abstrak andzar afdhalul azmi: pengaruh tingkat harga,...
TRANSCRIPT
-
1
ABSTRAK
Andzar Afdhalul Azmi: Pengaruh Tingkat Harga, Fasilitas dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen
Menginap di Narapati Indah Boutique Hotel
Syariah Bandung.
Perkembangan sector parawisata halal di Indonesia terus berkembang,
terkhusus di Jawa Barat. Hal tersebut berdampak pada industry perhotelan
syariah,. Semakin maraknya pariwisata halal, masyarakat cenderung memilih
hotel syariah sebagai alternative untuk menginap. Ada beberapa factor yang
mmpengaruhi kputusan pengguna untuk membuatkeputusan untk menginap,
diantaranya adalah harga, faslitas dan kualtas playanan yang dibrikan olh
prusahaan hotel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pngaruh tngkat harga
trhadap kputusan konsumen mnginap di Narapati Indah Boutique Hotel Syariah
Bandung secara parsial, (2) pengaruh fasilitas terhadap keputusan konsumen
menginap di Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung scara parsial, (3)
pngaruh kualitas playanan trhadap kputusan pengguna mnginap di Narapati Indah
Boutique Hotel Syariah Bandung secara parsial, (4) pngaruh tngkat harga, fasiltas
dan kulitas playanan trhadap keputusan konsmen mnginap di Narapati Indah
Boutique Hotel Syariah Bandung secara simultan.
Kputusan pmbelian mrupakan seleksi atas 2 pilihan alternartif atau lbih
konsumn terhadap sebuah pmbelian. Harga adalah unsur pada baran pmasaran
yang membrikan pmasukan atau pndapatan bagi syarikat. Fasilitas adalah segenap
kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen guna untuk mempermudah dan
memperlancar segala urusan. Kualitas playanan ialah sebuah itur dan karaktristik
produkatau jasasecara totalitasyang bergantung padakemampuannya untuk
memuaskankebutuhankonsumen.
Metodepenelitianyang digunakanadalah metodekuantitatif danmetode
deskriptif. Penelitianini menggunakansampel sebanyak 50 rsponden diambil
dngan mnggunakanmtode snowball samplling, teknikyangdigunakan dalam
oenelitian ini ialah UjiValiditas dan UjiReabilitas, AnalisisKorelasi, Analisis
KorelasiLinierBerganda, AnalisisHipotesis danKoefisienDeterminasi yaitu Ujit
danUjiF.
Hasil penelitian menunjukan bahwa:1) Uji statistic tingkat harga terhadap
keputusan konsumen menginap menunjukan hasil uji t sebesar thitung < ttablle
(0,664 0,05. 2) uji statisticfasilitas
terhadapkeputusan konsumenmenginap menunjukanhasil ujitsebesar thitung < ttablle
(0,077 0,05. 3) uji statistickualitas
pelayananterhadap kputusan konsumenmenginap menunjukanhasil ujitsebesar
thitung > ttablle (3,555 > 2,012) dengantingkatsignifikansi 0,001 < 0,05. 4) secara
simultantingat harga, fasilitasdan kualitaspelayanan terhadapkeputusan konsumn
menginapdi Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung menunjukan hasil
koefisien determinasi R2 sebesar 47,4% berarti pngaruh yangdiberikancukup
tinggisesuai dengan table pdoman interpretasikoefisien determinasidan sisanya
sebesar52,6% dipengaruhiolehvariable lain.
