abstrak habib ferdiansyah...

82
ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096 Peran Rohis dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Kemerosotan dan kurangnya ahklak, serta sikap keberagamaan pada saat ini dapat membawa dampak negatif bagi siswa dalam kehidupan masyarakat. Dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pendidikan agama yang mereka miliki. Perlu adanya kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap keberagamaan. Selain kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, kegiatan di luar kelas yaitu ekstraskurikuler yang bersifat agamis seperti Rohis dapat menumbuhkan sikap keberagamaan siswa. Sikap keberagamaan sangat penting bagi setiap siswa untuk mengurangi tingkat kemerosotan moral dan akhlak. Pendidikan agama haruslah ditanamkan dari usia dini. Pendidikan agama yang baik dalam keluarga dan sekolah serta masyarakat juga berpengaruh untuk membentuk sikap keberagamaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kolerasionalyaitu penelitian yang bertujuan untuk menagnalisa dan menguji hipotesis. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar peran rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa maka penulis mengumpulkan data dengan menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan kepada siswa kelas VIII. Kemudian untuk melengkapi data tersebut maka penulis melakukan wawancara kepada Pembina Rohis. Hasil pengolahan dan analisis data tentang Peran Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan, kemudian penulis menghitung kedua variabel dengan menggunkan rumus “r” product moment untuk mengetahui tingkat kolerasi kedua variabel tersebut. Dari anlisa dan interpretasi data penelitian menunjukan bahwa terdapat kolerasi positif antara peran rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan, dengan besar rxy 0,4695 dan berada di indeks antara 0,40- 0,70 berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh untuk hubungan rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa menunjukan hasil yang sedang atau cukup.

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

ABSTRAK

Habib ferdiansyah

105011000096

Peran Rohis dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa

Kemerosotan dan kurangnya ahklak, serta sikap keberagamaan pada saat ini dapat

membawa dampak negatif bagi siswa dalam kehidupan masyarakat. Dikarenakan

kurangnya pengetahuan dan pendidikan agama yang mereka miliki. Perlu adanya

kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap keberagamaan. Selain kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas, kegiatan di luar kelas yaitu ekstraskurikuler yang

bersifat agamis seperti Rohis dapat menumbuhkan sikap keberagamaan siswa.

Sikap keberagamaan sangat penting bagi setiap siswa untuk mengurangi

tingkat kemerosotan moral dan akhlak. Pendidikan agama haruslah ditanamkan

dari usia dini. Pendidikan agama yang baik dalam keluarga dan sekolah serta

masyarakat juga berpengaruh untuk membentuk sikap keberagamaan.

Penelitian ini menggunakan metode “deskriptif kolerasional” yaitu

penelitian yang bertujuan untuk menagnalisa dan menguji hipotesis. Adapun jenis

penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan data kualitatif dan

kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar peran rohis dalam

meningkatkan sikap keberagamaan siswa maka penulis mengumpulkan data

dengan menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan kepada siswa kelas

VIII. Kemudian untuk melengkapi data tersebut maka penulis melakukan

wawancara kepada Pembina Rohis.

Hasil pengolahan dan analisis data tentang Peran Rohis dalam

meningkatkan sikap keberagamaan siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan,

kemudian penulis menghitung kedua variabel dengan menggunkan rumus “r”

product moment untuk mengetahui tingkat kolerasi kedua variabel tersebut. Dari

anlisa dan interpretasi data penelitian menunjukan bahwa terdapat kolerasi positif

antara peran rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan di SMP Negeri 10

Tangerang Selatan, dengan besar rxy 0,4695 dan berada di indeks antara 0,40-

0,70 berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh untuk

hubungan rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa menunjukan hasil

yang sedang atau cukup.

Page 2: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam
Page 3: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masalah yang melanda kehidupan manusia dewasa ini adalah semakin

banyak manusia yang krisis moral dan merosotnya nilai-nilai dan norma –norma

dalam kehidupan masyarakat yang membawa dampak negatif. Kemerosotan

moral ini tidak hanya mempengaruhi orang dewasa akan tetapi juga siswa

menengah pertama yang menjadi generasi harapan untuk meneruskan cita-cita

bangsa Indonesia.

Merosotnya moral dan pergerseran nila-nilai agama yang terlihat dalam

prilaku sehari-hari pelajar sekarang ini disebabkan antara lain, kurangnya

pengetahuan dan penghayatan mereka kepada agama yang mereka dapatkan di

sekolah serta ketidak seimbangan pendidikan jasmani dan rohani yang bertumpu

pada pembinaan mental, dan akhlak. Sekolah merupakan pendidikan yang

formal mempunyai tugas berat.

Hal ini tidak dapat dihindari sebab peran lembaga pendidikan sangat

penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap

terjun di masyarakat sesuai kemampuan mereka untuk memperbaiki tatanan

kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Page 4: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

2

Aktivitas lembaga pendidikan seharusnya menekankan kepada pembinaan,

pendidikan, dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi generasi yang

mampu membangun masa depan yang lebih baik sesuai dengan tujuan nasional

itu sendiri yaitu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia dan berbudi luhur memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan merupakan proses pembinaan yang dilakukan terus-menerus

kepada anak dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia,

bertanggung jawab dan berlaku jujur. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu

tidak cukup dengan pendidikan formal saja melainkan diperlukan juga

bimbingan yang terarah di luar jam sekolah untuk menunjang dan menambah

pengetahuan yang didapat di sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah untuk menyalurkan minat

dan bakat siswa. Dengan demikian siswa dapat menggali potensi yang ada

dalam diri mereka sehingga ketika keluar dari intstitusi sekolah, mereka telah

menjadi pribadi yang mengenal potensi dan bakat mereka masing-masing.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat mengajarkan siswa tentang pendidikan

keorganisasian, kerja sama, sosialisasi, serta tanggung jawab yang perlu

ditanamkan dalam diri siswa sehingga mereka tidak hanya mendapatkan ilmu

sercara teoritis saja melainkan lebih kepada hal-hal yang bersifat priktis, yang

tentu saja dibutuhkan siswa ketika mereka berada di dalam lingkungan

masyarakat.

Kegiatan ekstakurikuler tidak hanya menuntut siswa untuk berkreasi

sesusai dengan bakat mereka saja, tetapi lebih dari itu. Karena walaupun hanya

kegiatan ekstrakurikuler saja, kegiatan tersebut mempunyai andil besar dalam

perkembangan siswa khususnya dari segi psikomotorik.

Setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti, pramuka, PMR,

Futsal, Basket, Pencak silat, Rohis dan lain sebagianya. Hal ini dapat

membuktikan bahwa sekolah-sekolah sekarang ini sudah memahami bahwa

Page 5: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

3

perlunya penyaluran bakat dan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Di

antra banyaknya kegiatan ekstrakurikuler tersebut bahkan dapat mengukir

prestasi yang bisa menjadi kebanggaan sekolah. Hal ini membuktikan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya kegiatan biasa saja melainkan memiliki

dampak yang cukup besar dalam perkembangan siswa.

Setiap guru dan kepala sekolah berharap siswa-siswanya mampu

memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti dengan sebaik-

baiknya sehingga hal ini dapat memperkecil kemungkinan siswa-siswanya

melakukan tindakan yang kurang baik.

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang akan penulis teliti adalah Rohis.

Berbicara tentang Rohis, tentu akan berkaitan dengan pendidikan agama.

Pendididikan agama sekarang telah diakui oleh pemerintah sabagi salah satu

mata pelajaran yang diharuskan dalam institusi sekolah, hal ini tertuang dalam

UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang ditegaskan

bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pedidikan wajib memuat

pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Hal

ini dengan jelas memposisikan pendidikan agama sabagi salah satu muatan

wajib dalam kurikulum pendidikan apa pun. Di samping itu, menurut undang-

undang ini keberadaan pendidikan Islam diakaui secara jelas, hanya saja yang

menjadi persoalan bagaimana pendidikan Islam itu sendiri menempatkan dirinya

pada posisi yang tepat dan strategis, sehingga dapat menunjukan eksistensinya.1

Dibentuknya Rohis di sekolah diawali dengan kesadaran bahwa

transformasi ilmu Agama Islam yang ada pada kurikulum sangatlah kurang

dalam upaya pembinaan mental dan ahklak. Hal ini terlihat pada alokasi waktu

yang diberikan untuk mata palajaran Pendidikan Agama Islam adalah 2 jam/

minggu, hal ini tentu akan menghasilkan kompetensi siswa yang tidak

memuaskan karena kerebatasan penyampaian materi-materi tersebut.

Oleh karena itu keberadaan Rohis sebagai salah satu kegiatan

ekstrakurikuler agamis, diharapkan dapat melengkapi dan menyempurnakan

1 Hasbullah,Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

1996), hal.1

Page 6: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

4

pembelajaran yang diperoleh siswa di kelas dan tentu saja aplikasi Rohis

melalui kegiatan-kegiatannya yang dapat membantu siswa untuk lebih

memahami ajaran-ajaran Agama Islam dengan lebih baik, serta memiliki

kecerdasan intelektual dan emosional spiritual serta kepribadian tangguh

berdasakan iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Hal ini karena Rohis mempunyai kegiatan-kegiatan yang cukup banyak, di

antaranya adalah bakti sosial, marawis, serta kreativitas siswa melalui madding.

Selain itu, siswa juga dididik dan dibina dengan ilmu-ilmu agama yang

berlandaskan Al-Quran dengan melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan

bacaan Al-Quran, peringatan hari besar Islam, pesantren kilat dan kegiatan-

kegiatan yang lainya yang dapat memotivasi siswa untuk dapat mengamalkan

ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya. Supaya itu juga agar siswa menjaga

dalam hati agar iman mereka tidak mudah goyah dan hancur. Hal ini sesuai

dengan firman Allah :

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya

(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang

(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang

benar.”

Dengan demikian pendidikan dapat dilalui dengan berbagai cara yaitu

melalui proses pendidikan formal, informal dan non formal baik pendidikan

umum dan pendidikan agama. Sebagimana yang dinyatakan oleh Zakiyah

Darajat “ Bahwa untuk memperoleh pendidikan Agama ada tiga jalur yang

harus ditempuh yaitu : keluarga sebagi jalur pendidikan informal, sekolah sebagi

jalur pendidikan formal dan masyarakat sebagi pendidikan non formal”2

2 Zakiyah Darajat, Kesehatan mental, (Jakarta: PT Gunung Agung,2001), h.121

Page 7: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

5

Keberadaan Rohis tentu meberikan imbas yang positif bagi siswa, karena

mereka dapat memperoleh peajaran yang tidak hanya bersifat teoritis saja

melainkan lebih kepada hal-hal yang bersifat praktis dan diharapkan dengan

kegiatan-kegiatan ini siswa dibekali kreativitas dan potensi yang baik sehingga

dapat membantu mereka ketika dalam lingkungan masyarakat.

Peran Rohis dalam sekolah belum tentu menjamin para anggotanya

memiliki sikap keberagamaan yang cukup baik. Karena walupun proses dari

suatau kegiatan itu amat baik namun apabila hasilnya tidak memuaskan, maka

dapat dipastikan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki efek apapun. Hal ini

berarti harus ada yang diperbaiki dari kegiatan-kegiatan tersebut sehigga dapat

menghasilkan potensi unggul yang sesuai dengan harapan dan tujuan.

Di antara sikap-sikap yang perlu ditanamkan dalam diri siswa seperti

dijelaskan dalam buku Josephson Michael s, Val J Peter dan Tom Dowd yang

berjudul “Menumbuhkan 6 sikap remaja idaman”, adalah sikap amanah, hormat,

tanggung jawab, adil, peduli, kasih sayang dan sebagainya3. Hal ini baru dari

segi ahklak saja karena sikap keberagamaan harus memiliki aspek akidah,

ibadah dan ahklak tentunya.

Akan tetapi, sikap keberagamaan tersebut tidak muncul dengan sendirinya,

malainkan perlu adanya pembiasaan dan pelatihan dalam diri siswa itu sendiri.

