ada kkn di kua?aceh.kemenag.go.id/file/file/santunan/vwpn1335137254.pdfsilaturrahim dan menebarkan...

60
Silaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA? MAJALAH ISSN 0216-0790 Rp. 9.500,-

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Silaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia

Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H

Ada KKNdi KUA?

MAJAlAH

ISSN 0216-0790

Rp.

9.5

00,-

Page 2: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

IKLAN SERAMBI

Page 3: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

03SantunanApril 2012

ISI

Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H

MAJAlAH

Silaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia

06-11 KHUSUS

Integritas KUA Rendah?06-11 UTAMA

PERISTIWA

BUDAYAMenghormati Tanah Leluhur

DAYAHNgaji Ada, Kuliah Juga Ada

KANWIL

KEPENDIDIKANEvaluasi, Pentingkah?

LENSA

TAFSIRUang ‘Panas’

KELUARGAJangan Berpikir untuk Cerai

STYLEAndai DBD Menulari Anda

SOSOKTiga Kali Kena Pangkas

OPINI

CERPEN | PUISI

ISLAMIKAKemenag akan HapusPesantren Modern?

BAHASA

TTS

MADRASAHSarana Kurang, Prestasi Menjulang

MASJIDMasjod Baiturrahim,Peureulak

14

20

22

25

28

30

32

34

37

38

40

46

49

50

53

54

58

Page 4: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

04 SantunanApril 2012

Nomor Kontak dan Email Majalah SantunanPembaca dan Bendahara Satker yth.

Sliahkan menguhubungi kami: untuk keredaksian di nomor 085362367700 atau email [email protected] usaha di nomor 085277759339 atau [email protected].

Terima kasih.

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Ainul Marziah, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Drs. H. Hamdani, Ambiya Yusri, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah Kota Subulussalam Taufiqurrahman,S.Sos.I, Sunarto,SE.

SURAT

Bukan Bermaksud RiyaAssalamu’alaikum wr wb.

Menyimak Surat Pembaca Majalah Santunan edisi 02/Maret 2012 M/ Rabiul Akhir 1433 H, yang berjudul “Kapan Saya Berangkat Haji lagi?” dari kontributor Santunan H. Bahrum Basyah, Kluet Aceh Selatan, lewat edisi ini, kami mohon maaf, kami sebenarnya sangat tidak mengharapkan, bahkan kami tidak pernah meminta untuk dimuat dalam majalah bulanan Kemenag Aceh yang kita cintai ini. Sebab menurut kami, ini salah satu unsur yang riya. Insya Allah kalau ada panggilan kita akan dapat melaksanakan sekali lagi. Kami harap surat ini dimuat, dan kami mohon maaf, billahi tawfiq walhidayah, wassalamualaikum.

H. Bahrum BasyahKluet, Kab. Aceh Selatan

R A L A T F O T OPada Majalah Santunan edisi 02, Maret 2012 M/Rabiul Akhir 1433 H, halaman 11, terjadi kekeliruan penempatan foto. yang benar adalah:

Kami mohon maaf, dengan demikian kekeliruan telah diperbaiki.

Redaksi

DR. H. Muhibbuththabry, MA Drs. H. Salahuddin, M.Pd

Kakanwil Kemenag Aceh saat mengecek langsung

distribusi Majalah Santunan di MAN Rukoh

baru baru ini.

Page 5: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

05SantunanApril 2012

Benarkah, Ada Korupsi di KUA?Hasil survey integritas yang dilansir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu terhadap pelayanan di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan, kembali mengusik citra Kementerian Agama. Pela­yanan di KUA dinilai masih rentan korupsi, seperti pungutan biaya tambahan pada saat berlangsung proses pencatatan nikah.

Respon publik pun beragam, termasuk respon media menanggapi temuan itu. Bahkan, Menteri Agama Suryadharma Ali langsung mendatangi KPK menanyakan keabsahan hasil survey itu.

Ironis memang, padahal sudah jamak diketahui publik, bagaimana kerjanya para kepala KUA dan penghulu di kecamatan. Pelayanan diberikan tidak hanya pada jam kantor, bahkan di luar jam kantor sekalipun. Tidak jarang, ke pelosok. Kenderaan sendiri, isi bensin pun sendiri. Tidak terkecuali Sabtu dan Minggu, di malam hari pun ada saja pelayanan yang harus diberikan. Bukan itu saja, jika urusan lain kerap perlu dilakukan penyesuaian, bahasa lain dari kata dinaikkan. Namun, seumur­umur biaya nikah dari zaman ke zaman tetap 30 ribu perak. Alih­alih dikorupsi, itu pun secepat kilat harus disetor ke kas Negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak. Berharap tarifnya disesuaikan layaknya harga BBM, jangan pernah bermimpi biaya nikah bakal diparipurnakan pada sidang DPR. Yakinlah kawan, tidak bakalan terjadi…

Padahal, pekerjaan yang teramat sangat mulia, yaitu menghalalkan yang sebelumnya haram. Akta nikah dan pernikahan itu sendiri yang berlaku dan bisa dinikmati seumur hidup, cuma dibayar 30 ribu perak. Bandingkan! Paspor untuk luar negeri, SIM kenderaan yang berlaku cuma lima tahun, biayanya lebih dari itu.

Lantas, kita bertanya apanya yang rentan korupsi di KUA? Status KUA Kecamatan pun bukan Satuan Kerja akan halnya madrasah yang mengelola anggaran. Jika pun ada bantuan operasional dari kementerian, itu pun tidak lebih dari dua belas juta rupiah untuk dua belas bulan.

Setahu kita, KUA tidak mengelola proyek. Lantas, benarkah uang imbalan, jasa, duit dalam amplop, sedekah, uang transpor atau apapun namanya yang diberikan pihak pengantin kepada Kepala KUA atau penghulu selesai prosesi nikah masuk katagori gratifikasi? Pemberian yang mestinya dilapor ke KPK?

Apakah salah menerima pemberian karena orang sedang senang dan bergembira serta berpesta. Senang dengan pelayanan yang kita berikan. Padahal pemberian itu tidak pernah diminta. Padahal itu tidak lebih dari seratus atau dua ratus ribu rupiah. Bagaimana kita menjelaskan soal ini? Sssst…, ke depan alih­alih karena masuk kategori gratifikasi dan dianggap korupsi, penghulu dan kepala KUA tidak dibenarkan lagi makan di pesta perkawinan. Wah…!

Harus dipahami, seperti sering di utara­kan Kakanwil, bahwa besarnya harapan masyarakat dan masukan ter hadap pelayanan publik yang dilakukan Kementerian Agama seperti penyelenggaraan haji, pelayanan kehidupan keagamaan, peningkatan ku­alitas pendidikan agama dan keagamaan, pening katan kualitas dan pemahaman agama, peningkatan kerukunan hidup umat beragama, harus dipandang sebagai

SALAM

05SantunanApril 2012

Juniazi

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Bidang. Penanggungjawab: Kepala Subbagian Hukmas dan KUB. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Juniazi. Sekretaris Redaksi: Khairuddin Aba. Redaktur Pelaksana: Muhammad Yakub Yahya. Redaktur: Mulyadi Nurdin; Muzakkir; Abdullah AR; Alfirdaus Putra; Zarkasyi Yusuf; Taharuddin; Suri Arniansyah; Mardin M. Nur. Pemimpin Usaha: Munawar. Wakil Pemimpin Usaha: Saifuddin. Keuangan: Darwin. Sirkulasi/Marketing: Amwar Citra Hutabarat. Staf Sekretariat: Fadhlan Mursal; Saiful Mahdi; Hartati; Nurbaiti. Layout: Jabbar Sabil; Khairul Umami. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag.go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan.

upaya untuk memotivasi kita agar kita berbuat lebih baik lagi di masa­masa akan datang.

Kritikan, masukan yang dialamatkan kepada Kementerian Agama termasuk yang dilontarkan kepada KUA, mestinya tidak mengendurkan semangat kita dalam bekerja dan memberi pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai aparatur Kementerian Agama, dalam melaksanakan tugas­tugas melayani masyarakat mestinya selalu berpegang teguh pada prinsip­prinsip agama, akhlak mulia dan senantiasa menampilkan budaya kerja yang profesional.

Sebagai aparatur Kementerian Agama yang menyandang nilai­nilai agama, akhlak dan integritas, seharusnya kita berada di garda terdepan dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, serta bebas dari praktik KKN dan perbuatan melanggar hukum. Apalagi agama mengajarkan kita untuk terus berbuat kebajikan dan meninggalkan perbuatan keji dan kemungkaran.

Mari kita bekerja keras, kerja cerdas dan bekerjalah dengan ikhlas. Tanpa pamrih dan mengharap imbalan. Tetap semangat dan teruslah bekerja Pak KUA, Pak Penghulu....![]

Page 6: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

06Santunan, April 2012

UTAMA

Kementerian Agama (Kemenag) kembali menjadi sorotan, setelah Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK) menetapkan institusi ini berintegrasi rendah. Menanggapi hal itu Inspektorat Jendral Kemenag M. Suparta, tidak membantahnya, malah ia mengakui bahwa KUA dinilai memberikan kontribusi terhadap rendahnya integritas Kemenag oleh KPK (detikcom, 29/2).

Menurutnya, hal itu berkaitan dengan jumlah tarif biaya nikah yang diterima di masing­masing KUA, melebihi tarif yang sudah ditentukan sebesar Rp 30 ribu. Tarif yang dibayarkan calon pengantin bisa sampai Rp 500 ribu. Menurut Suparta, hal itu terjadi karena tiga sebab, pertama, banyak pasangan yang menikah di luar jam kantor; kedua, menikah di luar jam kerja; dan ketiga, masyarakat memerankan penghulu melebihi dari yang semestinya.

“Banyak pasangan yang menikah pagi

Integritas KUA Rendah?di lapangan. Menurut Penghulu yang bekerja di Kecamatan Peudada tersebut, seharusnya nikah dilakukan di kantor, supaya tidak membutuhkan biaya tambahan, namun nyatanya masyarakat inginnya di tempat lain. “Di Peudada, saya pernah menikahkan pasangan yang berlokasi di pedalaman dengan jarak 40 km dari kantor,” ‘kisah sedih’ Abdul Hadi.

“Saya pahami, jika dituding Kemenag itu rawan ‘korupsi’. Sebab bagaikan kain putih, yang jika ternoda sedikit saja, Kemenenag itu kelihatan sekali belangnya. Sedangkan institusi lain, Pemda dan Pemkot/Pemkab misalnya, bagaikan kain berwarna­warni, jika ternoda walaupun belepotan sekali, tak kontras dilihat masyarakat. Dana yang dipermainkan pejabat itu memang sulit dideteksi masyarakat, memang kurang ‘nyaring gemerincing’, dan itu berbeda dengan biaya yang ‘disumbangkan’ masyarakat sendiri, misalnya kepada pelaksana nikah dari KUA, nyaring sekali dia ‘bersuara’,” jelas Tarmizi Yakub, SH, pengacara LBH Aceh.

Walaupun banyak tudingan dari pelbagai pihak kepada KUA, Kakankemenag Aceh Barat Daya, H. Syarbaini, SH, yang juga KUA Teladan Nasional, meminta para penghulu dan jajaran KUA, tak terpengaruh, dan kita menolak penilaian ‘miring’ yang dialamatkan pada Kemenag, khusus soal kutipan di KUA itu.

Kalau memang semua biaya nikah diserahkan kepada KUA untuk kelancaran prosesi akad nikah yang sakral dan sekali seumur hidup itu atas kesepakatan masyarakat sendiri, apanya yang harus diributkan, atau relakan saja akan nikah dilakukan di ruang KUA yang sederhana dan tawadhu’. Silakan masyarakat memilih sendiri, agar KUA lebih berintegritas (jujur, bersih, transparaan) di mata KPK.[]

— IsmuhaPasangan Pengantin Baru

Saya rasa biaya yang dikutip dalam proses perkawinan selama ini sudah wajar. Walau berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Misalnya saya menikah pada 3 Maret 2012 di masjid di Gampong Cibrek, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, kediaman istri, supaya lebih hemat waktu bagi keluarga ketika menghadiri acara tersebut.

Saya membayar biaya sebesar Rp 500 ribu, yang digunakan untuk semua keperluan tersebut, sehingga setelah akad nikah kami tidak perlu lagi menyediakan amplop kepada

pihak KUA yang menjadi wali nikah.Kalau biaya nikah hanya 30 ribu, pasti

tidak wajar, pegawai KUA itu manusia juga yang perlu biaya transportasi ketika melaksanakan tugasnya. Apalagi harus turun ke kampung kami yang jaraknya hingga 6 km dari jalan raya.

Isteri saya sempat ikut kursus calon pengantin juga sebelum akad nikah berlangsung, tapi saya tidak ikut karena berbagai kesibukan. Pokoknya semua biaya yang kami bayar sudah mencakup semua keperluan tadi. [mulyadi]

Biaya Tambahan,

Wajar

sekali, atau malam, dan juga hari Sabtu dan Ahad,” gambar Suparta (jurnalparlemen.com, 28/02). Hal itu menyebabkan masyarakat membayar lebih dari tarif yang sudah ditentukan. Alasan lain, banyak masyarakat yang memerankan penghulu bukan semata sebagai petugas pencatat nikah (PPN), namun juga pembaca doa, pemberi nasihat perkawinan, dan juga pemberi khutbah nikah. Akibatnya, masyarakat rela membayar lebih.

Memang tidak bisa dibantah selama ini masyarakat cenderung melaksanakan akad nikah sesuai dengan keinginannya, misalnya di masjid, aula, serta rumah, sehingga menyebabkan petugas KUA harus ke luar kantor untuk memenuhi keinginan masyarakat tersebut. Abdul Hadi, Salah seorang penghulu di Bireuen, yang dihubungi Santunan, mengakui beratnya beban penghulu dalam menjalankan tugas

Page 7: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

07SantunanApril 2012

Abdul HadiPenghulu KUA Kec. Peudada,

Kab. Bireuen

Dana yang dikutip saat pelaksanaan per­nikahan, sebagaimana anggaran dan uang lainnya, itu sangat sensitif. Kutipan untuk kebutuhan acara yang tanpa diiringi dengan rincian penjelasan, itu tentu lebih sensitif lagi. Ada empat fenomena dalam perkara ini. Pertama, sebagian saja dari warga masyarakat yang mempersoalkan, bahkan satu­dua saja yang mencoba meminta kuitansi, semacam slip ‘tanda terima’ misalnya, saat mendaftar dan pembimbingan di KUA kecamatan.

Kedua, sebagian besar yang memiliki hajat pernikahan, mungkin memaklumi dan tidak mempersoalkan kutipan itu. Mereka maklum, kerja aparatur di luar kantor, sejak mengkordinasi di lapangan, memimpin acara pernikahan, hingga usai, sampai dara baro-linto baro ke pelaminan, itu membutuhkan sejumlah uang tersendiri, dari ahlul hajat. Mereka bahkan paham, demi suksesnya acara sakral itu, ‘uang sedikit’ itu bukan persoalan, apalagi dibagi lagi dengan petugas di kantor yang bukan pegawai tetap, atau untuk kemaslahatan fasilitas KUA, atau untuk

Drs. H. Zuardi Zain. Pengurus DPW Muhammadiyah Provinsi Aceh

KUA Itu ‘Kain Putih’

Sebagai penghulu, saya telah berusaha maksimal untuk menjalankan tugas yang telah diamanahkan kepada kami dalam melayani masyarakat. Malah hampir semua permintaan masyarakat terkait teknis pelaksanaan nikah kami usahakan untuk dipenuhi. Kebanyakan masyarakat menginginkan akad nikah dilaksanakan di meunasah, masjid, bahkan di rumah, kami siap untuk memenuhinya. Hanya saja permasalahannya ketika kegiatan itu dilaksanakan di luar kantor dan jam kerja, akan sangat membebani kami, tapi karena ini tugas tetap kami penuhi.

Di Peudada, saya pernah menikahkan pasangan di wilayah Pinto Rimba yang berlokasi di pedalaman dengan jarak 40 Km dari kantor, berbagai tantangan kami hadapi dalam menjalankan tugas seperti itu, seperti biaya transportasi, kondisi lapangan yang berat, serta waktu yang diperlukan cukup panjang.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, tidak jarang kami pulang ke rumah hingga larut malam. Apalagi kalau kenderaannya mogok. Malahan banyak pasangan yang melakukan akad nikah pada hari libur. Seharusnya kami bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk urusan keluarga, tetapi kami rela menghabiskannya untuk pelaksanaan akad nikah di dalam masyarakat.

Hingga kini biaya operasional di kantor secara khusus, tidak tersedia untuk pelaks­anaan akan nikah di luar kantor, termasuk transportasi. Untuk itu biasanya masyarakat ikut berpartisipasi dengan memberikan sumbangan alakadarnya. Walaupun kami akui, banyak juga yang tidak memberikan sumbangan setelah akad nikah berlangsung, tapi karena itu sifatnya suka rela, kita tidak perlu berkecil hati, yang penting selalu bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. [mulyadi nurdin]

Taufik, SHI. Kepala KUA Kec. Baitussalam, Kab. Aceh Besar

Itu ‘Sedekah’ WargaAparatur di jajaran KUA Kecamatan, selama ini telah melaksanakan pelayanan, pen­catatan, penjadwalan, pemeriksaan berkas, dan pengutipan biaya pernikahan sesuai dengan aturan. Sejumlah tahapan itu me­mang di antara tugas pokok dan fungsinya. Namun, saat ditanyakan oleh catin (calon pengantin), wali, atau masyarakat, soal biaya, maka kepala KUA, penghulu, atau staf administrasi di kantor, selalu perlu menjelaskan, tentang rincian kebutuhan pelaksanaan pernikahan, selain angka res­mi yang hanya Rp 30.000 itu. Angka lebih dari jumlah itu dikutip, disetor saat pendaf­taran, pembimbingan, atau pelaksanaan, atas ‘kesepakatan’ aparatur gampong atau pihak calon mempelai dengan KUA, itu jika acara dilangsungkan di luar kantor, atau di luar hari kerja (Sabtu dan Ahad, misalnya).

Jadi, begitu masyarakat memberi dana melebihi dari angka di atas, untuk pelaksanaan acara, yang sebenarnya hajat

...biaya nikah yang diterima di masing-masing KUA, melebihi tarif yang sudah ditentukan sebesar Rp 30 ribu. Tarif yang dibayarkan

calon pengantin bisa sampai Rp 500 ribu.

Lebih Banyak Nikah di Luar KUA

perangkat gampong (juga saksi), atau untuk petugas masjid, yang tidak dialokasikan oleh lembaga yang lebih tinggi di atasnya.

Ketiga, masuk akal jika petugas memungut melebihi dari aturan. Kutipan yang bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan lain, kota dan pinggiran kota, antara satu kabupaten dengan lainnya, itupun sudah ada ‘kesepakatan’ di tingkat gampong atau muspika, walaupun tidak tertulis. Besaran ‘amplop’ itu seperti ada ‘kesepahaman’ antara calon pengantin atau wali dengan petugas, menurut daerah yang didatangi pelaksana.

Keempat, masyarakat memang kentara sekali melihat yang terjadi di Kemenag. Ujung tombak kementerian itu di keca­matan, ialah KUA. Padahal pada instansi lain, di Dirjen Pajak misalnya, lebih ‘dahsyat’ per­mainan atas dana rakyat, daripada di KUA, yang sering warga melihat institusi ‘jalan surga’ itu bagaikan ‘kain putih’. Sedikit ter­coreng, langsung tampak noda dan belang­nya. [yakub]

sakral itu agenda keluarga catin atau masyarakat, dan yang sebenarnya pihak KUA hanya melakukan pencatatan, maka menurut kita, angka itu sebagai ‘sedekah’ warga atau pihak yang punya hajat kepada kita, bahkan ‘amplop’ itu juga kepada para saksi dan pihak pengelola tempat, misalnya meunasah atau masjid.

Oleh karena itu, kita cuma menjelaskan kondisi lapangan dan tahapan yang mesti dilakukan dalam prosesi sebuah pernikahan, termasuk pembimbingan dan penasehatan, tapi soal besaran angka yang dikasih oleh warga, itu menurut keikhlasan, kesanggupan, dan kebiasaan setempat. Jadi, tudingan bahwa KUA mengambil biaya pelaksanaan nikah melelebih dari yang ditetapkan, itu lebih pada faktor pemahaman segelintir warga saja, yang tidak pernah berhadapan dengan kerja sosial, yang dalam hal ini, KUA ikut dilibatkan keluar kantor bersama masyarakat. [yakub]

Page 8: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

08 SantunanApril 2012

Selama puluhan tahun, aparatur di jajaran Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan, telah melaksanakan pelayanan, pencatatan, penjadwalan, pembimbingan, penasehatan, pemeriksaan berkas, pelaksanaan, dan pengutipan biaya pernikahan sesuai dengan aturan. Tahapan untuk perkawinan seperti itu, memang sudah tugas pokok dan fungsi jajaran KUA, sebagai unit terkecil, sebagai ujung tombak Kementerian Agama di kecamatan.

Pelaksanaan, administrasi pernikahan, juga pengadaan buku nikah (Kutipan Akta Nikah) itu perlu biaya. Keputusan Presiden Nomor 51/2000, tanggal 11 Juli 2000 telah mengatur, bahwa besaran biaya nikah dan rujuk (NR) yang disetor ke kas negara ialah Rp 30.000. Biaya itu dua tahun lalu disetor melalui Kantor Pos, tapi sekarang langsung ke rekening bendahara di Kemenag kota/kabupaten.

Pemasukan Negara bukan Pajak (PNBP) ini aturan yang mesti dijalankan oleh pelaksana, jika perkawinan diadakan di kantor, dalam jam­jam dinas, atau hari kerja. Maka, jika tidak demikian, artinya pelaksana harus ke lapangan, ke rumah, masjid, atau ujung gampong, atau bukan hari kerja (bahkan ada yang sore dan malam), aturan lain juga membenarkan pihak KUA memungut lebih, untuk operasional pelaksana acara, seperti biaya transportasi. Angka itu tergantung kesepakatan dan nilai rasional dalam setiap operasional, menurut wilayah.

Jadi, untuk kutipan di luar Rp 30.000 di atas, dibenarkan berdasarkan KMA (Keputusan Menteri Agama) Momor 298/2003 tentang Pencatatan Nikah. Kepada pelaksana (sekarang penghulu, sebelumnya PPN atau Pembantu PPN), diberikan honorarium sesuai ketentuan yang ditetapkan Kanwil Kemenag, demikian isyarat pasal Pasal 4 ayat (4) itu.

Angka lebih dari jumlah itu dikutip, disetor saat pendaftaran, pembimbingan, atau pelaksanaan, atas ‘kesepakatan’ aparatur gampong atau pihak calon mempelai dengan KUA, itu jika acara dilangsungkan di luar kantor, atau di luar hari kerja (Sabtu dan Ahad, misalnya).

FitnahNamun di lapangan, masyarakat ada saja

yang kurang memahami akan kebutuhan tersebut. Sehingga ada yang menuding KUA itu memungut biaya di luar standar. Padahal saat ditanyakan oleh catin (calon pengantin), wali, atau masyarakat, soal biaya, maka kepala KUA, penghulu, atau staf administrasi di kantor, selalu perlu menjelaskan, tentang rincian kebutuhan pelaksanaan pernikahan, selain angka resmi yang hanya Rp 30 ribu itu.

Angka lebih dari jumlah itu dikutip, disetor saat pendaftaran, pembimbingan, atau pelaksanaan, atas ‘kesepakatan’ aparatur gampong atau pihak calon mempelai dengan KUA, itu jika acara dilangsungkan di luar kantor, atau siang Sabtu dan Ahad, misalnya. Sehingga tak jarang kita dengar, apa ada ‘korupsi’, ada ‘KKN’ di KUA?

Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Ridwan Qari, menjelaskan bawa untuk per BUP biaya operasional yang sebesar Rp 24 juta per tahun bagi KUA itu, tidak diperuntukkan untuk kursus calon pengantin, untuk operasional pelaksanaan nikah oleh KUA, belum sampai ke arah itu. Dalam dua tahun lalu, seluruhnya berada di akun 52. Kita bisa bayangkan bagaimana bisa dikeluarkan untuk kepentingan seperti itu, untuk pembangunan, kesumberdayaan manusia bagi masyarakat.

“Sementara itu ada juga biaya lain, dari

bank BPNR itu, tidak efektif jika dilakukan di kecamatan, karena beda jumlah nikah pada satu kecamatan dengan kecamatan lain. Ini seharusnya biaya pencatatan nikah itu dinaikkan. Jika pemerintah sanggup, tidak perlu ada biaya nikah. Kalau pemerintah tidak sanggup, jangan biarkan seperti itu, tapi tingkatkan berapa idealnya, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam masyarakat yang menyebabkan ada fitnah,” harap Kabid Urais soal kutipan KUA yang di luar angka resmi itu.

Dari laporan KPK, Kemenag termasuk satu lembaga yang berintegritas rendah, terutama dalam pelaksanaan nikah di KUA. Menurut komisi itu, KUA sering menunaikan kegiatan di luar kantor. “Tapi ini sampel di lapangan betapa luas dan besarnya kerja KUA, bukan temuan penyelewengan yang boleh dinilai, bahwa KUA berintegritas rendah,” bantah H. Ridwan Qari

Ada KKNdi KUA?

Page 9: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

09SantunanApril 2012

“Hal yang menarik dari temuan KPK, memang dapat disebut bahwa kita dari sisi koordinasinya rendah. Kita juga harus memahami, sebetunya KUA itu adalah ujung tombak dari Dirjen Umat Islam, tetapi secara faktual, itu baru dimiliki oleh Urais (Urusan Agama Islam). Itu yang saya pikir, apa saja yang disampaikan KPK itu, bisa saja benar, karena tugas yang sangat melekat di KUA itu luar biasa untuk Bimas Islam. Namun kita tidak bisa menyalahkan KUA itu 100%. Nah pemerintah harus jujur dalam persoalan ini, pegawai kita di KUA itu seperti apa, jumlah sumberdaya manusia barapa?” tanya Kabid Urais Kemenag Aceh

Di luar jam kerjaMunculnya protes masyarakat terkait

maraknya ‘pungli’ dalam layanan nikah, menjadi perhatian serius Kemenag. Menanggapi protes tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenag, H. Bahrul Hayat, Ph.D, merasa terpukul. Selama ini tidak ada ‘pungli’ yang dilakukan aparatur Kemenag. Semua layanan yang ditangani kementerian sudah sesuai prosedurnya. “Petugas nikah itu bekerja di luar jam kerja. Mereka merelakan waktunya melayani masyarakat, tanpa imbalan apa pun dari pemerintah. Ini faktanya," keluh Bahrul Hayat.

Selama menjalankan tugasnya, sambung pejabat eselon I itu, tidak ada dukungan apapun dari pemerintah bagi petugas nikah. Padahal para petugas tersebut harus melakukan pelayanan di berbagai tempat. Setiap petugas, lanjut dia, tak hanya melayani pernikahan pada satu tempat saja. Petugas itu harus mondar­mandir ke

beberapa tempat lain. Letaknya tak selalu berdekatan, bisa sangat berjauhan. “Biaya operasional petugas pun tidak disediakan pemerintah. Mereka merogoh kocek sendiri untuk memenuhi kewajibannya. Apakah itu tidak dinilai sebagai pengabdian?" tanya Bahrul Hayat.

Menurutnya, tanggung jawab para petugas nikah itu tidaklah sederhana. Mereka dituntut bekerja tepat waktu, dengan kondisi alam yang tak menentu. Waktu pelaksanaan nikah pun tak selalu pada jam kerja. Jika kondisi tersebut masih juga dipermasalahkan, tutur dia, perlu ada solusi yang menyelesaikan beban kerja petugas nikah tersebut. Tidak pantas petugas nikah itu disalahkan, tanpa membeberkan penyelesaiannya. “Kami telah membuat beberapa usulan menyelesaikan persoalan tersebut. Tinggal butuh persetujuan atau tidak saja,” ‘gertak’ pejabat bertubuh tinggi besar ini.

