rbgi devista angela

22
LOGAM TANAH JARANG POTENSI SUMBER DAYA DAN INDUSTRI DI KALIMANTAN TENGAH Devista Angela Claudia Baboe DBD 112 078 UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

Upload: dea-devista

Post on 14-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Rekayasa Bahan Galian Logam Tanah Jarang

TRANSCRIPT

  • LOGAM TANAH JARANG POTENSI SUMBER DAYA DAN INDUSTRI

    DI KALIMANTAN TENGAH

    Devista Angela Claudia Baboe

    DBD 112 078

    UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    2014

  • Kata Pengantar

    Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena kasih karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Karya ilmiah ini Saya buat atas dasar tugas dan tanggung jawab saya sebagai salah satu Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangka Raya untuk Tugas Rekayasa Bahan Galian Industri. Karya Ilmiah yang saya buat ini bertemakan tentang Potensi Sumber Daya dan Industry Logam Tanah Jarang di Kalimantan Tengah. Saya sadari bahwa hasil pembuatan makalah saya ini sangatlah jauh dari sempurna, oleh sebab itu besar harapan saya akan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan pada pembuatan makalah Kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

    Palangka Raya , 2 November 2014

    Penyusun

    ii

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2. Tujuan .............................................................................................. 1

    1.3. Rumusan Makalah ........................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

    2.1. Logam Tanah Jarang ........................................................................ 2

    2.2. Karakteristik ..................................................................................... 3

    2.3. Sejarah ............................................................................................. 5

    2.4. Proses Terbentuknya ....................................................................... 6

    2.5. Potensi Sumber Daya dan Industri di Kalimantan Tengah .............. 7

    2.5.1 Zirconia ................................................................................... 7

    BAB III PENGOLAHAN ............................................................................................ 9

    3.1. Penambangan dan Pengolahan ....................................................... 9

    BAB IV HASIL PRODUK ........................................................................................... 14

    4.1. Logam Tanah Jarang ........................................................................ 14

    4.2. Daftar Unsur Tanah Jarang .............................................................. 14

    BAB V PENUTUP ................................................................................................... 18

    5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 18

    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iv

    iii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keterdapatan unsur tanah jarang pada mineral-mineral seperti zirkon, monasit dan

    xenotim, di Indonesia sangat langka. Zirkon sebagai mineral ikutan dapat dijumpai pada

    endapan emas dan timah aluvial, sedangkan monasit dan xenotim terdapat sebagai

    mineral ikutan pada endapan timah aluvial. Keberadaan mineral mengandung unsur tanah

    jarang sebagai mineral ikutan, dalam proses penambangan dan pengolahan emas atau

    timah akan terbawa serta, sehingga mineral-mineral tersebut akan menjadi produk

    sampingan.

    Penggunaan logam tanah jarang memicu berkembangnya teknologi material

    baru.Perkembangan material ini banyak diaplikasikan di dalam industri untuk

    meningkatkan kualitas produk.Posisi tanah jarang pada masa datang yang semakin

    strategis tersebut perlu diupayakan untuk dapat dikembangkan secara berkelanjutan

    mengingat Indonesia mempunyai sumber daya yang potensial untuk diusahakan.

    1.2 Tujuan

    Tujuan secara umum yaitu untuk mengetahui apa itu Logam Tanah Jarang dan

    bagaimana potensi sumber daya dan Industrinya di Kalimantan Tengah.

    1.3 Rumusan Masalah

    Masalah-masalah yang saya bahas dalam karya ilmiah saya ini meliputi :

    - Apa itu Logam Tanah Jarang ?

    - Bagaimana Potensi sumber daya dan industrinya di Kalimantan Tengah ?

    - Bagaimana rekayasa kimia untuk memecah unsur-unsurnya agar menjadi unsur yang

    dibutuhkan industri-industri ?

    1

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Logam Tanah Jarang Unsur tanah jarang sesuai namanya merupakan unsur yang sangat langka atau

    keterdapatannya sangat sedikit, di alam berupa senyawa kompleks, umumnya senyawa kompleks fosfat dan karbonat.Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan material, unsur tanah jarang semakin dibutuhkan, dan umumnya pada industri teknologi tinggi.

