tinggalkan gelar demi mimpi - angela chung · nya telah memberi keberanian pada angela muda yang...

1
MINGGU, 17 SEPTEMBER 2017 A ngela Chung sejak kecil telah mengidolakan beberapa tokoh fiksi dan nonfiksi wanita seba- gai inspirasinya. “Era 1990-an sampai hari ini, merupakan era yang memiliki peran besar pada masa pertumbuhan pribadi saya. Karena di era tersebut, awal tumbuhnya semangat ‘Girl Power’. Saat itu saya mengidolakan semangat beberapa tokoh fiksi ataupun nonfiksi seperti Sailor Moon, Spice Girl hingga sederet nama super model seperti Cindy Crawford, Claudia Schiffer, dan Naomi Campbell,” ungkapnya. Kehadiran nama-nama itu telah mengubah Angela yang pendiam menjadi perempuan yang berani bermimpi. “Mereka dengan energi, talenta serta keanggunan- nya telah memberi keberanian pada Angela muda yang merupakan gadis canggung, pendiam, dan pemalu untuk lebih berani bermimpi, belajar, dan berger- ak maju mewujudkan mimpi-mimpi menjadi sebongkah kebahagiaan yang nyata,” cerita perempuan berambut hitam lurus tersebut. Keberaniannya dalam bermimpi ini lantas membuat Angela menekuni dunia fashion dengan serius. “Berawal dari sinilah saya mulai menekuni dunia fashion yang telah mencuri perhatian saya sejak kecil. Bagi saya, fashion adalah bentuk keajaiban yang sempurna, yang bisa memberikan kekuatan magis pada diri kita dan dapat menyam- paikan kepada semua orang tentang bagaimana karakter dan kualitas diri kita, tanpa mengungkapkan satu patah kata pun,” tutup Angela.(58) Angela Chung Tinggalkan Gelar demi Mimpi Semangat ”Girl Power” Lulus sebagai sarjana Akutansi, tak lantas membuat Angela Chung melupakan impiannya sebagai seorang desainer. Meski pendidikan yang ditempuh berbeda jauh dari pekerjaannya saat ini, Angela berhasil mewujudkan cita-cita terpendamnya. ”T idak membayangkan saya akan ber- gelut di bidang fashion design. Karena saya mengambil kuliah di jurusan Akuntansi dan Keuangan, dan lulus sarjana dengan gelar yang jauh sekali dari kata desain. Namun cinta saya pada dunia fashion tetap membawa saya pada takdir saya sendiri, sebagaimana telah ditanamkan oleh ayah saya,” ujar Angela memulai cerita. Terlahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai pelukis dan ibu seorang penjahit, membuat Angela tumbuh menjadi perempuan penuh mimpi. “Ayah saya berprofesi sebagai pelukis dan ibu seorang penjahit. Dari merekalah saya merasakan cinta dan perjuan- gan yang membuat saya tumbuh menjadi seorang pemimpi yang begitu mudah tersentuh pada romantisme,” tutur perempuan kelahiran 1 Juni 1986 ini. Angela mengatakan, berkat kasih sayang dari orang tuanya dirinya belajar untuk berjuang dan memahami keinginan orang lain. “Sejak saya dilahirkan, orang tua dengan segenap cinta mengajarkan kepada saya dan adik perempuan saya untuk berjuang, bekerja keras serta mengerti keinginan orang lain,” ujarnya. Hal inilah yang memantik diri Angela untuk terus mengejar mimpinya sebagai fashion designer. Prestasi yang ia dapatkan pun menyemangatinya untuk terus berjuang dalam merancang busana. Dari Nol “Mimpi saya untuk membuat gaun terbaik yang bisa dikenakan oleh seorang wanita saat berjalan di karpet merah, membuat saya memulai segalanya dengan sangat antusias. Saya pernah menerima penghargaan sebagai portofolio design terbaik, yang membuat saya semakin per- caya diri untuk melompat tinggi menggapai mimpi,” urainya. Anak tertua dari dua bersaudara ini bercerita memulai segalanya dari nol hingga bisa sesukses sekarang. “Saya memulai segalanya dengan satu orang pembuat pola dan satu orang penjahit saja. Kali pertama kami dengan segenap cinta melakukan pekerjaan membuat gaun terbaik yang bisa dikenakan oleh sang mempelai wanita di hadapan ribuan tamu,” kenang Angela. Ia bercerita, gaun pertama yang dibuat adalah gaun pen- gantin berwarna hijau zamrud berhias kristal dan bunga- bunga dengan manik emas. Gaun lainnya berwarna ungu berhias kristal swarovski dengan hiasan bunga dan manik emas untuk menghadirkan karakter yang sama dengan gaun pertama. “Saya adalah orang yang sangat menyukai detail pada gaun. Untuk memastikan detail yang sempurna, saya memasang sendiri satu per satu hiasan tersebut dengan tangan sendiri. Karya pertama saya adalah karya yang menuntut saya untuk mengeluarkan seluruh kemampuan, usaha, dan cinta,” tandas Angela. Ia juga percaya keberhasilannya saat kali pertama mer- intis bisnis hingga saat ini tak luput dari doa dan dukungan dari keluarganya. “Titik awal tersebut membawa saya lebih jauh. Hingga Juli lalu, saya telah menampilkan koleksi bridal dan cheongsam pada acara Bridestory Market di Jakarta dan mendapat respon luar biasa dari pengunjung. Hal ini tentu karena doa dan dukungan orang tua, mertua, dan suami saya,” ujar Angela penuh syukur.(58) Teks : Dhaneswari Tiara Foto : Irma Mutiara Manggia Busana : Angela Chung Tentang Angela Chung 1 Juni 1986 Penuh semangat Berani bermimpi Bertekad kuat

