aktifitas antioksidan theobromine selama skripsi … · bagian-bagian buah kakao ... oleh...

68
SKRIPSI Oleh INDRI RATNA SARI P I 111 11 035 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 AKTIFITAS ANTIOKSIDAN THEOBROMINE SELAMA PENYIMPANAN DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN YANG DIBERI PAKAN KULIT BIJI KAKAO

Upload: buikien

Post on 01-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

Oleh

INDRI RATNA SARI PI 111 11 035

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

AKTIFITAS ANTIOKSIDAN THEOBROMINE SELAMAPENYIMPANAN DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN

YANG DIBERI PAKAN KULIT BIJI KAKAO

SKRIPSI

Oleh

INDRI RATNA SARI PI 111 11 035

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

AKTIFITAS ANTIOKSIDAN THEOBROMINE SELAMAPENYIMPANAN DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN

YANG DIBERI PAKAN KULIT BIJI KAKAO

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indri Ratna Sari P

NIM : I 111 11 035

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli.

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam

Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Maret 2015

Ttd

Indri Ratna Sari P

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, oleh karena atas berkah,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Salam dan salawat

kepada Rasulullah Muhammad Saw.Sang revolusioner sejati yang menjadi teladan

dalam menghantarkan kita selalu menuntut ilmu untuk bekal akhirat dan duniawi.

Terimakasih terucap bagi segenap pihak yang telah meluangkan waktu,

pemikiran dan tenaganya sehingga penulisan skripsi ini rampung. Oleh sebab itu,

sepantasnyalah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hikmah M. Ali, S.Pt., M.Siselaku pembimbing utama yang

meluangkan banyak waktunya dan idenya dalam penyusunan skripsi.

2. Ibu Endah Murpiningrum, S.Pt, MPselaku pembimbing anggota yang

banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan motivasi kepada

penulis selama perkuliahan.

3. Kedua orang tua yang saya sangat sayangi dan banggakan sampai akhir

hayatnya Ayahanda dan Ibunda yang terus-menerus mendoakan, membiayai,

memotivasi serta mengarahkan penulis.

4. Ibu drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.selaku penasehat akademik atas segala

waktu dan bimbingannya selama masa studi ini.

5. Prof. Dr. Ir. Effendi Abustam, M.Sc., Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman

Baco, M.Sc, Dr. Muh. Irfan Said, S.Pt, MP.selaku Penguji atas waktu dan

segala masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc, selaku Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin.

7. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt.selaku Ketua Jurusan Produksi Ternak

8. Bapak/Ibu Dosen: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin terkhusus

Jurusan Produksi Ternak.

9. Bapak/ibu staf tatausaha Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

terkhusus Jurusan Produksi Ternak.

10. Teman – teman seperjuanganku HIMATEHATE’011 adalah Cocoa shell

Team, dan kakanda Syamsuddin S.Pt,Syahroni S.Pt, Haikal kamil,

Lukman hakim, Andri teguh prabowo, dan Selvin tala S.Pt. turut

membantu dalam memberikan motivasi.

11. Teman-teman seperjuangan selama kuliah, mereka adalah SOLANDEVEN

’011 yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Dengan segala kerendahan hati penulis perhadapkan kepada sidang pembaca,

semoga memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya serta kepada pribadi

penulis pada khususnya serta mohon disempurnakan atas segala kekurangan.

Makassar, Maret 2015

Indri Ratna Sari P

ABSTRAK

INDRI RATNA SARI P (I 111 11 035).Aktifitas Antioksidan dan KandunganTheobromine selama Penyimpanan Daging Sapi Bali Diberi Pakan Kulit BijiKakao.Dibawah bimbinganHIKMAH M. ALIsebagai pembimbing utama danENDAH MURPININGRUM sebagai pembimbing anggota.

Kulit biji kakao mengandung antioksidan tinggi, pemberiannya sebagai bahan pakandiharapkan dapat meningkatkan antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasidaging selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhlevel kulit biji kakao dalam pakan dan lama penyimpanan serta interaksi keduanyaterhadap aktifitas antioksidan daging.Penelitian ini menggunakan rancangan acaklengkap (RAL) pola factorial 4 x 3, masing-masing dengan 3 ulangan. Faktor Aadalah level kulit biji kakao (0%, 3% , 6%, dan 9%) dan faktor B adalah lamapenyimpanan (0, 8, 16 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kulitbiji kakao dalam pakan dapat memperbaiki kualitas daging sapi Bali. Peningkatanlevel kulit biji kakao dalam pakan menghasilkan nilai TBA lebih rendah, tetapi lebihtinggi nilai DPPH dan kandungan theobromine .Penyimpanan 16 hari menghasilkannilai DPPH lebih rendah, dan sebaliknya nilai TBA dan kandungan theobromine lebihtinggi dibanding tanpa dan penyimpanan 8 hari. Interaksi menunjukkan bahwapemberian level kulit biji kakao 6% dan 9% nyata menghasilkan nilai TBA lebihrendah dan nilai DPPH yang lebih tinggi pada penyimpanan 16 hari..

Kata kunci :daging sapi Bali , theobromine, aktivitas antioksidan, penyimpanan.

ABSTRACT

INDRI RATNA SARI P (I 111 11 035).Antioxidant Activity and TheobromineContent DuringStorage of Bali Beef Fed Cocoa Bean Shell. Under the guidanceofHIKMAH M. ALIas main Supervisor and ENDAH MURPININGRUM as Co-Supervisor.

Cocoa beans shell contain high antioxidants, administration as feed material isexpected to increase antioxidant to prevent oxidation of meat during storage. Thisstudy aimed to determine the effect of cocoa bean shell level in feed and storage time,and interaction both on the antioxidant activity of the beef.This study used acompletely randomized design (CRD) with factorial pattern, each with 3 replications.A factor is the level of cocoa bean shell (0%, 3%, 6%, and 9%) and factor B is thestorage time (0, 8, 16 days).The results showed that the addition of cocoa bean shellin feed can improve the quality of the Bali beef. Increased levels of cocoa beans shellin feed resulted in lower of TBA value, but the higher value of DPPH andtheobromine content. Storage 16 days resulted in a lower DPPH values, andotherwise TBA values and theobromine content higher than without and storage of 8days. Interaction showed that administration of cocoa beans skin level 6% and 9%real yield lower TBA values and higher DPPH values at 16 days of storage.

Keywords: Bali beef , theobromine , antioxidantactivity, storage .

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Kulit Biji Kakao sebagai Pakan Ternak .................................. 3Pengaruh Pakan Terhadap Aktifitas Antioksidan Daging Sapi ........... 7Penyimpanan ........................................................................................ 12

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat penelitian ............................................................... 14Materi penelitian .................................................................................. 14Rancangan penelitian .......................................................................... 14Prosedur penelitian .............................................................................. 15Diagram alir prosedur penelitian ......................................................... 16Parameter yang diamati ....................................................................... 17Analisis data ........................................................................................ 19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji TBA (Thiobarbituric acid)/ketengikan ......................................... 21Uji DPPH.............................................................................................. 24Uji Theobromine .................................................................................. 28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan........................................................................................... 32Saran..................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 33

LAMPIRAN .................................................................................................... 38

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 53

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Bagian-bagian buah kakao ................................................................... 4

2. Kandungan Theobromine dalam limbah kakao.................................... 5

3. Nilai rata-rata TBA (mg/kg malonaldehid) daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi pada leveldan lama penyimpanan ........................................................................ 21

4. Nilai rata-rata DPPH (2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil)Dagingsapi Bali bagian otot Longissimus dorsi pada leveldan lama penyimpanan ........................................................................ 25

5. Nilai rata-rata Theobromine (%)daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi pada leveldan lama penyimpanan ........................................................................ 28

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Struktur Buah dan Biji Kakao .............................................................. 3

2. Struktur kimia Theobromine ................................................................ 10

3. Diagram alir prosedur penelitian .......................................................... 16

4. Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpananterhadapNilaiTBA pada daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi .............................................................. 24

5. Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpananterhadapNilai DPPHpada daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi .............................................................. 27

6. Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpananterhadapNilai theobrominepada daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi .............................................................. 31

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Lampiran data penelitian SPSS.......................................................... 38

2. Dokumentasi kegiatan penelitian ....................................................... 49

3. Metode Pemberian Pakan .................................................................. 52

PENDAHULUAN

Daging adalah kumpulan beberapa jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan

lemak pada kerangka tubuh ternak yang telah disembelih dan baik untuk dikonsumsi

oleh manusia.Secara makro komposisi kimia daging sapi terdiri dari air, protein,

lemak, mineral dan sedikit karbohidat. Beberapa komponen penyusun daging dapat

dipengaruhi secara biologis, kimia, dan fisik melalui proses oksidasi yang membuat

daging mudah rusak sehingga mempengaruhi kualitas dan daya simpan. Salah satu

upaya memperpanjang masa simpan daging dalam mencegah terjadinya proses

oksidasi yaitu adanya perlakuan yang diberikan pada ternak sebelum disembelih

melalui pemberian pakan berupa kulit biji kako dengan kandungan theobromin

sebagai antioksidan.

