akad istishna 2

33
Disusun oleh : 1. Maya Riska Lukman (C1C008045) 2. Farhania (C1C008061) 3. Zaidan Pratama (C1C008 4. Irwan Putra (C1C007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI

Upload: yaiank-lemot

Post on 27-Jun-2015

1.182 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKAD ISTISHNA 2

Disusun oleh :

1. Maya Riska Lukman (C1C008045)

2. Farhania (C1C008061)

3. Zaidan Pratama (C1C008

4. Irwan Putra (C1C007

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JAMBI

2010/2011

Page 2: AKAD ISTISHNA 2

KATA  PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan

karuniaNya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Akuntansi Syariah

pembahasan Akad Istishna’.

Pembahasan ini kami buat guna untuk mengikuti pelajaran Akuntansi Syariah guna untuk

memenuhi nilai mata kuliah Akuntansi Syariah..

Pembahasan ini bertujuan agar kami dan pembaca dapat mengetahui apa itu akad

istishna’, jenis-jenis nya, dasar syariah akad istishna’, perlakuan akuntansi yang mengatur nya,

dan bagaimana cara perhitungan nya sehingga dapat dipraktikkan apabila diperlukan.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca untuk dapat

diterapkan.

Page 3: AKAD ISTISHNA 2

AKAD ISTISHNA’

1. Pengertian Istishna’

Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan

persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual

(pembuat, shani’).

Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah

disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).

Karakteristik Akad Istishna’

Barang pesanan harus memenuhi kriteria:

a. memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;

b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan

c. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis,

kualitas, dan kuantitasnya.

Perbedaan Istishna Dengan Salam Dan Perbandingan Antara Keduanya

SUBJEK SALAM ISTISHNA ATURAN &

KETERANGAN

Pokok Kontrak Muslam Fiih Mashnu’ Barang Di

Tangguhkan Dengan

Spesifikasi

Harga Dibayar Saat

Kontrak

Bisa Saat Kontrak,

Bias Di Angsur,

Bias Di Kemudian

Hari

Cara Penyelesaian

Pembayaran

Merupakan

Perbedaan Utama

Antara Salam Dan

Istishna

Page 4: AKAD ISTISHNA 2

Sifat Kontrak Mengikat Secara

Asli

Mengikat Secara

Ikutan

Salam Mengikat

Semua Pihak Sejak

Semula, Sedangkan

Istishna Menjadi

Pengikat Untuk

Melindungi

Produsen Sehingga

Tidak Ditinggalkan

Begitu Saja Oleh

Konsumen Secara

Tidak Bertanggung

Jawab

Kontrak Pararel Salam Pararel Istishna’ Pararel Baik Salam Pararel

Maupun Istishna

Pararel Sah Asalkan

Kedua Kontrak

Secara Hokum

Terpisah

2. Jenis Akad Istishna’

a. Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan

barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang

disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat,

shani’).

b. Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan

pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan,

penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor)

yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad

istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu

penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi.

Page 5: AKAD ISTISHNA 2

3. Dasar Syariah

Dari Al-Qur’an: al Baqarah ayat 282

فاكتبوه ....... مسمي أجل إلي بدين تداينتم إذا ءامنوا الذين أيها يا

Artinya: wahai orang-orang yang beriman jika kalian berhutang dengan sebuah

hutang dengan waktu yang telah di tentukan, maka tuliskanlah hutang tersebut.

Dari Hadits:

( الستة ( األئمة أخرجه معلوم أجل إلي معلوم ووزن معلوم كيل ففي شئ أسلففي من

“ Barang siapa yang melakukan salaf, hendaknya melakukan dengan takaran yang

jelas dan timbangan yang jelas pula untuk jangka waktu yang telah diketahui.

a. masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas dan terus menerus

tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’ sebagai

kasus ijma’ atau konsensus umum.

b. keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang

seringkali memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka

cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk

mereka.

c. istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama

tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.

Rukun & Ketentuan Syariah

– Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/ mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).

Harus Cakap Hukum dan Baligh

– Obyek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang

berbentuk harga

– ijab kabul/serah terima

Ketentuan tentang Pembayaran

Page 6: AKAD ISTISHNA 2

– Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau

manfaat; demikian juga dengan cara pembayarannya

– Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila

setelah akad ditandatangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka

penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli.

– Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan

– Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang

Ketentuan tentang barang

– Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu), sehingga tidak ada lagi

jahalah dan perselisihan dapat dihindari.

– Penyerahannya dilakukan kemudian

– Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

– Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya

– Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai

kesepakatan

– Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,

pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau

membatalkan akad.

– Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan hukumnya

mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia

telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan.

Berakhirnya istishna’

kondisi-kondisi berikut:

– dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak

– persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak

Page 7: AKAD ISTISHNA 2

– pembatalan hukum kontrak. Ini jika muncul sebab yang masuk akal untuk

mencegah dilaksanakannya kontrak atau penyelesaiannya, dan masing-masing

pihak bisa menuntut pembatalannya

4. Perlakuan Akuntansi (PSAK 104)

1. Akuntansi untuk Penjual

Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:

a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan,

atau tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk istishna’ paralel.

b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akad dan praakad.

c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat produsen/ kontraktor tidak dapat

memenuhi kewajiban jika ada.

Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima

dari produsen/kontraktor diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian, jurnal

melakukan pengeluaran untuk akad istishna’

Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

Cr. Persediaan, kas, utang, dll xxx

Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan untuk

memenuhi kewajiban akad tersebut.

Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya

istishna’ jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut

dibebankan pada periode berjalan.

Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:

Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

Cr. Kas xxx

Page 8: AKAD ISTISHNA 2

Jika Akad disepakati, maka dicatat:

Dr. Beban Istishna’ xxx

Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat:

Dr. Beban xxx

Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual

memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan

istishna’.

Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2 metode:

1. Metode persentase penyelesaian, adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring

dengan proses penyelesaian berdasarkan akad istishna’.

2. Metode akad selesai adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses

penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.

bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan

ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan

pendapatan dan margin keuntungan adalah:

Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx

Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan) xxx

Cr. Pendapatan Istishna’ xxx

(pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan )

Page 9: AKAD ISTISHNA 2

Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’

diakui sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.

Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan

keuntungan sampai dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan

diakui pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan.

Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan

melebihi pendapatan istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui.

Pada saat penagihan (metode persentase penyelesaian& akad selesai):

Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx

Cr. Termin Istishna’ xxx

Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun Aset

Istishna’ dalam penyelesaian.

Pada saat penerimaan tagihan, jurnal::

Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx

Cr. Piutang Usaha xxx

Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi

menjadi 2 bagian:

margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung

apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase

penyelesaian.

Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx

Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx

Cr. Pendapatan Istishna’ xxx

(pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan )

Page 10: AKAD ISTISHNA 2

Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui

selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran.

- pada saat penandatanganan akad:

Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad) xxx

Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx

- Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai:

Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx

Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx

Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima) xxx

Cr. Kas xxx

Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:

a. Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh

pembeli akhir.

b. Termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah tagihan termin penjual

kepada pembeli akhir.

Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna' dalam laporan

keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:

a. metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna';

b. metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang

berjalan;

c. rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang;

d. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan

Syari’ah.

Page 11: AKAD ISTISHNA 2

2. Akuntansi untuk Pembeli

Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang

ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual.

Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

Cr. Utang kepada Penjual xxx

Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi

pelunasan utang istishna’

Dr. Beban istishna’ xxx

Cr. Beban istishna’ tangguh xxx

Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan

spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah

dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui

sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk

penyisihan kerugian piutang.

Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx

Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:

a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.

b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar:

(i) persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna'

paralel; atau

(ii) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna'.

Page 12: AKAD ISTISHNA 2

5. Contoh Perlakuan Akuntansi

ISTISHNA’

KSP/ USP SEBAGAI PENJUAL

Contoh soal berikut dapat menjelaskan perlakuan akuntansi  Istishna , yakni KSP/ USP bertindak

selaku penjual atas suatu barang/ proyek  pesanan sebagai berikut :

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Akad dilakukan untuk pembangunan  gudang  sembako ukuran 25 m2

dengan harga jual/ kontrak per-m2 bangunan sebesar Rp.1.000.000,00

atau seluruhnya sebesar =

25.000.000,00

Cara pembayaran dilakukan dengan metode akad  proyek selesai,

namun KSP/ USP dapat melakukan penarikan uang muka proyek pada

saat akad telah ditandatangani sebesar 20% dari nilai kontrak (sebesar

Rp. 5.000.000,00)

Jangka waktu pengerjaan proyek dilakukan selama 3 bulan, dan akan

selesai/ diserahkan pada tanggal  15 Nopember 2003

Taksiran Harga Pokok Proyek 18.750.000,00

Marjin Keuntungan proyek 6.250.000,00

Pengakuan Pendapatan dan keuntungan Istishna (dan Istishna Paralel), pendapatan

Istishna adalah jumlah harga yang disepakati dalam akad antara KSP/ USP dengan

Pembeli Akhir, termasuk marjin keuntungan. Marjin keuntungan adalah selisih antara

pendapatan Istishna dan harga pokok istishna.

