ade12345
DESCRIPTION
bugemm jadiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum 2013 ini sudah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia dari
jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA walaupun masih ada sekolah-sekolah yang
belum menerapkan kurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013 ini berbeda dengan kurikulum
lama (2006). Para siswa lebih belajar kreatif, inovatif, dan harus aktif pada setiap
belajar.
Beberapa sekolah tingkat dasar mengaku bahwa para siswa sangat berperan aktif
dalam belajar. Siswa diajak untuk aktif, kreatif, dan yang jelas terlihat semangat belajar
dari setiap siswa. Di SMP dan di SMA siswa juga harus aktif dalam belajar dan
menghadapi kurikulum baru ini.
Setiap guru harus mengenali gaya belajar siswanya dan guru juga harus
menerapkan memiliki sikap seperti gaya belajar yang dimiliki setiap siswanya. Terkait
kurikulum 2013 ini, gaya belajar tersebut harus dipahami dan dimengerti oleh siswa dan
guru agar siswa dapat memahami dan mengerti gaya belajarnya sendiri, memiliki jiwa
kreatifitas untuk mengatasi hambatan dalam belajar, dan gaya belajar itu sendiri sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Sesuai dengan teori Multiple Intelligence, seorang anak memiliki aspek-aspek
kecerdasan yang beragam. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi daya tangkap,
pemahaman, dan gaya belajar anak. Suatu pemahaman dapat dikatakan berbeda karena
dipengaruhi cara penyampaian informasi dari pendidik dan modalitas gaya belajar setip
individu. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda dan bisa belajar dengan baik
dengan cara yang berbeda-beda.
Dengan hal ini penulis akan menulis BUGEMM dengan judul “Pengaruh Gaya
Belajar Terhadap Prestasi Siswa Kelas X.IPS di SMA Plus Negeri 17 Palembang”
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa banyak gaya belajar yang dimiliki siswa kelas X.IPS di SMA Plus
Negeri 17 Palembang?
2. Seperti apakah gaya belajar yang dimiliki atau diinginkan para siswa kelas
X.IPS di SMA Plus Negeri 17 Palembang?
3. Apakah dengan gaya belajar setiap siswa bisa mempengaruhi prestasi dan bisa
mengatasi hambatan belajar dikelas?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa banyak gaya belajar yang dimiliki siswa kelas
X.IPS di SMA Plus Negeri 17 Palembang.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan seperti apa gaya belajar yang dimiliki
atau diinginkan para siswa kelas X.IPS di SMA Plus Negeri 17 Palembang.
3. Untuk mendeskripsikan gaya belajar setiap siswa apakah bisa mempengaruhi
prestasi dan bisa mengatasi hambatan belajar dikelas.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun para
siswa di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Bagi penulis yaitu mendapat wawasan,
pengetahuan, dan bisa mengetahui macam-macam gaya belajar atau jenis-jenis gaya
belajar yang dimiliki para siswa di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Bagi siswa,
penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai macam-macam gaya belajar yang
berbeda-beda yang dimiliki setiap orang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gaya Belajar
Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan
siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Drummond (1998:186)
mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode and desired
conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau
kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.
Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang
disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara
seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan
Griggs (1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan. Gaya belajar
atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris,
sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan
Willis, 1989 :4).
Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan
panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar
didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar bahasa
baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran. Gaya belajar adalah variasi cara yang
dimiliki seseorang untuk mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Gaya belajar
atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan prilaku psikomotorik
sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk pembelajar merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (Gobai, 2005:1).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah ciri khas yang
dimiliki oleh setiap orang dalam memberikan respon terhadap pembelajaran yang
3
diterimanya. Menurut modalitasnya, gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik (De Porter, 2000: 85).
Pada dasarnya gaya belajar merupakan metode terbaik yang memungkinkan
dalam mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan secara spesifik. Kebanyakkan
ahli setuju bahwa ada tiga dasar gaya belajar, yaitu Visual, Auditorial, dan Kinestetik
(VAK). Setiap individu memungkinkan memiliki satu macam gaya belajar atau dapat
memiliki kombinasi gaya belajar yang berbeda. Di sebagian besar kasus, karateristik
gaya belajar bahkan dapat di amati pada anak yang mempunyai usia relatif muda.
Dalam proses belajar, tidak ada cara yang dianggap benar atau salah karena
setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda dan memberikan keuntungan
dan kekurangan masing-masing. Ketika siswa mampu memahami gaya belajarnya
maka, proses belajar siswa akan lebih efisien dan efektif.
