perencanaan sistem instalasi air kotor pada ruko...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN SISTEM INSTALASI AIR KOTOR PADA
RUKO 3 LANTAI DI KELURAHAN SEPINGGAN
BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
TRIO BAGASKORO ABIYOSO
NIM : 140309244792
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2017
PERENCANAAN SISTEM INSTALASI AIR KOTOR PADA
RUKO 3 LANTAI DI KELURAHAN SEPINGGAN
BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK
NEGERI BALIKPAPAN
TRIO BAGASKORO ABIYOSO
NIM : 140309244792
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN SISTEM INSTALASI AIR KOTOR PADA
RUKO 3 LANTAI DI KELURAHAN SEPINGGAN
BALIKPAPAN
Disusun oleh :
TRIO BAGASKORO ABIYOSO
NIM : 140309244792
Pembimbing I Pembimbing II
Mersianty, ST., MT Lilik Damayanti, SS, M.Hum
NIP. 19770130 201504 2001 NIDN. 0012038209
Penguji I Penguji II
Karmila Achmad, ST., MT. Melviana Firsty, ST., MT.
NIP. 19790317 2007012 017 NIP. 8827320016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Sunarno, M.Eng
NIP. 19640413 199003 1 015
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : TRIO BAGASKORO ABIYOSO
Tempat/Tgl Lahir : Bontang,22 April 1996
NIM : 140309244792
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “PERENCANAAN
PEMANFAATAN AIR SUMUR DENGAN SISTEM INSTALASI AIR BERSIH
PADA RUKO 3 LANTAI DI KELURAHAN SEPINGGAN BALIKPAPAN”
adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhanya, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 7 JULY 2017
Mahasiswa,
Materai 6000
TRIO BAGASKORO ABIYOSO
NIM : 140309244792
iii
Alhamdulillah kupanjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas segala rahmat dan karunianya untuk dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dan telah menghadirkan mereka yang selalu memberikan semangat
dan doa yang tiada hentinya.
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta
Djarot Subijantoro dan Sarinarulita,
Saudara-saudaraku yang kusayangi Bayu Guruh Samudra, Brahma Krisdyo,
Dewo Catur Wibowo.
Keluarga besar yang ku hormati dan sayangi.
Juga teman-teman utilitas seperjuangan saya yang selama ini mendukung dan
membantu saya dalam proses pembuatan tugas akhir ini
Rifani Subhan, Achmad Sofian, Helmi Pratama, dan Ayu astri novianti.
Dan juga untuk seseorang yang saya sayangi yang turut membantu saya dalam
menyelesaikan tugas akhir ini
Shandra maulysa
Trimakasih juga kepada dosen-dosen pengajardan pembimbing tugas akhir
Politeknik Negeri Balikpapan
Teman-teman seperjuangan 3 TS 2 yang saya banggakan dan aku sayangi
iv
ABSTRACT
Wastewater installations are installations that include sewage disposal, the size
and type of pipes used, and sewage treatment. So that with the installation is able
to dispose and treat the dirty water optimally. Dirty water or used water can come
from various sources such as: waste water, wastewater, rainwater, and special
wastewater. A 3 storey shophouse building in kelurahan sepinggan balikpapan
will be made in place of restaurant business then in need special installation
system that is using portable grease trap where use of grease trap Portable is
useful to catch fat and oil produced by the restaurant itself, and Also designed
septictank in accordance with the number of residents who have been determined.
In this installation run using gravity system.
In this study, the analysis is done by means of data collection methods. Based on
the above objectives, the objectives to be achieved are to know the wastewater
discharged daily, also to design septictank and calculate the Budget Plan in the
installation of dirty water.
From the data collection and calculation of the analysis, the amount of waste
water released per day, the size of septic tank and the cost needed to make the
installation of sewage amounted to Rp 37.773.504,90.
Keywords: Installation wastewater, Septictank, portable grease trap, Budget
plan cost.
v
ABSTRAK
Instalasi air kotor adalah instalasi yang meliputi pembuangan air kotor,
ukuran dan jenis pipa yang digunakan, dan pengolahan air kotor. Sehingga dengan
adanya instalasi tersebut mampu membuang dan mengolah air kotor dengan
optimal. Air Kotor atau air bekas bisa berasal dari berbagai sumber seperti : air
bekas, air limbah, air hujan, dan air limbah khusus. bangunan ruko 3 lantai di
kelurahan sepinggan balikpapan akan di jadikan tempat usaha rumah makan maka
di perlukannya sistem instalasi khusus yaitu memakai Grease trap portable yang
di mana penggunaan Grease trap Portable ini berguna untuk menangkap lemak
dan minyak yang di hasilkan oleh rumah makan itu sendiri, dan juga mendesain
septictank sesuai dengan jumlah penghuni yang sudah ditentukan. Dalam
pengaliran instalasi ini menggunakan sistem gravitasi.
Pada penelitian ini, dilakukan analisa yaitu dengan cara metode
pengumpulan data. Berdasarkan hal tersebut, tujuan yang ingin di capai adalah
dapat mengetahui air limbah yang dikeluarkan tiap harinya, juga mendesain
septictank dan menghitung Rencana Anggaran Biaya dalam instalasi air kotor.
Dari pengumpulan data dan perhitungan analisa diperoleh jumlah air
limbah yang dikeluarkan per hari, ukuran septictank dan biaya yang di perlukan
untuk membuat instalasi air kotor sebesar Rp 37.773.504,90.
Kata Kunci : Instalasi air kotor, Septictank, Grease trap portable, Rencana
anggaran biaya.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha
Kuasa, karna atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir dengan judul “Perencanaan Sistem Instalasi Air Kotor Pada Ruko 3 Lantai
di Kelurahan Sepinggan Balikpapan”.
Didalam karya tulis ini,di sajikan pokok-pokok bahasan tugas akhir
meliputi penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Ramli, S.E., M.M. Selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng , selaku Ketua Program Studi Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Ibu Mersianty, ST., MT sebagai dosen pembimbing 1, yang memberikan
ilmu serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan pengarahan
selama pengerjaan tugas akhir ini.
4. Ibu Lilik Damayanti, SS, M.Hum sebagai dosen pembimbing 2, yang
memberikan ilmu serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan
pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
5. Ayahanda Djarot Subijantoro dan Ibunda Sarinarulita selaku orang tua serta
saudara-saudara saya yaitu Bayu Guruh Samudra, Brahma Krisdyo, dan
Dewo Catur Wibowo yang telah memberikan dukungan moril dalam
keluarga.
6. Rekan – rekan mahasiswa/i 3 teknik sipil 2 angkatan 2014 yang telah banyak
memberikan masukan untuk penyusunan tugas akhir ini.
7. Serta seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan kontribusi besar dalam penyusunan tugas akhir ini hingga
selesai.
Sesuai layaknya manusia yang masih jauh dari kesempurnaan selain
Allah S.W.T yang maha sempurna. Tugas akhir ini bukanlah karya yang
sempurna.
vii
Demikian tugas akhir ini ditulis, semoga bermanfaat bagi penulis
maupun pihak yang membaca terutama yang berkecimpung didalam bidang
Teknik Sipil.
Balikpapan, 10 Februari 2017
TRIO BAGASKORO ABIYOSO
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... iii
ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1 Definisi Utilitas Bangunan ........................................................................... 3
2.2 Definisi Instalasi Air Kotor .......................................................................... 3
2.3 Jenis Air Buangan/Air Kotor ....................................................................... 3
2.4 Sistem Pembuangan Air Kotor..................................................................... 4
2.4.1 Air Bekas ...................................................................................................... 4
2.4.2 Air Limbah ................................................................................................... 4
2.4.3 Air Hujan ...................................................................................................... 4
2.4.4 Air Limbah Khusus ..................................................................................... 5
2.5 Karakteristik Air Limbah Rumah Makan ................................................... 5
2.6 Dampak limbah Cair .................................................................................... 6
2.6.1 Dampak Bagi Kesehatan .............................................................................. 6
ix
2.6.2 Dampak Bagi Kehidupan Biotik ................................................................. 7
2.6.3 Dampak Bagi Kehidupan Abiotik ................................................................ 7
2.7 Pengolahan Air Limbah di Rumah makan ................................................... 8
2.8 Komponen Pengolahan Instalasi Air Kotor ................................................ 9
2.8.1 Perangkap Lemak ......................................................................................... 9
2.8.2 Septictank .................................................................................................. 13
2.8.3 Ven ............................................................................................................ 17
2.8.4 Pipa ............................................................................................................ 19
2.8.5 Penyambung .............................................................................................. 21
2.8.6 Closet ........................................................................................................ 22
2.8.7 Kitchen Sink .............................................................................................. 22
2.8.8 Wastafel ..................................................................................................... 22
2.8.9 Afur dan Floor Drain ................................................................................. 23
2.9 Menghitung RAB ........................................................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENULISAN ........................................................... 25
3.1 Data Umum ................................................................................................ 25
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 25
3.3 Tahap Kegiatan .......................................................................................... 26
3.3.1 Studi Kasus ................................................................................................ 26
3.3.2 Pengumpulan Data ..................................................................................... 26
3.3.3 Analisis Data .............................................................................................. 27
3.3.4 Penulisan Tugas Akhir ............................................................................... 27
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 29
4.1 Sistem aliran Instalasi Air Kotor ................................................................ 29
4.2 Data Umum Lokasi Penelitian ................................................................... 30
4.2.1 Gambaran Umum Area Bangunan ............................................................. 30
4.2.2 Gambaran Umum Bangunan Ruko ............................................................ 31
4.3 Data Umum Bangunan Ruko .................................................................... 31
x
4.3.1 Tabel Penghuni........................................................................................... 31
4.4 Perhitungan Volume Air Kotor .................................................................. 32
4.5 Perhitungan Volume Pekerjaan .................................................................. 35
4.6 RAB Instalasi Air Kotor ............................................................................ 38
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 40
5.2 Saran ........................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Grease 10
Gambar 2.2 Grease yang membeku 10
Gambar 2.3 Grease trap pasif 11
Gambar 2.4 Tangki In-Ground 12
Gambar 2.5 Sistem GRD 12
Gambar 2.6 Septictank konvesional 13
Gambar 2.7 Septictank biologis 14
Gambar 2.8 Efek sifon dan peranan pipa ven pada sistem pembuangan 18
Gambar 2.9 Pipa PVC 19
Gambar 2.10 Pipa HDPE 19
Gambar 2.11 Pipa GIP 20
Gambar 2.12 Pipa tembaga 20
Gambar 2.13 Pipa beton 21
Gambar 2.14 Jenis-jenis penyambung 21
Gambar 2.15 Closet 22
Gambar 2.16 Kitchen sink 22
Gambar 2.17 Wastafel 23
Gambar 2.18 Afur dan floor drain 23
Gambar 3.1 Site plan 23
Gambar 3.1 Bagan alir penyusunan tugas akhir 28
Gambar 4.1 Skema instalasi air kotor 29
Gambar 4.2 Ukuran Luas Area Bangunan 30
Gambar 4.3 Ukuran Luas Bangunan 31
Gambar 4.4 Ukuran Septictank 34
Gambar 4.5 Pemasangan bouwplank untuk septictank 35
Gambar 4.6 Pemasangan bouwplank untuk bidang resapan 35
xii
Gambar 4.7 Galian tanah untuk septictank 35
Gambar 4.8 Galian tanah untuk bidang resapan 36
Gambar 4.9 Plat beton septictank 36
Gambar 4.10 Plat pembesian septictank 36
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jarak Septictank dan Bidang resapan 7
Tabel 2.2 Ukuran Septictank 9
Tabel 2.3 Jumlah air limbah non rumah tangga 10
Tabel 2.4 Contoh Biaya Instalasi air kotor 23
Tabel 2.4 Contoh Biaya Pembuatan Instalasi Air Bersih 23
Tabel 3.1 Waktu penyusunan laporan 26
Tabel 4.1 Jumlah penghuni 32
Tabel 4.2 Kebutuhan peralatan instalasi air kotor 32
Tabel 4.3 Perhitungan pasangan bata 37
Tabel 4.4 Perhitungan plesteran 37
Tabel 4.5 RAB instalasi air kotor 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Layout Proyek Penelitian.