Pendapatan Istishna diakui dengan menggunakan 2 (dua) metode, yakni

metode %-tase penyelesaian , ataumetode akad selesai.

Jika metode %-tase penyelesaian digunakan, maka

Page 13: AKAD ISTISHNA 2

bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode

tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan.

bagian marjin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada

aktiva istishna dalam penyelesaian.

pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan

sampai dengan periode tersebut.

Jika estimasi %-tase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak dapat

ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka digunakan metode

akad selesai dengan ketentuan sebagai berikut :

Tidak ada pendapatan Istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai

Tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai.

tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam penyelesaian sampai dengan

pekerjaan tersebut selesai; dan

pengakuan pendapatan Istishna, harga pokok istishna , dan keuntungan dilakukan hanya pada

akhir penyelesaian pekerjaan.

Jurnal pada saat penerimaan uang muka proyek sebesar Rp. 5.000.000,00

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Kas 5.000.000,00 -

Titipan Uang Muka Proyek Istishna - 5.000.000,00

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna adalah sebagai berikut :

Biaya Istishna terdiri dari :

Biaya langsung, terutama biaya yang menghasilkan barang/ proyek  pesanan; dan

Page 14: AKAD ISTISHNA 2

biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-akad) yang

dialokasikan secara obyektif.

Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika

akad ditandatangani, tetapi jika akad tidak ditandatangani, maka biaya tersebut dibebankan pada

periode berjalan; dan

Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva Isthisna

Dalam penyelesaian pada saat terjadinya.

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel adalah sebagai berikut :

Biaya Istishna Paralel teridri dari

biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan kontraktor kepada KSP/ USP;

biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-akad) yang

dialokasikan secara obyektif;

semua biaya akibat kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya (jika ada).

Biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan

dari kontraktor sejumlah tagihan

Tagihan setiap termin dari KSP/ USP kepada pembeli akhir diakui sebagai Piutang

Istishna, dan sebagai termin istishna pada pos lawan

Didalam soal biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh KSP/ USP dalam rangka

pembangunan proyek tersebut adalah sebesar Rp. 18.750.000,00. dan sekaligus

merupakan nilai akhir dari Aktiva Istishna Dalam penyelesaian.(100% proyek selesai)

Pada akhir penyelesaian proyek (proyek 100% Selesai), telah dilakukan penagihan

kepada Pembeli akhir dengan perhitungan sebagai berikut ( dengan menggunakan metode

akad selesai) :

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

Page 15: AKAD ISTISHNA 2

(Rp.)

Nilai Kontrak-Proyek 25.000.000,00

Dikurangi : Uang Muka Proyek 5.000.000,00

Tagihan proyek (net) 20.000.000,00

Harga Pokok Proyek (=Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian) 18.750.000,00

Jurnal penyelesaian dari transaksi no. 10 tersebut adalah sebagai berikut :

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Piutang Istishna 20.000.000,00 -

Uang Muka Proyek Isthisna 5.000.000,00 -

Persediaan Istishna - 18.750.000,00

Pendapatan Marjin Istishna (bersih) - 6.250.000,00

Pada saat pembayaran piutang istishna dilakukan jurnal sebagai berikut :

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Kas/ rekening Pembeli (Anggota) 20.000.000,00 -

Piutang  Isthisna - 20.000.000,00

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Pendapatan proyek Istishna 25.000.000,00

Dikurangi : Harga Pokok Proyek 18.750.000,00

Keuntungan proyek istishna 6.250.000,00

ISTISHNA PARALEL

Page 16: AKAD ISTISHNA 2

Jika KSP/ USP  bertindak selaku penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub-

kontraktor) selaku Pembeli untuk menyediakan barang/ proyek pesanan dengan cara

istishna, maka hal ini disebut dengan Istishna Paralel. (menggabungkan dua akad

istishna beli dan istishna jual)

KSP/ USP SEBAGAI PEMBELI

Contoh soal berikut menjelaskan perlakuan akuntansi  Istishna , yakni KSP/ USP bertindak

selaku pembeli atas suatu barang/ proyek  pesanan, dengan cara pembayaran kepada penjual

(kontraktor) berdasarkan metode akad selesai :

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Akad dilakukan untuk pembangunan  gudang  sembako ukuran 25

m2 dengan harga kontrak sebesar per-m2 bangunan sebesar

Rp.750.000,00 atau seluruhnya sebesar =

18.750.000,00

Cara pembayaran dilakukan dengan menggunakan metode akad

selesai, namun penjual (sub-kontraktor) dapat menarik uang muka

proyek pada saat akad telah  ditandatangani sebesar 20% (= Rp.

