bab 1 pendahuluan image-nya sebagailibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/2012-2-01215...orang...
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan Pasar Senen sekarang sudah kehilangan image-nya sebagai
salah satu pusat perdagangan di Jakarta, kawasan ini terlihat menjadi sangat
kumuh dan semerawut. Padahal kawasan ini sangat strategis sebagai satu
pusat perdagangan, dan bisa menjadi satu landmark sebagai kawasan
perdagangan berkembang di daerah Jakarta Pusat. Penerapan dengan akses
transportasi umum kota juga bisa diterapkan karena sangat mudah di akses
dengan kereta dan bus yang bisa menaikan nilai investasi bangunan ini.
Kondisi saat ini sangat berbeda dengan saat di bangun tahun 1735, sejak dulu
kawasan Senen memang sudah di rancang sebagai salah satu pusat
perdagangan yang ada di Jakarta, maka dari tahun ke tahun esksitensi pasar
senen ini terus meningkat, terbukti pada tahun 1766 pasar yang buka setiap
hari senin ini menjadi sangat ramai di kunjungi masyarakat sehingga akhirnya
di buka pada hari selain senin.
Potensi dari pasar senen ini semakin meningkat sekitar tahun 1930 an,
kawasan Senen mulai didatangi oleh anak-anak muda dari seantero
2
Nusantara. Kebanyakan di antara mereka adalah mahasiswa, aktivis, dan
pejuang bawah tanah. Di samping itu terdapat pula para pemain sandiwara,
pemain musik, pembuat puisi, dan penulis cerita, yang kemudian hari lebih
dikenal dengan sebutan "Seniman Senen" dan pada tahun 1974 di bangunlah
Planet Senen sebagai pusat seni. Image yang di timbulkan kawasan senen ini
sebagai pusat perdagangan dan pusat hiburan menjadi sangat terasa.
Gambar 1.1 Proyek Senen tahun 1974 sumber foto : Wikipedia
Titik balik jatuh kawasan ini pada tahun 1998 saat krisis moneter
menjajah bangsa Indonesia memberikan dampak yang sangat buruk, kawasan
senen menjadi sasaran penjarahan barang barang dan pelecehan terhadap
sejumlah wanita keturunan Tionghoa yang sangat meresahkan banyak
pedagang dan mencari tempat yang lebih aman. Image kawasan senen ini
menjadi hilang dan bahkan menimbulkan trauma tersendiri sehingga orang
orang menjadi tidak berminat untuk mampir berbelanja, kawasan ini mulai di
tinggalkan, kemegahan dan kemewahannya sudah menghilang, kios kios
besar sudah tergantikan oleh pedagang kaki lima yang tidak memiliki izin
resmi untuk berdagang dan tidak teratur. Kawasan Senen kini menjadi sangat
3
kumuh dan tidak terawat sehingga kualitas daerah ini menjadi sangat
menurun. Kondisi fisik bangunan dari pasar senen ini pun sangat
mengkhawatirkan, kebersihan yang tidak terjaga, keberadaan tangga yang tak
bisa dilewati lantaran besi penyangganya keropos sudah berkarat, kondisi
jalan ke bagian atas pasar juga ditutup pedagang karena berlubang, pada
bangunan pun sudah mengalami kebocoran saat hujan dan atap yang sudah
termakan umur dan rentan roboh.
Gambar 1.2 Kondisi pasar senen saat ini sumber : icip2jakarta.wordpress.com
Redevelopment kawasan senen ini di perlukan karena kawasan ini
telah mengalami degradasi fungsi yang sangat terasa dari segi arsitektural
maupun segi ekonomi, sehingga potensi potensi yang ada di kawasan senen
ini seharusnya bisa di maksimalkan dan mengembalikan image dari kawasan
senen ini sebagai satu pusat perdagangan dan hiburan masayarakat Jakarta
Pusat. Sudah ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di sekitar yaitu
Atrium Senen sehingga pengembangan Pasar Senen baru nantinya dapat
berintegrasi dengan pusat perbelanjaan yang sudah ada di sekitar Pasar Senen
saat ini sehingga bisa berdampak pada pengembalian dan peningkatan image
4
baru karena memberikan satu wadah pusat perbelanjaan beritengrasi dan
terencana di daerah Senen.
