abstraksi 2

16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kredit sebagai salah satu sumber modal mempuanyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah. Dengan kredit tersebut, golongan ekonomi lemah memperoleh kesempatan menambah permodalan dalam rangka meningkatkan produtivitas. Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan, sedangkan lembaga kredit formal belum berhasil mengatasi permasalahan yang ada, pemerintahan mendirikan Badan Kredit Desa (BKD) yang sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian masyarakat serta kualifikasi para nasabah yang beraneka ragam. Badan Kredit Desa (BKD) adalah lembaga keuangan yang mempunyai tujuan pokok menghimpun dana dari rakyat guna memupuk permodalan (dana) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Dalam prakteknya, masyarakat di pedesaan mempunyai kebiasaan menyimpan uangnya dalam almari, di bawah bantal dan lain yangtidak produktif dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Disisi lain bila membutuhkan tambahan modal usahanya, mereka mempunyai kebiasaan meminjama kepada retenir dengan bunga yang sangat tinggi. Badan Kredit Desa (BKD) sebagai lembaga keuangan di pedesaan yang paling dekat dan dibutuhkan masyarakat kecil mempunyai kewajiban moral untuk mendidik dan mengarahkan masyarakat agar merubah kebiasaan tersebut dan mengarahkan mereka dengan membiasakan menyimpan maupun meminjam uang ke lembaga Badan Kredit Desa (BKD) dengan tingkat bunga rendah. Mengingat pentingnya peranan lembaga ini dalam ikut serta mendorong roda perekonomian masyarakat, maka operasi usaha Badan Kredit Desa (BKD) haruslah efektif dan efisien. Sejalan dengan fungsinya, Badan Kredit Desa (BKD) membutuhkan modal kerja yang cukup untuk dipinjamkan kepada masyarakat. Modal kerja tersebut penting untuk menjaga likuiditas BKD, tetapi keberadaan modal kerja tersebut harus produktif, yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan penyaluran kredit tersebut maka BKD akan memperoleh pendapatan berupa bunga kredit. Jika terlalu besar modal kerja yang tidak

Upload: nazeem-bagez

Post on 21-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abstraksi 2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kredit sebagai salah satu sumber modal mempuanyai peranan yang sangat penting

dalam mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah. Dengan kredit tersebut, golongan

ekonomi lemah memperoleh kesempatan menambah permodalan dalam rangka meningkatkan

produtivitas.

Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan, sedangkan

lembaga kredit formal belum berhasil mengatasi permasalahan yang ada, pemerintahan

mendirikan Badan Kredit Desa (BKD) yang sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian

masyarakat serta kualifikasi para nasabah yang beraneka ragam.

Badan Kredit Desa (BKD) adalah lembaga keuangan yang mempunyai tujuan pokok

menghimpun dana dari rakyat guna memupuk permodalan (dana) dan menyalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Dalam prakteknya, masyarakat di pedesaan

mempunyai kebiasaan menyimpan uangnya dalam almari, di bawah bantal dan lain yangtidak

produktif dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Disisi lain bila membutuhkan tambahan

modal usahanya, mereka mempunyai kebiasaan meminjama kepada retenir dengan bunga yang

sangat tinggi.

Badan Kredit Desa (BKD) sebagai lembaga keuangan di pedesaan yang paling dekat dan

dibutuhkan masyarakat kecil mempunyai kewajiban moral untuk mendidik dan mengarahkan

masyarakat agar merubah kebiasaan tersebut dan mengarahkan mereka dengan membiasakan

menyimpan maupun meminjam uang ke lembaga Badan Kredit Desa (BKD) dengan tingkat bunga

rendah. Mengingat pentingnya peranan lembaga ini dalam ikut serta mendorong roda

perekonomian masyarakat, maka operasi usaha Badan Kredit Desa (BKD) haruslah efektif dan

efisien.

Sejalan dengan fungsinya, Badan Kredit Desa (BKD) membutuhkan modal kerja yang

cukup untuk dipinjamkan kepada masyarakat. Modal kerja tersebut penting untuk menjaga

likuiditas BKD, tetapi keberadaan modal kerja tersebut harus produktif, yang disalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan penyaluran kredit tersebut maka BKD akan memperoleh

pendapatan berupa bunga kredit. Jika terlalu besar modal kerja yang tidak produktif maka akan

menyebabkan BKD tidak efisien, karena BKD harus membayar bunga simpanan kepada nasabah.