Hal tersebut tentu saja hal tersebut diperoleh dari keikutsertaan mereka dalam

kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Rohis. Dengan demikian kegiatan-

kegiatan yang diadakan oleh rohis tersebut, maka diharapkan siswa-siswa dapat

bertindak, berprilaku dan bersikap baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna

mengetahui seberapa besar eksistenti Rohis dan peran rohis itu sendiri dalam

meningkatkan sikap keberagamaan siswa.

Akhirnya, penulis menetapkan judul penelitian skripsi dengan judul

“Peran Rohis Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP

Negeri 10 Tangerang Selatan Pondok Ranji Ciputat”.

3 Josephson, Michael s, Val J, Peter, dan Tom Dowd, Menumbuhkan 6 Sikap Remaja

Idaman, (Bandung: Kaifa, 2003), cet.1,hal.20-21

Page 8: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

6

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka teridentifikasi

permasalahan sebagai berikut :

a. Usaha rohis dalam menggerakan keagamaan Rohani Islam serta

berperan aktif dalam menghidupkan dan mengembangkan sikap

keberagamaan siswa.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap keberagamaan

siswa.

c. Adakah peran Rohis dalam menigkatkan sikap keberagamaan siswa.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis dan luasnya permasalahan

yang hendak dibahas, dan untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka perlu

adanya pembatasan masalah. Oleh karena, itu penulis perlu membatasi masalah

sebagai berikut :

a. Rohis yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan ekstrakurikuler yang

bergerak dalam bidang keagamaan Islam.

b. Sikap Bergama yang dimaksud di sini adalah berkaitan dengan ibdah,

tingkah laku (ahklak) dan akidah siswa.

c. Siswa di sini adalah siswa yang mengikuti kegiatan Rohis yang terdiri

dari siswa kelas VIII.

3. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan peranan seksi Rohani Islam dalam meningkatkan sikap

beragama siswa di sekolah maka ada beberapa hal yang dapat dirumuskan

permasalahanya yaitu :

a. Bagaimana kegiatan Rohis di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan ?

Page 9: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

7

b. Bagaimana sikap keberagamaan siswa di SMP Negeri 10 Tangerang

Selatan?

c. Bagaimana peran Rohis terhadap sikap keberagamaan siswa ?

C. Tujuan dan mamfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui sejauh mana peran seksi Rohani Islam di lingkungan

sekolah SMP Negeri 10 Tangerang Seatan.

b. Untuk mengetahui sikap keberagamaan siswa di SMP Negeri 10

Tangerang Selatan

c. Untuk mengetahui pengaruh Rohis dalam meningkatkan sikap

keberagamaan siswa.

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi sekolah sebagai sumbangsih keilmuan terutama dalam

pengembangan pendidikan agama yang bersifat ekstrakulikuler di

SMP Negeri 10 Tangerang Selatan.

b. Bagi Rohis memberikan masukan yang berarti kepada seksi Rohis

terutama untuk pengembangan Rohis di masa depan

Page 10: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sikap Keberagamaan

a. Pengartian Sikap

Mengawali pembahasan mengenai sikap keberagamaan, maka terlebih

dahulu akan dikemukakan pengertian mengenai sikap dan beragama.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia sikap didefinisikan sebagai : “Sikap adalah

perilaku atau gerak-gerik yang berdasarkan pada pendirian (pendapat atau

keyakinan )”.1

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, dijelaskan pengertian sikap sebagai

berikut, “Sikap adalah faktor yang dapat mendorong/ menimbulkan tingkah laku

tertentu. Sikap senantiasa ada dalam diri manusia namun tidak selalu aktif setiap

saat. sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara positif untuk

(menerima) atau pun negatif (menolak) terhadap objek berdasarkan penilaian

diri.”2

Menurut M. Alisuf Sabri sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk

mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh

tak acuh.3 Pengertian ini serupa dengan definisi yang dikemukakan oleh Sarlito

1 Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahsa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), h.838

2 Tim Penyusun Ensiklopedia Nasional Indonesia, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta

: PT Citra Adipustaka, 1991), h.31-32

3 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996),Cet 2, h.83

Page 11: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

9

Wirawan Sarwono, bahwa sikap adalah “Kesiapan pada seseorang untuk

bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”4

Lebih lanjut menurut Akyas Azhari menjelaskan pengertian sikap (attitude)

sebagau berikut :

Sikap adalah suatu perbuatan atau tingkah laku atau reaksi atau

respon terhadap rangsangan (stimulus) yang disertai dengan

pendirian orang itu. Dalam hal ini sebagian psikolog bahwa sikap

diawali dengan perasan (emosi) baru menunjukan reaksi (respon)

atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagi sebuah reaksi, sikap

selalu berhubungan dengan dua alternatif; senang atau tidak

senang; melaksanakan atau menjahuinya.5

Menurut Ma’rat sebagimana dikutip oleh Jalaludin, meskipun belum

lengkap Allport telah menghimpun sebanyak 13 pengertian mengenai sikap. Dari

13 itu dirangkum menjadi 11 rumusan mengenai sikap. Rumusan umum tersebut

adalah bahwa:

1. Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan

sikap interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (attitudes are

learned).

2. Sikap selau berhubungan dengan objek seperti manusia, wawasan,

peristiwa ataupun ide (attitudes are referent).

3. Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di rumah,

sekolah, tempat ibadat ataupun tempat lainya melalui nasihat, teladan atau

percakapan (attitudes are social learnings).

4. Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara

tertentu terhadap objek (attitudes have readiness to respond).

5. Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif, seperti yang

tampak dalam menentukan pilihan yang apakah positif, negative, atau ragu

(attitudes are affective).

4 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada), 2004, h.94.

5 Akyas Azhari, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:Penerbit Teraju, 2004), Cet.

1 h. 161

Page 12: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

10

6. Sikap memilki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau

lemah (attitudes are very intensive).

7. Sikap bergantung pada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat

tertentu mungkin sesuai, sedangkan sedangkan di saat dan situasi yang

berbeda belum tentu cocok (attitudes have a timedimension).

8. Sikap dapat bersikap relatif Consistent dalam sejarah hidup individu

(attitudes duration factor).

9. Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi atau kognisi individu

(attitudes are complex).

10. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai

konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attitudes

are evaloations).

11. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi

indikator yang sempurna atau bahkan tidak memadai (attitudes are

inferred).6

Definisi-definisi di atas menunjukan bahwa sikap merupakan kesiapan

dalam diri individu untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap objek

tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen

kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang

objek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek

(senang atau tidak senang). Adapun konasi berhubungan dengan kesediaan atau

kesiapan untuk bertindak terhadap objek. Dengan demikian, sikap merupakan

interaksi dari komponen-komponen tersebut secara kompleks.7

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu

keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah

laku (merespon) secara tertentu pula.

6 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996),Cet 1, h.215.

7 Jalaludin, Psikologi Agama ,… h.216.

Page 13: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

11

b. Proses pembentukan dan perubahan sikap

Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau terjadi begitu saja.

Pembentukanya selalu berhubungan dengan interaksi sosial baik yang terjadi di

dalam maupun yang terjadi di luar kelompok, berjalan secara alamiah maupun

dengan bantuan teknologi informasi. Pada dasarnya proses pembentukan sikap

berawal dari lingkungan keluarga, kemudian interaksi dengan lingkungan

masyarakat dan tentu saja berhubungan dengan lingkungan pendidikan, baik

formal maupun informal. Selain itu sikap berhubungan dengan perbedaan bakat,

minat, dan intensitas perasan8.

Secara umum, pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi melaui empat

cara, yakni :

a. Adopsi. Kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus

menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu

dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

b. Deferensiasi. Hal-hal yang terjadinya dianggap sejenis, berkembang

sejalan dengan berkembangnya intelegensi, pengalaman dan usia yang

kemudian dipandang tersendiri dan dilepas dari jenisnya.

c. Integrasi. Pembentukan sikap terjadi secara bertahap dimulai dengan

berbagi pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu sehingga

akhirnya terbentuk sikap megenai hal tersebut.

d. Trauma. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Pengalaman-pegalaman yang traumatis dapat menyebabkan

terbentuknya sikap9.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap

Pembentukan sikap pada diri individu tak lepas dari adanya interaksi sosial

yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan yang saling

8 Akyas Azahari, Psikologi umum dan perkembangan…h. 162

9 Zikri Neni Iska, Psikologi pengantar pemahaman diri dan lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), Cet 1 h. 110

Page 14: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

12

mempengaruhi, meliputi hubungan antara individu dengan individu yang lainya,

individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.

Dalam interaksi sosialnya, individu membentuk sikap tertentu terhadap objek

sikap tertentu. Di anatara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

dalam diri individu adalah :

a. Pengalaman pribadi. Pembentukan atau tanggapan terhadap objek

merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu

yang bersangkutan, situasi di mana taggapan itu terbentuk, dan atribut atau

ciri-ciri objektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk menjadi dasar

pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meniggalkan kesan yang

kuat. Karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi pada situasi yang melibatkan faktor emosional.

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan

lebih mendalam dan berbekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu

cenderung unutk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap

orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan unutk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut. Seseorang yang dianggap

penting tersebut akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita

terhadap sesuatu. Di antara orang yang biasanya dianggap penting oleh

individu adalah orang tua, orang yang statusnya lebih tinggi, teman

sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain- lain.

c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

d. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

sperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dll. Mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif

Page 15: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

13

baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif

yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi

dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap

tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan dan

lembaga agama sebagai suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan

konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis

pemisah antara garis yang diboleh lakukan atau yang tidak boleh

dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan dan serta

ajaran-ajaranya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat

menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada

giliranya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap

individu terhadap sesuatu hal.

f. Pengaruh faktor emosional. Tidak semua sikap ditentukan oleh situasi

lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu

bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang

sementara dan segera beralalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat

pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

d. Pengartian tentang Agama, Beragama dan Keberagamaan

Sebelum mengemukakan definisi tentang keberagamaan, terlebih dahulu akan

dikemukakan pengertian agama yang merupakan kata dasar dari keberagamaan.

Kata keberagamaan ditinjau dari aspek bahasa berasal dari kata “agama” yang

berarti suatu ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan

peribadatan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta tata kaidah yang berhubungan

Page 16: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

14

dengan pergaulan manusia dengan manusia serta manuasia dengan

lingkungannya .10

Sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam agama adalah aturan atau tata

cara hidup manusia yang dipercayainya bersumber dari Yang Maha Kuasa untuk

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.11

Secara terminologis (istilah), terdapat banyak definisi mengenai agama.

Banyak dan beragamnya definisi mengenai agama karena pengertian agama dari

sudut istilah ini sudah mengandung muatan subjektifitas dari orang yang

mengartikannya. Berikut di antaranya.

Menurut Quraish Shihab agama adalah “Hubungan antara makhluk dengan

khalikNya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batinya serta tampak dalam

ibadah yang dilakukanya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.”12

Adapun menurut Muhamad Syaltut agama adalah “ketetapan-ketetapan Ilahi

yang diwahyukan kepada nabinya untuk menjadi pedoman hidup Manusia.”

Menurut H.A Mukti Ali yang dikutip oleh Mujdhaid Abdul Manaf “agama”

adalah keperayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang

diwahyukan kepada utusan-utusan-Nya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di

dunia dan di akhirat13

Menganalisa definisi agama di atas, dapat diakui kurang memuaskan dan

memang tidak ada definisi agama yang benar-benar memuaskan. Karena satu hal,

setiap agama mempunyai keanekaragamannya yang hampir tidak dapat

dibayangkan memerlukan deksripsi (penggambaran) dan bukan definisi (batasan).

Adalah merupakan tugas terpelajar untuk terus menerus menggali definisi agama

sesuai dengan tujuan yang bersifat khusus, yaitu definisi yang cukup khas sebagai

alat yang berguna untuk memahami kehidupan sosial.

10

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indnesia,… h. 12. 11

Tim Penyusun Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, ( Jakarta : Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1996), Cet 1, h. 32

12

Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung:Mizan,1994), h. 210

13

Mujdhaid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,1994), h. 4

Page 17: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

15

Perbedaan definisi tersebut dapat dipahami karena setiap agama dan orang

mendefinisikan agama dengan karakteristik yang berbeda-beda, menjadi suatu hal

yang wajar apabila definisi-definisi tersebut kurang memuaskan.

