
semangatnya kepada penulis.
6. Seluruh staf Tata Usaha dan sivitas Departemen Manajemen Sumberda-
ya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
7. Teman-teman MSP 42 atas kebersamaannya selama masa perkuliahan
(Lenggo, Bonit, Moro, Agustina, Watay, Fina, Sumo, Avie, Tia, Merti,
Lenny, Naila dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu per sa-
tu).
8. Teman-teman semasa asrama Maul, Bebe, Lidia beserta keluarga.
9. Mba Yofi, MOSI crew, Da Rudi, serta semua pihak yang telah memban-
tu dan mendukung penulis selama ini.
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi, pada tanggal 29 Mei
1987 dari pasangan Bapak Herman St. Djamaris dan Ibu
Elmita. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal ditempuh di SDN 30 Ladang Laweh
(1999), MTsN 1 Bukittinggi (2002) dan SMAN 2 Bukittinggi
(2005). Pada tahun 2005 penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor melalui jalur SPMB, kemudian diterima di Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan penulis berkesempatan menjadi Asisten
Mata Kuliah Avertebrata Air (2008), Metode Penarikan Contoh (2008), Manaje-
men Sumberdaya Perikanan (2009), dan Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan
(2009) serta aktif sebagai anggota Divisi Kewirausahaan Himpunan Manajemen
Sumberdaya Perairan (HIMASPER) pada tahun 2006/2007, anggota divisi Sosial
Lingkungan HIMASPER tahun 2007/2008, anggota divisi PBOS Badan Eksekutif
Mahasiswa FPIK tahun 2007/2008, anggota paduan suara endeavour FPIK serta
anggota tari saman Bungong Puteh IPB.
Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pe-
nulis melaksanakan penelitian yang berjudul Alternatif Pemanfaatan Danau ba-
gi Pengembangan Wisata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan
dan Perikanan di Danau Singkarak, Sumatera Barat.
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 11.1. Latar Belakang ..................................................................................... 11.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 2 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4 2.1. Danau .................................................................................................... 4 2.2. Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan .......................................... 6
2.2.1. Sumberdaya perairan .......................................................... 72.2.2. Sumberdaya perikanan ....................................................... 8
2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata ...................................... 82.3.1. Pariwisata .............................................................................. 82.3.2. Ekowisata .............................................................................. 14
2.4. Kesesuaian dan Daya Dukung Sumberdaya untuk Wisata .......... 16
3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 193.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 193.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 203.3. Pendekatan Studi ................................................................................. 203.4. Jenis dan Pengumpulan Data ............................................................ 213.5. Analisis Data ........................................................................................ 22
3.5.1. Analisis kesesuaian .............................................................. 223.5.2. Analisis daya dukung .......................................................... 233.5.3. Metode SBE ........................................................................... 243.5.4. Analisis SWOT ...................................................................... 25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 304.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian .................................................. 304.2. Flora Fauna yang Hidup di Danau Singkarak ................................ 314.3. Manfaat Danau Singkarak .................................................................. 314.4. Sumberdaya Perairan Danau Singkarak .......................................... 32
4.4.1. Kualitas air ............................................................................ 324.4.2. Pemanfaatan sumberdaya perairan danau oleh PLTA ... 37
4.5. Sumberdaya Perikanan Danau Singkarak ....................................... 384.6. Sumberdaya Manusia Danau Singkarak .......................................... 40
4.6.1. Jumlah penduduk ................................................................ 404.6.2. Jenis pekerjaan ...................................................................... 404.6.3. Agama .................................................................................... 404.6.4. Kelompok umur ................................................................... 41
xi
4.6.5. Jumlah kunjungan wisata ................................................... 424.6.6. Karakteristik masyarakat sekitar ....................................... 434.6.7. Karakteristik wisatawan ...................................................... 53
4.7. Potensi Wisata Danau Singkarak ...................................................... 654.7.1. Pemandangan alam perbukitan ......................................... 654.7.2. Tanjung Mutiara ................................................................... 654.7.3. Olah raga paralayang di Payorapuih ................................ 654.7.4. Kereta wisata ......................................................................... 664.7.5. Festival Singkarak dan Danau Kembar............................. 664.7.6. Tour de Singkarak ................................................................. 66
4.8. Instansi-Instansi Terkait dengan Kawasan Wisata Danau Singkarak ............................................................................................. 674.8.1. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah
Datar ....................................................................................... 674.8.2. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok ..... 674.8.3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok ........ 684.8.4. Dinas Pekerjaan Umum ....................................................... 684.8.5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ..................... 68
4.9. Kesesuaian Wisata Danau Singkarak ............................................... 694.10. Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Singkarak ......................... 724.11. Metode SBE ........................................................................................... 764.12. Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang
Kawasan Wisata Danau Singkarak .................................................. 774.12.1. Kekuatan (strength) .............................................................. 784.12.2. Kelemahan (weakness) .......................................................... 804.12.3. Peluang (opportunity) ........................................................... 814.12.4. Ancaman (threat) .................................................................. 82
4.13. Analisis dan Penilaian Faktor Internal dan Eksternal .................... 844.14. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks
External Factor Evaluation (EFE) ........................................................ 844.15. Pembuatan Matriks SWOT ................................................................. 874.16. Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi .............................. 87
5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 935.1. Kesimpulan ............................................................................................. 935.2. Saran ........................................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 95
LAMPIRAN ...................................................................................................... 98
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data .......................... 22
2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal ................................ 26
3. Matriks IFE/EFE.......................................................................................... 27
4. Matriks SWOT ............................................................................................. 28
5. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT pada ... kawasan wisata Danau Singkarak ............................................................ 29
6. Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan 2008 ................................................................................................................ 32
7. Jenis fitoplankton dan zooplankton di Danau Singkarak ..................... 36
8. Jumlah penduduk di daerah sekitar Danau Singkarak tahun 2007 ..... 40
9. Agama yang dianut masyarakat sekitar Danau Singkarak tahun 2007 ................................................................................................................ 41
10. Kelompok umur masyarakat Danau Singkarak (wilayah Kabupaten Tanah Datar) ................................................................................................ 42
11. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten Tanah Datar) ................................................................................................ 42
12. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten Solok) ............................................................................................................. 44
13. Kriteria IKW setiap lokasi penelitian ....................................................... 70
14. Daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak ................................... 73
15. Analisis gerombol konsistensi penilaian responden yang belum dan sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak. .................................... 76
16. Analisis ragam dua arah dengan dua kelompok responden yang belum dan sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak. ................ 77
17. Tingkat kepentingan faktor Internal kawasan wisata Danau Singkarak ...................................................................................................... 85
18. Tingkat kepentingan faktor eksternal kawasan wisata Danau Singkarak ...................................................................................................... 85
19. Penilaian bobot faktor strategis internal kawasan wisata Danau Singkarak ...................................................................................................... 86
20. Penilaian bobot faktor strategis eksternal kawasan wisata Danau Singkarak ...................................................................................................... 86
