aciar annual operational plan 2013 - indonesian extract

16
2013–14 rencana operasional tahunan RINGKASAN INDONESIA

Upload: doanthien

Post on 31-Dec-2016

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2013–14

rencanaoperasionaltahunan

RINGKASAN INDONESIA

Informasi tentang hak cipta

© Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) 2013

Karya cipta ini dilindungi oleh hak cipta. Selain penggunaan sebagaimana diijinkan dalam Copyright Act 1968, bagian

manapun dari karya cipta ini tidak diperkenankan direproduksi melalui proses apapun tanpa adanya persetujuan

tertulis dari ACIAR, GPO Box 1571, Canberra ACT 2601, Australia, <[email protected]>.

Rencana Operasional Tahunan ACIAR 2013–14 : Ringkasan Indonesia

Juni 2013

ISSN 1832-1356

ISBN 978 1 922137 616 (edisi daring)

Distribusi

Laporan ini juga dapat dilihat di situs web ACIAR <aciar.gov.au> atau silakan hubungi ACIAR melalui surel <comms@

aciar.gov.au>, telepon (+61 2 6217 0500) atau fax (+61 2 6217 0501) untuk memperoleh edisi cetak.

Editor Eksekutif: Georgina Hickey

Apabila anda memiliki pertanyaan tentang Rencana Operasional Tahunan ini, silakan ajukan pertanyaan tersebut

kepada:

Simon Hearn, Penasihat Utama ACIAR :

Phone: +61 2 6217 0500

Fax: +61 2 6217 0501

Surel: [email protected]

Penyunting: Mason Edit, Adelaide

Desain: www.giraffe.com.au

Percetakan: Union Offset

Foto halaman muka: Phoebe John, penduduk desa Nalifu di Malawi, menanam kacang-kacangan (kacang gude dan

kacang tanah). ACIAR mendanai penelitian di kawasan Sub-Sahara Afrika tentang konservasi pertanian, perbaikan

plasma nutfah dan rantai nilai tanaman, dengan tujuan utama untuk meningkatkan penghidupan para petani seperti

Phoebe melalui peningkatan produksi jagung dan kacang-kacangan. (Foto: Swathi Sridharan/ICRISAT )

DAFTAR ISI

1 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3

RINGKASAN EKSEKUTIF 5

PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 11Pasifik 14

Papua Nugini 16

Negara-negara kepulauan Pasifik 22

Asia Tenggara 28

Kamboja 30

Cina 35

Indonesia 37

Laos 43

Burma 48

Filipina 51

Thailand 56

Timor Leste 58

Vietnam 61

Asia Selatan dan Barat 66

Afganistan 68

Banglades 70

Bhutan 73

India 75

Nepal 79

Pakistan 81

Sub-Sahara Afrika 84

Afrika Utara dan Timur Tengah 89

Irak 90

Afrika Utara 92

PUSAT PENELITIAN KETAHANAN PANGAN INTERNASIONAL AUSTRALIA 94

PROGRAM MULTILATERAL 98

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN: PENDIDIKAN & PELATIHAN 102

PROGRAM PENELITIAN PENGKAJIAN DAMPAK 104

MENGKOMUNIKASIKAN HASIL-HASIL PENELITIAN 106

PROGRAM-PROGRAM KORPORASI 108

LAMPIRAN 110Lampiran 1: Manfaat bagi Australia 112

Lampiran 2: Pernyataan kebijakan ACIAR mengenai bioteknologi 115

Lampiran 3: Struktur manajemen ACIAR 116

Lampiran 4: Daftar singkatan 118

DIREKTORI KORPORASI 120

PREFACE

5 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

DA

FTAR

ISI

Pertanian masih menjadi sektor utama dalam perekonomian di sebagian besar negara berkembang yang menjadi mitra Australia, dan pertanian juga seringkali merupakan sumber penghidupan bagi mayoritas penduduk di negara-negara tersebut. Oleh karena itu, secara keseluruhan , berbagai program penelitian ACIAR memberikan penekanan pada upaya meningkatkan produktivitas pertanian; meningkatkan penghidupan di daerah perdesaan; dan membangun ketahanan masyarakat sebagai landasan bagi penanggulangan kemiskinan sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan.

Tahun depan akan menjadi tahun transformasi bagi ACIAR. Rencana kerja 2013–14 serta berbagai indikator kinerja terkait yang tercantum dalam Rencana Operasional Tahunan ini akan dipertahankan serta dipergunakan untuk meningkatkan momentum diperoleh dari berbagai program dan proyek penelitian, baik yang telah maupun yang tengah berlangsung. Rencana kerja ini juga akan memuat berbagai perubahan signifikan dalam cara kerja ACIAR; komunikasi dan hubungan antara ACIAR dengan para pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri; serta fokus pada porfolio investasi yang dilakukan. Perubahan-perubahan tersebut didasarkan pada berbagai rekomendasi dari Kajian Independen (Independent Review) yang baru-baru ini dilakukan. Kajian tersebut menegaskan dua hal, yaitu memantapkan hasil investasi di bidang penelitian pertanian, serta kontribusi efektif yang telah diberikan ACIAR bagi upaya penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan global. Kajian tersebut sekaligus menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi ke depan, serta menyampaikan berbagai rekomendasi pada area-area utama yang akan membantu ACIAR mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan bagaimana ACIAR dapat menempatkan diri dengan lebih baik di masa mendatang.

Pihak manajemen ACIAR telah menyusun tanggapan atas hasil kajian tersebut dan mulai mengambil langkah-langkah terkait 27 rekomendasi yang disampaikan. Beberapa fitur utama yang juga masuk dalam agenda penelitian 2013–14 meliputi:

• bersama AusAID dan lembaga lainnya mengupayakan agar berbagai kegiatan ACIAR dapat lebih tercakup di dalam kerangka Bantuan Pembangunan Resmi Luar Negeri (ODA, Official Development Assistance) pemerintah Australia

• mengadopsi penggunaan pendekatan yang lebih bersifat programatik di tingkat nasional dan regional daripada menggunakan fokus pendekatan proyek

• menyempurnakan metodologi dan indikator pada evaluasi kajian dampak yang digunakan saat ini agar dapat lebih baik, serta untuk mendukung pelaporan pencapaian Kerangka Kebijakan Bantuan yang Komprehensif (CAPF, Comprehensive Aid Policy Framework)

• menyusun dan memperkenalkan kebijakan komunikasi yang baru guna memastikan agar berbagai hasil penelitian ACIAR beserta manfaatnya dapat terkomunikasikan secara efektif kepada seluruh pemangku kepentingan, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Australia