Selanjutnya bila kata agama mendapatkan awalan ber- menjadi “beragama”

yang berarti beribadat, taat kepada agama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “beragama” diartikan sebagai,

“ Menganut atau memeluk agama; Beribadah atau taat kepada agama atau lebih

konkritnya lagi kata beragama diartikan sebagai memeluk atau taat menjalankan

ajaran-ajaran yang dianut.”14

Kemudian ditambahkan lagi awalan ke- dan akhiran an-, menjadi

“keberagamaan” yang berarti perihal beragama.15

Dari uraian-uraian di atas,

mengenai sikap beragama, adapun pengertian sikap beragama dengan sendirinya

adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah

laku berkaitan dengan agama. Agama menyangkut kehidupan batin manusia oleh

karena itu kesadaran beragama dan pengalaman agama seseorang lebih

menggambarkan sisi batin dalam kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu

yang sakral dan gaib. Dari kesadaran agama dan pengalaman agama maka

kemudian muncul sikap keberagamaan yang ditampilkan seseorang.

Pengertian sikap keberagamaan di atas sejalan dengan pendapat Jalaludin yaitu:

“Sikap beragama merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang

yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya

terhadap agama, sikap keberagamaan tersebut oleh adanya konsistensi antar

kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif perasaan terhadap agama

sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagi unsur konatif.”16

Oleh karena itu keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam

bentuk ritual saja, akan tetapi dalm akatifitas lainya. Islam menyuruh umatnya

untuk beragama secara menyeluruh. Setiap muslim baik dalam berfikir, bersikap

maupun bertindak harus secara Islami. Bahkan dalam melakukan aktifitas-aktifitas

14

Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahsa Indonesia…h.211

15

Tim penyusun, KamusBesar Bahsa Indonesia,h. 12.

16

Jalaludin, Psikologi Agama… h. 184

Page 18: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

16

lainya. Seorang muslim diperintahkan untuk melakukanya secara islami dalam

rangka beribadah kepada Allah semata.

Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat, bahwa

kondisi kedalaman keberagamaan akan terbentuk dalam diri pemeluk agama

apabila ia memiliki kesadaran keagamaan (religious counsciousness) dan

pengalaman keagamaan (Religious Experience). Kesadaran keagamaan

merupakan aspek mental dari prerilaku aktivitas agama. Adapun pengalaman

keagamaan dalam menumbuhkan keyakinan yang menghasilkan tindakan atau

amaliah.17

Dengan demikian secara kongkrit yang dimaksud dengan sikap keberagamaan

adalah tingkah laku yang taat kepada agama atau perbuatan yang mencerminkan

ketaatan dalam menjalankan ajaran agama yang didasarkan oleh pengetahuan dan

perasaan terhadap agama dengan harapan mendapat ridha Allah SWT.

Dari segi konteks keberagamaan dalam agama Islam menurut Yusuf Al

Qaradhowy memiliki dimensi-dimensi atau pokok-pokok Islam yang secara garis

besar dibagi 3 yaitu aqidah, ibadah atau praktek agama atau syari’ah, akhlak.18

1. Aqidah

“Aqidah secara etimologi yaitu kepercayaan”19

sedangkan secara

terminologi “disamakan dengan keimanan, yang menunjukan kepada

seberapa tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran-ajaran

agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis.”20

2. Ibadah atau praktik agama ( syari’ah)

Ibadah atau praktik syari’ah merupakan peraturan-peraturan yang

mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan Kholiknya dan

sesama manusia, yang menunjukan seberapa patuh tingkat ketaatan

17

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet. 15, h. 3-4

18

Yususf Al Qaradhawi, Pengantar Kajian Islam, penerjemah setiawan Budi Utomo, (Jakarta:

Pustaka Al Kausar, 1997),h.55

19 Idrus Alkaf, Kamus Al Manar, (Surabaya: Karya Utama)

20 Yususf Al Qaradhawi, Pengantar Kajian Islam,… h.55

Page 19: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

17

seseorang muslim yang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual

keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan, baik yang menyangkut

ibadah (ritual) dalam arti khusus maupun dalam arti yang luas yang

merupakan media komunikasi langsung dan integral serta sarana

komunikasi antara Khalik dan mahkluknya. Ibadah juga merupakan

perwujudan dari sikap keberagamaan seseorang dalam kehidupan.

3. Akhlak

“Kata akhlak sacara etimologi adalah tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau

adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan dan kemarahan”21

Sedangkan

menurut Imam Ghazali yang merupakan definisi secara terminologi

adalah” sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-

perbuatan yang dengan gamang dan mudah, tanpa memerluka pemikiran

dan pertimbangan”22

“Soegarda Poerbakawatja menjelaskan bahwa akhlak adalah budi perkerti,

watak kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan yang baik

yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan

terhadap sesama manusia.”23

Dalam penjelasan Yusuf Al-Qaradhawy di atas merupkan pokok-pokok

Islam yang dapat dijadikan ruang lingkup dari sikap keberagamaan:

1. Aspek aqidah, ruang lingkup aqidah merupakan yang paling

mendasar dalam diri seseorang dikarenakan dengan aqidahlah

seseorang memiliki pondasi atas sikap keberagamaan, aqidah juga

merupakan alasan utama seseorang yang dapat berprilaku sebagai

hamba yang percaya kepada atas kekuasaan Tuhannya. Aqidah

berkaitan dengan iman dan taqwa hal inilah yang melahirkan

keyakinan-keyakinan atas yang ada pada setiap dirinya merupakan

21

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994) jilid III, h.58

22

Imam Ghazali, Ihya Ulumudin, (Kairo : Maktabah Mathbah al Masyad al Husainy, 1958) juz

III, h 58

23

Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Gunung Agung, 1976), h.9

Page 20: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

18

pemberian dari Tuhan, dan ia mengetahui bahwa ia akan kembali

kepada Tuhanya pula.

2. Aspek Syari’ah, ruang lingkup syariah merupakan realisasi atas

aqidah, iman yang tertanam dalam dirinya, ia berusaha melakukan

setiap kewajiban yang diperintahkan sang Khlaik, hal ini berkaitan

dengan dengan ritual atau praktik ibadah seperti shalat lima waktu,

shalat sunnah contahnya shalat dhuha dan salat tahajud serta lain

sebaginya, berdoa, puasa, membayar zakat dan lain sebaginya.

Aspek syariah ini bertautan sekali dengan rukun Islam.

3. Aspek Akhlak, ruang lingkup akhlak berkaitan dengan perilaku

dirinya sebagi muslim yang taat, dalam menjalankan kehidupannya

sehari-sehari yang semuanya itu sesuai dengan ajaran agama Islam.

Hal ini disebabkan ia memiliki kesadaran yang terdapat pada

jiwanya tentang ajaran agama yang sesungguhnya, juga setiap

ajaran agamaya itu telah meresap sebenar-benarnya dalam hatinya.

Sehingga lahirlah sikap yang mulia, dan dalam prilaku sehari-

harinya dapat mencerminkan sikap keberagamaan, seperti mudah

menolong, jujur, dan bersedekah dan sebagainya.

e. Terbentuknya sikap keberagamaan

Pembentukan sikap keberagamaan seseorang dapat dilalukan dengan

melalui 3 pendekatan yaitu pendektan rasional, emosional dan keteladanan.

a. Pendekatan rasional

“Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan pada akal

(rasio) pesarta didik dalam memahami dan membedakan bahan ajar

dalam standar materi kaitannya dengan perilaku yang buruk dalam

kehidupan duniawi.”24

24

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta : Kalam Mulia, 2004), Cet. 4, h 152

Page 21: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

19

b. Pendekatan emosional

“Pendekatan emosional adalah upaya untuk merubah perasaan emosi

peserta didik dalam menghayati prilaku yang sesuai dengan ajaran

Islam dan budaya bangsa (serta dapat merasakan yang baik dan yang

buruk)”25

. Dalam konteks ini terdapat dua metode yaitu :

1) Metode nasehat merupakan salah satu metode dalam membentuk

sikap keberagamaan anak, mempersiapkan secara moral, psikis dan

sosial, dikarenakan nasehat sangat berperan dalam menjelaskan

kepada anak tentang segala hakekat, menghiasi dengan moral dan

mengajari tentang prinsip-prinsip Islam. “Dalam menggunakan

metode nasehat handaknya pendidik menghindari perintah atau

larangan secara langsung, sebaiknya menggunakan teknik-teknik

tidak langsung seperti membuat perumpamaan”.26

2) Metode pengawasan yaitu seorang pendidik mendampingi dan

mengawasi anak didiknya baik hal jasmani maupun rohani dalam

upaya pebentukan aqidah, moral dan sosial yang baik. Aspek

pengawasan juga harus memberikan nilai-nilai yang positif dan

optimal oleh karena itu harus dilakukan dengan cara yang tidak

mengekang anak, akan tetapi dengan cara menjelaskan dengan baik

dimengerti oleh anak.

c. Pendekatan keteladanan

Pendekatan keteladanan adalah menjadikan guru sebagai figur agama

dan non agama dengan seluruh warga sekolah sebagai cerminan

manusia yang berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan

amat penting dan lebih efektif, apalagi dalam usaha pembentukan sikap

keberagamaan, seorang anak akan lebih mudah memahami atau

mengerti apabila ada seseorang yang dapat ditirunya. Keteladanan ini

pun menjadi media yang amat baik bagi optimalnya pembentukan jiwa

keberagaman seseorang.

25

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,…h 151

26

Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1995), h. 1192

Page 22: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

20

“Keteladanan pendidik terhadap pesarta didik kunci keberhasilan

dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial

anak.”27

f. Manfaat Sikap Beragama

a. Aspek Aqidah

Manfaat sikap keberagamaan dalam aspek aqidah adalah merupakan hal

yang krusial, yaitu menambah kuatnya aqidah atau sebuah pemahaman.

Dengan adanya sikap keberagamaan yang merupakan relasasi dari sebuah

pemahaman maka akan terjadi keseimbangan yang baik antara ranah teoritis

dan ranah empiris.

Menurut Imam Al-Ghazali ada tiga cara untuk memantapkan aqidah

yaitu:

a) Membaca Alquran dengan mempelajari arti dan tafsirnya.

b) Membaca hadist dengan memahami maknanya.

c) Konsekuensi dalam menegakan segala tugas ibadah

“Menurut Imam Al Ghazali bahwa dengan tekun mengerjakan tiga

macam melakukan ibadah akan semakin bertambah mantap. Dan ini memang

bisa kita rasakan sendiri, asal kita melakukanya dengan hati yang ikhlas,

bukan karena ingin dipuji”28

Ciri-ciri aqidah yang benar berdasarkan keterangan dalam Al-Quran dan

hadist bahwa di antara ciri-ciri aqidah yang benar tarhadap Allah adalah

sebagi berikut :

1) Yakin akan keesaan Allah, tuhan yang sebenarnya dan tidak

mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Allah memerintahkan

umat manusia menyembah-Nya dan melarang manusia untuk

memeprsekutukan-Nya dengan sesuatu.

2) Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah, karena patuh kepada

perintah dan larangan Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 175 :

27

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ,…h 154

28

Abubakar Muhammad, Pembinaan manusia Dalam Isam, (Surabaya : Al Ihklas, 1994),

Cet 1, h.280

Page 23: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

21

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang

menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang

musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada

mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang

yang beriman”.

3) Berani menegakan kebenaran dan keadilan sesuai dengan ajaran

agama Islam, karena yakin barang siapa yang membela

kebenaran dan keadilan sesuai dengan agama Allah itu pasti

akan di tolong oleh Allah SWT, sebagimana firma Nya dalam

surat Muhammad ayat 7 :

“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,

niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

4) Orang yang betul-betul beriman kepada Allah SWT pasti tidak

akan tunduk begitu saja dengan kehendak-kehendak orang-orang

kafir dan munafik maupun dengan sesama Islamnya bila

bertentangan dengan akidahnya. Mereka lebih tunduk kepada

Allah dan Rasulnya dari pada kepada manusia. Sesuai dengan

firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 48 :

“ Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan

orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan

mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah

sebagai Pelindung.”

