abstrak imas suliyanah sistem laporan keuangan...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Imas Suliyanah
Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atau pengelolaan. Karakteristik organisasi pengelola zakat bisa dikategorikan sebagai organisasi nirlaba dan bisa menggunakan standar akuntansi keuangan untuk nirlaba yaitu PSAK No. 45. Namun, karakteristik Lembaga Amil Zakat (LAZ) tidak bisa disamakan persis dengan organisasi nirlaba lainnya. Untuk itu, perlu ada penyesuaian-penyesuaian dalam pelaporan keuangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika; dan mengetahui apakah pelaporan keuangan Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 tentang akuntansi zakat. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data-data berupa laporan keuangan dan hasil wawancara dari manajer akuntansi dan keuangan, dianalisis dengan menggunakan PSAK No. 45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Analisis dilakukan dengan cara mengumpulkan data hasil dokumentasi dan wawancara, menjabarkan proses sistem laporan keuangan, menganalisa proses, menyimpulkan hasil analisisnya.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sistem laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika diawali dengan pencatatan, penggolongan, penjurnalan, pemostingan. Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukkan ke sistem akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan, penerapan akuntansi pada Dompet Dhuafa Republika menggunakan konsep akuntansi dana (fund accounting) dan disajikan dengan modified cash basis. Ada lima laporan keuangan pokok, yaitu: laporan posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana termanfaatkan, serta catatan atas laporan keuangan. Disamping laporan pokok, Dompet Dhuafa Republika juga juga menyusun laporan keuangan per jenis dana yang ada enam jenis yaitu: dana infaq/sedekah, dana pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana jasa giro dan dana wakaf.
Secara teori pelaporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah sesuai dengan Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Dompet Dhuafa Republika melaksanakan akuntansi dengan baik, namun alangkah baiknya jika gain and loss, dan prinsip-prinsip konsolidasi dana juga diungkap dalam catatan atas laporan keuangan. Untuk IAI, hendaknya untuk pembuatan standar akuntansi untuk organisasi pengelola zakat.
i
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرحمن الرحيم
Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokaatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
Taufiq, Hidayah serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini dengan penuh ketekunan dan kesabaran.
Sholawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada manusia istimewa
baginda Nabi Muhammmad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada umat
manusia menuju jalan rahmatan lil ‘alamin.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya tidak sedikit mengalami
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi mulai dari waktu, curahan tenaga dan
pikiran serta usaha dalam mendapatkan, mengumpulkan dan mengelola data dari
nara sumber yang lakukan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat sadar bahwa kehadiran
skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak sekali kekurangan. Dan
berdasarkan perasaan tersebut pula penulis menyadari akan kelemahan dan
kekurangan dalam proses penyusunan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. Hasan Ibnu Hibbab MA, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah
(MD).
3. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
(MD)
4. Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si, selaku Dosen sekaligus Pembimbing
yang telah membimbing dan memberi petunjuk-petunjuk dengan tulus dan
ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Penguji I Drs. H. Hasan Ibnu Hibban MA. dan penguji II Drs. Sugiharto MA.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis dengan penuh dedikasi dan
ketekunan.
ii
7. Segenap Pengurus LAZ Dompet Dhuafa Republika khususnya Ibu Dian
Refiyah, selaku Staff Accaunting Dompet Dhuafa Republika Ciputat, yang
telah memberikan bantuannya dan data yang penulis butuhkan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Seluruh keluarga terutama ayahanda H. M. Nasip dan Ibunda Siti Haninnah
yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan baik moril maupun
materil yang tiada hentinya mendoakan dan mendidik penulis dimasa kecil
hingga saat ini, penulis sangat sadar bahwa kebaikan mereka tidak dapat
terbayar dengan apapun, namun semoga penyelesaian penulisan skripsi ini
dapat mewakili niat penulis untuk membuat mereka tersenyum semoga Allah
SWT menempatkan mereka pada tempat yang mulia, memberikan mereka
ketenangan dan kebahagiaan selama-lamanya.
9. Teman seperjuangan jurusan MD angkatan 2006 yang telah membantu
memberikan motivasi dalam rangka penyusuan skripsi ini, khususnya kepada
Rohayati, Beti, Siti Aminah, Umay dan yang lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal baik rekan-
rekan.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat
memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
para pembaca sekalian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 11
D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 12
E. Metodologi Penelitian.......................................................... 14
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 16
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Sistem
1. Pengertian........................................................................ 19
2. Unsur-unsur..................................................................... 21
B. Laporan keuangan
1. Pengertian........................................................................ 23
2. Karakteristik Laporan Keuangan ................................... 24
3. Fungsi dan Tujuan........................................................... 26
4. Unsur-unsur Laporan keuangan ..................................... 28
5. Jenis-jenis Laporan Keuangan ....................................... 29
6. Pentingnya Laporan Keuangan ...................................... 32
C. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
1. Pengertian........................................................................ 34
2. Lembaga Amil Zakat ...................................................... 35
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat......................................... 36
4. Karakteristik Lembaga Amil Zakat................................. 39
5. Akuntansi dan Pelaporan Lembaga Amil Zakat . ........... 40
iv
v
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA
A. Sejarah Berdiri Dompet Dhuafa Republika ........................ 42
B. Prinsip Dasar ....................................................................... 46
C. Visi, Misi dan Tujuan .......................................................... 46
D. Struktur Organisasi ............................................................. 47
E. Program-program Dompet Dhuafa Republika..................... 49
BAB IV : ANALISIS SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA
A. Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa Republika ............................................................... 62
B. Pelaporan Keuangan pada LAZ Dompet Dhuafa Sesuai dengan PSAK NO.45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah ..................... 82
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 90
B. Saran-saran .......................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang bersifat universal dan berlaku sepanjang
zaman. Islam adalah agama yang datang dengan serangkaian pemahaman
tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup dengan segala
problematika kehidupan manusia, baik dari sisi vertikal maupun horizontal.1
Ajaran Islam sangat luas cakupan dan manfaatnya terhadap keberlangsungan
kehidupan penganutnya. Dari sifat ajaran yang begitu luas, Islam juga
mengatur hal-hal yang umum maupun yang bersifat detail dan sangat teknis.
Untuk mengaplikasikan kepedulian sosial, Islam memberikan sebuah
media yang dikenal dengan sebutan "zakat", melalui media inilah Islam
mengharuskan kepada umatnya yang sudah memenuhi syarat berzakat untuk
merealisasikan kepedulian sosialnya. Selain itu, zakat dapat direalisasikan
apabila sudah tersedia empat unsur penting yang berkaitan langsung dengan
ajaran zakat. Keempat unsur tersebut adalah muzaki (orang yang wajib zakat),
mustahik (orang yang berhak menerima zakat), harta, dan amil (orang/
lembaga pengelola zakat). Untuk yang disebut terakhir ini dituntut harus
tanggungjawab (accountable) dan transparan. Selain itu, institusi amil zakat
1 Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h.
2
1
2
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa lembaga amil zakat memiliki arti
penting dalam pengelolaan dana zakat, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat at-Taubah: 60 berikut:
☺ ☺
☺ ⌧ ⌧ ☺
Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu”alaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”.
Salah satu dari delapan ashnaf (golongan) penerima zakat adalah amil,
sehingga peran serta amil sebagai orang yang bekerja untuk segala yang
berurusan dengan zakat menjadi penting. Untuk itu seorang amil dituntut untuk
melaksanakan tugasnya secara professional dan amanah, sehingga optimalisasi
penghimpunan dan penyaluran dana zakat dapat tercapai.
Pengelolaan zakat bukan semata-mata dilakukan secara individual dari
muzakki langsung diserahkan kepada mustahik, akan tetapi pengelolaan zakat
lebih baik dikelola oleh lembaga yang benar-benar khusus menangani zakat,
yang memenuhi sebuah persyaratan tertentu yang disebut dengan amil zakat.
Amil zakat inilah yang memiliki tugas melakukan sosialisasi kepada
3
masyarakat untuk melakukan penagihan dan pengambilan serta
mendistribusikannya secara tetap dan benar.2
Di Indonesia, keberadaan petugas zakat untuk pertama kali diangkat
oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama No.4 Tahun
1986 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, yang diikuti dengan Instruksi
Menteri Agama No.16 Tahun 1968 tentang Pedoman Pelaksanaan, dan
Penjelasan Peraturan Menteri Agama No.4 Tahun 1968. Saat ini pengelolaan
zakat diatur dalam UU No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.3
Kurangnya pemahaman dan keutamaan dalam penyaluran zakat melalui
lembaga amil zakat oleh para muzakki, sehingga pemilihan penyalurannya
secara langsung merupakan dampak buruk bagi pertumbuhan lembaga amil
zakat. Proses pendidikan ini seharusnya didorong oleh dua pihak yaitu muzakki
yang sejak dini dapat memberikan kepercayaan pengelolaan dana zakatnya
kepada lembaga amil zakat dan mustahik yang bersedia diberdayakan dari
dana zakat namun tidak hanya untuk menjadi mustahik selamanya tapi siap
menjalankan perubahan menjadi mustahik yang produktif.
Terdapat dua faktor yang mendasari alasan muzakki tidak menyalurkan
dana zakatnya melalui lembaga amil zakat, yaitu:
1. Faktor kebiasaan turun temurun. Pemberian dana zakat secara langsung
kepada mustahik sudah menjadi kebiasaan sebagian besar muslim di tanah
2 Didin Hafidudin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
h. 52 cet 1 3 Mukhtar Zarkasi, Mungkinkah Pengelolaan Zakat Tanpa Melibatkan LAZ, (INFOZ No
10), h. 2
4
air. Contohnya adalah tragedi penyaluran zakat oleh H. Syaichon
Pengusaha Sarang Walet Pasuruan. Adapun kebiasaan keluarga besar H.
Syaichon setiap tahunnya sulit untuk dirubah karena menurutnya akan ada
konsekuensi sosial yang harus ditanggung.4
2. Faktor ketidakpercayaan. Yaitu muzakki memiliki kekhawatiran terhadap
kinerja kerja lembaga amil zakat yang masih bercorak konvensional dan
tidak professional. Hal tersebut dikarenakan adanya citra negatif terhadap
suatu lembaga pengelola zakat yang terbukti kurang amanah dalam
pengelolaannya sehingga muzakki memilih cara sendiri dalam menunaikan
zakatnya.
Di satu sisi bahwa kesadaran masyarakat terhadap zakat masih sangat
terbatas, kalaupun jumlah umat Islam yang berzakat bertambah namun tidak
diikuti dengan kesadaran untuk berzakat melalui lembaga. Secara umum ada
beberapa kelemahan yang cukup mendasar yang terjadi dilembaga-lembaga
pengelola zakat dilihat dari aspek keamanahan, professionalisme dan sumber
daya manusia.
Salah satu sebab belum begitu terlihatnya kesadaran umat Islam
menyalurkan zakat melalui lembaga karena dianggap lembaga-lembaga zakat
tidak amanah dalam menyalurkan dana zakat. Asumsi sebagaian besar
4 Fatih Abdul Aziz, “Edukasi Zakat dan Tragedi Kemanusiaan Pasuruan”, artikel
diakses pada 21 Desember 2009 dari Http//www.pkpu.or.id
5
masyarakat mengatakan bahwa dana zakat lebih banyak tersalur kepada
pengurus dibanding kepada mustahik.5
Untuk menjadikan sebuah lembaga amil zakat yang selalu menjunjung
tinggi professional dalam bekerja. Didin Hafidudin menjelaskan lima (5)
keunggulan penyaluran zakat melalui Lembaga Amil Zakat, yaitu6:
1. Lebih sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat.
3. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan
langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
4. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
pendayagunaan zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat.
5. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan
pemerintah yang Islami.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin kritis, kini
terjadi seleksi alam atas keberadaan yayasan atau lembaga nirlaba. Masyarakat
menuntut diterapkannya good governance atau tata kelola organisasi yang baik
pada yayasan. Pada pelaksanaaannya prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas harus dapat dibuktikan.7
Lembaga amil zakat sebagaimana lembaga nirlaba, tidak berorientasi
pada profit laba operasionalnya. Namun hal tersebut tidak berarti tidak akan
5 Haryono, Tinjauan Kritis Terhadap Lembaga Pengelola Zakat , artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2010 dari Http/www/dsim.or.id 193.
6 Didin Hafidudin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) cet 1, h. 54
7 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2005), h. 5
6
ada perputaran arus kas dan tidak ada pencatatan keuangannya. Lembaga amil
zakat akan mendapatkan kepercayaan masyarakat lebih khususnya muzakki
jika memiliki laporan keuangan yang accountable dan transparan. Disinilah
pentingnya laporan keuangan sebagai alat komunikasi bagi manajemen untuk
mempertanggungjawabkan kinerjanya pada pihak-pihak yang berkepentingan,
penyedia informasi dan penilaian kinerja manajemen.8
Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang melayani
kepentingan publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. Sebagai
organisasi sektor publik tentu saja Lembaga Amil Zakat memiliki stakeholders
(Pihak yang berkepentingan) yang sangat luas. Konsekwensinya Lembaga
Amil Zakat dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan
kepada semua fihak yang berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan
informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada stakeholders terutama
mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu kreteria yang menentukan
tingkat akuntabilitas dan aksesibilitas lembaga. Jika keterpercayaan publik
kepada lembaga tetap terjaga, maka pada akhirnya masyarakat akan terus
menyalurkan dananya lewat lembaga.9
Akuntabilitas lembaga amil zakat berkaitan erat dengan pengelolaan
keuangan yang baik. Begitu pula, pengelolaan keuangan yang baik berkaitan
erat hubungannya dengan pemberlakuan akuntansi dalam pengelolaan
8 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), h. 56 9 Ine Dwiyanti, Akuntabilitas Lembaga Zakat, di akses pada tanggal 10 Juni 2010 dari
http://inedwiyanti.wordpress.com
7
keuangan tersebut. Bagi para pihak ingin mengetahui pengelolaan keuangan
yang baik dari sebuah lembaga amil zakat. Salah satunya dapat dilihat dari
laporan keuangan yang dibuat oleh lembaga tersebut.