2.2 Macam-macam Gaya Belajar
Setiap individu pasti mempunyai gaya belajarnya masing-masing dan setiap
individu pun gaya belajarnya berbeda-beda. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tiga
gaya belajar dan tiga jenis manusia dalam sistem representasi dalam berkomunikasi,
yaitu orang visual (penglihatan), orang auditorial (pendengaran), dan orang kinestetik
(raba-cium-cecap).
2.2.1 Gaya Belajar Visual
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya
belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), dalam
hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan
pada peragaan/media, ajak siswa ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran
tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus
melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka
berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan
4
menggunakan foto, bermain warna, tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku
pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai
detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
2.2.2 Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran
untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-
benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan
memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah
semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan
untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki
kesulitan menulis ataupun membaca. Anak auditori dapat mencerna makna yang
disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-
hal auditori lainnya.
2.2.3 Gaya Belajar Kinestetik
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak
seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya
melalui gerak dan sentuhan. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan
tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya
dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi
tanpa harus membaca penjelasannya.
(http://www.kajianpustaka.com/2012/11/gaya-belajar.html)
5
2.3 Ciri-ciri Gaya Belajar
2.3.1 Ciri-ciri Gaya Belajar Visual
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu:
1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3. Mengakses informasi dengan melihat ke atas
4. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-
teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
5. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.
Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
6. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
7. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
8. Napasnya pendek atau dangkal
9. Tidak mudah terganggu oleh keributan
10. Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar
11. Lebih suka membaca daripada dibacakan
12. Pembaca cepat dan tekun
13. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-
kata
14. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato
15. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
2.3.2 Ciri-ciri Gaya Belajar Auditorial
Ciri-ciri gaya belajar auditorial yaitu:
1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang
didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/lagu di televisi/radio
3. Cenderung banyak omong
6
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena
kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis
6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti
hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
8. Penampilan rapi
9. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
10. Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
11. Mudah terganggu oleh keributan
12. Berbicara dalam irama yang terpola
13. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada
yang dilihat
14. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
15. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
2.3.3 Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu:
1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar
2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif
4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambang
6. Menyukai praktek/percobaan
7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
8. Berbicara perlahan
9. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
10. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
11. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
12. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
13. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
7
14. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di
tempat itu
(http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-gaya-belajar-berbagai-
macam.html)
2.4 Cara Belajar Anak Visual, Auditorial, dan Kinestetik
2.4.1 Cara Belajar Anak Visual
Cara belajar anak visual yaitu:
1. Lebih banyak membaca buku atau majalah
2. Membuat grafik, diagram atau peta pemikiran
3. Belajar dengan media komputer
4. Membuat poster ringkasan pelajaran
5. Kartu kecil (flowchart) yang mudah dibawa dan digunakan untuk belajar
6. Memberikan warna-warni yang ceria pada catatan/buku
7. Memakai model/alat peraga dalam menjalankan proses belajar
8. Berimajinasi dengan membayangkan sebuah peristiwa
2.4.2 Cara Belajar Anak Auditorial
Cara belajar anak auditorial yaitu:
1. Membaca dengan suara keras
2. Mendengarkan rekaman atau bisa juga dengan mendengarkan rekamannya
sendiri
3. Selalu mendiskusikannya dengan orang lain
4. Belajar dengan mendengarkan
5. Menyampaikan kembali yang dipelajari
6. Belajar dengan media musik atau diiringi dengan musik
7. Kerja kelompok
8. Membutuhkan waktu tenang untuk memikirkan materi
8
2.4.3 Cara Belajar Anak Kinestetik
Cara belajar anak kinetetik yaitu:
1. Melibatkan fisik, belajar sambil bereksperimen
2. Membuat model atau media-media belajar
3. Bermain peran
4. Membuat permainan maind mapping ( pemetaan daya ingat)
5. Belajar sambil berjalan
6. Pewarnaan
7. Mengetahui ambak (Apa manfaatnya bagiku) dari yang dipelajarinya.
2.5 Strategi Untuk Mempermudah Proses Belajar Siswa dari Gaya Belajarnya
2.5.1 Strategi Untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Visual
Strategi untuk anak visual yaitu:
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multimedia (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2.5.2 Strategi Untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Auditorial
Strategi untuk anak auditorial yaitu:
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.