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
EkonomiIslam menjadi salah satu bagianterpenting dariekonomi global
padasaat ini. Pada saat ini, ekonomiislam mningkat pesat pada beberapa sector
yaitu keuangan Islam, kuliner, kosmetik, industri asuransi, dan juga pariwisata
halal. Dimana semua produk pada sektor itu secara keseluruhan menggunakan
konsep halal.1 Awalnya, yang terbayang pada produk halal hanya produk
minuman, makanan, kosmetik dan yang tidak mengandung unsur yang
diharamkan oleh syariat Islam. Namun sekarang produk halal telah masuk
kedalam produk pariwisata serta produk keuangan. Menurut undang-undang,
pariwisata adalah sebuah fasilitas dan layanan yang diberikan oleh suatu
perusahaan, individu, atau pemerintah yang disediakan bagi para wisatawan.2
Indonesia dapat menjadi destinasi pariwisata syariah dunia karena
mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam, serta memiliki sumber daya
alam yang indah menjadikan Indonesia sebagai Negara yang berpeluang besar
untuk dinobatkan sebagai destinasi utama pariwisata syariah dunia. Indonesia
mengembangkan destinasi pariwisata halal pada 4 sektor yaitu, restoran,
perhotelan, spa dan biro perjalanan.3
Ekonomi dunia secara global berkembang pesat yang salah satunya
didukung oleh sector pariwisata. Disetiap Negara destinasi pariwisata terus
menurus dikembangkan karena saatini pariwisata sudah mnjadi kebutuhanbagi
setiap manusia. Perubahan pariwisatamenjadi priwisata syariah cepat meluas
karena potensi yang dimiliki oleh pariwisata syariah sangat besar, dan dapat
mendongkrak perekonomian Negara. Maka dari itu, banyak Negara yang mulai
memberikan fasilitas pariwisata syariah bagi umat muslim dunia. Berikut ini
adalah 10 negara tujuan wisata muslim:
1 Lihat Undang-undang Republik Indonesia nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal. 2 Lihat Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Bab 1 pasal 1 3 Abdul Rasyid, Pariwisata Syariah, di akses dalam https://business-law-
binus.ac.id/2015/10/08/pariwisata-syariah/ pada 27 Februari 2020 pukul 19;53.
https://business-law-binus.ac.id/2015/10/08/pariwisata-syariah/https://business-law-binus.ac.id/2015/10/08/pariwisata-syariah/
-
3
Berrdasarkan tablle dan grafik diatas, Indonesia menempati peringkat
pertama dengan skor 78, dan peringkat kedua diduduki oleh Malaysia dengan skor
yang sama yaitu 78, sementara diposisi ketiga diduduki oleh Turki dengan skor
75, lalu arab saudi mendapatkan skor 72 dengan poosisi ke empat, disusul oleh
Uni Emiret Arab dengan skor 71, kemudian diposisi ke enam diduduki oleh Qatar
dengan skor 68, tidak jauh beda dengan skor sebelum nya Maroko menduduki
posisi ke tujuh dengan skor 67, lalu dengan skor 66 Bahrain menduduki posisi ke
-
4
delapan, dan Oman mendudukin posisi ke 9 dengan skor 66, dan yang terakhir
Bruney Darussalam menduduki posisi ke sepuluh dengan skor 65.
Pariwisata Halal Indonesia semakin tahun semakin maju, pada tahun 2018
Indonesia menduduki peringkat kedua, dan pada tahun 2019 Indonesia menduduki
peringkat pertama dari 130 negara dunia. Pencapaian ini sesuai dengan yang di
targetkan oleh pemerintah yang menjadikan Indonesia sebagai negara terbaik pada
sektor pariwisata halal.
4Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata halal berkembang sangat pesat.
Pada tahun 2016, Majlis Ulama Indonesia (MUI) mlaluiDewanSyariahNasional
(DSN) menrbitkan fatwayang bisadijadikan pedoman penyelenggarapariwisata
yangsesuai denganprinsipsyariah.5 Islam memperbolehkan manusia untuk
melakukan pariwisata selama apa yang dilakukan tidak melanggar syariah Islam,
sesuai dengan kaidah Fikih :
4 Lihat https://investor.id/lifestyle/indonesia-destinnasi-wisata-halal-terbaik-dunia-2019
diakses pada selasa, 18 februari 2020 pukul 21:43 WIB. 5 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pariwisata Berrdasarkan Prinsip Syariah.
https://investor.id/lifestyle/indonesia-destinnasi-wisata-halal-terbaik-dunia-2019
-
5
67
6 Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. 2 tahun
2014 Pedoman Penyelenggara Usaha Hotel SYariah, Pasal 1 Poin 3. 7 Agus Sulastiyono, Manajemen Penyelenggaraan Hotel Syariah. Seri Manajemen Usaha
Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi (Alfabeta: Bandung, 2011) hal 5.
-
6
Berrdasarkan jadual di atas, Narapati Indah Boutique Hotel Syariah adalah
hotel yang mempunyai harga yang cukup tinggi berbanding hotel syariah lain
yang mempunyai gred hotel bintang 3. Namun, denganharga yangcenderung lebih
tinggiminat pengguna untumenginap diNarapati Indah Boutique HotelSyariah
lebih banyak tinggi berbandinghotel-hotel Islam lain yang sama tarafnya. Berikut
adalah jadual peratusan kunjungan tetamu hotel syariah menurut laman web
tempahan dalam talian pada bulan Februari 2020:
Melihat pada table diatas, presentase kunjungan padahote syariah bintang
3 di kotaBandung, Narapati Indah Boutique HotelSyariah Bandung memiliki
presentse kunjungan 98%, lalu Ruby Hotel Syariah memiliki presentase
kunjungan 96%, sedangkan Lingga Hotel memiliki presentase kunjungan 82%,
dan yang terakhir Zest Hotel Bandung memiliki presentase 79%.8
Menurut menparpostel, hotel merupakan akomodasi komersil yang
menyediakan fasilitas untuk memenuhi segala sesuatu kebutuhan konsumen.
Pembentukan presepsi pada konsumen, bergantung pada fasilitas yang disediakan
oleh industry perhotelan yang sangat berpengaruh pada image perusahaan jasa
dimata konsumen. Persepsi konsumen menciptakan sebuah kepuasan dan
8 www.traveloka.com, di untuh pada tanggal 23 Februari 2020 19:04
http://www.traveloka.com/
-
7
ketidakpuasan yang hal itu bersangkut paut dengan keputusan konsumen untuk
kembali menginap atau tidak. Fasilitas tersebut meliputi fasilitas fisik yang dapat
menunjang kebutuhan konsumen dalam beraktifitas.9 Berikut ini adalah data
fasilitas di setiap hotel:
Berrdasarkan tablle diatas, hotel yang paling lengkap fasilitasnya adalah
Narapati Indah Boutique Hotel Syariah dan Ruby Hotel Syariah. Hotel tersebut
memiliki fasilitas penitipan anak dan hewan peliharaan serta memiliki tempat
penyewaan mobil bagi tamu yang ingin bepergian keluar hotel dapat
menggunakan fasilitas tersebut Sedangkan Lingga Hotel dan Zest Hotel Bandung,
memiliki kekurangan didalam fasilitas yang ada dibandingkan dengan hotel yang
lainnya.
Kualitas pelayanan sangat penting bagi kemajuan perusahaan jasa
terkhusus dibidang perhotelan, yang mana perusahaan dapat menjadikan kualitas
pelayanan sebagai daya tarik bagi konsumen agar dapat kembali menginap.
Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah bentuk totalitas sebuah pelayanan yang
diberikan bagi konsumen serta kemudahan-kemudahan yang dapat diperoleh
9 Sri Hartini, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, Harga dan Lokasi terhadap
Keputusan Konsumen untuk Menginap Di Hotel Sakura Palangka Raya. Al-Ulum Ilmu Sosial dan
Humaniora Volume 3, No. 1 April 2017.
-
8
konsumen dalam melaksanakan aktifitas selama konsumen menggunakan produk
jasa tersebut.10 Berikut ini adalah tablle hasil ulasan kualitas pelayanan dari setiap
hotel menurut situs booking online Traveloka bulan Januari – Februari 2020:
Tablle 1.5
Tablle Ulasan Kualitas Pelayanan Tamu Hotel Periode Januari – Februari
2020
No Nama Hotel Nilai Ulasan
Skala 1-10
1 Ruby Hotel Syariah 8,3
2 Lingga Hotel 8,9
3 Narapati Indah Boutique Hotel
Syariah 8,1
4 Zest Hotel Bandung 8,7
Sumber: www.traveloka.com
Berrdasarkan Tablle diatas Ruby Hotel Syariah memperoleh hasil ulasan
sebanyak 8,3 dalam skala 1-10, sedangkan Lingga Hotel memproleh 8,9 dalam
skala 1-10, lalu Narapati Indah Boutique Hotel Syariah memperoleh 8,1 dalam
skala 1-10 dan Zest Hotel Bandung memperoleh 8,7 dalam skala 1-10.