Theobromine berperan penting sebagai antioksidan untuk mencegah atau

mengurangi kecepatan oksidasi lemak yang dapat menghentikan reaksi berantai

pembentukan radikal yang melepaskan hidrogen atau radikal bebas.Theobromine

mampu mengatur metabolisme lemak, yaitu lemak yang digunakan untuk energi dan

protein untuk membangun metabolisme atau aktifitas organ tubuh ternak yang akan

mempengaruhi daging menjadi rendah lemak dan rendah kolesterol. Kandungan

antioksidan pada theobromine dapat berpengaruh terhadap lama penyimpananyang

memiliki sifat antibakteri yang dapat menghambat bakteri pada daging.

Antioksidan mampu mencegah tumbuhnya mikroorganisme dalam menjaga

kualitas dan memperpanjang masa simpan daging.Kondisi seperti ini perlu

memperhatikan aktifitas antioksidan theobromine selama penyimpanan daging sapi

Bali hasil penggemukan yang diberi pakan kulit biji kakao.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh level kulit biji kakao dan lama

penyimpanan serta interaksi keduanya terhadap aktifitas antioksidan theobromine

pada daging sapi Bali jantan hasil penggemukan yang diberi kulit biji kakao selama

penyimpanan. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumber informasi kepada

mahasiswa, dosen dan masyarakat bahwa pemberian level kulit biji kakaodalam

pakan dan lama penyimpanan serta interaksi keduanya dapat mempengaruhi aktifitas

antioksidan daging sapi Balijantan.

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Kulit Biji Kakao sebagai Pakan Ternak

Kakao (Theobroma cacao L)adalah salah satu jenis tanaman yang banyak

ditemukan didaerah hutan tropis dengan curah hujan yang banyak, tingkat

kelembaban tinggi dan teduh. Dimana tanaman ini jarang berbuah dan hanya sedikit

menghasilkan biji (Spiller, 1998).Bagian-bagian buah kakao dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Buah dan Biji Kakao

Buah kakao memiliki kulit buah yang tebal dan berisi 30 sampai 40 biji yang

dikelilingi oleh “Pulp” yang berlendir seperti getah. Kakao merupakan salah satu

sumber polifenol termasuk plavonoid yang tinggi, khususnya epicatechin yang

dikenal mempunyai dampak yang baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah

(Taubert, dkk., 2007). Adapun bagian-bagian buah kakao terdiri atas kulit buah, pulp,

placenta, dan biji. Kulit buah kakao dengan tekstur yang kasar , tebal, dan keras,

sedangkan kulit biji kakao merupakan kulit tipis, lunak dan agak berlendir yang

menyelubungi biji kakao (Irawan, 1983). Berikut adalah persentase bagian-bagian

buah kakao (Theobroma cacao L) .

Tabel 1.Persentase bagian-bagian Buah Kakao

Jenis Bagian Buah Kakao Persentase

Pod Kakao 75,67

Biji dan Pulp 21,74

Plasenta 2,59

Kadar air pod kakao segar 88,48

Sumber : Adegbola (1997)

Biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain

katekin, epikatekin , proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya. Biji

kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain mempunyai

kemampuan untuk memodulasi sistem immun, efek kemopreventif untuk pencegahan

penyakit jantung koroner dan kanker (Othman et al, 2007). Selain itu, polifenol

sebagai sumber antioksidan pada kakao(Theobroma cacao L)bersifat antimikroba

terhadap beberapa bakteri patogen dan bakteri kariogenik (Osawal et al, 2001).

Menurut Grassi dkk.(2008) Biji kakao mengandung polifenol 6-8% dari berat bahan

kering. Selain dari biji kakao flavonoid ini juga terkandung tinggi pada kulit biji

kakao (Kim dan Keeney, 1983).

Pemanfaatan kulit buah kakao (cocoa husk) merupakan salah satu potensi

pakan untuk ternak, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bonvehy dan Coll (1999),

kulit buah mengandung total protein 14,3% yang terdiri atas 11,3% albumin dan

globulin; 2,55% glutinin; dan 0.44% prolin. Menurut Sun dan Cheng (2002), salah

satu kekurangan dari pemanfaatan kulit kakao adalah kandungan ligno-selulosa yang

tinggi sehingga berakibat pada menururnya kecernaan kulit kakao.

Menurut Gohl (1981) kulit biji kakao merupakan sumber vitamin D. Meskipun

mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi tetapi kulit biji kakao mempunyai faktor

pembatas yaitu suatu senyawa alkaloid yang disebut theobromine (3,7 dimethyl

zanthine). Kandungan theobromine pada kulit biji kakao lebih tinggi dibandingkan

dengan kandungan pada buahnya Devendra (1997).Kandungan theobromine dalam

limbah kakao terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2.Kandungan theobromine dalam limbah kakao

Bagian buah kulit Konsentrasi (% BK)

Kulit buah 0,17-0,20

Kulit biji kakao 1,80-2,10

Biji kakao 1,90-2,00

Sumber : Wong at al (1986)

Kandungan theobromine pada kulit biji kakao dan biji kakao menunjukan

konsentrasi BK yang sama yaitu 1.95% berdsarkan nilai rata-rata yang diperoleh.

Namun, pemanfaatan biji kakao telah banyak digunakan sebagai produk olahan dalam

pembuatan coklat sementara kulit biji kakao dapat dijadikan sebagai pakan alternatif

ternak. Theobromine melalui proses metylase dapat diubah menjadi kafein (Noller,

1965). Fungsi kafein menurut Lehninger (1978) sebagai penonaktif phospodiestirase

berfungsi dalam siklus AMP (Adenosin Monophospate). Siklus AMP berfungsi

dalam sistem regulasi biokimia tubuh antara lain sebagai penonaktif enzim protein

kinase yang pada tahap selanjutnya mengakibatkan perombakan glikogen menjadi

glukosa, sehingga theobromine berfungsi merangsang glykonegenesis yaitu

merombak protein menjadi glukosa. Mekanisme ini berarti menyebabkan kurang

efisiensinya penggunaan protein dalam tubuh ternak.

Erlinawati (1986) menyatakan bahwa meningkatnya kadar theobromine ransum

diatas batas toleransi ternak dapat menurunkan efisiensi penggunaan protein dan

sebagai akibatnya terjadi penurunan bobot badan, dengan demikian dapat diduga

bahwa theobromine dapat menyebabkan penurunan bobot badan. Sementara menurut

Gohl (1981) kandungan theobromine dapat dikurangi dengan cara penggilingan dan

pengeringan. Hal ini juga ditambahkan oleh pendapat Weniger dkk., (1955) bahwa

melalui uji coba pemberian kulit biji kakao sebanyak 7,2 – 22,2 g/hari tidak

mempengaruhi komposisi susu pada ternak sapi perah, dan pemberian hingga 25

g/hari tidak menimbulkan efek toksik (keracunan).

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian didapatkan informasi bahwa

penggunaan 5% kulit biji kakao pada awalnya sedikit memperbaiki performans babi

tetapi pemberian dalam periode lama (lebih dari 6 minggu) memberikan efek yang

jelek (Ch’ng dan Wong , 1986).

Kulit biji kakao dalam ransum juga diberi pada anak domba sebanyak 4,63%

dan 9,25% dapat merangsang konsumsi makan dan pertumbuhan, akan tetapi

pemberian diatas 9,25% dapat mengakibatkan penurunan konsumsi ransum dan

penambahan bobot badan (Tarka et al., 1978).

Menurut hasil penelitian Hamzah et al (1989) menyatakan bahwa pemberian

kulit biji kakao yang disubtitusikan pada konsentrat dengan taraf 0% , 15% , 30%,

dan 45% memperlihatkan konsumsi bahan kering, retensi nitrogen, koefisien cerna

protein dan pertmbahan bobot badan semakin menurun dengan bertambahnya taraf

pemberian kulit biji kakao. Dimana pemberian kulit biji kakao 15% dari konsentrat

menunjukan pertambahan bobot badan tertinggi.

Berdasarkan informasi Direktorat Jendral Peternakan (1991) menyatakan

bahwa Subtitusi kulit biji kakao sebanyak 10% pada dedak halus sebagai pakan

utama dalam ransum ayam akan menghemat dedak halus 13% dan menghemat jagung

sebanyak 10% . Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Hutagalung (1977) bahwa

penggunaan kulit biji kakao pada ayam pedaging mampu meningkatkan pertambahan

bobot badan 20g perhari, akan tetapi apabila pemberian lebih dari 10% dapat

mengurangi pertambahan bobot badan.

Pengaruh Pakan Terhadap Aktifitas Antioksidan Daging Sapi

Daging merupakan kumpulan beberapa jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan

lemak pada kerangka tubuh ternak yang telah disembelih dan baik untuk dikonsumsi

oleh manusia.Secara makro komposisi kimia daging sapi adalah air 66,1– 69,3 %,

protein 18,4–21,2%, lemak 8,3 – 12,3 %, mineral 0,9 – 1,0 % dan sedikit karbohidat

(Bintoro, 2008). Hal ini juga didukung oleh Ali (2013) bahwa otot dan jaringan ikat

serta keberadaan lemak didalamnya merupakan penentu karakteristik kualitatif dan

kuantitatif daging. Otot adalah penyusun utama daging, termasuk jaringan ikat, epitel,

dan jaringan syaraf serta jaringan lain yang terdapat didalam otot (Aberle dkk., 2001).

