alhamdulillah

10
Alhamdulillah Pertama: Cara mandi yang telah anda sebutkan adalah benar dan sah, alhamdulillah. Akan tetapi, anda meninggalkan beberapa sunah yang tidak berpengaruh bagi keabsahan mandi anda. Penjelasannya adalah bahwa mandi junub itu ada yang sempurna dan ada yang sekedar sah. Adapun yang sekedar sah, maka cukup bagi seseorang melakukan yang wajib saja tanpa melakukan perkara-perkara sunah. Cukup baginya niat bersuci, kemudian meratakan siraan air ke seluruh tubuh dengan berbagai cara, apakah di bawah pancuran atau berendam di laut atau bak mandi atau berenang dan semacamnya, disertai dengan berkumur dan memasukkan air ke hidung. Adapun mandi yang sempurna adalah dengan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yaitu dengan melakukan seluruh sunah-sunah mandi. Syekh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sifat-sifat mandi. Maka dia menjawab; Tata cara mandi itu ada dua; Cara yang wajib, yaitu dengan menyiram air secara merata ke seluruh tubuh, termasuk di dalamnya berkumur dan menghisap air ke hidung. Jika dia telah menyiramkan air ke seluruh tubuh, dengan cara apapun, maka terangkatlah hadats besar darinya dan sempurnalah kesuciannya. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, واُ رَ ّ هَ ّ ط اَ ا فً بُ نُ جْ مُ تْ نُ كْ ن اَ و: دة! مائ ل ا ورة س( 6 ) "Dan jika kamu junub Maka mandilah,." (QS. Al-Maidah: 6) Kedua: Cara yang sempurna. Yaitu dengan cara mandi sebagaimana mandinya Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Jika dia ingin

Upload: hanif-fikriyantito

Post on 03-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dsadasdasfasfasfasfsds