Adapun usulan itu, terang Bahrul, di antaranya membatasi layanan nikah. Artinya petugas nikah tidak dibenarkan melakukan pelayanan pada waktu di luar jam kerja. Semua pernikahan dilakukan pada waktu­waktu kerja pegawai. Tak itu saja, dia pun mengusulkan kegiatan nikah tidak dilakukan di luar lokasi KUA setempat. Sehingga semua pelaksanaan nikah hanya dipusatkan pada kantor KUA. "Waktunya dibatasi, lokasinya juga dibatasi. Itu salah satu usulan saja, menjawab keluahan masyarakat," imbuhnya. Dengan begitu, kata Bahrul dapat memperkecil terjadinya pungli. Sehingga masyarakat pun menjadi lebih nyaman mendapatkan pelayanan nikah. “Sekarang

saya yakin petugas nikah setuju, terus masyarakat siap, tidak? Semua kegiatan pernikahan di lakukan di kantor KUA saja,” tuturnya.

Sedangkan usulan lainnya, menurutnya, pemberian dana operasional bagi petugas nikah. Para petugas nikah yang memberikan pelayanan diluar jam kerja dan berada pada tempat berbeda harus diberikan dukungan dana tersebut. Agar jangan seenaknya menuding KUA itu ber­KKN.

Terang-benderangMasyarakat memang kentara (terang)

sekali melihat apa pun yang terjadi di Kemenag, di ujung tombak kemenag (KUA) itu. “Padahal pada instansi lain, di Dirjen Pajak misalnya, lebih ‘dahsyat’ permainan mereka atas dana rakyat, daripada di KUA, dan sering warga melihat institusi ‘jalan surga’ itu bagaikan ‘kain putih’. Sedikit tercoreng, langsung tampak noda dan belangnya,” banding Drs. H. Zuardi Zain, mantan pejabat di Kanwil Depag Aceh.

Jadi, untuk menghindari kontroversi biaya nikah seperti yang terjadi di Kemenag daerah lain, juga soal anggaran lain, sudah seharusnya Kemenag Aceh berbenah dengan mengambil langkah­langkah yang strategis, produktif, serta akomodatif. Menyikapi persoalan tersebut dan masyarakat dikasih pemahaman dan pilihan, misalnya dengan cara mengatur dan menetapkan besaran (biaya nikah misalnya), secara transparan dan terbuka untuk publik,” ajak Direktur LBH Aceh (LBHA),Tarmizi Yakub, SH, alumni FH di salah satu universitas Medan itu.[]

KE KANTOR GEUCHIKUntuk mendapatkan:1. Surat keterangan untuk nikah

(model N1)2. Surat keterangan asal usul

(model N2)3. Surat keterangan orang tua

(model N4)4. Surat keterangan ke Puskesmas

untuk imunisasi IT

PELAKSANAAN AKAD NIKAH1. Upacara akad nikah

dilaksanakan di Balai Nikah (KUA) kecamatan

2. Atas permintaan yang bersangkutan upacara akad nikah dapat dilakukan di luar balai nikah

3. Memperoleh Kutipan Akta Nikah (Model NA)

KE KUAUntuk :1. Memberitahukan kehendak nikah2. Pemeriksaan nikah3. Membayar biaya pencatatan nikah

RP.30.000,- dan gratis bagi yang tidak mampu dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari Geuchik yang bersangkutan

4. Mengikuti pendidikan pra nikah oleh BP.4 dalam masa 10 hari sebelum akad nikah

KE PUSKESMASUntuk :1. Imunisasi TT I bagi calon

pengantin wanita2. Imunisasi TT II dapat

diperoleh di mana saja dengan menunjukkan kartu/bukti Imunisasi TT I

Sumber: URAIS Kemenag Aceh

PROSES NIKAH

Page 10: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

10 SantunanApril 2012

Biaya nikah bervariasi, penyebabnya?Biaya pencatatan nikah memang

sebesar Rp 30.000. Perlu diketahui bahwa pelaksanaan pernikahan itu bukan kegiatan kantor, tapi urusan masyarakat luas. Bahkan termasuk seulangke (kalau di Aceh), atau sesuai dengan adat setempat. Biasanya semua kebutuhan biaya tersebut dikumpulkan oleh masyarakat, sekaligus dengan biaya yang disetor ke kas negara,sehingga kesannya itu menjadi biaya pencatatan nikah. Variasi kebutuhan biaya nikah, memang tidak bisa dihindari antar kabupaten, bahkan antar kecamatan.

Siapa yang menetapkan besaran biaya?Biaya yang bervariasi tadi tidak ditetapkan

oleh KUA. Malahan musyawarah gampong yang menetapkan berapa biaya, yang harus disediakan untuk acara pernikahan. Perlu diingat bahwa biaya pencatatan nikah sebesar Rp 30 ribu itu seluruhnya dilakukan di kantor. Namun kenyataannya, masyarakat kita tidak mau di kantor. Negara juga tidak mengatur bagaimana kalau Pejabat Pencatat Nikah (PPN) keluar kantor, menuju mesjid atau gampong. Darimana biayanya, sehingga

Drs. H. Ridwan Qari. Kabid Urais Kanwil Kementerian Agama Aceh

KUA Sudah Proseduralmasyarakat bersedia menyumbang untuk kebutuhan tersebut, jadi tidak ada paksaan.

Ditambah lagi sekarang ada kursus calon pengantin yang dimotori oleh Kanwil dan Kankemenag dan dilaksanakan oleh lembaga BP4. Lembaga itu kan tidak mempunyai sumber dana resmi, sehingga pembiayaannya bisa dari APBN, APBD, juga sumber lainnya yang tidak mengikat dan halal, sehingga calon pengantin juga ikut memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan kursus tersebut demi kelanggengan keluarga di kemudian hari.

Bagaimana dengan biaya operasional KUA?

Biaya operasional KUA sangat terikat, yang ada untuk biaya peningkatan sumber daya manusia, biaya perjalanan. Untuk BOP biaya operasional yang sebesar 24 juta per­tahun bagi KUA itu tidak diperuntukkan untuk kursus calon pengantin, belum sampai ke arah itu. Dalam dua tahun lalu itu seluruhnya berada di akun 52. Bayangkan bagaimana bisa dikeluarkan untuk kepentingan seperti itu.

Seharusnya biaya pencatatan nikah dinaikkan, atau bagaimana?

Kalau pemerintah sanggup mensubsidi, tidak perlu ada biaya nikah. Kalau pemerintah tidak sanggup, tingkatkan berapa idealnya dikutip dari masyarakat, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam masyarakat yang menyebabkan ada fitnah.

Dari laporan KPK, Kemenag termasuk lembaga yang berintegritas rendah, terutama dalam pelaksanaan di KUA, kiban nyoe?

Itu hal yang menarik dari temuan KPK, memang kita dapat sebutkan, dari sisi koordinasinya rendah. Kita harus memahami

sebetunya KUA itu adalah ujung tombak dari Dirjen Umat Islam,

tetapi secara faktual itu baru dimiliki oleh Urais. Ini yang saya

pikir, apa yang disampaikan KPK itu bisa saja benar, karena

tugas yang s a n g a t melekat di KUA itu luar

biasa untuk Bimas Islam.

Kerja yang belum banyak tersentuh mungkin zakat dan wakaf. Kita tidak punya data wakaf produktif, itu bagian dari integritasnya rendah bagaimana membangun ekonomi umat bisa lebih maju. Jadi masih fokus untuk Urais dan itu pun dapat kita sebut khusus pencatatan NR.

Padahal pembinaan keluarga sakinah di KUA kita akui itu belum jalan, pembinaan masjid, kemitraan umat Islam, hisab dan rukyat, pengukuran arah kiblat, produk halal itu masih di jajaran Urais, dan ini belum sepenuhnya tercover di KUA. Tetapi kita tidak bisa menyalahkan Kantor Urusan Agama itu 100%. Nah, pemerintah harus jujur dalam persoalan ini, pegawai kita di KUA itu seperti apa, jumlah sumberdaya manusia barapa?

Sudah sesuai sekarang, beban kerja, jumlah pegawai, dan biaya operasional?

Tidak, jumlah beban kerja itu luar biasa di KUA. Bayangkan tiga bidang Kanwil Provinsi (Urais, Penamas, Zakat Wakaf dan Haji) ­­terutama sekali untuk pelaksanaan manasik haji bagi jamaah haji­­ itu semua di KUA. Pegawai negeri kita di sana masih sangat kurang. Apakah mungkin dengan pegawainya yang sangat terbatas melayani tugas yang cukup besar. Idealnya pegawai KUA itu paling kurang tujuh orang, tetapi yang baru ada, rata­rata dua setengah orang.

Sebenarnya perlu penambahan tenaga. Maka Urais cukup bersikeras dulu, ketika ada permohonan izin melanjutkan sekolah bagi pegawai yang baru berpendidikan SMA/sederajat. Kita selektif betul dalam memberikan izin, kalau tidak sesuai dengan kerja KUA, kita tolak permohonanannya. Karena mengadakan pegawai di KUA itu sangat sulit.

Biaya nikah secara resmi Rp 30 ribu, tapi warga memberikan lebih. Apakah ini termasuk korupsi atau gratifikasi?

Kalau untuk kontek kewilayahan di Indonesia, belum bisa dinyatakan itu gratifikasi. Kalau kita berpikir di Aceh agak lumayan. Kita berangkat umpamanya ke Kalimantan, mereka harus naik boat untuk melayani pernikahan, lalu bagaimana tidak mengharapkan partisipasi masyarakat.

Seharusnya nikah itu di mana?Dalam aturan, pernikahan itu idealnya di

KUA. Datang ke sana, bawa biaya Rp 30 ribu, diperiksa, dinasehat, dicatat, dijadwalkan, dan dilaksanakan disitu. Lalu pulang bawa buku nikah. Bahkan bagi yang miskin, buat Surat Keterangan miskin, dapat digratiskan

Page 11: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

11SantunanApril 2012

Untuk menghindari kontroversi biaya nikah seperti yang terjadi di Kemenag provinsi lain, sudah seharusnya Kemenag Aceh berbenah dengan mengambil langkah­langkah yang strategis, produktif serta akomodatif. Kemenag Aceh sebagai satu­satunya institusi di daerah otonomi khusus yang berbasis syariat – walaupun Mahkamah Syar'iyah (MS) Aceh saat ini belum sepenuhnya menjadi peradilan tunggal seperti yang diamanatkan dalam pasal 128, UUPA Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh—dengan kelebihan dan kekhususannya dapat membuat terobosan dan mengambil kebijakan yang cepat, tepat dan memenuhi rasa keadilan di masyarakat. Sehingga Kemenag Aceh menjadi pelopor dan contoh bagi Kemenag daerah lain di Indonesia dalam melakukan reformasi birokrasi. Apalagi saat ini Kakanwil Kemenag Aceh dipimpin oleh intelektual muda, energik, dan visioner.

Polemik besaran biaya nikah di Kemenag atau di KUA saat ini, sebenarnya tidak perlu terjadi, dan mudah­mudahan di Aceh tidak akan pernah terjadi. Apabila Kemenag Aceh tanggap, bijak serta arif dalam menyikapi persoalan tersebut, dan masyarakat dikasih pemahaman dan pilihan, misalnya dengan cara mengatur dan menetapkan besaran biaya nikah secara transparan dan terbuka untuk publik, contohnya, kalau menikah di kantor dan pada hari kerja biayanya Rp 30.000, menikah di luar kantor tapi pada hari kerja Rp 300.000, menikah di luar kantor dan pada hari libur Rp 500.000 – Rp 1.000.000 misalnya, pasti masyarakat tidak akan komplain atau keberatan. Hal ini sudah dijalankan dan di buktikan oleh MS. Walaupun biaya perkara perceraian di MS mencapai Rp 500.000 lebih, tapi masyarakat tidak keberatan, apalagi penyetoran uang tersebut memakai jasa atau via bank. Sedangkan mengenai pemberian atau ‘amplop’ di luar biaya resmi kepada petugas, atas dasar suka rela, itu lazim dan sah­sah saja.

Kalau metoda ini di laksanakan dan diterapkan oleh Kemenag Aceh, InsyaAllah polemik atau ‘prahara’ biaya nikah tidak akan terjadi di bumi syariat. Apalagi bila Kemenag Aceh bisa melakukan subsidi silang dengan mengutip biaya maksimal bagi orang mampu/kaya yang menikah dan menggratiskan orang miskin yang memiliki Surat Keterangan miskinyang hendak menikah. Serta memverifikasi orang­orang yang sudah menikah, tapi belum tercatat dan belum memiliki surat/buku nikah dengan harga yang wajar dan pantas, terutama bagi mereka yang menikah di era masa konflik Aceh dan sebelumnya. Andai hal ini di laksanakan oleh Kemenag Aceh , sungguh sangat bagus dan luar biasa. Apalagi menyikapi putusan MS terkini tentang anak dan perkawinan siri. [yakub]

Tarmizi Yakub, SHDirektur Lembaga Bantuan Hukum Aceh (LBHA)

yang Rp 30 ribu itu. Cuma kesan masyarakat kita, menikah di KUA itu seakan­akan sesuatu yang tidak ‘wah’, atau mungkin ada kesan miring di masyarakat tertentu. Misalnya akan disebut, “ini masalah apa, kok menikah di KUA.” Padahal menikah di masjid juga belum bisa kita sebutkan itu sunnah.

Apakah mungkin itu diterapkan?Bisa, jika masyarakat memang mau tunduk kepada aturan

itu, mulai dari A sampai Z, untuk pencatatan nikah itu di KUA. Saya pikir, sosialisasi sudah cukup panjang dilakukan, UU pencatatan nikah ini sejak tahun 1946, tetapi karena masyarakat memang tidak terbiasa menikah di KUA, bahkan pejabat negara kita pun tidak mau menikahkan anaknya di KUA. Apalagi masyarakat biasa, kalau misalnya seorang Presiden menikahkan anaknya di KUA, mungkin itu akan menjadi dakwah yang cukup besar, penting itu!

Kalau biaya-biaya di luar pencatatan, seperti biaya saksi, wali, pembaca doa, itu atas beban siapa?

Itu yang tadi disampaikan, yang berbeda­beda, ada yang Rp 200 ribu, Rp 250 ribu, semua sudah include di situ. Termasuk kemakmuran masjid, kadang juga di situ. Kesimpulanya, kita tidak bisa memisahkan pernikahan ini dari adat masyarakat. Dengan adatnya itu, mereka sangat senang, bahagia kalu dia menikah dengan prosesi adat istiadat yang dilakukan di situ, dan beban biaya itu bukan persoalan bagi masyarakat kita.

Jadi, soal biaya itu tidak perlu dibesar-besarkan?Menurut kami, itu tidak perlu. Sepanjang masyarakat

ridha, menikmati, ada pelayanan yang dirasakan cukup, tidak terkurangi hak mereka sebagai orang yang dilayani, dan masyarakat kita sepertinya baik­baik saja.

Berarti KUA selama ini bejalan sesuai aturan?Ya, sesuai dengan aturan atau prosedural, tidak ada

tekanan dari Kepala KUA atau PPN (penghulu), bahwa dia harus membayar sekian. Dan jumlah itu biasanya sudah ‘disepakati’ di tingkat kecamatan oleh semua aparatur gampong. Mereka yang membuat kesepakatan dengan mempertimbangkan hal­hal lain yang mereka hadapi untuk kesepakatan itu.

Ada pesan untuk kepala KUA terkait isu (pungutan tidak lazim) itu?

Pesan kami kepada Kepala KUA, sebaiknya aturan itu ditegakkan. Jangan masyarakat dilayani oleh oknum jajaran KUA, misalnya di rumah atau warung, tapi mesti ke KUA untuk didapati informasi secara transparan. Bagaimana masyarakat bisa kita ajak menikah secara lebih praktis dan murah di KUA, itu terus menerus kita suarakan.

Nah kalau pun masyarakat memberikan sumbangan, jangan sampai sumbangan itu karena keterpaksaan, tekanan, atau mencari keuntungan. Saya tidak ingin seperti itu. Masyarakat kita baik­baik, begitu ramah, dan familiar. Banyak masyarakat yang peduli terhadap KUA, seperti KUA ada yang menyumbang kipas angin atau buku­buku, oleh warga yang menikahkan anaknya di tempat itu, karena perhatiannya. Artinya masyarakat sangat memberi perhatian untuk itu.

Lantas, bagaimana dengan KUA yang saat ke lapangan, tidak diberikan uang jalan?

Saya kira itu bagian dari “Ikhlas beramal” di Kemenag, masyarakat harus tetap dilayani, dan dinikmati saja dinamika itu. Paling kurang mereka sudah dapat makan siang, alhamdulullah. Ya, seluruhnya tidak diukur dengan uang, kadang ada di tempat tertentu, tidak ada di tempat lain. Rezeki kita sudah ditentukan oleh Allah Swt, dan sesuai perjanjian kita dalam rangka dinas di Kankemenag ini. [mulyadi nurdin/yakub/fadlan]

Biaya Nikah,Belajar pada MS

Page 12: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd. didampingi Kepala Bidang Mapenda Drs. H. Saifuddin dan Kasubbag Hukmas dan KUB Juniazi, 4 April lalu mengadakan kunjungan kerja dan bersilaturrahim dengan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang dan Pemerintah daerah setempat. Aceh Tamiang dikenal dengan sebutan Negeri ”Bumi Muda Sedia”. ”Ini konsolidasi sekaligus pembinaan aparatur Kementerian Agama di daerah,” komentar Kakanwil.

Kunjungan kerja kali ini sedikit menarik, Kakanwil dan rombongan disambut lang­sung oleh Bupati Aceh Tamiang, Drs. H. Abdul Latief, dipeusijuek dan dijamu makan siang di pendapa bupati. Kain songket dan kopiah kuning ala melayu pun disandang Pak Kakanwil. Gerakan lincah tarian Ranup Lampuan dibawakan dengan apik oleh siswi

Silaturrahim dan Menebarkan Salamdi Bumi Muda Sedia

Dari Kunjungan Kerja Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh ke Kabupaten Aceh Tamiang

Juniazi

12Santunan, April 2012

KHUSUS

Pimpinan boleh saja berganti, namun semangat dan spirit dalam bekerja harus terus berevolusi dan berkembang“

Page 13: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

13SantunanApril 2012

Silaturrahim di zaman Rasulullah, imbuh Kakanwil, terkenal dengan orang yang bersegera kepada kesalehan dan kebaikan (al-ihsan), banyak sedekah dengan amal­amal kebaikan yang akan mendorong kepada kesejahteraan sosial. Efeknya akan membuat seseorang memiliki dada yang lapang, jiwa yang suci, dan berbagai keutamaan dan kemuliaan dalam dirinya. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang populer akan manfaat silaturrahim, ”La yadkhulul jannata qaathi’’”. (Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan tali slaturrahim). Inti dari silaturrahim adalah menghubungkan atau mewujudkan tali persaudaraan. Dengan bertemu, kemunikasi akan terhubungkan dengan baik dan benar.

Kakanwil menjelakan bahwa penghuni syurga kelak, dikabarkan dalam ayat dan ayat suci, tidak lagi melakukan amal atau pekerjaan lagi, sebagaimana masa di dunia hari ini. Silaturrahim dan menebarkan salam di antara sesama penghuni syurga, adalah dua kebiasaan masyarakat surga setiap hari.

”Jadi, andai kita di dunia hari ini mampu memanifestasikan nilai­nilai dan kebiasaan penghuni syurga (memintal tali persaudaraan dan menebarkan kedamaian), insya Allah kita pun dirindukan oeh surga. Silaturrahim dapat menambah rezeki dan memanjangkan umur, demikian janji Allah sebagaimana diriwayatkan dalam hadits,” ujar Kakanwil di hadapan ratusan hadirin.

Pada bagian lain, Kakanwil mengajak

seluruh aparatur Kemenag setempat untuk bekerja bukan karena pimpinan dan sistem harus berjalan. ”Sebagai aparatur Kementerian Agama, saat ini, kita mengabdi dan bekerja di Kementerian Agama dan masyarakat, bukan karena pimpinan dan sosok tertentu. Namun, prinsip awal kita beramal dan mengabdi, saat ini, karena amanah Allah, untuk mengabdi dan beramal bakti. Pimpinan boleh saja berganti, namun semangat dan spirit dalam bekerja harus terus berevolusi dan berkembang. Prinsip ini sebetulnya yang perlu ditanamkan pada setiap diri pribadi aparatur Kementerian Agama, meskipun tanpa pimpinan, berganti pimpinan, namun sistem kerja dan roda kepemimpinan harus berjalan sebagaimana mestinya,” ujar Kakanwil.

Kunjungan kerja kali pertama Kakanwil di Bumi Muda Sedia ini dirangkai dengan dialog dengan aparatur Kementerian Agama setempat. Dalam dialog yang dipandu Ka­kankemenag H. T. Helmi, Kakanwil me­min ta jajaran Kemenag setempat untuk melahirkan model­model pengelolaan lem­ba ga pendidikan agama dan keagamaan di daerah itu. Sehingga diharapkan ke depan setiap daerah punya model­model lembaga agama dan keagamaan yang dapat dijadikan contoh dan pioner.

Dalam kunjungan dua hari penuh itu, Kakanwil juga berkesempatan mengunjungi KUA Karang Baru, Madrasah, dan Pondok pesantren di wilayah tersebut. []

madrasah di tengah terik matahari. Suasana pun benar­benar meriah. Tak bisa disembu­nyikan rasa haru dan bangga Pak Bupati de­ngan kedatangan Pak Kakanwil. Cerita lama pun keluar dari mulut Bupati mengenang soal kedekatannya dengan pak Kakanwil. ”Antara saya dan ayahanda Pak Ibnu Sa’dan ada hubungan kekeluargaan yang baik saat saya menjadi Camat Kecamatan Idi, waktu itu. Pak Ibnu ini teman anak saya Edy. Seka­rang sudah jadi Kakanwil,” ujar Bupati saat mengawali sambutan selamat datang.

Setelah dipeusijuek oleh Bupati, Ketua MPU, Ketua Mahkamah Syar’iyah, Kakankemenag dan Ketua Huda setempat, Kakanwil diminta menyampaikan sambutan dan arahannya dihadapan Bupati, Muspida dan jajaran Kemenag Aceh Tamiang.

Dalam sambutannya Kakanwil men­jelaskan makna silaturrahim dan menebar salam di kalangan umat Islam yang hari ini mulai luntur. Untuk itu, Kakanwil mengajak seluruh umat Islam kembali membudayakan silaturrahim dan menebar salam.

Menurut Kakanwil, dalam banyak hadits Rasulullah SAW telah memberikan garansi kepada seluruh ummatnya yang senantiasa memelihara tali silaturrahim, Sebagaimana janji Allah, dengan silaturrahim akan mem­perpanjang kualitas usia, dan membukakan pintu rizki dari jalan yang tidak diduga. ”Orang yang ingin dipanjangkan usianya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaklah ia memelihara silaturrahim antar sesamanya.”

Page 14: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

14Santunan, April 2012

PERISTIWA

Santunan—Singkil. Bersama 34 peserta dari masing­masing satuan kerja (satker), Kankemenag Aceh Singkil telah melaksanakan Pem­binaan Administrasi Keuangan di aula setempat (Selasa, 27/03). Acara dibuka oleh Kepala Kankemenag yang di wakili Kasubbag Tata Usaha Jufrizal, S.Ag.

Dalam arahannya, Jufrizal memo­hon kepada para peserta dapat mengaplikasikan ilmu itu dalam lingkungan satkernya masing­masing,

Pembinaan Administrasi Keuangandi Aceh Singkil

Kemenag Aceh Singkil Lantik PejabatSantunan—Singkil. Kepala Kankemenag Aceh Singkil malakukan rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Kankemenag Aceh Singkil (22/3). Pelantikan dan pengambilan sumpah dilaksanakan oleh Drs. H. Herman, atas nama Kakanwil Kemenag Aceh itu juga disaksikan Kasubbag TU dan para Kasi. Demikian laporan Mustafa, SE, staf pada Subbag TU pada redaksi Santunan.

Pejabat yang dilantik dan disumpah ialah, Kasi Mapenda Drs. Nanang SZ (sebelumnya Kepala Penyelenggara Zakat Wakaf); Kepala Penyelenggara Zakat Wakaf Ghazali, S.Ag (sebelumnya staf Kasi Urais dan Penyelenggeraan Haji dan Umrah); Kepala KUA Kecamatan Singkil Dermawansyah, S.Ag (sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Singkil Utara); dan Kepala KUA Singkil Utara Ajizar, S.Ag (sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Singkil).

Kemudian Kepala KUA Kecamatan Gunung Meriah Drs. Syamsuir (sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Suro); Kepala KUA Kecamatan Suro Drs. Hasbi (sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Gunung Meriah); Kepala KUA Kecamatan Kuala Baru H.

Sabaruddin, SHI (sebelumnya staf KUA Kecamatan Singkil Utara); dan Kepala KUA Kecamatan Pulau Banyak Drs. Jasmudin (masa jabatannya sudah lima tahun lebih, hanya diadakan mengukuhkan saja).

Terus Kepala MIN Pasar Singkil Baru

Hardin N, S.Pd.I (sebelumnya Guru MIN tersebut); Kepala MIN tersebut sebelumnya Syarifah Alawiyah, S.Ag (kini dimutasi menjadi Guru Dewasa MIN Pasar Singkil); dan Kepala MIS Al­Ikhlas Sidorejo yang dijabat Nasrullah, S.PdI. [mustafa/yyy]

Santunan—Sabang. Tidak kurang dari 80 muda­mudi memadati Aula Infokom Kota Sabang untuk mengikuti Kursus Calon Pengantin (suscatin) (4/4). Pembekalan untuk calon linto dan dara baro (calinda) diadakan atas kerja sama Kemenag Aceh, Badan Pembinaan Penasehatan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan BKKBN Aceh. Acara yang difasilitasi Kankemenag Kota Sabang ini dibuka secara resmi oleh Penjabat Wali Kota Sabang, H. Zulkifli, SH. Dalam sambutannya Wali Kota mengharapkan agar kegiatan ini hendaknya berkesinambungan agar dapat membentuk pribadi muslim dan muslimah sejati yang siap lahir dan batin dalam menghadapi bahtera rumah tangga dalam kehidupannya kelak. Selain itu, agar BP4 menjadi lembaga rujukan untuk penyelesaian permasalahan dalam perkawinan, sehingga angka perceraian dapat diminimalisir.

Kursus selama satu hari penuh itu menghadirkan pemateri kalaborasi dari provinsi dan daerah, di antaranya adalah, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. A. Gani Isa, SH, M.Ag, dan Drs. Nasrullah Jakfar, dengan materi perkawinan, psikologi keluarga, dan kehidupan berumah tangga.

Di sela acara, H.T. Pakeh Amin, dilantik sebagai Pengurus BP4 Kota Sabang oleh Ketua BP4 Provinsi Aceh, H. A. Gani Isa. untuk masa tugas 2012­2016. H. T. Pakeh Amin yang sehari­hari sebagai Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Sabang terpilih sebagai Ketua BP.4 Kota Sabang dibantu oleh Drs. Rusydi sebagai Sekum. [alfirdaus/yyy]

Launching Suscatindi Sabang

sehingga target Kemenag untuk mendapat Penilaian Wajar Tanpa Kecuali (WTP) dari BPK bisa terwujud. Soalnya Kemenag dalam memberikan laporan keungannya yang tiap tahun­nya selalu mendapatkan penilaian masih Wajar Dalam Pengecualian (WDP). Untuk itu, seperti dikutip staf pada Subbag TU, Mustafa, SE, pada 2012 Kankemenag Aceh Singkil akan melaksanakan Kegiatan Pembinaan Keuangan secara berkala dan berkelanjutan. [mustafa/yyy]

Page 15: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

15SantunanApril 2012

Mutasi di KemenagAceh Barat

Ketua Umum Perti Kunjungi STAI

Stadium GeneralS2 STAI Meulaboh

Pemkab Aceh Barat Santuni 1.000 YatimSantunan —Meulaboh. Bertepatan dengan momentum Maulid Nabi Saw 1433 H, Pemkab Aceh Barat telah menyantuni 1.000 anak yatim dari kawasan setempat (Ahad, 11/03). Dalam acara yang berlangsung di Masjid Agung Baitul Makmur Maulaboh, Pemkab juga (melalui Bupati) menyerahkan 61 unit kenderaan kepada pondok pesantren, imam masjid, dan penyuluh.

Wakil Ketua Panitia Pelaksana Maulid Akbar Kabupaten Aceh Barat, Drs. H. M. Arif Idris, MA (Kakankemenag Aceh Barat), menyampaikan, “Bahwa pelaksanaan maulid tingkat kabuapen tahun ini, di samping

Santunan—Meulaboh. Kemenag Kabupaten Aceh Barat melakukan mutasi para Kasi dan Kepala TU MAN dan MTsN di Lingkungan Kemenag Kabupaten Aceh Barat (Kamis, 15/03). Di antaranya pejabat yang dimutasi ialah Irwadi, SE (sebagai Kasi Pekaponteren), M. Wahab, Bukhari, S.Ag (Kepala Penyelenggara Zakat dan Waqaf), Teuku Darmasyah, S.Ag (Kepala TU MAN I Meulaboh), Sanadiwa, S.Sos.I (Kepala TU MTsN Suak Timah), Tharmizi, S.Sos.I (Kepala TU MTsN Model I Meulaboh), Ibrahim, SE (Kepala TU MTsN Woyla), Ainiyah, S.SI (Kepala TU MTsN Perembeue), Zulmijar, S.Si (Guru MTsN Suak Timah).

Dalam arahannya, Kakankemmeng Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, MA menyatakan bahwa mutasi sudah biasa dan lumrah serta sebagai promosi jabatan bagi pegawai yang berprestasi dalam bekerja, bagaimana kinerja yang ditunjukkan dengan giat serta mampu mengatasi semua persoalan di lapangan. Kakankemenag menyinggung juga, bagaimana hari ini kondisi pondok pesantren dan tanah waqaf yang ada di Aceh Barat yang harus mampu didata secara baik dan benar oleh kita, sehingga tidak tejadi persolan ke depan. [rid/lan]

Santunan—Meulaboh. Ketua Umum Persatuan Tarbiyatul Islamiah (Perti ) Pusat bersama rombangan mengunjungi STAI Tgk. Dirundeng Meulaboh (4/4). Ketua tim, Tgk. Drs. H. Faisal Amin, yang juga anggota DPR, beserta rombongan disambut Pimpinan STAI Meulaboh, Dr. Syamsuar Basyariah, M.Ag, didampingi Pembantu Ketua, Muchsinuddin MS, S.Ag.

Tgk. Faisal yang didampingi Muhammad Nazar (mantan Wagub Aceh), melihat per­kembangan STAI di pantai barat itu, dalam rangka persiapan untuk penegerian. Cita­cita mereka bersama anggota DPR RI dari Aceh akan memperjuangkan STAI Meulaboh menjadi PTN. Di samping akan membantu STAI Meulaboh, harapannya juga agar STAI selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas sebagai PTS favorit di sana.

Semua prodi di STAI Meulaboh telah terakreditasi dari BAN PT Jakarta dengan jumlah mahasiswa hampir 2.000 orang. “Ke depan sudah kita usul prodi­prodi baru, Prodi Bahasa Inggris, Fisika, Hukum Pidana Islam, dan Manajemen Pendidikan Islam. Mudah­mudahan Kemeng RI akan memberikan izin semua prodi tersebut, “ harap Ketua STAI Meulaboh, yang juga mantan KUA itu. [muhsin ms/biro aceh barat/yyy]

Santunan—Meulaboh. Para dosen dari IAIN Ar­Raniry Banda Aceh, atas undangan satu STAI di Aceh Barat telah memberikan kuliah perdana dalam rangka pembukaan S2 di Meulaboh. Acara akademik itu terjalin atas kerja sama antara IAIN dengan Sekolah Tingga Agama Islam (STAI) Meulaboh (4/3). Kuliah Umum (Stadiun General) S2 di STAI Tuengku Dirundeng Meulaboh menampilkan Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA (Rektor IAIN Ar­Raniry) dan Prof. Dr. Al yasa' Abubakar, MA (Direktur Pasca Sarjana IAIN).

Menurut Ketua STAI Meulaboh Dr. Syamsuar Basyariah, M.Ag, salah satu doktor alumni IAIN Ar­Raniry, saat pembukaan Kuliah Umum S2 IAIN Banda Aceh, “Hari ini kualitas SDM di Pantai Barat­Selatan cukup jauh ketinggalan dibandingkan dengan daerah lain di Aceh, maka STAI Teungku Dirundeng ingin bekerja sama dengan IAIN Banda Aceh untuk melakukan kuliah S2 dengn STAI ini sejak tahun 2012. Dengan adanya MoU tersebut, ke depan para guru dan dosen STAI Meulaboh dapat mengecap kuliah S2 juga di sini.” [muhsin/biro meulaboh/lan]

dengan penyantunan 1.000 anak yatim, juga diisi dengan tausyiah yang disampaikan Abuya H. Amran Waly Al­Khalidi dari Labuhan Haji. Lewat nasehat agama, Abuya menyampaiakan bagaimana kita harus meneladani kepimpinan Rasulullah Saw sebagai uswatun hasanah dalam kehidupan kita.”

“Rasulullah sebagai pemimpin yang disengani oleh lawan serta dihormati oleh kawan itu, karena akhlak yang mulia,” lanjut Abuya. Di akhir kegiatan, makan bersama yang menghabiskan 30 ribu paket nasi kulah bersama Muspida, guru, dan unsur SKPD,

serta para hadirin, tambah mengakrabkan suasanan maulid di halaman masjid itu. [muhsin/biro aceh barat/lan]

Page 16: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

16 SantunanApril 2012

Baitul Makmur Masuk100 Masjid Terindah

Santunan—Meulaboh. Dalam buku ”100 Masjid Terindah Indonesia” menyajikan sejarah, lokasi, data teknis dan keindahan dari 100 masjid yang ada di Indonesia. Buku ini menggunakan kertas dan cetakan kualitas terbaik agar dapat mendukung foto­foto resolusi tinggi dalam menyajikan keindahan dari 100 masjid terindah yang ada di Indonesia.

Masjid Agung Baitul Makmur salah satu yang terindah, merupakan Rumah Allah ke­banggaan kita dari Aceh Barat. Lokasinya di Jalan Imam Bonjol Meulaboh. Strategisnya memudahkan kita jangkau dengan kenda­raan umum ataupun kendaraan roda dua. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang

berkunjung ke mesjid indah ini datang un­tuk beribadah maupun hanya untuk menik­mati keindahan arsitektur masjid ini.

Dengan kubahnya yang berwarna dominan terang menjadikan masjid ini sangat indah dipandang. Menurut Sekretaris Umum BKM Masjid Agung, Muchsinuddun MS, S.Ag, “Sesuai penilain dari sebuah perusahaan Jakarta, yang setiap tahun ‘melihat’ 100 masjid terindah di Indonesia, maka telah ternilailah Masjid Agung Baitul Makmur salah satu dari 100 masjid terindah di Indonesia. Hasilnya telah dicetak dalam bentuk buku, dan bulan lalu, sudah dijual di toko buku di jakarta. Kita patut bersyukur untuk pilihan ini.” [muhsin ms/yyy]

Santunan—Meureudu. Kepala Kankemenag Kabupaten Pidie Jaya, Drs. H. Ilyas Muhammad, melantik dan mengambil sumpah 17 Kepala MI, MTs, MA, serta Kepala RA di Aula Dinas Pertanian Pijay (Pidie Jaya), Senin, 19/03. Mutasi tersebut pertama kali dilakukan sejak berdiri Kankemenag Pijay. Upacara pelantikan juga dihadiri sejumlah pejabat terkait dari Pemkab dan pejabat di lingkungan Kemenag Pidie Jaya.

Kakankemenag dalam arahannya mengatakan, bahwa mutasi perdana yang dilakukan ini jangan diartikan luar biasa, hanya biasa­biasa saja untuk penyelenggaraan, agar tidak timbul kejenuhan di suatu tempat. Kepada pejabat yang dilantik diharapkan harus berkerja yang lebih baik lagi di tempat yang baru dan harus membuat program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Karena di tempat tugas yang baru nanti harus duduk dengan dewan guru, Komite Madrasah, guna merumuskan program perioritas, hingga enam bulan ke depan akan dievaluasi kembali tentang perkembangan pelaksaan tugas ditempat yang baru tersebut.

Para Kepala Madrasah yang dimutasi di antaranya, Bakhtiar, S.Ag (Kepala MTsN Trienggadeng menjadi Kepala MAS Jeumala Amal); Marzuki, S.Pd (guru MTsN Trienggadeng dipromosikan sebagai Kepala MTsN tersebut); Agussalim, S.Ag (Kepala MTs Jeumala Amal dimutasikan menjadi kepala MTs Tgk. Syeik Pante Gelima); Muhammad Zainal, S.Ag (Kepala MTsN Pangwa menjadi Kepala MTsS Jeumala Amal). [abdul aziz/lan/yyy]

17 Kepala MA dan RA Dilantik

Santunan—Jantho. Tgk. Usman Muda, M.Si, salah seorang anggota DPRA, ikut menyemarakkan Maulid Nabi Saw di MAN Sibreh, kawasan Samahani, Aceh Besar (Kamis 08/03). Dalam ceramahnya, di hadapan ratusan siswa dan siswi MAN Sibreh dan para undangan, aktivis Partai Aceh itu mengupas panjang lebar sejarah sirah nabawiyyah dan menekankan pentingnya meneladani perilaku Rasulullah Saw dalam kehidupan kita sehari­hari.

Sebebum acara puncak, diawali de ngan laporan panitia yang disampaikan Thursina, M.P. Dilanjutkan sambutan Kepala MAN, Sudirman M, S.Ag, Camat Kuta Malaka A. Yani, BA, dan Kepala Kankemenag Aceh Besar Drs. Salahuddin, M.Pd. Acara kian meriah dengan turut sertanya penampilan aneka seni dan puisi dari siswa MAN Sibreh.

Anggota DPRA Ceramah Mauliddi MAN Sibreh

Turut hadir dalam acara tersebut ketua DPRK Aceh Besar Tgk. Saifuddin beserta anggota DPRK, utusan dari Kanwil Kemenag Aceh, Kadis Disdik Aceh Besar, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dari Aceh Besar maupun dari propinsi, serta seluruh Muspika dari Kecamatan Kuta Malaka. satria/lan

Page 17: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

17SantunanApril 2012

Santunan—Bireuen. MIN Cot Trieng Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen mengadakan pemilihan Pengurus Komite yang baru. Rapat yang dilaksanakan untuk memiilih dan menggantikan pengurus komite lama dihadiri wali murid, tokoh masyarakat setempat dan perwakilan dari Kankemenag Bireuen (15/3).

Kasi Mapenda Kemenag Bireuen, M. Yunus, M.Pd, dalam arahannya menjelaskan tugas dan fungsi dari komite madrasah. “Harapan kita, komite yang terpilih nantinya adalah orang yang bisa menjalin kerjasama dengan dewan guru, dan menjadi penengah bila terjadi kesalahpahaman antara madrasah dan masyarakat sekitarnya,” ujar Yunus, didampingi pengawas PAI, Azmi, S.Ag.

Abdul Wahab, Ketua Pengurus Komite yang lama yang sudah 30 tahun menjabat, meminta maaf apabila semenjak dirinya menjadi ketua komite mempunyai kekurangan. Dan berharap hubungan komite dengan dewan guru dapat ditingkatkan lagi. Kepala MIN Cot Trieng, Novera Kusumawati Putri, SAg menyambut baik pemilihan pengurus komite baru dan berharap dapat menjadi mitra kerja sejati dalam memajukan madrasah yang dipimpinnya. Hasil rapat memilih, Ketua Komite Nasruddin Adam (Kepala Desa Cot Trieng), Wakil Zainuddin Usman, Sekretaris Tgk Sofyan Idris, Wakil Yusnidar, dan Bendahara Molinda. [najib/lan]

MIN Cot Trieng Bentuk Pengurus

Komite Baru

Pra UAN, MAN 1 Sigli Gelar Tiga AgendaSantunan—Sigli. MAN Sigli 1 yang dalam dua tahun terakhir tercatat siswanya lulus UAN di atas 97% , sebelum musim ujian 2012 menggelar tiga kegiatan. Pertama, lanjut Waka Kesiswaan MAN 1 Sigli, Gusmarwan, S. Pd, peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, dengan penceramah langsung tiga siswa. Ini bagus, dalam rangka mempersiapkan da’i muda dengan intelektual dan moral yang baik. Kedua, do’a bersama menjelang UAN, dengan harapan Allah memudahkan dan memberikan kese­hatan dan lulus UAN dengan baik.

Dan ketiga, pembekalan siswa kelas XII dengan belajar tambahan sore, try out, agar mereka siap ikut UAN, dan mengikuti sosialisasi SNMPTN dan BidikMisi untuk melanjutkan ke PTN. Berdasarkan penilaian, MAN Sigli 1 Akreditasi A yang mendapat kesempatan baik untuk direkomendasikan mendaftar pada SNMPTN jalur undangan plus Beasiswa BidikMisi untuk keluarga yang ekonomi lemah/miskin.

Pada 2011/2012, siswa kelas XII ber­jumlah 253 orang. Dari jumlah tersebut, terekomendasikan pada SNMPTN jalur undangan sebanyak 97 orang. Mendaftar sebanyak 71 orang, 56 jurusan IPA, dan 15 jurusan IPS. Yang terekomendasikan Beasiswa BidikMisi 46 orang yaitu 42 orang jurusan IPA, 14 orang jurusan IPS, dan 15

orang non BidikMisi yaitu 14 orang jurusan IPA, dan 1 orang jurusan IPS. Pada umumnya pilihan mereka adalah Unsyiah, Unimal, dan beberapa orang di UI.

“Harapan Kepala Madrasah, Drs. Mu­hammad Amir, guru, dan orang tua wali siswa, moga mereka lulus dengan maksimal pada UAN, diterima di perguruan tinggi, khususnya siswa yang mendaftar melalui SNMPTN jalur undangan, serta Beasiswa BidikMisi. Terima kasih kepada Keluarga Besar MAN Sigli 1 yang telah bekerja untuk kemajuan madrasah. Semoga lulusan MAN 1 dapat bersaing secara baik di semua PT yang ada di Indonesia,” lapor Gusmarwan. [yakub]

Santunan—Jantho. Kompak dan akrab, demikian kesan dari peringatan Maulid Nabi Muhammad 1433 H di MIN Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar (15/3). “Walaupun dengan jumlah siswa 66 orang, dalam 6 kelas, kebersamaan dan kebersahajaan terasa sekali. Sampai para wali murid senang dan aktif menfasilitasi dan memasak kuah daging (kuah beulangong) untuk menu makan siang para tamu, dan membantu hingga usai acara.

Puncak maulid di kawasan yang berdekatan dengan pantai wisata Lampuuk, yang hancur dihantam tsunami enam tahun silam, diisi dengan siaraman rohani bersama Tgk. Musliadi dari Banda Aceh. Hadir pada acara, Kasi Mapenda Kemenag Aceh Besar yang diwakili Irwandi S.Ag. Di sela acara, juga dibagikan hadiah bagi para juara lomba MTQ, Azan, CC, Hafalan Doa dan Surat Pendek.

Bersama 300­an undangan tokoh dan warga sekitar, Kepala MI, Tgk. Marwan, SAg, mantan penyiar Radio Baiturrahman itu, tampak sumrigah dengan telah

berhasil merangkul para wali murid, hingga hampir semuanya terlibat dalam masak memasak untuk kenduri itu. “Moga dengan kebersamaan macam ini, model kerja sama di sini, di kecamatan yang banyak didonasi saat tahapan rekonstruksi habis tsunami oleh Turki ini, akan memudahkan perjalanan selanjutnya. Di samping agenda semacam ini, satu cara juga bagi para kepala madrasah untuk mengadirkan para wali murid,” gambar Marwan, putra Lhoknga yang juga qari itu. yakub

Murid Rayakan Maulid, Wali Hidangkan Kuah Beulangong

Page 18: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

18 SantunanApril 2012

Santunan—Jantho. Seluruh jenjang ma­drasah yang ada di komplek Madrasah Ter­padu Tungkob Kabupaten Aceh Besar mem­peringati Maulid Nabi Saw secara bersama, Rabu (11/4). Kegiatan didahului dengan me­nampilkan tarian Ranup Lampuan, Shalawat Badar dan rebana. Kemudian diisi dengan ceramah agama oleh Ustadz Umar Ismail, S.Ag. Turut hadir pada peringatan tersebut, Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin AR, Kepala Kankemenag Aceh Besar, Drs. H. Salahuddin, M.Pd, para Mus­pika Kecamatan Darussalaam, tokoh­tokoh masyarakat Gampong Tungkob, serta kepala­kepala madrasah dan pegawai di lingkungan Kankemenag Kabupaten Aceh Besar.

Ketua Panitia Kegiatan, Hj. Nuranifah, S.Ag menyatakan, bahwa kegiatan Maulid Nabi Saw ini adalah kegiatan tahunan per­

Maulid Madrasah Terpadu

Kepala MIN Pada Pemilukada

Anggota MPU Tes Baca

Kitab Kuneng

dana yang dilaksanakan dengan kepanitian bersama antara Madrasah Ibtidaiyah, Mad­rasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dalam Komplek Madrasah Terpadu. Pada kesempa­tan yang sama, Nuranifah meminta agar Kan­wil dan Kankemenag Aceh Besar agar terus membina, mengarahkan dan peduli terha­dap kemajuan komplek madrasah.

Dalam sambutannya, Saifuddin AR mem­beri apresiasi terhadap kegiatan per dana ini dan berharap agar komplek madrasah dapat terpadu dalam segala bidang. Umar Ismail dalam ceramahnya yang kocak, namun penuh pesan itu, menghimbau para siswa untuk terus beramal shaleh, meramaikan mssjid, belajar yang rajin dan selalu berdoa, “Karena orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong,” pungkasnya. [amwar]

Santunan—Banda Aceh. Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang khusus di Aceh dinamakan Majelis Permusyawaratan Ulama ( MPU), sukses mengadakan mubes (musyawarah besar) di Banda Aceh (26­29/3). Acara berkala MPU (dalam bahasa Arab, Al-Majlis Al-Istisyariy lil Ulamaa-i), digelar untuk pemilihan anggota utusan provinsi sebanyak 24 orang dan utusan kabupaten/kota sejumlah 23 orang. Semua mereka dites membaca kitab kuneng (kitab tanpa baris), menerjemahkan dan menjelaskan maksudnya.

Kitab ‘Arab gundul’ yang ditesbacakan itu bertajuk, “Rahmatu al-Umah fi Ikhkhtilafi al-Aimmah,” karya Abi ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdul Rahman Adimsyiqy Al­‘Usmany Asy­Syafy (ulama yang berkiprah pada kurun abad ke 8 Hijriyah). Demikian kabar dari Ketua MPU Aceh, Prof. DR. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA, selesai acara testing tersebut. Bertindak sebagai penguji, Pengurus MPU Aceh, Prof. DR. Tgk. H. Muslim Ibrahim; Drs. Tgk. H. M. Zaud Zamzamy; Tgk. H. Ismail Yacob; dan Drs. Tgk. H. Gazali Mohd. Syam.

“Calon anggota MPU Aceh periode 2012­2017 ini, sebelum di tes, banyak yang menanggapi untuk apa dites lagi bagi calon MPU tersebut, yang memang mereka orang­orang yang sudah biasa membaca Arab gundul. Tetapi sebagian mereka khawatir juga, tidak lulus tes nantinya. Peserta dari daerah kab/kota, rata­rata pimpinan pesantren dan peserta dan utusan provinsi kebanyakan dari akademisi (S­2 dan S­3), bahkan ada Profesor (Guru Besar),” jelas Tgk Adli Almaddany, purnabakti Kanwil Kemaneg Aceh, Pengurus MPU Aceh, yang juga panitia pelaksana agenda di di Asrama Haji itu.

Ketua MPU Aceh Tgk. H. Muslim Ibrahim, menjelaskan bahwa tes itu sebagai peningkatan dari Mubes MPU yang lalu. Hanya Surat Keterangan mampu membaca ‘kitab kuning’ sebagai tambahan hasil Mubes ke 3 ini, yang akan diukur sejauh mana kemampuan para anggotanya. Setelah terpilih sebagai anggota sejumlah 47 orang ini, akan diadakan pemilihan pengurus lengkap dari anggota yang sudah terpilih itu. [amwar/yakub]

Santunan—Sigli. Pada pelaksanaan pemilukada, Senin 09/04/12 dua Kepala MIN yang tampak di Tempat Perhitungan Suara (TPS) Mesjid Runtoh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie di antaranya Kepala MIN Mukim Arusan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie Nazarullah ZA, S.Ag selaku Ketua KPPS Pemilukada dan Abdul Aziz, S.Ag Kepala MIN Titeue Keumala Kabupaten Pidie.

Pada hari tersebut mereka mengemban tugas sebagai KPPS diantaranya mulai dari ketua memimpin rapat pemungutan suara dan memberi penjelasan proses pemeberian suara, menerima pemilih yang akan masuk ke dalam TPS, dan membubuhkan nomor urut kedatangan pada surat pemberitahuan

untuk memberikan suara di TPS dan beberapa item tugas lainnya seperti yang tertulis pada Pembagian Tugas Anggota KPPS yang dikeluarkan oleh KIP. [lan]

Page 19: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

19SantunanApril 2012

MIN Cot MeurakKandas di Awal Penyisihan

MI Gugus Jeumpa-JuliSeleksi Peserta Porseni

Lolos ke Porseni Kabupaten

Santunan-Bireuen. Skuad Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Cot Meurak Bireuen terpaksa rela tidak maju ke ajang personi Kemenag Kabupaten Bireuen, pasalnya mereka kalah di babak pertama saat penyisihan melawan MIN Juli 1­0 di lapangan Cot Trieng Kecamatan Kuala (Rabu 11/4).

Anak­anak asuhan Mawardi ini bermain dihadapan ratusan supporter masing­masing. Skuad MIN Cot Meurak tampil ngotot untuk mengoyangkan jaring gawang lawan, namun sayangnya serangan demi serangan

Santunan-Bireuen. Delapan MI yang tergabung dalam gugus Jeumpa dan Juli pertengahan bulan April 2012 mengadakan seleksi peserta Porseni untuk mewakili gugus ke porseni Kemenag se Kabupaten Bireuen. Kedelapan MI tersebut adalah, MIN Bireuen, MIN Cot Batee, MIN Blang Bladeh, MI Alue Limeng, MIN Cot Trieng, MIN Blang Rheum, MIN Juli serta MIN Cot Meurak Bireuen.

Tempat pelaksanaan seleksi atau perlombaan diadakan dibeberapa MI, seperti di MIN Cot Trieng untuk pertandingan sepakbola, MIN Juli MTQ dan Azan, MIN Cot Batee acara Cerdas Cermat dan baca puisi sedangkan lomba busana muslim dan rebana diadakan di MIN Blang Bladeh, penetapan tempat lomba merupakan hasil musyawarah bersama.

Ketua gugus MI gugus Jeumpa dan Juli, Anis, S.Ag kepada Santunan mengatakan para pemenang dari beberapa perlombaan yang mereka adakan akan mewakili gugus untuk mengikuti Porseni tingkat kabupaten. “Para juara nantinya akan di bina kembali, mereka dipersiapkan untuk menghadapi gugus lain di porseni tingkat Kabupaten,” kata Kepala MIN Cot Batee yang juga menjabat ketua gugus Jeumpa dan Juli untuk kedua kali.

Para pemenang yang menjuarai adalah Cerdas Cermat, juara pertama MIN Bireuen; juara dua MIN Cot Meurak Bireuen; dan juara tiga diraih MIN Juli. Lomba baca puisi kategori putra, juara pertama Rahmad Saputra (MIN Bireuen); juara dua Muttaqin (MIN Cot Batee); dan juara tiga disabet Zulhelmi (MIN Cot Trieng). Lomba baca puisi kategori putri, juara pertama Aisyah Kasturi (MIN Bireuen); juara dua Salsa Safira (MIN Cot Meurak Bireuen); dan juara tiga diraih Zamharira (MIN Cot Trieng).

Santunan—Bireuen. Tim sepakbola MIN Blang Bladeh berhasil menjuarai turnamen tingkat gugus Jeumpa dan Juli, kemenangan ini mengantarkan tim tersebut ke ajang Porseni Kementrian Agama tingkat Kabupaten Bireuen. Tim sepakbola MIN Blang bladeh berhasil membenamkan tim tangguh MIN Cot Batee di lapangan Cot Trieng Kecamatan Kuala (Sabtu, 14/4) dengan skor 2­1. Dari menit pertama pertandingan, murid MIN Blang bladeh mendominasi penguasaan lapangan, dengan menerapkan sistem menyerang tim besutan Ferdinal lebih dulu berhasil membobol gawang Tim MIN Cot Batee pada menit ke lima melalui tendangan keras kaki kiri Hendri.

Tak inggin kalah di babak pertama, pelatih MIN Cot Batee, Bukhari mengubah strategi permainan dengan mengantikan beberapa pemainnya, namun usaha ini tidak membuahkan hasil, sampai turun minum skor tidak berubah 1­0 untuk kemenangan MIN Blang Bladeh. Di babak kedua, permainan mulai berimbang, di mana Tim MIN Cot Batee mempunyai beberapa peluang emas untuk menyamakan kedudukan, namun berkat kesigapan penjaga gawang Tim MIN Blang bladeh, Irwandi, serangan bertubi tubi itu dapat diselamatkan dengan sempurna.

Di menit ke 15 babak kedua murid MIN Cot Batee, asuhan Bukhari berhasil menghujam bola kesudut kiri gawang irwandi, gol ini bermula dari tendangan spekulasi Muksalmina dari tengah lapangan, skor 1­1. Dengan skor 1­1 membuat kedua tim memilih menerapkan sistim bertahan, gol akhir penentu kemenangan Tim MIN Blangbladeh diciptakan Malik Rahmad pada menit ke 80.

Koordinator pertandingan sepakbola gugus jeumpa dan Juli, Bukhari kepada sejumlah media usai laga final menjelaskan, pertandingan tersebut dilaksanakan untuk memilih pemain berbakat yang akan diturunkan saat Personi Kemenag se kabupaten. “jadi, semua pemain yang bagus dari berbagai MIN yang ada di gugus iniakan kami panggil untuk mengikuti pelatihan sebelum personi tingkat Kabupaten,” terang Guru olah raga MIN Cot Batee. [najib/lan]

Perlombaan Rebana, juara pertama MIN Blang Bladeh; juara dua MIN Cot Trieng; dan juara tiga MIN Cot Batee. Lomba busana Muslim kategori busana pesta, juara pertama MIN Cot Trieng; juara dua MIN Bireuen; dan juara tiga MIN Blang Bladeh. Busana Muslim, juara pertama MIN Cot Batee; juara dua MIN Bireuen; sedangkan juara tiga MIN Juli.

Busana Muslim kategori busana santai, juara pertama MIN Bireuen; juara dua MIN Juli; dan juara tiga diraih MIN Cot Batee. MTQ putri, juara pertama Naila Ulfa (MIN Blang Bladeh); juara dua Wildani (MIN Bireuen); dan juara tiga Nurisma (MI Alue Limeng). MTQ putra, juara pertama Muhammad Zaim (MIN Bireuen); juara dua Kadarusman (MI Alue Limeng); dan juara tiga Muhammad Afzal (MIN Blang Bladeh). TAHFIZ/hafalan putri, juara pertama Siti Umaratussaliha (MIN Cot Meurak Bireuen); juara dua Siti Fatira (MIN Juli).

Tahfiz putra, juara pertama Amirussalim (MIN Cot Meurak Bireuen), juara dua M. Yasnil (MIN Bireuen); dan juara tiga Abdullah (MIN Cot Batee). Lomba azan, juara pertama T. Ismar Yarif (MIN Cot Meurak Bireuen); juara dua Saifannur (MIN Blang Bladeh); dan juara tiga Andista (MIN Cot Trieng). Sepakbola, juara pertama MIN Blang Bladeh; juara dua MIN Cot Batee; dan juara tiga MIN Cot Trieng. [najib/yyy/lan]

yang dibangun Riski Juanda dan kawan­kawan tidak dapat menembus benteng pertahan lawan. Pada menit ke 29 asuhan duo pelatih muda tingkat MI, Husni dan Ali hampir menjebolkan gawang lawan, saat itu bola sundulan Bantakiah berhasil dibuang penjaga gawang MIN Juli, Rahmad. Meski kedua Tim telah berjuang habis habisan sampai babak pertama usai kedua tim tidak dapat mencetak gol. Hingga babak kedua berakhir skor pada ajang Sepakbola Gugus Jeumpa dan Juli itu tidak berubah, 1­0 kemenangan MIN Juli. [najib/lan]

Page 20: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

20 SantunanApril 2012

Dalam pemahaman tradisional orang Aceh, ada semacam kepercayaan. Bila terjadi gempa bumi, itu berarti isyarat alam bakal ada suatu musibah atau bala yang

bakal dihadapi. Musibah atau bala yang bakal terjadi setelah gempa sangat tergantung pada besar kecilnya getaran gempa itu. Kalau gempanya, dalam skala kecil, musibah atau bala yang bakal dihadapi biasanya lebih ringan dibandingkan gempa berkekuatan besar.

Orang Aceh dulu percaya betul terhadap isyarat alam yang ditimbulkan oleh gempa. Dari penglaman sejarah yang mereka alami, isyarat alam itu selalu terbukti. Ham pir semua peristiwa besar yang pernah terjadi di Aceh sejak dahulu, menurut para orang tua, seingat mereka selalu diawali oleh terjadinya gempa bumi. Baik itu peristiwa meletusnya perang mau pun bencana yang lain.

Begitu pula terhadap bala yang ditim bulkan oleh alamnya sendiri. Seperti keker ingan, air bah, gagal panen, kemarau panjang, dan bencana ­bencana lainnya. Sebelum bala itu dihadapi orang Aceh, alam Aceh lebih dulu meng isyaratkan dengan terjadinya gempa bumi.

Makanya setiap terjadinya gempa bumi bagi orang Aceh, mereka langsung menga takan: “ini bakal ada bala atau musibah yang akan terjadi”. Meskipun mereka tidak tahu bala atau musibah apa yang bakal dihada pi.

Kalau misalnya gempa yang terjadi dalam skala rendah, itu biasanya sebagai pertanda bagi masyarakat Aceh bahwa mereka akan mengalami sebuah musibah yang berhubungan dengan kematian, atau kehilangan seorang tokoh mereka. Seperti akan kehilangan seseorang “tokoh” yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial, politik dan agama. Misalnya akan kehilangan seorang ulama besar, atau tokoh politik sosial lainnya.

Kepergian Tgk. Muhammad Daud Beureu­eh sebagai seorang ulama sekaligus sebagai tokoh sosial politik paling terkenal dalam sepanjang sejarah kontemporer masyarakat Aceh, beberapa waktu sebelum Beliau meninggal juga diisyaratkan oleh terjadinya gempa bumi di Aceh. Sehingga begitu tersiar kabar Tgk. Muhammad Daud Beureu­eh telah tiada, masyarakat Aceh ketika itu langsung mengaitkan musibah meninggalnya Tgk. Daud Bereu­eh dangan gempa bumi yang terjadi bebera pa hari sebelumnya.

Begitulah isyarat­isyarat alam di bumi Aceh. Tapi dalam

Menghormati Tanah Leluhur

Nab Bahany AsBudayawan

tinggal di Banda Aceh

kemejuan hidup sekarang ini, orang Aceh sendi ri sudah tidak peduli lagi dengan isyarat­isyarat alam seperti itu. Termasuk kokok ayam dan ributnya suara burung di tengah malam. Itu tidak lagi ditanggapi se bagai suatu isyarat alam terhadap bakal terjadinya se suatu yang tidak menyenangkan bagi kehidupan manu sia. Semua itu tak lagi menjadi perhatian masyarakat dalam kehidupan modern sekarang ini.

Dulu, setiap terjadinya gempa bumi di Aceh, masyarakat langsung bikin keduri apam (serabi), sejenis kue dari tepung beras dan santan, dibuat dalam bentuk bulat seperti bulan. Kue apam itu dikendurikan ke meunasah atau ke mesjid yang diniatkan sebagai kenduri untuk menjauhkan bala yang biasanya datang setelah gempa terjadi.Tapi Snouck Hurgronje mencatat, ken duri Apam yang biasanya dilakukan masyarakat Aceh pada tiap pertengahan bulan Rajab, lebih bersifat kenduri untuk menenangkan kembali arwah leluhur mereka yang diguncang gempa di dalam kuburannya.

Terlepas dari itu, yang ingin kita petik dalam pengalaman tradisi orang Aceh dulu, tanah Aceh memang tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Tonoh Aceh nyoe rayek that tuah//Nanggroe maruwah bak mata donya. Makanya orang Aceh dulu sangat menghormati bumi tempat tinggalnya. Perhormatan itu disakralkan dalam berbagai bentuk pantangan. Seperti tidak boleh bersukaria di tepi laut. Apalagi berpesta pora yang melanggar norma agama dan tata susila. Itu sangat riskan dilakukan di bumi Aceh—kalau tidak boleh dikatakan bahwa bumi Aceh tidak mau menerima perbuatan­perbuatan manusia seperti itu.

Kalau pun dalam masyarakat Aceh juga ada tradisi mandi ke laut pada tiap akhir bulan Safar, yang disebuat Rabu Abeh. Itu lebih merupakan upacara sakral yang tidak mengandung ria di dalamnya. Tapi ketika upacara mandi Safar ini diriakan di tepi laut, pasti akan ada kecela kaan bagi orang yang meriakannya.

Itu sebabnya, mengapa Aceh disebut “Tanah Seram­bi Mekkah”. Meski dalam banyak versi sejarahnya muncul berbagai analisa terhadap Aceh sebagai Serambi Mekkah—seperti karena orang naik Haji dari seluruh Nusantara dulu harus melalui Aceh hinga Aceh dinamai Serambi Mekkah. Tapi di balik itu, ada nilai lain yang sangat sakral dari keseucian tanah Aceh yang tidak lagi dihormati dalam kehidupan sekarang ini. Sehingga bumi Aceh pun murka, kerena kesuciannya sudah terus­menerus dinodai.[]

Dulu, setiap terjadinya gempa bumi di Aceh, masyarakat langsung bikin kenduri apam (serabi), sejenis kue dari tepung beras dan santan, dibuat dalam bentuk bulat seperti bulan.

BUDAYA

Page 21: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen PidieBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

drs. m. Jakfar m. nur

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen aCeH UTaRaBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd

Page 22: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Saat “Samalanga” disebutkan, hampir pasti, kita terkesan pada nama dayah yang lumayan masyhur di Aceh. Itulah MUDI MESRA, ikon Samalanga. Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Mesjid Raya ((MUDI MESRA), berlokasi di Desa Mideuen Jok, Kemukiman Mesjid Raya, Samalanga, Bireuen. Peletakan batu pertamanya dilakukan Sultan Iskandar Muda, seiring pembangunan Mesjid Raya. Pimpinan dayah perdana, Faqeh Abdul Ghani. Namun sayang, kiprah dan tarikh dalam khazanah

Ngaji Ada, Kuliah Juga AdaMa`hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Mesjid Raya, Samalanga

22Santunan, April 2012

DAYAH

Zarkasyi

dayah, tidak dicatat. Sampai tahun berapa almarhum memimpin institusi Islam ini, juga siapa penerusnya, belum kita baca.

Pada 1927, baru dicatat sejarah perjalanan pimpinan dayah. Sejak itu, dayah di kawasan yang banyak melahirkan tokoh besar Aceh itu, dipimpin Tgk. H. Syihabuddin bin Idris. Masa itu, baru ada santri 100 putra dan 50 putri. Yang diasuh oleh lima pengajar lelaki dan dua guru putri. Barak­barak darurat yang dibangun dari batang bambu dan rumbia, melengkapi kebersahajaan masa itu.

Setelah Tgk. H. Syihabuddin meninggal (1935), dayah dipimpin oleh adik iparnya, Tgk. H. Hanafiah bin Ibnu Abbas (Tgk. Abi). Jumlah pelajar pada masa itu menjadi 150 putra dan 50 putri. Pimpinan dayah pernah diperbantukan kepada Tgk. M. Shaleh, selama dua tahun, saat pimpinannya berangkat ke Makkah, menjalankan ibadah haji dan belajar. Setelah Tgk. H. Hanafiah meninggal dunia (1964), pimpinan diamanahkan pada menantunya, Tgk. H. Abdul Aziz bin Tgk. M. Shaleh (Abon yang bergelar Al­Mantiqiy). Dia murid Abuya Muda Waly, Pimpinan Dayah Bustanul Muhaqqiqien Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan.

Sejak itu, murid dayah terus ramai, ter utama dari Aceh dan wilayah lain di Sumatera. Asrama semi permanen berlantai dua dan asrama permanen berlantai tiga pun, dibangun. Gedung itu menampung 150 santri di lantai atas. Sedangkan di bawah untuk mushalla. Setelah Tgk. H. Abdul ̀ Aziz bin M. Shaleh berpulang ke Rahmatullah (1989), kesepakatan para alumni dan masyarakat, dayah diasuh menantunya, Tgk. H. Hasanoel Bashry bin H. Gadeng (Abu Mudi), murid senior lulusan dayah yang terletak kurang dari 10 km utara jalan Banda Aceh­Medan itu.

Page 23: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

23SantunanApril 2012

Dayah dan kampusHampir satu dasawarsa, ‘gaya baru’ telah dipelopori MUDI MESRA dengan berdirinya STAI Al­Aziziyah. Sekolah Tinggi Agama Islam itu, berdiri megah dalam komplek. Kehadiran STAI Al­Aziziyah, gebrakan baru dan sangat luar biasa dalam kemajuan sistem pendidikan dayah, memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern. Sejak berdirinya (2003), STAI Al­Aziziyah telah membuka tiga jurusan: Syariah, Dakwah, dan Tarbiyah. Jumlah mahasiswa telah mencapai 1.130 orang. Mahasiswa adalah para guru dan santri dayah juga.

STAI, pesantren juga memiliki Lajnah Bahsul Masa-il (lembaga yang konsen membahas persoalan­persoalan hukum yang terjadi dalam masyarakat). Lembaga ini juga jadi pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang dikelola guru senior dayah. Bagi para santri, lajnah ini menjaid laboratorium dalam upaya mempertajam mereka terhadap kajian hukum. Untuk menunjang santri dalam berkomunikasi dengan bahasa asing, dayah juga memiliki Mabna Lughah (lembaga tempat pembinaan bahasa asing, Arab dan Inggris). Mabna Lughah memiliki sarana laboratorium bahasa dengan fasilitas modern.

Sebagai dayah tertua, institusi di ujung barat Kota Juang Bireuen itu, secara intensif melakukan pembinaan alumninya, hingga terjalin hungan baik, dalam upaya menjalankan visi dan misi, antara dayah induk dan ‘cabang’. Alumni dayah ada yang melanjutkan studinya, di dalam, dan ke luar negeri. Ada yang sudah bekerja di instansi pemerintah, dan wiraswasta. Menariknya, ramai yang mendirikan dayah di daerah mereka masing­masing. Tercatat sudah 423 dayah alumni (Al­aziziyah) dan balai pengajian yang tersebar di daerah Aceh dan luar Aceh.

Harapan kita, terobosan pengembangan pendidikan yang dilakukan MUDI MESRA, moga mendapat dukungan dari semua pihak, sehingga alumni pendidikan yang biasa dikategorikan tradisional salafiah, juga mampu menghasilkan inetelektual muslim yang mandiri dan sejati.[]

Memotret visi dayah di Samalanga, “Melahirkan Ulama dan Intelektual yang Dilandasi oleh Pancajiwa yang Menjadi Ruhul Ma`had yaitu Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhwah Islamiyah dan Kebebasan,” serta misinya (1) Memberikan Pendidikan yang Berlandaskan Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dan Ibadah Berdasarkan Fiqh Syafi’iyyah; (2) Mendidik dan Membina Keshalihan Santri dan Uat melalui Iman, Ilmu, Amal, dan Dakwah Bil Hikmah wal Mau’idhatil Hasanah; (3) Menguatkan serta Memelihara dan Menjaga Nilai­nilai Islam Sesuai dengan Pemahaman Para Ulama Salafus shalih; dan (4) Mencetak Generasi Umat yang Mandiri dan Mampu Berkarya dalam Bingkai Islam, Iman, dan Ihsan, dayah ini sungguh modern, tapi tetap mempertahankan ciri salafinya.

Dengan kepemimpinan seorang Mudir yang dibantu oleh tiga wadir putra (mengawasi Pendidikan, Ibadah, Ketenagakerjaan, Humas dan Hankam, Bahsul Masail, Dayah cabang, TPA, Sekretariat, Keuangan, Pemeliharaan dan Pengembangan Aset, Perdagangan, Pembangunan, Asrama, Ketrampilan, Sarana, PHBI, Pusat Kesehatan Pesantren, Bahasa, Organisasi dan Lembaga dakwah) dan dua wadir putri (mengawasi Pendidikan, Ibadah, Humas dan Hankam, Ketenagakerjaan, Sekretariat, Keuangan, Perlengkapan, Ketrampilan, Pusat Kesehatan Pesantren, Sarana, dan Asrama), serta sejumlah kepala bagian masing­masing, lengkap sudah dayah mewah ini, mewujudkan darma baktinya pada agama dan umat.

”Ditambah dengan unit­unit operasional penunjang yang otonom, seperti Koperasi Pesantren (Kopentren) al-Barkah, Waserda (kelontong), Unit Simpan Pinjam, Kantin guru dan kantin santri, Toko barang pecah belah di pasar Ulee Gle, Unit usaha pertanian dan perkebunan,

Pesantren Mitra (Poskestren), serta Mabna Lughah, Lajnah Bahsul Masail, Pusat Latihan Pertukangan dan Perbengkelan, dan Rabithah Alumni, menjadikan pesantren ini, moga ini satu dari banyak contoh dayah yang baik manajemennya,” harap Tgk. H. Hasanoel Bashry HG (Abu Mudi) yang sudah studi banding sejak 1997 ke Yordania, Spanyol, Turki, Uzbekistan, Mesir, Malaysia, Jerussalem, dan Saudi Arabia.

Aspek pendidikan selalin dayah, ada Madrasah Tsanawiyah (Paket B), kerjasama dengan Kanwil kemenag, Majlis Taklim, Balai Pengajian Al­Aziziyah (tempat belajar anak­anak remaja malam hari), TPQ Muhazzabul Akhlak Al­Aziziyah (sekitar 500 santri), SMP Islam Al­Aziziyah, plus STAI Al­Aziziyah, kian melengkapi perjalanan dayah terpatu di atas tanah lama, dan lahan yang baru dibeli (lebih kurang 16 ha) itu. Diasuh oleh 575 guru (433 laki­laki dan 142 perempuan), alangkah ramainya lembaga agama ini. Demikian data pimpinan sekarang, Abu Mudi, Penasehat Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).

Menurut Abu Mudi, Dewan Majelis Syuyukh MPU Aceh, siapa pun bisa mengakses nomor dayah (0644 7001499) atau menjenguk di www.al-aziziyah.com, sebelum melihat lebih dalam, sarana yang dimiliki MUDI Samalanga itu, atau mau meudagang (mengaji) ke sana. Di antaranya komplek dayah yang luas di atas area 10 hektar, kamar penginapan, air bersih dan sanitasi, dapur bersama, lokal belajar, masjid bagi santri lelaki, musalla bagi santri perempuan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium micro teaching, perpustakaan, jaringan internet, dan lapangan olahraga.

Melihat fasilitas tadi, akan membetahkan siapa pun yang berminat menimba ilmu di dayah itu. Walaupun jenjang dan kurikulum yang bervariasi, yakni tajhizi (matrikulasi) 1 tahun, ‘aliyah 3 tahun, dan takhassus (makhad ‘ali) 4 tahun. Selain rutinitas belajar, ibadah juga diterapkan di sini misalnya amaliah wajib, amaliah sunnah, puasa sunat yang terbagi dalam Tasu`a, `Asyura, Rajab (1­3, 14­16, 27­30 Rajab), puasa Sya`ban (1 – 3 dan 14 ­ 16 Sya`ban). Demikian jelas Abu Mudi, Wakil Ketua MPD Bireuen, Dewan Syuriah Nahdhatul Bireuen, dan Ketua IPHI Samalanga itu. [zarkasyi/yyy]

Salafiah, tapi Modern

Tgk. H. Hasanoel Bashry HG

Page 24: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

KanTOR KemenTeRian agamaKaBUPaTen Pidie JaYa

JaYa BeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:

Selamat Dan Suksesatas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd.

Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada

Drs. H. Taufiq Abdullah

atas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugassebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

serta selamat bertugas di tempat barusebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Plt. Kepala

Drs. H. Ilyas Muhammad

Page 25: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

25SantunanApril 2012

KANWIL

Dengan menggunakan sistem terpadu yang berbasis Informasi Comunication and Technology, pendataan jemaah haji secara cepat, tepat dan akurat bisa terlaksana. Sistem ini mulai berlaku sejak 1992. Didorong oleh, misalnya, kesulitan pemerintah dalam mendata dan menginformasikan para jemaah yang wafat, saat terjadinya musibah di terowongan Mina. Sistem yang digunakan kala itu masih sangat sederhana. Dalam per­kembangannya, sejak 1996, aplikasi ini pun terkoneksi dengan Kanwil Depag. Aplikasi­nya terus berkembang sampai ke Kantor Kemenag Kabupaten/Kota.

Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (Siskohat) di Kemenag telah di­launching dengan surat nomor KW.01.3/3/HJ.00/1136/2011 untuk seluruh tingkat dua. Dengan perkembangan Siskohat, tidak ada lagi kendala yang berarti penda taan jemaah mulai dari pendaftaran sampai terlaksanannya ibadah ke Tanah Suci.

Standar Operasional Pengelolaannya yang mencakup tugas pokok, serta hal­hal yang menyangkut hal pendataan jemaah harus ada jalan keluarnya. Ini sejalan dengan dikeluarkannya Pedoman Operasional Siskohat dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Haji dan Umrah D/322 Tahun 2011, 9 Mei 2011. Surat itu untuk me­nyatukan persepsi dan tindakan para pelaksana di lapangan dalam melakukan

kegiatan pelayanan data dan informasi guna memberikan kemudahan pelayanan.

Dengan sistem itu, Proses Penyelesaian Administrasi Jemaah Haji, Pembatalan, Koreksi Data, Monitoring Waiting List telah dapat diselesaikan dalam waktu relatif cepat dan akurat dengan koordinasi yang baik dari pihak Kanwil, Kankemenag, pihak Siskohat Pusat, dan juga pihak Bank Penerima Setoran. Soal pelayanan secara online, jemaah calon haji regular juga dapat melihat dinamika perkembangan informasi haji dengan membuka Info Publik Haji Pada Website Penyelenggaraan Haji Kemenag di http://haji.kemenag.go.id dengan memasukkan Nomor Porsi dan tanggal lahir jemaah dan seterusnya, lantas akan tampil informasi perkiraan tahun keberangkatan calon jemaah yang bersangkutan.

Keuntungan Siskohat1. Langsung dapat dihitung jumlah total

dana BPIH yang tersimpan disetiap BPS BPIH

2. Pendaftaran haji dapat dilakukan sepanjang tahun

3. Ketersediaan database jemaah sehing­ga dengan mudah dan cepat dapat dilakukan kesiapan­kesiapan dan pe nye­diaan pelayanan lebih lanjut, seperti pembuatan dokumen paspor dan pemvisaan, pengelompokkan pramanifest

Pelayanan Prima Jamaah Haji via Siskohat Ardiansyah,SE.Ak. MAB. Operator Siskohat/Staf Seksi Perjalanan dan Sarana Haji Bidang Hazawa Kanwil Kemenag Aceh

untuk kloter, Kepastian mengeluarkan SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama Haji di Embarkasi), menjadi alat control/cross check dalam mem­filter berbagai manipulasi, menjadi acuan pembuatan identitas jemaah maupun dalam pe­nyediaan akomodasi, konsumsi dan living cost lebih dini di embarkasi maupun di Arab Saudi

4. Kemudahan dan kecepatan layanan informasi tentang posisi dan status jemaah kepada public sejak masa pendaftaran sampai masa pemberang­katan, operasional di Arab Saudi sampai kepulangan ke Tanah Air.

Kelemahan SiskohatApabila tergangu jaringan akan meng­

hambat penyelesaian Pelayanan Administrasi Calon Jemaah Haji. Tentu untuk dapat terlaksananya Siskohat secara baik dibutuhkan tenaga­tenaga yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang Informasi Teknologi. Tenaga ini haruslah mendapat diklat secara kontinyu dan berkelanjutan untuk dapat mendukung kelancaran sistem. Sebab per­kembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih saja. Tentu di masa depan Siskohat akan terus berkembang sejalan dengan peningkatan kualitas pelayanan publik yang semakin prima dan tata kelola penyelenggaraan haji yang semakin baik.[]

Page 26: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

26 SantunanApril 2012

Dua PejabatEselon III Dilantik

Kepala Kankemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, melantik dan mengambil sumpah dua pejabat eselon III pada lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh di aula setempat, Kamis (22/3).

Pejabat yang dilantik untuk pertama sejak Kepala Kanwil baru itu dijabat oleh Drs. H. Ibu Sa’dan, adalah H. Habib Badaruddin, S.Sos, menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kemenag Aceh, menggantikan Drs. H. Taufiq Abdullah, yang diangkat menjadi Kepala Kankemenag Kota Lhokseumawe.

Pelantikan dan serah terima jabatan kedua pejabat itu, di samping dihadiri para pejabat dan karyawan di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, juga turut dihadiri Asisten III Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe, Drs. Muzakkir Sulaiman, MM, mewakili

Kepala Kankemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Jum’at (13/4), melantik dan mengambil sumpah tujuh pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Aceh.

Ketujuh pejabat yang dilantik yaitu Drs. Hanafiah (menjadi Kepala Sub Bagian Organisasi Tatalaksana, dan Kepegawaian), H. Samhudi, S.Si (Kepala Sub Bagian Keuangan dan Inventarisasi Kekayaan Negara), H. Akhyar, S.Ag. MA (Kepala Seksi Penyuluhan Haji & Umrah Bidang Hazawa), Jamaluddin, SE (Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Keagamaan atau Caninfoka), Dra. Hj. Zuryani (Kepala Seksi Pengembangan Santri Bidang Pekapontren), Drs. Bustamam (Kepala Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah Bidang Urais), Drs. Radhiuddin Alamsyah (Kepala Seksi Sarana Bidang Mapenda).

Dalam sambutannya, Kakanwil meminta kepada pejabat yang baru dilantik dan seluruh pejabat yang hadir untuk mengembangkan energi positif dalam bekerja di kantor, yaitu energi yang memancarkan aura sehat dan terang misalnya positivistik, optimisme, idealisme, menghargai pendapat orang, good governance, sikap sportif, harmoni dan lainnya. Dan menjauhkan energi negatif di kantor, yaitu energi yang memancarkan aura buruk, gelap dan tidak sehat: kebencian, pemaksaan kehendak, arogansi, iri hati, dengki, sikap tidak peduli, merasa diri hebat, cuek, menebar fitnah, KKN, apatis, pesimisme dan sebagainya.

Dalam Kesempatan yang sama Kakanwil juga meminta seluruh aparatur Kementerian Agama di Aceh, untuk meningkatkan kualitas intelektual dan emosional sebagai aparatur negara yang dituntut bekerja secara professional, cepat, transparan, akuntabel dan humanis. “Kita harus berani melakukan perubahan­perubahan dalam hidup, sekecil apapun perubahan itu, termasuk saat kita diberikan amanat menjadi pemimpin,” ujar Kakanwil dihadapan pejabat dan pegawai Kementerian Agama Aceh.[ach]

Kakanwil Lantik Tujuh

Pejabat Eselon IV

Walikota Lhokseumawe.Dalam sambutannya, Kakanwil

meminta seluruh aparatur Kementerian Agama di Aceh, untuk menjadi lokomotif dalam upaya memelihara kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat dalam rangka menyukseskan Pemilukada yang damai, demokratis, dan bermartabat, melalui pendekatan agama dan pelaksanaan fungsi pelayanan agama dan keagamaan secara maksimal. Kepada pejabat yang dilantik, Kakanwil meminta untuk memahami garis kebijakan dengan sebaik­baiknya. Bekerjalah dengan standar prosedur yang jelas sesuai dengan apa yang telah digariskan. Jadilah pejabat yang responsif dengan menerapkan pendekatan (approach) yang tepat, profesional, dan benar (correct) dalam melaksanakan tugas yang telah diamanatkan.[aba/ach]

Page 27: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

27SantunanApril 2012

Setelah setahun lalu dilantik di Langsa, Pengurus Wilayah Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Aceh, sukses merampungkan Rakerwil (Rapat Kerja Wilayah) I di Banda Aceh (2/4). Acara yang dihadiri Hj, Inayati Tarmizi Karim, sekalu Ketua Tim Penggerak PKK Aceh itu, berlangsung syahdu dan bersahaja, apalagi diiringi lantunan hafalan ayat suci Alquran serta curahan hati dewan guru di hadapan para pejabat dan hadirin. Hadir di antaranya mewakili MPD Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Kankemenag Banda Aceh, Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Hj. Iiliza Sa’duddin Djamal, SE (mantan Wakil Walikota Banda

Aceh), Pengurus IGRA, Pengurus IGTKI Aceh, Pengurus GOP Aceh, HIMPAUDI Aceh, serta guru madrasah.

IGRA yang membawahi 235 buah RA di Aceh, dengan jumlah rombongan belajar 683 buah sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Guru RA di Aceh yang meng­ayomi 4.508 murid (Kelompok A) dan 7.252 murid (Kelompok B), mengharapkan pe me rin tah memandang keberadaan dan keseharian guru RA dengan tatapan yang lebih besar, harap pengurus dalam sam­butan, yang membasahi mata hadirin yang memenuhi PSB Komplek MAN 1 Banda Aceh itu.[yakub]

Rakerwil I IGRA

Sejumlah 13.137 siswa dan siswi Madrasah Aliyah (MA) se Aceh mengikuti Ujian Nasional (UN) mulai 16­19 April. Keterangan ini disampaikan Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, Juniazi, M.Pd, di sela­sela kunjungan monitoring ke sejumlah Madrasah Aliyah di Banda Aceh dan Aceh Besar. “Secara umum pelaksanaan UN berjalan lancar,” jelas Juniazi.

Lebih dari 13.000 peserta UN itu, ter­diri dari 7.906 siswa program IPA, 4.798 siswa program IPS, 156 siswa program Ba­hasa, dan 277 siswa program Keagamaan.

Setelah 16 April, hingga 9 Mei, putra­putri Aceh pada jenjang MA/SMU ikut UN, se­lanjutnya siswa MTs/SMP ikut UN mulai 23­26 April dan murid di bangku MI/SD akan dibagi soal ujian sejak 7­9 Mei.

Sebagaimana tahun­tahun sebelumnya, usai jawaban dinilai, direkap, dirangkingkan, dan diumumkan, biasa akan terdengar apreasiasi dan diiringi dengan kritikan dari berbagai pihak. Ramai yang akan lulus, biasa ada saja yang belum mujur. Kali ini, bagi murid yang tidak lewat, tidak ada kesempatan ulang, meskipun susulan ada bagi yang

mengantongi bukti bahwa ia berhalangan.Bagi anak didik di Aceh, UN 2012 sejak

pagi 16 April, hingga 19 April (jenjang SMU/MA), itu bukan yang pertama. Sebelumnya para siswa diuji dengan pelajaran agama, lewat Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) PAI (12 Maret­2 April 2012), dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) PAI (1 Maret­ 4 April). Jadi, sejak empat tahun lalu, tidak hanya matematika, fisika, biologi, kimia, antropologi, sosiologi dan lainnya yang masuk UN, tetapi PAI juga sudah di­UN­kan. [aba/lan]

13.137 Siswa MA se Aceh Ikuti UN

Page 28: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

PrologUU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas dan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan, guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional. Kewajiban guru yang sesuai dengan tuntutan pasal 35 ayat (1) UU No. 14, mencakup kegiatan pokok (merencanakan, melaksanakan, menilai hasil, membimbing dan melatih peserta didik), serta melaksanakan tugas tambahan.

Ayat (2) mengatur, beban kerja guru mengajar minimal 24 jam dan maksimal 40 jam tatap muka per minggu. Dalam Permendiknas Nomor 18/2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, disebutkan, guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik, nomor registrasi dan telah memenuhi beban kerja minimal 24 jam dalam satu minggu akan memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Setifikasi dan tunjangan, diukur juga antara lain oleh pemahaman dan aplikasi yang tepat terhadap evaluasi bagi anak didik di lapangan.

a. EvaluasiEvaluasi, bagian yang penting dalam pembelajaran. Evaluasi

itu payung konsep yang mengatapi, misalnya pengukuran dan tes. Kadangkala ketiga istilah tersebut sering rancu. Oleh karena itu, perlu dijelaskan pengertian evaluasi, asesmen, pengukuran dan tes.

