perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal (ulli... · web viewnumber...

18
Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018 PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans 1) Ulli Anna, 2) Oom Komala, dan 3) Sri Wardatun 1, 3) Program Studi Farmasi. FMIPA Universitas Pakuan, Bogor. 2) Program Studi Biologi. FMIPA Universitas Pakuan, Bogor. ABSTRAK Daun alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan tradisional mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid yang memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan membandingkan aktivitas antimikroba dan menentukan konsentrasi fraksi air ekstrak etanol 70% dan 96% daun alpukat terhadap mikroba yaitu bakteri Pseudomonas aeruginosa dan jamur Candida albicans. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dengan metode dilusi serta Lebar Daerah Hambat (LDH) dengan metode difusi agar dari fraksi air ekstrak etanol daun alpukat. Konsentrasi fraksi air ekstrak daun alpukat yang digunakan adalah 30%, 40%, 50%, 60%, cefixime (kontrol positif untuk bakteri), ketokonazol (kontrol positif untuk jamur), dan akuades (kontrol negatif). Data Lebar Daerah Hambat (LDH) yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rancangan percobaan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukan nilai LDH fraksi etanol 96% lebih besar daripada fraksi etanol 70% terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Fraksi air ekstrak daun alpukat pada konsentrasi 60% merupakan konsentrasi paling efektif untuk menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa fraksi air lebih efektif sebagai antibakteri daripada sebagai antijamur. 200

Upload: dinhque

Post on 10-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill)

TERHADAP Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans

1)Ulli Anna, 2) Oom Komala, dan 3)Sri Wardatun 1,

3)Program Studi Farmasi. FMIPA Universitas Pakuan, Bogor. 2) Program Studi Biologi. FMIPA Universitas Pakuan, Bogor.

ABSTRAK

Daun alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan tradisional mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid yang memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan membandingkan aktivitas antimikroba dan menentukan konsentrasi fraksi air ekstrak etanol 70% dan 96% daun alpukat terhadap mikroba yaitu bakteri Pseudomonas aeruginosa dan jamur Candida albicans. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dengan metode dilusi serta Lebar Daerah Hambat (LDH) dengan metode difusi agar dari fraksi air ekstrak etanol daun alpukat. Konsentrasi fraksi air ekstrak daun alpukat yang digunakan adalah 30%, 40%, 50%, 60%, cefixime (kontrol positif untuk bakteri), ketokonazol (kontrol positif untuk jamur), dan akuades (kontrol negatif). Data Lebar Daerah Hambat (LDH) yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rancangan percobaan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukan nilai LDH fraksi etanol 96% lebih besar daripada fraksi etanol 70% terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Fraksi air ekstrak daun alpukat pada konsentrasi 60% merupakan konsentrasi paling efektif untuk menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa fraksi air lebih efektif sebagai antibakteri daripada sebagai antijamur. Kata Kunci : daun alpukat, antimikroba, fraksi air

ABSTRACT

The leaves of avocado (Persea americana Mill) was one of plants used in traditional medicine, it contained flavonoid as active compound with antimicrobial activity. This research aimed to compare microbial activity and determine concentration of water fraction ethanol extract 70% and 96%, avocado leaves fractions to microbial Pseudomonas aeruginosa bacteria and Candida albicans fungi. The test on this study were: Minimum Bactericidal Concentration (MBC) with dilution method also Inhibitor Zone Diameter (IZD) with agar diffusion method from water fraction avocado leaves ethanol extract. The study used 30%, 40%, 50%, 60% of water fraction avocado leave extract concentration, cefixime (bacteria positive control), ketoconazole (fungi positive control), and distilled water (negative control). Inhibitor Zone Diameter (IZD) obtained data, analyzed with Complete Random Plan (CRP) method for the test plan.The study

200

Page 2: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

showed IZD number of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction to Pseudomonas aeruginosa and Candida albicans bacteria. Avocado leaves ethanol extract fraction on 60% of concentration was the most effective concentration to block Pseudomonas aeruginosa and Candida albicans bacteria. The result of static analysis showed ethanol extract fraction was more effective work as antibacterial than antifungal.

Key Word: avocado leaves, antimicrobial, water fraction PENDAHULUAN

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional. Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah daunnya. Daun alpukat memiliki beberapa khasiat untuk pengobatan. Hasil penelitian Antia et al (2005) menunjukkan bahwa kandungan senyawa kimia daun alpukat pada uji aktivitas hipoglemik (kadar gula darah rendah) ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill) mengandung saponin, tanin, flavonoid dan alkaloid. Salah satu kandungan ekstrak terdiri dari senyawa flavonoid.

Penelitian Risa dkk, (2016) menyebutkan ekstrak etil asetat daun alpukat dengan konsentrasi 35% memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan S. aureus sebesar 12,45 mm. Ekstrak etanol 96% daun alpukat dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100% mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis sebesar 8,99 mm, 10,73 mm dan 11,82 mm (Felina dkk, 2014).

Efektivitas antimikroba ekstrak daun alpukat terhadap bakteri gram negatif P. aeruginosa dan untuk fungi C. albicans belum pernah dilaporkan. Berdasarkan penelitianpenelitian sebelumnya terlihat adanya potensi antibakteri

sehingga pada penelitian ini bermaksud untuk membandingkan aktivitas antibakteri fraksi air ekstrak etanol 70% dan 96% daun alpukat untuk menentukan konsentrasi yang efektif sebagai antimikroba terhadap bakteri P. aeruginosa dan jamur C. albicans.

Senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid memiliki potensi sebagai antimikroba. Senyawa flavonoid menurut Christianto et al (2012) yang terdapat dalam daun alpukat mempunyai aktivitas sebagai antifungi, antiviral dan antibakteri. Menurut Heinrich dkk, (2009) yang menyatakan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri dengan merusak membran dan dinding sel bakteri sehingga menyebabkan kematian. Penelitian ini akan dilakukan fraksi air yang akan diuji aktivitas antimikrobanya terhadap P. aeruginosa dan C. albicans.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat, etanol 70%, etanol 96%, n- heksan, etil asetat, pereaksi Dragendorf, pereaksi Mayer, pereaksi Wagner, FeCl3 1%, asam klorida 2 N, magnesium (Mg), Media Natrium Agar (NA), Media Potato Dextrose

201

Page 3: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

Agar (PDA), bakteri P. aeruginosa, jamur C. albicans, NaCl 0,9%, amoxcillin, cefixime, ketokonazol, dan akuades.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rotary evaporator, oven, neraca analitik, tabung reaksi, cawan petri, autoklaf, inkubator, Krus porselin, kertas cakram, ayakan mesh 40, lemari pendingin, lup inokulasi, kain batis, api bunsen, jarum ose, tabung reaksi, erlenmeyer, beaker glass, dan labu ukur.

Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Alpukat

Sampel yang digunakan adalah daun alpukat yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor. Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor.

Dipilih daun alpukat yang sudah tua. Daun dibersihkan dari kotoran yang menempel kemudian dicuci bersih di bawah air mengalir dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 50-600C sampai kering. Setelah kering dibersihkan kembali dari kotoran yang masih menempel, kemudian diserbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan mesh 40 sehingga didapat serbuk dengan ukuran yang homogen disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat (Depkes RI, 1995). Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Alpukat

Ekstraksi serbuk simplisia daun alpukat dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol

70% dan 96%. Sebanyak 200 g serbuk daun alpukat dimasukkan dalam bejana dan ditambahkan 10 bagian pelarut etanol, direndam selama 6 jam pertama sambil sesekali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam. Maserat (filtrat) dikumpulkan kemudian diuapkan dengan penguap rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental (DepKes RI, 2013). Fraksinasi

Ekstrak kental etanol disuspensi dengan air panas dan dipartisi berturut-turut dengan pelarut n-heksan, diperoleh fraksi nheksan dan fraksi air. Fraksi nheksan dikumpulkan dan fraksi air dipartisi kembali dengan pelarut etil asetat, diperoleh fraksi air dan fraksi etil asetat. Hasil partisi dari fraksifraksi tersebut dikumpulkan dan dipekatkan di atas waterbath, diperoleh fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air kemudian dilakukan uji fitokimia terhadap hasil fraksi. Uji Fitokimia Pada Ekstrak dan Fraksi A. Senyawa Golongan Alkaloid

Sebanyak kurang lebih 500 mg ekstrak daun alpukat ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling, kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk tes alkaloid. Tabung pertama ditambahkan pereaksi Mayer, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih atau kuning. Tabung kedua ditambahkan pereaksi Bouchardat, hasil positif ditunjukkan dengan

202

Page 4: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

terbentuknya endapan coklat kehitaman. Tabung ketiga ditambahkan pereaksi Dragendorf, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata atau jingga (Hanani, 2015).