TRANSCRIPT

AlhamdulillahPertama:Cara mandi yang telah anda sebutkan adalah benar dan sah, alhamdulillah. Akan tetapi, anda meninggalkan beberapa sunah yang tidak berpengaruh bagi keabsahan mandi anda.Penjelasannya adalah bahwa mandi junub itu ada yang sempurna dan ada yang sekedar sah.Adapun yang sekedar sah, maka cukup bagi seseorang melakukan yang wajib saja tanpa melakukan perkara-perkara sunah. Cukup baginya niat bersuci, kemudian meratakan siraan air ke seluruh tubuh dengan berbagai cara, apakah di bawah pancuran atau berendam di laut atau bak mandi atau berenang dan semacamnya, disertai dengan berkumur dan memasukkan air ke hidung.Adapun mandi yang sempurna adalah dengan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yaitu dengan melakukan seluruh sunah-sunah mandi.Syekh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sifat-sifat mandi. Maka dia menjawab;Tata cara mandi itu ada dua; Cara yang wajib, yaitu dengan menyiram air secara merata ke seluruh tubuh, termasuk di dalamnya berkumur dan menghisap air ke hidung. Jika dia telah menyiramkan air ke seluruh tubuh, dengan cara apapun, maka terangkatlah hadats besar darinya dan sempurnalah kesuciannya. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, ( : 6)"Dan jika kamu junub Maka mandilah,." (QS. Al-Maidah: 6)Kedua: Cara yang sempurna. Yaitu dengan cara mandi sebagaimana mandinya Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Jika dia ingin mandi junub, maka dia harus mencuci kedua telapak tangannya, kemudian membersihkan kemaluannya dan kotoran junub, kemudian berwudhu secara sempurna, lalu membasuh kepalanya sebanyak tiga kali, kemudian menyiram seluruh tubuhnya yang lain. Inilah tata cara mandi yang sempurn." (Fatawa Arkanul Islam, hal. 248)Kedua: Tidak ada perbedaan antara mandi junub dan mandi haidh. Hanya saja, dalam mandi haidh disunahkan lebih kuat menekan-nekan bagian rambutnya dari mandi junub. Disunahkan pula bagi wanita untuk mengenakan wewangian di tempat keluarnya darah untuk menghilangkan aroma tak sedap.Imam Muslim (no. 332) meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anhu bahwa Asma radhiallahu anha bertanya kepad Rasulullah shallallahu alaih wa sallam tentang mandi haidh. Maka beliau bersabda, : : ! ! : "Hendaknya salah seorang dari kalian menyiapkan air dan sidr. Lalu bersuci (berwudhu) dengan baik. Kemudian tuangkan air di kepalanya dan diurut-urut dengan kuat hingga masuk ke pangkal rambut. Kemudian tuangkan air di atasnya. Kemudian ambil kapas yang telah diberi minyak kesturi, lalu sucikanlah dengannya. Asma berkata, 'Bagaimana bersucinya?' Beliau berkata, 'Subhaanalah, bersucilah dengannya! Aisyah berkata, 'Tampaknya beliau suaranya pelan, maksudnya adalah bersihkan bekas tempat keluar darah."Kemudian Asma juga bertanya tentang mandi junub. Maka beliau bersabda, "Engkau ambil air, hendaknya engkau bersuci dengan baik. Kemudian tuangkan air di atas kepala lalu dipijit-pijit hingga sampai dasar kepala, kemudian tuangkan air."Aisyah berkata, "Sebaik-baik wanita, wanita adalah wanita Anshar, rasa malu mereka tidak menghalangi mereka untuk memahami agama."Rasulullah shallallahu alaihi wa slalam membedakan antara mandi haid dan mandi junub, dalam masalah memijit rambut dan menggunakan wewangian.Ketiga:Membaca tasmiah (bismillah) saat mulai berwudhu dan mandi adalah sunah berdasarkan pendapat jumhur ulama. Bahkan ulama di kalangan mazhab Hambali menyatakan wajib.Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah, "Tasmiah menurut mazhab (hambali) adalah wajib seperti wudhu, tidak ada nash dalam masalah ini, akan tetapi mereka berkata, diwajibkan dalam wudhu, maka saat mandi junub lebih utama (kewajibannya), karena dia adalah suci dari hadats besar.Yang benar adalah bahwa tasmiah bukan merupakan kewajiban, tidak dalam berwudhu, tidak pula dalam mandi. (Asy-Syarh Al-Mumti)Keempat:Berkumur dan menghisap ke hidung harus dilakukan dalam mandi, sebagaimana dinyatakan dalam mazhab Hanafi dan Hambali.An-Nawawi rahimahullah berkata saat menjelaskan perbedaan ini, "Mazhab para ulama dalam berkumur dan menghisap air ke hidung ada empat;Pertama: Keduanya nerupakan sunah dalam berwudhu dan mandi, ini merupakan pendapat dalam mazhab kami (Syafii).Kedua: Keduanya wajib dalam wudhu dan mandi dan merupakan syarat sahnya, ini pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad.Ketiga: Keduanya wajib saat mandi, tidak dalam wudhu, ini merupakan salah satu pendapat Abu Hanifah dan murid-muridnya.Keempat: Menghisap air ke hidung adalah wajib dalam berwudhu dan mandi, akan tetapi berkumur tidak wajib. Ini termasuk salah satu pendapat Ahmad. Ibnu Munzir berkata, saya berpendapat demikian." (Al-Majmu, 1/400)Yang kuat adalah pendapat kedua, yaitu diwajibkannya berkumur dan menghisap air ke hidung saat mandi dan menjadi syarat sahnya.Syekh Ibnu Utsaimin rahimahulillah berkata, "Di anara ulama ada yang berpendapat bahwa mandi tidak sah kecuali dengan keduanya (berkumur dan menghisap air ke hidung) seperti berwudhu. Adapula yang berpendapat, sah walaupun tanpa keduanya.Yang benar adalah pendapat pertama, berdasarkan firman Allah Ta'ala, ( : 6)"Hendaklah kalian bersuci (mandi)." (QS. Al-Maidah: 6)Ini mencakup seluruh badan, sedangkan bagian dalam hidung dan mulut adalah termasuk badan yang wajib disucikan. Karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan keduanya dalam berwudhu, karena keduanya masuk dalam firman-Nya, ( : 6)"Basuhlah wajah kalian." (QS. Al-Maidah: 6)Jika keduanya dianggap termasuk dalam membasuh wajah dan sehingga wajib disucikan dalam berwudhu, maka diapun termasuk yang harus dilakukan saat mandi junub, karena bersuci dalam hal tersebut lebih utama." (Asy-Syarh Al-Mumti)Kelima: Jika sebelumnya anda tidak berkumur dan menghisap air ke hidung dalam mandi karena tidak mengetahui ilmunya, atau bersandar kepada mazhab tertentu yang menyatakant tidak wajib, maka mandi junub anda sah dan shalat yang dilakukan berdasarkan hal itu juga dianggap sah. Anda tidak harus mengulanginya lagi, karena perbedaan pendapat para ulama seputar hukum berkumur dan menghisap air ke hidung tergolong perbedaan yang kuat, sebagaiman telah disebutkan.Semoga Allah memberi taufiq kepada semua.Wallahua'lam.