• melaksanakan kemitraan baru dalam penelitian di tingkat regional dengan negara-negara yang perekonomiannya tengah berkembang, melalui kontribusi bersama

• memperkenalkan basis data manajemen program yang terpadu

TUJUAN JANGKA MENENGAH ACIARUntuk menanggapi berbagai temuan utama dari Kajian Independen, rencana tindakan ACIAR yang baru kini didasari oleh empat tujuan organisasi jangka menengah. Tujuan-tujuan tersebut dimaksudkan untuk:

1. Meningkatkan ketahanan pangan melalui :

• peningkatan cadangan dan akses pada daging, susu, biji-bijian, buah serta sayur-mayur

• pemanfaatan hasil produksi secara lebih luas dan pengurangan susutnya hasil pascapanen

• peningkatan mutu gizi dan keragaman pola makan

2. Meningkatkan pendapatan, lapangan kerja, dan peluang wirausaha melalui:

• adanya berbagai opsi baru dan beragam untuk melakukan kegiatan wirausaha

• penguatan rantai pasar untuk usaha tani di tingkat petani kecil

• peningkatan produktivitas, mutu, dan akses pasar produk-produk pertanian, perikanan budidaya, dan produk-produk kehutanan

3. Mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan faktor lingkungan hidup lainnya, melalui:

• ketahanan dan keragaman sistem produksi yang lebih baik

• penguatan biosekuritas hewan dan tanaman

4. Membangun kapasitas penelitian-untuk-pembangunan di tingkat perorangan dan lembaga, melalui:

• pengembangan kapasitas perorangan dan lembaga, baik secara formal maupun informal

• perbaikan akses pada informasi dan ketrampilan.

Berbagai tujuan ini akan diimplementasikan melalui program-program dan proyek-proyek yang disepakati dengan berbagai mitra di kawasan Asia–Pasifik dan Afrika.

Di kawasan Asia–Pasifik, penekanan pada tahun ini akan diberikan pada produktivitas, perubahan iklim, intensifikasi dan diversifikasi tanaman, serta sistem penambahan nilai. Dengan negara-negara yang perekonomiannya tengah berkembang, seperti misalnya Cina dan India, ACIAR juga akan melakukan kolaborasi ilmiah yang mencakup prioritas regional dan trilateral, termasuk pemuliaan tanaman komersial, pengelolaan air dan tanah, serta berbagai tantangan terkait perubahan iklim.

Di negara-negara di kawasan Pasifik, ACIAR akan bekerja dengan organisasi regional di tingkat Pasifik dan AusAID untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi melalui tanaman pokok dan sayur-mayur; serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberian nilai tambah pada hasil produksi pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang digabungkan dengan keterkaitan dengan pasar yang lebih baik.

RINGKASAN EKSEKUTIF

6 Australian Centre for International Agricultural Research

Di kawasan Sub-Sahara Afrika ACIAR akan berkonsentrasi pada Afrika bagian timur, tengah, dan selatan dengan sasaran kegiatan pada sistem ternak dan tanaman; ketahanan air; dan intensifikasi serta ketahanan produksi di berbagai sistem usaha tani campuran (mixed-farming). Tema-tema tersebut akan menjadi semakin lengkap dengan adanya beberapa prakarsa dari Australian International Food Security Research Centre (AIFSRC) yang sejalan dengan strategi mereka di tahun 2012–22 sebagaimana diuraikan dalam dokumen ini: Strategi ini mencakup lima program:

• sistem pertanian yang berkelanjutan dan produktif

• sistem sosial dan ekonomi yang mantap dan berkeadilan

• pangan, gizi, dan keamanan

• komunikasi dan manajemen pengetahuan

• pendidikan, pelatihan, dan peningkatan kapasitas.

PENINGKATAN KAPASITASDi tahun 2013–14 ACIAR akan berupaya untuk memperbanyak jenis peningkatan kapasitas melalui skema kegiatan formal dan informal. Beasiswa (John Allwright Fellowships dan John Dillon Fellowships) serta berbagai pelatihan lainnya akan turut di masukkan kedalam bendera Australia Awards. Sebagai bagian dari Australia Awards, skema beasiswa tersebut akan memperoleh manfaat dari jaringan alumni yang lebih besar serta komunikasi dan dukungan yang lebih luas. Meski terlihat kecil, beasiswa ACIAR merupakan bagian penting dalam keseluruhan beasiswa dari pemerintah Australia.

Kontribusi ACIAR bagi peningkatan kapasitas akan mencakup:

• kemitraan penelitian dengan sistem/lembaga penelitian pertanian di tingkat nasional di negara-negara berkembang yang mendukung dilakukannya kegiatan kolaborasi dalam berbagai proyek dengan ilmuwan Australia; hal ini memungkinkan individu maupun lembaga untuk belajar dengan cara menggarap proyek yang sama

• dimasukkannya kegiatan penyuluhan dan komunikasi dalam berbagai kemitraan penelitian untuk mendorong adanya alih informasi pada para peneliti dan petani/peternak di negara-negara berkembang

• tergantung pada sifat proyek penelitian yang dilakukan, dilibatkannya para petani dalam percobaan lapangan, sekolah tani, dan pendemonstrasian untuk memperoleh hasil serta mengkomunikasikan berbagai informasi baru

• skema pelatihan formal bagi para petani/peternak dan peneliti, baik di mitra-mitra di Australia dan di negara berkembang; kegiatan ini turut mencakup pendidikan di universitas maupun kursus singkat latihan-kerja untuk disiplin ilmu dan topik tertentu.

PENELITIAN MULTILATERALKemitraan multilateral dan bilateral di bidang penelitian tetap menjadi bagian inti dalam kegiatan ACIAR. CGIAR akan tetap menjadi wahana utama dalam partisipasi penelitian multilateral oleh ACIAR, melalui kombinasi antara pendanaan nirbatas yang diberikan melalui Trust Fund multi-donor CGIAR, serta proyek-proyek bilateral dengan masing-masing lembaga, yang seringkali juga melibatkan mitra-mitra kolaborasi penelitian Australia lainnya.