Lampiran 2 : Harga Satuan Pokok Kerja Tahun 2016 Dinas Pekerjaan Umum.
Lampiran 3 : Analisa Harga Satuan pekerjaan Tahun 2016 Dinas Pekerjaan
Umum.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin
bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka
jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair di
buang ke dalam tanah, sungai, danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang
dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka
akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai
kegiatan industri, rumah sakit, pasar, rumah makan hingga rumah tinggal. Hal ini
disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum
mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat
memberikan nilai negatif pada kegiatan ruko 3 lantai yang digunakan untuk usaha
rumah makan.
Ruko yang beralamat di kelurahan sepinggan balikpapan ini awalnya
adalah memiliki 3 bangunan yang terpisah. karena ruko ini akan digunakan untuk
usaha rumah makan maka seluruh bangunan ini akan di jadikan 1 sehingga
bangunan tersebut menjadi lebih luas.
Karena usaha rumah makan menghasilkan limbah cair seperti minyak,
lemak, dan bahan makanan lainnya yang dapat membuat saluran pipa air kotor
tersumbat dan juga untuk mendesain septictank. Maka pada tugas akhir ini penulis
mengambil judul “perencanaan sistem instalasi air kotor pada ruko 3 lantai di
kelurahan sepinggan balikpapan”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana sistem instalasi air kotor pada bangunan gedung 3 lantai
kelurahan sepinggan Balikpapan ?
2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat sistem instalasi air kotor pada
bangunan gedung 3 lantai kelurahan sepinggan Balikpapan ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang di berikan, antara lain :
1. Sistem instalasi air kotor yang dimaksud hanya yang ada dalam bangunan
ruko 3 lantai seperti air bekas cuci, mandi, maupun yang berasal dari toilet.
2. Pengaliran air kotor menggunakan sistem gravitasi.
3. Menggunakan grease trap pada sistem instalasi air kotor.
4. Sistem pembuangan air limbah menggunakan sistem terpisah.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penelitian, antara lain:
1. Merancang sistem instalasi air kotor pada bangunan gedung 3 lantai.
2. Mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk membuat sistem instalasi air kotor
pada bangunan gedung 3 lantai.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Sebagai referensi untuk membuat sistem instalasi air kotor yang benar.
2. Diharapkan dapat diketahui seberapa besar biaya sistem instalasi air kotor
yang dibutuhkan pada bangunan ruko.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Utilitas Bangunan
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain,
seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.
2.2 Definisi Instalasi Air Kotor
Instalasi air kotor pada bangunan adalah instalasi yang meliputi
pembuangan air kotor, ukuran dan jenis pipa yang digunakan, dan pengolahan air
kotor. Sehingga, dengan adanya instalasi tersebut mampu membuang dan
mengolah air kotor dengan optimal sehingga tidak menimbulkan gangguan dan
pencemaran pada sekitar bangunan tersebut.
2.3 Jenis Air Buangan/Air Kotor
Jenis-jenis air buangan terdiri dari atas 4 jenis antara lain:
1. Air bekas buangan: Air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan
bermacam-macam lain penggunaannya.
2. Air limbah: Air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limbah
ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan,
tetapi harus ditampung kedalam bak penampung.
3. Air hujan: Air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
4. Air limbah khusus: Air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat
tertentu seperti air bekas dari rumah sakit, laboratorium, rumah makan, dan
pabrik.
4
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat di gabung
pembuangannya dan ada yang harus dipisahkan serta di proses tersendiri.
Sistem air kotor plambing harus diperhatikan cara pembuangan dan
penyambungannya supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan
lingkungan. Selain itu, pipa-pipa dibuat/dipasang dalam ukuran yang besar mulai
dari kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air kotor tersebut.
2.4 Sistem Pembuangan Air Kotor
Pembuangan air kotor menurut sistem pembuangannya:
2.4.1 Air bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, kendaraan,
cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya. Untuk pipa
pembuangan dapat digunakan pipa-pipa PVC; untuk pipa pembuangan vertical
dan horizontal digunakan pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang sudah
diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 400 cm, maka sistem
pemipaan pembuangan air bekas, baik vertical maupun horizontal diusahakan
setiap 400 cm dibuat sambungan/dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa
vertical, diusahakan hubungan dengan pipa horizontal harus lebih dari 90 derajat
agar terhindar dari air balik.
2.4.2 Air limbah
Saluran air limbah di tanah/di dasar bangunan dialirkan pada jarak
sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak
lurus, di alirkan dengan kemiringan 2% ke dalam bak penampungan air limbah
tidak diperbolehkan dicampur dengan air bekas buangan apa lagi yang
mengandung sabun.
Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diberi udara supaya
bakteri-bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga
dapat segera memproses kotoran-kotoran/limbah tersebut.
2.4.3 Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut
dialirkan ke saluran-saluran tertentu, mengingat air yang jatuh tidak sama dialami
oleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan kondisi bangunan berada, maka
5
untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa plambing tersendiri yang dihitung dan
diukur dari atap yang menerima air hujan tersebut.
Air hujan yang jatuh disalurkan melalui talang-talang vertikal dengan
diameter 3” (minimal) yang diteruskan kesaluran-saluran horizontal dengan
kemiringan 0.5-2 % dengan jarak terpendek menuju kesaluran terbuka
lingkungan.
2.4.4 Air limbah khusus
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan
khusus, seperti rumah makan, pabrik-pabrik/industry kimia, bengkel, rumah sakit,
dan laboratorium. Air limbah khusus ini harus ditampung di tempat tertentu,
dengan treatment tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas
biasa, seperti rumah makan yang membuang air limbah khusus/air buangan yang
mengandung lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/menyatu dengan air
bekas buangan. Oleh karena itu, perlu diadakan treatment lebih dulu. Alat ini
disebut Grease trap atau perangkap lemak.
2.5 Karakteristik Air Limbah Rumah Makan
Kontaminan utama limbah cair rumah makan berasal dari bahan makanan,
proses memasak dan tahap pembersihan peralatan, dan dari toilet. Dengan
demikian limbah rumah makan berupa bahan-bahan organic, dan bahan pencuci
(sabun/deterjen). Senyawa organic yang terkandung dalam limbah cair rumah
makan berupa karbohidrat, protein, lemak, dan minyak.
Semakin beragam jenis makanan yang dijual di rumah makan, Akan
menghasilkan limbah yang mempunyai jumlah dan jenis bahan organic semakin
banyak. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organic digunakan
beberapa teknik pengujian seperti BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD
(Chemical Oxygen Demand). Uji BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan
parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan
organik, baik dari industry ataupun rumah tangga (Greyson, 1990; Welch, 1992)
Jika ditinjau dari kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku mutu limbah cair
bagi kegiatan industry, maka limbah cair rumah makan memerlukan pengolahan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan umum karena telah melebihi Baku
6
mutu yang di tetapkan, yaitu sebesar 50-150 mg/l untuk BOD5 dan 100 – 300 mg/l
untuk COD.
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
lingkungan air untuk mengubah bahan organic yang ada di lingkungan air
tersebut. Air buangan dengan Kadar tinggi dapat menimbulkan polusi jika
langsung dibuang ke air.
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organic secara kimiawi yang terdapat di dalam air dengan sempurna.
2.6 Dampak Limbah Cair
Apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat
menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan
yang ada.
2.6.1 Dampak Bagi Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini
ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera,
radang usus, hepatitis infeksiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa
penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab
penyakit seperti:
1. Virus Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran
melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang
mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa A dan Salmonella Typhosa B merupakan penyebab
typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air
limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan
makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit
typhus.
7
4. Salmonella Spp Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri
banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
5. Shigella Spp adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air
yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung
dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air
limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
7. Brusella Spp adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta
menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa adalah penyebab penyakit tuberculosis dan
terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
2.6.2 Dampak Bagi Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah seperti
minyak dan lemak, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang
terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di
dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan
mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air
disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat
beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat
menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya
bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada
air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan
sulit untuk diuraikan.
