100406078 - ferdiansyah (2).pdf

26
1 TUGAS PERENCANAAN KOTA UU PERENCANAAN KOTA DI INDONESIA FERDIANSYAH 100406078 email : [email protected] DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: abdul-joshua-oh-mandai

Post on 16-Apr-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

1

TUGAS PERENCANAAN KOTA

UU PERENCANAAN KOTA

DI INDONESIA

FERDIANSYAH

100406078

email : [email protected]

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

2

UU PERENCANAAN KOTA DI INDONESIA

A. Pengertian Perancangan Kota

Pada dasarnya Perencanaan Kota (urban Design) berkaitan erat dengan kebijakan dalam

perancangan fisik kota, yang melibatkan sekelompok orang dalam suatu kurun waktu tertentu,

disamping juga berkaitan erat dengan rnanajemen pembangunan fisik kota, baik dalam lingkungan

alarni, maupun linakungan binaan (Shirvani).

Menurut Catanese dan Snyder, pada hakekatnya Urban Design adalah suatu jembatan

antara profesi perencanaan kota dan arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik

wilayah perkotaan. Dalam hai ini Catanese dan Snyder menjelaskan posisi urban design dalam

proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro.

Perancangan kota adalah sebutan yang diterima secara umum untuk suatu proses yang

ditujukan untuk menghasilkan arahan perancangan fisik dari perkembangan kota, konservasi dan

perubahan. Di dalamnya termasuk pertimbangan lansekap lebih dari pada bangunannya,

preservasi dan pembangunan baru; perdesaan yang perkembangannya dipengaruhi kota, rencana

lokal, renovasi kota oieh pemerintah serta kepentingan lokal (Barnet, 1982:12).

Menurut Pierre Merlin dan Francoise Choay (1988: 677 & 851) perancangan kota adalah

proses dari konsep dan realisasi arsitektur yang memungkinkan penguasaan pengaturan formal

dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan dan kemapanan. la adalah pertengahan

dari praktek arsitek yang berkonsentrasi pada konsep formal dan realisasi arsitektural dalam

konstruksi bangunan dan perancang kota yang berkonsentrasi pada pembagian dan penggunaan

yang kurang sempurna dari sumber-sumber kepemilikan dan penghancuran yang tidak perlu dari

bagian-bagian bersejarah sehingga terintegrasinya kesatuan dan keindahan dalam lingkungan

terbangun.

Kekeliruan yang sering dilakukan dalam urban planning menurut Danisvvoro adalah melihat

kota sebagai 'subyek fisik' bukan sebagai 'subyek sosial'. Sebuah kota tidak hanya direncanakan,

melainkan dirancang. Berdasarkan ha! tersebut, beliau mendefinisikan urban design sebagai

berikut:

a. Urban Design merupakan jembatan yang diperlukan untuk menghubungkan secara layak,

berbagai kebijaksanaan perencanaan kota dengan produk-produk perancangan fisiknya.

b. Urban Design merupakan suatu proses yang memberikan arahan, bagi terwujudnya suatu

lingkungan binaan fisik yang Iayak dan sesuai dengan aspirasi masyarakat, kemarnpuan

sumber daya setempat, serta daya dukung lahannya.

Definisi dari Danisworo tersebut merupakan suatu gabungan definisi antara Shirvani dengan

Catanese & Snyder, yang menjelackan posisi urban design dalam lingkup perancangan kota.

Disamping itu, ia juga menjelaskan arah dan tujuan dan proses tersebut.

Page 3: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

3

Urban Design menurut Andy Siswanto sebenarnya adaiah sebuah disiplin perancangan yang

merupakan pertemuan dari arsitektur, perencanaan dan pembangunan kota. Lebih jauh lagi,

Urban Design adalah menterjemahkan kedua bidang riset perkotaan dan arsitektural sedemikian

rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan dapat dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan

optimal secara teknis maupun ekonomis

Namun demikian, terkadang definisi Urban Design banyak disalahartikan, dimana arsitek

sendiri sering terkonsentrasi pada perancangan bangunan sebagai sosok tunggal yang terisolasi

dari kawasan, tidak merespon dan, terintegrasi dengan tipologi morfologi arsitektur, serta

struktur fisik kawasan. Pendapat ini sama dengan Danisworc yang mendefinisikan urban design

berdasarkan posisinya dalam proses perancangan suatu kota, dan menjelaskan fungsi clan tujuan dari

proses tersebut

Disain kota atau Urban Design, dapat didefinisikan sebagai bagian dari rangkaian perencanaan

kota, yang rnenyangkut seal estetika, yang akan mengatur dan menata bentuk serta penampilan dari

suatu kota (Djoko Sujarto). Pendapat ini berbeda dengan beberapa definisi diatas, Djoko Sujarto

lebih menekankan pandangannya pada segi estetika.