Page 24: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

22

5) Orang yang beriman kepada Allah itu tidak akan berani angkuh

dan sombong dikala ia kuat, baik kuat dalam arti fisik maupun

dalam arti mempunyai kekuasaan. Adanya bersikap ankuh dan

sombong itu demi kemaslahatan dan kebahagiaan manusia itu

sendiri.

6) Orang yang benar dan baik imannya kepada Allah tidak akan

berani bersikap pura-pura baik di hadapan orang, karena yakin

bahwa niatnya pasti diketahui oleh Allah SWT. Allah

mengikatkan kita dalam surat Al An’am ayat 3

“Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di

bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang

kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan”29

b. Aspek diri pribadi

Manfaat sikap keberagamaan dalam kehidupan seseorang

berpengaruh biasanya pada saat dia mengerti atau sudah dewasa. Dalam

hal ini secara pribadi atau individual diri paham akan kesehatan sebagi

anugrah dari Tuhan dan harus dijaga, dengan adanya sikap

keberagamaan ia akan berpikir untuk tidak merusak kesehatan atau

tubuhnya dengan melakukan hal-hal yang buruk sehingga

mengakibatkan kerusakan tubuhnya, meningkatkan kualitas psikologi

subtansi psikologis (kejiwaan/Rohaniah).

Dengan adanya sikap keberagamaan dalam jawanya potensi-

potensi yang ada akan dapat lebih menigkatkan kualitas kehidupan

psikologinya.

29

Abubakar Muhammad, Pembinaan manusia Dalam Isam, (Surabaya : Al Ihklas, 1994),

Cet 1, h.280

Page 25: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

23

b. Aspek Rasa Tanggung Jawab Sosial

Edgar Shefield Brightman dalam buku A Philosophy of Reilegion

mengatakan bahwa agama suatu unsur mengenai pengalaman-

pengalaman yang dipandang mempunyai nilai-nilai yang tinggi,

pengabdian kepada suatu kekuasaan-kekuasaan yang dipercayai sebagai

sesuatu yang menjadi asal mula, yang menambah dan melestarikan

nilai-nilai ini, dan sejumlah ungkapan yang sesuai tentang urusan serta

pengabdian tersebut, baik dengan jalan malakukan upacara-upacara

yang simbolis maupun melaui perbuatan-perbuatan yang lain yang

bersifat perseorangan, serta yang bersifat kemsayarakatan.30

Dalam Al-Quran dan Sunnah sudah terdapat prinsip-prinsip umum

tentang pembinaan masyarakat yang harus kita jadikan landasan. Ada

beberapa kaidah sosial atau prinsip-prinsip yang kemasyarakatan yang

perlu diperhatikan oleh manusia dalam menyusun konsepsi bagi

masyarakat, Bangsa, dan Negara. Prinsip-prinsip sosial itu adalah

sebagai berikut :

1) Baik dan buruknya masyarakat tergantung kepada baik dan buruknya

akhlaq individu masyarakat itu. Dalam surat al Anfal ayat 53 :

“ (Siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah

sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah

dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah

apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

2) Rusaknya masyarakat banyak disebabkan oleh rusaknya moral para

pemimpin dan tokoh-tokoh masyarakat itu.

30

Inu Kencana Syafiie.Filsafat Kehidupan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet 1, h.55

Page 26: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

24

Qaidah sosial kedua ini menegaskan bahwa penyebab utama

kerusakan moral masyarakat adalah karena meniru pemimpin yang

tokohnya sudah rusak itu. Dengan kata lain rusaknya moral

masyarakat adalah cermin rusaknya moral para pemimpin dan tokoh

masyarakat itu. Kerusakan moral rakyat kecil adalah kerusakan

moral orang-orang besar itu. Kenakalan para remaja, pemuda

sebenarnya korban kenakalan orang-orang yang dituakan dalam

suatu bangsa atau masyarakat.

3) Hanya kepada orang-orang yang saleh yang bisa dipercayakan untuk

memperbaiki keadaan ini. Sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat Al Anbiya ayat 105 :

“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami

tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-

hambaKu yang saleh.”

Pada ayat ini harus diperhatikan sekali dan direnungkan oleh

generasi sekarang untuk dijadikan landasan dalam upaya pembinaan

generasi muda yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa

dan Negara. Pembinaan kualitas seseorang tidak hanya dinilai dari

segi intelektualnya saja akan tetapi yang paling penting adalah

kualitas rohaninya, kualitas ahklaknya. Atau kita harus megusahakan

generasi penerus ini menjadi manusia-manusia yang saleh bukan

manusia-manusia yang bangga dengan perbuatan yang salah.31

31

Abubakar Muhammad, Pembinaan manusia Dalam Isam, (Surabaya : Al Ihklas, 1994), Cet

1, h.280

Page 27: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

25

g. Faktor Penunjang dan Penghambat Sikap Beragama

Manusia sebagai makhluk Allah memiliki salah satu kelebihan yang

tidak dimiliki oleh makhluk lain yaitu dianugrahinya kemampuan untuk

mengenal Tuhannya. Dari kemampuan untuk mengenal Tuhan inilah maka

timbul kemampuan sikap beragama. Terbentuk sikap pada diri seseorang tentu

saja tidak terjadi beguitu saja. Ini dapat dilihat dari adanya barbagai sikap dan

diperlihatkan manusia dalam setiap tingkah lakunya. Pada dasarnya manusia

mempunyai naluri untuk beragama yang dibawa sejak lahir. Dalam

perkembanganya ia memerlukan pendidikan dan dikembangkan secara

maksimal potensi yang dimilikinya supaya ia mempunyai pandangan hidup dan

berpegang teguh kepada ajaran agama yang dimilikinya.

Dalam Islam naluri agar tersebut disebut fitrah. Firman Allah dalam

Surat Ar-rum ayat : 30

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui”32

Dapat dipahami bahwa pembinaan agama melalui pemberian pendidikan

kepada seseorang mempunyai peranan penting, karena fitrah yang dibiarkan

tanpa pembinaan dapat menyimpang dan berubah dari fitrah dasarnya.

Dalam Hal ini, pendapat Zakiyah Darajat manarik untuk dikutip.

“Semakin banyak pula pengalaman yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran

32

Inu Kencana Syafiie, Filsafat Kehidupan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet 1, h.55

Page 28: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

26

agama) yang di dapatkan. Semakin banyak unsur agama, sikap, tindakan,

kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.”33

Penulis menyimpulkan bahwa terbentuknya sikap beragama pada diri

seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menunjang. Penulis

mengklsifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua bentuk yaitu :

1. Faktor internal atau faktor-faktor yang datang dari dalam diri pribadi

seseorang.

2. Faktor eksternal atau faktor-faktor yang datang dari luar pribadi

seseorang.

Berikut ini penulis uraikan satu persatu.

Adapun faktor-faktor penunjang terbentuknya sikap beragama seperti:

1. Faktor internal yaitu :

a. Kebutuhan manusia akan agama dimana kebutuhan manusia akan

pedoman hidup yang dapat menunjang jalan kearah kebahagiaan

dunia dan akhirat.

b. Adanya cita-cita untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.

c. Adanya dorongan unutk bersyukur, taat, patuh, atau mengabdi

kepada Allah swt, sebagaimana Allah menegaskan tentang tujuan

diciptakanya manusia dalam firmaNya Surat al-Dzariat ayat : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”.34

33

Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 55

34

Departemen Agama, Al Quran dan Terjemahanya, (Madinah: King Abdul Aziz,1412),

h. 862. Cetakan Saudi Arabia

Page 29: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

27

2. Faktor Eksternal

Menurut pandangan Filsafat ketuhanan (theologi) manusia disebut

“Homo religious” (makhluk beragama), oleh karena itu ia memiliki

naluri agama tersebut dikenal dengan nafsu mutmainnah.

Pandangan falsafah ini, menggambarkan bahwa manusia memiliki

potensi dasar yang dapat dikembangkan menjadi makhluk yang

beragama. Manusia dalam kelahiranya dilengkapi oleh Allah potensi

kesiapan untuk menerima pengaruh dari luar, sehingga dirinya dapat

membentuk pribadi makhluk yang memiliki rasa dan prilaku keagamaan.

Potensi yang dimiliki ini secara umum disebut fitrah keagamaan yaitu

kecenderungan untuk bertauhid.

Faktor eksternal yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan

perkembangan sikap beragama anak dan sifat lingkungan dapat dilihat

dari:

a. Lingkungan Keluarga

Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dan pertama untuk

anak. Sikap ia terhadap agama sangat dipengaruhi oleh sikap orang

tuanya terhadap agama. Pendidikan yang diberikan dalam keluarga dalam

bentuk contoh dan pembiasaan berpengaruh terhadap pembentukan

terhadap sikap bergamanya. Dalam pelaksanaan pendidikan, meliputi

keteladanan orang tua yang mencerminkan keimanan dan ketaatan

beragama, dipenuhi kasih sayang dan perhatian, latihan dan pembiasaan

untuk melaksanakan ajaran agama sejak kecil maka akan menimbulkan

sikap positip terhadap agama.

Orang tua telah diberikan tanggung jawab yang besar dalam

menentukan sikap beragama pada anak-anaknya, sehingga keluarganya

terhindar dari berbagai macam malapetaka di dunia dan di akhirat,

sebagaimana firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat : 6

Page 30: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

28

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ”35

.

Dan lebih spesifik lagi, sesuai dengan hadist nabi Muhammad saw

yang di riwayatkan oleh Bukhari.

ةكان يحدث قال ص م ما من مولود إال يولد على فطرة عن أبى هرير

فأبواه يهودانه أوينصرانه أويمجسانه

“Dari Abu Hurairah, bahwa Rosulullah SAW bersabda : Setiap

anak dilahirkan dalam keadaan fitrah(suci) kedua orang tuanya yang

mendidik menjadi Yahudi, Nasrani tau Majusi.”36

Atas dasar itulah tangggung jawab peran keluarga sangat besar sekali

terhadap perkembangan sikap keberagamaanya, hal ini senada dengan

pendapat Agus Sujarto bahwa betapa pentingnya peranan keluarga

sebagai peletak dasar pola pembentukan kepribadian remaja.

35

Departemen Agama, Al Quran dan Terjemahanya…,h. 951

36 Ahmad bin Ali bin Hajar Al Asqolani, Fathul Bari: Syarah Shaheh Bukhari, (Bariut:

Darul Fikr,1990)Juz 3, h.583

Page 31: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

29

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai institusi formal mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap bergama pengaruh tersebut terjadi antara

lain karena interaksi kurikulum dengan siswa, siswa dengan siswa, dan

siswa dengan sarana ibadah. Melihat kaitanya dengan perkembangan

sikap beragama, keempat interaksi jelas mempengaruhi kehidupan

mereka.

Guru adalah tenaga pendidik yang secara teknik mempunyai bekal

ilmu dan keterampilan untuk membantu anak didik memperoleh sikap

dan prilaku terpuji. Dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam

menumbuh kembangkan sikap beragama siswa. Ini tentu saja beralasan,

karena guru berinteraksi lebih banyak dibandingkan dengan yang lainya.

c. Lingkungan Masyarakat

Umumnya siswa SMP menghabiskan waktunya di luar rumah

(sekolah dan masyarakat). Berbeda dengan di sekolah, umumya

pergaulan di masyarakat kurang memperhatikan kedisiplinan atau aturan

yang harus dipatuhi. Namun demikian kehidupan di masyarakat diatasi

oleh norma-norma atau nilai-nilai yang didukung oleh warganya. Norma-

norma dalam masyarakat biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai agama

yang dianut.

B. Rohis

A. Pengertian Rohis

Rohis kepanjagan dari kata Rohani dan Islam dalam bahasa arab berarti

“Ruh”, sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia arti rohani adalah roh yang

bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani. 37

37

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pusaka, 1989), Cet ke-1, hal 752

Page 32: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

30

Sedangkan menurut Abdul Halim Mahmud, ruh adalah bagian manusia yang

paling mulia karena ia adalah tiupan dari Allah SWT. Ia harus dididik dengan

tujuan untuk mempermudah jalan dihadapannya untuk bermakrifat kepada Allah

SWT dan membiasakan serta melatihnya untuk benar-benar ibadah kepada

Allah.

