agenda media tentang isu-isu agama terkait...
TRANSCRIPT
AGENDA MEDIA TENTANG ISU-ISU AGAMA
TERKAIT PEMILIHAN KEPALA DAERAH
(Studi Analisis Isi Pemberitaan Tentang Pemilihan
Kepala Daerah Di Kompas.com dan Liputan6.com)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Aldiansyah Nurrahman
NIM: 1113051000035
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2017M
i
ABSTRAK
Aldiansyah Nurrahman, 113051000035, Agenda Media Tentang Isu-Isu
Agama Terkait Pemilihan Kepala Daerah(Studi Analisis Isi Pemberitaan
Tentang Pemilihan Kepala Daerah Di Kompas.com dan Liputan6.com)
Agama merupakan bentuk kepercayaan seseorang kepada Tuhan atau Sang
Pencipta. Di dalam agama terdapat berbagai macam aturan yang harus dipatuhi
pengikutnya. Pengaruh agama dalam kehidupan memiliki pengaruh yang besar,
terutama di Indonesia yang memiliki penduduk ratusan juta dari penganut
berbagai macam agama. Media massa online sebagai media yang digandrungi
sekarang ini tidak ketinggalan mengambil celah memberitakan agama sebagai
bumbu di tiap tulisannya. Tahun 2017 sedang diadakan pilkada serentak, media
online menyandingkan pemberitaan pilkada dengan agama. Beberapa media
online terkemuka seperti Kompas.com dan Liputan6.com melakukan itu.
Melihat dari permasalahan di atas, peneliti memunculkan pertanyaan
penelitian, yaitu“Bagaimana agenda media Kompas.com dan Liputan.com tentang
isu-isu agama di pilkada?”
Kajian ini dilakukan menggunakan teori agenda media yang merupakan
hasil proses pemilahan tentang berita mana yang akan dimuat serta ditonjolkan
melalui pemberitan media massa. Metode yang digunakan adalah analisis isi
(content analysis) dengan pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif. Langkah
dalam metode analisis isi yaitu menentukan variabel, definisi operasional dan
konseptualisasi tentang isu agama menurut Nina Widyawati dan Faisal Ismail.
Kemudian berita- berita dalam media online Kompas.com dan Liputan6.com
dikategorisasikan ke dalam indikator isu agama yaitu kategori aktivitas ibadah
yang dilakukan calon kepala daerah, aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung
calon kepala daerah, aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat secara umum
terkait pilkada, dukungan kelompok agama kepada calon kepala daerah, identitas
agama calon kepala daerah, identitas agama yang dianut masyarakat pendukung,
janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan agama, identitas agama
masyarakat secara luas, dan ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya.
Selanjutnya peneliti menggunakan coding sheet sebagai alat ukur penelitian ini
dan menggunakan rumus Holsty (1969).
Hasil penelitan ini menunjukkanbahwa agenda Kompas.com pada
pemberitaan isu agama terkait pilkada menekankan pada aspek sosial, sedangkan
Liputan6.com menekankan pada aspek kepribadian. Hal ini terlihat pada berita
terkait pilkada pada 8-14 Februari 2017,ditemukan bahwa Kompas.com
didominasi oleh pemberitaan dukungan kelompok agama kepada calon kepala
daerahdengan 55 paragraf. Sementara, Liputan6.com lebih banyak kategori
aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah mencapai 59 paragraf.
Perbandingan diantara kedua media menunjukan bahwa penonjolan isi yang
dibentuk berbeda.
Kata Kunci :Agenda media, analisis isi, isu agama, pilkada, Kompas.com,
Liputan6.com
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan
rahmat, nikmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke masa yang terang
benderang.
Skripsi ini penulis buat sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
IlmuKomunikasi Islam (S.Sos). Penulisan skripsi ini tidaklah terlepas dari pihak-
pihakyang telah memberikan bantuan dan membimbing penyusunan skripsi
ini.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik,
Dr. Roudhonah, M.A Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M.Si, Wakil Dekan BidangKemahasiswaan.
2. Kholis Ridho, M.Si, dan Dra. Musfira Nurlaily, M.A, Ketua dan
Sekertaris KonsentrasiJurnalistik.
3. Dr. Tantan Hermansah, M.Si, dosen pembimbing peneliti yang telah
banyak memberikan waktu, pikiran dan semangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Ayahanda Fatur Rahman, menjadi motivasi untuk peneliti. Juga kepada
Ibunda Nurmilah seorang Wonder Woman di dunianyata yang menjadi
inspirasi. Serta kedua adik,Naufal dan Rey yang senantiasa memberikan
iii
doa, semangat, dan kasih sayangnya.
5. Para juri penelitian ini yang meluangkan waktu, tenaga, dan juga
pikiraannya untuk skripsi ini atas penilaiannya.
6. Teman-teman jurnalistik angkatan 2013, Arfan , Atul, Devi, Fatimah dan
teman-teman seangkatan lainnya yang tdak bisa disebutkan satu persatu.
7. Teman-teman Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi keluarga saya di kampus,
tempat meneduh, diskusi dan belajar di luar pendidikan formal.
8. Teman-teman Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa Journo Liberta yang
mengajarkan saya banyak hal seputar jurnalis, juga sebagai lingkungan
yang menumbuhkan tempat melihat isi dunia.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat peneliti tulis satu persatu.
Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan
namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik. Semoga skripsi ini bermanfaat
untukpembaca.
Jakarta, 27Desember 2017
Aldiansyah Nurrahman
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
D. Signifikansi Penelitian ..................................................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
A. Agenda Media ................................................................................................. 8
B. Komunikasi Politik ........................................................................................ 12
C. Berita .............................................................................................................. 15
D. Media Online ................................................................................................. 18
E. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah ................................................. 22
F. Agama ............................................................................................................ 22
BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 30
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................................. 30
B. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 32
D. Operasionalisasi Konsep ............................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 38
G. Teknik Analisis Isi ......................................................................................... 38
H. Uji Realibilitas ............................................................................................... 42
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ..................................................... 45
A. Analisis Isi Isu Agama Terkait Pilkada Berdasarkan Kategori ..................... 45
B. Interpretasi Peneliti ....................................................................................... 57
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 62
A. Kesimpulan .................................................................................................... 62
B. Saran .............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Sepuluh Peringkat Teratas Situs Website Yang Masuk dalam
Alexa.Com ................................................................................................... 3
Tabel 2.1Media Cetak dan Media Online .............................................................. 21
Tabel 3.1Kategori isu agama terkait pilkada di Kompas.com dan Liputan6.com
.................................................................................................................... 43
Tabel 3.2Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Semua Kategori ............................ 43
Tabel 4.1Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com dan Liputan6.com ............................................................ 46
Tabel 4.2Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com ............................................................................................. 47
Tabel 4.3Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Liputan6.com ............................................................................................. 48
Tabel 4.4Perbandingan Ranking Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com dan Liputan6.com ................................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2017 masyarat Indonesia secara serentak akan
melaksanakan pemilihan yaitu pemilihan kepala daerah (pilkada). Pilkada
merupakan penerapan sistem demokrasi untuk memperoleh kekuasaan
dalam konteks daerah dan juga merupakan bagian dari era Pemilihan
Umum.Pilkada dilaksankanan dengan cara sistem pemilu yang digunakan
adalah asas langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil untuk
memilih wakil rakyat pada tingkat pemerintahan yaitu provinsi dan
kabupaten/kota.
Penyelenggaannya pilkada 2017 dilaksanaan di 101 daerah dengan
berbagai tingkatan, yaitu sebanyak 7 provinsi, 76 kabupaten, serta 18 kota
di seluruh Indonesia. Jadwalya dimulai dari masa kampanye 28 Oktober
2016 hingga 11 Februari 2016, dilanjutkan dengan masa tenang 12-14
Februari 2017, dan terakhir pemungutan suara 15 Februari 2017pilkada ini
dilaksanakan.1
Berbagai isu kerap kali menyertai penyelenggaraan pilkada, salah
satunya agama. Agama adalah sebuah ideologi yang sangat prinsip bagi
manusia berisi ajaran atau aturan tetang keihidupan yang harus dipatuhi
penganutnya yang bersumber dari Tuhan.
Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk multi etnis dengan
1Ega Putra, “Masa Kampanye Pilkada Serentak 2017”28 September 2016, diakses pada
24 Maret 2017, pukul 21.31 WIBhttps://news.detik.com/infografis/d-3308698/masa-kampanye-
pilkada-serentak-2017
2
berbagai macam penganut agama.Berdasarkan data sensus penduduk
Indonesia pada 2010 diperoleh data,sebanyak 207.176.162 jiwa merupakan
penganut Islam, 16.528.513jiwa penganut Kristen, 6.907.873 jiwa penganut
Katolik, 4.012.116 jiwa penganut Hindu, 1.703.254 jiwa penganut Budha,
117.091 jiwa penganut Kong Hu Chu, 299.617 jiwa penganut agama
lainnya, 896.700 jiwa tidak menjawabsurvei.2
Dengan jumlah penganutnya yang begitu besar, tidak heran agama
dikaitkan dengan perembutan kekuasaan pemerintahan baik daerah maupun
nasional.Dalam sejarahnya, isu agama pernah terjadi pada pemilihan
presiden 2009, elektabilitas calon presiden Jusuf Kalla (JK) dan
pasangannya Wiranto meningkat karena citra agama yang berhasil
dibangun. Meskipun bukan sebagai pemenang, JK dan Wiranto mampu
membangun citra sebagai penganut Islam yang taat.3 Hal ini tidak
mengherankan, karena penduduk Indonesia lebih dari 80% merupakan
penganut Islam. Agama dalam hal ini merupakan aparatus ideologis untuk
melanggengkan dominasi.
Media Kompas.com dan Liputan6.com memberitakan isu agama
terkait pilkada pada pemberitaannya. Kompas.com dan Liputan6.com tidak
hanya memberitakan bagaimana proses berjalannya pilkada. Tetapi juga
kegiatan para kandidat dan masyarakat, seperti aktivitas amalah ibadah
hingga latar belakang agama juga diberitakan. Pemberitaan yang dilakukan
media massa terkait pilkada dapat mempengaruhi pandangan masyarakat.
2Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan .Statistik Politik 2016. (Jakarta: Badan
Pusat Statistik, 2016) h.170.
3Nina Widyawati, Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik:Kampanye JK-Wiranto pada
Pemilu 2009, h. 19
3
Isu yang dibangun media dapat menjadi perbincangan publik.
Jika dilihat dari rating di Alexa.com, Liputan6.com dan
Kompas.com menempati urutanlima besar situs berita dan masuk dalam
jajaran sepuluh besar situs yang paling sering diakses.4
Tabel 1.1
Sepuluh peringkat teratas situs website yang masuk dalam alexa.com
Website
Lama buka
Situ
(perhari)
Jumlah pageview
per pengunjung
(perhari)
% dari
pencarian
Jumlah link
situs masuk
Google.com 8:57 8.85 2.40% 3,166,341
Gooogle.co.id 6:36 5.83 1.70% 20,633
Youtube.com 9:35 5.50 8.80% 2,459,114
Tribunnews.com 7:08 3.94 28.60% 32,950
Detik.com 10:55 4.87 9.90% 81,696
Yahoo.com 4:30 3.94 5.40% 560,74
Tokopedia.com 15:34 8.95 16.40% 53,647
Liputan6.com 5:33 2.50 16.80% 22,795
Kompas.com 7:58 3.64 14.50% 38,051
Bukalapak.com 8:12 4.53 22.40% 37,081 Sumber: alexa.com
Berdasarkan hal itu maka peneliti tertatik untuk meneliti isu agama
yang terjadi terkait pilkada di Kompas.com dan Liputan6.com. Berita yang
ditelitii adalah berita menjelang pemungutuan suara, 8-14 Februari 2017.
Peneliti akan menggunakan metodeanalis isi kuantitatif. Ciri khas dari
analisis isi kuantitatif adalah ia hanya dapat dipakai untuk meneliti pesan yang
4Alexa, “Top Sites in Indonesia,” diakses pada 27 Febuari 2017 pukul 16.15 WIB.
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
4
tampak atau tersurat.5Cara yang digunakan metode ini untuk menggambarkan
isi pernyataan suatu komunikasi dengan cara menganisis dan mempelajarinya
secara objektif, kuantiatif, dan sistematis.
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
tertarik untukmelakukan penilitian dengan judul: “Agenda Media Tentang Isu-
Isu Agama Terkait Pemilihan Kepala Daerah(Studi Analisis Isi Pemberitaan
Tentang Pemilihan Kepala Daerah Di Kompas.com dan Liputan6.com)”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Merujuk pada latar belakang maka peneliti memfokuskan
penelitian ini pada pemberitaan isu agama yang berkembang menjelang
pemungutan dan penghitungan suara pilkadadi Kompas.com
danLiputan6.com pada 8-14 Februari 2017, waktu tersebut dekat dengan
pemungutan suara.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana agenda media Kompas.com dan Liputan.com tentang isu-
isu agama di pilkada ?
C. Tujuan Penelitian
Dengan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah
peneliti jelaskan, maka tujuan dari peneliti ini adalah:
1. Untuk mengetahui agenda media di Kompas.com dan Liputan6.com
tentang isu-isu agama di pilkada
5Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 29
5
D. Signifikansi Penelitian
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
baik dan positif pada kajiankeilmuan terutama pada kajian media di
Indonesia dan memberikan referensi baru para akademisikhususnya
dibidang jurnalistik yang difokuskan pada media online. Selain itu
diharapkan penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi dan
dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu dan pengetahuan di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi
para teoritis, praktisi, maupun pembaca mengenai bentuk tema-tema berita
isu agama yang ada pada media online Kompas.com dan Liputan6.com,
juga dapat menjadi data atau informasi tambahan untuk mahasiswa
maupun masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk memandingkan dan sebagai referensi penelitian ini, penulis
melakukan tinjauan pustaka. Hasilnya ditemukan beberapa temuan, seperti:
1. Skripsi dengan judul “Analisis Isi Tentang Sedekah dalam Twitter Ustadz
Yusuf Mansur” yang ditulis oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Syahid Jakarta, Dicky Rinaldy, pada tahun 2014. Skripsi
peneliti memiliki kesamaan pada metode yang digunakan yaitu
6
metodeanalisis isi. Namun, objek dalam penelitian ini adalah Twitter
Ustadz Yusuf Mansur.
2. Skripsi dengan judul “Agenda Media dalam Yellow Newspaper (Analisis
Isi Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama dalam Surat Kabar Pos
Kota Edisi Juni 2015)” yang ditulis oleh mahasiswa Jurnalistik UIN
Syahid Jakarta, Katherine Eva Fadillah, pada tahun 2015. Skripsi peneliti
memiliki kesamaan pada metode yang digunakan yaitu metodeanalisis isi.
Namun, objek dalam penelitian ini adalah berita kriminalitas di Pos Kota.
3. Skripsi dengan judul “Personal Branding Jokowi Dalam Media (Analisis
Isi Kuantitatif Personal Branding Jokowi Dalam Harian Umum Solopos
Periode Terbit Maret - Juli 2012)” yang ditulis oleh mahasiswa Ilmu
Komuniikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ana Dwi Iryani, pada
tahun 2013. Skripsi peneliti memiliki kesamaan pada metode yang
digunakan yaitu metodeanalisis isi. Namun, objek dalam penelitian ini
adalah berita personal branding di Solopos.