    Logam tanah jarang merupakan mineral langka yang cukup diminati negara asing sebagai bahan baku untuk peralatan vital militer seperti alat pelacak dan peralatan perang lainnya. Tanah jarang memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan material produksi modern seperti dalam dunia superkonduktor,laser, optik elektronik,glass dan keramik.Unsur tanah jarang (UTJ) banyak kegunaannya dalam industri berteknologi tinggi, dan sumbernya cukup banyak tersedia di Indonesia termasuk yang ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terdapat terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah. Logam tanah jarang ini merupakan mineral ikutan yang tergabung di dalamnya seperti monazite,xenotime danzircon yang mengandung unsur radioaktif uranium dan torium. Logam tanah jarang di Babel juga merupakan bahan baku penting untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Tin slag I saja kadar timahnya hanya berkisar 15 hingga 20 persen, sedangkan tin slag II diperkirakan kadar timahnya hanya mencapai lima persen dan selebihnya adalah mineral ikutan yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.

    Di Indonesia kita punya 2 jenis mineral yang mengandung LTJ ini. Nama mineralnya monasit dan senotim, Monasit dan senotim ini di Indonesia adanya di sepanjang pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, sama di Rirang Kalbar. Selain dalam bentuk pasir, mineral ini di Bangka sana terdapat sebagai sisa penambangan timah. Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida dan termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yttrium, Thorium dan Scandium .

    Di Indonesia mineral mengandung unsur tanah jarang terdapat sebagai mineral ikutan

    pada komoditas utama terutama emas dan timah aluvial yang mempunyai peluang untuk

    diusahakan sebagai produk sampingan yang dapat memberikan nilai tambah dari seluruh

    potensi bahan galian.Potensi endapan emas aluvial tersebut relatif melimpah dapat

    dijumpai tersebar di sebagian pulau-pulau besar di Indonesia. Sedangkan pada Jalur Timah

    Asia Tenggara yang mengandung sebagian besar sumber daya timah dunia melewati

    wilayah Indonesia mulai dari Kepulauan Karimun, Singkep sampai Bangka dan Belitung

    merupakanpotensi strategis yang dapat memberikan kontribusi besar kepada

    pembangunan nasional.

    Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan erat kaitannya dengan produk

    industri teknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang

    angkasa. Di masa mendatang diperkirakan penggunaan tanah jarang akan meluas,

    2

  • terutama unsur tanah jarang tunggal, seperti neodymium, samarium, europium,

    gadolinium, dan yttrium.

    Potensi besar yang dapat dihasilkan dari komoditas unsur/logam tanah jarang

    khususnya dalam jangka panjang dimana teknologi terus berkembang pesat, memerlukan

    ketersediaan bahan tersebut.Oleh karena itu pengelolaannya memerlukan berbagai

    pertimbangan yang tidak semata-mata keekonomian semata. Peluang jangka panjang dan

    untuk pemenuhan bahan industri teknologi tinggi yang akan dikembangkan di Indonesia,

    maka produk sampingan berupa mineral-mineral mengandung logam/unsur tanah jarang

    tersebut dapat dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan nasional, yang disimpan untuk

    alternatif penggunaan pada masa yang akan datang pada industri strategis di dalam

    negeri.

    2.2 Karakteristik Unsur tanah jarang (UTJ) adalah nama yang diberikan kepada kelompok lantanida,

    yang merupakan logam transisi dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok lantanida

    terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari lantanum (nomor atom 57) hingga lutetium (nomor

    atom 71), serta termasuk tiga unsur tambahannya yaitu yttrium, thorium dan scandium

    (Tabel 1).Pemasukan yttrium, torium dan skandium ke dalam golongan unsur tanah jarang

    dengan pertimbangan kesamaan sifat.Unsur tanah jarang mempunyai sifat reaktif tinggi

    terhadap air dan oksigen, bentuk senyawa stabil dalam kondisi oksida, titik leleh relatif

    tinggi, serta sebagai bahan penghantar panas yang tinggi.

    Simbol Nama Unsur Simbol

    Nama Unsur

    Y Yttrium Gd gadolinium

    Sc Scandium Tb terbium

    La Lanthanum Dy dysprosium

    Ce Cerium Ho holmium

    Pr Praseodymium Er erbium

    Nd Neodymium Tm thulium

    Pm Promethium Yb ytterbium

    Sm Samarium Lu lutetium

    Eu Europium Th Thorium

    Nama simbol Unsur Logam Tanah Jarang

    3

  • Berdasarkan variasi radius ion dan susunan elektron, unsur tanah jarang

    diklasifikasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu :

    Unsur tanah jarang ringan, atau subkelompok cerium yang meliputi lanthanum hingga

    europium

    Unsur tanah jarang berat, atau subkelompok yttrium yang meliputi gadolinium hingga

    lutetium dan yttrium.

    Logam tanah jarang (LTJ) tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melainkan

    paduan berbentuk senyawa kompleks. Sehingga untuk pemanfaatannya, logam tanah

    jarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.