Ruh adalah nama bagi nafsu yang dengannya mengalir kehidupan, gerakan,

upaya mencari kebaikan, dan upaya menghindarkan keburukan dari dalam diri

manusia.38

Sedangkan pengertian Islam dalam buku ensiklopedi Islam disebutkan

bahwasannya, Islam diartikan dengan tunduk, patuh kepada ajaran yang dibawa

oleh Nabi Muhammad SAW.39

Rohis SMP Negeri 10 Tagerang Selatan berdiri setealah beberapa bulan

SMPN 10 Tangerang selatan dengan anggota tidak lain adalah siswa-siswi SMP

Negeri 10 tangerang selatan, ang langsug dibina oleh guru agama.

Rohis merupakan sebuah lembaga organisasi siswa dibidang keagamaan,

yang mendidik siswa-siswi yang tujuannya mempercayai adanya Allah, serta

patuh dan tunduk kepada ajaran Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad

SAW, dan melatih mereka benar-benar ibadah kepada Allah SWT dan Rohis di

SMP Negeri 10 Tangerang Selatan menjadi wadah atau sarana bagi siswa-siswi

yang ingin memperoleh pembinaan pengamalan ajaran agama Islam secara lebih

mendalam dalam rangka mengurangi kenakalan para pelajar yang terjadi selama

ini serta meningkatkan pretasi belajar pendidikan agama Islam dan

mengembangkan bakat, kemampuan dan memperluas pengetahuan tentang

ajaran agama Islam, dan senantiasa menanamkan, membudayakan,

mengabarkan, serta mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dan untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi para siswa-siswi.

38

Ali Abdul Halim, Pendidikan Rohani, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), Cet ke-1,

hal 65.

39

Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, hal 422

Page 33: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

31

B. Dasar Pemikiran Rohis

a. Dasar sosiologis

Sebagaimana diketahui misi utama ajaran Islam adalah mewujudkan

rahmat bagi seluruh alam, dan untuk mewujudkan misi itu pendidikan Islam

berada pada barisan terdepan, karena pendidikanlah yang secara langsung

berhadapan dengan umat manusia. Diadakan rohis adalah untuk menutupi

kekurangan pengatahuan agama di kelas. Pelajaran agama yang diberikan di

kelas seharusnya tidak berhenti hanya sekedar menjadi pengetahuan dan

keahlian, tetapi juga prilaku serta memiliki nilai transformatif bagi kehidupan

sosial. Dengan demikian Rohis sebagai program eksrakulikuler yang bergerak

dalam bidang agama Islam adalah untuk memberi pengetahuan agama kepada

siswa agar bermanfaat dalam ruang lingkup sekolah maupun keluarga dan

masyarakat.

b. Dasar Edukatif

Rohis merupakan sebuah lembaga organisasi siswa di bidang keagamaan,

yang menyelenggarakan sejumlah program kegiatan yang berfungsi untuk

mengali potensi keagamaan yang dimiliki oleh siswa. Rohis menjadi salah satu

wadah untuk sarana bagi siswa yang beragama Islam untuk memperoleh

pembinaan keagamaan secara lebih mendalam, dalam rangka menumbuh

kembangkan bakat, kemampuan serta memperluas pengetahuan tentang ajaran-

ajaran agama Islam dan senantiasa menanamkan, membudayakan serta

mengaktualisasikan nilai-nilai Islam untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan bagi para siswa.

c. Dasar Diselenggarakan Rohis

Dasar pemikiran diselenggarakannya Rohis adalah remaja merupakan

generasi penerus yang menjadi harapan orang tua, bangsa, dan Negara. Mereka

sangat dibutuhkan dalam melanjutkan pembangunan.

Page 34: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

32

Dari lain pihak banyak siswa yang sangat menurun prestasi pelajaran

agamanya di sekolah, maka dari itu dengan diadakannya kegiatan kerohanian

Islam agar prestasi belajar mereka bias berkembang pesat bermanfaat bagi orang

tua, bangsa dan Negara.40

C. Fungsi dan Tujuan Rohis

Kegiatan Rohis berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi sesama siswa

dan sebagai wadah untuk memperdalam ajaran-ajaran Islam, agar dapat menjadi

siswa yang berakhlak mulia dan berguna bagi orang tua, Bangsa dan Negara.

Mengingat masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak, maka dari itu

diperlukan suatu wadah yang dapat membina mental serta spiritual dan

meningkatkan prestasi belajar Agama mereka.

Sedangkan tujuan kerohanian Islam adalah meningkatkan kesadaran dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memperbaiki akhlak dan budi

pekerti yang luhur, memahami hakekat hukum Islam, dan memupuk rasa

persatuan dan kesatuan sesama muslim, serta menumbuhkan kader-kader

(pemimpin-pemimpin Islam) agar mampu terjun dalam pembangunan Bangsa

dan Negara dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.41

D. Jenis-jenis Kegiatan Kerohanian Islam

Ada beberapa kegiatan kerohanian Islam (Rohis) yang menjadi kegiatan

harian, mingguan, hari besar Islam, libur semester, dan bulan suci Ramadhan.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Harian :

1) Melaksanakan shalat jamaah setiap dzuhur.

2) Mendiskusikan masalah-masalah keagamaan.

40

Program Kerja Rohis SMPN 4 PONDOK RANJI CIPUTAT TANGERANG,

Tangerang : 2004-2005 41

Wahyosumidjo, Kepemimpinan kepala Sekolah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

1999), hal. 257

Page 35: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

33

3) Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan dalam segala bidang.

b. Kegiatan Mingguan :

1) Melaksanakan shalat jum’at berjamaah

2) Mengumpulkan Infaq sebagai sumber dana.

3) Membuat edaran mingguan berupa mading

4) Mengumumkan dana Rohis.

c. Kegiatan Hari-hari besar Islam :

1) Merayakan hari-hari besar Islam seperti : 1 Muharram, Maulid Nabi

Muhammad, Isra Mi’raj, Shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha.

2) Membuat edaran peringatan hari besar Islam.

d. Kegiatan Libur Semester :

1) Mengadakan tafakur alam.

2) Mengadakan bakti sosial kemasyarakatan di bawah bimbingan guru-

guru dan Pembina OSIS.

3) Mengadakan lomba keterampilan agama.

e. Kegiatan Bulan Suci Ramadhan :

1) Mengadakan pesantren kilat.

2) Mengadakan tadarus Al-Qur’an di sekolah atau masjid.

3) Mengadakan buka puasa bersama.

4) Mengadakan zakat fitrah.

Karena pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan

belum cukup. Jadi, kegiatan kerohanian Islam (Rohis) sangat dibutuhkan dalam

Page 36: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

34

rangka membina ketaqwaan siswa dan kepribadian siswa, serta meningkatkan

sikap keagamaan siswa.42

E. Kerangka Berfikir

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan

merupakan kebutuhan hidup yang mutlak, baik dalam kehidupan seseorang,

keluarga, dan negaranya yang harus dipenuhi demi tercapainya kesejahteraan di

dunia dan di akhirat, tetutama pendidikan agama yang amat penting bagi setiap

manusia.

Pendidikan agama harus ditanamkan sejak usia dini agar dewasa kelak anak-

anak tidak buta dengan agama. Dengan agama anak-anak mempunyai nilai-nilai

ahklak dan sikap keberagamaan yang baik.

Tetapi pada kenyataanya, banyak dari anak-anak kita terutama siswa SMP

yang sudah merosot ahklak dan sikap keberagamaanya. Mungkin ini disebabkan

kuarngnya penghayatan dan pengalaman agama yang merka terima dalam

lingkungan. keluarga, dan sekolah.

Di kelas meraka sangat kuarang dalam memerima pelajaran pendidikan

agama Islam. Maka dari itu perlu adanya jam tambahan di luar sekolah yaitu

pendidikan non formal seperti eksrtakulikuler yang dapat menambah wawasan

siswa serta sebagai wadah untuk menyalurkan bakat.

Rohis adalah salah satu bentuk eksrtakulikuler yang islami.dengan kegiatan-

kegiatan yang diadakan rohis bisa menabah wawasn keislaman siswa dan

membentuk sikap kebaragamaan siswa. Namun kegiatan rohis tidak menjamin

untuk para siswa tersebut mempunyai sikap keberagamaan yang baik. Karena

masih banyak faktor – faktor yang bisa membentuk sikap keberagamaan siswa,

sperti dari faktor keluarga, dan lingkungan masayarakat.

Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X)

Rohis, dan variabel (Y) sikap keberagamaan siswa.

42

Tim Kerja Permanent Pembinaan Mental Pelajar DKI Jakarta, Buku Pedoman

Pembinaan Rohis-Osis Untuk Siswa SLTP-SMU DKI Jakarta, (Jakarta : Aries Lima, 1994), Cet

ke-1, hal 18

Page 37: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

35

2. Rumusan Hipotesis

Dari permasalahan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara peran Rohis dalam

meningkatkan sikap keberagamaan siswa

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara Peran Rohis dalam

menigkatkan sikap keberagamaan siswa

Page 38: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Kota Tangrang Selatan yang

beralamat di Jl.Yaktapena Raya No. 6 Pondok Ranji, Ciputat. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2009.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dan bersifat deskriptif

kolerasional, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha melakukan analisis dan

uji hipotesis tentang peran Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa

di SMP negeri 10 Kota Tangerng Selatan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik surevei, yaitu penelitian

yang menggambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuesioner

sebagai alat pengukur data yang pokok.1

Penelitian ini mengkaji dua vaeiabel yaitu Peran Rohis sebagai variabel X

dan Sikap keberagamaan siswa sebagai variabel Y

1 Masri Singaribun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta : LPES,1995),

Cet. II, h.5

Page 39: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

36

C. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.2

Populasi adalah unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa

berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas,

organisasi, dan lain-lain. Dengan kata lain, populasi adalah kumpulan dari

sejumlah elemen.3 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa SMP

Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, yaitu kelas VIII pada semester II tahun

pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 360 siswa.

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang

sama dengan populasi.4 Guna untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan

pengolahan data, penulis menggunakan teknik sampling. Dalam penelitian ini

yang menjadi sampel adalah sebanyak 10 % dari populasi yang ada. Suharsimi

Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100

orang, maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 36 orang dengan

sistem random atau acak. Dengan cara seperti ini, diharapkan setiap anggota dari

populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek hal. 115

3 Nana Sudjana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1989), Cet.

Ke-1, hal. 84

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 117

Page 40: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

37

1. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.5 Dalam hal ini

penulis mengadakan pengamatan langsung di SMP Negeri 10 Pondok Ranji

Ciputat Tangerang Selatan . Observasi yang dilakukan untuk mengetahui

tentang keadaan SMP Negeri 10 Pondok Ranji Ciputat Tangerang Selatan,

baik fisik (sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan,

keadaan guru dan siswanya.

2. Angket

Angket adalah pengumpulan data dengan cara menyusun item-item

pertanyaan dalam suatu daftar pertanyaan agar responden mengisi

pertanyaan tersebut dan dengan menambahkan petunjuk-petunjuk

pengisian. Metode ini ditujukan kepada siswa-siswi yang dijadikan

responden untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan

dengan peran seksi rohaniawan Islam (Rohis) di SMP Negeri 10 Pondok

Ranji Ciputat Tangerang Selatan yang berjumlah 36 siswa. Kuesioner yang

dibuat merupakan kuesioner tertutup, disertai dengan empat alternatif

jawaban yang sudah disediakan, dan terdiri dari 30 item pertanyaan dalam

dua variabel yaitu tentang peran rohis dalam meningkatkan sikap

keberagamaan siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan.