Pasar Senen dikenal dengan penjualan barang second hand atau inang
inangnya yang menjual barang barang fashion bermerk seperti baju kaos,
jaket, jas, tas, celana,dll dengan harga yang relatif murah karena merupakan
barang bekas (loak). Karakterisktik penjualan barang second hand ini yang
menjadi daya tarik utama Pasar Senen dari dulu hingga sekarang dan menjadi
ciri khas kuat yang melekat pada image dari Pasar Senen ini.
Ciri khas lain yang melekat pada image Pasar Senen adalah penjualan
kue subuh yang menjadi salah satu pusat penjualan kue basah yang ada di
Jakarta, yang menarik adalah waktu operasi berjualan kue di sini tidak akan
di temukan pada siang hari. "Kalau sekarang, sudah mulai buka dari jam 7
malam sampai jam 8 pagi. Ya, masing-masing jam berapa habisnya aja," kata
Andi, salah satu pedagang kue basah di Pasar Kue Subuh Senen kepada
detikTravel, Jumat (23/11/2012). Pasar Kue Subuh menempati 4 blok bagian
luar Pasar Senen. Blok 1 dekat parkiran motor, sedangkan untuk blok 2
sampai 4 ada di bagian samping Pasar Senen (Detik travel, Kamis,
29/11/2012).
"Lokasinya strategis karena berdekatan dengan pusat pertumbuhan
yakni kawasan bisnis Jakarta lalu kawasan Kelapa Gading dan Senen
merupakan salah satu kawasan di Jakarta yang akan diremajakan Pemprov
5
DKI Jakarta sehingga menjadi tujuan yang menarik" - Ali Tranghanda,
Jakarta, Senin (19/11/2012).
“Saat ini di segitiga Senen sudah terdapat stasiun kereta api, terminal
bus, jalur bus Trans Jakarta, serta masuk dalam koridor MRT maka semua
potensi ini akan menjadi tulang punggung pembenahan segitiga Senen” –
Nirwono Yoga ahli tata kota dari Trisakti. Transit Oriented Development
akan sangat berpengaruh besar dalam peremajaan pasar senen, potensi dari
transportasi kota sebagai akses utama menuju kawasan bisa menjadi motor
penggerak semua aktifitas yang terjadi di kawasan ini. Dengan akses yang
mudah dapat menaikkan nilai investasi dari kawasan pasar senen ini, semua
kalangan bisa mengakses kawasan ini dan sebagai kawasan perdagangan akan
sangat hidup di lewati masyarakat kota, baik orang yang akan berbelanja
maupun orang yang hanya sekedar transit dari stasiun kereta menuju terminal
bus atau transjakarta
1.2 Permasalahan
Redevelopment adalah pembangunan kembali kawasan kota dengan
terlebih dahulu melakukan pembongkaran dari sebagian/seluruh kawasan
kota yang tidak dapat dipertahankan lagi kehadirannya, perubahan secara
struktural dari peruntukan lahan, profil sosial, ekonomi, serta ketentuan-
ketentuan pembangunan lainnya. (Subhan Ramdlani, ST., MT). Ada beberapa
6
permasalahan yang timbul sehingga menjadi pertimbangan mengapa kawasan
Senen perlu sebuah redevelopment, kawasan Senen ini sudah mengalami
perubahan kualitas yang sudah tidak bisa memfasilitasi sebagai satu pusat
perdagangan (faktor bangunan) seperti umur bangunan yang sangat tua
sehingga terdapat beberapa titik kebocoran di lantai atas tetapi tidak adanya
perbaikan dari pengelola yang membuat bangunan ini tidak terawat.
Gambar 1.3 Daerah lantai atas yang mengalami kebocoran sumber : penulis
Pada gambar terlihat jejak jejak kebocoran pada dinding yang
mengalami perubahan warna, dan terdapat pelastik penutup agar terhindar
dari kebocoran, menurut informasi dari petugas keamanan pasar Choirullah,
ketika hujan mengguyur Pasar Senen, biasa akan terjadi genangan genangan
air di dalam bangunan yang mengurangi minat pembeli untuk datang dan
berbelanja di pasar senen ini. Bagian bagian bangunan lain seperti plafon
bangunan dan jendela" bangunan banyak yang berlubang, cat tembok yang
7
sudah terkelupas sangat menurunkan kualitas dari bangunan pasar senen ini
tetapi tetap di biarkan sehingga menambah kekumuhan pasar senen ini,
sehingga secara arsitektural kondisi bangunan yang sudah tidak layak untuk
menampung kegiatan perdagangan.
