aitakata

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan pada neuropati jepitan yang paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum. Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dipublikasikan oleh Piere Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Bermacam–macam istilah dipakai untuk menggambarkan keadaan klinis ini, Schulze 1893 memakai istilah parestesi akral (acroparaesthesia). Pada tahun 1938 istilah sindrom terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome) diperkenalkan oleh Moersch. Sejak itu mulai dilakukan bermacam-macam tes provokasi untuk mempertajam penegakan diagnosis dan cara-cara penanganan serta pengobatannya. Carpal tunnel syndrome umumnya menyerang sistem saraf, akibat adanya tekanan pada saraf medial pada pergelangan carpal tunnel . Pada tahun 1995 Ellis, melaporkan bahwa penderita carpal tunnel syndrome di negara Amerika lebih dari 5 juta orang. Biasanya carpal tunnel syndrome ini diderita oleh pria dan wanita yang berusia antara 35 dan 55 tahun. Dan sekitar 500.000 ahli bedah tiap tahunnya mengoperasi penderita carpal tunnel syndrome. Umumnya wanita penderita carpal tunnel syndrome yang melakukan operasi 1

Upload: fahrul-rinja

Post on 14-Feb-2015

44 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hai

TRANSCRIPT

Page 1: AITAKATA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan pada neuropati jepitan yang

paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam

terowongan karpal pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum.

Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dipublikasikan oleh Piere

Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Bermacam–macam istilah dipakai untuk

menggambarkan keadaan klinis ini, Schulze 1893 memakai istilah parestesi

akral (acroparaesthesia). Pada tahun 1938 istilah sindrom terowongan karpal

(Carpal Tunnel Syndrome) diperkenalkan oleh Moersch. Sejak itu mulai

dilakukan bermacam-macam tes provokasi untuk mempertajam penegakan

diagnosis dan cara-cara penanganan serta pengobatannya.

Carpal tunnel syndrome umumnya menyerang sistem saraf, akibat adanya

tekanan pada saraf medial pada pergelangan carpal tunnel. Pada tahun 1995

Ellis, melaporkan bahwa penderita carpal tunnel syndrome di negara Amerika

lebih dari 5 juta orang. Biasanya carpal tunnel syndrome ini diderita oleh pria

dan wanita yang berusia antara 35 dan 55 tahun. Dan sekitar 500.000 ahli

bedah tiap tahunnya mengoperasi penderita carpal tunnel syndrome.

Umumnya wanita penderita carpal tunnel syndrome yang melakukan operasi

berusia 45 sampai 55 tahun, sedangkan laki-laki penderita carpal tunnel

syndrome yang melakukan operasi berusia diatas 65 tahun. Biasanya operasi

dilakukan oleh seseorang yang baru mengetahui adanya gejala carpal tunnel

syndrome, yang gejalanya sudah mendekati 2-3 bulan. Operasi juga dilakukan

bila gejala ini telah berlangsung lama, sekitar 1 tahun.

Carpal tunnel syndrome juga dapat ditangani oleh seorang fisioterapis

yang telah mendalami ilmu fisioterapi. Fisioterapi adalah ilmu yang

menitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat

gerak atau fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses

atau metode terapi gerak.

Berdasarkan kompetensi yang dimiliki, seorang fisioterapis mempunyai

keterampilan yang lebih baik dalam mengobati pasien yang menderita carpal

1

Page 2: AITAKATA

tunnel syndrome, karena fisioterapis memiliki pengetahuan yang lebih banyak

mengenai sistem gerak. Selain itu juga fisioterapis memiliki kelebihan dalam

menangani penederita carpal tunnel syndrome, seorang fisioterapis memiliki

keahlian dalam menyembuhkan tanpa operasi dan injeksi, melainkan

menggunakan modalitas-modalitas yang dimiliki oleh fisioterapi, seperti

modalitas alat dan terapi gerakan latihan untuk penderita carpal tunnel

syndrome.

Dengan begitu diharapkan dengan adanya tenaga fisioterapis dapat

mengurangi dampak resiko pada operasi dan injeksi, dan lebih mengutamakan

metode terapi yang jauh lebih aman, serta diharapkan pula penderita carpal

tunnel syndrome dapat berkurang.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang masalah, maka secara garis besar rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara fisioterapis menangani penderita carpal tunnel syndrome?

2

Page 3: AITAKATA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fisioterapi pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome

1. Carpal Tunnel Syndrome

Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan pada neuropati jepitan

yang paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam

terowongan karpal pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum.

Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dipublikasikan oleh

Piere Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Bermacam-macam istilah

dipakai untuk menggambarkan keadaan klinis ini, Schulze 1893 memakai

istilah parestesi akral (acroparaesthesia). Pada tahun 1938 istilah

sindroma terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome) diperkenalkan

oleh Moersch. Sejak itu mulai dilakukan bermacam-macam tes provokasi

untuk mempertajam penegakan diagnosis dan cara-cara penanganan serta

pengobatannya.

Berikut adalah beberapa hasil kesimpulan berdasarkan beberapa

penelitian yang telah dilakukan, yaitu :

1. Carpal tunnel syndrome merupakan bagian terbesar dari semua

neuropati jebakan.

