17. alat ukur

32
ALAT UKUR

Upload: dadang-lukmanul-hakim

Post on 16-Apr-2015

182 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17. alat ukur

ALAT UKUR

Page 2: 17. alat ukur

Uraian Umum• Yang dimaksud dengan alat ukur di sini adalah alat

yang dipergunakan untuk mengukur secara presisi, yang diperlukan didalam kita melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotif khususnya dan peralatan teknik atau pengerjaan logam lainnya.

• Sebenarnya alat ukur dipergunakan hanya alat pengukur jarak, atau panjang, yang hanya karena keperluannya dituntut kekhususan.

• Adapun biasanya yang diukur adalah :– Panjang– Celah ( gap atau clearance )– Diameter– Ketebalan– kedalaman

Page 3: 17. alat ukur

Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Alat ukur

• Mengingat pengukuran yang dilakukan menuntut kepresisian yang tinggi, maka dalam menggunakan alat – alat ukur untuk pemeliharaan dan perbaikan otomotif, harus memperhatikan hal – hal sbb :– Pelajari cara

pemakaiannya dengan seksama, karena jika tidak, pembacaannya salah

Page 4: 17. alat ukur

– Benda yang diukur harus bersih dari debu, minyak pelumas dsb

– Pengukuran harus dilakukan di ruangan yang bersih

– Perhatikan suhu benda yang diukur, harus dalam keadaan normal ( sesuai dengan suhu kamar ), usahakan suhu benda yang diukur dan alat ukur harus sama

Page 5: 17. alat ukur

– Jaga alat ukur jangan sampai :• Terbentur• Jatuh• Terkena air• Terkena debu• Terkena minyak

pelumas• Dibongkar pasang

– Untuk alat ukur tertentu, harus dikalibrasi secara berkala

Page 6: 17. alat ukur

Alat Ukur Yang Banyak Dipergunakan

–Dial gauge–Micrometer–Mistar geser ( Vernier Calliper )

Page 7: 17. alat ukur

Vernier Calliper• Mistar geser atau vernier calliper, yang

juga dikenal dengan sebutan scetmaat. Alat ukur ini adalah yang paling sederhana dan paling banyak dipakai diantara alat ukur presisi yang ada.

• Pengukuran yang dapat dilakukan :– Pengukuran ketebalan dan diameter luar– Pengukuran diameter dalam– Pengukuran kedalaman

Page 8: 17. alat ukur

Struktur dan Konstruksi• Calliper, yang merupakan batang

utama, dimana tertera skala utama ( main scale ) yang biasanya untuk yang menggunakan satuan “mm” dan “inchi”, “mm”tertera di bagian bawah, dan “inchi” di bagian atas. Sub bagian calliper secara keseluruhan adalah :– Main bar ( batang utama )– Fixed Jaw– Fixed Beak

• Vernier, yang dapat digerakkan sepanjang Main Bar Calliper, pada mana tertera “skala khusus” ( vernier scale ) yang disebut Nonius. Sub bagian vernier adalah :– Clamping screw atau sekrup

pengunci, yang berguna untuk mengunci vernier pada calliper di posisi tertentu.

– Thumb Position tempat bertumpunya ibu jari kita sewaktu menggeser posisi vernier sepanjang calliper

– Sliding jaw– Sliding beak– Depth bar

Page 9: 17. alat ukur

Penggunaan

• Fixed Jaw bersama-sama dengan sliding jaw dipergunakan untuk mengukur ketebalan dan atau diameter luar.

• Fixed Beak bersama-sama dengan sliding beak dipergunakan untuk mengukur diameter dalam.

• Depth Bar dipergunakan untuk mengukur kedalaman

Page 10: 17. alat ukur

Batas Ketelitian Pengukuran

• Skala Nonius yang terdapat pada vernier adalah :– 39 mm. Dibagi dalam 10 bagian, yang masing-

masing bagian dibagi lagi 2 bagian sehingga seluruhnya terdiri dari 20 bagian, dengan skala dari 1 s/d 10

– Dengan demikian jarak antara 1 garis skala Nonius adalah 39 mm : 20 = 1,95 mm

• Ketelitiannya dapat dibaca dari selisih antara garis skala Nonius terkecil ( 1,95 ) dengan skala utama terdekat ( 2 mm )

• Jadi ketelitiannya adalah : 2 mm – 1,95 mm = 0,05 mm

Page 11: 17. alat ukur

Pemeriksaan• Sebelum kita menggunakan vernier calliper

untuk mengukur sesuatu, sebaiknya kita periksa dahulu kondisi sebelumnya, agar didapat hasil pengukuran yang akurat.