Dalam rangka mewujudkan efisien dan efektifitas BKD, maka Bank Indonesia (BI)

sebagai Bank Sentral yang mempunyai otoritas tertinggi dalam pembinaan Lembaga Keuangan

Bank dan Non Bank, memperlakukan BKD sebagai BPR khusus dan mendelegasikan proses

pengawasan kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal tersebut beralasan mengingat waktu

berdirinya BRI dengan BKD relatif dekat yaitu hanya selang 1 tahun, selain itu hanya BRI yang

selama ini bergerak dalam perkreditan usaha mikro, kecil dan menengah yang terbesar di desa-

desa, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pengawasan BKD. Berdasarkan latar belakang

masalah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perputaran Modal

Kerja Dalam Hubungannya Dengan Efisiensi Usaha Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto”.

Page 2: Abstraksi 2

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD)

Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ?

2. Bagaimana perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto ?

3. Bagaimana hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan

Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ?

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak bias dan hasil penelitian sesuai dengan tujuannnnya, maka

permasalahan dibatasi pada :

1. Analisis efiensi usaha perkreditan ditinjau dari profitabilitas.

2. Analisis perputaran modal kerja dibatasi pada perputaran pinjaman yang diberikan.

3. Periode penelitian adalah lima tahun yaitu dari tahun 2002 sampai dengan 2006.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa

(BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

b. Untuk mengetahui perkembangan efesiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD)

Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

c. Untuk mengetahui hubungan antara perputaran modal kerja dengan efesiensi usaha pada

Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Badan Kredit Desa (BKD)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan sehingga diperoleh

gambaran sejauh mana kesesuaian antara kenyataan dalam dunia praktek yang ada

dengan teori yang mendasari penjualan secara kredit pada suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dalam mempertimbangkan dan

menentukan kebijakan di masa yang akan datang.

c. Bagi Masyarakat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dalam penelitian dan penulisan

karya yang berkaitan dengan ilmu ekonomi.

Page 3: Abstraksi 2

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

1. Perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan.

2. Perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang

Purwokerto cenderung mengalami peningkatan.

3. Terdapat hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan Kredit

Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

II. METODE PENELITIAN ANALISIS

A. Metoda Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. yaitu penelitian

yang mengambil sample dari suatu populasi.

2. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah profitabilitas dan perputaran modal kerja yang terjadi pada

Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

3. Penentuan Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah efisiensi usaha dan perputaran

modal kerja.

4. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, digunakan teknik :

a. Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan staf BKD pengawasan BRI

Cabang Purwokerto untuk mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang

berhubungan dengan perputaran modal kerja dan efisiensi usaha.

Kegiatan OperasionalBadan Kredit Desa

Laporan Laba / Rugi Neraca

Perputaran Modal Kerja Efesiensi Usaha

Trend perputaran modal kerja

Trend efisien usaha

Trend positif berarti meningkatTrend negatif berarti menurun

Trend positif berarti semakin efisienTrend negatif berarti semakin tidak efisien

Hubungan positif berarti semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin tinggi efisiensi usaha

Hubungan negatif berarti semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin rendah efisiensi usaha

Page 4: Abstraksi 2

b. Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan data dokumentasi, yaitu pengambilan data dengan cara

menyalin atau memfotokopi catatan-catatan yang ada di BKD.

5. Data yang diperlukan dalam penelitian :

1) Sejarah pendirian dan perkembangan Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto.

2) Struktur organisasi Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

3) Neraca Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto periode tahun

2000 sampai dengan 2006.

4) Laba rugi Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto periode tahun

2000 sampai dengan 2006.

6. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan

BRI Cabang Purwokerto. Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah 70 Badan Kredit Desa.

7. Sampel

a. Ukuran Sampel

Untuk menentukan dilakukan dengan rumus Slovin, dengan rumus sebagai berikut

(Husein Umar, 2000) :

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yangmasih dapat ditolerir atau yang diinginkan.

Dengan menggunakan presentase kelonggaran (10 persen) maka dari ukuran populasi

sebanyak 70 BKD diperoleh ukuran sampel sebesar 71,18. Dalam penelitian ini peneliti

akan mengambil sampel 42 BKD.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan adalah simple random sampling (pengambilan sampel secara acak

sederhana). Simple random sampling adalah sebuah sampel yang diambil secara acak

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Masri Singarimbun, 1995). Cara

pengambilan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengundi angka nomor urut BKD yang

ada di Kabupaten Banyumas.