4. Tesis dengan judul Kecenderungan Isi dan Fungsional Debat Politik
Analisis Isi pada Debat Politik II Calon Presiden Republik Indonesia 2009
– 2014 yang ditulis oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, Rika Kartika, pada
tahun 2010. Skripsi peneliti memiliki kesamaan pada metode yang
digunakan yaitu metodeanalisis isi. Namun, objek dalam penelitian ini
adalah debat politik calon presiden.
F. Sistematika Penulisan
7
Untuk mempermudah penulisan maka penulis membagi atas lima bab
secara rinci, yaitu sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian , Signifikansi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisi tentang deskripsi pengertian Agenda Media, Berita, Media
Online, Pilkada, Agama, dan Konseptualisasi.
BAB III : Metodologi Penelitian
Meliputi Pendekatan dan Disain Penelitian, Ruang dan Lingkup Penelitan,
Pupulasi dan Sampel, Operasionalisasi Konsep, Teknik Pengumpulan Data,
Teknik Pengolahan dan Analisis Data, dan Analisis Isi
Bab IV:Temuan dan Analisis Data
Pada bab ini, penulis menjelaskan hasil temuan data yang didapatkan serta
diuji dan diolah berdasarkan statistika. Berbagai temuan serta analisa data
akan dibahas pada bab ini.
Bab V:Penutup
Meliputi Kesimpulan dan Saran
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agenda Media
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan terhadap pengaruh dalam
komunikasi, ditemukan bahwa komunikasi cenderung lebih banyak
memengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang.6 Para ahli pada
berbagai studi terdahulu mengenai efek media menyimpulkan bahwa “media
lebih mengkristalkandan meneguhkan ketimbang mengubah”. Mereka
menemukan bahwa efek media itu terbatas dan media massa hanya lebih
berfungsi untuk memperteguh keyakinan.
Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan yang positif
antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan pengertian
khalayak pada persoalan tersebut. Konsep mengenai agenda media ini diambil
dari teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan
Donald L. Shaw.7 Ide dasar dari teori ini bahwa media memberikan perhatian
yang berbeda pada setiap isu. Dari berbagai isu yang muncul atau
mengemuka, ada isu yang diberitakan dengan porsi yang besar, ada yang
diberitakan dengan porsi yang kecil. Perbedaan perhatian media terhadap isu
ini akan berpengaruh terhadap kognisi (pengetahuan dan citra) suatu peristiwa
di mata khalayak. Liputan berita yang diulang-ulang untuk mengangkat
pentingnya sebuah isu dalam benak publik merupakan kemampuan media
6
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h.
156 7Mc Quail, Denis, dan Sven Windahl, Communication Models for the Study of
Mass Communication, edisi ke-2, (London: Longman, 1996), h. 127
9
yang berfungsi sebagai penentu agenda.
Berdasarkan teori agenda setting maka diturunkanlah konsep agenda
media. Agenda media memiliki konsep sebagai suatu isu yang ditampilkan
oleh media seperti yang diartikan oleh McQuail dan Sven Windahl.8 Begitu
juga degan Rogers dan Dearing mendefinisikan agenda media sebagai suatu
peristiwa dan isu dalam isi media terhadap yang menjadi pada prioritas
perhatian.9
Media memberikan perhatian yang berbeda pada setiap isu.dari isu
yang muncul, terdapat isu yang diberitakan dengan porsi besar, ada juga yang
diberitakan dengan porsi kecil, ini yang mendasari agenda media. Pemilihan
kata-kata yang digunakan juga bisa berdampak terhadap masyarakat.
Perbedaan perhatian media inilah yang dapat mempengaruhi kognisi suatu
peristiwa di mata masyarakat. Masyarakat cenderung mengetahui tentang hal-
hal yang dibertitakan media dan menerima terhadap isu yang ditampilkan.10
Dengan kata lain, agenda media dapat menjadi agenda masyarakatnya.
Misalnya, media memberitakan tentang Bahan Bakar Minyak (BBM), yang
kemudian menjadi perbincangan masyarakat tentang BBM.
Fungsi penentuan agenda media mengacu pada kemampuan media,
dengan liputan berita yang diulang-ulang, untuk mengangkat pentingnya
sebuah isu dalam benak publik.11
Jadi dapat dikatakan agenda media adalah
8Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 196
9Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010)
h.90
10Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 197
11Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h 261
10
soal proporsi pemberitan yang ditampilkan media kepada khalayak.
Latar belakang lahirnya agenda media diambil dari teori agenda setting
yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald L Shaw. Mereka
memberi contoh bahwa media dapat memberi pengaruh terhadap khalayak
dalam pemilihan presiden melalui penayangan berita, isu, citra, maupun
penampilan kandidat itu sendiri.12
Menurut Becker & McLeod dan Iyenger &
Kinder dalam Canggara, mengakui bahwa meningkatnya penonjolan atas isu
yang berbeda bisa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap opini
publik.
Mannheim menyatakan dalam buku Nurudin menyampaikan dimensi-
dimensi dalam Agenda Media, yaitu:13
1. Visibialitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
2. Tingkat menonjolnya bagi khalayak (audience salience), yakni relevansi
isi berita dengan kebutuhan khalayak.
3. Valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu peristiwa.
Konsep ini dapat langsung diturunkan ke dalam indikator pengukuran.
Konsep ini merujuk pada teori agenda setting yang dikemukakan oleh
McComb dan Shaw mempunyai tiga indikator, yakni:14
12Hafied Canggara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali
Press, 2006) h. 124
13
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2013)h.198
14Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 197
11
1. Isu yang diberitakan media. Dengan melihat isu mana yang paling banyak
diberitakan oleh media, maka isu tersebutlah yang ingin disorot oleh
media.
2. Panjang berita dalam surat kabar. Dengan mengukur panjang berita dalam
halaman surat kabar.
3. Penempatan isu tersebut dalam halaman-halaman surat kabar.
Dengan tiga indikator pengukuran, agenda media yang dimaksud
adalah isu-isu yang mendapat perhatian media. Hal itu dilihat dengan
frekuensi isu yang sering muncul, pemberian kolom yang panjang, dan
penempatan isu di halaman depan sehingga mudah diakses oleh khalayaknya.
Mediamassa menentukan agenda media jika awak media benar- benar
intens mencoba persuasi pembaca. Dalam hal ini dapat ditemukan dalam
konsep framing,bahwa framing adalah pusat ide yang terorganisir dalam
menyampaikan konteks dan saran mengenai isu yang diseleksi, diberikan
penekanan, pengecualian, dan elaborasi. Demikian, baik framing maupun
agenda dalam media memiliki keterkaitan yang mendasar, menurut Tankard.15
Menganalisis framing diperlukan untuk mengkaji lebih mendalam
kekuatan media massa dalam mempengaruhi berbagai sistem, seperti sistem
politik. Menurut Beterson, framing adalah bingkai, dimaknai sebagai struktur
konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisasi pandangan
politik, kebijakan, dan wacana.16
Perbedaan bingkai terlihat pada peletakan
berita (utama atau biasa), volume berita, dan teknik kecendrungan
15Glenn G. Sparks, Media Effects Research; A Basic Overview, (Wadsworth: Cengage
Learning, 2006), h. 182.
16
Mubarok dan Made Dwi Andjani, Konstruksi Pemberitaan Media Tentang Negara
Islam Indonesia: Analisis Framing Republika dan Kompas,Purwokerto: STAIN, Vol.3 No.1,
(Februari-Juli 2012), h.27.
12
pemberitaannya. Gaya berita dan opini media yang ditawarkan juga bisa
menjadi frame bagi khalayak untuk menentukan sikap antarisu politik.
Demikianlah, analisis framing mengedepankan perspektif multidispliner untuk
menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.
Proses framing berfokus pada strategi seleksi, penonjolan, dan tautan
fakta ke dalam berita. Gunanyahal itu agar berita tersebut lebih bermakna,
lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, dan untuk menggiring
interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.17
Penulisan berita yang berlandaskan prinsip pembingkaian atau
framing. Mampu mewujudkan suatu tulisan yang jelas dan komunikatif saat
melakukan strategi framing pesan yakni dengan menggarisbawahi atau
menonjolkan perspektif penulis terhadap gagasan inti pemberitaan agar
pembaca terpengaruh pada ideologi kita.Pembingkaian terhadap suatu realitas
menjadi sebuah berita merupakan suatu strategi dalam politik redaksi media
untuk menarik perhatian khalayak dalam memberikan respon terhadap wacana
teks dalam berita Atas dasar itu, diharapkan analisis penelitian ini mampu
mengkaji fenomena agenda media dalam pembingkaianpemberitaan di
Kompas.com dan Liputan6.com.
B. Komunikasi Politik
Kajian tentang komunikasi politik, mendapat perhatian pada era 70-an.
Meskipun sebenarnya pondasi ini telah ada jauh sebelum dekade itu, yaitu saat
Walter Lipmann menelaah tentang opini publik dan Ferdinand Tonnis
mengkaji sifat pendapat umum dalam masyarakat, keduanya dipublikasi pada
17Agus SB, Deradikalisasi Dunia Maya: Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media,
(Jakarta: DaulatPress, 2016), h. 64
13
tahun 1922 dalam bentuk buku Kritik Der Office Meinung dan Public
Opinion. Dari situlah ketertarikan pada keilmuan perihal komunikasi dan
politik terus berkembang yang akhirnya kemudian memunculkan Harold
Laswell di Amerika Serikat yang meneliti tentang propaganda pada 1943 di
Amerika. Perhatian mengenai kajian komunikasi dan politik juga terjadi di
Eropa salah satunya Horheimer yang memfokuskan penelitian pada media dan
memunculkan teori media kritis dan kemudian banyak menginspirasi
penelitian mengenai komunikasi politik di Eropa.18
Komunikasi politik menurut Rush dan Althoff mendefinisikan
komunikasi politik dalam kerangka pertukaran informasi dan hubungan antara
sistem sosial dan politik dalam suatu sistem yang lebih luas. Komunikasi
politik dalam konteks ini diartikan sebagai transmisi informasi yang relevan
secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain,
dan antara sistem sosial dan sistem politik yang hal itu merupakan unsur
dinamis dari suatu sistem politik.19
Komunikasi politik dapat dikatakan juga sebagai komunikasi yang
diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat
mengikat semua kelompok atau warganya melalui suatu sanksi yang di
tentukan bersama oleh lembaga-lembagapolitik.20
Jadi komunikasi politik
adalah transmisi informasi secara politis dari bagian yang satu kebagian yang
18Anwar Arifin, Komunikasi Politik Paradigma Teori Aplikasi Strategi dan Komunikasi
Politik Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hal. 34
19
Michael Rush dan Philip Althoff., Pengantar Sosilogi Politik (Jakarta: PT Raja
Grafindo) hal. 255
20
Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun (ed). Indonesia dan Komunikasi Politik. (Jakarta:
PT.Gramedia, 1993). Hal.18
14
lain antar sistem politik secara dinamis yang diarahkan sehinggadapat
memberikan pengaruh, persoalan yang dimuncuklan juga dapat mengikat
semua kelompok atau masyarakat.
Tujuan dari komunikasi politik yaitumenyampaikan pesan-pesan
politik dalam sistem politik tertentu oleh aktor politik kepada komunikan
politik. Sementara, para ahli memberikan batasan yang eksplisit tentang tujuan
komunikasi politik yaitu untukmemperoleh citra politik, pendapat umum,
partisipasi politik, sosialisasi politik, pendidikan politik dan rekruitmen
politik.21
Media massa sebagai saluran komunikasi terhadap masyarakat luas
secara heterogen dan anonim juga turut berperan dengan menuliskan bentuk
komunikasi terkait komunikasi politik. Komunikasi massa adalah komunikasi
yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Media
massa atau komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis
bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah,
film, buku kaset dan sebagainya.22
Bentuk-bentuk pemberitaan tulisan politik dalam media sebagai
saluran komunikasi politik ada tiga, Pertama berita politik,berita politik
seringkali muncul baik di media elektronik maupun media cetak. Berbagai
media tersebut terkadang menjadi „corong‟ politik bagi partai politik
maupun pemerintah. Lalu, kedua adalah iklan politik, dalam komunikasi
tidak ubahnya seperti mengiklankan sebuah merek dagang tertentu, yang
21 Mahi H. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung,
(Bandung: Simbiosa Rekatama, 2011), hal. 39-41
22
Onong Uchyana Effendy. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja
Karya, 1984). Hal.55.
15
menyentuh khalayak dengan gayasandiwara bukan akan kemampuan yang
sebenarnya. Dalam dunia politik ialah periklanan citra reputasi.Terakhir
adalahartikelpolitik,artikel merupakan karangan faktual (nonfiksi) tentang
suatu masalah secara lengkap dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan
dan fakta guna menyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu
masalah atau menghibur.23
Dalam dunia politik, isi pesan disampaikan
berhubungan dengan proses penyampaian pesan politik kepada
masyarakat.
Dapatdikatakanbahwabentuk-bentuk tulisan politik dalam media
massasebagai saluran komunikasi politik digunakan oleh aktor politik
karena media massa memiliki jangkauan yangluas. Media tersebut dapat
menjadi ajang membentuk opini maupun citra dimata masyarakat.
C. Berita
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan berita adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.24
Charnley dan
James M. Neal mengatakan, berita adalah laporan yang menarik, harus
disampaikan secepatnya kepada khalayak, peristiwa, opini, kondisi,
kecenderungan situasi, dan interpretasi yang penting. Sementara Doug
Newsom dan James WA Wollert mendefinisikan berita sebagaiapa saja yang
ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat.25
Menurut The New Grolier Webester International
23 Asep Syamsul M. Romli. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005). Hal.45 24
Kemendikbud, “Berita.” diakses pada 2 Juli 2017 jam 04.20 WIB.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/berita
25
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indnesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006), h. 64
16
DictionarydalamHikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat
menyebutkan berita adalah :
(1) Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu
yang belum diketahui sebelumnya; (2) Berita adalah informasi seperti yang
disajikan oleh media semisal surat kabar, radio, atau televisi; (3) Berita
adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subjek
yang layak untuk diberitakan”26
Kesimpulanya, berita merupakan laporan atau informasi mengenai
peristiwa hangat yang dibutuhkan dan perlu diberikan kepada khalayak
melalui media. Laporan tersebut bisa merupakan kejadian yang menarik,
opini, kondisi, kecenderungan situasi, dan interpretasi yang penting.
Suatu peristiwa tidak serta merta layak menjadi sebuah berita.
Peristiwa yang dijadikan berita harus memiliki unsur-unsur dalam berita
sehingga layak dikonsumsi. Pertama, berita harus memilikikeakuratan, cermat,
tepat, lengkap, adil dan berimbang. Kemudian beritapun tidak mencampurkan
fakta dan opini sendiri atau biasa disebut dengan objektif. Lalu, penulisan
berita harus ringkas, jelas, dan hangat.27
.
Dalam setiap pemberitaan media mesti menjunjung tinggi apa yang
disebut dengan objektif, objektif berarti berita yang dibuat itu selaras dengan
kenyataan dan tidak berat sebelah dan bebas prasangka.28
Pencari berita dalam
hal ini wartawan bertindak sebagai penonton dari berita yang diliput atau biasa
disebut reportase objektif. Reportase objektif mengharuskan suatu pendekatan
yang tidak memihak dalam mengumpulkan dan menyajikan fakta. Wartawan
26 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan
Praktek(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.39
27
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek,
h.47
28Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek,
h.54
17
tidak terlibat dalam berita, wartawan adalah pengamat yang netral29
Tidak cukup hanya dengan objektifitas, berita juga harus
memperhatikan nilai berita sebagai suatu elemen penting untuk mengukur atau
sebagai penseleksian apakah berita tersebut layak dimuat atau tidak. Hikmat
Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam bukunya menjabaran
adalima hal sebagai nilai berita, yakni :30
1. Aktualitas (Timeliness)
Semakin aktual berita-bertitanya, artinya semakin baru peristiwanya
terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. Tetapi adakalanya berita berasal
dari penemuan suatu peristiwa penting atau menarik yang usianya sudah
bertahun-tahun. Dalam hal seperti ini kecepatan adalah dalam hal proses.