• Cara pemeriksaan :– Bersihkan vernier calliper, terutama

permukaan fixed jaw, sliding jaw, fixed beak dan sliding beak, dari kemungkinan adanya debu, minyak dsb.

– Geser vernier calliper sampai fixed beak dan sliding beak jugafixed jaw dan sliding jaw rapat. Jika perlu dengan depth bar ada di bagian bawah. Dirikan vernier calliper pada suatu permukaan yang benar-benar rata dan tekan sedikit dengan halus sehingga depth bar benar-benar rata dengan ujung bawah main bar, dan dikuncikan clamping screw.

– Arahkan vernier caliper sedemikian rupa sehingga menentang sumber cahaya, lihat pertemuan antara :• Fixed jaw dan sliding jaw• fixed beak dan sliding beak Harus benar-benar rapat, dan tidak

terdapat celah sedikitpun, yang dapat kita ketahui dengan adanya cahaya yang menerobos. Bila ada celah berarti ada keausan pada bagian-bagian tertentu.

Page 12: 17. alat ukur

– Lihat skala utama dan skala Nonius, angka 0 pada kedua skala tersebut harus berimpitan, bila tidak berarti jaw sudah aus

– Coba geser-geserkan vernier, harus dapat bergeser dengan halus, jika tidak, berarti terdapat kotoran yang melekat, harus dibersihkan.

Page 13: 17. alat ukur

Pengukuran• Sebelum menggunakan

vernier calliper, perhatikan hal-hal sbb; agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan mendapat hasil pengukuran yang akurat– Kendorkan clampscrew– Pegang vernier calliper

sedemikian rupa, sehingga ibu jari kita dapat bertumpu pada “thumb position” dan vernier calliper dapat digeser-geserkan dengan mudah.

Page 14: 17. alat ukur

– Waktu mengukur ketebalan atau diameterluar suatu benda, usahakan bagian yang diukur terjepit ditengah-tengah diantara fixed jaw dan sliding jaw, bukan pada bagian ujungnya

– Lakukan pengukuran dengan lurus dan tegak, tidak miring.

Page 15: 17. alat ukur

Pembacaan• Baca penunjukan skala utama

yang terdekat di bawahnya/sebelum garis “0” skala Nonius

• Cari garis skala Nonius yang tepat segaris dengan garis skala utama

• Hasil pengukuran adalah angka pada skala utama yang terdekat di bawah / sebelum garis “0” skala Nonius, ditambah dengan angka pada skala Nonius yang garisnya segaris dengan garis skala pada skala utama

• Contoh 1 :– Angka skala utama yang

terdekat / di bawah “0” ( skala Nonius : 16---16mm

– Angka skala Nonius yang segaris dengan skala utama : 3,5---0,35 mm

– Pembacaan pengukuran---16,35 mm

Page 16: 17. alat ukur

• Contoh 2 :– Angka skala utama yang

terdekat / di bawah “0” skala Nonius : 0---0 mm

– Angka skala Nonius yang segaris dengan skala utama : 8---0,8 mm

– Pembacaan pengukuran---0,8 mm

• Contoh 3 :– Angka skala utama yang

terdekat/ di bawah “0” skala Nonius : 103---103 mm

– Angka skala Nonius yang segaris dengan skala utama : 9,5---0,95 mm

– Pembacaan pengukuran---103,95 mm

Page 17: 17. alat ukur

Dial Gauge

• Dial gauge pada dasarnya adalah alat pengukur kerataan suatu permukaan, dengan membandingkan ketinggian satu titik pada permukaan yang diukur dengan ketinggian titik-titik lainnya yang lebih rendah atau lebih tinggi pada permukaan yang sama

Page 18: 17. alat ukur

Struktur dan Konstruksi• Indicator, yang

dilengkapi dengan jarum penunjuk dan angka-angka skala, mirip jam, dan disebut Dial.

• Spindle berfungsi sebagai “pengindera” dari permukaan benda yang diukur, bagian terbawah spindle yang bersentuhan dengan permukaan benda disebut “measuring head”.