9
2.5.3 Strategi Untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Kinestetik
Strategi untuk anak kinestetik yaitu:
1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
(http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-gaya-belajar-berbagai-
macam.html)
2.6 Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar
Setiap siswa pasti mempunyai prestasi yang dimilikinya, dibidang akademik
ataupun dibidang non akademik walaupun kebanyakan ada siswa yang tak memiliki
prestasi apa-apa didalam hidupnya. Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar,
yaitu faktor dari dalam individu (internal) yang dibagi menjadi 3 yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan dan faktor-faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Dalam proses belajar, tidak ada cara yang dianggap benar atau salah karena
setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda dan memberikan keuntungan
dan kekurangan masing-masing. Ketika siswa mampu memahami gaya belajarnya
maka, proses belajar siswa akan lebih efisien dan efektif. Jadi prestasi belajar siswa itu
tergantung dari gaya belajar siswa tersebut dan keinginan menggapai cita-cita atau
prestasi yang akan dicapai dari dalam diri siswa tersebut.
(http://pratwhy.wordpress.com/2011/02/02/mengenal-gaya-belajar-dan-hubungannya-
terhadap-hasil-belajar)
(Belajar Dan Pembelajaran)
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
kuantitatif dan kualitatif. Adapun pengertian dari metode deskriptif analisis kuantitatif
dan kualitatif adalah suatu cara penjaringan data yang kemudian diuraikan dan
dianalisis, baik dengan menggunakan sistematika penghitungan maupun kualitas data.
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pemberian Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan dalam
bentuk angket kepada para siswa.
2. Teknik Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
berisi tentang gaya belajar.
3.1.2 Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh melalui kuesioner ditabulasikan, didiskusikan,
kemudian dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif baik secara kualitatif
atau kuantitatif dengan ditunjang oleh berbagai sumber-sumber pustaka,
penelusuran situs internet, dan narasumber lain yang relevan. Selain itu, dari
informasi yang diterima kemudian dilakukan pengumpulan data pendukung,
analisis serta peruntutan masalah untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah
yang akan dibahas.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari organisme yang berada di suatu tempat. Populasi
dalam penelitian ini mencakup siswa kelas X.IPS SMA Plus Negeri 17 Palembang yang
berjumlah 37 siswa.
11
Sampel adalah subjek suatu populasi yang diambil sebagian dari populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75% (sekitar 28 siswa) dari jumlah
keseluruhan siswa kelas X.IPS yaitu 37 siswa. Penarikan data yang digunakan secara
stratifikasi random sampling (acak sederhana).
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMA Plus Negeri 17 Palembang, Sumatera
Selatan.
3.3.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2013 sampai dengan bulan
Desember 2013.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengetahuan Siswa Terhadap Gaya Belajar
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Frekuensi Siswa yang Mengetahui Gaya Belajar
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
Apakah anda mengetahui
tentang gaya belajar?
Ya 23 82%
Tidak 5 18%
28 100%
Dari tabel diatas diketahui bahwa 82% siswa mengetahui tentang gaya belajar
dan 18% siswa tidak mengetahui tentang gaya belajar.
4.1.2 Identifikasi Gaya Belajar Siswa
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Frekuensi Siswa yang Memilih Gaya Belajar Visual
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
1. Apakah anda mudah
untuk mengingat
gambar atau tanda?
Ya 22 79%
Tidak 6 21%
2. Apakah anda lebih
senang membaca
didalam hati?
Ya 24 86%
Tidak 4 14%
3. Apakah anda lebih
menyukai seni gambar
daripada musik?
Ya 5 18%
Tidak 23 82%
13
Tabel 3. Frekuensi Siswa yang Memilih Gaya Belajar Auditorial
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
1. Apakah anda merasa
mudah jika anda
diminta untuk
mengingat suatu suara
atau nada tertentu?
Ya 20 71%
Tidak 8 29%
2. Menurut anda, apakah
anda mengalami
kesulitan untuk
berkonsentrasi?
Ya 21 75%
Tidak 7 25%
3. Apakah anda lebih suka
bercanda daripada
membaca buku humor?
Ya 23 82%
Tidak 5 18%
Tabel 4. Frekuensi Siswa yang Memilih Gaya Belajar Kinestetik
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
1. Apakah kamu lebih
mudah menghafal
dengan cara berjalan-
jalan?
Ya 7 25%
Tidak 21 75%
2. Menurut anda, apakah
anda merasa kesulitan
untuk menulis tetapi
hebat dalam bercerita?
Ya 14 50%
Tidak 14 50%
3. Menurut anda, apakah
anda suka
menggunakan objek
nyata sebagai alat bantu
belajar?
