air kotor
TRANSCRIPT
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
“AIR KOTOR”
1.1 U M U M
Sebelum melanjutkan pada materi sistem pembuangan air kotor dalam
bangunan gedung, ada beberapa istilah yang perlu diketahui, diantaranya adalah :
Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai).
Limbah terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya
disebut sampah.
Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk
dalam limbah cair diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air
hujan.
Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing
lainnya, seperti bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci
dapur, dan lain-lainnya yang tidak mengandung kotoran manusia.
Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
Air hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).
Riol (riool) : adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air limbah.
Sistem yang digunakan di indonesia adalah sistem terpisah, oleh karena
itu riol (riool) hanya digunakan untuk mengalirkan air kotor.
Riol Gedung : adalah bagian dari sistem pembuangan air kotor yang
membentang dari ujung saluran pembuangan gedung dan menyalurkan
buangannya ke saluran pembuangan kota, pribadi, atau tempat
pembuangan lainnya yang dibenarkan.
Riol (riool) kota : adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota,
yang menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air
kotor kota. Karena di Indonesia sistem pengaliran air kotor dengan sistem
pengaliran air hujan terpisah. Oleh karena itu fungsi dari riol kota hanya
untuk mengalirkan air kotor, lebih spesifik lagi air kotor rumah tangga
atau limbah cair rumah tangga.
1
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik atau air
limbah rumah tangga.
Seperti telah dijelaskan diatas, air kotor adalah air bekas atau air buangan
yang berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu semua jenis air buangan
rumah tangga yang berasal dari : mandi, dapur, mencuci, kakus, dan lain sebagainya.
Jadi air kotor juga mengandung kotoran manusia (excreta, faeces).
Faeses mengandung zat organik, anorganik, bakteri (baik yang pathogen,
maupun yang tidak pathogen, seperti bakteri coli) dan kadang-kadang juga cacing
atau telur cacing. Disamping itu, proses pembusukan faeses, terutama didalam air
terus berlangsung, sehingga akan menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena
itu faeses, perlu dikelola dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan bau yang
kurang baik, dan penyebaran penyakit. Karena air kotor mengandung faeses, maka air
kotor pun perlu dikelola secara baik dan benar.
Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu :
Sistem individu (on site)
Sistem terpusat (of site)
Sistem individu atau disebut juga “on site system” adalah sistem
pembuangan air kotor rumah tangga dari tiap-tiap rumah tangga/bangunan gedung
atau beberapa rumah/bangunan gedung.
Sistem terpusat atau disebut juga “off site system” adalah sistem
pembuangan air kotor dari tiap-tiap rumah/bangunan gedung, dialirkan/dibuang
bersama-sama dengan menggunakan sistem perpipaan (disebut sistem rioolering) ke
unit pengolahan air kotor untuk suatu kawasan atau kota.
1.2 SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
Bagian-bagian yang penting dalam sistem plambing air kotor diantaranya
adalah sebagai berikut :
Perpipaan (sistem perpipaan)
Perangkap
Pipa ven
Lubang pembersih
Bak penampung dan pompa
2
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
1.2.1 Perpipan (Sistem perpipaan)
Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung dapat dijelaskan
sebagai berikut :
“Air kotor yang dibuang malalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau
unit pengolahan air kotor melalui riool kota)”.
Pada umumnya air kotor mengalir secara gravitasi, penggunaan pompa hanya
untuk memompa air kotor dari bak penampung air kotor yang berlokasi di bagian
bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor.
Sarana pengaliran air kotor pada umumnya berupa perpipaan. Bahan pipa
yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tidak mudah bocor
Tahan terhadap asam
Tahan terhadap cuaca, untuk pipa yang diletakan di luar bangunan gedung
Nama-nama perpipaan yang ada dalam sistem plambing air kotor diantaranya
adalah :
Pipa cabang mendatar
Pipa tegak
Saluran pembuangan gedung
Pipa ven
Fungsi dari pipa-pipa tersebut adalah :
Pipa cabang mendatar :
adalah pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan pipa
pembuangan alat plambing dengan pipa tegak air buangan. Berfungsi
untuk mengalirkan air kotor dari alat plambing ke pipa tegak air kotor.
Dalam sistem plambing air kotor, sistem pembuangan harus mampu
mengalirkan air buangan dengan cepat, dan biasanya air buangan
mengandung bagian-bagian padat.
