alfan firdaus - jurnal analisis penerapan metode abc dalam menentukan besarnya tarif jasa rawat inap...

Upload: alphan-firdaus

Post on 29-Oct-2015

878 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP

    PADA RUMAH SAKIT ISLAM YABIS BONTANG

    Alfan Firdaus ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

    Anis Rachma Utary ([email protected])

    Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

    Musviyanti ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

    Abstrak

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan tarif jasa rawat inap dan membandingkan dengan sistem perhitungan RSI Yabis Bontang (tradisional) untuk mengetahui distorsi (undercosting maupun overcosting). Activity based costing merupakan sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memberikan jasa layanan rawat inap. Sistem ini menelusuri biaya pada berbagai aktivitas kemudian ke berbagai kelas rawat inap, sehingga akan dapat diketahui aktivitas apa saja dan berapa biaya untuk setiap aktivitas yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap. Tarif jasa rawat inap yang digunakan RSI Yabis Bontang saat ini untuk kelas I sebesar Rp. 170.000 dan untuk kelas II sebesar Rp. 85.000. Dan hasil perhitungan dengan metode ABC untuk kelas I Rp. 214.240 dan untuk kelas II Rp. 38.918. Perbedaan terjadi dikarenakan pembebanan biaya yang dikonsumsi jasa pelayanan rawat inap dengan metode ABC dan tradisional berbeda, sehingga biaya yang diperoleh dapat lebih besar atau lebih kecil. Oleh karena itu pihak rumah sakit sebaiknya meninjau kembali tarif jasa rawat inap yang digunakan sehingga tidak merugikan pihak rumah sakit ataupun pasien. Kata kunci: Aktivitas, Tarif Jasa Rawat Inap, Activity Based Costing

    Abstract The purpose of this study is to implement Activity Based Costing method in determining inpatient services rates and compare with the RSI calculation system Yabis Bontang (traditional) to determine the distortion (overcosting or undercosting). Activity based costing is an accounting system that focuses on the activities undertaken to provide inpatient services. These systems track costs on a variety of activities and then to various classes of hospitalization, so it will be able to know what activities and how much it costs for each of the activities associated with determining the service rates of hospitalization. Inpatient service rates used Yabis Bontang current RSI to class I of Rp. 170.000 and for class II Rp. 85.000. And the results of calculations by the ABC method for class I Rp. 214.240 and for class II Rp. 38.918. The difference occurs because the cost is consumed due to the imposition of inpatient services by the ABC and traditional methods are different, so the cost can be obtained larger or smaller. Therefore, the hospital should review the rates of hospitalization services are used so as not to harm the patient or the hospital. Key word: Activities, Rates Inpatient Services, Activity Based Costing

  • 2

    I. Pendahuluan A. Latar Belakang

    Metode akuntansi biaya tradisional merupakan suatu metode yang orientasi perhitungannya berdasarkan satu pemicu biaya. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi biaya. Perhitungan biaya rawat inap yang dilakukan oleh RSI Yabis Bontang ini kurang akurat dikarenakan hanya biaya-biaya langsung yang dibebankan, sedangkan biaya-biaya tidak langsung tidak dibebankan ke rawat inap. Seperti biaya tenaga kerja perawat, biaya perawatan gedung rawat inap, dan biaya bahan habis pakai. Perhitungan tersebut memicu terjadinya distorsi biaya (under costing atau over costing).

    Metode ABC (activity based costing) sangat efektif digunakan dalam penentuan tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis, dikarenakan activity based costing merupakan sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memberikan jasa layanan rawat inap. Metode ABC tidak hanya mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan jam kerja langsung atau jam mesin. Biaya dialokasikan atau dibebankan kepada konsumen berdasarkan pemicu aktivitas (activity driver). Sehingga diharapkan dapat memberikan pengukuran yang lebih akurat atas biaya-biaya pemicu aktivitas, yang membantu manajer memperbaiki produk atau jasa dan proses menilai dengan membuat keputusan desain produk atau jasa yang lebih baik.

    Dengan menggunakan metode ABC (activity based costing) RSI Yabis dapat menelusuri aktivitas apa saja yang terjadi dalam pemberian pelayanan jasa rawat inap, sehingga dapat diketahui jumlah biaya yang sebenarnya. Dengan informasi biaya yang akurat mengenai biaya tarif rawat inap dapat membantu manajer ataupun direktur dalam menganalisis profitabilitas.

    Rumah Sakit Islam Yabis Bontang adalah Rumah Sakit Islam swasta yang melayani kesehatan bagi masyarakat sekitar wilayah Bontang. Dalam menentukan biaya rawat inap rumah sakit masih memakai sistem biaya tradisional, mengingat kompetitif persaingan antar rumah sakit, sistem yang digunakan oleh Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dianggap kurang mampu menyediakan informasi biaya yang akurat, sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit.

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian fenomena pada latar belakang di atas, maka dalam penelitan ini masalah dirumuskan sebagai berikut: 1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap di

    RS Islam Yabis Bontang. 2. Berapa besarnya tarif jasa rawat inap Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dengan

    menggunakan perhitungan metode activity based costing pada kelas I dan kelas II.

    C. Tujuan Dari uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui aktivitas dan biaya yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap di RS Islam Yabis Bontang.

    2. Untuk mengetahui besarnya tarif rawat inap dengan menggunakan metode activity based costing.

    3. Untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif rawat inap yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan perhitungan berdasarkan activity based costing.

  • 3

    II. Tinjauan Teoritis A. Dasar Teoritis

    1. Activity Based Costing Garrison, Noreen dan Brewer (2006:440) mengemukakan bahwa pengertian activity

    based costing adalah metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap.

    Menurut Blocher, Chen, Cokins dan Lin (2007:222), pengertian activity based costing adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke obyek biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut.

    Hansen dan Mowen (2009:13) mengemukakan bahwa pengertian activity based costing adalah pendekatan pembebanan biaya yang pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.

    Menurut Williams, Haka, Bettner dan Carcello (2010:779) mengemukakan bahwa Activity based costing is an overhead allocation method that uses multiple overhead rates to track indirect costs by the activities that consume those costs.

    Dasar pemikiran sistem activity based costing ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaanya.

    Gambar 2.1 Model Activity Based Costing (Sumber: Garrison et al., 2006:444) Islahuzzaman (2011:39) mengemukakan bahwa activity based costing memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas, sehingga munculah premis ABC (activity based costing), yaitu: (1) objek biaya mengkonsumsi aktivitas, (2) aktivitas mengkonsumsi sumber daya, dan (3) konsumsi sumber daya mendorong terjadinya biaya.

    2. Aktivitas (Activity)

    Warindrani (2006:28) mengemukakan bahwa aktivitas merupakan suatu kejadian atau transaksi yang menyebabkan terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya).

    Menurut Islahuzzaman (2011:42) aktivitas merupakan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi, tidakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan

    Objek Biaya (misal: Produk dan Pelanggan)

    Aktivitas

    Konsumsi Sumber Daya

    Biaya

  • 4

    Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:110) aktivitas merupakan sebuah kumpulan tindakan yang dilaksanakan di dalam sebuah organisasi yang bermanfaat untuk penentuan kos berbasis aktivitas.

    Menurut Islahuzzaman (2011:44-47) pemisahan kelompok aktivitas diidentifikasikan sebagai berikut:

    a. Unit level activities merupakan aktivitas yang dapat dilakukan untuk memproduksi setiap unit produk atau jasa.

    b. Batch level activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk masing-masing batch atau kelompok produk atau mengeset pekerjaan yang akan dilakukan.

    c. Product sustaining activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk yang berbeda.

    d. Facility sustaining activities sering merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi produk secara umum dan berhubungan dengan kegiatan yang mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan.

    3. Pemicu Biaya (Cost Driver)

    Dalam activity based costing dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut sebagai pemicu (driver). Pemicu sumber daya (resources driver) merupakan dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut.

    Menurut Warindrani (2006:28) pengertian Cost driver atau pemicu biaya adalah dasar alokasi yang digunakan dalam Activity Based Costing system yang merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak usaha dan beban kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.

    Pemicu biaya merupakan faktor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi atau dapat juga dikatakan sebagai cara untuk membebankan biaya pada aktivitas atau produk. Secara praktis, pemicu biaya menunjukkan dimana biaya harus dibebankan dan seberapa besar biayanya.

    4. Kelompok Biaya (Cost Pool)

    Nurhayati (2004) mendefinisikan bahwa kelompok biaya (cost pool) merupakan sekelompok biaya yang memiliki karekteristik yang sama. Karakteristik ini berkaitan dengan tolak ukur aktivitas yang sama, untuk maksud pembebanan biaya ke produk.