Berrdasarkan hal tersebut dapat dilihat Lingga Hotel memperoleh hasil ulasan
terbesar yaitu 8,9, sedangkan Narapati Indah Boutique Hotel Syariah memperoleh
hasil ulasan terendah dengan nilai 8,1.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan tiga variable bebas untuk menilai keputusan
menginap di Narapati Indah Boutique Hotel. Adapun variable bebas tersebut
adalah tingkat harga, fasilitas, dan kualitaspelayanan. Berrdasarkanlatar belakang
yangtelah diuraikandiatas, maka rumusan masalahdalampenelitian iniadalah:
10 Gadhang Pangenggar Dkk, PengaruhKualita Pelayanan, LokasidanFasilitas Terhadap
KeptusanPembelian
-
9
C. Tujuan Penelitian
-
10
D. Kegunaan Penelitian
E. Kajian Pustaka
Untuk menyelesaikan penyelidikan ini, perlu dilakukan kajian tinjauan
terhadap penyelidikan sebelumnya kerana berrdasarkan hasil penelusuran dan
penelusuran pengkaji sebelumnya, terdapat beberapa kajian yang telah
membincangkan objek penyelidikan yang sama atau relevan yang dapat
digunakan sebagai tambahan untuk menyelesaikan penyelidikan ini. Beberapa
rujukan dari penyelidikan sebelumnya yang telah ada dan berkaitan dengan
tajuknya adalah seperti berikut:
Pertama, Fransiska Marlen Baunsele et el,11 meneliti "Kesan Promosi,
Kemudahan, Lokasi dan HargaTerhadap KeputusanMenginap, (Kajian diHotel T-
More Kupang)" Hasilkajian ini menunjukkan bahawa pemboleh ubah promosi,
11Fransiska Marlen Baunsele, “PengaruhPromosi, FasilitasLokas danHargaterhadap
KeputusanMenginap, (Stud pada HotelT-More Kupang), Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 10, No. 2, Juli 2018.
-
11
kemudahan, lokasidan hargasecara serentak mempunyaipengaruhterhadap
keputusantetap dengan F_count ≥ F table (26.286> 2.47), sehingga Hoditolak dan
Ha diterimayang bermaksud bahawa terdapatpengaruh serentak antara promosi,
kemudahan, lokasi dan harga secara serentak mempengaruhi keputusan untuk
menginap. Berrdasarkan penerangan di atas, terdapat perbezaan antara kajianyang
dilakukanoleh Fransiska Marlen Baunsele et al dan kajianyang dilakukan oleh
pengkaji. Perbezaannya terletak pada kajian ini, ada 5 pemboleh ubah, yaitu
promosi, kemudahan, lokasi dan harga pada keputusan menginap, sedangkan
dalam kajian ini ada 4 pemboleh ubah, yaitu tingkat harga, kemudahan dan kualiti
layanan pada keputusan konsumen untuk tinggal, dan objek penelitiannya
berbeda. Di sisi lain, ada persamaan dengan kajian yang dilakukan oleh
pengarang, yaitu penggunaan (X2) kemudahan, (X4) harga terhadap (Y)
keputusan pembelian.
Kedua, Sri Hartini,12 meneliti "Pengaruh Kualiti Perkhidmatan,
Kemudahan, Hargadan Lokasiterhadapleputusan Pengguna untukMenginap di
HotelSakuraPalangka Raya". Hasilkajian ini menunjukkan bahawa terdapat
pengaruh serentak antara kualiti perkhidmatan, kemudahan, harga dan lokasi yang
mempengaruhi keputusan pengguna. mnginap dihotel SakuraPalangkaRaya
menyumbang 60.9%dan selebihnya 39.1%dipengaruhi oleh pemboleh ubah lain,
sementara pemboleh ubah yang paling mempengaruhi keputusan pengguna untuk
menginapdi hotelSakuraPalangkaRaya adalah lokasi 8.94%, kemudahan 5.52 %,
harga 4.41% dan kualiti perkhidmatan 3.80%.
