acara 2 protozoa dan bryzoa

Upload: eb

Post on 05-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paleon

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara

: Protzoa dan Bryozoa

Nama: MOH.EDWINHari/Tanggal :15 Oktober 2015

Nim: F 121 14 051BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih mejemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protoza merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aseluler tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membran (Brotowijoyo, 1986. hal: 60). Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu phylum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dalam menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria (http://e-dukasi.net). Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain Membrane plasma, Sitoplasma,Mitikondria. Protozoa berasal dari kata protos berarti pertama dan zoa = zoo berarti hewan, jadi protozoa adalah binatang yang pertama kali ada (Soemiadji, 1986 hal: 32). Diantara jenisnya ada yang hidup bebas di alam dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Jenis yang hidup bebas banyak terdapat di tempat yang becek, genangan air dan kolam, tidak terbatas di air tawar tetapi juga di air asin (Soemiadji, 1986hal:32). Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti hewan yang pertama (proto = awal, zoon = hewan ). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, misal : di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh orgnisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang secara individu (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Kastawi, dkk.2003, hal: 20). Menurut Radiopoetro (1996 hal: 144) sampai sekarang hewan-hewan yang termasuk dalam organisasi tingkat protoplasma ini, tergabung dalam Philum : Protozoa (protos = pertama, awal : zoon = hewan). Sering juga disebut bahwa protozoa ini adalah hewan unicellular, sedang parazoa atau Metazoa adalah multicelluler . hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh satu organisme protozoa dapat disamakan dengan 1 cel parazoa atau metazoa. Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu marga dari hewan-hewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat lapisan permukaana air yang berwarna hijau (Brotowijoyo 1986 hal:60). Euglena berbentuk seperti kumparan yang panjangnya bervariasi dari 25-100 mikron. Mempunya sebuah flagellum pada ujung anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kedalam kerongkongan itu bermuara pada suatu tempat penampungan (reservoir). Kedalam reservoir itu bermuara beberapa vakuola kontraktil kecil. Dekat reservoir tersebut terdapat srigma merah (dianggap sebagai mata) (eu + Gr. Glene, biji mata). Dalam tubuh hewan biasanya terdapat sejumlah besar kloroplastid. Dalam sitoplasma disimpan karobohidrat sebagai makanan cadangan berupa butir-butir paramilum. Inti tunggal dan di tengah-tengahnya terkumpul kromatin (Brotowijoyo, 1986 hal: 61). Pada lapisan entoplasma terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesis dengan menghasilkan zat tepung (amilum) (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26). Hewan euglena dapat bergerak maju ke depan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid artinya bergerak dengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti semula (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26). Sebagian besar hewan ini mendapatkan mekanannmya dari hasil fotosintesis, berarti mendapatkan makanan dengan cara holophitic. Tetapi bias juga secara saprozoik, berarti menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhnya, dan makanan ini berupa partikel-partikel hancuran makhluk yang telah mati (Kastawi, dkk.2003 hal: 26). Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64). Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64). Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64). Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya). Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang).

Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28). Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28). Marga paramecium mempunyai rambut atau bulu getar pada seluruh permukaan tubuhnya. Bentuk tubuhnya seperti sandal (cenela). Ukurannya kira-kira 250 mikron panjang, bentuk agak silindris. Dibagian oral terdapat celah berbentuk spiral dan berakhir pada kerongkongan yang panjangnya hampir separuh panjang tubuh. Ektoplasma tipis, mengandung banyak trikokista, yaitu alat pelindung diri yang dapat mengeras. Di tengah-tengah tubuh terdapat makronukleus, dan satu atau dua mikronukleus. Biasanya ada dua vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 67) Paramecium caudatum adalah kelompok protozoa yang sering dijumpai di periran air tawar, misalnya sawah, kolam dan air yang mengenang. Bentuknya menyerupai sandal, bagian anterior tumpul dan yang posterior meruncing. Permukaan tubuhnya agak lentur namun bentuk tubuhnya sudah tetap dan bagian ini disebut pellicle. Seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar yang disebut cillia, berfungsi sebagai alat gerak. Didaerah pertengahan tubuhnya terdapat bentuk lekukan yang ujungnya diakhiri degan bentuk kantung, ini disebut gulet. Bentuk kantung bila terlepas dari gulet akan menjadi vakuola makanan. Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan. Paramaecium caudatum mempunya dua inti, yaitu mikronukleus dan dan makronukleus. Fungsi makronukleus untuk mengatur proses metabolisme, sedangkan mikronukleus untuk perkembangbiakan. Setiap sel paramaecium caudatum mempunyai dua vakuola berdenyut, bentuk dan letaknya berbeda dengan vakuola yang dimiliki Amoeba proteus, tetapi fungsinya sama yaitu untuk eliminasi dan mengeluarkan air dari sitoplasma (Soemadji, 1986 hal: 308).