Salah satu jenis otot yang mempunyai kandungan lemak intra muskulerrendah

adalah pada bagian Otot Longissimus dorsi.LD merupakan jenis otot yang

mempunyai kandungan lemak intra muskuler rendah, terutama bangsa sapi Bos

indicusyaitu 0,4±0,06% (Onyango et al., 1998). Daging fase pascarigor pada otot

Longissimus dorsi merupakan daging yang sangat empuk, baik untuk produk

olahandan sebagai standar untuk menilai kualitas daging.Otot ini sangat penting dan

membentuk mata daging jika dipotong dari area rusuk dan dari loin.Otot LD terdiri

dari banyak submit otot yang masing-masing membantu fleksibilitas vertebra column

dan gerakan leher serta aktivitas pernafasan. LD sering disebut otot mata atau otot

longissimus. Penampang lintang LD meluas kearah posterior rusuk. Otot LD bagian

loin mempunyai penampang lintang yang hampir konstan. Area LD diantara bagian

seperempat depan dan seperempat belakang dari karkas, yaitu diantara rusuk ke-12

dan ke-13, sering diuji untuk menaksir jumlah daging dari suatu karkas (Soeparno,

2005).

Karakteristik kualitas daging dipengaruhi oleh struktur daging, komposisi

kimia, interaksi antara komponen kimia, perubahan jaringan otot setelah pemotongan,

pegaruh stress atau lainnya sebelum pemotongan, penanganan daging, pengolahan

dan penyimpanan, jenis dan jumlah mikroba, dan pemasakan daging (Miller, 1994).

Namun demikian, yang sangat nyata pengaruhnya terhadap kualitas daging setelah

pemotongan adalah perubahan warna, kandungan lemak, jaingan ikat, karakteristik

serat otot, serta kondisi dan suhu penyimpanan.

Faktor yang mempengaruhi kualitas daging dapat mempengaruhi penerimaan

daging oleh konsumen meliputi warna, keempukan, tekstur, flavor dan aroma,

termasuk baud an ita rasa serta kesan jus daging (juiiness). Disamping itu lemak

intramusuler, susut masak (coocing loss), retensi cairan dan pH ikut menentukan

kualitas daging (Soeparno, 1992).

Limbah yang dihasilkan dari industri kakao adalah kulit biji kakao.Kulit biji

kakao disebutkan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan sering dimanfaatkan

sebagai pakan ternak.Namun penggunaan kulit biji kakao sebagai pakan ternak

seringkali dibatasi karena adanya theobromine. Theobromine termasuk dalam grup

yang sama dengan methylated xanthine seperti cafein, yang beraksi sebagai stimulan.

Namun bila dikonsumsi lebih dari 0,0279 kg/berat badan dapat berakibat negatif pada

ternak (Olubamiwa, 2006).

Theobromine merupakan senyawa tidak berwarna dan tidak berbau yang secara

alami ada pada semua bagian tanaman kakao.Theobromine merupakan senyawa yang

memiliki peran dalam mekanisme pertahanan diri tanaman kakao.Theobromine

ditemukan pertama kali dalam ekstrak kakao oleh Woskresensky pada tahun 1842

dan struktur kimianya (Gambar 1) ditentukan oleh Emil Fischer pada akhir abad 19.

Meskipun theobromine dianggap sebagai zat beracun, ia dilaporkan memiliki

beberapa aktifitas farmakologi seperti anti kanker, diuretik, stimulant kardiak,

hypocholesterolemic, smooth-muscle relaxants, vasodilator asma dan koroner (Bispo,

2002)

Gambar 2. Struktur Kimia Theobromine

Antioksidan merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah atau

mengurangi kecepatan oksidasi lemak (Fenneme, 1985 dalam Priatna, 1992).

Antioksidan yang digunakan pada bahan pakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut : (1) Dapat aktif pada konsentrasi rendah, (2) tidak menimbulkan keracunan,

(3) tidak menimbulkan perubahan bau, rasa dan warna pada bahan pakan, (4) mudah

dicampur kedalam bahan, (5) mudah diperoleh dan murah, (6) mudah dideteksi,

diidentifikasi maupun diukur (Priatna, 1992).

Fungsi utama antioksidan menurut Tahir dkk (2003), yaitu digunakan untuk

memperkecil terjadinya proses oksidasi lemak dan minyak, memperkecil terjadinya

proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri

makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan.

Antioksidan dikelompokan menjadi dua yaitu, antioksidan primer dan antioksiden

sekunder.Antioksidan primer adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi

berantai pembentukan radikal yang melepaskan hidrogen.Zat-zat yang termasuk

golongan ini dapat berasal dari alam dan buatan. Antioksidan alam antara lain

tokoferol, lesitin, gosipol dan asam askorbat. Antioksidan sintetik yang banyak

digunakan sekarang seperti Butylated hidroxyanisole (BHA) danButylated

hidroxytoluene (BHT) (Winarno dan Laksmi, 1974). Dari dua macam antioksidan

yang digunakan yaitu 0,01 % dan 0,02 % ternyata semakin besar konsentrasi,

efektifitasnya semakin besar (Tranggono, 1988).

BHT merupakan contoh antiosidan yang banyak digunakan pada poduk-produk

pakan (Priatna, 1992). BHT mempunyai rumus melokul (C4 H9 )2 – CH3 – C6 – H2 –

OH yang bersifat larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air, berbentuk kristal

berwarna putih dengan titik beku 70° C, titik lebur 265° C dan bobot jenis 1,048

(Priatna, 1992).

Mekanisme antioksidan berhubungan dengan reaksi rantai dari oksidasi.

Menurut Djamiko dan Widjaya (1984), molekul-molekul aktif dari lemak, akan

bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan peroksida yang aktif. Kemudian diubah

lagi menjadi energi yang akan mengubah lemak lainnya menjadi molekul-molekul

lemak yang lain, sehingga dibentuk satu rantai reaksi yang panjang.

F + Energi F+

F+ + O2 FO2

FO2 + F FO2 + F+

FO2 + F+ FO2

FO2 FO2 +F+

Adanya pengembangan oksidasi, sejumlah peroksida yang aktif dipisahkan dari

rantai melalui pembebasan energi.Pemberian energi untuk antiokidan lebih sedikit

daripada untuk molekul-molekul lemak.

FO2++ A FO2 + A+

Molekul antioksidan yang aktif, biasanya teroksidasi kembali menjadi molekul

yang tidak aktif.Hal ini menyebabkan lemahnya pemindahan energi untuk molekul-

molekul lemak.

A + + O2 AO2

F = Fat

A = Antioksidan

Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menahan/ menunda

suatu barang sebelum dipakai tanpa mengubah bentuk barang tersebut (Winarno dan

Laksmi, 1974). Tujuan dari penyimpanan tersebut adalah untuk menjaga dan

mempertahankan mutu dan komoditi yang disimpan dengan cara menghindari,

mengurangi dan menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan

kuantitas komoditi (Soesarsono, 1988).

Keterbatasan dalam mengkonsumsi habis produk pangan adalah salah satu

faktor dilakukan penyimpanan produk agar dapat dikonsumsi lagi pada saat

diperlukan. Akan tetapi, masalah yang kemudian yang akan terjadi adalah bahwa

penyimpanan yang terlalu lama dapat menurunkan mutu bahan makanan (Hall, 1970).

Kok dan Park (2007), melaporkan bahwa suatu produk memiliki umur simpan yang

pendek yaitu 12-16 jam pada suhu kamar dan 4-5 hari pada refrigerasi.

Lamapenyimpanan mempengaruhi terjadinya ketengikan pada makanan.Hal ini

dikarenakan semakin lama disimpan maka semakin tinggi pula nilai TBA yang

dihasilkan. Peningkatan nilai TBA terjadi karena pada proses penyimpanan dalam

waktu yang relatif lama sehingga memicu terjadinya reaksi oksidasi lemak.

MenurutFebrina (2012) yang menyatakan bahwa nilai rata-rata TBA berpengaruh

dengan lama penyimpanan yang disebabkan oleh perolehan fisik daging yang

mengalami proses oksidasi lemak yang dapat meningkatkan nilai TBA.Batas ambang

nilai TBA yaitu 1-2 mg/kg.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Januari

2015.Pengambilan sampel di Rumah Potong Hewan (RPH) Antang dan analisis

perlakuan dilaksanan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium

Terpadu Fakultas Peternakaan dan Laboratorium Kimia Farmasi, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 12 ekor sapi Bali jantan

umur 2 tahun dengan bobot badan 148 sampai 170 kg.Pakan subtitusi berupa kulit biji

kakao (0%, 3%, 6%, 9%).Materi analisis sampel yaitu HCl, akuades, larutan TBA,

acetil acid, larutan DPPH(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil), methanol, theobromine, dan

bubuk TBA. Setiap satu ekor sapi dilakukan pengambilan daging pada otot

Longisimmus dorsi.

