abstrak - jurusan akuntansi feb...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Pendanaan dari Luar Perusahaan dan Modal Sendiri
Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Property and Real Estate
yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia
Oleh :
Doni Budi Saputra
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pendanaan dari luar perusahaan, dan modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan property and real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2006-2010. Sampel yang
digunakan penelitian ini sebanyak 22 perusahaan. Sampel diambil dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan
adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS versi 17 for windows.
Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama diperoleh hasil bahwa variabel
independen yaitu Current Liabilities (CL), Long Term Liabilities (LTL), dan
Shareholder Equity (SE), berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas dengan
tingkat signifikansi 0,055. Secara individual CL berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0,011, LTL tidak berpengaruh terhadap
tingkat profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0.654, serta SE berpengaruh
terhadap tingkat profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0,02 dengan
signifikansi alpha yang telah di tetapkan yaitu sebesar 5%.
Kata Kunci : Current Liabilities, Long Term Liabilities, Shareholder Equity,
Return on Invesment.
ABSTRACT
Effect Analysis of Foreign Funding of the Company and Equity Levels Of
Profitability In Property and Real Estate Companies that Go Public In
Indonesia Stock Exchange
By:
Doni Budi Saputra S.
The purpose of this study was to determine whether there is influence from
outside the company's financing, and equity capital to the level of profitability.
In this study the samples used are the property and real estate companies listed on
the Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2006 to 2010. The samples used this
study as many as 22 companies. Samples were taken using a purposive sampling
method. The analytical method used is multiple linear regression analysis model
conducted with the help of a computer program SPSS version 17 for windows.
Based on test results jointly obtained results that the independent variables are
Current Liabilities (CL), Long Term Liabilities (LTL), and Shareholder Equity
(SE), affect the level of profitability with a significance level of 0.055. CL
individually affect the level of profitability with a significance level of 0.011, LTL
has no effect on the level of profitability with a significance level of 0654, as well
as the SE effect on the level of profitability with a significance level of 0.02 with
alpha significance that has been in charge in the amount of 5%.
Keywords: Current Liabilities, Long Term Liabilities, Shareholder Equity,
Return on Investment.
ANALISIS PENGARUH PENDANAAN DARI LUAR PERUSAHAAN DAN
MODAL SENDIRI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA
(Skripsi)
Oleh :
Nama : DONI BUDI SAPUTRA
NPM : 0541031133
Jurusan : AKUNTANSI
Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt
Pembimbing II : Ninuk D. Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan ekonomi yang ketat, membuat manajemen perusahaan untuk
menampilkan kinerja terbaik, agar tidak mengalami ketepurukan, karena baik
buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar dan juga
mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari
perusahaan. Aktivitas perusahaan berkembang mulai dari fungsi yang
memfokuskan pada bagaimana cara memperoleh dana sampai kepada fungsi
pengguna dana. Perolehan dana dan pemanfaatan dana dalam proses aktivitas
perusahaan bertujuan untuk pencapaian laba perusahaan.
Pasar modal merupakan tempat sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
dana perusahaan. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang.
Dana yang di terima oleh perusahaan untuk membeli aktiva untuk memproduksi
barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan
prnjualan, untuk piutang dagang untuk mengadakan persediaan kas dan memberi
surat berharga yang sering di sebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan
transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan (Riyanto, 2004).
Pencapaian kesuksesan perusahaan dalam memperoleh laba di pengaruhi juga
dengan faktor fungsi keuangan yang dikelola dengan oleh pihak manajer
keuangan. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam
perusahaan.
Dengan berkembangnya teknologi dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan
yang go public, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang sangat penting.
Kekurangan modal akan kesulitan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya.
modal yang berlebihan juga dapat menimbulkan kerugian perusahaan, karena
menunjukkan adanya sejumlah dana yang tidak produktif sehingga dapat
mengurangkan laba perusahaan.
Dalam Riyanto (2004) untuk pemenuhan kebutuhan dana perusahaan diperlukan
modal, modal tersebut dapat berasal dari modal sendiri dan dana dari luar
perusahaan. Modal sendiri dapat terdiri dari modal saham, cadangan, serta
keuntungan, sedangkan pendanaan dari luar perusahaan berasal dari pinjaman
jangka pendek (hutang jangka pendek) dan pinjaman jangka panjang (hutang
jangka panjang).
Pendanaan dari luar perusahaan merupakan unsur yang penting dalam
menjalankan produksi suatu perusahaan guna melakukan ekspansi yang lebih
dengan menciptakan atau peluang baru, tetapi apabila pihak manajemen tidak
berhati-hati dalam mengelola pinjamannya maka yang akan terjadi bencana
dimasa yang akan datang. Semakin proposi hutang dalam struktur modal, semakin
besar laba yang akan digunakan untuk membayar bunga dan semakin besar pula
resiko bagi kelangsungan operasi perusahaan. Di samping itu perlu diperhatikan
juga apakah setelah mendapatkan pinjaman, perusahaan mampu menciptakan laba
yang lebih besar dan tetap efisien.