    Selama ini telah diketahui lebih dari 100 jenis mineral tanah jarang, dan 14 jenis di

    antaranya diketahui mempunyai kandungan total % oksida tanah jarang tinggi.

    Mineral tanah jarang tersebut dikelompokkan dalam mineral karbonat, fospat,oksida,

    silikat, dan fluorida. Mineral logam tanah jarang bastnaesit, monasit, xenotim dan

    zirkon paling banyak dijumpai di alam.

    Bastnaesit (CeFCO3). Merupakan senyawa fluoro-carbonate cerium yang mengandung

    60-70% oksida logam tanah jarang seperti lanthanum and neodymium. Mineral

    bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesit

    ditemukan dalam batuan kabonatit, breksi dolomit, pegmatit dan skarn amfibol.

    Mineral kasiterit (SnO 2) dan mineral ikutannya, conto dari

    Pulau Bangka, Babel (difoto dari conto koleksi KPP Konservasi).

    4

  • Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang

    mengandung 50-70% oksida logam tanah jarang (LTJ). Monasit umumnya diambil dari

    konsentrat yang merupakan hasil pengolahan dari endapan pada timah aluvial

    bersama dengan zirkon dan xenotim (gambar 1). Monasit memiliki kandungan thorium

    yang cukup tinggi. Sehingga mineral tersebut memiliki sinar bersifat radioaktif.

    Thorium memancarkan radiasi tingkat rendah, dengan menggunakan selembar kertas

    saja, akan terhindar dari radiasi yang dipancarkan.

    Xenotim (YPO4) merupakan senyawa yttrium fosfat yang mengandung 54-65% LTJ

    termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotim juga mineral yang ditemukan dalam

    pasir mineral berat, serta dalam pegmatit dan batuan beku.

    Zirkon, merupakan senyawa zirkonium silikat yang didalamnya dapat terkandung

    thorium, yttrium dan cerium.

    Dalam memperoleh mineral di atas, tidak bisa didapatkan dengan mudah, karena

    jumlah mineral tersebut sangat terbatas. Terlebih lagi, mineral tersebut tidak terpisah

    sendiri, tetapi tercampur dengan mineral lain. Unsur-unsur yangmendominasi dalam

    senyawa logam/unsur tanah jarang adalah lanthanum, cerium, dan neodymium. Sehingga

    mineral dengan penyusun unsur ini, ekonomis untuk diekstraksi. Pemanfaatan ketiga jenis

    UTJ ini sangat tinggi dibanding logam tanah jarang lainnya.

    Logam Tanah Jarang bersifat tidak tergantikan. Hal ini disebabkan sifat Logam Tanah

    Jarang yang sangat khas, sehingga sampai saat ini, tidak ada material lain yang mampu

    menggantikannya. Jika ada, kemampuan yang dihasilkan tidak sebaik material logam

    tanah jarang. Sifat logam tanah jarang yang digunakan sebagai material berteknologi

    tinggi dan belum ada penggantinya, membuat logam tanah jarang manjadi material yang

    vital dan mempunyai potensi strategis.

    2.3 Sejarah

    Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang mengumpulkan mineral ytteribite dari tambang feldspar dan kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Mineral tersebut berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun 1794.

    Tahun 1804 Klaproth dan timnya menemukan ceria yang merupakan bentuk oksida

    dari cerium.Tahun 1828, Belzerius menemukan thoria dari mineral thorit.Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida, unsur-unsur tersebut yttria, terbia, dan erbia.

    Pada tahun 1878 Boisbaudran menemukan samarium. Tahun 1885, Welsbach

    memisahkan praseodymium dan neodymium yang terdapat pada samarium. Boisbaudran

    5

  • tahun 1886 mendapatkan gadolinium dari mineral ytterbia yang diperoleh J.C.G de

    Marignac tahun 1880. Ytterbia yang diperoleh Marignac, pada tahun 1907 mampu

    dipisahkan oleh L de Boisbaudran menjadi neoytterium dan lutecium. P.T. Cleve

    memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac, diperoleh erbium,

    holminium dan thalium, sementara L de Boisbaudran memperoleh unsur lain dinamai

    dysporsia.

    2.4 Proses Terbentuknya

    Unsur tanah jarang tersebar luas dalam konsentrasi rendah (10 300 ppm) pada

    banyak formasi batuan. Kandungan unsur tanah jarang yang tinggi lebih banyak dijumpai

    pada batuan granitik dibandingkan dengan pada batuan basa. Konsentrasi unsur tanah

    jarang tinggi dijumpai pada batuan beku alkalin dan karbonatit.