8. Sumber data

a. Data primer, yaitu data yang bersumber secara langsung dari perusahaan berupa kegiatan

penyaluran kredit BKD.

b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari catatan-catatan yang ada di BKD dalam

bentuk neraca dan laporan rugi laba.

Page 5: Abstraksi 2

B. Metoda Analisis

1. Definisi Operasional Varibel Penelitian

a. Efisiensi usaha merupakan ukuran penggunaan modal yang digunakan untuk memperoleh

laba. Efisiensi usaha ini diperoleh dari rasio antara laba operasional dan non operasional

dengan total aktiva (Agnes Sawir, 2001)

b. Perputaran modal kerja adalah modal kerja yang dalam keadaan beroperasi atau berputar

dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha (Bambang

Riyanto, 2001).

2. Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha perkreditan, digunakan rumus assets utilization ratio

(Agnes Sawir, 2001) :

Operating income + Non operating incomeAssets utilization ratio = x 100%

Total assets

3. Perputaran modal kerja yang digunakan dihitung dengan rumus (Slamet Munawir, 2004) :

PenjualanPerputaran modal kerja =

Rata-rata modal kerjaVariabel penjualan dalam penelitian ini diukur dengan jumlah kredit yang disalurkan atau

omset kredit.

Modal kerja yang digunakan adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

4. Uji Nomalitas

Uji normalitas data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-

parametrik kolmogrof-smirnof yang menyatakan bahwa data residual berdistribusi normal

apabila nilai asymptotic significance (2-tailed) > 0,05 (Suliyanto, 2003).

5. Analisa Kuadrat Terkecil (Least Square)

a. Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis trend least square method, dengan

persamaan sebagai berikut (J. Supranto, 1998) :

Y = a + Bx

Keterangan :

Y = Perputaran modal kerja

X = Tahun (0, 1, 2,…….)

a = Intersep

b = Koefisien trend (slope)

Nilai parameter a dan b dapat dihitung dengan rumus :

Kriteria Pengujian :

Hipotesis pertama diterima apabila koefisisen trend perputaran modal kerja lebih dari 0

(b > 0). Yang berarti perputaran modal kerja Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto mengalami peningkatan.

Hipotesis pertama ditolak apabila koefisisen trend perputaran modal kerja lebih kecil dari

0 (b 0). Yang berarti perputaran modal kerja Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan

BRI Cabang Purwokerto cenderung konstan atau mengalami penurunan.

b. Untuk menguji hipotesis kedua digunakan trend least square method, dengan persamaan

sebagai berikut (J. Supranto, 1998) :

Page 6: Abstraksi 2

Y = a + Bx

Keterangan :

Y = Efisiensi usaha

X = Tahun (0, 1, 2,…….)

a = Intersep

b = Koefisien trend (slope)

Nilai parameter a dan b dapat dihitung dengan rumus :

Kriteria Pengujian :

Hipotesis kedua diterima apabila efisiensi lebih besar dari 0 (b > 0). Yang berarti efisiensi

Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto mengalami

peningkatan.

Hipotesis kedua ditolak apabila efisiensi lebih kecil dari 0 (b 0). Yang berarti efisiensi

Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.

6. Analisa korelasi product moment

Untuk mengetahui hubungan perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha digunakan

korelasi product moment dengan rumus (Sugiyono, 1999) :

Dari hasil analisis ini maka akan muncul kemingkinan sebagai berikut :

r = 0 berarti tidak ada hubungan perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

r > 0 berarti ada hubungan positif perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

r < 0 berarti ada hubungan negatif perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

Keterangan :

X = Perputaran modal kerja

Y = Efisiensi usaha

7. Untuk mengetahui signifikan hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

diuji dengan uji t. yang langkah-langkahnya sebagai berikut : (Sugiyono, 2001)

a. Formula Hipotesis :

H0 = p = 0 tidak ada hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

H1 = p ≠ 0 ada hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha

b. Menentukan level of significance a : 0,05 dengan degree of freedom n-2

c. Menentukan Kriteria Pengujian

H0 diterima jika : t tabel t hitung t tabel

Page 7: Abstraksi 2

H0 ditolak : t hitung < – t tabel atau t hitung > t tabel

d. Menghitung nilai t dengan rumus :

Keterangan :

r = koefisiensi korelasi produk moment

n = banyaknya data

Menarik kesimpulan, apakah H0 diterima atau ditolak.