    Menurut Warindrani (2006:29) 4 kategori dalam mengelompokan biaya pada activity based costing, adalah sebagai berikut:

    a. Unit level activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit produk yang dihasilkan secara individual. Biaya dibebankan berdasarkan pada jumlah unit produk yang dihasilkan.

    b. Batch level activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan sekelompok produk.

    c. Product Sustaining activities dilakukan untuk melayani berbagai kegiatan produksi produk yang berbeda antara satu dengan lainnya.

    d. Facility sustaining Activities sering disebut sebagai biaya umum karena tidak berkaitan dengan jenis produk tertentu.

  • 5

    5. Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing

    Menurut Blocher et al. (2007:232) manfaat utama sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami perusahaan diantaranya:

    1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.

    ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik tentang penetapan harga jual, lini produk, dan segmen pasar.

    2. Keputusan dan kendali yang lebih baik. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai.

    3. Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas. ABC membantu manajer mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak terpakai.

    6. Tahap-tahap Penerapan Sistem Activity Based Costing

    Menurut Blocher et al. (2007:227) perancangan sistem activity based costing memerlukan tiga tahap: (1) mengidentifikasi biaya dan aktivitas sumber daya, (2) membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.

    Warindrani (2006:27-30) mengemukakan bahwa dalam tahapan biaya overhead dibebankan pada aktivitas-aktivitas terdapat 5 langkah yang dilakukan yaitu:

    a. Mengidentifikasi aktivitas. Pada tahap ini harus diadakan identifikasi terhadap sejumlah aktivitas yang dianggap menimbulkan biaya dalam memproduksi barang atau jasa dengan cara membuat secara rinci tahap proses aktivitas produksi sejak menerima barang sampai dengan pemeriksaan akhir barang jadi dan siap dikirim ke konsumen.

    b. Menentukan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas. Aktivitas merupakan suatu kejadian atau transaksi yang menjadi penyebab terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya). Cost driver adalah dasar alokasi yang digunakan dalam ABC sistem yang merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak usaha dan beban kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.

    c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu. Pemisahan kelompok aktivitas diidentifikasi menjadi empat yaitu; (i) unit level activities, (ii) batch level activities, (iii) product sustaining activities, (iv) facility sustaining activities.

    d. Menggabungkan biaya dari aktivitas yang dikelompokkan. Biaya untuk masing-masing kelompok (unit, batch level, product dan facility sustaining) dijumlahkan sehingga dihasilkan total biaya untuk tiap-tiap kelompok.

    e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas (homogeen cost pool rate). Dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masing-masing kelompok dengan jumlah cost driver-nya.

  • 6

    B. Kerangka Pikir Sebagai gambaran dalam menganalisis data yang akan diteliti, maka disusun kerangka

    pikir sebagai berikut:

    Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

    Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap

    Pada Rumah Sakit Islam Yabis Bontang

    RSI Yabis Bontang Akuntansi Manajemen

    Perumusan Masalah

    1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis Bontang.

    2. Berapa besarnya tarif jasa rawat inap yang telah ditentukan RSI Yabis Bontang dengan perhitungan menggunakan metode activity based costing.

    Alat Analisis Metode ABC dengan tahapan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi aktivitas yang terjadi pada rawat inap RSI Yabis Bontang 2. Menghubungkan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas 3. Mengidentifikasi cost driver 4. Menentukan tarif per kelompok aktivitas 5. Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif per kelompok

    aktivitas dan ukuran aktivitas (cost driver) 6. Membandingkan besarnya tarif rawat inap yang menggunakan metode Activity

    Based Costing dengan tarif yang telah ditentukan oleh pihak RSI Yabis Bontang.

    Blocher et al. (2007:221-232); Krismiaji dan Aryani (2011:110-113) dan Warindrani (2006:27-30)

    Hasil Penelitian

    Metode activity based costing Tarif Jasa Rawat Inap RSI Yabis Bontang

  • 7

    III. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan mendatangi secara langsung objek penelitian yaitu Rumah Sakit Islam Yabis di Bontang guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan melalui pihak-pihak yang terkait dalam biaya-biaya yang terkait dengan penentuan tarif jasa rawat inap RSI Yabis Bontang. Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang terdiri dari data primer yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari RSI Yabis Bontang, seperti hasil tanya jawab langsung kepada pihak yang berhungan dengan biaya-biaya rawat inap. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian lapangan yang terdiri dari interview dan review document. Serta penelitian kepustakaan yang berasal dari buku, literature, jurnal ilmiah, serta artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

    Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode activity based costing dalam menentukan tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis Bontang dengan besarnya tarif jasa rawat inap yang telah ditentukan oleh pihak RSI Yabis Boantang. IV. Analisis dan Pembahasan

    Data aktivitas pada penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan seluruh aktivitas pelayanan pasien rawat inap di RSI Yabis Bontang. Aktivitas-aktivitas yang terjadi pada pelayanan pasien rawat inap di RSI Yabis Bontang, yaitu:

    1. Administrasi 2. Penyediaan Fasilitas 3. Perawatan Pasien 4. Penyediaan Makanan 5. Pelayanan Kebersihan

    6. Laundry 7. Pemeliharaan Fasilitas 8. Pemantauan 9. Penyusutan Bangunan Rawat Inap

    Data biaya pada penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan rawat inap. Data biaya yang berhubungan dengan perhitungan tarif jasa rawat ini, yaitu: a. Biaya tenaga kerja direktur b. Biaya tenaga kerja perawat medis c. Biaya tenaga kerja administrasi d. Biaya tenaga kerja laundry e. Biaya tenaga kerja dapur f. Biaya tenaga kerja cleaning service g. Biaya catering / dapur h. Biaya listrik

    i. Biaya air j. Biaya perlengkapan administrasi k. Biaya perlengkapan kebersihan l. Biaya Perlengkapan laundry m. Biaya pemeliharaan dan perawatan n. Biaya asuransi alat kesehatan o. Biaya penyusutan bangunan rawat

    inap

    1. Biaya Tenaga Kerja a. Direktur Direktur melakukan pemantauan pelaksaan medis di rumah sakit, salah satunya kegiatan medis rawat inap. Gaji yang diterima direktur selama setahun sebesar Rp. 96.000.000. Biaya gaji direktur tidak sepenuhnya dibebankan pada unit rawat inap, tetapi juga pada unit non rawat inap. Biaya gaji direktur tersebut dibebankan 20% untuk rawat inap dan 80% untuk non rawat inap. b. Perawat Medis Perawatan pasien rawat inap dilakukan oleh perawat, perawat akan mengawasi dan mengecek segala kebutuhan pasien. Jumlah tenaga perawat medis di RSI Yabis Bontang selama periode

  • 8

    tahun 2011 adalah 11 orang. Total biaya gaji seluruh perawat pada tahun 2011 sebesar Rp 249.876.000. Total biaya perawat medis 70% dibebankan pada unit rawat inap dan 30% pada unit non rawat inap karena selain merawat pasien, perawat juga membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan pada pelayanan poli. c. Administrasi Tenaga kerja administrasi yang ada di RSI Yabis Bontang berjumlah 2 orang, yang terdiri dari bagian keuangan dan kasir. Total biaya gaji untuk bagian administrasi sebesar Rp. 55.200.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan pada unit rawat inap, tetapi juga pada unit non rawat inap. Biaya administrasi tersebut dibebankan 50% untuk rawat inap dan 50% untuk non rawat inap. d. Laundry Tenaga kerja bagian laundry yang ada di RSI Yabis Bontang berjumlah 1 orang dan gajinya dalam setahun sebesar Rp 19.200.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan pada unit rawat inap. Total biaya ini 70% dibebankan ke rawat inap dan 30% dibebankan ke kamar bersalin. e. Dapur Tenaga kerja bagian dapur yang ada di RSI Yabis Bontang berjumlah 3 orang dan total biaya gaji dalam setahun sebesar Rp 48.024.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan pada unit rawat inap. Total biaya ini 70% dibebankan ke rawat inap dan 30% ke kamar bersalin. f. Cleaning Service Tenaga kerja cleaning service yang ada di RSI Yabis Bontang berjumlah 7 orang dan total biaya gajinya dalam setahun sebesar Rp 83.328.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan pada unit rawat inap, tetapi juga pada unit non rawat inap. Biaya cleaning service tersebut dibebankan 6,20% untuk aktivitas pembersihan ruang rawat inap dan 93,80% untuk pembersihan non rawat inap di lingkungan rumah sakit.