Gambar 1.4 Bagian bangunan yang sudah rusak sumber : Penulis
Penurunan image kawasan Senen sebagai pusat perdagangan (faktor
sosial) juga menjadi faktor yang mendukung mengapa pasar ini perlu adanya
redevelopment, penurunan image bangunan ini terjadi pada tahun 1998 saat
krisis moneter yang melanda Indonesia sangat mempengaruhi eksistensi dari
pasar senen ini sendiri, penjarahan dan pelecehan seksual yang terjadi sangat
mencoreng dan pasar senen kehilangan image-nya membuat orang takut
untuk datang, sudah banyak orang yang lupa atau bahkan tidak mengetahui
mengenai keberadaan pasar senen ini karena pasar ini sudah sangat kumuh
dan tidak terawat. Faktor hadirnya perbelanjaan modern yang baru di
sebelah pasar senen yang lebih bersih, terawat dan menarik pengunjung yaitu
8
Atrium Senen sehingga antusiasme masyarakat untuk mengunjungi pasar
senen ini menurun. Pada masanya dulu Pasar Senen menjadi pusat
perdagangan bergengsi di Jakarta dan menjadi pusat berkumpulnya pemuda
seniman seniman Jakarta yang melegenda dan menjadi landmark Jakarta
Pusat, kawasan ini dulu sangat hidup dengan masyarakat yang berkeliling,
berekreasi, dan berbelanja.
Pemanfaatan lahan kawasan senen akan tetap sebagai pusat
perdagangan menurut RTRW Jakarta tahun 2030 kawasan Senen ini tetap
dipertahankan menjadi area perdagangan.
Gambar 1.5 Pemanfaatan lahan Jakarta 2030 sumber : Dinas Tata Kota 2030
9
Redevelopment pasar ini akan menghadirkan satu konsep baru yang akan
menghidupkan kembali kawasan Pasar Senen yang telah mati, sehingga
menjadi satu pusat perdagangan berintegrasi dengan nilai investasi yang
menarik dan juga sebagai pusat kesenian (rekreasi) masyarakat Jakarta
kemudian bisa mendatangkan turis turis asing dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat sekitar.
Konsep Transit Oriented Development akan di terapkan juga dalam
lokasi karena melihat potensi yang bisa di timbulkan dengan penaikan nilai
lahan di sekitar titik transportasi massal kota. Pada kawasan Pasar Senen
terdapat 3 mode transportasi umum yang berbeda yaitu Stasiun Senen, Halte
Transjakarta dan Terminal bus Senen. Stasiun kereta Senen dapat mencakup
perjalanan dalam kota yang termasuk kedalam Commuter Line kereta (Jakarta
Kota, Manggarai, Kampung Bandan, Tanjung Priok ) sampai perjalanan
keluar kota lintas daerah ( Bekasi, Bogor, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur), halte Transjakarta yang terbagi menjadi koridor 2 yang mencakup
perjalanan dalam kota Jakarta (Pulo Gadung ke arah Harmoni dan
sebaliknya), koridor 5 (Ancol ke arah Kampung Melayu dan sebaliknya), dan
Terminal bus Senen yang melayani perjalanan dalam kota. Potensi inilah
yang akan menghidupkan kawasan Pasar Senen ini karena tidak hanya dalam
kota tetapi sampai ke luar daerah Jawa, tetapi kondisi hubungan pedestrian
antar titik transportasi ini tidak mendukung untuk pengembangan dengan
TOD.
10
Gambar 1.5 Sirkulasi pejalan kaki antar transportasi kota sumber : Olahan Data Penulis
Gambar 1.5 merupakan ilustrasi hubungan sirkulasi yang terjadi antar
titik transportasi saat ini transit (antar halte Transjakarta) dan transfer
(berganti moda transportasi), jarak yang terjadi untuk transfer pengguna
transportasi umum sangat jauh, pengguna transportasi kota harus memutari
kawasan untuk sampai pada titik transportasi lainnya sehingga timbul
permasalahan kurang efektifnya pengguna transportasi kota untuk berpindah
moda transportasi. Kegiatan transit antar halte Transjakarta juga tidak
optimal, karena seharusnya kegiatan transit ini bisa mendatangkan potensi
keramaian untuk sebuah bangunan perdagangan.
Kondisi pedestrian untuk pejalan kaki juga kurang nyaman karena
terdapat penjual penjual yang menggelar dagangannya di jalur pejalan kaki.
