adi dan ali

27
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II SISTEM PERKEMIHAN URETHRITIS-CYSTITIS Disusun Oleh : 1. Adi Syahputra (2013.03.001) 2. Moh Ali Fauzy (2013.03.018) Akademi Keperawatan William Booth Surabaya 2014

Upload: mayrid23

Post on 11-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

SISTEM PERKEMIHAN

URETHRITIS-CYSTITIS

Disusun Oleh :

1. Adi Syahputra (2013.03.001)

2. Moh Ali Fauzy (2013.03.018)

Akademi Keperawatan William Booth Surabaya

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Tugas

keperawatan Medikal Bedah II Sistem Perkemihan dalam bentuk maupun isinya yang sangat

sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi paca pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapatlebih baik lagi.

Makalah ini kami akui masih bnanyak kekurangan karena pengalaman yang kami

miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, Oktober 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................

1.3 Tujuan................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………………………

2.1 URETRITIS

2.1.1 PENGERTIAN

2.1.2 ETIOLOGI

2.1.3 TANDA DAN GEJALA

2.1.4 PATOFISIOLOGI

2.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

2.1.6 KOMPLIKASI

2.1.7 MANIFESTASI KLINIK

2.1.8 PENGOBATAN

2.2 SISTITIS

2.2.1 PENGERTIAN

2.2.2 ETIOLOGI

2.2.3 TANDA DAN GEJALA

2.2.4 PATOFISIOLOG

2.2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

2.2.6 MANIFESTASI KLINIS

BAB III TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN (TEORI) ………….

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………

BAB V POWER POINT …………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan

umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan

aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama

yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena

uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang

ditemukan pada cairan seminal.

Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena

kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan

sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa

faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.

2. Tujuan

2.1Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

sistitis.

3.Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami defenisi sistitis

2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisologi kandung kemih

3. Mengetahui dan memahami etiologi sistitis

4. Mengetahui dan memahami klasifikasi sistitis

5. Mengetahui dan mamahami tanda dan gejala sistitis

6. Mengetahui dan mamahami patofisiologi sistitis

7. Mengetahui dan memahami manifestasi klinik sistitis

8. Mengetahui dan memahami peme

9. riksaaan diagnostik dan diagnosa banding sistitis

10. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada klien sistitis.

1. Urethritis

Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks (PMS),urethritis

secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan nongonococal urethritis

Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang terjadi pada lapisan

kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerang saluran kemih seperti

Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan

ini biasanya terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga

merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens,

testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. Dan dapat dikatakan sebagai bagian dari

infeksi saluran kemih superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

Secara mikrobiologis dapat dikatakan terjadinya askep urethritis jika ditemukan pertumbuhan

mikroorganisme yang berlebihan di dalam sample urine dan disuria. Inflamasi urethra dapat

menyerang pasien dari berbagai usia dari mulai bayi yang baru lahir hingga orang tua. Tetapi

pada umumnya yang lebih sering terkena urethritis adalah wanita, hal ini terjadi karena

urethra wanita lebih pendek dari urethra pria, tetapi pada masa neonatus penyakit ini lebih

sering terjadi pada bayi laki-laki. serta dapat hilang dengan adanya antibody kandung kemih.

Tetapi keadaan ini kadang tidak terjadi dan menyebabkan peradangan pada urethra yang

disebabkan oleh mikroorganisme tersebut.

2.Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

3. Tujuan Umum

Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien

dengan URETRITIS

. Tujuan Khusus

a.Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan URETRITIS

b.Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan URETRITIS

c.Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan URETRITIS

dMampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan URETRITIS

e.Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan URETRITIS

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus   URETRITIS

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 URETRITIS

2.1.1 PENGERTIAN

Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik

yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua

kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.

Uretritis terbagi menjadi dua yaitu ;

1. uretritis akut, terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya oleh karena prostat

mengalami infeksi

2. uretritis kronik, infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidaksempurna pada

masa akut, prostatitis kronik, atau striktura uretra.

2.1.2 ETIOLOGI

Uretritis disebabkan oleh kuman gonore atau terjadi tanpa adanya bakteri. Sesuai

dengan sebutan infeksi itu sendiri yaitu uretritis gonoreal dan nongonoreal.

1. Uretritis gonoreal, disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae. Dan ditularkan melalui

kontak seksual. Pada pria inflamasi orifisium meatal terjadi disertai rasa

terbakarketika urinasi, meskipun demikian penyakit ini dapat asimtomatik. Pada

wanita, rabas uretra tidak selalu muncul dan penyalkit juga asimtomatik, oleh karena

itu gonore pada wanita tidak didiagnosis/dilaporkan.