B. Senyawa Golongan Flavonoid

Sebanyak kurang lebih 500 mg ekstrak daun alpukat dimasukkan ke dalam gelas piala kemudian ditambahkan 100 mL air panas dan didihkan selama 5 menit, saring sehingga diperoleh filtrat. Pertama beberapa tetes FeCl3 1 % warna hijau kebiruan menunjukkan adanya flavonoid. Larutan ekstrak uji diuapkan hingga kering, ditambahkan 2-3 tetes etanol, kemudian ditambahkan sedikit serbuk Mg dan beberapa tetes HCl 5M melalui sisi tabung, terbentuk warna merah hingga merah lembayung atau jingga menunjukkan adanya flavonoid (Hanani, 2015).

C. Senyawa Golongan Saponin Sebanyak kurang lebih 100

mg ekstrak daun alpukat dilarutkan dalam 2 mL air kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil dinyatakan positif mengandung saponin bila terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang (Kumoro, 2015).

D. Senyawa Golongan Tanin Sebanyak 500 mg ekstrak

daun alpukat dilarutkan dalam etanol.

Larutan ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan ke dalam 2 mL air suling di dalam sebuah tabung uji. Suatu ekstrak bagian tanaman mengandung tannin jika terbentuk endapan putih setelah diberi larutan gelatin 1% yang mengandung natrium klorida (NaCl) 10% (Kumoro, 2015). Penyiapan Media Natrium Agar (NA)

Sebanyak 20 g Natrium Agar (NA) dilarutkan dalam 1000 mL akuades (dibantu dengan pemanasan sampai homogen), kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah itu media (NA) cair dituang dekat api bunsen ke dalam cawan petri sebanyak 20 mL. Sebelum digunakan untuk pengujian media inkubasi selama 1 x 24 jam, tunggu sampai (NA) dalam cawan petri tersebut dingin (Waluyo dan Wahyuni, 2013).

Penyiapan Media Potato Dextrose Agar (PDA)

Sebanyak 250 g kentang dilarutkan dalam 1000 mL akuades lalu dipanaskan sampai mendidih, kemudian disaring. Gula sebanyak 20 g dan 15 g agar ditambahkan ke dalam filtrat (dibantu dengan pemanasan sampai homogen). Setelah itu disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, kemudian dituang dekat api bunsen kedalam cawan petri sebanyak 20 mL, tambahkan 100 ppm antibakteri (amoxcillin).

Penyiapan Larutan Uji dan Kontrol Larutan Uji

203

Page 5: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

Larutan uji yang akan digunakan terdiri dari beberapa konsentrasi yaitu 30%, 40%, 50% dan 60%.

Larutan Kontrol

Kontrol positif yang digunakan untuk bakteri gram negatif adalah larutan cefixime 10 ppm dan untuk jamur kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 50 ppm. Kontrol negatifnya adalah akuades.

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dilakukan dengan metode dilusi agar. Konsentrasi yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%. Sebanyak 20 mL (NA) untuk bakteri dan 20 mL media (PDA) untuk jamur, dengan suhu 450C yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam cawan petri dengan cara aseptis, lalu ditambah masing-masing ekstrak dalam berbagai konsentrasi sebanyak 1 mL diaduk sampai homogen dan dibiarkan sampai mengeras.. Sebanyak 0,2 mL bakteri disebar di atas permukaan media (NA), sedangkan untuk jamur disebar di atas permukaan media (PDA). Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C diamati ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada media. Pengujian Lebar Daerah Hambatan (LDH)