2.6.3 Dampak Bagi Kehidupan Abiotik
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka
mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat
dari besi. Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya
akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.
Selain karbon dioksida agresif, maka tidak kalah pentingnya apabila air limbah itu
8
adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi
yang bersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun pH yang tinggi
mengakibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah rumah makan
mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah
menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang merupakan
benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk secara
kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini
akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat
menyumbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga terjadi
kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat
timbulnya bocor.
2.7 Pengolahan Air Limbah di Rumah makan
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam penanganan air limbah
di rumah makan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
1. Bak cuci piring hanya di gunakan untuk mencuci piring dan perabot
makan/masak karena bak cuci piring bukanlah tempat sampah. Sisa makanan
atau bahan masakan sebaiknya di buang ke tempat sampah terlebih dahulu
sebelum perabot kotor di cuci. Mungkin banyak dari kita yang terbiasa
membuang sisa makanan ke dalam tempat cuci piring, padahal selain dapat
menyumbat saluran air buangan, sisa makanan juga dapat menambah beban
pengolahan mulai dari zat organic, nutrient, minyak, lemak, dan lainnya.
2. Tidak membuang sisa minyak ke bak cuci piring karena pada temperatur yang
rendah (seperti di dalam saluran air) minyak dapat membeku sehingga dapat
menyumbat saluran air kotor.
3. Menghemat penggunaan air selain menekan biaya operasional juga berarti
meminimalisir debit air limbah. Pada saat mencuci piring misalnya, tidak
membiarkan keran air mengalir pada saat tidak di gunakan. Untuk
melumerkan bahan makanan beku juga sebaiknya tidak dilakukan dengan air
mengalir.
9
4. Memasang unit pengolahan pendahuluan selain menghindari terlalu tingginya
beban pengolahan, pemasangan unit-unit pengolahan pendahuluan juga dapat
menghindari tersumbatnya saluran penyalur air limbah. Unit pengolahan
pendahuluan yang digunakan seperti perangkap lemak dan padatan. Padatan
yang di maksud terutama adalah sisa-sisa makanan yang tidak ikut terbuang
ke tempat sampah. Untuk hal ini dapat di gunakan perangkap berupa saringan
dengan ukuran bukaan maksimum 2 mm yang di pasang di outlet bak cuci
piring. Saringan di bersihkan sedikitnya satu kali sehari untuk menghindari
sumbatan dan bau yang tidak sedap. Setelah melewati saringan tersebut air
dari bak cuci piring sebaiknya melewati perangkap lemak terlebih dahulu
sebelum di teruskan ke saluran penyalur air limbah.
5. Memperhatikan aliran air yang masuk ke saluran buangan karena pada saat
menggunakan bak cuci piring aliran air sebaiknya di jaga agar tidak terlalu
deras (misalnya dengan menghindari penggunaan sprayer atau membuka
keran terlalu besar). Apabila aliran terlalu deras maka sampah dapat
terdorong dan menyumbat saluran air.
6. Menghindari temperature tinggi karena setelah selesai merebus bahan
makanan, ada kalanya air rebusan harus dibuang. Jangan langsung membuang
air yang masih panas ke dalam saluran air buangan. Temperature yang tinggi
dapat melarutkan lemak sehingga sulit untuk di pisahkan (terutama bagi yang
menggunakan unit perangkap lemak).
2.8 Komponen Pengolahan Instalasi Air Kotor
Dalam pengolahan instalasi air kotor, terdapat beberapa komponen untuk
pengolahan, antara lain:
2.8.1 Perangkap lemak (Grease trap)
Perangkap lemak (Grease trap) adalah alat perangkap grease atau minyak
dan oli. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak
tidak menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa
tersumbat. Alat ini cocok digunakan di rumah tangga dan di rumah makan.
10
Grease trap juga dikenal sebagai pencegah lemak, perangkat pemulihan
(recovery) minyak dan converter limbah minyak merupakan perangkat pipa yang
dirancang untuk mencegat sebagian besar gemuk/minyak dan zat padat lain
sebelum memasuki sistem pembuangan air limbah.
Lemak (Grease) dari dapur adalah salah satu limbah domestik yang tidak
bisa diurai secara alami. Sumber (Grease) adalah minyak goring, mentega, susu,
keju, dll.
Gambar 2.1 Grease
Sumber : Pasca Regal Tjerita, (2013)
Jika limbah Grease ini tidak ditangani secara tepat, maka akan
menyebabkan:
1. Saluran pipa akan menutup oleh Grease yang membeku.
Gambar 2.2 Grease yang membeku
Sumber : Pasca Regal Tjerita, (2013)
2. Jika sampai keluar ke saluran kota, akan menyebabkan bau yang tidak sedap
(pencemaran) dan dapat menimbulkan penyakit.
3. Jika sampai masuk tangki septik (Septictank), akan mengganggu proses
Septictank.
11
Lapisan minyak dan lemak ini sangat lambat diolah (dicerna) dan dipecah
oleh mikroorganisme dalam proses pencernaan anaerobic. Viskositas (ketebalan)
lemak yang tinggi dari minyak masak seperti lemak babi menjadi padat saat
didinginkan, dan dapat bersama-sama dengan limbah padat lain membentuk
penyumbatan di pipa saluran.
Pengolahan limbah minyak dan lemak dengan menggunakan Grease trap
adalah salah satu bagian yang terpenting dari pengelolaan air limbah (waste water
management) dan saat ini telah digunakan di hampir semua proyek konstruksi
perumahan, apartemen, perkantoran, ruko/rukan, dan restoran.
Jenis Grease trap, yaitu:
1. Yang paling umum adalah Grease trap pasif, yaitu titik perangkat sederhana
yang digunakan di bawah kompartemen bak cuci dalam dapur. Grease trap
ini membatasi aliran dan menghapus 85-90% dari lemak dan minyak yang
masuk. Makanan padat bersama dengan lemak, minyak, dan gemuk akan
terjebak dan disimpan dalam perangkat ini.
Gambar 2.3 Grease trap pasif
Sumber : Pasca Regal Tjerita, (2013)
2. Jenis yang paling umum kedua adalah tangki in-ground berukuran besar, yang
biasanya 500-2000 L galon. Unit-unit ini dibangun dari beton, fiberglass, atau
baja. Dengan sifat ukuran lebih besar, perangkat ini memiliki kapasitas
penyimpanan lemak dan limbah padat yang lebih besar untuk aplikasi aliran
12
limbah yang tinggi seperti pada restoran atau rumah sakit. Trap ini biasa
disebut pencegat gravitasi (gravity interceptors). Pencegat / trap memerlukan
waktu retensi dari 30 menit untuk memungkinkan lemak, minyak, gemuk dan
limbah padat makanan untuk menetap di tangki. Semakin banyak limbah
masuk ke tangki maka begitu pula air yang bebas lemak didorong keluar dari
tangki.
Gambar 2.4 Tangki In-ground
Sumber : Pasca Regal Tjerita, (2013)
3. Jenis ketiga yaitu sebuah sistem GRD (Grease Recovery Devices / Perangkat
Pemulihan Lemak), menghapus lemak / minyak permukaan secara otomatis
ketika terjebak.
Gambar 2.5 Sistem GRD
Sumber : Pasca Regal Tjerita, (2013)
2.8.2 Septictank
13
Septictank adalah ruang kedap air yang memiliki beberapa bagian dimana
berfungsi sebagai pengolah air limbah yang berasal dari kloset dan urinoir/bidet
dengan kecepatan aliran air yang lambat. Konstruksi Septictank disekat dengan
dinding bata dan diatasnya diberi penutup dengan pelat beton delengkapi penutup
dan diberi pipa hawa T dengan diameter ø1 ½, sebagai hubungan agar ada
udara/oksigen ke dalam Septictank sehingga bakteri-bakteri menjadi subur.
Bakteri berfungsi sebagai pemusnah kotoran-kotoran atau tinja yang masuk ke
dalam bak penampungannya.
1. Jenis Septictank antara lain:
a. Septictank konvensional sistem kerjanya adalah semua air limbah yang
masuk akan ditampung dan dikumpulkan lalu dibiarkan mengendap di
dasar tangki, selanjutnya tinja atau feses yang mengendap di dasar tangki
secara alamiah akan menjadi lumpur, air yang keluar dari tangki akan
diresapkan kedalam tanah yang lama kelamaan akan bertemu dengan air
tanah sehingga di sinilah proses terjadinya pencemaran air tanah. Itulah
sebabnya Septictank ini harus dibuat berjauhan dengan sumur air, jarak
antara sumur dengan Septictank harus mengikuti jarak yang sudah
ditentukan untuk mencegah air sumur terkontaminasi dan bau.
Gambar 2.6 Septictank konvensional
Sumber : Handi wijaya, (2016)
b. Septictank biologis Sistem kerjanya adalah tinja yang masuk ke dalam
tangki akan disaring dengan media filter yang ada di dalam tangki,
selanjutnya tinja yang telah tersaring akan masuk ke ruangan yang
terdapat media rumah bakteri dan pada media ini terjadi proses
penguraian secara biologis dimana tinja akan dimakan oleh bakteri
14
pengurai hingga menjadi cair, selanjutnya limbah yang sudah cair akan
bertemu dengan media disinfektan, pada media disinfektan air akan
disterilkan dari bakteri berbahaya sehingga air yang keluar sudah ramah
lingkungan.