Tidak adanya ruang khusus untuk pejalan kaki yang akan melakukan proses
Halte Busway
Terminal bus
Stasiun kereta
Sirkulasi Halte
SirkulasiTerminal bus
Sirkulasi Stasiun
Kegiatan Transit
11
transfer antar titik transportasi kota, sehingga menyusahkan ruang gerak
pejalan kaki seperti pada gambar 1.6.
Gambar 1.6 Keadaan pedestrian sumber : flickr.com
Kawasan ini juga membutuhkan sebuah titik pemberhentian khusus
untuk mode transportasi lain seperti taxi maupun kendaraan roda dua (ojek),
karena saat ini tempat untuk menunggu taxi masih tidak ada dan menyulitkan
pengguna transportasi umum untuk mencari taxi, kondisi pedestrian sekitar
pasar Senen juga sudah menjadi pangkalan ojek yang menunggu penumpang.
Keadaan seperti ini sudah jelas mengganggu sirkulasi pejalan kaki karena
memakai ruang gerak pejalan kaki.
Gambar 1.7 Trotoar yang dijadikan pangkalan ojek sumber : Indonesiarayanews.com
12
Terdapatnya masalah masalah yang ada di kawasan ini maka dengan
metode problem seeking dapat terlihat bagaimana sebuah masalah menurut
Pena dan Parshall dapat ditinjau terlebih dahulu dari aspek-aspek yang
berkaitan dengan perencanaan desainnya sehingga kita bisa meruncingkan
permasalahan yang timbul.
Tabel 1.1 Problem Seeking
sumber : Problem Seeking. Steven A. Parshall,William M. Pena
Sasaran Konsep Fakta Kebutuhan Masalah
Aspek Manusia
Bagaimana
pengunjung
bisa diarahkan
menggunakan
sarana
transportasi
kota, dan
mempertahan
kan ciri
perdagangan
Pasar Senen
Transit
Oriented
Develop
ment
Masyarakat
sudah tidak
berminat
berbelanja di
kawasan senen,
sudah banyak
pedagan illegal,
tidak adanya
hubungan antar
titik transportasi
kota
Memenuhi
kebutuhan
ruang sebagai
pusat
perdagangan
yang hidup dan
ramai,
mempertahank
an ciri khas
pasar yang
sudah ada,
memfasilitasi
pengguna
transportasi
umum.
Ciri khas apa saja
yang sudah ada di
pasar senen ?
Bagaimana cara
menggabungkan
titik transportasi
kota ke dalam
kawasan ?
Aspek Bangunan
Bagaimana
bangunan
dapat
mendukung
kegiatan
perdagangan
dan terakses
langsung ke
transportasi
kota secara
aman (transit)
Transit
Oriented
Develop
ment
Kondisi
bangunan yang
tidak menarik
(rusak) dan
sangat kumuh,
Kehadiran atrium
plaza yang lebih
menarik, tidak
ada sirkulasi
khusus dan
memadai
menuju sarana
transportasi kota
Bangunan yang
eye catching
dan bisa
bersinergi
dengan
bangunan
sekitar,
bagaimana
jalan yang bisa
diakses
langsung oleh
pengguna
transportasi
kota
Bagaimana cara
membuat bangunan
bisa bersinergi
dengan sekitarnya ?
Bagaimana cara
pengguna
transportasi kota
untuk masuk
kedalam bangunan
?
Aspek Lingkungan
Menciptakan
sirkulasi
pejalan kaki
yang
memudahkan
proses transit
dan transfer
dalam lokasi
Transit
Oriented
Develop
ment
Kondisi kawasan
sekitar pasar
yang kumuh, di
kelilingi oleh
transportasi kota
yang sangat
memadai seperti
terminal bus,
stasiun kereta,
dan Transjakarta
tetapi tidak ada
akses masuk ke
dalam bangunan
Menciptakan
sirkulasi yang
baik untuk
menyambungk
an fungsi
transportasi
kota dengan
kawasan
Bagaimana akses
pergantian moda
transportasi dalam
kawasan bisa
teratur dengan baik
? Bagaimana
kegiatan transit
dapat menjadi
potensi untuk
bangunan ?
13
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini nantinya akan membahas redevelopment pasar
Senen dan penerapan konsep TOD kedalam kawasan :
• Bagaimana memaksimalkan pedestrian pejalan kaki, yang membuat
pengunjung akan sangat tertarik ketika berjalan kaki dari titik
transportasi yang nyaman, aman dan mendapatkan pengalaman baru
ketika berjalan kaki (Penggabungan trotoar stasiun kereta menuju
kawasan)
• Bagaimana sirkulasi titik transportasi yang ada di kawasan akan
bergabung dengan kawasan pasar senen agar tercipta kemudahan
dalam proses transit dan transfer antar titik. (transit sekunder).
