spesifikasi alat-alat ukur
DESCRIPTION
spesifikasi alat-alat ukur dari prodi pendidikan fisika unniversitas muammadiyahh metroTRANSCRIPT
BAB I
ALAT UKUR MASSA
A. Neraca Ohaus Tiga Lengan
Gambar 1. Neraca Ohaus Tiga Lengan
1. Spesifikasi Neraca Ohaus
a. Ketelitian : 0,01 gram
b. Skala tiap lengan:
1) Lengan depan dengan skala maksmial 10gram dengan skala 0, 1, 2,
3,...10 gram, dan tiap skal masih dibagi lagi menjadi skala lebih
kecil yaitu 0,1 gram
2) Lengan tengah dengan skala maksmial 500 gram dengan skala 0,
100, 200 ... 500 gram
3) Lengan kedua dengan sala maksimal 100 gram dengan skala 0, 10,
20 ...100 gram.
2. Penggunaan Alat
a. Setiap lengan jangan lupa berada pada skala 0
b. Kalibrasi terlebih dahulu, dengan cara memutar skrup knop pemutar
kalibrasi di bagian belakang, sampai seimbang atau jarum penunjuk
1
menunjukkan anka titik nol, hal ini dilakukan agar pengukrannya lebih
tepat.
c. Meletakakn benda yang diukur massanya
d. Menggeser skalanya mulai dari lengan yang besar dan jangan sampai
melebihi titik nol , baru skala yang kecil sampai menunjukkan
keseimbangan di titik nol ( dua garis sejajar)
e. Membaca hasil pengukuran dengan menjumlahkan setipa skala mulai
dari yang besar hingga yang kecil agar lebih mudah seperti contoh di
bawah ini.
3. Bagian- bagian Neraca Ohaus Tiga Lengan
a. Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan
diukur.
b. Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
c. Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan
untuk neraca 4 lengan terdapat 4 lengan
d. Pemberat atau anting yang diletakan pada masing-masing lenagn yang
dapat digeser-geser dan sebagai petunjuk asil pengukuran.
e. Titik 0 atau garis kesetimbnagan, yang digunakan untuk menentukan
titik kesetimbangan.
2
B. Neraca Digital
Gambar 2. Neraca Digital
1. Spesifikasi Neraca Ohaus Empat lengan
Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta
cara kalkulasi secare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak
kurang. Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga
yang hanya timbul ditampilkan layar LCDnya. Neraca digital lebih akurat,
presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan).
2. Penggunaan Alat
a. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
b. Pastikan timbangan menunjukan angka “nol” (jika tidak perllu
dikoreksi).
c. Letakkan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
d. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
3
e. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30
menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
3. Bagian- bagian Neraca Digital
a. Tempat penyimpanan objek
b. Hasil Penimbangan
C. Neraca Pegas
Gambar 3. Neraca Pegas
1. Spesifikasi Neraca pegas
Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skalaN (newton)
dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda),atur terlebih dahulu skala
0 (nol) dengan cara memutarsekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan
benda pada pengait neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran. Kelebihan
menimbang beban dengan neraca pegas yaitudalam sekali menimbang
benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus. Batas ketelitian
atau nilai skala terkecil pada dinamometer berbeda-beda, namun biasanya
yang sering digunakan di laboratorium adalah 0,1 N.
4
2. Penggunaan Alat
a. Kalibrasi
Adapun cara pengkalibrasi dinamometer adalah dengan cara
memutar sekrup yang ada di bagian atas dinamometer tanpa beban
hingga garis penunjuk skala menunjukan pada skala nol.
b. Cara Pengukuran
Adapun cara pengukurannya, yaitu: Gantungkan benda yang akan
diukur massanya pada pengait yang terdapat di bagian bawah pegas.
Setelah keadaan sistem tenang, lihat skala yang ditunjukan oleh
penunjuk skala.
c. Cara Membaca
Cara membaca neraca pegas ini sama halnya seperti penggunaan
alat ukur mistar yaitu melihat angka yang ditunjukan oleh penunjuk
skala. Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada dinamometer
berbeda-beda, namun biasanya yang sering digunakan di laboratorium
adalah 0,1 N.