Gambar 2.7 Septictank biologis
Sumber : Handi wijaya, (2016)
2. Jarak Septictank dan bidang resapan
Agar buangan (kotoran) yang dialirkan mengalami proses demineralisasi,
proses penguraian suatu senyawa organik sehingga hasil penguraiannya tidak lagi
menimbulkan efek yang merugikan, terutama bagi lingkungan secara baik, maka
Septictank perlu di lengkapi dengan sumur resapan. Berikut adalah table jarak
Septictank serta bidang/sumur resapan dengan suatu unit tertentu:
Tabel 2.1 Jarak Septictank dan bidang resapan
Sumber : SNI-03-2398-2001
15
3. Ukuran Septictank
Dalam merancang Septictank tentu perlu untuk mengetahui dimensi
Septictank yang akan dibuat. Berikut tabel yang bisa dijadikan acuan:
Tabel 2.2 Ukuran Septictank
Sumber : Dep.PU, SKSNI, (1989) atau puslitbangkim
Keterangan:
P = panjang
L = lebar
t = tinggi
Dalam merencanakan ukuran Septictank, terdapat beberapa hal penting
yang perlu di perhatikan, yaitu:
a. Debit air limbah yang akan masuk (liter/orang/tahun)
b. Waktu tinggal air limbah di dalam Septictank (jam atau hari)
c. Jumlah pemakai orang
d. Rata-rata lumpur terkumpul dalam 1 tahun (liter/orang/tahun)
e. Jangka waktu minimum pengurasan/penyedotan lumpur (tahun)
4. Debit air limbah
Dalam menentukan debit air limbah yang berasal dari non rumah tangga
seperti hotel, rumah makan atau institusi/perkantoran lainnya dapat berdasarkan
literatur atau perlengkapan plumbing yang ada di gedung tersebut. Dalam tabel ini
dikemukakan gambaran jumlah air limbah non rumah tangga di Negara maju:
16
Tabel 2.3 Jumlah air limbah non rumah tangga
Kegiatan Jumlah Air Limbah
Hotel
Sekolah
Rumah makan
Kantor
150 - 300 liter/org/hari
30 – 50 liter/org/hari
20 – 35 liter/org/hari
30 – 60 liter/org/hari
Sumber: BPAB&PLP, (1994)
Untuk mengetahui berapa banyak jumlah air limbah yang dikeluarkan
pada ruko 3 lantai kelurahan sepinggan Balikpapan maka dapat menggunakan
rumus sbb :
Debit rata-rata air limbah yang diproduksi oleh setiap orang per hari dapat
dihitung sbb :
q = 80% x kebutuhan air bersih……..………………(2.1)
5. Perhitungan Volume Septictank
a. Debit air limbah rata
……………………………………………(2.2)
Keterangan :
Q = debit air limbah yang masuk, m³/hari.
q = jumlah air limbah, liter/orang/hari.
P = jumlah orang, angka 1000 adalah angka konversi dari satuan liter ke
m³.
b. Waktu tinggal (td) minimum untuk Septictank yang hanya menampung
limbah WC
td = 2.5 – 0.3 log ( O. Q ) hari……….………….. (2.3)
Keterangan :
td = waktu tinggal, hari
O = populasi atau jumlah orang yang dilayani, orang
Q = jumlah air limbah yang masuk kedalam tangki, liter/orang/hari.
Waktu tinggal minimal adalah ≥ 0.5 hari walaupun demikian,
direkomendasikan lamanya waktu tinggal lebih dari 24 jam.
17
c. Volume air limbah
……………………………………..(2.4)
Keterangan :
Va = Volume air limbah, m³
td = waktu tinggal, hari
Q = debit air limbah yang masuk, m³/hari.
d. Volume lumpur
………………………………..(2.5)
Keterangan :
Vl = Volume lumpur, m³.
RL = rate/laju akumulasi lumpur, 0.03-0.04 m³/org/tahun.
N = frekuensi pengurasan 2-3 tahun.
O = jumlah orang yang di layani, org.
e. Volume efektif Septictank
…………………………………(2.6)
Keterangan :
Vef = volume Septictank, m³.
Va = volume air dalam Septictank, m³.
Vl = volume lumpur yang diendapkan. m³.
f. Volume efektif Septictank
……………………………………..(2.7)
Keterangan :
P = panjang
L = lebar
Tair = tinggi air
2.8.3 Ven
Sistem ven yaitu secara garis besar dapat diartikan sebagai seperangkat
rangkaian sistem untuk memperlancar penyaluran air bersih dan khususnya air
kotor pada bangunan dalam rangkaian sistem plambing yang digunakan. Pipa ven
18
merupakan bagian penting dari suatu sistem pembuangan. Tujuan pemasangan
pipa ven adalah sebagai berikut:
1. Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan.
2. Menjaga sirkulasi yang lancer dalam pipa pembuangan.
3. Menyirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai
sekat air, maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah
hilangnya sekat air tersebut (tabel 2.8). Kedalaman minimum sekat air adalah 50
mm. pipa pembuangan dan ven harus dirancang dan dipasang agar mampu
menjaga kedalaman tersebut.
Keuntungan dari penggunaan sistem ven yaitu secara garis besar dapat
memperlancar laju perjalanan air yang mengalir pada pipa-pipa bangunan setelah
digunakan dan dapat menghindari hilangnya sekat air pada perangkap air kotor,
dan jika bangunan bertingkat tanpa menggunakan sistem ven dimungkinkan dapat
terjadi beberapa kendala kemacetan pada laju air kotor pada pipa dan dapat
menimbulkan bau.
Gambar 2.8 Efek sifon dan peranan pipa ven pada sistem pembuangan.
Sumber : Ermi Hermansyah, (2011)
19
2.8.4 Pipa
Pipa sangat dibutuhkan untuk sebuah instalasi air bersih, air bekas, dan air
kotor di gedung-gedung maupun di bangunan yang lain. Pipa sebagai pengatur
aliran air untuk mendistribusikan ke titik-titik outlet yang dibutuhkan.
1. Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) adalah pipa yang terbuat dari gabungan
material vinyl plastic yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan, tidak dianjurkan
untuk saluran pipa air panas. Adapun diameter ukuran pipa yang umum digunakan
antara lain : diameter 6”; 5”; 4”; 3”; 2 ½”; 2”; 1 ½”, 1 ¼”; 1”; ¾”; dan ½”.
Gambar 2.9 Pipa PVC
Sumber : Abi Royen, (2015)
2. Pipa HDPE
Pipa HDPE (High-density Poly Ethylene) adalah pipa yang terbuat dari
bahan poly-ethylene yang mempunyai kepadatan tinggi sehingga jenis pipa HDPE
ini dapat menahan daya tekan yang lenih tinggi. karakteristik pipa HDPE ini
adalah kuat, lentur atau fleksibel, dan tahan terhadap bahan kimia. Adapun
diameter ukuran pipa yang umum digunakan antara lain : diameter 24”; 22”; 20”;
18”; 16”; 14”; 12”; 10”; 6”; 5”; 4”; 3”; 2.5”; 2”; 1.5”, 1.25”; 1”; ¾”; dan ½”.
Gambar 2.10 Pipa HDPE
Sumber : Abi Royen, (2015)
20
3. Pipa GIP
Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) atau lebih dikenal dengan pipa besi
galvanis, yang biasanya digunakan untuk instalasi air bersih yang dingin saja,
karena tidak di anjurkan untuk saluran pipa air panas. Adapun diameter ukuran
pipa yang umum digunakan antara lain : diameter 8”; 6”; 5”; 4”; 3”; 2 ½”; 2”; 1
½”, 1 ¼”; 1”; ¾”; dan ½”.
Gambar 2.11 Pipa GIP
Sumber : Abi Royen, (2015)
4. Pipa tembaga
Pipa tembaga merupakan jenis pipa yang kuat dan tahan lama, dan biasanya
lebih banyak digunakan untuk instalasi air conditioning. Adapun diameter
ukuran pipa yang umum digunakan antara lain : diameter 1 5/8”; 1 ½”; 1 3/8”;
1 ¼”; 1 1/8”; 1”; 7/8”; ¾”; 5/8”; ½”; 3/8”; ¼”.
Gambar 2.12 Pipa tembaga
Sumber : Abi Royen, (2015)
5. Pipa Beton
Jenis pipa beton berupa beton precast, yang biasanya banyak digunakan
sebagai saluran drainase. Adapun diameter ukuran pipa yang umum
21
digunakan antara lain : diameter 800 mm, 700 mm, 600 mm, 500 mm, 400
mm, 300 mm.
Gambar 2.13 Pipa beton
Sumber : Abi Royen, (2015)
2.8.5 Penyambung
Instalasi pipa tidak hanya terdiri dari satu batang pipa saja, namun terdiri
dari beberapa pipa yang di sambung untuk mengalirkan air sampai ke outlet
terakhir. Penyambung juga memiliki beberapa model dan bentuk, diantaranya :
a. Elbow, untuk menyambung pipa dengan sudut 90° da nada juga yang 45°.
b. Flock shock, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama.
c. Reducer shocket, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang
berbeda.
d. Tee, untuk menyambung tiga batang pipa dengan diameter yang sama.
e. Valve socket, untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang
memiliki drat dalam.
Gambar 2.14 Jenis-jenis penyambung
Sumber : Abi Royen, (2015)
22
2.8.6 Closet
Closet merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai tempat
pembuangan air besar. Secara garis besar Closet di bedakan menjadi 2, yaitu
Closet jongkok dan Closet duduk seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.15 Closet
Sumber : Abi Royen, (2015)
2.8.7 Kitchen sink
Kitchen sink atau tempat cuci piring sangat penting dan berguna sekali di
dapur . bukan hanya sebagai tempat untuk mencuci piring atau perabot dapur
lainnya tetapi juga bisa untuk mencuci berbagai bahan makanan segar.
Ukuran Kitchen sink pun bermacam-macam dari ukuran kedalaman 20 cm
sampai 30 cm, dan memiliki panjang dari 40 cm sampai 1 meter. Panjang dan
kedalaman Kitchen sink yang di gunakan biasanya disesuaikan kegunaan yang di
butuhkan.
Gambar 2.16 Kitchen sink
Sumber : Abi Royen, (2015)
2.8.8 Wastafel
Wastafel adalah tempat untuk mencuci tangan yang terletak pada dinding
bagian luar atau dalam kamar mandi, Wastafel dilengkapi dengan keran air dan
saluran pembuangan air kotor.