2. Uretritis nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan neisseria

gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia trakomatik atau urea plasma

urelytikum. Jika pasien pria adalah simtomatik akan mengeluh adanya disuria tingkat

sedang atau parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit atau sedang.

2.1.3 TANDA DAN GEJALA

Terdapat cairan eksudat yang purulent

Mukosa merah udematus

Ada ulserasi pada uretra, iritasi, vesikal iritasi, prostatitis

Mikroskopis ; terlihat infiltrasi leukosit sel-sel plasma dan sel-sel limfosit

Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning

sickness

Pada pria pembuluhdarah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh pus

Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita

2.1.4 PATOFISIOLOGI

Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui

kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar

ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual.

Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat asimtomatik. Pada

pria melibatkan jaringan disekitar uretra menyebabkan periuretritis, prostitis,

epididimis dan striktur uretra.

Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya

disebabkan oleh Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah

asimtomatik, pasien akan disuria tingkat sedang-parah dan rabas uretral dengan

jumlah sedikit-sedang.

2.1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui

kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar

ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual.

Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat asimtomatik. Pada

pria melibatkan jaringan disekitar uretra menyebabkan periuretritis, prostitis,

epididimis dan striktur uretra.

Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya

disebabkan oleh Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah

asimtomatik, pasien akan disuria tingkat sedang-parah dan rabas uretral dengan

jumlah sedikit-sedang.

2.1.6 KOMPLIKASI

a. Prostatitis, epididimitis, striktur uretra, dan mandul berhubungan dengan sumbatan

saluran vasoepididinal.

b. Infeksi rektal, paringitis, konjungtivitis, lesi kulit, dan arhtritis dengan infeksi

gonokokus.

2.1.7 MANIFESTASI KLINIK

a. Terkadang asimptomatis

b. Rasa gatal dan terbakar di sekitar uretra

c. Cairan pada uretra: pada prepusium, dapat berwarna bbening, kental, pekat, atau

purulent

d. Disuria atau sering berkemih

e. Gangguan rasa nyaman pada penis.

2.1.8 PENGOBATAN

Pada uretritis dilakukan pengobatan dengan

1. Chemoterapi

2. Antibiotika

3. Anti inflamasi

2.2 CYSTITIS

2.2.1 PENGERTIAN

Sistitis merupakan penyakit radang kandung kemih atau saluran kencing, mungkin

kita lebih mengenalnya sebagai anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh

wanita daripada pria. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin

antara wanita dan pria.

Systitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi

asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam

kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.

Pada wanita, uretra atau saluran kencing bagian bawah yang berfungsi untuk

menyalurkan air kencing, lebih pendek dibandingkan pada pria. Hal ini menyebabkan

kuman dan bakteri lebih mudah memasuki kandung kemih. Oleh karena itu, uretra

pada wanita biasanya mengandung kuman seperti E. Coli, streptokokus, stolilokokus,

atau basilus. Padahal seharusnya kandung kemih ini terbebas dari kuman.

Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa

mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai

pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran

perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan

seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan tidak

mempunyai substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal.

Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma

karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah

pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi

sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau

batu pada kandung kemih.

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat

terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi

prostat dan striktura uretra.

Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit

primer misalnya uretritis dan prostatitis.

2.2.2 ETIOLOGI

Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat

menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau

kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter,

serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa

komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada

infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan

manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.

Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari

meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi

yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.

Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena

adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik

bladder) atau karena infeksi dari usus.

JALUR INFEKSI

Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering

ditemukan pada wanita

Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.

Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih

misalnya appendiksitis

Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.

FAKTOR PREDISPOSISI

Benda asing yang menyebabkan iritasi, misalnya kalkulus tumor dan faeces dari

fistula usus

Instrumentasi saat operasi menyebabkan trauma dan menimbulakn infeksi Retensi

urine yang kronis memungkinkan berkembang biaknya bakteri

Hubungan seksual

2.2.3 TANDA DAN GEJALA

Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada cystitis adalah ;

Peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal

Rasa nyeri pada saluran kencing dan perut bagian bawah. Jika dibawa buang air kecil

terasa sakit dan nyeri.

Sering buang air kecil, tetapi air seni yang keluar hanya sedikit dan disertai rasa nyeri.

Jika sistitis disebabkan oleh kanker kandung kemih, biasanya kencing disertai rasa

nyeri dan darah yang keluar bersama air seni.

Disuria karena epitelium yang meradang tertekan

Rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal

Rasa ingin buang air kecil

Hematuria

Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah

2.2.4 PATOFISIOLOGI

Systitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum

disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul

dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian

bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.