Kata evaluasi (Inggris: evaluation) berarti nilai. Kata value yang berkaitan dengan istilah evaluasi, identik dengan hal­hal yang berhubungan dengan baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum, dan sebagainya.

Evaluasi juga suatu proses yang yang sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data­data untuk menentukan apakah seorang siswa dapat dikatakan telah mencapai target pengetahuan atau ketrampilan yang telah ditetapkan dalam tujuan pengajaran. Jadi, evaluasi itu suatu proses pengumpulan data untuk dapat mengambil keputusan dengan menggunakan pertimbangan­pertimbangan nilai (value judgment).

Di antara pertimbangan yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan adalah patokan yang telah ditentukan dan kriteria. Data­data yang dikumpulkan dalam evaluasi ada dua macam, yaitu dapat berupa angka­angka atau non­angka.

b. AsesmenAsesmen terkenal sejak dikembangkan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) pada 2004. Meskipun istilah evaluasi dan ini pada dasarnya hampir sama, tapi Duncan dan Dunn (1992) membedakan, bahwa pengertian asesmen sebagai proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang siswa, atau oleh guru tentang pengajarannya, atau oleh siswa tentang belajarnya.

Sedangkan evaluasi merupakan suatu penilaian sampai dengan penentuan keputusan tentang sesuatu yang dinilai. Nur (2004) juga membedakan pengertian asesmen dengan evaluasi: asesmen, proses pengumpulan informasi selengkap­lengkapnya tentang siswa dan kelas untuk tujuan pembuatan keputusan pengajaran; sedangkan evaluasi, proses pembuatan suatu keputusan, pemberian nilai tentang suatu program, pendekatan atau kerja siswa.

c. PengukuranPengukuran, salah satu prosedur yang dapat ditempuh

untuk melaksanakan evaluasi. Pengukuran dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam rangka membuat keputusan dalam evaluasi. Gronlund dan Linn memberikan pengertian pengukuran, suatu proses untuk memperoleh deskripsi dalam bentuk angka­angka mengenai tingkat dari sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Pengukuran, suatu konsep yang bermakna proses menerapkan angka­angka kepada benda atau gejala berdasarkan aturan­aturan yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan dua cara, yaitu tes dan non tes.

d. TesDari berbagai pengertian di atas, diketahui bahwa tes mengacu

pada suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur suatu kemampuan. Menurut Gronlund dan Linn, ada tiga hal penting terkait dengan pengertian tes. Pertama, tes itu sebuah alat pengukuran. Pemberian tes adalah bagian dari kegiatan pengukuran.

Kedua, tes itu alat untuk mengukur sample pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang, sehingga pemberian tes terbatas pada waktu pelaksanaan, pengetahuan dan kemampuan yang diukur bersifat seakan tiada batas. Sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar.

Ketiga, tes itu penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya seorang pembelajar dalam mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penjelasan tentang evaluasi, asesmen, pengukuran, dan tes, dapat diketahui bahwa, evaluasi bersifat konsep yang lebih umum, yang di dalamnya mencakup konsep pengukuran dan tes.

Karakteristik Dalam kegiatan evaluasi diperlukan suatu alat ukur di antaranya adalah tes. Sebelum tes itu digunakan untuk keperluan mengukur

Evaluasi, Pentingkah?

28Santunan, April 2012

KEPENDIDIKAN

NurainiGuru Teladan Tingkat MTs Se-Provinsi Aceh (2009).Guru Bahasa Arab pada MTsN Sampoyniet Kec. Baktiya Barat, Aceh Utara

Page 29: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

29SantunanApril 2012

suatu objek, perlu dipastikan dulu kualitas tes tersebut. Analisis kualitas dapat dilakukan terhadap setiap butir soal tes yang ada ataupun terhadap alat tes itu secara utuh. Mutu atau kualitas suatu tes dapat diketahui dengan cara analisis validitas dan reliabilitas. Selain itu juga dapat dilihat dari segi kepraktisannya. Jadi, tes dapat dikatakan berkualitas jika mempunyai tingkat validitas, reliabilitas dan kepraktisan yang tinggi.

1. ValiditasValiditas (Arab: ash-shidq) biasanya dipadankan dengan

istilah kesahihan dalam bahasa Indonesia. Artinya ketepatan atau kebenaran. Ketika kita mengadakan kegiatan pengukuran kopetensi siswa, kita berharap dan berusaha untuk memperoleh hasil pengukuran yang valid, sahih, tepat atau benar. Sebenarnya, bagaimana yang dikatakan valid, sahih, tepat atau benar itu? Contoh, untuk mengukur sebidang tanah, tentu alat yang valid digunakan adalah meteran bukan timbangan.

Konsep validitas pada dasarnya adalah derajat kesesuaian antara tes dengan tujuannya atau sejauh mana suatu tes dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Suatu tes yang valid, kata Cronback (1984), jika ia benar­benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Nunally (1978) juga menambahkan, suatu tes akan valid apabila alat tersebut dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya tes membaca, dikatakan validjika benar­benar dapat mengukur kemampuan membaca. Validitas bukanlah suatu ukuran dikotomis, tapi rentangan. Artinya ada tes yang derajat validitasnya sangat tinggi, tinggi, rendah atau rendah bahkan sangat rendah. Jadi, ada tes yang lebih valid dari pada tes lainnya.

Dilihat dari jenis validitas, bahwa validitas yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa biasanya digunakan validitas isi. Validitas isi, ujar Gronlund dan Linn (1985), sebagai tingkatan yang menunjukkan bagaimana tes dapat mengukur sampel yang representatif dari ranah yang akan diukur.

2. ReliabilitasReliabilitas dapat diartikan dengan keajegan (Arab: tsabat).

Suatu alat ukur dapat dikatakan reliable atau ajeg, jika ia menghasilkan data yang ajeg atau mempunyai reliabilitas yang tinggi, yaitu pengukuran yang dilakukan secara berulang­ulang

dengan alat ukur yang sama terhadap objek dan subjek yang sama. Namun tetap menghasilkan data yang relatif sama. Dalam hal ini, pakar lain, Muhammad (1996), mencontohkan, untuk mengukur panjang sebuah meja belajar dapat dilakukan dengan alat ukur penggaris yang dilakukan secara berulang­ulang dan akan menghasilkan hasil yang relatif sama tanpa bergantung pada waktu dan orang yang melakukan pengukuran. Tambahnya, pengukuran di bidang pendidikan tidak selayaknya seperti karet.

Soal tes yang digunakan di madrasah biasanya tes objektif. Artinya salah dapat nol, benar dapat nilai 1 (dikotomis) yaitu 0 atau 1. Cara menentukan angka reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus­rumus. Untuk menghitung soal objektif saja dipakai rumus K­R 21. Angka reliable berkisar antara 0­1 dalam bentuk decimal. Angka 0 menunjukkan tidak reliable sama sekali, sedangkan angka 1 tingkat reliabilitasnya sangat sempurna.

3. KepraktisanValiditas dan reliabilitas tes merupakan dua ciri atau

sifat bagi instrumen yang baik. Namun juga diperlukan kepraktisan instrument untuk digunakan. Kepraktisan, faktor yang berhubungan denga kehematan, kemudahan dan pengadministrasian, kemudahan penginterpretasian (Dikti, 1982; Grounlund dan Linn, 1985).

Suatu instrumen yang dapat digunakan berulang­ulang jelas sangat memenuhi faktor kehematan, dan juga berkaitan dengan waktu. Kemudahan pengadministrasian instrumen dapat dilihat dari bisa tidaknya suatu instrumen diadministrasikan oleh guru atau tenaga pengajar. Suatu instrument yang dapat diadministrasikan oleh guru tentu lebih praktis dari pada memerlukan tenaga khusus untuk mengadministrasikannya.

EpilogAda hal­hal yang yang mempengaruhi kemudahan administrasi. Yaitu kejelasan petunjuk pengerjaan dan contoh yang diberikan, waktu yang disediakan cukup, kerapian, kejelasan dan sistimatika instrument itu sendiri. Dan kemudahan interpretasi berkaitan dengan hal­hal, seperti kejelasan pedoman penskoran dan pembobotan. Lebih dari itu pendekatan yang digunakan dalam interpretasi pun perlu ditetapkan secara tegas. Jadi, tak mungkin menilai tanpa evaluasi dan segenaap turunannya itu.[]

Kata value yang berkaitan dengan istilah evaluasi, identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah,cukup atau belum, dan sebagainya

Page 30: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

30Santunan, April 2012

LENSA

Pelantikan dan pengambilan sumpah tujuh pejabat eselon IV di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Jumat (13/4).

Peserta Sosialisasi Analisis Jabatan Kementerian Agama se Aceh sedang mendengar materi. Kegiatan ini berlangsung di Banda Aceh, Sabtu (14/4). Kakanwil Kemenag Aceh bersama Ketua MPD Aceh Prof.

DR. Warul Walidin, MA. saat monitoring UASBN­PAI di salah satu SMP di Aceh Besar, Senin (26/3). Sekretaris Daerah Aceh Ir.T. Setia Budi bersama Kakanwil Kemenag

Aceh, Kadis Pendidikan Aceh dan sejumlah pejabat lainnya saat Monitoring Ujian Nasional Tk. MA hari pertama, Senin (16/4) di MAN Model Banda Aceh.

Page 31: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

31SantunanApril 2012 31SantunanApril 2012

Pelantikan dan pengambilan sumpah tujuh pejabat eselon IV di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Jumat (13/4).

Wadirlantas Polda Aceh, AKBP. Drs. H. Goenawan SH.MH, menjadi narasumber Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama. Kegiatan ini dilaksanakan Subbag Hukmas dan KUB Kemenag Aceh, Rabu (18/4) diikuti siswa dan mahasiswa se Aceh.

H. Habib Badaruddin S.Sos dan Drs. H. Taufiq Abdullah saat diambil sumpah oleh Kakanwil Kemenag Aceh sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh dan Kakankemenag Kota Lhokseumawe, Kamis (22/3).

Kakanwil Kemenag Aceh, Drs.H.Ibnu Sa’dan, M.Pd. saat diwawancarai wartawan TVRI, soal kesiapan Kementerian Agama melaksanakan Ujian Nasional 2012.

Pj.Kakankemenag Pidie Jaya, Drs. H. Ilyas Muhammad saat monitoring UASBN­PAI di salah satu SMP di Pidie Jaya, Senin (26/3).

Peserta Rakor Penamas Kementerian Agama Se Aceh saat mendengarkan materi, Kamis (12/4) di Sulthan Hotel, Banda Aceh.

Sekretaris Daerah Aceh Ir.T. Setia Budi bersama Kakanwil Kemenag Aceh, Kadis Pendidikan Aceh dan sejumlah pejabat lainnya saat Monitoring Ujian Nasional Tk. MA hari pertama, Senin (16/4) di MAN Model Banda Aceh.

Page 32: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

32Santunan, April 2012

TAFSIR

Uang ‘Panas’DR. Fauzi Saleh, MADosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Alquran banyak berbicara persoalan ‘makan’ dan etika memperolehnya. ‘Makan’ merupakan terma yang mewakili hajat hidup manusia berupa pangan, sandang dan papan. Ketika manusia telah memenuhi tingkatan dharuri (primer) dari hajat hidupnya, ia terus berusaha memperoleh peringkat sekunder dan tersier dalam makna kenyamanan dan ketenteraman hidup.

Pada titik klimaksnya, makan tidak sekedar untuk kenyang, tetapi berubah menjadi unsur kenikmatan, kelezatan dan style (gaya hidup). Demikian pula pakaian, tidak hanya sekedar menutup badan, tetapi lebih merupakan fashionable dengan segala artistic dan kemewahannya. Rumah bukan hanya sekedar tempat berteduh, tetapi symbol peringkat kemampuan ekonomi sehingga perlombaannya mulai dari tipe, model, hingga interior­ eksterior termasuk furniture yang menghiasi aksesorisnya.

Peningkatan kebutuhan ini secara tidak langsung akan membengkak pengeluaran. Dalam pada itu, manusia butuh pemasukan ekstra untuk mengimbanginya. Islam secara prinsip tidak pernah melarang manusia untuk memperoleh kekayaan dan menikmati kehidupan asalkan tidak mengganggu dan merugikan pihak lain. Dalam faktanya, manusia sering menghalalkan segala cara untuk memperoleh kenikmatan duniawi ini. Alquran memberikan wanti­wanti agar manusia menahan dari prilaku dan tindakan yang merugikan pribadi dan public secara umum. Di antara terma yang digunakan adalah ghulul.

Al-Ghulul, model uang ‘panas’Uang ‘panas’, istilah yang menggambarkan hasil usaha dari jalan yang tidak baik atau haram. Salah satu terma untuk adalah al-ghulul sebagaimana diungkapkan dalam Alquran dan sunnah. Dalam literatur Islam, al-ghulul dipahami sebagai korupsi, di samping risywah (suap), saraqah (pencurian), penipuan, khianah (penghianatan). Secara semantik, al-ghulul bermakna menggelapkan harta rampasan perang. Ghulul secara harfiah bermakna khianat terhadap amanah yang telah diberikan kepadanya. Secara terminologis syara’, ghulul bermakna mengambil hartai dan hak manusia secara batil. Istilah disebut dalam Alquran Surah Ali ‘Imran ayat 161:

Artinya: Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap­tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.

Ayat di atas menyatakan bahwa ghulul bukanlah prilaku Rasulullah Saw, sebaliknya beliau sosok yang amanah menjalankan tugas dan kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. Penegasan berikutnya adalah bahwa siapa saja yang berlaku curang (ghulul) maka dialah yang menanggungnya pada hari kiamat kelak. Artinya seandainya seseorang yang melakukan perbuatan ghulul lalu ia bebas dari hukuman dunia dengan kelihaiannya maka pasti mendapatkan azab akhirat.

Istilah al-ghulul harus dipahami dalam konteks yang lebih luas. Untuk memahaminya lebih komprehensif, prilaku al-ghulul dapat dikategorikan sebagai berikut:

Pertama, pengambilan fa`i dan ghanimah di luar ketentuan yang seharusnya. Model ini dapat dilihat uraiannya dalam hadits Rasulullah Saw. Umar bin al­Khaththab ra. dia berkata, “Ketika terjadi perang Khaibar, maka sejumlah sahabat menghadap Nabi Saw seraya berkata, ‘Fulan mati syahid, fulan mati syahid’, hingga mereka melewati seorang laki­laki lalu berkata, ‘fulan mati syahid.’ Maka Rasulullah Saw bersabda, “Tidak demikian, sesungguhnya aku melihatnya di neraka dalam pakaian atau mantel yang dia ambil (sebelum dibagi).” Kemudian Rasulullah saw bersabda lagi, ‘Wahai Ibnu al­Khaththab, pergi dan serukanlah kepada manusia bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang­orang yang beriman.’ Maka Umar berkata, ‘Aku keluar seraya berseru, ‘Ketahuilah, tidak akan masuk surga kecuali orang mukmin’” (HR. Muslim).

Kedua, mendapatkan porsi sampingan dari pelaksanaan tugas seumpama mengambil bagian zakat di luar bagian mustahiq. Dari Abu Mas’ud al­Anshary ra bahwa ia berkata: “Rasulullah Saw mengutusku untuk menarik zakat, lalu beliau bersabda, ‘Berangkatlah wahai Abu Mas’ud, namun jangan sampai nanti di hari kiamat aku bertemu kamu sedangkan kamu memanggul seekor onta hasil dari zakat di punggungmu, yang mana ia bersuara: ‘Kamu telah mengkorupsinya.’ Kata Abu Mas’ud, ‘Kalau begitu saya tidak mau berangkat.’ Beliau menjawab: “Kalau begitu saya juga tidak memaksa kamu.”

Ketiga, hadiah yang diberikan kepada seorang petugas dalam melaksanakan kewajibannya. Petugas dalam konteks ini memperoleh gajian atau upah dan kegiatan yang dilaksanakan tersebut merupakan bagian tugasnya.

Abu Humaidi Assa’idy ra. berkata, “Rasulullah Saw mengangkat seorang pegawai untuk menerima sedekah/zakat kemudian sesudah selesai, ia datang kepada Nabi Saw dan berkata, “Ini untukmu dan yang ini untuk hadiah yang diberikan orang padaku.” Maka Nabi saw. bersabda kepadanya, “Mengapakah engaku tidak duduk saja di rumah ayah atau ibumu apakah di beri hadiah atau tidak (oleh orang)?” Kemudian sesudah shalat, Nabi saw. berdiri, setelah tasyahud dan memuji Allah selayaknya, lalu bersabda. “Amma ba’du, mengapakah seorang pegawai yang diserahi amal, kemudian ia datang lalu

Page 33: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

33SantunanApril 2012

berkata, “Ini hasil untuk kamu dan ini aku berikan hadiah, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah atau ibunya untuk menunggu apakah ia diberi hadiah atau tidak?

Demi Allah yang jiwa Muhamad di tangan­Nya tiada seorang yang menyembunyikan sesuatu (korupsi), melainkan ia akan menghadap di hari kiamat memikul di atas lehernya. Jika berupa onta bersuara, atau lembu yang menguak atau kambing yang mengembik, maka sungguh aku telah menyampaikan.” Abu Humaidi berkata, “kemudian Nabi saw. mengangkat kedua tangannya sehingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya.

Keempat, korupsi terhadap uang Negara dan merugikan kepentingan publik. Hal tersebut dapat dirujuk dalam hadits Rasulullah Saw:

“Siapa di antara kalian yang kami beri amanah dengan suatu pekerjaan, lalu dia tidak menyerahkan sebuah jarum atau yang lebih bernilai dari pada itu kepada kami, maka harta tersebut akan dia bawa pada hari Kiamat sebagai harta ghulul” (HR. Muslim).

Kelima, merampas tanah dengan cara menggusur hak orang orang lain untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Kebiasaan ini dijalankan biasanya dengan kooperasi antara pengusaha di satu pihak dan penguasa di pihak lain. Pengusaha tidak segan­segan menghabiskan sejumlah harta untuk dipersembahkan kepada penguasa agar diberikan kewenangan menggusur sejumlah lahan demi kepentingan bisnis umpamanya.

Artinya: Tidaklah berzina seorang pezina tatkala dia berzina dalam keadaan mukmin, tidaklah mencuri seorang pencuri tatkala dia mencuri dalam keadaan mukmin, tidaklah seseorang meminum khamar tatkala meminumnya dia dalam keadaan mukmin, dan tidaklah seseorang merampas barang berharga yang para manusia mengangkat pandangan kepadanya ketika merampasnya ia dalam keadaan mukmin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengacu kepada pemahaman di atas maka hadiah aau komisi yang diterima oleh pejabat dari kegiatan kenegaraan yang dilakukannya. Hal tersebut disebutkan oleh Hamka ketika merujuk kepada pemahaman Umar ibn Khattab dan Umar ibn ‘Abdul Aziz. Mereka berpandangan bahwa komisi yang diterima oleh seorang menteri, karena menandatangani suatu kontrak dengan satu penguasa luarnegeri dalam pembelian barang­barang keperluan menurut rasa halus iman dan Islam adalah korupsi juga namanya. (Hamka, Al-Azhar: 143)

Dalam penjelasan di atas, Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memperhatikan makanan dan minum yang dikonsumsikan baik segi substansi (materinya) maupun cara memperolehnya. Uang yang haram (baca: uang panas) tidak akan memberi berkah. Hasil usaha yang tidak berkah akan menyengsarakan pelakunya dalam dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi.[]

Uang yang haram (baca: uang panas)

tidak akan memberi berkah.

Hasil usaha yang tidak

berkah akan menyengsarakan pelakunya dalam dalam kehidupan duniawi maupun

ukhrawi.

Page 34: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Jangan Berpikir untuk CeraiSebelum Pengasuh menjawab pertanyaan pembaca dan penanya seputar nikah dan cerai, sebaiknya dipahami dulu, hakikat dari sebuah pernikahan. Pernikahan dalam syariat Islam, sesuatu yang sakral dan suci. Islam memberikan legalitas sahnya hubungan antara dua insan berlainan jenis lewat prosesi aqad nikah, yang disebut “ijab qabul”.

Aqad nikah dilambangkan sebagai sebuah ikatan (kontrak) yang kokoh dan kuat, artinya tidak boleh bubar atau dibubarkan. Jadi aqad nikah tidak bisa disamakan dengan transaksi mu’amalah lainnya, yang kadangkala begitu mudah dibatalkan. Hakikat sebuah pernikahan seperti diisyaratkan Allah, “wa akhadzna minkum mitsaqan ghalidza” (Dan istri­istri telah mengambil dari kamu sekalian perjanjian yang kuat)” (QS. al­Nisa`: 21).1. Seorang istri yang meminta cerai kepada suaminya

dipandang kurang baik, bahkan sangat dilarang oleh agama, kecuali bila ada alasan­alasan yang dibenarkan syar’i. Seorang istri yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan syar’i, tidak akan dekat dengan bau surga, seperti diingatkan Rasulullah saw, ”Ayyumam ra-atin sa-alat zawjaha talaqan min ghairi ba`sin faharamun ‘alaiha ra-ihatul jannah” (Siapa pun perempuan yang minta cerai kepada suaminya tanpa suatu sebab, maka haram baginya bau surga)” (HR Ash­habus Sunan, dihasankan Tirmidzi).

Pengasuh mengingatkan, agar Anda (para suami­istri) tidak begitu mudah menggunakan kata thalaq atau cerai. Karena kedua istilah itu, akan berimplikasi pada hukum akibat penggunaannya, baik secara kata sharih (terang) maupun kinayah (kiasan). Belum adanya pekerjaan tetap suami anda, bukanlah alasan untuk meminta cerai. Kecuali suami Anda seorang penjahat, penjudi, pemabuk, pezina dan seumpamanya.

Ingatlah, kebahagiaan seseorang tidaklah semata­mata pada materinya. Tetapi kebahagiaan itu ada di hati, dan disiplinnya seseorang dalam menjalankan serta mendekatkan diri kepada Tuhan­Nya. Memutuskan ikatan pernikahan tidaklah begitu sulit, tetapi dampaknya akan menjadi beban psikologis bagi Anda berdua, seperti bagaimana dan apa yang terjadi setelah bercerai, tegakah Anda mengurbankan masa depan anak yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya? Anda berdua mungkin bisa mencari istri atau suami lain, tetapi anak tidak akan mendapatkan orang tuanya seperti yang selama ini diperoleh kasih sayang dari Anda berdua. Karena itu harus Anda pahami, bahwa cerai, merupakan upaya terakhir, setelah upaya damai tidak berhasil dilakukan. Talaq sesuatu yang halal, tetapi sangat dibenci oleh Allah, “abghadhul halali ilallah al-talaq.”

2. Atas dasar itu, maka saran pengasuh kepada Anda (para suami­istri) yang mau bercerai:

Pertama, kuatkan “komitmen” Anda seperti awal membangun mahligai rumah tangga, dengan moto, “Satu untuk berdua” dan “Dua seperti satu”. Bila dilihat dari masa dan rentang waktu pernikahan Anda, Anda sebenarnya sudah melewati masa­masa kritis, jika masa pernikahan Anda sudah memasuki tahun kedelapan.

Kedua, teguhkan pendirian dan selalulah sabar. Mungkin Allah Swt, menguji sejauh mana tingkat keimanan dan kesabaran Anda. Pada awal pernikahan suami Anda punya pekerjaan tetap, namun dalam perjalanan bahtera rumah tangga Anda, suami Anda mungkin di­PHK oleh perusahaan di mana ia bekerja. Mungkin dengan Anda sabar, Allah memberi cara lain atau pekerjaan lain yang lebih baik dari sebelumnya, “Innallaha ma’ash sabirin,” “Fashabrun jamilun wallahul musta’an.”

Ketiga, fokuskan misi Anda bekerja sebagaimana biasa, dan berilah perhatian penuh kepada anak Anda, serta

semangati suami Anda dengan motivasi yang tinggi, agar mau bekerja dengan cara­cara halal, agar rezekinya diberkati. Keempat, Anda sebagai seorang istri, tidaklah dilarang bekerja di luar rumah, asal Anda mampu menjaga

diri, namun tidak pula mengabaikan tanggung jawab sebagai seorang

isteri, sebagai seorang ibu, baik terhadap suami maupun anak, termasuk hubungan baik dengan orang tua Anda.

Kelima, selalulah mendekatkan diri kepada Khaliq diringi shalat yang disiplin, dan doa, agar kehidupan Anda dan seluruh keluarga Anda selalu dalam ridha dan petunjuk­Nya. Ingat pula, rahmat Allah seluas langit dan bumi. Siapa pun akan memperolehnya, asal ia mau berusaha dan bekerja, tidak berpangku tangan. Dan bila selama ini Anda merasa khilaf (tutur kata, sikap, dan perbuatan) dalam rumah tangga terutama terhadap suami Anda, sebaiknya mintalah maaf. Pengasuh turut mendoakan agar Anda dan seluruh keluarga mendapat petunjuk dan ma’unah­nya.

Wassalam.[]

KONSULTASI KELUARGADiasuh oleh Drs.H.Abd.Gani Isa, SH, M.AgKetua BP4 Provinsi Aceh

34 SantunanApril 2012

Page 35: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?
Page 36: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen BeneR meRiaHBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

Drs. Amrun Saleh

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen aCeH TengaHBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

drs. H. Hamdan

Page 37: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

37SantunanApril 2012

Hampir tiap hari dilaporkan ada kasus Demam Derdarah Dengue (DBD) yang dirawat. Tingkatan penyakit pun bervariasi, ringan, berat, dan ada yang berakhir dengan kematian. Dengan penanganan yang cepat, resiko yang fatal dapat dihindari. Maka penyakit anak, remaja, atau dewasa itu DBD atau bukan, dapat dipertegas dengan pemeriksaan imunoglobulin anti dengue (IgG atau IgM antidengue), trombosit, dan hematrokrit di lab. Tatalaksana yang diberikan mulai dari pemberian obat demam dan pemberian cairan, dan transfusi darah, tergantung pada berat ringannya penyakit DBD.

PenularanDBD disebabkan oleh virus dengue.

Berdasarkan metode serologik, virus ini dapat dibagi dalam empat tipe, DEN­1, DEN­2, DEN­3, dan DEN­4. Jika kita terinfeksi salah satu tipe virus dengue, maka akan mengalami kekebalan atau perlindungan terhadap tipe tersebut seumur hidup, namum tidak kebal terhadap tipe lainnya.

Virus dengue dalam darah si penderita DBD dapat dipindahkan ke badan orang lain oleh nyamuk aedes aegypti. Ketika menghisap darah orang yang sudah sakit DBD, maka virus akan memasuki tembolok nyamuk ‘nakal’ yang mirip loreng itu. Dalam saluran cerna nyamuk aedes, virus akan mengalami perkembangbiakan, hingga banyak sekali.

Virus dengue bisa ditularkan pada orang sehat, saat mengisap darah orang sehat. Saat nyamuk hinggap, dia semprotkan liur dari mulutnya ke darah, supaya tidak ada bekuan darah yang dapat menyumbat pada paruhnya. Bersamaan dengan itu, semua virus yang berada dalam liur nyamuk akan memasuki aliran darah orang yang sehat. Dalam tubuh orang sehat, dia akan berkembang biak, dan orang tersebut menderita DBD. Biasanya, gejala demam muncul lebih kurang antara tiga sampai 14 hari dari masuknya virus dengue.

Demam dan perdarahanAda dua gejala utama DBD, demam tinggi

dan perdarahan. Keluhan lainnya, pembe­saran hati (hepatomegali) dan nyeri perut. Didahului dengan demam tinggi (sampai 40 derajat) yang mendadak, yang dapat ber­langsung selama dua sampai tujuh hari. Pada kasus berat (gawat), keluhan demam sering tidak ditemukan lagi, karena pada periode ini sudah terjadi syok (kegagalan sirkulasi darah), dan adanya penurunan kesadaran.

