akmen 3
DESCRIPTION
kelompok 3TRANSCRIPT
RMK
AKUNTANSI MANAJEMENCost Volume Profit (CVP) Analysis
Oleh:
KELOMPOK 7
WAHYU IKO SANTOSA 121 535 1120
PRILA WINDA PUSPITA 121 535 1061
TJOKORDA GD A. SAYOGADITYA W.P.F 121 535 1065
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014Cost Volume Profit (CVP) Analysis
1. Variable Costing
Pengertian Variable Costing
Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan
harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok
produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (periode
cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan
sebagai biaya produksi.
Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen
dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek,
yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang
sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba
(cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang
berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang
berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau
divisi tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel
costing bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:
a. Perencanaan laba
b. Penentuan harga jual produk
c. Pengambilan keputusan oleh manajemen
d. Pengendalian biaya
2. Untuk pihak eksternal
Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula
digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
a. Penentuan harga pokok persediaan
b. Penentuan laba
Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar
variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas
dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perbedaan Konsep Variable Costing Dengan Full Costing
Perbedaan antara kedua konsep tersebut terletak pada tujuan utamanya, yaitu konsep
variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full
costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya kedua perbedaan
tersebut mengakibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya
mempengaruhi:
1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga pokok persediaan.
2. Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi.
2. Asumsi-asumsi dalam Cost Volume Profit (CVP) Analysis
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan menghandalkan beberapa
asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut.
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
Fungsi Linear Asumsi pertama yaitu fungsi biaya dan pendapatan linear, memerlukan
peertimbangan tambahan. Kita melihat bahwa saat kuantitas yang dijual meningkat,
pendapatan juga meningkat. Namun, kemudian, peningkatannya mulai tidak setajam
bila dibandingkan sebelumnya. Hal itu dijelaskan dengan mudah oleh kebutuhan
untuk menurunkan harga ketika unit yang terjual lebih banyak. Fungsi total biaya
lebih rumit, yaitu pada awalnya naik tajam, kemudian agak mendatar (sejalan dengan
terjadinya penigkatan tingkat pengembalian), selanjutnya kembali naik secara tajam
(sejalan dengan terjadinya penurunan tingkat pengembalian).
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biar variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
Rentang yang Relevan. Analisis CVP merupakan keputusan jangka pendek. (Kita
mengetahui bahwa analisis ini berorientasi jangka pendek karena sebagian biaya
adalah tetap). Hal yang kita perlukan hanyalah menetapkan rentang operasi berjalan
atau rentang yang relevan (Relevan range) yang menggambarkan hubungan biaya dan
pendapatan linear yang berlaku. Asumsi kedua ini berkaitan dengan penetapan
rentang yang relevan. Setelah rentang yang relevan diidentifikasi, selanjutnya biaya
dan hubungan harga diasumsikan supaya diketahui konstan.
3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
Produksi sama dengan Penjualan. Asumsi yang kedua adalah apa yang diproduksi
dapat dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode tersebut. Persediaan
tidak bedampak terhadap analisis impas merupakan hal yang dapat dimengerti.
Analisis impas adalah teknis pengambilan keputusan jangka pendek sehingga kita
dapat menutup seluruh biaya pada periode waktu tertentu. Persediaan mengandung
biaya-biaya dari periode sebelumnya dan tidak dipertimbangkan.
4. Untuk menganalisis multiproduk, diasumsikan buatan penjualan diketahui.
Bauran penjualan Konstan. Dalam analisis produk tunggal,bauran penjualan tentu saja
konstan-100 persen dari penjualan adalah satu produk. Analisis impas multiproduk
mensyaratkan suatu bauran penjualan yang konstan. Namun, tidak mungkin
memprediksikan bauran penjualannya dengan pasti. Dalam praktiknya, kendala ini
biasanya ditangani dengan anilisis sensitifitas. Dengan menggunakan kemampuan
analisis spredsheet, sensifitas variable pada berbagai bauran penjualan dapat dinilai
secara cepat.
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.
Harga dan biaya diketahui dengan pasti. Pada kenyataan perusahaan kurang
mengetahui pasti tentang harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti. Suatu
perubahan pada satu variabel biasanya mempengaruhi nialai variabel lainnya. Kerap
terdapat suatu distribusi probabilitas untuk diatasi. Selain itu, terdapat cara-cara
formal untuk pengaturan ketidakpastian secara eksplisit kedalam model CVP.
Pembahasan masalah-maslah tersebut akan diperkenalkan pada bagian berikutnya.
3. Mengaplikasikasikan Variable Costing dalam Menentukan Titik Impas (Break Even
Point)
Berikut cara mengaplikasikan menghitung titik impas untuk sebuah perusahaan berdasarkan
informasi yang Anda berikan . Titik impas Sebuah perusahaan terjadi ketika pada suatu titik di mana
total pendapatan sama dengan total biaya.
Analisis titik impas sangat tergantung pada variabel-variabel berikut :
Jual Harga per Unit : Jumlah uang yang dibebankan kepada pelanggan untuk setiap unit
produk atau jasa
Total Biaya Tetap : Jumlah semua biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi unit pertama
produk . Jumlah ini tidak berbeda dengan meningkatnya produksi atau penurunan , sampai
belanja modal baru yang diperlukan .
Variabel Satuan Biaya: Biaya yang berubah sesuai dengan produksi satu unit tambahan .
Total Biaya Variabel Produk dari penjualan unit yang diharapkan dan variabel biaya unit ,
yaitu , diharapkan penjualan unit kali biaya unit variabel .
Peramalan Laba Bersih : Total biaya total penerimaan dikurangi . Masukkan Nol ( 0 ) jika
Anda ingin mengetahui jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan keuntungan dari
nol (tapi akan memulihkan semua biaya yang terkait )
Setiap variabel ini saling bergantung pada analisis titik impas . Jika salah satu perubahan
variabel , hasilnya bisa berubah .
Biaya Total : Jumlah biaya tetap dan biaya variabel total untuk setiap tingkat produksi ,
yaitu , biaya tetap ditambah biaya variabel total .
Total Penerimaan : Produk dari penjualan unit yang diperkirakan dan harga satuan , yaitu ,
diperkirakan penjualan unit kali harga satuan .
Titik Impas : Jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan keuntungan dari nol (tapi
akan memulihkan semua biaya yang terkait ) . Dengan kata lain, titik impas adalah titik di
mana produk Anda berhenti biaya uang Anda untuk menghasilkan dan menjual , dan mulai
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Anda .
Metode analisis grafis ( bawah ) membantu Anda dalam memahami konsep titik impas . Namun, titik
impas ditemukan lebih cepat dan lebih akurat dengan rumus sebagai berikut :
Q = FC / ( UP - VC )
di mana :
Q = Break- even Point , yaitu , Unit produksi ( Q ) ,
FC = Biaya Tetap ,
VC = Biaya Variabel per Unit
UP = Harga Satuan
Oleh karena itu ,
Titik Impas Q = Biaya Tetap / ( Harga Satuan - Satuan Biaya Variabel )
Daftar Pustaka1. Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2009. Managerial Accounting, Edisi 8. Penerbit
Salemba Empat
2. http://organisasi.org/pengertian_definisi...even_point_ilmu_ekonomi_studi _pembangunan