Berdasarkan atas beberapa analisa tersebut, banyak ditemui adanya kesamaan-kesamaan

pandangan persepsi, mengenai pengertian dan definisi dari urban design, antara lain:

a. Lebih menekankan pada aspek perancangan secara fisik, daripada perencanaan.

b. Lebih condong pada suatu nilsi estetis, daripada fungsi dan penampilan fisiknya.

c. Sama-sama menekankan pada aspek saling keterkaitan dalam proses perancangan, antara

dampak yang satu dengan yang lainnya.

Disamping beberapa kesamaan pandangan tersebut, ada pula beberapa perbedaan yang dapat

ditemukan, terutama dalam hal penekanan masalah yang rnenyangkut pengertian dan definisi

Urban Design, yaitu antara lain:

a. Shirvani dan Danisworo, lebih menekankan pada kebijakan dan manajemen pembangunan, dalam

perancangan fisik kota.

b. Catanese dan Snyder dalam definisinya, lebih menekankan pada kebijakan dan manajemen

pembangunan, dalam perancangan fisik kota.

c. Andy Siswanto dan Djoko Sujarto iebih menekankan urban design dalam posisinya, yaitu

sebagai suatu penghubung antara dua disiplin ilmu, yang menjadi bagian dari suatu proses

perancangan kota.

d. Jo Santoso iebih menekankan pada latar belakang dari timbulnya proses perancangan

tersebut, dibandingkan dengan pembahasan tentang proses itu sendiri.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya urban design adalah

merupakan suatu disiplin perancangan, yang merupakan suatu jembatan antara perencanaan kota dan

arsitektur, dan berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan dan manajemen pembangunan

fisik kota, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik kota dan lingkungannya, baik daiam

bentuk lingkungan alami, maupun lingkungan binaan, yang sesuai dengan aspirasi masyarakat,

kernampuan sumberdaya setempat, serta daya dukung lahannya, dan diatur sedemikian rupa, sehingga

Page 4: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

4

ruang dan bangunan perkotaan tersebut dapat dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan optimal,

secara teknis maupun ekonomis.

B. Hubungan Tata Ruang dan Geografi

Pandangan Geografi

Geografi Mutakhir memastikan arah perkembangan konsep geografi untuk dapat diterapkan pada

berbagai lingkugan geografi yang beraneka tingkat perkembangan ekonomi, budaya dan

penguasaan teknologi. Dalam tahapan ini studi geografi dapat berorientasi pada masalah interaksi

manusia dengan lingkungan, selain itu juga dapat berorientasi pada studi wilayah, permukaan

bumi dipandang sebagai lingkungan hidup dimana manusia dapat memanfaatkan sumberdaya

alam. Potensi dan masalah unsur-unsur geografi sangat bervariatif, sehingga perlu kajian secara

spasial dan temporal untuk dapat mengenali watak/sifat wilayah.

Geografi Dalam Penataan Ruang

Ruang diartikan sebagai ruang daratan, lautan dan ruang udara termasuk lahan/tanah, air, udara,

benda lainnya serta daya dan keadaan sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan

makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya (Ditjen

Ciptakarya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996). Memperhatikan pandangan geografi mutakhir

yang bersifat integratif dengan memahami pula pengertian ruang, maka ruang (space) juga

merupakan kajian penting dalam studi geografi. Dengan demikian sasaran penataan ruang yang

mencakup proses perencanaan, pelaksanaan rencana dan pengedalian dalam implementasi

rencana, peran geografi terapan (applied geography) sangat penting. Unsur-unsur geografi yang

dikaji oleh geograf dalam penataan ruang dapat dibedakan menurut kegiatan dalam penataan

ruang yang terdiri dari :

