acara 6

11
ACARA VI RANGKAIAN INTEGRATOR A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator dan memhami karakteriatik pengoprasiannya. Mempeajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan member masukan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal. 2. Hari/Tanggal : Jumat, 16 Mei 2014. 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram. B. ALAT DAN BAHAN Signal generator Osciloscop Breadboard Kabel penghubung Catu daya Op-amp 741 Resistor 22 kΩ Kapasitor 47 nF C. LANDASAN TEORI Rangkaian integrator digunakan untuk mencari nilai hasil integrasi dari signal input. Dapat diterapkan sebagai rangkaian kalkulator. Gambar. Sebuah Integrator Op-Amp Vi V R C

Upload: taufikhidayat

Post on 14-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

praktikum

TRANSCRIPT

  • ACARA VI

    RANGKAIAN INTEGRATOR

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1. Tujuan Praktikum :

    Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator dan memhami

    karakteriatik pengoprasiannya.

    Mempeajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan member masukan

    gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal.

    2. Hari/Tanggal : Jumat, 16 Mei 2014.

    3. Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika, Lantai II, Fakultas Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

    B. ALAT DAN BAHAN

    Signal generator

    Osciloscop

    Breadboard

    Kabel penghubung

    Catu daya

    Op-amp 741

    Resistor 22 k

    Kapasitor 47 nF

    C. LANDASAN TEORI

    Rangkaian integrator digunakan untuk mencari nilai hasil integrasi dari signal

    input. Dapat diterapkan sebagai rangkaian kalkulator.

    Gambar. Sebuah Integrator Op-Amp

    Vi V

    0

    R

    A

    C

  • Pnguatan tegangan =

    Bentuk

    harus sesuai dengan masukan frekuensi minimum yang diharapkan :

    Sebuah resistor RA sering diletakkan antara masukan non inverting dengan ground

    untuk meminimalkan offset ini. Peratikan (Widodo. 2005: 142).

    Gambar. Resistor digunakan untuk meminimalkan offset error.

    Integrator analog merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam banyak

    kasus penerapan yang memerlukan pembuktian atau pengolahan sinyal analog. Dalam

    rangkaian

    Gambar 16.10 Gambar (a)

    I Z

    Vi

    V0

    RA

    RA

    C

    Z

    V0

    V

    Vi

    V

    0

    R

    A

    C

  • Jika Z dan Z diganti oleh suatu kapasito C seperti gambar 16.10.

    Maka dapat ditunjukkan bahwa rangkaian yang terjadi akan melaksanakan operasi

    integrasi. Masukan dari rangkaian ini tidak perlu bersifat sinusoidal dan karena itu

    akan diungkapkan oleh simbol huruf kecil (t). (Indeks s telah dihapus demi

    kesederhanaan notasi) dalam gambar 16.10(b), anak panah berujung-dua menandai

    hubungan tanah semu. Jadi i , dan

    V0

    Gambar 16.10 (b)

    Dengan demikian penguat ini menghasilkan tegangan keluaran yang berbanding lurus

    dengan integral dari tegangan masuk.

    Jika tegangan masuk merupakan suatu tetapan, , maka keluarannya

    akan berbentuk lereng (ramp).

    Integrator semacam ini merupakan suatu rangkaian lejang(sweep) yang sangat baik

    bagi tabung sinar katoda osciloscop, ini disebut sebagai Integrator Miller atau sweep

    Miller (Barmawi, 1993: 172).

    V0

    t

    T

    t 0

    Vi

    0

    R

    R V

    i

    V

    Vi C

  • Gambar. Pengintegral (a) (b) bentuk isyarat masukan Vi

    dan keluaran V0.

    Jika

    Keluaran untuk isyarat masukan berbentuk segiempat akan

    berbentuk segitiga, yaitu integral isyarat masukan. Seperti telah kita ketahui bagan

    Bode tanggapan amplitudo pengintegral RC atau tapis lolos rendah adalah seperti

    pada gambar 13.27

    Gambar. 13.27 tanggapan aplitudoTLR. gambar. 13.28 pengintegral OP-

    AMP.

    Diatas sudah disebutkan bahwa tapis lolos rendah akan berfungsi sebagai

    pengintegral

    yaitu, jika tanggapan

    amplitudo sudah turun drngan kemiringan -6dB/oktaf. Dengan menggunakan op-amp

    dapat kita peroleh frekuensi operasi yang lebih besar. Rangkaian yang digunakan

    adalah seperti pada gambar 13.28(sutrisno, 1987: 135-136).

    D. PEROSEDUR PERCOBAAN

    a. Disusun rangkaian seperti pada gambar.

