abstrak - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/cholik-ali-mamur-1.pdf · syarah...

11
31 Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah DIMENSI MORALITAS DALAM SUBSTANSI DAKWAH IMAM NAWAWI Oleh: A.Choliq Aly Ma’mur 1 ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, di masyarakat terdapat banyak perubahan dalam gaya hidup, budaya, bahkan akhlak. Sikap tidak sopan santun siswa terhadap guru, pelecehan guru terhadap siswa, bahkan pembangkang anak terhadap orang tua, dan istri terhadap suami, menjadi pemandangan yang lumrah bakanh sex bebas dikalangan remaja sudah tidah aneh. Hal tersebut membuat hancur akhlak generasi Islam. Maka dibutuhkan upaya dakwah dalam memperbaiki moral dan akhlak menjadi lebih baik. Imam Nawawi Banten ulama besar Indonesia yang justru lebih besar lagi karena ia menggali dan mendakwahkan ilmu karya-karyanya di negeri pusat Islam Makkah al-mukaromah. Ia memiliki konsep moralalitas sederhana bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimin, bersumber dari pendidikan akhlak Rasulullah Saw. Dalam pemikiran Imam Nawawi pendidikan akhlak terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu dengan membaguskan ً ْ َ (ucapan) dan ً ْ ِ (perbuatan/tindakan) .menjaga ً ْ َ (ucapan), yaitu dengan berdzikir (mengingat Allah SWT), bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. dan tidak menyakiti orang lain dengan lisannya (menjaga ucapannya kepada manusia). Sedangkan menjaga ً ْ ِ (perbuatan/tindakan) Imam Nawawi membaginya dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : (1) akhlak dalam aktivitas sehari-hari, antara lain : ketika tidur, ketika bangun dari tidur, ketika memasuki kamar kecil, dan ketika mandi, (2) akhlak dalam beribadah, antara lain : bergaul dengan Allah SWT, ketika wudhu, tayamum, ketika shalat, sikap untuk persiapan shalat lainnya, shalat jum’at, ketika puasa, (3) akhlak kepada orang lain, yaitu : kepada orang tua, kepada guru, kepada siswa (murid), berhubungan dengan istri, akhlak menjadi imam dan makmum, bergaul di tengah masyarakat. Key word: Moralitas, Dakwah, Nawawi A. PENDAHULUAN Dakwah 2 di era sekarang menuntut kekuatan dan ketepatan tersendiri baik menyangkut pesan, bahasa maupun pendekatan yang 1 Dosen UIN Syahid, DPK pada UIA (Uiniversitas Islam As-Syafi’iyah) Jakarta.

Upload: lamtuong

Post on 06-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

31

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

DIMENSI MORALITAS DALAM SUBSTANSI DAKWAH IMAM NAWAWI

Oleh: A.Choliq Aly Ma’mur 1

ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, di masyarakat terdapat banyak

perubahan dalam gaya hidup, budaya, bahkan akhlak. Sikap tidak sopan santun siswa terhadap guru, pelecehan guru terhadap siswa, bahkan pembangkang anak terhadap orang tua, dan istri terhadap suami, menjadi pemandangan yang lumrah bakanh sex bebas dikalangan remaja sudah tidah aneh. Hal tersebut membuat hancur akhlak generasi Islam. Maka dibutuhkan upaya dakwah dalam memperbaiki moral dan akhlak menjadi lebih baik. Imam Nawawi Banten ulama besar Indonesia yang justru lebih besar lagi karena ia menggali dan mendakwahkan ilmu karya-karyanya di negeri pusat Islam Makkah al-mukaromah. Ia memiliki konsep moralalitas sederhana bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimin, bersumber dari pendidikan akhlak Rasulullah Saw.