I. KEGIATAN PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH

Dalam kegiatan ini dilakukan pemahaman karakteristik wilayah melalui studi kompilasi data,

kemudian dilakukan kegiatan analisis data dan selanjutnya menyusun rumusan rencana disertai

penyajian peta-peta dengan cara :

a. Kegiatan Pemahaman Karakteristik Wilayah

Data Geografi yang diperlukan meliputi :

1) Karakteristik ekonomi wilayah

2) Karakteristik kependudukan/demografi

3) Data sosial kemasyarakatan

4) Karakteristik sumberdaya alam

5) Sumberdaya buatan

Page 5: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

5

Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan

peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala

perencanaan.

b. Kegiatan analisis wilayah (analisis data)

Setelah kegiatan inventarisasi data wilayah dilanjutkan dengan analisis wilayah , kegiatan yang

dapat dilakukan oleh geografi meliputi :

1. Analisis sistem perwilayahan

2. Analisis sosial kemasyarakatan

3. Analisis geografi

4. Analisis ekonomi

5. Analisis fisik/daya dukung lingkungan

6. Analisis kondisi sarana dan prasarana

7. Analisis struktur dan pola masyarakat

8. Analisis potensi dan sumberdaya alam, buatan manusia

Dalam melaksanakan kegiatan analisis dapat menerapkan rumus-rumus, statistik, analisis peta dan

hasil interpretasi citra serta pengolahan data spasial dengan SIG

c. Perumusan Rencana Tata Ruang Wiayah

Kegiatan perumusan rencana tata ruang wilayah dapat dilakukan pula oleh ahli geografi yang

meliputi :

1. Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan masalah pembangunan

2. Perumusan konsep dan strategi pengembangan wilayah

3. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah

Penyajian informasi rencana tata ruang wilayah dapat diwujudkan dalam bentuk peta-peta hasil

rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi kompilasi data dan analisis data wilayah

II. PERAN DALAM PELAKSANAAN TATA RUANG

1. Memberikan informasi alokasi pemanfaatan ruang yang ekonomis dan ekologik

2. Memberikan input bagi analisis kelayakan investasi

3. Memberikan arahan pola pemerataan pertumbuhan / perkembangan wilayah

4. Memberikan masukan program penanganan masalah fisik, ekonomi dan sumberdaya

manusia

5. Mengarahkan pilihan prioritas penanganan kawasan tertentu berdasarkan kepentingan

ekonomi, eksositem dan sumber alam

6. Mengatur pola pemanfaatan tata guna sumber alam, pelestarian lingkungan dan sumber

alam

7. Memberikan masukan pembangunan infrastruktur wilayah yang merata

8. Menganalisis kecenderungan perkembangan secara keruangan

9. Memberikan gambaran dampak pembangunan secara keruangan

Page 6: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

6

10. Memberikan alternatif dalam pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan aspirasi berbagai

kepentingan

III. TERAPAN DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Peran ahli geografi dalam hal ini mencakup :

1. Pengarahan alokasi kegiatan pembangunan

2. Ploting lokasi perubahan peruntukan ruang

3. Program pengambilan fungsi kawasan dan ekosistem, misalnya wilayah resapan, sempadan

pantai, kawasan gambut dsb

4. Pencegahan terjadinya kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti kasus lapangan

golf di Pantai Parangtritis Yogyakarta

5. Mengarahkan program pengelolaan lingkungan dan pelestarian tataguna sumber alam

6. Mengevaluasi dan meng-update data secara spasial

C. Lingkup Perencanaan

Perencanaan kota menyangkut tiga lingkup perencanaan yaitu : perencanaan social (social

planning), perencanaan ekonomi (economic planning), dan perencanaa fisik (physical planning).