2. Kedekatan (Proximity)
Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca, akan
menarik perhatian. Kian dekat dengan pembaca, kian menarik berita itu.
3. Keterkenalan (Prominence)
Peristiwa yang melibatkan tokoh terkenal, tempat terkenal, situasi terkenal
akan menarik banyak khalayak dan sudah pasti bernilai tinggi.
4. Dampak (Consequence).
Peristiwa yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Dampak
berkaitan erat dengan ukuran seberapa besar efek suatu peristiwa terhadap
masyarakat, misalnya pengumuman kenaikan harga BBM.
5. Human Interest
29
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: Kompas Media Nusantara,
2007), h.44
30
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek,
h.61
18
Berita yang meskipun kurang memiliki dampak, tetapi memiliki daya tarik
secara universal yang menarik minat orang. Beberapa unsur human
interest misalnya ketegangan, ketidaklaziman, minat pribadi, konflik,
simpati, kemajuan, seks, usia, hewan, dan humor.
Dari unsur-unsur dan nilai-nilai berita, terdapat pula dua jenis dalam
berita setelah sebuah fakta menjalani proses rekonstruksi, yaitu:31
1. Berita yang terpusat pada peristiwa, khasnya menyajikan peristiwa hangat
yang baru terjadi dan umumnya tidak diinterpretasikan, dengan situasi dan
kajadian yang lain. Intinyanya adalah sebuah topik belum layak menjadi
sebuah berita sampai terjadi sesuatu.
2. Berita yang berdasarkan pada proses, disajikan dengan interpretasi tentang
kondisi dan situasi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks
yang luas dan melampaui batas waktu. Berita ini muncul di halaman opini
berupa editorial, artikel dan surat pembaca, sedangkan di halaman lain
berupa komentar, laporan khusus atau tulisan lainya seperti banyak dimuat
di koran mingguan.
D. Media Online
Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan. Penyesuain pun
dilakukan dari berbagai lini, tidak terkecuali media massa harus melakukan
penyesuaian. Penyesuaian itu dilakukan dengan menghadirkan media online.
Media online juga dikenal nama media siber ataupun media baru yang
merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perangkat
31 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, h.51
19
internet.32
Pengguna media online harus memiliki pengetahuan tentang
program komputer untuk dapat mengakses informasi atau berita dan harus
memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat
komputer.33
Dalam keterkaitan dengan jurnalisme, Jo Bardoel mengatakan internet
akan mengarah pada pengembangan jenis baru yaitu jurnalisme
online.Aktivitiasjurnalisme onlineakan membuat penggunaan efektif atribut
utama internet, yang menyebabkan pembaharuan jurnalisme.34
Cikal bakal Media online bermula dari Mark Bowden, seorang jurnalis
Amerika Serikat yang menginginkan hasil liputannya dimuat dalam website
www.philly.com.Ia kerap berdiskusi dengan seorang jurnalis muda, Jenifer
Musser yang menangani website www.philly.com. Mark menyeleksi setiap
data seperti foto-foto, data audio, dan rekaman video, karena menurutnya
tidak mungkin semua data dapat dimasukkan. Namun, kecanggihan website
yang dibuat oleh Jennifer dan koleganya, berhasil memasukan semua data
berupa foto, teks, audio, maupun video yang dimiliki Bowden. Bahkan, data
berupa ilustrasi, peta, hingga rubrik tanya jawab dapat pula ditambahkan.35
Sedangkan kemunculan media online di Indonesia, ditandai dengan
hadirnya internet pada tahun 1995, penggunaan internet masih terbatas di
beberapa universitas untuk kegiatan penelitian. Sejak munculya Radnet pada
32Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online,
(Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h. 30
33 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), h. 46
34
Dudi Sabil Iskandar, Keruntuhan Jurnalisme, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2015),
h.83
35
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online,
h. 29
20
pertengahan tahun 1900-an, konsumsi internet menjadi lebih luas.36
Hingga
pada tahun 2010 pengguna internet di Indonesia mencapai 30 juta lebih
dengan domain didominasi bidang industry atau perusaahan (.co.id), web
(.web.id), shool (.sch.id), other (.or.id), pemerintah (.go.id) dan perguruan
tinggi (.ac.id).37
Hermin Indah Wahyuni menyebukan empat keunggulan media online,
yakni:38
1. Informasi bersifat up to date (senantiasa terbaru)
Media online dapat memberikan informasi dari waktu ke waktu karena
poses penyajian informasi yang lebih mudah
2. Informasi bersifat real time
Media ini dapat menyajikan informasi saat peristiwa sedang berlangsung
3. Informasi bersifat praktis
Media online dapat diaskses di mana saja dan kapan saja
4. Fasilitas hyperlink
Yaitu sistem koneksi antara website ke website lain, dapat
menghubungkan dari situs satu ke situs lainnya.
Media online atau media baru telah menyediakan wadah baru bagi
tampilan media konvensional. Program-program di media cetak, radio, dan
televisi dikembangkan dalam berbagai program yang berplatform internet.
Penggunaan teknologi digital dalam media memungkinkan teknologi transmisi
baru dibandingkan media konvensional. Transmisi baru memberikan sajian
36Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2013), h. 68
37Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 70
38
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik, h.46
21
audio visual dan manipulasi dilakukan menggunakan teknologi komputer.
Sementara untuk teks, informasi dapat dicetak dan diakses melalui internet.39
Kemunculan teknologi digital dengan platform media internet,
menjadikan media konvensional seperti media cetak memanfaatkannya untuk
berintegrati di dalamnya. Dalam media cetak. Prinsipnya, isi masih serupa,
tetapi formatnya dapat dipilih oleh pembacanya melalui media cetak aau
media internet. Tantangan dalam media internet, informasi yang disajikan
tidak lagi dibatasi pada edisi harian atau mingguan, tetapi dalam hitungan
jam.40
Beberapa media cetak yang berintegrasi dengan media online, sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Media cetak dan media online
No Media Cetak Media Online
1 Kompas www.kompas.com
2 Media Indonesia www.mediaindonesia.com
3 Jakarta Post www.thejakartapost.com
4 Tempo www.tempo.com
5 Jawa Pos www.jawapos.com
Sumber: Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia
Teknologi digital juga menjangkau radio dan televisi. Radio digital
memiliki keunggulan dibadingan radio analog dalam kuliatas suara, pilihan
channel frekuensi yang lebih beragam dengan satu frekuensi dapat memuat
puluhan channel, dibadingan dengan radio analog yang hanya satu frekuensi
untuk satu channel.41
39Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 97
40
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 98
41Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 99
22
Di Eropa telah banyak platform yang diterpkan untuk radio digital,
seperti DAB (Digital Audio Broadcasting) dan DRM (Digital Radio
Mondiale).42
Di indoensia sendiri platform yang dijadikan standar adalah
DAB family.
Sementara untuk televisi, digitalisasi dapat diintegrasiakan melaui
internet. Beberapa televisi swasta nasional yang memiliki situs alamat
diinternet, memiliki layanan streaming sehingga pengguna internet dapat
menikmati acara televisi melalui internet pada tayangan-tayangan tertentu.43
E. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) merupakan penerapan sistem
demokrasi untuk memperoleh kekuasaan dalam konteks daerah dan juga
merupakan bagian dari era Pemilihan Umum (pemilu).44
Pemilu sendiri yaitu
salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada
demokrasi perwakilan, rakyat tidak dilibatkan langsung dalam proses
pengambilan keputusan akan tetapi diwakilkan kepada wakil yang telah
mereka pilih melalui suatu ajang pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu.45
Jabatan-jabatan di sini beraneka-ragam mulai dari Presiden,
wakil rakyat diberbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Sistem
pemilu yang digunakan adalah asas langsung, umum, bebas, rahasia, serta
jujur dan adil.46
42Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 99
43
Hermin Indah Wahyuni, Kebijakan Media Baru Di Indonesia, h. 101
44Rahmat Hollyson dan Sr Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna (Jakarta:
Bestari, 2015) , h.20
45Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015) , h.46
46Rumidan Rabi‟ah, Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indoenesia (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2009) , h.46
23
Pelaksanaan pilkada diilhami oleh penyelenggaraan pemilu presiden
dan wakil presiden secara langsung. Hal ini didukung pula dengan semangat
otonomi daerah yang telah digulirakan pada tahun 1999. Pelaksanaan pilkada
secara langsung ini juga merupakan sebagai bentuk penerapan sistem
Presidensialisme pada tingkat daerah. Oleh karena itulah, sejak 2005, telah
dilaksanakan pilkada secara langsung. Baik ditingkat provinsi maupun
kabupaten/kota. Penyelenggaran ini diatur dalam UU No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.47
Pada tahun 2007, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007, Pilkada juga dimasukan sebagai bagian dari
rezim pemilu.48
Berdasarkan UU No.15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Pemilihan Umum, pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Sedangkan Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
pemilu di seluruh wilayah Indonesia.49
Dalam pilkada, pemilu gubernur dan
wakil gubernur diselenggarakan oleh KPU provinsi, sedangkan pemilu bupati
dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota oleh kabupaten/kota.50
Salah satu tugas KPU yakni membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang
selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum
mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang
47Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia, h.174
48Rumidan Rabi‟ah, Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indoenesia, h.47
49
Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia, h.240
50Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia, h.175
24
selanjutnya disebut TPS.51
Pada tahun 2017 diadakan pilkada serentak, jadwal pelaksanaanya
dimulai dari masa kampanye 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2016,
dilanjutkan dengan masa tenang 12-14 Februari 2017, dan terakhir
pemungutan suara 15 Februari 2017. Pesta demokrasi ini dilaksanakan di 101
daerah dengan berbagai tingkatan, yaitu sebanyak tujuh provinsi, 76
kabupaten, serta 18 kota di seluruh Indonesia.52
Berikut daerah yang akan melaksanakan pilkada 2017:53
1. 7 Provinsi :
Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat,
dan Papua Barat
2. 76 kabupaten :
Mesuji, Lampung Barat, Tulang Bawang, Bekasi, Banjarnegara, Batang,
Jepara, Pati, Cilacap, Brebes, Kulonprogo, Buleleng, Flores Timur,
Lembata, Landak, Barito Selatan, Kotawaringin Barat, Hulu Sungai Utara,
Barito Kuala, Banggai Kepulauan, Buol, Bolaang Mongondow, Kepulauan
Sangihe, Takalar, Bombana, Kolaka Utara, Buton, Boalemo, Muna Barat,
Buton Tengah, Buton Selatan, Seram Bagian Barat, Buru, Maluku
Tenggara Barat, Maluku Tengah, Pulau Morotai, Halmahera Tengah,
Nduga, Lanny Jaya, Sarmi, Mappi, Tolikara, Kepulauan Yapen, Jayapura,
51KPU, “Tugas dan Kewenangan,” diakses pada 16 September 2017 jam 09.37 WIB.
http://kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/5/Tugas-dan-Kewenangan
52
Ega Putra, “Masa Kampanye Pilkada Serentak 2017”28 September 2016, diakses pada
24 Maret 2017, pukul 21.31 WIBhttps://news.detik.com/infografis/d-3308698/masa-kampanye-
pilkada-serentak-2017
53Bagus Prihantoro Nugroho,“Ini Data 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten di Pilkada
2017”13 Februari 2017, diakses pada 30 Oktober 2017, pukul 15.29
WIBhttps://news.detik.com/berita/d-3421244/ini-data-7-provinsi-18-kota-dan-76-kabupaten-di-
pilkada-2017/2
25
Intan Jaya, Puncak Jaya, Dogiyai, Tambrauw, Maybrat, Sorong, Aceh
Besar, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Jaya, Bener Meriah, Pidie,
Simeulue, Aceh Singkil, Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Tenggara, Gayo
Lues, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Tapanuli
Tengah, Kepulauan Mentawai, Kampar, Muaro Jambi, Sarolangun,Tebo,
Musi Banyuasin, Bengkulu Tengah, Tulang Bawang Barat, dan Pringsewu
3. 18 Kota :
Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Sabang, Tebing Tinggi,
Payakumbuh, Pekanbaru, Cimahi, Tasikmalaya, Salatiga, Yogyakarta,
Batu, Kupang, Singkawang, Kendari, Ambon, Jayapura, dan Sorong
F. Agama
Definisi agama dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang yang
beragam. Mendefinisiakan agama bukanlah hal yang mudah. Menurut
sebagian peneliti, agama berada dalam deretan isitlah yang mudah, tetapi
mencerminkan dasar yang begitu beragam. Misalnya, dalam Islam dengan
ketauhidannya menekankan wahyu dan teosentris, Sementara, Kristen berpijak
pada ideologi Trinitas. Begitu juga dengan agama laininya memiliki
penekanan atau doktrin yang berbeda.54
Allamah Thabathabai dalam Hasan Yusufian berpendapat bahwa
menurut pandangan Al-Quran, agama disebut sebagai tata cara dan jalan
kehidupan, yang berdasarkan hal ini mukmin dan mereka yang ingkar
terhadap wujud Pencipta sekalipun atau bisa disebut kafir bukanlah tanpa
54Hasan Yusufian, Kalam Jadid: Pendekatan Baru dalam Isu-Isu Agama, (Jakarta: Sadra
International Institute, 2014), h,2
26
agama.55
Sementara, Ibn Maitsam Bahrani menyatakan agama setara atau
sama dengan syariat-syariat yang telah disampaikan nabi-nabi Tuhan.
Sebagian ulama Syi‟ah dan Sunni mendefinisakan istilah ini dengan;
“Agama merupakan nama bagi segala sesuatu di mana penyembahan di
dalamnya diinginkan Allah dari makhluk-Nya dan diperintahkan
penegakannya”.56
Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa.Serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta manusia dan lingkungannya.57
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat digaris bawahi dua hal
mengenai agama, yakni :
1. Adanya ikatan dan kepercayaan terhadap Tuhan atau sang Pencipta,
2. Terdapat penekanan, doktrin, atau syariat yang mengatur tata cara dan
jalan kehidupan manusia terhadap Pencipta, manusia lainnya, maupun
alam yang mesti dipatuhi.
Agama sebagai suatu ideologi memiliki perbedaan dengan ideologi
laininya, agama dan sistem kepercayaan lain tidak bisa dikritik sedangkan
ideologi lain seperti sosialisme, marxisme, dan kapitalisme bisa dikritik.