La Masidonda (2001) mengemukakan bahwa perusahaan yang lebih besar akan
lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Pernyataan
ini menjelaskan bahwa aktivitas perusahaan yang selalu berkembang dengan baik
dan menghasilkan yang bagus memudahkan perusahaan ini mendapat pinjaman
sehingga perusahaan dengan mudah mendapatkan pinjaman dari kreditur untuk
menanamkan modalnya.
Penelitian serupa mengenai pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan modal
sendiri terhadap tingkat profitabilitas pernah dilakukan oleh Kojanah (2006),
namun terdapat perbedaan dalam sampel dan tahun periode yang diteliti sedikit,
sedangkan pada penelitian ini penulis lebih menggunakan lebih banyak, periode
laporan keuangan dan sampel yang berbeda dapat diharapkan akan menghasilkan
satu kesimpulan penelitian yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, dan pentingnya pendanaan dari luar perusahaan dan
modal sendiri dalam kegiatan operasi perusahaan, maka penulis tertarik
mengajukan judul “Analisis Pengaruh Pendanaan dari Luar Perusahaan dan
Modal Sendiri Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Property
and Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh pendanaan dari luar perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas pada perusahaan Property and Real Estate yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pendanaan dari modal sendiri terhadap tingkat
profitabilitas pada perusahaan Property and Real Estate yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia?
1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan alur pembahasan yang baik dan terarah sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai, maka ruang lingkup penelitian dibatasi seebagai berikut:
a. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan property and real
estate yang go public.
b. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2006, 2007,
2008, 2009, dan 2010.
c. Pendanaan yang di maksud adalah pendanaan dari luar perusahaan atau
pendanaan dari pihak ketiga (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang) dan modal sendiri.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai falam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bukti empiris pendanaan dari luar perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada
perusahaan Property and Real Estate yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia?
2. Untuk mengetahu bukti empiris pendanaan dari modal sendiri mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan
Property and Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia?
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh pendanaan dari luar perusahaan
dan modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas.
2. Bagi masyarakat, khususnya di lingkungan perguruan tinggi, hasil peneltian ini
diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mengembangkan dan menganalisis lebih jauh studi tentang hal-hal yang
berkaitan.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Laporan Keuangan
Kondisi keuangan suatu perusahan dapat diketahui dengan melihat dan
menganalisis dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan. Pada
dasarnya laporan keuangan yang disusun dan disajikan untuk semua pihak,
merupakan suatu alat komunikasi untuk menggambarkan dan
mengkomunikasikan informasi tentang keuangan dan kegiatan tahunan suatu
perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan.
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.1 Revisi 2009 dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan, yaitu:
Laporan keuangan merupakan bagian proses dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan yang tercantum dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.1 Revisi 2009 adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2.1.3 Komponen Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 Laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari unsur-unsur berikut ini:
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu waktu tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan
ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan penjualan, serta berbagai biaya
dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Dengan
demikian maka laporan laba rugi menunjukkan laporan selama satu periode.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menyajikan peningkatan dan
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas beguna untuk meneliti kecermatan dari transaksi arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya, dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, dan pendanaa. Selain itu informasi arus
kas histori sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian
arus kas masa depan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencangkup informasi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan
lain yang diperlukan untuk menghasilkan laporan keuangan secara wajar.
2.1.4 Analisa Laporan Keuangan
Penggunaan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah menstandarkan
informasi yang dianalisis sehingga dapat dibuat perbandingan rasio dalam
perusahaan yang berbeda atau mungkin dalam perusahaan yang sama pada
periode waktu yang berlainan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diartikan
sebagai prestasi yang telah diwujudkan melalui kerja yang telah dilakukan secara
maksimal yang dituangkan dalam suatu laporan laba rugi, neraca, dan laporan
perubahan modal yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui
kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu.
Hanafi dan Halim dalam pradana (2007), membagi rasio keuangan menjadi lima
kelompok. Pembagian rasio keuangan tersebut karena terdapat perbedaan tujuan
dan harapan yang ingin dicapai oleh pihak internal (manajemen) dengan pihak
eksternal, dalam hal ini adalah investor. Kelima analisis rasio tersebut secara
umum untuk mengetahui gambaran prospek dan resiko yang akan dihadapi
perusahaan di masa mendatang. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi
ekspektasi investor terhadap perusahaan di masa mendatang. Lima kelompok
rasio keuangan tersebut adalah :
1.) Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva
lancar, yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang, dan persediaan.
2.) Rasio aktivitas, merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
Dengan kata lain, rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya
telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan
rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat
efisiensi perusahaan dalam industri.
