agresivitas dalam olahraga01

16
AGRESIVITAS DALAM OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Sikap dan tindakan agresif sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang banyak melibatkan para remaja sehingga terjadi tawuran, perkelahian, pemukulan dan sebagainya. Dalam olahraga sikap dan tindakan agresif yang tidak terkendali juga sering terjadi menjururus pada tindakan berbahaya, melukai lawan melanggar peraturan dan sebagainya. Sikap dan tindakan agresif dalam olahraga ternyata tidak hanya merugikan lawan tetapi juga pada penonton. Pemain-pemain yang agresif sangat diperlukan untuk dapat memenangkan pertandingan tetapi sikap dan tindakan agresif yang tidak terkendali perlu dicegah karena mengakibatkan tidak bisa bermain dengan baik. Pada beberapa cabang olahraga tertentu sering diperlukan sikap agresif. Dimana atlet menunjukkan usaha yang aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan mencapai kemenangan. Sikap agresif ini belum berarti bahwa atlet dalam permainannya melakukan pola laku khusus untuk mencelakakan lawannya agar tidak dapat sanggup meneruskan permainan atau cukup cedera sehingga mengurangi mutu permainan lawan.

Upload: udo-firman

Post on 29-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agresivitas dalam olahraga01

AGRESIVITAS DALAM OLAHRAGA

A. PENDAHULUAN

Sikap dan tindakan agresif sering kita lihat dalam kehidupan

sehari-hari yang banyak melibatkan para remaja sehingga terjadi

tawuran, perkelahian, pemukulan dan sebagainya.

Dalam olahraga sikap dan tindakan agresif yang tidak terkendali

juga sering terjadi menjururus pada tindakan berbahaya, melukai

lawan melanggar peraturan dan sebagainya. Sikap dan tindakan

agresif dalam olahraga ternyata tidak hanya merugikan lawan tetapi

juga pada penonton.

Pemain-pemain yang agresif sangat diperlukan untuk dapat

memenangkan pertandingan tetapi sikap dan tindakan agresif yang

tidak terkendali perlu dicegah karena mengakibatkan tidak bisa

bermain dengan baik. Pada beberapa cabang olahraga tertentu sering

diperlukan sikap agresif. Dimana atlet menunjukkan usaha yang aktif,

menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan

mencapai kemenangan. Sikap agresif ini belum berarti bahwa atlet

dalam permainannya melakukan pola laku khusus untuk

mencelakakan lawannya agar tidak dapat sanggup meneruskan

permainan atau cukup cedera sehingga mengurangi mutu permainan

lawan.

B. PEMBAHASAN

1. Hakekat Agresivitas

Menurut K. Lorenz yang kutip oleh Gunarsa (1989:188)

mengemukakan bahwa “Agresivitas merupakan dorongan alami

yang wajar dan perlu penyaluran untuk mencegah timbulnya

kecenderungan permusuhan. Supaya kecenderungan permusuhan

bisa dinetralisasikan. Agresivitas harus diarahkan ketujuan-tujuan

yang tidak membahayakan dan aman”.

Page 2: Agresivitas dalam olahraga01

Agresivitas dan kecenderungan merusak merupakan

dorongan yang kuat dan tidak bisa dikurangi, tidak bisa diingkari,

tidak mungkkin dibenci, melainkan harus dihadapi, harus diubah

dan dikekang. (K. Meningger dkk dalam Gunarsa 1989:189).

Kombinasi antara bekerja dan olahraga merupakan salah satu cara

yang baik untuk menyerap energi agresivitas seseorang. Dengan

demikian Meningger juga melihat pentingnya olahraga dalam usaha

mengendalikan dan mengalihkan dorongan agresif.

Pada beberapa cabang olahraga tertentu sering diperlukan

dorongan agresif pola laku agresif. Dimana atlet menunjukkan

usaha aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai

permainan dan mencapai kemenangan. Sikap agresif ini belum

berarti bahwa atlet dalam permainannya melakukan pola laku

khusus untuk mencelakakan lawannya agar tidak dapat sanggup

meneruskan permainan atau cukup cedera sehingga mengurangi

mutu permainan lawan.

2. Faktor-faktor Penyebab Agresivitas

a. Sebab yang berasal dari luar pertandingan

1. Barpangkal pada kombinasi anomi sosial.

Olahraga professional dikota besar sering mengundang

kekerasan, agresivitas karena jarak social yang besar antara

penggemar dan atlet top menimbulkan rasa terasing dan

anomi sosial, sehingga pembatasan sosial norma yang

mengendalikan perilaku pribadi memburuk.

2. Pengaruh kelompok pemain atau penonton

Permusuhan merupakan penyebab timbulnya keributan dan

kekerasan pada olahraga dan pertandingan. Beberapa faktor

keadaan bisa menimbulkan dorongan agresif untuk

menyerang, ancaman pelatih menimbulkan pertentangan

pada penonton. Celaan dan ejekan terhadap pihak yang

kalah akan membakar emosi dan menghasut penonton.

Page 3: Agresivitas dalam olahraga01

b. Sebab yang timbul dalam arena pertandingan

Penonton dan penggemar olahraga yang sudah jemu

dengan olaraga, bisaa mencari ketegangan baru yang hebat

pada cabang olahraga tertentu dan pertandingan. Penyiar bisa

mengajak penonton melibatkan diri, membangkitkan semangat

mereka sampai memuncak dan meluap, ransangan emosi

sedikit saja seperti kekecewaan karena kalah, sudah bisa

menimbulkan agresivitas, baik pada atlet untuk mengejar hasil

yang lebih baik maupun pada penonton sebagai pelampiasan.

3. Pola Laku Agresif dan Agresivitas

Tingkah laku agresif adalah tingkah laku yang tertuju pada

keberhasilan menyakiti atau melukai makhluk hidup yang tidak

diperlakukan demikian. (Bron dan Byrne: 2004). Dari berbagai

penjelasan mengenani pengertian tingkah laku agresif, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat empat cirri-ciri umum dari tingkah laku

agresif tersebut, yaitu:

1) Intensi atau niat

2) Perilaku menyakiti

3) Makhluk hidup

4) Secara fisik maupun verbal

Ciri-ciri diatas tidak selalu mutlak ada didalam sebuah

tingkah laku agresi, apabila salah satu dari ciri-ciri diatas terdapat

dalam satu kejadian maka kejadian tersebut dapat dianggap

sebagai perilaku agresi namun bisaa tidak. Menurut Sears,

Freedman dan Peplau (1991). Perilaku melukai yang tidak disertai

dengan maksud melukai tidak dapat digolongkan sebagai agresif.

Jadi dapat disimpulkan niat atau intensi seseorang untuk menyakiti

merupakan faktor yang paling penting yang menyebabkan

terjadinya perilaku agresi.

A Bandura yang dikutip oleh Gunarsa (1989:192)

mengemukakan bahwa pola laku agresif merupakan perilaku yang

Page 4: Agresivitas dalam olahraga01

dipelajari melalui proses belajar. Pola laku agresif bisa dipelajari

dengan mengamati perilaku tersebut. Mengamati perilaku agresif

bisa menyebabkan timbulnya kebisaaan-kebisaaan agresif.

Perilaku yang dicontohkan dipelajari sesuai dengan contohnya baik

atlet maupun penonton bisa menjadi model untuk pola laku agresif.

Kekerasan bisa dianggap sebagai penyelesaian untuk konflik,

lebih-lebih bila kekerasan diperbolehkan. Orang yang sering

melihat kekerasan bisa tidak acuh terhadap akibatnya, lama-

kelamaan melihat model agresif akan memperkuat kebisaaan dan

meluaskan perilaku agresif.