Salah satu unsur penting dalam kinerja lembaga zakat adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu
proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atau
pengelolaan perusahaan.10
Laporan keuangan Lembaga Amil Zakat harus berbasis pada standar
laporan keuangan atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Laporan tersebut meliputi; Laporan pelaksanaan tugas per tahun Lembaga
Amil Zakat berupa laporan keuangan yang telah diaudit kantor akuntan publik
dan disampaikan selambat-lambatnya setelah tahun buku berakhir, Laporan
Keuangan sekurang-kurangnya terdiri atas Neraca (Laporan Posisi Keuangan),
Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus
Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Keuangan disusun
berdasarkan standar akuntansi keuangan.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45
dinyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota lembaga, kreditur dan pihak lain yang menyediakan
10 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 38
8
sumber daya bagi lembaga nirlaba.11 Dan dijelaskan juga bahwa laporan
keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, pada akhir
periode, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
dan catatan atas laporan keuangan.12
Salah satu lembaga nirlaba yang mengelola zakat itu diantaranya adalah
Dompet Dhuafa Republika. Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu
lembaga pengelola zakat yang dikelola secara profesional dan menggunakan
manajemen yang cukup baik, keberadaan Dompet Dhuafa Republika
merupakan wujud dan keinginan atau empati kolektif komunitas jurnalis untuk
mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Selain itu, Dompet
Dhuafa Republika juga adalah lembaga pelopor dalam bentuk kelembagaan
maupun program yang telah banyak dijadikan prototipe oleh lembaga-lembaga
sejenis, dan dari berbagai kekurangan, kelemahan serta keterbatasan kini
sering dijadikan sebagai rujukan oleh Badan dan Lembaga zakat lainnya di
Indonesia dalam mengurus soal zakat, baik pengambilan maupun
pendistribusiannya.
Dompet Dhuafa Republika yang disingkat DD Republika memperoleh
peringkat kedua dalam kategori pendayagunaan dana dan peringkat pertama
untuk kategori transparansi dalam Zakat Award 2004. Berdasarkan laporan
keuangan periode Ramadhan 1430 H. yang telah diaudit pengumpulan dana
11 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), h. 58 12 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Jakarta: IAI, 1998, h. 12
9
zakat mencapai Rp 24.9378.644.734,67 besarnya dana yang berhasil
dihimpun,13 menunjukan DD Republika merupakan salah satu lambaga amil
zakat di Indonesia yang mendapat tempat dan dukungan yang besar dari
masyarakat, tentunya masyarakat Indonesia menaruh harapan besar pada
lembaga tersebut guna berperan serta membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Sebagai sebuah lembaga nirlaba yang cukup besar Dompet Dhuafa
Republika mempunyai tanggungjawab yang besar pula terhadap tugas yang
diembannya. Bidang layanan yang dimasuki merupakan bidang yang
berhubungan dengan umat sehingga lingkungan yang dihadapi juga lebih luas
dan komplek, manajemen yang dituntut untuk selalu meningkatkan
pelayanannya dengan efektif dan efisien, tentunya bukan perkara yang mudah.
Begitu pula untuk terus mendapat dukungan masyarakat, lembaga juga dituntut
untuk dapat menciptakan good governance, sebagai bentuk penciptaan
akuntabilitas publik.
Namun demikian dapat dimungkinkan lembaga-lembaga amil zakat
belum menerapkan secara penuh sistem pelaporan keuangan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan
keuangan organisasi nirlaba. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang
lembaga amil zakat yang accountable dan kepatuhan lembaga amil dalam
penyusunan laporan dana zakat yang terhimpun dan tersalurkan secara benar
13 Dompet Duafa Republika, Sehat itu Mahal: Laporan Keuangan,(Jakarta: Newsletter
Donatur Dompet Dhuafa Republika Masakini : periode bulan Rabiul akhir, 1431), h. 50
10
dan syariah, maka peneliti ingin menganalisa sistem laporan keuangan
lembaga amil zakat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis
ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu, skripsi ini penulis
beri judul : “Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa Republika”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-
batasan mana dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah
ini berguna untuk mengidentifikasi, faktor mana saja yang tidak termasuk
dalam ruang lingkup masalah penelitian14. Untuk memperjelas dan
memberi arah yang tepat dalam pembahasan dan tidak terjadi
kesalafahaman dalam memahami isi, maka penulis memberikan batasan
yaitu mengenai sistem penyusunan laporan keuangan Lembaga Amil
Zakat.
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem laporan keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Dompet Dhuafa Republika?
14 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian Sosial, (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2006), h. 23
11
2. Apakah pelaporan keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet
Dhuafa Republika sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi
Zakat, Infak/sedekah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian
a. Untuk mengetahui secara langsung sistem laporan keuangan
Lembaga Amil Zakat pada Dompet Dhuafa Republika.
b. Untuk mengetahui pelaporan keuangan Dompet Dhuafa Republika
telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan
memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat,
Infak/sedekah.
2. Manfaat dari penelitian
a. Dari segi Akademis
1) Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan.
2) Acuan teoritis bagi akademis yang hendak melakukan riset
sejenis
12
b. Dari segi praktis
1) Dapat memberikan pengetahuan kepada penulis tentang
sistem laporan keuangan lembaga zakat.
2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih
meningkatkan profesionalitas dalam penerapan laporan
keuangan pada lembaga zakat khususnya LAZ Dompet Dhuafa
Republika.
3) Dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk
menyalurkan dana zakat melalui lembaga zakat.
D. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan penulis mengadakan penelitian
kebeberapa karya ilmiah diantaranya:
1. Hukum Islam Terhadap Akuntansi dan Laporan Keuangan Lembaga
Pengelola Zakat ( Studi laporan keuangan pada Pos Keadilan Peduli
Umat), oleh Wiwi Hawilah, Program Studi Manajemen Ekonomi Islam
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2003. Pada penelitian tersebut penulis memaparkan pembahasan
tentang pelaksanaan akuntansi dan laporan keuangan lembaga amil
zakat yang ditinjau dari hukum Islam dan Undang-undang No.38 tahun
1999.
13
2. Efektivitas Pengelolaan Zakat Melalui Lembaga Amil Zakat ( Studi
kasus Baitul Maal Mu’amalat Jakarta), oleh Jamalulail, Program Studi
Manajemen Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2003. Membahas tentang perkembangan
LAZ di Indonesia dan peran serta Baitul Maal Mu’amalat dalam
menjalankan program penghimpunan dan penyaluran dana zakat dalam
upaya memperdayakan ekonomi masyarakat.
3. Zakat dan Wirausaha. Ditulis oleh Lili Bariadi, Muhammad Zen, M.
Hudri. Berisi tentang zakat dan wirausaha serta dilengkapi pula profil
Bazis DKI dan Dompet Dhuafa Republika.
4. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. Ditulis
oleh Pahala Nainggolan. Buku ini berisi tentang pelaksanaan akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan untuk yayasan dan lembaga nirlaba.
Berbeda dengan tulisan-tulisan diatas, skripsi yang penulis susun ini
dengan judul “Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa Republika” dengan materi pembahasan tentang sistem laporan
keuangan lembaga zakat yang diterapkan oleh Lembaga Amil Zakat
Dompet Dhuafa Republika dan pelaporan keuangannya sudah sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang
pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft
PSAK No.109 Akuntansi Zakat, Infak/sedekah.
14
E. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif
kualitatif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara
memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian.
Jenis penelitian ini adalah menggunakan studi lapangan atau penelitian
lapangan dan studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Subjek dan Objek penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah lembaga amil
zakat Dompet Dhuafa Republika yang dapat dijadikan sumber
informasi dalam penelitian ini. Sedangkan yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah sistem laporan keuangan.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 Maret 2010 sampai dengan
tanggal 11 Mei 2010. Adapun lokasi penelitian yaitu di kantor Lembaga
Amil Zakat Dompet Dhuafa Rebulika : Jl. Ir. H. Juanda No.50 Ciputat
Indah Permai Blok C. 28 - 29 Ciputat. 15419 Telp. 021 741 6050
(hunting) Fax. 021 741 6070
4. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan
dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian.
Dalam hal ini penulis menggunakan:
15
a. Data Primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari
responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta
dokumentasi.
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber
tertulis yang terdapat dalam buku dan literature terkait.
5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini melakukan teknik pengumpulan data dengan cara:
a. Wawancara
Adalah tanya jawab dengan seseorang yang dipelukan untuk dimintai
keterangan atau pendapatnya mengenai satu hal untuk dimuat disurat
kabar, disiarkan melalui radio atau ditanyangkan pada televisi.15
b. Observasi
Pengumpulan data dengan teknik observasi ini dilakukan dengan
cara mengandalkan pengamatan secara langsung terhadap objek
permasalahan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan
kepada pihak-pihak yang berkaitan yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
c. Dokumentasi
Pemberian atau pengumpulan bukti keterangan seperti gambar,
kutipan, guntingan Koran dan bahan referensi lain.16 Data-data
15 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,2007) Edisi ke 3 cet ke 4 h,
1270
16
tersebut bersumber dari lembaga, berguna sebagai data pelengkap
dalam penulisan skripsi.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data terhadap analisis laporan keuangan Lembaga Amil
Zakat langkah-langkahnya:
a. Mengumpulkan data hasil dokumentasi dan wawancara.
b. Menjabarkan proses sistem laporan keuangan.
c. Menganalisa proses
d. Menyimpulkan hasil analisisnya.
7. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi” yang diterbitkan
oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta Press,
tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, terlebih dahulu penulis membuat
suatu gambaran dasar terhadap materi-materi yang akan dibahas,
gambaran tersebut antara lain:
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan penelitian, tujuan dan
16 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. h, 272
17
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS. Bab ini mencakup kejelasan secara
teoritis yang menjadikan landasan bagi penulis untuk melaksanakan
penelitian yaitu mengenai sistem yang terdiri dari : pengertian sistem,
unsur-unsur sistem, selanjutnya tentang laporan keuangan dengan uraian
tentang : pengertian laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan,
fungsi dan tujuan laporan keuangan, unsur-unsur laporan keuangan, jenis-
jenis laporan keuangan, pentingnya laporan keuangan, Bab II ini diakhiri
dengan uraian tentang Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) yang terdiri
dari : pengertian organisasi pengelola zakat, lembaga amil zakat, urgensi
lembaga amil zakat, karakteristik lembaga amil zakat, akuntansi dan
pelaporan keuangan lembaga amil zakat.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET
DHUAFA. Bab ini menjelaskan tentang Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa Republika yang diteliti oleh penulis mengenai : Sejarah berdiri
Dompet Dhuafa Republika, Prinsip dasar, Visi, Misi dan Tujuan Dompet
Dhuafa Republika, Struktur organisasi, Program-program Dompet Dhuafa
Republika.
BAB IV ANALISA SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA
AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA. Bab ini menguraikan hasil
penelitian mengenai sistem laporan keuangan dilihat dari segi; urgensi
18
laporan keuangan bagi Dompet Dhuafa Republika, alur pencatatan
penerimaan dan pengeluaran dana, klasifikasi kode rekening, sistem
akuntansi, komponen laporan keuangan dan pelaporan keuangan lembaga
amil zakat Dompet Dhuafa Republika .
BAB V PENUTUP. Bab ini penulis memberikan kesimpulan atas
seluruh pembahasan dan mengemukakan saran-saran yang mungkin
berguna bagi Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Dilihat dari segi bahasa (etimologi) kata system berasal dari istilah
Yunani ”systema” yang mengandung arti keseluruhan (a Whole) yang tersusun
dari sekian banyak bagian-bagian yang berlangsung diantara satuan-satuan
atau komponen-komponen secara teratur. Jadi sistem bisa juga dikatakan
sebagai kumpulan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan.1
Kata sistem mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem
merupakan suatu jaringan kerjasama antara beberapa unsur yang akhirnya
harus menghasilkan tujuan yang direncanakan.2
Penulis kutipkan beberapa terminology yang didefinisikan para ahli,
beberapa diantaranya adalah:
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan mengartikan sistem adalah perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas.3
1 Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001) cet ke-7, h. 15 2 Philosof Astrid Susanto, Komunikasi Kontemporer ( Bandung: Bina Cipta, 1998) cet
ke- 2, h. 147 3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Edisi ke-3,
h. 1076
18
20
b. Gordon B. Davis dalam bukunya “Kerangka Dasar Sistem Informasi
Manajemen” mendefinisikan sistem adalah bagian-bagian yang saling
berkaitan yang saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa
sasaran dan maksud.4
c. Sistem menurut H. Therry seperti yang dikutip Karhil Nisjar dan Winardi,
yaitu suatu keseluruhan elemen-elemen yang saling mempengaruhi, teratur
menurut rencana tertentu guna mencapai tujuan.5
d. Raymond MC. Leod dalam bukunya “Sistem Informasi Manajemen”
mendefinisikan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud sama untuk mencapai suatu tujuan.6
e. Sementara itu menurut Onong Uchyana dalam bukunya menjelaskan
bahwa sistem ialah suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama
lain berinteraksi dan sama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu
didalam satu lingkungan.7
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
suatu komponen (unsur-unsur) yang saling berkaitan dan saling mendukung
satu sama lain dengan satu tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai suatu
sasaran dan maksud yang telah ditetapkan bersama. Banyak ungkapan-
ungkapan dari beberapa ahli tentang sistem, namun berbagai ungkapan yang
diterangkan memiliki arti yang sama akan maksud dan tujuan.
4 Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Yogyakarta: PPM, 1999) cet ke 11, h. 68
5 Karhil Nisjar dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang Manajemem, (Bandung: PT Mandar Maju, 1997) cet ke-1, h. 63
6 Raymond MC. Leod, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: PT Prehalindo, 1996) h. 6 7 Onong Uchyana Effendi, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: PT Mandar Maju,
1996) cet ke-4, h. 53
21
2. Unsur-unsur Sistem
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan
(input), pengolahan (procces) dan keluaran (output). Disamping itu sistem
senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik
(feedback) dapat berasal dari output tetapi juga berasal dari lingkungan sistem
yang dimaksud. Organisasi dipandang suatu sistem yang tentunya akan
memiliki semua unsur-unsur ini.8
a. Masukan (Input)
Masukan adalah proses dimana segala macam data atau bahan yang
dibutuhkan dikemukakan, kemudian data-data yang terkumpul mengalami
sebuah proses untuk dapat menghasilkan output (keluaran) sistem yang
dimaksud.
b. Proses (procces)
Proses (procces) adalah dimana segala macam kegiatan dikelola atau
dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu. Salah satunya adalah proses
pelatihan, agar suatu proses dapat berjalan dengan baik, maka perlu
adanya suatu media baik lisan maupun tulisan, ataupun metode yang
digunakan dalam proses sebuah pelatihan serta materi pelatihan yang
digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
8 Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta:
UGM Press, 2001) cet ke-4, h. 9
22
c. Keluaran (output)
Keluaran (output) adalah hasil dari input dan proses yang telah dilakukan
apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari terbentuknya sebuah sistem.