Ketiga, Fenti Mayang Sari dkk,13 Kewujudan dari mulut ke mulut
elektronik dan harga secara serentak mempengaruhi keputusan untukmembeli
produkkosmetik Wardahini dapatdilihatdari jumlah F lebihbesar dari jadual F,
sehingga dapat ditafsirkan bahawa secara serentak X1 (elektronik dari mulut ke
mulut ) dan X2 (harga) mempengaruhikeputusan untukmembeli produkkosmetik
12 Sri Hartini, PengaruhKualitasPelayananFasilitasHarga danLokasiterhadap eputusan
KOnsumenUntukMenginap diHotelSakuraPalangkaRaya, JurnalAl-Ulum IlmuSosialdan
HumanioraVol. 3, No. 1 April 2017. 13 Fenti Mayang Sari dkk, Pengaruh Electronic word of mouth da Harg terhadap
KeputusanMembeliProduk KonsmetikWardah (Studipada MahasiswiProdiManajemen Universitas
Bengkulu), JurnalProfessional FISUNIVEDVol. 5 No. 1 Juni 2018.
-
12
Wardah (Y). Kewujudan pembolehubah elektronik dari mulut ke mulut tidak
memberi kesan yang signifikanterhadap keputusanmembeli produkkosmetik
Wardah, inidapat dilihatdari nilaipemboleh ubah kiraan T X1 lebih kecil daripada
jadual T. Kewujudan pemboleh ubahharga mempunyaipengaruh yang tidak terlalu
signifikanterhadap keputusanpembelian, dapatdilihat darinilai pembolehubah
kiraan T X2 lebih kecil daripada jadual T.
Keempat, Rio Garia Aprillio dan Astri Wulandari,14 berrdasarkan penilaian
pemboleh ubah dari mulut ke mulut elektronik, dimensi maklumat variasi
mendapat skor tertinggi 70.29, sementara skor terendah adalah dimensi frekuensi
mengakses maklumat dari laman jaringan sosial sebanyak 61.24. Berrdasarkan
penilaian pemboleh ubah keputusan pembelian, dimensi pengguna yang
dirangsang oleh keperluan mereka akan termotivasi untuk mencari maklumat yang
mendapat nilai tertinggi 72.73, sedangkan nilai terendah adalah dimensi pross
pembelianyangdimulai ketikapembeli mengenali masalah / keperluan 64.73, dan
berrdasarkan penelitianyang dilakukanolehpemboleh ubah bebas (Kata elektronik
jika mulut) secara serentak mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan
pembolehubah brsandar (keputusan pembelian) dengan nilaipekali korelasi0.831
pada tahapsignifikan 0.01 atau mempunyai tahap keyakinan 99%. Nilai hubungan
dikategorikan mempunyai hubungan yang sangat kuat. Sementara itu, 16.9% yang
laindipengaruhi olehfaktor laindi luar pemboleh ubah yang dikaji.
Kelima, Putri Diesy Fitriani,15 "Pengaruh Tahap Harga dan Pemasaran
Firman Elektronik TerhadapKeputusan Pengguna untukMenginap diNoorHotel
Bandung" Hasil kajianini menunjukkan bahawa pengaruh tahap hargadan
EWOMMterhadap kputusan pengguna untukmenginap di Hotel Noor adalah 11%
dan hasil ujian F mempunyaihasilF. hitung 2.739
-
13
Bandung. Berrdasarkan keterangan di atas, terdapat perbezaan, yakni pemboleh
ubah dalam kajian ini adalah (X1) elektronik dari mulut ke mulut dan tingkat
harga (X2) pada keputusan pembelian, sementara dalam penelitian anak
perempuan Dysy meneliti pemboleh ubah (X1) Tahap Harga dan (X2) Kata
Pemasaran Elektronik Gunung. dan objek kajian di hotel-hotel Islam. Sebaliknya,
terdapat persamaan, yaitu kedua-duanya memeriksa tahap harga berubah pada
keputusan pembelian.