Tabel 1

Kisi-kisi angket peran Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan

siswa

Variabel Dimensi Variabel Indikator Item Jum

lah

Kegiatan

Rohis di SMP

10 Tangerang

Selatan

Eksistensi

Rohis di SMP

10 Tangsel

o keberadaan

Rohis.

o Keaktifan siswa

mengikuti Rohis

1,2

4

2

1

5 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: PT Prasetia Widya Pratama, 2002), cet ke-9, hal 59

Page 41: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

38

Kegiatan

mingguan

Kegiatan

tahunan

o Pemahamn siswa

tentang materi

Rohis

o Sikap siswa

terhadap Rohis

o Pengkaderan

Rohis

o Pengajian Rutin

o Marawis

o Infaq

o Mengadakan

kegiatan

Ramadhan

o Memperingati

hari-hari besar

Islam

15,6,7,

3,5,14

8

12

11

10

13

9

3

3

1

1

1

1

1

1

Sikap

keberagamaan

siswa di SMP

10 Tangsel

Aqidah

o Percaya kepada

Allah

o Percaya kepada

malaikat

o Percaya kepada

kiab-kitab Allah

o Percaya kepada

Rasul Allah

o Percaya Kepada

hari akhir

16

17

18

19

20

1

1

1

1

1

Page 42: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

39

Ibadah

Akhlak

o Percaya kepada

qadha dan qadar

o Mendirikan salat

o Menjalankan

puasa

o Membayar zakat

o Akhlak kepada

orang tua

o Akhlak kepada

Guru

o Akhlak kepada

sesama manusia

o Akhlak kepada

sesama mahkluk

Allah

21

22,24

23

25

28

29

26,27

30

1

2

1

1

1

1

2

1

3. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang

atau lebih secara langsung. Metode ini digunakan untuk melengkapi

data yang dianggap perlu, sehingga lebih menyakinkan data yang di

peroleh dari sumber-sumber lainnya. Dalam pelaksanaan wawancara

ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru Pembina

Rohis di SMP Negeri 10 Pondok Ranji Kota Tangerang Selatan.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

Page 43: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

40

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai

berikut: dalam skala ini terdapat empat katagori jawaban yaitu, Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS). Item-

item diberi skor berdasarkan jawaban yang responden pilih. Setiap

jawaban mempunyai angka kode sendiri untuk menghitung data tentang

penelitian ini dengan menggunakan angket, penulis memberikan skor pada

setiap poin jawaban yakni: untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat

poin 4, Setuju (S) mendapat poin 3, Kurang Setuju (KS) mendapat poin 2

dan Tidak Setuju (TS) mendapat poin 1.

Table 2

Klasifikasi skor hasil angket

No Skor Kategori

1 61 – 80 Baik

2 41 – 60 Cukup

3 20 – 40 Kurang

3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan

ke dalam tabel yang telah disediakan.

F. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut dianalisa

dengan analisa kuantitatif secara deskripsif analisis yang sebelumnya telah

ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi:

Rumus: P = 100xN

F

Keterangan:

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Banyaknya Responden

Page 44: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

41

Kemudian untuk mengetahui peran Rohis (variabel X) dalam meningkatkan

sikap keberagamaan siswa (variabel Y), penulis menggunakan rumus product

moment dari Carl Pearson sebagai teknik analisis. Cara operasional data dilakukan

melalui tahap sebagai berikut:6

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:

rxy = Y)²(-²X)²(-²

))((

YNXN

YXXYN

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment

ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X (Peran Rohis)

ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y (sikap kebergamaan siswa)

ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

ΣX² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

ΣY² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = Banyaknya subyek (Number of Cases)

b. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:

1) Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan

hasil perhitungan dengan indeks korelasi "r" product moment seperti

di bawah ini:

Tabel 3

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya "r" Product

Moment (r xy) Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat

lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y).

6 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Pt Rajawali Press, 2001), h. 180.

Page 45: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

42

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0, 40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0, 70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90 – 1, 00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat tinggi

2) Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan

berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment. Apabila cara ini

akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai

berikut:

a) Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho).

b) Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan

dengan jalan membandingkan besarnya "r" product moment

dengan "r" yang tercantum dalam tabel (r) pada taraf signifikansi

5% namun terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau

Degrees or Freedomnya (df)

Rumusnya: df = N-nr

Keterangan:

Df : Degree of Freedom (derajat bebas).

N : Jumlah subyek penelitian (sampel).

Nr : Jumlah variabel.

Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 36, maka dfnya adalah

(36 - 2 = 34), jika r hitung > dari r tabel maka korelasi dianggap signifikan atau

Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil r hitung < dari r tabel maka korelasi

tidak signifikan atau Ho diterima Ha ditolak.

Kemudian untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel X menunjang

keberhasilan variabel Y, maka dihitung terlebih dahulu suatu koefisien yang

Page 46: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

43

disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai

berikut:

KD = ²r x 100%

Page 47: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

44

BAB IV

HASIL PNELITIAN

A. Gambaran Umun SMP 10 Tangerang Selatan

1. Sejarah singkat

Ciputat yang terletak di Kabupaten Tangerang merupkan daerah penopang

ibukota Jakarta dalam hal menyangkut kepadatan penduduk Ciputat

merupkan daerah tempat tinggal bagi pekerja di Jakarta. Hal ini terjadi karena

Ciputat dari segi ekonomi, living cost lebih murah untuk kalangan menengah

ke bawah.

Akibatnya adalah meledaknya jumlah penduduk baik karena kelahiran asli

maupun karena urbanisasi yang merupakan konsekuensi dari sistem ekonomi

terpusat.

Dari sisi lain terbatasnya sarana dan prasarana sosial dan pendidikan

sehingga banyak yang harus dibangun untuk kebutuhan pendidikan.

Cikal bakal SMPN 4 Ciputat yang berdiri pada tahun 1993 pada mulanya

adalah SMPN 3 Ciputat yang merupakan filial (sekolah kelas jauh) dari

SMPN 1 Ciputat (Sekarang SMPN 2 Ciputat) yang pada waktu itu belum

memiliki gedung sendiri masih menggunakan gedung SDN Pondok Ranji IV

selama 2 tahun.

Atas usulan warga khususnya Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat

dan sekitarnya dalam bentuk penghibaan sebagian tanah yang dimiliki

Pertamina kepada pemerintah dalam hal ini DEKDIBHUD untuk pendirian

Page 48: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

45

gedung seoklah baru. Dimana yang dihibahkan untuk SMPN 4 Ciputat seluas

6000 m2.

Pada tanggal 5 Oktober 1994 SMPN 3 Ciputat diresmikan berdasarkan SK

Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi

Jawa Barat dengan Nomor Statistik Sekolah (20.102.04.16.197) kemudian

berubah dengan Nomor Statistik Sekolah yang baru yaitu 20.128.03.10.020

sekaligus berubah menjadi SMPN 4 Ciputat.1

Berdasarkan peraturan walikota Tangerang Kota Selatan Nomor 10 tahun

2009 tentang perubahan nama sekolah pada jenjang pendidikan Sekolah

Dasar Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama (SMPN), Sekolah Menegah

Atas Negeri (SMAN), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN), di

lingkungan pemerintah kota Tangerang Selatan, maka SMPN 4 Ciputat

dirubah menjadi SPMN 10 Tangerang Selatan.

2. Visi, Indikator, dan misi

Visi, Indikator, dan misi SMP Negeri 10 Tamgerang selatan:2

1. Visi

Visi SMPN 10 Tangerang Selatan adalah berprestasi dan berkhlak

mulia

2. Indikator

1. Berperstasi dalam bidang akademik

2. Berprestasi dalam bidang non akademik

3. Berdidiplin dan bertanggung jawab

3. Adapun misi SMPN 10 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut ;

1. Melaksankan proses pembeljaran secara efektif dan efesien.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

3. Menigkatkan profesionalisme guru.

4. Menigkatan kualitas input penerimaan siswa baru.

1 Nindin Komarudin (ed), Selayang Pandang SMP Negeri 4 Ciputat, Ciputat: 2005

2 Nindin Komarudin (ed), Selayang Pandang SMP Negeri 4 Ciputat, Ciputat: 2005

Page 49: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

46

5. Menigkatkan pembinaan seni budaya dan olahraga.

6. Menigkatkan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan

yang dianaut.

7. Menigkatkan pelaksanaan tata tertib.

8. Menigkatkan peran serta orangtua dan masyarakat dalam proses

pendidikan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang sudah terkumpul maka dapat disajikan deksripsi

skor subjek tiap variabel yaitu variabel Rohis (X) dan sikap keberagamaan

siswa (Y). selanjutnya deksripsi data dilihat dari uraian sebagai berikut :

1. Deskripsi data Rohis

Data yang diperoleh dari penelitian tentang Rohis adalah sebagai

berikut :

Tabel 4

Hasil skor angket Peran Rohis

no Responden Skor Angket Rohis

1 A 59

2 B 55

3 C 51

4 D 54

5 E 54

6 F 53

7 G 57

8 H 54

9 I 54

10 J 54

11 K 59

12 L 55

Page 50: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

47

13 M 59

14 N 56

15 O 57

16 P 56

17 Q 58

18 R 60

19 S 58

20 T 57

21 U 53

22 V 56

23 W 52

24 X 57

25 Y 57

26 Z 60

27 AA 58

28 AB 59

29 AC 59

30 AD 60

31 AE 59

32 AF 55

33 AG 52

34 AH 54

35 AI 56

36 AJ 59

JUMLAH 2026

2. Analisis Rohis di sekolah

Dari data yang diperoleh tentang Rohis, maka selanjutnya dilakukan

analisis. Untuk memudahkan dalam menganalisis dan menginterprestasikan,

Page 51: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

48

tiap-tiap item di kemukakan dalam bentuk tabel dan setiap tabel berisi satu

pertanyaan.

Tabel 5

Keberadaan Rohis di Sekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

1

Sangat setuju 27 75%%

Setuju 9 25%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas diketahui bahwa keberadaan Rohis di sekolah sangatlah

penting. Ini terbukti dengan banyaknya responden yang menjawab sangat

setuju dengan jawaban 75%, yang menjawab setuju 25% , dan yang menjawab

kurang setutu dan tidak setuju 0%

Tabel 6

Rohis aktif Mengadakan Kegiatan keagamaan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

2.

Sangat setuju 26 72,2%

Setuju 10 27,8%

Page 52: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

49

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas diketahui bahwa Rohis aktif dalam menggadakan kegiatan

keagamaan. Hal ini terbukti dengan jawaban reponden 72,2% menjwab sangat

setuju, yang menjawab setuju 27,8%, yang menjawab kurang setuju 0%, dan

yang menjawab tidak setuju 0%.

Tabel 7

Siswa Senang mengikuti Rohis

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

3.

Sangat senang 29 80,6%

Senang 7 19,4%

Kurang senang 0 0%

Tidak senang 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat senang

mengikuti rohis 80%, yang menjawab senang 19,4%, yang menjawab kurang

senag 0%, dan yang menjawab tidak senang 0%.

Page 53: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

50

Tabel 8

Hadir ketika kegiatan Rohis

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

4.

Sangat sering 32 88,9%

Sering 4 11,1%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa hadir dalam kegiatan Rohis. Hal

ini terbukti dengan jawaban responden dengan yang menjawab hadir ketika

kegiatan rohis dengan jawaban sangat sering 11,1%, yang menjawab sering 0%,

yang menjawab kadang-kadang 0%, dan yang menjawan tidak pernah 5,5 %.

Tabel 9

Pengetahuan agama bertambah setelah mengikuti Rohis

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

5.

Sangat bertambah 25 69,5%

Bertambah 11 30,5%

Kurang bertambah 0 0%

Tidak bertambah 0 0%

Jumlah 36 100%

Page 54: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

51

Tabel di atas menujukan pengetahuan agama bertambah stelah mengikuti

Rohis. Hal ini terbukti yang menjawab sangat bertambah 69,5%, bertambah

30,5%, kurang bertambah 0%, dan tidak bertambah 0%.

Tabel 10

Materi Rohis berkaitan dengan pelajaran di kelas

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

6.

Sangat setuju 28 77,8%

Setuju 7 19,4%

Kurang setuju 1 2,8%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa materi Rohis berkaitan dengan pelajaran

yang ada di kelas. Hal ini tebukti dengan jawaban responden yang menjawab

sangat setuju 77,8%, setuju 19.4%, kurang setuju 2.8%, dan tidak setuju 0%.

Tabel 11

Rohis mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang lain

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

7.