3.) Rasio Solvabilitas, merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini
mengukur likuiditas perusahaan untuk jangka panjang, sehingga rasio ini
berfokus pada sisi kanan neraca. Apabila total hutang lebih besar daripada
total aset, maka perusahaan dikatakan tidak solvabel. Ada beberapa
macam rasio solvabilitas, antara lain rasio total hutang terhadap total aset,
rasio time interest earned, dan rasio fixed charges coverage.
4.) Rasio profitabilitas, merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bagi investor jangka
panjang, rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan
yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Rasio ini akan
dibahas tersendiri, karena merupakan bagian dari penelitian.
5.) Rasio pasar, merupakan rasio yang membandingkan harga pasar terhadap
nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak dilihat berdasarkan sudut
pandang investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga
berkepentingan terhadap rasio ini. Ada beberapa macam rasio pasar, antara
lain PER (Price Earning Ratio), dividend yield, dan pembayaran dividen
(dividend payout).
2.1.5 Pecking order theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha
menerbitkan sekuritas pertama dari internal fund, retained earning, kemudian
utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers dalam Darminto dan adler,
2008). Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal
didasarkan pada defisit pendanaan internal.
a) Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut
diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan.
b) Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih
pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang
paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas
hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham
biasa.
c) Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan
menetapkan jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh
seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
d) Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan
dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
bertumbuh, maka perusahaan akan mengambil portofolio
investasi yang lancar tersedia.
Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking
order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak
memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh
kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai
tingkat hutang yang kecil.
Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manajer korporat, bukan
pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory
mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Kalau bisa
memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh sorotan dan
publisitas publik sebagai akibat penerbitan saham baru. Dasar pemikirannya
didasarkan pada penjelasan berikut ini Myers (dalam Mutaminah, 2003) :
a) Para manajer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor
luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham
mereka adalah undervalued.
b) Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan
mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
c) Para manajer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas
sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekuitas hanya pada
harga discount.
d) Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan
membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan
kesempatan bertumbuh yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “Fair
Price”.
e) Pertimbangan biaya emisi, biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi
saham baru hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan
harga saham lama.
2.2 Profitabilitas
2.2.1 Pengertian
Profitabilitas menurut Munawir (2004) mengemukakan bahwa: “Profitabilitas
(Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba.”
Definisi lain mengenai profitabilitas menurut Sartono (2001) berpendapat:
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.Berdasarkan
dari definis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil akhir
bersih dari serangkaiam kebijakan dan keputusan yang diambil perusahaan dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan efektifitas manajemen.
2.2.2 Pengukuran Profitabilitas
Dalam kesempatan ini akan di uraikan untuk mengukur profitabilitas suatu
perusahaan digunakan rasio-rasio profitabilitas. Menurut Sofyan Syafri Harahap
(2007) rasio profitabilitas mencangkup :
1. Return on Asset, digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.
2. Return on Equity, digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh hasil atas modal.
3. Return on Investment (ROI), rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh
laba bersih bila di ukur dari modal pemilik.
4. Net Profit Margin (NPM), digunakan untuk mengukur kemampuann laba
yang di capai
5. Gross Profit Margin (GPM) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam meminimalisasi harga pokok penjualan dengan penjualan
yang dilakukan perusahaan.
Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan Return on Investment (ROI),
karena ini dianggap dapat mewakili tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Semakin besar ROI maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
dan semakin besar pula posisi tersebut dari segi penggunaan aset.
2.3 Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (Current Liabilities), yaitu kewajiban perusahan yang
pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. (Munawir, 2004)
Hutang jangka pendek terdiri dari :
1. Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian
barang secara kredit.
2. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang
diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah
tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
3. Hutang pajak berlaku untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak
pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.
4. Biaya Yang Masih harus Dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi
tetapi belum dilakukan pembayarannya.
5. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian (seluruh)
hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena
harus segera dilakukan.
6. Penghasilan yang diterima dimuka (Defered Revenue), adalah penerimaan
uang yang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.
Fransiska (2009), yang meneliti pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan
modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan food and beverage
tahun 2003-2006, menemukan hutang jangka pendek tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas. Sehingga dana yang di peroleh dari hutang jangka
pendek tidak akan meningkatkan laba.
Mengacu hal tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis pertama:
H1 : Hutang jangka pendek berpengaruh terhadap tingkat Profitabilitas.
2.4 Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang (Long Term Liabilities) adalah kewajiban keuangan yang
jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) harus di lunasi dalam waktu lebih
dari satu tahun. Hutang jangka Panjang meliputi :
1. Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang,
dimana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal
tertentu:
- Obligasi Biasa (Bonds)
Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur
dalam waktu tertentu dengan tidak memandang apakah debitur
memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya bunga obligasi dibayar dua
kali setiap tahunnya.