Ya 22 79%
Tidak 6 21%
14
Tabel 5. Frekuensi Siswa yang Menjawab Tes Gaya Belajar
Pertanyaan Pilihan
Biasanya pada saat
anda tidak ada
kegiatan, yang akan
anda lakukan adalah…
Melamun sambil
menatap ke
angkasa
Berbicara dengan
diri sendiri
Gelisah tak bisa
duduk tenang
Frekuensi 8 9 11
Persentase 29% 32% 39%
Tabel 6. Frekuensi Siswa yang Menjawab Tes Gaya Belajar
Pertanyaan Pilihan
Pernyataan manakah yang
paling pas
menggambarkan diri
anda?
Anda senang
mengamati
warna, bentuk,
desain, dan
pola-pola
kemana pun
anda pergi dan
memiliki
pengamaan yang
sangat baik
dalam hal warna
dan desain
Anda tidak bisa
tinggal diam dan
jika sekeliling
anda begitu sunyi,
makan anda akan
bersenandung,
menyanyi,
berbicara dengan
kencang,
menghidupkan
radio, TV, tape,
atau CD agar
diruangan tersebut
selalu ada suara
Anda merasa
kesulitan bila
harus duduk
berlama-lama dan
harus banyak
bergerak dan bila
anda harus duduk,
anda akan
membungkuk,
bergeser-geser,
menghentak-
hentakan kaki atau
sering menggerak-
gerakkan kaki
anda
Frekuensi 6 18 4
Persentase 22% 64% 14%
15
Tabel 7. Frekuensi Siswa yang Menjawab Tes Gaya Belajar
Pertanyaan Pilihan
Beberapa hari setelah anda
bertemu dengan orang
baru, apa yang biasanya
paling anda ingat darinya?
Wajah Nama Apa yang anda
lakukan bersama-
sama meski anda
mungkin lupa
nama dan
wajahnya
Frekuensi 10 1 17
Persentase 36% 3% 61%
4.1.3 Pengaruh Gaya Belajar Siswa
Tabel 8. Frekuensi Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
Apakah dengan gaya belajar anda
bisa mempengaruhi prestasi anda?
Ya 24 86%
Tidak 2 7%
Tidak tahu 2 7%
28 100%
Tabel 9. Frekuensi Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Hambatan Belajar
Pertanyaan Pilihan Frekuensi Persentase
Apakah dengan gaya belajar yang
anda punya bisa mengatasi hambatan
belajar anda dikelas?
Ya 16 57%
Tidak 10 36%
Tidak tahu 2 7%
28 100%
4.2 Pembahasan
16
4.2.1 Pengetahuan Siswa Terhadap Gaya Belajar
Dari tabel diatas diketahui bahwa 82% siswa mengetahui tentang gaya belajar
dan 18% siswa tidak mengetahui tentang gaya belajar. Artinya siswa sudah banyak
mengetahui tentang gaya belajar.
4.2.2 Identifikasi Gaya Belajar Siswa
Dari tabel 2, terlihat 3 pertanyaan mengenai gaya belajar visual. Pada pertanyaan
pertama diketahui bahwa 79% siswa mudah untuk mengingat gambar atau tanda dan
21% siswa tidak mudah untuk mengingat gambar atau tanda. Pada pertanyaan kedua
diketahui bahwa 86% siswa lebih senang membaca didalam hati dan 14% siswa tidak
senang membaca didalam hati. Pada pertanyaan ketiga diketahui bahwa 18% siswa
lebih menyukai seni gambar daripada musik dan 82% siswa tidak menyukai seni
gambar daripada musik.
Pada tabel 3, terlihat 3 pertanyaan mengenai gaya belajar auditorial. Pada
pertanyaan pertama diketahui bahwa 71% siswa merasa mudah jika diminta untuk
mengingat suatu suara atau nada tertentu dan 29% siswa merasa tidak mudah jika
diminta untuk mengingat suatu suara atau nada tertentu. Pada pertanyaan kedua, 75%
responden mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan 25% responden tidak
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Pada pertanyaan ketiga 82% siswa lebih
suka bercanda daripada membaca buku humor dan 18% siswa tidak suka bercanda
daripada membaca buku humor.
Pada tabel 4, terlihat 3 pertanyaan mengenai gaya belajar kinestetik. Pada
pertanyaan pertama 25% siswa lebih mudah menghafal dengan cara berjalan-jalan dan
75% siswa tidak mudah menghafal dengan cara berjalan-jalan. Pada pertanyaan kedua
50% siswa merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita. Pada
pertanyaan ketiga 79% siswa suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
dan 21% siswa tidak/kurang suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.
Di tabel 5, pada pertanyaan yang akan responden lakukan apabila tidak ada
kegiatan, 29% siswa menjawab option (a) yaitu melamun sambil menatap ke angkasa,
32% siswa menjawab option (b) yaitu berbicara dengan diri sendiri, dan 39% siswa
menjawab option (c) yaitu gelisah tak bisa duduk tenang.
