adel polip
TRANSCRIPT
![Page 1: ADEL POLIP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081720/5571fb574979599169949cfe/html5/thumbnails/1.jpg)
I. Definisi
Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung berupa massa lunak yang
mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan,
dengan permukan licin berbentuk bulat atau lonjong. Polip nasi bukan merupakan
penyakit tersendiri melainkan manifestasi klinis dari berbagai macam penyakit
dan sering dihubungkan dengan sinusitis, riniti alergi, asma dan lain-lain.
II. Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui tetapi ada 3 faktor penting pada terjadnya
polip, yaitu
1. Adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan sinus.
2. Adanya gangguan kesembangan vasomotor
3. Adanya peningkatan tekanan cairan intersisial dan edema mukosa hidung
III. Patofisiologi
Fenomena Bernoulli menyatakan bahwa udara yang mengalir melalui
tempat yang sempit akan mengakibatkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya.
Jaringan yang lemah akan terhisap oleh tekanan negatif sehingga mengakibatkan
edema mukosa danpembentukan polip. Fenomena ini menjelaskan mengapa polip
kebanyakan berasal dari area yang sempit di kompleks osteo meatal di meatus
media. Terjadinya prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi dan
pembentukan kelenjar baru. Juga terjadi penyerapan natrium oleh permukaan sel
epitel yang berakibat retensi air sehingga terbentuk polip. Walaupun demikian
polip dapat timbul dari tiap bagian mukosa hidung atau sinus paranasal dan sering
kali bilateral atau multiple.
Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf vasomotor terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi vascular yang
mengakibatkan dilepaskannya sitokin-sitokin dari sel mast, yang akan
menyebabkan adanya edema dan lama-kelamaan menjadi polip. Bila proses terus
![Page 2: ADEL POLIP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081720/5571fb574979599169949cfe/html5/thumbnails/2.jpg)
berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar menjadi polip dan kemudian
akan turun ke rongga hidung dengan membentuk tangkai.
IV. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan
menjadi 2 yaitu,
a. Tipe eosinofilik
b. Tipe neutrofilik.
Polip eosinofilik mempunyai latar belakang alergi dan polip neutrofilik
biasanya disebabkan infeksi atau gabungan keduanya.
Klasifikasi berdasarkanstadium polip menurut Mackay dan Lund (1997)
a. Stadium 1: polip masih terbatas dimeatus medius
b. Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga
hidung tapi belum memenuhi rongga hidung
c. Stadium 3: polip yang massif
V. Gejala dan Tanda
Keluhan utama penderita polip nasi adalah hidung rasa tersumbat dari yang
ringan sampai yang berat, rinore dari yang jernih sampai purulen, hipoosmia atau
anosmia. Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri dihidung disertai sakit kepala
didaerah frontal. Bila disertai infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip
dan rinore purulen. Gejala sekunder yang dapat timbul adalah bernafas melalui
mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.
Dapat menyebabkan gejala pada saluran napas bawah, berupa batuk kronik
dan mengi, terutama pada penderita polip nasi dengan asma. Selain itu harus
ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi terhadap aspirin dan alergi
obat lainya serta alergi makanan.
VI. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
Polip nasi yang massif dapat menyebabkan deformitas hidung luar
sehingga hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung. Pada
pemeriksaan rinoskopi anterior terlihat sebagai massa yang berwarna pucat
yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
![Page 3: ADEL POLIP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081720/5571fb574979599169949cfe/html5/thumbnails/3.jpg)
Secara makroskopi polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan
licin, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak bening,
lobular, dapat tunggal atau multiple dan tidak sensitive (bila ditekan atau
ditusuk tidak terasa sakit). Warna polip yang pucat tersebut disebabkan karena
mengandung banyak cairan dan sedikitnya aliran darah ke polip. Bila terjadi
iritasi kronis atau proses peradangan warna polip dapat berubah menjadi
kemerah-merahan dan polip yang sudah menahun warnanya dapat menjadi
kekuning-kuningan karena banyak mengandung jaringan ikat.
Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari kompleks osteomeatal di
meatus medius dan sinus etmoid. Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan
endoskop, mungkin tempat asal tangkai polip dapat dilihat.
Ada polip yang tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring,
disebut polip koana. Polip koana kebanyakan berasal dari dalam sinus maksila
dan disebut juga polip antrokoana. Ada juga sebagian kecil polip koana yang
berasal dari sinus etmoid.
![Page 4: ADEL POLIP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081720/5571fb574979599169949cfe/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Naso-endoskopi
Adanya fasilitas endoskop akan sangat membantu diagnosis kasus polip
yang baru. Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada
pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan
nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai
polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila.
3. Pemeriksaan Mikroskopis
Secara mikroskopi tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa
hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang
sembab. Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan
makrofag. Mukosa mengandung sel-sel goblet, pembuluh darah, saraf dan
kelenjar sangat sedikit. Polip yang sudah lama dapat mengalami metaplasia
epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik
atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi.
4. Pemeriksaan Radiologi
Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP, aldwell dan lateral) dapat
memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara cairan didalam
sinus, tetapi kurang bermanfaat pada kasus polip. Pemeriksaan tomografi
computer sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung
dan sinus paranasal apakah ada proses radang, kelainan anatomi, polip atau
sumbatan pada kompleks osteomeatal. CT terutama diindikasikan pada kasus
polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa, jika ada komplikasi dari
sinusitis dan pada perencanaan tindakan bedah terutama bedah endoskopi.
VII. Komplikasi
Komplikasi jarang terjadi pada polip nasi, namun komplikasi karena
operasi dapat muncul diantaranya, meningitis, perdarahan intracranial, trauma
nervus opticus, trauma duktus lakrimalis.
VIII. Tatalaksana
Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah menghilangkan
keluhan- keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip.
Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga
polipektomi medikamentosa. Dapat diberikan topical atau sistemik. Polip tipe
eosinofilik memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan
kortikosteroid intranasal dibanding polip tipe neutrofilik.
Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip
yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan
ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar polip atau cunam dengan
![Page 5: ADEL POLIP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081720/5571fb574979599169949cfe/html5/thumbnails/5.jpg)
analgesi local, etmoidektomi intra nasal atau etmoidektomi ekstranasal untuk
polip etmoid, operasi Caldwell_Luc untuk sinus maksila. Yang terbaik adalah
apabila tersedia fasilitas endoskopi maka dapat dilakukan fasilitas endoskopi
maka dapat dilakukan tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional).