alat ukur dasar fisika
DESCRIPTION
mengenai alat ukurTRANSCRIPT
ALAT UKUR DASAR
I. Tujuan percobaanAdapun tujuan dari percobaan yang kami lakukan adalah :
1. Dapat mengkalibrasi/membaca alat ukur dasar
2. dapat menggunakan alat ukur dasar
3. Dapat memahami ketelitian alat ukur dasar
4. dapat membaca hasil pengukuran menggunakan alat ukur dasarAlat dan Bahan
II. ALAT DAN BAHAN
Alat Banyaknya
Jangka sorong 1 buah
Micrometer sekrup 1 buah
Neraca ohaus 1 buah
Neraca digital 1 buah
Basic meter 1 buah
Bahan/benda Banyaknya
Baterai 1 buah
Lampu 1 buah
Kabel Seukupnya
Dudukan lampu 1 buah
Kubus tembaga 1 buah
Kubus besi 1 buah
III. LANDASAN TEORITIS DAN PRSEDUR PENGUKURAN
A. DASAR TEORI
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat.
Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.
Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skalautama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah0,5/50mm = 0,01 mm.
Adapun kegunaan dari mikrometer sekrup adalah sebagai alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian tinggi. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.
Neraca Ohaus
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohaus, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Neraca Analitis Dua Lengan berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram. Neraca Ohaus berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang. Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya
sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram. Neraca yang akan dibahas dalam makalah ini adalah neraca Ohaus.
1. Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Ohaus.
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus.
Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko
atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip
kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan.
Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat
diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah
neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip
kerja tuas.
2. Skala dalam Neraca Ohaus.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap
neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram
mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari
ketelitian alat.Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil. Misalnya
untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram,
sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05.
Bagian-bagian Neraca Ohaus yaitu:
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat
digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4
lengan terdapat empat lengan.
d. Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-
geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
3. Kalibrasi.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem
manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya
kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000
dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
Perangkat baru
Suatu perangkat setiap waktu tertentu
Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu. Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar
tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung
lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya
terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
4. Cara pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus
Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada
beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara
lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara
memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua
garis pada neraca sejajar;
Meletakkan benda yang akan diukur massanya;
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0; dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
Neraca Digital
Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang
digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital berfungsi untuk
membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar
satuan banyak kurang. Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang
hanya timbul ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010).
Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca
jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi
lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa
menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan biasanya
tidak dipergunakan pad reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain.
Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat
larutan atau akan direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang
dapat digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang
Menimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang dikhawatirkan
akan menempel pada tempat menimbang dan sukar untuk dibilas. Pada penimbangan selisih
akan diperoleh berat zat yang masuk ke dalam tempat yang diinginkan bukan pada tempat
menimbang.
Dalam praktikum biologi neraca ini biasa digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Beberapa praktikum yang sering memerlukan alat
ini yaitu praktikum mikrobiologi dan kultur jaringan, dimana neraca ini digunakan untuk
menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur ataupun
untuk media tanam kultur jaringan.
Selain itu dengan adanya tingkat ketelitian yang tinggi maka hal tersebut dapat meminimalkan
kesalahan dalam pengambilan media yang dibutuhkan. Jumlah media yang tidak tepat dalam
pembuatan media baik untuk kultur jaringan ataupun media bakteri tentunya akan berpengaruh
terhadap konsentrasi zat dalam media. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan
dalam hasil praktikum yang dilaksanakan. Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca
yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai
batas 0,0001 g.
Basic Meter
Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter adalah alat ukur listrik selain dari mutimeter.
Basic Meter ini digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan shunt dan
pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi sebagai
amperemeter atau voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas
100 mA, 1A, 5A, (DC). Pada posisi V (DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0;
50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan lebih, dilengkapi
pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian + 2,5% pada simpangan penuh.
Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter ini terpasang dalam kotak plastik ABS, ukuran
sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2 konektor (merah-hitam), disertai buku manual penggunaan
alat ukur dalam bahasa Indonesia. Kabel penghubung warna hitam disambungkan ke konektor
berwarna hitam (-) yang berada ditengah basic meter. Sementara kabel penghubung warna
merah disambungkan dengan konektor di fungsi batas ukur amperemeter atau voltmeter (+).
Dilengkapi diode pengaman, soket untuk ground warnanya hitam, untuk tegangan dan arus
warnanya merah. Setiap soket tak boleh lepas (dilengkapi pengunci). Pada Alat Lab Meter
Dasar/ Basic Meter terdapat lubang soket sistem diameter 4 mm. Batang steaker harus dapat
masuk seluruhnya (tenggelam) ke soket
B.Prosedur Kegiatan
- Alat ukur panjang
1. Menyiapkan ala ukur yang diperlukan melakukn kalibrasi
2. Mengukur benda yang telah di sediakan berturut-turut menggunakan jangka serong, dan micrometer sekrup
3. Mencatat hasil pengukuran
- Alat ukur massa
1. Menyiapkan ala ukur yang diperlukan dan melakukn kalibrasi
2. Menimbang benda yang telah disediakan menggunakan neraca ohaus dan neraca digital
3. Mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan
- Alat ukur listrik
1. Menyiapkan ala ukur yang diperlukan dan melakukn kalibrasi.
2. Mengukur tegangan (V) dan arus (I) pada rangkaian yang telah di sediakan.
3. Mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan
IV. Data hasil pengukuran
Hasil pengukuran panjang
Benda Jangka sorong (cm) Benda Micrometer sekrup (cm)
Kubus tembaga X1 = 2cm
X2= 2,65 cm
X3 = 2cm
X4= 2,2 cm
X5 = 2, 125 cm
Kubus besi X1 = 1,866 cm
X2= 1,865 cm
X3 = 1,865cm
X4= 1,915 cm
X5 = 2,01 cm
Table 1. hasil pengukuran panjang
Hasil pengukuran massa
Benda Neraca ohaus Benda Neraca digital
Kubus besi M1 = 61,54 gram
M2 = 61,535 gram
M3 = 61,53 gram
M4 = 61,51 gram
M5 = 61,51 gram
Kubus tembaga
M1 = 66,3 gram
M2 = 66,3 gram
M3 = 66,3 gram
M4 = 66,3 gram
M5 = 66,3 gram
Table 2. hasil pengukuran massa
Hasil Pengukuran Listrik
Benda Ampere meter Volt meter
Baterai I1= 0,2 A
I2= 0,2 A
I3= 0,2 A
I4= 0,2 A
I5= 0,2 A
V1= 1,2 V
V2= 1,2 V
V3= 1,2 V
V4= 1,2 V
V5= 1,2 V
Table 3. hasil pengukuran massa
IV. Analisis Data dan Jawaban Tugas
A. Analisis data
Analisis pengukuran Panjang pada jangka sorong
Percobaan ke-
Hasil perhitungan
Skala utama (SU)
Skala nonius(SN)
Ketelitian
(12x0,1mm
)
Hasil(SU + (SN x ketelitian))
1 (satu) 20 mm 0 0,05 20+ (0 x 0,05) = 20 mm = 2 cm
2 (dua) 20 mm 1 0,05 2+ (1 x 0,05) = 20,5 mm = 2,05
3 (tiga) 20 mm 0 0,05 20+ (0 x 0,05) = 20 mm = 2 cm
4 (empat) 18 mm 8 0,05 18+ (8 x 0,05) = 18,4 mm = 1,84 cm
5 (lima) 20 mm 2,5 0,05 20+ (2x 0,05) = 20,01 mm =2,001 cm
Analisis pengukuran Panjang pada micrometer sekrup
Percobaan ke-
Hasil perhitungan