Agama tidak bisa dikritik karena penganutnya merasa datangnya agama
tersebut bukan berasal dari manusia. Ideologi agama dikembangkan dalam
jalinan keluarga. Seseorang biasanya merasa tidak punya pilihan lain selain
55Hasan Yusufian, Kalam Jadid: Pendekatan Baru dalam Isu-Isu Agama. h,4
56
Hasan Yusufian, Kalam Jadid: Pendekatan Baru dalam Isu-Isu Agama. h,7
57Kemendikbud. “Agama,” diakses pada 1 Mei2017 pukul 10.19
WIB,https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/agama
27
agama yang diwariskan dalam keluarga.58
Dalam konteks politik dalam media, agama kerap kali digunakan
dalam komunikasi politik. Komunikasi Politik ialah suatu bidang atau disiplin
yang telah menelah perilaku dan kegiatan-kegiatan komunikasi yang bersifat
politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku
politik.59
Ketika hendak memilih dan menentukan pemimpin-pemimpin bangsa
atau perebutan kekuasaan agama dan politik disatukan. Penggunaan isu agama
dapat menaikan dan menurunkan simpati masyarakat terhadap para calon
pejabat atau pemimpin. Contohnya, penurunan elektabilitas dialami Majelis
Syuro Indonesia ketika pemilu 1955, karena menyebut lawan politiknya
kafir.60
Sementara, Kenaikan elektabilitas dialami oleh pasangan calon
presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla (JK)-
Wiranto ketika pemilihan presiden 2009, dalam kampenyenya JK
mengindikasikan bahwa ia merupakan muslim yang taat.61
Isu agama memang mencakup berbagai macam aspek. Penelitan ini
menekankan aspek isu agama berdasarkan buku Republik Bhineka Tunggal
Ika: Mengurai Isu-Isu Konflik, Multikulturalisme, Agama dan Sosial Budaya
karya Faisal Ismail, isu agama dapat dilihat dari amalan ibadah yang
58Nina Widyawati, Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik:Kampanye JK-Wiranto pada
Pemilu 2009(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 75
59
Cangara Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2009), h.30
60Nina Widyawati, Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik:Kampanye JK-Wiranto pada
Pemilu 2009, h. 2
61Nina Widyawati, Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik:Kampanye JK-Wiranto pada
Pemilu 2009, h. 19
28
dilakukan umat bergama seperti salat, umrah, dan doa.62
Sementara, Nina
Widyawati dalam bukunya Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik
menuliskan isu-isu agama yang pernah terjadi di Indonesia dalam percaturan
politik. Ia menyebutkan simbol-simbol agama seperti organisasi agama
danidentitas agama.
Amalan ibadah adalah seluruh gerak dan aspek seorang penganut
agama identik dengan amal-amal ibadah, seperti doa, salat dan umrah. Semua
aktivitas ibadah ini merupakan kegitaan ritual agamis dan momentum humanis
transendtal-ilahiah yang secara sinergis selalu mengukuhkan dan memperkuat
kembali sendi-sendi spiritualits dan piral moralitas manusia sehingga
personalitas sang penganut agama tadi mengalami penyegaran dan peguatan
ilmiah-agamiwah secara berkesinambungan.
Melaksanakan amalan ibadah bisa membangun citra positif, dapat
membangun pemahaman kepada masyarakat bahwa orang yang melaksanakan
ibadah dekat kepada Tuhan. Masyarakat dapat mengartikannya sebagai sikap
seseorang yang beriman karena dapat diartikan sebagai orang yang agamis.
Apabila hal ini dikerjakan oleh calon kepala daerah, ia bisa menjadi seorang
yang memliki citra yang baik di mata mayarakat, sebagai orang yang soleh.
Kelompok keagamaan seperti Partai Islam dan organisasi agama non-
partai sangat dekat kaitaannya dengan agama karena kelompok keagamaan
menerapkan nilai-nilai agama dalam kelompoknya. Hal itu dapat membangun
persepsi masyarakat tentang pihak-pihak yang berdekatan dengan kelompok
keagamaan, seperti yang terjadi pada kampanye Jusuf Kalla (JK) dan Wiranto
62Faisal Ismail, Republik Bhineka Tunggal Ika: Mengurai Isu-Isu Konflik,
Multikulturalisme, Agama dan Sosial Budaya, h. 225
29
ketika pemilu presiden 2009. JK sering mengatakan bahwa pasangan JK-
Wiranto merupakan pasangan religius karena JK merupakan keluarga NU dan
aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sementara istirnya, Mufidah Kalla
berasal dari keluarga Muhammadiyah.
Latar belakang agama atau identitas agama agama kerap kali
diperbincangkan, terutama latar belakang agama yang dianut seorang kandidat
pemimpin dan kerap kali menimbulkan pro dan kontra. Kandidat dari
golongan non-muslim menjadi kontroversi ditengah-tengah masyarakat
Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Polemik seperti ini pernah terjadi
ketika Pilkada Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 2012 menimpa pasangan
Joko widodo (Jokowi) yang seorang muslim dan Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) yang seorang non-muslim. Saat itu, isu ini muncul berawal ketika
Rhoma Irama sedang berceramah di salah satu masjid di Kampung Duren,
Jakarta Barat, tentang kriteria pemimpin. Ia menyampaikan bahwa dalam
kitab suci umat Islam,Al-Quran, surat Al-Nisā/4:104, terkandung larangan
memilih pemimpin non-muslim..63
Ini dapat menjadi pertimbangan dukungan
yang diberikan masyarkat kepada calon kepala daerah.
63M. Suryadinata, “Kepemimpinan Non-Muslim dalam Al-Qur’ān: Analisis Terhadap
Penafsiran FPI Mengenai Ayat Pemimpin Non-Muslim”. Ilmu Ushuluddin, Volume 2, No. 3
(Januari - Juni 2015), h. 241
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Paradigma Penelitan
Penelitian ini menggunakan salah satu jenis paradigma yakni
positivistme, yaitu memandang realitas atau suatu fenomena itu
dapatdiklasifikasikan, teramati dan terukur. Pengaruh positivisme dalam
penelitiankomunikasi sangat jelas ketika persoalan yang dipertanyakan
berkaitan denganperilaku-perilaku orang dalam berkomunikasi, kekuatan
media dalammemengaruhi dan merubah perilaku khalayak.64
2. Pendekatan Penelitian
Metode ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif untuk
mendapat informasi guna penarikan kesimpulan dan penambilan
keputusan yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya.65
3. Metode Penelitian
Peneleitan ini menggunakan metode analisis isi. analisis isi
merupakan teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk menarik
referensi dari isi dan mengetahui gambaran karakteristik isi. Penelitian
dengan metode ini analisis isi bertujuan untuk mengidentifikasi secara
sisitematis isi komunikasi yang tampak, objektif, valid, replikasi dan
64Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2008), h. ix.
65
Benny Kurniawan, Metodelogi Penelitian (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), h.21
31
reliabel.66
Pada dasarnya, analisis isi menekankan metode penelitian yang
menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat kesimpulan yang
valid dari suatu teks.Maksud dari kesimpulan adalah tentang pengirim
pesan, pesan itu sendiri, ataupunpenerima pesan.67
Dengan cara
menghitung atau mengukur aspek dari isi dan menyajikannya secara
kuantitatif. Analisis isi hanya menekankan pada apa yang tersurat dengan
memberi tanda atau meng-coding apa yang dilihat peneliti.
Unit pencatatan yang digunakan adalah unit tematik. Unit tematik
melihat topik pembicaraan dari suaru teks yang sama menjadi satu
kesatuan.68
Jadi, teknik analisis isi, menggunakan penekatan kuantitatif
berdasarkan dari frekuensi yang jelas akan jumlah dan presentase kejadian
dari varibel melalui angka.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek merupakan responden yang memahami objek penelitian
sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian,
sedangkan yang dimaksud dengan objek yaitu sasaran dalam
penelitian.69
Subjek dalam penelitian ini adalah Kompas.com dan
Liputan6.com. Sedangkan objeknya adalah berita-berita berita-berita isu
agama terkait pilkada yang terdapat dalam Kompas.com dan Liputan6.com.
66Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 15
67
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, (California: Sage Publications,
1990), h.9
68Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya, h. 84
69 Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 76
32
C. Popuasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono didefinisikan sebagai kesimpulan yang
didapat dari wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari. Sedangkan sampel yakni sebagian dari elemen-elemen
tertentu suatu populasi yang diteliti.70
Peneliti mengambil seluruh populasi sebagai sumber data penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah berita terkait pilkada yang diberitakan
Kompas.com dan Liputan6.com pada 8-14 Februari sebanyak 362 paragraf
dari 144 judul berita dengan menggunakan semua paragraf sebagai sampel.
D. Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep yaitu suatu proses untuk menjabarkan
pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menggunakan beberapa
indikator-indakator.Hal itu dilakukan untuk menunjukan dan mengukur
konsep sehingga dapat menurunkannya pada tingkat yang lebih konkret.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini hanya
menggunakan satu variabel, yaitu agenda media. Analisis isi merupakan
penghitungan tentang berita mana yang dimuat, serta apa berkembang dari
setiap berita. Sedangkan berita isu agama tekait pilkada menjelang
pemungutan suara adalah laporan mengenai isu-isu agama yang berkembang
dalam media online Kompas.com dan Liputan6.com.
Jadi operasionalisasi konsep analisis isi menurut penjabaran di atas
adalah suatu laporan berita mengenai isu-isu agama terkait pilkada yang
70Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 139
33
berkembang ketika pilkada menjelang pemungutan suara dalam Kompas.com
dan Liputan6.com.
Berita di Kompas.com dan Liputan6.com ini dioperasionalisasikan
sebagai urutan ranking tema berita isu agama terkait pilkada.Isu tersebut
terdiri atas sembilan tema isu agama selama sepekan menjelang pemungat
suara, 8-14 Februari 2017.
Langkah selajutnya, setelah pengumpulan berita-berita, peneliti
membuat kategorisasi. Sesuai dengan tujuan penelitan ini untuk bagaimana isu
agama yang berkembang terkait pilkada menjelang pemungutan dan
penghitungan suara di Kompas.com dan Liputan6.com. Diperlukan instrumen
utama dalam penelitian ini, yakni kategorisasi. Fungsi kategorisasi identik
dengan kuisioner dalam survei, agar objektif, maka kategorisasi perlu dijaga
reliabilitasnya.
Untuk mempermudah dalam menganalisis berita, maka peneliti
membuat tabel berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang di dalamnya
mengandung muatan isu agama terkait pilkada. Pemberitaan ini memuat
tentang aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah, aktivitas ibadah
yang dilakukan pendukung calon kepala daerah, aktivitas ibadah yang
dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada. Ada unsur keterlibatan
kelompok agama dalam pilkada yaitudukungan kelompok agama kepada calon
kepala daerah. Identitas atau latar bekang agama pun ikut di bahas yaitu
identitas agama calon kepala daerah, identitas agama yang dianut masyarakat
pendukung, janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan agama, identitas
agama masyarakat secara luas, dan ajakan memilih kepala daerah berdasarkan
34
agamanya, berikut penjelasan lengkapnya :
1. Aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah
Pada kategori ini yang dimaksud aktivitas ibadah adalah seluruh
gerak dan aspek seorang muslim identik dengan amal-amal ibadah, seperti
doa, salat dan umrah. Semua aktivitas ibadah ini merupakan kegitaan ritual
agamis dan momentum humanis transendtal-ilahiah yang secara sinergis
selalu mengukuhkan dan memperkuat kembali sendi-sendi spiritualits dan
piral moralitas muslim sehingga personalitas sang muslim tadi mengalami
penyegaran dan peguatan ilmiah-agamiwah secara berkesianmbungan.
Kategori ini menekankan pada amalan ibadah yang dikerjakan calon
kepala daerah seperti salat, doa, dan umrah.
2. Aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala daerah
Untuk kategori ini adalah segala praktik ibadah yang dilakukan
masyarakat seperti berdoa untuk calon kepala daerah kepada yang
didukung.
3. Ibadah yang dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada
Kegiatan ibadah yang dilakukan masyarakat untuk berjalannya
pilkada. Misalnya, berdoa untuk kelancaran pilkada
4. Dukungan kelompok agama kepada calon kepala daerah
Kelompok agama atau organisasi agama merupakan kumpulan
orang yang berserikat dan bekerja sama dengan tujuan yang sama dan
adanya pengkoordinasian dengan jalur keagamaan.71
Dalam organisasi
biasanya sudah memiliki basis masyarakat sendiri, makanya tidak heran
71Siswanto dan Agus Sucipto, “Teori dan Perilaku Organisasi: sebuah tinjauan
integratif”(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 56
35
arah kebijakan organisasi agama mampu memberikan dampak terhadap
pilkada. Penekanan pada penelitan ini kepada arah kebijakan organisasi
agama berupa partai Islam dan organisasi agama non-partai atau organisasi
masyarakat dalam pilkada.
Menurut Burhanudin Muhtadi Karakteristik partai islam dilihat
dari dua hal, asas dan basis massa. Dari aspek asas, PPP, PBB dan PKS
merupakan partai dengan asas dan ideologinya Islam. Sedangkan PKB dan
PAN bisa dikelompokkan Islam karena meskipun menjual ideoogi
pluralis, dua partai itu mengandalkan basis massa muslim.72
Organisasi
agama juga dapat dilihat dari organiasi di luar partai seperi Nahdatul
Ulama dan Muhammadiyah.
5. Identitas agama calon kepala daerah
Pada kategori ini yang dimaksud identitas keagamaan adalah latar
belakang agama. Latar belakang agama kerap kali menjadi sorotan
menjelang pilkada, yaiitu agama seorang calon kepala daerah. Agama
yang dianut cantumkan dalam tulisan media massa
6. Identitas agama yang dianut masyarakat pendukung, Janji kepala daerah
untuk melaksanakan kegiatan agama,
Latar belakang agama yang dianut pendukung atau pemilih pilkada
dicantumkan media massa
7. Janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan agama
72 Burhanudin Muhtadi, “Perang Bintang 2014:Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan
Pilpres”, (Jakarta: Noura Book, 2013), h. 76
36
Penekanan pada kategori ini menncantumkan program atau janji
calon kepala daerah untuk keberlangsungan suatu agama. Program yang
dijanjikan calon kepala daerah untuk kegiatan suatu umat agama
8. Identitas agama masyarakat secara luas
Ketegori ini menekankan membicarakan masyarakat umum umat
agama dalam pilkada
9. Ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya
Ajakan atau rayuaan untuk memilih calon kepala daerah
berdasarkan latar belakang agama
Setelah semua data selesai diberi kategori, data tersebut diberikan
kepada coder atau juri. Juri bertugas melakukan uji koder yaitu membantu
penelitian dalam memberi kategori berita-berita ke dalam tema yang ada
dalam lembar koding. Tiga orang juri dipilih yang sesuai dengan kriteria
dalam syarat-syarat metode penelitan anaisis isi, yaitu :
a. Nur Handi Faruq (editor/wartawan online)
b. Fatimah Chorinnisa (Mahasiswa)
c. Dedi Kusumawijaya (Reporter/wartawan cetak)
Setiap juriakan diberikan alat ukur dan diminta untuk memberikan
penilaian sesuai dengan petunjuk dalam lembar coding. Juri akan diminta
untuk membaca berita Kompas.com dan Liputan6.com kemudian
memasukannya ke dalam coding sheet, yakni berupa tabel daftar cek yang
berisi kategori-kategori berita yang akan diukur. Setelah itu, hasil dari
pengisian juriini yang diperbandingkan, dihitung berapa persamaan dan
berapa perbedaannya. Hasil dari kesepakatan itulah yang dijadikan sebagai
37
koefisien reliabilitas.
Diperlukan rujukan dalam penelitian dengan membuat definisi
operasional. Definisi operasional merupakan bagian terpenting dalam
mendefinisikan apa yang diteliti oleh peneliti dalam menjabarkan konsep atau
variabel yang diukur dalam sebuah penelitian secara detil berupa prilaku,
aspek atau karakteristik. Dengan demikian definisi operasional bukan
mendefinisikan pengertian atau makna pada teori namun lebih terkait dengan
hal-hal yang menghubungkan ukuran atau indikator dari suatu variabel.73
Penelitian ini terdiri dari satu variabel, yaitu isu agama terkait pilkada.