    Berdasarkan mulajadi, cebakan mineral tanah jarang dibagi dalam dua tipe, yaitu

    cebakan primer sebagai hasil proses magmatik dan hidrotermal ,serta cebakan sekunder

    tipe letakan sebagai hasil proses rombakan dan sedimentasi dan cebakan tipe lateritik.

    Pembentukan mineral tanah jarang primer dalam batuan karbonatit menghasilkan

    mineral bastnaesit dan monasit. Karbonatit sangat kaya kandungan unsur tanah jarang,

    dan merupakan batuan yang mengandung UTJ paling banyak dibanding batuan beku

    lainnya.

    Granit terpotong urat kuarsa, pembawa timah dan tanah jarang, Bukit Tumang, Singkep.

    6

  • Dalam berbagai batuan, mineral tanah jarang pada umumnya merupakan mineral

    ikutan (accessory minerals), bukan sebagai mineral utama pembentuk batuan. Pada

    zonasi pegmatit, unsur tanah jarang terdapat pada zona inti, yang terdiri dari kuarsa dan

    mineral tanah jarang.

    Cebakan primer terutama berupa mineral bastnaesit, produksi terbesar dunia dari

    China yang merupakan produk sampingan dari tambang bijih besi. Cebakan yang lebih

    umum dikenal dan diusahakan adalah cebakan sekunder, sebagian besar berupa mineral

    monasit yang merupakan rombakan dari batuan asalnya serta telah diendapkan kembali

    sebagai endapan sungai, danau, delta, pantai, dan lepas pantai.

    Batuan Granit pembawa oksida unsur tanah jarang, Sn, W, Be, Nb, Ta, dan Th terdiri

    dari Granit tipe S atau seri ilmenit. Iklim tropis yang panas dan lembab menghasilkan

    pelapukan kimia yang kuat pada granit. Pelapukan ini menyebabkan alterasi mineral

    tertentu, seperti feldspar, yang berubah menjadi mineral lempung. Mineral-mineral

    lempung seperti kaolinit, montmorillonit dan illit, merupakan tempat kedudukan unsur

    tanah jarang tipe adsorpsi ion.

    2.5 Potensi Sumber Daya dan Industri di Kalimantan Tengah

    2.5.1 Zirconia

    Merupakan senyawa a zirconium silicate yang didalamnya ditemukan

    thorium, ittrium dan cerium.Mineral-mineral yang mendominasi dalam senyawa

    logam tanah jarang di atas adalah Lanthanum, Cerium, Neodymium. Sehingga

    mineral ini, menjadi ekonomis untuk dilakukan proses ekstraksi. Sehingga

    pemanfaatan ketiga mineral ini, sangat tinggi dibanding mineral logam tanah

    jarang lainnya.

    Kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang

    letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius. Ia

    mengumpulkan mineral hitam ytteribite dari penambangan feldspar dan

    quartzkuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil

    dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun 1794, dengan memperoleh mineral

    Ytterbite. Selanjutnya, nama mineral tersebut diganti menjadi Gadolinite.

    Zirconjuga merupakan salah satu mineral logam tanah jarang terbentuk

    sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada baatuan yang terutama

    mengandung Na-feldpar, seperti batuan beku asam (granit dan syenit) dan

    bataun metamorf (gneiss dan skiss). Secara ekonomis, zircon ditemukan dalam

    bentuk butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada sedimen sungai maupun

    sedimen pantai. Pada umumnya zircon terkosentrasi bersama-sama mineral

    titanium (rutil dan ilmenit), monazite dan mineral berat lainnya. Di Indonesia

    zircon merupakan sedimen sungai yang terdapat di daratan dan lepas pantai.

    7

  • Mineral ini dijumpai bersama-sama dengan mineral kasiterit, dan electrum (Au,

    Ag) sebagai mineral utama, ilmenit, magnesit, monazite, xenotim, pyrite, mineral

    sulfida lainnya dan kuarsa. Cebakan keseluruhan mineral ini pada umumnya

    berasal dari batu granit yang telah mengalami pelapukan dan transportasi.

    Zirkon juga merupakan salah satu batuhias (gemstone) dengan kekerasan 7,5,

    beraneka warna dan berbentuk kristal tetragonal prismatik; membuat mineral ini

    mempunyai daya tarik tinggi. Mineral ini sering ditemukan mengandung jejak

    unsur radioaktif di dalam struktur kristalnya sehingga bersifat metamik dan tidak

    stabil, akan menjadi stabil apabila dipanaskan hingga suhu tertentu. Zirkon

    dengan daya tahan tinggi terhadap pelapukan dan abrasi biasanya membentuk

    konsentrasi bernilai ekonomis di daerah-daerah pantai dan gosong pasir yang

    terletak berkilo-kilometer dari sumbernya.