Dari keluaran tersebut mengalami proses timbal balik (feedback) dan dapat
dijadikan sebagai suatu evaluasi mendatang yang merupakan bagian dari
input selanjutnya.
Dalam sistem masing-masing unsur atau unit dalam keseluruhannya
sebagai satu kesatuan, saling bergantung, saling menentukan dan saling
membutuhkan. Sistem sering kali dibedakan dalam dua unsur kelompok yaitu:
a. Sistem Tertutup (closed system) adalah suatu sistem yang melakukan
kontrol atau modifikasi pelaksanaan secara otomatis dengan bereaksi dari
data yang dihasilkan oleh sistem itu sendiri. Sistem tertutup merupakan
sistem yang serba lengkap dan dapat berdiri sendiri, misalnya: mobil,
sepeda, motor dan sebagainya.
b. Sistem Terbuka (open System) adalah sistem yang tidak melakukan
pengawasan atau modifikasi sendiri, tetapi memerlukan adanya suatu
pengaruh dari luar lingkungan, misalnya: sistem pendidikan, pelayanan
rumah sakit dan sebagainya. Sistem terbuka memilki cirri tertentu yaitu
prinsip umpan balik (prinsip cybernetic).9
9 Indriyo Gitosudarmo, Sistem Perencanaan dan Pengendalian, (Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi, 1998) edisi revisi, cet ke-2, h. 40
23
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi
kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya serta hasil
yang dicapai selama periode tertentu.10 Menurut Mayer dalam bukunya
“Financial Statement Analysis” menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah:11
Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan, kedua daftar ini adalah daftar neraca dan daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu
akhir-akhir sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambahkan daftar ketiga daftar surflus atau daftar laba yang tak
dibagikan (laba yang ditahan).
Sedangkan dalam Prinsip-prinsip Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain
laporan sumber dan penggunaan dana-dananya. Untuk perusahaan besar yang
banyak pemegang sahamnya, maka disamping laporan keuangan (financial)
termasuk diatas sebaiknya ditambahkan keterangan-keterangan tentang:12
- Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi
- Usaha-usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang
- Luasnya produksi
10 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 18 11 Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2004) h. 5 12 Ibid, h. 6
24
- Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
- Penelitian pembangunan
- Marketing dan advertising
- Kebijakan mengenai deviden dan sebagainya.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan
terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi).13
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses
akuntansi. laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan
atau sebagai laporan pertanggung jawaban manajemen atau pengelolaan
perusahaan.14
2. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat (4)
karakteristik kualitatif pokok yaitu:15
13 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009), h. 7 14 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 38 15 Jurnal, Karakteristik kualitatif laporan keuangan, Artikel diakses pada tanggal 10 Juni
2010 dari http://soaljawab.multiply.com
25
a. Dapat dipahami
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus mudah dipahami
oleh pemakai. Untuk menunjang pemahaman pemakai atas
laporan keuangan, pemakai harus memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Agar lebih bermanfaat laporan keuangan perusahaan memiliki sifat dapat
diperbandingkan. Perbandingan dapat dilakukan antar periode untuk
mengetahui kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Perbandingan dapat pula dilakukan antar perusahaan sejenis
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relative.
26
3. Fungsi dan Tujuan
Sebuah laporan keuangan yang disajikan secara tepat dapat dipahami
dan andal serta dapat diperbandingkan akan sangat bermanfaat. Berbagai
manfaat yang sangat berguna bagi keputusan manajemen dapat diperoleh dari
sebuah laporan keuangan terkait dengan manfaat laporan keuangan. Maka
tujuan dan fungsi laporan keuangan itu sendiri adalah:16
a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan
b. Menilai prospek arus kas
c. Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
d. Kepatuhan lembaga terhadap prinsip syariah
e. Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi
pemenuhan tanggungjawab lembaga terhadap amanah dalam
mengamankan dana, mengiventasikannya pada tingkat keuntungan yang
layak.
f. Pemenuhan fungsi sosial laporan keuangan memberikan informasi
mengenai pemenuhan fungsi sosial lembaga termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat.
Pengertian lain tentang tujuan laporan keuangan organisasi pengelola
zakat adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan aktivitas, pengumpulan dan penyaluran
zakat yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan
16 Sofyan S. Harahap. Dkk, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE-Usakti, 2005),
h. 22
27
bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut
dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.17
Tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan organisasi nirlaba yang
diuraikan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45
tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi
yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
nirlaba termasuk disini yayasan/lembaga.18
Secara rinci tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan
keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai:19
a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva bersih suatu lembaga.
b. Pengaruh transaksi keuangan, peristiwa dan situasi lainnya yang
mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya
d. Cara suatu lembaga mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjaman dan factor lainnya yang berpengaruh
pada likuiditasnya.
e. Usaha jasa suatu lembaga
17 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005) h.8 18 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 58 19 Ibid. 58
28
4. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan
pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan
unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi
adalah penghasilan dan beban.
Definisi dari setiap unsur laporan keuangan tersebut adalah sebagai
berikut :20
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2. Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
4. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
5. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
20Pengakuan-unsur-unsur-laporan-keuangan, Artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2010
dari Http://auditme-post.blogspot.com
29
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.
5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dijelaskan bahwa laporan keuangan
organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, pada akhir periode,
laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan
catatan atas laporan keuangan.21 Jenis-jenis laporan keuangan organisasi
nirlaba, yaitu:
a. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
Laporan posisi keuangan identik dengan neraca (balance sheet) pada
perusahaan komersial. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk
menyediakan informasi mengenai aktiva (harta), kewajiban (utang) dan
aktiva bersih lembaga pada satu titik waktu tertentu dan menyajikan
hubungan diantara unsur-unsur yang membentuknya.22
Laporan posisi keuangan diharapkan dapat memberi informasi guna
menilai:
1) Kemampuan lembaga untuk memberi jasa secara berkelanjutan.
2) Likuiditas, dilihat dari aktiva lancar yang dimilikinya.
21 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, 1998 h. 12
22 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h 59
30
3) Fleksibilitas keuangan, dilihat dari utang serta aset yang dimilikinya.
4) Kemampuan memenuhi kewajibannya, dilihat dari jumlah utang serta
harta lancar yang dapat digunakan untuk melakukan pelunasan utang
tersebut.
5) Kebutuhan pendanaan dari luar (eksternal)
b. Laporan Aktivitas ( Statement of Activities)
Laporan aktivitas terdiri atas dua bagian besar yaitu pendapatan dan beban
biaya lembaga.23 Tujuan utama dari laporan aktivitas adalah menyediakan
informasi mengenai:
1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
aktiva bersih.
2) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain.
3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa
Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:
a) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode.
b) Menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa.
c) Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajer.
23 Ibid., h. 63
31
c. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas
organisasi nirlaba disajikan sesuai dengan laporan arus kas organisasi bisnis
merujuk pada PSAK No 2 tentang laporan arus kas.
Laporan arus kas menyajikan sumber aliran kas dari tiga golongan besar
sebagai berikut:24
1) Kelompok Operasi (operasional)
Dalam kelompok ini penambahan dan pengurangan arus kas yang
terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga.
2) Kelompok Investasi
Termasuk dalam kelompok investasi adalah semua transaksi yang
terkait dengan investasi lembaga berupa pembelian aktiva tetap dan
aktiva lainnya.
3) Kelompok Pendanaan
Termasuk dalam kelompok ini perkiraan yang terkait dengan transaksi
penciptaan utang lembaga dan aktiva bersih. Tambahan yang ada di
laporan arus kas lembaga nirlaba pada aktivitas pendanaan yaitu:25
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
24 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 65 25 Ibid, h. 68
32
b) Penerimaaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunand dan
pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi.
c) Bunga dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
d) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas; sumbangan berupa bangunan atau aktivitas investasi.
d. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statements)
Tujuan catatan atas laporan keuangan adalah memberikan informasi
tambahan tentang perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam laporan
keuangan. Isi catatan ini yaitu memuat rincian dan penjelasan yang detail
dari laporan keuangan sebelumnya. Catatan atas laporan keuangan juga
digunakan untuk memberi informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dilakukan.26
6. Pentingnya Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan telah dijelaskan diatas sebagai bahan untuk
memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan agar dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat keputusan ekonomi.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap sebuah perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dan
26 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 69
33
dalam hal ini dapat tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Pada awalnya laporan keuangan hanyalah sebagai alat penguji
dari pekerjaan bagian pembukuan. Akan tetapi, pada perkembangan
selanjutnya laporan keuangan telah dijadikan sebagai dasar untuk menganalisa,
menilai dan menentukan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil
analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu
keputusan.
Beberapa pihak yang berkepentingan terhadap informasi laporan
keuangan perusahaan adalah; pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang
bersangkutan, para kreditur, banker, para investor, dan juga pemerintah serta
buruh atau pihak-pihak lannya.
Bagi pihak investor sendiri memiliki kepentingan atas laporan
keuangan untuk memutuskan dimana mereka akan menanamkan modalnya.
Kepentingan tersebut terkait dengan prospek keuntungan dimasa mendatang
serta perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu, jaminan investasi dan
kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil analisa laporan keuangan tersebut pihak investor akan dapat
menentukan langkah yang tepat yang harus ditempuhnya. Pihak kreditur dan
banker memiliki kepentingan atau laporan keuangan dalam hal memutuskan
untuk menolak atau memberikan permohonan kredit atau pembiayaan suatu
perusahaan. Pihak ini perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari
perusahaan peminta kredit atau pembiayaan yang bersangkutan.
34
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dapat
memberikan manfaat yang sangat berarti dalam berbagai hal terkait dengan
perusahaan yang bersangkutan. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, efektivitas
penggunaan aktiva, hasil usaha atau perolehan laba dan lainnya.
C. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
1. Pengertian
Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak dibidang
pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan menurut Undang-
undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, definisi pengelolaan
zakat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta
pendayagunaan zakat.27
Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh
beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu: UU No.38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No.581 tahun 1999 tentang
pelaksanaan UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Urusan Haji No.D/291 tahun 2000 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
27 Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
Pasal 1, ( Jakarta, 1999), h.2.
35
Dalam peraturan perundang-undangan diatas, diakui adanya dua jenis
organisasi pengelola zakat, yaitu:
a. Badan Amil Zakat
Adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
b. Lembaga Amil Zakat
Adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh
masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
2. Lembaga Amil Zakat
Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah organisasi pengelolaan zakat yang
sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat dan
dikukuhkan oleh pemerintah, lembaga zakat memiliki berbagai tingkatan,
yaitu:
a. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama
b. Daerah Propinsi, dikukuhkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi
c. Daerah Kabupaten atau Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota atas
usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota.
d. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan.
Setelah mendapatkan pengukuhan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
memiliki kewajiban sebagai berikut:
a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat
36
b. Menyusun laporan termasuk laporan keuangan
c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui media
massa
d. Menyerahkan laporan kepada pemerintah.
Jika sebuah lembaga amil zakat tidak lagi memenuhi persyaratan
pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatas maka
pengukuhannya dapat ditinjau ulang bahkan sampai di cabut. Hanya Lembaga
Amil Zakat (LAZ) yang telah dikukuhkan oleh Pemerintah saja yang diakui
bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzakki
yang membayarkan dananya.
Bentuk badan hukum diatas tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun,
badan hukum yang cocok untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk saat ini
adalah yayasan. Hal ini dikarenakan lembaga amil zakat termasuk kategori
organisasi nirlaba (organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan) dan
badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk
memupuk laba.28
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa lembaga amil zakat memiliki arti
penting dalam pengelolaan dana zakat, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat at-Taubah: 60 berikut:
☺ ☺
28 Widodo, Hertanto. dan Teten.Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk
Organisasi pengelola Zakat. (Ciputat: Penerbit IMZ, 2001), h. 22
37
Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu”alaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”.
Terdapat juga dalam surat at-Taubah:103, yaitu:
⌦ ☺
Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dalam surat at-Taubah ayat 60 tersebut, dikemukakan bahwa salah satu
golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang
yang bertugas mengurus urusan zakat (‘amilina ‘alaiha). Sedangkan dalam at-
Taubah ayat 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orang-
orang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakki) untuk kemudian diberikan
kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Yang mengambil dan
yang menjemput tersebut adalah para petugas (‘amil). Diambilnya zakat dari
muzakki (orang yang memiliki kewajiban berzakat) melalui amil zakat untuk
kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukan
38
semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu
kewajiban yang juga bersifat otoratif (ijbari).
Pengelolaan zakat oleh organisasi pengelola zakat, apalagi memiliki
kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan dan untuk
menjadikan sebuah lembaga amil zakat yang selalu menjunjung tinggi
professional dalam bekerja. Didin Hafidudin menjelaskan lima (5) keunggulan
penyaluran zakat melaui Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu29:
a. Lebih sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah.
b. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat.
c. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan
langsung untuk menerima zakat dari para muzaki.
d. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
pendayagunaan zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat.
e. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan
pemerintah yang Islami.
Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada
mustahik, hal-hal tersebut diatas akan terabaikan serta hikmah dan fungsi zakat
yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.
29 Didin Hafiduddin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), cet ke-1, h. 54
39
4. Karakteristik Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Zakat merupakan satu-satunya rukun Islam yang berdimensi sosial
langsung, penunaian zakat oleh orang yang wajib menunaikan (muzakki) tidak
akan sah apabila tidak melibatkan orang yang berhak menerima zakat
(mustahik). Zakat juga merupakan satu-satunya ibadah yang petugasnya diatur
dalam al-Qur’an, petugas zakat (amil zakat) harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:30
a. Muslim yang jujur dan amanah
b. Mukallaf
c. Memahami hukum-hukum zakat
d. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas
Organisasi pengelola zakat yang terdiri atas BAZ dan LAZ merupakan
institusi amil zakat yang diatur dalam UU No.38 tahun 1999, kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat yang dilakukan
organisasi pengelola zakat, salah satunya adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ)
harus sesuai dengan ketentuan agama, antara lain sebagai berikut:31
a. Tidak menerima dana yang tidak halal
b. Setiap dana yang diterima harus dapat dibedakan apakah zakat atau
kewajiban harta lainnya (infaq, shodaqoh, hibah, wasiat, waris, kafarat)
serta harus jelas bentuk akadnya apakah mutlaq atau muqoyyad.