2. Wanita lebih banyak terkena dibandingkan pria, terutama diatas usia

40 tahun.

3. Mengenai kedua tangan tetapi lebih sering dan lebih berat mengenai

tangan yang dominan.

4. Banyak ditemukan pada orang yang melakukan pekerjaan tangan

tertentu, kadang dapat hilang dengan mengganti aktivitas tersebut.

Wibowo BS pada penelitiannya di Jakarta mendapatkan hasil tidak

jauh berbeda yaitu:

1. Wanita lebih sering terkena dengan perbandingan 6,25:1.

2. Lebih sering mengenai tangan kanan (4:1) atau lebih berat pada tangan

kanan (2,22:1) bila bilateral.

3. Terbanyak mengenai golongan usia 46-50 tahun.

3

Page 4: AITAKATA

a. Anatomi Carpal

Terowongan karpal terletak di pergelangan tangan.

Kerangkanya dibentuk oleh 8 buah tulang karpal yang tersusun atas

dua deret. Deretan proksimal terdiri dari (lateral ke medial) tulang

navikulare, lunatum, triqetrum dan pisiformis. Deretan distal terdiri

dari (lateral ke medial) tulang trapesium (Multangulum mayus),

trapezoidum (Mulatangulum minus), kapitatum dan hamatum. Di

bagian proksimal tulang-tulang karpal ini bersendi dengan bagian

distal tulang radius dan tulang ulna, sedangkan distal dari deretan

distal bersendi dengan tulang-tulang metakarpl. Deretan proksimal

dengan distal berhubungan melalui sendi-sendi midkarpal. Tulang-

tulang karpal ini melengkung dengan bagian konkaf menghadap ke

arah volar. Persendian yang banyak ini menyebabkan bermacam-

macam pergerakan pergelangan, terutama sendi radiokarpal dan sendi

midkarpal. Di samping itu, ligamen yang menghubungkan masing-

masing sendi juga banyak mempengaruhi posisi tulang-tulang tersebut.

Pada permukaan volar pergelangan tangan terdapat penebalan

fasi yang disebut fleksor retinakulum dan terdiri dari 2 lapisan fasia

yaitu ligamen karpi palmaris (volaris) dan ligamen karpi transversum.

Ligamen karpi palmaris (volaris) berjalan melintang dari prosesus

stiloideus tulang ulnaris ke prosesus stiloeideus tulang radius.

Ligamen karpi transversum menutupi lengkungan tulang-tulang karpal

pada permukaan palmar sehingga membentuk terowongan karpal.

Pada sisi ulnar ligamen ini melekat pada tulang pisiformis dan pengait

tulang hamatum, sedangkan di sisi radial melekat pada tuberositas

tulang naviculare dan trapesium

Pada orang dewasa ukuran terowongan ini dapat dilalui satu

jari. Luas penampang tersempit lebih kurang 2,5 cm dan panjangnya

lebih kurang 9-16 mm. Dalam terowongan ini terdapat 10 struktur

yaitu nervus medianus, fleksor polisis longus untuk ibu jari dan 8 tendo

fleksor digitorum masing-masing dua setiap jari. Pada potongan

melintang pergelangan tangan melalui terowongan karpal, terlihat

4

Page 5: AITAKATA

nervus medianus terletak langsung di bawah ligamen karpi

transversum dan di puncak semua tendon-tendon fleksor.

Nervus medianus terbentuk dari fasikulus lateralis asal radiks

C5, C6, C7 dan fasikulus medialis asal radiks C8 dan Th1. Setelah

memberi cabang pada otot-otot lengan bawah untuk berbagai gerakan

lengan jari-jari tangan, di bawah ligamen karpi tranversum nervus

medianus bercabang dua, yang lateral (motorik) mempersarafi

abduktor polisis brevis, fleksor polisis brevis, oponen dan otot

lumbrikalis ke satu dan ke dua, sedangkan cabang sensorik

mempersarafi bagian volar jari-jari 1, 2, 3 dan setengah lateral jari ke 4

serta di bagian dorsal hanya bagian distal ujung-ujung jari tersebut.

Kulit telapak tangan bagian tengah agak ke radial dipersarafi cabang

kutaneus palmaris yang berasal dari nervus medianus juga, tapi

dipercabangkan sebelum memasuki terowongan karpal, sehingga pada

carpal tunnel syndrome, daerah ini tidak mengalami gangguan.

Selain dari yang telah disebutkan di atas, kadang-kadang

terdapat variasi anatomis, misalnya variasi letak nervus medianus,

anomali persarafan otot-otot intrinsik tangan (Martin-Gruber

anastomosis) sehingga otot-otot mendapat persarafan kembar.

Disamping itu ada lagi variasi anatomis berupa otot-otot aberant atau

arteri medianus yang persisten. Variasi-variasi anatomis ini perlu

diingat, sebab dapat mempengaruhi penilaian pada pemeriksaan carpal

tunnel syndrome.