17
Pada tabel 6, pernyataan yang paling pas menggambarkan diri responden
sebagai berikut. 22% responden memilih option (a) yaitu anda senang mengamati
warna, bentuk, desain, dan pola-pola kemana pun anda pergi dan memiliki pengamaan
yang sangat baik dalam hal warna dan desain, 64% responden memilih option (b) yaitu
anda tidak bisa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi, makan anda akan
bersenandung, menyanyi, berbicara dengan kencang, menghidupkan radio, TV, tape,
atau CD agar diruangan tersebut selalu ada suara, dan 14% responden memilih option
(c) yaitu anda merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak
bergerak dan bila anda harus duduk, anda akan membungkuk, bergeser-geser,
menghentak-hentakan kaki atau sering menggerak-gerakkan kaki anda.
4.2.3 Pengaruh Gaya Belajar Siswa
Di tabel 7 terlihat pertanyaan sebagai berikut, beberapa hari setelan anda
bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya yang paling anda ingat darinya? Dan
responden menjawab 36% memilih option (a) yaitu wajah, 3% memilih option (b) yaitu
nama, dan 61% memilih option (c) yaitu apa yang anda lakukan bersama-sama meski
anda mungkin lupa nama dan wajahnya.
Pada tabel 8, 86% siswa menyatakan gaya belajar bisa mempengaruhi prestasi
siswa, 7% siswa menyatakan gaya belajar tidak bisa mempengaruhi prestasi siswa, dan
7% siswa menyatakan tidak tahu apakah gaya belajar bisa mempengaruhi prestasi siswa
atau tidak. Alasan responden memilih ya karena jika gaya belajar yang kita terapkan
cocok dengan kita, tidak menutup kemungkinan kita akan lebih konsentrasi dalam
belajar dan mudah akan meraih prestasi, dengan gaya belajar kita mempunyai dorongan
atau motivasi untuk mendapatkan semangat dalam belajar, lebih mudah mengerti atau
memahami materi, dan gaya belajar bisa mempengaruhi prestasi siswa tergantung
dengan bagaimana cara siswa belajar. Alasan responden memilih tidak karena suasana
lingkungan sekitar juga mempengaruhi prestasi belajar dan banyaknya responden yang
belum tahu atau belum mengerti tentang gaya belajar yang responden punya.
Pada tabel 9, 57% siswa menyatakan gaya belajar bisa mengatasi hambatan
belajar siswa dikelas, 36% siswa menyatakan gaya belajar tidak bisa mengatasi
chambatan belajar siswa dikelas, dan 7% menyatakan tidak tahu apakah gaya belajar
bisa mengatasi hambatan belajar siswa dikelas. Alasan responden memilih ya karena
18
dengan semangat belajar yang dipunya responden bisa mengatasi hambatan belajar,
mengurangi kebosanan dan meningkatkan semangat belajar, dan terbiasa dengan gaya
belajar yang dipunya sehingga belajar dapat lebih santai. Alasan responden memilih
tidak karena kebanyakan manusia ituegois dan sulit mendengarkan pendapat orang lain
sehingga belajar menjadi terhambat, gaya belajar tidak selalu bisa mengatasi hambatan
belajar dikelas, dan banyaknya responden yang belum tahu atau belum mengerti tentang
gaya belajar yang responden punya.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya belajar yang dimiliki setiap manusia ada 3, yaitu visual, auditorial,
dan kinestetik.
2. Sampel yang saya teliti ternyata gaya belajar siswa berbeda-beda dan
dominan siswa kelas X.IPS memiliki gaya belajar auditorial.
3. Gaya belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dan mengatasi
hambatan belajar dikelas. Karena gaya belajar adalah kebiasaan siswa
yang disenangi oleh pembelajar. Mengetahui gaya belajar sendiri itu
sangat bermanfaat karena siswa bisa mengetahui gaya belajarnya sendiri,
memahami, dan mengerti apa yang harus siswa lakukan dengan gaya
belajarnya tersebut.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memiliki saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa diharapkan untuk lebih mengetahui tentang gaya belajar
karena gaya belajar sangat penting untuk meningkatkan prestasi siswa.
2. Bagi orang tua diharapkan untuk lebih mengetahui tentang gaya belajar
anaknya sehingga anak bisa belajar dengan baik dan bisa mengatasi
hambatan belajarnya saat dikelas.
3. Bagi guru diharapkan untuk memahami gaya belajar siswa dan belajar
dan pembelajaran dikelas agar komunikasi antara guru dan siswa baik.
20