Alat yang digunakan adalah timbangan daging, coolbox, alat uji TBA,

waterbath, labu khjedhal, pisau, piring, kompor listrik, spoit, tabung reaksi, rak

tabung, plastik klip, blender, mikropipet, dan spektrofotometer.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4 x

3 dengan 3 kali ulangan sebagai berikut :

1. Faktor A : (Level pakan kulit biji kakao)

A1 : Kontrol (0%) A3 : KBK (6 %)

A2 : KBK (3 %) A4 : KBK (9 %)

2. Faktor B : (Lama penyimpanan)

B1 : O hari

B2 : 8 hari

B3 : 16 hari

Prosedur Penelitian

a. Pemberian pakan kulit biji kakao level 0% (kontrol), 3% (2,3 kg KBK) , 6%

(4,6 kg KBK), 12% (7,0 kg KBK) masing – masing diberikan kesetiap 3 ekor

sapi dalam sehari yang telah dihaluskan melalui proses penggilingan.

b. Pemotongan ternak dilaksanakan setiap hari (3 ekor per hari).

c. Pengambilan sampel setelah ternak disembelih (setelah proses boneless) pada

bagian otot Longisimus dorsi. Kemudian sampel dimasukkan kedalam cool

box yang berisi es batu, lalu dibawa ke Laboratorium Teknologi Hasil Ternak.

Setelah itu daging dibersihkan dari lemak dan jaringan ikat.

d. Sampel dimasukkan ke dalam plastik klip dan ditimbang 10 g untuk setiap

parameter yang diuji. Selanjutnya disimpan di refrigerator suhu- 50C selama

0, 8 dan 16 hari kemudian dilakukan pengujian TBA, DPPH, dan

theobromine. Diagram alir prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

3.

Pemotongan ternak (3 ekor/hari)

Proses boneless dan pengambilan ototLongisimus dorsi

Pengujian sample

Pemberian pakan kulit biji kakaoLevel (0%,3%,6% dan 9%)

TBA(Thiorbarbituric Acid)

DPPH(2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil)

Sampel dimasukkan ke dalamplastik klip dan ditimbang 10 g

Penyimpanan ke dalam refrigeratorsuhu- 50C selama 0, 8 dan 16 hari

Theobromine

Gambar 3. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Parameter yang Diamati

Pengujian TBA

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah uji ketengikan (TBA).Uji

ketengikan dilakukan pada setiap sampel yang telah diberi perlakuan maupun dengan

kontrol yaitu menggunakan analisis intensitas ketengikan melalui metode

Thiorbarbituric Acid Reactive Subtances (TBARS) yang dinyatakan dalam jumlah

mg Malonaldehyde/ kg sampel dalam unit awal.Uji ketengikan diukur dengan

penempatan bilangan TBA (Thiorbarbituric Acid). Prosedur pengukurannya sebagai

berikut (Apriyantono, 1989) :

a. 10 g daging sapi dari tiap sampel, ditimbang lalu dimasukan ke waring

blender, setelah itu ditambahkan 50 ml akuades dan dihancurkan selama 2

menit.

b. Secara kuantitatif dipindahkan ke dalam labu destilasi dicuci dengan 47,5 ml

akuades dan ditambahkan 2,5 HCl 4 M.

c. Destilasi dijalankan dengan pemanasan tinggi hingga diperoleh 50 ml destilat.

d. Destilat yang diperoleh diaduk rata, kemudian dipipet 5 ml destilat kedalam

tabung reaksi tertutup.

e. 5 ml pereduksi TBA (Thiorbarbituric Acid) ditambahkan lalu ditutup hingga

terampur secara merata dan dipanaskan selama 35 menit pada suhu 75° C di

waterbath.

f. Blangko dibuat menggunakan 5 ml akuades dan 5 ml pereaksi, dilakukan

seperti penetapan sampel.

g. Tabung reaksi didinginkan dengan air pendingin selama 10 menit. Lalu diukur

absorbasinya (D) pada pajang gelombang 528 nm dengan larutan blangko

sebagai titik nol dan digunakan sampel sel berdiameter 1 cm. Bilangan TBA

(Thiorbarbituric Acid) dinyatakan dalam mg malonaldehid per kg sampel

(Bilangan TBA /Thiorbarbituric Acid = 7,8 D).

Pengujian DPPH

Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (Gasic et al., 2014) yaitu

sampel ditimbang sebanyak 10 ml kemudian melarutkannya kedalam labu ukur

sebanyak 10 ml, maka diperoleh sampel dengan konsentrasi 10 mg/ml. Melakukan

pengenceran dengan menambah methanol sehingga diperoleh sampel dengan

konsentrasi 10, 30, 50, 70, dan 90 µg/ml. Masing-masing konsentrasi dipipet

sebanyak 0,2 ml larutan sampel dengan pipet mikro dan dimasukkan ke vial

kemudian ditambahkan larutan DPPH 5,8 µg sebanyak 3,8 ml dan larutan methanol

0,2 ml. campuran sampel dikocok dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap,

selanjutnya serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 515 nm. Besarnya aktifitas antioksidan dihitung dengan rumus :

DPPH Radical scavenging Effect (%) = (ADPPH – ASample ) x 100%

ADPPH

Panjang ADPPH : Absorbansi DPPH

ASample : Absorbansi Sample

Pengujian Theobromine

Pembuatan larutan standar theobromine :

Sebanyak 10 mg theobromine dilakukan dengan akuades kedalam labu takar

10 ml hingga tanda batas. Dipipet 20 µL, 30 µL,40 µL,50 µL, dan 60 µL ke dalam

labu takar 5 ml. dan dicukupkan volumenya dengan akuades hingga tanda batas.

Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum 200- 400 nm.

Pengukuran theobromine pada sample :

Sample sebanyak 100 mg dilarutkan kedalam labu takar 10 ml dan

dicukupkan volumenya dengan akuades hingga tanda batas.Dipipet hingga 3000 µL

sample kedalam labu takar 5 ml dan dicukupkan volumenyadengan akuades hingga

tanda batas.Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum 200-400 nm.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan rancangan acak lengkap

(RAL) pola faktorial 4x3 dengan 3 kali ulangan. Analisis ragam tersebut didasarkan

pada model matematika rancangan yang digunakan, sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + €ijk

i = 1,2,3,4 (Faktor a)j = 1,2,3 (Faktor b)k = 1,2,3 (Ulangan)

Keterangan :

Yijk =Hasil pengamatan

µ = Rataan umum (nilai tengah)

αi =Perlakuan kulit biji kakaoke-i( i = 0% , 3% , 6% ,9%)

βj = Perlakuan lama penyimpanan ke-j (j = 0 hari dan 4 hari)

(αβ)ij = Interaksi level kulit biji kakaoke-i dan lama penyimpnan

ke-j

€ijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan level kulit biji kakao

(Cocoa shell) ke-i dan jeni otot ke-j dan ulangan ke-k.

Selanjutnya apabila perlakuan menunjukkan pengaruh maka dilanjutkan

dengan uji LSD (Gasperz, 1991), kemudian di uji analisa data dengan menggunakan

program SPSS 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Nilai TBA (Thiobarbituric Acid)/Ketengikan

Lemak merupakan jaringan tubuh yang laju pertumbuhan berada pada urutan

terakhir setelah jaringan saraf, tulang dan otot. Keberadaanlemak pada daging

merupakanpenentu karakteristik kualitatif daging (Soeparno, 2005). Secara kimiawi

daging biasanya mengalami ketengikan akibat senyawa-senyawa hasil oksidasi

lemak.Salah satu hasil akhir oksidasi lemak adalah aldehida dan kebanyakan

berbentuk melonaldehid (Mualifa, 2009).

Aldehida dapat diketahui dan diukur dengan uji asam Thiobarbituric(TBA).

Semakin tinggi nilai TBA maka semakin tinggi pula tingkat ketengikannya

(Apriyantono, 2002). Berdasarkan hasil penelitian maka rata-rata nilai TBA daging

sapi pada otot Longissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4.Nilai rata-rata TBA (mg/kgmalonaldehid) daging sapi Bali bagianototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan

Lamapenyimpanan

(Hari)

Level KBK (%)Rata-Rata

0 3 6 9

0 0,06 0,02 0,06 0,02 0,04a

8 0,13 0,06 0,08 0,07 0,08b

16 0,20 0,23 0,10 0,06 0,15c

Rata – rata 0,13c 0,10b 0,08b 0,05a

Keterangan :Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan sangatnyata (P<0,01)

1. Pengaruh berbagai level kulit biji kakao terhadap nilai TBA daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi

Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukan bahwa rata-rata nilai TBA

daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi dengan pemberian level kulit biji

kakao berpengaruh sangat nyata(P < 0,01). Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa ada perbedaan sangat nyata antara pemberian kulit biji kakao pada level 0%,

dan level 3%, namun tidak jauh berbeda dengan level 6%. Hal ini menunjukan nilai

TBA semakin menurun terutama pada pemberian kulit biji kakao pada level 9% yang

semakin baik mencegah terjadinya oksidasi lemak. Hal ini disebabkan karena

kandungan theobromine pada kulit biji kakao berperan sebagai antioksidan. Menurut

Priatna (1992), antioksidan merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah

atau mengurangi kecepatan oksidasi lemak, sehingga dapat mencegah kerusakan oleh

senyawa radikal.Menurut Suratmo (2012), antioksidan mampu memperlambat atau

mencegah proses oksidasi, sehingga suatu radikal bebas cenderung akan bereaksi

dengan adanya antioksidan daripada bereaksi dengan molekul yang lain.