3. Bagian- bagian Neraca pegas
a. Gantungan :sebagai tempat untukmemegang dinamometer tersebut
agar tidak mengganggu proses pengukuran.
b. Penunjuk skala : bagian yang berfungsi untuk menunjukkan skala
(hasil pengukuran)
c. Pegas : bagian dari dinamometer (neraca pegas) yang sangat vital.
5
d. Skala : harga yang tertera dalam dinamometer (neraca pegas) yang
menunjukkan hasil pengukuran
e. Pengait: sebagai tempat dimana benda diletakkan.
D. Neraca Dua Lengan
Gambar 4. Neraca Dua lengan
1. Spesifikasi Neraca pegas
Neraca ohaus dua lengan ini memiliki skala utama dan skla nonius. Skla
utamanya adalah 0 sampai 9 garam dan skala noniusnya adala 0 sampai 0,9
gram.
2. Bagian- bagian Neraca pegas
a. Lengan depan
b. Lengan belakang
c. System magnetic
d. Penggeser anak
timbangan
e. Venier
f. Kait
g. Skala
h. Lekuk
i. Wadah
j. Alas
6
E. Neraca 4 Lengan
Gambar 5. neraca 4 lengan
7
BAB II
ALAT UKUR PANJANG
A. Mistar
Gambar 6. mistar
1. Spesifikasi Mistar
a. Skala terkecil: 1 mm/ 1cm
b. Ketelitian :0,5 mm
2. Penggunaan Alat
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat
tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca.
B. Jangka Sorong Digital
8
Gambar 7. Jangka Sorong Digital
1. Spesifikasi Jangka Sorong Digital
a. Skala tetap pada jangka sorong disebut skala dasar (SD) dengan batas
skala 10 cm.
b. Skala geser pada Jangka Sorong disebut skala pembantu (SP) dengan
batas skala10 mm.
c. Kegunaan Jangka Sorong: Digunakan untuk mengukur panjang, lebar,
tebal, atau pun kedalaman benda/zat .
d. Ketelitian Jangka Sorong: Paling tidak ada 2 jenis jangka sorong,
yakni jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm dan yang
memiliki ketelitian 0,1 mm.
2. Penggunaan Alat
Cara menggunakan jangka sorong ini sangat mudah, tingal
mengapitnya di antara rahang tetap dan rahang geser dan layar digital
akan menampilkan hasil pengukuran dengan akurat.
C. Jangka Sorong Analog
9
Gambar 8. Jangka Sorong
1. Spesifikasi Jangka Sorong Analog
a. Ketelitian : 0,05 mm atau 0,005 cm
b. Skala terkecil : 0,01 cm
c. Kegunaan Jangka Sorong
1) untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2) untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
2. Penggunaan Alat
Adapun penggunaan jangka sorong, adalah sebagai berikut :
a. Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda: Putarlah
pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah
jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar
pengunci ke kanan.
b. Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau
tabung: Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam
benda ,geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
c. Mengukur Kedalaman Benda
10
Cara mengukur kedalaman benda: Putarlah pengunci ke kiri,
buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung,
putar pengunci ke kanan.
3. Bagian- Bagian Jangka Sorong Analog
a. Rahang Dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu
benda.terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
b. Rahang luar
Rahang luar diguanakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda.
Terdiri atas rahang tetap ddan rahang geser.
c. Depth Probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.
d. Skala Utama (dalam cm)
D. Mikrometer Skrup
Gambar 9. Mikrometer Skrup
1. Spesifikasi Mikrometer Skrup
11
a. Kegunaan mikrometer sekrup: Alat ini biasanya difungsikan untuk
mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa
centimeter saja.
b. Ketelitian mikrometer sekrup: Micrometer sekrup hanya ada satu
macam, yakni yang berketelitian 0.01 mm.
c. Batas ukur : 25 mm
2. Penggunaan Alat
a. putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah jarum jam
sehingga
b. Ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang akan
diukur.
c. Letakkan benda di antara kedua rahang.
d. Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat poros hampir
menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda
bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi
ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika
sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak
teliti.
e. Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik satu kali.
f. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan
rumus : H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
3. Bagian- bagian Mikrometer Skrup
12
a. Bimgkai (frame) bingkai ini berbentuk c terbuat dari bahan logam
yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah
untuk meminimalakn peregangan dan pengerutan yang mengganggu
pengukuran.