Secara histologi nervus medianus terdiri dari juluran

protoplasma neuron yang disebut akson. Akson ini diselubungi oleh

sel schwan, dan diantara 2 sel schwan terdapat celah yang disebut

nodus ranvier. Serabut saraf yang berdiameter kecil merupakan akson

tidak bermielin, beberapa akson diselubungi satu sel schawn. Serabut

saraf ini memiliki kecepatan hantar saraf rendah; untuk menyampaikan

impuls suhu dan nyeri. Serabut saraf yang berdiameter besar

diselubungi serangkaian sel schawn. Serabut saraf ini memiliki

5

Page 6: AITAKATA

kecepatan hantar saraf tinggi yang berguna untuk menyampaikan

impuls motorik dan propioseptif.

Masing-masing serabut saraf ini dibungkus oleh lapisan

endoneurium yang merupakan jaringan ikat longgar. Beberapa

kelompok saraf dalam endoneurium bergabung lagi dalam fasikulus

yang dilapisi jaringan ikat padat perineurium. Jaringan ikat ini terdiri

dai anyaman kolagen dan serabut elastik yang berfungsi melindungi

saraf dari peregangan dan menghambat difusi, berperan juga sebagai

sawar darah saraf (blood nerve barier) sehingga dapat

mempertahankan tekanan intra fasikuler. Pada lapisan terluar terdapat

jaringan ikat longgar epineurium yang berperan mengatasi tekanan

pada saraf.

Nervus medianus di daerah pergelangan tangan mendapat darah

dari cabang arteri nutrien sisi ulnar, proksimal ligamen

karpitransversum, dan cabang arteri arkus palmaris superfisialis distal

ligamen karpitransversum. Menurut Blunt bahwa tepat dalam

terowongan karpal, nervus medianus terletak di daerah yang relatif

avaskuler, sehingga di tempat ini nervus medianus peka terhadap

gangguan.

Persarafan tangan dilakukan oleh nervus radialis, nervus medianus

dan nervus ulnaris. Dari ketiga saraf ini hanya nervus medianus yang

melewati terowongan karpal, sehingga pada carpal tunnel syndrome

menimbulkan gangguan fungsi nervus medianus dari terowongan

karpal ke distal, walaupun rasa nyeri kadang-kadang dapat dirasakan

sampai ke arah proksimal di leher tempat nervus medianus berasal.

Selain fungsi motoris dan sensoris, nervus medianus juga merupakan

saraf simpatis, sehingga ketiga fungsi ini dapat terganggu pada carpal

tunnel syndrome.

b. Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome

Sebelum kita menentukan terapi, kita perlu mengenal secara

singkat, mengapa sampai terjadi carpal tunnel syndrome ini. Ada

beberapa teori yang diajukan, umumnya para ahli berpendapat bahwa

6

Page 7: AITAKATA

faktor mekanik dan vaskuler sangat berperan dalam terjadinya carpal

tunnel syndrome ini.

Sebagian besar carpal tunnel syndrome terjadi perlahan-lahan

(kronis). Pada jaringan pelindung tendon yaitu tenosynovium

membengkak, dicurigai karena cairan synovial yang berfungsi

melindungi dan melumasi tendon tertimbun, terjadi juga penebalan

fleksor retinakulum. Kedua keadaan ini akan menekan nervus

medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama pada nervus

medianus akan menyebabkan tekanan intrafasikuler meninggi.

Keadaan ini menyebabkan perlambatan aliran vena. Kongesti ini lama-

lama akan mengganggu nutrisi intrafasikuler, selanjutnya terjadi

anoksia yang akan merusak endotel, menimbulkan kebocoran protein

sehingga terjadi edema epineural. Hipotesis ini dapat menerangkan

keluhan yang sering pada carpal tunnel syndrome yaitu berupa rasa

nyeri dan sembab terutama malam atau pagi hari, yang akan berkurang

setelah tangan yang bersangkutan digerak-gerakan atau diurut,

mungkin karena perbaikan dari gangguan vaskuler ini.

Bila keadaan berlanjut terjadi fibrosis epineural dan merusak

serabut saraf. Selanjutnya saraf menjadi atrofi dan diganti jaringan ikat

sehingga fungsi nervus medianus akan terganggu.

Pada carpal tunnel syndrome yang akut, biasa terjadi kompresi

yang melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga terjadi gangguan

mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi iskemik, terjadi peninggian

tekanan fasikuler yang juga akan memperberat keadaan iskemik ini.

Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan

edema yang menimbulkan terganggunya sawar darah saraf dan

selanjutnya merusak saraf tersebut. Pengaruh mekanik atau tekanan

langsung pada saraf tepi dapat pula menimbulkan invaginasi nodus

ranvier dan demieliminasi setempat sehingga konduksi saraf

terganggu. Selainnya dari faktor mekanik dan vaskuler ini mungkin

ada keadaan lain yang membuat nervus medianus tertekan dalam

terowongan karpal.

7

Page 8: AITAKATA

Terdapat juga beberapa kondisi medis yang mempunyai

hubungan dengan kejadian carpal tunnel syndrome seperti:

1. Diabetes, dicurigai karena keadaan ini menyebabkan hipoperfusi

dan hipoksia jaringan sehingga mempercepat progresifitas

pembengkakan dan pembentukan jaringan ikat.