Sebagai anggota Dewan Pendanaan CGIAR , ACIAR mewakili kawasan Australia dan Pasifik dalam berbagai pengambilan keputusan. ACIAR juga akan terus bekerja sama erat dengan AusAID dan lembaga-lembaga Australia lainnya untuk mendorong digunakannya pendekatan yang sama dalam pembahasan kegiatan di CGIAR. Pada tahun mendatang, terdapat komitmen yang terus dijalankan yang dimaksudkan untuk memelihara momentum reformasi sistem yang ada, sekaligus berpartisipasi aktif dalam kajian paruh-waktu CGIAR. Perhatian juga akan diberikan pada upaya memastikan tercapainya perbaikan manajemen, serta transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam 15 Program Penelitian CGIAR, yang saat ini telah mendapat persetujuan dan tengah berjalan. Sebagai kontributor terbesar kelima bagi CGIAR Fund, Australia berada dalam posisi yang baik untuk mempengaruhi jalannya perkembangan tersebut di tahun mendatang.

ACIAR juga akan mengembangkan hubungan kerja yang saat ini telah terbangun baik dengan berbagai asosiasi utama di bidang pertanian yang ada di tingkat regional untuk mendorong pengembangan dan pengkoordinasian lembaga-lembaga penelitian pertanian nasional di kawasan Asia–Pasifik dan Afrika. Hubungan yang lebih dekat dengan Asia– Pacific Association of Agricultural Research Institutions (APAARI) dan Forum for Agricultural Research in Africa (FARA) akan lebih mendukung terselenggaranya kegiatan regional ACIAR. Hubungan ini juga akan mendorong tercapainya tujuan-tujuan komunikasi dan konsultasi di tingkat regional.

KAJIAN DAN EVALUASI PENELITIANACIAR telah lama diakui memberikan penekanan pada perlunya kajian independen atas dampak penelitian yang didanainya. Kajian tersebut berfokus pada upaya mengkuantifikasi manfaat yang diperoleh dari penelitian dan dibandingkan dengan biayanya, dan kajian dimaksud menjadi penting dalam memastikan akuntabilitas pada para pemangku kepentingan sekaligus menjadi masukan bagi keputusan pendanaan di masa mendatang. Laporan Impact Assessment Series hingga saat ini banyak memberi estimasi terkait manfaat investasi di bidang penelitian dari segi ekonomi dengan menggunakan perbandingan biaya dan manfaat. ACIAR kini akan memperluas ruang lingkup studi-studi tersebut untuk mengukur implikasi terhadap kemiskinan, lingkungan hidup, dan manfaat sosial. Hal tersebut akan dapat mendorong kontribusi terhadap persyaratan pelaporan ODA secara lebih luas, termasuk indikator CAPF.

Perhatian juga akan lebih banyak diberikan pada kajian-kajian yang bersifat tematik dan gabungan atas hasil-hasil penelitian ACIAR untuk melengkapi laporan dampak yang perlu disiapkan khusus bagi proyek

7 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

bilateral. Sebuah studi yang mencakup 103 proyek saat ini hampir memasuki tahap finalisasi, dan hasil awal menunjukkan adanya rasio manfaat:biaya yang tinggi hingga mencapai 56:1. Hal ini mencerminkan tingkat pengembalian sebesar 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan seluruh investasi yang dilakukan oleh ACIAR dalam proyek penelitian bilateral sejak 1982. Tantangan yang saat ini dihadapi yang tengah dipikirkan oleh mitra-mitra penelitian ialah bagaimana menerjemahkan hasil-hasil tersebut ke dalam indikator kemiskinan dan penghidupan yang lebih luas.

ANGGARAN 2013–14Sebagaimana telah diumumkan pada Anggaran Federal bulan Mei 2013, pemerintah Australia akan meningkatkan jumlah ODA hingga mencapai $5,7 miliar di tahun 2013–14. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar kurang lebih $500 juta, atau 9,6%, membuat porsi anggaran bantuan meningkat menjadi 0,37% dari pendapatan nasional bruto. Anggaran yang diperuntukkan bagi ACIAR di tahun 2013–14 mencapai $94,33 juta. Diperkirakan bahwa peruntukan ini akan lebih besar lagi dengan adanya pembayaran eksternal sebesar $35 juta untuk proyek-proyek yang dikelola oleh ACIAR atas nama AusAID dan lembaga-lembaga lainnya. Pendanaan ini akan membuat ACIAR mampu mempertahankan portofolio penelitiannya serta menjalankan perubahan dan prakarsa sesuai dengan rekomendasi dari Kajian Independen.

37 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

IND

ON

ES

IA

Country manager

Mr Wang GuanglinKONTEKS KEGIATANIndonesia merupakan negara tetangga yang penting di tingkat kawasan karena kedekatan lokasi serta karena tingkat kepentingan strategis bagi Australia. Sekalipun Indonesia telah mencapai kemajuan yang mantap dalam upaya pengurangan kemiskinan, 13% dari penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan yaitu sebesar US$1,25 per hari dan sebanyak 49% hidup hanya dengan kurang dari US$2,00 per hari. Banyak masyarakat miskin bekerja di bidang pertanian. Penguatan sektor pertanian (termasuk subsektor tanaman, ternak, kehutanan, perikanan laut dan perikanan budidaya) menjadi penting dalam pengurangan kemiskinan dan pembangunan berkeadilan di Indonesia.

Pertanian merupakan sektor strategis penting bagi Pemerintah Indonesia. Prioritas kebijakan utama mencakup: mencapai swasembada berbagai komoditas utama, mencapai ketahanan pangan nasional, menyeimbangkan kebutuhan antara produsen dan konsumen, meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan, melakukan diversifikasi sumber-sumber pangan dengan beralih dari tanaman biji-bijian, meningkatkan daya saing produk pertanian dan hasil pengolahannya yang memberikan nilai-tambah, serta mengelola dampak perubahan iklim.

Penelitian pertanian memiliki peran penting dalam upaya mendukung prioritas kebijakan tersebut. ACIAR telah memberi dukungan bagi Indonesia selama 30 tahun, dengan begitu banyak manfaat yang diperoleh para petani dan sektor pertanian secara keseluruhan melalui pengembangan teknologi dan inovasi. Bukti yang baru-baru ini diperoleh dari Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dari investasi publik di bidang penelitian pertanian mencapai jumlah yang besar dan dapat dipertahankan, dengan estimasi tingkat pengembalian riil sebesar 13% dari peningkatan investasi.

Fokus geografis dalam program ini juga meliputi beberapa daerah yang paling miskin (misalnya, enam provinsi di wilayah Indonesia timur dan Aceh), serta beberapa provinsi lain yang sudah lebih maju di Jawa, Bali, dan Sumatra. Keragaman tersebut memberikan fleksibiltas bagi program ini dalam upaya meningkatkan penghidupan dengan menggunakan beberapa alternatif pendekatan, termasuk memastikan ketahanan pangan dan gizi melalui peningkatan produktivitas dan mutu pangan, serta mengembangkan keterkaitan yang lebih baik dengan pasar bagi produk bernilai tinggi yang diperoleh dari sistem produksi petani kecil.

Bila dimungkinkan, ACIAR mengupayakan agar program penelitian dengan Indonesia dilakukan sebagai bagian dari upaya yang melibatkan pemerintah Australia secara keseluruhan, khususnya dengan AusAID dan Departemen Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Australia. Di tahun 2013–14 ACIAR akan berkontribusi pada penyusunan strategi pemerintah Australia bagi program bantuan Australia di Indonesia. Semakin banyak pihak Indonesia yang memiliki berbagai ketrampilan penelitian dan pengalaman yang kemudian dilibatkan ACIAR dalam melakukan pendekatan trilateral untuk mendukung pembangunan pertanian di Timor-Leste.

INDONESIA

Data statistik utama

PDB per kapita (US$)a 3.495

Jumlah penduduk (juta) 244,8

Pendanaan $juta

2011–12 Aktual 9.19

2012–13 Alokasi anggaran 7.92

2013–14 Anggaran 9.00

a Data untuk PDB tahun 2011 dan jumlah penduduk tahun 2012 dapat dilihat pada <http://unstats.un.org/unsd/demographic/products/socind/> (Tabel 1a dan 5a)

38 Australian Centre for International Agricultural Research

IND

ON

ES

IA

PRIORITAS KEGIATANACIAR bersama dengan Indonesia menetapkan prioritas penelitian, serta menjalankan program dan proyek. Para pengguna hasil penelitian berikutnya biasanya turut dilibatkan dalam penyusunan proyek untuk memasukkan berbagai kegiatan ke dalam rantai nilai dan di tingkat masyarakat petani, serta untuk menghubungkan para peneliti dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk para petani, sektor swasta, LSM, penyuluh, dan pengambil kebijakan. Sekalipun program ini memberi penekanan pada implementasi penelitian melalui kemitraan institusional, ACIAR juga mendukung upaya agar hasil-hasil penelitian dapat dipelihara untuk jangka panjang melalui peningkatan kapasitas individu maupun pengembangan kelembagaan.

Strategi penelitian jangka menengah (2012–16) yang disepakati pada bulan Februari 2012 mengindikasikan prioritas-prioritas sebagai berikut:

• memperkuat sistem produksi ternak, biosekuritas, dan pemasaran

• meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan daya saing produk hortikultura serta produk tanaman bernilai tinggi lainnya dari Indonesia

• sistem budidaya perairan rakyat yang lebih menguntungkan serta peningkatan manajemen perikanan tangkap

• meningkatkan penghidupan dari hasil dan layanan hutan

• mendukung sistem agribisnis yang mendatangkan keuntungan dengan meningkatkan akses petani kecil ke pasar serta meningkatkan daya saing dalam pasar yang berubah begitu cepat

• memperbaiki kebijakan pemasaran dan perdagangan sebagai landasan pengembangan agribisnis.

PROGRAM PENELITIAN 2013–14 Memperkuat sistem produksi ternak dan sistem biosekuritasPeran pemerintah di segala tingkat menjadi penting dalam upaya membatasi dampak penyakit hewan serta mencegah masuknya penyakit baru. Semakin luasnya otonomi daerah telah mempersulit pelaksanaan berbagai kebijakan dan strategi nasional. Program kesehatan hewan ACIAR mendukung penyusunan alokasi sumber daya berbasis bukti, serta perumusan dan implementasi kebijakan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hewan lintas-batas dalam perubahan konteks politik ini. Penelitian dilakukan dengan fokus pada penyakit lintas-batas yang genting di Indonesia dan Australia (AH/2006/156), mengidentifikasi pola perdagangan ternak yang berisiko tinggi menularkan penyakit, dan mendukung perumusan dan implementasi kegiatan uji-coba kebijakan yang dirancang untuk membatasi, mengelola, dan/atau memonitor pergerakan ternak tersebut.

Penyakit utama yang menjadi fokus meliputi flu burung (HPAI), penyakit sampar babi (CSF), dan penyakit

mulut dan kuku (FMD). Misalnya, proyek AH/2010/039 mencoba mencari cara-cara meningkatkan pengawasan dan pengendalian HPAI strain H5N1, yang sudah menjadi endemik di Indonesia, mengurangi laba yang dihasilkan dari ternak unggas, serta mengakibatkan kematian manusia. Proyek AH/2012/036 mengkaji risiko semakin tersebar-luasnya rabies, yang endemik di Timor-Leste dan di sebagian besar daerah di Indonesia, serta mengancam daerah-daerah yang saat ini masih dinyatakan bebas-rabies yaitu di wilayah Indonesia timur, Papua Nugini, dan wilayah utara Australia. Suatu penelitian (AH/2012/065) yang diusulkan akan melihat penyebaran CSF, yang juga endemik di Timor-Leste dan di sebagian besar daerah di Indonesia. Penelitian tersebut akan menggunakan pendekatan regional untuk menjajaki faktor-faktor risiko penyebaran CSF di pulau Timor, dan membangun kolaborasi antara Indonesia dan Timor-Leste untuk melakukan penelitian tentang program-program pengendalian dan implementasinya.

Manajemen dan sistem pemasaran ternakACIAR telah mendukung penelitian tentang sapi potong di Indonesia selama lebih dari 10 tahun, dan terdapat satu gugus besar proyek penelitian tersebut yang difokuskan pada wilayah Indonesia timur. Penelitian tersebut memberi penekanan pada pengembangan teknologi yang dapat diterapkan di tingkat peternakan milik peternak kecil, dan kegiatan di tingkat peternakan diintegrasikan dengan proyek-proyek lain yang menelaah berbagai ciri rantai pasokan daging sapi secara lebih luas.

Manajemen induk-pedet sapi yang lebih baik serta penggemukan sapi dijadikan fokus penelitian (LPS/2008/038) yang bertujuan membantu para peternak kecil menjual ternak sapi mereka ke pasar dengan lebih awal. Proyek lainnya (LPS/2008/054) bertujuan meningkatkan sistem penggemukan sapi di tingkat peternak kecil melalui adopsi pola makan ternak berprotein tinggi yang mengandalkan hijauan pohon leguminosa. Penelitian tersebut mengidentifikasi berbagai hambatan utama dalam upaya memperbesar sistem produksi dan pemanfaatan hijauan pohon leguminosa. Usulan penelitian (LPS/2012/064) juga akan menelaah penggunaan hijauan leguminosa tropis yang diintegrasikan dengan sistem tanaman biji-bijian di Nusa Tenggara Timur.