23
Gambar 2.17 Wastafel
Sumber : Abi Royen, (2015)
2.8.9 Afur dan floor drain
Afur atau saringan yang ditempatkan di bagian outlet bak cuci piring dan
Wastafel yang berguna untuk menyaring sampah padat dari sisa-sisa makanan,
dan sama hal nya dengan floor drain hanya saja di tempatkan di kamar mandi.
Gambar 2.18 Afur dan Floor Drain
Sumber : Abi Royen, (2015)
2.9 Menghitung RAB
Menghitung rencana anggaran biaya dari pembuatan sistem Instalasi air
kotor.
Tabel 2.4 Contoh biaya Instalasi air kotor
NO Komponen Volume Harga Jumlah
1 PVC 4” Maspion AW 10 batang Rp. 137.400 Rp. 1.374.000
2 PVC 2” Maspion AW 1 batang Rp. 83.400 Rp. 83.400
3 Knie 4” 1 box Rp. 20.250 Rp. 20.250
4 Knie 2” 1 box Rp. 4.025 Rp. 4.025
NO Komponen Volume Harga Jumlah
5 Socket 4” 1 box Rp. 10.355 Rp. 10.355
6 T PVC 2” 1 box Rp. 5.315 Rp. 5.315
7 T PVC 4” 1 box Rp. 26.085 Rp. 26.085
24
8 Grease trap portable 1 buah Rp. 750.000 Rp. 750.000
9 Kloset Jongkok 1 buah Rp. 218.700 Rp. 218.700
10 Bak Cuci Piring 1 buah Rp. 1.400.800 Rp. 1.400.800
11 Lem Tangit 2 kaleng Rp. 32.000 Rp. 64.000
SEPTICTANK
1 Galian Tanah Septictank
dan Rembesan, m³
7,5 Rp. 110.273.50 Rp. 827.051.25
2 Pasir Urug, m³ 0,21 Rp. 154.500.00 Rp. 32.445
3 Lantai Kerja, m³ 2.25 RP. 195.219,40 Rp. 439.243,65
4 Pasangan Bata Merah 1 PC
: 2 PS, m² 15 Rp. 103.740,20 Rp. 1.556.103
5 Pelat Beton Penutup dan
Lubang Pemeriksaan, m³ 0.1 Rp. 6.438.000 Rp. 643.000
6 Plesteran 1PC : 3PS, m² 5.4 Rp. 103.740 Rp. 560.196
7 Pasangan Ijuk, m³ 25 Rp. 12.800 Rp. 32.000
8 Urugan Krikil 3.5 cm, m³ 1.05 Rp. 428.000 Rp. 449.400
9 Pipa PVC 4” AW
Berlubang, m’ 9 Rp. 137.400 Rp. 1.236.600
10 Urugan dan Perataan Tanah,
m³ 1.13 Rp. 3.050 Rp. 2.446.5
11 Upah Kerja Rp. 887.000
Total Rp. 9.512.522.4
Sumber : Erwinkurnia, (2014)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Data Umum
Dalam penyusunan tugas akhir, data yang dipakai untuk sistem instalasi air
kotor ini berupa denah ruko 3 lantai di jalan marsma R. Iswahyudi sepinggan,
Balikpapan dengan luas 12 x 12. Data yang didapat dari denah ruko 3 lantai
bertujuan merencanakan instalasi air kotor, merencanakan dimensi septictank, dan
menghitung biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi.
Gambar 3.1 Site plan jalan Marsma R. Iswahyudi, sepinggan, Balikpapan
3.2 Waktu dan Tempat
Penyusunan proposal tugas akhir ini akan dilaksanakan pada bulan
februari hingga juli 2017, dengan rincian sebagai berikut:
26
Tabel 3.1 Waktu penyusunan laporan
No Kegiatan Waktu
Feb Mar Apr Mei
1. Studi literature
2. Pengumpulan data
3. Merancang instalasi
4. Perhitungan kebutuhan
5. Menghitung biaya
6. Penyusunan laporan
3.3 Tahapan Kegiatan
dalam alur penelitian, tahapan dari penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap
kegiatan, yaitu :
1. Studi Kasus
2. Pengumpulan data
3. Analisa data
4. Penyusunan tugas akhir
3.3.1 Studi kasus
Pembangunan ruko 3 lantai yang akan digunakan untuk mendirikan usaha
rumah makan di jalan marsma R. Iswahyudi sepinggan, Balikpapan,
membutuhkan rancangan instalasi air kotor yang khusus. Perancangan sistem
instalasi air kotor ini bertujuan untuk meminimalisir limbah yang akan di hasilkan
dari usaha tersebut dan perancangan ini dilakukan untuk menghitung seluruh
biaya yang dibutuhkan dalam pemasangan.
3.3.2 Pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan sebagai
data penunjang dalam melakukan penelitian, data-data tersebut meliputi:
1. Studi pustaka
2. SNI 03-6481-2000
3. AHSP & HSPK Cipta Karya 2016
27
4. Denah bangunan
3.3.3 Analisis data
Pada penulisan ini, analisis dilakukan dengan mengolah data-data yang
telah diperoleh.
1. Analisis Perencanaan tangki septik
Dalam merancang tangki septik perlu mengetahui jumlah orang yang
dilayani agar dapat menentukan dimensi tangki septik yang akan dibuat, dengan
melihat tabel acuan (tabel 2.2) yang bersumber dari Dep.PU, SKSNI, 1989 atau
puslitbangkim.
2. Analisis debit air limbah
Menentukan debit air limbah dalam perencanaan suatu sistem pengolahan
air limbah sangatlah penting. Debit air limbah merupakan salah satu karakteristik
penting dari air limbah yang menjadi penentu sistem yang akan di rancang. Dalam
menentukan debit air limbah yang masuk ke dalam tangki septik yang berasal dari
rumah makan (tabel 2.3) dapat diketahui dengan rumus mencari (Q) yaitu debit air
limbah yang masuk, (m³/hari).
3. Analisis waktu tinggal
Waktu tinggal atau waktu densitas merupakan waktu yang diperlukan
untuk menahan air limbah Dengan menghitung waktu tinggal atau waktu densitas
dengan mengetahui populasi atau jumlah orang yang dilayani (O) dan jumlah air
limbah yang masuk ke dalam tangki (Q) (sesuai rumus yang sudah ditetapkan),
maka dapat mengetahui berapa lama air limbah yang dapat di olah didalam tangki
septik dengan rumus mencari (td) yaitu waktu tinggal minimum untuk tangki
septik, (hari).
4. Analisis RAB
Menghitung rencana anggaran biaya dari pembuatan sistem instalasi air
kotor.
3.3.4 Penulisan tugas akhir
merupakan tahap akhir, disini akan disajikan hasil dari pengolahan dan
analisis data-data dalam bentuk laporan tugas akhir. Adapun penulisan laporan
28
tugas akhir ini disesuaikan dengan pedoman penyusunan laporan tugas akhir yang
di terbitkan oleh politeknik negeri Balikpapan yang terdiri dari sistematika
penulisan, penggunaan bahasa dan bentuk laporan.
Gambar 3.2 Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir
Mulai
Studi Kasus
Pengumpulan data
Denah
Bangunan
SNI 03-
6481-2000
HSPK 2016
skema sistem instalasi
air kotor
Analisa menghitung debit
air limbah dan Volume
septictank
AHSP 2016
Sistem instalasi
air kotor
Jumlah debit air
limbah dan
Volume
septictank
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Dimensi septictank
Perhitungan Volume
RAB sistem instalasi air
kotor
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan tugas akhir ini, penulis akan membahas tentang sistem
instalasi air kotor pada bangunan bertingkat. Bangunan Ruko 3 lantai di kelurahan
sepinggan, Balikpapan. Pembahasan yang akan diselesaikan sebagai berikut :
1. Mendesain dan menghitung kebutuhan ketersediaan saluran air kotor.
2. Menghitung RAB sistem instalasi air kotor pada bangunan bertingkat.
4.1 Sistem Aliran Instalasi Air Kotor
Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy
untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga merupakan kesatuan bagian – bagian
yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item –
item penggerak. Berikut adalah skema sistem aliran instalasi air kotor yang cocok
untuk penelitian ini:
Gambar 4.1 Skema Sistem Instalasi Air Kotor
Bak Cuci
Piring
Grease Trap
Pipa Saluran
pembuangan
Saluran
Umum
Kamar mandi
Dan Wastafel WC Jongkok
Pipa Saluran
Pembuangan
Septic Tank
Bidang
Resapan
30
Untuk sistem instalasi dari bak cuci piring harus di alirkan ke Grease Trap
terlebih dahulu dikarenakan ruko 3 lantai ini akan di jadikan usaha rumah makan
yang di mana akan menghasilkan limbah minyak dan lemak yang banyak setelah
itu di alirkan ke pipa saluran pembuangan bangunan lalu ke saluran umum,
berbeda dengan kamar mandi dan wastafel yang menghasilkan air sabun maka
langsung di alirkan ke pipa saluran pembuangan bangunan. Dan untuk wc
jongkok di alirkan ke pipa saluran pembuangan bangunan lalu ke septictank dan
berakhir di bidang resapan.
4.2 Data Umum Lokasi
Gambaran umum lokasi penelitian dalam tugas akhir ini, sebagai berikut :
4.2.1 Gambaran Umum Area Bangunan
Gambaran umum area bangunan ruko 3 lantai di kelurahan sepinggan
Balikpapan meliputi :
1. Panjang area bangunan : 1903 cm
2. Lebar area bangunan : 2175 cm
3. Luas area bangunan : 19.03 meter X 21.75 meter
413.903 m2
Gambar 4.2 Ukuran Luas Area Bangunan
31
4.2.2 Gambaran Umum Bangunan Ruko
Gambaran Umum Bangunan Ruko 3 lantai di kelurahan sepinggan
Balikpapan meliputi :
1. Panjang bangunan ruko : 12 meter
2. Lebar bangunan ruko : 12 meter
3. Tinggi bangunan ruko : 10 meter
4. Luas bangunan ruko : 12 meter X 12 meter X 10 meter
1440 m3
Gambar 4.3 Ukuran Luas Bangunan
4.3 Data Umum Bangunan Ruko
4.3.1 Tabel Penghuni
Diasumsikan jumlah penghuni ruko 3 pintu 30 orang, dengan tabel sebagai
berikut:
32
Tabel 4.1 Jumlah Penghuni
Status penghuni Jumlah (orang)
Pemilik
Karyawan
Pengunjung
5
5
20
Total 30
4.4 Perhitungan Volume Air Kotor
Melakukan perhitungan yang dibutuhkan dalam inslatasi air kotor, sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui berapa banyak jumlah air limbah yang dikeluarkan pada
ruko 3 lantai yang di gunakan untuk membuat usaha rumah makan maka
digunakan rumus sebagai berikut:
a. Rata-rata jumlah air limbah yang diproduksi oleh setiap orang
q = 80 % x kebutuhan air bersih
q = 80 % x 100 liter/org/hari
= 80 liter/org/hari
b. Jumlah air limbah (q) : 80 liter/org/hari
c. Jumlah Penghuni : 30 orang
d. Angka 1000 adalah angka konversi dari satuan liter ke m³
e.
f.