2. Penyakit paru obstruktif kronik, asma, emfisema dan bronchitis

kronik diduga karena terdapat penurunan suplai oksigen.

3. Penyakit autoimun atau keadaan sistem imun yang abnormal

seperti pada SLE, rheumatoid atrhritis dan hipotiroid juga

menimbulkan inflamasi di terowongan karpal.

4. Gangguan pada otot, jaringan ikat dan tulang seperti arthritis,

gout, amyloidosis, akromegali juga meningkatkan resiko carpal

tunnel syndrome.

5. Trauma dan riwayat operasi pada tangan walaupun sudah lama

juga berperan.

6. Struktur yang abnormal, baik pada tangan, pergelangan atau

lengan.

7. Gangguan fungsi ginjal yang memerlukan hemodialisis sering

menimbulkan penimbunan protein pada terowongan karpal yang

disebut β 2 mikroglobulin.

c. Etiologi Carpal Tunnel Syndrome

Setiap keadaan yang menyebabkan kompresi pada nervus

medianus di terowongan karpal dapat menjadi etiologi carpal tunnel

syndrome ini, antara lain:

1. Keadaan yang mengurangi luas terowongan karpal, misalnya

kelainan anatomis bawaan, patah tulang atau kalus setelah patah

tulang, akromegali osteofit, eksostosis tulang, perkapuran dll. yang

dapat mempengaruhi struktur pergelangan tangan. Keadaan yang

paling terjadi adalah penebalan fleksor retinakulum misalnya

karena proses radang seperti pada arthritis rematoid.

2. Keadaan yang menyebabkan isi terowongan berlebihan.

Misalnya terdapat otot aberant dalam terowongan, atau terjadi

8

Page 9: AITAKATA

trombosis pada arteri medianus yang persistent. Proses yang

tersering menyebabkan isi terowongan berlebihan ialah radang

seperti tenosinovitis non spesifik yang dapat menyebabkan

penebalan dan fibrosis sinovium. Tuberkulosis, histoplasmosis,

tophi gout, neoplasma atau neurinoma atau ganglion juga

pernah dilaporkan.

3. Penyakit sistemik lainnya misalnya kegemukan, kehamilan,

menopause, miksedema, gagal jantung ataupun gangguan

keseimbangan hormon yang mengakibatkan penimbunan lemak

atau cairan yang juga menimbulkan sembab dalam terowongan.

4. Ellis dkk. mengatakan defisiensi vitamin B6 (Pyridoxin)

memegang peranan sebagai penyebab carpal tunnel syndrome.

Tetapi penulis lain banyak yang tidak setuju pada pendapat ini.

5. Pada carpal tunnel syndrome akut, biasanya disebabkan oleh

trauma (fraktur atau dislokasi) pergelangan tangan. Dapat juga

karena infeksi pergelangan atau lengan bawah. Perdarahan

spontan, trombosis dll. Seluruhnya dapat mengakibatkan

peninggian tekanan dalam terowongan karpal dan menekan nervus

medianus.

6. Selain itu mungkin ada faktor lain yang belum terungkap yang

menjadi etiologi carpal tunnel syndrome ini, sehingga sering kita

sebut carpal tunnel syndrome idiopatik.

d. Tanda dan Gejala Klinis

1. Gangguan sensorik

Gangguan sensorik yang timbul awalnya adalah parestesia,

kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena aliran

listrik pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-

kadang dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia

biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lain adalah nyeri di

tangan yang juga dirasakan lebih memberat di malam hari.

Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai ke lengan atas dan

leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal

9

Page 10: AITAKATA

pergelangan tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan

kekakuan pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan terutama di

pagi hari.

2. Gangguan motoris

Carpal tunnel syndrome pada tahap lanjut dapat terjadi gangguan

pada nervus medianus yang menimbulkan kelemahan otot tenar

sehingga jari-jari tidak dapat digunakan untuk bekerja, misalnya

menjahit, menulis, mengancingkan baju, mengendarai motor.   

2. Penanganan Fisioterapi pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome

Sebelum melakukan intervensi atau melakukan penyembuhan pada

penderita carpal tunnel syndrome, seorang fisioterapis harus mendiagnosis

terlebih dahulu pasin untuk memastikan bahawa si pasien positif

menderita carpal tunnel syndrome. Diagnosis carpal tunnel syndrome

ditegakkan selain berdasarkan gejala-gejala di atas juga didukung oleh

beberapa pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan menyeluruh pada

penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan

otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat

membantu menegakkan diagnosis carpal tunnel syndrome adalah :

a. Flick’s sign

Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-

gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan

mendukung diagnosis carpal tunnel syndrome. Namun harus diingat

bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit raynaud.

b. Thenar wasting

Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-

otot thenar.

c. Menilai kekuatan dan keterampilan serta kekuatan otot secara

manual maupun dengan alat dinamometer

Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar

lalu ujung jari satu dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai

juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan atau

10

Page 11: AITAKATA

ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang

rumit seperti menulis atau menyulam.

d. Wrist extension test

Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal,

sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat

dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti carpal

tunnel syndrome, maka tes ini mendukung diagnosis carpal tunnel

syndrome.

e. Phalen’s test

Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam

waktu 60 detik timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini

mendukung diagnosis. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini

sangat sensitif untuk menegakkan diagnosis carpal tunnel syndrome.

f. Torniquet test

Dilakukan pemasangan torniquet dengan menggunakan

tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik.

Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes

ini mendukung diagnosis.

g. Tinel’s sign

Tes ini mendukung diagnosis apabila timbul parestesia atau

nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi

pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.

h. Pressure test

Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan

menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul

gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes ini mendukung diagnosis.

i. Luthy’s sign (bottle’s sign)

Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya

pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat

menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan

mendukung diagnosis.

11

Page 12: AITAKATA

j. Pemeriksaan sensibilitas

Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point

discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus,

tes dianggap positif dan mendukung diagnosis.

k. Pemeriksaan fungsi otonom

Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering

atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila

ada akan mendukung diagnosis carpal tunnel syndrome.

Setelah melakukan diagnosis terhadap pasien, dan pasien telah positif

menderita carpal tunnel syndrome, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan intervensi atau penyembuhan dengan menggunakan beberapa

modalitas fisioterapi. Adapun beberapa modalitas yang dapat digunakan

untuk mengintervensi penderita carpal tunnel syndrome adalah sebagai

berikut:

a. Ultra sound

Gelombang ultra sound adalah gelombang suara yang tidak

dapat didengar oleh manusia. Ultra sound merupakan gelombang

longitudinal yang gerakan partikelnya yang  perambatanya

memerlukan media penghantar. Media penghantar harus elastis agar

partikel bisa berubah bentuk. Dari sini dijumpai daerah padat atau 

Compression dan daerah renggang atau refraction.

Dalam penggunaaan modalitas ultra sound beberapa ahli

membuktikan bahwa ultra sound efektif untuk mengurangi nyeri

karena ultra sound dapat meningkatkan ambang rangsang, mekanisme

dari efek termal panas. Selain itu pembebasan histamin, efek fibrasi

dari ultra sound terhadap gerbang nyeri  dan suatu percobaan

ditemukan bahwa pemakaian ultra sound dengan pulsa rendah dapat

merangsang pengeluaran dan pelepasan histamine. Histamine

menyebabkan pelebaran pembuluh darah lokal sehingga terjadi

percepatan pembersihan zat atau bahan kimia yang menyebabkan

nyeri.

12

Page 13: AITAKATA

1) Mesin ultra sound

Mesin ultra sound terdiri dari sirkuit primer dan sirkuit

skunder. Sirkuit primer adalah generator berfrekuensi tinggi yang

membangkitkan arus listrik berfrekuensi tinggi pula. Sirkuit ini

yang dihubungkan dengan tranduser dari bahan piezo elektrik yang

disebut sebagai sirkuit skunder yang memiliki frekuensi sama

dengan sirkuit primer.  Frekuensi sirkuit sekunder juga ditentukan

oleh ketebalan bahan piezo elektrik yang harus disesuaikan dengan

sirkuit primer. Mesin ultra sound dapat memberikan energi secara

kontinu dan terputus. Pada pemberian-pemberian ultra sound

secara terputus efek panas dapat ditekankan dan memungkinkan

pemberian dengan intensitas yang tinggi. Sedang pemberian

pemberian secara kontinu lebih menekankan efek termalnya.

Dalam tranduser terdapat area yang memiliki radiasi efektif

yang disebut dengan ERA (Effective Radiating Area). Penentuan

Effective Radiating Area sangat penting dalam pemberian

intensitas selain luas daerah yang diobati.

a) Fisika Dasar Ultra sound

i. Sifat-sifat gelombang Ultra sound

Gelombang ultra sound memiliki dua area pancaran

yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda

yaitu area konvergen dan area divergen. Area konvergen

memiliki ciri terdapat gejala intervensi pada bundle

tersebut sehingga timbul variasi intensitas yang besar.

Sedangkan area divergen memiliki ciri tidak terjadi gejala

interfensi sehingga bundle gelombang sama dan intensitas

semakin berkurang. Jika jarak tranduser semakin jauh dari

permukaan tubuh. Pada area ini bundle gelombangnya

memiliki diameter lebih besar sehingga penyerapan energi

lebih besar.

13

Page 14: AITAKATA

ii. Panjang gelombang

Frekuensi dari mesin ultra sound tetap dan

kecepatan penyebaran ditentukan oleh  medium, maka

panjang gelombang tergantung dari medium yang

digunakan.

iii. Penyebaran gelombang ultra sound

Penyebaran gelombang ultra sound di dalam tubuh

manusia timbul oleh karena fenomena yaitu adanya

refleksi dan difergensi pada area divergen. Adanya 

penyebaran gelombang ultra sound dapat menimbulkan

efek di luar daerah pancaran bundle ultra sound sehingga

harus diperhatikan media-media yang kuat daya

refleksinya seperti metal, udara, dan jaringan tulang.

iv. Penyerapan dan penetrasi pada gelombang ultra sound

Jika energi ultra sound masuk kedalam jaringan

tubuh, maka efek pertama yang diharapkan adalah efek

biologis. Oleh karena adanya penyerapan tersebut semakin

dalam gelombang ultra sound masuk kedalam tubuh, maka

intensitasnya akan semakin berkurang.