    Tabel 4.9 Pembebanan Biaya Tenaga Kerja ke rawat inap RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    No. Tenaga kerja Total Biaya Tenaga kerja Setahun pembebanan biaya

    ke rawat inap total biaya tenaga kerja rawat inap

    1 Direktur Rp 96.000.000 20% Rp 19.200.000 2 Perawat medis Rp 249.876.000 70% Rp174.913.200 3 Administrasi Rp 55.200.000 50% Rp 27.600.000 4 Laundry Rp 19.200.000 70% Rp 13.440.000 5 Dapur Rp 48.024.000 70% Rp 33.616.800 6 Cleaning Service Rp 83.328.000 6,20% Rp 5.166.336

    Sumber: Rumah Sakit Islam Yabis Bontang, 2012

    2. Biaya Bahan Habis Pakai Total pengeluaran biaya bahan habis pakai selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 23.780.000. Bahan habis pakai merupakan semua bahan yang disediakan rumah sakit pada unit rawat inap, dimana kegunaan bahan tersebut habis apabila sudah dipakai atau hanya dapat digunakan sekali saja. Biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan ke rawat inap, dimana 30% dari biaya tersebut dibebankan ke rawat inap bersalin dan 70% lagi dibebankan ke rawat inap sebesar Rp. 23.780.000 x 70% = Rp. 16.646.000. 3. Biaya Perlengkapan Administrasi Pelayanan administasi diberikan untuk menunjang kelancaran dalam penyediaan aktivitas sarana dan prasarana pasien selama di rawat inap di rumah sakit sampai pasien tersebut diizinkan pulang. Total biaya perlengkapan administrasi selama periode tahun 2011 dalah Rp. 3.900.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan ke rawat inap, dimana 50% dari biaya tersebut dibebankan ke rawat inap sebesar 50% x Rp. 3.900.000 = Rp. 1.950.000.

  • 9

    4. Biaya Catering/ Dapur Selama pasien di rawat inap seorang pasien memerlukan makanan dan minuman untuk menyempurnakan asupan gizi yang sesuai dengan penyakitnya, sehingga membantu proses penyembuhan pasien. Total biaya catering /dapur pasien selama periode tahun 2011 adalah sebesar Rp. 67.481.950. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan ke rawat inap. Total biaya ini 70% dibebankan ke rawat inap dan 30% ke kamar bersalin. Sehingga diperoleh total biaya bahan makanan pasien selama satu tahun Rp 67.481.950 x 70% = Rp 47. 237.365. 5. Biaya Listrik Listrik dibutuhkan rumah sakit untuk menyalakan peralatan elektronik dan penerangan yang mendukung pelayanan unit rawat inap pada rumah sakit. Total pemakaian daya listrik RSI Yabis Bontang pada tahun 2011 adalah 121.039 Kwh. Adapun pengeluaran biaya listrik setiap aktivitas di RSI Yabis Bontang selama tahun 2011, yaitu:

    a. Penyediaan Fasilitas (Hunian)

    (i). Ruang kelas I Pemakaian AC dilakukan oleh pasien setiap saat. Dalam sehari pemakaian AC dilakukan kurang lebih 24 jam/hari.

    AC = 395 W , dipakai selama 24 jam = 395 W x 24 jam = 9480 W = 9,48 Kwh/hari

    Pemakaian fasilitas kulkas oleh pasien RSI Yabis Bontang dilakukan setiap saat. Dalam sehari pemakaian kulkas oleh pasien rawat inap dilakukan kurang lebih 24 jam/hari.

    Kulkas = 79 W, dipakai selama 24 jam = 79 W x 24 jam = 1896 W = 1,896 Kwh/hari

    Pemakaian lampu pada kamar rawat inap kelas I dilakukan pada jam 4 sore sampai dengan jam 8 pagi esok hari. Dalam sehari pemakaian lampu oleh pasien dilakukan kurang lebih 15 jam/hari.

    Lampu = 18 W x 3 unit = 54 W, dipakai selama 15 jam

    = 54 x 15 = 810 W = 0,81 Kwh/hari Pemakaian televisi pada kamar rawat inap kelas I dilakukan pada jam 7 pagi sampai dengan jam 10 malam. Dalam sehari pemakaian televisi oleh pasien dilakukan kurang lebih 15 jam/hari.

    Televisi = 58 W, dipakai selama 15 jam

    = 58 W x 15 jam = 870 W = 0,870 Kwh/hari

    Tabel 4.10 Pemakaian Listrik per hari Rawat Inap Kelas I RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Sumber: Data diolah, 2012

    Fasilitas watt Jumlah unit waktu pemakaian (jam) total (watt) Kwh AC 395 1 24 9480 9,480

    televisi 58 1 15 870 0,870 kulkas 79 1 24 1896 1,896 lampu 18 3 15 810 0,810

    Total Pemakaian Listrik per hari 13,056 Kwh

  • 10

    Total Pemakaian tenaga listrik pada ruangan kelas I /hari adalah 13,056 Kwh Jumlah hari pasien dirawat pada ruangan kelas I berjumlah 1.123 hari. Daya selama tahun 2011 sebesar 13,056 Kwh x 1.123 hari = 14.661,89 Kwh

    (ii). Ruang Kelas II Pemakaian AC dilakukan oleh pasien setiap saat. Dalam sehari pemakaian AC dilakukan kurang lebih 24 jam/hari.

    AC = 395 W , dipakai selama 24 jam

    = 395 W x 24 jam = 9480 W = 9,48 Kwh/hari

    Pemakaian lampu pada kamar rawat inap kelas I dilakukan pada jam 4 sore sampai dengan jam 8 pagi esok hari. Dalam sehari pemakaian lampu oleh pasien dilakukan kurang lebih 15 jam/hari.

    Lampu = 18 W x 4 unit = 72 W, dipakai selama 15 jam

    = 72 W x 15 jam = 1080 W = 1,08 Kwh/hari

    Tabel 4.11 Pemakaian Listrik per hari Rawat Inap kelas II RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Sumber: Data diolah, 2012 Total Pemakaian tenaga listrik pada ruangan kelas II /hari 10,56 Kwh. Jumlah hari pasien dirawat pada ruangan kelas II berjumlah 1.255 hari. Daya pemakaian selama tahun 2011 sebesar 10,56 Kwh x 1.255 hari = 13.252,80 Kwh.

    b. Administrasi Pemakaian komputer pada aktivitas administrasi dilakukan selama jam kerja yaitu 8 jam antara jam 7.30 sampai dengan jam 15.30.

    Komputer = 400 W x 1 unit = 400 W, dipakai selama 8 jam = 400 W x 8 jam = 3200 W = 3,2 Kwh

    Pemakaian printer pada aktivitas administrasi dilakukan selama jam kerja yaitu 8 jam antara jam 7.30 sampai dengan jam 15.30.

    Printer = 20 W x 1 unit = 20 W, dipakai selama 8 jam = 20 W x 8 jam = 160 W = 0,16 Kwh

    Pemakaian lampu pada aktivitas administrasi dilakukan kurang lebih 12 jam antara jam 16.00 - 06.00.

    Lampu = 18 W x 1unit = 18 W, dipakai selama 12 jam = 18 W x 12 jam = 216 W = 0,216 Kwh

    Fasilitas watt jumlah unit waktu pemakaian (jam) total (watt) Kwh AC 395 1 24 9480 9,48

    lampu 18 4 15 1080 1,08 Total Pemakaian Listrik per hari 10.56 Kwh

  • 11

    Tabel 4.12 Pemakaian Listrik per hari Aktivitas Administrasi RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Sumber: Data diolah, 2012 Total Pemakaian tenaga listrik pada kegiatan administrasi /hari 3,576 Kwh. Kegiatan administrasi RSI Yabis Bontang dilakukan pada setiap hari. Daya pemakaian selama tahun 2011 sebesar 3,576 Kwh x 365 hari = 1.305,24 Kwh.

    c. Laundry Pemakaian lampu pada aktivitas laundry dilakukan kurang lebih 3 jam/hari yaitu pada waktu kegiatan menyetrika.

    Lampu = 18 W x 1 unit = 18 W, dipakai selama 3 jam = 18 W x 3 jam = 54 W = 0,054 Kwh

    Pemakaian mesin cuci pada aktivitas laundry dilakukan kurang lebih 4 jam/hari. Antara jam 10 pagi sampai dengan jam 2 siang.

    Mesin cuci = 330 W, dipakai selama 4 jam

    = 330 W x 4 jam = 1.320 W = 1,32 Kwh Pemakaian setrika pada aktivitas laundry dilakukan kurang lebih 3 jam/hari pada jam kerja.