Pengujian ini dilakukan dengan metode difusi kertas cakram. Konsentrasi yang diuji aktivitas

antimikrobanya adalah 30%, 40%, 50%, 60%. Larutan kontrol positif untuk bakteri yaitu cefixime dan kontrol positif untuk jamur yaitu ketokonazol, sedangkan larutan kontrol negatif yang digunakan yaitu akuades. Inokulum mikroba dari hasil pengenceran diambil sebanyak 0,2 mL dicampur kedalam media (NA) untuk bakteri dan (PDA) untuk jamur yang sudah memadat kemudian dihomogenkan agar mikroba menyebar merata. Kertas cakram yang sudah berisi larutan uji dan kontrol diletakkan di atas media, kemudian disimpan di dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 370C. Setelah di inkubasi, diamati dan disekeliling kertas cakram pada masing-masing konsentrasi diukur (LDH) yang terbentuk. (LDH) yaitu adanya daerah bening/terang yang menunjukkan mikroba dihambat oleh ekstrak. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan suatu kesimpulan hasil penelitian. Data hasil pengamatan dikumpulkan dan diolah secara statistik menggunakan analisa sidik ragam ANOVA (Analysis of Variance) secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 kali pengulangan. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan program komputer SPSS 18,0 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Determinasi Tanaman dan Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Alpukat

204

Page 6: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat. Determinasi tanaman adalah proses dalam menentukan nama dan jenis tanaman secara spesifik. Berdasarkan hasil determinasi tanaman yang telah dilakukan di Herbarium Bogoriens bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong Bogor, menyatakan bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat (Persea americana Mill) suku Lauraceae. Determinasi tanaman bertujuan untuk menetapkan kebenaran sampel yang digunakan.

Sebanyak 6 kg daun alpukat segar diperoleh serbuk simplisia sebanyak 2950 g dengan persen rendemen simplisia daun alpukat adalah 49,16%. Serbuk simplisia yang dihasilkan warna hijau kecoklatan, bentuk halus, berbau khas.

Serbuk Simplisia Daun Alpukat Hasil Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill)

Ekstrak etanol daun alpukat diperoleh dari serbuk simplisia yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan etanol 96%. Filtrat hasil maserasi dilakukan pengentalan menggunakan alat vaccum evaporator, tujuannya untuk mempermudah proses penguapan pelarut dengan

memperkecil tekanan dalam vaccum di luar ruangan, sehingga temperatur di bawah titik didih dan pelarut dapat menguap dan untuk menghilangkan pelarut dalam ekstrak dengan suhu dibawah titik didih 50-600C. Ekstrak kental daun alpukat kemudian dihitung hasil persentase rendemen yang didapat. Rendemen ekstrak kental daun alpukat ini memenuhi persyaratan.Berdasarkan (Farmakope Herbal, 2010) bahwa rendemen ekstrak kental daun alpukat yaitu tidak kurang dari 28,02%.

Hasil Rendemen Ekstrak Etanol Daun Alpukat

Pelarut yang digunakan

% Rendemen

Etanol 70% 47,83 % Etanol 96% 41,43 %

Karakteristik ekstrak yang

didapat berupa padatan lengket berwarna coklat kehitaman, dan berbau khas. Berdasarkan (Farmakope Herbal, 2010) karakteristik ekstrak kental daun alpukat yaitu ekstrak berwarna coklat kehitaman, bau khas, rasa pahit dan kelat.

205

(a) (b)

Page 7: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

(a) Ekstrak Kental Etanol 70% (b) Ekstrak Kental Etanol 96% Daun Alpukat

Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Alpukat Pengujian fitokimia ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol daun alpukat. Hasil uji fitokimia yang dihasilkan menunjukkan bahwa kandungan pada daun alpukat yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Menurut penelitian Sari (2014), kandungan senyawa kimia pada daun alpukat mengandung zat kimia alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin.

Identifikasi Ekstrak Ekstrak Senyawa Etanol Etanol

70% 96%

Mayer

Alkaloid Bouchardat

+

+

+

+ Dragendorf + +

Flavonoid

Saponin

Tanin

+

+

+

+

+

+

Hasil Identifikasi Senyawa Pada Fraksi

Fraksi Identifikasi Senyawa

Etanol 70%

Etanol 96%

nheksana

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

-

-

-

-

-

- Tanin - -

Etil asetat

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

-

-

-

-

-

- Tanin - -

Air

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

-

+

+

-

+

+ Tanin + +

Keterangan : (+) = positif dan (-) = negatif

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa fraksi n-heksan dan etil asetat tidak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Fraksi air yang digunakan untuk pengujian bakteri karena diketahui memiliki kandungan senyawa aktif yaitu flavonoid, saponin dan tanin yang berkhasiat sebagai antibakteriFlavonoid yang terikat dalam glikosida mudah larut dalam air, karena air pelarut yang baik untuk glikosidanya. Flavonoid merupakan senyawa polar maka akan

206

Page 8: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

menarik senyawa yang bersifat polar yaitu air.