21. Matriks IFE kawasan wisata Danau Singkarak ...................................... 86
22. Matriks EFE kawasan wisata Danau Singkarak ..................................... 87
23. Matrik SWOT ............................................................................................... 88
xiii
24. Perangkingan alternatif strategi ................................................................ 89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi penelitian Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumber: Bako-surtanal 2000) ..................................................................................... 19
2. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan .................. 29
3. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten Tanah Datar) ................................................................................................ 43
4. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak tahun 2008 (Kabupaten Solok) ....................................................................................... 44
5. Komposisi jenis kelamin masyarakat di sekitar kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30 responden) ....................................................... 45
6. Kelompok umur masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30 responden) ....................................................................................... 46
7. Tingkat pendidikan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30 responden) ....................................................................................... 46
8. Pekerjaan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30 responden) .................................................................................................... 47
9. Tingkat pendapatan per bulan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30 responden) .................................................................... 48
10. Pengetahuan dan persepsi masyarakat sekitar terhadap kawasan wisata Danau Singkarak (a,b,c dan d) ...................................................... 48
11. Persepsi masyarakat sekitar mengenai keberadaan ikan bilih (a,b dan c) ..................................................................................................... 50
12. Aktifitas masyarakat di kawasan wisata Danau Singkarak (a dan b) .. 51
13. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian Danau Singkarak beserta sumberdayanya (a,b,c,d,e dan f) .................................................. 52
14. Rasio jenis kelamin wisatawan (n = 30 responden) ................................ 53
15. Tingkatan umur wisatawan (n = 30 responden) ..................................... 54
16. Asal wisatawan (n = 30 responden) .......................................................... 54
17. Tingkat pendidikan wisatawan (n = 30 responden) ............................... 55
18. Jenis pekerjaan wisatawan (n = 30 responden) ....................................... 55
19. Pendapatan per bulan wisatawan (n = 30 responden) .......................... 56
20. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata ke Danau Singkarak (n = 30 responden) .................................................................... 56
21. Motivasi wisatawan (a,b,c dan d) ............................................................. 57
22. Persepsi wisatawan (a,b,c dan d) ............................................................. 59
xv
23. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan lingkungan di kawasan wisata Danau Singkarak ............................................................................. 60
24. Kecenderungan kelompok wisatawan, kendaraan yang diguna-kan, aktifitas wisatawan, pilihan tempat makan, dan aktifitas yang perlu perbaikan di kawasan wisata Danau Singkarak (a,b,c,d,e dan f) ......... 62
25. Aktifitas wisatawan berhubungan dengan ikan bilih (a dan b) ........... 63
26. Kepedulian dan pendapat wisatawan terhadap kelestarian Danau Singkarak (a,b,c dan d) ............................................................................... 63
27. Pengetahuan masyarakat dan wisatawan terhadap ekowisata (a dan b) ........................................................................................................ 65
28. Peta kesesuaian wisata Danau Singkarak ................................................ 71
29. Peta daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak ........................... 75
30. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Danau Singkarak ................................ 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Gambar lokasi penelitian ........................................................................... 99
2. Alat yang digunakan pada saat penelitian .............................................. 100
3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola kawasan wisata
Danau Singkarak ......................................................................................... 101
4. Panduan wawancara dengan berbagai instansi terkait ......................... 102
5. Kuesioner untuk masyarakat sekitar kawasan ....................................... 103
6. Kuesioner untuk wisatawan ...................................................................... 105
7. Matriks kesesuaian untuk setiap kegiatan wisata yang akan dikembangkan di Danau Singkarak ......................................................... 108
8. Peta batimetri Danau Singkarak ............................................................... 109
9. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) ...................................................... 110
10. Alat tangkap yang digunakan nelayan .................................................... 111
11. Aktifitas wisatawan di kawasan wisata Danau Singkarak ................... 112
12. Aneka hidangan/panganan ikan bilih ..................................................... 113
13. Potensi dan peluang wisata Danau Singkarak ........................................ 114
14. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 1 (Tjg. Mutiara) .... 115
15. Peta kesesuaian kegiatan wisata berkemah ............................................. 116
16. Peta kesesuaian kegiatan wisata berenang .............................................. 117
17. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 2 (Batu Taba) ....... 118
18. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 3 (X Koto) ............. 119
19. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 4 (Ombilin) ........... 120
20. Peta kesesuaian kegiatan wisata duduk santai ....................................... 121
21. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 5 (Biteh) ................ 122
22. Peta kesesuaian kegiatan wisata memancing .......................................... 123
23. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 6 (Kacang) ............ 124
24. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 7 (Taluak) ............. 125
25. Peta kesesuaian kegiatan wisata berperahu ............................................ 126
26. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 8 (Dermaga) ......... 127
27. Peta kesesuaian kegiatan wisata outbound ............................................... 128
28. Prediksi waktu, potensi ekologis (k) dan luas area kegiatan (Lt) untuk perhitungan Daya Dukung Kawasan (Modifikasi Yulianda 2007) ...... 129
29. Foto-foto Danau Singkarak untuk Metode SBE ...................................... 130
xvii
30. Penilaian responden terhadap foto-foto pada Metode SBE .................. 132
31. Kondisi sarana prasarana kawasan wisata Danau Singkarak .............. 133
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera se-
telah Danau Toba, dan menjadi danau terbesar di Provinsi Sumatera Barat. Da-
nau Singkarak memiliki luas 10 908.2 ha dengan kedalaman rata-rata 178.68 m.
Danau Singkarak terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupa-
ten Tanah Datar. Danau Singkarak merupakan danau vulkanis yang berasal dari
bekas letusan gunung berapi yang terjadi pada masa Kwarter. Sumber air Danau
Singkarak berasal dari beberapa sungai, terutama dari Sungai Sumpur yang ma-
suk dari sebelah utara, Sungai Paninggahan sebelah barat, dan Sungai Sumani
dari sebelah selatan (Syandri 1996).
Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan budaya yang cu-
kup besar. Potensi sumberdaya alam terdiri dari lingkungan fisik dan biologi
(hayati). Lingkungan fisik yang menjadi daya tarik Danau Singkarak adalah
hamparan danau yang luas dengan air yang tenang, bukit-bukit yang mengeli-
lingi danau, pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepian danau yang jadi
pembatas antara daratan dan air, lingkungan yang asri dan hawanya yang sejuk,
dan sungai-sungai terdapat di sekitar danau. Lingkungan biologi (hayati) yang
menjadi potensi wisata bagi Danau Singkarak adalah adanya biota endemik ikan
bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan endemik ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan yang berkunjung untuk melihat secara langsung atau sekedar
mencicipi cita rasa makanan ikan bilih. Selain itu Danau Singkarak juga memiliki
potensi budaya dari masyarakat setempat yang dapat menjadi objek yang mena-
rik bagi wisatawan apabila dikelola dengan baik.
Pemanfaatan wisata Danau Singkarak relatif masih terbatas dan belum di-
kembangkan secara optimal. Potensi sumberdaya wisata yang dimiliki Danau
Singkarak meliputi perairan, ikan, dan pemandangan diperkirakan cukup tinggi,
sehingga Danau Singkarak dapat dikembangkan sebagai suatu alternatif konsep
pemanfatan wisata yang berkelanjutan. Saat ini pemanfaatan sumberdaya Danau
Singkarak yang telah dilakukan antara lain untuk PLTA, perikanan tangkap, iri-
gasi, MCK, dan wisata.
2
Pemanfaatan wisata berkelanjutan hendaknya memperhatikan tiga aspek
pariwisata berkelanjutan, yaitu: ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya. Peng-
embangan pariwisata alternatif berkelanjutan khususnya ekowisata merupakan
suatu konsep pembangunan yang mendukung pelestarian ekologi dan pemberi-
an manfaat yang layak secara ekonomi dan adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat guna memenuhi kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhati-
kan kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan memberi peluang bagi generasi
muda sekarang dan yang akan datang untuk memanfaatkan dan mengembang-
kannya.
Konsep ekowisata yang akan dikembangkan di Danau Singkarak memerlu-
kan kajian aspek ekologi dari kawasan tersebut, termasuk kesesuaian dan daya
dukung dalam pemanfaatannya demi terjaganya kelestarian lingkungan, aspek
pemanfaatan termasuk sosial, ekonomi dan aspek keberlanjutan sumberdaya
perairan dan perikanan Danau Singkarak.