- Obligasi Pendapatan (Income Bonds)
Income bonds adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunganya hanya
dilakukan pada waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat
obligasi tersebut mendapatkan keuntungan.
- Obligasi Yang Dapat Ditukarkan (Convertible Bonds)
Convertible Bonds adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada
pemegang surat obligasi tersebut untuk suatu saat tertentu menukarkannya
pada saham dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Pinjaman Hipotik
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi utang
(kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu baarang yang tidak bergerak. Agar
supaya bila pihak tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan
diberi hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutupi kewajibannya.
Kojanah (2006), yang meneliti pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan
modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan food and beverage
tahun 2002-2004, menemukan hutang jangka pendek tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas. Dengan demikian dana yang di peroleh dari hutang
jangka pendek tidak akan meningkatkan laba.
Mengacu hal tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis kedua:
H2 : Hutang jangka panjang berpengaruh terhadap tingkat Profitabilitas.
2.5 Modal
1. Pengertian Modal
Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
yang ditujukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan.
(Munawir, 2004)
2. Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan (sumber intern) yaitu dalam
bentuk keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan (sumber ekstern) yaitu dari
pemilik perusahaan. Modal yang berasal dari pemilik perusahaan, ada berbagai
macam bentuknya, menurut bentuk hukum dari perusahaan yang berbentuk
perusahaan terbatas terdiri dari
A. Modal Saham
Saham sering diartikan sebagai: Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Suatu surat
berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum
terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001)
B. Jenis-Jenis Saham
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin
dan Hadianto, 2001), yaitu:
a. Saham Biasa (common stocks)
Merupakan saham yang menetapkan pemiliknya paling yunior dalam hal
pembagian deviden dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak
dikenal dan diperdagangkan di pasar.
b. Saham Preferen (preferred stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga mendatangkan hasil
seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen
serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut
dan membayar deviden. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak
pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, deviden tetap selama masa
berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham
biasa.
C. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah milik para pemegang saham yang disetorkan kembali kepada
perusahaan, maka laba yang tidak dibagi merupakan “pinjaman” dari pemegang
saham.
D. Laba (Rugi) Masa Berjalan
Setiap masa berjalan, perusahaan memperoleh keuntungan (menderita rugi).
Keuntungan itu merupakan selisih antara hasil penjualan yang diperoleh selama
waktu tertentu, misalnya satu tahun, dengan seluruh biaya dan pengeluaran selama
masa yang sama. Sebelum dibagikan kepada para pemegang saham, keuntungan
sesudah pajak masih tertahan diperusahaan dan dapat dipergunakan sebagai
sumber dana. Sisa laba tahun berjalan yang tidak dijadikan deviden ditambahkan
pada saldo kumulatif laba yang ditahan. Apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan, jumlah modal sendiri perusahaan akan lebih besar dari tahun
sebelumnya.
Beberapa ciri dari modal sendiri dijelaskan oleh Curt Sanding yang di kutip oleh
Bambang Riyanto (2001):
1. Modal yang ditarik dan berkepentingan terhadap kelancaran dan
keselamatan perusahaan.
2. Modal yang dengan kekuasaannya dapat mempengaruhi politik
perusahaan.
3. Modal yang mempunyai hak atas laba sesudah pembayaran bunga kepada
modal asing.
4. Modal yang digunakan didalam perusahaan untuk waktu yang tidak
terbatas atau tidak tertentu lamanya.
5. Modal yang menjadi jaminan dan haknya adalah sesudah modal asing di
dalam likuidasi.
Fransiska (2009), yang meneliti pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan
modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan food and beverage
tahun 2003-2006., menemukan bahwa modal sendiri berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas. Dengan demikian modal sendiri yang dimiliki
pemegang saham akan meningkatkan laba perusahaannya.
Dengan mengacu hal tersebut dapat disimpulkan hipotesis ketiga:
H3 : Modal Sendiri berpengaruh terhadap tingkat Profitabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan
masing-masing perusahaan yang termasuk dalam sampel tahun 2006 sampai 2010.
Data mengenai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), sedangkan data berupa laporan
tahunan diperoleh melalui akses internet pada masing-masing website perusahaan
atau pada www.idx.co.id, maupun dari sumber lain yang mendukung serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang go-publik di Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki
karakteristik sama dengan populasinya, diambil dari sumber data penelitian.
Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling yaitu
sampel yang memenuhi kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel representatif.
Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
No Penjelasan Jumlah
1 Sampel yang dipilih adalah perusahaan property and
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2006-2010.
45
2 Perusahaan property and real estate yang mempunyai
Return on Investment (ROI) benilai negatif.
(23)
Sehingga dari penjelasan tersebut hanya diperoleh sampel sebanyak 22
perusahaan Property and Real Estate yang mempunyai Return on Investment
(ROI) bernilai positif berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2010.