III. RINGKASAN HASIL PENELITIAN

1. Perputaran modal kerja

Hasil perhitungan perputaran modal kerja pada tahun 2003 sampai dengan 2006 dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Perputaran Modal Kerja BKD yang ada di kabupaten Banyumas tahun 2003 –2006

No. Nama BKDPerputaran Modal Kerja (kali)

2003 2004 2005 20061 Alasmalang 1,0368 4,4165 3,6385 4,1058 2 Arcawinangun 7,1222 5,6747 4,9885 4,2239 3 Banjarsari Kidul 1,6327 1,3913 1,6027 1,6290 4 Bobosan 6,0965 6,4837 4,9673 5,3676 5 Bogangin 2,1283 2,3469 1,6711 1,6316 6 Dawuhan Wetan 6,4488 5,2359 2,6402 4,4611 7 Grujugan 4,4841 4,0283 5,6327 5,2769 8 Gumelar Lor 4,9382 4,5432 4,5725 5,1877 9 Jompo Kulon 4,6781 4,6327 4,3147 5,8001 10 Kalibagor 4,2567 4,4435 4,7758 4,5007 11 Kalisalak 4,2076 3,7218 5,6214 10,1289 12 Karangpucung 3,2173 2,8737 3,1303 3,1790 13 Karangrau 1,7412 1,5854 1,8755 1,9447 14 Karangsari 6,2759 5,2627 6,0153 5,5879 15 Karangtengah 5,7410 5,4519 4,7701 5,5664 16 Kedungrandu 6,9073 4,9592 6,0861 7,0635 17 Kemawi 4,5092 6,5689 6,2037 3,4602 18 Kembaran 6,5337 4,9037 6,7771 7,5177 19 Ketenger 3,1962 2,2668 3,2288 3,2679 20 Klahang 3,2441 2,7863 3,2884 3,6788 21 Kober 5,5221 4,7581 6,5761 6,5450 22 Linggsari 1,7154 1,3731 1,5792 1,6681 23 Pamijen 3,9773 2,3679 3,9718 4,4185 24 Pegalongan 2,1749 1,4009 1,7385 1,9274 25 Petarangan 6,5878 3,0611 4,1388 4,3008 26 Plangkapan 5,4015 4,8286 3,0872 3,3027 27 Pliken 3,2718 4,1655 3,2812 3,2482 28 Prembun 2,4962 2,0463 2,8347 3,0912 29 Purwodadi 4,3486 4,3652 4,9536 5,5985 30 Purwokerto Wetan 5,1242 5,8177 4,0120 3,7071 31 Purwosari 5,9173 4,0994 3,5046 4,0712 32 Rejasari 2,6504 2,3524 2,5702 2,9541 33 Sawangan Kebasen 3,2106 1,9627 1,9406 2,1201 34 Sawangan Wetan 5,7040 2,8220 3,2404 2,9184 35 Sibalung 3,9720 3,5251 4,3477 4,3374 36 Sidamulya 2,9195 5,2274 5,0572 4,5684 37 Sokaraja 1,6546 5,7820 4,6828 4,9393 38 Sokaraja Kidul 6,8841 5,1669 4,3825 4,9010 39 Sokaraja Kulon 3,4304 1,7701 1,8303 1,8631 40 Sokawera Kidul 2,6939 2,0946 2,8138 2,6176 41 Sudagaran 2,2955 2,4062 2,5517 2,9101 42 Tambaksari Kidul 1,7363 1,7148 1,5696 1,4570

Page 8: Abstraksi 2

Rata - rata 4,0973 3,7306 3,8206 4,0725

2. Efisiensi Usaha

Hasil perhitungan asset utilization ratio pada BKD yang ada di Kabupaten Banyumas dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 7. Asset Utilization Ratio pada BKD yang ada di kabupaten Banyumas tahun 2002 – 2006