Gelombang ultra sound diserap jaringan tubuh

dalam berbagai ukuran. Sebagai ukuran digunakan

koefisien penyerapan. Penyerapan tergantung pada

frekuensi. Pada frekuensi rendah penyerapanya lebih

sedikit dari pada yang berfrekuensi tinggi. Disamping

refleksi, koefisien penyareapan menentukan penyebaran

ultra sound di dalam tubuh.

Semakin dalam gelombang ultra sound masuk

kedalam tubuh semakin besar pula intensitasnya. Pada

frekuensi rendah penyerapan lebih sedikit daripada

frekuensi tinggi.

14

Page 15: AITAKATA

v. Bentuk gelombang

Bentuk gelombang dari ultra sound adalah continous

yaitu gelombang yang dihantarkan secara terus-menerus

dan interupted atau pulsa yaitu gelombang yang terputus,

dengan bentuk pulsa dan lamanya ditentukan oleh

karakteristik mesin yang digunakan.

vi. Media penghantar

Media penghantar harus memenuhi kriteria harus bersih

dan steril pada keadaan tertentu, tidak terlalu cair ( kecuali

metode sub aqual), tidak cepat terserap kuli, tidak

menyebabkan flek-flek, tidak menimbulkan iritasi kulit,

mudah meghantarkan ultra sound, transparan dan murah.

b) Efek dari ultra sound

i. Efek mekanik

Efek yang pertama kali didapat oleh tubuh adalah efek

mekanik. Gelombang ultra sound menimbulkan  peregangan

dan perapatan didalam jaringan dengan frekuensi yang sama

dengan frekuensi dari ultra sound. Efek mekanik ini juga

disebut dengan micro massage. Pengaruhnya terhadap jaringan

yaitu meningkatkan permeabilitas terhadap jaringan dan

meningkatkan metabolisme.

Micro massage adalah merupakan efek teraputik yang

penting karena semua efek yang timbul oleh terapi ultra sound

diakibatkan oleh micro massage ini.

ii. Efek termal

Panas yang dihasilkan tergantung dari nilai bentuk

gelombang yang digunakan, intensitas dan lama pengobatan.

Bagian yang paling besar yang menerima panas adalah

jaringan antar kulit dan otot. Efek termal akan memberikan

pengaruh pada jaringan yaitu bertambahnya aktivitas sel,

vasodilatasi yang mengakibatkan penambahan oksigen dan

sari makanan dan memperlancar proses metabolisme.

15

Page 16: AITAKATA

iii. Efek biologi

Efek biologi merupakan respon fisiologi yang dihasilkan

dari pengaruh mekanik dan termal. Pengaruh biologi ultra

sound terhadap jaringan antara lain:

a. Memperbaiki sirkulasi darah

Pemberian ultra sound akan mengakibatkan

kenaikan temperatur dan vasodilatasi sehingga aliran darah

ke daerah yang diobati menjadi lebih lancar. Hal ini akan

memungkinkan proses metabolisme dan pengangkutan sisa

metabolisme serta suplai oksigen dan nutrisi menjadi

meningkat.

b. Rileksasi otot

Rileksasi otot akan mudah dicapai bila jaringan

dalam keadaan hangat dan rasa sakit tidak ada . Pengaruh

termal dan mekanik dari ultra sound dapat mempercepat

proses pengangkutan sel P (zat asam laktat) sehingga

dapat memberikan efek rileksasi pada otot.

c. Meningkatkan permeabilitas jaringan

Energi ultra sound mampu menambah permeabilitas

jaringan otot dan pengaruh mekaniknya dapat

memeperlunak jaringan pengikat.

d. Mengurangi nyeri

Nyeri dapat berkurang dengan pengaruh termal dan

pengaruh langsung terhadap saraf. Hal ini akibat

gelombang pulsa yang rendah intensitasnya memberikan

efek sedatif dan analgetik pada ujung saraf sensorik

sehingga mengurangi nyeri. Pengurangan rasa nyeri ini

diperoleh antara lain, perbaikan sirkulasi darah,

normalisasi dari tonus otot, berkurangnya tekanan dalam

jaringan, berkurangnya derajat keasaman.

16

Page 17: AITAKATA

e. Mempercepat penyembuhan

Ultra sound mampu mempercepat proses

penyembuhan jaringan lunak. Adanya peningkatan suplai

darah akan meningkatkan zat antibodi yang mempercepat

penyembuhan dan perbaikan pembuluh darah untuk

memperbaiki jaringan.

f. Pengaruh terhadap saraf parifer

Menurut beberapa penelitian bahwa ultra sound

dapat mendepolarisasikan saraf efferent, ditunjukkan

bahwa getaran ultra sound dengan intensitas 1,2 w/cm2

dengan gelombang kontinu dapat mempengaruhi eksitasi

dari saraf perifer. Efek ini berhubungan dengan efek

panas. Sedangkan dari aspek mekanik tidak teralu

berpengaruh.