b. Landasan (Anvil) landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda
diletakan diantara anvil dan spindle (gelendong).
c. Spindle merupakan silinder yang dapat digerakakn menuju landasan.
d. Pengunci (lock) berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak
bergerak ketika mngukur benda.
e. Sleeve tempat skala utama.
f. Timble tempat skala nonius berada.
g. Retchet Knob
E. Spherometer
Gambar10. Spherometer
1. Spesifikassi alat
13
Spherometer digunakan untuk mengukur kelengkungan
permukaan. Spherometer terdiri dari mikrometer sekrup berulir ke tripod
kecil dengan skala vertikal diikat. Kepala sekrup memiliki disk lulus
digunakan untuk mengukur putaran fraksional dari sekrup. Skala vertikal
digunakan untuk mengukur tinggi atau kedalaman kelengkungan
permukaan. Pembagian skala vertikal berada di 1 mm, yang merupakan
pitch dari benang sekrup. Kepala sekrup yang lulus ke dalam 100 divisi.
Spherometer terdiri dari scrup yang bergerak ditengah-tengah dan
mempunyai 3 kaki yang ujungnya merupakan titik sudut sama. sisi atasnya
berbentuk piringan berbentuk lingkaran melekat pada scrup dan
pembagian skalanya pada pinggir piringan,batang skala sejajar dengan
skrup. Pada spherometer yang baru, skala utama dimulai dari 0,5 mm
dengan skala utama dimulai dari 0,5 mm dengan skala terkecil 0,005 mm.
Namun, pada spherometer yang lama skala terkecilnya adalah 0,001 mm.
2. Penggunaan Alat
Saat spherometer diletakkan pada lensa (permukaannya lengkung)
maka pada skrup pusat akan berputar naik atau turun sesuai dengan
kelengkungan yang dimiliki lensa tersebut. sedangkan 3 kaki yang sama
sisi lainnya memantapkan posisi spherometer pada lensa agar tidak mudah
bergeser. Pada saat skup pusat berputar mengikuti lengkungan lensa, maka
piringan yang terletak pada kepala skup akan ikut berputar. Sehingga
dapat terbaca skala kelengkungan lensa dengan memperhatikan skala yang
ada dipinggir piringan dengan skala 0 – 10,0 m ke atas jika lensa yang
diuku lengkung ke atas dan 0 – 10,0 ke bawah jika lensa yang diukur 14
lengkung ke bawah dan ditambah dengan skala piringan yang bernilai
0,01 m.
3. Bagian-bagian Spherometer
Secar umum spherometer terdiri dari:
a. Meja berkaki tiga (biasanya terbuat dari logam). Jika dihubungkan
dengan garis, maka ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama sisi.
b. Sekrup yang terletak padda lubang ditengah-tengah meja kcil berkaki
tiga.
c. Pangkal sekrup
d. Pemutar sekrup
e. Piringan spherometer yang memiliki 100 skala, berbentuk lingkaran,
dan melekat pada sekrup. Satu putaran piringan menyebabkan naik
atau turun 1 mm.
f. Skala utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya sejajar dengan
sekrup. Skala ini sebagai indeks untuk membaca skala pada piringan
spherometer dan juga untuk menandai benyaknya putaran penu sekrup.
F. Meteran
15
Gambar 11. Meteran
1. Spesifikasi Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan
panjang 25 – 50 meter. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5
mm. Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna
untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai
untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan
diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan pengukuran, dan
pita tidak lepas ketika mengukur.
2. Penggunaan Alat
Cara pemakaian / pengukurannya tinggal merentangkan meteran
ini dari ujung yang satu ke ujung yang berbeda yaknik ke objek yang akan
diukur. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat alangkah
baiknya bila dilakukan oleh dua orang, orang pertama memegang ujung
awal meteran dititik yang pertama dan meletakkannya tepat di angka nol
pada meteran dan orang yang kedua memegang rol meter menuju ke titik
16
pengukuran lainnya, lalu tarik meteran selurus mungkin dan letakkan
meteran di titik yang di tuju dan baca angka pada meteran yang tepat
dititik yang dituju. Teknik ini memiliki keterbatasan pada pengontrolan
besar sudut yang di dapatkan dari hasil pengukuran dari kedua titik.