2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai TBA daging sapi Bali bagian ototLongissimus dorsi

Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukan bahwa rata-rata nilai TBA

daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi pada lama penyimpanan berpengaruh

sangat nyata (P < 0,01). Terdapat perbedaan sangat nyata antara lama penyimpanan 0

hari, 8 hari dan 16 hari dengan mengalami peningkatan yaitu berturut-turut

0,04mg/kg, 0,08 mg/kg, dan 0,15 mg/kg. Lama penyimpananmenyebabkan semakin

banyak lemak yang teroksidasi sehingga bilangan TBA semakinmeningkat. Sammet

et al. (2006)menyebutkan dalam penelitiannya bahwa semakin lama waktu

penyimpanan maka bilangan TBA semakin meningkat. Menurut Muchtadi et al.

(2011) selama penyimpanan minyak dan lemak mengalami proses oksidasi

menghasilkan komponen seperti aldehid, keton dan asam lemak bebas yang

menyebabkan ketengikan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Ketaren (1986),

bahwa ketengikan terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen di dalam udara

terhadap asam lemak tidak jenuh di dalam lemak. Menurut Andarwulan et al(2011)

senyawa aldehid bersifat tidak stabil dan terdekomposisi menjadi senyawa yang lebih

sederhana seperti malonaldehid yang dapat dideteksi dengan pereaksi TBA.

Penelitian Amril (2013), menggunakan ekstrak kakao yang

mengandungsenyawa polifenol sebagai antioksidan pada daging sapi Bali bagian otot

Longissimus dorsi menunjukkan hasil yang samadenga nilai TBA semakin meningkat

pada lama penyimpanan. Peningkatan nilai TBA ini disebabkan karenadaging dalam

waktu relatif lama dapat memicu terjadinya reaksi oksidasi lemakyang disebabkan

oleh bakteri pengurai lemak jenis pseudommonas dan achomobacter akibat dari

oksigenasi yang semakin intensif merubah pigmen daging selama penyimpanan.

Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai TBA dengan lama penyimpanan tidak

melebihi batas yang ditentukan. Menurut Watts (1962), bahwa batas ambang nilai

TBA yaitu 1-2 mg/kg dan nilai rata-rata TBA berpengaruh dengan lama penyimpanan

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0 HARI 8 HARI 16 HARI

KBK 0%

KBK 3%

KBK 6%

KBK 9%

yang disebabkan oleh perubahan fisik daging yang mengalami proses oksidasi lemak

yang dapat meningkatkan nilai TBA.Adanya penambahan bahan yang berfungsi

sebagai antioksidan sehinggamampu menghambat proses oksidasi lemak oleh oksigen

pada daging sehingga nilai TBA yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang

ditentukan.

3. Interaksi antara level kulit biji kakao dan lama penyimpanan terhadap nilai TBAdaging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi

Gambar 5.Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpanan terhadapnilai TBA padadaging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi

Interaksi antara level kulit biji kakao dan lama penyimpanan melalui analisis

ragam ( Lampiran 1) berpengaruh sangat nyata (P < 0,01). Interaksi menunjukkan

bahwa level kulit biji kakao 9% lebih rendah pada hari ke 16 dibandingkan dengan

0%. Rendahnya angka TBA menunjukkan bahwa tingkat ketengikan dan reaksi

oksidasi lemak pada daging semakin kecil.

Uji Nilai DPPH (2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil)

Kandungan theobromine pada kulit biji kakao berfungsi sebagai antioksidan

yang dapat menetralisir atau meredam dampak negatife dari radikal bebas pada

daging.Radikal bebas bersifat reaktif untuk mencari pasangan elektron hingga

menjadi stabil dan menyerang membran lipid protein serta enzim untuk

menghancurkan struktur sel-sel tubuh dan mengubah ukuran dan bentuknya.Aktivitas

penangkap radikal bebas (proton) diketahui salah satu mekanisme untuk mengukur

aktivitas antioksidan (Othman et al, 2007).Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diakukan maka rata-rata nilai DPPHdaging sapi Bali pada otot Longissimus dorsi

pada level dan lama penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Nilai rata-rata DPPH(2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazil)daging sapi Balibagian ototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan

Lamapenyimpanan

(Hari)

Level KBK (%)Rata-Rata

0 3 6 9

0 99,73 98,99 99,81 98,31 99,21a

8 96,76 98,29 95,49 97,45 97,00a

16 65,11 85,09 93,16 96,26 84,90b

Rata – rata 87,20a 94,12b 96,15b 97,34b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan sangatnyata (P<0,01)

1. Pengaruh berbagai level kulit biji kakao terhadap nilai DPPH daging sapi Balibagian otot Longissimus dorsi

Hasil analisis ragam (Lampiran 2) menunjukan bahwa rata-rata nilai DPPH

daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi dengan pemberian level kulit biji

kakao berpengaruh sangat nyata (P < 0,01). Hal ini menunjukan adanya perbedaan

sangat nyata antara pemberian level kulit biji kakao 0% dengan 3% namun tidak jauh

berbeda dengan nilai DPPH pada pemberian level kulit biji kakao pada 6% dan 9%.

Meskipun demikian, konsentrasi level kulit biji kakao menunjukkan nilai DPPH yang

semakin besar pada daging, artinya kemampuan untuk mencegah terjadinya radikal

bebas meningkat sesuai penambahan level kulit biji kakao yang diberikan.

Theobromine pada kulit biji kakao mampu mencegah terjadinya radikal bebas

yang merupakan suatu spesies kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan dan sangat reaktif untuk mencari pasangannya dengan menarik

atau menyerang elektron dari senyawa lain sehingga menyebabkan senyawa tersebut

akan menjadi radikal juga. Reaksi oksidasi tidak hanya berkaitan dengan kerusakan

mutu daging, namun reaksi oksidasi yang terjadi berkaitan dengan munculnya

penyakit penyakit degeneratif seperti kanker dan liver.Target utama radikal bebas

didalam tubuh adalah protein, asam lemak tidak jenuh dan lipoprotein (Kosasih,

2004).

2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai DPPH daging sapi Bali bagian ototLongissimus dorsi

Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukan bahwa rata-rata nilai DPPH

daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi pada lama penyimpanan berpengaruh

sangat nyata (P < 0,01). Lama penyimpanan 0 hari tidak jauh berbeda dengan 8 hari,

namun berbeda sangat nyata pada lama penyimpanan 16 hari. Hal ini menunjukan

bahwa aktifitas antioksidan mengalami penururnan pada hari ke 16, ini disebabkan

kartena reaksi antioksidan pada daging juga semakin menurun, artinya aktivitas untuk

mencegah radikal bebas semakin kecil.

Menurunnya aktivitas antioksidan disebabkan semakin menurunnya kondisi fisik,

kimia dan biologis pada daging, sehingga cenderung mempengaruhi kandungan

0

20

40

60

80

100

120

0 HARI 8 HARI 16 HARI

KBK 0%

KBK 3%

KBK 6%

KBK 9%

theobromin sebagai antioksidan. Menurut Winarsi (2007), radikal bebas dan senyawa

oksigen reaktif yang diproduksi dalam jumlah yang normal, penting untuk fungsi

biologis untuk membunuh beberapa jenis bakteri dan jamur serta pengaturan

pertumbuhan sel, namun ia tidak menyerang sasaran spesifik, sehingga ia juga akan

menyerang asam lemak tidak jenuh ganda dari membran sel, sehingga dapat

menyebabkan kerusakan struktur.

3. Interaksi antara level kulit biji kakao dan lama penyimpanan terhadap nilaiDPPH daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi

Gambar 6.Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpanan terhadapnilai DPPH padadaging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi

Interaksi antara level kulit biji kakao dan lama penyimpanan melalui analisis

ragam (Lampiran 2) berpengaruh sangat nyata (P < 0,01). Interaksi menunjukkan

bahwa level kulit biji kakao 9% lebih tinggi pada hari ke 16 dibandingkan 0%.

Dengan demikian, semakin besar pemberian level kulit biji kakao aktifitas

antioksidan semakin meningkat dan akan mengalami penurunan pada lama

penyimpanan, artinya semakin sedikit aktifitas antioksidan dalam mencegah radikal

bebas.