Penggunaan ultra sound efektif dalam mengurangi nyeri karena

adanya pengaruh termal dan pengaruh langsung dari serabut saraf.

Nilai ambang rangsang nyeri meningkat setelah pemberian ultra

sound dengan intensitas 1 – 1,5 W/cm2 selama dua menit. Menurut

Midellamas dan Chatterje bahwa acut soft tissue injury dapat

membaik dengan diberikan ultra sound 1,5 MHz pada intensitas 0,5 - 

1 watt/cm² selama  4 – 10 menit untuk jaringan superficial dan 1-2

watt/cm² untuk jaringan yang lebih dalam. Dengan gelombang

continous pada ultra sound pada intensitas 0,5 – 2 W/cm2 dan

frekuensi 1,5 MHz telah menghasilkan efek yang lebih efektif pada

jaringan superficial dari pada pemanasan dengan parafin dan

modalitas lainnya dalam hal mengurangi nyeri pada soft tissue injury

atau pada kondisi akut. Selain itu dengan berkurangnya nyeri maka

tidak terjadi hambatan dalam kontraksi otot dan kekuatan otot pun

bias meningkat, sehingga kemampuan menggenggam juga

meningkat.

17

Page 18: AITAKATA

Efek yang dihasilkan ultra sound salah satunya yaitu efek termal

yang akan mengakibatkan dilatasi pembuluh darah sehingga terjadi

peningkatan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang

diperlukan untuk perbaikan jaringan. Selain itu proses pengangkutan

zat pengiritasi menjadi lebih lancar sehingga diperoleh efek rileksasi.

Dengan frekuensi 1 MHz efek thermal dari pemakaian ultra sound

dapat menembus jaringan hingga kedalaman 5 cm dari permukaan

kulit. Adanya pengaruh non termal dari ultra sound mampu

memberikan efek peningkatan permeabilitas jaringan kolagen dan

perubahan aktifitas seluler yang berperan dalam proses regenerasi

jaringan.

Nyeri spontan, tenderness, eritema, dan swelling  setelah 10 kali

pengobatan selama 12 hari menunjukkan perbandingan yang berarti.

Sedang penelitian lain menunjukan bahwa dengan pemberian ultra

sound  dengan dosis 1 watt/cm² dengan gelombang konstan selama 5

menit dapat meninggikan ambang rangsang. Penggunaan ultra sound

telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu dan efek yang ditimbulkan

paling besar adalah efek biologi pada jaringan dengan frekuensi

tinggi dengan angka kesembuhan mencapai 73%.

b. Terapi Latihan

Terapi latihan merupakan salah satu pengobatan dalam

fisioterapi yang dalam pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan

gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif. Dapat pula

didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mempercepat proses

penyembuhan dari suatu cidera yang telah merubah cara hidupnya

yang normal. Hilangnya suatu fungsi atau adanya hambatan dalam

melakanakan suatu fungsi dapat menghambat kemampuan dirinya

untuk hidup secara independen yaitu dalam melaksanakan aktifitas

kerja.

Terapi latihan pada carpal tunnel syndrome adalah resisted

active exercise. Resisted active exercise merupakan latihan yang

dilakukan dengan memberikan tahanan dari luar terhadap kerja otot

18

Page 19: AITAKATA

yang memebentuk suatu gerakan. Tahanan dari luar tersebut bisa

berasal dari tahanan manual ataupun mekanik. Apabila otot itu

berkontaksi dengan melawan suatu tahanan, maka ketegangan dalam

otot itu akan naik. Karena ketegangan otot bertambah ( bila melawan

melawan suatu tahanan) maka untuk memperkuat otot-otot dengan

menggunakan resistance. Tahanan yang dilaksanakan bisa

menggunakan tahanan manual, kantong pasir, per, dan karet.

Efek penggunaan resisted exercise adalah menaikkan kekuatan

dan daya tahan otot, memperbaiki ketidakseimbangan otot,

memperkembang koordinasi gerakan, memperbaiki kemampuan

fungsional, memperbaiki kondisi umum penderita.

Adapun cara melakukan latihan resisted active exercise adalah

pertam-tama pasien duduk di kursi dengan tangan disangga bantal dan

fisioterapis duduk berhadapan dengan pasien. Fisioterapis

membimbing pasien untuk melakukan gerakan latihan resisted active

exercise, yaitu:

1) Gerakan dorsi fleksi dan palmar fleksi

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga

penuh. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri.

Terapis menstabilisasi pada pergelangan tangan kemudian pasien

diminta menggerakkan ke arah dorsal dan palmar fleksi dan

terapis memberi tahanan ke arah palmar dan dorsal tangan dengan

aba-aba

“pertahankan disini…

tahan…

tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien

rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien dengan

pengulangan 8 – 10 kali.