1. Perencanaan social : perencanaan pembangunan yang berorientasi dan bermotivasi kepada

segi-segi kehidupan kemasyarakatan

a. Rencana pengembangan pendidikan

b. Rencana kependudukan dan keluarga berencana

c. Perencanaan kelembagaan

d. Perencanaan pengembangan keagamaan

e. Perencanaan pengembangan politik

2. Perencanaan ekonomi : perencanaan pembangunan yang berorientasi dan bermotivasi

kepada pengembangan perekonomian

a. Rencana pengembangan produksi

b. Rencana pengembangan perkapita, regional, dan nasional

c. Rencana pengembangan lapangan kerja

d. Rencana distribusi konsumsi

e. Rencana pengembangan pengangkutan dan perhubungan

f. Rencana moneter

3. Perencanaan fisik : perencanaan pembangunan yang berorientasi dan bermotivasi kepada

aspek fisik untuk dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan ruang dan

sumber daya

Page 7: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

7

a. Perencanaan tata ruang yang berwawasan luas

b. Perencanaan tata guna lahan

c. Perencanaan prasarana dan sarana fisik

Perencanaan social merupakan landasan bagi perencanaan ekonomi, demikian juga

sebaliknya. Perencanaan fisik tidak dapat dikembangkan tanpa ditunjang oleh rencana

pengembangan social dan ekonomi.

D. Hirarki Perencanaan

GAMBAR HIRARKI RENCANA TATA RUANG

Page 8: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

8

E. Rencana Tata Ruang

MANFAAT RDTR

RTR-SP

Rencana tapak

Pengaturan pembangunan

Penjabaran RDTR

Page 9: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

9

F. Contoh Pengaplikasan Perencanaan Kota di salah satu kota di Indonesia

KOTA PEKANBARU

Perda Kota Pekanbaru Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak

Mineral Bukan Logam Dan Batuan

MINERAL - PAJAK

PERDA NO. 11 TAHUN 2011

2011

PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 19 Tahun 2000, UU No.

14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, PP No. 19 Tahun

1987, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 25 Tahun 2000, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997,

Kepmendagri No. 173 Tahun 1997, Kepmendagri No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun

2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000,

Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak mineral bukan logam dan batuan dengan

sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Tata Cara Pemungutan, Wilayah Pemungutan, dan Cara Penetapan Pajak;

5. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah;

6. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak;

Page 10: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

10

10. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

11. Keberatan dan Banding;

12. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak;

13. Kedaluwarsa Penagihan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Penyidikan;

16. Sanksi Administrasi;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 9 Mei 2011.

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pajak

Sarang Burung Walet

WALET - PAJAK

PERDA NO. 10 TAHUN 2011

2011

PAJAK SARANG BURUNG WALET

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Sarang Burung Walet.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 5 Tahun 1990, UU No.

41 Tahun 1999, UU No. 19 Tahun 2000, UU No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No.

32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33

Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, UU No. 32 Tahun 2009, PP No. 19 Tahun 1987, PP No. 68

tahun 1998, PP No. 8 Tahun 1999, PP No. 27 Tahun 1999, PP No. 25 Tahun 2000, PP No. 6 Tahun

2007, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun 1997, Kepmendagri No. 71

Tahun 1999, Kepmendagri No. 100/Kpts-11/2003, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana

telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7

Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak sarang burung walet dengan sistimatika sebagai

berikut:

Page 11: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

11

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

5. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah;

6. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Ketentuan Pemeriksaan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Penyidikan;

16. Sanksi Administrasi;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 9 Mei 2011.

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak

Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan

DESA & KOTA - PBB

PERDA NO. 8 TAHUN 2011

2011

Page 12: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

12

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 6 Tahun 1983, UU No.

12 Tahun 1994, UU No. 19 Tahun 2000, UU No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No.

15 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12

Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 38

Tahun 2007, PP No. 91 Tahun 2010, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173

Tahun 1997, Kepmendagri No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006, Permendagri No.

59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak hiburan dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, Dasar Pengenaan dan Besaran Tarif Pajak, serta

Cara Perhitungan Tarif;

4. Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;

5. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

6. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasif;

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Ketentuan Pemeriksaan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Penyidikan;

16. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 11 April 2011.

Page 13: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

13

CATATAN : -

Page 14: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

14

Perda Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak

Hotel

HOTEL - PAJAK

PERDA NO. 7 TAHUN 2011

2011

PAJAK HOTEL

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Hotel.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 6 Tahun 1983, UU No.

19 Tahun 2000, UU No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, UU No.

32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33

Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 25 Tahun 2000, PP No. 38

Tahun 2007, PP No. 91 Tahun 2010, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173

Tahun 1997, Kepmendagri No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana telah

diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun

2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak hiburan dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

5. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

6. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasif;

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Pembukuan dan Pemeriksaan;

Page 15: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

15

14. Insentif Pemungutan;

15. Ketentuan Khusus;

16. Penyidikan;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 11 April 2011.

CATATAN : - Dengan berlakunya Perda ini, maka Perda No. 05 Tahun 2006 Tentang

Pajak Hotel dinyatakan tidak berlaku.