Mengenai gejala tindakan agresif dalam olahraga Richard H.

Cox (1985) yang dikutip oleh Setyobroto (…..:..) membedakan

tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan dengan tindakan

agresif instrumental. Tindakan agresif yang disertai rasa

permusuhan atau “hostile aggression” tujuan pertamanya adalah

melukai orang lain, niat untuk melukai orang tersebut dilakukan

dengan perasaaan marah. Pada tindakan “Agresif Instrumental”

tujuan utamanya adalah memenangkan pertandingan.

Sehubungan dengan tindakan agresif yang dilakukan

seseorang, tapi bukan karena orang tersebut mengalami frustasi.

Raven dan Rubin (1976) dalam Setyobroto ( … : .. )

mengemukakan beberapa gejala, antaranya:

a. Tindakan agresif instrumental

Agresif instrumental bertujuan untuk memenangkan

pertandingan. Jadi bukan untuk melukai lawan dalam

permainan untuk menyerang secara agresif tidak disertai

dengan marah dan tindakan ini bukan dikarenakan frustasi.

b. Tindakan atas dasar meniru

Tindakan agresif ini terdapat pada umumnya pada anggota

mafia yang meniru tokoh mafia tersebut yang suka menyerang

dan melukai yang lain serta melakukan tindakan-tindakan

Page 5: Agresivitas dalam olahraga01

kekejaman, semua ini mereka lakukan atas dasar meniru dan

bukan karena frustasi. Dalam olahraga dapat juga tindakan

agresif seseorang pemain dilakukan karena ingin meniru

pemainpemain ynag dikaguminya, dan hal ini perlu diwaspadai

oleh pelatih, agar tidak menjurus ke hal-hal yang negatif.

c. Tindakan agresif atas dasar perintah

Tindakan ini sering terjadi pada olahraga anggar, tinju dan

sebagainya karena inisiatif menyerang mendapat penilaian dari

pada wasit, dan jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan

gejala frustasi.

d. Tindakan agresif dalam hubungannya dengan peran sosial

Hal ini dapat kita lihat pada penjaga keamanan yang bertindak

tegas dan kalau perlu agak keras memukul mereka yang

dengan sengaja ingin mengacaukan pertandingan tersebut

(meskipun cara ini kurang tepat) jelas juga bukan gejala

penjaga keamanan tersebut mengalami frustasi.

e. Tindakan agresif karena pengaruh kelompok

Pemain ataupun penonton dapat merangsang timbulnya

tindakan-tindakan agresif. Para ahli psikologi kelompok dan

psikologi massa telah membuktikan bahwa dalam ikatan

kelompok sering individu bersikap dan bertingkah laku lain dari

pada dalam kedudukannya sebagai individu. Tindakan agresif

pemain karena pengaruh kelompok atau yang dialami pemain,

mungkin juga pemain tersebut memang memiliki sifat (trait)

agresif. Sehingga rangsangan dari sekitar akan lebih mudah

mengaktualisasikan sifat-sifat agresifnya.

Agresivitas berhubungan erat dengan kekerasan fisik yang

bertujuan mengurangi kondisi fisik pihak lainnya agar dapat

memastikan kemenangannya. Kekerasan fisik sering berkaitan

dengan pelanggaran terhadap peraturan permainan dan

pertandingan, terutama olahraga beregu. Pada cabang olahraga

Page 6: Agresivitas dalam olahraga01

perorangan terlihat agresivitas atau kekerasan fisik lainnya. Faktor

mempercepat timbulnya keributan dan kekerasan.

a. Penggemar tidak realistis terhadap penampilan regu, harapan

terhadap regu terlalu tinggi.

b. Ikatan yang kuat antara penggemar dan regu pujaannya.

c. Hasil penampilan regu pada pertandingan sangat berbeda-

beda.

d. Wasit dan official kompeten, terlalu memihak pada salah satu

regu yang bertanding.

e. Permainan regu yang mencapai prestasi rendah akan

menambah ketegangan, sebaliknya prestasi yang tinggi akan

mengurangi ketegangan.

f. Banyaknya pelanggaran pada pemula pertandingan. Agresivitas

penonton terwujud dalam bentuk keributan.