No. Nama BKDAsset Utilization Ratio

2002 2003 2004 2005 20061 Alasmalang 0,0900 0,0183 0,1456 0,1287 0,11352 Arcawinangun 0,0726 0,1026 0,1160 0,0704 0,08663 Banjarsari Kidul 0,0429 0,0702 0,0608 0,1252 0,10194 Bobosan 0,0209 -0,0800 0,0253 0,1649 0,16945 Bogangin 0,0090 -0,0437 0,0983 0,1106 0,09546 Dawuhan Wetan 0,0455 0,1322 0,2657 0,0846 0,08227 Grujugan 0,1786 0,1623 0,1103 0,1771 0,20408 Gumelar Lor 0,1056 0,1822 0,1622 0,1408 0,10389 Jompo Kulon 0,0252 0,0338 0,0401 0,1777 0,193910 Kalibagor 0,1085 -0,0038 0,0279 0,1431 0,169011 Kalisalak 0,1333 0,1499 0,1297 0,0957 0,142012 Karangpucung 0,0709 0,1244 0,1546 0,1332 0,132913 Karangrau 0,1257 0,1363 0,1372 0,1682 0,153114 Karangsari 0,0218 0,1201 0,1087 0,1207 0,077015 Karangtengah 0,0216 0,0821 0,1667 0,1635 0,171616 Kedungrandu 0,1000 0,1304 0,1992 0,1185 0,164017 Kemawi 0,0429 0,1867 0,0960 0,0925 0,148218 Kembaran 0,1014 0,1256 0,1217 0,1196 0,132519 Ketenger 0,0911 0,1347 0,0875 0,1097 0,109420 Klahang 0,0629 0,1438 0,0996 0,1005 0,088021 Kober 0,0800 0,1324 0,0893 0,1590 0,221222 Linggsari 0,0792 0,1278 0,1318 0,0676 0,073223 Pamijen 0,0406 0,1495 0,0699 0,1104 0,116724 Pegalongan 0,0656 0,1872 0,1985 0,1564 0,138225 Petarangan 0,1335 0,1786 0,1805 0,0723 0,074626 Plangkapan 0,0899 0,2711 0,1495 0,0739 0,052727 Pliken 0,0363 -0,0826 0,1599 0,1373 0,157228 Prembun 0,0985 0,2286 0,0659 0,1578 0,142129 Purwodadi 0,0396 0,0310 -0,0103 0,2478 0,240930 Purwokerto Wetan 0,0128 0,0951 0,0686 0,0957 0,090731 Purwosari -0,0421 0,2092 0,1888 0,0583 0,084932 Rejasari 0,1821 0,2257 0,2185 0,1367 0,132833 Sawangan Kebasen 0,0177 0,1902 0,1403 0,1009 0,096034 Sawangan Wetan 0,0421 0,1051 0,0304 0,0765 0,091635 Sibalung 0,1129 0,1020 0,1196 0,1744 0,156436 Sidamulya 0,1081 0,2149 0,3031 0,1099 0,137037 Sokaraja 0,0115 0,0750 -0,0009 0,1732 0,171538 Sokaraja Kidul 0,1344 -0,0296 0,1439 0,0462 0,073739 Sokaraja Kulon 0,1022 0,0712 0,1088 0,0937 0,090240 Sokawera Kidul 0,0720 0,1485 0,1298 0,0812 0,111241 Sudagaran 0,1246 0,1633 0,1623 0,1201 0,118242 Tambaksari Kidul 0,1209 0,1264 0,0799 0,1251 0,1079

Rata - rata 0,0746 0,1150 0,1210 0,1219 0,1266

3. Trend Perputaran Modal Kerja

Analisis trend yang digunakan dalam penelitian ini adalah trend least square. Berdasarkan

perhitungan analisis trend dengan metode least square. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Y = 3,9302 + 0,0008 X

Berdasarkan persamaan trend tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 3,9302. Hal

ini menunjukkan pada awal periode rata-rata Perputaran Modal Kerja BKD sebesar 3,9302 kali.

Nilai koefisien trend least square sebesar 0,0008. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap

tahun Perputaran Modal Kerja pada BKD cenderung mengalami peningkatan 0,0008 kali. Dengan

demikian hipotesis pertama yang menyatakan perkembangan perputaran modal kerja pada Badan

Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan dapat

diterima.

4. Trend Efisiensi Usaha

Berdasarkan perhitungan analisis trend dengan metode least square. Hasilnya adalah sebagai

berikut :

Y = 0,1211 + 0,0018 X

Berdasarkan persamaan trend tersebut dapat diketahui bahwa nilai

konstanta sebesar 0,1211. Hal ini menunjukkan pada awal penode rata-rata

efisiensi BKD sebesar 12,11 persen. Nilai koefisien trend least square sebesar

0,0018. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun efisiensi pada BKD

cenderung mengalami peningkatan 0,18 persen. Dengan demikian hipotesis

Page 9: Abstraksi 2

kedua yang menyatakan perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD)

Pengawasan BRl Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan diterima.