-
14
F. Kerangka Berfikir
-
15
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Angka ini menjelaskan bahawa ada pengaruh antaratingkat hargaterhadap
keputusan pengguna untukmenginapdi Narapati Indah Boutique Hotel Syariah,
ada pengaruhantara kemudahanterhadap keputusan pengguna untukmenginap di
Narapati Indah Boutique HotelSyariah, ada juga pengaruh antara kualiti layanan
terhadapkeputusan pengguna untukmenginap d Narapati Indah Boutique Hotel
Syariah dan sekaligus mempengaruhi tahap harga, kemudahan dan kualiti
perkhidmatan atas keputusan pengguna untuk menginap di Narapati Indah
Boutique Hotel Syariah Bandung.
G. Hipotesis
Faktor Lain
Kualitas Pelayanan
(𝑋3)
Keputusan Konsunsumen
(Y)
Tingkat Harga
(𝑋1)
Fasilitas
(𝑋2)
-
16
-
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Harga
1. PengertianHarga
Salah satuyang termasuk kedalam campuran-campuran fleksibel adalah
harga. Harga boleh berubah setiap saat, bisa mengikut tempat, keadaan dan waktu.
Hargabukan hanya sebuah angkayang terdapat padalabel sebuah produk, tetapi harga
mempunyai bentuk serta nilai sesuai akan fungsinya. Kotler memberikan definisi
harga yaitu sebuah elemen dalam campuran pemasaran yang dapat menjana
pendapatan atau keuntungan, sementara unsur-unsur selain harga menjana bayaran.16
Menurut kotler dan Armstrong, harganya ialah nilai untuk wang yang ada
pada produkbarang ataujasa yangditukarkan olehkonsumen agarkonsumen dapat
merasakan manfaat serta dapat menggunakan barang atau mengkhidmatan yang di di
beli olehnya.17
Sedangkan mengikut Irawan harga merupakan cerminan dari sebuah nilai.
Harga sama halnya seperti nilai dan faedah yang tidak dapat dipisahkan, dapat
diartikan harga bergantung pada manfaat yang diberikan oleh produk atau
pengkhidmatan yang bertujuan agar memuaskan pengguna. Sedangkan nilai
merupakan sebuah kemampuan dari barang atau jasa yang dapat menarik sebuah
pertukaran. Kebanyakan orang menyebutkan bahwa hargaadalah sebuah nilaiyang
adapada produkatau pengkhidmatan yang di nyatakan di ruang angkasa.18 Dan
definisi lain mengenai harga yaitu unsur yang terdapat pada gabungan pemasaran
yang dapat menjana peserta dan juga keuntungan bagi syarikat.19
Sementara harga menurut Lupiyoadi merupakan wang yang digunakan untuk
membeli produk barang atau jasa dengan memperhitungkan antara biaya yang
16 Philip kotlerdankeller “ManajemenPemasaranJilid I Edisi Ke Tiga Belas” (Jakarta:
Erlangga, 2009), hal. 67 17 Philips Kotler dan Gerry Armstrong “Prinsipprinsip PemasaranJilid I” (Jakarta:
Erlangga, 2008), hal. 345 18 Irawan, dkk, “PemasaranPrinsipdanKasus”, (Yogyakarta: BPFE, 1996), hal 110 19 Fandi Tjiptono, “StrategiPemasaran, Edisi 3”, (Yogyakarta:Andi, 2008), hal. 151
-
18
dikeluarkan dengan manfaat yang akan diteima. Biaya disini meliputi tenaga,
pendapatan, waktu, dan lainlain. Sedangkanmanfaat yang dimaksudmeliputi
pengalaman, prestise, kualitas, pemenuhankebutuhandan sebagainya.20
Menurut Basu Swastha harga ialah junlah wang yang dibelanjakan untuk
mendapatkan barang dan perkhidmatan.21 Karl ECase danRaay C. Fairmemberikan
definisi bahwa hargaialah jumlahwang dalam produk yang di perutukkan agar dibeli
oleh masyarakat.22
Harga jugadapat didefinisikansebagai jumlahuangyang ditagiihkan kepada
pelanggan atasbarang ataujasa yangdibeli guna agar pelanggan dapat mendapatkan
manfaat serta memiliki atasbarang ataujasa yangdibeli tersebut.23
Berrdasarkan uraian definisidiatas, dapatdisimpulkanbahwa hargaadalahnilai
pada suatubarang ataujasa serta pelayanan yang diperuntukkan agar terjadinya
sebuah pertukaran kepemilikan dari barang atau jasa tersebut guna menghasilkan
keuntungan bagikedua belahpihak (penjualdanpembeli).