Upload: phungkhanh

Post on 11-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MINGGU, 17 SEPTEMBER 2017

Angela Chung sejak kecil telah mengidolakanbeberapa tokoh fiksi dan nonfiksi wanita seba-gai inspirasinya.

“Era 1990-an sampai hari ini, merupakan era yangmemiliki peran besar pada masa pertumbuhan pribadisaya. Karena di era tersebut, awal tumbuhnya semangat‘Girl Power’. Saat itu saya mengidolakan semangatbeberapa tokoh fiksi ataupun nonfiksi seperti SailorMoon, Spice Girl hingga sederet nama super modelseperti Cindy Crawford, Claudia Schiffer, dan NaomiCampbell,” ungkapnya.

Kehadiran nama-nama itu telah mengubahAngela yang pendiam menjadi perempuan yangberani bermimpi.

“Mereka dengan energi, talenta serta keanggunan-nya telah memberi keberanian pada Angela muda yangmerupakan gadis canggung, pendiam, dan pemalu

untuk lebih berani bermimpi, belajar, dan berger-ak maju mewujudkan mimpi-mimpi menjadisebongkah kebahagiaan yang nyata,” ceritaperempuan berambut hitam lurus tersebut.

Keberaniannya dalam bermimpi ini lantasmembuat Angela menekuni dunia fashiondengan serius.

“Berawal dari sinilah saya mulai menekunidunia fashion yang telah mencuri perhatian saya sejakkecil. Bagi saya, fashion adalah bentuk keajaiban yangsempurna, yang bisa memberikan kekuatanmagis pada diri kita dan dapat menyam-paikan kepada semua orang tentangbagaimana karakter dan kualitasdiri kita, tanpa mengungkapkansatu patah kata pun,” tutupAngela.(58)

Angela Chung

Tinggalkan Gelar demi Mimpi

Semangat ”Girl Power”

Lulus sebagai sarjana Akutansi,

tak lantas membuat Angela Chung

melupakan impiannya sebagai seorang

desainer. Meski pendidikan yang

ditempuh berbeda jauh dari pekerjaannya

saat ini, Angela berhasil mewujudkan

cita-cita terpendamnya.