1.2. Perumusan Masalah
Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan potensi budaya
yang dapat diandalkan, tetapi pemanfaatan dan pengelolaannya masih belum
optimal. Potensi sumberdaya tersebut berupa potensi sumberdaya air, sumber-
daya ikan dan pemandangan atau keindahan alamnya. Potensi tersebut dapat di-
manfaatkan untuk menunjang kehidupan sehari-hari masyarakat setempat dan
menjadi objek wisata. Selama ini potensi sumberdaya air yang dimiliki Danau
Singkarak dimanfaatkan sebagai PLTA, irigasi dan kegiatan sehari-hari masyara-
kat setempat. Sementara potensi sumberdaya ikan yang cukup besar seperti Ikan
Bilih yang merupakan ikan endemik, saat ini pengelolaan penangkapannya ma-
sih belum optimal sehingga terjadi penurunan jumlah populasi. Selain itu, pe-
mandangan indah yang terdapat di Danau Singkarak terganggu dengan adanya
aktifitas pembangunan yang dilakukan masyarakat setempat di pinggiran da-
nau.
Kondisi pemanfaatan dan pengelolaan Danau Singkarak yang belum opti-
mal akan mengakibatkan penurunan daya dukung kawasan perairan danau. Da-
ya dukung suatu kawasan sangat diperlukan agar pemanfaatan dan pengelolaan
3
kawasan danau yang maksimal dan lestari dapat diwujudkan. Untuk meningkat-
kan daya dukung kawasan Danau Singkarak diperlukan dua hal, yaitu: mening-
katkan nilai manfaat Danau Singkarak itu sendiri, dan memperhatikan aspek ke-
lestarian atau konservasi berupa perlindungan kawasan Danau Singkarak dii-
ringi dengan pemanfaatan untuk kegiatan wisata. Untuk itu diperlukan kerjasa-
ma antara masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan kegiatan wisata Da-
nau Singkarak yang sesuai dengan daya dukung dan konsep berkelanjutan. Hal
ini kiranya bisa menjadi perhatian dan perbaikan bagi pihak-pihak yang bertang-
gungjawab/pengelola Objek Wisata Danau Singkarak, baik pemerintah, pelaku
usaha, masyarakat dan pengunjung objek wisata Danau Singkarak sendiri.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan potensi sumberda-
ya Danau Singkarak, tingkat pemanfaatan wisata danau, dan untuk menyusun
pemanfaatan wisata yang berkelanjutan sebagai salah satu alternatif pemanfaat-
an sumberdaya Danau Singkarak.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola Danau
Singkarak khususnya dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat umumnya untuk
pengembangan wisata Danau Singkarak yang dapat menjamin kelestarian sum-
berdaya perairan dan perikanan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hi-
dup nelayan dan masyarakat sekitar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Danau
Ilmu lingkungan (ekologi) membedakan tipe badan-badan air menjadi per-
airan dengan ekosistem tertutup (closed system) dan perairan dengan ekosistem
terbuka (open system). Pengertian badan air sendiri menurut kamus limnologi
(perairan darat) adalah massa air yang besar, tedapat dalam wadah alami (su-
ngai, danau, rawa dan sebagainya), maupun buatan (reservoir, waduk) (Heha-
nussa & Haryani 2001). Perairan dengan ekosistem tertutup adalah perairan
yang tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitarnya, sedangkan perair-
an dengan ekosistem terbuka adalah perairan yang sangat terpengaruh oleh ke-
adaan lingkungan sekitarnya. Contoh perairan ekosistem tertutup adalah kolam-
kolam buatan, misalnya kolam renang, kolam budidaya, kolam pengolahan air
minum, serta kolam pengolah air limbah. Perairan dengan ekosistem terbuka se-
ring juga disebut dengan perairan umum misalnya sungai, rawa, waduk, dan da-
nau.
Danau adalah cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang menam-
pung dan menyimpan air hujan, mata air, rembesan, dan/atau air sungai (Heha-
nussa & Haryani 2001). Sifat fisika-kimiawi perairan danau yang satu dengan
yang lainnya berbeda karena sangat ditentukan oleh faktor-faktor geologi, geo-
grafi dan kegiatan manusia di daerah aliran sungainya. Sifat fisika-kimiawi per-
airan ini pada gilirannya akan mempengaruhi komposisi biota yang ada di da-
lamnya (Ilyas et al. 1992 in Rusma 2008).
Perairan danau berdasarkan asal pembentukannya diklasifikasikan atas (Il-
yas et al. 1992 in Rusma 2008):
1. Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena gaya tektonik baik
penaikan maupun penurunan sebagian permukaan bumi sehingga ter-
bentuk genangan air.
2. Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk karena aktifitas gunung
berapi dan merupakan danau kawah atau kaldera yang berada pada
ketinggian yang cukup besar.
5
3. Danau patahan merupakan danau yang terbentuk karena adanya pa-
tahan lapisan tanah kemudian terjadi pergeseran permukaan bumi se-
hingga membendung aliran air dan terjadi genangan.
4. Danau solusi merupakan danau yang terjadi di daerah batu kapur yang
karena adanya pematusan menjadi larut dan terjadi genangan air.
5. Danau fluvialtil adalah danau yang terjadi karena adanya pengendap-
an pasir atau lumpur di daerah dataran rendah sehingga membendung
aliran air dan terbentuk genangan.
Menurut Effendi (2000) berdasarkan tingkat kesuburannya (trophic status)
perairan tergenang khususnya danau dapat diklasifikasikan menjadi lima seba-
gai berikut:
1. Oligotrofik (miskin unsur hara dan produktivitas rendah), yaitu perair-
an dengan produktivitas primer dan biomassa yang rendah. Perairan i-
ni memiliki kadar unsur hara nitrogen dan fosfor rendah, namun cen-
derung jenuh dengan oksigen.
2. Mesotrofik (unsur hara dan produktivitas sedang), yaitu perairan de-
ngan produktivitas primer dan biomassa sedang. Perairan ini merupa-
kan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.
3. Eutrofik (kaya unsur hara dan produktifitas tinggi), yaitu perairan de-
ngan kadar unsur hara dan tingkat produktivitas primer tinggi. Perair-
an ini memiliki tingkat kecerahan yang rendah.
4. Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan produkti-
vitas primer sangat tinggi.
5. Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandung bahan orga-
nik. Danau ini diklasifikasikan sebagai danau yang banyak menerima
bahan organik dari tumbuhan yang terdapat di daratan sekitarnya. Pro-
duktivitas primer danau distrofik biasanya rendah.
Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan
bagi kehidupan manusia (rumah tangga, industri, dan pertanian). Beberapa
fungsi danau secara ekosistem adalah sebagai berikut (Kemen-LH 2008):
1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan ge-
netik.
2. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.
6
3. Sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitar-
nya (rumahtangga, industri dan pertanian).
4. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran
permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah.
5. Sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tem-
pat satu ke tempat lainnya.
6. Penghasil energi melalui PLTA.
7. Sarana rekreasi dan objek pariwisata.
Sunarto (2000) in Nancy (2007) menyatakan bahwa danau untuk kriteria
wisata antara lain memiliki kenampakan danau yang tidak monoton misalnya
terdapat pulau di tengah danau; bentuk garis tepi danau bervariasi; airnya jer-
nih, tidak berbau, dan tampak bergembur (beriak-riak kecil); serta di sekeliling
danau suasananya tidak gersang (bervegetasi).
2.2. Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan
Pembangunan pada hakekatnya adalah sebuah upaya dari semua pihak
untuk menggunakan sumberdaya alam, binaan, dan sosial dalam rangka menca-
pai tujuan kesejahteraan dan keamanan. Oleh karena itu konsep dasar nasional
kita harus mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang ber-
tumpu pada pemanfaatan optimal sumber-sumber daya pembangunan dan pe-
lestariannya dalam jangka panjang. Dipandang dari sudut ekologi, ekonomi, dan
sosial budaya, keberadaan perairan tergenang adalah penting dan sangat ber-
manfaat. Keberadaannya dapat mendukung ketersediaan air tanah, sumber
penghasilan, dan kehidupan umat manusia beserta berbagai satwa lain. Peman-
faatan yang tidak sesuai mengakibatkan bayak rawa, situ maupun danau yang
rusak, tercemar dan mengalami pendangkalan, bahkan telah berubah fungsi se-
bagai lahan pemukiman dan industri (Ubaidillah & Maryanto 2003). Pengelolaan
danau yang berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat
menjamin kelestarian sumberdaya perairan dan sumberdaya perikanan.