Usulan program penelitian 6-tahun (IndoBeef, LPS/2013/004) dimaksudkan untuk membawa peningkatan signifikan pada pasokan daging sapi serta penghidupan para pelaku dalam rantai nilai daging sapi. Melalui kegiatan yang melibatkan setidaknya 70.000 peternak dan pelaku-pelaku lainnya dari daerah perdesaan dalam empat rantai nilai daging sapi, program IndoBeef tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi produksi daging sapi (yaitu bobot pedet dalam satuan kg yang dapat disapih dari induknya per tahun) hingga 30%, jumlah keluaran daging sapi (yaitu bobot ternak hidup atau bobot karkas terjual per tahun) hingga 30% dan jumlah pendapatan bersih rumah tangga yang disumbangkan dari hasil penjualan daging sapi hingga 30%, dan untuk secara signifikan meningkatkan indikator utama penghidupan (misalnya produktivitas tenaga kerja).

Penelitian lain tentang ternak juga mencakup penelitian terkait sistem produksi ubi jalar dan ternak babi (AH/2007/106), yang dikembangkan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya di daerah dataran tinggi Papua dan Papua Barat, yang dimaksudkan untuk meningkatkan nilai gizi dan pendapatan tunai

39 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

IND

ON

ES

IA

dari kedua komoditas tersebut, terutama melalui pemanfaatan berbagai varietas ubi jalar yang telah ditingkatkan dan dengan pengelolaan yang lebih baik. Proyek ini difokuskan untuk meningkatkan manajemen pascapanen ubi jalar dan produksi ternak babi.

Hortikultura dan produk tanaman bernilai tinggi lainnyaFokus dukungan ACIAR bagi sektor hortikultura Indonesia ditempatkan pada sistem produksi dan pemasaran buah dan sayur tropis. Tujuannya ialah untuk mengembangkan sistem produksi terintegrasi yang berkesinambungan, baik dari segi lingkungan hidup dan segi sosial, serta untuk meningkatkan daya saing pasar pada industri tersebut.

Penelitian tentang buah-buahan tropis terutama dilakukan terkait dengan upaya menangani hama dan penyakit utama pada pisang, mangga, dan manggis, yang bertujuan untuk mengurangi susut buah, meningkatkan kualitas buah, dan membantu pengembangan pasar ekspor. Misalnya, proyek HORT/2008/040 menelaah produksi pisang secara terpadu untuk menanggulangi penyakit layu pisang di berbagai lokasi penanaman lama maupun baru yang ada di Jawa dan Sumatra. Strategi penanggulangan penyakit tanah yang telah dikembangkan di penelitian sebelumnya akan digabungkan dengan berbagai rekomendasi agronomi yang disusun berdasarkan berbagai praktik-terbaik yang telah ditemukan untuk dapat mengembangkan paket-paket pengelolaan tanaman terpadu (ICM) yang sesuai. Kualitas buah dan serangan hama pada mangga dan manggis juga ditelaah lebih lanjut di proyek lainnya (HORT/2006/146). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan teknis dalam mengakses pasar serta untuk meningkatkan kualitas buah dari kebun-kebun di Sumatra, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Proyek HORT/2008/041 akan mengembangkan program pengendalian lalat-buah secara terpadu untuk berbagai jenis sayur dan buah, yang didasarkan pada sistem perkebunan mangga di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Penelitian lainnya yang juga diusulkan yang terkait dengan penyakit (HORT/2012/083) akan berfokus pada tanaman tebu, dengan tujuan untuk meningkatkan perolehan laba para petani tebu yang merupakan petani kecil dengan cara mengembangkan strategi penanggulangan penyakit yang andal dan terintegrasi terkait serangan virus penyakit mosaik bergaris pada tebu.

Untuk sayur-mayur, yang menjadi fokus utama ialah peningkatan produktivitas secara berkesinambungan pada tanaman allium (bawang-bawangan) dan tanaman terung-terungan. Proyek HORT/2009/056 bertujuan meningkatkan perolehan laba dari produksi padi/cabai/bawang merah di Jawa dengan meningkatkan kualitas serta ketersediaan benih, mengurangi jumlah kemunculan penyakit tanaman, serta menghilangkan hambatan nutrisi.

Proyek terakhir dalam gugus penelitian ini (SMCN/2012/103) bertujuan meningkatkan produktivitas keseluruhan pada sistem pertanian di daerah-daerah yang terkena dampak tsunami di Aceh. Penelitian ini diusulkan untuk dapat dikembangkan berdasarkan hasil-hasil kegiatan ACIAR sebelumnya, dengan melakukan pengujian lapangan atas berbagai teknologi produksi yang menjanjikan namun tetap dengan memelihara basis sumber daya yang ada.

Sistem perikanan budidaya dan perbaikan manajemen perikanan tangkapPrioritas untuk subprogram ini yaitu diversifikasi dan pengembangan perikanan budidaya serta peningkatan manajemen perikanan laut yang bernilai penting. Berbagai studi yang saling berhubungan terkait cadangan beberapa jenis ikan yang bernilai jual penting yang merupakan cadangan ikan bersama atau lintas-batas negara antara Indonesia dan Australia dapat menggambarkan pemahaman bersama yang lebih baik terkait karakterikstik perikanan dan status sumber daya beberapa stok ikan yang bernilai tinggi yang merupakan cadangan ikan internasional.

Jumlah produksi perikanan Indonesia mencapai setidaknya 20 kali lipat dibandingkan Australia, akan tetapi kapasitas untuk mendalami dan mengendalikan kegiatan perikanan tersebut amatlah terbatas, khususnya di tingkat provinsi. Pendekatan strategis dan terencana dalam penelitian ACIAR dan peningkatan kapasitas di bidang manajemen perikanan tangkap di Indonesia dilakukan melalui proyek FIS/2011/030. Penelitian yang saat ini berjalan (FIS/2009/059) juga meningkatkan kapasitas penelitian untuk mengkaji dan mengelola perikanan tuna dengan mengatasi berbagai ketimpangan utama dari sisi informasi, khususnya terkait tuna sirip-kuning dan tuna mata-besar.