30 Devi Nurmaliza, “Penyusunan Sistem Akuntansi LAZ DPU. Darut Tauhid
(berdasarkan Sistem Akuntansi Rumusan Forum Zakat dan PSAK No 45”, (Skripsi S1 Fakultas Manajemen Ekonomi SEBI, Jakarta,2008), h. 41
31 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h.3-4
40
c. Menyalurkan dana hanya kepada mustahik serta menggolongkan seorang
mustahik dalam salah satu asnaf mustahik.
d. Tidak menyalurkan dana dalam bentuk kegiatan yang bertentangan dengan
syariah Islam
e. Tidak mendzolimi hak masing-masing asnaf mustahik
f. Berusaha meningkatkan kesejahteraan, merubah kondisi atau
menyelesaikan permasalahan mustahik
g. Setiap dana yang disalurkan harus dapat dibedakan apakah berasal dari
zakat atau kewajiban harta lainnya (infaq, shodaqoh, hibah, wasiat, waris,
kafarat)
h. Wajib mencatat, melaporkan dan mempublikasikan laporan penerimaan
dan penyaluran dana.
5. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Saat ini, ilmu akuntansi berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat
dari berkembangnya cabang-cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri, salah satu
cabangnya adalah akuntansi keuangan. Khusus akuntansi keuangan dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:32
a. Akuntansi Komersial
Jenis akuntansi ini biasanya dipergunakan untuk organisasi yang
berorientasi mencari keuntungan (profit organization), seperti
perusahaan-perusahaan bisnis.
32 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk
Organisasi pengelola Zakat. (Ciputat: Penerbit IMZ, 2001), h. 17
41
b. Akuntansi Dana
Jenis akuntansi ini digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi mencari
keuntungan atau sering disebut dengan organisasi nirlaba, seperti
pemerintahan, yayasan-yayasan sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi keagamaan, partai politik dan termasuk organisasi pengelola zakat
yang terdiri dari Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Akuntansi dana adalah proses menganalisa, mancatat, mengklasifikasikan dan
melaporkantransaksi-transaksi keuangan organisasi sebagai suatu kesatuan dan
untuk masing-masing dana serta penafsiran atas hasil aktivitasnya.33
Akuntansi merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh semua
organisasi, baik organisasi bisnis maupun yang bersifat nirlaba. Dengan
diterapkannya akuntansi yang baik, maka organisasi dapat dikatakan telah
melaksanakan akuntabilitas dan trasparansi yang baik. Hal ini karena dengan
akuntansi, organisasi dapat mengetahui kinerja keuangannya dengan
disusunnya laporan keuangan. Terlebih lagi jika laporan keuangan yang telah
dibuat itu dipublikasikan secara luas.
Kewajiban melaksanakan akuntabilitas dan transparansi bagi organisasi
pengelola zakat juga dituntut oleh peraturan perundang-undangan. Hal ini
tercantum dalam Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat dan Keputusan Menteri Agama No.373 tahun 2003tentang Pelaksanaan
UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
33 Ibid, h.18
42
Masyarakat Islam Urusan Haji No.D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat.
Saat ini Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba. Jenis akuntansi yang digunakan oleh organisasi
nirlaba (organisasi yang tidak berorientasi mencari keuntungan) seperti:
pemerintahan, yayasan-yayasan sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi keagamaan, partai politik dan termasuk organisasi pengelola zakat
adalah akuntansi dana, walaupun tidak secara tegas dinyatakan didalam PSAK
No.45 tersebut.
BAB III
GAMBARAN UMUM DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba yang berkhidmat
mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana zakat, infak,
sedekah dan wakaf (ZISWAF). Organisasi ini lahir dari empati kolektif komunitas
jurnalis yang sering berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa
dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun
yang berkepedulian kepada kaum dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni
Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan
Pendiri lembaga independen DOMPET DHUAFA REPUBLIKA.1
A. Sejarah Berdiri Dompet Dhuafa Republika
Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para wartawan
menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai mahasiswa.
Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin.
Aktivitas sosial yang telah dilakukan sambilan di lingkungan Republika
kemudian terdorong untuk dikembangkan. Apalagi kala itu, masyarakat luas
pun telah terlibat menyalurkan ZIS-nya (zakat, infak dan sedekah) melalui
Dompet Dhuafa Republika (disingkat DD Republika) yang dipublikasikan
pada kolom Dompet Dhuafa di Harian Umum Republika.
1 Profil Dompet Dhuafa Republika dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari
kamis, tanggal 25 Maret 2010
43
44
Kebersamaan adalah kekuatan, sekelompok wartawan merasa terpanggil
menyaksikan kemiskinan kian menumpuk disekeliling. Dimulai dari diskusi
kemudian menjadi aksi. Cita-cita ringkas zakat ditarik dari penghasilan. tanpa
perantara dana kemudian disalurkan langsung kepada dhuafa. Dana kemudian
disalurkan kepada simiskin saat jumpa dalam tugas dengan manajemen waktu
sisa.2
Gunung Kidul lekat dengan legenda kemiskinan. Tanahnya tandus,
kering dan gersang. Di musim kemarau, tetanahan gunung Kidul retak, pecah-
pecah seperti bibir penduduknya yang hampir tak pernah mencicipi panganan
bergizi. Inilah salah satu agenda keprihatinan Corp Dakwah Pedesaan (CDP)
dan Harian Umum Republika, dalam silaturahmi di Yogyakarta, 23 Juni 1993.
Mendukung gerakan CDP, terhimpunlah zakat karyawan Republika melalui
Ikatan Silaturrahmi Republika (ISR). Setelah melibatkan masyarakat , mulai 2
Juli 1993 ISR menyandang nama Dompet Dhuafa (DD) Republika.
Maka atas pertimbangan profesional Dompet Dhuafa Republika
diformalkan sebagai lembaga pada tanggal 2 Juli 1993. Momentum ini
ditetapkan sebagai hari lahir Dompet Dhuafa Republika. Dari aspek legal
formal, untuk memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa
Republika mendaftarkan diri ke Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang
berbentuk Yayasan. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H
2 Dompet Dhuafa, Annual Report ,( Jakarta:2002) h, 4
45
Abu Yusuf SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara
RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PN JAKSEL.3
Sejak Harian Umum REPUBLIKA lahir awal 1993, wartawan media ini
memotori segenap kerabat kerja untuk menyalurkan zakat sebesar 2,5% dari
penghasilan. Dana tersebut dikumpulkan kemudian didayagunakan langsung
kepada dhuafa yang berhak. Karena dilakukan pada waktu-waktu sisa, tentu
saja dana yang terkumpul maupun pendayagunaannya tidak dapat maksimal.4
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola zakat yang
dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang
Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ)
tingkat nasional.
Seiring waktu berjalan, Dompet Dhuafa menekuni kekhidmatannya.
Sejak awal beroperasi Dompet Dhuafa Republika mendedikasikan dan
mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada public. Pertanggungjawaban
diantaranya dilakukan dengan publikasi perolehan dana dan artikel-artikel
pendayagunaan dana melalui Harian Umum Republika. Laporan keuangan
yang telah diaudit oleh akuntan public setiap tahun, dipublikasiakan pula
melalui berbagai media massa ternama.5
3 Profil Dompet Dhuafa dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari kamis, tanggal
25 Maret 2010 4 Forum Zakat, Organisai Pengelola Zakat, (Jakarta, 2001), h. 1 5 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//:
Dompet Dhuafa.or.id
46
B. Prinsip Dasar
Dompet Dhuafa memiliki prinsip dasar yang khas meliputi:6
1. Moral
Jujur, amanah dan ihsan.
2. Kedudukan lembaga
Non-politik, netral-objektif, independen, non-rasial.
3. Manajemen
Transparan, dapat dipertanggungjawabkan, profesional, berdayaguna,
berhasilguna, berorientasi pada perbaikan terus menerus.
4. Pengembangan
Inovatif, kreatif, berorientasi pada social entrepreneurship dan investasi
sosial.
5. Fiqh
Bukan semata ibadah ritual, meraup sekaligus tiga unsur yaitu muzaki,
amil dan mustahik.
C. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
Terwujudnya masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal
melalui sistem yang berkeadilan.
2. Misi
a. Membangun nilai kemanusiaan dan kemandirian.
6 Profil Dompet Dhuafa dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari kamis, tanggal 25 Maret 2010
47
b. Melakukan optimalisasi penggalangan sumber daya masyarakat.
c. Mendorong sinergi program dan jaringan organisasi pemberdayaan
masyarakat global.
d. Mengembangkan zakat sebagai alternative dalam pengentasan
kemiskinan.
e. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan asset masyarakat melalui
ekonomi berkeadilan.
3. Tujuan
a. Meningkatkan efektivitas kinerja lembaga.
b. Meningkatkan otonomi jaringan lembaga melalui devolusi,
desentralisasi dan pelimpahan wewenang.
c. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi
berkeadilan.
d. Meningkatkan pendayagunaan asset masyarakat melalui pengelolaan
Ziswat dan derma.
e. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.
C. Struktur Organisasi
Komposisi pengurus Dompet Dhuafa Republika sebagai berikut:7
1. Dewan Pembina
Parni Hadi (ketua), Haidar Bagir, Ecip S. Sinansari, Eri Sudewo, MDM,
KH DR Didin Hafidhuddin, MSc., Houtman Z. Arifin, MBA
7 Dompet Dhuafa Republika Annual Report, 2008
48
2. Dewan Pengawas
KH DR Didin Hafidhuddin, MSc.(ketua)
Rahmad Riyadi
Erry Riyana Hardjapamekas
3. Dewan Syariah
Prof. Dr. Muhammad Amin Suma
Bobby Herwibowo, Lc.
Izzudin Abdul Manaf, Lc
4. President Director
Ismail A. Said
5. Executive Director
Ahmad Juwaini
6. Internal Audit
Tri Estriani
7. Communication & Remo Director
Yuli Pujihardi
8. Program Director
M Arifin Purwakananta
9. Business Director
Kusnandar
10. Finance Director
Rini Suprihartanti
49
Dompet Dhuafa memegang posisi strategis dengan tiga peran yang
dimainkan. Pertama, lembaga berperan sebagai pembuka kran muzaki/donatur.
Kedua, Dompet Dhuafa berperan sebagai kreator program-program
pemberdayaan. Ketiga, dengan program yang dirancang, Dompet Dhuafa
memberdayakan dhuafa.
Dari sudut pandang lain, Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) merupakan
sumber dana abadi. Maka kegiatan yang berkait dengan ZIS dan
pemberdayaannya tidak akan pernah berakhir. Eksistensi Dompet Dhuafa
adalah kebutuhan masyarakat.
Dari kedua sisi tersebut, Dompet Dhuafa memantapkan diri untuk eksis
sesuai visi dan misinya. Dan untuk menyongsong masa depan dan
perkembangan lembaga, Dompet Dhuafa bergerak dengan Jejaring Multi
Koridor.
D. Program-program Dompet Dhuafa Republika
1. Inti Aktivitas
Inti aktivitas Dompet Dhuafa Republika yaitu: "MENYANTUN
DHUAFA, MENJALIN UKHUWAH, MENGGUGAH ETOS KERJA" Inti
aktivitas tersebut selanjutnya dijabarkan pada 3 (tiga) konsentrasi manajemen
berikut ini :8
8Lili Bariadi, Dkk. Zakat dan Wirausaha. (Jakarta: CED, 2005), cet ke 1, h. 128
50
a. Manajemen Lini
1) Penghimpunan
- Sosialisai ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah)
- Layanan konseling ZIS
- Layanan penerimaan dana ZIS termasuk donasi kemanusiaan
dan program tanggungjawab social perusahaan yang
dikerjasamakan
- Layanan Muzakki/donatur
2) Pendayagunaan
- Pelayanan social untuk kebutuhan krisis dan mendesak
- Pengembangan ekonomi masyarakat
- Pengembangan sumber daya masyarakat
b. Manajemen Pendukung.
Keuangan dan Administrasi
- Pencatatan, pendokumentasian dan pengarsipan transaksi dana ZIS
(zakat, infak dan sedekah)
- Pengelolaan dana ZIS sesuai ketentuan syariah dan prinsip
akuntansi yang berlaku
- Penerbitan laporan keuangan berkala, termasuk yang diaudit oleh
Akuntan Publik
- Pengelolaan dan pengembangan sumber daya insani amil
- Pengelolaan kesekretariatan dan tata graha lembaga
51
c. Manajemen Kontrol.
Dewan Syariah, Internal Auditor
Dalam tataran praktis, dana zakat, infak dan sedekah menjadi salah satu
tiang pemberdayaan. Dalam tataran lain, Dompet Dhuafa pun harus
membangkitkan semangat membangun yang non-ZIS. Faktor yang lain itu
adalah jiwa, tenaga, waktu dan doa. Faktor ini harus berintegrasi dalam satu
jalinan, baik dikalangan muzaki dalam lembaga Dompet Dhuafa Republika
dan mitra maupun ditingkat mustahik.
2. Program Kegiatan
a. Bidang Pendidikan
1) Sekolah Unggul Bebas Biaya “SMART Ekselensia Indonesia”.
SMART Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah
berasrama dan bebas biaya yang berada di bawah naungan Lembaga
Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa. Didirikan pada tahun
2004, sekolah ini telah memiliki siswa didik berjumlah 137 untuk 4
angkatan. Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan
dhuafa yang berprestasi dari seluruh Indonesia ini digagas untuk
meningkatkan harkat dan derajat kaum dhuafa melalui program
pendidikan dan pembinaan yang komprehensif dan berkesinambungan.
Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan dan pembinaan di
SMART EI, setiap siswa memiliki bekal berkarya untuk bangsa, negara
dan agamanya
52
2) Beastudi Sarjana “Beastudi Etos”. Beastudi Etos adalah beastudi yang
diperuntukkan bagi mahasiswa berpotensi namun memiliki keterbatasan
ekonomi di sebelas perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Bentuk
beastudi yang diberikan adalah biaya masuk perguruan tinggi, SPP
semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku
sebesar Rp 400.000,00 – Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun,
dan pelatihan pengembangan diri (self development training)
3) Pengembangan Kapasitas Guru “ Makmal Pendidikan”. Makmal
Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha
menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui
program-programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat
guru Indonesia. Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas
guru akan berdampak pada pengelolaan pembelajaran di kelas dan
peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Peningkatan kualitas hasil
belajar yang dimaksud adalah daya kreatifitas, penalaran, kearifan
sosial dan peningkatan nilai akademik.
b. Bidang Kesehatan
1) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit
jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang
melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana
sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan
dana sosial perusahaan. Untuk itu, pada tahun 2001, Dompet Dhuafa
Republika mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat,
53
guna memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal
secara gratis bagi kaum dhuafa. Lebih dari 150.000 kaum dhuafa telah
terlayani oleh LKC.
2) Rumah Sakit Gratis, Untuk mengembangkan layanan di tahun 2007,
Dompet Dhuafa Mendirikan lagi Rumah Sehat di Masjid Sunda Kelapa.