Perda Kota Pekanbaru Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pajak

Restoran

09/02/2011 – 16:30

RESTORAN - PAJAK

PERDA NO. 6 TAHUN 2011

2011

PAJAK RESTORAN

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Restoran.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 6 Tahun 1983

sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009, UU No. 19 Tahun 2000, UU

No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004

sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU

No. 8 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 25 Tahun 2000, PP No. 38 Tahun 2007, PP No.

91 Tahun 2010, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun 1997,

Kepmendagri No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006, Permendagri No. 59 Tahun

2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak restoran dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

Page 16: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

16

5. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

6. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Pembukuan dan Pemeriksaan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Ketentuan Khusus;

16. Penyidikan;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 11 April 2011.

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak

Hiburan

09/02/2011 – 16:29

HIBURAN - PAJAK

PERDA NO. 5 TAHUN 2011

2011

PAJAK HIBURAN

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Hiburan.

Page 17: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

17

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 6 Tahun 1983, UU No.

19 Tahun 2000, UU No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, UU No.

32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33

Tahun 2004, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 25 Tahun 2000, PP No. 38 Tahun 2007, PP No. 91

Tahun 2010, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun 1997, Kepmendagri

No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan

Permendagri No. 59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8

Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak hiburan dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

5. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

6. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Pembukuan dan Pemeriksaan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Ketentuan Khusus;

16. Penyidikan;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 11 April 2011.

Page 18: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

18

CATATAN : - Dengan berlakunya Perda ini, maka Perda No. 03 Tahun 2006 Tentang

Pajak Hiburan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Perda Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak

Parkir

09/02/2011 – 16:23

PARKIR - PAJAK

PERDA NO. 2 TAHUN 2011

2011

PAJAK PARKIR

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Parkir.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 14 Tahun 2002, UU No.

19 Tahun 2000, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun

1983, PP No. 135 Tahun 2000, PP No. 3 Tahun 2007, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997,

Kepmendagri No. 172 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun 1997, Kepmendagri No. 43 Tahun

1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 59

Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak parkir dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, dan Subjek Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Tata Cara Pemungutan, Wilayah Pemungutan dan Perhitungan Pajak;

5. Masa Pajak, Saat Pajak Terhutang dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah;

6. Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pengurangan, Keringan dan Pembebasan Pajak;

10. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

11. Pemeriksan;

Page 19: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

19

12. Keberatan dan Banding;

13. Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak;

14. Kedaluwarsa Penagihan;

15. Penyidikan;

16. Sanksi Administrasi;

17. Ketentuan Pidana;

18. Ketentuan Lain-lain;

19. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 23 Februari 2011.

CATATAN : - Dengan berlakunya Perda ini, maka Perda No. 04 Tahun 2008 Tentang

Pajak Parkir dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Perda Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak

Reklame

09/02/2010 – 16:27

REKLAME - PAJAK

PERDA NO. 4 TAHUN 2011

2011

PAJAK REKLAME

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Pajak Reklame.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 19 Tahun 2000, UU No.

14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 28 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun

1983, PP No. 38 Tahun 2007, Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun

1997, Kepmendagri No. 43 Tahun 1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana telah

diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun

2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak reklame dengan sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

Page 20: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

20

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Tata Cara Pemungutan, Wilayah Pemungutan, Masa Pajak, Cara Perhitungan Pajak;

5. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah dan Tata Cara Penetapan Pajak;

6. Penyelenggaraan Reklame;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pengurangan, Keringan dan Pembebasan Pajak;

10. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

11. Keberatan dan Banding;

12. Kedaluwarsa Penagihan;

13. Pengawasan;

14. Ketentuan Pemeriksaan dan Sanksi;

15. Insentif Pemungutan

16. Penyidikan;

17. Sanksi Administrasi;

18. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 23 Februari 2011.