2. Landasan Hukum Harga
a. Al-Qur’an
20 Rambat Lupiyoadi, “Manajemen Pemasaran Jasa”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal
134 21 Basu Swastha DH., Irawan.”Manajemen Pemasaran Modern”, Edisi Kedua, Cetakan Ke-
Tigabelas, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2008) hal. 185 22 Karl E. Case dan Ray C. Fair, “Prinsip-prinsip Ekonomi, terj. Y. Andri Zaimur” (Jakarta:
Erlangga, 2007), hal. 49 23 Philips Kotler dan Gerry Armstrong “Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I” (Jakarta:
Erlangga, 2008), hal. 345
-
19
Ayat di atas menjelaskan bahawa Allah telah memberi hal kepada semua
orang untuk berniaga dengan cara yang boleh diterima dengan harga yang
menguntungkan, dan tidak merugikan satu pihak yang lain..
b. Hadits
قالرسول الله عليه وسلم انما اابيع عن تراض :سمعت اِب سعيدالخدري يقول
“Saya mendengar Abu Sa’id al-Khudriy mengatakan: bahawa Nabi Muhammad SAW
mengatakan: bahawa sebenarnya jual beli dilakukan secara sepakat”.24
Berrdasarkan hadits diatas, dijelaskan bahawa urus niaga jual beli berlaku
dengan persetujuan kedua-dua pihak, dan kedua-duanya telah sepakat dalam segala
hal didalamnya, termasuk harga yang telah ditentukan.
3. Penetapan Harga
Penetapan harga merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan harga sebuah
produk melalui pertimbangan tertentu demi memperoleh laba maksimal bagi sebuah
perusahaan.25 Menurut Alma, penetapan harga itu sendiri yaitu keputusan harga
yang mesti diikuti dalam jangka masa tertentu.26 sementara Kotler menyatakan
bahawa syarikat mesti menetapkan harga mengikut nilai yang diberikan dan manfaat
yang di dapatkan oleh pelanggan. Jika harga lebih tinggi dari manfaat yang diterima,
maka perusahaan akan kesulitan mendapatkan laba, dan jika harga terlalu rendah
maka perusahaan akan berhasil mendapatkan laba yang telah ditargetkan oleh
24 Ibnu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Quruwaini, Sunan Ibnu Majah Juz 1, 687 25 Immamul Arifin dan Giana Hadi, “Membuka Cakrawala Ekonomi” (Setia Purna:
Ekonomi, 2007), hal 74 26 Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (Bandung: Alfabeta,
2011), hal 120
-
20
perusahaan. Mengingat sifatnya yang sangat fleksibel. Ada baiknya mengikuti
dinamika pasar.
Suatu firma mempunyai kaedah penetapan harga yang merangkumi saru atau
lebih daripada tiga pertimbangan tersebut. Berikut metode penetapan harga menurut
Kotler dan Keller:27
a. Penetapanhargamarkup
Metode ini merupakan metode palingmendasar. Penetapan hargamarkup
merupakan sebuah motode yang sering dipakai oleh perusahaan dimana
harga yang ditentukan jauh lebih mudah karena tanpa harus memperkirakan
permintaan, kemudian dengan metode ini persaingan harga akan
terminimalisir.