Tabel 1. Perusahaan Property and Real Estate yang mempunyai ROI bernilai
positif
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT. Alam Sutera Reality Tbk. asri
2 PT. Bakrieland Development Tbk. elty
3 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. bapa
4 PT. Bumi Serpong Damai Tbk. bsde
5 PT. Ciputra Development Tbk. ctra
6 PT. Ciputra Surya Tbk. ctrs
7 PT. Cowell Development Tbk. cowl
8 PT. Duta Anggada Realty Tbk. dart
9 PT. Duta Pertiwi Tbk. duti
10
PT. Gowa Makassar Tourism Developmnet
Tbk. gmtd
11 PT. Intiland Development Tbk. dild
12 PT. Jaya Real Property Tbk. jrpt
13 PT. Lamicitra Nusantara Tbk. lami
14 PT. Lippo Cikarang Tbk. lpck
15 PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk. psab
16 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. pjaa
17 PT. Perdana Gapura Indah Tbk. gpra
18 PT. Pudjiadi & Sons Tbk. pnse
19 PT. Pudjiadi Prestige Tbk. pudp
20 PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. rbms
21 PT. Summarecon Agung Tbk. smra
22 PT. Suryainti Permata Tbk. siip
3.3 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Tidak Bebas (Dependen Variabel)
Dalam penelitian ini, variabel dependen diambil dari tingkat profitabilitas
perusahaan. Penelitian ini akan dilakukan perbandingan antara tingkat
profitabilitas untuk melihat bagaimana pengaruh pendanaan dari luar perusahaan
(hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dan modal sendiri.
Tingkat profitabilitas perusahaan dinyatakan dalam Return on Investment (ROI)
yang diperoleh rumus :
ROI = Earning After Tax (EAT)
Total Aktiva
2. Variabel Bebas (Independen Variabel)
Variabel independen yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah, hutang jangka pendek (Current
Liabilities), hutang jangka panjang (Long Term Liabilities) dan modal sendiri
(Shareholder’s Equity) dari tahun ke tahun.
a. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek sebagai variabel CL (current liabilities), dimana dalam
variabel ini aktiva lancar dapat dapat membayar kewajiban lancarnya. (Harahap,
2007)
Untuk menganalisis pengaruh hutang jangka pendek dengan profitabilitas maka
rasio yang akan mewakilinya adalah :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang lancar
b. Hutang jangka panjang
Hutang jangka pendek sebagai variabel LTL (long term liabilities), Untuk
menganalisis pengaruh hutang jangka panjang dengan profitabilitas maka rasio
yang akan mewakilinya adalah :
Debt to Equity Ratio= Total Hutang
Modal
(Harahap, 2007)
c. Modal Sendiri
Modal Sendiri sebagai variabel SE (shareholder’s equity), Untuk menganalisis
pengaruh modal sendiri dengan profitabilitas maka rasio yang akan mewakili
modal sendiri adalah :
Primary Ratio = Equity Capital
Total Aktiva
(Harahap, 2007)
3.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda untuk melihat
pengaruh beberapa variabel independen dinyatakan dengan notasi X, terhadap
variabel dependen dinyatakan dengan notasi Y, berdasarkan perkembangan secara
proporsional. Model alat analisis ini dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan : Y = Return on Investment
a = Konstanta
b1-b3 = Koefisien Regresi
X1 = Current Liabilities
X2 = Long Term Liabilities
X3 = Shareholder’s Equity
e = Error
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan SPSS.17.0
3.5 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah data
memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias
mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang
dilakukan adalah uji Normalitas, uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, dan
uji Autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, (Ghozali,
2007). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data
berdistribusi normal atau tidak mengunakan analisis statistik non-parametrik One-
Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan
sebaliknya, jika p-value lebih kecil dari 0,05, maka data tersebut berdistribusi
tidak normal.
b. Uji Multikolineraritas
Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, (Ghozali, 2007). Untuk
menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi
antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor
(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan
nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa
variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan
objektif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas, (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada
periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi, (Ghozali, 2007).
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dls), maka koefisien
autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
Hutang Jangka
Pendek
(X1)
Modal sendiri
(X3)
Hutang Jangka
Panjang
(X2)
Tingkat
Profitabilitas
(Y)
H1
H2
H3
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Property
and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan yang
digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah di audit
diperoleh dari www.idx.co.id.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pemilihan sampel dari populasi yang ada.
Sampel yang digunakan adalah 22 perusahaan yang dipilih melalui metode
purposive judgement sampling. Informasi akuntansi yang digunakan adalah
informasi laporan keuangan yang telah diaudit per 31 Desember selama periode,
yaitu tahun 2006 sampai 2010.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Liabilities, Long Term Liabilities dan Shareholder’s Equity perusahan. Sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah Return On Investment.