Tercatat 200.000 member kaum dhuafa yang sudah mendapatkan
layanan ini secara Cuma-Cuma pula. Dan untuk lebih meningkatkan
kualitas layanan kesehatan kepada kaum dhuafa, Dompet Dhuafa
Republika berinisiasi membangun Rumah Sehat Terpadu (RST). Dari
sinilah diharapkan lahir model layanan kesehatan yang dibiayasi
seluruhnya dari dana zakat, infak/sedekah serta wakaf.9
c. Bidang Sosial
1) Pengembangan Kemandirian “Institut Kemandirian”. Sebuah model
pemberdayaan praktis dalam satu area terpadu dijadikan semacam
diklat/sekolah kemandirian ini didirikan pada 23 Mei 2005. Ada dua
jenis pelatihan keterampilan mandiri yang diselenggarakan di IK yakni
Pelatihan Kewirausahaan dan Pelatihan Keterampilan Teknis. Yang
pertama bermaksud membangun wawasan dan motivasi kewirausahaan
bagi peserta didik yang terdiri atas masyarakat pengusaha kecil, pemula
usaha, dan kalangan khusus yang kelak diharapkan dapat memantik
aktivitas mandiri di lingkungannya. Sedangkan pelatihan teknis, yang
9 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//:
Dompet Dhuafa.or.id
54
bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis terdiri atas
kelompok keterampilan otomotif, menjahit, dan perkayuan. Untuk
menunjang berbagai pelatihan ini telah ditempatkan empat buah
laboratorium praktik yakni Laboratorium Otomotif, Laboratorium
Katering, Laboratorium Menjahit, dan Laboratorium Perkayuan. Bekal
keterampilan peserta ini sungguh membanggakan karena dari lulusan
IK kini telah tersebar ‘’virus’’ kemandirian yang terus mengembang
dan menjadikan kalangan dhuafa percaya diri untuk memulai usaha.
Sampai 2008, telah terbina jejaring kemandirian dengan kalangan
koperasi, kelompok peminat ussaha mandiri, frenchiser, dan
perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan dana CSR dalam
suatu kerja sama pelatihan kemandirian.
2) BMT Center
Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak kepada
kaum lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya BMT
(Baitul Maal Wa Tamwil) di Jakarta dan Semarang (BMT Insan Kamil
dan Binama), terasa perlu adanya lembaga yang menggalang
tumbuhnya lembaga keuangan serupa dalam satu sinergi, Dompet
Dhuafa (DD) telah berhasil mensponsori lebih kurang pendirian 60
LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah-termasuk BMT) dan
tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai kelanjutan dari langkah
ini tahun 2006 DD memfasilitasi silaturahmi 200 pengelola BMT se-
Jawa dan Sumatera sekaligus menandai berdirinya Perhimpunan BMT
55
Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama BMT Center. Di bahwa
sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan dan meliputi
advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, training, pooling fund, dan
penempatan dana. Aliansi ini berlanjut dengan menangani sindikasi
pembiayaan, aktivitas kliring, dan penjaminan dana.
3) Baitul Maal Desa (BMD) Program ini bertujuan untuk memudahkan
bagi masyarakat khususnya di pedesaan dalam rangka meningkatkan
kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Program Baitul Maal Desa
(BMD) ini sebenarnya adalah perluasan dari konsep BMT (Baitul Maal
wat Tamwil) yang sudah lebih dahulu berkembang. Program BMD
menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat. Banyak
desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang besar
seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, industri
kerajinan, dan sebagainya. Potensi ini kadangkala tidak berkembang
disebabkan kurangnya perhatian dan pengetahuan dari para pelakunya
yang banyak berasal dari kalangan rakyat kecil. Dengan Program BMD
ini, diharapkan, potensi bisa lebih maju, berkembang dan menghidupi
ekonomi daerah setempat.
Dana yang diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir (revolving
fund). Dana awal terus berputar dari satu mustahik ke mustahik lain,
berbeda dengan dana pinjaman dari institusi perbankan yang mesti
dikembalikan. Dana bergulir ini dimaksudkan untuk merangsang minat
dan kreativitas usaha masyarakat, tanpa harus takut dengan
56
pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan berpindah
ke Mustahik lainnya dan seterusnya.
4) Kampoeng Ternak, sesuai namanya merupakan lembaga mandiri di
bawah Dompet Dhuafa yang semula dipantik oleh animo dan
keberhasilan program Tebar Hewan Kurban. Dari tahun ke tahun,
sambutan masyarakat akan keberhasilan program yang melibatkan
penyediaan ribuan hewan ternak sehat itu makin tak terbendung. Hal ini
sekaligus menginspirasi lahirnya pola pemberdayaan berbasis
peternakan yang dapat menyejahterakan warga pedesaan. Program
Pokok dari Kampoeng Ternak utamanya adalah melakukan
pengembangan riset peternakan untuk melahirkan hewan ternak sehat,
dan yang kedua adalah pemberdayaan peternak dhuafa. Program riset
dan pengembangan Kampoeng Ternak meliputi pembibitan (breeding),
pakan, teknologi, manajemen, dan veteriner. Sedangkan program
pemberdayaan peternak dibangun dengan menginisiasi kelompok
peternak di daerah binaan DD. Kelompok peternak ini disebut mitra
DD yang akan menjadi bagian dari proses penyiapan ternak dalam lini
pengadaan ternak saat Tebar Hewan Kurban setiap tahun. Kampoeng
Ternak kini melakukan aktivitas penyediaan ternak sehat yang mampu
memproduksi hewan untuk memasok THK sekitar 1000 ekor domba
dan sapi. Sedangkan untuk kemitraan dengan peternak dhuafa, DD
menyiapkan tim yang mendampingi peternak di dusun-dusun mitra di
seluruh pelosok tanah air untuk menyiapkan hewan yang akan dipotong
57
di daerah peternak dan sekitarnya pada saat Tebar Hewan Kurban yang
fenomenal itu.
5) Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa berdiri pada bulan
Juni 1999 yang semula bernama Laboratorium Pengendalian Biologi
DD Republika yang berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan
sarana pertanian tepat guna untuk membantu petani kecil. Pertama kali
diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika
adalah biopestisida (pengendali hama tanaman) berbahan aktif virus
serangga NPV (nuclear polyhedrosis virus) yang ramah lingkungan.
Produk biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama
tersebut, merupakan yang pertama diproduksi di Indonesia dengan
nama VIR-L, VIR-X dan VIR-H. Kemudian hasil dari penelitian dan
perakitan teknologi tepat guna pada tahun 2000 dihasilkan pupuk
organik OFER dan pestisida nabati PASTI berbahan aktif ekstrak akar
tuba (Derris sp.).
6) Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah nama
menjadi Usaha Pertanian Sehat (UPS), hal ini berkaitan erat dengan
upaya pengembangan pemasaran produk-produk yang dihasilkan
Laboratorium sebelumnya. Pemisahan laboratorium dan usaha
dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi LPS yang berada di Jejaring
Aset Sosial (JAS) dan UPS yang berada di Jejaring Aset Reform (JAR).
Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai membantu pemasaran
produk pertanian dari petani-petani yang telah menggunakan teknologi
58
ramah lingkungan, diantaranya berupa Beras Sehat Bebas Pestisida.
Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian Sehat
dan Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga
Pertanian Sehat Dompet Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset
Reform (JAR) dengan mandat yang lebih luas tidak hanya penelitian
dan produksi sarana pertanian sehat, tetapi juga berupaya untuk
melakukan pemberdayaan petani dhuafa melalui Program
Pemberdayaan Pertanian Sehat (P3S). Pada tahun 2005 seiring dengan
perubahan internal lembaga holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi
salah satu jejaring pengembangan ekonomi yang diharapkan dapat
menjadi sebuah lembaga mandiri secara financial dari sektor produksi
dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya sebagai jejaring
dari lembaga nirlaba Dompet Dhuafa.
d. Bidang Ekonomi
Masyarakat mandiri
a. Program Berbasis Klaster
1) Pemberdayaan Petani Gula Kelapa Pacitan, Jawa Timur
2) Pemberdayaan Peternak Itik di Tangerang
3) Pemberdayaan Pemberdayaan Perajin Tahu Iwul Berbasis
Pengelolaan Lingkungan dengan Sistem ZeroWaste di Bojong
Sempu (Parung), Bogor
4) Pemberdayaan Petani Ubi Jalar Melalui Penumbuhan Agroindustri
berbasis komunitas di Kuningan, Jawa Barat
59
b. Program Non Klaster
Pemberdayaan Pemberdayaan Aneka Usaha Yang Didukung
Pembiayaan Usaha Mikro Berbasis kelompok Potensi Lokal di
Buanajaya (Bogor), Muara (Tangerang), Sukawijaya (Bekasi).
c. Program Wilayah Pekerja Migran
Pemberdayaan Keluarga Pekerja Migran Berbasis Pengelolaan Remiten
Keluarga pekerja Migran di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat.
d. Program Kemitraan (CSR, donor luar)
1) Pemberdayaan Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Melalui Revitalisasi Posyandu Yang Didukung Oleh Usaha
Ekonomi Produktifdi Tangerang
2) Program Pemberdayaan Komite Sekolah Yang Didukung Oleh
Usaha Ekonomi Produktif di Sukabumi
3) Micro Enterprise Empowerment Program di Aceh
4) Pemberdayaan Masyarakat Seputar Jalur Pantura
e. Program Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro Makanan Jajanan Yang
Rentan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Berbahaya
f. Pemberdayaan Kelompok Pengusaha Mikro Makanan Jajanan Sehat
Jakarta
g. Program Yang Muda Yang Mandiri : Pemberdayaan Pemuda
Pengangguran dan Putus Sekolah Berbasis Kelompok Melalui Kegiatan
Kewirausahaan
h. Program Kemitraan (CSR, donor luar)
60
i. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Seputar Masjid: Jakarta
(Warakas, Pademangan), Bogor (Cibubur & Muara Beres, Cibinong)
j. Pemberdayaan Komunitas
5. Bantuan dan Keterampilan
Salah satu program penting yang menjadi salah satu puncak
aktivitas di Dompet Dhuafa adalah Program Penanganan Bencana Alam,
Sosial dan Peperangan. Sejak awal Dompet Dhuafa memiliki pemihakan
yang nyata dan melakukan aktivitas pionir bagi masyarakat Indonesia—di
mana pun adanya, untuk tanggap terhadap keberadaan bencana. Pasukan
DD yang selalu ingin menjadi yang terdahulu berada di lokasi bencana,
semata-mata bukan semata ingin mendapat pujian. Karena, pada
hakikatnya setetes bantuan dan keberadaan sahabat, saudara di saat yang
dibutuhkan, biasanya memang tak bisa ditunggu lebih lama. Pasukan cepat
tanggap DD, biasanya telah ada di lokasi untuk menjadi salah satu perajut
aliran bantuan dan aksi lokal yang diperlukan di daerah bantuan, pada jam-
jam pertama kegentingan sesudah bencana. Pada saat itulah, melalui
berbagai upaya pengobatan yang dibantu LKC Bencana, program recovery
bencana mulai dijalankan. Segenap sumber daya dan bantuan kemudian
dialirkan dalam kerangka kedaruratan.
6. Pengembangan Bisnis
Penghimpunan dana dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber
yang paling umum adalah dengan sumbangan uang tunai. Namun, terdapat
61
juga sumber lain dalam rangka menjaring dana sosial, salah satunya dengan
cara berbisnis. Dompet Dhuafa memiliki “2nd STORE” (Seken Store),
yang menjalankan usaha penjualan barang bekas pakai yang masih layak.
Seken Store menerima hibah barang dari para Donatur yang ingin
menyumbang dengan alternatif non tunai. Oleh Seken Store, barang-barang
hibah ini dijual kembali dengan harga yang sangat terjangkau. Tercatat
sejumlah Artis ternama sudah mendonasikan barang-barangnya ke Seken
Store dari mulai kereta bayi, alat rumah tangga, baju-baju dan aksesoris
bermerek terkenal dsb. Hasil penjualan akan masuk ke Dompet Dhuafa
sebagai pendapatan (Fundraising)
3. Sistem Manajemen Mutu
Organisasi yang bekerja dengan sistem adalah tumpuan
kesinambungan. Sebagai langkah penyempurnaan sistem yang telah
dibangun. lembaga mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu
standar ISO 9001:2000. Lembaga bergerak dengan system yang
berdokumentasi dan diimplementasikan konsisten. Kebijakan, prosedur
hingga instruksi dan alur kerja didesain sesuai format Organisasi dengan
system adalah tumpuan kesinambungan.10
10 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//:
Dompet Dhuafa.or.id
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika
1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi Dompet Dhuafa Republika
Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan.
Laporan keuangan tidak hanya dibuat sebagai hasil akhir dari proses arus
keuangan, namun pembuatan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika
merupakan implementasi dari prinsip dasar Dompet Dhuafa yaitu transparan
(amanah). Dompet Dhuafa Republika tidak akan mendapatkan kepercayaan
dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat laporan keuangan.1 Laporan
keuangan yang dibuat juga tidak akan dipercaya begitu saja oleh pihak lain,
jika tidak mendapatkan cross check dan pengesahan dari kantor publik.
Dengan adanya laporan keuangan merupakan bukti dasar dari implementasi
kinerja yang profesional dan terpercaya.
Menurut Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan oleh Forum Zakat yang
menjadi acuan Dompet Dhuafa menguraikan tujuan pelaporan keuangan
Dompet Dhuafa Republika, yaitu untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan
keuangan) dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti:2
1 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010 2 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005) h. 8
62
63
a. Orang yang berkewajiban untuk berzakat (Muzakki)
b. Pihak lain yang memberikan sumber daya selain zakat
c. Otoritas Pengawasan
d. Pemerintah
e. Masyarakat
f. Lembaga mitra
Pihak yang menggunakan laporan keuangan memiliki kepentingan
bersama dalam rangka menilai jasa yang telah diberikan Dompet Dhuafa
Republika dan kemampuannya untuk terus memberikan pelayanan jasa serta
menilai proses manajemen Dompet Dhuafa Republika dalam melaksanakan
tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja kerja.
Laporan keuangan merupakan sarana mempertanggungjawabkan
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada Dompet
Dhuafa Republika.3 Selain itu, penyajian laporan keuangan Dompet Dhuafa
Republika memberikan manfaat sebagai media informasi mengenai:
a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva bersih dana Dompet
Dhuafa Republika.
b. Pengaruh transaksi keuangan, peristiwa dan situasi lainnya yang
mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya.