    Setrika = 320 W, dipakai selama 3 jam

    = 320 W x 3 jam = 960 W = 0,96 Kwh.

    Tabel 4.13 Pemakaian Listrik per hari Aktivitas Laundry RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Sumber: Data diolah, 2012 Total Pemakaian tenaga listrik pada kegiatan laundry/hari 2,334 Kwh. Kegiatan laundry RSI Yabis Bontang dilakukan pada setiap hari. Daya pemakaian selama tahun 2011 sebesar 2,334 Kwh x 365 hari = 851,91 Kwh d. Penyediaan makanan Pemakaian lampu pada aktivitas penyediaan makanan dilakukan kurang lebih 15 jam/hari yaitu, pada jam 4 sore sampai dengan jam 8 pagi esok hari.

    Lampu = 18 W x 2 unit = 36 W, dipakai selama 15 jam

    = 36 x 15 = 540 W = 0,54 Kwh Pemakaian kulkas pada aktivitas penyediaan makanan dilakukan setiap saat yaitu 24 jam/hari.

    Fasilitas watt jumlah unit waktu pemakaian (jam) total (watt) Kwh Komputer 400 1 8 jam 3200 3,2 Printer 20 1 8 jam 160 0,16 Lampu 18 1 12 jam 216 0,216

    total pemakaian listrik dalam sehari 3,576 Kwh

    Fasilitas watt jumlah unit waktu pemakaian (jam) total (watt) Kwh Lampu 18 1 3 54 0,054 mesin cuci 330 1 4 1.320 1,32 setrika 320 1 3 960 0,96

    total pemakaian listrik dalam sehari 2,334 Kwh

  • 12

    Kulkas = 103 W x 1 unit = 103 W, dipakai selama 24 jam = 103 X 24 =2474 W = 2,47 Kwh

    Pemakaian blender pada aktivitas penyediaan makanan dilakukan kurang lebih 1 jam/hari.

    Blender = 200 W x 1 unit = 200W, dipakai selama 1 jam

    = 200 W x 1 jam = 200 W = 0,2 Kwh

    Tabel 4.14 Pemakaian Listrik per hari Penyediaan Makanan Rawat Inap RSI Yabis Bontang 2011

    Fasilitas Watt jumlah unit waktu pemakaian (jam) Total (watt) Kwh Lampu 18 2 15 540 0,54 Kulkas 103 1 24 2472 2,472 blender 200 1 1 200 0,2 total pemakaian listrik dalam sehari 3,212 Kwh Sumber: Data diolah, 2012

    Total Pemakaian tenaga listrik pada kegiatan di dapur 3,212 Kwh. Kegiatan di dapur dilakukan setiap hari. Daya pemakaian selama tahun 2011 sebesar 3,212 Kwh x 365 hari = 1.172,38 Kwh.

    Tabel 4.15 Total Pemakaian Listrik pada Rawat Inap RSI Yabis Bontang 2011

    No Aktivitas Pemakaian listrik per hari (Kwh) Lama hari pemakaian

    Total pemakaian listrik (Kwh)

    1 Penyediaan fasilitas - Kelas I 13,056 1123 hari 14661,89

    - Kelas II 10,560 1255 hari 13252,80 2 Administrasi 3,576 365 hari 1305,24 3 Laundry 2,334 365 hari 851,91 4 Penyediaan makanan 3,212 365 hari 1172,38

    Total pemakaian listrik pada rawat inap tahun 2011 31.244,22 Kwh Sumber: Data diolah, 2012

    Total pemakaian daya listrik tahun 2011 untuk rawat inap adalah 31.244,22 Kwh. Total Kwh keseluruhan pemakaian listrik untuk RSI Yabis Bontang pada tahun 2011 adalah 121.039 Kwh. Total pemakaian daya listrik untuk non rawat inap sebesar 121.039 Kwh 31.244,22 Kwh = 89.794,78 Kwh. Persentase pemakaian listrik untuk rawat inap sebesar 31.123,77 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 25,81%. Persentase pemakaian listrik untuk non rawat inap sebesar 89.794,78 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 74,19%.

    Untuk persentase pemakaian listrik kelas I sebesar 14.661,89 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 12,11%. Untuk persentase pemakaian listrik kelas II sebesar 13.252,80 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 10,95%. Untuk persentase pemakaian listrik administrasi sebesar 1.305,24 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 1,08%. Untuk persentase pemakaian listrik laundry sebesar 851,91 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 0,70%. Untuk persentase pemakaian listrik penyediaan makanan sebesar 1.172,38 Kwh / 121.039 Kwh x 100% = 0,97%.

    Tabel 4.16 Pemakaian Daya Listrik RSI Yabis Bontang Tahun 2011 Daya Pemakaian Listrik Total Kwh Persentase Pemakaian

    RSI Yabis Bontang 121039 Kwh 100,00% Rawat inap - kelas I 14661,89 Kwh 12,11%

    - kelas II 13252,8 Kwh 10,95%

  • 13

    % Kwh x Biaya pemakaian listrik tahun 2011 RSI Yabis

    - administrasi 1305,24 Kwh 1,08% - laundry 851,91 Kwh 0,70% - penyediaan makanan 1172,38 Kwh 0,97%

    Non rawat inap 89794,78 Kwh 74,19% Sumber: Data diolah, 2012

    Total biaya pemakaian listrik untuk RSI Yabis Bontang pada tahun 2011 sebesar Rp 95.399.390. Untuk biaya pemakaian listrik rawat inap dapat dihitung dengan rumus: Biaya pemakaian listrik untuk kelas I sebesar 12,11% x Rp 95.399.390 = Rp 11.552.866. Biaya pemakaian listrik untuk kelas II sebesar 10,95% x Rp 95.399.390 = Rp 10.446.233. Biaya pemakaian listrik untuk aktivitas administrasi sebesar 1,08% x Rp. 95.399.390 = Rp. 1.030.313. Biaya pemakaian listrik untuk aktivitas laundry sebesar 0,70% x Rp 95.399.390 = Rp 667.796. Biaya pemakaian listrik untuk penyediaan makanan sebesar 0,97% x Rp 95.399.390 = Rp 925.374. Biaya pemakaian listrik untuk non rawat inap sebesar 74,19% x Rp 95.399.390 = Rp 70.776.807.

    Tabel 4.17 Biaya Pemakaian Listirk RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Daya Pemakaian Listrik Total Kwh Persentase Pemakaian Total Biaya Pemakaian

    Listrik Rawat inap - kelas I 14661,89 12,11% Rp 11.552.866

    - kelas II 13252,8 10,95% Rp 10.446.233 - administrasi 1305,24 1,08% Rp 1.030.313 - laundry 851,91 0,70% Rp 667.796 - penyediaan makanan 1172,38 0,97% Rp 925.374

    Non rawat inap 89794,78 74,19% Rp 70.776.807 RSI Yabis Bontang 121039 100,00% Rp 95.399.390

    Sumber: Data diolah, 2012 Dari seluruh total pemakaian dan biaya tagihan listrik yang dikeluarkan oleh RSI Yabis Bontang 25,81% dibebankan pada aktivitas rawat inap dan 74,19% dibebankan pada aktivitas non rawat inap.

    6. Biaya Air Air digunakan rumah sakit untuk keperluan pencucian dan pengolahan bahan makanan, laundry, kamar mandi, kebersihan, penyiraman tanaman serta pencucian peralatan medis yang digunakan. Biaya air selama satu tahun adalah sebesar Rp 5.485.729. Biaya ini tidak sepenuhnya dialokasikan pada unit rawat inap, akan tetapi 75% dari biaya tersebut dialokasikan pada unit rawat inap dan 25% pada unit non rawat inap. Biaya pemakaian air untuk rawat inap sebesar Rp 5.285.729 x 75% = Rp 4.114.296. Biaya pemakaian air untuk rawat inap dialokasikan 20% untuk pencucian dan pengolahan bahan makanan, 30% untuk laundry, 10% untuk kegiatan kebersihan dan 40% untuk penyediaan fasilitas. Tabel 4.18 Biaya Pemakaian Air pada Rawat Inap Rumah sakit Islam Yabis Bontang Tahun