Danau Singkarak yang menjadi lokasi penelitian ini memiliki sumberdaya
perairan dan perikanan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Sumberda-
ya perairannya selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setem-
7
pat, digunakan pula sebagai sumber energi PLTA. Danau Singkarak juga memi-
liki sumberdaya perikanan yang unik, seperti adanya ikan endemik ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis), dan sumberdaya ikan lainnya.
2.2.1. Sumberdaya perairan
Danau adalah suatu ekosistem yang dinamis. Selain keindahan alamnya
yang menentramkan hati, danau adalah sumberdaya air di daratan yang penting
artinya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air minum. Pemanfaatan
yang berlebihan dan perusakan atas sumberdaya danau akan menghambat
pengelolaan danau untuk kesejahteraan manusia secara berkesinambungan. O-
leh karena itu manusia diharapkan mau menghormati kemampuan ekosistem
alami danau dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai kepentingan, baik
dari pihak manusia maupun alam (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
Studi pengelolaan danau secara berkelanjutan memerlukan pendekatan
multi-disiplin, termasuk di dalamnya ilmu-ilmu bidang fisika, kimia, biologi dan
sosial, serta pertimbangan-pertimbangan aspek sosio-ekonomi. Perumusan kebi-
jakan dan pengambilan keputusan untuk pengelolaan danau harus didasarkan
pada penelitian ilmiah yang baik dan informasi yang dapat diandalkan. Pengelo-
laan danau yang berkelanjutan menghendaki diselesaikannya konflik berbagai
pihak yang sama-sama mengambil manfaat sumberdaya yang ada di danau, de-
ngan mempertimbangkan kepentingan alam (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
Masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya harus didorong agar
berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam mengenali dan menyelesaikan
masalah kritis yang membebani danaunya. Semua kegiatan pengelolaan danau
harus dilandasi azas keadilan agar dapat mendorong masyarakat dan semua pe-
mangku kepentingan untuk berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam pro-
ses perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan pelaksanaannya. Mene-
rapkan proses partisipatori dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan
menuju ke pemanfaatan danau secara berkelanjutan merupakan cara yang paling
rasional untuk menjamin terciptanya keadilan, keterbukaan dan pemberdayaan
demi kepentingan seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam
daerah tangkapan air danau (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
8
2.2.2. Sumberdaya perikanan
Danau Singkarak yang terletak pada ketinggian 362.55 m dari permukaan
laut ini memiliki spesies ikan khas atau endemik yang dikenal dengan ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis). Bentuk ikan bilih mirip teri, namun hidup di air ta-
war. Ikan ini merupakan andalan utama mata pencarian penduduk yang ada di
selingkaran Danau Singkarak. Dengan rasanya yang amat khas, gurih dan wa-
ngi, ikan bilih juga menjadi panganan bagi wisatawan yang berkunjung ke Da-
nau Singkarak. Panganan ikan bilih dapat ditemukan dengan mudah karena ba-
nyak warga yang membuka rumah makan dengan menu andalan ikan bilih
(Muslion 2008).
Ikan bilih yang menjadi primadona masyarakat di Danau Singkarak, akhir-
akhir ini jumlahnya semakin berkurang. Tanpa upaya khusus untuk mengem-
bangkan ikan bilih, bukan tak mungkin suatu saat ikan ini akan punah. Apalagi
warga semakin giat berupaya mendapatkan ikan yang lebih banyak, antara lain
dengan mengecilkan mata kail sehingga ikan-ikan yang masih kecil pun ikut ter-
jaring. Ancaman ikan bilih yang lain berasal dari aneka limbah yang mengalir ke
Danau Singkarak. Pemakaian bahan kimia untuk pertanian serta limbah rumah
tangga dan pariwisata merupakan bagian dari pencemaran air danau yang sulit
dihentikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengelolaan yang efisien
agar kelestarian ikan bilih dapat tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaat-
an yang dilakukan untuk sumber mata pencarian masyarakat. Pengelolaan ikan
bilih tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan sinergi dari upaya ter-
padu berbagai pihak baik instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, BUMN serta
didukung oleh peran serta aktif masyarakat/LSM. Upaya pengelolaan tidak ha-
nya bertujuan untuk menjaga kelestarian ikan bilih tetapi juga menjaga ekosis-
tem danau, untuk berbagai pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada se-
cara efektif dan efisien (Syandri 1996).
2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata
2.3.1. Pariwisata
Menurut Pendit (2006) istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta
yang komponen-komponennya terdiri dari:
9
Pari : penuh, lengkap, berkeliling
Wis (man) : rumah, properti, kampung, komunitas
Ata : pergi terus menerus, mengembara
yang dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti: pergi se-
cara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Dalam
pengoperasiannya pariwisata sebagai pengganti istilah asing tourism atau travel
diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: mereka yang meninggalkan rumah
untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang di-
kunjungi sambil menikmati kunjungan mereka.
Institute of Tourisme in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) (1976) in
Pendit (2006) merumuskan: pariwisata adalah kepergian orang-orang sementa-
ra dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal
dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata.
Terdapat beberapa terminologi yang berkaitan dengan kepariwisataan ber-
dasarkan UU No. 9 Tahun 1990 in Rusma 2008, yaitu:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menik-
mati objek dan daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut.
4. Kegiatan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya
tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bi-
dang tersebut.
6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasar-
an wisata.
10
7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang diba-
ngun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Pada awalnya hakekat paling utama yang melahirkan pariwisata adalah
perasaan manusia yang terdalam, serba ingin mengetahui segala sesuatu selama
hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di dalam dan luar lingkung-
annya. Ia ingin tahu tentang kebudayaan negeri asing, cara hidup dan adat istia-
dat negeri antah-berantah, cuaca dan hawa yang berbeda-beda di berbagai ne-
geri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung, lembah serta pantai-
nya, dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungannya sendiri (Pendit 2006).
Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai un-
tuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wi-
sata. Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat penginapan
sementara lainnya) akan disebut daerah tujuan wisata apabila ia memiliki a-
traksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Atraksi-atraksi ini
antara lain: panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lem-
bah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit/terbenam, cuaca udara dan
lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam sekitarnya, disamping yang meru-
pakan budaya hasil cipta manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, pe-
ninggalan purbakala, museum, arsitektur kuno, seni tari, musik, agama, adat isti-
adat, upacara, pekan raya, pertandingan/kompetisi, pameran atau kegiatan-ke-
giatan budaya, sosial dan keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol
dan meriah (Pendit 2006).
Pariwisata terdiri dari beberapa jenis. Jenis pariwisata menurut Pendit
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Wisata Budaya. Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang de-
ngan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau
ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istia-
dat, cara hidup, budaya dan seni mereka.
2. Wisata Kesehatan. Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan
dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-
hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam ar-
ti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan se-
11
perti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,
dan tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lain-
nya.
3. Wisata Olahraga. Tujuannya adalah untuk berolahraga atau memang
sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di su-
atu tempat atau negara seperti PON, Thomas Cup dan Uber Cup. Jenis o-
lahraga yang termasuk dalam jenis wisata olahraga yang bukan tergo-
long dalam pesta olahraga atau games, misalnya berburu, memancing,
berenang.
4. Wisata Komersial. Perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran
dan pekan raya yang bersifat komersial.
5. Wisata Industri. Perjalanan yang dilakukan rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel be-
sar dengan maksud mengadakan peninjauan atau penelitian.