Hasil Pengujian Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Pada pengujian (KHM) untuk menentukan kadar minimal hambat minimum ekstrak daun alpukat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Hasil pengamatan fraksi air ekstrak etanol 70% dan 96% pada konsentrasi 30% terlihat tidak ada pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan jamur C. albicans.

Hasil Uji (KBM) Fraksi Ekstrak Etanol 70% Daun Alpukat terhadap P. aeruginosa.

Hasil Pengujian Lebar Daerah Hambat (LDH)

Pengujian (LDH) pada fraksi air ekstrak etanol daun alpukat dilakukan dengan konsentrasi 30%,

40%, 50%, 60%.

Konsentrasi ini didapatkan dari hasil (KBM) pada konsentrasi 30% dan digunakan untuk acuan pengujian (LDH) dimulai dari konsentrasi 30%.

Kontrol positif yang digunakan yaitu cefixime untuk bakteri, ketokonazol Hasil Uji (KBM) Fraksi Ekstrak untuk jamur dan akuades sebagai Etanol 96% Daun Alpukat terhadap kontrol negatif. Penelitian ini P. aeruginosa. menggunakan metode difusi yaitu terbentuknya zona

hambat disekitar kertas cakram. Pengukuran zona hambat bertujuan

207

%20 %10

%04 %30

%20 %10

%30 %40

%20 %10

Page 9: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

untuk mengetahui kemampuan daya hambat suatu agen antibakteri terhadap pertumbuhan suatu bakteri (Jawetz et al, 2007).

Hasil Pengaruh Pelarut Terhadap( LDH) Fraksi Air Ekstrak Etanol 70% Dan 96% Daun

Alpukat Terhadap Bakteri P.

aeruginosa.

Hasil Uji (KBM) Fraksi Ekstrak Etanol 70% Daun Alpukat terhadap C. albicans.

Fraksi Kontrol (-) 0,0a Air 30%

Ekstrak 40% 3,6c etanol 50% 4,7d

Hasil Uji (KBM) Fraksi Ekstrak 96% 60% 6,2e Etanol 96% Daun Alpukat terhadap C. Kontrol (+) 8,1f albicans.

Hasil Pengaruh Pelarut Terhadap( LDH) Fraksi Air Ekstrak

Etanol 70% Dan 96% Daun Alpukat Terhadap Jamur C. albicans

208

%40 %30

%20 %10

%30 %40

Jenis Mikroba

Jenis Ekstrak

Konsentrasi RataEkstrak

- Rata

LDH

P. aeruginosa

Fraksi Air

Ekstak etanol 70%

Kontrol (-) 30% 40% 50% 60%

Kontrol (+)

0,0a 2,2b 3,2c 4,2d 5,2e 7,9f

Page 10: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

Nilai (LDH) fraksi air ekstrak

etanol 96% lebih besar dibandingkan dengan fraksi air ekstrak etanol 70%. Dilihat dari zona hambat yang terbentuk, fraksi air ekstrak etanol daun alpukat lebih efektif sebagai antibakteri terhadap P. aeruginosa dibandingkan sebagai antijamur terhadap C. albicans. Nilai (LDH) tertinggi untuk antibakteri yaitu pada konsentrasi 60% sebesar 6,20 mm, dan untuk antijamur (LDH) tertinggi pada konsentrasi 60% sebesar 4,60 mm. Uji antimikroba berhubungan dengan uji fitokimia. Alkaloid menurut Karou et al, (2006) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan negatif dengan cara mengambat sintesis DNA bakteri. Mekanisme flavonoid sebagai antibakteri bereaksi dengan protein pada membran sel bakteri dan terjadi

koagulasi sehingga dinding sel mengalami kerusakan dan mengakibatkan lisis sel bakteri (Ozolua, 2009). Saponin memiliki ujung hidrofobik yang akan berikatan pada protein membran sel melalui ikatan gugus polar, sedangkan gugus non polar saponin berikatan dengan lemak membran sel. Mekanisme tanin sebagai antibakteri adalah dengan cara merusak membran pada sel bakteri, metabolisme terganggu dan akhirnya lisis dan mati (Edeoga and Mbaebre, 2005).