Hamran budak yang dimerdekakan oleh sahabat Ustman memberitahukan bahwa sahabat Utsman bin Affan pernah melakukan wudhu dengan membasuh dua telapak tangannya tiga kali, lalu berkumur dan membasuh hidung, lantas membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai siku-siku tiga kali, lalu membasuh tangan kiri sama halnya dengan tangan kanan, lantas mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, lalu membasuh kaki kiri seperti halnya kaki kanan. Setelah itu beliau berkata: Seperti inilah aku melihat Rasulullah berwudhu, lantas Rasulullah bersabda: Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini lalu dia melakukan shalat dua rakaat dengan tanpa berbicara dalam dirinya (menggerutu/gruneng; jawa) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ( Shahh Muslim, juz II, hlm. 8)

MandijunubDefinisi mandijunubsecara syariat adalahmengguyurkanair yang suci ke seluruh bagian tubuh secara merata. Hukum mandijunubadalah wajib ketika seseorang dalam kondisi berhadats besar. Terdapat dua cara mandijunub, yaitu cara standar dan cara yang lebih sempurna. Cara standar yaitu apabila seseorang telah:(1) berniat mandi dalam rangka menghilangkan hadats dan (2) telahmengguyurkanair secara merata ke seluruh anggota tubuhnya baik kulit ataupun rambut. Apabila ingin melakukan mandi yang lebih sempurna, maka bisa melakukan langkah-langkah berikut:(1) berniat dalam hati,(2) membasuh kedua telapak tangan sebelum mengambil air dari wadahnya,(3) membasuh kemaluan dengan tangan kiri,(4) kembali membasuh tangan dan dianjurkan menggunakan pembersih seperti sabun,(5) berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat,(6)menuangkanair ke kepala sebanyak tiga kali hingga mencapai dasar rambut, dimulai dengan bagian kanan lalu bagian kiri sambil menyela-nyela rambut dengan jemari,(7) mengucurkan air ke seluruh bagian tubuh dimulai dari bagian kanan lalu bagian kiri.Seorang yang telah mandiwajib, baik dengan cara standar atau pun dengan cara sempurna, tidak lagi perlu melakukan wudhu setelahnya untuk melaksanakan shalat.

Wirid pendek ini umumnya di baca ketika selesai shalat fardho zuhur, ashar, isya.Untuk wirid panjangnya saya post di lain kesempatan, nanti.

Bacaan wirid pendek (tulisan dalam bahasa Indonesia):- Astaghfirullaah 3x- Allahumma innii alaadzikrika wasyukrika wahusniibaadatikaa ilaahii yaa rabbii- Subhaanallaah 33xSubhaanallaahil aliyyil azhiimi wa bihamdihii daa iman alhamdulillaah- Alhamdullilaah 33xAlhamdulillaahi rabbil aalamiina alaa kullihaalin wafii kulli haalin wani matin Allahu Akbar- Allahu Akbar 33xAllahuakbar kabiiran wal hamdulillahi katsiiran wasubhaanallaahi bukratan wa ashiilaa- Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariikalah lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwaalaa kullisyai in qadiir- Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammadininnabiyyil ummiyyi wa alaa aalihii wa shahbihii wa sallim - Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa rasuulillaahishallallaahu alaihi wa sallam wa alaa aalihiiwashahbihil kiraami syai ul lillaahi lahul Faatihah.(baca Alfatihah) lalu baca doa :Bismilllahir rahmaani rahimAlhamdulillahi rabbil aalamiin hamdan yuwaafii niamahuu wayukaa fi umaziidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu walakal mulku walakas syukru kamaayambaghii lijalaali wajhikal kariimi wall azhiimi sultananik . Allahumma shalli alaa sayyidinamuhammadin wa alaa aali sayyidina muhammad.Allahumma rabbanaa taqabbal minna shalaatanaawa shiyaamanaa waqiyaamanaa wa rukuu anaa wasujuudanaa wa qu uudanaa wa takhasysyu anaa wata abbudanaa watammim waqshiranaa Ya Allah Yaa rabbal alaamiin.Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa waillam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunannaminal khaasiriin.Rabbanaa wallaa tahmil alainaaishran kamaa hamaltahuu alal ladziina min qablinaarabbanaa walaa tuhammilna maa laathaaqata lanaabihi.wa fu annaa waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa alal qaumilkaafiriin.Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba daidzhadaitanaa wahab lanaa mil ladunka rahmah innakaantal wahhaab.rabbanaghfir lanaa wa liwaalidainaawali jamii il muslimiina wal muslimaati wal muminiina wal mu minaati.al ahyaa i minhum wal amwaati innaka alaa kulli syai in qadiir.rabbanaaatinaa fiddun yaa hasanatan, wa fil aakhiratihasanatan, waqinaa adzaabannaar.Allahummaghfirlanaa dzunuubanaa wakaffir anaa sayyi atinaa watawaffanna ma al abraar.subhaana rabbika rabbil izzatiammaa yashifuuna,wasalaamun alal mursaliina walhamdu lillahi rabbil aalamiin.(penutup wirid ucapkan dua kalimat syahadat)