3
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Oleh karena itu pipa pembuangan cabang mendatar harus mempunyai
ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis
air buangan yang harus dialirkan. Pada umumnya kemiringan pipa
pembuangan cabang mendatar sebesar 2 %.
Pipa tegak :
adalah pipa pembuangan air kotor yang menghubungkan pipa cabang
mendatar dengan pipa saluran pembuangan gedung.
Saluran pembuangan gedung :
adalah bagian jaringan pipa terendah dari sistem pembuangan air kotor
yang menerima air kotor dari seluruh jaringan pipa air kotor, dan
menyalurkannya ke tempat pengolahan air kotor. Kemiringan saluran
pembuangan gedung sebesar (0,50 – 4) %.
Pipa ven : adalah pipa yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh
bagian sistem pembuangan air kotor, dan mencegah terjadinya kerja sifon
dan tekanan balik pada perangkap.
Garis tengah pipa air kotor pada umumnya lebih besar dari garis tengah pipa
air minum, untuk garis tengah air kotor yang terkacil adalah 2 inci, bila tidak
mengangkut faeses. Untuk pipa yang bersal dari 1(satu) kloset (wc), diameter pipa
terkecil adalah 3 inci. Oleh karena itu pemasangan pipa air kotor tidak dapat ditanam
didalam dinding, tetapi harus diluar dinding, agar tidak terlihat perlu ditutup oleh
penutup yang serasi dengan kondisi dinding yang bersangkutan. Bisa juga pipa
mendatar diletakan pada lokasi antara lantai atas dengan plafon. Dan pipa tegak
diletakan pada shaf.
Perlengkapan (assessoris) pipa air kotor diantaranya adalah sebagai berikut :
Soket, belokan (elbow), reducer, tee, dop, Cleanout (CO) atau lubang pembersih.
Fungsi dari perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :
Soket , berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang lurus.
Belokan (elbow), berfungsi untuk menyambung 2(dua) pipa yang
berubah arah (belok). Dalam sistem pembuangan air kotor, karena yang
terangkut dalam pengaliran air adalah benda kasar (faeses), maka belokan
4
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
tidak boleh terlalu tajam, oleh karena itu untuk belokan dipergunakan
elbow, bukan knie seperti air minum.
Reducer. Pada sistem pengaliran air kotor sebenarnya tidak dikenal
reducer, tetapi pembesaran pipa, dimana fungsinya untuk menyambung
pipa kecil dengan pipa yang lebih besar. Reducer yang dipergunakan juga
dari type long radius reducer.
Tee, berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) buah pipa menjadi satu.
Dalam sistem pembuangan air kotor, karena yang terangkut dalam
pengaliran air adalah benda kasar (faeses), maka pertemuan pipa tidak
boleh terlalu tajam, oleh karena itu untuk sambungan ini dipergunakan
“Tee Y”, bukan tee seperti air minum.
Dop, berfungsi untuk menutup ujung pipa.
Lubang pembersih (cleanout), berfungsi untuk pemeliharaan pipa
Untuk menentukan ukuran pipa air kotor baik pipa cabang mendatar, pipa
tegak, saluran pembuangan gedung, dan pipa ven tergantung dari banyaknya dan
jenisnya alat-alat saniter yang ada didalam bangunan gedung tersebut
Contoh perhitungan
Diasumsikan bangunan gedung 3 (tiga) lantai dengan alat-alat plambing air
kotor yang ada adalah sebagai berikut :
No 1. Peturasan dengan tangki gelontor
No 2. Bak mandi dengan perangkap 50 mm
No 3. Kakus dengan katup gelontor
No 4. Bidet dengan perangkap 40 mm
No 5. Kakus dengan tangki gelontor
No 6. Lubang pengering lantai
No 7. Kakus dengan katup gelontor
No 8. Bak cuci tangan dengan lubang pengeluaran air kotor sebesar 40 mm
No 9. Kakus dengan tangki gelontor
No 10. Dus pada ruang dus
5
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Yang akan dihitung adalah dimensi pipa, baik pipa cabang mendatar, pipa
tegak, maupun pipa pembuangan gedung.