Sangat setuju 21 58,3%

Setuju 14 38,9%

Kurang setuju 1 2,8%

Page 55: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

52

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa rohis juga mengembangkan ilmu dan

keterampilan yang lain. Hal ini terbukti dengan 58,3% responden menjawab

sangat setuju, 38,9% setuju, kurang setuju 2,8%, dan tidak setuju 0%.

Tabel 12

Pengkaderan Rohis

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

8.

Sangat setuju 21 58,3%

Setuju 14 38,9%

Kurang setuju 1 2,8%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang sangat setuju dengan

pengkaderan rohis. Hal ini terbukti dengan responden yang menjawab sangat

setuju 58,3%, yang menjawab setuju 38,9%,yang menjawab kurang setuju 2,8%,

dan tidak setuju 0%

Page 56: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

53

Tabel 13

Rohis mengadakan kegiatan keislamaan pada PHBI

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

9.

Selalu 35 97,2%

Sering 1 2,8%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa rohis mengadakan kegiatan keislamaan.

Hal ini terbukti dengan jawaban reponden yang menjawab selalu 97,2%, sering

2,8%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%

Tabel 14

Mengumpulkan infaq setiap minggu

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

10.

Selalu 23 63,9%

Sering 13 36,1%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Page 57: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

54

Tabel di atas menunjukkan bahwa rohis mengumpulkan infaq setiap

minggu. Hal ini terbukti dengan jawaban responden selalu 63,9%, sering 36,1%,

kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%.

Tabel 15

Senang dengan kegiatan marawis

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

11

Sangat senang 19 52,8%

Senang 17 47,2%

Kurang senang 0 0%

Tidak senang 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat senang

dengan kegiatan marawis 52,8%, senang dengan kegiatan marawis 47,2%,

kurang senang dengan kegiatan marawis 0%, dan tidak senang dengan kegiatan

marawis 0%.

Tabel 16

Mengadakan pengajian rutin mingguan

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

12.

Selalu 26 72,2%

Sering 9 25%

Kadang-kadang 1 2.8%

Page 58: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

55

Tidak pernah 0 %

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa rohis mengadakan pengajian rutin setiap

minngu. Hal ini terbukti dengan jawaban reponden yang menjawab selalu

72,2%, yang menjawab sering 25%, yang menjawab kagang-kadang 2,8%, dan

yang menjawab tidak pernah 16,7%.

Tabel 17

Pesantren kilat dapat menigkatkan keimanan dan ketaqwaan

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

13.

Sangat setuju 29 80,6%

Setuju 7 19,4%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pesantren kilat dapat meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan. Hal ini terbukti dengan jawaban reponden yang

menjawab sangat setuju 80,6%, yang menjawab setuju 19,4%, yang menjawab

kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0 %.

Page 59: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

56

Tabel 18

Mengikuti kegiatan Rohis karena kemauan sendiri

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

14.

Sangat setuju 21 58,3%

Setuju 15 41,7%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab mengikuti rohis

karena kemauan sendiri dengan jawaban sangat setuju 58,3%, yang menjawab

setuju 41,7%, kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%.

Tabel 19

Dengan mengikuti Rohis nilai pendidikan agama bertambah baik

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

15.

Sangat setuju 23 58,3%

Setuju 13 26,1%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan mengikuti rohis nilai pendidikan

agama bertambah. Hal initerbukti dengan jawaban responden yang menjawab

sangat setuju 58,3%, setuju 261%, kurang setuju 0%, dan tidak setuju 0%.

Page 60: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

57

3. Deskripsi Data Sikap keberagaman siswa

Data yang diperoleh dari penelitian tentang sikap keberagamaan siswa

adalah sebagai berikut :

Tabel 20

Hasil skor angket sikap keeragamaan siswa

NO RESPONDEN JUMLAH

1 A 57

2 B 53

3 C 47

4 D 56

5 E 43

6 F 43

7 G 58

8 H 51

9 I 58

10 J 54

11 K 59

12 L 52

13 M 59

14 N 51

15 O 56

16 P 57

17 Q 57

18 R 56

19 S 51

20 T 59

21 U 55

22 V 57

23 W 55

Page 61: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

58

24 X 55

25 Y 54

26 Z 57

27 AA 58

28 AB 54

29 AC 51

30 AD 57

31 AE 54

32 AF 52

33 AG 56

34 AH 57

35 AI 51

36 AJ 53

Jumlah 1953

Tabel 21

Mengingat Allah SWT di manapun dan kapanpun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

17.

Selalu 30 83,3%

Sering 6 16,7%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang menjawab selalu mengingat Allah

SWT 83,3% reponden, siswa yang menjawab sering mengingat Allah 16,7 %

responden, siswa yang menjawab kadang-kadang mengingat Allah 0%

reponden, siswa yang menjawab tidak pernah mengingat Allah 0% reponden..

Page 62: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

59

Tabel 22

Takut berbuat salah karena semua perbuatan dicatat oleh malaikat

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

18.

Sangat setuju 30 83,3%%

Setuju 6 26,1%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa takut berbuat salah karena semua

perbuatan dicatat oleh malaikat. Hal ini terbukti dengan jawaban reponden yang

menjawab sangat setuju 83,3%, setuju 26,1%, kuarang setuju 0%, dan tidak

setuju 0% .

Tabel 23

Berusaha untuk menjalankan petunjuk yang terkandung dalam al-Quran

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

19.

Selalu 19 52,8%%

Sering 12 33,3%%

Kadang-kadang 5 13,9%%

Tidak setuju 0% 0%

Jumlah 36 100%

Page 63: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

60

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa berusaha untuk menjalankan

petunjuk yang terkandung dalam Al-Quran. Hal ini terbukti dengan jawaban

reponden sangat setuju 52,8%, setuju 33,3%, kuarang setuju 13,9%, dan tidak

setuju.

Tabel 24

Mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasul

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

20.

Selalu 19 58,3%

Sering 12 26,1%

Kadang-kadang 5 13,9%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang menjawab selalu mengikuti ajaran

Rosul 58,3% reponden, siswa yang sering mengikuti ajaran Rasul 26,1%

reponden, siswa yang kadang-kadang mengikuti ajaran Rasul 13,9%, dan siswa

yang tidak pernah mengikuti ajaran Rasul sebanyak 0%.

Tabel 25

Percaya dengan adanya hari akhir

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

21.

Sangat percaya 26 72,2%

Percaya 10 27,8%

Page 64: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

61

Kurang percaya 0 0%

Tidak percaya 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa percaya kepada hari akhir. Hal ini

terbukti dengan jawaban reponden sangat percaya 72,2%, percaya 27,8%,

kurang percaya 0%, dan tidak percaya 0%.

Tabel 26

Percaya akan takdir Allah membuat yakin akan kekuasaan Allah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

22.

Sangat setuju 29 80,6%

Setuju 7 19,4%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa percaya kepada takdir Allah. Hal

ini terbukti dengan jawaban responden sangat setuju 80,6%, setuju 19,4%,

kurang setutu 0%, dan tidak setuju 0%.

Page 65: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

62

Tabel 27

Melaksanakan shalat wajib walaupun sibuk

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

23.

Selalu 20 55,6%

Sering 16 44,4%

Kadang- kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab selalu

melaksanakan shalat wajib walaupun sibuk sebanyak 55,6% reponden, sering

melaksanakan shalat wajib walaupun sibuk sebanyak 44,4% reponden, kadang-

kadang melaksanakan shalat wajib walaupun sibuk sebanyak 0% reponden,

tidak pernah melaksnakan salat wajib walaupun sibuk sebanyak 0% reponden..

Tabel 28

Berpuasa dengan rasa senang

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

24.

Sangat senang 25 69,4%

Senang 11 30,6%

Kurang senang 0 0%

Tidak senang 0 0%

Jumlah 36 100%

Page 66: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

63

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat senang

menjalankan ibadah puasa sebanyak 69,4% reponden, siswa yang menjawab

senang menjalankan ibadah puasa sebanyak 30,6% reponden, siswa yang

menjawab kurang senang menjalankan ibadah puasa sebanyak 0% responden,

siswa yang menjawab tidak senang menjalankan ibadah puasa sebanyak 0%

responden.

Tabel 29

Merasa tenang setelah melaksanakan salat

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

25.

Sangat tenang 31 86,1%%

Tenang 5 13,9%

Kurang tenang 0 0%

Tidak tenang 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang menjawab sangat tenang setelah

melaksanakan shalat sebanyak 86,1% responden, siswa yang menjawab tenang

setelah melaksankan shalat sebanyak 13,9% responden, siswa yang menjawab

kurang tenang setelah melaksanakan shalat sebanyak 0% responden, siswa yang

menjawab tidak tenag setelah melaksanakan shalat sebanyak 0% responden.

Page 67: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

64

Tabel 30

Menunaikan zakat fitrah sebagai kewajiban

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

26.

Sangat setuju 22 61,1%%

Setuju 14 36,9%%

Kurang setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan menunaikan zakat fitrah sebagai kewajiban. Hal

ini terbukti dengan jawaban reponden yang menjawab sangat setuju 61,1%,

setuju 36,9%, kurang setuju sebanyak 0%, dan tidak setuju sebanyak 0%.

Tabel 31

Bersikap baik dengan siapapun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

27.

Selalu 17 47,2%

Sering 15 41,7%%

Kadang-kadang 4 11,1%%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Page 68: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

65

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab selalu bersikap

baik kepada siapapun sebanyak 47,2% reponden, yang menjawab sering

bersikap baik kepada siapapun sebanyak 41,7,1% reponden, dan siswa yang

menjawab kadang bersikap baik kepada siapapun sebanyak 11,1% responden,

dan siswa yang menjawab tidak pernah bersikap baik kepada siapapun sebanyak

0% responden.

Tabel 32

Bersikap baik dengan teman yang berbeda agama

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

28.

Selalu 22 61,1%

Sering 14 38,9%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang menjawab selalu bersikap baik

dengan teman yang berbeda agama sebanyak 61,1% reponden, yang menjawab

sering bersikap baik kepada teman yang berbeda agama sebanyak 38,9%

reponden, yang menjawab kadang-kadang bersikap baik kepada teman yang

berbeda agama sebanyak 0% reponden, dan yang menjawab tidak pernah

bersikap baik kepada yang berbeda agama sebanyak 0% responden.

Page 69: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

66

Tabel 33

Mematuhi perintah dan orang tua

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

29.

Selalu 26 72,2%

Sering 10 27,8%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang menjawab selalu mematuhi perintah

guru dan orang tua sebanyak 72,2% responden, yang menjawab sering

mematuhi perintah guru dan orangtua sebanyak 27,8% responden, siswa yang

menjawab kadang-kadang mematuhi perintah guru dan orang tua sebanyak 0%

reponden, dan siswa yang menjawab tidak pernah mematuhi perintah guru dan

orang tua sebanyak 0% reponden.

Tabel 34

Mematuhi perintah guru

No Alternatif jawaban frekuensi Persentase

16.

Selalu 22 61,1%

Sering 14 38,9%

Kadang-kadang 0 0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 36 100%

Page 70: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

67

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa berusaha mematuhi perintah

guru. Hal ini terbukti dengan jawaban responden sangat setuju 61,6%, setuju

38,9%, kuarang setuju 0%, dan tidak setuju 0%.

Tabel 35

Menghargai makhluk ciptaan Allah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

30

Selalu 24 66,7%

Sering 11 30,5%

Kadang-kadang 1 2,8%

Tidak pernah 0 %

Jumlah 36 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab selalu

menghargai makhluk ciptaan Allah sebanyak 66,7% responden, siswa yang

menjawab sering menghargai makhluk ciptaan Allah sebanyak 30,5%

responden, siswa yang menjawab kadang-kadang menghargai makhluk ciptaan

Allah sebanyak 2,8% reponden, siswa yang menjawab tidak pernah

menghargai mahkluk ciptaan Allah sebanyak 0% reponden.