6. Wisata Politik. Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau
mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti
peringatan ulang tahun suatu negara, dimana fasilitas akomodasi, sara-
na angkutan dan atraksi aneka warna diadakan secara megah dan meri-
ah bagi para pengunjung, baik dalam maupun luar negeri. Peristiwa
penting seperti konferensi, musyawarah, kongres atau konvensi politik
yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata termasuk dalam je-
nis wisata ini.
7. Wisata Sosial. Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah
untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi
lemah (dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang
bersifat luks/mewah) untuk mengadakan perjalanan, seperti petani,
kaum buruh, pemuda, pelajar, dan mahasiswa.
8. Wisata Pertanian. Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke pro-
yek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya
dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan pe-
ninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil
menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibit-
12
an berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang
dikunjungi.
9. Wisata Maritim (marina) atau Bahari. Jenis wisata ini banyak dikaitkan
dengan kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai,
teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil
melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di ba-
wah permukaan air.
10. Wisata Cagar Alam. Diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tem-
pat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan yang kelestariannya
dilindungi oleh undang-undang.
11. Wisata Buru. Dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau
hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalak-
kan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
12. Wisata Pilgrim. Jenis wisata ini dikaitkan sedikit banyak dengan aga-
ma, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan ke tempat-tempat suci, ke
makam-makam orang besar, gunung atau bukit yang dianggap kera-
mat, dengan niat atau hasrat untuk memperoleh restu, kekuatan batin,
keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh kekayaan yang
melimpah.
13. Wisata Petualangan. Dikenal dengan istilah Adventure tourisme, seperti
masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi penuh de-
ngan binatang-binatang buas, mendaki tebing yang teramat terjal, a-
rung jeram di sungai-sungai yang arusnya liar, dan wisata ruang ang-
kasa.
Menurut Wahab (1992) hasil karya buatan manusia yang dapat ditawarkan
dari suatu kegiatan pariwisata dan dapat dinikmati oleh wisatawan adalah:
1. Berciri sejarah, budaya, dan agama
a. Tempat-tempat budaya seperti museum, gedung kesenian, tugu
peringatan, perpustakaan, pentas-pentas budaya rakyat, dan indus-
tri kerajinan tangan.
13
b. Monumen-monumen dan peninggalan-peninggalan bersejarah.
c. Perayaan-perayaan tradisional: pameran-pameran, karnaval, upa-
cara adat, serta ziarah-ziarah.
d. Bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan.
2. Prasarana-prasarana
a. Prasarana umum: sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur- ja-
lur lalu lintas, sistem pembangunan limbah, sistem telekomunikasi.
b. Kebutuhan pokok pola hidup modern: rumah sakit, apotik, bank,
pusat-pusat perbelanjaan, rumah-rumah penata rambut, kantor pe-
merintahan (polisi, pengadilan), bengkel, dan toko-toko buku.
c. Prasarana wisata: tempat penginapan wisatawan.
3. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang: pelabuhan udara,
kereta api, kapal, dan angkutan pegunungan.
4. Sarana pelengkap, umumnya sarana pelengkap bersifat rekreasi dan hi-
buran, misalnya: bioskop, warung kopi, dan klub-klub.
5. Pola hidup masyarakat: cara pandang bangsa, sikap, makanan dan si-
kap pandangan hidup, kebisaaan, tradisi, serta adat istiadat.
Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan
wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana agar
wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya selama melakukan
perjalanan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat akan mening-
katkan pengeluaran mereka dan kemungkinan menambah dorongan makin ba-
nyak orang akan ikut serta pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa
adalah pengalaman wisata yang menarik, yang akan membangkitkan perusaha-
an jasa seperti transportasi, hiburan, akomodasi dan jasa lainnya yang mendu-
kung penyelenggaraan perjalanan wisata (Marpaung 2002).
Lingkungan yang asli senantiasa lebih menarik para wisatawan daripada
yang tiruan. Asli berarti menyuguhkan apa adanya yang paling baik dimiliki dan
membiarkan atraksi wisata lain, bagi tujuan daerah yang lain yang memiliki keis-
timewaan yang lebih sempurna. Dengan kata lain negara penerima wisatawan
harus merencanakan pembangunan pariwisatanya sesuai dengan kondisi-kondi-
si alam, iklim, ekologi dan budayanya yang paling cocok. Para wisatawan biasa-
nya menyukai keistimewaan lingkungan yang demikian dalam batas-batas
14
yang telah diuraikan. Dengan demikian, penciptaan lingkugan tiruan sendiri,
tidak akan memajukan kegiatan pariwisata untuk jangka panjang (Wahab 1992).
2.3.2. Ekowisata
Definisi ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh organisasi ekowisata
(The International Ecotourism Society) pada tahun 1990 sebagai perjalanan bertang-
gung jawab ke areal yang masih alami untuk menjaga lingkungan dan meno-
pang kesejahteraan masyarakat lokal (Chaniago 2008). Menurut META (2002) in
Yulianda (2007), ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan un-
tuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan
industri kepariwisataan.
Suatu konsep pengembangan ekowisata hendaknya dilandasi pada prinsip
dasar ekowisata yang meliputi (Yulianda 2007):
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan terha-
dap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan
dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat.
2. Pendidikan konservasi lingkungan; Mendidik pengunjung dan masya-
rakat akan pentingnya konservasi.
3. Pendapatan langsung untuk kawasan; Retribusi atau pajak konservasi
(conservation tax) dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan.
4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; Merangsang masyarakat a-
gar lebih terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan.
5. Penghasilan bagi masyarakat; Masyarakat mendapat keuntungan eko-
nomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan.
6. Menjaga keharmonisan dengan alam; Kegiatan dan pengembangan fa-
silitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam.
7. Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; Daya tampung dan pengem-
bangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung ling-
kungan.
8. Kontribusi pendapatan bagi Negara (pemerintah daerah dan pusat).
Ekowisata memiliki beberapa karakteristik, yaitu (Pemkab Manggarai Ba-
rat 2009):
15
1. Aktifitas wisata terutama berkaitan dengan konservasi lingkungan.
2. Penyedia jasa wisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi untuk
menarik tamu, tetapi juga menawarkan peluang bagi mereka untuk le-
bih menghargai lingkungan.
3. Kegiatan wisata berbasis alam.
4. Organisasi perjalanan menunjukkan tanggung jawab finansial dalam
pelestarian lingkungan yang dikunjungi atau dinikmati oleh wisatawan
dan wisatawan juga melakukan kegiatan yang terkait dengan konser-
vasi.
5. Kegiatan wisata dilakukan tidak hanya dengan tujuan untuk menik-
mati keindahan dan kekayaan alam itu sendiri, tetapi juga secara spesi-
fik untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan bagi pelestarian
ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata).
6. Perjalanan wisata menggunakan alat transportasi dan akomodasi lokal.
Kesuksesan pengembangan ekowisata sangat ditentukan oleh peran dari
masing-masing pelaku ekowisata yaitu: industri pariwisata, wisatawan, masya-
rakat lokal, pemerintah dan instansi non pemerintah, serta akademisi. Para pela-
ku ekowisata mempunyai peran dan karakter tersendiri yaitu: (1) industri pari-
wisata yang mengoperasikan ekowisata merupakan industri pariwisata yang pe-
duli terhadap pentingnya pelestarian alam dan keberlanjutan pariwisata dan
mempromosikan serta menjual program wisata yang berhubungan dengan flora,
fauna, dan alam; (2) wisatawannya merupakan wisatawan yang peduli terhadap
lingkungan; (3) masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan, penerapan dan
pengawasan pembangunan, dan pengevaluasian pembangunan; (4) pemerintah
berperan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang mengatur tentang pemba-
ngunan fasilitas ekowisata agar tidak terjadi eksploitasi terhadap lingkungan
yang berlebihan; (5) akademisi bertugas untuk mengkaji tentang pengertian eko-
wisata dan mengadakan penelitian untuk menguji apakah prinsip-prinsip yang
dituangkan dalam pengertian ekowisata sudah diterapkan dalam prakteknya.