    2011 no Aktivitas Persentase pemakaian (%) Biaya pemakaian air

    1 Pencucian & pengolahan bahan makanan 20% Rp 822.859 2 Laundry 30% Rp 1.234.289 3 Kebersihan 10% Rp 411.430 4 penyediaan fasilitas 40% Rp 1.645.718

    total pemakaian air 100% Rp 4.114.296

  • 14

    Sumber: Data diolah, 2012

    7. Biaya Perlengkapan Kebersihan Biaya perlengkapan kebersihan merupakan salah satu pemicu aktivitas pelayanan kebersihan. Biaya pelengkapan kebersihan terdiri dari biaya bahan habis pakai berupa pengharum ruangan dan tissue yang digunakan pada unit rawat inap, biaya pembelian sapu, kain pel dan perlengakapan kebersihan lainnya yang menunjang pelaksanaan kebersihan kamar atau ruangan pada unit rawat inap. Biaya perlengkapan kebersihan yang dikeluarkan oleh RSI Yabis Bontang selama tahun 2011 adalah sebesar Rp 6.911.500. Biaya ini tidak sepenuhnya dialokasikan pada rawat inap, dimana 60% dari biaya tersebut dialokasikan pada non rawat inap, dan 40% dialokasikan pada rawat inap. 8. Biaya Perlengkapan Laundry Biaya perlengkapan laundry merupakan salah satu pemicu aktivitas pelayanan laundry. Laundry bertujuan untuk menyediakan kain bersih kepada pasien rawat inap seperti, selimut, sprei, dan sarung bantal. Biaya perlengkapan laundry terdiri dari biaya pembelian sabun cuci, pengharum pakaian dan perlengkapan laundry lainnya yang menunjang kegiatan penyediaan kain bersih. Biaya perlengkapan laundry yang dikeluarkan oleh RSI Yabis Bontang selama tahun 2011 adalah sebesar Rp 6.878.000. Biaya ini tidak sepenuhnya dialokasikan ke rawat inap, dimana 30% dialokasikan ke kamar bersalin dan 70% dialokasikan ke rawat inap. 9. Biaya Pemeliharaan dan Perawatan Biaya pemeliharaan merupakan total biaya untuk pemeliharaan dan perawatan fasilitas RSI Yabis Bontang selama satu tahun seperti biaya service tv, ac, kulkas, biaya perbaikan dinding gedung rawat inap yang rusak, biaya perbaikan pintu kamar rawat inap yang rusak dan lain-lain. Perawatan dan perbaikan bertujuan untuk memelihara segala fasilitas yang ada pada unit rawat inap. Total pengeluaran biaya perawatan dan perbaikan RSI Yabis Bontang selama tahun 2011 adalah sebesar Rp 70.883.910. Total biaya ini tidak sepenuhnya dialokasikan ke rawat inap, dimana 75% dialokasikan ke non rawat inap dan 25% dialokasikan ke rawat inap sebesar Rp 70.883.910 x 25% = Rp 17.721.228.

    10. Biaya Asuransi Alat Kesehatan Biaya ini merupakan biaya tetap yang selalu dikeluarkan tiap bulan untuk mengasuransikan semua alat kesehatan bagian klinik RSI Yabis Bontang. Total biaya asuransi alat kesehatan tahun 2011 adalah Rp. 1.743.000. Total biaya ini tidak sepenuhnya dibebankan ke rawat inap dimana 30% dialokasikan ke non rawat inap dan 70% dialokasikan ke rawat inap.

    11. Biaya Penyusutan Gedung Rawat Inap Luas bangunan RSI Yabis Bontang 2.450 m2. Biaya penyusutan gedung/ bangunan tahun 2011 Rp. 37.630.286. Luas bangunan rawat inap untuk kelas I adalah 59,5 m2 dan untuk luas bangunan rawat inap kelas II adalah 92,12 m2. Sehingga biaya penyusutan gedung untuk rawat inap kelas I adalah 59,5 m2 / 2.450 m2 x Rp 37.630.286 = Rp 919.254 dan untuk biaya penyusutan gedung rawat inap kelas II adalah 92,12 m2 / 2.450 m2 x Rp 37.630.286 = Rp 1.414.898. Total biaya penyusutan gedung rawat inap adalah Rp 919.254 + Rp 1.414.898 = Rp 2.334.152. Tabel 4.19 Pengalokasian Biaya Overhead RSI Yabis Bontang ke Rawat Inap Tahun 2011

    Biaya overhead Jumlah Alokasi ke rawat inap Total biaya rawat inap

    Biaya bahan habis pakai Rp 23.780.000 70% Rp 16.646.000

    Biaya perlengkapan administrasi Rp 3.900.000 50% Rp 1.950.000

    Biaya catering/dapur Rp 67.481.950 70% Rp 47.237.365 Biaya listrik Rp 95.399.390 26% Rp 24.622.583

  • 15

    Biaya air Rp 5.485.729 75% Rp 4.114.297 Perlengkapan kebersihan Rp 6.911.000 40% Rp 2.764.600 Perlengkapan laundry Rp 6.878.000 70% Rp 4.814.600 Biaya pemeliharaan Rp 70.884.910 25% Rp 17.721.228 Biaya asuransi alat kesehatan Rp 1.743.000 70% Rp 1.220.100 Biaya penyusutan gedung rawat inap Rp 37.630.286 6,20% Rp 2.333.077

    Sumber: Data diolah, 2012

    Tabel 4.20 Keseluruhan Biaya Rawat Inap pada RSI Yabis Bontang 2011 No Biaya Rawat Inap Jumlah Biaya 1. Biaya tenaga kerja - Direktur Rp 19.200.000

    - Perawat medis Rp 174.942.953

    - Administrasi Rp 42.000.000

    - Laundry Rp 13.468.072

    - Dapur Rp 33.618.766

    - Cleaning service Rp 5.166.336 2. Biaya bahan habis pakai Rp 16.646.000 3. Biaya perlengkapan administrasi Rp 1.950.000 4. Biaya catering/dapur Rp 47.237.365 5. Rekening listrik - kelas I Rp 11.552.866

    - kelas II Rp 10.446.233

    - administrasi Rp 1.030.313

    - laundry Rp 667.796

    - penyediaan makanan Rp 925.374 6. Rekening air - pencucian dan pengolahan bahan makanan Rp 822.859

    - laundry Rp 1.234.289

    - kebersihan Rp 411.430

    - penyediaan fasilitas Rp 1.645.718 7. Biaya perlengkapan kebersihan Rp 2.764.600 8. Biaya perlengkapan laundry Rp 4.814.600 9. Biaya pemeliharaan Rp 17.721.227 10. Biaya asuransi alat kesehatan Rp 1.220.100 11. Biaya penyusutan gedung rawat inap Rp 2.334.152

    Total Biaya Rawat Inap Rp 411.821.049

    Sumber: Data diolah, 2012 Tahap-tahap activity based costing dalam menentukan besarnya tarif jasa rawat inap RSI Yabis Bontang sebagai berikut:

    1) Mengidentifikasi Aktivitas yang Terjadi pada Kelas I dan Kelas II Rawat Inap RSI Yabis Bontang

    Identifikasi aktivitas merupakan suatu kegiatan yang mencakup observasi dan mendaftar pekerjaan yang ada pada rawat inap di rumah sakit. Identifikasi aktivitas rawat inap RSI Yabis Bontang, yaitu:

    a) Aktivitas administrasi b) Aktivitas perawatan pasien c) Aktivitas penyediaan fasilitas d) Aktivitas penyediaan makanan e) Aktivitas pelayanan kebersihan

    f) Aktivitas laundry g) Aktivitas pemeliharaan fasilitas h) Akttivitas pemantauan i) Aktivitas penyusutan bangunan

    rawat inap

  • 16

    2) Menghubungkan Biaya-Biaya yang Terkait dengan Aktivitas yang terjadi Pada

    Rawat Inap RSI Yabis Bontang

    a) Aktivitas administrasi Aktivitas administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan pasien dalam pembuatan surat atau urusan administrasi lainnya. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya tenaga kerja keuangan dan kasir yang terlibat langsung mengurus segala pembuatan surat atau urusan administrasi lainnya selama pasien dirawat, biaya listrik dan biaya perlengkapan administrasi berupa penyediaan Alat Tulis Kantor (ATK) yang menunjang kegiatan administrasi.

    b) Aktivitas perawatan pasien Aktivitas perawatan pasien merupakan seluruh kegiatan perawatan pasien selama dirawat di RSI Yabis Bontang. Biaya yang ada disebabkan oleh aktivitas ini adalah biaya perawat yang terlibat langsung dalam merawat pasien selama dirawat di RSI Yabis Bontang dan biaya bahan habis pakai yang digunakan oleh perawat.