3 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
64
d. Mengetahui proses Dompet Dhuafa Republika mendapatkan dan
membelanjakan kas serta faktor lainnya yang berpengaruh pada
likuiditas.
e. Kepatuhan Dompet Dhuafa Republika terhadap ketentuan syariah serta
informasi penerimaan yang tidak sesuai dengan syariah bila ada dan
bagaimana penerimaan tersebut diperoleh serta penyalurannya.
f. Usaha peningkatan kesejahteraan, merubah kondisi atau menyelesaikan
permasalahan penerima zakat (mustahik).
Konsep dasar dalam pembuatan laporan keuangan Dompet Dhuafa
Republika telah mengikuti standar yang berlaku, yaitu:
a. Konsep kesatuan usaha
Meskipun menerapkan sistem akuntansi dana yang menganggap bahwa
masing-masing dana merupakan identitas yang terpisah, namun dalam
laporan keuangannya telah menyajikan informasi komprehensi dari
masing-masing dana yang ada karena lembaga membuat laporan
keuangan dikonsolidasi.
b. Kesesuaian
Kesesuaian (Matching concept) dalam pelaporan Dompet Dhuafa
Republika terlihat dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang
memperlihatkan dari mana asal perolehan dana dan kemana saja
penggunaannya. Perubahan saldo dana terlihat dalam laporan
perubahan dana termanfaatkan.
65
c. Konsisten
Dompet Dhuafa telah menerapkan prosedur dan metode akuntansi secara
konsisten dalam pembuatan laporan keuangannya.
d. Periodisasi
Laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah disusun berdasarkan
periodisasi menurut tahun hijriah.
2. Alur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Dompet Dhuafa Republika
a. Penerimaan Dana
Penerimaan dana adalah penambahan sumber daya organisasi yang
berasal dari pihak eksternal dan internal, baik berbentuk kas maupun nonkas.4
Penerimaan dari aktivitas penghimpunan dana masyarakat disebut donasi.
Jenis donasi yang diterima organisasi penerimaan zakat berupa zakat, infak,
shadaqah, hibah, wasiat, dan kafarat dengan akad mutlaq dan atau muqoyyad.5
Selain itu, organisasi juga menerima dana lain yang sesuai dengan ketentuan
syariah. Penerimaan yang diterima dari aktivitas pengelolaan dana dapat
berupa pengembalian piutang, pinjaman, dana bergulir, investasi dan dana
lainnya.
4 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Pedoman Akuntansi
Organisasi Pengelola Zakat 2005, ( Jakarta: Forum Zakat, 2005), h. 61 5 Ibid, h. 2
66
Penerimaan dana zakat, infak dan sedekah yang dilakukan oleh Dompet
Dhuafa Republika berpedoman pada standar prosedur kerja yang telah
ditetapkan dan mengacu pada buku Pedoman akuntansi organisasi pengelola
zakat yang diterbitkan oleh Forum Zakat. Alur penerimaan dana menurut
standar prosedur kerja Dompet Dhuafa Republika adalah:
1) Seorang muzakki atau donatur membayarkan zakat, infak/sedekah,wakaf
dan solidaritas kemanusiaan di Dompet Dhuafa Republika yang dapat
dilakukan dengan setor tunai langsung ke sekretariat penghimpunan dana
Dompet Dhuafa Republika. Selain itu, muzakki dapat melakukan
penyetoran melalui transfer, pemindah bukuan atau setor tunai ke-
rekening atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
2) Jika setor langsung, muzakki akan mendapatkan bukti kwitansi asli dari
Dompet Dhuafa Republika.
3) Jika melalui Bank baik transfer maupun potong langsung gaji akan
terlihat pada rekening koran diakhir bulannya
4) Bukti setor tunai dan rekening koran kemudian diposting sesuai jenis
dana dan COA (Chart of Account).
5) Setelah dilakukan posting kemudian diperiksa dan diparaf oleh
Bendahara.
6) Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukkan ke sistem akuntansi
sehingga menghasilkan laporan keuangan.
67
7) Laporan keuangan tersebut kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh
bendahara.
8) Laporan keuangan tersebut kemudian disimpan dalam file untuk
diarsipkan.
b. Pengeluaran Dana
Penggunaan dana ialah pengurangan sumber daya organisasi baik
berupa kas maupun nonkas dalam rangka penyaluran, pembayaran, beban atau
pembayaran hutang.6 Penggunaaan dan diklasifikasikan menjadi beban dan
penyaluran. Penyaluran yaitu penggunaan dana yang ditujukan untuk
kepentingan mustahik atau pihak yang berhak menerima dana berdasarkan
program kerja lembaga amil zakat sesuai dengan ketentuan syariah. Beban
yang dimaksud yaitu penggunaan dana untuk kepentingan operasional lembaga
amil zakat, seperti: gaji, biaya administrasi dan biaya rumah tangga Dompet
Dhuafa Republika.
Pengeluaran dana zakat, infak, sedekah dan solidaritas kemanusiaan
yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Republika berpedoman pada standar
prosedur kerja yang telah ditetapkan. Penetapan alur pengeluaran dana
menurut standar prosedur kerja Dompet Dhuafa Republika sebagai berikut:7
1) Setelah Dompet Dhuafa Republika memilih orang-orang yang berhak
menerima penyaluran dana zakat, infak dan sedekah, maka pada proses
penyaluran dana mustahik dapat langsung mengambil uangnya melalui
6 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005) , h. h. 67 7 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
68
jejaring Dompet Dhuafa Republika yaitu Lembaga pelayanan masyarakat
(LPM).
2) Jika melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa Republika,
maka mustahik tersebut diberikan bukti kwitansi pengeluaran dana dan
ditanda tangani oleh mustahik sebagai penerimaan dana.
3) Jika melalui bank, maka dana tersebut akan dipindahkan dan setiap
bulannya bank mengeluarkan bukti berupa rekening koran.
4) Bukti kwitansi pengeluaran yang asli dan rekening koran (penyaluran
dana) kemudian diposting sesuai jenis dana dan COA (Chart of Account).
5) Setelah diposting kemudian diperiksa dan diparaf oleh bendahara
6) Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukan ke sistem akuntansi
sehingga menghasilkan laporan keuangan
7) Laporan keuangan tersebut kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh
bendahara.
8) Laporan keuangan tersebut kemudian disimpan dalam file untuk
diarsipkan.
3. Klasifikasi Kode Rekening Dompet Dhuafa Republika
Kode rekening atau kode akun merupakan sebuah kerangka yang
mempergunakan angka atau huruf atau kombinasi huruf dan angka untuk
69
memberikan tanda klasifikasi yang sebelumnya.8 Daftar kode rekening
Dompet Dhuafa Republika terdapat pada lampiran 1.
4. Jurnal Standar
a. Jurnal Penerimaan dana
Jurnal standar penerimaan dana merupakan jurnal untuk mencatat
transaksi-transaksi penerimaan dana dalam aktivitas keuangan. Jurnal standar
penerimaan dana terdiri dari:9
1) Penerimaan dari Aktivitas Penghimpunan Dana
a) Jurnal penerimaan donasi dana kas
Penerimaaan ZISWAF (misal: zakat penghasilan)
(D) Kas
(K) Penerimaan zakat penghasilan
b) Jurnal penerimaan donasi nonkas:
Penerimaan infak barang
(D) Aktiva lain-lain
(K) Penerimaan infak
Penerimaan wakaf
(D) Tanah
(K) Penerimaan wakaf
8 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk
Organisasi Pengelola Zakat, h. 62 9 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005), h. 63
70
2) Penerimaan dari Aktivitas Pengelolaan
a) Jurnal pengembalian piutang
(D) Kas
(K) Penerimaan dari pengembalian piutang
(D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-piutang
(K) Piutang
b) Jurnal perolehan hutang
(D) Kas
(K) Penerimaan dari perolehan hutang
(D) Dana yang harus disediakan untuk hutang
(K) Hutang
c) Jurnal penerimaan bagi hasil
Penerimaan bagi hasil Bank Syariah
(D) Bank “A”
(K) Penerimaan bagi hasil
Penerimaan bagi hasil investasi/dana bergulir
(D) Kas
(K) penerimaan bagi hasil
d) Jurnal Penerimaan Jasa Giro/Bunga/Non halal lainnya
(D) Bank “A”
(K) Penerimaan dana tidak sesuai syariah
71
e) Jurnal Penjualan Aset
(D) Kas
(K) Penerimaan dana penjualan asset
(D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva tetap
(D) Akumulasi penyusutan aktiva tetap
(K) Aktiva tetap
(Cat: tidak ada pengakuan keuntungan/kerugian atas penjualan
asset)
f) Jurnal selisih nilai tukar lebih
Penukaran mata uang asing
(D) Kas
(K) Selisih nilai tukar lebih
(K) Kas asing
Penyaluran dalam mata uang asing
(D) Santunan fakir miskin
(K) Selisih nilai tukar lebih
(K) Kas asing
g) Jurnal penarikan investasi
(D) Kas
(K) Penerimaan dana penarikan investasi
(D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-investasi
(K) Investasi
72
(Cat: tidak ada pengakuan keuntungan/kerugian atas penarikan
investasi)
b. Jurnal Pengeluaran Dana
Jurnal standar pengeluaran dana merupakan jurnal untuk mencatat
transaksi-transaksi pengeluaran dana dalam aktivitas keuangan. Jurnal standar
pengeluaran dana terdiri dari: 10
1) Penggunaan Dana untuk Penyaluran
a) Jurnal penyaluran kas
Penyaluran santunan fakir miskin
(D) Penyaluran santunan fakir miskin
(K) Kas
b) Jurnal penyaluran non kas
Penyaluran sembako
(D) Penyaluran sembako
(K) Persediaan sembako
2) Penyaluran Dana untuk Aktivitas Operasional (beban)
Jurnal pengeluaran beban gaji
D) Beban gaji
(K) Kas
10 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005) h . 68
73
3) Penggunaan dana untuk transaksi yang tidak selesai dalam satu kali
pencatatan
a) Jurnal pemberian piutang
(D) Pemberian piutang
(K) Kas
(D) Piutang
(K) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva piutang
b) Jurnal pembayaran hutang
(D) Pembayaran hutang
(K) Kas
(D) Hutang
(K) Dana yang harus disediakan untuk hutang
c) Jurnal Pembelian Aset
(D) Pengadaan aktiva
(K) Kas
(D) Aktiva tetap
(D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-aktiva aset
d) Jurnal Perolehan investasi
(D) Pengeluaran investasi
(K) Kas
(D) Investasi
(D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva investasi
74
Analisis dalam aktivitas keuangan Dompet Dhuafa Republika
mencatat jurnal akuntansi penerimaan yang dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
1) Dompet Dhuafa Republika menerima dana zakat dari muzakki dengan
melakukan penyetoran via bank disertai dengan keterangan zakat profesi
maka jurnalnya adalah:
(D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
(K) Zakat Profesi lainnya
2) Dompet Dhuafa Republika menerima dana zakat dari muzakki karyawan
Dompet Dhuafa dengan melakukan penyetoran via bank, maka jurnalnya
adalah:
(D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
(K) Zakat Profesi Karyawan Dompet Dhuafa
3) Dompet Dhuafa Republika menerima pengembalian piutang qardul
hasan maka jurnalnya adalah:
(D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
(K) Pengembalian piutang qardul hasan
Pada aktivitas penyaluran keuangan Dompet Dhuafa Republika, proses
pencatatan pada jurnal akuntansi penyalurannya dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
1) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat kepada Yayasan
Kasih Ibu, maka jurnalnya adalah:
75
(D) Bantuan Yayasan Kasih Ibu
(K) Zakat Bank Syariah Mandiri No. Rekening 004.001.2341
2) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat untuk peduli
pendidikan, maka jurnalnya adalah:
(D) Bantuan Pendidikan
(K) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
3) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat rutin kepada
beberapa da’i, maka jurnalnya adalah:
(D) Bantuan untuk da’i
(K) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
5. Sistem Akuntansi Dompet Dhuafa Republika
Sistem akuntansi dalam Dompet dhuafa Republika menerapkan sistem
akuntansi dana,11 dimana masing-masing dana dianggap sebagai entitas
sendiri, sehingga setiap jenis dana membutuhkan laporan keuangan tersendiri
yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan
dana, laporan arus kas, laporan dana termanfaatkan dan catatan atas laporan
keuangan. Sistem akuntansi dana ini tepat diterapkan oleh organisasi nirlaba
seperti lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika karena masing-masing
dana berkaitan dengan adanya pembatasan penggunaaan dana sesuai dengan
tujuan muzakki atau masyarakat dalam membayarkan donasinya. Apakah
11 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
76
berupa zakat, infak/sdekah, wakaf, solidaritas kemanusiaan atau dana
pengelola. Selain itu, sistem akuntansi dana yang digunakan oleh Dompet
Dhuafa Republika bertujuan untuk menjamin akuntabilitas mengenai
pemanfaatan dana-dana yang ada.
6. Komponen laporan keuangan
Dompet Dhuafa Republika memiliki jenis-jenis laporan keuangan,
terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan (Neraca)
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersamaan
dengan laporan keuangan lainnya dapat membantu pihak pengguna
laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika untuk menilai:
1) Kemampuan Dompet Dhuafa Republika untuk memberikan jasa
secara berkelanjutan
2) Menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal jika
dibutuhkan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan posisi keuangan Dompet
Dhuafa Republika antara lain:
1) Aktiva
Aktiva adalah harta yang dimiliki oleh organisasi yang memiliki nilai
dapat diukur dengan andal dan memiliki manfaat ekonomi untuk
77
kepentingan organisasi.12 Total aktiva disajikan secara jelas pada
laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika yang terdiri dari
akun kas dan setara kas, barang berharga, piutang jangka pendek, biaya
dibayar dimuka dan uang muka kegiatan, dana bergulir, investasi,
aktiva tetap- nilai buku. Penyajian aktiva juga didasarkan atas urutan
likuiditasnya
2) Kewajiban
Kewajiban adalah kemungkinan adanya pemanfaatan sumber daya
organisasi dimasa yang akan datang yang timbul akibat adanya
transaksi dimasa lalu, yang menjadi tanggung jawab organisasi untuk
menyelesaikannya dengan memberikan sumber daya yang
mengandung manfaat.13 Kewajiban yang disajikan pada laporan posisi
keuangan Dompet Dhuafa Republika berdasarkan tanggal jatuh tempo
yaitu kewajiban jangka pendek (biaya masih harus dibayar), hutang
lain-lain, dan imbalan pasca kerja, yang selanjutnya diakhiri dengan
jumlah kewajiban.