Bacaan wirid panjang (Tulisan dalam bahasa Indonesia) :- Astaghfirullah 3x- Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariikalah, lahulmulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwaalaa kulli syai-in qadiir- Allahumma atas salaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya uudus salaam, fahayyinaa rabbanaa bissalaam,tabaarakta rabbanaa wa ta aalaita yaa dzaljalaali wa ikraam- Alfatihah- Wa ilaahukum ilaahuw waahidul laa ilaaha ilaahuwar rahmaanur rahiim - Ayat kursi- Syahidallaahu annahuu laa ilaaha illaa huwawalmalaa ikatu waulul ilmi qaa imam bil qisthi lailaaha illaa huwal aziizul hakiim.- Innad diina indal laahil islaam- Qulillaahumma maalikal mulki tu til mulka man tasyaa watan zi ul mulka mim man tasyaa wa tu izzuman tasyaa wa tudzillu man tasyaa biyadikal khairuinnaka alaa kulli syai in qadiir- Tuulijul laila fin nahaari watuulijun nahaara fil lailiwa tukhrijul hayya minal mayyiti, wa tukhrijulmayyita minal hayyi wa tar zuqu man tasyaa u bighairi hisaab- Allahumma innii alaadzikrika wasyukrika wahusniibaadatikaa ilaahii yaa rabbii- Subhaanallaah 33xSubhaanallaahil aliyyil azhiimi wa bihamdihii daaiman alhamdulillaah - Alhamdullilaah 33xAlhamdulillaahi rabbil aalamiina alaa kullihaalin wafii kulli haalin wani matin Allahu Akbar- Allahu Akbar 33xAllahuakbar kabiiran wal hamdulillahi katsiiranwasubhaanallaahi bukratan wa ashiilaa - Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariikalah lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwaalaa kullisyai in qadiir- Laahaula walaa quwaata illa billahil aliyyil azhiim- Allahumma shalli alaa sayyidinaa muhammadininnabiyyil ummiyyi wa alaa aalihii wa shahbihii wa sallim- Yaa lathiifu yaa kaafii yaa hafizhu yaa syaafii yaalathiifu yaa waafii ya kariimu antal laah- Laa ilaaha illallaah 33x- Washallallaahu alaa khairi khalqihii sayyidinaamuhammadin wa alaa aalihii wa shahbihii wa salaam.subhaana rabbika rabbil izzati ammaayashifuun wa salaamun alal mursaliina walhamdulillahi rabbil aalamiin- Astaghfirullaahal azhiim alladzii laa ilaha illaahuwal qayyuumu wa atuubu ilaihi 3x- Asyhadu alla ilaaha illallahu wahdahuu laa syarikalah,ilaahan waahidan wa rabban syaahidanlaa ma buuda siwaahu wanahnu lahuu muslimuun 3x - Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa rasuulillaahishallallaahu alaihi wa sallam wa alaa aalihiiwashahbihil kiraami syai ul lillaahi lahul Faatihah.(baca Alfatihah) lalu baca doa :Bismilllahir rahmaani rahimAlhamdulillahi rabbil aalamiin hamdan yuwaafii niamahuu wayukaa fi umaziidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu walakal mulku walakas syukru kamaayambaghii lijalaali wajhikal kariimi wall azhiimi sultananik . Allahumma shalli alaa sayyidinamuhammadin wa alaa aali sayyidina muhammad.Allahumma rabbanaa taqabbal minna shalaatanaawa shiyaamanaa waqiyaamanaa wa rukuu anaa wasujuudanaa wa qu uudanaa wa takhasysyu anaa wata abbudanaa watammim waqshiranaa Ya Allah Yaa rabbal alaamiin.Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa waillam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunannaminal khaasiriin.Rabbanaa wallaa tahmil alainaaishran kamaa hamaltahuu alal ladziina min qablinaarabbanaa walaa tuhammilna maa laathaaqata lanaabihi.wa fu annaa waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa alal qaumilkaafiriin.Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba daidzhadaitanaa wahab lanaa mil ladunka rahmah innakaantal wahhaab.rabbanaghfir lanaa wa liwaalidainaawali jamii il muslimiina wal muslimaati wal muminiina wal mu minaati.al ahyaa i minhum wal amwaati innaka alaa kulli syai in qadiir.rabbanaaatinaa fiddun yaa hasanatan, wa fil aakhiratihasanatan, waqinaa adzaabannaar.Allahummaghfirlanaa dzunuubanaa wakaffir anaa sayyi atinaa watawaffanna ma al abraar.subhaana rabbika rabbil izzatiammaa yashifuuna,wasalaamun alal mursaliina walhamdu lillahi rabbil aalamiin.(penutup wirid ucapkan dua kalimat syahadat) Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat dan bisamenjadi amalan dalam sholat.semoga semua hajatbisa dikabulkan Allah SWT amin.wassalamu alaikumwr. wb.