Demi memenuhi unsur objektivitas, hasil penghitungan dariproses
pengukuran unit analisis perlu diuji kembali. Dibutuhkan rumus yangdipakai
dalam penghitungan tingkat keterpercayaan antar juri padapenelitian ini
menggunakan intercoder reliability dari Holsti,yaitu :74
CR= ___2M____ x100%
N1+N2
Keterangan:
CR = Coeficient Reliability
M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding
NI, N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding
Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, dimana 0 berarti tidak ada
satupun yang disetujui oleh para coder dan 1 berarti persetujuan sempurna di
antara para coder. Makin tinggi angka, makin tinggi pula angka reliabilitas.
Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7
atau 70%.Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukan angka reliabilitas di
73 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013) h.97
74
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 290
38
atas 0,7 berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka
0,7, berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang reliabel.75
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer didapat mealui observasi. Observasi merupakan
kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator.76
Adapun observasi
yang penulis lakukan dengan meninjau hasil berupa teks berita yang telah
dikumpulkan dari Kompas.com dan Liputan6.com, selama 8-14 Februari
2017 sebanyak 144 judul pemberitaan dan 362 paragraf.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh buku-
buku, jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan isu
pemberitaan yang menjadi objek penelitian..
F. Teknik Analisis Isi
1. Definisi Analisis Isi
Analisis isi merupakan salah satu penelitian yang dipakai untuk
mengetahui isi yang terdapat dalam dokumen. Perbedaan analisis isi
dengan bentuk penelitian yang lain adalah penggunannya. Analisis isi
dipakai untuk mengukur secara kuantitatif aspek-aspek tertentu dari isi
75Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 290
76Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h.106
39
secara tersurat.77
Dalam sejarahnya menurut Kripendoff, analisis isi hadir pertama
kali di Swedia pada abad XVII. Namun, sampai pada 1920-an analisis isi
baru mendapat pengakuan sebagai metode ilmiah oleh para ilmuan sosial
dari berbagai bidang. Hingga saat ini, beragam disiplin ilmu menggunakan
metode ini seperti sosiologi, komunikasi, psikologi, politik, dan
antropolgi.78
Pada abad ke-20, analisis isi dinilai sangat penting dalam
bidang politik terkait efek propaganda dan pesan persuasif lainnya.79
Berelson dalam Andi Bulaeng mengemukakan bahwa analisis isi
adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan isi pernyataan suatu
komunikasi dengan cara menganisis dan mempelajarinya secara objektif,
kuantiatif, dan sistematis.80
Kripendorf melihat analisis isi sebgai teknik
untuk membuat inferensi yang sahih datanya dan dapat ditiru lewat
konteksnya.81
Sementara Budd mengatakan analisis isi adalah sesuatu
yang digunakan untuk mengolah pesan dan menganalisis pesan dengan
cara yang sistematis.82
Pesan adalah apa yang terlihat, didengar, dirasakan,
atau dibaca. Sebaliknya, analisis isi tidak meniliti aliran produksi dan
pertukaran makna, ini berkaitan dengan penafsiran. Dengan kata lain,
analisis isi meneliti apa yang tersurat, bukan tersirat.
77Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 1
78Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya, h. 6
79Daniel Riffe, dkk., Analyzing Media Messages: Using Quantitative Content Analysis in
Research, 2th ed (New York: Routledge, 2014), h. 4
80
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi, 2004),
h. 164
81Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 15
82Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 230.
40
Pada dasarnya seperti yang diutarakan Robert Philip Weber dalam
bukunyaBasic Content Analysis edisi ke-2 bahwaanalisis isi menekankan
metode penelitian untuk mendapat kesimpulan dari pesan yang valid pada
teks.
“Content analysis is a research method that uses a set of proceduresto
make valid inferences from text.1 These inferences are about thesender(s)
of the message, the message itself, or the audience of themessage.”83
Kesimpulan tersebut didapat dengan cara menghitung atau
mengukur aspek dari isi dan menyajikannya secara kuantitatif. Analisis isi
hanya menekankan pada apa yang tersurat dengan memberi tanda atau
meng-coding apa yang dilihat peneliti. Jadi, dapat dikatakan, analisis isi
adalah suatu metode penelitian yang dilakuan untuk meneliti pesan dengan
melakukan serangkaian prosedur secara sistematis, objektif, dan
kuantitatif.
Ilmu komunikasi menggunakan analisis isi sebagai salah satu
metode utama. Analisis isi sebagai penelitian yang mempelajari isi media.
Peneliti dapat mengetahui tren dari isi, gambaran isi, dan karakteristik
pesan. Selain hal itu, dalam ilmu komunikasi analisis isi juga mempelajari
semua konteks komunikasi (komunikasi organisasi, kelompok, maupun
antarpribadi), dengan syarat adanya dokumen.84
2. Ciri-Ciri dalam Analisis Isi
Dalam penelitian menggunakan analisis isi, harus memiliki ciri-ciri
objetif, sistematis, replikabel, isi yang tampak, perangkuman, dan
83Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed (California: Sage Publications,
1990), h.9
84Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya, h. 11
41
generalisasi. Objektif artinya betul menamplikan isi yang ada dalam teks
dan bukan dari subjektivitas dari peneliti. Terdapat dua hal dari objektif
anaisis isi yakni validitas dan reliabilitas85
. Validitas mengandung arti
tentang alat ukur mengenai keabsahan suatu varibel apa sesuai dengan
yang diharapkan.86
Sedangkan reliabilitas berarti sejauh mana
menghasilkan hasil yang sama, ketika teks yang sama dikerjakan lebih dari
satu coder atau orang yang berbeda.87
Sistematis berarti penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
definisi dan kategori yang sama untuk semua bahan yang akan dianalisis.88
Sementara replikabel yakni penelitian dengan temuan tertentu dapat
diulang dengan menghasilkan temuan yang sama juga, meskipun
dilakukan oleh peneliti, waktu, dan konteks yang berbeda-beda, seperti
yang diutarakan Neuendorf dalam Eriyanto.
Lalu isi yang tampak, artinya bagian dari isi yang terlihat nyata
atau tampak. Sedangkan perangkuman (summarizing) dibuat untuk
membuat gambaran umum karakteristik dari suatu pesan. Terakhir yaitu
generalisasi, yang digunakan jika analisis isi menggunakan sampel untuk
memberikan gambaran populasi.89
Sebagai sebuah metode penelitian, tentu analisis isi juga memiliki
85Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 16
86Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, h.18
87
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, h.17
88Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 19
89Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, h. 29-30
42
tahapan-tahapan. Terdapat tiga tahap dalam analisis isi, yaitui:90
a. Merumuskan masalah
Rumusan masalah masih berbentuk konsep-konsep. Suatu konsep
dengan tema tertentu yang harus dicari ukuran-ukurannya dan apa
termasuk dalam tema tersebut. Ukuran-ukuran ini disebut kategorisasi.
b. Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif atau kerangka
teori untuk riset eksplanasi.
Peneliti cukup mendefinisikan serta mengemukakan ukuran atau
operasional dari suatu tema. Hasilnya adalah sebuah kategorisasi yang
dijadikan sebagai ukuran-ukuran suatu tema, misalnya tema berita
politik.
c. Menyusun perangkat metodologi
1) Menentukan prosedur atau metode pengukuran, dalam hal ini
ukuran-ukuran tetentu dijabarkan dalam suatu konsep, umumnya
dalam bentuk kategori beserta indikaor-indikatornya.
2) Menentukan unit analisis, kategorisasi dan uji realibilitas
3) Menentukan populasi dan sampel
4) Menentukan metode pengumpulan data
5) Menentukan metode analisis
6) Analisis dan interpretasi data
G. Uji Realibilitas
Untuk memeperoleh reliabelitas dan validitas kategori isu dalam
konten pemberitaan agama terkait pilkada diadakan pengujian kategori
90Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran , h. 234
43
padatigaorangjuriataukoderyangdipilihdanorangyangdipandangkredibeldan
mampu memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan tim juri
tersebut dijadikan sebagai koefisienreliabelitas.
Kategori yang terdapat pada pemberitaan isu agama terkait pilkada di
Kompas,com dan Liputan6.com adalah kategori isu pemberitaan dan kategori
bentuk pemberitaan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Kategori isu agama terkait pilkadadi Kompas.com dan Liputan6.com
No Kategori Isu Pemberitaan
1 Aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah
2 Aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala daerah
3 Aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada
4 Dukungan kelompok agama kepada calon kepala daerah
5 Identitas agama calon kepala daerah
6 Identitas agama yang dianut masyarakat pendukung
7 Janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan agama
8 Identitas agama masyarakat secara luas
9 Ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya
Pada penelitian selama sepekan, portal berita Kompas.com dan
Liputan6.com telah memberitakan isu agama terkait pilkada sebanyak 144
berita dan 362 paragraf. Ada 46 paragraf dan 18 berita yang dimasukan ke
dalam lembar koding untuk diujikan kepada para juri atau koder. Berikut ini
adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada isu agama terkait pilkada
Tabel 3.2
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Semua Kategori
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Juri ke 1 dan 2 46 40 6 0.87
Juri ke 1 dan 3 46 38 8 0.83
Juri ke 2 dan 3 46 39 7 0.85
Komposit Reabilitas = 3(0,85)
1 + (3 − 1)(0,85) = 0,94
44
Daritabeldiatasmenunjukkankesepakatanantarajuri1dan2sebesar0,87
(hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri).
Kesepakatan
antarjuri1dan3sebesar0,83(menunjukkankesepakatanyangsangatbaikantar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan
kesepakatan yang sangat baik antar kedua juri).
Kemudianuntukmenghitungrata-
rataperbandingannilaikesepakatanantar juri tersebut dihitung dengan rumus
komposit reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori
yangdibuatyaitusebesar0,94.Halinimenunjukkankesepakatanyangsangatbaik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap tiga juri
atas kategori-kategori tersebut, kategori dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategoripenelitian.
45
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Isi Isu Agama Terkait Pilkada Berdasarkan Kategori
Kategori berita isu agamadalam penelitian ini dibagi ke dalam
9kategori yaituaktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah, aktivitas
ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala daerah, aktivitas ibadah yang
dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada, dukungan kelompok
agama kepada calon kepala daerah, identitas agama calon kepala daerah,
identitas agama yang dianut masyarakat pendukung, janji kepala daerah untuk
melaksanakan kegiatan agama, identitas agama masyarakat secara luas, dan
ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya. Indikator tersebut
digunakan untuk menemukan agenda media yang dianggap penting oleh
media. Salah satu cara mengukur agenda media adalah dengan melihat
indikator yang ditonjolkan media.
1. Deskripsi Jumlah Pemberitaan Kategori Isu Agama Terkait Pilkada di
Kompas.com dan Liputan6.com
Berikut ini adalah hasil jumlah paragraf dari kategori isu
pemberitaan terkait plkada di Kompas.com dan Liputan6.com, total362
paragraf.
46
Tabel 4.1
Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com dan Liputan6.com
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Aktivitas ibadah yang
dilakukan calon kepala daerah 104 28,73%
2 Aktivitas ibadah yang
dilakukan pendukung calon
kepala daerah
25 6,91%
3 Aktivitas ibadah yang
dilakukan masyarakat secara
umum terkait pilkada
70 19,34%
4 Dukungan kelompok agama
kepada calon kepala daerah 91 25,14%
5 Identitas agama calon kepala
daerah 19 5,25%
6 Identitas agama yang dianut
masyarakat pendukung 17 4,70%
7 Janji kepala daerah untuk
melaksanakan kegiatan agama 11 3,04%
8 Identitas agama masyarakat
secara luas 9 2,49%
9 Ajakan memilih kepala daerah
berdasarkan agamanya 16 4,42%
Jumlah 362 100%
Dari perhitungan jumlah paragraf padatabel 4.1 menunjukan bahwa
kategori pemberitaan isu agama di Kompas.com dan Liputan6.com
terdapat sebayak 362 paragraf. Jumlah paragaraf terbesar terdapat pada
kategori aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah sebanyak
104 paragraf, selanjutnya kategori dukungan kelompok agama kepada
calon kepala daerah dengan 91 paragraf, lalu aktivitas ibadah yang
dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada sejumlah 70 paragraf,
aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala daerah dengan 25
paragraf, diikuti identitas agama calon kepala daerah 19 paragraf, adentitas
agama yang dianut masyarakat pendukung 17 paragraf, ajakan memilih
47
kepala daerah berdasarkan agamanya dengan 16 paragraf, dan yang paling
sedikit terdapat pada kategori identitas agama masyarakat secara luas
hanya berjumlah 9 paragraf. Dari 9 kategori isu agama tersebut dapat
dikatakan bahwa penggabungan berita Kompas.com dan Liputan6.com
menaruh perhatian lebih kepada kategori aktivitas ibadah yang dilakukan
calon kepala daerah.
Tabel 4.2
Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com
No Kategori Kompas.com
1 Aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala
daerah 45
2 Aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon
kepala daerah 16
3 Aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat secara
umum terkait pilkada 25
4 Dukungan kelompok agama kepada calon kepala
daerah 55
5 Identitas agama calon kepala daerah 9
6 Identitas agama yang dianut masyarakat
pendukung 9
7 Janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan
agama 9
8 Identitas agama masyarakat secara luas 1
9 Ajakan memilih kepala daerah berdasarkan
agamanya 3
Jumlah 172
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa kategori isu pemberitaan di
Kompas.com yang ditemukan dalam 172 paragraf, terendah adalah
kategori isu identitas agama masyarakat secara luas yakni sebanyak 1
paragraf saja.Kemudian disusul dengan kategori isu ajakan memilih kepala
daerah berdasarkan agamanya yang mencapai 3 paragraf. Lalu untuk
kategori identitas agama calon kepala daerah,identitas agama yang dianut
48
masyarakat pendukung, dan Janji kepala daerah untuk melaksanakan
kegiatan agama sama-sama memiliki 9 paragraf. Jumlah yang lebih besar
mencapai 16 paragraf terdapat pada kategori aktivitas ibadah yang
dilakukan pendukung calon kepala daerah, sementara isu aktivitas ibadah
yang dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada mendapat jumlah
25 paragraf. Selanjutnya isu aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala
daerah mendapat porsi pemberitaan sebanyak 45 paragraf menempati
urutan kedua terbanyak. sementara, urutan pemberitaan terbanyak adalah
paragraf dengan kategori organisasi agama pendukung calon kepala daerah
mencapai 55 paragraf.
Tabel 4.3
Jumlah Paragraf Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Liputan6.com
No Kategori Liputan6.com
1 Aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala
daerah 59
2 Aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon
kepala daerah 9
3 Aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat
secara umum terkait pilkada 45
4 Dukungan kelompok agama kepada calon kepala
daerah 36
5 Identitas agama calon kepala daerah 10
6 Identitas agama yang dianut masyarakat
pendukung 8
7 Janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan
agama 2
8 Identitas agama masyarakat secara luas 8
9 Ajakan memilih kepala daerah berdasarkan
agamanya 13
Jumlah 190
Media Liputan6.compada tebel 4.3ditemukan sejumlah 190
paragraf berita dari 9 kategori isu agama terkait pilkada. Kategori yang
49
paling dominan di Liputan6.com adalah aktivitas ibadah yang dilakukan
calon kepala daerah dengan 59 paragraf.Selanjutnya diikuti kategori
aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat secara umum terkait
pilkadadengan pemberitaan 45 paragraf dan dukungan kelompok agama
kepada calon kepala daerah mencapai 36 pargraf.Pada ketegori selanjutnya
adalah kategori ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya
sebanyak 13 paragraf. Lalu diikuti oleh identitas agama calon kepala
daerah mencapai 10 paragraf.Empat kategori sisanya hanya terdiri dari 1
dijit pemberitaan yaitu aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon
kepala daerah dengan 9 paragraf. Diikuti selanjutanya isu identitas agama
yang dianut masyarakat pendukungpemilih dan identitas agama
masyarakat secara luas yang sama-sama memiliki terdiri dari 8 paragraf.