Untuk menentukan dimensi pipa dapat digunakan Tabel 17 (Beban
maksimum yang diizinkan untuk perpipaan drainasi saniter, dinyatakan dalam unit
alat plambing).Dan untuk menentukan besarnya nilai unit alat plambing (NUAP),
dapat dipergunakan Tabel 16 (Nilai unit alat plambing untuk drainasi saniter)
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
Menentukan garis tengah pipa A-B :
Pipa A-B (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1
dengan NUAP sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa A-B
sebesar 50 mm (2 inci).
Menentukan garis tengah pipa B-C :
Pipa B-C (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1
dengan NUAP sebesar 4, dan No 2 dengan NUAP sebesar 3, jadi jumlah
NUAP sebesar 7, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa B-C sebesar 65
mm (21/2 inci).
Menentukan garis tengah pipa C-D :
Pipa C-D (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1
dengan NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, dan No 3 dengan
NUAP sebesar 8, jadi jumlah NUAP sebesar 15, dari tabel 17 didapat
garis tengah pipa C-D sebesar 80 mm (3 inci).
Menentukan garis tengah pipa D-E :
Pipa D-E (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No1
dengan NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan
NUAP sebesar 8, dan No 4 dengan NUAP sebesar 3, jadi jumlah NUAP
sebesar 18, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa D-E sebesar 80 mm (3
inci).
Menentukan garis tengah pipa E-Y :
Pipa E-Y (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan
NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP
6
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
sebesar 8, dan No 4 dengan NUAP sebesar 3, jadi jumlah NUAP sebesar
18, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa E-Y sebesar 65 mm (21/2 inci),
oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80 mm (3 inci), ini
juga karena pipa D-E sudah bergaris tengah 80 mm (3 inci). Dalam pipa
air kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar ke pipa yang lebih
kecil.
Menentukan garis tengah pipa F-G :
Pipa F-G (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5
dengan NUAP sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa F-G
sebesar 50 mm (2 inci), oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa
diambil 80 mm (3 inci),
Menentukan garis tengah pipa G-H :
Pipa G-H (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5
dengan NUAP sebesar 4, dan No 6 dengan NUAP sebesar 1, jadi jumlah
NUAP sebesar 5, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa G-H sebesar 50
mm (2 inci). oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80
mm (3 inci), ini juga karena pipa F-G sudah bergaris tengah 80 mm (3
inci). Dalam pipa air kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar
ke pipa yang lebih kecil.
Menentukan garis tengah pipa H-I :
Pipa H-I (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5
dengan NUAP sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, dan No 7 dengan
NUAP sebesar 8, jadi jumlah NUAP sebesar 13, dari tabel 17 didapat
garis tengah pipa H-I sebesar 80 mm (3 inci). oleh karena ada 2 (dua)
kakus, maka garis tengah pipa diambil 100 mm (4 inci).
Menentukan garis tengah pipa I-Y :
Pipa I-Y (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No5
dengan NUAP sebesar 4, No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan
NUAP sebesar 8, dan No 8 dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP
sebesar 15, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa I-Y sebesar 80 mm (3
inci). oleh karena ada 2 (dua) kakus, maka garis tengah pipa diambil 100
mm (4 inci), ini juga karena pipa H-I sudah bergaris tengah 100 mm (4
7
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
inci). Dalam pipa air kotor tidak boleh air kotor mengalir dari pipa besar
ke pipa yang lebih kecil.
Menentukan garis tengah pipa Y-M :
Pipa Y-M (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan
NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP
sebesar 8, No 4 dengan NUAP sebesar 3, No5 dengan NUAP sebesar 4,
No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP sebesar 8, dan No 8
dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 33, dari tabel 17
didapat garis tengah pipa Y-M sebesar 100 mm (4 inci).
Menentukan garis tengah pipa K-L :
Pipa K-L (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No 9
dengan NUAP sebesar 4, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa K-L
sebesar 50 mm (2 inci). oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa
diambil 80 mm (3inci).