Untuk mengetahui hasil kolerasi antara peran Rohis dalam meingkatkan

sikap keberagamaan siswa, maka penulis menggunakan rumus product moment

sebagai teknik analisisnya. Cara oprasional dat dilakukan sebagai berikut :

Page 71: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

68

1. Mencari angka kolerasi dengan rumus

rxy = Y)²(-²X)²(-²

))((

YNXN

YXXYN

Tabel 36

Hasil skor angket peran Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan

siswa

NO RESPONDEN SKOR ANGKET

PERAN ROHIS (x) Skor angket sikap keberagamaan siswa(Y)

1 A 56 57

2 B 54 53

3 C 51 47

4 D 54 56

5 E 53 43

6 F 53 43

7 G 57 58

8 H 52 51

9 I 54 58

10 J 54 54

11 K 58 59

12 L 54 52

13 M 59 59

14 N 55 51

15 O 57 56

16 P 56 57

17 Q 58 57

Page 72: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

69

18 R 60 56

19 S 57 51

20 T 57 59

21 U 52 55

22 V 55 57

23 W 52 55

24 X 57 55

25 Y 57 54

26 Z 59 57

27 AA 58 58

28 AB 59 54

29 AC 58 51

30 AD 60 57

31 AE 57 54

32 AF 54 52

33 AG 52 56

34 AH 53 57

35 AI 55 51

36 AJ 56 53

2003 1953

Setelah diketahui hasil skor angket dari dua variabel X dan Y maka data

tersebut dianalisa dengan product moment, dan peghitungannya sebagai

berikut :

Page 73: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

70

Tabel 37

Data Perhitungan Kolerasi antara Peran Rohis dalam Meningkatkan

Sikap Keberagamaan siswa

No Responden

Skor angket

peran rohis

(x)

Skor angket

sikap

keberagamaan

sisiwa(y)

Xy X² Y²

1 A 56 57 3192 3136 3249

2 B 54 53 2862 2916 2809

3 C 51 47 2397 2601 2209

4 D 54 56 3024 2916 3136

5 E 53 43 2279 2809 1849

6 F 53 43 2279 2809 1849

7 G 57 58 3306 3249 3364

8 H 52 51 2652 2704 2601

9 I 54 58 3132 2916 3364

10 J 54 54 2916 2916 2916

11 K 58 59 3422 3364 3481

12 L 54 52 2808 2916 2704

13 M 59 59 3481 3481 3481

14 N 55 51 2805 3025 2601

15 O 57 56 3192 3249 3136

16 P 56 57 3192 3136 3249

17 Q 58 57 3306 3364 3249

18 R 60 56 3360 3600 3136

19 S 57 51 2907 3249 2601

20 T 57 59 3363 3249 3481

21 U 52 55 2860 2704 3025

22 V 55 57 3135 3025 3249

Page 74: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

71

23 W 52 55 2860 2704 3025

24 X 57 55 3135 3249 3025

25 Y 57 54 3078 3249 2916

26 Z 59 57 3363 3481 3249

27 AA 58 58 3364 3364 3364

28 AB 59 54 3186 3481 2916

29 AC 58 51 2958 3364 2601

30 AD 60 57 3420 3600 3249

31 AE 57 54 3078 3249 2916

32 AF 54 52 2808 2916 2704

33 AG 52 56 2912 2704 3136

34 AH 53 57 3021 2809 3249

35 AI 55 51 2805 3025 2601

36 AJ 56 53 2968 3136 2809

N=36 Σx=2003 Σy=1953 ΣXY=108826 ΣX²=111665 ΣY²=106499

Dengan demikian dapat diketahui :

N = 36 ΣXY = 108826

ΣX = 2003 ΣX² = 111665

ΣY = 1953 ΣY² = 106499

Maka penghitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy = Y)²(-²X)²(-²

))((

YNXN

YXXYN

=

22 195310649936200311166536

1953200310882636

Page 75: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

72

= 3814209383396440120094019940

39118593917736

= 197557931

5877

=156676905

5877

=06,12517

5877

= 0,4695

C. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Memberikan intepresi terhadap rxy

Untuk mengetahui hubungan kedua variabel x dan variabel y, maka

dilakukan dengan mencocokan hasil perhitungan dengan indeks “r”

product moment maka di dapatkan hasil yaitu r.hitung = 4695 dan

berada pada indeks antara 0,40-0,70 berdasarkan hasil tersebut dapat

diketahui bahwa hasil yang diperoleh untuk hubungan Rohis terhadap

sikap keberagamaan siswa menunjukan hubungan yang sedang/cukup.

2. Memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r”

Kemudian untuk menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis

yang diajukan dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah

diperoleh melalui perhitungan dengan “r” yang tercantum dalam tabel

(rt) dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degrees

of frodomnya (df) yang rumusnya sebagai berkut :

Page 76: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

73

DF = N-nr

= 36-2

= 34

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui df sebesar 34 dan taraf

signifikan 5% diperoleh “r”tabel = 0,325 sedangkan pada taraf

signfikan 1% diperoleh “r” = 0,481, oleh karena itu karena rxy pada

taraf signifikan 5%, lebih besar dari “r”tabel (0,4695>0,325), maka

pada taraf 5% Hipotesa alternatif (Ha) diterima sedangkan Hipotesis

nol (Ho) ditolak. Berarati pada taraf signifikan itu memang terdapat

kolerasi positif (searah) yang signifikan antara variabel (X) dan

variabel (Y) selanjutnya karena pada signifikan 1% “r” hitung juga

lebih besar dari “r”tabel (0,4695 > 0,418), maka taraf signifikan 1%

Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak,

sehingga taraf ini juga terlihat bahwa memang terdapat kolerasi yang

positif yang (searah) yang signifikan antara variabel (X) dan variabel

(Y), maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah tinggi rendahnya

sikap keberagamaan siswa dipengaruhi oleh rohis di sekolah.

3. Menghitung koefesien determinan

Untuk mengetahui kontribusi Variabel X terhadap variabel Y maka

digunakan rumus

KD = r² x 100%

= 0,4695² x 100%

= 22%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap keberagamaan siswa

dipengaruhi oleh Rohis sebesar 22% dan ada 78% faktor lain yang dapat

Page 77: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

74

mempengaruhi sikap keberagamaan siswa yang bersekolah di SMP 10

Tangerang Selatan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa adalah

dari faktor internal seperti, kebutuhan manusia akan agama, adanya cita-cita

untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dll, dan dari faktor eksternal

seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.

Page 78: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

75

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

dikemukakan temuan sebagai berikut :

1. Peran Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa baik.

Dalam hal ini kegiatan Rohis di SMP Negeri 10 Kota Tangerang

Selatan berupa pembinaan keimanan, pembinaan ibadah, dan

pembiaan akhlak.

2. Dengan mengikuti kegiatan yang diadakan Rohis bahwa sikap

keberagamaan siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan cukup

baik.

3. Terdapat hubungan positif anatara variabel (peran Rohis) x

(dalam meningktakan sikap keberagamaan siswa) y dengan nilai

koefisien kolerasi 0,4695 kedua variabel dikategorikan sebagai

hubungan positif yang signifikan dan masuk dalam katagori cukup/

sedang. Artinya ada hubungan tersebut dinyatakan adanya

kontribusi antara varibel (x) peran Rohis dan variabel (y) dalam

meningkatkan sikap keberagamaan siswa melalui koefisien

Page 79: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

76

determinan. Dari perhitungan koefisien determinasi sebagaimana

telah diketahui nilai koefisien determinasinya adalah 21%.

B. IMPILKASI

1. Untuk meningkatakan sikap keberagamaan siswa diperlukannya

perhatian yang sangat tinggi dari pihak sekolah, salah satunya yaitu

dengan menambahkan jam pelajaran pendidikan agama Islam, baik

di dalam kelas maupun di luar kelas. Salah satuya adalah

mendukung kegiatan yang diadakan oleh Rohis.

2. Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji adanya hubungan

positif antara peran Rohis dalam menigkatkan sikap keberagamaan

siswa, bukan berarti hanya Rohis saja yang dapat meningkatkan

sikap keberagamaan siswa. Masih ada 82% faktor lainya yang bisa

menigkatkan sikap keberagamaan siswa. Baik dari faktor eksternal

maupu dari faktir internal.

C. SARAN

1. Sekolah hendaknya lebih mengintensifkan pendidikan agama dan

kegiatan-kegiatan Rohis sehingga siswa lebih memahami tentang

agama. Dan sekolah hendaknya lebih meningkatkan lagi kegiatan-

kegiatan ekstrakulikuler, agar siswa dapat mengisi waktu kosong

dengan kegiatan yang bermanfaat.

2. Bagi Rohis untuk mewujudkan kegiatan yang baik, maka perlu

adanya perubahan cara melakukan kegiatan tidak hanya mengikuti

contoh kegiatan yang lama dan perlunya cara yang baru dan lebih

baik.

3. Guru hendaknya mendukung dan memberikan motivasi kepada

Rohis agar memiliki kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan

lebih banyak, sehingga siswa bisa mengisi waktu yang kosong

dengan kegiatan yang bermanfaat

Page 80: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

77

4. Kepala sekolah hendaknya, mendukung kegiatan yang diadakan

oleh Rohis serta memantau kegiatan yang diadakan Rohis.

5. Bagi sekolah, hendaknya memfasilitasi dan lebih mengintensifkan

pendidikan agama dan kegiatan-kegiatan Rohis sehingga siswa

lebih memahami tentang agama dan mengamalkanya.

Page 81: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Ali bin Hajar Al Asqolani, Fathul Bari: Syarah Shaheh Bukhari,Bariut: Darul

Fikr,1990, Juz 3

Al Qardhawi, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, penerjemah setiawan Budi Utomo, Jakarta:

Pustaka Al Kausar,1997

Alkaf, Idrus, Kamus Al Manar, Surabaya: Karya Utama

Ansari, Endang Safudin, Wawancra Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan

Ummatnya, Jakarta: Rajawali :Press,1991,

Azhari, Akyas, Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta:Penerbit Teraju,2004,Cet. 1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai

Pusaka, 1989, Cetr ke-1

Daradjat, Zakiyah Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang,1996 ,Cet. 15

Darajat, Zakiyah, Kesehatan mental, Jakarta: PT Gunung Agung,2001

Drs. Abubakar Muhammad, Pembinaan manusia Dalam Isam, Surabaya : Al Ihklas

1994,Cet 1

Drs. Hasbullah,Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996

Drs. Inu Kencana Syafiie.Filsafat Kehidupan, Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ,cet 1

Drs. Mujdhaid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,1994

Halim, Ali Abdul, Pendidikan Rohani, Jakarta : Gema Insani Press, 2000, Cet ke-1

Imam Ghazali, Ihya Ulumudin, Kairo : Maktabah Mathbah al Masyad al Husainy,1958, juz

III

Iska, Zikri Neni, Psikologi pengantar pemahaman diri dan lingkungan, Jakarta: Kizi

Brother’s,2006, Cet 1

Jalaludin, Psikologi Agama Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 1996, Cet 1,

Josephson, Michael s, Val J, Peter, dan Tom Dowd, Menumbuhkan 6 Sikap Remaja Idaman,

Bandung: Kaifa, 2003, cet.1

Masri Singaribun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta : LPES,1995),

Cet. II

Nana Sudjana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, ( Bandung: PT. Sinar Baru, 1989), Cet.

Ke-1,

Page 82: ABSTRAK Habib ferdiansyah 105011000096repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4301/1... · 2013-04-19 · ABSTRAK . Habib ferdiansyah . 105011000096 . Peran Rohis dalam

Panitia Mabis, Selayang Pandang SMP Negeri 4 Ciputat, Tangerang : 2005

Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Gunung Agung,1976

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta : Kalam Mulia,2004, Cet. 4

Sabri, M. Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet 2

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2004

Shihab,Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung:Mizan,1994

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

Tim Kerja Permanent Pembinaan Mental Pelajar DKI Jakarta, Buku Pedoman Pembinaan

Rohis-Osis Untuk Siswa SLTP-SMU DKI Jakarta, Jakarta : Aries Lima, 1994, Cet I

Tim Penyusun Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta:Ichtiar Baru

Van Hoeve,1996, Cet 1

Tim Penyusun Ensiklopedia Nasional Indonesia, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta :

PT Citra Adipustaka 19991

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve,1994 jilid III,h.58

Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahsa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1999

Wahyosumidjo, Kepemimpinan kepala Sekolah, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999