Tabel 4.2 Kebutuhan Peralatan Instalasi Air Kotor
PERALATAN UNIT (buah)
Wc Jongkok 6
Bak Cuci Piring 3
Grease Trap 3
Wastafel 2
Floor Drain 6
33
2. Untuk Mengetahui volume dan dimensi septictank yang hanya menampung
limbah WC digunakan rumus sebagai berikut
a. Debit air limbah rata-rata
- Jumlah air limbah (q) : 10-40 liter/org/hari
- Jumlah penghuni : 30 orang
- Angka 1000 adalah angka konversi dari satuan liter ke m³
-
-
b. Waktu detensi
- Jumlah penghuni (O) : 30 orang
- Jumlah air limbah (Q) : 10 liter/orang/hari
- td = 2.5 - 0.3 log (O Q) hari
- td = 2.5 - 0.3 log (30 10) hari
= 1.757 hari ~ 2 hari
c. Volume air limbah
- Debit air limbah rata-rata (Q) : 0.3
- Waktu detensi (td) : 2 hari
- Va = Q x td
= 0.3 ( ) x 2 hari
= 0.6
d. Volume lumpur
- Rate/laju akumulasi lumpur (RL) : 0.03 /org/tahun
- Frekuensi pengurasan (N) : 2 tahun
- Jumlah penghuni yang di layani (O) : 30 orang
- Vl = RL x N x O
= 0.03 ( /org/tahun) x 2 tahun x 30 orang
= 1.8
e. Volume efektif septictank
- Volume air limbah : 0. 6
- Volume lumpur : 1.8
- Vef = Volume air limbah + Volume lumpur
34
= 0.6 + 1.8
= 2.4
f. Dimensi
P = panjang
L = lebar
Tair = tinggi air
Standar teknis perencanaan panjang : lebar septictank,
P : L = (2 : 1) atau (3 : 1)
Tinggi air efektif atau Tair = minimal 1 meter dan maksimal 2.1 meter.
Bila digunakan : P = 3 L dan Tair = 1.6 m
Maka:
3 L² = 1.5
L² = 0.5
Sehingga diperoleh :
Lebar : L = 0.75 m
Panjang : P = 3 x L
P = 3 x 0.75 = 2.25 m
Tinggi septictank, T = Tair + 0.4 m (tinggi ruang bebas air)
= 2 m
Gambar 4.4 Ukuran septictank
35
4.5 Perhitungan volume pekerjaan
Dibawah ini merupakan penguraian dari perhitungan volume pekerjaan,
yaitu sebagai berikut :
1. Perhitungan volume pekerjaan pendahuluan
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk septictank
Gambar 4.5 Pemasangan bouwplank untuk septictank
V = 2 x (Panjang + Lebar)
= 2 x (0.75 + 2.25)
= 6 m
Volume pengukuran dan pemasangan bouwplank = 6 m
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk bidang resapan
Gambar 4.6 Pemasangan bouwplank untuk bidang resapan
V = 2 x (Panjang + Lebar)
= 2 x (1 + 2)
= 6 m
Volume pengukuran dan pemasangan bouwplank = 6 m
2. Perhitungan volume pekerjaan tanah
- Galian tanah untuk septictank
Gambar 4.7 Galian tanah untuk septictank
36
V = Panjang x Lebar x Tinggi
= 2.25 x 2 x 0.75 = 3.375 m³
- Galian tanah untuk bidang resapan
Gambar 4.8 Galian tanah untuk bidang resapan
V = Panjang x Lebar x Tinggi
= 2 x 1 x 0.9 = 1.800 m³
3. Perhitungan volume pekerjaan cor beton untuk septictank
Gambar 4.9 Plat beton septictank
V = Panjang x Lebar x Tinggi
= 2.25 x 0.1 x 0.75 = 0.169 m³
4. perhitungan volume pekerjaan pembesian untuk penutup septictank
Gambar 4.10 Plat pembesian septictank
Digunakan besi tulangan diameter 10 – 200 mm
37
V1 = Panjang / jarak antar besi tulangan
= 2.25 m/ 0.20 m = 11.25 ~ 12 buah
V2 = Lebar / jarak antar besi tulangan
= 0.75 m / 0.20 m = 3.75 ~ 4 buah
Perhitungan untuk mendapatkan berat besi tulangan
V1 = 0.006165 x 10² x (0.75 + 0.1) x 12 = 6.288 kg
V2 = 0.006165 x 10² x (2.25 + 0.1) x 4 = 5.795 kg
Jadi total berat besi tulangan yang digunakan adalah 12.083 kg
5. Perhitungan pasangan bata
Digunakan bata berukuran 10 x 10 x 20 cm
Tabel 4.3 Perhitungan pasangan bata
BAGIAN PANJANG LEBAR JUMLAH m²
A 1.75 0.45 0.788 m²
B 1.75 0.45 0.788 m²
C 1.75 0.45 0.788 m²
D 2.27 1.75 3.938 m²
E 2.25 1.75 3.938 m²
F 2.25 0.75 1.688 m²
TOTAL 11.928 m²
Maka total dinding bata nya adalah 11.928 m²
6. Perhitungan plesteran
Digunakan plesteran campuran 1SP : 2PC tebal 15 mm
Tabel 4.4 Perhitungan plesteran
BAGIAN PANJANG LEBAR JUMLAH m²
A 0.6 0.45 0.270 m²
B 1.2 0.45 0.540 m²
C 1.75 0.45 0.788 m²
D 1.75 0.45 0.788 m²
38
Maka total dinding bata nya adalah 10.262 m²
7. perhitungan volume pekerjaan pengurugan kerikil 3/5 cm
V = Panjang x Lebar x Tinggi
= 2 x 0.5 x 1 = 1 m³
8. perhitungan volume pekerjaan ijuk setebal 10 Cm
V = Panjang x Lebar
= 2 x 1 = 2 m²
9. perhitungan Urugan dan pemadatan kembali
V = Panjang x Lebar x Tinggi
= 2 x 1 x 0.4 = 0.8 m³
10. Pipa PVC 4”
Total pipa PVC yang digunakan adalah 53.86 m
11. Pipa PVC 2”
Total pipa PVC yang digunakan adalah 75 m
12. Perhitungan bekisting cor beton
V = Panjang x Lebar
= 2.25 x 0.75 = 1.68 m²
4.6 RAB Instalasi Air Kotor
Dibawah ini adalah tabel Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk instalasi
air kotor :
E 1.75 0.45 0.788 m²
F 1.75 0.45 0.788 m²
G 1.75 0.6 1.050 m²
H 1.75 0.6 1.050 m²
I 1.75 1.2 2.100 m²
J 1.75 1.2 2.100 m²
TOTAL 10.262 m²
39
Tabel 4.5 RAB Instalasi Air Kotor
NO Uraian Pekerjaan Sat Volume Harga Satuan Jumlah Harga
(Rp) (Rp)
2 3 4 5 6 = ( 4 x 5 )
I Pekerjaan sanitasi air kotor
1 Pipa PVC 2" M³ 75.00 Rp 125.806,30 Rp 9.435.472,28
2 Pemasangan closet
jongkok porselen Buah 6 Rp 842.150,75 Rp 5.052.904,50
3
Pemasangan 1 buah
bak cuci piring
stainlessteel
Buah 3 Rp 531.998,05 Rp 1.595.994,15
4 Pemasangan 1 buah
floor drain Buah 6 Rp 451.146,15 Rp 2.706.876,90
5 Pemasangan 1 buah
Grease trap Buah 3 Rp 750.000,00 Rp 2.250.000,00
6 Pemasangan 1 buah
wastafel Buah 2 Rp 1.219.527,85 Rp 2.439.055,70
SUB TOTAL Rp 23.480.303,53
II Pekerjaan bekisting
1
Pemasangan bekisting
septicktank dan
rembesan
M' 12.00 Rp 85.198,02 Rp 1.022.376,20
SUB TOTAL Rp 1.022.376,20
III 1 unit septictank 2x2.25x0.75 M dan rembesan
1 Galian tanah M³ 3.375 Rp 107,836.65 Rp 363.948,69
2 Pasir Urug M³ 0.169 Rp 99,370.12 Rp 16.793,55
3 Pas bata adk 1pc : 3ps M² 11.928 Rp 184,579.83 Rp 2.201.668,21
4 Bekisting cor beton M² 1.68 Rp 484,282.60 Rp 813.594,76
4 Besi beton Kg 12.083 Rp 14,588.22 Rp 176.269,47
5 Pelat beton M³ 0.169 Rp 1,420,091.52 Rp 239.995,47
6 Plesteran adk 1pc : 2ps M² 10.262 Rp 84,140.90 Rp 863.453,87
7 Pipa PVC 4" jenis AW M' 53.86 Rp 136,458.11 Rp 7.349.634,05
8 Pipa PVC 2" jenis AW M' 0.6 Rp 125,806.30 Rp 75.483,78
9 Galian tanah untuk
rembesan M³ 1.8 Rp 87,883.00 Rp 158.189,40
10 Pas ijuk M² 2 Rp 107,481.30 Rp 214.962,60
11 Urugan kerikil 3/5 M³ 1 Rp 548,900.00 Rp 548.900,00
12 Pipa PVC 4" berlubang
jenis AW M' 2 Rp 84,355.98 Rp 168.711,96
13 Urugan dan perataan
kembali M³ 0.8 Rp 99,024.20 Rp 79.219,36
SUB TOTAL Rp 13.270.825,17
TOTAL Rp 37.773.504,90
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penyusunan tugas akhir, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem instalasi air kotor yang di rencanakan untuk air limbah adalah, sebagai
berikut :
- Kitchen sink : grease trap portable, saluran pembuangan bangunan,
saluran umum.