2.2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan

berdasarkan literatur yang ada adalah ;

Pemeriksaan urine lengkap

Pemeriksaan USG abdomen

Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP

2.2.6 MANIFESTASI KLINIS

Pasien mengalami urgensi, sering berkemih, rasa panas dan nyeri pada saat berkemih,

nokturia, dan nyeri atau spasme pada area kandung kemih dan supra pubis. Piuria

(adanya sel darah putih dalam urine), hematuria (adanya sel darah merah pada

pemeriksaan urine). Pasien mengalami demam, mual, muntah, badan lemah, kondisi

umum menurun. Jika ada demam dan nyeri pinggang, perlu dipikirkan adanya

penjalaran infeksi ke saluran kemih bagian atas. Infeksi kandung kemih biasanya

menyebabkan desakan untuk berkemih dan rasa terbakar atau nyeri selama berkemih.

Nyeri biasanya dirasakan diatas tulang kemaluan dan sering juga dirasakan di

punggung sebelah bawah. Gejala lainnya adalah nokturia (sering berkemih di malam

hari). Air kemih tampak berawan dan mengandung darah.

Kadang infeksi kandung kemih tidak menimbulkan gejala dan diketahui pada saat

pemeriksaan air kemih (urinalisis untuk alasan lain). Sistitis tanpa gejala terutama

sering terjadi pada usia lanjut, yang bisa menderita inkontinensia urin sebagai

akibatnya.

Inkontenensia urine adalah eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak terkendali

atau terjadi di luar keinginan.

Inkontinensia Urine dapat dibagi menjadi empat jenis :

1. Urge incontinence

Terjadi bila pasien merasakan dorongan atau keinginan untuk berkemih tetapi tidak

mammpu menahannya cukup lama sebelum mencapai toilet. Keadaan ini dapat terjadi

pada pasien disfungsi neurology yang mengganggu penghambatan kontraksi kandung

kemih.

2. Overflow incontinence

Ditandai oleh eliminasi urine yang sering dan kadang-kadang terjadi hamper terus

menerus dari kandung kemih. Kandung kemih tidak dapat mengosongkan isinya

secara normal dan mengalami distensi yang berlebihan. Dapat disebabkan oleh

kelainan neurology ( lesi medulla spinalis) atau oleh factor-faktor yang menyumbat

saluran urine. Meskipun eliminasi terjadi dengan sering, kandung kemih tidak pernah

kosong.

3. Incontinensia fungsional

Merupakan inkontinensia dengan fungsi saluran kemih bagian bawah yang utuh tapi

ada factor lain, seperti gangguan kognitif berat yang membuat pasien sulit untuk

mengidentifikasi perlunya berkemih (pasien demensia alzeimer) atau gangguan fisik

yang menyebabkan pasien sulit atau tidak mungkin menjangkau toilet untuk berkemih

4. Bentuk-bentuk inkontinensia urine campuran

Mencakup cIri-ciri inkontinensia seperti yang baru disebutkan, dapat pula terjadi.

Selain itu, inkontinensia urine dapat terjadi akibat interaksi banyak factor.

BAB III

ASKEP SECARA TEORI

Asuhan Keperawatan pada Urethritis

1. Pengkajian

a. Kaji riwayat kontak seksual tanpa perlindungan

b. Kaji tanda dan gejala gangguan perkemihan serta saluran reproduksi

c. Lakukan pemeriksaan genetalia untuk mengetahui infeksi internal

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebaran patogen secara asending atau sistemik

b. Resiko infeksi akibat penularan melalu kontak seksual.

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Keperawatan 1

Tujuan: Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi

a. Kumpulkan cairan uretra urin dan darah dengan kapas lidi steril sesuai anjuran untuk

pemeriksaan laboratorium.

b. gunakan sarung tangan

c. berikan anti biotik sesuai dengan resep:

- biasanya diberikan berdasarkan diagnosis dan penyebab

- monitor efek samping dan alergi obat

Diagnosis keperawatan 2

Tujuan: Cegah penyebaran infeksi

a. hindari komplikasi dengan memberikan anti mikroba sesuai waktu yang telah diresepkan

b. nasihatkan untuk tidak melakukan kontak seksual hingga pengobatan selesai (biasanya 7-

10 hari)

c. beritahu pasien untuk menghindari kontak seksual dengan pasangannya hingga

pasangannya telah diperiksa dan diobati

d. pemakaian kondom dapat mencegah penularan, tetapi tergantung teknik penggunaa

4. EVALUASI

a. terapi dosis tunggal sesuai dengan anjuran

b. melaporkan bahwa pasangannya telah diterapi.

ASKEP SECARA TEORI

Asuhan Keperawatan pada Cystitis

1. Pengkajian

a. Kaji hematuria,gejala iritasi saat berkemih,faktor resiko (khususnya riwayat

merokok),penurunan berat badan,kelelahan,dan tanda metastase.

b. Kaji kemampuan koping dan pengetahuan tentang penyakit.