Pembangunan ekowisata yang berkelanjutan dapat berhasil apabila karakter atau
peran yang dimiliki oleh masing-masing pelaku ekowisata dimainkan sesuai de-
ngan perannya, bekerjasama secara holistik di antara para stakeholders (Subadra
2007).
16
Ekowisata dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif dari kegiatan ekowisata antara lain menambah sumber pengha-
silan dan devisa negara, menyediakan kesempatan kerja dan usaha, mendorong
perkembangan usaha-usaha baru, dan diharapkan mampu meningkatkan kesa-
daran masyarakat maupun wisatawan tentang konservasi sumber daya alam
(Razak 2008).
Pengembangan ekowisata juga tidak bisa terlepas dari dampak negatif se-
perti tertekannya ekosistem yang ada di obyek ekowisata apabila dikunjungi wi-
satawan dalam jumlah yang banyak dan konflik kepentingan antara pengelola a-
tau operator ekowisata dengan masyarakat lokal terutama mengenai pembagian
keuntungan dan aksesibilitas (Razak 2008).
Ada tujuh hal penting yang harus dilakukan oleh operator ekowisata da-
lam upaya mewujudkan ekowisata yang berkelanjutan sebagaimana yang dise-
butkan oleh The Ecotravel Center (2002) in Subadra (2007) yaitu:
1. Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang dijadikan ob-
yek ekowisata.
2. Meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan di sekitar obyek eko-
wisata dan mendukung program pembangunan berkelanjutan.
3. Pengurangan konsumsi terhadap sumberdaya yang tidak dapat diper-
baharui.
4. Melestarikan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki masyarakat lokal.
5. Mengutamakan usaha-usaha pendukung kegiatan ekowisata yang di-
miliki masyarakat lokal.
6. Mendukung usaha-usaha pelestarian lingkungan, dan
7. Memberikan kontribusi terhadap pelestarian biodiversitas yang ada di
lingkungan yang dijadikan obyek ekowisata.
2.4. Kesesuaian dan Daya Dukung Sumberdaya Untuk Wisata
Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan
dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempu-
nyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wi-
sata yang dikembangkan (Yulianda 2007).
17
Pariwisata merupakan industri yang kelangsungan hidupnya sangat diten-
tukan oleh baik-buruknya lingkungan. Ia sangat peka terhadap kerusakan ling-
kungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan kotor,
sampah yang bertumpuk, dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan,
gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai, serta sikap
penduduk yang tidak ramah. Tanpa lingkungan yang baik pariwisata tidak
mungkin berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memper-
hatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata, lingkung-
an itulah yang sebenarnya dijual (Soemarwoto 2004).
Suatu daerah wisata mempunyai kemampuan tertentu untuk menerima
wisatawan, yang biasa disebut daya dukung lingkungan. Daya dukung ling-
kungan di bidang pariwisata dapat dinyatakan dalam jumlah wisatawan per sa-
tuan luas per satuan waktu. Tetapi baik luas maupun waktu umumnya tidak da-
pat dirata-ratakan, karena penyebaran wisatawan dalam ruang dan waktu tidak
merata (Soemarwoto 2004).
Daya dukung lingkungan pariwisata dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu tujuan wisatawan dan faktor lingkungan biofisik lokasi pariwisata. Tujuan
pariwisata adalah untuk mendapatkan rekreasi. Rekreasi tidak hanya berarti ber-
senang-senang, melainkan harus diartikan sebagai rekreasi, yaitu secara harfiah
berarti diciptakan kembali. Jadi dengan rekreasi itu orang ingin menciptakan
kembali atau memulihkan kekuatan dirinya, baik fisik maupun spiritual. Setelah
berekreasi orang merasa dirinya pulih untuk melakukan tugasnya lagi. Karena
itu tujuan rekreasi bermacam-macam, antara lain bermain-main, berolahraga,
belajar, beristirahat atau kombinasi macam-macam tujuan itu. Walaupun tujuan-
nya bermacam-macam, tetapi semuanya mempunyai sifat umum yang sama, yai-
tu dilakukan di luar tugas pekerjaan untuk mendapatkan hiburan. Perencanaan
pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan daya dukung berdasarkan
atas tujuan pariwisata (Soemarwoto 2004). Faktor biofisik yang mempengaruhi
kuat atau rapuhnya suatu ekosistem akan sangat menentukan besar-kecilnya da-
ya dukung tempat wisata tersebut. Ekosistem yang kuat mempunyai daya du-
kung yang tinggi, yaitu dapat menerima wisatawan dalam jumlah yang besar,
karena tidak mudah rusak dan dapat cepat pulih dari kerusakan (sensitivitas
rendah, resiliensi tinggi). Ekosistem demikian pada umumnya terdapat di ke-
18
tinggian di atas laut yang rendah, yang datar atau landai, suhu yang tinggi dan
tanah yang subur (Soemarwoto 2004).
Daya dukung badan air yang digunakan untuk pariwisata dipengaruhi o-
leh luas dan volume badan air itu dan gerak air. Misalnya, sebuah danau yang
luas, dalam, pencampuran air yang baik dan pergantian air yang cepat mem-
punyai daya dukung yang lebih besar daripada danau yang sempit, dangkal, air-
nya tenang dan mengalami penggantian air yang pelan. Hal ini disebabkan kare-
na di danau dengan volume air yang besar yang tercampur oleh gelombang atau
arus dan cepat diganti, zat pencemar akan mengalami pengenceran dan terbawa
keluar danau oleh adanya aliran keluar (Soemarwoto 2004).
Faktor biofisik yang mempengaruhi daya dukung lingkungan bukan hanya
faktor alamiah, melainkan juga faktor buatan manusia. Misalnya, adanya per-
kampungan penduduk di dekat lokasi pariwisata yang limbahnya terbuang
langsung atau terbawa oleh sarana pariwisata juga merupakan faktor dalam pe-
nentuan daya dukung, antara lain jalan dan tempat peristirahatan. Daya dukung
lingkungan tidak cukup hanya dilihat dari sarana pelayanan wisatawan, melain-
kan juga harus dari segi kemampuan lingkungan untuk mendukung sarana itu
(Soemarwoto 2004).
Jelaslah, perencanaan pariwisata yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan akan menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang
dipakai untuk pariwisata itu sehingga akhirnya akan menghambat bahkan
menghentikan perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto 2004).
19
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Danau Singkarak. Danau
Singkarak merupakan salah satu danau di Sumatera Barat, yang terletak antara
Kodya Padang Panjang dan Kodya Solok. Secara geografis danau ini terletak pa-
da 1000 26 15 1000 35 55 BT dan 00 31 46 00 42 20 LS, dengan ketinggian
363.55 m di atas permukaan laut (Azhar 1993) (Gambar 1). Waktu pelaksanaan
penelitian adalah bulan Maret - April 2009.
Gambar 1. Lokasi penelitian Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumber: Bako-
surtanal 2000)
20
Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan hasil survei pendahuluan de-
ngan memperhatikan luasan wilayah tepian danau serta perbedaan pemandang-
an yang menarik di Danau Singkarak. Dalam hal ini yang diamati adalah perbe-
daan morfologi perairan, kondisi substrat dasar, objek yang menarik, masyarakat
sekitar, dan pengunjung wisata. Untuk keperluan penelitian ditentukan delapan
lokasi pengambilan contoh.