Hasil Uji (LDH) Fraksi Flavonoid (a)Ekstrak Etanol 70% dan (b) Ekstrak Etanol 96% Daun Alpukat Terhadap Bakteri P. aeruginosa

Hasil Uji (LDH) Fraksi Flavonoid (a)Ekstrak Etanol 70% dan (b) Ekstrak Etanol 96% Daun Alpukat Terhadap Jamur C. albicans KESIMPULAN 1. Fraksi air ekstrak etanol 96%

lebih efektif dibandingkan fraksi air ekstrak etanol 70%.

209

Jenis Mikroba

Jenis Ekstrak

Konsentrasi Rata Ekstrak

- Rata

LDH

C. albicans

Fraksi Air

Ekstrak etanol 70%

Kontrol (-) 30% 40% 50% 60%

Kontrol (+)

0,0a 1,2b 1,8c 2,3d 3,4e 5,4f

Fraksi Air

Ekstrak etanol 96%

Kontrol (-) 30% 40% 50% 60%

Kontrol (+)

0,0a 1,2b 2,2c 3,2d 4,6e 6,0f

Page 11: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

LDH fraksi ekstrak etanol terhadap bakteri P.aeruginosa lebih besar dengan aktivitas antimikroba sedang dibandingkan LDH jamur C. albicans dengan aktivitas antimikroba lemah. Fraksi air ekstrak etanol daun alpukat lebih efektif sebagai antibakteri daripada sebagai antijamur.

2. Konsentrasi fraksi air ekstrak daun alpukat yang paling efektif sebesar 60% terhadap bakteri P.aeruginosa dan jamur C. albicans.

DAFTAR PUSTAKA

Antia,BS.Je Okokon dan PA Okon. 2005. Hypoglycemic Activity of Aqueous Leaf Extract of Persea americana Mill. Research Letter Indian. Journal Pharmacol. 37 (5) : 325-326.

Christianto, C. W, Nurwati. D, Istiati. 2012. Effect of The Antibacterial of Avocado Seed Extract (Persea americana Mill) to Growth of Streptococcuc Mutans. Media Oral Biology Dental Journal. 4 (2) : 40-44.

DepKes RI. 2010. Farmakope Herbal Indonesia. Suplemen I. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

DepKes RI. 2013. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I, Suplemen III. Departemen Kesehatan : Jakarta.

Edeoga, H.O. Okwu, and Mbaebre, B. 2005. Phytocemical

Constituent of Some Nigerian Medical Plants, Afr Journal of Biotechnology (4) : 685-88. Felina L.C, Soegijanto A, Rima P.S. 2014. Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus feacalis. Jurnal Kedokteran Gigi. 8 (1) : 1-10. Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia.

Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Heinrich, M. Barnes, J. Gibbons, S. 2009. Farmakognosi dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Jawetz, E, Melnick,J.L Adelberg,E.A. 2007. Mikrobiologi Kesehatan Edisi 22, Salemba Medika 150. Jakarta.

Karou, D. Aly, S. Antonella, C. Saydou, Y Alfed ST. 2006. Antibakterial Activiti of Fenom Alkaloid from The Imported Fire and Solepncsis Invicta Buren. American Society for Mikrobiologi: 2 (4) : 291-293.

Kumoro, A.C. 2015. Teknologi Ekstrak Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman Obat. Plantaxia : Yogyakarta.

Ozolua, R.I, 2009. Acute and Sub Acute Toxicological Assesment of the Aqueous Seed Extract of Persea americana Mill. Afr J Trad. 6 (4) : 573-578.

210

Page 12: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL (ULLI... · Web viewnumber of water fraction ethanol extract 96% bigger than ethanol extract 70% fraction

Kumpulan Jurnal Farmasi – Februari 2018

Risa, N. Cut Riska A, dan Frida Oesman. 2016. Uji Zona Hambat Ekstrak Etil Asetat Daun Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16 (1) : 1-5.

Waluyo, J dan Wahyuni D. 2013. Petunjuk Mikrobiologi. Jember University Press: Jember

211