aksiologi
TRANSCRIPT
AKSIOLOGI: ILMU DAN MORAL, TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN, REVOLUSI GENETIKA
Oleh :Fitri Ramayanti, S. Pd
06032681318061
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Mengacu pada pemahaman mengenai pemanfaatan ilmu, Suriasumantri (2010:249) mengemukakan: “Pengetahuan merupakan kekuasaan, kekuasaan yang dapat dipakai untuk kemaslahatan manusia”. Berarti ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat, dan kelestarian manusia. Tetapi terkadang pula ilmu dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri.
Apakah yang dimaksud dengan aksiologi? Bagaimanakah hubungan ilmu dan moral? Apa tanggung jawab sosial ilmuwan? Bagaimanakah sikap ilmuwan terhadap pemanfaatan revolusi genetika?
Istilah aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai.
Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. (Suriasumantri, 2010:234)
Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu:1. Moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini
melahirkan disiplin khusus, yaitu etika.2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini
melahirkan keindahan.3. Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang
akan melahirkan filsafat sosial politik.
ILMU DAN MORAL The Liang Gie (1987), memberikan pengertian ilmu
adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti.
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan, akhlak atau kesusilaan yang mengandungmakna tata tertib batin atau tata tertib nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup (Poespoprodjo, 1986; BP-7, 1993;Soegito, 2002).
ILMU vs MORAL
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia. Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif untuk membuat keputusan politik dengan berkiblat pada pertimbangan moral (Ihsan Fuad, 2010:276).
PERMASALAHAN MORAL-IPTEK, ILMUWAN TERBAGI DALAM 2 GOLONGAN PENDAPAT
GOLONGAN PERTAMA
• ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis.
• Ilmuwan menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya.
GOLONGAN KEDUA• netralitas ilmu terhadap
nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek penelitian, maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral.
TANGGUNG JAWAB ILMUWANkelangsungan hidup bermasyarakat :
bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat .
perubahan sosial :atas sesuatu yang bakal terjadi masa lampau dan juga masa depan.
bukan lagi memberikan informasi namun memberi contoh karena pengetahuan yang dimilikinya merupakan kekuatan yang akan memberinya keberanian.
REVOLUSI GENETIKA
Kemajuan reproduksi dan rekayasa manusia oleh manusia adalah sebuah contoh dari pesatnya ilmu. Konsekuensinya, ilmu bukan saja menimbulkan dehumanisasi, namun kemungkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain, ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. (Ihsan Fuad, 2010:273)
DAFTAR PUSTAKA
• Suriasumantri, Jujun. S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
• Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
• Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
• (http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu).
TERIMA KASIH