Menentukan garis tengah pipa L-M :
Pipa L-M (pipa cabang mendatar) menanggung beban alat saniter No 9
dengan NUAP sebesar 4, dan No 10 dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah
NUAP sebesar 6, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa L-M sebesar 50
mm (2 inci), oleh karena ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80
mm (3inci), didapat garis tengah pipa L-M sebesar 50 mm (2 inci), oleh
karena ada kakus, maka garis tengah pipa diambil 80 mm (3inci),
Menentukan garis tengah pipa M-N :
Pipa M-N (pipa tegak) menanggung beban alat saniter No1 dengan
NUAP sebesar 4, No 2 dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP
sebesar 8, No 4 dengan NUAP sebesar 3, No5 dengan NUAP sebesar 4,
No 6 dengan NUAP sebesar 1, No 7 dengan NUAP sebesar 8, No 8
dengan NUAP sebesar 2, No 9 dengan NUAP sebesar 4, dan No 10
dengan NUAP sebesar 2, jadi jumlah NUAP sebesar 39, dari tabel 17
didapat garis tengah pipa M-N sebesar 100 mm (4 inci).
Menentukan garis tengah pipa N-O :
8
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Pipa N-O (pipa pembuangan gedung dengan kemiringan sebesar 2%)
menanggung beban alat saniter No1 dengan NUAP sebesar 4, No 2
dengan NUAP sebesar 3, No 3 dengan NUAP sebesar 8, No 4 dengan
NUAP sebesar 3, No5 dengan NUAP sebesar 4, No 6 dengan NUAP
sebesar 1, No 7 dengan NUAP sebesar 8, No 8 dengan NUAP sebesar 2,
No 9 dengan NUAP sebesar 4, dan No 10 dengan NUAP sebesar 2, jadi
jumlah NUAP sebesar 39, dari tabel 17 didapat garis tengah pipa N-O
sebesar 100 mm (4 inci).
Kesimpulan garis tengah pipa tersebut adalah :
Pipa A-B garis tengah sebesar 50 mm (2 inci)
Pipa B-C garis tengah sebesar 65 mm (21/2 inci)
Pipa C-D-E-Y garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)
Pipa F-G-H garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)
Pipa H-I-Y garis tengah sebesar 100 mm (4 inci)
Pipa Y-M-N-O garis tengah sebesar 100 mm (4 inci)
Pipa K-L-M garis tengah sebesar 80 mm (3 inci)
1.2.2 Perangkap
Tujuan utama dari sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung
adalah mengalirkan air kotor dari dalam bangunan gedung keluar, ke dalam unit
pengolahan air kotor (septic tank) atau riol kota, tanpa menimbulkan pencemaran
kepada lingkungannya maupun dalam bangunan gedung itu sendiri.
Pipa pembuangan air kotor didalam bangunan gedung tidak terus menerus
mengalirkan air kotor, jadi tidak selamanya pipa tersebut terisi dengan air, hal ini
akan menyebabkan masuknya gas yang berbau atau beracun dari septic tank atau dari
riol, disamping gas juga ada kemungkinan serangga bisa masuk.
Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem pembuangna air kotor
didalam bangunan gedung perlu dipasang suatu alat yang disebut “perangkap”atau
“trap”, biasanya berbentuk leher angsa atau “U”, yang akan menahan bagian terakhir
dari air penggelontor, sehingga merupakan suatu “penyekat” atau penutup air yang
mencegah masuknya gas.
9
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Fungsi perangkap adalah, untuk mencegah bau busuk (gas) dari septic-tank
atau riol masuk ke dalam ruangan dimana alat-alat plambing air kotor (alat-alat
saniter) berada.
Agar perangkap dapat berfungsi dengan baik, maka perangkap tersebut harus
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah sebagi berikut :
a. Kedalaman air penutup.
Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai 100
mm.
b. Konstruksinya harus sedemikian rupa agar dapat selalu bersih dan tidak
menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap. Aliran air buangan harus
menimbulkan efek “membersihkan diri”, jadi perangkap tersebut dan
permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak tersangkut atau
menempel pada permukaannya.
c. Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai
“penutup” tetap dapat dipenuhi.
d. Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah
membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan tetap akan
terjadi.
1.2.3 Pipa ven
Didalam sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung, terutama
untuk bangunan gedung dengan jumlah lantai sebanyak 2 (dua) lantai atau lebih,
perlu dipasang pipa ven.
Tujuan pemasangan pipa ven dalam plambing air kotor adalah sebagai berikut
Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan
Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan
Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan
Pipa ven dipasang pada ujung pipa tegak sebelah atas, dan sedekat mungkin
dengan unit “perangkap”.
Pipa ven dipasang sampai keluar bangunan gedung, baik diatas atap maupun
pada dinding bagian atas bangunan gedung tersebut.