5. Analisis korelasi

Berdasarkan perhitungan korelasi dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi

sebesar 0,0916. Korelasi positif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi perputaran modal

kerja maka akan berhubungan dengan peningkatan efisiensi usaha. Nilai korelasi yang mendekati

nol tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi

usaha perkreditan adalah sangat lemah.

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi

usaha perkreditan digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan uji t pada lampiran 17 dapat diketahui

nilai t hitung sebesar 1,1852. Nilai t tabel pada derajat kebebasan (168-2 = 166) sebesar 1,9744.

Jadi t hitung < t tabel atau berada di daerah penerimaan Ho, sehingga dapat diartikan tidak

terdapat hubungan yang erat antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan,

dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. Daerah penerimaan H0 dapat dilihat pada gambar 5.

IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis Irend least square dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja BKD di

Kabupaten Banyumas cenderung mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dan BKD yang

diteliti analisis trendnya menunjukkan trend yang positif. Dengan demikian hipotesis pertama

yang menyatakan perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD)

Pengawasan BRI Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan dapat diterima.

2. Efisiensi usaha BKD di Kabupaten Banyumas dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006

cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis trend least

square menunjukkan adanya trend yang positif. Dengan demikian hipotesis kedua yang

menyatakan perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI

Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan diterima.

3. Hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan adalah sangat

lemah, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati angka nol.

Berdasarkan uji t juga dapat diketahui bahwa tidak ada hiibungan yang signifikan antara

perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan. Dengan demikian hipotesis ketiga

yang menyatakan terdapat hubungan antara modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan

Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ditolak.

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Daerah penolakan Ho

Gambar 5. Daerah penerimaan Ho

- 1,9744 1,97441,1852

Page 10: Abstraksi 2

B. Implikasi

1. BKD di Kabupaten Banyumas dapat mempertahankan pencapaian perputaran modal kerja. Bagi

BKD yang mengalami penurunan dapat berupaya meningkatkan perputaran modal kerja dengan

cara meningkatkan penyaluran kredit.

2. BKD yang ada di Kabupaten Banyumas dapat mempertahankan efisiensi usaha yang dicapai pada

saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan net operating income dengan

meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat desa dan mengurangi biaya operasional.

3. Untuk meningkatkan efisiensi usaha dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan

operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional dapat ditingkatkan melalui

penyaluran kredit, sehingga BKD akan memperoleh pendapatan operasional yang semakin besar

dari bunga pinjaman.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2000 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Cetakan Keenam. BPFE.

Yogyakarta.

Agnes Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.

Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit Gajah

Mada. Yogyakarta.

Husein Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Penerbit Gramedia Pustaka

Utama Jakarta.

J. Supranto. 1998. Statistik teori dan Aplikasi. Jilid I Penerbit Erlangga Jakarta.

Kerlinger dan Predhazur.1987. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda. Nur Cahaya. Yogyakarta.

Masri Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3S Jakarta.

Mohammad Muslich.. 1997. Manajemen Keuangan Modern. Cetakan Pertama. Bumi Aksara-Pusat

Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta Bandung

————— 2001. Metode Penelitian Bisnis Alfabeta Bandung Suliyanto.

Suliyanto. 2003. Praktikum Analisis Statistik. UNSOED Purwokerto.

Slamet Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty Yogyakarta

Page 11: Abstraksi 2

Syafaruddin Alwi. 1994. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Edisi Keempat. Andi Offset.

Yogyakarta.

Syaiful M Ruky. 1999. Menilai Penyertaan dalam Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI EKSTENSI

Alamat : Kampus UNSOED Grendeng Purwokerto 53122

BAHAN SEMINAR HASIL PENELITIAN

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA

DALAM HUBUNGANNYA DENGAN EFISIENSI BADAN KREDIT DESA

(BKD) PENGAWASAN BRI CABANG PURWOKERTO

Oleh :

NASIEM BAGIS

CIH000093

Disetuji untuk diseminarkan

Pada tanggal : 23 Juli 2008

Pembimbing I Pembimbing II

Page 12: Abstraksi 2

Drs. Riswan . MM . Ak Bambang S B I, SE . MSi . AkNIP. 131572335 NIP. 132257744