Lokasi 1: Tanjung mutiara
Lokasi 2: Batu Taba
Lokasi 3: X Koto
Lokasi 4: Ombilin
Lokasi 5: Biteh
Lokasi 6: Kacang
Lokasi 7: Taluak
Lokasi 8: Dermaga
Foto ke 8 (delapan) lokasi pengambilan contoh disajikan pada Lampiran 1.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: termome-
ter lingkungan untuk mengukur suhu perairan, formulir kuesioner yang diguna-
kan untuk mewawancarai masyarakat dan wisatawan, secchi disk, alat tulis, pere-
kam suara (tape recorder) untuk wawancara dengan pihak terkait, kamera digital
untuk mengambil foto keadaan lapang, GPS untuk mengetahui posisi koordinat
lokasi penelitian, peta kawasan Danau Singkarak, dan beberapa dokumen yang
berkaitan dengan kawasan tempat penelitian serta pustaka-pustaka yang berkait-
an dengan penelitian ini (Lampiran 2).
3.3. Pendekatan Studi
Aspek yang dikaji pada penelitian ini adalah aspek ekologi sumberdaya
wisata perairan Danau Singkarak. Aspek-aspek tersebut terdiri dari sumberdaya
alam yang berupa fisik (kondisi kawasan perairan danau), lingkungan biologi (i-
kan dan biota lainnya), dan sumberdaya manusia yang dipengaruhi aspek sosial
ekonomi (pengunjung, masyarakat sekitar dan sarana prasarana) serta kelemba-
21
gaan (pengelola kawasan wisata dan instansi-instansi yang terkait dengan
pengelolaan dan pengembangan Kawasan Wisata Danau Singkarak).
Aspek-aspek tersebut dianalisis berdasarkan nilai kesesuaian dan nilai da-
ya dukung kawasan sumberdaya perairan Danau Singkarak, serta nilai keindah-
an panorama danau melalui foto. Faktor-faktor internal dan eksternal juga diper-
lukan untuk mengarahkan terciptanya suatu analisis strategi pengelolaan kawas-
an wisata perairan Danau Singkarak yang berkelanjutan.
3.4. Jenis dan Pengumpulan Data
Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data yang diperlukan da-
lam penelitian ini tertuang dalam Tabel 1. Jenis dan sumber data yang digunakan
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung oleh
peneliti melalui penelitian lapangan atau dari sumber utama (responden). Data
sekunder diambil dari penelusuran kepustakaan melalui internet, laporan atau
dokumentasi dan dari data yang sudah tersedia yang dikutip peneliti guna ke-
pentingan penelitiannya. Cara pengumpulan dan pengambilan data dalam pene-
litian ini meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumen/literatur (riset pus-
taka). Wawancara dilakukan dengan perwakilan dari pihak pengelola, instansi-
instansi terkait, masyarakat setempat dan wisatawan. Khusus untuk masyarakat
setempat/sekitar dan wisatawan, wawancara dilakukan melalui pengisian kue-
sioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kawasan wisata
Danau Singkarak. Masyarakat sekitar Danau Singkarak dan wisatawan yang di-
wawancarai (responden) masing-masing berjumlah 30 orang. Daftar pertanyaan
dan kuesioner yang digunakan disajikan pada Lampiran 3, 4, 5, dan 6.
Penentuan responden ditetapkan melalui metode purposive sampling yaitu
anggota populasi sengaja dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu dengan meng-
andalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku dan berdasarkan atas judgement
peneliti. Dengan demikian, responden yang dipilih sudah mempunyai persepsi
terhadap kawasan wisata Danau Singkarak sehingga diharapkan mampu menja-
wab pertanyaan yang diajukan (Fauzi 2001 in Nancy 2007).
22
Tabel 1. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data
Komponen data Jenis data Sumber data Teknik pengambilan data Keadaan umum kawasan wisata Danau Singkarak a. Demografi Sekunder Laporan Studi pustaka b. Sarana dan prasarana Primer dan
sekunder Lapangan dan laporan
Observasi lapang dan studi pustaka
c. Pendidikan tenaga kerja Primer Responden Wawancara Sumber Daya Alam (SDA) a. Flora (Vegetasi dan tum- buhan air)
Primer dan Sekunder
Laporan Studi pustaka
b. Fauna (Ikan dan biota air lainnya)
Primer dan Sekunder
Laporan Studi pustaka
Kualitas Air Danau Singkarak Parameter Fisika a. Suhu Primer atau
sekunder Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
b. Kecerahan Primer atau sekunder
Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
c. Warna Primer atau sekunder
Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
Parameter Kimia a. DO Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka b. BOD5 Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka c. pH Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kebijakan a. Masyarakat Primer Responden Wawancara b. Pengunjung Primer Responden Wawancara c. Lembaga terkait Primer Responden Wawancara d. Dampak pengelolaan Primer dan
sekunder Responden dan lapangan
Wawancara dan observasi lapang
e. Isu-isu yang berkembang
Primer dan sekunder
Responden dan lapangan
Wawancara dan observasi lapang
f. Kebijakan pengelolaan Primer dan sekunder
Responden dan lapangan
Wawancara dan observasi lapang
3.5. Analisis Data
3.5.1. Analisis kesesuaian
Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan
dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mem-
punyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan
wisata yang dikembangkan. Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisa-
ta adalah (Yulianda 2007):
23
100%imaks
NIKWN
=
IKW adalah Indeks Kesesuaian Wisata, Ni adalah nilai parameter ke-i, Nmaks ada-
lah nilai maksimum suatu kategori wisata.
Penentuan kesesuaian diperoleh berdasarkan perkalian skor dan bobot dari
setiap parameter (Lampiran 7). Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persenta-
se kesesuaian yang diperoleh dari penjumlah nilai seluruh parameter. Kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan di Danau Singkarak diantaranya adalah meman-
cing, berperahu, kemah, duduk santai, menikmati hidangan masakan ikan bilih
dan pengambilan gambar untuk foto. Peta dasar yang digunakan untuk menyu-
sun peta kesesuaian adalah peta batimetri Danau Singkarak yang disajikan pada
Lampiran 8 (Puslit Limnologi 2001).
3.5.2. Analisis daya dukung
Analisis ini mencakup pengelolaan kawasan wisata Danau Singkarak de-
ngan pemanfaatan sumberdaya yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Daya dukung lingkungan (carrying capacity) merupakan intensitas penggunaan
maksimum terhadap sumberdaya alam atau pembangunan fisik yang dapat
mengganggu kesinambungan pembangunan tanpa merusak alam. Daya Dukung
Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat
ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbul-
kan gangguan pada alam dan manusia, dengan perhitungan sebagai berikut (Yu-
lianda 2007):
= p tt p
L WDDK KL W
DDK adalah Daya Dukung Kawasan, K adalah potensi ekologis pengunjung per
satuan unit area, Lp adalah luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan,
Lt adalah unit area untuk kategori tertentu, Wt adalah waktu yang disediakan o-
leh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari, dan Wp adalah waktu yang
dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu.
24
3.5.3. Metode SBE
Menurut Daniel dan Boster (1976), metode Scenic Beauty Estimation (SBE)
dapat digunakan untuk mendapatkan ukuran kuantitatif dalam penilaian esteti-
ka pada alternatif sistem management suatu kawasan dengan menggunakan ob-
jek foto yang penilaiannya diberikan oleh responden. Berbagai percobaan dan
pengujian dengan para pengguna, pemerhati/peminat dan para kelompok pro-
fessional menjadikan metode ini semakin sahih dan dapat diandalkan (Daniel
dan Boster 1976). Metode SBE dalam penelitian ini digunakan untuk dua tujuan,
yaitu: pertama, untuk mendapatkan informasi konsistensi penilaian lokasi wisata
berdasarkan foto-foto yang telah disiapkan antara responden yang pernah de-
ngan yang belum pernah berkunjung ke Danau Singkarak melalui penggunaan
analisis gerombol dan kedua, untuk mendapatkan informasi potensi foto yang da-
pat dijadikan alat promosi wisata melalui analisis ragam dua arah.