2. Diagnosis Keperawatan

a. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan hematuria dan bedah transuretra ditandai

dengan:

DS : Laporan adanya darah dalam urine dan status pasca operasi trans-uretra.

DO: Pasca operasi trans-uretra dan hematuria.

b. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan gejala berkemih dan gangguan rasa nyaman akibat

pemasangan kateter ditandai dengan:

DS : Laporan adanya nyeri.

DO: Ekspresi wajah meringis,menahan sakit,dan perubahan tanda vital.

c. Cemas berhubungan dengan diagnosis kanker ditandai dengan:

DS : Laporan akan perasaan cemas.

DO: Ekspresi wajah tegang,tidak bisa tidur,gelisah,perubahan tanda vital,dan

berkeringat.

3.Intervensi Keperawatan

Diagnosis keperawatan 1

Tujuan: Eliminasi urine teratur sesudah pembedahan trans-urethal

a. Pasang kateter (irigasi manual merupakan kontraindikasi berhubungan dengan perubahan

perforasi kadung kemih,mungkin dilakukan irigasi kandung kemih secara terus-menerus jika

diperlukan).

b. Pastikan bahwa asupan cairan per oral atau iv mencukupi.

c. Monitoring asupan dan pengeluaran,termasuk caira irigasi.

d. Monitor output urine untuk membersihkan hematuria.

Diagnosis Keperawatan 2

Tujuan: Nyeri terkontrol

a. Berikan obat analgesik untuk memberikan rasa nyaman pada pelvis.

b. Berikan antikolinergik atau beladonna dan opium suposutoria untuk menghilangkan

spasme kandung kemih.

c. Pastikan kateter pada posisi yang tepat,jangan lakukan irigasi tanpa pemberitahuan.

d. Angkat kateter segera setelah prosedur.

Diagnosis keperawatan 3

Tujuan: Mehilangkan cemas

a. Biarkan pasien mengungkapkan perasaan cemas.

b. Berikan informasi yang realistis mengenai hasil pemeriksaan diagnostic,pembedahan,dan

pengobatan.

4.Evaluasi

a. Fungsi ginjal maksimal.

b. Tidak ada/berkurangnya laporan mengenai nyeri.

c. Tidak ada/berkurangnya laporan mengenai rasa cemas

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sistitis terjadi karena adanya kuman / bakteri yang masuk kedalam vesika urinaria melalui

uretra dari mikroba yang terkandung dalam urin yang lama tertampung dalam vesika urinaria

dan akan menginfeksi di kandung kemih. Pada wanita lebih cenderung terkena sistitis karena

uretra pendek dibanding pria. Setelah terjadi infeksi akibat dari kuman dalam urine yang

tertampung dalam vesika urinaria akan menyebabkan daerah tersebut meradang dan bisa juga

karena kateter atau adanya trauma dari luar sehingga menyebabkan orang mengalami sistitis

seperti perasaan/ dorongan selalu ingin BAK.

Pengenalan penyakit sistitis secara dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk

mencegah kekambuhan infeksi dan kemungkinan komplikasi seperti gagal ginjal atau sepsis.

Tujuan penanganan adalah untuk mencegah infeksi agar tidak berkembang dan menyebabkan

kerusakan renal permanen dan gagal ginjal.

1. Saran

Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti

dan memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan keperawatan pada klien dengan

Sistitis.

A.Kesimpulan Urethritis

Pada bab ini penulis dapat menyimpulkan antara lain :

Pada pengkajian penulis menyimpulkan data melalui ilustrasi kasus, wawancara, pemeriksaan

fisik, tidak dilakukan karena penulis tidak mengkaji langsung pada klien, penulis hanya

mendapatkan data dari ilustrasi kasus yang didapat. Data yang didapat pada kasus yaitu pada

lubang kencing kadang keluar cairan putih kental, juga ketika dilakukan pemeriksaan kultur

urine didapatkan adanya bakteri pada urine. Dan juga data yang didapatkan adalah klien

pernah berhbungan intim dengan teman wanitanya dan setelah itu klien menderita uretritis.

B.Saran

Untuk teman sejawat dan penulis agar dapat memprioritaskan masalah sesuai kebutuhan

dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, walaupun pendokumentasian data tidak

dapat dilakukan karena data yang diperoleh hanya berdasarkan ilustrasi kasus tetapi rencana

tindakan dapat dilakukan dengan baik.

Untuk perawat diruangan agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien baik verbal

maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik. Untuk

menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan lembaran renpra untuk

perawat ruangan.