Agresivitas merupakan pola laku permusuhan yang bisa

diwujudkan dalam penyerangan atau dalam bentuk

mempermainkan, menggoda orang lain. Agresivitas merupakan

pola laku usaha ditandai kebranian dan semangat tinggi untuk

mengejar suatu tujuan.

Dengan berkurangnya atau menghilangnya perasaan

bersalah, perubahan konstruksi kognitif sebagai pengaruh-

pengaruh yang mengurangi hambatan terhadap agresivitas, maka

timbul perilaku agresif. Tingkah laku agresif penonton sering kali

melebihi tingkah lakku agresif atlet, bahkan tingkah laku agresif

pemberian semangat bisa memuncak samapai terjadi perusakan.

Olahraga bisa menyalurkan tingkah laku agresif baik secara

positif sesuai dengan sifat olahraga dan peraturan. Secara negatif

dalam bentuk pelanggaran terhadap peraturan maupun luapan

emosi pelanggaran. Melakukan tingkah laku agresif juga ditentukan

oleh pengalaman dan taraf kemampuan intelek dan kemampuan

olahraga perlu pembinaan dan latihan untuk meningkatkan

Page 7: Agresivitas dalam olahraga01

kemampuan atlet semaksimal mungkin dalam suasana sportif dan

damai.

4. Upaya Mengendalikan Pemain Yang Agresif.

Agresivitas hanyalah merupakan salah satu dari sifat-sifat

(taits) seseorang pemain, kecenderungan sifat agresif pemain

menjadi tindakan positif yang dibutuhkan untuk memenangkan

pertandingan atau sebaliknya menjadi tindakan destruktif, sangat

tergantung pada sifat-sifat kepribadian lainnya yang memiliki

pemain bersangkutan.

Sifat agresif yang dimiliki seseorang pemain yang juga

memiliki kestabilan emosional, disiplin, rasa tangtung jawab besar

dan sebagainya tidak perlu menimbulkan maslah. Pelatih

menyiapkan pemain tersebut untuk bermain agresif, dengan tidak

perlu takut bahwa ia akan melukai orang lain dalam upayanya

untuk mencapai tujuan memenangkan pertandingan, dengan

memberikan dorongan, pemberian hadiah, penghargaan dan

sebagainya pemain akan bermain agresif dengan tidak usah

mengalami frustasi.

Tiindakan agresif dengan kekerasan yang dapat melukai

pemain jelas perlu di kendalikan atau di batasi sehingga terpelihara

prinsip-prinsip sportivitas dan tujuan berolahrag pada umumnya.

Tindakan pengendalian tersebut tidak hanya tertuju pada pemain,

tetapi juga tertuju pada pelatih dan lingkungan (penonton) yang ikut

berperan dalam mempengaruhi kemungkinan terjadinya tindak

agresif dengan kekerasan yang menyimpang peraturan.

Dalam upaya mengendalikan tindakan kekerasan yang

agresif yang menyimpang ketentuan. Richard H. Cox 1985 dalam

setyobroto (…. : ..) mengajukankan beberapa rekomendasi sebagai

berikut:

Page 8: Agresivitas dalam olahraga01

a. Atlet-atlet muda harus sudah diberi pengetahuan tentang

tingkah laku non agresif, penguasaan diri, dan penampilan yang

benar.

b. Atlet yang terlibat tindakan agresif harus dihukum, harus

disadarkan bahwa tindakan agresif dengan melukai lawan

adalah tindakan yang tidak dibenarkan.