    8

  • BAB III

    PENGOLAHAN

    3.1 Penambangan dan Pengolahan

    Tambang yang menghasilkan mineral tanah jarang, selama ini dilakukan dengan cara

    tambang terbuka. Mineral tanah jarang ditambang secara open pit untuk cebakan primer

    (bastnaesit), sedangkan tambang semprot dan kapal keruk (dredging) untuk cebakan

    aluvial (monasit, zirkon dan xenotim). Pada umumnya mineral-mineral

    tersebutmerupakan produk sampingan.

    Bastnaesit merupakan sumber utama UTJ ringan sebagai produk utama di Tambang

    Mountain Pass, Amerika Serikat. Operasi penambangan, pengolahan, dan

    pemurnian mineral ini telah berlangsung sejak 40 tahun yang lalu. Dalam lima tahun

    terakhir kapasitas produksi tambang telah mencapai 10 18 ribu ton oksida tanah

    jarang per tahun. Di BayanObo, bastnaesit diperoleh sebagai produk sampingan dari

    tambang bijih besi. Bijih bastnaesit di Bayan Obo mengandung 3 6% oksida tanah

    jarang,sedangkan di MountainPass 7 10% oksida tanah jarang.

    Denganprosespengolahan mineral, terutama flotasi,diperoleh konsentrat bastnaesit

    dengan kadar 60% oksida tanah jarang, dengan proses pelindihan kadar dapat

    ditingkatkan menjadi 70% oksida tanah jarang, dan dengan kombinasi antara

    pelindihan dan kalsinasi kadaroksida tanah jarang dapat mencapai 85%.

    Bijih

    Besi

    Pencuci

    an

    Sizing

    Magnetik

    Sepaaratio

    n

    Slag Pig Iron

    9

  • Slag atau ampas bijih merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih besi

    yang mengandung unsur logam jarang salah satunya bastnaesit. Untuk memperoleh

    kadar oksida tanah jarang yang tinggi dari bastnaesit maka dilakukan proses hingga

    didapatkan konsentrat bastnaesit berikut ini :

    Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO3) Merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang

    mengandung 50-70% Oksida LTJ yang juga merupakan sumber utama UTJ-ringan,

    diperoleh sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan mineral

    berat, seperti ilmenit, rutil, dan zirkon(Australia, Brazilia, Cina, dan India);

    sertakasiterit, ilmenit, dan zirkon (Malaysia, Thailand,dan Indonesia). Konsentrat

    monasit terutama diperoleh dengan proses pengolahan mineral secara konsentrasi

    gravitasi, elektrostatik, dan magnetik. Sebagian besar konsentrat monasit

    Slag atau ampas bijih merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih ilminite

    yang mengandung unsur logam jarang salah satunya . Untuk memperoleh kadar Logam

    Slag

    (Bastnaesit

    )

    Flotasi

    Kalsinasi

    Kadar

    oksida

    Tanah

    Jarang 65%

    Kadar Oksida

    Tanah Jarang

    85%

    Bahan Galian

    Ilminite

    Pemisahan

    Berat Jeis

    Kandungan

    ilminite 90%-

    98%

    Pemisahan

    Elektrostati

    s Pemisahan Kadar

    Kemagnetan Ilminite

    Slag

    10

  • Tanah Jarang dari Monasit yang tinggi maka dilakukan proses hingga didapatkan

    konsentrat bastnaesit berikut ini :

    Xenotime (YPO4) merupakan senyawa ittrium phosphat yang mengandung 54-65%

    LTJ termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotipe juga mineral yang ditemukan

    dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan batuan leleh, umumnya diperoleh

    sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan mineral berat, seperti

    kasiterit, ilmenit, zirkon, dan monasit di Asia Tenggara; serta penambangan dan

    pengolahan (pelindihan) bijih uranium di Kanada. Xenotim merupakan sumber utama

    UTJ-berat, khususnya yttrium. Di Malaysia dan Thailand, konsentrat xenotim.