• Bagaimana konsep Transit Oriented Development bisa di terapkan
sehingga akan menghadirkan banyak potensi pengunjung dari
pengguna transportasi umum, baik yang hanya akan transit (antar
halte Transjakarta) maupun transfer (berpindah mode angkutan
umum) dan juga menjadi sarana yang memudahkan pengunjung
untuk datang dan menggunakan transportasi umum. (kantong parkir,
akses dari jembatan transit dan site terpotong)
14
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan di bahas adalah secara arsitektural :
• Tidak menghilangkan ciri khas perdagangan yang sudah ada
• Mengarahkan pengembangan kawasan dengan akses transportasi kota
• Perkembangan nilai investasi pada kawasan perdagangan dengan
adanya sistem pengembangan transportasi kota
1.5 State Of The Art
Tabel 1.2 State Of The Art
No. 1 2 3 4 5
JUDUL
Histories of
Transit-Oriented
Development: Perspectives on
the Development of
the TOD concept
Calthorpe
Associates. Transit-Oriented
Development Design
Guidelines.
Transit
Oriented Development Strategic
Plan
Capturing
the Value of Transit
Transit
Oriented Development
Economic Analysis and Market Study
(2008)
PENULIS
Ian Carlton Calthorpe Associates
Center for Transit-Oriented
Development (CTOD)
with Nelson\Nyga
ard Consulting Associates
Inc.
Center for Transit-Oriented
Development (CTOD)
Basile
Baumann
Prost Cole &
Associates,
Inc. in
association
with Arland
Land Use
Economics
PEMBAHASAN
Sejarah
terbentuknya pengembangan konsep suatu
kawasan
Petunjuk
(guideline) penerapan
sebuah kawasan
Perihal apa saja hal hal yang perlu
di persiapkan
Mendorong pengembangan TOD di sekitar area transit dan
Evaluasi mengenai
faktor faktor yang
mempengaru
15
dengan memanfaatkan
transportasi kota,
mengevaluasi Transit
Oriented Development yang telah ada
dalam kehidupan kota,
membahas mengenai TOD
yang telah dilakukan Peter
Calthrope selama
hidupnya
dengan konsep TOD yang
akan di pakai sebagai
pedoman pembahasan
lebih lanjut.Transit
Oriented Development. Penggabungan
berbagai fungsi lahan
pada titik transportasi
kota, sehingga akan
menciptakan komunitas
pejalan kaki dan pengguna transportasi
umum, sehingga akan mengurangi dampak dari penggunaan kendaraan pribadi,
kualitas polusi udara
lingkungan.
dalam sebuah
pengembangan kawasan
dengan menggunaka
n transportasi
kota.
membuat sistem transit
yang memaksimalkan potensi
dari pengembang
an, memberikan pemahaman yang lebih bermakna
dari strategi pengembang
an yang fokus pada
potensi untuk
menangkap peningkatan
nilai properti.
hi perkembanga
n TOD di kota Denver
dari segi ekonomi
PERMASALAH-AN
Munculnya beberapa
pandangan yang berbeda
mengenai Transit
Oriented Development
Berbagai permasalahan
perkotaan seperti
kemacetan, polusi udara, gaya hidup yang tidak
sehat membuat konsep TOD
menjadi solusi atas
permasalahan tersebut, dan ada hal yang
harus di pertimbangkan
dalam pengembangan dengan konsep
TOD
Daerah Portland
telah berkembang baik dengan
konsep TOD,
permasalahn muncul ketika
bagaimana mengembangkan daerah
sekitar Portland
Bagaimana mengukur
peningkatan nilai dari
pengembangan dari sistem
transit, dan bagaimana menangkap nilai dari
pengembangan
Dengan investasi baru jalur kereta di kota Denver membuka
peluang yang sangat besar
pengembangan kota ini dengan
sistem TOD
16
TEORI
Transit
Oriented Development
Transit
Oriented Development
Transit
Oriented Developmen
t
Transit
Oriented Development
Transit
Oriented Development
sumber : Olahan data penulis
Dari semua sumber literatur tersebut dan melalui studi lapangan pada
kawasan Senen dapat membantu penelitian ini sehingga menghasilkan sebuah
rancangan karya desain yang memanfaatkan sistem transportasi umum kota.