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

09/02/2010 – 16:19

TANAH & BANGUNAN - BEA PEROLEHAN

PERDA NO. 04 TAHUN 2010

2010

Page 21: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

21

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di Kota Pekanbaru dan telah ditetapkannya UU No. 28 Tahun 2009, dipandang

perlu menetapkan Perda tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

- Dasar hukum : UU No. 8 Tahun 1956, UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 17 Tahun 1997, UU No.

19 Tahun 2000, UU No. 14 Tahun 2002, UU No. 10 tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004

sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008, UU No. 33 Tahun 2004, UU

No. 28 Tahun 2009, PP No. 27 Tahun 1983, PP No. 19 Tahun 1987, PP No. 38 Tahun 2007,

Kepmendagri No. 170 Tahun 1997, Kepmendagri No. 173 Tahun 1997, Kepmendagri No. 48 Tahun

1999, Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 59

Tahun 2007, Perda No. 15 Tahun 2000, Perda No. 7 Tahun 2008, Perda No. 8 Tahun 2008.

- Peraturan Daerah ini mengatur mengenai bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dengan

sistimatika sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum;

2. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak;

3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak;

4. Penetapan Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak;

5. Wilayah Pemungutan, Perhitungan dan Saat Pajak Terutang;

6. Tata Cara Pemungutan dan Tata Cara Penetapan Pajak;

7. Tata Cara Pembayaran;

8. Tata Cara Penagihan Pajak;

9. Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi

10. Keberatan dan Banding;

11. Kedaluwarsa Penagihan;

12. Pengawasan;

13. Ketentuan Pemeriksaan;

14. Insentif Pemungutan;

15. Penyidikan;

16. Ketentuan Penutup.

STATUS : - Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

- Ditetapkan di Pekanbaru pada tanggal 31 Desember 2010.

Page 22: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

22

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Izin

Tempat Usaha

02/08/2000 – 11:29

TEMPAT USAHA - IZIN

PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2000

2000

IZIN TEMPAT USAHA

ABSTRAK : - Bahwa Peraturan Daerah ini dibentuk untuk meningkatkan

sumber-sumber pendapatan asli daerah, maka pemberian izin

bagi tempat-tempat usaha.

- Dasar Hukum :

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956, Undang-undang Nomor

61 Tahun 1958, Undang-undang 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 84

Tahyun 1993, Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Perdagangan nomor 56 Tahun 1971 tanggal 19

Nomor 103-A/KP-V/71 Mei 1971.

- Undang-Undang ini mengatur mengenai izin tempat usaha,

dengan sistematika sebagai berikut :

1. Ketentuan Umum

2. Ketentuan izin tempat usaha

3. Ketentuan persyaratan dan tata cara memperoleh izin

tempat usaha

4. Ketentuan retribusi izin tempat usaha

5. Ketentuan tidak berlakunya tempat

6. Sanksi administrasi

7. Ketentuan pidana

8. Penyidikan

9. Ketentuan peralihan

10. Ketentuan penutup

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

Diundangkan pada tanggal 4 Desember 2000

CATATAN : -

Perda Kota Pekanbaru Nomor 1 Tahun 2010 Tentang

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

23/12/2010 – 08:35

Page 23: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

23

IMB - RETRIBUSI

PERDA NO. 1 TAHUN 2010

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

ABSTRAK : - Bahwa Peraturan Daerah ini dibentuk dalam rangka penataan kota

(perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang kota) secara terpadu,

menyeluruh, efisien dan efektif melalui retribusi izin mendirikan

bangunan

- Dasar hukum :

Undang-undang No.8 Tahun 1956, Undang-undang No.61 tahun 1958,

Undang-undang No.5 Tahun 1960, Undang-undang No.4 Tahun 1992,

Undang-undang No.23 Tahun 1997, Undang-undang No.28 Tahun 2002,

Undang-undang No.10 Tahun 2004, Undang-undang No.32 Tahun 2004,

Undang-undang No.26 Tahun 2007, Undang-undang No.18 Tahun 2008,

Undang-undang No.28 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah No.19 Tahun

1987, Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2001, Peraturan Pemerintah