Skala utama (SU)
Skala nonius(SN)
Ketelitian
(12x0,02mm
)
Hasil(SU + (SN x ketelitian))
1 (satu) 18,5 mm 16 0,01 18,5+ (16 x 0,01) = 18,66 mm = 1,866 cm
2 (dua) 18,5 mm 15,5 0,01 18,5+ (15,5 x 0,01) = 18,655 mm = 2,05
3 (tiga) 18,5 mm 13 0,01 18,5+ (13x 0,01) = 18,65 mm
= 1,865 cm
4 (empat) 19 mm 13 0,01 19+ (13 x 0,01) = 19,13 mm = 1,913 cm
5 (lima) 20 mm 10 0,01 2+ (10x 0,01) = 20,1 mm = 2,01 cm
Analisis pengukuran massa kubus besi pada neraca ohaus
Percobaan ke-
Hasil perhitungan
Lengan depan
Lengan tengah
Ketelitian
(12x0,02mm
)
Hasil(SU + (SN x ketelitian))
1 (satu) 18,5 mm 16 0,01 18,5+ (16 x 0,01) = 18,66 mm = 1,866 cm
2 (dua) 18,5 mm 15,5 0,01 18,5+ (15,5 x 0,01) = 18,655 mm = 2,05
3 (tiga) 18,5 mm 13 0,01 18,5+ (13x 0,01) = 18,65 mm = 1,865 cm
4 (empat) 19 mm 13 0,01 19+ (13 x 0,01) = 19,13 mm = 1,913 cm
5 (lima) 20 mm 10 0,01 2+ (10x 0,01) = 20,1 mm = 2,01 cm
Analisis pengukuran arus listrik baterai menggunakan amperemeter
Percobaan keSkala yang
ditunjukkanSkala
maksimumBatas ukur
Hasil perhitunganSkala ygditunjukskalamaksimum
x batas
ukur
1(satu) 10 50 1 1050x1=0,2 A
2(dua) 10 50 1 1050x1=0,2 A
3(tiga) 10 50 1 1050x1=0,2 A
4 (empat) 11 50 1 1150x1=0,22 A
5 (lima) 10 50 1 1050x1=0,2 A
Analisis pengukuran tegangan listrik baterai menggunakan voltmeter
Percobaan keSkala yang
ditunjukkanSkala
maksimumBatas ukur
Hasil perhitunganSkala ygditunjukskalamaksimum
x batas
ukur
1(satu) 6 50 10 650x10=1,2v
2(dua) 6 50 10 650x10=1,2v
3(tiga) 6 50 10 650x10=1,2v
4 (empat) 6 50 10 650x10=1,2v
5 (lima) 6 50 10 650x10=1,2v
B. TUGASSoal 1. Perhatikan table 1,2, dan 3 apakah hasil pengukuran yang anda peroleh
sama atau tidak? Jelaskan mengapa ?2. Menurut anda berdasarkan tabel 1,2, dan 3, alat ukur mana yang paling
teliti ?3. Menurut anda, apakah percobaan mengenai alat ukur dasar ini
bermanfaat bagi anda sebagai mahasiswa jurusan teknik pertambangan?
Jawaban soal :
1. Berikut data pengukuran yang kami peroleh
Hasil pengukuran panjang
Benda Jangka sorong (cm) Benda Micrometer sekrup (cm)
Kubus tembaga X1 = 2cm
X2= 2,65 cm
X3 = 2cm
X4= 2,2 cm
X5 = 2, 125 cm
Kubus besi X1 = 1,866 cm
X2= 1,865 cm
X3 = 1,865cm
X4= 1,915 cm
X5 = 2,01 cm
Table 1. hasil pengukuran panjang
Hasil pengukuran massa
Benda Neraca ohaus Benda Neraca digital
Kubus besi M1 = 61,54 gram
M2 = 61,535 gram
M3 = 61,53 gram
M4 = 61,51 gram
M5 = 61,51 gram
Kubus tembaga
M1 = 66,3 gram
M2 = 66,3 gram
M3 = 66,3 gram
M4 = 66,3 gram
M5 = 66,3 gram
Table 2. hasil pengukuran massa
Hasil Pengukuran Listrik
Benda Ampere meter Volt meter
I1= 0,2 A
I2= 0,2 A
I3= 0,2 A
I4= 0,2 A
I5= 0,2 A
V1= 1,2 V
V2= 1,2 V
V3= 1,2 V
V4= 1,2 V
V5= 1,2 V
Table 3. hasil pengukuran listrik
Dari ketiga table di atas, semua hasi pengkuran yang kami peroleh “berbeda” pada setiap bahan dengan alat ukur yang berbeda.