Serta kateori Janji kepala daerah untuk melaksanakan kegiatan agama
dengan 2 paragraf menjadi kategori yang paling sedikit.
50
2. PerbandinganRanking Isu Agama Terkait Pilkada Di Kompas.com dan
Liputan6.com.
Tabel 4.4
Perbandingan Ranking Pemberitaan Isu Agama terkait Pilkada di
Kompas.com dan Liputan6.com
No Kategori Komp
as.com
Ranking Liputan
6.com
Ranking
1 Aktivitas ibadah
yang dilakukan
calon kepala daerah
45 2 59 1
2 Aktivitas ibadah
yang dilakukan
pendukung calon
kepala daerah
16 4 9 6
3 Aktivitas Ibadah
yang dilakukan
masyarakat secara
umum terkait
pilkada
25 3 45 2
4 Dukungan
kelompok agama
kepada calon kepala
daerah
55 1 36 3
5 Identitas agama
calon kepala daerah 9 6 10 5
6 Identitas agama
yang dianut
masyarakat
pendukung
9 6 8 7,5
7 Janji kepala daerah
untuk melaksanakan
kegiatan agama
9 6 2 9
8 Identitas agama
masyarakat secara
luas
1 9 8 7,5
9 Ajakan memilih
kepala daerah
berdasarkan
agamanya
3 8 13 4
Jumlah 172 190
Dari tabel 4.4 di kedua media, Kompas.com dan Liputan6.com.
Perbandingan ranking jumlah berita tiap kategori terdapat perbedan.
51
Pada isu aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah,
mendapat perhatian lebih besar di Liputan6.com dengan menepati ranking
1, dibandingkan Kompas.com yang menempati ranking 2 pada
pemberitaanya. Dengan menonjolkan lebih banyak paragraf yang termasuk
ke dalam kategoriitu, menggambarkan bahwa aktivitas ritual agama yang
dilakukan para calon kepala daerah itu penting menurut media. Seringnya
isu tersebut muncul menekankan aspek keprbadian para calon kepala
daerah sebagai orang yang taat kepada agamanya.
Melaksanakan kegiatan ibadah merupakan sesuatu hal yang baik.
Maka tidak heran hal ini dapat mempengaruhi pemberian suara pemilih di
waktu yang akan datang. Ini menjadi pertimbangan tersendiri. Calon
kepala daerah yang taat atau beriman dapat menjadi kepala daerah idaman.
Ibadah yang dilakukan calon kepala daerah seperti salat, bisa
memberikan informasi kepada masyarakat bahwa calon tersebut
merupakan calon kepala daerah yang taat dalam kehidpuan beragama
karena mengerjakan kewajiban beribadah bagi umat Islam. Salat
merupakan rukun Islam kedua memiliki esensipenjernihan pikiran,hatidan
evaluasiterhadap perilaku. Ibadah ritual tersebut digunakan
sebagaicaramengendalikan diriterhadap sesamamanusia,seperti pikiran
negatif, nafsu marah,dendam, iri atau sikap bermusuhan.
Begitu pula dengan doa, doa berarti permintaan kepada Tuhan.
Calon kepala daerah yang melakukan ini, dapat dikatakan sebagai manusia
biasa yang menyadari bahwa masih ada Tuhan di dunia. Ibadah Umrah
52
juga seperti itu. Kompas.com dan Liputan6.com sagat tertarik kepada
pemberitaan mengenai aktivitas ibadah umrah
Calon kepala daerah di beritakan dari rencananya ingin
melaksanakan umrah, pelaksanaan umrah, sampai pasca umrah. Umrah
berarti berkunjung ka Baitullah (Ka‟bah) untuk melakukan sa‟i, tawaf dan
bercukur demi memenuhi panggilan dan mendapat ridho Allah.
Melakukan ibadah umrah menggambarkan calon kepala daerah sangat
total dalam beribadah. Ini dapat memberikan citra positif.
Peneliti menemukan penekanan isu yang dibentuk oleh
Liputan6.com dalam menyajikan pemberitaan berkategori ini, yaitu
adanya pengulangan paragraf yang sama pada judul berita yang berbeda.
Ini merupakan bentuk penekanan terhadap sebuah pemberitaan yang ingin
diberitahukan media kepada khalayak pembacanya agar menjadi perhatian
di masyarakat.
Begitu pula pada kategori aktivitas ibadah yang dilakukan
masyarakat secara umum terkait pilkada.Liputan6.com memberitakan
lebih banyak terkait hal itu, yang berarti itu penting untuk masyarakat.
kategori tersebut menempati ranking 2 di Liputan6.com, sementara di
Kompas menepati ranking 3.
Pemberitaan aktivitas Ibadah yang dilakukan masyarakat secara
umum terkait pilkada menunjukan aktivitas ibadah yang dilakukan dengan
harapan pilkada dapat berjalan dengan lancar, tentram, dan aman. Ibadah
ini dalam pemberitaan dilakuan dengan salat dan doa.
53
Seperti pada paragraf pemberitaan “Istigasah dan doa bersama para
santri ini ditujukan untuk memohon kepada Allah SWT agar pelaksanaan
Pilkada Kabupaten Bekasi, yang juga serentak dilakukan di sejumlah
daerah pada Rabu, 15 Februari 2017, dapat berjalan damai dan tanpa
masalah apapun.”
Aktivitas ibadah yang dilakukan masyarakat secara umum terkait
pilkada cukup deras. Ketika pemungutan suara akan bergulir masyarkat
melakukan ibadah dengan masa yang besar. Kegiatan ibadah yang
dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada ini menarik animo
media cukup besar. Tujuan ibadah ini dilakukan umat Islam sebagai
pengganti aksi jalan bersama di monas yang kemudian diganti menjadi
ibadah di Istiqlal. Pelaksanaan ibadah ini membuat khawatir sebagian
khalayak karena dikhawatirkan bermuatan politik.
Isu aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala
daerah lebih besar di Kompas.com dengan menepati ranking 4. Media
yang juga memiliki edisi cetak tersebut, melihat aktivitas ibadah yang
dikerjakan pendukung lebih penting di banding Liputan6.com yang hanya
menempati ranking 6.
Pada isu aktivitas ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala
daerah, para pendukung melakukan ibadah dengan harapan calon kepala
daerah yang mereka dukung dapat memenangkan pilkada. Di pemberitaan
dukungan ini dilakukan dengan berdoa kepada Tuhan agar calon yang
didukung menang.
54
Lalu dari perbandingan kategoridukungan kelompok agama kepada
calon kepala daerah menjadi yang teratas di Kompas.com dengan
menempati ranking 1 sementara Liputan6.com yang menempati posisi 3.
Hal ini menunjukan bahwa dukungan kelompok agama kepada calon
kepala daerahmenjadi isu penting bagi Kompas.com.Pemberitaan
kelompok keagamaan yang mendukung calon gubernur menarik untuk
diberitahukan masyarakat dari aspek dukungan sosial calon kepala daerah.
Tidak hanya itu, latar belakang pendukung para calon kepala
daerah dari organisai agama dapat memberikan gambaran bahwa calon
kepala daerah mendapat dukungan dari organisasi. Dukungan kelompok
keagamaan dapat memberikan efek psikologis kepada pembaca.
Kesamaan ideologi agama di organisasi, partai maupun organisasi
masyarakat memberikan pemahaman bahwa calon kepada daerah memiliki
ideologi yang sama dengan organisasi. Selain ideologi organisasi,
orgasisasi juga memiiki basis masa yang besar. Kelompok basis itu dapat
memberikan suara dimasa mendatang saat pemungutan suara pilkada.
Misalnya pemberitaan organisasi agama dari partai Islam seperti Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung calon kepala daerah tertentu.
Diwaktu yang akan datang, masyarakat pendukung PKB akan memilih
calon kepala daerah yang diusung PKB yang memiliki ideologi Islam dan
basis masa umat Islam.
SementaraKompas.com pada pemberitaan yang masuk ke
dalamkategori identitas agama calon kepala daerah lebih rendah dengan
menepati ranking 6 pada kategeri ini, dibanding Liputan6.com yang
55
menempat ranking 5 pada pemberitaanya. Pada isu identitas calon kepala
daerah ini, latar belakang agama seorang calon kepala daerah gencar
dipublikasi Liputan6.com. Agama apa yang dianut seorang calon
pemimpin menjadi sangat penting menurut Liputan6.com.
Memberikan informasi kepada khalayak ramai mengenai latar
belakang agama memang bukan hal baru di Indonesia. Agama apa yang
dianut menjadi sangat penting. Karena berpengaruh pada pertimbangan
pemilih atas dasar latar belakang agamanya.
Dari segi pasar,latar belakang agama calon kepada daerah memang
menjual di Indonesia yang memang penduduknya beragama. Terutama
dalam Islam, di mana terdapat petunjuk dalam memilih pemimpin dalam
surat Al-Maidah ayat 51. Meskipun ayat dalam surat tersebut multitafsir
tetapi itu cukup berpengaruh dan menjadi pertimbangan.
Identitas agama yang dianut masyarakat pendukungmendapat
perhatian yang lebih besar di Kompas.com dibandingkan Liputan6.com.
Pada kategori ini mendapat ranking 6 di Kompas.com sementara
Liputan6.com mendapat ranking 7,5.Kategori yang berarti menuliskan
latar belakang agama pemilih di pilkada itu, cukup banyak mendapat
perhatian. Tujuan dari agama pemilih dituliskan, memberikan informasi
kepada umat agama yang dibicarakan agar ikut aktif dalam pemilihan
pilkada. Seperti dalam paragraf “"Saya berharap seluruh masyarakat Kota
Kupang khususnya umat muslim harus ikut memilih jangan golput karena
jika tidak memilih haram hukumnya," tegas Aba Makarim.”
56
Kompas.com sangat tertarik memberitakan janji kepala daerah
untuk melaksanakan kegiatan agama, dibanding Liputan6.com.
Kompas.com menempati pemberitaan ini di ranking 6, sementara
Liputan6.com 9. Kategori ini menjelaskan bahwa ketika kampanye calon
kepala daerah menjanjikan akan membuat sesuatu ketika terpilih yang
akan menguntungkan suatu agama. Calon kepala daerah membuat
program kerja yang akan memudahkan suatu kaum agama dalam
berkativitas. Agama yang dituju dalam berita ini selalu mengenai Islam.
Identitas agama masyarakat secara luas mendapat perhatian yang
berbeda, dengan Liputan6.com lebih menaruh perhatian lebih dengan
rankin 7,5. Sedangkan Kompas,com, pada kategori ini menembati ranking
paling kecil yaitu 9. Di bagian ini menjelaskan bahwa media memberikan
pesan kepada masyarkat bahwa umat tertentu harus menjaga pilkada,
tentram, dan mengawasi, pada berita ini tidak mengedepankan masyarakat
pemilih, tetapi secara luas. Hal inilah yang menurut Liputan6.com lebih
penting dibandingkan Kompas.com yaitu menjaga kelancaran pilkada.
Sementara ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya
mendapat perhatian yang besar di Liputan6.com dengan ranking 4,
sementara Kompas.com hanya di ranking 8. Pada pemberitaan ini
memberkan pesan bahwa memilih pemimpin itu harus berdasarkan
kesamaan agama atau harus memilih pemimpin dari agama tertentu. Pada
beberapa pemberitaan terkait isu ini, dijelaskan bahwa dengan memilih
agama yang sama maka akan menguntungkan umat agama tertentu juga.
Inilah yang mendapat perhatian Liputan6.com dengan besar.
57
B. Interpretasi Peneliti
Dari kategori isu agama terkait pilkada yang terdapat pada
pemberitaan, Kompas.com dan Liputan6.com memilikiperbedaan dalam
kategori yang dominan dalam pemberitaan mengangkat tentang isu agama
terkait pilkada. Kompas.com lebih dominan memberitakan dukungan
kelompok agama kepada calon kepala daerah, sedangkan Liputan6.com lebih
dominan mengangkat isu aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah.
Dengan lebih mengangkat satu isu dan mengabaikan isu-isu yang
lainnya, berarti Kompas.com dan Liputan6.com dalam hal ini menganggap
bahwa isu tersebutlah yang paling penting untuk diberitakan dibandingkan
dengan isu-isu lainnya. Salah satu cara mengukur agenda media adalah
dengan melihat isu yang ditonjolkan oleh media. Dengan demikinan hasil
tersebut menunjukan bahwa Kompas.com ingin menonjolkan aspek dukungan
sosial terhadap calon kepala daerah, sedangkan Liputan6.com menonjolkan
aspek personal calon kepala daerah.
Mediamassa menentukan agenda mediasecara intens mencoba persuasi
pembaca. Dalam hal itu dilakukan denganframingatau pembingkaian. Media
memberikan ide yang terorganisir dalam menyampaikan konteks dan saran
mengenai isu yang diseleksi, diberikan penekanan, pengecualian, dan
elaborasi.Perbedaan bingkai terlihat pada peletakan berita (utama atau biasa),
volume berita, dan teknik kecendrungan pemberitaannya. Gaya berita dan
opini media yang ditawarkan juga bisa menjadi frame bagi khalayak untuk
menentukan sikap antarisu politik. Berita tersebut dapat menjadi bentuk
komunikasi politik yang dilakukan media dengan tujuanuntukmemperoleh
58
citra politik, pendapat umum, partisipasi politik, sosialisasi politik, pendidikan
politik dan rekruitmen politik
Kompas.com intens memberitakan kategori dukungan kelompok
agama kepada calon kepala daerah. Dukungan kelompok agama kepada calon
kepala daerah adalah identitas kelompok atau organisasi agama yang
mendukung calon kepala daerah seperti partai Islam. Organisasi agama sendiri
merupakan kumpulan orang yang berserikat dan bekerja sama dengan tujuan
yang sama dan adanya pengkoordinasian dengan jalur keagamaan.91
Dalam
organisasi biasanya sudah memiliki basis masyarakat sendiri, makanya tidak
heran arah kebijakan organisasi agama mampu memberikan dampak terhadap
pilkada. Penekanan ini kepada arah kebijakan organisasi agama berupa partai
Islam dan organisasi agama non-partai atau organisasi masyarakat dalam
pilkada.
Menurut Burhanudin Muhtadi Karakteristik partai Islam dilihat dari
dua hal, asas dan basis massa. Dari asas bisa disebut partai Islam karena asas
dan ideologinya adalah Islam. Sementara bisa juga dikelompokkan Islam
karena meskipun menjual idelogi pluralis, partai yang mengandalkan basis
massa muslim.92
.
Pemberitaan seputar kelompok agama dalam hal ini partai Islam
pendukung calon kepala daerah dapat menjadi gambaran partai Islam mana
saja yang menjadi pendukung. Masyarakat yang mendukung suatu partai
Islam, baik itu atas dasar kesamaan idelogi atau pun karena basis massa suatu
91Siswanto dan Agus Sucipto, “Teori dan Perilaku Organisasi: sebuah tinjauan
integratif”(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 56
92
Burhanudin Muhtadi, “Perang Bintang 2014:Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan
Pilpres”, (Jakarta: Noura Book, 2013), h. 76
59
partai, akan ikut mendukung juga calon kepala daerah yang diusung partai
Islam yang ia dukung. Karena kepala daerah yang diusnung kelomok agama
dimasa mendatang mempunyai prinsip yang sama dengan organisasi agama
atau partai Islam.