Analisis gerombol (cluster analysis) adalah analisis deskriptif dalam statisti-
ka peubah ganda yang biasa digunakan untuk mengelompokkan matriks data
yang terdiri dari peubah/foto sebagai kolom dan responden sebagai baris. Anali-
sis ini mampu memilah responden yang memberikan pola penilaian yang sama
terhadap sekumpulan peubah/foto. Dengan analisis ini diharapkan diperoleh
fakta bahwa responden yang belum dan yang sudah berkunjung ke Danau Sing-
karak memberikan pola penilaian yang konsisten (Johnson dan Wichern 1998).
Analisis ragam dua arah yang digunakan dapat dinyatakan dalam model
statistika berikut (Ostle dan Mensing 1975):
( )ijk i j ij k ijky = + + + + + i = 1, 2, ..., 40 (responden), j = 1, 2, ..., 30 (objek pemandangan/foto) dan k = 1, 2
(kelompok responden yang pernah dan yang belum mengunjungi Danau Singka-
rak). Yijk adalah hasil penilaian responden ke i untuk objek pemandangan/foto
ke j pada kelompok responden ke k, adalah rata-rata penilaian responden pada
umumnya, i adalah pengaruh penilaian yang di-berikan responden ke i, j ada-
lah pengaruh penilaian responden terhadap objek pemandangan/foto ke j, ij a-
dalah pengaruh interaksi penilaian yang diberikan responden ke i terhadap objek
pemandangan/foto ke j, k adalah pengaruh penilaian yang diberikan kelompok
responden ke k, dan ijk adalah pengaruh lainnya. Jika penilaian yang konsisten
25
dapat diperoleh, foto-foto yang dinilai diharapkan dapat digunakan untuk ke-
giatan promosi wisata Danau Singkarak.
3.5.4. Analisis SWOT
Rangkuti (2005) menyatakan bahwa analisis SWOT (Strength, Weaknes,
Opportunity, Threat) merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematik un-
tuk merumuskan strategi. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui atau me-
lihat kondisi sebuah objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor-faktor ke-
kuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) yang merupakan faktor internal ser-
ta peluang/kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang merupakan
faktor eksternal yang dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai
dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta
meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Analisa
data secara kualitatif yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eks-
ternal dan secara kuantitatif melalui pembobotan dan pemberian rating diguna-
kan dalam analisa ini.
Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT:
1. Identifikasi faktor internal dan eksternal. Internal Factor Evaluation
(IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan.
Alat yang digunakan untuk menganalisia faktor internal yaitu matriks
IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hu-
bungan antara area-area tersebut (David 2006 in Nancy 2007). Eksternal
factor Evaluation (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman
dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman
dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor ekster-
nal, yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi
yang berasal dari luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor terse-
but selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat (rating).
2. Penentuan bobot setiap variabel. Pemberian nilai/bobot dan rating di-
lakukan secara subjektif kepada setiap unsur SWOT dengan kisaran.
26
Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bo-
bot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bobot setiap faktor in-
ternal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison (Kin-
near 1991 in Pudjiwaskito 2005), yaitu sama dengan 1 jika indikator fak-
tor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal, 2
jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan indikator fa-
ktor vertikal, 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibanding-
kan indikator faktor vertikal, dan 4 jika indikator faktor horizontal sa-
ngat penting dibandingkan indikator faktor vertikal (Tabel 2).
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal Faktor Strategis Internal/Eksternal A B C ... Total Bobot
A 1X 1 B 2X 2 C 3X 3 ...
Total =
1
n
ii
X =
1
n
ii
Sumber: David 2002 in Pudjiwaskito 2005
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan per-
samaan (Kinnear 1991 in Pudjiwaskito 2005):
=
=
1
ii n
ii
X
X
i adalah bobot faktor ke-i, iX adalah nilai faktor ke-i, i adalah 1, 2, 3,
...., n dan n adalah jumlah faktor.
3. Penentuan peringkat (rating). Peringkat (rating) ditentukan untuk
mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap masing-masing
faktor strategis yang dimiliki objek wisata dengan skala nilai 1-4. Skala
peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Internal Factor Evalua-
tion (IFE) yaitu:
a. Faktor kekuatan
1 = kekuatan yang kecil,
27
2 = kekuatan yang sedang,
3 = kekuatan yang besar, dan
4 = kekuatan yang sangat besar
b. Faktor kelemahan
1 = kelemahan yang sangat berarti,
2 = kelemahan yang cukup berarti,
3 = kelemahan yang kurang berarti, dan
4 = kelemahan yang tidak berarti
Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Eksternal Factor
Evaluation (EFE) yaitu:
a. Faktor Peluang
1 = Peluang rendah (respon kurang),
2 = Peluang sedang (respon rata-rata),
3 = Peluang tinggi (respon di atas rata-rata), dan
4 = Peluang sangat tinggi ( respon superor)
b. Faktor Ancaman
1 = Ancaman yang sangat besar,
2 = Ancaman yang besar, dan
3 = Ancaman sedang
Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bo-
bot masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara ver-
tikal untuk memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum
pada matriks IFE/EFE (Tabel 3).
Tabel 3. Matriks IFE/EFE
Faktor Strategis Internal/Eksternal Bobot Rating Nilai Kekuatan/Peluang 1. 2. ... Sub Total Kelemahan/Ancaman 1. 2. ... Sub Total Total
Sumber : Rangkuti (2005)
28
4. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks (Matriks
SWOT). Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana
faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dipadukan
dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki adalah
melalui pembentukan matriks SWOT (Tabel 4). Dengan menggunakan
matriks ini dapat dihasilkan empat golongan alternatif strategi yang
dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan seperti berikut
(Rangkuti 2005):
a. Pada Kuadran I yaitu SO (strength-opportunity), dengan mengguna-
kan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.
b. Pada Kuadran II yaitu ST (strength-threat), dengan menggunakan pe-
luang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
c. Pada Kuadran III yaitu WO (weakness-opportunity), dengan berusaha
mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi
kelemahan yang dimiliki.
d. Pada Kuadran IV yaitu WT (weakness-threat), dengan berusaha memi-
nimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Tabel 4. Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti (2005)
5. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penentuan prioritas stra-
tegi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang
saling terkait. Rangking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urut-
an jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada.
Tabel perangkingan altenatif strategi dapat dilihat pada Tabel 5.
29
Tabel 5. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT pada kawasan wisata Danau Singkarak
Alternatif Strategi
Keterkaitan dengan unsur SWOT
Jumlah skor (nilai) Rangking
SO 1 SO 2 SO n
WO 1 WO 2 WO n
ST 1 ST 2 ST n
WT 1 WT 2 WT n
6. Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan. Penentuan posisi stra-
tegi yang akan dijalankan dapat dilakukan melalui dua langkah, yaitu:
a. Penentuan nilai P diperoleh dari total nilai kekuatan dikurangi nilai
kelemahan (S-W).
b. Penentuan nilai Q diperoleh dari total nilai peluang dikurangi nilai
ancaman (O-T).
Koordinat P sebagai absis dan Q sebagai ordinat menentukan posisi titik
(P,Q) sebagai acuan strategi yang akan dijalankan (Gambar 2).
Peluang (Opportunity)
Kuadran II Kuadran I
(W-O) (S-O) Kelemahan Kekuatan (Weakness) (Strength)
Kuadran III Kuadran IV (W-T) (S-T)
Ancaman (Threat)
Gambar 2. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Danau Singkarak merupakan salah satu danau yang berada di Sumatera
Barat, terletak diantara Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Secara
geografis Danau Singkarak terletak pada 1000 26 15 1000 35 55 BT dan 00 31
46 00 42 20 LS. Menurut Wibowo et al. (2001) data morfometrik Danau Sing-
karak adalah sebagai berikut:
Luas permukaan air (Ha) : 10 908.20
Panjang maksimum (km) : 20.81
Lebar maksimum (km) : 7.18
Panjang garis pantai (km) : 55.81
Volume air danau ( juta m3) : 19 490
Kedalaman maksimum (m) : 271.50
Kedalaman rata-rata (m)