10
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
1.2.4 Lubang pembersih (cleanout) dan bak kontrol
Kotoran dan kerak akan mengendap pada dasar dan dinding pipa pembuangan
setelah digunakan untuk jangka waktu yang lama. Disamping itu kadang-kadang ada
juga benda-benda kecil yang sengaja atau tidak jatuh dan masuk kedalam pipa.
Semua itu akan menyebabkan tersumbatnya pipa, sehingga perlu dilakukan tindakan
pengamanan.
Oleh karena itu di dalam sistem pembuangan air kotor dalam bangunan
gedung perlu dipasang lubang pembersih (cleanout), biasa titulis “ CO “, untuk diluar
bangunan gedung (pada riol gedung) dipasang “bak kontrol”.
Baik lubang pembersih maupun bak kontrol harus dipasang pada tempat yang
mudah dicapai, dan sekelilingnya cukup luas untuk orang membersihkan pipa. Untuk
pipa ukuran sampai 65 mm jarak bebas sekeliling lubang pembersih sekurang-
kurangnya 30 cm, dan untuk ukuran pipa 75 mm atau lebih besar jarak tersebut
sekurang-kurangnya 45 cm.
Lubang pembersih (cleanout) harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :
Awal dari cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung
Pada pipa mendatar yang panjang
Pada tempat di mana pipa pembuangan membengkok (belok) dengan
sudut lebih dari 45º
Bagian bawah dari pipa tegak atau di dekatnya
Untuk bangunan yang bertingkat, maka lubang pembersih sebaiknya
dipasang pada setiap 2 (dua) atau 3 (tiga) lantai pada pipa tegak gedung
Dekat sambungan antara pipa pembuangan gedung dengan riol gedung
Ukuran lubang pembersih adalah sebagai berikut : Untuk ukuran pipa sampai
dengan 100 mm, ukuran lubang pembersihnya sama dengan ukuran pipa. Untuk pipa
yang lebih besar dari 100 mm, ukuran lubang pembersihnya minimal 100 mm.
Bak kontrol dipasang pada pipa yang ada dibawah tanah. Oleh karena air
yang mengalir didalam pipa yang melewati bak kontrol ini mengandung kotoran
manusia (faeses), maka dasar bak kontrol harus sedemikian rupa sehingga jalannya
faeses tidak terganggu, untuk itu pipa yang melintasi bak kontrol harus menerus.
Ukuran bak kontrol pada umumnya 30 cm x 30 cm (lebar x panjang) Bak
kontrol harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :
Pada pertemuan saluran
11
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Pada perubahan arah (belokan) saluran
Pada saluran yang lurus, setiap jarak 5.00 meter
Pada perubahan ketinggian
Pada tempat sebelum masuk septic tank atau sebelum masuk riol kota
1.2.5 Bak penampung dan pompa
Air kotor yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung atau riol kota
dimasukan terlebih dahulu ke dalam penampungan (bak penampung) dan kemudian
dialirlan ke luar dengan pompa atau alat lainnya
Bak penampung ini harus dibuat dengan konstruksi kedap air, tidak
membocorkan gas dan bau, serta harus dilengkapi dengan pipa ven. Bak penampung
ini tidak boleh dibuat sehingga salah satu dindingnya merupakan dinding pemisah
dengan bak penampung air minum.
1.3 SEPTIC-TANK DAN RESAPAN
1.3.1 Septic-tank
Septic-tank atau tangki septic disebut juga tangki pembusuk, karena pada
tangki ini timbul proses pembusukan faeses oleh bakteri pembusuk dengan bantuan
oxygen menjadi lumpur dan gas (H2S dan NH4).
Disebagian besar negara-negara diluar negri, seperti di Amerika, Inggris, dan
lain-lain, septic-tank berfungsi untuk menampung semua air kotor dari rumah tangga
kecuali air hujan (dari kamar mandi, kakus, dapur, bak cuci tangan, dan alat-alat
pembuangan rumah tangga lainnya). Penyaluran semua air kotor rumah tangga
kedalam septic-tank juga dianjurkan oleh W.H.O.