3) Saldo dana
Saldo dan merupakan selisih aktiva setelah dikurangi kewajiban. Saldo
dana disebut juga aktiva bersih. Aktiva bersih yang disajikan pada
posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika terdiri dari akun sumber
12 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum
Zakat,2005) h. 23 13 Ibid, h. 49
78
dan penggunaan dana, dan dana termanfaatkan dan diakhiri dengna
jumlah saldo dana.
Format laporan posisi keuangan terdapat pada lampiran 2.
b. Laporan sumber dan penggunaan dana
Tujuan utama dalam laporan sumber dan penggunaan dana, yaitu
menyediakan informasi tentang pengaruh transaksi dan peristiwa lain
yang mengubah jumlah dan sifat saldo dana, mengenai hubungan antar
transaksi dan peristiwa lain, dan proses penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang digunakan bersama
dengan penyajian informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat
membantu para pengguna laporan keuangan untuk:
1) Mengevaluasi kinerja keuangan dalam suatu periode
2) Menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan Dompet Dhuafa
Republika dalam memberikan jasa.
3) Dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajeman
Dompet Dhuafa Republika.
Laporan sumber dan penggunaan dana mencakup struktur Dompet
Dhuafa Republika secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah saldo dan selama suatu periode. Perubahan saldo dana dalam
laporan sumber dan penggunaan dana selanjutnya tercermin pada saldo
dana dalam laporan posisi keuangan.
79
Unsur yang mencakup laporan sumber dan penggunaan dana Dompet
Dhuafa Republika, antara lain:
1) Sumber dana
Dompet Dhuafa Republika menyajikan laporan sumber dananya
dibedakan dalam dua bagian sumber dana yaitu:14
a) Sumber dana dari dana zakat, dana infak/sedekah, dana pengelola
dana solidaritas kemanusiaan
b) Sumber dana dari non donatur (jasa giro)
2) Penggunaan dana
Penggunaan dana merupakan pengurangan sumber daya organisasi baik
berupa kas atau nonkas. Pengurangan sumber daya tersebut terdapat pada
,terdiri dari:
a) Penggunaan langsung (sosialisasi) zakat, infak/sedekah, wakaf
(ZISWAF), operasional dan sosial.
b) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva yaitu zakat, infak/sedekah
dan wakaf dan sosial
c) Pembayaran hutang operasional dan sosial.
3) Transfer dana (surplus/defisit dan saldo dana)
Menyajikan keadaan sumber dana setelah dikurangi oleh penggunaan
dana yang dinyatakan dalam surplus atau defisit. Selain itu juga
menyajikan saldo akhir dari dana Dompet Dhuafa Republika dalam satu
periode setelah adanya penjurnalan dan surplus atau defisit dan saldo
14 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
80
awal. Format laporan sumber dan penggunaan dana terdapat pada
lampiran 3.
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas bertujuan untuk pengguna laporan dalam menilai
kemampuan dalam menghasilkan kas dan setara kas, baik kas masuk atau
kas keluar sehingga dapat diketahui tingkat kenaikan atau penurunan
bersih kas dan setara kas. Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika
melaporkan arus kas dalam satu periode.
Klasifikasi yang disajikan dalam laporan arus kas Dopet Dhuafa
Republika antara lain:
1) Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi yang terdiri dari penerimaan
dana masyarakat: zakat, infak/sedekah, wakaf, solidaritas
kemanusiaan, penerimaan dana jasa giro, pelunasan (pemberian
piutang), hibah: fakir miskin, gharimin, ibnu sabil, fii sabilillah,
mu’alaf, kegiatan sosial dana infak, kegiatan pendidikan dana infak,
kegiatan ekonomi dana infak, pemasyarakatan ZIS, penggunaan dana
wakaf, bantuan kemanusiaan, pembangunan sarana umum,
operasional rutin, operasional lainnya, sosialisasi zana madina,
program zana madina, uang muka kegiatan.
2) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi terdiri
dari: penarikan (penyaluran ) dana bergulir, penarikan (penyaluran)
investasi, penjualan (pembelian) aktiva tetap.
81
3) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan yaitu
penerimaan (pelunasan) hutang.
Pada laporan arus kas akan menyajikan kesimpulan tentang kenaikan atau
penurunan bersih kas dan setara kas, kas dan setara kas pada akhir periode
setelah dilakukan penjumlahan dengan kas dan setara kas pada awal
periode dan penyajian data tambahan untuk aktivitas non kas. Format
laporan arus kas terdapat pada lampiran 4
d. Catatan atas Laporan keuangan
Tujuan penyajian catatan atas laporan keuangan untuk menginformasikan
kepada pengguna laporan keuangan mengenai:
1) Gambaran umum Dompet Dhuafa Republika
2) Ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan.
3) Penjelasan atas pos-pos yang dianggap penting yang terdapat dalam
setiap komponen laporan keuangan.
4) Rasio-rasio keuangan
5) Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk
pengambilan keputusan.
Analisis pada penyusunan laporan keuangan oleh Dompet Dhuafa
Republika sudah memiliki sistem dimana penyusunan tersebut diawali dengan
adanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, pengelompokan dana,
penjurnlan pemostingan, kemudian dimasukkan kedalam buku besar (Ledger)
82
dilanjutkan ke sistem akuntansi dimana sistem akuntansi yang digunakan
adalah sistem akuntansi dana, akhir dari penyusunan tersebut menghasilkan
laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika
selain memiliki prosedur standar tersendiri Dompet Dhuafa juga mengacu pada
Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan oleh Forum Zakat.
B. Pelaporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika
Dompet Dhuafa Republika merupakan gambaran umum sebagai
lembaga amil zakat atau organisasi nirlaba yang dalam aktivitas sehari-harinya
tidak berorientasi pada laba (keuntungan). Dompet Dhuafa Republika sebagai
lembaga yang bergerak dibidang jasa pengelolaan zakat memiliki sumber
pendanaan dari dana zakat, infak/sedekah, wakaf, dana solidaritas
kemanusiaan, dana jasa giro dan dana pengelola dari para muzakki dan
masyarakat. Dompet Dhuafa Republika dapat tumbuh dan berkembang sangat
tergantung dari tingkat kepercayaan muzakki dan masyarakat dalam
penyaluran dana zakat, infak/sedekah, wakaf dan dana lainnya. Semakin besar
tingkat dana yang terhimpun dan penyaluran dana secara relevan, transparan
dan bertanggungjawab merupakan wujud upaya peningkatan kepercayaan bagi
muzakki dan masyarakat.
Selain itu, tingkat ketaatan dalam menjalankan nilai-nilai syariah
menjadi dasar dalam pelaksanaan dan kebijakan pada lembaga amil zakat
Dompet Dhuafa Republika. Untuk menjaga hal tersebut maka dalam struktur
83
organisasi dicantumkan dewan pengawas syariah yang memiliki garis
koordinasi dengan president direktor Dompet Dhuafa Republika. Dan hal
tersebut menjadi nilai tambah bagi Dompet Dhuafa Republika untuk menjadi
lembaga amil zakat yang berkembang dengan berdasarkan nilai-nilai hukum
Islam sehingga Dompet Dhuafa Republika menjadi lembaga amil zakat tingkat
nasional.
Pengelolaan zakat yang mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan terhadap penghimpunan,
penyaluran dan pendayagunaan zakat sangat membutuhkan suatu keseriusan
dan fokus dalam pelaksanaannya. Adanya pencapaian hasil yang maksimal,
sehingga menuntut kinerja kerja harus profesional dan amanah. Proses
pencatatan yang benar sesuai dengan aturan-aturan pencatatan akuntansi
merupakan usaha untuk menghindari adanya ketimpangan pada laporan
keuangan.
Tujuan dari laporan keuangan Dompet Dhuafa telah mengacu kepada
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan
keuangan organisasi nirlaba, Dompet Dhuafa memiliki tujuan laporan
keuangannya yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Para donatur dan pihak
lain yang terkait, yaitu muzakki, penyumbang yang menyalurkan dana selain
zakat, otoritas pengawasan, pemerintah, masyarakat dan lembaga mitra untuk
menggunakan laporan keuangan tersebut. Dan isi tujuan dari Pernyataan
84
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu menyediakan informasi
yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
nirlaba.
Karakteristik organisasi yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa Republika
juga telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.45 yaitu perolehan sumber daya dari donatur dalam hal ini muzakki dengan
tidak mengharapkan imbalan dan tidak berupaya untuk memperoleh
keuntungan atas pelayanan yang diberikan, serta tidak adanya hak kepemilikan
atas Dompet Dhuafa Republika oleh para pendiri, pengurus dan staf pelaksana.
Namun pengertian pembatasan waktu atas penggunaan sumber daya dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 memiliki pengertian
yang berbeda dengan Dompet Dhuafa Republika. Pembatasan waktu atas
penggunaan sumber daya untuk lembaga amil zakat seperti Dompet Dhuafa
Republika sumber daya yang lebih cepat dan tidak berupaya menyisakan saldo
dana yang berlebih itu mencerminkan kinerja yang lebih baik. Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 pengertian
pembatasan waktu penggunaan sumber daya yaitu diperbolehkan untuk
mempertahankan dan membatasi penggunaan sumber daya secara permanen,
temporer dan terikat.
Pencatatan penerimaan dana oleh Dompet Dhuafa Republika mengacu
pada Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat yang dikeluarkan oleh
85
Forum zakat dan telah memperhatikan pada Exposure Draft PSAK No.109.
penerimaan dana Dompet Dhuafa Republika diperoleh dari aktivitas
penghimpunan dana masyarakat berupa zakat, infak/sedekah, wakaf, dana
solidaritas kemasyarakatan, dana jasa giro. Menurut Exposure Draft
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109 penerimaan dana
organisasi pengelola zakat yaitu zakat, infak dan sedekah.
Untuk pelaksanaan penjurnalan Dompet Dhuafa Republika sudah
mengikuti dengan baik Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat yang
dikeluarkan oleh Forum Zakat. Hal tersebut dibuktikan dengan penerimaan
dana atau kas masuk yaitu pos penempatan kas ada pada posisi debet dan
untuk penyaluran dana atau kas keluar yaitu pos penempatan kas ada pada
posisi kredit.
Analisis pada komponen laporan keuangan yang dilaporkan oleh
Dompet Dhuafa Republika secara umum sudah mengacu Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan menyesuaikan pada Exposure Draft
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109, yang terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan
Tujuan dari laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa sudah mengacu
kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu untuk
menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan saldo dana serta
informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu.
86
Penyajian akun-akun dalam format laporan posisi keuangan sudah
mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan
memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Buktinya yaitu terdapat pos
jumlah aktiva, jumlah kewajiban, jumlah saldo dana atau aktiva bersih.
Klasifikasi aktiva dan kewajiban yang terdapat dalam laporan keuangan
Dompet Dhuafa Republika juga sudah mengacu kepada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu adanya unsur-unsur yang homogen.
Namun, ada sedikit perbedaan penyebutan istilah akun saja, dalam Exposure
Draft PSAK No.109 disebut dana amil dan di format Dompet Dhuafa
Republika menyebutnya dengan akun operasional. Dan satu akun yang
dituliskan dalam format laporan posisi keuangan Dompet dhuafa Republika
yaitu saldo dana sosial yang bertujuan untuk penggunaan kegiatan sosial
kemanusiaan akibat bencana alam. Akun saldo dana sosial tidak ada di
Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109,
namun hal ini tidak berpengaruh buruk sehingga tidak menjadi masalah untuk
tetap dilanjutkan adanya akun tersebut.
2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Tujuan laporan sumber dan penggunaan dana yang dibuat oleh Dompet
Dhuafa Republika menampilkan kesesuaian dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, Dompet Dhuafa Republika bertujuan
membuat laporan sumber dan penggunaan dananya yaitu menyediakan
informasi tentang pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
87
jumlah dan sifat saldo dana, mengenai hubungan antar transaksi dan peristiwa
lain, dan proses penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.45 tujuan utama laporan aktivitas yaitu menginformasikan pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi dan bagaimana penggunaan dana. Dompet dhuafa
Republika menyajikan judulnya dengan judul laporan sumber dan penggunaan
dana. Sedangkan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45
menyajikan judulnya yaitu laporan aktivitas dan Exposure Draft Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109 berjudul yaitu laporan
perubahan dana.
Untuk penempatan akun-akunnya Dompet Dhuafa Republika berbeda
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, hal tersebut
karena ruang lingkup Dompet Dhuafa Republika sebagai organisasi Pengelola
zakat. Akan tetapi secara umum pos-pos yang disajikan telah sesuai. Laporan
sumber dan penggunaan dana Dompet Dhuafa Republika sudah
memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 dengan penjelasan mengenai
besar penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak/sedekah, dana pengelola
(amil), wakaf dan dana solidaritas kemanusiaan.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika memiliki tujuan yang
sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45.
88
tujuan Dompet Dhuafa Republika pada laporan arus kas yaitu menyediakan
dasar bagi para pengguna laporan dalam menilai kemampuan Dompet Dhuafa
Republika dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan Dompet
Dhuafa Republika untuk menggunakan arus kas. Laporan arus kas menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 adalah menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Secara khusus pelaporan keuangan arus kas Dompet Dhuafa Republika
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan
memperhatikan Exposure draft PSAK No.109 yaitu menyesuaikan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus
kas.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang
laporan arus kas, klasifikasi dari aktivitas pada laporan arus kas yang terdiri
dari:
a. Aktivitas Operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan sumber dana
utama dan aktivitas lain yang menghasilkan selain dari aktivitas
pendanaan dari investasi.
b. Aktivitas Pendanaan, ialah aktivitas yang mempengaruhi pada jumlah,
komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
c. Aktivitas Investasi merupakan aktivitas pada perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara
kas.
89
Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika sudah memilki ketiga
komponen klasifikasi tersebut. Hal tersebut dapat menyatakan bahwa laporan
arus kas sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.2 tentang laporan arus kas.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Komponen catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh Dompet
Dhuafa Republika secara umum telah sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure Draft
PSAK No.109 yang dilengkapi dengan menyajikan gambaran umum dari
Dompet Dhuafa Republika, selain itu menyajikan dasar pengukuran dan
penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-
pos laporan keuangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab
terdahulu, maka penulis menyimpulkan mengenai gambaran tentang jawaban
masalah yang diteliti sebagai tujuan penelitian yang terkait dengan skripsi
yang diajukan yaitu “ Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa Republika”, kesimpulan tersebut adalah:
1. Pada penyusunan laporan keuangan oleh Dompet Dhuafa Republika sudah
memiliki sistem dimana penyusunan tersebut diawali dengan adanya
pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, Adapun alur dalam
pelaksanaan laporan keuangan yang dibuat melalui tahapan yang paling
awal yaitu dengan bukti setor tunai dan rekening koran, kemudian
dikelompokan dahulu dananya, penjurnalan, kemudian diposting sesuai
jenis dana dan COA (Chart of Account). Setelah diposting kemudian
diperiksa dan difaraf oleh bendahara. Kemudian dimasukkan kedalam buku
besar (Ledger) dilanjutkan ke sistem akuntansi dimana sistem akuntansi
yang digunakan adalah sistem akuntansi dana, akhir dari penyusunan
tersebut menghasilkan laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan
Dompet Dhuafa Republika selain memiliki prosedur standar tersendiri
Dompet Dhuafa juga mengacu pada Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan
oleh Forum Zakat.