3.750.000,00)

Jangka waktu pengerjaan proyek dilakukan selama 3 bulan, dan

akan selesai/ diserahkan pada tanggal  30 Oktober 2003

Pengakuan Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian, KSP/ USP mengakui Aktiva Istishna

Dalam Penyelesaian sebesar jumlah yang ditagih oleh penjual, dan sekaligus mengakui

timbulnya Utang Istishna kepada Penjual. Contoh sebagaimana data pada table dibawah

ini:

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Page 17: AKAD ISTISHNA 2

Pembayaran Uang Muka sebesar = 3.750.000,00

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Aktiva Istishna Dalam penyelesaian 3.750.000,00 -

Kas/ rekening Penjual (Sub-

Kontraktor)

- 3.750.000,00

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Mendapat tagihan  proyek selesai sebesar  = 15.000.000,00

Pembayaran dilakukan 1 minggu semenjak tagihan disampaikan

oleh sub-kontraktor

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian 15.000.000,00 -

Utang Isthisna - 15.000.000,00

Utang Istishna 15.000.000,00-

Kas/ rekening Sub-Kontraktor - 15.000.000,00

Setelah jurnal   tersebut, maka pada buku pembantu Perkiraan Aktiva Istishna Dalam

penyelesaian akan nampak mutasi sebagai berikut :

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian-Proyek Pembanguan Gudang Sembako

KETERANGAN TRANSAKSI DEBET KREDIT SALDO

Page 18: AKAD ISTISHNA 2

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

Saldo - - 0,00

Pembayaran Uang Muka 3.750.000,00 - 3.750.000,00

Pembayaran Proyek selesai 15.000.000,00 - 18.750.000,00

Jika proyek terlambat diserahkan sesuai tangal kontrak karena kelalaian Penjual (Sub-

Kontraktor),  dan mengakibatkan timbulnya kerugian pada KSP/ USP, maka  :

Kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek (Akad Kafalah-Performance

Bond) yang telah diserahkan oleh Penjual.

Apabila kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui

sebagai Piutang Jatuh Tempo kepada Sub-Kontraktor

Contoh butir 3.1 dan 3.2 diatas,  Sub-Kontraktor terlambat menyelesaikan proyek sesuai dengan

tanggal yang ditetapkan dalam kontrak, atas keterlambatan tersebut KSP/ USP menderita

kerugian financial  sebesar Rp.  5.000.000,00.

Klaim garansi telah dilakukan dan memperoleh hasil klaim sebesar Rp. 15.000.000,00 , atau

Klaim telah dilakukan dengan hasil  klaim sebesar Rp. 4.500.000,00

Jurnal yang dilakukan atas transaksi 3.3.1 dan 3.3.2. adalah sebagai berikut :

JURNAL PERKIRAAN DEBET KREDIT

Page 19: AKAD ISTISHNA 2

(Rp) (Rp.)

Kas dari hasil klaim Performance Bond 15.000.000,00 -

Rekening Sub-kontraktor

(pengembalian sisa klaim)

- 10.000.000,00

Kerugian Transaksi Istishna - 5.000.000,00

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Kas dari hasil klaim Performance Bond 4.500.000,00 -

Piutang jatuh Tempo kpd Sub-Kontraktor

(kekurangan klaim)

500.000.00

Kerugian Transaksi Istishna - 5.000.000,00

Jika KSP/ USP menolak menerima proyek pesanan tersebut karena tidak sesuai dengan

spesifikasi, dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan

kepada sub-kontraktor, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh

tempo kepada sub-kontraktor. Contoh sebagaimana data pada table dibawah ini

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Nilai Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian 18.750.000,00

Dikurangi : Klaim yang diperoleh 10.000.000,00

Kekurangan jumlah uang yang belum diperoleh kembali (Piutang

Jatuh Tempo kpd Sub-Kontraktor)

8.750.000,00

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Kas dari hasil klaim 10.000.000,00 -

Piutang Jatuh Tempo kpd Sub Kontraktor 8.750.000,00 -

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian - 18.750.000,00

Jika KSP/ USP menerima hasil proyek yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka

barang/ proyek tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan

Page 20: AKAD ISTISHNA 2

biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Contoh

: setelah proyek selesai, KSP/ USP melakukan penilaian kembali proyek dan diantaranya

diketemukan beberapa spesifikasi proyek yang tidak sesuai, dari hasil penaksiran kembali

tersebut ternyata nilai wajar proyek ditaksir sebesar Rp. 17.500.000,00. Jurnal dari transaksi ini

adalah sebagai berikut :

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Kerugian Proyek Istishna 1.250.000,00 -

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian - 1.250.000,00

Jika pembangunan proyek oleh sub-kontraktor berjalan sesuai jadual, dan tidak terjadi

permasalahan sebagaimana butir 3 s/d 5, maka pada saat KSP/ USP menerima serah terima

barang (proyek) dari sub-kontraktor dilakukan jurnal sebagai berikut :

JURNAL PERKIRAAN DEBET

(Rp)

KREDIT

(Rp.)