    c) Aktivitas penyediaan makanan Aktivitas penyediaan makanan merupakan seluruh kegiatan penyediaan dan pengolahan bahan makanan untuk dikonsumsi pasien selama dirawat di RSI Yabis Bontang. Biaya yang ada disebabkan aktivitas ini adalah biaya pengolahan bahan makanan yaitu, biaya tenaga kerja dapur yang terlibat secara langsung memasak bahan makanan, biaya penyediaan bahan makanan yang akan diolah oleh bagian dapur, biaya listrik untuk peralatan dapur yang digunakan dan biaya air untuk membersihkan dan mengolah bahan makanan.

    d) Aktivitas penyediaan fasilitas Aktivitas penyediaan fasilitas (hunian) merupakan kegiatan dalam menyediakan kamar atau ruangan untuk pasien selama dirawat di rumah sakit. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya listrik untuk menyalakan semua fasilitas elektronik yang ada pada ruangan rawat inap dan biaya air yang digunakan pasien di kamar mandi.

    e) Aktivitas pelayanan kebersihan Aktivitas pelayanan kebersihan merupakan kegiatan pembersihan kamar atau ruangan dan fasilitas yang ada pada unit rawat inap. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya tenaga kerja cleaning service yang membersihkan kamar atau ruangan dan fasilitas yang ada pada unit rawat inap dan biaya pembelian perlengkapan kebersihan berupa pengharum ruangan dan tissue yang digunakan pada unit rawat inap dan perlengkapan kebersihan lainnya yang menunjang pelaksanaan kebersihan kamar atau ruangan pada unit rawat inap.

    f) Aktivitas laundry Aktivitas laundry merupakan kegiatan penyediaan kain bersih untuk pasien selama di rawat. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya tenaga kerja laundry yang terlibat langsung menyediakan kain yang bersih selama pasien dirawat, biaya listrik untuk menyalakan mesin cuci ataupun setrika dan biaya pembelian perlengkapan laundry berupa sabun cuci, pengharum pakaian, dan perlengkapan laundry lainnya yang menunjang kegiatan penyediaan kain bersih.

    g) Aktivitas pemeliharaan dan perawatan fasilitas Aktivitas pemeliharaan fasilitas merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan fasilitas-fasilitas pelayanan pasien. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya pemeliharaan dan biaya asuransi alat kesehatan.

    h) Aktivitas Pemantauan Aktivitas pemantauan merupakan kegiatan pemantauan pelaksaan medis di RSI Yabis Bontang. Pemantauan tersebut dilakukan oleh direktur RSI Yabis Bontang.

  • 17

    i) Aktivitas Penyusutan Bangunan Rawat Inap Aktivitas ini merupakan kegiatan penyusutan bangunan rawat inap RSI Yabis Bontang. Aktivitas ini menyebabkan terjadinya biaya penyusutan bagnunan rawat inap. Tabel 4.21 Menggabungkan Biaya-biaya Rawat Inap RSI Yabis Bontang kedalam Berbagai

    Aktivitas Tahun 2011 No. Cost pool jumlah 1 Aktivitas perawat pasien - Biaya tenaga kerja perawat Rp 174.942.953 - Biaya bahan habis pakai Rp 16.646.000

    Total biaya aktivitas perawatan pasien Rp 191.588.953 2 Aktivitas penyediaan fasilitas - Biaya listrik Rp 21.999.099 - Biaya air Rp 1.645.718

    Total biaya aktivitas penyediaan fasilitas Rp 23.644.817 3 Aktivitas penyediaan makanan - Biaya tenaga kerja dapur Rp 33.618.766 - Biaya catering/ dapur Rp 47.237.365 - Biaya listrik Rp 925.374 - Biaya air Rp 822.859

    Total biaya aktivitas penyediaan makanan Rp 82.604.364 4 Aktivitas administrasi - Biaya tenaga kerja administrasi Rp 27.600.000 - Biaya perlengkapan administrasi Rp 1.950.000 - Biaya listrik Rp 1.030.313

    Total biaya aktivitas administrasi Rp 30.580.313 5 Aktivitas Laundry - Biaya tenaga kerja laundry Rp 13.468.072 - Biaya perlengkapan laundry Rp 4.814.600 - Biaya listrik Rp 667.796 - Biaya air Rp 1.234.289

    Total biaya aktivitas laundry Rp 20.184.757 6 Aktivitas Pelayanan Kebersihan - Biaya tenaga kerja CS Rp 5.166.336 - Biaya perlengkapan kebersihan Rp 2.764.600 - Biaya air Rp 411.430

    Total biaya aktivitas pelayanan kebersihan Rp 8.342.366 7 Aktivitas Pemeliharaan - Biaya Pemeliharaan Rp 17.721.227 - Biaya Asuransi Alat Kesehatan Rp 1.220.100

    Total biaya aktivitas pemeliharaan Rp 18.941.327 9 Aktivitas penyusutan - Biaya penyusutan gedung rawat inap Rp 2.334.152 8 Aktivitas pemantauan - Biaya gaji direktur Rp 19.200.000

    Sumber: Data diolah, 2012 3) Mengklasifikasikan Biaya Aktivitas kedalam Berbagai Aktivitas

    a) Berdasarkan Unit-level activity cost aktivitas ini dilaksanakan setiap pemberian jasa layanan rawat inap RSI Yabis Bontang. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas perawatan, penyediaan fasilitas, penyediaan makanan, aktivitas laundry dan aktivitas pelayanan kebersihan.

  • 18

    b) Berdasarkan Batch-related activity cost Batch level activities adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan setiap diproduksinya sekelompok produk. Besarnya biaya aktivitas ini tergantung jumlah batch. Aktivitas ini tidak ditemukan dalam tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis Bontang.

    c) Berdasarkan Product sustaining activitiy cost Pruduct level activity merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mendukung berbagai layanan jasa rawat inap RSI Yabis Bontang. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas pemeliharaan, aktivitas pemantauan dan aktivitas administrasi umum.

    d) Berdasarkan Facility sustaining activities Aktivitas ini mendukung proses pelayanan jasa rawat inap yang dilakukan oleh RSI Yabis Bontang. Aktivitas ini memberikan manfaat bagi RSI Yabis Bontang secara umum namun tidak memberikan manfaat bagi setiap layanan jasa rawat inap secara langsung. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas penyusutan bangunan rawat inap. 4) Mengidentifikasi cost driver. Identifikasi cost driver dilakukan untuk memudahkan

    dalam penentuan tarif perunit cost driver. a) Perawatan Pasien

    Aktivitas ini merupakan kegiatan merawat pasien yang dilakukan oleh perawat medis. Aktivitas ini terdiri dari biaya tenaga kerja perawat dan biaya bahan habis pakai. Pemicu biaya tenaga kerja perawat dan biaya bahan habis pakai adalah lama hari pasien. Lama hari pasien rawat inap kelas I adalah 1123 hari dan Kelas II adalah 1255 hari.

    b) Penyediaan Makanan Aktivitas ini merupakan kegiatan penyediaan makanan untuk pasien rawat inap. Aktivitas ini terdiri dari biaya tenaga kerja dapur, biaya catering/dapur, biaya listrik, dan biaya air. Pemicu biaya tenaga kerja dapur, biaya catering/dapur, biaya listrik dan biaya air adalah lama hari pasien. Lama hari pasien rawat inap kelas I adalah 1123 hari dan Kelas II adalah 1255 hari.

    c) Administrasi Aktivitas ini terdiri dari biaya tenaga kerja admin, dan biaya perlengkapan administrasi. Biaya ini dipicu oleh jumlah pasien dirawat inap. Jumlah pasien untuk kelas I adalah 367 pasien dan untuk kelas II adalah 466 pasien.

    d) Penyediaan Fasilitas (Hunian) Aktivitas ini terdiri dari biaya listrik dan biaya air. Pemicu biaya listrik dan air adalah lama hari pasien rawat inap. Untuk kelas I sebesar 1.123 hari dan untuk kelas II sebesar 1.255 hari.

    e) Pelayanan Kebersihan Aktivitas ini terdiri dari biaya tenaga kerja cleaning service, biaya perlengkapan kebersihan dan biaya pemakaian air. Pemicu keseluruh biaya tersebut adalah luas gedung ruangan rawat inap. Untuk luas ruangan kelas I adalah 59,85 m2 dan untuk luas ruangan kelas II adalah 92,12 m2.

    f) Laundry Pemicu biaya dari aktivitas laundry adalah Jumlah pasien. Kegiatan laundry untuk kelas I dan kelas II kegiatan pencucian sprei, bantal, selimut akan dilakukan pada saat pasien chek out dari rumah sakit. Untuk kelas I kegiatan loundry dilakukan sebanyak 367 kali dan untuk kelas II kegiatan loundry dilakukan sebanyak 466 kali.