90
91
Sistem laporan keuangan lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika
bertujuan untuk sebagai implementasi dari prinsip dasar yaitu transparan
(amanah) dan profesional. Dompet Dhuafa Republika tidak akan
mendapatkan kepercayaan dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat
laporan keuangan.
Dompet Dhuafa (DD) Republika sudah menyajikan laporan keuangannya
kepada masyarakat umum secara khusus melalui media-media cetak seperti
Newsletter Dompet Dhuafa Masakini, Koran Media Republika dan Website
Dompet Dhuafa Republika (www.Dompetdhuafa.or.id)
2. Secara umum pelaporan keuangan telah mengacu pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, tentang pelaporan keuangan
organisasi nirlaba dan menyesuaikan pada Exposure Draft Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109. Hal tersebut dibuktikan
dengan kesamaan tujuan laporan keuangan, karakteristik organisasi, dan
terpenuhinya komponen laporan keuangan yang berupa:
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan sumnber dan penggunaan dana
c. Laporan arus kas
d. Catatan atas Laporan keuangan
Upaya laporan keuangan Dompet Dhuafa untuk menyesuaikan kepada
Exposure Draft PSAK No.109 tentang Akuntansi Zakat memang belum
dilakukan. Hal tersebut karena belum adanya penetapan untuk diberlakukan.
92
Namun pelaporan keuangan Dompet Dhuafa sudah terdapat kesamaan pada
tujuan dan karakteristiknya.
B. Saran-saran
Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memberikan saran
kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan skripsi ini.
1. Dompet Dhuafa Republika harus terus meningkatkan kinerja kerja dengan
melakukan pelaporan keuangan yang sesuai dengan pedoman akuntansi
yang berlaku. Pedoman akuntansi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan Exposure
Draft PSAK No.109 tentang Akuntansi Zakat jika sudah ditetapkan sebagai
pedoman standar dalam pelaporan keuangan untuk lembaga amil zakat
maka gunakan dan sesuaikan dengan pedoman tersebut.
2. Demi mencapai peningkatan profesional kinerja kerja Dompet Dhuafa
Republika yang sesuai dengan prinsip dasarnya maka perlu untuk
mempercepat pelaksanaan audit. Hal tersebut diupayakan agar laporan
keuangan yang ada dapat dipublikasikan secara umum, sehingga Dompet
Dhuafa dapat lebih luas diketahui oleh masyarakat. Dengan demikian tidak
hanya lingkup karyawan saja namun masyarakat dapat menjadikan Dompet
Dhuafa sebagai pilihan lembaga pengelola zakat untuk menyalurkan dana
zakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, cet ke-7
Bariadi, Lili. Dkk. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005, cet ke 1 Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta: BPFE,
2001, cet pertama ---------- . Audit Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat, 2007 Charles T, Horngren. Dkk. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Erlangga,
2000, Edisi keenam jilid 2 Davis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
PPM, 1999, cet ke 11 Effendi, Onong Uchyana. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Mandar
Maju, 1996 cet ke-4 Gitosudarmo, Indriyo. Sistem perencanaan dan Pengendalian. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 1998, edisi revisi, cet ke-2 Hafiduddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: PT Gema
Insani Press, 2002. Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
aksara, 2002, Cet.3 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Jakarta: IAI, 1998.
---------- . Exposure Draft PSAK No 109 akuntansi zakat dan infak sedekah.
Jakarta, Dewan Standar Akuntansi Indonesia 2008 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009. Kumorotomo, Wahyudi dan, Subando Agus. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: UGM Press, 2001 Cet. 4 Leod, Raymond MC. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Prehalindo,
1996
Mufraini, Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: PT. Kencana, 2006
Muhammad dan Holikul Hadi. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah.
2003 Nainggolan, Pahala. Akuntansi keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba
Sejenis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Nisjar, Karhil dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang
Manajeme. Bandung: PT Mandar Maju, 1997, cet ke-1 Nordiawan, Deddi, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Nurmaliza, Devi. “Penyusunan Sistem Akuntansi LAZ DPU. Darut Tauhid
(berdasarkan Sistem Akuntansi Rumusan Forum Zakat dan PSAK No 45”, Skripsi S1 Fakultas Manajemen Ekonomi SEBI, Jakarta, 2008,
Susanto, Philosof Astrid. Komunikasi Kontemporer. Bandung: Bina Cipta,
1998, cet ke- 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Edisi ke 3 cet ke 4
Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta:
Forum Zakat, 2005 Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat, Jakarta, 1999. Widodo, Hertanto. dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen
Keuangan untuk Organisasi pengelola Zakat. Ciputat: Penerbit IMZ, 2001
SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Imas Suliyanah NIM: 106053002003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H./2010 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperolah gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Mei 2010
Imas Suliyanah
SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Imas Suliyanah NIM: 106053002003
Pembimbing
Noor Bekti Negoro, SE.STP. M.Si NIP: 196503011.999031.001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H./2010 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL
ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 03 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada program
studi Manajemen Dakwah.
Jakarta, 03 Juni 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Arief Subhan, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA 19660110 199303 1 004 19670818 199803 1 002
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA Drs. Sugiharto, MA 19660605 199403 1 005 19660806 199603 1 001
Pembimbing
Noor Bekti Negoro SE, STP, M.Si 19650301 199903 1 001
Hasil Wawancara di LAZ Dompet Dhuafa Republika
Nama : Dian Refiyah
Jabatan : Staff Accounting
Tanggal Wawancara : 23 Maret 2010
1. Bagaimana menurut Ibu pentingkah laporan keuangan dan urgensi laporan
keuangan untuk sebuah lembaga amil zakat khususnya di Dompet Dhuafa?
Jawab:
Sangat penting, karena laporan keuangan itu kita bisa mengetahui suatu
perusahaan atau lembaga kinerjanya seperti apa dan itu menjelaskan tentang
kondisi perusahaan tersebut, apakah dia itu baik atau tidak. Pembuatan laporan
keuangan Dompet Dhuafa bertujuan untuk sebagai implementasi dari prinsip dasar
yaitu transparan (amanah) dan profesional. Dompet Dhuafa Republika tidak akan
mendapatkan kepercayaan dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat
laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan yang baik dan benar,
sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (pengguna laporan keuangan).
2. Mengacu pada pedoman standar akuntansi apa yang digunakan di DD?
Jawab :
Untuk pedoman standar akuntansi yang digunakan di DD ini adalah mengacu pada
pedoman akuntansi organisasi pengelola zakat (OPZ) yang di keluarkan oleh
Forum Zakat dan mengikuti standar operasional prosedur keuangan DD.
3. Sistem Akuntansi apa yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan di
LAZ DD?
Jawab :
Penerapan sistem akuntansi pada DD menggunakan konsep akuntansi dana (fund
accounting) dan disajikan dengan modified cash basis.
4. Jenis dana apa saja yang terdapat di DD?
Jawab :
Jenis dana yang ada di DD terdapat enam jenis yaitu: dana infaq/sedekah, dana
pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana jasa giro dan dana
wakaf.
5. Bentuk Laporan keuangan apa saja yang digunakan di DD?
Jawab :
Ada lima laporan keuangan pokok, yaitu: laporan posisi keuangan, laporan sumber
dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana termanfaatkan,
serta catatan atas laporan keuangan. Disamping laporan pokok, DD juga
menyusun laporan keuangan per jenis dana yang ada enam jenis yaitu: dana
infaq/sedekah, dana pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana
jasa giro dan dana wakaf
6. Bagaimana cara mempublikasikan laporan keuangan DD?
Jawab :
Laporan keuangan DD setelah diaudit dipublikasikan melalui Media Republika,
dapat dilihat juga di website Dompet Dhuafa Republika
(www.dompetdhuafa.or.id) atau Newsletter Donatur Dompet Dhuafa Republika
(Masakini)
7. Apakah pelaporan keuangan pada Dompet Dhuafa sudah sesuai dengan PSAK
NO. 45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No 109 Akuntansi Zakat
dan Infak/Sedekah?
Jawab :
Secara teori pelaporan keuangan, PSAK No. 45 cukup memenuhi kebutuhan dari
sistem pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Namun, secara praktek ada
beberapa kaidah yang lebih khusus dalam organisasi pengelola zakat. Pelaporan
keuangan DD menyajikan laporan keuangan yang rinci dan lebih transparan untuk
mengungkap aliran dana zakat. Dalam hal kaidah syariah Islam, serta pengakuan
dan pengukuran, PSAK No. 45 belum dapat memenuhi kebutuhan akuntansi DD
akan tetapi pelaporan keuangan DD sesuai dengan mengikuti standar laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh Forum Zakat.
Nara sumber Pewawancara
Dian Rifiyah Imas Suliyanah Staff. Accounting
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Laporan Keuangan Dana Infaq/Sedekah
Lampiran 1.1
YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKADANA INFAQ/SEDEKAHLAPORAN POSISI KEUANGAN
29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
Rp RpAKTIVA
Kas dan setara kas 2,954,042,585 878,462,215 Barang berharga 1,461,000 1,461,000 Piutang 1,346,774,148 1,450,402,738 Biaya dibayar dimuka dan uang muka kegiatan 669,417,181 356,337,625 Dana bergulir 2,503,341,000 1,431,607,667 Aktiva tetap 869,956,850 641,748,889
Jumlah aktiva 8,344,992,764 4,760,020,134
KEWAJIBAN DAN SALDO DANA
KEWAJIBANKewajiban kepada pihak ketiga 1,200,000,000 40,000 Kewajiban kepada jejaring 48,416,774 Kewajiban kepada dana lain - -
Jumlah kewajiban 1,248,416,774 40,000
SALDO DANADana infaq/sedekah 3,619,627,019 1,234,095,217 Dana termanfaatkan 3,476,948,971 3,525,884,917
Jumlah saldo dana 7,096,575,990 4,759,980,134
Jumlah kewajiban dan saldo dana 8,344,992,764 4,760,020,134
1428 H1429 H
Lampiran 1.2
YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKADANA INFAQ/SEDEKAH
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANAUntuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
Rp RpSUMBER DANA
Penerimaan infaq/sedekah 8,714,558,350 7,259,975,734 Penerimaan dari kerjasama - 435,000,000 Penerimaan Corporate Social Responsibility 10,056,980,694 - Penerimaan bagi hasil 35,001,295 20,439,597 Penerimaan dana pembiayaan 1,348,416,774 45,000,000 Penerimaan piutang/hutang 3,149,918,392 424,223,475 Penerimaan lain-lain 35,000 -
Jumlah penerimaan dana 23,304,910,505 8,184,638,806
PENGGUNAAN DANASosialisasi Zakat, Infak/Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) 5,883,154,332 4,634,718,194 Kegiatan sosial 9,871,753,748 1,577,652,876 Kegiatan ekonomi 1,013,031,666 - Kegiatan pendidikan 720,971,513 91,400,000 Pembelian aktiva tetap 270,039,627 20,165,000 Pemberian piutang/pembayaran hutang 3,160,427,817 486,211,934
Jumlah penggunaan dana 20,919,378,703 6,810,148,004
Surplus/(defisit) 2,385,531,802 1,374,490,802 Transfer antar dana
Transfer dana dari/(kepada) dana lain - (309,315,586) SALDO AWAL 1,234,095,217 168,920,001
SALDO AKHIR 3,619,627,019 1,234,095,217
1428 H1429 H
Lampiran 1.3
YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKADANA INFAQ/SEDEKAH
LAPORAN ARUS KASUntuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
Rp RpArus kas diperoleh dari/ (dipergunakan untuk)
aktivitas operasiPenerimaan dana infaq/sedekah 8,714,558,350 7,258,514,734 Penerimaan dari kerjasama - 435,000,000 Penerimaan bagi hasil 35,001,295 20,439,597 Penerimaan Corporate Social Responsibility 10,056,980,694 - Penerimaan lain-lain 35,000 - Penerimaan piutang 89,490,574 (16,988,460) Hibah: Sosialisasi Zakat, Infak/Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) (5,883,154,332) (4,634,718,194)
Kegiatan sosial dana infaq/sedekah (9,871,753,748) (1,577,652,876) Kegiatan ekonomi dana infaq/sedekah (13,031,666) - Kegiatan pendidikan dana infaq/sedekah (720,971,513) (91,400,000)
Uang muka kegiatan (309,951,431) (185,252,000)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 2,097,203,223 1,207,942,801
Arus kas dipergunakan untukaktivitas investasiPembelian aktiva tetap (270,039,627) (20,165,000) Penyaluran dana bergulir (1,000,000,000) -
Arus kas bersih dipergunakan untuk aktivitas investasi (1,270,039,627) (20,165,000)
Arus kas diperoleh dari/(dipergunakan untuk)aktivitas pendanaanPenerimaa hutang 1,248,416,774 - Alokasi dari/(kepada) dana lain - (309,315,586)
Arus kas bersih diperoleh dari/(dipergunakan untuk)aktivitas pendanaan 1,248,416,774 (309,315,586)
Kenaikan kas bersih dan setara kas 2,075,580,370 878,462,215
Kas dan setara kas awal periode 878,462,215 -
Kas dan setara kas akhir periode 2,954,042,585 878,462,215
1428 H1429 H
Lampiran 1.4
YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKADANA INFAQ/SEDEKAH
LAPORAN PERUBAHAN DANA TERMANFAATKANUntuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
Rp Rp
SALDO AWAL 3,525,884,917 3,415,032,795
PENAMBAHANBiaya dibayar dimuka 5,775,000 - Aktiva tetap 270,039,627 20,165,000 Hutang piutang 3,158,467,817 599,361,708 Dana bergulir 1,071,733,333 -
Jumlah penambahan 4,506,015,777 619,526,708
PENGURANGANBiaya dibayar dimuka 2,646,875 2,887,500 Aktiva tetap 41,831,667 36,563,611 Dana bergulir - - Hutang piutang 4,510,473,181 469,223,475
Jumlah pengurangan 4,554,951,723 508,674,586
SALDO AKHIR 3,476,948,971 3,525,884,917
1429 H 1428 H