Dalam pemikiran Imam Nawawi pendidikan akhlak terbagi menjadi

2 (dua) bagian, yaitu dengan membaguskan قوال (ucapan) dan فعال(perbuatan/tindakan) .menjaga قوال (ucapan), yaitu dengan berdzikir

(mengingat Allah SWT), bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. dan tidak menyakiti orang lain dengan lisannya (menjaga ucapannya kepada

manusia). Sedangkan menjaga فعال (perbuatan/tindakan) Imam Nawawi

membaginya dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : (1) akhlak dalam aktivitas sehari-hari, antara lain : ketika tidur, ketika bangun dari tidur, ketika memasuki kamar kecil, dan ketika mandi, (2) akhlak dalam beribadah, antara lain : bergaul dengan Allah SWT, ketika wudhu, tayamum, ketika shalat, sikap untuk persiapan shalat lainnya, shalat jum’at, ketika puasa, (3) akhlak kepada orang lain, yaitu : kepada orang tua, kepada guru, kepada siswa (murid), berhubungan dengan istri, akhlak menjadi imam dan makmum, bergaul di tengah masyarakat.

Key word: Moralitas, Dakwah, Nawawi

A. PENDAHULUAN

Dakwah2 di era sekarang menuntut kekuatan dan ketepatan tersendiri baik menyangkut pesan, bahasa maupun pendekatan yang

1 Dosen UIN Syahid, DPK pada UIA (Uiniversitas Islam As-Syafi’iyah) Jakarta.

Page 2: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

32

Al-Risalah Vol VI No. 2, Januari 2016

digunakan. pesan-pesan dakwah di zaman seperti sekarang ini, sekurang-kurangnya ada 4 hal: 1) penguatan nilai-nilai spiritual berbasis keimanan dan ketaqwaan (Q.S.Ali Imran/3:64), 2) penguatan wawasan dan kepribadian berbasis akhlak al karimah (Q.S.Al Qalam/68:4), 3) penguatan kompetensi melalui peningkatan kualitas pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan & teknologi yang dibingkai dengan moral (Q.S.Al-Rahman/55:33), 4) penguatan kapasitas untuk menjawab masalah2 sosial yang menimpa kehidupan masyarakat (Q.S.Al-A’raf/7:157).

Di sisi lain, moralitas (Akhlak) menjadi substansi dari dakwah karena pada hakekatnya yang muncul sebagai realitas di tatanan social adalah perilaku moralitas sehari-hari semata. Moralitas merupakan perilaku sehari-hari yang dicerminkan dalam ucapan, sikap dan perbuatan di masyarakat. Dalam Bahasa Arab kata akhlak berasal dari kata “khulqun” yang diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.3 Perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya merupakan moralitas/akhlak. Jiwa adalah sumber daya timbulnya suatu perbuatan, sehingga apabila jiwanya baik, ia akan menimbulkan perbuatan yang baik; sebaliknya bila jiwanya buruk, akan membuahkan perbuatan yang buruk pula.4

Dalam bahasa Yunani, pengertian khalq ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.5 Semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral dan susila seseorang, semakin rendah kualitas kemanusiaannya.6 Meskipun akhlak tertuju kepada makhluk, namun tujuan utamanya dalam dakwah hanya karena Allah SWT. semata.7

B. PEMBAHASAN

1. Imam Nawawi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Bantani (terkenal

Imam Nawawi) berashal dari desa Tanara kecamatan Tirtayasa Serang Banten, masih berumur 15 tahun ia belajar pada sejumlah syekh di Masjidil haram, seperti Sayyid Ahmad bin Sayyid Abd. Rahman an-

2 Syekh Ali Mahfud memaknai Dakwah sebagai kegiatan menyeru dan mendorong umat manusia ke jalan kebajikan dan jalan menuju hidayah dengan melakukan amar makruf nahi munkar untuk mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat. Syekh Ali Mahfud, Hidayat al Mursyidin ila thuruqal wa’zhwa al khithabah, (Bairut: Dar al Ma’arifah,tt) h.17-18

3 Noor Rachmat, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: MKDU-FPIPS IKIP, 1990), Cet. 3, h. 194.

4Sayyid Sabiq, Unsur-Unsur Kekuatan Islam, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2010), Cet. 2, h. 50.

5Nasir, Tinjauan Akhlak, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991), h. 14. 6 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 19. 7 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tawawuf, h. 8.