Uji Theobromine

Theobromine bersifat larut dalam air, mengkristal, berupa serbuk yang terasa

pahit, warna putih atau tidak berwarna. Theobromine adalah isomer dari teofilin , dan

paraxanthine sehingga dikategorikan sebagai dimetil xantine yang berasal dari

metilxantin dengan 2 gugus metil. Senyawa ini merupakan alkaloid utama yang

ditemukan di kakao dan coklat (Gates dan Miners, 1999). Selain itu, theobromine

merupakan bagian dari senyawa metabolisme kafein dengan fungsi yang kurang lebih

sama, yaitu sebagai penguat rasa atau bumbu pada makanan (Misra et

al.,2008).Berdasarkan hasil penelitian maka rata-rata nilai Theobrominedaging sapi

pada otot Longissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6.Nilai rata-rata Theobromine (mg/kg) daging sapi Bali bagian ototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan sangatnyata (P<0,01)

1. Pengaruh berbagai level kulit biji kakao terhadap nilai Theobrominedaging sapiBali bagian otot Longissimus dorsi

Lama penyimpanan(Hari)

Level KBK (%)

Rata-rata3 6 9

0 0,15 0,19 0,19 0,18a

8 0,18 0,29 0,41 0,29b

16 0,33 0,35 0,38 0,35c

Rata – rata 0,22a 0,28b 0,32c

Hasil analisis ragam (Lampiran 3) menunjukan bahwa rata-rata nilai

Theobromine daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi dengan pemberian level

kulit biji kakao berpengaruh sangat nyata (P < 0,01). Pemberian level kulit biji kakao

0%, 6%, dan 9% memiliki nilai theobromin yang berbeda sangat nyata dengan

mengalami peningkatan berturut-turut 0,22%, ,28%, dan 0,32%. Meningkatnya

kandungan theobromine membuktikan bahwa aktifitas antioksidan lebih optimal

bekerja pada level 9%. Menurut Tahir dkk (2003), fungsi utama antioksidan

digunakan untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi lemak dan minyak,

memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa

pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung

dalam makanan.

Menurut Sartini (2013), menyatakan bahwa Theobromine seperti golongan

metilxantin lainnya yang dapat menghambat trigliserida, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan anticellulite atau anti obesitas dalam bentuk tunggal. Selain itu,

theobromine juga mampu mengatur metabolisme lemak, yaitu lemak yang digunakan

untuk energi dan protein untuk membangun metabolisme atau aktifitas organ tubuh

ternak yang akan mempengaruhi daging menjadi rendah lemak dan rendah kolesterol.

2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai Theobrominedaging sapi Bali bagianotot Longissimus dorsi

Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukan bahwa rata-rata nilai TBA

daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi pada lama penyimpanan berpengaruh

sangat nyata (P < 0,01). Terdapat perbedaan sangat nyata antara lama penyimpanan 0

hari, 8 hari dan 16 hari dengan mengalami peningkatan.Hal ini menunjukan bahwa

kadar theobromine yang terdapat pada daging sapi Bali berfungsi sebagai antioksidan

dalam memperpanjang lama penyimpanan dan memperkecil terjadinya proses

kerusakan dalam daging. Meskipun demikian tingginya angka theobromin pada lama

penyimpanan menyebabkan tidak adanya pengaruh terhadap nilai TBA yang

mengalami peningkatan dan niai DPPH yang mengalami penurunan. Theobromine

adalah senyawa 3,7dimethyl xanthin yang terdapat dalam kulit biji kako dan

merupkan derivate xanthin yang mengandung gugus metil. Xanthine sendiri bagian

dari dioksipurin yang mempunyai struktur mirip dengan asam urat atau dengan kata

lain melalui metabolisme purin. Menurut Vitahealth (2005), purin berasal dari

makanan, penghancuran sudah tua, serta hasil sintesa dari bahan-bahan yang ada

dalam tubuh seperti CO2, glutamine, glisin, dan asam folat terutama berasal dari

daging dan buah-buahan.

Kadar theobromine dapat dilihat berdasarkan methyl xanthin, akan tetapi pada

proses pengujian senyawa yang terukur bukan hanya methyl xanthin tetapi diduga

adanya xanthine dengan struktur kimia yang menyerupai theobromine. Metabolisme

purin yang berkembang dalam penyimpanan daging menghasilkan xanthine dan

meningkatkan ATP. Hal ini didukung oleh pendapat Ishikawaet al (2013), bahwa

melalui metabolisme postmortem akan membentuk ATP menjadi ADP kemudian

mengalami pembentukan AMP menjadi adenosine melalui adenosine deaminase

yang akan diubah menjadi inosin. Setelah itu, melalui purin nucleoside

00.10.20.30.40.5

0 HARI 8 HARI 16 HARI

KBK 3%

KBK 6%

KBK 9%

phosphorylaseinosine diubah menjadi hypoxanthine dan mengalami xanthine oxidase

menjadi xanthine.

3. Interaksi antara level kulit biji kakao dan lama penyimpanan terhadap nilaiTheobromine daging sapi Bali bagian otot Longissimus dorsi

Gambar 7.Interaksi level kulit biji kakao dengan lama penyimpanan terhadapnilai theobromine padadaging sapi Bali bagian ototLongissimusdorsi

Analisis ragam (Lampiran 3) menunjukan bahwa Interaksi antara level kulit biji

kakao dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai

theobromine. Hal ini membuktikan bahwa pemberian kadar theobromine pada level

kulit biji kakao mulai bekerja pada hari ke 8 dan seterusnya mengikuti angka hingga

lama penyimpanan hari ke 16. Semakin tinggi nilai theobromin, semakin besar

aktifitas antioksidan yang bekerja pada daging untuk mencegah atau mengurangi

kecepatan oksidasi lemak yang dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan

radikal yang melepaskan hidrogen atau radikal bebas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Peningkatan level kulit biji kakao dalam pakan menghasilkan nilai TBA lebih

rendah, nilai DPPH dan kandungan theobromine lebih tinggi.

2. Penyimpanan 16 hari menghasilkan nilai DPPH lebih rendah, dan sebaliknya nilai

TBA dan kandungan theobromine lebih tinggi dibanding tanpa dan penyimpanan

8 hari.

3. Interaksi menunjukkan bahwa pemberian level kulit biji kakao 6% dan 9% nyata

menghasilkan nilai TBA lebih rendah dan nilai DPPH yang lebih tinggi pada

penyimpanan 16 hari.

Saran

Sebaiknya penggunaan kulit biji kakao yaitu pada level 9% berdasarkan nilai

TBA, DPPH, dan Theobromine.

DAFTAR PUSTAKA

Aberle,E.D., Forrest, J.C., Hedrick, H.B., Judge, M.D., dan Merkel, R.A.2001.Principle of Meat Science. Kendall Hunt Publ, Lowa.

Adegbola,A. A. 1997. Utilization of Agro-industri by Product in Africa .FAO.Prodand Health Paper.

Ali, H., M. 2013. Perbaikan Kualitas Daging Sapi Bali melalui percepatan PemulihanCekaman Akibat Transportasi dengan Pemberian Teobromin dan Polifenol dariEkstrak Kakao. Unhas, Makassar.

Ali, H.M. dan Tolleng, A.L. 2011. Identifikasi Potensi Pakan dari Kebun Kakao.Laporan Kegiatan Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHKI) Tema C.Puslitbang SDA-LP2M Unhas, Makassar.

Amril. 2013.Kualitas Daging Sapi Sali Bagian Otot Longissimus dorsi yangDimarinasi Ekstrak Kakao pada Level dan Aama AgingBerbeda. FakultasPeternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Andarwulan, N., F. Kusnandar dan D. Herawati. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat,Jakarta.

Apriyantono, A. 1989. Analisis Pangan. Pusat Antar Universitas Pagan dan Gizi.IPB.Bogor.

Bispo, M., Cristina, M., Andrade, J., 2002, “Simultaneous Determination of Caffeine,Theobromine, and Theophylline by High performance LiquidChromatography”, Journal of Chromatography Sciene, Vol. 40, 46-49

Bonvehy, J. S., dan Coll, F. V. 1999. Protein Quality Assessment in cocoa husk.Food Research lnt.32 : 201-208.

Ch’ng, A. L. dan M. Wong. 1986. Utilization of cocoa shell in pig feed. Singapore. J.Pri. Ind. 14 (2) : 133-139.

Devendra, C. 1977. The Utilation of Cocoa Pod Husk by sheep. The MalaysianAgriculture Journal 51 : 179- 185.

Direktorat Jendral Peternakan. 1991. Pemanfaatan limbah industri perkebunan kakaosebagai bahan pakan.

Djamiko, B dan A. Pandjiwidjaya.1984. Teknologi Minyak dan Lemak I. JurusanTeknologi Industri. Fateta IPB, Bogor.

Erlinawati.1986. Kemungkinan Penggunaan Kulit Biji Coklat (Theobroma cacao L.)untuk Bahan Makanan Ternak Domba. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan,Institut Pertanian Bogor.

Febrina. R. N. R. 2012. Pengaruh Tingkat Penambahan Nanas (Ananas comosu) danLama Penyimpanan terhadap Tingkat Oksidasi Lemak dan Perubahan KualitasDendeng Giling Daging Sapi. Skripsi. Fakultas Peternakan. UniversitasHasanuddin. Makassar.

Fenneme, O.R. 1976. Principles of Food Science. Part I. Marcel Dekker, Inc, NewYork.

Gasic, U., S. Keckes, D. Dabic, J. Trifkovic, D.M. Opsenica, M. Natie and Z. Tesic.2014. Phenolic profile and antioxidant activity of serbian polyfroral honeys.Food Chem. 145: 599-607.

Gaspersz. 1991. Metode Peranangan Percobaan, terjemahan CV. Amico, Bandung

Gates,S Miners JO. 1999. Cytocrome P450 isoform selectivity in human hepatictheobromine metabolism. Br J Clin Pharmacol 47 (3): 299-305. Do:10.1046/j.1365-2125.1999.00890.x. PMC 2014222.PMID 10215755.

Gohl, B. 1981.Tropical Feeds. FAO-UN, Rome pp 389-390.