Page 19: 17. alat ukur

Pemakaian Dial• Spindle naik turun sesuai dengan naik

turunnya permukaan benda yang diukur• Naik turunnya spindle menggerakkan

jarum indikator, yang menunjukkan berapa jauh perubahan atau naik turunnya spindle. Satu putaran penuh jarum besar (360o) adalah sama dengan naik turunnya spindle sejauh 1 mm, lingkar indikator dibagi dalam 100 garis skala, sehingga garis skala terkecil adalah 0,01.

• Satu putaran penuh jarum besar menggerakkan jarum kecil sejauh satu garis skala atau sama dengan 1 mm.

• Bila spindle bergerak ke atas ( karena permukaan benda yang diukur cembung ) jarum indikator besar bergerak searah jarum jam dan jarum indikator kecil bergerak berlawanan dengan arah jarum jam. Sebaliknya jika spindle turun ( karena permukaan benda yang diukur cekung ) jarum indikator besar bergerak berlawanan arah dengan jarum jam dan jarum indikator kecil bergerak searah jarum jam

• Untuk dapat menggunakan dial gauge kita memerlukan magnetic base sebagai pemegangnya, sehingga dapat berdiri dengan kokoh dan mengukur dengan baik.

Page 20: 17. alat ukur

Persiapan dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

• Coba tekan spindle ke atas dan lepas kembali 2 – 3 kali berulang-ulang, spindle harus dapat bergerak dengan halus, jika tidak dapat bergerak dengan halus atau terdengan suara, jangan dipakai. Untuk menjaga kehalusan gerakan spindle jangan mencoba melumasinya, karena jika diberi minyak pelumas hanya akan menyebabkan kotoran menempel pada permukaannya dan akan merusak.

• Tempatkan magnetic base pada permukaan yang rata, dan pasangkan dial gauge pada magnetic base dengan tepat, sehingga keseluruhan dapat terpasang dengan kokoh

• Spindle harus tegak lurus terhadap permukaan benda yang diukur

Page 21: 17. alat ukur

• Sebelum melakukan pengukuran yang sebenarnya, gerakkan benda kerja ( yang diukur ) ke kanan-kiri ataumaju-mundur, perhatikan spindle harus dapat bergerak naik-turun dengan halus dan kedua jarum ( besar dan kecil ) dapat berputar ke kanan dan ke kiri dengan mudah

• Setelah dial gauge terpasang dengan baik pada magnetic base yang sudah dipasang dengan kokoh, set dial gauge pada permukaan benda yang akan diukur sedemikian rupa sehingga spindlenya tertekan antara 1-2 mm

• Putar gelang luar dial gaugesehingga angka 0 nya tepat pada posisi jarum panjang. Akan lebih baik lagi, jika jarum panjang dan angka 0 tersebut berada pada posisi jam 12, sehingga pembacaannya dilakukan dengan mudah

Page 22: 17. alat ukur

Pengukuran dan Pembacaan

• Sebagaimana sudah dijelaskan, bahwa dial gauge dipergunakan untuk mengukur kerataan permukaan suatu benda. Untuk mengetahui rata tidaknya suatu permukaan sedikitnya kita harus membandingkan 2 titik yang berbeda, semakin banyak titik yang dibandingkan semakin baik.

• Untuk tujuan itu, pada pengukuran kerataan permukaan mendatar, kita dapat meggerakkan dial gaugenya atau menggerakkan benda kerjanya. Dan untuk mengukur kerataan permukaan melengkung atau kebulatan suatu benda kerja, benda kerjanya yang diputar

Page 23: 17. alat ukur

Pembacaan• Dalam pengukuran run out commutator motor

starter, setelah armatture assy diputar, ternyata didapat hasil pengukuran sebagai berikut :– Pergerakan jarum panjang ke kiri maximum---

0,06 mm– Pergerakkan jarum panjang ke kanan

maximum---0,32 mm– Total penyimpangan max---0,38 mm– Sedangkan limit servicenya adalah 0,4 mm,

sehingga dari hasil pengukuran tersebut, dapat kita menyimpulkan bahwa commutator tersebut masih dapat digunakan

• Dalam pengukuran kelengkungan disc rem, didapat hasil pengukuran sbb:– Pergerakan jarum panjang ke kiri max---0,10

mm– Pergerakan jarum panjang ke kanan max---

0,15 mm– Total penyimpangan max---0,25 mm– Sedangkan limit servicenya : 0,15 mm. Dari

hasil pengukuran tsb, kita dapat menyimpulkan bahwa disc tersebut harus diganti

Page 24: 17. alat ukur

• Selain untuk pengukuran seperti yang ditunjukkan di atas, dial indicator juga bersama dengan bore indicator dan micrometer dapat dipergunakan untuk mengukur kebulatan silinder mesin, dudukan crankshaft dsb.