Page 3: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

33

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

Nahrawi di Makkah, Sayyid Ahmad Dimyati di Makkah, Sayyid Ahmad Zaini Dahlan di Makkah, dan Syekh Muhammad Khatib Sambas al-Hanbali di Madinah.8

Dari Madinah Imam Nawawi melakukan perjalanan dalam rangka menimba ilmu ke Syiria dan Mesir.9 Imam Nawawi merupakan sosok ‘ulama yang haus akan ilmu, karena menurutnya dikutip dari salah satu kalimat yang pernah ia tulis berisi: “sungguh, ilmu itu cahaya yang menerangi pemiliknya dimanapun ia berada, akan selalu dimuliakan.”10

Sekitar tahun 1248 H/1831 M ia kembali ke Indonesia, ia sosok ‘alim muda dan simpatik yang baru saja pulang dari Tanah Suci, para pemuda di lingkungannya sangat tertarik untuk mengenal lebih dekat dan belajar kepadanya. Tidak ada aktivitas lain yang dilaporkan tentang Imam Nawawi muda selain belajar dan mengajar selama dua dekade ini. Pada saat inilah Imam Nawawi mempunyai peluang untuk menanamkan pengetahuannya melalui pengajaran di rumah-rumah dan masjid-masjid. Dia juga mengajar santri-santri di pesantren ayahnya.11 Karena situasi politik kol onial Belanda yang tidak menguntungkan, Imam Nawawi merasa tidak betah di lingkungannya sendiri, maka di tahun 1855 ia memutuskan kembali dan menetap di Tanah Suci, sebagaimana dinyatakan C.Brockelman dikutip oleh Abdurrahman Mas’ud.12 Sirajuddin Abbas mengatakan berjumlah 34 buah kitab-kitab karangan Imam Nawawi, ialah sebagai berikut :

1.Al Ibriz ad Dani fi Maulidi Sayyidina Muhammad al ‘Adnani. (Maulid Nabi). 2.Bugyatul ‘Awam, Syarah kitab Maulid Sai-idil Anam, karangan Ibnul Jauzi. 3.Bahjatul wasail bi Syarhil Masaail, (Fiqih). 4.janud Darari ‘ala Risalah al Bajuri, (Ushuluddin). 5.Ats Tsimarul Yani’ah, syarah Ar Riyadlul Badi’ah, (Ushuluddin). 6.Hulliyatus Shibyan syarah Fathur Rahman, (Tajwid). 7.Ad Durarul Bahiyah, syarah Khasaishun Nubuwah, (Khushushiyat-khushushiyat Nabi). 8.Dzari’atul Yaqin, syarah kitab Ummul Barahin, karangan Sanusi, (Ushuluddin). 9.Ar Riyadlul Badi’ah, (Ushuluddin dan Fiqih). 10.Salalimul Fudlala’, syarah Hidayatudz Dzakiyah. 11.Sulamun Najah, syarah Safinatun Shalat, karangan Hadlrami, (Fiqih). 12.Sulukul Jadah, syarah Lama’atil Nafadah. 13.Al ‘Aqdits Tsamin, syarah Fathul Mubin, (Masalah 60). 14.‘Uqudul Lajin fi Bayan Huquqiz Zaujain, (Hak suami isteri). 15.Fathu Ghafiril Khathiah syarah Kawakib al

8Abdurrahman Mas’ud, Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren, h. 111

9 Chaidar, Sejarah Pujangga Islam Syekh Nawawi Al-Bantani Indonesia, h. 5. 10Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 1992), h. 424. 11Abdurrahman Mas’ud, Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren,

h. 112. 12 Ibid, h. 113.