    Slag atau ampas bijih merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih ilminite

    yang mengandung unsur logam jarang salah satunya . Untuk memperoleh kadar

    Logam Tanah Jarang dari Xenotime yang tinggi maka dilakukan proses hingga

    didapatkan konsentrat bastnaesit berikut ini :

    Zirkon (ZrSiO4) mengandung unsur logam jarang salah satunya Lanthanum, Cerium,

    Neodymium. di Indonesia dihasilkan dari penambangan dan pengolahan kembali

    tailing tambang emas aluvial, terutama pada wilayah bekas tambang rakyat, yang

    umumnya tailing masih terpapar di permukaan. Zirkon juga merupakan produk

    Slag

    (Monasit)

    Pemisahan

    Magnetis

    Pemisahan

    Gravitasi

    Pemisahan

    Elektrostatis

    50% - 70% Oksida

    Tanah Jarang

    Pemisahan

    Kimia

    Slag

    (Xenotime)

    Pemisahan

    Magnetis

    Pemisahan

    Gravitasi

    Pemisahan

    Elektrostatis

    54% - 65% Logam

    Tanah Jarang

    Pemisahan

    Kimia

    11

  • sampingan dari tambang timah aluvial. Namun keberadaan endapan alluvial di

    Kalimantan Tengah sangat melimpah sehingga dimungkinkan untuk melakukan

    penambangan pasir zirkon.

    Adapun proses pengolahannya zirkon sehingga menjadi pasir zirkon (ZrSiO4)

    adalah sebagai berikut :

    Zirkon (ZrSiO4 yang mengandung unsur logam jarang salah satunya

    Lanthanum, Cerium, Neodymium. Untuk memperoleh kadar Logam Tanah Jarang yang tinggi maka dilakukan proses hingga didapatkan Logam Tanah Jarang

    sebagai berikut ini :

    1. Fusi kaustik (Caustic fusion)

    Fusi kaustik zirkon dilakukan dengan mereaksikan zirkon dengan

    sodium hidroksida berlebih pada suhu 650C. Reaksi yang terjadi:

    ZrSiO4 + 4NaOH Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O(1-1)

    Atau sodium karbonat pada suhu 1000C. Reaksi yang terjadi:

    ZrSiO4 + Na2CO3 Na2ZrSiO5 CO2..(1-2)

    2. Klorinasi

    Proses ini adalah proses yang digunakan oleh produsen logam

    zirkonium di Amerika dan Perancis. Pasir zirkon yang sudah digerus

    dimasukkan ke dalam sistem fluidisasi karboklorinasi. Klorin berfungsi

    sebagai gas fluidisasi. Reaksi yang terjadi bersifat endotermik.

    ZrSiO4 + 4C + 4Cl2 ZrCl4 + SiCl4 + 4CO..(1-3)

    3. Penguraian Termal

    Penguraian termal zirkon dilakukan dengan menggunakan busur api

    plasma. Proses ini menghasilkan droplet zirkonium oksida dalam cairan

    silika. Pendinginan cepat dilakukan untuk mencegah penggabungan kembali

    Penimban

    gan

    Crushing Sizing Pencucian

    Pemisahan Berat

    Jenis Dryin

    g

    Magnetic

    Separation

    Elektrostatic

    Separation

    Zirko

    n Rutile

    12

  • kedua oksida tersebut sehingga dihasilkan campuran kristal zirkonium

    oksida dan silikon oksida.

    ZrSiO4 + liquid ZrO2 + SiO2(1-4)

    4. Fusi florosilikat (Fluorosilicate fusion)

    Pada proses ini dihasilkan kalium heksaflorozirkonat, sesuai dengan

    reaksi berikut ini:

    ZrSiO4 + K2SiF6 K2ZrF6 + 2SiO2(1-5)

    Produk fusi yang dihasilkan digerus kemudian garam floridanya

    dilarutkan dengan air panas yang sudah diasamkan. Larutan panas hasil

    pelarutan kemudian disaring untuk memindahkan silika lalu didinginkan

    sehingga dihasilkan kristal kalium heksaflorozirkonat.

    5. Fusi batu kapur (Lime fusion)

    Fusi zirkon ini menggunakan batu kapur atau dolomite dan akan

    menghasilkan kalsium zirkonat dan kalsium atau magnesium silikat sesuai

    dengan reaksi sebagai berikut:

    2ZrSiO4 + 5CaCO3 2CaZrO3 + (CaO)3(SiO2)2 + CO2(1-6)

    Saat pendinginan, produk fusi dipisahkan menjadi serbuk kalsium

    silikat yang sangat halus dan kristal kalsium zirkonat yang kasar, yang bisa

    diambil secara mekanik. Kalsium zirkonat yang larut dalam asam bisa diubah

    menjadi garam zirkonium atau zirkonium oksida.