Pengukuran bore :• Pilih measuring head dan shim

sesuai dengan ukuran nominal silinder yang akan diukur. Kemudian pasanglah measuring head dan shim yang telah dipilih

• Pasang dial indicator pada lengan pengukur bore indicator, dan masukkan beberapa mm ke dalam.

• Posisikan micrometer pada ukuran nominal dari silinder, pasang pada kedudukan micrometer, kemudian letakkan bore indicator diantara anvil dan spindle micrometer dan kemudian putar skala pengukur angka “0” pada jarum panjang

• Masukkan bore indicator pada silinder yang akan diukur, dimana penempatannya sesuai dengan yang dianjurkan. Baca ukuran diameter pada skala pengukur

Page 25: 17. alat ukur

Nilai pengukuran :

Perhatikan gambar di samping ini• Pada gambar “a” terlihat jarum

panjang bergeser berlawanan, jarum jam ini berarti diameter silinder lebih besar dari ketentuan standart. Terlihat jarum bergeser 8 strip dari angka 0, bila misalnya ukuran nominalnya 102 mm, berarti tepatnya ukuran diameter silinder tersebut adalah 102 mm + 0,08 mm = 102,08 mm

• Pada gambar “b” terlihat jarum panjang bergeser searah jarum jam sebanyak 4 stri, berarti diameter silinder lebih kecil. Hasil pengukuran adalah 102 mm – 0,04 mm = 101,96 mm

Page 26: 17. alat ukur

Micrometer• Micrometer adalah salah satu dari alat ukur presisi tinggi

yang banyak dipakai dalam pemeliharaan dan perbaikan otomotif, diantaranya untuk pengukuran diameter piston, pin, crankshaft, tappet dll.

• Ketelitian pengukuranya sama dengan dial gauge yaitu 0,01 mm (1/100), dengan sedikit pengalaman dalam pemakaiannya kita dapat membacanya sampai ketelitian 0,005 mm (5/1000) bahkan s/d 0,001 mm (1/1000 = 1µ =1micrometer)

• Terdapat 2 macam micrometer yaitu :– Micrometer luar– Micrometer dalam

• Yang paling banyak dipakai adalah micrometer luar, selanjutnya yang akan dibicarakan terbatas pada micrometer luar tersebut.

Page 27: 17. alat ukur

Konstruksi dan Struktur

• Konstruksi, struktur dan bagian-bagian micrometer secara terperinci terlihat pada gambar di atas.

• Benda yang akan diukur dijepit antara anvil dan spindle, dimana anvil adalah bagian yang diam dan spindle yang dapat digerakkan, untuk menggerakkannya dilakukan dengan memutar rachet

Page 28: 17. alat ukur

Hal – hal yang Harus Diperhatikan

• Dalam melakukan pengukuran, pegang frame micrometer dengan tangan kiri, dan putar rachet dengan tangan kanan. Akan lebih baik lagi bila micrometernya dipegang dengan dudukannya, sehingga tangan kiri kita dapat dengan bebas memegang benda kerja.

• Untuk menepatkan pengukuran, putar rachet bukan tinble, karena jika tinblenya hasil pengukurannya tidak tepat.

• Setelah benda kerja terjepit anvil dan spindle, rachet diputar terus beberapa putaran.

• Bersihkan benda kerja yang akan diukur, dari kemungkinan adanya kotoran, minyak bekas terbakar dsb.

• Benda yang akan diukur dan micrometer harus saling tegak lurus.

• Untuk merapatkan atau meregangkan anvil dan spindle, jangan dilakukan dengan cara memegang tinble kemudian memutar framenya. Cara yang benar adalah, tangan kiri memegang frame dan rachet diputar dengan tangan kanan.

• Jangan melumasi micrometer.