c. Pelatih yang memberi kemungkinan para atlet terlibat tindakan

agresif dengan kekerasan harus teliti dan harus dipecat dari

tuganya sebagai sebagai pelatih (jika perlu).

d. Pengaruh dari luar yang memungkinkan terjadinya tindakan

agresif dengan kekerasan dilapangan pertandingan harus

dihindarkan.

e. Para pelatih dan wasit didorong atau dianjurkan untuk

menghadiri lokakarya- lokakarya yang membahas tindakan

agresif dan kekerasan.

f. Disamping hukuman terhadap tindakan agresif dengan

kekerasan, atlet harus didorong secara positif meningkatkan

kemampuan bertindak tenang mengahadapi situasi-situasi

emosional.

g. Penguasaan emosi mengahadpi tindakan agresif dengan

kekerasan harus dilatih secara praktis, antara lain melalui

latihan mental

Bertitik tolak dari “social learning theori” dimana pemain

akan belajar dari pengalaman dan meniru tngkah laku pemain lain,

para pelatih harus menyiapkan tim dan pemain-pemainnya dengan

petunjuk dan langkah-langkah praktis sebagai berikkut:

a. Anjuran untuk bermain agresif harus terarah, kapan dan

bagaimana cara yang tepat agar tidak perlu menimbulkan hal

negative dan melakuai lawan.

b. Bermain agresif harus disertai peningkatan penguasaan diri,

agar dapat selalu mengontrol sendiri.

Page 9: Agresivitas dalam olahraga01

c. Bermain agresif harus disertai disiplin dan rasa tanggung jawab,

yaitu selalu patuh pada peraturan dan tunduk pada wasit serta

dapat mempertanggung jawabkan tindakannya.

d. Perlu adanya pemberian pengahargaan bagi mereka yang

berindak agresif tetapi tetap memelihara sportifitas, dan

sebaliknya perlu diberikan hukuman bagi mereka yang

melakukan tindakan agresif tercela dan melanggar peraturan.

C. Penutup

1. Kesimpulan

a. Agresivitas merupakan dorongan alami yang wajar dan perlu

menyalurkan untuk mencegah timbulnya kecenderungan

permusuhan.

b. Adapun faktor penyebab agresivitas adalah sebab yang berasal

dari luar pertandingan dan sebab yang timbul dalam arena

pertandingan.

c. Pola lakku agresif dan agresivitas merupakan perilaku yang

dipelajari melalui peniruan dan ganjaran.

d. Upaya mengendalikan pemain yang agresif adalah memberikan

pengetahuan tentang tingkah laku non agresif, penguasaan diri

dan penampilan yang benar.

2. Saran

a. Materi ini bisa sebagai salah satu sumber pedoman dalam

proses pembinaan dan pembentukan atlet.

b. Setiap pelatih hendaknya harus memahami ilmu pesikolgi yang

baik sehingga sifat agresivitas yang dimiliki oleh seorang dapat

tersalurkan.

c. Materi ini juga bisa dimanfaat oleh seorang pendidik dalam

proses pengajaran kepada siswa agar dapat menciptakan siswa

yang agresif

d. Seorang atlet dapat mengandali emosional yang agresif.

Page 10: Agresivitas dalam olahraga01

D. DAFTAR PUSTAKA

Setyobroto 1989. Psikologi Kepelatihan Olaharaga. Bandung : Galang

Persaridasda

Gunarsa 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Gramedia

www.psychemate.blogspot.com. 2007: Agresivitas: Intensi menyakiti.

Page 11: Agresivitas dalam olahraga01

TUGAS

PSIKOLOGI OLAHRAGA

AGRESIVITAS DALAM OLAHRAGA

Oleh: FIRMAN : 2008/10969LIZA : 2008/

Dosen Pembimbing:Dr. Adnan Fardhi, M.Pd

KONSENTRASI MENAJEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGAPROGRAM PASCASARJANA

Page 12: Agresivitas dalam olahraga01

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2009