Grassi, D., Desideri,G., Necoione, S., Lippi, C., Casale, R., Properi, G., Blumberg,J.B., Ferri, C. 2011. Blood Pressure is Reduced and Insulin SensitivityIncreased In Glucose-Intolernt, Hypertensive Subjects After 15 Days ofConsumsing High-Polifenol Daark Chocolate. J. Nutr. 2008, 138, 1671-1676.

Gunawan, D. Pamungkas, dan L. Affandhy. 1998. Sapi Bali, Potensi, Produktivitasdan Nilai Ekonomi. Kanisius. Yogyakarta.

Hall, D. W. 1970. Handling and Storage of Food Grain in Tropical and Sub tropicalArea. FAO, Roma

Hamzah, P., R. Rangkuti, T. Haryati, Erlinawati dan T. Rustandi. 1987. Pengaruhtingkat pemberian kulit biji coklat (Theobroma Cacao L.) dalam rasum ternakdomba. Ilmu dan peternakan. Balai penelitian ternak, Bogor. 3 (1) : 161-164

Hutagalung, R. I. 1977. Non-tradisional feeding stuffs for livestock.Symp. Onfeedingstuffs for livestock in south east asia. Kuala Lumpur. Preprint No. 26

Irawan, B. 1983.Penilaian Manfaat Lmbah Industri Perkebunan sebagai BahanMakanan Ternak Ruminansia secara In Vitro. Karya Ilmiah. FakultasPeternakan, Institut Pertanian Bogor.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UniversitasIndonesia Press, Jakarta.

Kim, H. dan P.G. Keeney. 1983. (-) –EpicatecchinContent in Fermented andUnfermented cocoa beans. J. Food. Sci., 49; 1090-1092.

Kok TN,Park JW. 2007. Exxtending the self life of fish ball. J Food Qual.30:1-27.

Kosasih, E.N., Setiabudhi, T dan Heryanto, H. (2004). Peranan Antioksidan Pada

Lanjut Usia. Jakarta: Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Hal. 48-49,56-59.

Lawrie, R.A. 2003. Ilmu daging.Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Lehninger, A. R. 1978. Biochemistry.Worth Publisher.Inc. New York.

Miller R K. 1994a.Quality haracteristi. In Muscle Foods : Meat, Poultry and SeafoodTehnology. Kisman D N, Kotula A W, and Breidenstein B C, editor. New York: Chapman and Hall. Halaman 296-332.

Mualifah, S. 2009. Penentuan Angka Asam Thiobarbiturat Dan Angka PeroksidaPadaMinyak Goreng Bekas Hasil Pemurnian Dengan Karbon Aktif Dari BijiKelor(Moringa Oleifera, Lamk). Under Graduate, Universitas Islam Negeri(Uin) MaulanaMalik Ibrahim

Muchtadi, T. R., Sugiono dan F.Ayustaningwarno. 2011. Ilmu Pengetahuan BahanPangan. Alfabeta,Bandung.

Noller, C.R. 1965. Chemistry of Organic Compounds.3rd Ed. W. B. SoundersCompany. Philadelphia.

Olubamiwa ,O., Ikyo , S.M., Adebowale , B.A., 2006,” Effect of Boiling Time on theUtilization of Cocoa Bean Shell in Laying Hen Feeds” International Journal ofPoultry Science 5 (12): 1137-1139.

Osawal, K., Miyazakil, K. , Shimura, I., Okuda, J., Matsumoto, M and Ooshima, T.,2001, Identification of Cariostatic Substances in the Cacao Bean Husk: TheirAntiglucosyltransferase and Antibacterial Activities. Dent. Res., 80(11):2000-2004

Othman, A., Ismail, A., Ghani, N.A., Adenan, I., 2007, Antioxidant Capacity andPhenolic Content of Cocoa Bean. Food Chemistry.,1523-1530.

Priatna, A. C. 1992. Penggunaaan Kemasan Plastik dan Penambahan Antioksidanuntuk Mempertahankan Mutu Akam.Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB,Bogor.

Sammet, K., R. Duehlmeier, H. P. Sallmann, C.von Canstein, T. von Mueffling andB.Nowak. 2006. Assessment of theantioxidative potential of dietarysupplementation with a tocopherol in low nitrite salami type sausages. MeatSci. 72:270–279.

Sartini.2013. Pemanfaatan Kakao sebagai Sumber Bahan Aktif/ Pembantu SediaanFarmasi (Obat dan Kosmetik) dan Suplemen Makanan. Fakultas Farmasi.Universitas Hasanuddin,Makassar.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada UniversityPress.Yogyakarta.

Soesarsono.1988. Tekhnologi Penyimpanan Komodita Pertanian.IPB. Bogor

Sun, Y., dan J., Cheng. 2002. Hidrolisis of Lignocelluloses Materials for AfterEthanol Production: a review. Bioresour. Technol. 83: 1-11

Suratmo.2012. Reaksi Radikal Bebas dengan Suatu Materi, Kimia FMIPA UBMalang.

Tahir, I., Wijaya, K., dan Widyaningsih, D. 2003. Terapan Analisis Hansch untukAktivitas Antiokidan Senyawa Turunan Flavon/ Flavonol.Seminar onChemometris. Departemen Kimia Univeritas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tarka, S.M., Zoumas, B.L. and Trout, G.A. 1978. Examination of the effect of cocoashells and theobromine in lambs.Nutr. Rep. Internat., 18:301-312.

Taubert, D, Roesen R, R., Lehmann, C., Jung,N., Schoming, E. 2007. Effects of LowHabitual Cocoa Intake on Blood Pressure dan Bioactive Nitric Oxide. TheJournal of the American Medical Association 298: 49-60.

Vitahealth. 2005. Asam Urat, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Watts, BM. 1962. Meat products. In : Symposium on food lipids and their oxidation,AVI Publ. Co. Inc., Wetsport, CT, Pp : 202 [International Food ResearchJournal 17:221-227 (2010)].

Weniger, J.H., Funk, K. and Hartwig, W. 1955. Der Futterwert der Kakaoschalen undihre Wirkung auf die Milchprodukten. Archiv für Tierernährung 4:337-348.

Winarno, F. G dan B. S. Laksmi.1974. Dasar Pengawasan Sanitasi dan Keracunan.Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Winarsi,H.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius.Yogyakarta

Wong,H. K. dan A.H. Osman. 1986. The Nutritive Value and Rumen PermentationPattern in Sheep fed and dried Cocoa Pod Ration. Canberra.

Lampiran 1.Hasil perhitungan analisis ragam TBA daging sapi Bali bagian ototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan serta interaksikeduanya.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:TBA(mg/kg)

LEVELKBK

LAMAPENYIMPANAN Mean Std. Deviation N

A1 a1 .0676 .03964 3

a2 .1373 .04223 3

a3 .2049 .02247 3

Total .1366 .06709 9A2 a1 .0205 .00725 3

a2 .0619 .02040 3a3 .2368 .01105 3Total .1064 .10018 9

A3 a1 .0643 .04507 3a2 .0866 .06255 3a3 .1054 .01565 3Total .0855 .04318 9

A4 a1 .0218 .00315 3a2 .0733 .01340 3a3 .0669 .02110 3Total .0540 .02736 9

Total a1 .0436 .03485 12a2 .0898 .04526 12a3 .1535 .07436 12Total .0956 .06967 36

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:TBA(mg/kg)

SourceType III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .147a 11 .013 14.255 .000Intercept .329 1 .329 350.340 .000LEVEL_KBK .033 3 .011 11.587 .000LAMA_PENYIMPANAN .073 2 .037 38.932 .000LEVEL_KBK *LAMA_PENYIMPANAN .042 6 .007 7.364 .000

Error .023 24 .001

Total .499 36

Corrected Total .170 35

a. R Squared = .867 (Adjusted R Squared = .806)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:TBA(mg/kg)

(I)LEVELKBK

(J)LEVELKBK

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD A1 A2 .0302* .01445 .048 .0003 .0600

A3 .0511* .01445 .002 .0213 .0809

A4 .0826* .01445 .000 .0527 .1124

A2 A1 -.0302* .01445 .048 -.0600 -.0003

A3 .0209 .01445 .160 -.0089 .0508

A4 .0524* .01445 .001 .0226 .0822

A3 A1 -.0511* .01445 .002 -.0809 -.0213

A2 -.0209 .01445 .160 -.0508 .0089

A4 .0315* .01445 .040 .0016 .0613

A4 A1 -.0826* .01445 .000 -.1124 -.0527

A2 -.0524* .01445 .001 -.0822 -.0226

A3 -.0315* .01445 .040 -.0613 -.0016Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Multiple Comparisons

Dependent Variable:TBA(mg/kg)

(I)LAMAPENYIMPANAN

(J)LAMAPENYIMPANAN

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD a1 a2 -.0462* .01251 .001 -.0720 -.0204

a3 -.1099* .01251 .000 -.1358 -.0841

a2 a1 .0462* .01251 .001 .0204 .0720

a3 -.0637* .01251 .000 -.0896 -.0379

a3 a1 .1099* .01251 .000 .0841 .1358

a2 .0637* .01251 .000 .0379 .0896Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

TBA(mg/kg)

LAMAPENYIMPANAN N

Subset

1 2 3

Duncana a1 12 .0436

a2 12 .0898

a3 12 .1535

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.