Namun disisi yang lain ini bisa juga menjadi citra negatif di mata
masyarakat. Dukungan yang diberikan partai Islam kepada calon kepala
daerah dapat membangun persepsi masyarakat juga bila calon kepala daerah
itu terpilih, ia akan membuat sistem pemerintahan Islam, tidak Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika.
Jadi pemberitaan mengenai dukungan kelompok agama kepada calon
kepala daerahyang dominan di Kompas.com ini bisa menimbulkan citra positf
dan negatif di mata msayarakat tentang calon kepala daerah yang akan
mempengaruhi suara masyarakat ketika pencoblosan.
Sementara interpretasi pada isu aktivitas ibadahyang dilakukan calon
kepala daerah menjadi primadona di Liputan6.com. Aktivitas ibadahyang
dilakukan calon kepala daerahmerupakan aktivitas ritual atau amalan ibadah
seperti zikir, berdoa, salat, puasa, dan umrah sebagai rangkaian ibadah dalam
dari gerak dan perilaku yang dilkuakan calon kepala daerah. Aktivitas ibadah
sendiri melekat pada semua orang beragama.
Masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat beragama,
terutama mayoritas penduduknya Islam sangat erat dengan ritual keagamaan
atau aktivitas ibadah. Untuk itu Liputan6.com lebih mendominasi pemberitaan
isu agama terkait pilkada kategori aktivitas ibadahyang dilakukan calon kepala
daerah, karena dekatnya kategori tersebut kepada pembaca.Suatu isu akan
60
diperhatikan dalam berita jika hanya melibatkan tokoh penting, memiliki
dampak luas bagi orang banyak baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik,
atau dianggap dapat menimpa daerah-daerah lain.93
Isu aktivitas ibadahyang dilakukan calon kepala daerah tentu saja
memenuhi syarat-syarat sebagaisuatu isu. Isu aktivitas ibadah tentu
memengaruhi politik, dalam hal ini pilkada. Itu sudah dibuktikan dalam buku
Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik karya Nina Widyawati bahwa isu
aktivitas ibadah terkait pilkada bukan hal baru.karenasudah sejak zaman orde
lama isu ini ada dan menarik perhatian khalayak ramai, khususnya jika
dikaitkan dengan politik,seperti pilkada. Hal tersebut akan menjadi
pertimbangan dan dapat mempengaruhi suara publik. Aktivitas ibadahyang
dilakukan calon kepala daerah juga berkaitan erat dengan sisi psikologis
pembaca, ritual-ritual begitu dekat dengan masyarakat. kedekatan itu
bisamenjadi pasar juga untuk media.
Liputan6.com dalam memberitakan isu agama terkat pilkada, banyak
membahas tentang isu aktivitas ibadah calon kepala daerah. Karena aktivitas
ibadah menggambarkan sebuah ketaatan atau kepatuhan terhadap ajaran
agama. Begitupula dalam agama Islam, aktivitas ibadah menjadi rutinitas
amalan bagi pemeluk Islam. Ketakwaan kepada perintah Allah menjadi
penanda iman seseorang, seperti menjalankan ibadah salat dan umrah.
Gambaran kepala daerah yang sering beribadah menggambarkan orang yang
beriman. Itu bisa menjadi kepala daerah idaman. Begitu pula ibadah yang
93
L.Baskoro, Jurnalisme Lingkungan, jurnalisme menggerakan, (Jakarta:Q Communication,
2008) h. 34
61
dikerjakan para pendukung bisa menjadi citra yang positif dan mempengaruhi
suara pemilihan nanti.
Kategoridukungan kelompok agama kepada calon kepala daerahdan
aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerahyang terdapat pada
Kompas.com dan Liputan6.com dibahas secara jelas. Sehingga pembacanya
dapat mengenal kelompok agama pengusung dan mengetahui kegiatan atau
ritual ibadah yang dikerjakan
Dengan melihat kategori-kategori yang dominan pada setiap paragraf
pemberitaan tentang isu agama terkait pilkada, sesuai dengan teori agenda
setting, bahwa media menonjolkan suatu isu untuk dianggap penting oleh
masyarakat dan menjadi hal yang diperbincangkan. Dalam buku Em Griffin,
McCombs dan Donald Shaw mempercayai bahwa media memiliki
kemampuan untuk menyebarkan hal yang menarik dari sebuah isu dari agenda
media kepada agenda publik.94
Terlihat pada pemberitaan Kompas.com dan Liputan6.com mengenai
isu agama terkait pilkada. Kedua media online, menonjolkan kategori isu
pemberitaan dukungan kelompok agama kepada calon kepala daerah dan
aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerahdengan menenggelamkan
kategori isu pemberitaan lainnya dalam kasus ini. Sehingga menggambarkan
bahwa media tersebut sangat ingin membentuk pemahaman bahwa kelompok
agama pendukung calon kepala daerah dan aktivitas ibadah yang dilakukan
calon kepala daerahadalah sesuatu yang penting untuk diperhatikan.
94
Em Griffin, A first Look At Communication Theori, Sixth Edition, (New York: McGraw Will
Companies, 2006), h. 395
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam pemberitaan isu
agama terkait pilkada di Kompas.com dan Liputan6.com selama
sepekan(8Februari – 14 Februari 2017)mengandung kategori isu pemberitaan,
yaitu kategori aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah, aktivitas
ibadah yang dilakukan pendukung calon kepala daerah, aktivitas Ibadah yang
dilakukan masyarakat secara umum terkait pilkada, dukungan kelompok
agama kepada calon kepala daerah, identitas agama calon kepala daerah,
identitas agama yang dianut masyarakat pendukung, janji kepala daerah untuk
melaksanakan kegiatan agama, identitas agama masyarakat secara luas, dan
ajakan memilih kepala daerah berdasarkan agamanya.
Hasil analisis perbandingan agenda di Kompas.com dan Liputan6.com
menunjukan perbedaan. Berita yang mendapat pemberitaan dominan di
Kompas.com adalah kategori dukungan kelompok agama kepada calon kepala
daerah, sementara Liputan6.com lebih dominan pada kategori aktivitas ibadah
yang dilakukan calon kepala daerah. Dengan demikian hasil tersebut
menunjukan bahwa media massa menggunakan isu agama dengan pilkada,
khususnya isu tentang dukungan kelompok agama kepada calon kepala daerah
dan aktivitas ibadah yang dilakukan calon kepala daerah
63
B. Saran
1. Bagi redaksi Kompas.com dan Liputan6.com sebagai media yang
termasuk dalam lima situs berita yang paling banyak diakses diharapkan
tidak menguntungkan suatu pihak dalam memberitakan isu agama karena
itu sangat prinsipil, dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap
masyarakat jika tidak selektif,terlebih dikaitkan dengan pilkada. Semoga
media online ini tidak menjadi ajang kampanye pilkada pada calon kepala
daerah.
2. Bagi masyarakat diharapkan lebih selektif terhadap apa yang dibaca.
Dalam membaca media online, para pembaca sebaiknya tidak hanya
membaca dari satu media saja agar informasi yang didapat tidak sampai
separuh-separuh, karena media online lebih mengedepakan kecepatan
pemberitaan dibanding kelengkapan. Selain itu pembaca juga harus
memperhatikan judul pemberitaan, sebaiknya pembaca meluangkan waktu
untuk membaca keseluharan berita. Terkadang judul beria memainkan
persepsi masyarakat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Buku;
Arifin, Anwar.Komunikasi Politik Paradigma Teori Aplikasi Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Baskoro, L. Jurnalisme Lingkungan, Jurnalisme Menggerakan, Jakarta: Q
Communication, 2008
Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi.
2004.
Bungin, Burhan. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2010.
Canggara. Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Press, 2006.
Cangara, Hafied.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo, 2005.
Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:
RemajaKarya, 1984.
Eriyanto. Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi
dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011.
Griffin, Em.A first Look At Communication Theori, Sixth Edition. New York:
McGraw Will Companies, 2006.
Hikmat, MahiH.Komunikasi Politik: Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung.
Bandung: Simbiosa Rekatama, 2011.
Hollyson, Rahmat dan Sr Sundari, Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna.
Jakarta: Bestari, 2015.
Ishwara, Luwi. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2007.
Iskandar. Dudi Sabil.Keruntuhan Jurnalisme, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia,
2015.
Ismail, Faisal. Republik Bhineka Tunggal Ika: Mengurai Isu-Isu Konflik,
Multikulturalisme, Agama dan Sosial Budaya. Jakarta: Puslitbang
Keidupan Kegamaan, 2012.
65
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: PT Kencana Prenada Group, 2008.
Kurniawan,Benny. Metodelogi Penelitian.Tangerang: Jelajah Nusa, 2012.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik: Teori dan
Praktek Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Labolo, Muhadam dan Teguh Ilham. Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum
di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.
Mc Quail, Denis, dan Sven Windahl.Communication Models for the Study of
Mass Communication, edisi ke-2. London: Longman, 1996.
Muhtadi, Burhanudin. Perang Bintang 2014:Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan
Pilpres”, Jakarta: Noura Book, 2013.
Noor,Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group, 2013.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Rahmat Hollyson dan Sr Sundari. Pilkada: Penuh Euforia, Miskin Makna.
Jakarta: Bestari, 2015.
Rabi‟ah, Rumidan. Lebih Dekat dengan Pemilu Di Indoenesia. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2009.
Rauf, Maswadi dan Mappa Nasrun (ed). Indonesia dan Komunikasi Politik.
Jakarta: PT.Gramedia, 1993.
Riffe, Daniel, dkk. Analyzing Media Messages: Using Quantitative Content
Analysis in Research, 2th ed. New York: Routledge, 2014.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media
Online. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Rush, Michael dan Philip Althoff. Pengantar Sosilogi Politik. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.
Santoso, Edi dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu,
2010.
66
SB, Agus.Deradikalisasi Dunia Maya: Mencegah Simbiosis Terorisme dan
Media. Jakarta: DaulatPress, 2016.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard. Teori Komunikasi Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media
Group, 2011.
Siswanto dan Agus Sucipto. Teori dan Perilaku Organisasi: sebuah tinjauan
integratif”Malang: UIN Malang Press, 2008.
Sparks, Glenn G. Media Effects Research; A Basic Overview. Wadsworth:
Cengage Learning, 2006.
Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan. Statistik Politik 2016. Jakarta:
Badan Pusat Statistik, 2016.
Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006.
Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011.
Wahyuni, Hermin Indah..Kebijakan Media Baru Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2013
Weber, Robert Philip. Basic Content Analysis, 2th ed. California: Sage
Publications, 1990.
Widyawati, Nina. Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik:Kampanye JK-
Wiranto pada Pemilu 2009. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2014.
Yusufian, Hasan. Kalam Jadid: Pendekatan Baru dalam Isu-Isu Agama. Jakarta:
Sadra International Institute, 2014.
Jurnal :
Mubarok dan Made Dwi Andjani.Konstruksi Pemberitaan Media Tentang Negara
Islam Indonesia: Analisis Framing Republika dan Kompas,Purwokerto:
STAIN. Vol.3 No.1, Februari-Juli, 2012
Suryadinata, M. Kepemimpinan Non-Muslim dalam Al-Qur’ān: Analisis
Terhadap Penafsiran FPI Mengenai Ayat Pemimpin Non-Muslim. Ilmu
Ushuluddin, Volume 2, No. 3. Januari - Juni 2015
67
Internet ;
Alexa. “Top Sites in Indonesia.” diakses pada 27 Febuari 2017.
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID artikel
Kemendikbud. “Agama,” diakses pada 1 Mei 2017 pukul 10.19 WIB,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/agama
Kemendikbud. “Berita.” Diakses pada 2 Juli 2017
“https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/berita
KPU. “Tugas dan Kewenangan.”Diakses pada 16 September 2017.
http://kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/5/Tugas-dan-Kewenangan.
Nugroho, Bagus Prihantoro. “Ini Data 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten di
Pilkada 2017.” Diakses pada 30 Oktober 2017.
https://news.detik.com/berita/d-3421244/ini-data-7-provinsi-18-kota-dan-
76-kabupaten-di-pilkada-2017/2.
Putra, Ega. “Masa Kampanye Pilkada Serentak 2017.” Diakses pada 24 Maret
2017. https://news.detik.com/infografis/d-3308698/masa-kampanye-
pilkada-serentak-2017.
68
Lampiran
69
DAFTAR BERITA ISU AGAMA TERKAIT PILKADA DI KOMPAS.COM DAN
LIPUTAN6.COM PERIODE 8-14 FEBRUARI 2017
No Media Tanggal Judul
1 Kompas.com 08/02/17 SBY dan Agus-Sylvi Hadiri Acara Doa
Bersama di GOR Duren Sawit
2 Kompas.com 08/02/17 Sandiaga Berencana Umroh Saat Masa
Tenang Pilkada DKI
3 Kompas.com 08/02/17 Ini Lokasi TPS Sandiaga pada Pilkada DKI
4 Kompas.com 08/02/17 Sekjen PPP Imbau Aksi 11 Februari Tak
Dilakukan
5 Kompas.com 09/02/17 Agus Sayangkan Pernyataan Kapolda Metro
soal Larang Warga Awasi TPS
6 Kompas.com 08/02/17 Agus Berencana Umrah Saat Masa Tenang
Pilkada DKI
7 Kompas.com 08/02/17 Agus: Kalau Era SBY Monas Bisa untuk
Acara Keagamaan, Kenapa Kini Tidak?
8 Kompas.com 09/02/17 Agus: Pemimpin Jakarta Harus Mencintai
Rakyat Apa Adanya
9 Kompas.com 09/02/17 Warga yang Hadir di Acara Ini Dibaiat untuk
Pilih Agus-Sylvi
10 Kompas.com 09/02/17 Wiranto Kedatangan Kawan Lama, Rizieq
Shihab...
11 Kompas.com 09/02/17 Saat Umrah Nanti, Sandiaga Ingin Fokus
Ibadah
12 Kompas.com 09/02/17 Aksi 11 Februari Diubah Jadi Zikir dan
Tausiah di Masjid Istiqlal
13 Kompas.com 09/02/17 Warga Tasik Diminta Tak Paksakan Diri Ikut
Demo 11 Februari ke Jakarta
14 Kompas.com 09/02/17 Bahas Aksi 11 Februari, Tim Advokasi
GNPF MUI Temui Wiranto
15 Kompas.com 09/02/17 Jika Terpilih, Agus Janjikan Kebijakan yang
Pro Islam
16 Kompas.com 09/02/17 Kepolisian Diminta Punya Rencana Khusus
Saat Masa Tenang Pilkada
17 Kompas.com 09/02/17 Antisipasi Konflik Pilkada di Daerah
Teralihkan Isu Pilkada Jakarta
18 Kompas.com 09/02/17 Sandiaga Uno Nilai Elektabilitasnya Naik
karena Hal Ini
19 Kompas.com 09/02/17 Anies Anggap Dukungan dari PKB Jaksel
sebagai Tanda Kepercayaan
20 Kompas.com 09/02/17 Dukung Anies-Sandi, Pengurus PKB Jaksel
Tak Takut Dipecat
21 Kompas.com 09/02/17 Elektabilitas Naik Berdasarkan Survei
Litbang "Kompas", Ini Kata Anies
22 Kompas.com 09/02/17 Simpatisan dan Pengurus PKB Jaksel Bentuk
Relawan Dukung Anies-Sandi
23 Kompas.com 09/02/17 Survei Litbang "Kompas": Dukungan
70
terhadap Anies-Sandi Meningkat 9 %
24 Kompas.com 10/02/17 Agus Bilang "Insya Allah" Datang Shalat
Subuh di Istiqlal
25 Kompas.com 10/02/17 Sebelum Debat, Ahok-Djarot Sempat
"Cipika-cipiki" dengan Agus
26 Kompas.com 10/02/17 11 Februari, Polri-TNI Gelar Apel Gabungan
27 Kompas.com 10/02/17 Wiranto-GNPF MUI Bertemu, Ketua MPR
Yakin Aksi 112 Aman dan Tertib
28 Kompas.com 10/02/17 GNPF Pastikan Tak Ada Agenda Politik
dalam Aksi 11 Februari
29 Kompas.com 10/02/17 SBY: Saya Bahagia Mendengar Pernyataan
Habib Rizieq...