    g) Pemeliharaan Fasilitas Aktivitas ini terdiri dari biaya pemeliharaan. Untuk biaya pemeliharaan pemicunya adalah lama hari pasien. Untuk kelas I sebesar 1.123 hari dan untuk kelas II sebesar 1.255 hari.

    h) Pemantauan

  • 19

    Aktivitas ini merupakan kegiatan pemantauan pelaksaan medis di RSI Yabis Bontang. Pemantauan tersebut dilakukan oleh direktur RSI Yabis Bontang. Pemicu biaya tersebut adalah lama hari pasien rawat inap. Untuk kelas I sebesar 1.123 hari dan untuk kelas II sebesar 1.255 hari.

    i) Penyusutan Bangunan Rawat inap Pemicu untuk aktivitas penyusutan gedung rawat inap adalah luas ruangan rawat inap. Untuk luas ruangan kelas I adalah 59,85 m2 dan untuk luas ruangan kelas II adalah 92,12 m2. Tabel 4.22 Pemicu Biaya Setiap Aktivitas No. Cost pool Driver (pemicu)

    1 Aktivitas perawat pasien - Biaya tenaga kerja perawat Lama hari pasien - Biaya bahan habis pakai Lama hari pasien

    2 Aktivitas penyediaan fasilitas - Biaya listrik Lama hari pasien - Biaya air Lama hari pasien

    3 Aktivitas penyediaan makanan - Biaya tenaga kerja dapur Lama hari pasien - Biaya catering/ dapur Lama hari pasien - Biaya listrik Lama hari pasien - Biaya air Lama hari pasien

    4 Aktivitas administrasi - Biaya tenaga kerja administrasi Jumlah pasien - Biaya perlengkapan administrasi Jumlah pasien - Biaya listrik Jumlah pasien

    5 Aktivitas Laundry - Biaya tenaga kerja laundry Lama hari pasien - Biaya perlengkapan laundry Lama hari pasien - Biaya listrik Lama hari pasien - Biaya air Lama hari pasien

    6 Aktivitas Pelayanan Kebersihan - Biaya tenaga kerja CS Luas ruangan - Biaya perlengkapan kebersihan Luas ruangan - Biaya air Luas ruangan

    7 Aktivitas Pemeliharaan - Biaya Pemeliharaan Lama hari pasien

    8 Aktivitas penyusutan gedung rawat inap - Biaya penyusutan gedung rawat inap Luas ruangan

    9 Aktivitas pemantauan - Biaya gaja direktur Lama hari pasien Sumber: Rumah Sakit Islam Yabis Bontang, 2012

    Dari tabel 4.22 dan uraian mengenai pemicu biaya dapat dilakukan identifikasi cost driver dari setiap aktivitas untuk masing-masing rawat inap yang ada di Rumah Sakit Islam Yabis Bontang yang dapat dilihat pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Identfikasi Cost Driver

    No. Deskripsi Cost driver Cost driver 1 Lama hari pasien rawat inap 2.378 hari

    - kelas I 1.123 hari

    - kelas II 1.255 hari 2 Jumlah pasien rawat inap 833 pasien

  • 20

    - kelas I 367 pasien

    - kelas II 466 pasien 3 Luas ruangan kamar rawat inap 151,97 m2

    - kelas I 59,85 m2

    - kelas II 92,12 m2

    Sumber: Data diolah, 2012

    5) Menentukan tarif per kelompok aktivitas Setelah mengidentifikasi cost driver, kemudian menentukan tarif per unit cost pool. Tarif perunit cost pool merupakan biaya perunit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif perunit cost driver dapat dihitung dengan rumus:

    Tarif per kelompok aktivitas =jumlah biaya per kelompok aktivitas

    cost driver yang dipilih

    Untuk menyederhanakan perhitungan dan mengurangi jumlah tarif tersebut, aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan perusahaan dapat diringkas dan digabungkan ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan homoginitasnya. Syarat homoginitasnya adalah aktivitas-aktivitas tersebut secara logis berkaitan langsung dan memiliki rasio konsumsi yang sama.

    Tabel 4.24 Homogenous Cost Pool / Pengelompokkan Biaya Aktivitas yang Seragam Aktivitas Cost Driver Biaya Aktivitas

    Unit level activities Pool 1 Biaya aktivitas Perawat pasien lama hari pasien Rp 191.588.953 Biaya Aktivitas Penyediaan fasilitas lama hari pasien Rp 23.644.817 Biaya Aktivitas Penyediaan makanan lama hari pasien Rp 82.604.364

    Rp 297.838.134 Pool 2 Biaya aktivitas laundry jumlah pasien Rp 20.184.757 Pool 3 Biaya Aktivitas Pelayanan Kebersihan luas ruangan Rp 8.342.366

    Product level activities Pool 4 Biaya aktivitas administrasi umum jumlah pasien Rp 30.580.313 Pool 5 Biaya aktivitas pemeliharaan lama hari pasien Rp 18.941.327 Biaya aktivitas pemantauan lama hari pasien Rp 19.200.000

    Rp 38.141.327 Facility level activities Pool 6 Biaya aktivitas peny.bang. rawat inap luas ruangan Rp 2.334.152

    Sumber: Data dilaoh, 2012

    Dari pengelompokkan diatas, diketahui kelompok biaya pool 1 sebesar Rp. 297.838.134, kelompok biaya pool 2 sebesar Rp 20.184.757, kelompok biaya pool 3 sebesar Rp 8.342.366, kelompok biaya pool 4 sebesar Rp 30.580.313, kelompok biaya pool 5 sebesar Rp 38.141.327 dan kelompok biaya pool 6 sebesar Rp 2.334.152.

  • 21

    Tabel 4.25 Perhitungan Tarif Kelompok Aktivitas / Cost Pool Rate Tahun 2011

    Pool (kelompok) Cost Pool Cost Driver Tarif Cost Pool Pool unit level

    pool 1 Rp 297.838.134 2.378 hari Rp 125.247 pool 2 Rp 20.184.757 833 pasien Rp 24.231 pool 3 Rp 8.342.366 151,97 m2 Rp 54.895

    Pool product level pool 4 Rp 30.580.313 833 pasien Rp 36.711 pool 5 Rp 38.141.327 2.378 hari Rp 16.039

    Pool facility level pool 6 Rp 2.334.152 151,97 m2 Rp 15.359

    Sumber: Data diolah, 2012

    Dari perhitungan tarif per kelompok aktivitas diatas diketahui, tarif cost pool 1 sebesar Rp 125.247, tarif cost pool 2 sebesar Rp 24.231, tarif cost pool 3 sebesar Rp 54.895, tarif cost pool 4 sebesar Rp 36.711, tarif cost pool 5 sebesar Rp 30.673 dan tarif cost pool 6 sebesar Rp 15.359.

    6) Membebankan Biaya Aktivitas ke Produk dengan Menggunakan Tarif per Kelompok Aktivitas dan Ukuran Aktivitas (cost driver)

    Pada tahap ini, dilakukan penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing kamar rawat inap dengan menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar menggunakan rumus menurut Warindrani (2006:30).

    overhead yang dibebankan = tarif kelompok Cost driver yang dipilih

    Dengan mengetahui biaya overhead yang dibebankan pada masing-masing kamar rawat inap, maka dapat dihitung tarif jasa rawat inap per kamar. Perhitungan tarif jasa rawat inap kamar kelas I dan kelas II dengan metode ABC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    Tarif kamar rawat inap = harga pokok rawat inap + Laba yang diharapkan

    Untuk biaya rawat inap per kamar diperoleh dari total biaya yang telah dibebankan pada masing-masing kamar dibagi dengan jumlah hari pakai. Sedangkan laba yang diharapkan ditetapkan pihak manajemen Rumah Sakit Islam Yabis Bontang yaitu Kelas I 30% dari biaya yang dibebankan rawat inap kelas I dan Kelas II 15% dari biaya yang dibebankan rawat inap kelas II. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.26 untuk tipe kamar kelas I dan tabel 4.27 untuk tipe kamar kelas II.

    Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I RSI Yabis Bontang Tahun 2011 Cost pool tarif cost pool Cost driver biaya yang di bebankan

    Pool unit level pool 1 Rp 125.247 1.123 hari Rp 140.652.744 pool 2 Rp 24.231 367 pasien Rp 8.892.924 pool 3 Rp 54.895 59,85 m2 Rp 3.285.455

    Pool product level pool 4 Rp 36.711 367 pasien Rp 13.472.959

  • 22

    pool 5 Rp 16.039 1.123 hari Rp 18.012.073 Pool facility level pool 6 Rp 15.359 59,85 m2 Rp 919.254

    Total biaya rawat inap kelas I tahun 2011 Rp 185.235.409 Jumlah Kamar rawat inap kelas I 4 kamar Total biaya rawat inap kelas I per kamar Rp 46.308.852 Kapasitas kamar rawat inap kelas I 1 pasien Total biaya rawat inap kelas I per pasien Rp 46.308.852 Jumlah hari pakai per kamar tahun 2011 281 hari Harga pokok kamar rawat inap kelas I Rp 164.800 Laba yang diharapkan 30% Rp 49.440 Tarif Kamar rawat inap kelas I per pasien Rp 214.240

    Sumber: Data diolah, 2012 Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II RSI Yabis Bontang Tahun 2011

    Cost pool tarif cost pool Cost driver biaya yang di bebankan Pool unit level pool 1 Rp 125.247 1.255 hari Rp 157.185.390

    pool 2 Rp 24.231 466 pasien Rp 11.291.833 pool 3 Rp 54.895 92,12 m2 Rp 5.056.911

    Pool product level pool 4 Rp 36.711 466 pasien Rp 17.107.354 pool 5 Rp 16.039 1.255 hari Rp 20.129.254

    Pool facility level pool 6 Rp 15.359 92,12 m2 Rp 1.414.898 Total biaya rawat inap kelas II tahun 2011 Rp 212.185.640 Jumlah Kamar rawat inap kelas II 3 kamar Total biaya rawat inap kelas II per kamar Rp 70.728.547 Kapasitas kamar rawat inap kelas II 5 pasien Total biaya rawat inap kelas II per pasien Rp 14.145.709 Jumlah hari pakai per kamar tahun 2011 418 hari Harga pokok kamar rawat inap kelas II Rp 33.841 Laba yang diharapkan 15% Rp 5.076 Tarif Kamar rawat inap kelas II Rp 38.918

    Sumber: Data diolah, 2012

    Dari perhitungan pada tabel 4.26 dan tabel 4.27, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing untuk tipe kamar kelas I sebesar Rp. 214.240 dengan persentase laba 30% dan tipe kamar kelas II Rp. 38.918 dengan persentase laba 15%.

    7) Membandingkan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Menggunakan Metode Activity Based Costing dengan Tarif yang Telah Ditentukan Oleh Pihak RSI Yabis Bontang.

    Tabel 4.28 Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap RSI Yabis Bontang dengan Tarif Jasa Rawat Inap Menggunakan Metode ABC

    No Tipe Kamar Tarif RSI Yabis Bontang Tarif dengan metode

    ABC selisih

    1 Kamar Kelas I Rp 170.000 Rp 214.240 Rp (44.240) 2 Kamar kelas II Rp 85.000 Rp 38.918 Rp 46.082

    Sumber: Data diolah, 2012

  • 23

    Untuk metode ABC pada tipe kamar kelas I memberikan hasil perhitungan yang lebih besar dari pada tarif yang telah ditentukan oleh pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang, selisih tarif harga untuk kelas I Rp. 44.240. Sedangkan pada tipe kamar Kelas II hasil perhitungan metode ABC lebih kecil dari pada tarif yang telah ditentukan oleh pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang. Selisih tarif harga tipe kamar kelas II Rp. 46.082. Dari perbandingan antara tarif jasa rawat inap RSI Yabis Bontang dengan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC menunjukkan tarif jasa rawat inap RSI Yabis Bontang mengalami penyimpangan biaya, overcosting dan undercosting. Tarif jasa rawat inap kelas I mengalami undercosting, yang mana tarifnya naik dari Rp 170.000 menjadi Rp 214.240, yang diakibatkan adanya pembebanan biaya overhead oleh RSI Yabis Bontang lebih rendah dari pada biaya overhead yang seharusnya. Untuk tarif jasa rawat inap kelas II mengalami overcosting yang mana tarif turun dari Rp 85.000 menjadi Rp 38.918 diakibatkan pembebanan biaya yang dilakukan RSI Yabis Bontang lebih besar dari pada biaya overhead yang seharusnya.

    V. Penutup A. Simpulan

    Setelah dilakukan perhitungan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dengan menggunakan metode Activity Based Costing, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap RSI Yabis Bontang, adalah:

    a. Aktivitas administrasi umum b. Aktivitas perawatan pasien c. Aktivitas penyediaan fasilitas d. Aktivitas laundry e. Aktivitas pelayanan kebersihan

    f. Aktivitas pemeliharaan g. Aktivitas pemantauan h. Aktivitas penyusutan bangunan rawat

    inap

    2. Biaya-biaya yang terkait dalam aktivitas yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit Islam Yabis Bontang, adalah:

    a. Biaya tenaga kerja direktur b. Biaya tenaga kerja perawat medis c. Biaya tenaga kerja administrasi d. Biaya tenaga kerja laundry e. Biaya tenaga kerja dapur f. Biaya tenaga kerja cleaning service g. Biaya catering / dapur h. Biaya listrik

    i. Biaya Bahan Habis Pakai j. Biaya air k. Biaya perlengkapan administrasi l. Biaya perlengkapan kebersihan m. Biaya Perlengkapan laundry n. Biaya pemeliharaan dan perawatan o. Biaya asuransi alat kesehatan p. Biaya penyusutan bangunan rawat inap

    3. Hasil perhitungan tarif rawat inap untuk masing-masing kelas dengan metode ABC adalah: a Kelas I : Rp. 214.240 b Kelas II : Rp. 38.918

    4. Perbedaan yang terjadi dalam penentuan tarif jasa rawat inap yang digunakan pihak rumah sakit dengan metode ABC, dikarenakan pembebanan biaya yang dikonsumsi jasa pelayanan rawat inap dengan metode ABC dan tradisional berbeda, sehingga biaya yang diperoleh dapat lebih besar atau lebih kecil.

    5. Tarif jasa rawat inap untuk kelas I mengalami undercosting yang disebabkan oleh pembebanan biaya overhead yang dilakukan oleh RSI Yabis Bontang lebih kecil dari pada biaya overhead yang sebenarnya. Sedangkan tarif jasa rawat inap kelas II mengalami

  • 24

    overcosting disebabkan oleh pembebanan biaya overhead yang lebih besar dari pada biaya overhead yang sebenarnya.

    B. Saran

    Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1. Pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang diharapkan meninjau kembali harga pokok dari

    tarif rawat inap yang digunakan selama ini dengan hasil penelitian perhitungan tarif rawat inap dengan metode Activity Based Costing (ABC), karena metode ABC memiliki keakuratan yang lebih baik dimana biaya yang ada pada masing-masing tipe kamar dibebankan pada banyak pemicu biaya (cost driver). Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

    2. Pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang juga harus memperhatikan faktor-faktor eksternal dalam penentuan harga pokok tarif jasa rawat inap, seperti tarif pesaing dan fasilitas pelayanan yang diberikan.

    3. Pihak Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dapat membuat kebijakan baru di dalam menetapkan tarif rawat inap berdasarkan perhitungan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC.

    Daftar Pustaka Blocher, Edward J., Chen, Kung H., Cokins, Gary dan Lin, Thomas W. 2007. Manajemen

    Biaya: Penekanan Strategis. Edisi Tiga, Terjemahan Jilid Satu. Salemba Empat: Jakarta

    Garrison, Ray H.,Noreen, Eric W dan Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Terjemahan Buku Satu. Salemba Empat: Jakarta

    Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial, Edisi 8, Terjemahan Buku Satu. Salemba Empat: Jakarta

    Hilton, Ronald W and Platt, David E. 2011. Managerial Accounting: Creating Value in a Global Business Environment Global Edition. McGraw-Hill: New York

    Islahuzzaman. 2011. Activity Based Costing: Teori dan Aplikasi, Cetakan kesatu Alfabeta: Bandung

    Krismiaji dan Aryani, Y Anni. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. UPP STIM YKPN: Yogyakarta

    Nurhayati. 2004. Perbandingan Sistem Biaya Tradisional Dengan Sistem Biaya ABC, Jurnal Teknik Industri USU: Medan

    Raharja, Made Agung. 2009. Activity Based Costing. http://dueeg.blogspot.com /2010/11/activity-based-costing-abc.html, diakses pada tanggal 9 Juni 2012

    Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta

    Williams, Jan R., Haka, Susan F., Bettner, Mark S and Carcello, Joseph V. 2010. Financial and Managerial Accounting: The Basis For Business Decisions, 15th Edition. McGraw-Hill: New York