Perbedaan tersebut karena benda yang diukur berbeda
2. Alat ukur yang paling teliti adalah Pada tabel 1 : Mikrometer sekrup lebih teliti
Karena ketelitian nya 0,01 sedangkan jangka sorong hanya 0,05Pada tabel 2 : Neraca Ohauss lebih teliti karena ketelitiannya
Pada table 3: tidak bisa diketahui alat mana yang paling teliti karena yang diukur berbeda. Yang satu diukur arus listriknya dan satu lagi di ukur tegangannya.
3. Sangat bermanfaat karena nantinya bisa digunakan untuk mengukur Kristal, mengukur batuan .
V. DISKUSI KESIMPULAN DAN SARANA. Kendala dalam percobaan
- Alat dalam praktikum kurang memadai
B. Kesimpulan1. Ada beberapa alat ukur dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
yaitu :- Alat ukur panjang
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.Diantaranya yaitu : mistar, jangka sorong, micrometer sekrup
- Alat ukur massaYaitu alat untuk mengukur massa suatu bendaDiantaranya yaitu : neraca ohaus, neraca digital ,dll.
- Alat ukur listrika. Volt meter
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrikb. Ampere meter
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur arus listrikc. Ohm meter
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik
2. Ketelitian yang dimiliki setiap alat ukur
Mistar 0,5 mm/ 0,05 cm ; jangka sorong 0,05 cm ; micrometer sekrup 0,01 ; neraca Ohauss 0,1gr ; neraca digital 0,1 gr .
3. Cara menghitung hasil pengukuranJangka sorong : skala utama + skala noniusMicrometer sekrup : skala utama + skala noniusNeraca ohauss : skala lengan belakang + skala lengan tengah + skala
lengan depan
Basic meter : Skala ygditunjukkanskalamaksimum
x batas ukur
C. Saran- Alat alat dalam laboratorium harus dilengkapi untuk mempermudah
praktikan dalam memahami dan mengenal semua jenis alat ukur dasar-
- Analisis pengukuran panjang
a. Pada kubus tembaga
Pada pengukuran yang kami lakukan pada kubus tembaga dengan jangka sorong, kami memperoleh data sebagai berikut :
No X (cm) X2 (kuadrat)
1 2 4
2 2,05 4,2025
3 2 4
4 2,2 4,84
5 2,15 4,6225
∑(x,x2) 10.4 21,665
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:n = 5
∑x = 10,4`
∑x2 = 21,665
x = 10.4
5
= 2.08
Jadi nilai st :
St =√ n∑ x 2−(∑x )2
n(n−1)
St =√ 108,325−108,165 (4)
St = √ 0,16520
St = √0,00825
St = 0,0908
Jadi, hasil pengukuran :
X = x ± st
= 2,08 ± 0,0908
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0,0908 x 100%
= 9,08 %
b. Pada kubus besi
Pada pengukuran kubus besi yang kami lakukan dengan micrometer sekrup kami memperoleh data sebagai berikut :
No X (cm) X2 (kuadrat)
1 1,866 3.482
2 1,866 3.482
3 1,865 3.478
4 1,913 3,66
5 2,01 4,04
∑(x,x2) 9,5205 18,142
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:
n = 5
∑x = 9,5205
∑x2 = 18,142
x = 9,5205
5
= 1,904
Jadi nilai st :
St =√ n∑ x 2−(∑x )2
n(n−1)
St =√ 5 x 18,142−(9,5205 )2
5(5−1)
St =√ 90,71−90,645(4 )
St = √ 0,0720
St = √0,0035
St = 0,059Jadi, hasil pengukuran :
X = x ± st
= 1,904 ± 0,059