Terdapat dua proyek yang berfokus pada budidaya perairan di Indonesia. Proyek pertama (FIS/2007/124) menguji dan mengevaluasi keekonomisan dari berbagai komoditas alternatif (misalnya ikan nila, bandeng, kerapu, kepiting, dan rumput laut) untuk budidaya tambak air payau di Sulawesi Selatan dan Aceh. Proyek kedua (FIS/2010/101) bertujuan meningkatkan kesehatan dan produksi ikan bersirip di budidaya kelautan. Saat ini separuh dari ikan yang dipelihara di keramba di laut akan mati sebelum sempat dipanen. Proyek ini akan menurunkan tingkat kematian ini dengan cara mengidentifikasi berbagai penyakit utama yang muncul serta mencobakan intervensi untuk mengatasinya. Penelitian ini akan mengembangkan serta mengujikan protokol penanganan yang disempurnakan untuk tempat-tempat pembenihan dan pembesaran, serta untuk membangun kapasitas pengelolaan kesehatan ikan.

Hasil dan layanan hutan Proyek kehutanan ACIAR di Indonesia berfokus pada upaya meningkatkan dan memelihara kesinambungan nilai yang didapat dari hutan tanaman, sistem wanatani, dan hutan alam. Berbagai prioritas mencakup peningkatan manajemen tanaman rakyat dan keputusan terkait investasi. Misalnya, satu proyek (FST/2009/051) bertujuan meningkatkan manajemen tanaman akasia dan eukaliptus, dengan fokus pada strategi penanganan nutrien dan patogen untuk hutan tanaman rakyat di Sumatra bagian tengah dan selatan. Proyek lainnya (FST/2008/030) menilik kegiatan hutan tanaman rakyat yang bertujuan meningkatkan kapasitas kelompok petani-hutan agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik. Proyek ini akan dilakukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta, dan Jawa Tengah, melalui analisis atas dimensi sosial dalam tiga alternatif sistem kemasyarakatan.

Prioritas penelitian lainnya ialah memberikan nilai tambah bagi produk kayu. Proyek FST/2006/117 bertujuan meningkatkan nilai tambah hasil hutan tanaman industri berupa kayu jati dan mahoni pada industri mebel di

40 Australian Centre for International Agricultural Research

IND

ON

ES

IA

daerah Jepara melalui peningkatan proses manufaktur. Pada tahun terakhirnya proyek ini akan menyebarluaskan berbagai hasil penelitiannya serta melakukan kajian dampak ekonomi. Satu proyek (FST/2012/039) yang dipusatkan di Jawa dan Nusa Tenggara berfokus pada upaya meningkatkan integrasi antara produk-produk kayu dan non-kayu dalam sistem wanatani serta memperkuat rantai nilai bagi produk-produk tersebut.

Penelitian lainnya (FST/2012/040) mendalami sistem untuk mendorong pembayaran pada petani kecil atas penyerapan karbon di hutan alam. Proyek ini bertujuan mendorong pengembangan kebijakan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, serta pengaturan kelembagaan di tingkat nasional, provinsi, dan daerah, guna memfasilitasi implementasi efektif dan pendistribusian manfaat yang adil di tingkat masyarakat. Kegiatan ini akan dilakukan di tingkat provinsi dan kabupaten di Riau, Kalimantan Tengah, dan Papua.

Sistem agribisnis yang mendatangkan keuntungan Program penelitian agribisnis ACIAR bertujuan meningkatkan akses dan daya saing para petani kecil dalam pasar yang berubah begitu pesat; mengidentifikasi dan mempromosikan sistem agribisnis dan peluang pasar yang membawa keuntungan; serta meningkatkan akses petani kecil pada informasi pasar, pengetahuan, ketrampilan, dan opsi-opsi teknologi. Melalui berbagai prioritas tersebut, program ini akan meningkatkan kapasitas dalam analisis pasar, analisis kegiatan usaha, dan analisis rantai nilai.

Rantai nilai komoditas pertanian dan peluang pengembangan agribisnis akan dikaji dalam beberapa proyek (AGB/2012/005, 6, 7, 8 & 9) untuk menentukan yang mana yang paling berpotensi untuk meningkatkan pendapatan petani kecil di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur. Setelah analisis atas berbagai isu sosial dan ekonomi secara luas, akan dilakukan analisis secara lebih mendetil terkait rantai nilai daging sapi, mangga, jagung, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau), serta sayur-mayur untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dan peluang.

Beberapa proyek penelitian lainnya bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan kesinambungan rantai nilai ubi kayu (AGB/2012/056 dan AGB/2012/078) dan benih kentang (AGB/2012/055 dan AGB/2012/094). Penelitian dimaksud akan mengidentifikasi dan mengembangkan berbagai peluang untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan bersih para petani kecil, sekaligus mengurangi dampak buruk pada lingkungan hidup seperti misalnya hilangnya kesuburan tanah dan polusi sampingan. Proyek yang lebih luas juga diusulkan (AGB/2009/060) untuk lebih memahami siklus produksi serta berbagai perubahan yang terjadi dalam rantai nilai buah dan sayur bernilai tinggi, dan mengembangkan mekanisme kebijakan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen yang terus berubah.

Produksi kakao di wilayah Indonesia timur menjadi fokus dari penelitian lainnya. Satu proyek (HORT/2010/011) bertujuan meningkatkan kesinambungan melalui praktik penyuburan tanah yang lebih baik serta pengendalian hama dan penyakit terpadu. Kegiatan tersebut melanjutkan kegiatan sebelumnya dengan melakukan pengujian di tingkat petani dan penyebarluasan klon kakao yang lebih baik, serta pengujian metode penyuluhan dan kebijakan yang ada yang bertujuan untuk

meningkatkan manajemen di tingkat petani.

Proyek yang diusulkan (AGB/2010/099) akan mengevaluasi lebih lanjut rantai nilai kakao dan kopi, khususnya untuk dapat memahami seperti apa implikasi dari standar global dan sistem keterlacakan pada para petani kecil.

Pengembangan berkelanjutan pada budidaya udang barong (spiny lobster) untuk dapat memenuhi tingginya permintaan global, khususnya dari Cina, untuk lobster tropis bernilai tinggi juga dikaji (SMAR/2008/021). Penelitian yang dilakukan melihat isu kesinambungan pada industri budidaya lobster di Indonesia dan Vietnam, serta memberi verifikasi terhadap pembesaran lobster dalam skala komersil di Australia. Proyek industri kelautan lainnya (SMAR/2008/025) mencoba menanggulangi turunnya produktivitas rumput laut dan kurangnya diversifikasi produk. Penelitian tersebut mengidentifikasi beberapai strain baru rumput laut serta membangun kapasitas pada kegiatan yang tengah dijalankan yang terkait dengan pemilihan strain melalui jaringan laboratorium penyebaran benih.