Data yang diperoleh terlebih dahulu diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
untuk mengetahui besarnya perubahan rasio keuangan perusahaan dari tahun 2006
sampai 2010. Data-data tersebut telah dihitung dengan program Microsoft Excel
sebelum dilakukan analisis dengan bantuan SPSS versi 17.0 sehingga diperoleh
perubahan masing-masing variabel.
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan
standar deviasi perbandingan antara variabel-variabel independen, yaitu pengaruh
Current Liabilities (CL), pengaruh Long Term Liabilities (LTL), pengaruh
Shareholder’s Equity(SE) terhadap tingkat Profitabiliitas (ROI).
Statistik deskriptif dari data penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ROI 110 .03 13.44 3.7600 3.20149
CL 110 .11 21.09 2.3287 3.08118
LTL 110 .05 183.74 2.8989 17.43145
SE 110 .00 .95 .4779 .19008
Sumber : lampiran output spss
Berdasarkan tabel Descriptive Statistics diatas dapat dilihat bahwa variabel
dependen, yaitu ROI pada sektor property and real estate memiliki rata-rata
sebesar 3,7600 dengan deviasi standar 3,20149. Sedangkan variabel indepeden,
yaitu variabel Current Liabilities (CL) memiliki rata-rata sebesar 2,3287 dengan
deviasi standar sebesar 3,08118, variabel Long Term Liabilities memiliki rata-rata
sebesar 2,8989 dengan deviasi standar sebesar 17,43145, variabel Shareholder’s
Equity memiliki rata-rata sebesar 0,4779 dengan deviasi standar sebesar 0,19008.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi dapat dikatakan menghasilkan estimator yang baik apabila
memenuhi asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada pola perubahan variabel
dependen, yaitu sebagai berikut:
1. Kenormalan Data
2. Tidak terjadi autokorelasi
3. Tidak terjadi heteroskedastisitas
4. Tidak terjadi multikolineritas.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah dilakukan
dalam penelitiam ini:
1. Uji Normalitas
Untuk pengujian normalitas data dilakukan dengan alat uji one-sample Kolmogorov-
Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi lebih dari
5%.
Tabel 4.2.1 Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 110
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.01850874
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.341
Asymp. Sig. (2-tailed) .055
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
Dari hasil pengolahan data, diperoleh variabel CL, LTL, SE dan ROI secara
keseluruhan dengan signifikansi 0,055. Ini Menunjukkan data ini berdistribusi
normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data dapat
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut turut
dilampirkan grafik histogram dan p-plot data yang terdistribusi normal.
Gambar 1.1
Sumber : Output SPSS
Dari grafik histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data mendekati
normal, karena grafik histogram menunjukkan garis diagonal yang tidak menceng
(skewnes) baik ke kiri maupun ke kanan. Berikut hasil uji normalitas dengan
menggunakan grafik p-plot :
Gambar 1.2
Sumber : Output SPSS
Grafik p-plot menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kondisi demikian menunjukkan bahwa
data penelitian terdistribusi secara normal.
2. Uji Autokorelasi
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-
Watson menurut Santoso (2000). Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2.2 Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .333a .111 .086 3.06093 2.278
a. Predictors: (Constant), SE, LTL, CL
b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Output SPSS
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (DW)
sebesar 2,278.
Interpretasi Hasil Autokolerasi
Nilai DW Keterangan
DW<10 Ada korelasi
1,10 < DW < 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 < DW < 2,56 Tidak ada autokorelasi
2,57 < DW < 2,90 Tidak ada kesimpulan
DW > 2,90 Tidak ada autokorelasi
Sumber : Santoso (2000)
Pada tabel Durbin-Watson didapat nilai DW terletak antara 1,55 < 2,278< 2,56
maka koefisien autokorelasi tidak ada autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antara variabel
independen, atau dengan kata lain setiap variabel independen dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Untuk melihat apakah ada kolinieritas dalam
penelitian ini, maka akan dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF).
Menurut Ghozali batas nilai VIF yang diperkenankan adalah maksimal sebesar
10. Dengan demikian nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya
kolinieritas yang tinggi. Nilai VIF dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.2.3 Tabel Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.679 .850 1.974 .051
CL -.279 .108 -.269 -2.590 .011 .778 1.286
LTL -.008 .018 -.043 -.449 .654 .919 1.088
SE 5.765 1.815 .342 3.177 .002 .722 1.384
a. Dependent Variable: ROI
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel
independen memiliki nilai kurang dari 10, yaitu untuk variabel CL sebesar 1,286,
LTL sebesar 1,088, SE sebesar 1,384. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
4. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan ketentuan
bahwa titik-titik yang tersebar pada scatterplot regresi tersebar secara acak baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berikut adalah grafik scatterplot
untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau tidak, dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar :
Gambar 1.3
Sumber : Ouput SPSS
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
berdasarkan masukan variabel ROI.