Lampiran 2.Hasil perhitungan analisis ragam DPPH daging sapi Bali bagian ototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan serta interaksikeduanya.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

TBA(mg/kg)

LEVELKBK N

Subset

1 2 3

Duncana A4 9 .0540

A3 9 .0855

A2 9 .1064

A1 9 .1366

Sig. 1.000 .160 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:DPPH(%)

LEVELKBK

LAMAPENYIMPANAN Mean Std. Deviation N

A1 a1 99.7398 .09730 3

a2 96.7623 2.66423 3

a3 65.1159 4.71808 3

Total 87.2060 16.83711 9A2 a1 98.9924 .16344 3

a2 98.2976 1.06540 3a3 85.0902 16.07942 3Total 94.1267 10.53332 9

A3 a1 99.8108 .02238 3a2 95.4928 2.80955 3a3 93.1624 6.49172 3Total 96.1553 4.58736 9

A4 a1 98.3130 .76481 3a2 97.4580 1.77252 3a3 96.2654 .41752 3Total 97.3455 1.32986 9

Total a1 99.2140 .72134 12a2 97.0027 2.15748 12a3 84.9085 14.81065 12Total 93.7084 10.54658 36

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:DPPH(%)

SourceType III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3207.034a 11 291.549 10.200 .000Intercept 316125.402 1 316125.402 1.106E4 .000LEVEL_KBK 555.051 3 185.017 6.473 .002LAMA_PENYIMPANAN 1423.228 2 711.614 24.895 .000LEVEL_KBK *LAMA_PENYIMPANAN 1228.754 6 204.792 7.164 .000

Error 686.030 24 28.585

Total 320018.467 36

Corrected Total 3893.064 35

a. R Squared = .824 (Adjusted R Squared = .743)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:DPPH(%)

(I)LEVELKBK

(J)LEVELKBK

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD A1 A2 -6.9207* 2.52034 .011 -12.1225 -1.7190

A3 -8.9494* 2.52034 .002 -14.1511 -3.7476

A4 -10.1395* 2.52034 .000 -15.3412 -4.9378

A2 A1 6.9207* 2.52034 .011 1.7190 12.1225

A3 -2.0286 2.52034 .429 -7.2304 3.1731

A4 -3.2188 2.52034 .214 -8.4205 1.9830

A3 A1 8.9494* 2.52034 .002 3.7476 14.1511

A2 2.0286 2.52034 .429 -3.1731 7.2304

A4 -1.1901 2.52034 .641 -6.3919 4.0116

A4 A1 10.1395* 2.52034 .000 4.9378 15.3412

A2 3.2188 2.52034 .214 -1.9830 8.4205

A3 1.1901 2.52034 .641 -4.0116 6.3919Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = 28.585.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Multiple Comparisons

Dependent Variable:DPPH(%)

(I)LAMAPENYIMPANAN

(J)LAMAPENYIMPANAN

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD a1 a2 2.2113 2.18268 .321 -2.2935 6.7162

a3 14.3055* 2.18268 .000 9.8007 18.8104

a2 a1 -2.2113 2.18268 .321 -6.7162 2.2935

a3 12.0942* 2.18268 .000 7.5893 16.5990

a3 a1 -14.3055* 2.18268 .000 -18.8104 -9.8007

a2 -12.0942* 2.18268 .000 -16.5990 -7.5893Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = 28.585.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

DPPH(%)

LEVELKBK N

Subset

1 2

Duncana A1 9 87.2060

A2 9 94.1267

A3 9 96.1553

A4 9 97.3455

Sig. 1.000 .239

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = 28.585.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.

Lampiran 3.Hasil perhitungan analisis ragam theobromine daging sapi Bali bagianototLongissimus dorsi pada level dan lama penyimpanan serta interaksikeduanya.

DPPH(%)LAMAPENYIMPANAN N

Subset

1 2

Duncana a3 12 84.9085

a2 12 97.0027

a1 12 99.2140

Sig. 1.000 .321

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = 28.585.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:THEOBROMINE(%)

LEVELKBK

LAMAPENYIMPANAN Mean Std. Deviation N

A2 a1 .1537 .00365 3

a2 .1811 .01930 3

a3 .3332 .00254 3

Total .2227 .08431 9A3 a1 .1979 .01187 3

a2 .2971 .01003 3a3 .3525 .00468 3Total .2825 .06829 9

A4 a1 .1938 .01191 3a2 .4128 .04892 3a3 .3815 .04587 3Total .3294 .10807 9

Total a1 .1818 .02283 9a2 .2970 .10387 9a3 .3557 .03125 9Total .2782 .09590 27

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:THEOBROMINE(%)

SourceType III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .229a 8 .029 48.552 .000Intercept 2.089 1 2.089 3.551E3 .000LEVEL_KBK .052 2 .026 43.773 .000LAMA_PENYIMPANAN .141 2 .070 119.675 .000LEVEL_KBK *LAMA_PENYIMPANAN .036 4 .009 15.380 .000

Error .011 18 .001

Total 2.328 27

Corrected Total .239 26

a. R Squared = .956 (Adjusted R Squared = .936)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:THEOBROMINE(%)

(I)LEVELKBK

(J)LEVELKBK

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD A2 A3 -.0598* .01143 .000 -.0839 -.0358

A4 -.1067* .01143 .000 -.1307 -.0827

A3 A2 .0598* .01143 .000 .0358 .0839

A4 -.0469* .01143 .001 -.0709 -.0229

A4 A2 .1067* .01143 .000 .0827 .1307

A3 .0469* .01143 .001 .0229 .0709Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Multiple Comparisons

Dependent Variable:THEOBROMINE(%)

(I)LAMAPENYIMPANAN

(J)LAMAPENYIMPANAN

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD a1 a2 -.1152* .01143 .000 -.1392 -.0911

a3 -.1739* .01143 .000 -.1979 -.1498

a2 a1 .1152* .01143 .000 .0911 .1392

a3 -.0587* .01143 .000 -.0827 -.0347

a3 a1 .1739* .01143 .000 .1498 .1979

a2 .0587* .01143 .000 .0347 .0827Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

THEOBROMINE(%)

LEVELKBK N

Subset

1 2 3

Duncana A2 9 .2227

A3 9 .2825

A4 9 .3294

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.

THEOBROMINE(%)LAMAPENYIMPANAN N

Subset

1 2 3

Duncana a1 9 .1818

a2 9 .2970

a3 9 .3557

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .001.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Proses destilasi Pengambilan ekstrak daging

Memasukkan sample ke waterbath Setelah dipanaskan pada suhu 750 C

Setelah didiamkan selama 24 jam Uji TBA dengan spektrofotometer

Pengambilan sample setelah dihaluskan proses pengenceran sample

Sample yang dihomogenkan (divorteks) Penambahan DPPH

Penambahan DPPH dan Methanol Menentukan nilai DPPH melaluiSpektrofotometer

Lampiran 5. Metode pemberian pakan

1. Tahap- tahap pemberian pakan sebagai berikut :

e. Pembiasaan pakan basah berupa dedak kasar 10 kg, ampas tahu 15 kg,

bungkil kelapa 0,5 kg, dan garam 0,2 kg untuk 12 ekor sapi Bali jantan yang

diberikan setiap 2 kali sehari dalam bentuk bubur (kadar air 70%) .

f. Pakan perlakuan untuk 12 ekor sapi Bali jantan diberikan setiap 2 kali sehari

dalam bentuk konsentrat. Komposisi pakan perlakuan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1. Komposisi Pakan PerlakuanPakan A1 A2 A3 A4

Dedak

Molases

Bungkil kelapa

12 9 6 3

5 5 5 5

3 3 3 3

Kulit biji kakao 0 3 6 9

Garam 0.2 0.2 0.2 0.2

Mineral 6 6 6 6

2. Pemberian rumput 1 kali sehari sebanyak 1,5 kg/ekor/hari.

Gambar 3. Metode Pemberian Pakan

3. Pemotongan ternak dilaksanakan setiap hari (3 ekor per hari).

RIWAYAT HIDUP

INDRI RATNA SARI P akrab disapa Indri, lahir di Bantaeng

pada tanggal 20 April 1993 dari seorang Ayah yang bernama Drs.

Poniman dan seorang Ibu yang bernama Nurhayati S.Sos. Indri

adalah anak pertama dari lima bersaudara yang terdiri dari 3saudara

perempuan dan 2 saudara laki-laki. Dia memulai pendidikannya di Sekolah Taman

Kanak-kanak Aisyiah pada tahun 1999 yang dilanjutkan ke Sekolah dasar SD N 5

Lembang Cina, Bantaeng pada tahun 2000-2005. Setelah itu, melanjutkan lagi di

tingkat pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Bantaeng pada tahun 2005 –

2008.Kemudian melanjutkan ke tingkat Pendidikan Menengah Atas di SMA N 1

Bantaeng pada tahun 2009 – 2011.Selanjutnya pada tahun 2011 masuk ke jenjang

perkuliahan di tingkat perguruan tinggi negeri yakni di Universitas Hasanuddin

Makassar tepatnya di Fakultas Peternakan hingga sekarang tahun 2015.