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0,059 x 100%
= 5,9 %
X. LAMPIRAN
- Analisis pengukuran massa a. Pada kubus besi
Pada pengukuran yang kami lakukan pada kubus besi dengan neraca ohaus, kami memperoleh data sebagai berikut :
No m (cm) m2 (kuadrat)
1 61,54 3787,1716
2 61,535 3786,55622
3 61,53 3785,9409
4 61,51 3783,4801
5 61,51 3783,4801
∑(m,m2) 307,625 18926,6289
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:n = 5
∑m = 307,625
∑m2 = 18926,628
m = 307,625
5
= 61,525
Jadi nilai st :
St =√ n∑m2− (∑m )2
n(n−1)
St =√ 5 x 18926,628−(307,625 )2
5(5−1)
St =√ 94633,1445−94633.145(4 )
St = √ 0,004520
St = √0,000225
St = 0,015
Jadi, hasil pengukuran :
m = m ± st
= 61,525 ± 0,015
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0,015 x 100%
= 1,5 %
b. Pada kubus tembaga
Pada pengukuran yang kami lakukan pada kubus tembaga dengan neraca digital, kami memperoleh data sebagai berikut :
No m (cm) m2 (kuadrat)
1 66,3 4395,69
2 66,3 4395,69
3 66,3 4395,69
4 66,3 4395,69
5 66,3 4395,69
∑(m,m2) 331,5 21978,45
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:n = 5
∑m = 331,5
∑m2 = 21978,45
m = 331,5
5
= 66,3
Jadi nilai st :
St =√ n∑m2− (∑m )2
n(n−1)
St =√ 5 x 21978,45−(331,5 )2
5(5−1)
St =√ 109892,25−109892,255 (4)
St = √ 020
St = √0
St = 0
Jadi, hasil pengukuran :
m = m ± st
= 66,3 ± 0
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0 x 100%
= 0%
- Alat ukur listrik1. Ampere meter
Pada pengukuran yang kami lakukan pada sebuah baterai yang telah dihubungkan dengan lampu dengan AMPERE meter, kami memperoleh data sebagai berikut :
No I (cm) I2 (kuadrat)
1 0,2 0,04
2 0,2 0,04
3 0,2 0,04
4 0,22 0,0484
5 0,2 0,04
∑(I,I2) 1,02 0,2084
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:n = 5
∑I = 1,02
∑I2 = 0,2084
I = 1,02
5
= 0,204
Jadi nilai st :
St =√ n∑ I 2−(∑ I )2
n (n−1)
St =√ 5 x 0,2084−(1,02 )2
5(5−1)
St =√ 1,042−1,04045 (4)
St = √ 0,001620
St = √0,00008
St = 0,0089
Jadi, hasil pengukuran :
I = I ± st
= 0,204± 0,0089
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0,0089 x 100%
= 0,89%
2. Volt meter
Pada pengukuran yang kami lakukan pada sebuah baterai yang telah dihubungkan dengan lampu dengan volt meter, kami memperoleh data sebagai berikut :
No I (cm) I2 (kuadrat)
1 1,2 1,44
2 1,2 1,44
3 1,2 1,44
4 1,2 1,44
5 1,2 1,44
∑(v,v2) 6 7,2
Berdasarkan table di atas dapat di hitung nilai ketidak pastian mutlaknya sebagai berikut:n = 5
∑v = 6
∑v2 = 7,2
v = 65
= 1,2
Jadi nilai st :
St =√ n∑ v2−(∑v )2
n(n−1)
St =n√ 5 x7,2−(6 )2
5 (5−1)
St =√ 36−365 (4)
St = √ 020
St = √0
St = 0
Jadi, hasil pengukuran :
I = I ± st
= 1,2± 0
Ketidak pastian relative (KR)
KR = St x 100 %
= 0,0089 x 100%
= 0,89%
DAFTAR PUSTAKA
http://rikadiantoro.wordpress.com/tag/mikrometer-sekrup/ : Senin 28/4/2014 22.38
http://martinasihombing.blogspot.com/2013/12/makalah-fisika-dasar-pengukuran.htmlSENIN 28/4/2014
22.37
http://chemistry35.blogspot.com/2011/07/neraca-digital-merupakan-alat-yang.html : senin 28/4/2014 22.36