Page 29: 17. alat ukur

Mengkalibrasi• Sebelum kita menggunakan micrometer, untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang akurat, kita harus memastikan dulu bahwa pada waktu dan spindle bersentuhan penuh. Angka 0 pada sleeve harus tepat segaris dengan 0 pada thinble, jika tidak kita harus mengkalibrasinya terlebih dahulu.

Kalibrasi• Bila angka 0 pada thinble tidak dapat mencapai angka 0 pada sleeve

bersihkan dulu permukaan spindle dan anvil dengan kertas, kemungkinan ada debu, minyak atau kotoran lain yang menghalangi. Jika sudah dibersihkan ternyata tetap tidak dapat tepat, harus dikalibrasi dengan cara seperti yang akan dijelaskan berikut ini

• Bila penyimpangannya kurang dari atau sama dengan 0,01 mm (satu garis skala thinble) :– Rapatkan anvil dan spindle– Kuncikan clamp lever lock– Gerakkan sleeve dengan menggunakan spanner khusus yang tersedia

:• Searah jarum jam jika 0 pada thinble melewati garis pada

sleeve• Berlawanan dengan jarum jam, jika garis 0 pada thinble tidak

dapat mencapai garis sleeve• Bila penyimpangannya lebih dari 0,01 mm :

– Rapatka anvil dan spindle– Kuncikan clamp lever lock– Kendorkan rachet stop dengan menggunakan spanner khusus yang

tersedia– Gerakkan thinble :

• Searah jarum jam, jika garis 0 pada thinble tidak dapat mencapai garis sleeve

• Berlawanan dengan jarum jam, jika ternyata belum tepat, ulangi langkah kalibrasi di atas

• Keraskan kembali rachet stop• Periksa kembali hasil kalibrasi, jika ternyata belum tepat, ulangi langkah-

langkah kalibrasi tersebut di atas.

Page 30: 17. alat ukur

Pembacaan• Hasil pengukuran dengan micrometer dapat dibaca dengan

melihat angka dan skala yang terdapat pada sleeve dan thinble.

• Skala yang terdapat pada sleeve :– Jarak antara setiap garis skala, baik yang atas maupun yang bawah

adalah 1 mm.– Setiap 5 garis skala atas dibuat lebih panjang dan terakan angka

deret tambah 5, mulai dari 0, 5, 10, dst.– Garis skala bawah diterakan tepat ditengah-tengah antara 2 garis

skala atas, sehingga walaupun jarak antara garis skalanya 1 mm, garis skala bawah ini adalah indikator 0,5 (1/2) mm.

• Skala yang terdapat pada thinble :– Garis skala pada thinble melingkar, mengelilingi thinblenya sendiri.– Untuk setiap 5 garis skala dibuat lebih panjang dan diterakan angka

deret tambah 5, mulai dari 0, 5, 10, teru hingga 45 dan kembali ke 0, sehingga seluruhnya terdapat 50 garis skala.

Page 31: 17. alat ukur

Struktur Hubungan Skala Sleeve dan Thinble

• Bila kita menggerakkan thinble 1 putaran penuh, maka spindle akan bergeser sejauh 0,5 mm, ini ditunjukkan pada skala sleeve.

• Sehingga bila kita menggerakkan thinble 2 putaran penuh, spindle akan bergeser sejauh 1 mm, dst. Pada thinble terdapat 50 garis skala, sehingga jarak antara 2 garis skala adalah : 0,5/50 = 0,01 mm

• Dan demikian pula, bila thinble berputar sejauh 1 garis skalanya, maka spindle bergeser 0,01 mm

Cara pembacaan micrometer• Tahap 1 : lihat garis skala sleeve atas yang terdekat ke thinble, nilainya adalah

nilai yang ditunjukkan dalam mm.• Tahap 2 : lihat garis skala sleeve bawah, dengan ketentuan :

– Jika terdapat garis skala antara garis skala atas yang terdekat ke thinble dengan thinble, maka nilainya 0,5 mm

– Jika tidak terdapat garis skala antara garis skala atas yang terdekat ke thinble dengan thinble, maka nilainya 0 mm

• Tahap 3 : lihat garis skala thinble yang tepat segaris dengan garis sleeve, nilainya adalah nilai yang ditunjukkan dikali 0,01 mm

• Hasil pengukuran adalah : tahap 1 + tahap 2 + tahap 3 mm

Page 32: 17. alat ukur