Page 4: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

34

Al-Risalah Vol VI No. 2, Januari 2016

Ajrumiyah, karangan Nabrawi. (Nahwu). 16.Fathul Mujib, syarah Mukhtashar al Khatib, (Manasik). 17.Al-Fushush al Yaqutiyah syarah ar Raudlah al Bahiyah, (Syaraf). 18.Qami’ut Thugyan syarah Syubul Iman, karangan Malibari. (Ushuluddin). 19.Qathrul Ghaits syarah kitab al Masaail, karangan Abi Leits. 20.Qutul Habib al Gharib syarah Ibnu Qasim lit Taqrib, (Fiqih). 21.Kasyifatut Daja syarah Safinatun Najah, (Fiqih). 22.Lubabul Bayan. 23.Maraqil ‘Ubudiyyah, syarah Bidayatul Hidayah, karangan Imam Ghazali. 24.Mirqat Shu’udut Tashdiq syarah kitab Sulamut Taufiq. 25.Minhajur Raghibi’in fi Shifa’il Insi wa Mi’rajul Washilin ilal Hima al Qudsi, (Tasawuf). 26.Naqawatul ‘Aqidah, (Nazham Ushuluddin). 27.Nuruz Zhulaam syarah ‘Aqidatul ‘Awam, karangan Marzuqi, (Aqidah). 28.Nihyatuz Zein fi Irsyadil Mubtadi’in, (Fiqih lengkap). 29.An Nahjah al Jayidah lihilli Naqawah al ‘Aqidah, (Ushuluddin). 30.Tanqihu Qaulil Hadits fi Syarhi Lubabil Hadits. 31.Syarah kitab Ajrumiyah, karangan Shanhaji. 32.Syarah kitab Barzanzji, (Maulid Nabi). 33.Maraahun Labied, (Tafsir Qur’an lengkap). 34.Syarah Salamun Najat.13

2. Konsep moralitas (akhlak)

Imam Nawawi berkata :

خ أل

حوال وا

أل

داءحسن ا

ى أ

وفعال أ

داب � ما �مد قوال

أل

ق ال وا

Artinya : “Budi-budi pekerti adalah segala hal yang terpuji, berupa ucapan dan tindakan yakni pelaksanaan perilaku dan budi pekerti yang baik.”14

Substansi akhlak dalam dakwah dan pendidikan menurut Imam

Nawawi tterbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu dengan membaguskan

: Tujuannya adalah .(perbuatan/tindakan) فعال dan (ucapan)قوال

Menciptakan akhlakul karimah dalam keseharian umat muslim, melalui

ucapan dan perbuatan ( وفعال ,yang baik sesuai dengan ajaran Islam (قوال

dan untuk tujuan dakwah maupun pendidikan senantiasa melakukan perbaikan akhlak moralitas kaum muslimin ke-arah yang lebih baik di masa kini maupun di masa mendatang dengan memperhatikan dan

menjaga وفعال .(ucapan dan perbuatan) قوال

a. ال

و (Ucapan) ق

Janganlah mengatakan sesuatu selain perkataan yang penting dan baik. Sesungguhnya ucapan dzikir dalam berbagai bahasa hanya

13 Sirajuddin Abbas, Thabaqat Al-Syafi’iyyah (Ulama Syafi’i dan Kitab-kitabnya dari Abad ke Abad), (Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1975), h. 444-447.

14Syekh Nawawi Al-Bantanie, Salalimul Fudhola, Terjemahan oleh Nasrullah dan Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176.

Page 5: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

35

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

ditujukan kepada Allah Yang Maha Esa.15 Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak (budi pekerti) yang baik adalah

menjaga yaitu dengan berdzikir (mengingat Allah ,(ucapan) قوال

SWT), dan tidak menyakiti orang lain dengan lisannya (menjaga ucapannya kepada sesama) Dzikir

بك %شيخك فظ اهللا خا%صا1 0عا/ مع استحضارقل

ذكر8لسانك ل

أ

Artinya : “Dzikirlah dengan lidahmu akan ucapan Allah dengan murni karena Allah ta’ala, serta menghadirkan gurumu dihati.”16

Berdzikir dengan menyebut lafadz Allah serta menghadirkan seorang guru bersamanya atau selalu bersama di hati. Rasulullah Saw. bersabda :

إ ر ال

ك فضل ا<=

Gم]قال صAD اهللا علييه وسلAم أ

Hاهللا [رواه ا

AK إال

Artinya: “Nabi Saw bersabda: ‘Dzikir yang paling utama adalah la ilaha illallah.” Hadits Riwayat al Hakim17

Menetapkan Ke-Maha Esa-an Allah dengan ucapan La ilaha illallah).18

Rasulullah Saw. bersabda :

ها [رواه Mخفعبادة أ

ر اMPQ وخO ال

ك Tن Tثمان قال صAD اهللا علييه وسلAم خO ا<=

ان] AفT بن Artinya : “Nabi Muhammad Saw. bersabda: ‘Dizkir yang paling baik adalah yang samar, dan ibadah yang terbaik adalah ibadah yang paling ringan.” [Hadits Riwayat al-Qodho’iy dari Utsman bin Affan].19

Shalawat

Imam Nawawi berkata; “Sholawat tetap diterima meski diucapkan oleh orang yang lalai. Sebagaimana keterangan Syekh Asy-Syadziliy Rhm” :

15Syekh Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi, Nasihat Bagi Hamba Allah Terjemah Nashaihul ‘Ibad, Terjemahan oleh Achmad Sunarto, h. 10.