Peningkatan kebijakan perdagangan dan pemasaran untuk mendasari pengembangan agribisnisPentingnya peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia dipertegas dengan adanya kenaikan harga pangan belum lama ini serta dengan adanya kekhawatiran tentang ketahanan pangan. ACIAR terus mendukung pengkajian dan pengembangan opsi-opsi kebijakan secara luas dari sisi ekonomi dan secara khusus dari sisi industri. Misalnya, penelitian yang diusulkan (AGB/2012/099) akan mengkaji isu kebijakan pembangunan dan agribisnis produk susu yang membatasi akses pada informasi dan adopsi inovasi teknis. Kegiatan ini akan melibatkan para petani, koperasi, dan pengolah dengan tujuan meningkatkan pasokan susu, daya saing serta pendapatan petani kecil dari rantai nilai produk susu. Penelitian lainnya (ADP/2013/001) akan mengukur hubungan antara produktivitas pertanian dan pengurangan kemiskinan dengan mengumpulkan dan menganalisis data di tingkat provinsi.

INDIKATOR CAPAIAN PROGRAM 5-TAHUN• Interaksi yang lebih luas dalam rantai nilai pangan

di tingkat petani kecil dengan akses pasar domestik dan pasar ekspor

• Manajemen tanaman, ternak, dan perikanan yang lebih efektif, berkesinambungan, dan efisien di tingkat petani kecil dengan memahami dan mengadopsi jalur-jalur produksi dan distribusi yang lebih baik

• Adanya bukti yang lebih kuat terkait biaya dan keuntungan dari berbagai opsi kebijakan alternatif di bidang pertanian, dalam negeri, dan perdagangan

• Pengurangan kemiskinan secara berkelanjutan melalui peningkatan manajemen sumber daya alam

41 Rencana Operasional Tahunan 2013–14 : Ringkasan Indonesia

IND

ON

ES

IA

PROYEK YANG TENGAH BERJALANAGB/2012/005, 6, 7, 8 & 9 Analisis peluang pengembangan agribisnis di wilayah Indonesia timur

AGB/2012/055 Pengembangan rantai nilai benih kentang yang berdaya saing dan berkesinambungan di tingkat petani kecil di Indonesia

AGB/2012/056 Peluang kegiatan usaha inovatif dalam rantai nilai ubi kayu yang menguntungkan dan berkesinambungan di Asia Tenggara

AH/2006/156 Perpindahan ternak dan penanggulangan penyakit di wilayah Indonesia timur dan Australia timur

AH/2007/106 Peningkatan dan diversifikasi sistem produksi ubi jalar–ternak babi untuk mendukung penghidupan di dataran tinggi di Papua dan Papua Barat, Indonesia

AH/2010/039 Berbagai perangkat dan strategi pemantauan untuk peningkatan pengendalian, pengawasan, dan pemberantasan flu burung di Indonesia

AH/2012/036 Kajian risiko rabies di wilayah Indonesia timur, Timor-Leste, Papua Nugini, dan Australia bagian utara

FIS/2007/124 Diversifikasi budidaya pesisir di tingkat petani kecil di Indonesia

FIS/2009/059 Pengembangan kapasitas penelitian dalam manajemen sumber daya perikanan pelagis di Indonesia

FIS/2010/101 Peningkatan manajemen kesehatan ikan dan protokol produksi pada budidaya ikan laut bersirip di Indonesia dan Australia

FIS/2011/030 Rencana strategis terkait keterlibatan kerja sama ACIAR dalam mengembangkan kapasitas penelitian dan manajemen perikanan tangkap di Indonesia

FST/2006/117 Meningkatkan nilai tambah dan kapasitas usaha kecil-menengah dalam pemanfaatan hasil hutan tanaman industri untuk produksi mebel di daerah Jepara

FST/2008/030 Mengatasi berbagai hambatan dalam sistem hutan tanaman rakyat di Indonesia

FST/2009/051 Meningkatkan produktivitas dan profitabilitas hutan tanaman rakyat Indonesia

FST/2012/039 (multilateral, CIFOR/ICRAF) Pengembangan strategi produksi dan pemasaran untuk hasil hutan kayu dan non-kayu untuk meningkatkan penghidupan para petani kecil di Indonesia

FST/2012/040 Memperbesar manfaat bagi para petani kecil dari pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia

HORT/2006/146 Manajemen mutu buah dan penanggulangan serangan hama pada mangga dan manggis agar dapat memenuhi persyaratan teknis dalam mengakses pasar

HORT/2008/040 (multilateral, keanekaragaman hayati) produksi terpadu tanaman pisang untuk menangani penyakit layu pisang di Indonesia dan Australia

HORT/2008/041 Penanggulangan hama lalat buah berskala luas pada sistem produksi mangga di Indonesia

HORT/2009/056 Peningkatan produktivitas secara berkesinambungan pada tanaman sayuran jenis bawang-bawangan dan terung-terungan di Indonesia dan di kawasan subtropis Australia

HORT/2010/011 Meningkatkan kesinambungan produksi kakao di wilayah Indonesia timur melalui manajemen hama, penyakit, dan tanah secara terpadu dalam lingkungan kebijakan dan penyuluhan yang efektif

LPS/2008/038 Meningkatkan capaian reproduksi sapi betina dan hasil penggemukan sapi dalam sistem bersarana-produksi rendah di Indonesia dan di Australia bagian utara

LPS/2008/054 Meningkatkan sistem penggemukan sapi di tingkat petani kecil yang didasarkan pada pola pakan dengan hijauan pohon leguminosa di wilayah Indonesia timur dan Australia bagian utara

SMAR/2008/021 Pengembangan budidaya udang barong (spiny lobster) di Indonesia, Vietnam, dan Australia

SMAR/2008/025 Peningkatan budidaya rumput laut dan pemanfaatan limbah pascapanen di Asia Tenggara

PROYEK YANG DIUSULKANAGB/2009/060 Peningkatan integrasi pasar pada sistem produksi buah dan sayur bernilai tinggi di Indonesia

AGB/2010/099 Mengevaluasi kesinambungan dan penghidupan petani kecil dalam rantai nilai kopi dan kakao di Indonesia

AGB/2012/078 Peluang agribisnis inovatif dalam rantai nilai ubi kayu yang mendatangkan keuntungan dan berkesinambungan di Asia Tenggara