2) Gerakan ulnar deviasi dan radial deviasi

Ulnar deviasi :

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh

dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada

19

Page 20: AITAKATA

pergelangan tangan kanan dan kiri terapis memfiksasi pada distal

lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke ulnar

dan terapis memberi tahanan ke arah dorsal tangan dengan aba-aba

“pertahankan disini…

tahan…

tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien rileks.

Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan

pengulangan 8 – 10 kali.

Radial deviasi:

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga

penuh dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada

pergelangan tangan kanan dan kiri terapis memfiksasi pada distal

lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke radial

deviasi dan terapis memberi tahanan ke arah ulnar tangan dengan

aba-aba

“pertahankan disini…

tahan…

tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien

rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan

pengulangan 8 – 10 kali.

Manfaat dari terapi latihan adalah untuk meningkatkan kekuatan

otot, meningkatkan kemampuan fungsional, meningkatkan peredaran

darah pada persendian dan nutrisi tulang rawan sendi dan

memperbaiki fungsi jaringan sekitar persendian akibat peradangan

atau perlengketan. Suatu percobaan membuktikan bahwa dengan

resisted exercise dengan pengulangan 1-8 kali dapat meningkatkan

kekuatan otot hingga 60% dan tidak terjadi hambatan dalam kontraksi

otot.

20

Page 21: AITAKATA

c. Edukasi untuk Penderita Carpal Tunnel Syndrome

Keberhasilan yang nyata dengan pemberian terapi ultra sound

dan terapi latihan pada kondisi carpal tunnel syndrome ini

dipengaruhi oleh beberapa factor pendukung. Faktor yang mendukung

keberhasilan terapi yang dilaksanakan berasal dari faktor terapis,

pemilihan modalitas yang efektif, serta faktor dari pasien sendiri.

Faktor dari terapis antara lain tingkat pengetahuan tentang carpal

tunnel syndrome yaitu proses patologis sampai intervensi terapi,

kemampuan fisioterapis dalam memilih dan melaksanakan program

terapi dan pemberian edukasi yang jelas dan benar kepada pasien.

Modalitas ultra sound dilakukan  dalam keadaan baik sehingga dapat

memberikan efek terapi sesuai yang diinginkan. Sedangkan dari

pasien sendiri, dukungan dari pasien terhadap program terapi yang

telah ditetapkan, seperti edukasi sehingga dapat memberikan hasil

sesuai yang diharapkan.

Adapun edukasi yang dapat diberikan pada pasien adalah

misalnya tentang cara melakukan aktivitas sehari-hari yang benar dan

pemberian modalitas fisioterapi. Edukasi yang diberikan untuk

penderita carpal tunnel syndrome yaitu pasien diminta untuk

mengompres dengan air hangat pada kedua pergelangan sampai

telapak tangan kanan dan kiri sekitar 10 menit, menggerakkan kedua

pergelangan tangan sebatas nyeri pasien secara aktif dengan tujuan

pemperlancar peredaran darah dan mengistirahatkan kedua tangan saat

timbul nyeri dan juga jangan mengangkat beban berat yang

menimbulkan nyeri, serta melakukan latihan tangan  seperti yang

diajarkan terapis tapi menggunakan tahanan kantong pasir, jangan

mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri, jangan

memaksakan bekerja secara berlebihan saat tangan merasa nyeri.

21

Page 22: AITAKATA

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Carpal tunnel syndrome merupakan neuropati jepitan yang paling banyak

dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam terowongan karpal

pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum. Penyakit ini umumnya

banyak diderita oleh wanita. Para ahli berpendapat bahwa faktor carpal tunnel

syndrome adalah faktor mekanik dan vaskuler, selain itu didukung oleh

kondisi medis dan etiologi.

Carpal tunnel syndrome umumnya menimbulkan gejala rasa nyeri pada

pergelangan tangan dan kelemahan pada jari. Penyakit ini dapat ditangani oleh

fisioterapis. Fisioterapis dapat menggunakan modalitas ultra sound dan teknik

gerakan latihan yaitu gerakan resisted active exercis, serta pemberian edukasi

untuk penderita carpal tunnel syndrome.

22

Page 23: AITAKATA

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2012. Fisioterapi. (online). (http:// id. wikipedia.org/wiki/Fisioterapi, diakses pada 17 Desember 2012 )

Risto. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. (online). (http: / / www. artikel. indonesianrehabequipment.com/2012/06/carpal-tunnel-syndrome.html , diakses pada 18 Desember 2012 )

Wahyu. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. (online). ( http : / / wahyuwahid. wordpress. Com /2011 /12 /20 /carpal-tanel-syndrome/, diakses pada 18 Desember 2012)

Maula. 2005. Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan Karpal. (online).(http://neurology.multiply.com / journal / item / 33 / Diagnosis - dan - Terapi – sindroma - Terowongan -Karpal?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2aFitem , diakses pada 16 Desember 2012)

Rissingummah. 2011. Physiotherapy pada Carpal Tunnel Syndrome. (online) .(http://physio-upik.blogspot.com/2011/08/physiotherapy - pada - carpal -tunnel.html, diakses pada 18 Desember 2012)

23