4.3 Pengujian Regresi
Pengujian terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji bersama–sama
untuk konsep konvensional, dan menggunakan uji parsial untuk uji konsep value
bassed, dimana hasil signifikansi harus di bawah tingkat signifikansi alpha yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Hasil pengujian model regresi dapat dilihat
pada tabel ANOVA sebagai berikut:
Tabel 4.2.4 Tabel ANOVA.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 124.058 3 41.353 4.414 .006a
Residual 993.142 106 9.369
Total 1117.200 109
a. Predictors: (Constant), SE, LTL, CL
b. Dependent Variable: ROI
Sumber: Output SPSS
Dari uji ANOVA (Analysis of Varians) atau uji F, menunjukkan bahwa nilai F
hitung sebesar 4,414 sedangkan F tabel sebesar 2,69 dengan df pembilang = 3, df
penyebut = 106 dan taraf signifikansi α = 0,05, sehingga F hitung > F tabel,
dengan tingkat signifikansi 0,006 < 0,05 sehingga model dapat digunakan untuk
memprediksi ROI. Artinya terdapat pengaruh antara variabel independen Current
Liabilities (CL), dan Long Term Liablities (LTL), Shareholder Equity (SE), secara
bersama-sama terhadap variabel dependen Return On Investment (ROI).
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan uji signifikansi. Uji signifikansi
variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan
uji bersama-sama maupun parsial . Dan variabel independen dikatakan
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen apabila Pvalue dari masing-
masing variabel independen di bawah angka 0,05. Hasil pengujian hipotesis
menggunakan metode regresi linier berganda disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2.5 Pengujian Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.679 .850 1.974 .051
CL -.279 .108 -.269 -2.590 .011 .778 1.286
LTL -.008 .018 -.043 -.449 .654 .919 1.088
SE 5.765 1.815 .342 3.177 .002 .722 1.384
a. Dependent Variable: ROI
Sumber: Ouput SPSS
Pada tabel tersebut dapat dilihat hubungan antara CL, LTL dan SE terhadap ROI
dalam bentuk faktor model yaitu:
ROI = 1,679 -0,279 CL -0,008 LTL + 5,765 SE + ε
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa CL mempunyai sensitivitas sebesar
-0,279 artinya jika CL berubah misalnya sebesar 1%, maka dengan menganggap
variabel lainnya tetap, CL akan mengalami penurunan sebesar -0,279; LTL
mempunyai sensitivitas sebesar -0,008 artinya jika LTL berubah misalnya sebesar
1%, maka dengan menganggap variabel lainnya tetap, LTL akan mengalami
penurunan sebesar -0,008 dan SE mempunyai sensitivitas sebesar 5,765 artinya
jika SE berubah misalnya sebesar 1%, maka dengan menganggap variabel lainnya
tetap, SE akan meningkat sebesar 5,765 . Model regresi ini mempunyai konstanta
sebesar 1,679 hal ini berarti apabila CL, LTL, dan SE mempunyai nilai 0 (nol),
maka ROI akan menjadi 1,679.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.2.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .333a .111 .086 3.06093
a. Predictors: (Constant), SE, LTL, CL
b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2.6 diatas, dapat dilihat nilai adjusted R2 yang diperoleh dari
pengujian regresi yang dilakukan sebesar 0,086. Hal ini menunjukkan bahwa
8,6% keragaman variasi Profitabilitas (ROI) mampu dijelaskan oleh variabel
Hutang Jangka Pendek (CL), Hutang Jangka Panjang (LTL) dan Modal Sendiri
(SE) dan sisanya 91,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
4.5 Hasil Analisis
A. Hipotesis 1 (H1): Pengaruh Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities)
terhadap Tingkat Profitabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa tingkat signifikansi CL sebesar
0,011. Karena tingkat signifikasi menunjukkan nilai di bawah 0,05 terdapat
pengaruh CL terhadap tingkat profitabilitas. Hal ini tidak senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kojanah (2006) dan Fransiska (2009) mengenai
analisis pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan modal sendiri terhadap
tingkat profitabilitas pada perusahaan food and beverage. Dimana dana yang
diperoleh dari hutang jangka pendek tidak bisa menaikkan laba perusahaan, tetapi
dalam penelitian ini sesuai dengan pecking order theory (Myers dalam Darminto
dan adler, 2008) dimana pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan
memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang
paling rendah resikonya, dimana salah satunya hutang jangka pendek, karena
perusahaan yang mampu melunasi hutang jangka pendeknya, maka akan menarik
investor untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan untuk meningkatkan
kegiatan operasional perusahaan dan menaikkan laba yang diharapkan
perusahaan.