- kamar mandi (floor drain) dan wastafel : pipa saluran pembuangan
bangunan, saluran umum.
- closet jongkok : saluran pembuangan bangunan, septictank, bidang
resapan.
2. Dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) maka total biaya yang
di butuhkan untuk instalasi air kotor ini adalah Rp. 37.773.504,90
5.2 Saran
Dari penyusunan tugas akhir ini, terdapat beberapa kekurangan yang
belum mencapai hasil yang optimal pada sistem instalasi air kotor yang
direncanakan pada ruko 3 lantai di kelurahan sepinggan balikpapan, sehingga
saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu :
1. Untuk penulisan selanjutnya dapat menggunakan pipa dengan jenis lain.
2. Untuk penulisan selanjutnya dapat merencanakan air limbah yang dapat
digunakan kembali menjadi air bersih.
3. Untuk penulisan selanjutnya dapat menggunakan desain septictank
modifikasi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Royen, A. (2015). Jenis-jenis Pipa Untuk Instalasi Air.
AHSP dan HSPK 2016 Cipta Karya
BPA&PLP. (1994). Jumlah Limbah Non Rumah Tangga.
Darmasetiawan, M. (2004). Sarana Sanitasi Perkotaan. Jakarta.
Dep PU, SKSNI. (1989. Ukuran Tangki Septik.
Dwiputra, I. (2015). Pentingnya Penggunaan Grease Trap / Perangkap Lemak.
Gumilar, G. (2011). Perencanaan plumbing air bersih dan kotor. Surakarta:
Tugas Akhir UNS.
Hermansyah, E. (2011). Pengertian Pipa Ven.
Wijaya, H. (2016). merancang Septictank.
Sudarmadji. (2013). Tangki Septik dan Peresapannya sebagai Sistem
Pembuangan Air Kotor.
Tangoro, D. (1999). Utilitas Bangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tjerita, R. P. (2013). Pengertian Grease Trap, Fungsi, dan jenisnya.
Wanggay, A. P. (2013). Perhitungan Air Bersih Dan Kotor. Yogyakarta: Tugas
Akhir UNS.
UPAH TENAGA KERJA DAN BAHAN
BANGUNAN
Upah Tenaga Kerja
No Uraian Upah Kerja (RP) Keterangan
1 Buruh Tidak Terampil Rp 97,300.00 1 hari = 7 jam kerja
2 Buruh Terampil Rp 121,600.00 1 hari = 7 jam kerja
3 Tukang Kayu Rp 129,800.00 1 hari = 7 jam kerja
4 Tukang Batu Rp 129,800.00 1 hari = 7 jam kerja
5 Tukang Besi Rp 129,800.00 1 hari = 7 jam kerja
6 Tukang Cat Rp 129,800.00 1 hari = 7 jam kerja
7 Kepala Tukang Rp 145,900.00 1 hari = 7 jam kerja
8 Mandor Rp 137,800.00 1 hari = 7 jam kerja
9 Mekanik Rp 186,500.00 1 hari = 7 jam kerja
10 Operator Terampil Rp 170,300.00 1 hari = 7 jam kerja
11 Pembantu Operator Rp 113,500.00 1 hari = 7 jam kerja
12 Sopir Terampil Rp 121,600.00 1 hari = 7 jam kerja
13 Pembantu Sopir Rp 105,400.00 1 hari = 7 jam kerja
Harga Bahan Bangunan
No Nama Barang Ukuran/Tipe Satuan Harga (RP) Merk
Batu pecah
3-5 Cm Ex
Palu M³ Rp 548,900.00
Kerikil Sungai lokal M³ Rp 484,000.00
Batu bata
Uk. 10×10×20
cm Bh Rp 1,100.00
Pasir beton ex palu M³ Rp 428,800.00
Pasir urug M³ Rp 160,800.00
Pasir putih/pasangan M³ Rp 294,800.00
Semen abu-abu 1 zak = 50 kg Zak Rp 70,200.00 Tonasa
Semen warna kg Rp 18,360.00 AM
Closet jongkok CE 7 Bh Rp 385,000.00 Toto
Floor drain
TX 1 AN
Diameter 100.2
mm
Bh Rp 376,200.00 Toto
Lem Tangit pipa air Bh Rp 11,200.00
Kitchen sink
Work table uk.
81×43×88 cm Bh Rp 414,304.00 Royal
Pipa PVC Ø4" pjg 4 m btg Rp 274,432.00 Wavin
Pipa PVC Ø2" pjg 4 m btg Rp 109,600.00 Maspion
Wastafel Type L 34 Bh Rp 560,000.00 Toto
Besi beton Btg Rp 74,900.00
Kawat Bendrat Bendrat 21.5 Roll Rp 441,300.00
Ijuk Kg Rp 12,800.00
Grease Trap portable Unit Rp 750,000.00
Pipa PVC
Ø4" pjg 4 m
berlubang Bh Rp 137,400.00
Kayu meranti
Uk. 5×7×400
cm M³ Rp 2,358,400.00
Paku biasa 4" Kg Rp 26,818.00
Paku biasa 2" kg Rp 27,121.60
Papan meranti
Uk. 3×20×400
cm M³ Rp 2,912,000.00
Minyak begesting Liter Rp 6,250.00
Kayu bangkirai
Uk.6×12×400
cm M³ Rp 6,240,000.00
Plywood 9 mm Lbr Rp 134,000.00
Dolken kayu galam
Ø8 panj. 400
cm btg Rp 9,648.00
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
No URAIAN SAT KOEF HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp)
Pengukuran dan pemasangan 1 m' bouwplank
A TENAGA
Pekerja OH 0.10 Rp 97,300.00 Rp 9,730.00
Tukang kayu OH 0.10 Rp 129,800.00 Rp 12,980.00
Kepala tukang OH 0.01 Rp 145,900.00 Rp 1,459.00
Mandor OH 0.005 Rp 137,800.00 Rp 689.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 24,858.00
B BAHAN
Kayu balok 5/7 m³ 0.012 Rp 2,358,400.00 Rp 28,300.80
Paku 2"-3" kg 0.02 Rp 27,121.60 Rp 542.43
Kayu papan 3/20 m³ 0.007 Rp 2,912,000.00 Rp 20,384.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 49,227.23
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 74,085.23
E Overhead & Profit 15% x D Rp 11,112.78
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 85,198.02
Pemasangan 1 buah closet jongkok porselen
A TENAGA
Pekerja OH 1.00 Rp 97,300.00 Rp 97,300.00
Tukang batu OH 1.50 Rp 129,800.00
Rp 194,700.00
Kepala tukang OH 0.15 Rp 145,900.00
Rp 21,885.00
Mandor OH 0.16 Rp 137,800.00 Rp 22,048.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 335,933.00
B BAHAN
Closet jongkok unit 1.00 Rp 385,000.00 Rp 385,000.00
Semen portland kg 6.00 Rp 1,404.00
Rp 8,424.00
Pasir pasang m³ 0.01 Rp 294,800.00 Rp 2,948.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 396,372.00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 732,305.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 109,845.75
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 842,150.75
Pemasangan 1 buah bak cuci piring stainlessteel
A TENAGA
Pekerja OH 0.03 Rp 97,300.00 Rp 2,919.00
Tukang batu OH 0.30 Rp 129,800.00 Rp 38,940.00
Kepala tukang OH 0.03 Rp 145,900.00 Rp 4,377.00
Mandor OH 0.015 Rp 137,800.00 Rp 2,067.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 48,303.00
B BAHAN
Bak cuci piring unit 1.00 Rp 414,304.00 Rp 414,304.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 414,304.00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 462,607.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 69,391.05
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 531,998.05
Pemasangan 1 buah floor drain
A TENAGA
Pekerja OH 0.01 Rp 97,300.00 Rp 973.00
Tukang batu OH 0.10 Rp 129,800.00 Rp 12,980.00
Kepala tukang OH 0.01 Rp 145,900.00 Rp 1,459.00
Mandor OH 0.005 Rp 137,800.00 Rp 689.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 16,101.00
B BAHAN
Floor drain buah 1.00 Rp 376,200.00 Rp 376,200.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 376,200.00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 392,301.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 58,845.15
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 451,146.15
Pemasangan 1 buah wastafel
A TENAGA
Pekerja OH 1.20 Rp 97,300.00 Rp 116,760.00
Tukang cat OH 1.45 Rp 129,800.00 Rp 188,210.00
Kepala tukang OH 1.15 Rp 145,900.00 Rp 167,785.00
Mandor OH 0.060 Rp 137,800.00 Rp 8,268.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 481,023.00
B BAHAN
wastafel Unit 1 Rp 560,000.00 Rp 560,000.00
semen portland Kg 6 Rp 1,404.00 Rp 8,424.00
pasir pasang M3 0.01 Rp 294,800.00 Rp 2,948.00
perlengkapan % 0.12 Rp 67,200.00 Rp 8,064.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 579,436.00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 1,060,459.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 159,068.85
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 1,219,527.85
Pemasangan 1 m' pipa PVC tipe AW diameter 2"
A TENAGA
Pekerja OH 0.054 Rp 97,300.00 Rp 5,254.20
Tukang batu OH 0.090 Rp 129,800.00 Rp 11,682.00
Kepala tukang OH 0.0090 Rp 145,900.00 Rp 1,313.10
Mandor OH 0.003 Rp 137,800.00 Rp 413.40
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 18,662.70
B BAHAN
Pipa PVC 2" m 1.20 Rp 68,608.00 Rp 82,329.60
Perlengkapan % 0.35 Rp 24,012.80 Rp 8,404.48
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 90,734.08
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 109,396.78
E Overhead & Profit 15% x D Rp 16,409.52
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 125,806.30
Pemasangan 1 m' pipa PVC tipe AW diameter 4"
A TENAGA
Pekerja OH 0.081 Rp 97,300.00 Rp 7,881.30
Tukang batu OH 0.135 Rp 129,800.00 Rp 17,523.00
Kepala tukang OH 0.0135 Rp 145,900.00 Rp 1,969.65
Mandor OH 0.004 Rp 137,800.00 Rp 551.20