    0

    Tanggapan

    amplitodo

    6 dB/oktaf

    (tanggapan

    Bode)

    -daerah

    integrator

  • b. Diatur isyarat masukan dari sinyal generator untuk menghasilkan gelombang

    kotak 1Vpp pada frekuansi 1KHz.

    c. Digunakan chanel1 pada osciloskop untuk gelombang masukan dan chanel 2

    untuk syarat keluaran. Diatur time/div dan volt/div agar seluruh layar osciloskop

    hanya ditempati oleh satu gelombang saja.

    d. Diulangi langkah 2 dan 3 untuk gelombang segitiga dan sinusoidal.

    E. HASIL PENGAMATAN

    1. Gelombang kotak

  • Ch 1. (isyarat masukan)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 5 volt

    Y : 1.4 cm

    Ch 2. (isyarat keluaran)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 20 mvolt

    Y : 2 cm

    2. Gelombang segitiga

    Ch 1. (isyarat masukan)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 5 volt

    Y : 1.4 cm

    Ch 2. (isyarat keluaran)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 20 mvolt

    Y : 1.4 cm

  • 3. Gelombang sinusoidal

    Ch 1. (isyarat masukan)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 5 volt

    Y : 1.4 cm

    Ch 2. (isyarat keluaran)

    Time/div : 0.1 skon

    Volt/div : 20 mvolt

    Y : 1.4 cm

    F. ANALISIS DATA

    1. Berdasarkan praktikum

    a. Isyarat masukan (Vin)

    Vin = volt/div x Y

    Gelombang kotak

    Vin = 5 volt x (1.4 0.1) cm

    =7 0.1 volt

    Gelombang segitiiga

  • Vin = 5 volt x (1.4 0.1) cm

    =7 0.1 volt

    Gelombang sinusoidal

    Vin = 5 volt x (1.4 0.1) cm

    =7 0.1 volt

    b. Isyarat keluaran (Vout)

    Vout = volt/div x Y

    Gelombang kotak

    Vin = 20 mvolt x (2 0.1) cm

    =40 0.1 volt

    Gelombang segitiiga

    Vin = 20 mvolt x (1.4 0.1) cm

    =28 0.1 volt

    Gelombang sinusoidal

    Vin = 20 mvolt x (1.4 0.1) cm

    =28 0.1 volt

    2. Berdasarkan teori

    Dik. : vin = 7 volt

    f = 1KHz

    T = 1 skon

    R = 22 k

    C = 47 nF

    Dit. : Vout = ?

    Vout = -

    =-

    =6.769 x 10-3

    volt

    3. Besar penguat Av

  • Av =

    =

    =0.148 x 10-3

    G. PEMBAHASAN

    Integrator Op-Amp adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk mencari

    nilai hasil integrasi dari sinyal input.

    Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian Op-Amp inverting, hanya saja

    rangkaian umpan baliknya (feed back) bukan resistor melainkan kapasitor C.

    Tegangan keluaran rangkaian ini merupakan fungsi integral dari tegangan input. Sesui

    dengan nama penemunya, rangkaian yang sedemikian dinamakan juga rangkaian

    Miller Integral. Aplikasi yang paling populer menggunakan rangkaian integrator

    adalah rangkaian pembangkit, sinyal segitiga dan inputnya yang berupa sinyal kotak.

    Pada percobaan ini isyarat masukan yang digunakan berupa gelombang kotak,

    segitiga dan sinusoidal. Hasil pengamatan masing- masing isyarat masukan (Vin) dan

    isyarat keluaran (Vout) dari gelombang tersebut adalah Vin = 7 0.1 volt dan Vout

    = 32 0.1 mvolt. Sedangkan berdasarkan teori diperoleh nilai Vout sebesar -6.679 x

    10-3

    volt. Sehingga didapat nilai Av = 0.148 x 10-3

    .

    Tanda minus pada Vout menandakan gelombang keluaran memiliki beda fase 180

    dengan gelombang masukan.

    Bentuk gelombang kotak akan terintegrasi menjadi gelombang segitiga, dan

    gelombang segitiga akan terintegrasi menjadi gelombang sinusoidal. Hal ini

    disebabkan karna adanya kapasitor yang berfungsi sebagai tapis, sehingga keluaran

    gelombang menjadi lebih halus.

    H. KESIMPULAN

    1. Rangkaian integrator menggunakan kapasitor sebagai pengganti hambatan

    feedback. Karakteristik rangkaian integrator adalah Vo sebanding dengan

    integral masukan ZinRin , Zo sangat kecil dan Av 1.

  • 2. Dari hasil integrasi dengan memberikan masukan gelombang kotak

    menghasilkan gelmbang segitiga , dan golombang segitiga menghasilkan

    gelombang sinusoidal.

  • DAFTAR PUSTAKA

    M. Barmawi dan M.O.Tija. 1993. Elektronika Terpadu Rangkaian dan Sistem

    Analog dan Digital. Jakarta : Erlangga.

    Sutrisno. 1987. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung : ITB.

    Widodo. 2005. Elektronika Digital dan Mikroprosesor. Yogyakarta : ANDI.