B. Hipotesis 2 (H2) : Pengaruh Hutang Jangka Panjang (Long Term
Liabilities) terhadap Tingkat Profitabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa tingkat signifikansi LTL sebesar
0,654. Karena tingkat signifikasi menunjukkan nilai di atas 0,05 tidak terdapat
pengaruh LTL terhadap tingkat profitabilitas. Hasil penelitian ini senada yang di
kemukakan oleh Kojanah (2006) dan Fransiska (2009) mengenai analisis
pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan modal sendiri terhadap tingkat
profitabilitas pada perusahaan food and beverage. Dimana hutang jangka panjang
tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Penelitian ini
mendukung pecking order theory (Myers dalam Darminto dan adler,
2008) perusahaan lebih memilih pendanaan dari internal daripada pendanaan
eksternal. Maka hutang jangka panjang tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan demikian hutang jangka
panjang tidak mempunyai hubungan dengan Return on Investment (ROI). Hasil
pengujian ini tidak signifikan diduga disebabkan karena :
1. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan tidak hanya di pengaruhi oleh
pendanaan dari luar peusahaan (LTL), jadi ada kemungkinan manajer
menggunakan faktor yang lain untuk mempengaruhi profitabilitas
perrusahaan.
2. Mungkin disebabkan karena kondisi ekonomi pada penelitian kurang baik,
selain kondisi perekonomian Indonesia yang baru saja bangkit dari
keterpurukan dan belum pulihnya dari krisis ekonomi global, dan kenaikan
harga minyak dunia sampai sekarang. Sehingga manajer cenderung mengatur
pendanaan dari hutang jangka panjang dengan pertimbangan atas kondisi
ekonomi khususnya dalam pertimbangan bunga dalam peminjaman.
C. Hipotesis 3 (H3): Pengaruh Modal Sendiri (Shareholder’s Equity)
terhadap Tingkat Profitabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa tingkat signifikansi Modal sebesar
0,02. Karena tingkat signifikasi menunjukkan nilai di bawah 0,05 terdapat
pengaruh SE terhadap tingkat profitabilitas.Hal ini tidak senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kojanah (2006 ) dan Fransiska (2009) mengenai analisis
pengaruh pendanaan dari luar perusahaan dan modal sendiri terhadap tingkat
profitabilitas pada perusahaan food and beverage . Dimana modal sendiri yang
dimiliki perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan. Dengan demikian modal sendiri mempunyai hubungan
dengan Return on Investment (ROI). Hasil pengujian ini signifikan dikarenakan
jumlah saham yang beredar akan meningkatkan tingkat kepercayaan kepada
investor, oleh karena itu investor akan membeli jumlah saham perusahaan yang
beredar, dan akan menaikkan tingkat profitabilitas perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh
pendanaan dari luar perusahaan (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang), modal sendiri terhadap tingkat profitabilitas perusahaan Property and
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Secara Parsial, pendanaan yang berasal dari hutang jangka pendek dan
modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas. Sedangkan pendanaan yang berasal dari hutang jangka
panjang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas.
2. Secara simultan (bersama-sama) pendanaan yang berasal dari luar
perusahaan (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dan modal
sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas.
B.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik
lagi.
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan
yang berupa data sekunder.
2. Jumlah sampel perusahaan hanya terbatas pada 22 perusahaan yang
terdaftar di BEI dengan periode penelitian selama 5 tahun berturut-turut
yakni tahun 2006-2010.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan
keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini agar dapat mandapatkan hasil yang lebih baik, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan periode penelitian
dengan harapan bias mendapatkan hasil yang lebih reliable sehingga dapat
digunakan untuk analisa jangka panjang.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variable-variabel yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aminatuzzahra. 2010. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE. Skripsi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.
Arief, Bramantyo. 2011. Analisis Pengujian Teori Pecking Order Melalui
Keterkaitan Profitabilitas, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan
Kesempatan Bertumbuh Terhadap Financial Leverage Periode 2006-
2009 (Studi Kasus Pada Emiten Syariah di JII). Skripsi. Fakultas
Ekonomi.Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Tiga. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Khendy, 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Kojanah, 2006. Analisis Pengaruh Modal Asing dan Modal Sendiri Terhadap
Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur (Food and
Beverage) di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Lampung.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Jakarta
Purnomo, Andri Priyo. 2008. Pengaruh Non Perfoming Loan Terhadap Kinerja
Keuangan Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio
Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Tesis. Fakultas
Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan
Penerbit Gajah Mada
Sitanggang, Fransiska. 2009. Analisis Pengaruh Pendanaan Dari Luar
Perusahaan Dan Modal Sendiri Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung.
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung
Universitas Lampung.2008. Format Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi
Revisi ke-3. Universitas Lampung
www.idx.co.id. Diakses tanggal 15-20 Desember 2011. 19.00 WIB
www. wikipedia.com. Laporan Keuangan. PSAK 2009. Diakses tanggal 16
Oktober 2011. 21.30 WIB