Perdarahan seperti mimis an, karena gang­

guan pada pembuluh darah atau jumlah trombosit yang menu­run. Mani festasi perda rah an terbanyak berupa bintik­bintik me­rah pada kulit, perdarahan gusi, dan buang air besar berwarna hitam. Ka­lau pada penderita DBD sudah ditemu­kan buang air besar yang ber warna hitam, ini tanda kegawatan. Biasanya, perdarahan saluran cerna terjadi pada DBD berat.

Tanda lainnya, adanya pembesaran hati, nyeri tenggorokan, dan nyeri perut. Dari pemeriksaan lab, dijumpai jumlah trombosit yang turun dan hemokonsentrasi yang ditandai dengan peningkatan hematokrit (Ht). Ini dapat dipergunakan sebagai patokan pemantauan kegawatan penyakit DBD. Pada DBD ringan, hematokrit tidak terlalu memingkat, tapi pada DBD berat (gawat) nilai hematokrit dapat sangat meningkat.

Tingkat kegawatanBerdasarkan keluhan yang ada, DBD

dibedakan dalam empat tingkat. Derajat satu (ringan) ditandai keluhan demam, gejala tidak khas, dan perdarahan pada kulit pada uji Rumpel Leede. Derajat dua ditemukan perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan di tempat lain, seperti adanya mimisan. Derajat tiga sudah mulai terjadi kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan nadi cepat dan lembut, tekanan darah yang turun. Derajat empat, nadi penderita sudah tidak dapat diraba dan tekanan darah sudah tidak dapat diukur lagi. Derajat dua hingga empat itu kategori berat, yang dapat mengancam keselamatan.

TatalaksanaPenatalaksanaan penyakit DBD sangat

tergantung pada tingkat kegawatan penyakit. Namun prinsip dari tatalaksana tersebut adalah menghilangkan keluhan demam dan penggantian cairan plasma yang hilang akibat kebocoran dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan. Obat penurun panas harus diberikan untuk memberi kenyamanan penderita, karena pada DBD derajat satu dan dua dapat terjadi demam yang sangat tinggi. Pada DBD derajat tiga dan empat, obat penurun panas badan tidak diberikan lagi karena penderita sudah tidak menderita demam lagi. Pada DBD derajat tiga dan empat, penderita malah tampak kedinginan karena sudah terjadi kegagalan sirkulasi darah yang ditandai dengan nadi yang lemah dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.

Pada penderita DBD derajat satu dan dua, penderita diberi minum yang banyak berupa

Andai DBD Menulari AndaDr. dr. Bakhtiar, Sp.A. M.KesStaf Pengajar Fakultas Kedokteran Unsyiah dan RSUZA Banda Aceh

air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu, dan oralit. Jika anak terus menerus muntah, perlu dipasang infus (ringer laktat). DBD derajat tiga dan empat, pemberian cairan muntlak harus melalui infus untuk mengimbangi kebocoran plasma dalam jumlah yang tinggi. Cairan harus cukup untuk mengatasi kemungkinan terjadinya syok (akibat kegagalan sirkulasi). Cairan yang diberikan pun harus dipilih cairan yang dapat menghambat perembesan plasma terus menerus.

Transfusi darah hanya diberikan jika terdapat perdarahan melalui anus (melena). Transfusi darah yang diberikan bisa berupa darah segar (whole blood), plasma beku segar atau suspensi trombosit. Transfusi plasma beku segar dan suspensi trombosit berguna untuk mengoreksi gangguan pembekuan darah, sehingga perdarahan yang terjadi dapat dihentikan.

Penderita DBD derajad tiga dan empat harus dirawat di ruang intensif rumah sakit untuk memudahkan pemantauan kegawatan yang terjadi. Monitor yang dipasang di ruang intensif berguna untuk mencatat secara terus menerus perubahan tekanan darah, laju pernafasan, dan kecapatan denyut jantung. Jumlah cairan harus sesuai dengan kondisi kegawatan penderita.

PencegahanDBD berat (derajat tiga dan empat),

dapat dicegah jika dari awal sudah diperikasa yang lengkap. Dalam hal ini, pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan secara serial, misalnya tiap enam jam atau tiap 12 jam.

Banyak kasus DBD berakhir fatal karena terlambat penanganan. Penderita baru di­bawa ke rumah sakit kalau sudah parah (DBD derajat tiga dan empat). Akibatnya, ketika tiba di rumah sakit, petugas sudah sangat ke sulitan dalam memberi bantuan. Juga ke­mung kinan terjadinya syok. Misalnya, infus sudah sulit dipasang karena pembuluh darah sudah kolaps. Jika dicurigai kemungkinan DBD, segera ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, supaya cepat dapat penanganan.[]

STYLE

Page 38: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Kantor belum ada, anggaran pun belum punya. Itulah yang gambaran saat pertama kali H. T. Helmi, Sm.Hk, S.Ag, dilantik sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Aceh Tamiang. “Waktu itu, cuma ada delapan orang pegawai. Tanpa kantor dan tidak punya DIPA. Inilah barangkali suka duka menjadi kepala kantor pertama,” kisah pria kelahiran Aceh Timur itu, saat mengawali perbincangan dengan Santunan, Kamis (12/4), di Banda Aceh.

Dulu, delapan tahun silam, fasilitas dan sarana serba minim, tapi kini sudah memadai. Struktur kantor yang berdiri lewat KMA (Keputusan Menteri Agama) Nomor 472 Tahun 2003 itu, tahun ini memiliki 497 PNS. H. T. Helmi sendiri dilantik menjabat Kakandepag yang berlokasi di Kota Kuala Simpang itu, pada 22 April 2004. Jadi, pada Ahad, 22 April 2012, genap delapan tahun, ayah sepasang putra­putri ini, memimpin Kabupaten Aceh

Tamiang, pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur.

Selama sewindu menakhodai Kemenag Aceh Tamiang, sudah banyak perubahan yang dilakukan H. T. Helmi, alumni STAIN Cot Kala Langsa itu. Sudah ada kantor baru nan megah di komplek Pemkab Aceh Tamiang. Aspek pendidikan, telah tumbuh dan kembang sejumlah madrasah pada semua tingkatan, mulai RA, MI, MTs, sampai MA. Dia juga ikut membidani

Tiga Kali Kena Pangkas Juniazi

H. T. Helmi, Sm.Hk, S.Ag

38Santunan, April 2012

SOSOK

Page 39: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

39SantunanApril 2012

lahirnya Universitas Islam Tamiang, sekaligus menjadi dosen di daerah tingkat dua ujung timur Aceh, yang berjulukan “Bumi Muda Sedia” itu. Selama H. T. Helmi menjabat, lahir pula struktur empat unit Kantor Urusan Agama Kecamatan, hasil pemekaran kecamatan induk.

Usia delapan tahun itu, masa yang sangat matang untuk berbuat banyak dan lebih guna penunjang program Kemenag. Namun, Bapak yang berpenampilan low profile ini, mengaku kecewa dengan sejumlah agenda kerjanya yang belum teralisasi. Contoh dekat, kantor yang dia pimpin, dengan bangunan konstruksi dua lantai, sampai hari ini belum punya pagar. Naif, anggarannya sudah tiga kali diusul. Konon, katanya, tiga kali pula dipangkas. “Tahun ini sudah kita usul lagi. Semoga tidak dipangkas lagi,” harap laki­laki berkulit putih ini, dengan mimik serius.

Di antara “PR” yang harus sesegera diwujudkan, yakni usulan penegerian sejumlah madrasah di wilayahnya, yang sampai saat ini juga masih menunggu keputusan dari atas. “Usaha dan janji­janji sudah banyak. Berdosa saya kepada masyarakat Tamiang, jika sampai akhir masa jabatan saya ini tidak sampai terwujud,” ujar suami Hj. Dewi Rachmawati, S.Sos.I.

Pola kepemimpinan yang cenderung kondisional dengan pendekatan kebapakan dan kharismatik, adalah pilihan pria yang bertubuh tidak besar itu. Dalam memimpin di kantor, susah juga diutarakan dengan

kata­kata, bagaimana pola kepemimpinan yang persis sama menurut tipe dan gaya leadership. Menurut putra kelahiran 16 April 1957 itu, “Ini memiliki dinamika tersendiri. Kepemimpinan adalah seni mengatur, memimpin, memerintah, merangkul, dan sebagainya,” jelas anggota MPU Aceh Tamiang, yang pernah kuliah jurusan hukum (tamat setingkat sarjana muda).

Walaupun ada yang beranggapan, gaya kepemimpinan itu sedikit lemah, namun dengan tidak membeda­bedakan satu dengan yang lain, bagi H. T. Helmi, peran staf dan kasubbag sangat penting

dalam bekerja dan mengabdi bersama. Menurutnya, keberhasilan karir dan pekerjaan seseorang, tidak terlepas dari peran orang lain. Termasuk orang tua, guru, atasan, dan istri. Bagi H. T Helmi, yang memulai karir PNS sebagai staf pada Kasubbag Umum Kandepag Kabupaten Aceh Timur, istri adalah ibarat batere, pemberi spirit dalam bekerja. Istri sangat mempengaruhi kinerja. Juga dengan anak­anak. Punya pengaruh besar dalam bekerja dan berkarir. Kesuksesan karir para suami, tidak terlepas dari atensi, partisipasi, dan apresiasi sang istri, juga sebaliknya.

Karena punya pemahaman demikian dalam bekerja, wajar saja kemudian, Bapak yang baru dianugerahi satu cucu ini, punya motto hidup, “Tiada detik tanpa iman. Tiada menit tanpa amal. Dan, tiada hari tanpa prestasi.”

Kepada Santunan, H. T. Helmi yang akan mengakhiri masa baktinya sebagai PNS pada tahun 2013 mendatang, mengaku tidak akan memperpanjang masa tugas atau beralih tugas. “Cukup, paling­paling nanti jadi anggota MPU. Jadi khatib, penceramah, itu sudah pasti. Saya mau istirahat saja (dari kepegawaian),” ujarnya lirih.

Tentang model pengelolaan lembaga pendidikan agama dan keagamaan, yang sempat dilontarkan Kepala Kanwil saat kunjungan kerja di Aceh Tamiang, baru­baru ini, dia berkomitmen, bersama jajarannya siap melaksanakan model itu di wilayahnya dalam waktu dekat.

Selamat ulang tahun Kankemenag Aceh Tamiang. Semoga ini jadi hadiah ulang tahun terindah dan jadi nostalgia di akhir masa jabatan H. T. Helmi, Sm.Hk, S.Ag, posisi tertinggi di jajaran Kemenag kabupaten, yang berbatasan dengan Sumatera Utara itu.[]

NamaH. T. Helmi, Sm.Hk, S.Ag. Tempat/Tanggal Lahir Aceh Timur, 16 April 1957Pendidikan Sarjana (S1) Fakultas TarbiyahSTAIN Zawiyah Cot KalaIstriHj. Dewi Rachmawati, S.Sos.I,Staf KUA Kecamatan Karang Baru.Anak1. T. Miftahul Heldra Sandiza, Lc2. T. Misrina Qandila Nura, S.Pd.I.

39SantunanApril 2012

Page 40: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Di samping soal biaya nikah yang dipolemikkan, pejabat KUA atau penghulu juga dihadapkan pada persoalan warga: nikah mendadak, wali, wakilah, taslim diri, saksi, nafkah, kapasitas dan ilmu catin, talak, rujuk dan seterusnya. Salah satu yang belum semua akrab, mungkin hikayat ‘cina buta’.

‘Cina buta’ yang dimaksudkan di sini bukanlah orang Cina yang matanya buta, tetapi ‘cina buta’ yang dimaksudkan di sini, sebutan atau istilah yang ditambalkan oleh masyarakat Aceh kepada seorang laki­laki yang menikahi seorang perempuan yang telah dijatuhkan talak tiga (thalaq ba-in kubra) oleh suaminya agar suaminya itu dapat kembali menikahi mantan istrinya.

Bahwa tempoe doeloe, ‘peucina buta’ hal yang lumrah terjadi. Sebab banyaknya kasus talak tiga. Lalu suami­istri itu menyesali perbuatannya dan ingin kembali membina ikatan rumah tangganya. Sesuai dengan syariat, suami tersebut tidak halal menikah lagi dengan mantan istrinya sebelum mantan istrinya itu menikah dengan laki­laki lain, kemudian diceraikan dan habis masa ‘iddah.

Bertahun­tahun saya berada dalam kebingungan: mengapa dan ada apa dengan “cina buta?” Akhirnya, pada 1989 di Dayah Darul ‘Ulum Tanoh Mirah, kitab Matan Taqrib karya al­Qadhi Abu Syuja’ menjawab kebingungan saya. Beginilah isi teks kitab tersebut:

Artinya: “Jika seorang suami menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, maka istri tersebut tidak halal lagi baginya kecuali setelah ada lima syarat; (1) Habis masa ‘iddah dari suaminya itu, (2) Istri tersebut menikah dengan laki­laki lain, (3) Adanya hubungan intim/jima’dengan suami barunya, (4) Berpisah/bain dengan suami barunya, (baik dengan talak, khulu’, fasakh, meninggal dunia atau lainnya), (5) Habis masa ‘iddah dengan suami barunya.” Guru saya menjelaskan, dalam istilah Fiqh Munakahat, suami baru itu disebut dengan Muhallil.

AlkisahPada 2009, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, saat saya meneliti kitab­kitab klasik karya ulama­ulama nusantara, saya temukan informasi yang sangat berharga. Sebuah kitab fiqh berbahasa Melayu yang bernama Hidayatul Awam, karya Mufti Kerajaan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan ‘Alaiddin Ahmad Syah (1727­1735 M), menjawab tuntas masalah yang saya bingungkan.

Kitab Melayu yang ditulis oleh Haji Jalaluddin bin Syaikh Jalaluddin bin Qadhi Baginda Khathib itu, ditulis dengan menggunakan aksara Arab berbahasa Melayu atas permintaan kerabat Kerajaan sebagai pedoman bagi umat Islam di seluluruh wilayah Kerajaan Aceh. Kitab ini dapat diselesaikan pada tanggal 5 Muharram 1140 H. dengan tebal 25 halaman dan rata­rata 35 baris dalam setiap halaman.

Dalam bab Nikah pasal Talak, terdapat teks sebagai berikut: “… Maka jika menthalaq oleh yang merdehka itu dengan tiga thalaq dan yang sahaya itu dengan dua thalaq niscaya tiadalah halal perempuan itu baginya melainkan kemudian daripada diperoleh lima perkara pada yang telah dukhul dengan dia, yaitu; (Pertama) Lalu ‘iddahnya. (Kedua) Bercina buta*. (Ketiga) Dukhlul cina buta itu dengan dia. (Keempat) Telah dithalaq cina buta daripadanya. (Kelima) Lalulah pula ‘iddahnya daripadanya. Maka syarat yang pertama itu tinggal ia pada perempuan yang belum dukhul dengan dia.”

Pada kata “bercina buta” terdapat teks catatan kaki, bunyinya sebagai berikut: “Qawluhu bercina buta, artinya dikahwin perempuan itu dengan laki-laki yang lain dengan diupah. Maka sebab dinamai cina buta, karena asal dalam negeri Aceh tiada orang yang mengambil upah kahwin dengan perempuan yang sudah dithalaq. Maka dapat suatu orang Cina buta muallaf, maka dia ambil upah kahwin. Inilah sebab dinamai cina buta.”

Hikayat ‘Cina Buta’ Sulaiman M. Thalib

Kepala KUA Kec. Trienggadeng, Kab. Pidie Jaya

40Santunan, April 2012

OPINI

Status hukum Ragam pendapat berikut saya rangkum dari Kitab Bidayatul Mujtahid fi Nihayatil Muqtashid karya Ibnu Rusyd al­Qurthuby, Jilid II, halaman 65­66.

Pertama; jika pernikahan Muhallil itu terjadi secara alami dengan sempurna segala rukun dan syarat­syaratnya, maka tiada khilaf bahwa pernikahan itu sah. Kemudian kapan­kapan Muhallil tersebut berpisah dengan istrinya, karena meninggal dunia, talak, khulu’, fasakh, atau lainnya, maka suami yang pernah menjatuhkan talak tiga dapat kembali kepada mantan istrinya dengan akad nikah yang baru tanpa khlilaf.

Kedua; jika Muhallil menikahi perempuan tersebut dengan syarat harus ditalak supaya suaminya yang pertama dapat kembali kepadanya, maka terdapat perbedaan pendapat ulama tentang hal ini. Imam Malik dan sahabatnya mengatakan pernikahan tersebut fasid alias tidak sah. Sedangkan Imam Syafi’i dan Abu Hanifah berpendapat bahwa pernikan tersebut dibolehkan. Bahkan Imam Daud dan sekelompok ulama lainnya mengatakan bahwa dialah sebagai Muhallil/penghalal bagi suami yang menjatuhkan talak tiga. Adapun sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa pernikahan tersebut dibolehkan dan syaratnya bathil (tidak berlaku), maksudnya pernikahan tersebut tidak menghalalkan suami pertama kembali kepada mantan istrinya, begitulah pendapat Ibnu Abi Laila.

Pendapat ini didasari pada firman Allah Swt. dalam QS al­Baqarah: 230, yang artinya: “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain…” dan Hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Baihaqi, Hakim dan Abi Syaibah dari Abi Hurairah dan ‘Uqbah bin ‘Amir yang artinya; “Allah melaknat Muhallil dan Muhallalah.”

Mengingat rumitnya persoalan prak­tik Muhallil (‘cina buta’) serta adanya perbedaan pendapat ulama tentangnya, maka biarkanlah Muhallil itu berlangsung secara alami supaya tidak ada ikhtilaf padanya. Sementara yang lebih bijak adalah menghindari talak tiga, bahkan menghindari konflik dalam rumah tangga.[]

Qawluhu bercina buta, artinya dikahwin perempuan

itu dengan laki-laki yanglain dengan diupah... “

Page 41: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

41SantunanApril 2012

Salah satu kendala pemuda dan remaja putri muslim, agar segera menikah ialah anggaran yang mahal. Namun belum tentu kemahalan itu karena kutipan di KUA yang ‘alakadar’, yang Rp 30.000 plus biaya operasional lainnya itu. Sering biaya adat dan bawaan justru yang paling ‘mengganggu’, selain mahar yang ‘selangit’ yang dipatok calon mertua. Akhirnya, ramai pemuda kita, jika pacaran berebut, tapi untuk menikah ia pengecut. Mari kita balik adegium yangkeliru sekarang menjadi, “Pacaran no, nikah yes!” atau “Pacaran boleh, asal nikah dulu.”

Pacaran bukan budaya Islam. Apalagi pacaran gaya anak muda masa kini. Yang ada dalam Islam, sebelum pernikahan ­­kadang­kadang kita membedakan dengan perkawinan­­ hanya proses peminangan (khithbah). Di Aceh bahkan, peminangan itu bukan cerita baru. Karena ‘birahi’ pacarannya sudah parah. Timbul wacana, bagaimana jika diganti dengan pernikahan dini? Ini relatif bijak, dari pada anak kita terus mengekor dengan lika­liku setan.

Dalih kuliah?Muda­mudi itu kebanyakan dari

golongan mahasiswa, pelajar ada juga. Ada kritikan itu budaya setan, dan itu betul. Untuk mengganti pacaran ala Barat ini ­­khusus bagi mahasiswa, muncul wacana menikah sambil kuliah. Jadilah ada gerakan, “Indahnya nikah sambil kuliah.” Sebab ada yang nikah di usia kuliah, dan alhamdulillah sukses.

Kecanduan pacaran, tapi takut me­nikah di usia muda, dengan dalih kuliah, itu patut dikasihani. Jika soal biaya saat dan usai menikah yang sunnah terlalu direpotkan, kenapa biaya pacaran yang terlaknat itu tak dipersolakan? Biaya pendidikan, uang belanja dan sebagainya, sebenarnya hal itu tak jadi masalah, jika ada kerja selain kuliah. Hanya yang

Nikah Yes, Pacaran No!

Drs. Chairul Azman BKKepala KUA Kec. Pulo Aceh,Kab. Aceh Besar

menjadi kendala mungkin, saat dijelaskan kepada orangtua, siapa si dia itu. Ada yang setelah menikah mereka lalu hidup bersama, tinggal di rumah orang tua, itu juga solusi.

Kalau kita melihat dalam sejarah Islam, ada sahabat Rasulullah yang ber­umur 18 tahun sudah mampu memimpin peperangan, dan ia telah menikah. Jadi kalau seperti sekarang ini, pemuda­pemudi berpacaran, seharusnya dinikahkan saja. Kemampuan membiayai rumah tangga yang baru, bisa dibicarakan dengan kedua belah pihak keluarga.

Menikah bukan hanya bisa mengganti buruknya budaya pacaran, namun menikah juga bisa menghemat biaya hidup. Kalau biasanya sewa kamar dua, dengan menikah, kamar cukup satu. Kalau biasanya sering makan di luar, maka dengan menikah bisa masak sendiri, jelas ini lebih hemat, bahkan kalau mau bisa makan sepiring berdua. Demikian menurut Mansur, S.Ag salah satu KUA di Banda Aceh. Menikah dulu, biasa kerja akan ada, rezeki akan nambah usia ijab qabul, asal terus berikhtiar.

Jadi, kalau telah menikah, tidak perlu bawah tangan, atau tidak tercatat. Untuk apa harus bersembunyi, padahal kita telah melakukan suatu yang benar.

Benar menurut syari’at benar menurut adat, maka tampakkan saja kalau kita sudah menikah. Walaupun hal itu sesuatu yang halal, mudah dan indah, banyak pula kalangan mahasiswa dan pemuda yang tidak menginginkannya. Selain karena alasan keuangan, budaya yang ‘mewajibkan’ seorang suami menanggung seluruh kebutuhan ekonomi keluarga pasca penikahan juga menjadi alasan.

Nikah yang mudah, itu perlu kita sosialisasikan, sehingga semua pihak bisa mengerti, pihak keluarga mengerti, masyarakat juga mengerti, sehingga suatu saat menikah di kalangan mahasiswa bukanlah suatu hal yang berat dan susah, sehingga mereka cenderung menyalurkan emosinya dengan pacaran yang lebih banyak dosanya.

Manfaat menikah dari pada menunda, padahal sudah mampu, tetap lebih banyak, ketimbang tidak menikah. Namun menikah di usia sebelum usai kuliah, atau sebelum usia 30­an tahun, memang harus ada berbagai pertimbangan. Juga harus dibicarakan secara matang dengan orang tua kedua belah pihak. Sebab saat kuliah mungkin sang suami belum bisa maksimal bekerja, mencari nafkah. Maka orang tua diharapkan tetap memberikan biaya hidup seperti sebelum menikah.

Akhirnya, menikah di saat kuliah atau sebelum ‘kepala tiga’, bisa saja menjadi sebuah solusi untuk menghindari pergaulan jahat, pacaran, semacam kasus di atas. Dalam Islam, kalau memang merasa sudah mampu menikah, maka menikahlah. Dalam sabdanya, Rasulullah Saw mengajak, “Wahai pemuda, jika kamu telah mampu menikah, maka menikahlah, karena itu akan menjaga kehormatan, kalau tidak mampu, maka berpuasalah.” Menikah lebih memandirikan para muda, dari pada asyik pacaran yang meloyokannya. []

...sehingga suatu saat menikah di kalangan mahasiswabukanlah suatu hal yang berat dan susah, sehingga mereka cenderung

menyalurkan emosinya dengan pacaran yang lebih banyak dosanya. “

Page 42: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

42 SantunanApril 2012

Anak kandung atau anak didik laksana intan, permata, dan mutiara yang mewah, kalau kita bagus memolesnya; sekaligus ia bagaikan baja yang karatan, jika ayah­bunda tidak bijak mengasahnya. Para ahli, beberapa dasawarsa silam menemukan bukti, urutan lahir ikut membentuk kepribadian.

Anak Sulung: Pemimpin AlamiahKeuntungan: sebagai anak yang phonna,

si sulung mendapat atensin yang besar dari orangtua. Ibu dan ayah masih punya banyak waktu untuk menyanyikan lagu, sambil memandikannya. Membacakan buku cerita, sebelum tidur, misalnya. Sebagai satu­satunya anak untuk sementara waktu, si sulung jadi fokus utama cinta­kasih serta sayang orang tua. Juga yang pertama pencetus kesenangan pada orang dewasa dalam keluarga.

Begitu punya adik, anak pertama langsung mendapat peluang untuk memimpin. Si adik sering mengagumi si kakak, karena bisa melakukan banyak hal. Kesempatan untuk mengajar dan membimbing adik­adiknya makin meningkatkan harga diri si sulung.

Tantangan: kekuatan terbesar si anak sulung juga dapat menjadi hambatan terbesar. Sebagai contoh, anak yang pemimpin alamiah bisa kesulitan berteman dan mempertahankan teman karena selalu memerintah teman­temannya (bossy).

Si sulung juga berisiko menjadi perfek­sionis karena harus selalu cermat karena orang tua ingin yang besar kepada diri mereka untuk sukses. Sehingga memperhatikan segala sesuatu sampai yang kecil­kecil. Termasuk kelemahan­kelemahan kecil.

Cara membantu: jangan terlalu menguasai. Tahan diri agar tidak mengoreksi ketidaksem­purnaan kecil. Jika sepre ranjang anak Anda masih sedikit kusut, jangan dirapikan. Jika sisir­an rambutnya tidak serapi sisiran Anda biarkan saja. Jika anak melakukan kesalahan, katakan, bahwa Anda tahu, dia sudah ber usaha. Tunjuk­kan kepadanya bagaimana Anda menerima pu­jian secara santun, minta maaf jika salah dan beritahu anak Anda, jika ren cana Anda tidak berjalan tidak seperti yang diinginkan.

Anak Kedua: InovatorKeuntungan: anak kedua merasakan

keuntungan dari orang tua yang kini lebih rileks. Sebagian karena ayah dan ibu terlalu sibuk mengurusi keluarga yang terus tumbuh sehingga energi yang difokuskan kepadanya

tidak sebanyak pada anak pertama. Mungkin juga karena orang tua kini merasa lebih percaya diri dengan keputusan­keputusan mereka.

Apa pun alasannya, cara bertindak atau bersikap mereka yang lebih tenang cenderung menular ke anak kedua, yang secara khusus lebih mudah bangkit lagi sesudah mengalami kegagalan dibanding si sulung dan lebih kreatif dan cenderung senang bermain. Anak kedua juga berusaha beda agar diperhatikan orangtua sehingga membuat mereka menjadi inovator sejati.

Tantangan: anak kedua mungkin merasa tidak sekuat jika dibandingkan dengan kakaknya. Jika ayah dan ibu terus menerus memuji kakaknya, si anak kedua bisa menjadi takut, orang tuanya lebih sayang kakaknya. Untuk mendapatkan perhatian, dia mungkin menjadi anak yang suka pamer atau luar biasa kompetitif dengan anak lainnya. Pada umur 3 tahun, mungkin juga ia benci dengan kenyataan, bahwa kakaknya ‘memiliki’ ayah untuk sendiri sebelum ia lahir.

Cara membantu: dorong anak untuk men­ceritakan perasaan­perasaannya. Ajari dia kata­kata untuk mengungkapkan dirinya. Tunjuk kan kepadanya fotonya pada usia yang sama dengan kakaknya (foto anak pertama ketika berumur sama, misalnya 3 tahun). Ingatkan dia, bahwa dia akan tumbuh dan mengerjakan apa yang dapat dikerjakannya. Jelaskan, bahwa iri itu normal. Katakan, “Kami tahu, Kamu susah harus berbagi dengan kakakmu. Tapi Kamu berdua sama­sama disayang.”

Anak Tengah: si Jago BerundingKeuntungan: anak yang punya kakak dan

adik punya seseorang tempat dia belajar dan seseorang yang dia asuh. Dia juga punya 2 teman bermain. Bukan hanya 1. Sama seperti kakaknya, dia mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin, pengalaman yang akan membantu membangun rasa percaya dirinya. Sebagai 1 dari 3 atau lebih anak, dia dapat belajar cara berelasi dengan kelompok, cara berbagi, mendengarkan orang lain, dan ikut dalam aktivitas bersama.

Tantangan: ketika anak ketiga lahir, status anak kedua mendapat variasi baru. Anak tengah mungkin merasa dikesampingkan dan tidak diperhatikan. Akibatnya, bisa menjadi pencemas dan tidak aman. Jika pola ini berlanjut selama masa kanak­kanak, bisa membuat anak berkemungkinan tidak membela dirinya.