    13

  • BAB IV

    HASIL PRODUK 4.1 Logam Tanah Jarang

    Logam tanah jarang (LTJ) adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik,

    terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium. Skandium dan yttrium dianggap

    sebagai logam tanah jarang karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih

    lantanida dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.Meskipun

    namanya logam tanah jarang, tapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya dikerak

    bumi, dengan serium sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan 68 bagian per juta

    (mirip tembaga). Meski begitu, karena karakteristik geokimianya, logam tanah jarang

    ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan dalam jumlah yang

    banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber deposit logam tanah jarang

    yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang.

    Mineral pertama yang ditemukan adalah gadolinit, senyawa kimia yang tersusun dari

    serium, yttrium, besi,silikon, dan unsur lainnya. Mineral ini diekstrak dari sebuah

    tambang di desa Ytterby diSwedia. Beberapa nama logam tanah jarang juga

    mendapatkan namanya dari lokasi tambang ini.

    4.2. Daftar Unsur Tanah Jarang

    Berikut ini adalah daftar 17 logam tanah jarang, nomor atom beserta simbol, asal

    namanya, dan penggunaan utama dari logam tersebut serta aplikasi teknologinya.

    Beberapa logam-logam ini dinamai dari ilmuwan yang menemukannya, dan beberapa

    lagi diambil dari tempat dimana logam tersebut ditemukan.

    NO NAMA SIMBOL MULAJADI KEGUNAAN

    1

    Skandium

    Sc

    Dari bahasa

    Latin Scandia

    (Skandinavia),

    tempat dimana

    bijih ini pertama

    kalinya

    ditemukan.

    Campuran aluminium-

    skandium ringan yang dipakai

    untuk komponen pesawat

    terbang dan aditif untuk

    Lampu uap-merkuri.

    2 Ytterbium Yb

    Dinamai dari

    desa Ytterby,

    Swedia.

    Laser inframerah, agen

    pereduksi kimia, Nuklir, Baja.

    14

  • 3

    Lantanum

    La

    Dari bahasa

    Yunani

    "lanthanein",

    artinya

    tersembunyi.

    Kaca dengan indeks refraktif

    tinggi, penyimpanan

    hidrogen, elektroda baterai,

    lensa kamera,

    katalis''cracking'' katalitik

    cairan pada kilang minyak

    4

    Serium

    Ce

    Diambil dari

    nama salah satu

    planet kerdil

    Ceres, dari nama

    Dewi Pertanian

    Romawi.

    Agen oksidasi kimia, bubuk

    pemoles, pewarna kuning

    pada kaca dan keramik,

    katalis untuk oven ''self-

    cleaning'', katalis ''cracking''

    katalitik cairan pada kilang

    minyak, feroserium

    5

    Praseodi

    mium

    Pr

    Dari bahasa

    Yunani "prasios"

    dan "didymos".

    Magnet tanah jarang, laser,

    bahan inti untuk lampu

    karbon, pewarna pada kaca

    dan enamel, aditif untuk kaca

    didymium yang dipakai pada

    kacamata las, produk

    feroserium (flint).

    6

    Neodimiu

    m

    Nd

    Dari bahasa

    Yunani "neos"

    (baru) dan

    "didymos"

    (kembar).

    Magnet tanah jarang, laser,

    pewarna ungu pada kaca dan

    keramik, kapasitor keramik

    7 Prometiu

    m Pm

    Dari mitologi

    Titan

    Prometheus.

    Baterai nuklir

    8

    Samarium

    Sm

    Dinamai dari

    Vasili Samarsky-

    Bykhovets, sang

    penemu.

    Magnet tanah jarang, laser,

    penangkap neutron, maser

    (alat yang memproduksi

    gelombang elektromagnetik)

    9

    Europium

    Eu

    Dinamai dari

    benua Eropa.

    Fosfor merah dan biru, laser,

    lampu uap merkuri, agen

    relaksasi NMR (Nuclear

    Magnetic Resonance)

    15

  • 10

    Gadoliniu

    m

    Gd

    Dinamai dari

    Johan Gadolin

    (17601852),

    sebagai

    persembahan

    atas dedikasinya

    pada logam

    tanah jarang.

    Magnet tanah jarang, laser,

    kaca dengan indeks refraktif

    tinggi atau garnet, tabung X-

    ray, memori komputer,

    penangkap neutron, agen

    kontras MRI, agen relaksasi

    NMR

    11

    Terbium

    Tb

    Dinamai dari

    desa Ytterby,

    Swedia.