Air sabun tidak akan mengganggu bekerjanya septic-tank dalam hal
pengendapan maupun pembusukan, demikian juga halnya dengan detergents
synthetic (syndet) tidak semuanya mengganggu, yang mengganggu hanya
persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterne (quaternary ammonium
compounds), yang terkenal mempunyai daya bactericide. Akan tetapi persenyawaan-
persenyawaan ammonium kwarterner pun ternyata hanya menghentikan sebagian saja
dari proses pembusukan, oleh karena itu proses pembusukan masih dapat berlangsung
12
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
dengan baik, karena didalam septic-tank, persenyawaan tersebut telah diencerkan lagi
dengan air kotor rumah tangga lainnya yang tidak mengandung detergent.
Dari pengalaman dilapangan, ternyata bahwa pemakaian air yang sedikit
sekali menyebabkan terdapatnya zat-zat padat yang banyak sekali pada air kotor dan
ini akan menyebabkan tersumbatnya pipa saluran air kotor, dengan mengalirkannya
semua air kotor rumahtanga kedalam septic-tank bahaya tersebut akan sangat
diperkecil, juga dapat diharapkan, bahwa dengan lebih banyaknya lagi kotor yang
dapat melarut kedalam air, sehingga jumlah lumpur yang harus ditampung didalam
septic-tank akan dapat diperkecil.
Oleh karena itu, sebaiknya semua air kotor yang berada dalam rumah
tangga, baik dari kamar mandi dan kakus, maupun dari dapur, bak cuci tangan,
dan lainnya seluruhnya dibuang atau dialirkan ke septic-tank.
Septik-tank terbuat dari bahan yang rapat air, kuat, dan tahan terhadap asam,
pada umumnya terbuat dari konstruksi beton atau pasangan batu bata.
Agar fungsi septic-tank dan bidang resapan atau sumur resapan bisa optimal,
maka septic-tank harus diletakan pada lokasi dimana ketinggian muka air tanah
lebih besar dari 2.00 meter.
Dasar-dasar perencanaan septic-tank adalah sebagai berikut :
1. Waktu tinggal (detention time) air kotor didalam septic-tank ditetapkan
selama 24 jam (satu hari penuh).
2. Pemakaian air setiap orang setiap hari sebesar 100 liter. (pada seminar on
sewage disposal W.H.O di kandy-ceylon telah ditetapkan, bahwa agar
septic-tank dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu persediaan air
sedikit-dikitnya 20 imperial gallons atau 91 liter untuk setiap orang
seharinya).
3. Volume septic-tank yang paling kecil ditetapkan untuk pemakaian oleh 10
orang sesuai dengan anjuran W.H.O.
4. Untuk ruang penyimpanan Lumpur disediakan 30 liter untuk setiap
pemakai setiap tahunnya. (menurut W.H.O besar ruang lumpur sekurang-
kurangnya 1 cb ft atau sebesar 28,8 liter per capita per tahun).
5. Frekwensi pembuangan lumpur menurut W.H.O antara 1 tahun sampai 4
tahun.
13
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
6. Untuk ruang gas dan busa disediakan tempat yang tinginya sekurang-
kurangnya 30 cm diatas permukaan air (menurut W.H.O, seminar di
Ceylon ruang antara permukaan air di septic-tank dan tutupnya harus
antara 6 inch samapai 1 ft atau antar 15 cm sampai 30 cm).
7. Kedalaman air pada septic-tank sekurang-kurangnya 1,00 meter.
8. Panjang septic-tank sekurang-kurangnya 1,25 meter. Untuk septic-tank
yang berbentuk bulat, diameter (garis tengah) septic-tank sekurang-
kurangnya 1,25 meter.
9. Lebar septic-tank sekurang-kurangnya 0,80 meter.
10. Untuk septic-tank yang besar, perbandingan antara panjang : lebar sebesar
2 : 1 sampai 3 : 1
11. Beda tinggi antara pipa inlet dan permukaan air di dalam septic-tank
sebesar 7 cm
12. Septic-tank harus dilengkapi dengan : pipa ven, dan lubang pemeriksa
yang berfungsi juga sebagai lubang penyedot lumpur tinja.
Contoh perhitungan untuk menentukan volume septic-tank.
A. Rumah tangga yang dihuni oleh 5 (lima) orang, dan lumpur dibuang
(disedot) setiap 2 (dua) tahun.
