abstrak basa
DESCRIPTION
nnTRANSCRIPT
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA II
PENETAPAN DERAJAT IONISASI DAN TETAPAN IONISASI BASA LEMAH
Senin, 2 Juni 2014
Disusun Oleh:
MA’WAH SHOFWAH
1112016200040
KELOMPOK 1
Fika Amalia (1112016200053)
Nur Hikamah (1112016200058)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Daya hantar jenis suatu larutan (Ls) merupakan besarnya daya hantar 1 cm3
larutan dengan luas penampang 1 cm 2, dengan satuan ohm-1 cm -1. Daya hantar
jenis dapat ditentukan secara langsung menggunakan alat konduktometer. Untuk
larutan elektrolit, daya hantar ekivalen mempunyai arti yang lebih penting, karena
lebih banyak aplikasinya. Daya hantar ekivalen didefinisikan sebagai daya hantar
1 mol ekivalen larutan elektrolit yang terdapat antara 2 buah elektrode yang
berjarak 1 cm (Widjajanti, 2007).
Hantaran molar ( ) didefinisikan sebagai hantaran larutan yang� mengandung 1 mol
elektrolit dan ditempatkan di antara dua elektroda sejajar yang terpisah sejauh 1
meter, didefinisikan sebagai� = KC
dimana C adalah konsentrasi elektrolit yang dinyatakan sebagai mol per meter
kubik (Molaritas), K adalah hantaran jenis yang dinyatakan sebagai mho m-1.
Maka satuannya adalah mho-1m2 (Dogra, 1990. Hal: 488).
Menurut Kohlrausch, pada pengenceran tak hingga dimana disosiasi untuk semua
elektrolit berlangsung sempurna dan semua gaya antar ion hilang, masing-masing
ion dalam larutan bergerak bebas dan tidak bergantung pada ion dari ion
pasanganya. Kontribusinya terhadap daya hantar molar hanya bergantung pada
sifat dari ionnya tersebut. Jadi daya hantar molar setipa elektrolit pada
pengenceran tak hingga merupakan jumlah dari daya hantar molar ion-ionnya
pada pengenceran tak hingga (Mulyani, : 91).
Kini hataran jenis, Ls dari larutan elektrolit dapat diukur dengan mudah (praktis
dan cepat) dengan set konduktometer yang cukup akurat dan akan diterapkan pada
prosedur percobaan berikut, yakni untuk mengukur nilai dari Ls(NH4Cl), Ls
(NaOH), Ls(NaCl) pada beberapa konsentrasi pada suhu tetap. Tiga nilai terakhir
ini digunakan untuk menghitung nilai � Ʌ(NH4OH) dengan menganggap
“konsentrasi larutan sampel . 0” sehingga terhadap larutan NH4OH (larutan
sampel) dapat dinyatakan :
� Ʌ( NH4OH) = (NaOH)� * – (NaCl)� * + (NH� 4Cl)*
Nilai Ls(NaOH) digunakan untuk menetapkan nilai A(NH4OH). Oleh karena itu
nilai dari NH4OH ditentukan menurut hubungan:
(NH4OH) = Ʌ(NH 4OH )Ʌ° (NH 4OH )
(Milama, 2014. Hal: 33).
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakna:
- Gelas Kimia 50ml
- Konduktometer
- Gelas ukur
Bahan yang digunakan:
- Akuades
- NH4OH (0,1M; 0,05M; 0,025M)
- NH4Cl (0,1M; 0,05M; 0,025M)
- NaOH (0,1M; 0,05M; 0,025M)
- NaCl (0,1M; 0,05M; 0,025M)
LANGKAH KERJA
Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1. Membilasi gelas kimia bersih (setelah dibilasi dengan akuades) dengan
larutan sampel NH4OH 0,1M. Sekarang mengisila gelas kimia kembali
dengan NH4OH 0,1M secukupnya
2. Mencelupkan probe kering ke dalam larutan sampel pada gelas kimia.
3. Menyalakan tombol ON/OFF (nyalakan konduktometer).
4. Mengulangi langkah-langkah di atas terhadap lartan sampel NH4Cl 0,1M,
NaOH 0,1M dan NaCl 0,1M.