PEMBAHASAN

Keterangan:

1. Endoderm

2. Eksoderm

No. Sampel

: 01

Filum

:Protozoa

Kelas

:Sarcodina

Ordo

:Foraminifera

Family

: Nummulitesidae.

Genus

: Nummulites

Spesies

: Nummulites millecaput BOUBEE

Proses Pemfosilan: Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk

:Plate

Komposisi Kimia: Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur

: Eosen Tengah (50-44 juta tahun yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan

: Fosil dengan nomor peraga 1 adalah berasal dari family Nummulitesidae, genus Nummulites, dan dengan nama spesies Nummulites millecaput BOUBEE. Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu fosil yang memipih seperti piring, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, endoderm yaitu lapisan luar , dan eksoderm, yaitu lapisan bagian dalam fosil. Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Eosen Tengah yaitu antara 50-44 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.

ASISTEN

PRAKTIKAN ( Asrafil, S.Si, M.Eng )

( MOH.EDWIN )

Keterangan:

1. Test

2. Oral disk

3. Oral opening 4. Zooid

No. Sampel

: 02Filum

:Bryozoa

Kelas

:Gymnolaemata

Ordo

:Cryptostomata

Family

: Thecosmilianidae

Genus

: Thecosmilia

Spesies

: Thecosmilia trichotama GOLD

Proses Pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)

Bentuk

:Branching

Komposisi Kimia: Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur

: Jura Atas (180-135 juta tahun lalu )

Ling. Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan

: Fosil dengan nomor sampel 02 adalah berasal dari family Thecosmilianidae, genus Thecosmilia, dan dengan nama spesies Thecosmilia trichotama GOLD. Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan. Adapun bentuk tubuh yang masih dapat dijumpai seperti, oral disk yaitu berupa lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkran kecil yang berada dalam oral disk . Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal.Adapun umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.

ASISTEN

PRAKTIKAN ( Asrafil, S.Si, M.Eng )

( MOH.EDWIN )

Keterangan:

1.Test

2. Calix

3. Oral disk

4. MontikulaNo. Sampel

: 03Filum

:Bryozoa

Kelas

:Gymnoslaemata

Ordo

:Cryptostomata

Family

: Coralidae

Genus

: Coral

Spesies

: Coral limestoneProses Pemfosilan: Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk

:Tabular

Komposisi Kimia: Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur

: Kapur Atas (100-70 juta tahn yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan

:Fosil dengan nomor sampel 03 adalah berasal dari family Coralidae, genus Coral, dan dengan nama spesies Coral limestone. Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalahTabular, yaitu bentuk fosil yang berbentuk seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu garis-garis luar pada dinding fosi, oral disk lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkaan kecil yang berada di dalam oral disk. Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Kapur Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi. ASISTEN

PRAKTIKAN ( Asrafil, S.Si, M.Eng )

( MOH.EDWIN ) Keterangan:

1. Test

2. Endoderm

3. Zooid

4. MontikulaNo. Sampel

: 04Filum

: Bryozoa

Kelas

: Gymnoslaemata

Ordo

: CtenomataFamily

: HeliolithesidaeGenus

: HeliolithesSpesies

: Heliolithes cf. Megastoma McCOYProses Pemfosilan: Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk

: BrancingKomposisi Kimia: Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur

: Silur Tegah (408-430 juta tahn yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan

:Fosil ini termasuk dalam filum bryzoa dengan kelas gymnolaemata, ordo Ctenomata, family heliolithesida dan spesies Heliolithes cf. Megastoma McCOY.Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalahTabular, yaitu bentuk fosil yang berbentuk seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu garis-garis luar pada dinding fosi, oral disk lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkaan kecil yang berada di dalam oral disk. Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Silur Tengah, yaitu antara 408-430 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi. ASISTEN

PRAKTIKAN ( Asrafil, S.Si, M.Eng )

( MOH.EDWIN )PRAKTIKUM PRAKTIKUMACARA 2

PHYLUM PROTOZOA DAN BRYOZOA

NAMA : MOH.EDWIN

STAMBUK : F 121 14 051

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2015