No.36 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007, Keppres

No.37 Tahun 1994, Peraturan Menteri PU No.66/PRT/1993, Permendagri

No.2 Tahun 1987, Peraturan Menteri PU No.54/PRT/1991, Permendagri

No.5 Tahun 1992, Permendagri No.7 Tahun 1992, Kepmendagri No.650-

658 Tahun 1985, Kepmendagri No.23 Tahun 1986, Kepmendagri No.29

Tahun 1992, Kepmenpera No.04/KPTS/BKP4N/1995, Kepmendagri

No.174 Tahun 1997; Kepmendagri No.175 Tahun 1997; Kepmen PU

No.441/KPTS/1998; Kepmen PU No.468/KPTS/1998; Kepmen PU

No.10/KPTS/2000; Kepmen PU No.11/KPTS/2000; Kepmenhub KM 60

Tahun 2004; Perda Kota Pekanbaru No. 15 Tahun 2000; Perda Kota

Pekanbaru No. 8 Tahun 2008.

- Undang-Undang ini mengatur tentang Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan, dengan sistematika sebagai berikut :

1. Ketentuan Umum

2. Nama, Objek dan Subjek Retribusi

3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

4. Ketentuan Administrasi Bangunan

5. Ketentuan Teknis Bangunan

6. Perizinan Bangunan

7. Retribusi

8. Sanksi

9. Pengawasan

10. Penyidikan

11. Ketentuan Peralihan

12. Ketentuan Penutup

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

Diundangkan pada tanggal 31 Desember 2009

CATATAN : Nomor BAB tidak konsisten

Page 24: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

24

Perda Kota Pekanbaru Nomor 1 Tahun 2009 Tentang

Pemberian Izin dan Pengawasan Usaha Jasa Konstruksi

09/08/2009 – 18:03

IZIN - PENGAWASAN - USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2009

2009

PEMBERIAN IZIN DAN PENGAWASAN USAHA JASA KONSTRUKSI

ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi dan berdasarkan

ketentuan Peraturan Perundang-Undangan, setiap badan usaha jasa

konstruksi yang akan melaksanakan kegiatan usahanya harus

memiliki perizinan usaha jasa konstruksi. Oleh karena itu

dipandang perlu menetapkan peraturan daerah tentang izin usaha

jasa konstruksi.

- Dasar Hukum :

UU No.8 Tahun 1956; UU No.18 Tahun 1999; UU No.8 Tahun

1981; UU No.34Tahun 2000; UU No.10 Tahun 2004; UU No.32

Tahun 2004; UU No.33 Tahun 2004; PP No.19 Tahun 1997; PP

No.28 Tahun 2000; PP No.29 Tahun 2000; PP No.30 Tahun 2000;

PP No.66 Tahun 2001; PP No.38 Tahun 2007; Keppres No.80

Tahun 2003; Permendagri No.15 Tahun 2006; Perda No.15 Tahun

2000; Perda No.7 Tahun 2001.

- Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pemberian Izin Dan

Pengawasan Usaha Jasa Konstruksi dengan sistimatika:

1. Ketentuan Umum;

2. Lingkup Bidang Usaha Jasa Konstruksi;

3. Prinsip Pelaksanaan Pemberian IUJK;

4. Perizinan Usaha Jasa Konstruksi;

5. Usaha Jasa Kostruksi;

6. Penyelenggara Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

7. Tata Cara Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

8. Persyaratan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

9. Pengawasan Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

10.Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi;

Page 25: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

25

11.Dasar Pengenaan Tarif Retribusi dan Registrasi;

12.Tata Cara Pembayaran;

13.Legalisasi;

14.Pembinaan;

15.Sanksi Administrasi Kepada Perusahaan;

16.Sanksi Teguran Kepada Pengguna Jasa;

17.Penyidikan;

18.Ketentuan Pidana;

19.Ketentuan Lain-Lain;

20.Ketentuan Peralihan;

21.Ketentuan Penutup.

STATUS : -

-

Mulai berlaku pada tanggal diundangkan;

Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 21 Maret 2009

CATATAN : - Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Keputusan

Walikota No.534 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Jasa dan

Konstruksi tidak berlaku.

Page 26: 100406078 - FERDIANSYAH (2).pdf

26

DAFTAR PUSTAKA

Internet

http://www.docstoc.com/docs/129489684/Permen-PU-No-20-tentang-Pedoma-

Penyusunan-RDTR-dan-Peraturan-Zonasi-Kabupaten-Kota?#

http://arcaban.blogspot.com/2011/02/pengertian-perancangan-kota.html

http://pekanbaru.bpk.go.id/web/

dari berbagai sumber