Cara membantu: usahakan sekeras mung­kin agar anak tengah merasa istimewa. Setiap hari luangkan waktu hanya untuknya. Dan bersama dengan anak Anda yang lainnya. Dekap selama 10 menit saat tidur misalnya. Apakah anak Anda itu anak kedua, ketiga, atau terakhir, seseorang akan menjadi anak bungsu, dengan tingkah laku khusus yang disebabkan posisinya.

Si Bungsu: Bersemangat BebasKeuntungan: sama seperti anak tengah,

anak bungsu merasakan manfaat dari orangtua yang lebih rileks dan punya kakak untuk diikuti atau diteladani. Dia ingin seperti kakak­kakaknya dan berkeras mengerjakan sesuatu sendiri. Kadang, si bungsu paling kreatif karena dia punya banyak waktu untuk diri sendiri.

Tantangan: karena keluarga kemungkinan lebih longgar terhadap anak bungsu, kemungkinan dia akan sulit menghormati orang yang berwenang di kemudian hari. Karena orang­orang sering membantunya, kemungkinan dia berkembang menjadi orang yang terlalu tergantung pada orang lain dan sulit mengatasi masalahnya sendiri.

Cara membantu: kemungkinan akan terjadi persaingan antar saudara. Lerai jika si bungsu diserang. Anak­anak perlu bantuan untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah. Jika anak TK/PAUD Anda menguasai pembicaraan saat makan malam, suruh anak kelompok bermain Anda untuk men­ceritakan pengalamannya hari itu. Beri dia tanggungjawab, kendatipun cuma tugas kecil.

Anak TunggalStudi­studi menunjukkan, wahai pembaca

Santunan, sebagaimana kiat­kiat yang pernah dilansir Tabloid Aura edisi Agustus 2004, bahwa anak tunggal umumnya tumbuh menjadi orang yang berusaha mencapai prestasi tinggi dan lebih termotivasi dibanding anak yang punya kakak atau adik.

Mereka juga cenderung lebih cepat matang dibandingkan anak lain seusianya. Karena dia adalah pusat dari dunia orangtuanya, dan kemungkinan tuntutannya juga tinggi. Karena tak punya adik atau kakak untuk diajak bermain, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan orang dewasa. Dan, untuk anak tunggal, beri dia ruang ‘hubungan kerja’ dengan orang lain. Beri dia privacy dan identitas sendiri. Jadi, Anda atau putra­putri Anda, anak keberapa ya?[]

Mendidik Anak Sesuai ‘Akta Lahir’

Melly Andriani, A.MaUstadzah TPQ Plus Baiturrahman

dan Guru TK YKA Taman Sari Banda Aceh

Page 43: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

43SantunanApril 2012

Satu hari, seorang tetangga sempat berbicara dengan temannya. Setelah selasai ia berbicara terasa oleh dirinya bahwa ia telah menyinggung perasaan teman bicaranya itu. Ia langsung bertanya kepada seorang gurunya untuk menayakan bagaimana caranya memperbaiki kesalahan yang telah diucapkannya. Guru itu mengatakan kepadanya, “Ambillah beberapa ikat lidi dan lemparkan di jalan raya yang sibuk dengan kenderaan lalu lalang.”

Kemudian guru itu meminta kepadanya un­tuk mengumpulkan kembali dan meng ikatnya sebagaimana sedia kala. Ternyata perintah guru tidak mampu dilaksanakan sebab lidi itu telah berserakan kesana kemari dihembus angin. Gu­runya itu mengatakan, “Begitulah tamsilan nya ucapan yang telah engkau keluarkan yang san­gat sekali untuk mengembalikannya atau men­ariknya kembali walaupun tapeuguda (kita tarik dengan kekuatan kuda).” Laki­laki ter se but me­renung mengingat kesalahan yang telah dilaku­kannya saat ia berbicara dengan te mannya tadi. Dalam hatinya terbisik bahwa benar ucapan yang telah kita keluarkan tidak mungkin dikem­balikan lagi dalam keadaan apa pun.

Kata­kata yang keluar dari mulut kita adalah gambaran kepribadian kita. Kita dipandang baik oleh orang lain kalau kita berbicara dengan bahasa yang sopan, tidak dengan bahasa yang menyakiti orang lain. Dalam bahasa Aceh dulu terkenal istilah “Lisanuka namirun ‘alaika.” artinya lidahmu adalah bagaikan harimau yang bakal menerkammu. Karena di Aceh tidak ada singa maka di sini kita ganti dengan harimau. Ucapan yang mulia adalah media yang paling baik untuk mempertautkan hati orang kepada kita. Ucapan yang baik adalah pencerminan dari budi pekerti yang mulia dan salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Orang akan suka mendekatinya karena budi bahasanya yang menarik dan sopan.

Dalam pepatah Aceh disebutkan orang­orang yang berkata sopan, “ Aneuk ureueng meupo cuco ureueng megah.” Islam tidak tinggal diam dalam menuntun seorang muslim dalam memilih kata­kata yang mulia saat berbicara. Dalam surah Al­Isra’ ayat 53 Allah berfirman: “Katakanlah kepada hambaku hendaklah mereka berkata-kata dengan bahasa yang mulia, sungguh syaithan menimbulkan perselisihan antara sesama mereka. Sungguh syaithan adalah jelas-jelas menjadi musuh bagi kamu semuanya.”

Dalam sebuah hadits yang berasal dari

Abu Hurairah Rasulullah bersabda, “Seseorang yang berbicara dengan bahasa yang disenangi Allah dan tidak menyinggung perasaan orang lain maka Allah akan mengangkat martabat dirinya bebarapa derajat, sebaliknya orang yang menggunakan kata-kata yang menyebabkan murka Allah ia akan menjadi penghuni neraka” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Di dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “… Siapa yang beriman kepada Allah hendak-lah ia berkata mulia atau diam saja kalau tidak ada lagi yang mau sampaikan” ( (Hadits Mutta­faq ‘alaih). Rasulullah kerap menasehati umat­nya untuk tidak menyakiti perasaan orang lain dalam berbicara, seandainya ia menolak atau ti­dak menyenangi tindakan seseorang maka jan­ganlah ia menyebut namanya secara langsung akan tetapi cukup ia mengatakan. “Mengapa ada orang sampai hati berbuat demikian, bu­kankah tindakan yang demikian itu tidak baik?”

Ucapan yang baik adalah suatu bentuk sifat kemuliaan. Umar bin Khaththab pernah mengatakan, “Kebaikan itu sesuatu yang sangat gampang melakukannya; berupa raut wajah yang ceria dan budi bahasa yang sopan.”

Wahab bin Munabbih pernah mengatakan, “Ada tiga ciri yang menandakan seseorang itu berada di dalam kebaikan: murah hati, sabar , dan sopan dan dalam berbicara. Luqmanulhakim mengatakan, “Hati adalah ibarat sebuah ladang, maka tanamlah di ladangmu itu budi bahasa yang mulia. Jika anda tidak mendapatkan buahnya maka pasti anda akan merasakan hijau rindangnya.” Demikian juga Imam Syafi’I rahimahullah pernah berkata, “Andai kata seseorang ingin berbicara maka hendaklah ia berkata sopan, jika tidak maka diam saja.”

Dalam suatu kesempatan Imam Syafi’I menasehati temannya yang bernama Rabi’, “Wahai Rabi’, ‘Janganlah engkau berbicara kalau hal itu tidak penting bagimu, sebab bila engkau telah berbicara maka kata­katamu itu bukan lagi milikmu malah kata­katamu bakal menguasai dirimu dan akhirnya akan melawanmu.’”

Bila kita ingin mengikuti pesan­pesan ahli hikmah maka kita akan mendapatkan mutiara­mutiara yang sangat berharga dalam kehidupan kita, antara lain:­ Bila berbicara gunakan kata­kata yang men­

gandung do’a ketimbang banyak mengucap­kan kata­kata terima kasih seperti, “Semoga Allah memberikan tawfiq, atau semoga Al­lah membalasmu dan lain­lain.”

­ Jauhilah dalam anda berbicara banyak

menggunakan kata­kata “Aku”. Misalnya Aku banyak memiliki ini…, Aku beres dalam setiap urusan…, Aku, Aku dan sebagainya.

­ Hindarilah menggunakan banyak kata­kata ma’af saat sedang berbicara seperti, “Ma’af saya telah banyak menggunakan waktu dalam...”, tapi lebih baik mengatakan, “Nampaknya saya sudah banyak menggu­nakan waktu yang disediakan ini….”

­ Hindari pertanyaan di akhir ceramah, pidato, atau apapun namanya, “Apakah Bapak­bapak atau saudara­saudara atau Ibu­ibu mengerti isi pidato saya ini.” Lebih baik mengungkapkan dengan kata­kata harapan, misalnya, “Semoga ceramah saya ini ada faedahnya.”

­ Jangan sekali­kali melontarkan kesalahan kepada orang lain dengan kata­kata, “Anda salah…”, atau “Anda tidak benar…”, atau “Anda tidak tahu sedikit pun persoalan ini…”, atau rugi aku sekolahkan kamu dan sebagainya. Sebagai gantinya Anda lebih baik mengatakan, “Saya akui Anda telah tahu ini, tapi saya beritahukan ini untuk menambah…Aanda.”

­ Hindarilah membicarakan soal­soal yang sangat pribadi, baik yang berkenaan dengan diri Anda sendiri atau orang lain. Usahakan sedapat mungkin bila Anda ditanyakan tentang soal­soal pribadi yang tidak mungkin anda menjawabnya hindarilan jawabannya secara sopan sehingga tidak merasa tersinggung si penanya.

­ Tidak mengapa Anda sedikit bercanda agar tidak cepat bosan tapi jangan terlalu banyak melakukannya sehingga membuat orang lain tidak senang kepada Anda.

­ Bila berbicara di depan khalayak yang bera­gam latarbelakang budaya dan tingkat pen­didikan maka berbicaralah dengan meng­gunakan bahasa­bahasa atau istilah yang mudah dipahami sehingga tidak membin­gungkan bagi orang yang tidak terbiasa den­gan istilah­istilah yang kita gunakan itu.

­ Bila Anda berbicara di tengah­tengah khalayak, janganlah menyinggung tentang keaiban suatu ras, kabilah atau suku. Sebab kita tidak tahu bahwa di tengah­tengah kita itu ada orang­orang yang disebutkan itu.Demikianlah beberapa hal yang dapat

penulis hidangkan ke khalayak pembaca Majalah Santunan yang tercinta ini semoga ada gunanya kepada kita semua. Amin.[]

Santun BerbahasaDrs. Tgk. H. Ramly M. Yusuf, MADosen Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry dan Mahasiswa Universitas Islam Umdurman Khartoum Sudan

Page 44: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

44 SantunanApril 2012

Walaupun kabinet dan kebijakan berganti, mengapa persoalan buku seakan belum selesai juga? Isu pergantian buku setiap cawu (caturwulan), semesteran, tahunan, dan lima tahunan, juga selalu menarik didiskusikan. Padahal, Diknas tidak pernah menyarankan harus ganti buku setiap lima tahun. Namun, buku harus distandarisasikan untuk setiap jenjang sekolah.

Persoalan buku lain adalah mutu buku. Kualitas ‘kitab’ di madrasah bukan hanya dilirik pada cover (sampul), tapi juga pada esensi (isi). Muatan ini justru lebih penting, meskipun desains dan grafikanya juga ikut distandarkan, supaya anak ‘bersemangat’ mengejanya. Selain sampul, problem lain sehingga butuh kepedulian kita, mungkin pada persaingan ‘penerbit’ buku, saat ‘masuk’ ke madrasah. Atau toko buku yang ‘ditunjuk’ oleh kepala madrasah. Yang seharusnya ‘penjualan’ model itu tidak boleh terjadi di dunia buku madrasah.

‘Gam Cantoi’Selebihnya, mutu buku sekolah juga disinggung dalam standar perbukuan, misal dalam kebijakan dan seminar pendidikan, di mana pun. Itu mungkin lebih pada kajian sisi psikologi anak SD/MI. Anak lebih suka gambar yang ‘abstrak’ (karikatur, garis­garis) atau ilustrasi. Misalnya anak akan memilih gambar Gam Cantoi dengan rambut dan hidung yang khas, daripada gambar orang yang utuh. Atau anak akan suka melihat gambar mobil dan boat, daripada foto mobil sesungguhnya.

Soal kecocokan semua buku, dikabarkan bahwa buku cetakan nasional belum tentu cocok untuk anak di daerah, Aceh, Padang, atau Sulawesi misalnya. Jadi lebih jauh di sini, persoalan otonomi juga agaknya merambah dalam dunia perbukuan di madrasah. Penilaian buku bagus atau tidak, itu tergantung pada prinsip­prinsip pendidikan, bukan penilaian oleh anggota dewan yang ikut menyoroti perbukuan atau

MemilihBuku Madrasahyang StandarDrs. Muhammad Hanafiah, M.Pd

Kepala MTsN SamuderaKabupaten Aceh Utara

oleh agen buku saja. Sehingga bisa saja buku A dan B dengan desain dan grafis yang sama, namun muatannya berbeda, akan dinilai secara berbeda pula.

Biasa pengadaan dan penggandaan buku yang menjadi prioritas penerbit atau penu­lis daerah, adalah yang termasuk ilmu­ilmu sosial. Juga akidah akhlak, Alquran hadits, bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam. Se­jak enam tahun lalu, untuk MI/SD di Aceh, memiliki konsep khas untuk buku­buku di atas, antara lain karena gaung syarat itu.

‘Wafat’ dan ‘sekuler’ Salah satu persoalan lokal, ialah istilah yang berbeda, antar daerah/suku. Betapa bahasa di daerah Jawa akan berbeda ‘rasa’ di daerah Aceh. Misalnya kata wafat, yang sering disebutkan untuk sembarang orang, dalam sebuah buku. Tetapi di Aceh, wafat itu hanya dialamatkan buat para Nabi. Jadi bahasa dalam buku sekolah itu juga semestinya bisa ‘meraba perasaan’ daerah yang akan didistribusikan.

Penerbit dan tim penilai juga mesti menimbang sisi religiusitas atau tran­sendensi (keilahian), dalam meloloskan satu buku. Misalnya, ada buku sains yang menulis, “Alam telah menganugerahkan kepada kita…,” atau kalimat sekuler lainnya. Ini akan mendidik anak bapak/ibu yang beriman, terutama anak orang Islam di Aceh, kian jauh dengan iman atau ‘kafir’.

StandarAda empat aspek penilaian buku IPS dan sains (khusus buku SD/MI), yaitu materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta grafika. Indikator keempat aspek itu menurut Dr Muhsinatun Siasah Masruri, Tim Pengembangan Standar Kualitas Buku IPS SD­SMP, adalah: aspek materi, harus memuat kesesusaian, kecukupan, dan ketepatan; aspek penyajian, harus ada kelengkapan, sistematika, kesesuaian dengan belajar konstruktif, dan cara penyampaian;

aspek bahasa dan keterbacaan, mengikuti kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, dan grafis serta huruf.

Gambar dan bahasa buku dinilai juga, se­jalan atau jauh dengan program pemerintah. Sebab setiap foto atau lukisan dalam buku juga membantu program pemerintah. Misal­nya buku yang bergambar perokok dengan asap mengepul, itu prilaku ‘kurang ajar’ bagi anak didik. Atau gambar satu keluarga yang ramai atau ‘riuh’, akan mengesankan kelu­arga itu belum mengikuti program KB. Buku sosial yang berstandar adalah, misalnya, yang mendeskripsikan keluarga hanya punya anak dua. Aneh memang, dalam aneka lomba menggambar, ‘anak kota’ senang gamba gunung dan sawah; ‘anak gampong’ galak gamba mobil dan jalan tol.

MomokBagus perkenalkan kepada anak didik pelajaran yang tidak menarik dan membosankan, lewat cerita atau pendekatan dunia anak. Misalnya untuk pelajaran matematika, agar pengenalan pangkat atau akar dengan cara merunutkan dari awal (tidak hasil akhir doang). Matematika akan menarik dengan nyanyian atau sajak. Jadi, guru tidak hanya menyajikan hasil dari segala temuan rumus­rumus itu, baik dalam Aljabar, Geometri, Aritmatika, Logaritma, dan seterusnya.

Kiat mengajar dengan memperkenalkan alam dan budaya setempat ini, untuk menghindari anak agar jangan membayangkan matematika itu suatu momok alias ‘seram’. Juga pelajaran eksakta lainnya, misalnya, untuk berhitung berapa jumlah jabat tangan kalau ada enam siswa? Jawabnya akan menarik dengan membariskan anak­anak, daripada hanya kita ngomong (cek gu duduk manis) dan menyuruh anak membayangkan. Namun, guru harus duluan paham jalannya permainan, jangan sampai anak berputar­putar tanpa tujuan, lalu ketabrak sesama: aduh sakit Bu![]

Kiat mengajar dengan memperkenalkan alam dan budaya setempat ini,untuk menghindari anak agar jangan

membayangkan matematika itu suatu momok alias ‘seram’

Page 45: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen aCeH JaYaBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

drs. H. amiruddin Husein, ma

KanTOR KemenTeRian agama KaBUPaTen aCeH TimURBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Kepala

drs. H. Faisal Hasan

Page 46: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

46 SantunanApril 2012

Usai nyoblos, memilih calon pimpinan lewat pilkada, di TPS depan madrasah, dhuha masih tersisa. Saya

telusuri jalan desa, menuju sebuah masjid. Di ujung kampung, di pinggiran kota kami itu, sebuah masjid telah lama angkat bicara, meratapi, entah dia bernyanyi, atau sedang meuratoh, tapi seperti bukan kali ini dia bersuara, yang didengar oleh siapa pun kecuali manusia. Disahuti juga ratapannya oleh mushalla dan masjid lainnya di kota dan desa, di kampung kami dan kampun nun jauh di sana. Masjid menyanyikan hal ilwal kemalangannya, yang sekaligus, justru sedang disayangi oleh warganya.

Dia kian keras meratap, “Betapa malang nasib diriku, pada akhir zaman, di tengah mayoritas umat Islam. Aku dipersolek, tapi jamaah sepi, bagai mengejekku.” Saya menoleh ke arahnya, terhenti, lalu saya teringat pada satu sinema di televisi yang menceritakan tentang kisah orang tua yang sangat sayang terhadap anaknya. Kasih sayangnya selalu diberikan dengan cara apa pun. Permintaan dan kebutuhan akan selalu dipenuhi oleh orang tuanya dengan harapan agar kehidupan sang anak dapat terjamin sukses dan mendapat kebahagiaan. Namun apa hendak dikata, kenyataannya kehidupan sang anak tersebut selalu mengalami rintangan dan penderitaan yang sangat pedih. Bahkan sungguh tidak mungkin dipikulnya. Apa daya, hingga akhir hayat kemalangan hidup yang dirasakannya.

Begitulah, saya hubungkan antara kisah tersebut dengan kisah masjidku yang putih itu, saya temukan jawaban yang hampir sama, masjid di kampungku dibangun dalam corak yang sangat indah, tapi masjid ditinggalkan jamaah, tidak diisi saban waktu.

Saya yang juga bagian penyuluh, kian sadar akan beban itu, bersama kawan­kawan. Salah satu tugas di antara sekian banyak tugas yang telah dibebankan kepada Penyuluh Agama Islam Fungsional di bawah Bidang atau Seksi Penamas (Pendidikan Agama, Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid) ialah mendata, membina, dan menghidupkan suasana masjid ke arah kesejahteraan dan kemakmuran.

“Dari data yang telah terkumpul dan

Masjidku Meratap

Mukam Zahri, S.AgPenyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kab. Aceh Besar

CERPEN

tercatat dalam buku Direktori Masjid Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, jumlah masjid di Aceh saat ini 3.525 buah. Masjid di Aceh terus bertambah dan berkembang pesat, bagaikan cendawan yang tumbuh di musim hujan, baik masjid lama yang punya catatan sejarah tersendiri maupun masjid baru dengan corak gaya dan arsitektur yang beraneka macam pula, hingga arsitektur khas Timur Tengah pun sudah ada di Provinsi Aceh,” gumamku sambil mengenang, agak bingung sendiri di gapura masjid, dan sayup­sayup terdengar panitia mengumumkan kepada warga, agar segera ke TPS untuk pemilihan kandidat gubernur/bupati, sebelum siang.

Saya melangkah ke tempat wudhuk yang lumayan mewah. Batinku menambahkan, “Sungguh satu hal yang sangat mengembirakan kami, ini isyarat masyarakat Aceh pada umumnya sudah mampu di bidang ekonomi serta punya pikiran yang cermerlang di bidang agama yang lebih meyakinkan, ini dapat dibuktikan dengan lahirnya masjid­masjid baru, bentuk bangunannya sangat indah, halaman luas dan di dalam pun lengkap dengan peralatan moderen, seperti microfon, sound sistem, kipas angin, dengan berbagai macam merek sampai masjid ber AC pun sudah ada.”

Padahal semua itu butuh biaya sangat besar sampai puluhan milyar rupiah. Seandainya ditanyakan berapa biaya yang telah dihabiskan untuk kebutuhan masjid? Pasti jawabannya, “Berapa pun diperlukan tetap kami usahakan dananya, agar masjid lebih indah dan megah,” lirikku ke arah masjid.

Saya berwudhuk, lalu menuju tangga, dan sejenak mengira­ngira, setalah membaca doa usai berwudhuk, “Fakta dan realita memang di Aceh sedang giat­giatnya berlomba untuk membangun mesjid yang indah dan mewah. Semua sayang dan tersentuh hati dalam hal bangunan fisik dan materi. Sedikit yang terbayang untuk apa masjid ini didirikan.”

Siang itu Senin, hari pemilihan, saya teringat khutbah kawan tiga hari yang lalu, “Bukankah Rasulullah SAW telah berpesan dalam sebuah sabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abu Daud, “Aku tidak menyuruh kamu membangun masjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”

Lalu khatib lanjutkan, “Coba kita pahami dua kalimat indah dalam baris lagu kebangsaan Indonesia Raya, “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.” Artinya sebelum kita mem­planning dan mendirikan sebuah masjid yang luas indah dan megah tentunya yang harus dipikirkan adalah tentang jiwanya (iman) kita. Apakah ada yang mengisi shaf saat shalat lima waktu? Siapa yang menjadi imam, muazzin, bilal, dan khatib? Atau siapa yang yang melaksanakan kegiatan PHBI (Peringatan Hai­hari Besar Islam). Ketika itu semua telah terjawab, maka selanjutnya baru merancang bangunan masjid seindah mungkin.”

Saya masuk dengan kaki kanan, mau shalat tahiyatul masjid, dan menatap mimbar yang wah itu. Saya ingat sebuah buku Sidi Gazalba kira­kira tulisnya, “Masjid artinya tempat sujud, atau lebih luas lagi pengertiannya yaitu suatu bangunan yang

“Warga memilih wakil di dewannya silih berganti, pempimpin naik dan turun istana silih berganti, tapi daku tak disinggahinya.”

Page 47: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

47SantunanApril 2012

didirikan untuk tempat beribadah kepada Allah Swt, dan tempat bermusyawarah serta bermuamalah dengan sesama manusia. Dalam artian, di samping tempat shalat, zikir, dan pengajian juga dapat dilaksanakan segala kegiatan yang bermanfaat bagi ummat. Tapi sungguh sangat disayangkan masih banyak masjid yang tidak ada pengurusnya dan belum ada pengelolanya, sepi dari kegiatan, bahkan ada masjid yang tidak dilaksanakan shalat lima waktu, kecuali hari Jum’at dan Hari Raya.”

“Sementara organisasi semakin banyak muncul yang katanya bergerak di bidang kegiatan kemesjidan BKPRMI, DMI, DKMA, BKM, dan RM (Remaja Masjid). Buat apa itu semua, jika hanya pilih ketua, sekretaris, dan susun nama, lalu buat proposal untuk dapat cair dana,” tanya kawan saya suatu obrolan.

Saya mengiyakan, “Andaikan masjid bisa ngomong (dalam ajaran tasawuf diajarkan, masjid dan makhluk Allah lain selalu bicara, manusia saja yang tak mampu mendengar), pasti masjid akan berucap, “Untuk apa aku dihias, dipercantik, dan diberi warna­warni? Sedangkan aku selalu kesepian menyendiri tidak ada yang peduli dan mengunjungiku, tidak ada yang ‘tidur’ (i’tikaf) bersamaku. Sungguh munafik engkau, katanya sayang, tapi aku kau tinggalkan, sungguh malang nasibku.” Hari ini bangunan masjid dipermak, sementara hati kita semakin jauh dari jama’ah. Saat azan dikumandangkan, Allah mengundang kita untuk menuju kemenangan. Tapi kita cuek aja tidak mau penuhi undangan Allah, kita sibuk dengan kerja nongkrong di warung, duduk di pinggir jalan, dan di café­café dengan alasan utak­atik hp, laptop, internet, televisi, dan kesibukan lainnya.”

“Bukankah kita telah siap membangun masjid yang indah dan luas? Maka harus siap dengan jiwa penuh iman untuk memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan terutama ibadah shalat dan pengajian,” saran saya dalam sebuah rapat di masjid kampung.

“Ingat Firman Allah Swt dalam Alqur’an Surat At­Taubah ayat 18, wahai insan yang ber­KTP Islam,” seakan masjid menyentilku, “Sesungguhnya orang yang memakmurkan masjid Allah mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat menunaikan zakat, serta tidak takut kecuali hanya kepada Allah, maka mereka termasuk orang­orang yang mendapat petunjuk.” Saya kian risau usai dhuha jelang siang, hari pencoblosan pada pagi Senin yang diungguli parlok itu.

“Warga memilih wakil di dewannya silih berganti, pempimpin naik dan turun istana silih berganti, tapi daku tak disinggahinya,” ratap masjidku terus menerus.[]

PUISINasehat Orang Itu…

Tanganku seakan tak mampu ‘tuk mencapainyamataku tak sanggup melihat arah ke depannya bagaimanatelingaku tak ingin mendengar hal­hal yang kecewadan kakiku tak kuasa ‘tuk berjalan buat sementara Aku tak tau, apa yang bisa aku lakukanaku hanya terikat terkurung di dalam satu asa yang tak pastiaku selalu dihantui bayang­bayang kejiyang seolah ingin mencuri aku kembali kepada perbuatan nista Aku ingin menjadi baikdan aku tak pernah ingin menjadi yang terbaikaku sadar siapa aku iniyang tak punya apa­apadan yang tak pernah bisa menyombngkan apa­apa Keadaanku yang seakan mencekapterobati dan terarah oleh seseorangyang tulus dan iklhas menasehatikudan yang rela mendengar semua ceritaku Pengalaman nasehatnya menjadi ilmu bagikuterimakasih aku ucapkan untuk orang ituyang telah mencoba menyadarkan akumeski aku tidak akan pernah menjadi yang terbaik.

Rahmat MAN Janarata Pondok Baru Kab. Bener Meriah

BookBook… You are the onlyMy best friendAlways openedI read with joy

Book… You were always there for meWhen I’m confusedWhen I’m depressedAnd when I need youYou were always thereYou are always faithful to accompany meAnd you’re always ready to teachTo make dreams my dreamsEach sheetI learned a lot of knowledgeI opened the page and eachA lot of science that I can get

Book… Every day I open yourI always see you and eagerAre ready to take me awayTo the nature of knowledgeThank you book

You’re the lamp of my lifeWho always share knowledgeAnd make my cleverness forwardWith all the knowledge I get

Desi Marzikrah Kelas XI IPA MAN Jeuram Kab. Nagan Raya

47SantunanApril 2012

Page 48: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

FORUm KOmUniKaSiKePaLa KanTOR KemenTeRian agama

aCeH

mengucapkan:

Selamat Dan Suksesatas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd. Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada

Drs. H. Taufiq Abdullah

atas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugassebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

serta selamat bertugas di tempat barusebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Ketua

drs. H. Herman

Sekretaris

drs. H. amiruddin Husein, ma

Page 49: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

49SantunanApril 2012

ISLAMIKA

Santunan—Jakarta. Kementerian Agama (Kemenag) dikabarkan akan menghapus pesantren modern melalui peraturan menteri. Nantinya, yang diakui hanyalah salaf atau tradisional. Pesantren modern memiliki sistem pendidikan berjenjang, mulai madrasah ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Sedangkan pesantren salaf memiliki tradisi yang fokus pada pengajian kitab­kitab klasik atau turats.