Oleh karena menurut peraturan volume septic-tank harus menampung
minimal untuk jumlah penghuni 10 orang, maka untuk perhitungan
selanjutnya jumlah orang yang dihitung sebanyak 10 orang.
Cara perhitungan :
Volume septic-tank adalah : volume air ditambah volume lumpur
ditambah ruang busa.
Volume air : 10 orang x 100 l/orang/hari = 1.000 liter = 1 m3
Panjang : 1,25 m
Lebar : 0,80 m
Tinggi air : 1,00 m
Volume lumpur : 10 orang X 30 l/orang/tahun X 2 tahun = 600 liter = 0,60 m3
Panjang : 1,25 m
Lebar : 0,80 m
14
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Tinggi lumpur : 0,60 m
Ruang busa diambil 0,30 m diatas permukaan air
Tinggi septic-tank adalah : tinggi air + tinggi lumpur + ruang busa.
Tinggi septic tank adalah : ( 1,00 + 0,60 + 0,30 ) m = 1,90 m
Dimensi septic-tank adalah sebagai berikut :
Panjang : 1,25 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi : 1,90 m
B. Rumah tangga yang dihuni oleh 20 (dua puluh) orang, dan lumpur
dibuang (disedot) setiap 4 (empat) tahun.
Cara perhitungan :
Volume septic-tank adalah : volume air ditambah volume lumpur
ditambah ruang busa.
Volume air : 20 orang X 100 l/orang/hari = 2.000 liter = 2 m3
Panjang : 2,00 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi air : 1,00 m
Volume lumpur : 20 orang x 30 l/orang/tahun x 4 tahun = 2.400 liter = 2,40
m3
Panjang : 2,00 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi lumpur : 1,20 m.
Ruang busa diambil 0,30 m diatas permukaan air
Tinggi septic-tank adalah : tinggi air + tinggi lumpur + ruang busa.
Tinggi septic tank adalah : ( 1,00 + 1,20 + 0,30 ) m = 2,50 m
Dimensi septic-tank adalah sebagai berikut :
Panjang : 2,00 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi : 2,50 m
15
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
1.3.2. R e s a p a n
Air yang keluar dari septic-tank kandungan BOD nya masih cukup tinggi, dan
ada kemungkinan masih mengandung bakteri-bakteri pathogen atau telur cacing, dan
masih berbau. Oleh karena itu bila air yang keluar dari septic-tank dibuang keperairan
terbuka (badan air terbuka) maka akan menyebabkan pencemaran terhadap perairan
terbuka tersebut. Melihat hal-hal seperti tersebut diatas, maka air yang keluar dari
septic-tank (efluen) tidak boleh dibuang langsung ke badan-badan air, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Untuk mencegah pencemaran badan air terbuka , maka air yang keluar dari
septic-tank perlu diolah terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan kualitas air
kotor yang diizinkan oleh peraturan setempat sebelum dibuang ke perairan terbuka.
Pengolahan ini sangat sulit untuk dilakukan, karena kapasitas air yang keluar dari
septic-tank sangat sedikit dan tidak terus menerus.
Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk mengolah air yang keluar dari
septic-tank, yaitu dengan cara, air yang keluar dari septick-tank diresapkan
kedalam tanah dengan cara meresapkan melalui sumur resapan atau bidang
resapan.
Agar supaya baik sumur resapan, bidang resapan, maupun septic-tank tidak
mengganggu lingkungan sekitarnya maka lokasi dari sumur resapan, bidang resapan,
dan septic-tank ada persyaratan jarak tertentu. Persyaratan jarak minimum dari septic-
tank, dan peresapan untuk kondisi tanah biasa dapat dibaca pada Tabel 1
TABEL 1
PERSYARATAN JARAK MINIMUM DARI SEPTIC TANK DAN RESAPAN
UNTUK KONDISI TANAH NORMAL
16
Rekayasa Penyehatan Lingkungan – Air Kotor
Junaida Wally - 13010003
Panjang bidang resapan minimal 10,00 meter, dan maksimal 15,00 meter.
Bila dari hasil penelitian diperlukan panjang bidang resapan lebih dari 15,00 mater,
maka bidang resapan harus dibuat beberapa dengan panjang masing-masing
maksimal 15,00 meter, dan jarak antara bidang resapan dari as ke as sebesar 2,50
meter. Kemiringan bidang resapan sebesar 0,20 %.
17