Persediaan Istishna 18.750.000,00 -

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian - 18.750.000,00

Contoh soal berikut menjelaskan perlakuan akuntansi  Istishna , yakni KSP/ USP

bertindak selaku pembeli atas suatu barang/ proyek  pesanan dengan cara pembayaran

berdasarkan metode %-tase penyelesaian (per-termin) :

KETERANGAN TRANSAKSI JUMLAH

(Rp.)

Akad dilakukan untuk pembangunan  gudang  sembako ukuran 25

m2 dengan harga kontrak sebesar Rp. 750.000,00 per-m2 bangunan

atau seluruhnya sebesar =

18.750.000,00

Page 21: AKAD ISTISHNA 2

Cara pembayaran dilakukan per-termin sebagai berikut :

Sebesar 20% dibayar saat kontrak ditandatangani, atau

sebesar Rp. 3.750.000,00

Sebesar 30% dibayarkan sebagai termin ke-1 jika

penyelesaian bangunan telah mencapai 40% penyelesaian atau

sebesar Rp. 5.625.000,00

Sebesar Rp. 30 % dibayarkan sebagai termin ke-2 setelah

bangunan telah mencapai 75% penyelesaian, atau sebesar Rp.

5.625.000,00

Sebesar 20% dibayarkan sebagai termin ke-3 setelah

bangunan mencapai 100% penyelesaian, atau sebesar Rp.

3.750.000,00

Jangka waktu pengerjaan proyek dilakukan selama 3 bulan, dan

akan selesai/ diserahkan pada tanggal  30 Oktober 2003

Sebagaimana pada metode akad selesai, pengakuan aktiva Istishna dalam penyelesaian

pada metode %-tase penyelesaian diakui saat timbulnya tagihan  dari penjual (sub-

kontraktor), dan sekaligus mengakui timbulnya Utang Istishna kepada Penjual.

Pada saat pembayaran termin telah mencapai 100% pembayaran, maka pada buku

pembantu Perkiraan Aktiva Istishna Dalam penyelesaian akan nampak mutasi sebagai

berikut :

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian-Proyek Pembanguan Gudang Sembako

KETERANGAN TRANSAKSI DEBET

(Rp.)

KREDIT

(Rp.)

SALDO

(Rp.)

Saldo - - 0,00

Page 22: AKAD ISTISHNA 2

Pembayaran Uang Muka 3.750.000,00 - 3.750.000,00

Pembayaran termin ke-1 5.625.000,00 - 9.375.000,00

Pembayaran termin ke-2 5.625.000,00 - 15.000.000,00

Pembayaran termin ke-3 3.750.000,00

PENUTUP

Bai’ istishna’ adalah akad jual beli antara pemesanan (mustashni’)

dengan penerimaan pesanan (shani’) atas sebuah barabg dengan spesifikasi

Page 23: AKAD ISTISHNA 2

tertentu (mashnu’), contohnya untuk barang-barang industry ataupun

property. Spesifikasi dan harga barang pesanan haruslah sudah disepakati

pada awal akad, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka, melaluicicilan,

atau ditangguhkansampai suatu waktu pada masa yang akan datang.

Secara teknis, istishna’ bisa diartikan akad besama produsen untuk

suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang

akan dibuat oleh produsen yang juga menyediakan bahan bakunya,

sedangkan jika bahan bakunya dari pemesan, maka akad itu akan menjadi

akad ijarah (sewa), pemesan hanya menewa jasa produsen untuk membuat

barang.

Istishna’ menyerupai akan salam, karena ia termasuk bai’ ma’dum

(jual beli barang yang tidak ada), juga karena barang yang dibuat melekat

pada waktu akad pada tanggungan pembuat (shani’) atau penjual. Tetapi

istishna’ berbeda dengan salam, dalam hal yang tidak wajib pada istishna’

untuk mempercepat dan penyerahan, serta tidak adanya barang tersebut di

pasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Wasilah,Sri Nurhayati. 2009,2008. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Penerbit Salemba Empat:Jakarta.

Page 24: AKAD ISTISHNA 2

Antonio,Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah. Gema Insani Press:Jakarta.

Arifin,Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Azkia Publisher:Tangerang.