16Syekh Nawawi Al-Bantanie, Salalimul Fudhola, Op.Cit, h. 193. 17Sunan Tirmidzi, dari Jabir bin Abdullah, Kitab ad Da’wati ‘an Rosulillah, Bab ma ja-a

anna da’watal Muslimi mustajabatun, hadits ke 3394. 18Syekh Nawawi Al-Bantanie, Salalimul Fudhola, Op.Cit , h. 194. 19HR. Al-Qudho’iy (dari Utsman), Kitab Jami’ush Shoghir, baris ke 10, h. 9.

Page 6: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

36

Al-Risalah Vol VI No. 2, Januari 2016

M رVه ا%له =Wاذ Aت قال شيخ ا%شAوم \قل م _ ا

Aيت رسول اهللا صAD اهللا عليه وسل

تعا/ رأ

Aوجل Aن يارسول اهللا صالة اهللا عزc ةواحدة هل ذ%ك %من Aرe عليك Aمن صل f ا gع بال من ا%

hمثال ا

A و%و kفال وjعطيه اهللا أ l mصلe =nل � بل

ب قال ال

قل

حاp ال

مال

ا Aم وأ

Kستغفرrو

Kة تدعوGاهللا ئ

A wعلم ثوابا ذ%ك إال

ب \يها فال

قل

ال pن حاc إذا

Aوجل Aعز

Artinya: “Berkata Syekh Asy-Syadziliy Rhm: ‘Aku melihat Rasulullah Saw dalam tidur, lalu aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, rahmat Allah azza wa jalla sepuluh kali bagi orang yang ber-sholawat kepadamu satu kali, apakah hal itu bagi orang yang menghadirkan hati (sadar dan khusyu’). Nabi bersabda: ‘Tidak, bahkan ketentuan ini bagi setiap orang yang ber-sholawat kepadaku, meski dalam kondisi lalai, dan Allah akan mengaruniai kepadanya malaikat-malaikat sebesar umpama gunung-gunung yang selalu berdoa untuknya dan memohonkan ampun baginya. Adapun apabila dia menghadirkan hati dalam ber-sholawat, maka hanya Allah azza wa jalla yang mengetahui ganjaran sholawat itu.20

Sopan santun ucapan kepada sesama

Akhlak kepada orang lain, yaitu : kepada orang tua, kepada guru, kepada siswa (murid), berhubungan suami istri, akhlak menjadi imam dan makmum, bergaul di keramaian, mencari teman, dan bersahabat.

b. ال

(Perbuatan/tindakan) فع

Dalam menjaga فعال (perbuatan/tindakan), Imam Nawawi

membagi 3 (tiga) bagian, yaitu : (1) akhlak dalam aktivitas sehari-hari, antara lain : ketika tidur, ketika bangun dari tidur, ketika memasuki kamar kecil, dan ketika mandi, (2) akhlak dalam beribadah, antara lain : akhlak terhadap Allah SWT, ketika wudhu, tayamum, ketika shalat, sikap untuk persiapan shalat lainnya, shalat jumat, ketika puasa, (3) akhlak kepada orang lain, yaitu : kepada orang tua, kepada guru, kepada siswa (murid), berhubungan suami istri, akhlak menjadi imam dan makmum, bergaul di keramaian, mencari teman, dan bersahabat.

3. Moralitas akhlak sebagai Materi Dakwah

20Ibid.,h. 198-199.