AGB/2012/094 Pengembangan rantai nilai benih kentang yang berdaya saing dan berkesinambungan di tingkat petani kecil di Indonesia

AGB/2012/099 Meningkatkan pasokan susu, daya saing, dan penghidupan di rantai produk susu di tingkat petani kecil di Indonesia

AH/2012/065 Suatu pendekatan regional dalam pengendalian berbasis risiko atas penyakit sampar babi di Timor Barat dan Timor-Leste

HORT/2012/083 Penanggulangan penyakit mosaik bergaris pada tanaman tebu di Indonesia dan Australia

LPS/2012/064 Hijauan leguminosa pada sistem tanaman biji-bijian di wilayah Indonesia timur

LPS/2013/004 Meningkatkan pasokan daging sapi dan penghidupan petani kecil di Indonesia (IndoBeef )

SMCN/2012/103 Sistem pertanian yang lebih tangguh dan menguntungkan di Aceh Darussalam dan New South Wales

42 Australian Centre for International Agricultural Research

IND

ON

ES

IA

INDIKATOR KELUARAN PROYEK 2013–14• Rekomendasi pelatihan biosekuritas dan insentif

produsen bagi sektor peternakan unggas komersil skala kecil diberikan pada pemerintah dan badan-badan industri

• Dipublikasikannya kerangka kerja untuk mengkaji capaian penghidupan dari hutan tanaman rakyat, dan evaluasi atas peningkatan pengambilan keputusan investasi oleh petani hutan

• Adanya rancangan program terintegrasi untuk pengendalian penyakit sampar babi (CSF) di pulau Timor (Timor-Leste dan provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia)

• Dikembangkannya program baru terkait penelitian tentang sistem produksi daging sapi berbasis masyarakat, yang dilakukan melalui proses penerimaan pernyataan berminat (expression of interest), yang bertujuan agar secara signifikan meningkatkan pasokan daging sapi dan penghidupan para peternak kecil serta para pelaku lain dalam rantai nilai daging sapi

• Tersedianya rangkuman dan publikasi berbagai opsi peningkatan manajemen ternak sapi Brahman di daerah pedesaan di Indonesia

• Tersusunnya berbagai opsi dalam kolaborasi penelitian lanjutan di bidang pertanian secara trilateral antara Indonesia, Timor-Leste, dan Australia

• Diadopsinya strategi manajemen buah skala luas oleh para petani komersil dan petani kecil di Jawa

• Para eksportir menggunakan cara-cara disinfestasi yang didasarkan pada hasil proyek Litbang (R&D) untuk pengiriman komersil mangga dan manggis

• Diadopsinya protokol untuk penanggulangan penyakit buah kakao oleh petani komersial dan petani kecil

• Teridentifikasinya strain baru rumput laut yang tahan penyakit serta berbagai peluang pemberian nilai tambah bagi kalangan petani kecil melalui produk pupuk rumput laut dan produk-produk sampingan lainnya di wilayah Indonesia timur

• Dipublikasikannya pedoman untuk peningkatan nilai dan perbaikan penghidupan pada rantai kopi spesial di wilayah Indonesia timur

• Dipublikasikannya opsi-opsi pengembangan agribisnis untuk setidaknya lima rantai nilai produk pertanian di wilayah Indonesia timur, dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia

• Dibuatnya dan disusunnya data keuangan untuk spesies budidaya selain udang di tambak air payau

• Adanya pertukaran informasi antara Indonesia dan Vietnam tentang teknik penangkapan anakan lobster dan budidaya keramba untuk menghasilkan lobster dengan ukuran yang dapat dipasarkan

• Disampaikannya berbagai opsi kebijakan yang berbasis bukti kepada para penasihat kebijakan Indonesia dalam menanggapi berbagai kemungkinan skenario perekonomian serta perkembangan rantai pasar pertanian di masa mendatang

Koordinator regional utama

Dr Peter Horne

Manajer program utama

Dr Chris Barlow, Perikanan

Mr Tony Bartlett, Kehutanan

Mr Les Baxter, Hortikultura

Dr Rodd Dyer, Agribisnis

Dr Peter Horne, Sistem Produksi Ternak

Dr Gamini Keerthisinghe, Pengelolaan Tanah dan Nutrisi Tanaman

Dr Mike Nunn, Kesehatan Hewan

Dr Ejaz Qureshi, Kebijakan Pembangunan Pertanian

Kantor Perwakilan di Indonesia

Ms Frances Barns, Manajer Kantor Perwakilan Indonesia

Ms Mirah Nuryati, Manajer bidang Pemangku Kepentingan

Visi ACIAR ACIAR memiliki visi terciptanya dunia dengan tingkat kemiskinan yang semakin berkurang dan meningkatnya penghidupan orang banyak melalui pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan yang dihasilkan melalui penelitian kolaboratif internasional.

Misi ACIARMencapai sistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan, yang dapat memberikan manfaat bagi negara-negara berkembang dan Australia, melalui kemitraan penelitian pertanian internasional.

Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) merupakan bagian dari program bantuan luar negeri Pemerintah Australia dan melakukan kegiatannya untuk mencapai tujuan pemberian bantuan dari Australia dalam membantu masyarakat mengatasi kemiskinan. ACIAR berkontribusi pada kelima tujuan program sebagaimana tercantum dalam Comprehensive Aid Policy Framework (Kerangka Kebijakan Bantuan Komprehensif):

• menyelamatkan nyawa

• mendorong peluang bagi seluruh masyarakat

• pembangunan ekonomi berkelanjutan

• tata kelola pemerintahan yang efektif

• kemanusiaan dan tanggap bencana.

Ketahanan pangan adalah kontribusi utama ACIAR di kawasan Asia– Pasifik dan di Afrika. ACIAR berhasil mencapai produktivitas yang signifikan untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja, dan memberi peluang kegiatan usaha bagi petani kecil, serta membangun kapasitas SDM dan kelembagaan dalam ilmu pertanian di negara-negara berkembang. Melalui pencapaian hasil tersebut ACIAR berkontribusi pada kelima tujuan strategis program bantuan Australia.

ACIAR berkolaborasi dengan AusAID di bidang-bidang yang menjadi prioritas bersama, dan kedua organisasi tersebut memberikan kontribusi pada penekanan program bantuan Australia secara terpadu.

Australian Centre for International Agricultural Research

GPO Box 1571 Canberra ACT 2601

Phone: +61 2 6217 0500 Internet: aciar.gov.au

Email: [email protected]