    Fosfor hijau, laser, lampu

    fluorescent Magnet tanah

    jarang, laser

    12

    Disprosiu

    m

    Dy

    Dari bahasa

    Yunani

    "dysprositos"

    (susah untuk

    didapatkan)

    Magnet tanah jarang, laser

    13

    Holmium

    Ho

    Dinamai dari

    kota Stockholm

    (dalam bahasa

    Latin, "Holmia"),

    kota dari salah

    satu

    penemunya.

    Laser

    14 Erbium Er

    Dinamai dari

    desa Ytterby,

    Swedia.

    Laser, baja vanadium, Serat

    Optik.

    15 Tuolium Tm Diambil dari asal

    usul Thule.

    Mesin X-ray jinjing, Lampu

    Xray.

    16

    Lutetium

    Lu

    Diambil dari

    nama Lutetia,

    kota yang

    berganti nama

    menjadi Paris.

    Detektor pemindai PET

    (Positron emission

    tomography - mesin Xray 3

    dimensi), Kaca dengan indexs

    reaktif tinggi

    17

    yttrium

    Y

    Dinamai dari

    Ytterby, Swedia,

    tempat logam ini

    pertama

    ditemukan.

    Laser Yttrium-aluminium

    garnet (YAG), yttrium vanadat

    (YVO4) untuk pembuatan

    europium pada TV fosfor

    merah, YBCO

    16

  • Superkonduktivitas suhu

    tinggi, filter gelombang mikro

    yttrium iron garnet (YIG)

    17

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Tanah jarang sebagai komoditas yang berkaitan dengan teknologi tinggi mempunyai

    prospek di masa depan yang baik untuk dikembangkan. Mineral-mineral tanah jarang di

    Indonesia telah dihasilkan sebagai produk sampingan dari penambangan dan pengolahan

    emas aluvial dan timah aluvial. Produk sampingan sebagai komoditas yang dihasilkan dari

    pengusahaan komoditas utamanya, meskipun belum mempunyai nilai ekonomi yang

    signifikan pada saat ini, namun prospek di masa depan yang akan menunjang

    pengembangan tekonologi tinggi dan teknologi alternatif perlu untuk ditangani dengan

    baik. Apabila belum dijual perlu disimpan dan ditangani agar ketika nantinya

    dimanfaatkan dapat diambil kembali dengan mudah dan tidak menjadi turun nilai

    ekonomi, serta kualitas dan kuantitasnya.

    Mineral basnaesit yang cenderung berasosiasi dengan cebakan bijih besi primer dan

    cebakan tipe skarn pada lingkungan metalogenik timah, maka pada penambangan atau

    cebakan bijih besi sebagaimana dijumpai di sepanjang jalur timah seperti di Belitung,

    Singkep, dan Lingga perlu dilakukan penelitian intensif terhadap kandungan mineral tanah

    jarang tersebut yang berpeluang untuk menjadi produk sampingan atau bahkan

    komoditas utama yang bisa diusahakan. Demikian juga tipe adsorpsi ion lateritik pada

    batuan granitic.

    Logam tanah jarang merupakan mineral langka yang cukup diminati negara asing

    sebagai bahan baku untuk peralatan vital militer seperti alat pelacak dan peralatan perang

    lainnya. Tanah jarang memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan material

    produksi modern seperti dalam dunia superkonduktor,laser, optik elektronik,glass dan

    keramik.Unsur tanah jarang (UTJ) banyak kegunaannya dalam industri berteknologi tinggi,

    dan sumbernya cukup banyak tersedia di Indonesia termasuk yang ada di Pulau Bangka

    dan Pulau Belitung, terdapat terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing

    penambangan timah. Logam tanah jarang ini merupakan mineral ikutan yang tergabung di

    dalamnya seperti monazite,xenotime dan zircon yang mengandung unsur radioaktif

    uranium dan torium. Logam tanah jarang di Babel juga merupakan bahan baku penting

    untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Tin slag I saja kadar timahnya hanya

    berkisar 15 hingga 20 persen, sedangkan tin slag II diperkirakan kadar timahnya hanya

    mencapai lima persen dan selebihnya adalah mineral ikutan yang memiliki nilai ekonomis

    cukup tinggi.

    18

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://google.com

    http://id.wikipedia.org

    http://helenraflis.wordpress.com/2011/05/23/sekilas-tentang-tanah-jarang/

    http://minerals.usgs.gov.

    http://www.world-nuclear.org/info/inf62.html.Thorium.

    http://infotambang.com/mineral-tanah-jarang-ree-rare-earth-elements-or-rare-earth-minerals-p462-151.htm http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/produk-hasil-galian-tambang.html

    iv