30 Kompas.com 10/02/17 Menurut SBY, Pertemuan Wiranto dan
Rizieq Shihab Menyejukkan
31 Kompas.com 10/02/17 Aksi 112, Ini Kata Presiden PKS
32 Kompas.com 10/02/17 Ini Kegiatan Sylviana Saat Masa Tenang
Kampanye
33 Kompas.com 10/02/17 Cara Tim Pemenangan Anies-Sandi Isi Masa
Tenang
34 Kompas.com 10/02/17 Aksi 112 yang Akhirnya Disepakati di
Istiqlal...
35 Kompas.com 10/02/17 Sejumlah Tokoh Politik Akan Hadir pada
Debat Ketiga Cagub-Cawagub DKI
36 Kompas.com 10/02/17 Anies-Sandi Dinilai Paling Lantang Kritik
Kebijakan Ahok-Djarot
37 Kompas.com 10/02/17 Presiden PKS: Wajib Menang pada Pilkada
Salatiga dan Brebes
38 Kompas.com 10/02/17 LSI Denny JA: "Swing Voters" Jadi Penentu
Kemenangan Cagub-Cawagub
39 Kompas.com 10/02/17 Indikator Politik: Agus-Sylvi 19,45 Persen,
Ahok-Djarot 39,04 Persen, Anies-Sandi
35,36 Persen
40 Kompas.com 10/02/17 Kapolri Cium Aroma Politik dalam Rencana
Aksi 112
41 Kompas.com 11/02/17 SBY: Masih Ingat Saya?
42 Kompas.com 11/02/17 Senada dengan Agus, Anies Sebut Jakarta
Butuh Pemimpin Baru
43 Kompas.com 11/02/17 Kapolda Metro Sebut Doa Bersama 112 di
Istiqlal sampai Pukul 10.00
44 Kompas.com 11/02/17 Tinggalkan Istiqlal, Anies dan Agus Jadi
Sasaran Foto Peserta Aksi 112
45 Kompas.com 11/02/17 Doa untuk Ahok pada Aksi 112 di Masjid
Istiqlal
46 Kompas.com 11/02/17 Diminta Arifin Ilham, Agus, Anies, dan
Sandi Berpegang Tangan di Masjid Istiqlal
47 Kompas.com 11/02/17 Anies Akan Habiskan Masa Tenang dengan
Jalan Bersama Keluarga
71
48 Kompas.com 11/02/17 Selama Kampanye, Anies-Sandi Habiskan
Dana Rp 64,4 Miliar
49 Kompas.com
11/02/17
Rhoma Irama: Pilih Nomor Tiga, Gubernur
Idaman
50 Kompas.com 11/02/17 Rhoma Irama Akan Ramaikan Kampanye
Anies-Sandi di Jaksel
51 Kompas.com 11/02/17 Pengamat Nilai Elektabilitas Agus Turun
karena Faktor Debat
52 Kompas.com 11/02/17 Elektabilitas Anies Dinilai Meningkat karena
Gaet Kalangan Anti-Ahok
53 Kompas.com 12/02/17 Timses Nyatakan "Kartu Prioritas
Menangkan Agus Sylvi" Itu "Hoax"
54 Kompas.com 12/02/17 Jelang Masa Tenang, SBY Sampaikan
Sejumlah Harapan Pilkada DKI
55 Kompas.com 12/02/17 Kampanye Terakhir, Ahok Kembali Aktif,
Cap Go Meh, dan 112
56 Kompas.com 12/02/17 Dana Kampanye Agus-Sylvi dari Sumbangan
SBY, Partai, hingga Pedagang Pasar
57 Kompas.com 12/02/17 Pencopotan Alat Peraga dan Bahan
Kampanye Terus Dilakukan
58 Kompas.com 12/02/17 Kampanye Negatif, Calon Wakil Wali Kota
Salatiga Ini Diisukan Selingkuh
59 Kompas.com 12/02/17 Soal Masih Ada Alat Peraga pada Masa
Tenang, Anies Minta Paslon "Fair"
60 Kompas.com 12/02/17 Masa Tenang, Stiker Agus-Sylvi Masih
Bertebaran di Jalan Daan Mogot
61 Kompas.com 13/02/17 Agus Mengaku Diajak Ulama Pergi Umrah
62 Kompas.com 13/02/17 Pulang Umrah, Agus Disambut Relawannya
di Bandara Soetta
63 Kompas.com 13/02/17 Tim Anies-Sandi: Brosur "Black Campaign"
untuk Turunkan Elektabilitas
64 Kompas.com 13/02/17 Menag: Perbedaan Pilihan Harus Dihormati,
Jangan Saling Menyalahkan
65 Kompas.com 13/02/17 Bertemu PP Muhammadiyah, Jokowi
Kembali Tegaskan Netral dalam Pilkada
66 Kompas.com 13/02/17 Gangguan Psikologis soal SARA Dinilai
Lebih Berdampak daripada Politik Uang
67 Kompas.com 14/02/17 Djarot Doa Bersama Keluarga Sebelum Hari
Pencoblosan Pilkada DKI
68 Kompas.com 14/02/17 Pulang Umrah, Sandiaga Tak Deg-degan
Lagi Hadapi Pilkada
69 Kompas.com 14/02/17 Agus Sebut Kartu Prioritas Menangkan
Agus-Sylvi sebagai Kampanye Hitam
70 Kompas.com 14/02/17 Doa Agus Selama Ibadah Umrah
71
Liputan6.com 08/02/17 Kapolda Metro: Warga Tak Perlu Awasi TPS
Saat Pencoblosan
72 Liputan6.com 08/02/17 Aksi 11 Februari Layu Sebelum
72
Berkembang?
73
Liputan6.com 08/02/17 Panwaslu Cilacap Imbau Cabup Serahkan
Laporan Dana Kampanye
74
Liputan6.com 09/02/17 Djarot Saiful Hidayat Sebut Aksi 112
Bermuatan Politis
75
Liputan6.com 09/02/17 Ribuan Personel Polri-TNI Siap Amankan
Aksi 112 di Istiqlal
76
Liputan6.com 09/02/17 Rizieq Shihab: Aksi 112 Dipindahkan ke
Istiqlal karena...
77
Liputan6.com 09/02/17 FUI: Aksi 112 Tidak Batal, Hanya Ada
Modifikasi
78
Liputan6.com 09/02/17 MUI Minta Warga Lebak Tak Ikut Aksi 11
Februari di Jakarta
79
Liputan6.com 09/02/17 Kapolda Jabar Imbau Warga Tidak ke Jakarta
Ikut Aksi 112
80 Liputan6.com 09/02/17 Strategi Polda Metro Jaya Tangani Aksi 112
81
Liputan6.com 09/02/17 Antisipasi Aksi 11 Februari, Personel Polri-
TNI Tetap Diterjunkan
82
Liputan6.com 09/02/17 Djarot: Tak Usah Aksi 11 Februari, Salurkan
Saja di TPS
83
Liputan6.com 09/02/17 Ani SBY Jadi Jurkam Agus di Kampung
Ambon
84
Liputan6.com 09/02/17 FUI: Aksi 112 Tetap Digelar, Tapi di Masjid
Istiqlal
85
Liputan6.com 09/02/17 Ketum PP Muhammadiyah Imbau Tokoh
Politik Jaga Ucapan
86
Liputan6.com 09/02/17 Ma'ruf Amin: Saya Kenal Ayahnya Rano
Karno, Dia Bukan PKI
87 Liputan6.com 09/02/17 Wiranto Persilakan Aksi 112 Digelar, Asal...
88
Liputan6.com 10/02/17 JK: Kalau Doa dan Istigasah pada 11
Februari Silakan Saja
89
Liputan6.com 10/02/17 Wiranto: Jelang Aksi 112, FPI Janji Jaga
Pilkada Kondusif
90
Liputan6.com 10/02/17 Pernyataan Lengkap Kapolri soal Aksi 112
Besok
91
Liputan6.com 10/02/17 Panglima TNI Terima Banyak Curhatan
Ulama Soal Aksi 112
92
Liputan6.com 10/02/17 Kapolri: Jangan Ada Orasi Politik di Aksi
112
93
Liputan6.com 10/02/17 Panglima TNI: Doa dan Tausiah Sebaiknya
di Masjid Masing-Masing
94
Liputan6.com 10/02/17 Rizieq Shihab: Aksi 112 Hanya Digelar di
Istiqlal
95
Liputan6.com 10/02/17 Kapolda Metro Senang Aksi 112 Dilakukan
dengan Khataman Alquran
96 Liputan6.com 10/02/17 Aksi 11 Februari di Simpang Jalan
97 Liputan6.com 10/02/17 Tiba di Lokasi Debat, Djarot Mohon Doa dari
73
Pendukungnya
98
Liputan6.com 10/02/17 Jelang Debat Cagub DKI, Pendukung Agus -
Sylvi Salawat di Jalan
99
Liputan6.com 10/02/17 Anies: Debat Cagub DKI Jadi Momentum
Membandingkan Program Paslon
100
Liputan6.com 10/02/17 Di Masa Tenang Pilkada, Apa yang Akan
Dilakukan Anies-Sandi?
101
Liputan6.com 10/02/17 Ketum PP Muhammadiyah: Manfaatkan
Pilkada Serentak Secara Normal
102
Liputan6.com 11/02/17 Mantan Menteri hingga Mentalis Ikut Aksi
112 di Masjid Istiqlal
103
Liputan6.com 11/02/17 Agus Yudhoyono Salat Subuh Bersama
Peserta Aksi 112
104
Liputan6.com 11/02/17 Dipadati Kendaraan Peserta Aksi 112, Jalan
di Istiqlal Tersendat
105 Liputan6.com 11/02/17 Antara Wiranto, Rizieq Shihab, dan SBY
106
Liputan6.com 11/02/17 Munajat Cinta SBY untuk Simpatisan Agus-
Sylvi
107
Liputan6.com 11/02/17 Joget Ahok-Djarot di Pesta Perpisahan
Pendukung Badja
108
Liputan6.com 11/02/17 Masa Tenang Kampanye, Sandiaga Umrah,
Anies Jaga Gawang
109
Liputan6.com 11/02/17 Hadir di Aksi 112, Anies Ingin Hidupkan
Gerakan Subuh Berjemaah
110
Liputan6.com 11/02/17 Alasan Agus Ikut Aksi 11 Februari di Masjid
Istiqlal
111
Liputan6.com 11/02/17 Cagub Agus Tinggalkan Massa Aksi 11
Februari di Istiqlal
112
Liputan6.com 11/02/17 Anies-Sandi Salat Subuh di Istiqlal Bersama
Peserta Aksi 112
113
Liputan6.com 11/02/17 Kampanye Akbar Agus Sylvi: SBY
Dijadwalkan Datang
114
Liputan6.com 11/02/17 Aksi Saling Rangkul Timses Paslon 2 dan 3
di Sela Debat Cagub DKI
115
Liputan6.com 11/02/17 Terbukti Tak Netral, KPU Sarolangun Pecat
5 Penyelenggara Pilkada
116
Liputan6.com 11/02/17 Sekjen FUI Pimpin Sumpah Massa Aksi 112
Pilih Gubernur Muslim
117 Liputan6.com 12/02/17 Panas Dingin Aksi 112
118
Liputan6.com 12/02/17 Ratusan Pendekar di Bekasi Gelar Istigasah
untuk Pilkada Damai
119
Liputan6.com 12/02/17 Ini Tujuan Sandiaga Uno Umrah Selama
Masa Tenang Pilkada
120
Liputan6.com 12/02/17 Masa Tenang Pilkada, Agus Yudhoyono
Umrah Bareng Istri
121
Liputan6.com 12/02/17 SBY Ajak Warga DKI Pilih Gubernur yang
Pandai Jaga Perkataan
74
122
Liputan6.com 12/02/17 Kampanye Terakhir, Rano Khataman Quran
dan Doakan Korban Banjir
123
Liputan6.com 12/02/17 Cegah Kecurangan Pilkada, Ormas Katolik
Buka Layanan Pengaduan
124
Liputan6.com 12/02/17 LSI Denny JA: Elektabilitas Semua Cagub-
Cawagub DKI Menurun
125 Liputan6.com 13/02/17 Tenang Jelang Pencoblosan Pilkada DKI
126
Liputan6.com 13/02/17 Doa Bersama Polisi dan Tokoh Agama
Jelang Pilkada Kupang
127
Liputan6.com 13/02/17 Beredar Foto Ulama di Pesawat Kelas Bisnis
saat Umrah Bareng AHY
128
Liputan6.com 13/02/17 Umrah di Masa Tenang, Agus Yudhoyono
Didoakan Ulama Mekah
129
Liputan6.com 13/02/17 Wali Kota Kupang: Warga Ikut Pilkada
Tanpa Tekanan
130
Liputan6.com 13/02/17 Panwaslu Kendari Waspadai Politik Uang
Saat Masa Tenang Pilkada
131
Liputan6.com 13/02/17 Satpol PP dan Panwaslu Pekanbaru Copot
Atribut Kampanye
132
Liputan6.com 13/02/17 2.700 Personel Polisi Dikerahkan Kawal
Penetapan Pilkada Malut
133
Liputan6.com 13/02/17 Rincian Asal Dana Kampanye Rp 68 Miliar
Agus - Sylvi
134
Liputan6.com 13/02/17 Aktivis Muhammadiyah Khataman Alquran
untuk Ahok
135
Liputan6.com 13/02/17 Penjelasan Menteri Agama soal Tweet Boleh
Pilih Cagub Seiman
136
Liputan6.com 14/02/17 Djarot dan Istri Coblos Pilkada DKI 2017 di
TPS 8 Kuningan Timur
137
Liputan6.com 14/02/17 Beredar Foto Agus Yudhoyono Umrah
Bareng Ulama, Ini Kata Demokrat
138
Liputan6.com 14/02/17 Fraksi PKB Puji Sikap Jokowi soal Polemik
Ahok
139
Liputan6.com 14/02/17 Partai Islam Dukung Cagub Non-Muslim di
Papua, Mengapa?
140
Liputan6.com 14/02/17 PKS Dukung Cagub Nonmuslim di Papua
Barat, Ini Alasannya
141
Liputan6.com 14/02/17 Muhammadiyah: Hak Pilih Warga Jangan
Dikaitkan dengan Al Maidah
142
Liputan6.com 14/02/17 Muhammadiyah Ajak Jadi Pemilih
Bertanggung Jawab dan Cerdas
143
Liputan6.com 14/02/17 Akademisi: Agama Tidak Mengikat di
Pilkada Papua Barat 2017
144
Liputan6.com 14/02/17 Cuit Anas untuk SBY Jelang Pencoblosan
Pilkada DKI