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 27,925.15
B BAHAN
Pipa PVC 4" m 1.20 Rp 68,608.00 Rp 82,329.60
Perlengkapan % 0.35 Rp 24,012.80 Rp 8,404.48
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 90,734.08
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 118,659.23
E Overhead & Profit 15% x D Rp 17,798.88
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 136,458.11
Penggalian 1 M³ tanah biasa sedalam 1 M
A TENAGA
Pekerja OH 0.750 Rp 97,300.00 Rp 72,975.00
Mandor OH 0.025 Rp 137,800.00 Rp 3,445.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 76,420.00
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 76,420.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 11,463.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 87,883.00
Penggalian 1 M³ tanah biasa sedalam 2 M
A TENAGA
Pekerja OH 0.900 Rp 97,300.00 Rp 87,570.00
Mandor OH 0.045 Rp 137,800.00 Rp 6,201.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 93,771.00
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 93,771.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 14,065.65
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 107,836.65
Pengurugan 1 m³ tanah biasa
A TENAGA
Pekerja OH 0.83 Rp 97,300.00 Rp 80,759.00
Mandor OH 0.041 Rp 137,800.00 Rp 5,649.80
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 86,408.80
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 86,408.80
E Overhead & Profit 15% x D Rp 12,961.32
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 99,370.12
Pemasangan 1 m² dinding bata merah tebal ½ batu campuran 1SP:2PP
A TENAGA
Pekerja OH 0.300 Rp 97,300.00 Rp 29,190.00
Tukang batu OH 0.100 Rp 129,800.00 Rp 12,980.00
Kepala tukang OH 0.010 Rp 145,900.00 Rp 1,459.00
Mandor OH 0.015 Rp 137,800.00 Rp 2,067.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 45,696.00
B BAHAN
Bata merah M3 70 Rp 1,100.00 Rp 77,000.00
Semen portland Kg 18.95 Rp 1,404.00 Rp 26,605.80
Pasir pasang M3 0.038 Rp 294,800.00 Rp 11,202.40
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 114,808.20
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 160,504.20
E Overhead & Profit 15% x D Rp 24,075.63
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 184,579.83
Pemasangan 1 m² bekisting cor beton
A TENAGA
Pekerja OH 0.660 Rp 97,300.00 Rp 64,218.00
Tukang kayu OH 0.330 Rp 129,800.00 Rp 42,834.00
Kepala tukang OH 0.033 Rp 145,900.00 Rp 4,814.70
Mandor OH 0.033 Rp 137,800.00 Rp 4,547.40
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 116,414.10
B BAHAN
Kayu kelas III m³ 0.040 Rp 2,358,400.00 Rp 94,336.00
Paku 5-12 cm kg 0.400 Rp 26,818.00 Rp 10,727.20
Minyak bekisting liter 0.200 Rp 6,250.00 Rp 1,250.00
Balok kayu kelas
II m³ 0.015 Rp 6,240,000.00
Rp 93,600.00
Plywood tebal 9
mm lbr 0.350 Rp 134,000.00
Rp 46,900.00
Dolken kayu
galam, (8-10) cm
panjang 4 m
batang 6.000 Rp 9,648.00 Rp 57,888.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 304,701.20
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 421,115.30
E Overhead & Profit 15% x D Rp 63,167.30
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 484,282.60
Membuat 1 M³ beton mutu f'c = 19.3
Mpa
A TENAGA
Pekerja OH 1.650 Rp 97,300.00 Rp 160,545.00
Tukang batu OH 0.275 Rp 129,800.00 Rp 35,695.00
Kepala tukang OH 0.028 Rp 145,900.00 Rp 4,085.20
Mandor OH 0.083 Rp 137,800.00 Rp 11,437.40
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 211,762.60
B BAHAN
Semen portland Kg 371 Rp 1,404.00 Rp 520,884.00
Pasir beton Kg 698 Rp 306.29 Rp 213,787.43
Kerikil
(maksimum 30
mm
Kg 1047.000
Rp 268.89
Rp 281,526.67
Air Liter 215.000 Rp 32.10 Rp 6,901.50
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 1,023,099.60
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 1,234,862.20
E Overhead & Profit 15% x D Rp 185,229.33
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 1,420,091.52
Pembesian 10 kg dengan besi polos Ø10
A TENAGA
Pekerja OH 0.070 Rp 97,300.00 Rp 6,811.00
Tukang besi OH 0.070 Rp 129,800.00 Rp 9,086.00
Kepala tukang OH 0.007 Rp 145,900.00 Rp 1,021.30
Mandor OH 0.004 Rp 137,800.00 Rp 551.20
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 17,469.50
B BAHAN
Besi beton (polos/
ulir) kg 10.500 Rp 10,124.36
Rp 106,305.76
Kawat beton kg 0.150 Rp 20,525.58 Rp 3,078.84
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 109,384.60
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 126,854.10
E Overhead & Profit 15% x D Rp 19,028.11
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 145,882.21
Pemasangan 1 m² plesteran 1SP:2PP tebal 15 mm
A TENAGA
Pekerja OH 0.300 Rp 97,300.00 Rp 29,190.00
Tukang batu OH 0.150 Rp 129,800.00 Rp 19,470.00
Kepala tukang OH 0.015 Rp 145,900.00 Rp 2,188.50
Mandor OH 0.015 Rp 137,800.00 Rp 2,067.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 52,915.50
B BAHAN
PC kg 10.224 Rp 1,404.00 Rp 14,354.50
PP m³ 0.020 Rp 294,800.00 Rp 5,896.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 20,250.50
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 73,166.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 10,974.90
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 84,140.90
Pemasangan 1 M² lapisan ijuk tebal 10 cm untuk bidang resapan
A TENAGA
Pekerja OH 0.150 Rp 97,300.00 Rp 14,595.00
Mandor OH 0.015 Rp 137,800.00 Rp 2,067.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 16,662.00
B BAHAN
Ijuk Kg 6.000 Rp 12,800.00 Rp 76,800.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 76,800.00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 93,462.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 14,019.30
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 107,481.30
pengurugan kembali 1 M³ galian tanah
A TENAGA
Pekerja OH 0.500 Rp 97,300.00 Rp 48,650.00
Mandor OH 0.050 Rp 137,800.00 Rp 6,890.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 55,540.00
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 55,540.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 8,331.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 63,871.00
Pemadatan tanah 1 M³ tanah
A TENAGA
Pekerja OH 0.300 Rp 97,300.00 Rp 29,190.00
Mandor OH 0.010 Rp 137,800.00 Rp 1,378.00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 30,568.00
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 30,568.00
E Overhead & Profit 15% x D Rp 4,585.20
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 35,153.20
Rencana Anggaran Biaya
NO Uraian Pekerjaan Sat Volume
Harga Satuan Jumlah Harga
(Rp) (Rp)
2 3 4 5 6 = ( 4 x 5 )
I Pekerjaan sanitasi air kotor
1 Pipa PVC 2" M³ 75.00 Rp 125,806.30 Rp 9,435,472.28
2
Pemasangan 1 buah closet
jongkok porselen Buah 6 Rp 842,150.75
Rp 5,052,904.50
3
Pemasangan 1 buah bak cuci
piring stainlessteel Buah 3 Rp 531,998.05
Rp 1,595,994.15
4 Pemasangan 1 buah floor drain Buah 6 Rp 451,146.15 Rp 2,706,876.90
5 Pemasangan 1 buah Grease trap Buah 3 Rp 750,000.00 Rp 2,250,000.00
6 Pemasangan 1 buah wastafel Buah 2 Rp 1,219,527.85 Rp 2,439,055.70
SUB TOTAL Rp 23,480,303.53
II Pekerjaan pemasangan bouwplank
1
Pemasangan bouwplank
septicktank dan rembesan M' 12.00 Rp 85,198.02
Rp 1,022,376.20
SUB TOTAL Rp 1,022,376.20
III 1 unit septictank 2x2.25x0.75 M dan rembesan
1 Galian tanah M³ 3.375 Rp 107,836.65 Rp 363,948.69
2 Pasir Urug M³ 0.169 Rp 99,370.12 Rp 16,793.55
3 Pas bata adk 1pc : 3ps M² 11.928 Rp 184,579.83 Rp 2,201,668.21
4 Bekisting cor beton M² 1.68 Rp 484,282.60 Rp 813,594.76
5 Besi beton Kg 12.083 Rp 14,588.22 Rp 176,269.47
6 Pelat beton M³ 0.169 Rp 1,420,091.52 Rp 239,995.47
7 Plesteran adk 1pc : 2ps M² 10.262 Rp 84,140.90 Rp 863,453.87
8 Pipa PVC 4" jenis AW M' 53.86 Rp 136,458.11 Rp 7,349,634.05
9 Pipa PVC 2" jenis AW M' 0.6 Rp 125,806.30 Rp 75,483.78
10 Galian tanah untuk rembesan M³ 1.8 Rp 87,883.00 Rp 158,189.40
11 Pas ijuk M² 2 Rp 107,481.30 Rp 214,962.60
12 Urugan kerikil 3/5 M³ 1 Rp 548,900.00 Rp 548,900.00
13 Pipa PVC 4" berlubang jenis AW M' 2 Rp 84,355.98 Rp 168,711.96
14 Urugan dan perataan kembali M³ 0.8 Rp 99,024.20 Rp 79,219.36
SUB TOTAL Rp 13,270,825.17
TOTAL Rp 37,773,504.90