Anggota Fraksi PDIP, Zainun Ahmadi, mengecam keras rencana penghapusan pesantren modern. Hal itu dinilainya sebagai kebodohan pemerintah sehingga nekat dan angkuh dalam bertindak. "Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua yang sudah ada sebelum zaman penjajahan," jelasnya, saat dihubungi, Rabu (18/4).

Dalam perkembangannya, pesantren meng ikuti dinamika zaman sehingga

OKI luncurkan Satelit TV, Lawan IslamofobiaSantunan—Libreville. Sebanyak 57 ang­gota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Kamis (19/4), mengumumkan rencananya untuk membentuk satelit TV. Investasi anggota­anggota OKI di bidang media terse­but bertujuan untuk melawan Islamofobia yang banyak dipropoganda media nonmus­lim. Tujuan lainnya adalah untuk saling ber­tukar informasi antarnegara anggota. “Kami mempunyai beberapa agenda kerja di bidang pengembangan media Islam, termasuk pelun­curan sebuah saluran satelit milik OKI,” ujar Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsano­glu, pada konferensi menteri informasi dari dunia Islam, di Gabon, seperti dilansir Arab-news.com.

Sekjen OKI juga mengajak para pengusaha muslim untuk ikut serta berinvestasi di media Islam tersebut. “Pertukaran informasi dan berita tentang dunia Islam dan memproyeksikan gambaran Islam yang sebenarnya,” tambahnya. Presiden Gabon, Ali Bongo Ondinba membuka konferensi yang sudah berlangsung sejak dua hari lalu. Ihsanoglu juga mengumumkan tiga tahun rencana kerja media yang berfokus di benua Afrika tersebut.

Riyad bin Kamal Najm, selaku yang mewakili Kerajaan Saudi Arabia untuk urusan media tersebut, mengatakan bahwa media OKI harus tanggap terhadap isu­isu tentang Islam. Media yang akan diluncurkan tersebut harus mampu menghadapi stereotip anti­Islam dan mampu menampilkan keindahan dan kemajuan islam. Najm mendukung proposal tersebut dan menegaskan kesiapan Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah penyelenggara pertama dalam menyiarkan regulator tersebut di Jeddah, Juni nanti.

Sebanyal 12 draf resolusi dari konferensi itu telah disampaikan. Draft tersebut termasuk restrukturisasi Kantor Berita Islam Internasional (IINA), Penyiaran Islam Union (IBU), pembentukan Forum Wartawan OKI, dan pembukaan kantor media OKI di berbagai belahan dunia.

OKI sebagai organisasi internasional kedua terbesar setelah PBB telah menetapkan strategi untuk memerangi sebuah paradigma baru yang disebut diskriminasi terhadap Islam dan umat Islam di Barat. Berbagai berita negatif di sejumlah media Barat telah menghasilkan stereotip negatif dan diskriminasi rasial kepada umat Islam. Nilai­nilai Islam seperti inti dari perdamaian, moderasi, toleransi, dan hidup berdampingan secara damai dengan semua agama lain sudah hilang dipropoganda media Barat yang anti­Islam. [republika.co.id]

Santunan—Washington. Dengan populasi muslim yang terus bertambah, tak mustahil Amerika Serikat (AS) menjadi pusat keuangan syariah. Namun, AS masih terlihat ‘malu­malu kucing’ dalam melihat potensi itu. Tak heran, AS jauh tertinggal ketimbang Inggris yang sudah lebih dulu mengadopsinya. “Jumlah muslim AS merupakan potensi bisnis baru yang dapat mengeliatkan ekonomi AS yang tengah lesu,” ujar Direktur dan Pendiri Dinarstandar, sebuah perusahan riset pemasaran, Rafi­uddin Shikoh, seperti dikutip thehuffingtonpost.com (19/4).

Shikoh mengatakan, dalam riset yang dilakukannya mencatat industri ritel, makanan, dan keuangan belum menjangkau muslim AS hingga saat ini. Padahal dengan pengeluaran sebesar 107­124 juta dolar AS,

Kemenag akan Hapus Pesantren Modern?

adaptatif. Pesantren tidak merasa hebat sen diri, se hingga menerima inovasi yang ada di sekitarnya. "Ini menunjukkan bahwa pesantren itu berkembang. Kenapa yang berkembang ini justru tidak diakui Kemenag?" tanya Zainun. Menurutnya, konstitusi menetapkan 20% dari APBN untuk pendidikan. "Maknanya semua bidang dan jenjang, tanpa pilih kasih yang negeri­swasta, umum­agama, pesantren salaf dan non salaf," jelas politisi PDIP ini. Jika Permenag membedakan atau bahkan memisahkan, berarti Kemenag menabrak konstitusi.

"Konsekwensinya berat, selain gugatan uji materi terbuka, sesungguhnya telah menghancurkan Kemenag sebagai penyangga kelangsungan pesantren yang merupakan sistem pendidikan tertua," papar Zainun.[republika.co.id]

muslim di sana menyadari bahwa mereka memiliki pengaruh terhadap pasar. “Para pebisnis AS entah sadar atau tidak, memiliki kesempatan untuk masuk,” kata dia.

Tahun lalu, lembaga riset AS, The Pew Research Center dalam surveinya menye­butkan, populasi muslim AS mencapai 2,8 juta jiwa. Mereka secara karakteristik cukup makmur dan sejahtera ketimbang kelompok lain di AS. Pew mencatat penghasilan muslim AS mencapai 100 ribu dolar AS per tahun. Direktur Ogilvy Noor, anak perusahaan agensi ternama Ogilvy & Mather, Al­Sarab Ji­jakli, mengatakan, jumlah konsumen muslim yang cukup besar merupakan modal utama untuk bergeliatnya bisnis syariah. “Saat ini banyak produk yang telah muncul,” katanya. [republika.co.id]

AS ‘Malu-malu Kucing’ di Bisnis Syariah

Page 50: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

50 SantunanApril 2012

Bahasa di Aceh April 2012

BAHASA

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata­kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai.

Kontributor: Bahasa Gayo­Erqi Albandary, Bahasa Aneuk Jamee­Andri Rahman, Bahasa Alas­Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek­Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan­Mirati Adim, Bahasa Singkil­Hendra Sudirman, Bahasa Pak­pak Boang­Sulaeman AR, Bahasa Tamiang Hulu­Lukmanul Hakin, Bahasa Kluet­H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban­Ikhsan.

Padanan kata untuk edisi berikutnya: Padanan kata untuk edisi berikutnya: Berantakan, ringkas, silakan, jangan, kempes, kencang, bukan, iya (ya), mentah, duluan, belakangan, dahulu, sekatang, murah, mahal, dingin, tabur, telungkup, terlentang, terkulai.

No Bahasa Indonesia

Bahasa Aceh

Bahasa Gayo

Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas

Bahasa Lamamek Simeulue

Bahasa Devayan Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak-pak Boang Singkil

Bahasa Tamiang Hulu

Bahasa Kluet

Bahasa Haloban

1 Orang Ureung Jema Urang Jame Nata Ata Jekhma Kalaq Ughang Jemo Ata

2 Kita Tanyoe Kite Kito Kite Ife ita Dita Kita Kita Kito Kito Rita

3 Saya Lon Aku Ambo Aku Iutu Dek u Aku Diri Ambo Aku Deo

4 Aku Kee Aku Ambo Dikhi Etu Ekde u Aku Aku Aku Aku Deo

5 Mereka Awak nyan Pakea Urang tu Kalakdi Ife ila Disira Kalak i Kalaq i Ughang ye Kak idi Risira

6 Dia Jih We Inyo Iye Ife i Dise Ia Ia Dio Iyo Rise

7 Kamu Kah/droe keuh

Ko Kau/Wa'ang

Kaou Iege Dio Kona Kona/kam Engko Koe Dio

8 Kami Kamoe Kami Kami Kami Ife Aga Diama'i Kami Nami Kami Kami Dimai

9 Kalian Awak droe keuh

Kam Kalien Kenin Ife ami Diame kene Kene/ndene Kelian kerian Diame

10 Kawan Ngoen Pong/rakan

Kawen Imbang Nafe Ale Imbang Imbang Kawan Imbang Ale

11 Saudara Syedara Sudere Dusanak Saudakhe Nakhi Famili/ahi Senina Kaum mbeaq

Sedagho Famili Saudaro

12 Ada Na Ara Ado Lot hu Nga Lot Lot Ado Lot Nga

13 Tiada Hana Gereara Nakdo Malot Deakhuk Akduon Odak nenge

Malot lot lot Cado Nalot Waon sakhok

14 Apa Peue Sana Apo Kaei Ate i Araya Kade Kade Mae Kade Araya

15 siapa Soe Sahen Siapo Isei Ate ila Itaya Ise Ise Apo Ise Anea

16 dimana Pat Isihen Dimano Nidape Au ei Omae Dike Didike Kemano Dapah Umae

17 Kapan Pajan Selohen Pabilo Digan Igafai Engkan Digan Ndigan Ngkalo Pigan Anengkan

18 Bagaimana Pakiban Kune Bakpo Kuneikin Ataiya Eben ma'a Mekune Kune Begano Kune Ebek

19 Kenapa Pakeon Mukune Mangapo Kaeikin Atiolau Anadu Kene Kenakade Knomae Kae Anan

20 Berapa Padup/Padum

Sekidah Barapo Sekaei Igalaufe Ofel Sdike Piga Beghapo Pigo Owel

Page 51: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

51SantunanApril 2012

BAHASA ARABDiasuh oleh Muzakkir,S.Ag

Page 52: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

52 SantunanApril 2012

Playing Kiteis a Pleasure Activity

Playing kite is very exciting especially when we have a problem or to fulfill our spare time. Everyone ever play kite when he was a kid and we can see many people both kids and elder are playing kite in the field, at the river bank, at the sea and at football field in the afternoon. I still remembered when I was younger (6 or 7 years old), my neighborhood kids and I made kites by our own self. We each would buy a paper diamond and ball of cotton string. We would go to a field at the back of our houses and send them up, letting all the string out and forget our bed time.

Kites were used approximately 2,800 years ago in China, where materials ideal for kite building were readily available: silk fabric for sail material; fine, high­tensile­strength silk for flying line; and resilient bamboo for a strong, lightweight framework. Alternatively, the kite authors Clive Hart and Tal Streeter hold that leaf kites existed far before that time in what is now Indonesia, based on their interpretation of cave paintings on Muna Island off Sulawesi. The kite was said to be the invention of the famous 5th century BC Chinese philosophers Mozi and Lu Ban. By at least 549 AD paper kites were being flown, as it was recorded in that year a paper kite was used as a message for a rescue mission. Ancient and medieval Chinese sources list other uses of kites for measuring distances, testing the wind, lifting men, signaling, and communication for military operations. The earliest

Written by : Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum

known Chinese kites were flat (not bowed) and often rectangular. Later, tailless kites incorporated a stabilizing bowline. Kites were decorated with mythological motifs and legendary figures; some were fitted with strings and whistles to make musical sounds while flying.

The period from 1860 to about 1910 became the “golden age of kiting”. Kites started to be used for scientific purposes, especially in meteorology, aeronautics, wireless communications and photography; reliable manned kites were developed as well as power kites. Invention of powered airplane diminished interest in kites. World war II saw a limited use of kites for military purposes (see Focke Achgelisg Fa 330 for example). Since then they are used mainly for recreation due to a vast improvement in technology.

From China, the kite was reproduced throughout Asia, then later, in Europe, and now, in the modern age, in America, Australia and other countries. Interest in kite flying as recreational and sport activity has been increasing steadily during this time. Moving far beyond the traditional diamond­shaped kite made from paper and lightweight wooden supports, the new kites explore control with two or four strings, different kinds of tails for balance and control and various shapes and designs. Today, kite competitions abound around the world. Children the world over play with kites, and adults have joined the fun, too.

pleasure (n) : kesenanganspare time (adj) : waktu luangexciting (ajd) : menyenangkanneighborhood (n) : lingkungan

ENGLISH

string (n) : benangfield (n) : lapanganapproximately (n) : perkiraanresilient (adj) : bergegas

cave (n) : guainvention (n) : penemuanancient (n) : kunomedieval (adj) : pertengahan

whistle (n) : peluitdiminished (v) : mengurangitail (n) : ekorshape (n) : bentuk

Glossary

Page 53: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

53SantunanApril 2012

Mendatar1. Negara yang akan menjadi tuan rumah piala dunia sepak

bola tahun 20146. Shalat sunat minta hujan7. Teluk (English)8. Bulan kelahiran RA Kartini10. Dewi Fortuna14. Kegiatan sehari­hari15. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan17. Padi (Laten)18. kumpulan halaman­halaman yang berisi informasi yang

disimpan di internet yang bisa diakses

Menurun1. Hasil karya, karsa dan cipta manusia2. Nama akhir presiden Mesir yang digulingkan oleh rakyat

tahun 20103. Sejarah Kebudayaan Islam4. Kamus untuk mencari ayat al­Qur’an5. Percakapan interaktif antar sesama pengguna komputer

yang terhubung dalam suatu jaringan7. Gelisah9. Ibu kota Australia11. Sepp.....: Ketua FIFA sekarang12. pandangan13. tanggung jawab dan tepat waktu16. kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku

TTS

Pertanyaan TTS Edisi April 2012Jawaban TTS

Edisi November 2011

53SantunanApril 2012

Page 54: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

MI tertua dengan prestasi melimpah, bukanlah ‘laqab’ yang berlebihan untuk MIN di Jalan Singsingamangaraja Lorong Cot Lawang Gampong Drien Rampak Meulaboh Aceh Barat itu. Sudah 43 tahun, guru MIN mengabdikan diri untuk masyarakat sekitar. “Artinya sudah 37 angkatan alumni MI itu, hingga 2011, telah berkiprah di seantero tanah air,” jelas Dra. Safrani, Kepala MIN Drien Rampak, yang juga alumni madrasah itu.

Dengan visi “Unggul dalam Prestasi, Berdisiplin Tinggi, dan Berlandaskan Budaya Aceh Islami” itu, 54 guru setiap harinya membina tidak kurang dari 1.154 siswa, dalam 30 rombongan belajar. Sebagai scholl dengan jumlah siswa terbanyak untuk tingkat

54Santunan, April 2012

MADRASAHMIN Drien Rampak, Meulaboh

Sarana Kurang, Prestasi Menjulang

dasar di pantai barat, ia sangat terkenal akan kedisiplinannya. Tak ragu dan tak bimbang, warga menfavoritkan, dan menyekolahkan putra­putrinya.

MIN itu semula bernama MIN Latihan (lahan praktek mengajar siswa PGAN) Meubaloh. Setelah PGAN tidak ada lagi, madrasah itu disebut MIN Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh.

Namanya drien, murid bukan berarti diajak memungut durian (boh drien), tapi untuk belajar rajin. Seperti biasa, pukul 07.30 tiap pagi, siswa berduyun­duyun masuki area, dari berbagai kawasan di Meulaboh. Sebelum kegiatan belajar­mengajar, diisi dengan Senam Pagi (kecuali Jumat, karena siswa harus membiasakan diri untuk berbudaya

bersih dengan program Jumat bersih). Selain itu, siswa dibiasakan untuk membaca surat­surat pendek sebelum dan sesudah belajar.

Pengabdian madrasah di bidang pendidikan, tidak hanya dalam konteks pendidikan formal, tapi setiap sore di madrasah juga riuh dengan Taman Pendidikan Al­ Qur’an, yang diasuh oleh para guru. TPA MIN Drien Rampak merupakan program madrasah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami Alquran dalam rangka menghasilkan siswa yang penuh keteladanan serta berakhlakul karimah. Selain TPA, kegiatan ekstrakurikuler menjadi penyeimbang belajar mengajar di madrasah. Hal ini terpotret, hampir 40 tropi dan piagam telah direbut madrasah, sejak

Alfirdaus Putra

Page 55: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

55SantunanApril 2012

2008. Group rebana, seudati, dan bola kaki menjadi kelompok unggulan yang disegani ‘lawan’ di setiap even, tingkat kabupaten dan provinsi.

Prestasi yang melimpah ini berbanding terbalik dengan sarana dan prasarana siswa yang masih sangat kurang, hasil pantauan Santunan ternyata belum terdapat satu laboratorium pun di madrasah itu. Perpustakaan sebagai wahana pengembangan intelektual siswa masih dalam proses pembangunan setelah sebelumnya meng­gunakan ruang kelas dengan variasi buku yang sangat minim. Para pendidik di madrasah itu selalu menyemangati para siswa untuk terus kreatif dan inovatif dalam berprestasi walau dalam keadaan serba kekurangan.[]

Page 56: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

“Pak, ini ada uang jatuh seribu rupiah” lapor seorang siswa kepada Satpam yang bertugas di sekitar gerbang sekolah. Itulah refleksi pembelajaran kejujuran yang selalu dilatih dan ditanamkan pada setiap siswa MIN Drien Rampak Meulaboh.

“Paradigma pemikiran dan kebiasaan buruk masyarakat relatif mudah diluruskan ketika manusia baru akan belajar bermasyarakat, makanya kejujuran harus dilatih sejak masih kecil” sebut Dra. Safrani, Kepala MIN Drien Rampak, menjelaskan salah satu program unggulannya.

Menurut wanita kelahiran 4 Mei 1968 ini, rusaknya akhlak masyarakat karena belum mengakarnya budaya religius dalam kehidupan, melainkan yang ada hanya sebatas konsep tersurat dalam berbagai literatur, ditambah lagi individualitas yang semakin berkembang dalam masyarakat, sehingga menjadi tabu untuk mengingatkan kesalahan anak­anak di sekitar tempat tinggal.

Tiga program unggulan diusung oleh madrasah, di bawah asuhan Ibu yang mulai bertugas sebagai Kepala MIN Drien Rampak pada Oktober 2010, untuk menjawab tantangan degradasi akhlak yang semakin memprihatinkan. Di antaranya, lulusan madrasah ini benar­benar harus mampu baca tulis Alquran yaitu dengan difasilitasi berdirinya TPA MIN Drien Rampak di kawasan madrasah. Membudayakan prinsip kejujuran dalam lingkungan sekolah juga diterapkan walaupun dengan hal yang kecil, semisal reward (hadiah) kepada yang mau mengembalikan uang temuannya pada Satpam madrasah.

Program unggulan lain, membudayakan perilaku islami di komplek madrasah, contohnya melarang budaya perayaan ulang tahun yang tidak islami bagi siswa m a d r a s a h , bahkan Hp­pun ‘diharamkan’ di sekolah ini, karena menurutnya untuk siswa tingkat ibtidaiyyah, handphone lebih besar mudharat dari manfaatnya. Namun mad­rasah telah menyediakan flexy sekolah. [alfirdaus putra]

Latih KejujuranSejak Dini

Dra. Safrani. Kepala MIN Drien Rampak Meulaboh

1. Juara umum Siswa Berprestasi se-Aceh Barat 20082. Juara 1 Pawai Karnaval Pakaian Muslim dan Nusantara

(HUT RI ke-63) 20083. Juara 1 Puisi Tk. MI se-Prov. Aceh (Porseni XI) 20084. Juara 2 Busana Muslimah Tk. MI se-Prov. Aceh (Porseni XI)

20085. Juara 2 Perdacil Putri (HUT ke-62 POM-AD) 20086. Juara 2 Madrasah Berprestasi Tk. MI (HAB Depag ke-62)

20087. Juara 2 Berhitung Cepat Tk. SD/MI (lBFT – XIV) 20088. Juara 2 Cerdas Cermat Tk. SD/MI A. Barat 20089. Juara 3 Vokal Grup Tk. SD/MI A. Barat 200810. Juara 3 lomba Pidato Putra Tk. SD/MI A. Barat 200811. Juara Harapan 2 Tari Kreasi Baru Aceh 200812. Juara 1 Melukis A. Barat 200913. Juara 1 Merangkai Torso A. Barat 200914. Juara 2 Busana Muslim Tk.SD/MI A. Barat 200915. Juara 3 Tari Rateb Meuseukat A. Barat 200916. Juara 3 Cipta Alat Peraga Matematika A. Barat 200917. Juara 1 Rebana Tk. MI A. Barat 201018. Juara 1 lari 100m Putri Tk. MI (HAB Kemenag ke-64) 201019. Juara 1 Siswa Persitasi Kelas VI Tk. MI (HAB Kemenag ke-

64) 201020. Juara 1 Madrasah Berprestasi Tk. MI (HAB Kemenag ke-64)

201021. Juara 1 Pramuka Siaga Putri Tk.MI (HAB Kemenag ke-64)

201022. Juara 2 Pramuka Siaga Putra Tk.MI (HAB Kemenag ke-64)

201023. Juara 2 Kaligrafi Tk.MI (HAB Kemenag ke-64) 201024. Juara 2 Shalat Jama’ah Tk.MI (HAB Kemenag ke-64) 201025. Juara 2 Siswa Persitasi Kelas V Tk.MI (HAB Kemenag ke-64)

201026. Juara 2 Melukis 201027. Juara 2 Cerdas Cermat Tk. SD/MI (MTsN Model Mbo) 201028. Juara 3 Mewarnai Tk.MI/SD 201029. Juara 3 Rebana Tk MI Porseni Kemenag 201030. juara 2 Berhitung Cepat 201031. Juara 1 Busana Muslim 201132. Juara 2 Menggambar (Hari Anak Nasional) 201133. Juara 3 Hafalan Surat-surat Pendek 201134. Juara 3 Azan se-A. Barat 201135. Juara 1 Futsal Tk.SD/MI piala Kapolres Aceh Barat 201236. Juara 1 Busana Muslim Putra A. Barat 201237. Juara 3 Busana Muslim Putri A. Barat 2012

Prestasi Siswa (2008-2012)

1 9 6 9 | | | | | | | | | | 1 9 7 7 | | | | | | | | | | 1 9 9 8 | | | | | | | | | | 2 0 0 5 | | | | | | | | | | 2 0 1 0 | |

Sitti HadjiBismi AB Drs. RajuanNurchaidar, S.Ag Dra.Safrani

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Drien Rampak Meulaboh

Page 57: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

KanTOR KemenTeRian agama KOTa SUBULUSSaLamBeSeRTa SeLURUH JaJaRannYa

mengucapkan Selamat dan Sukses atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd.Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullah

atas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugassebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

serta selamat bertugas di tempat barusebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Rislizar Nas, S.AgKasubbag TU

Drs. MaskurKasi Pendis

Rizal Mulyadi, MAKasi Urpenais

Jamhuri, S.HIKasi PHU

Drs. Abdurrazaq NaufalPeny. Zawa

H.Sairun, S.AgKa. MAN Subulussalam

Drs.Azharuddin PaetehKa. MAN Simpang Kiri

Mustafa, S.AgKa. MTsN Simpang Kiri

Kamaruddin, S.AgKa. Min Subulussalam

Sahdin BM, S.AgKa. MIN Rundeng

Zaini, S.AgKa. KUA Simpang Kiri

Rusyda, S.AgKa. KUA Rundeng

Husaini, S.AgKa. KUA Penanggalan

Muslim, S.AgKa. KUA Sultan Daulat

Taufiqurrahman, S.Sos.IKa. KUA longkib

Pymt. Kepala

Rislizar nas, S.ag

manaJemen maJaLaH SanTUnanKanTOR WiLaYaH KemenTeRian agama PROVinSi aCeH

mengucapkan:Selamat dan Sukses

atas pelantikan

H. Habib Badaruddin, S.Sos. sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak drs. H. ibnu Sa’dan, m.Pd.Pada Tanggal 22 Maret 2012 di Banda Aceh.

Semoga dalam melaksanakan tugas mendapat petunjuk dan bimbingan Allah SWT.

Dan ucapan terima kasih kepada Drs. H. Taufiq Abdullahatas pengabdian dan dedikasinya selama melaksanakan tugas

sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehserta selamat bertugas di tempat baru

sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi

Juniazi, S.ag. m.Pd

Page 58: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Masjid ini terletak di Gampong Tualang, Kemukiman Peureulak, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Gambar di atas merupakan bangunan masjid yang telah direhab pada tahun 1303 H/1883 M. Sebelumnya masjid ini berkonstruksi kayu Tualang, dibangun oleh Ke­uleebalang­an Peureulak atas prakarsa Datok Po Kalam, pada tahun 1164 H/1751 M. Jika data ini benar, maka masjid ini dirombak menjadi berbahan beton setelah masjid berkonstruksi kayu berusia 132 tahun hitungan tahun masehi.

Menurut kerangan penduduk setempat, Datok Po Kalam berasal dari Aceh Besar. Oleh karena itu, bangunan masjid dibuat mengikuti arsitektur yang berkembang di Aceh Besar. Hal ini dapat disaksikan pada

Masjid Baiturrahim, Peureulak

58Santunan, April 2012

MASJID

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, jilid II, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2010.

Masjid Indrapuri, Aceh Besar yang dibangun pada tahun 1027 H/1618 M oleh Sultan Iskandar Muda (memerintah tahun 1607­1636 M).

Setelah 132 tahun berlalu, masjid kayu sudah tidak represen­tatif lagi untuk dipertahankan. Selain itu, daya tampungnya juga sudah tidak memadai lagi seiring peningkatan jumlah jamaah. Maka pada tanggal 16 Zulhijjah 1303 H/1883 M, dilakukan rehabilitasi total yang menggantikan masjid lama dengan masjid berkonstruksi beton, dan beratap genteng. Rehabilitasi ini dilaku­kan oleh Teungku Chik Muhammad Ali, keturunan Datok Po Kalam dengan mendatangkan ahli dari Pulau Penang, Malaysia.

Pada tahun 1970, Panitia Kemasjidan Desa Tualang kembali merehab masjid ini dengan menggantikan konstruksi bagian atas, dan bagian pinggiran pondasi. Anggota kepanitiaan ini mewakili beberapa desa, yaitu Gampong Tualang, Tanjung Tualang, Punti, dan Uteun Dama.

Pada tahun 1978, pihak Depdikbud melakukan pemugaran, dan pembuatan pagar permanen sepanjang 100 meter. Pada tahun 1984, Panitia Kemasjidan Desa Tualang menambah bagian depan (teras) agar dapat menampung peningkatkan jumlah jamaah. Perluasan ini menuntut pemindahan bak penampungan air wudhuk ke lokasi lain yang lebih sesuai. Sebelumnya, bak air ini berada di dekat pintu masuk.[]

Page 59: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?

Kepada seluruh Bendahara Satuan Kerja Kementerian Agama Provinsi Aceh yang bertanggungjawab atas pembayaran biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, untuk memperhatikan hal­hal sebagai berikut :1. Menulis identitas pengirim yaitu kode satker dan nama satker (bukan nama

pribadi) pada slip setoran (diutamakan identitas kode satker).2. Menulis keterangan setoran pada slip setoran (nomor edisi majalah dan jumlah

majalah yang dibayarkan).3. Pastikan seluruh keterangan pada point 1 dan poin 2 dicatat dengan benar dan

lengkap oleh Teller Bank tempat anda menyetor.4. Tidak melakukan pengiriman setoran melalui ATM dan Giro.5. Setiap penyetoran yang dilakukan melalui Bank yang sama didaerah, tidak

dikenakan biaya penyetoran. Jika dikenakan pemotongan biaya didaerah, mohon untuk dikonfirmasi dengan Kanca Bank Banda Aceh atau dengan Usaha Santunan.

6. Setiap Pegawai Negeri Sipil Kementeraian Agama Provinsi Aceh dikenakan biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan sebesar Rp. 9.500,­ termasuk PNS yang berstatus suami/isteri di Kementerian Agama Provinsi Aceh.

Ini perlu diperhatikan agar data keuangan satuan kerja anda (setoran biaya pengganti majalah santunan) tercatat di Rekening Koran dan Pembukuan Setoran Daerah Majalah Santunan Kanwil Kemenag Aceh.

Demikian dan terimakasih.Nomor rekening Majalah Santunan :Nomor Rekening Bank Rakyat Indonesia Kanca Banda Aceh: 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah SantunanNomor Rekening Syariah Mandiri: 7070777775 a.n. Majalah Santunan

PEMBERITAHUAN

Page 60: Ada KKN di KUA?aceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan/vwpn1335137254.pdfSilaturrahim dan Menebarkan Salam di Bumi Muda Sedia Edisi 03, April 2012 M/Jumadilawal 1433 H Ada KKN di KUA?