3. Bagian- Bagian Meteran
a. Kotak meteran
b. Meteran/Pita besi tipis
c. Plat stainless pada ujung titik meteran.
d. Gantungan pada kotak meteran.
G. Altimeter
Gambar 12. Altimeter
1. Spesifikasi Altimeter
Altimeter adalahh alat untuk mengukur ketinggian suatu titiik dari
permukaan laut. Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam penerbangan,
pendakian, dan kegiatan yang berhubbungan dengan ketinggian.
Altiimeterr bekerja dengan beberapa prinsip
17
a. Tekanan udara ( yang paling umum digunakan)
b. Magnet bumi ( dengan sudut inclinasi)
c. Gelombang (ultra sonic maupun infra merah, dan lainnya)
2. Penggunaan Alat
a. Pengukuran dimulai pada titik yang telah diketahui
ketinggiannya, misalnya : titik tinggi, titik trianggulasi dan lain-
lain. Ketinggian yang diketahui misalnya :mempunyai nilai 1200m.
b. Set alat sesuai dengan ketinggian yang telah diketahui
(1200m). Cara mengesetalat yaitu :
1) putar knob (warna hitam) ke kanan s.d. jarum kecil yang berada
di atas(diantara tanda – dan +) berada di tengah-tengah.
2) putar baud dengan menggunakan obeng (–) s.d. jarum penunjuk
bergerak ke angka 1200m.
3) setelah selesai kunci alat tersebut dengan cara memutar knob
(warnahitam) ke kiri s.d. mentok (jarum kecil yang berada di atas
diantara tanda – dan + posisinya berada tidak di tengah.
c. Pengukuran harus membentuk loop (pengukuran tertutup),
yaitu : pengukurandimulai dari titik trianggulasi (1200m)
kemudian bergerak ke titik-titik ukur setelah itu kembali lagi ke titik
trianggulasi (1200m). Tujuan dari pengukuranlooping yaitu agar
datanya bisa di koreksi.
18
d. Cara menggunakan altimeter, yaitu : putar knob (warna
hitam) ke kanan s.d. jarum kecil yang berada di atas (diantara
tanda – dan +) berada di tengah-tengah.
e. Setelah jarum tersebut berada di tengah, baca hasil
pengukuran yang ditunjukkanoleh jarum penunjuk (jarum yang
panjang). Alat ini mempunyai ketelitian 2m ( 1strip / 1 bagian garis
mempunyai nilai 2m. Jika beda tinggi antara 2 titik <2m,maka nilai
kedua titik tersebut mempunyai nilai yang sama.
Setelah selesai kunci kembali alat tersebut dengan cara memutar knob
(warna hitam) ke kiri s.d.mentok.
f. Alat ini mempunyai kesalahan pengukuran + 5m (jika
pengukurannya baik).Kesalahan pengukuran tersebut bisa
diperkecil dengan cara dikoreksi dengankoreksi temperatur, koreksi
tekanan udara, waktu dll).
g. Dalam 1 loop pengukuran dengan menggunakan alat
altimeter ini sebaiknya tidak lebih dari 2 jam.8
19
BAB II
ALAT UKUR WAKTU
A. Stopwatch Analog
Gambara 13. Stopwatch Analog
1. Spesifikasi
Stopwatch memiliki ketelitian 0,1 sekon.
2. Penggunaan Alat20
Cara menggunakan jam sukat dengan memulai menekan tombol di
atas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu
yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol yang kedua pengguna
dapat menyetel ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol yang kedua juga
digunakan sebagai perekam waktu.
3. Bagian-Bagian Stopwatch
a. Tombol start berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran
waktu.
b. Tombol stop berfungsi sebagai tombol untuk mengakhiri pengukuran
waktu.
c. Tombol reset berfungsi mengkalibrasi sebelum pengukuran dan
pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol.
d. Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan
dalam menit.
e. Jarum penunjuk detik berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan
dalam detik.
B. Stopwatch Digital
Gambar 13. Stopwatch Digital
21
1. Spesifikasi alat
Mempunyai tingkat ketelitian 0,01 sekon
2. Penggunaan Stopwatch Digital
a. Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.
b. Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan
terkalibrasi.
c. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu
berjalan seperti yang ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
d. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
e. Membaca hasil pengukuran.
f. Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum
akan kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.
3. Bagian-Bagian Stopwatch Digital
a. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil
pengukuran secara elektrik berupa angka-angka.
b. Tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
c. Tombol kalibrasi (reset) sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka
nol.
d. Pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol
untuk mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.
22
BAB IV
ALALT UKUR SUHU
A. Termometer
Gambar 14. Termometer
1. Spesifikasi
Sebuah thermometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca berongga
yang berisi zat cair ( alcohol atau air raksa ), dan bagian atas cairan
adalah ruang hampa udara.
23
BAB V
ALAT UKUR LAINNYA
A. PH Meter
Gamabar 15. PH meter
1. Spesifikasi
24
pH meter adalah suatu alat yang menggukur tingkat keasaman atau
kebasa-an pada suatu benda dengan menggunakan skala pH dari 0 hingga
14.
2. Penggunaan PH Meter
Cara kerja alat ini dengan mencelupkan kedalam air yang akan di
uji (dengan berkisar antara 5 cm), dengan sendirinya alat tersebut akan
mengukur secara otomatis. Pada saat saat pertama dicelubkan, alat tersebut
masih berubah berubah ukuran, maka daripada itu alat tersebut dicelupkan
berkisar antara 2 hingga 3 menit sampai alat digital tersebut hingga stabil
untuk mengukurnya.
B. Soil and Moisture Tester
Gambar 16. Soil and Moisture Tester
1. Spesifikasi
a. Fungsi :alat uji pH dan kelembaban atau kadar air pada tanah.
b. Kisaran :pH: 3-8 pH
25
C. Hygrometer
Gambar 17. Hygrometer
1. Spesifikasi
Hygrometer adalah alat untuk mengukur kelembapan udara.
2. Cara penggunaan
Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang
akandiukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala
kelembabanbiasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan
derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau
berupa termometer yangdipasang didinding. Cara membacanya juga sama,
bisa dilihat pada raksanya ditermometer satu yang untuk mengukur
kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu.yang bundar ya dibaca
skalanya.Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer
selama pembacaanharuslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat
tersebut, ini dapat dilakukandengan mengipasi alat tersebut dengan secarik
kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.
26
D. Hydrometer
Gambar 18. Hydrometer
1. Spesifikasi
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
massa jenis suatu zat cair.
2. Penggunaan
a. Menyiapkan hidrometern dan zat cair yang akan di ukur massa
jenisnya dalam suatu tabung.
b. Pastikan hidrometer bersih dan telah terkalibrasai
c. Memasukkan hidrometer kedalam tabung yang berisi zat cair yang
akan diukur massa jenisnya dengan hati-hati untuk menghindari
pembentukan gelembung udara dan usahakan hidrometer dalam
keadaan tegak lurus agar mempermudah dalam pembacaan.
d. Kemudian membaca hasil pengukuran yang tertera pada skala.
E. Barometer
27
Gambar 19. Barometer Logam
Gambar 20. Barometer Raksa
1. Spesifikasi
Barometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan udara. Barometer raksa menggunakan raksa sebagai pengukur
tekanan. Pada dasarnya, barometer ini adalah pipa kaca yang panjangnya
sekitar 1 meter. Ujung atasnya tertutup. Ujung bawahnya terbuka. Pipa
sebagian berisi raksa. Bagian atas pipa hampa udara, bagian bawah
tercelup ke dalam bejana berisi raksa. Perbedaaan tinggi raksa di dalam
pipa itu dengan permukaan raksa di dalam bejana menjadi ukuran tekanan
atmosfer. Sedangkan, pada barometer logam menggunakan logam yang
28
berintikan ruang hampa yang terbuat dari logam. Jika logam berongga
mendapat tekanan dari luar, logam akan mengempis. Pengempisan logam
akan memutar jarum skala, sehingga tekanan udaranya dapat terbaca.
Makin besar tekanan udara makin besar pula pengempisan logam.
Akibatnya, perputaran jarum skala makin besar.
29