5. Selanjutnya menerapkan pula secara berurutan terhadap larutan sampel:
NH4Cl 0,05M; NH4OH 0,05M; NaOH 0,05M; NaCl 0,05M NH4Cl
0,025M; NH4OH 0,025M; NaOH 0,025M; NaCl 0,025M
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Data hasil pengamatan:
Sampel konsentrasi Ls ( S cm-1 )
NH4OH
0,1M 1,93 x 10-3
0,05M 1412 x 10-6
0,025M 662 x 10-6
NH4Cl
0,1M 14,79 x 10-3
0,05M 5,56 x 10-3
0,025M 2,62 x 10-3
NaOH
0,1M 199,6 x 10-3
0,05M 10,43 x 10-3
0,025M 16,11 x 10-3
NaCl
0,1M 46,3 x 10-3
0,05M 30 x 10-3
0,025M 13,75 x 10-3
Perhitungan:
a. Hantaran Molar berdasarkan percobaan ( )�
= LsC
NaOH 0,1 M
= 199,6 x10−3 S x100m−1
0,1mol x1000m−3
= 0,1996 S m2 mol-1
NaOH 0,05 M
= 10,43x 10−3S x100m−1
0,05mol x 1000m−3
= 0,0208 S m2 mol-1
NaOH 0,025 M
= 16,11 x10−3 S x100m−1
0,025mol x1000m−3
= 0,06444 S m2 mol-1
NaCl 0,1 M
= 46,3 x10−3S x100m−1
0,1mol x 1000m−3
= 0,0463 S m2 mol-1
NaCl 0,05 M
= 30x 10−3S x100m−1
0,05mol x 1000m−3
= 0,06 S m2 mol-1
NaCl 0,025 M
= 13,75x 10−3S x100m−1
0,025mol x 1000m−3
= 0,055 S m2 mol-1
NH4Cl 0,1 M
= 14,79x 10−3S x 100m−1
0,1mol x1000m−3
= 0,01479 S m2 mol-1
NH4Cl 0,05 M
= 5,56 x10−3S x100m−1
0,05mol x 1000m−3
= 0,01112 S m2 mol-1
NH4Cl 0,025 M
= 2,62x 10−3S x 100m−1
0,025mol x 1000m−3
= 0,01048 S m2 mol-1
NH4OH 0,1 M
= 1,93x 10−3S x 100m−1
0,1mol x1000m−3
= 0,00193 S m2 mol-1
NH4OH 0,05 M
= 1412x 10−6S x 100m−1
0,05mol x 1000m−3
= 0,002824 S m2 mol-1
NH4OH 0,025 M
= 662x 10−6S x100m−1
0,025mol x 1000m−3
= 0,002648 S m2 mol-1
b. Hantaran Molar berdasarkan teoritis ( °)�°( NH4OH) = (NaOH) – (NaCl) + (NH� � � 4Cl)
0,1 M
°( NH4OH) = (NaOH) – (NaCl) + (NH� � � 4Cl)
= 0,1996 - 0,0463 + 0,01479
= 0,16809 S m2 mol-1
0,05 M
°( NH4OH) = (NaOH) – (NaCl) + (NH� � � 4Cl)
= 0,0208 - 0,06 + 0,01112
= -0,02808 S m2 mol-1
0,025 M
°( NH4OH) = (NaOH) – (NaCl) + (NH� � � 4Cl)
= 0,06444 - 0,055 + 0,01048
= 0,01992 S m2 mol-1
c. Derajat ionisasi
(NH4OH) = (NH 4OH )° (NH 4OH )
0,1 M
(NH4OH) = Ʌ(NH 4OH )Ʌ° (NH 4OH )
= 0,001930,16809
= 0,0114
0,05 M
(NH4OH) = Ʌ(NH 4OH )Ʌ° (NH 4OH )
= 0,002824−0,02808
= -0,1005
0,025 M
(NH4OH) = Ʌ(NH 4OH )Ʌ° (NH 4OH )
= 0,0026480,01992
= 0,1329
d. Tetapan Ionisasi Basa Lemah
K = C2
¿¿
0,1 M
K = 0,1M x (0,0114 )2
(1−0,0114)
= 1,314 x 10-5 M
0,05 M
K = 0,05M x (−0 ,1005)2
(1−(−0,1005))
= 4,589 x 10-4 M
0,025 M
K = 0,025M x (0,1329)2
(1−0,1329)
= 5,0923 x 10-4 M
Kb = 1,314 x 10 -5 M + 4,589 x 10 -4 M + 5,0923 x 10 -4 M
3
= 3,2709 x 10-4 M
Elektrolit kuat seperti garam-garam dan sebagian asam-asam seperti asam nitrat,
sulfat, klorida mempunyai hantaran molar yang tinggi dan dengan pengenceran
mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar, sementara elektrolit lemah seperti
asam asetat dan asam-asam organik lainnya mempunyai hantaran yang jauh lebih
rendah pada konsentrasi tinggi, tetapi nilainya menigkat tajam dengan semakin
encernya larutan.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penetapan derajat ionisasi dan
tetapan ionisasi basa lemah. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan harga
derajat ionisasi, dan tetapan Kb dari NH4OH dengan konduktometer. Percobaan
ini dilakukan dengan mengukur hantaran jenis (Ls) setiap larutan menggunakan
konduktometer. Larutan yang di ukur hantaran jenisnya pada percobaan ini antara
lain: NH4OH (0,1M; 0,05M; 0,025M), NH4Cl (0,1M; 0,05M; 0,025M), NaOH
(0,1M; 0,05M; 0,025M), dan NaCl (0,1M; 0,05M; 0,025M).
Berdasarkan hasil perhitungan dari data hasil praktikum yang didapatkan nilai dari
NH4OH pada konsentrasi 0,1 M; 0,05 M; dan 0,025 M yaitu, 0,16809; -0,02808;
0,01992. Dan tetapan ionisasi NH4OH pada konsentrasi 0,1 M; 0,05 M; dan
0,025 M di dapat nilai K yaitu 1,314 x 10-5 ; 4,589 x 10-4; 5,0923 x 10-4 .
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk menentukan nilai ketetapan sel dan derajat ionisasi dapat ditentukan
dengan penentuan hantaran molarnya.
2. Hataran jenis (Ls) dari larutan elektrolit dapat diukur dengan mudah
(praktis dan cepat) dengan set konduktometer
3. Nilai dari larutan NH4OH dari percobaan adalah :
konsentrasi 0,1 M adalah 0,16809;
konsentrasi 0,05 M adalah -0,02808 ;
konsentrasi 0,025 M adalah 0,01992
4. Dan tetapan ionisasi NH4OH pada setiap konsentrasi yaitu pada
konsentrasi 0,1 M adalah 1,314 x 10-5 M; pada konsentrasi 0,05 M adalah
4,589 x 10-4 M; pada konsentrasi 0,025 M adalah 5,0923 x 10-4 M.
DAFTAR PUSTAKA