Page 7: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

37

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

Substansi akhlak dalam dakwah dan pendidikan menurut Imam

Nawawi terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu dengan membaguskan قوال

(ucapan) dan فعال (perbuatan/tindakan). Tujuannya adalah :

Menciptakan akhlakul karimah dalam keseharian umat muslim, melalui

ucapan dan perbuatan ( وفعال ,yang baik sesuai dengan ajaran Islam (قوال

dan untuk tujuan dakwah maupun pendidikan senantiasa melakukan perbaikan akhlak moralitas kaum muslimin ke-arah yang lebih baik di masa kini maupun di masa mendatang dengan memperhatikan dan

menjaga .(ucapan dan perbuatan) وفعال قوال

C. KESIMPULAN

Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak sangat dibutuhkan kaum muslimin sebagai upaya memperbaiki generasi-generasi Islam yang sedang mengalami keterpurukam akhlak, moral dan keagamaan di zaman modernisasi saat ini.

Kesimpulan dari uraian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak dalam pemikiran

Imam Nawawi terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu dengan

membaguskan عال ف dan (ucapan) قوال (perbuatan/tindakan).

Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak (budi pekerti) yang

baik adalah menjaga yaitu dengan berdzikir (mengingat ,(ucapan) قوال

Allah SWT), ber-shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Dan tidak menyakiti orang lain dengan lisannya (menjaga ucapannya kepada

sesama). Setelah maka Imam Nawawi menganjurkan ,(ucapan) قوال

untuk menjaga فعال (perbuatan/tindakan), karena belum sempurna

aakhlakul karimah tanpa ucapan dan perbuatan yang baik وفعال قوال .

Dalam menjaga فعال (perbuatan/tindakan), Imam Nawawi membagi 3

(tiga) bagian, yaitu : (1) akhlak dalam aktivitas sehari-hari, antara lain : ketika tidur, ketika bangun dari tidur, ketika memasuki kamar kecil, dan ketika mandi, (2) akhlak dalam beribadah, antara lain : akhlak terhadap Allah SWT, ketika wudhu, tayamum, ketika shalat, sikap untuk persiapan shalat lainnya, shalat jumat, ketika puasa, (3) akhlak kepada orang lain, yaitu : kepada orang tua, kepada guru, kepada siswa (murid), berhubungan suami istri, akhlak menjadi imam dan makmum, bergaul di keramaian, mencari teman, dan bersahabat. Tujuan Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak Imam Nawawi adalah menciptakan akhlakul karimah dalam keseharian umat

Page 8: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

38

Al-Risalah Vol VI No. 2, Januari 2016

muslim, melalui ucapan dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran islam s yang dicontohkan Muhammad Saw.

2. Relevansi Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak Imam Nawawi sangatlah relevan dan sesuai dengan situasi yang terjadi, baik secara praktik dan teori. Terdapat nilai-nilai Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak dalam pemikiran Imam Nawawi. Serta terdapat tujuan dalam perbaikan akhlak kaum muslimin ke-arah yang lebih baik di masa kini maupun di masa mendatang. Dalam substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak, umat Islam diwajibkan untuk

berakhlak dengan memperhatikan dan menjaga ( وفعال Seperti .( قوال

yang terlihat, kehidupan pergaulan begitu familiar dan menjadi hal biasa. Tidak ada sopan santun siswa terhadap guru, pelecehan guru terhadap siswa, bahkan banyak para pembangkang, seperti anak terhadap orang tua dan istri terhadap suami. Situasi yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan kaum muslim. Dengan ini, Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak dalam pemikiran Imam Nawawi menjadi amat perlu dan terus menerus melakukan upaya perbaikan akhlak. Disamping itu, Substansi dakwah dan pendidikan moralitas/akhlak Imam Nawawi bisa diaplikasikan dalam lembaga-lembaga pendidikan yang ada saat ini, mencakup lembaga formal maupun non-formal, karena mudah dipraktikan dan memiliki manfaat bagi kesejahteraan di dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Sirajuddin. Thabaqat Al-Syafi’iyyah (Ulama Syafi’i dan Kitab-kitabnya dari Abad ke Abad). Jakarta : Pustaka Tarbiyah. 1975.