”Tidak membayangkan saya akan ber-gelut di bidang fashion design. Karenasaya mengambil kuliah di jurusanAkuntansi dan Keuangan, dan lulussarjana dengan gelar yang jauh sekali

dari kata desain. Namun cinta saya pada dunia fashion tetapmembawa saya pada takdir saya sendiri, sebagaimana telahditanamkan oleh ayah saya,” ujar Angela memulai cerita.

Terlahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagaipelukis dan ibu seorang penjahit, membuat Angela tumbuhmenjadi perempuan penuh mimpi.

“Ayah saya berprofesi sebagai pelukis dan ibu seorangpenjahit. Dari merekalah saya merasakan cinta dan perjuan-gan yang membuat saya tumbuh menjadi seorang pemimpiyang begitu mudah tersentuh pada romantisme,” tuturperempuan kelahiran 1 Juni 1986 ini.

Angela mengatakan, berkat kasih sayang dari orangtuanya dirinya belajar untuk berjuang dan memahamikeinginan orang lain.

“Sejak saya dilahirkan, orang tua dengan segenap cintamengajarkan kepada saya dan adik perempuan saya untukberjuang, bekerja keras serta mengerti keinginan oranglain,” ujarnya.

Hal inilah yang memantik diri Angela untuk terusmengejar mimpinya sebagai fashion designer. Prestasiyang ia dapatkan pun menyemangatinya untuk terusberjuang dalam merancang busana. Dari Nol

“Mimpi saya untuk membuat gaun terbaik yang bisadikenakan oleh seorang wanita saat berjalan di karpetmerah, membuat saya memulai segalanya dengan sangatantusias. Saya pernah menerima penghargaan sebagaiportofolio design terbaik, yang membuat saya semakin per-caya diri untuk melompat tinggi menggapai mimpi,”urainya.

Anak tertua dari dua bersaudara ini bercerita memulaisegalanya dari nol hingga bisa sesukses sekarang.

“Saya memulai segalanya dengan satu orang pembuatpola dan satu orang penjahit saja. Kali pertama kamidengan segenap cinta melakukan pekerjaan membuat gaunterbaik yang bisa dikenakan oleh sang mempelai wanita dihadapan ribuan tamu,” kenang Angela.

Ia bercerita, gaun pertama yang dibuat adalah gaun pen-gantin berwarna hijau zamrud berhias kristal dan bunga-bunga dengan manik emas.

Gaun lainnya berwarna ungu berhias kristal swarovski

dengan hiasan bunga dan manik emas untuk menghadirkankarakter yang sama dengan gaun pertama.

“Saya adalah orang yang sangat menyukai detail pada

gaun. Untuk memastikan detail yang sempurna, sayamemasang sendiri satu per satu hiasan tersebut dengantangan sendiri. Karya pertama saya adalah karya yangmenuntut saya untuk mengeluarkan seluruh kemampuan,usaha, dan cinta,” tandas Angela.

Ia juga percaya keberhasilannya saat kali pertama mer-intis bisnis hingga saat ini tak luput dari doa dan dukungandari keluarganya.

“Titik awal tersebut membawa saya lebih jauh. HinggaJuli lalu, saya telah menampilkan koleksi bridal dancheongsam pada acara Bridestory Market di Jakarta danmendapat respon luar biasa dari pengunjung. Hal ini tentukarena doa dan dukungan orang tua, mertua, dan suamisaya,” ujar Angela penuh syukur.(58)

Teks : Dhaneswari TiaraFoto : Irma Mutiara ManggiaBusana : Angela Chung

TentangAngela Chung

1 Juni 1986■ Penuh semangat■ Berani bermimpi■ Bertekad kuat