Al-Bantani, Imam Nawawi. Nashaihul Ibad (Nasihat Penghuni Dunia) Terjemah: Aliy

As’Ad. Yogyakarta : Menara Kudus. 1983. Al-Zarnuji. Panduan Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Terjemah Ta’lim Muta’alim). Jakarta

: Pustaka Amani. 2005. Amin, Ma’ruf dan Anshori M. Nasruddin. Pemikiran Syekh Nawawi al-

Bantani.Jakarta : Pesantren. 1989. Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia. 2010. Az-Zabidi, Al-Imam Zainuddin.Mukhtsar Shahih Al-Bukhari (Ringkasan Hadits

Shahih Bukhari), Terjemah: Achmad Zaidun. Jakarta : Pustaka Amani. 2002.

Page 9: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

39

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

Chaidar. Sejarah Pujangga Islam Syekh Nawawi Al-Bantani Indonesia. Jakarta : Sarana

Utama, 1978. Depag RI. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta : Depag RI. 1986. Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai.

Jakarta : LP3ES. 1982. Harahap, Syaiful W.(Hanya) ABG Putri (yang dituntut) Sebagai Penjaga Gawang

Moral.http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/29/. 29 Mei 2012. Hasan, M. Ali. Tuntunan Akhlak. Jakarta : Bulan Bintang. 1978. Hawwa, Said. Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin. Jakarta : Darus Salam.

2005. Iqbal, Asep Ahmad. Yahudi dan Nashrani dalam Al-Quran: Hubungan antar Agama

Menurut Syaikh Nawawi Banter. Jakarta : Teraju. 2004. Kartono, Kartini. Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis. Bandung : Mandar Maju.

1992. Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta : Kalam Mulia. 2001. Mansur. Pendidikan Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2005. Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-

Ma’rifat. 1989. Mas’ud, Abdurrahman. Dari Haramain ke Nusantara : Jejak Intelektual Arsitek

Pesantren. Jakarta: Kencana. 2006. Mistu, Mushtafa Dieb Al-Buuha Muhyidin. Al-Wafi Syarah Kitab Arba’in An-

Nawawiyah. Jakarta : Al-I’tishom. 2012. Mubarok, Achamd. Akhlak Mulia.Jakarta : GMPAM-YAP-WAC. 2009. Musa, Muhammad Yusuf. ISLAM : Suatu Kajian Komprehensif. Jakarta : CV.

Rajawali. 1988. Nasir. Tinjauan Akhlak. Surabaya : Al-Ikhlas. 1991.

Page 10: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

40

Al-Risalah Vol VI No. 2, Januari 2016

Nata, Abuddin, dkk. Ensiklopedia Islam. Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. 1999.

----------. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2002. Nawawi, Muhammad. Nashaihul ‘Ibad (Nasihat Bagi Hamba Allah) Terjemah:

Ahmad Sunarto. Surabaya : Al-Hidayah. 1426 H. Rachmat, Noor, dkk. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : MKDU-FPIPS IKIP.

1990. Ramli, Rafi’udin dan Fakhri, Muhammad. Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh Kyai

Muhammad Nawawi Tanara. Tangerang: Cikumpak-Keronjo, 1399 H. Sabiq, Sayyid. Unsur-Unsur Kekuatan Islam. Jakarta : Pusataka Intermasa. 2010. Salim, Abdullah. Akhlaq Islam (Membina Rumah Tangga dan Masyarakat). Jakarta:

Media Da’wah. 1986. Streenbrink, Karel A. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19.

Jakarta : P.T. Bulan Bintang. 1984. Tanlain, Wens, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia. 1989. Tim Pengembang Ilmu FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta : PT.

Imperial Bhakti Utama. 2009. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Djambatan.

1992. Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad (Pendidikan Anak Dalam Islam). Jakarta

: Khatulistiwa Press. 2013. Yunus, Mahmud. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: P.T Hidakarya

Agung. 1961. Yusuf, M. Yunan. Tafsir Juz Tabarak Khuluqun ‘Azhim (Budi Pekerti Agung).

Tangerang : Lentera Hati. 2013. Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta : Bumi Aksara. 1994.

Page 11: ABSTRAK - uia.ac.iduia.ac.id/index/wp-content/uploads/2017/05/Cholik-Ali-Mamur-1.pdf · syarah Fathul Mubin, ... Arifin Yahya, Pustaka Mampir, Jakarta, 2006, h. 174-176. 35 ... Nasihat

41

Vol V No. 2, Juni 2015 Al-Risalah

I.