b. Penetapan harga tingkat pembeli sasaran
Motode ini dipakai oleh perusahaan agar menghasilkkan pengembalian dari
investasi sasarannya.
c. Penetapan harga nilai anggapan
Penetapan harga atas dasar elemen yang ada pada produk maupun
perusahaan, seperti image, kualitas produk, tingkat kepercayaan konsumen
dan sebagainya.
d. Penetapan harga nilai
Penetapan harga atas dasar nilai merupakan strategi yang dipakai oleh
perusahaan dengan menekan biaya produksi agar dapat menciptakan harga
serendah mungkin untuk konsumen tanpa mengabaikan atas kualitas dari
produk yang dijual.
e. Harga laluan pergi
Metode penetapan harga laluan pergi yang digunakan oleh perusahaan
dengan menggunakan harga yang sama dengan pesaingnya, adapula
27 PhilipsKotlerdanKeller, Keller “ManajemenPemasaranJilid I EdisiKe Tiga Belas” hal. 83
-
21
perusahaan yang menetapkan harga lebih mahal bahkan lebih murah dari
pesaing utamanya.
f. Harga jenis lelong
Penetapan harga ini dipakai jika adanya barang sisa atau perusahaan dalam
memproduksi barang yang terlalu banyak.
Adapun menurut Suryadi penetapan harga menjadi sangat penting karena
harga menjadi penentu sebuah tindakan yang dilakukan oleh konsumen maupun
produsen. Penetapanharga tersebut dapat ditentukandengan beberapafactor, yaitu:28
a. Penetapanharga jualan berrdasarkan kos administrasi, pengeluaran dan
permasaran.
b. Penetapanharga didasari atassaingan bisnis. Dalam kes ini, harga yang
ditentukan mengikuti permintaan pangsa pasar serta persaingan dalam
berdagang, pada dasarnya jikapermintaan turun, makaharga turundan jika
permintaannaik, makaharga ikut naik.
c. Penetapan harga jual didasarkan permintaan adalah meskipun terdapat
barang atau jasa yang sama, akan tetapi kita akan mendapatkan perbedaan
harga sesuai dengan target sasaran perusahaan.
Menurut Marius P. Angipora pada dasarnya terdapat empat (empat) objektif
utama penetapan harga yang ingin diperoleh oleh syarikat, diantaranya:29
a. Mendapatkan laba maksimal
Perusahaan akan bersih keras untuk mendapatkankeuntungansebesar-
besarnya. Dengan melalui labayang maksimal, makaakan tumbuh sebuah
harapan yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan dengan membua sebuah
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Mendapatkanpengembalian investasiyang ditargetkanatau pengembalian
padapenjualan bersih
28 Suryadi Prawirosentono, “ManajemenOperasi, Analisi dan Stud Kasus” Edisi Ketiga
(Jakarta: BumiAksara, 2001), hal 157 29 MariusP. Angipora, “Dasar-dasarPemasaran”, (Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada, 2002),
hal. 271-272
-
22
Penetapan harga merupakan awal perhitungan perusahaan untuk
menentukan kapan nilai investasinya itu akan kembali dari penjualan serta
keuntungan yang di dapatkan dari penjualan sebuah produk atau jasa.
c. Mencegah atau mengurangi persaingan
Persaingan dalam usaha selalu terjadi, terkhusus dalam harga, makadariitu
perusahaandituntut aga dapat memberikan hargayang pantas sesuaidengan
manfaat yangditerima olehkonsumen.
d. Mempertahankanatau memperbaikimarket share
Perusahaan dalam membuat sebuah keputusan penetapan harga diingatkan
agar tidak lupa untuk mempertahankan serta memperbaiki market share,
dengan harapan tingkat penjualan akan meningkat dibandingkan dengan
persaing lainnya.
Agar perusahaan dapat memasarkan produknya sesuai dengan apa yang
diharapkan, perlu adanya penetapan harga secara tepat. Penetapan harga sangat
memperngruhi dari tingkat penjualan dari suatu produk, semakintinggi harga yang
dittapkan, makasemakin rendahpenjualan yangdidapatkan, begitupun sebaliknya
semakin rendah harga yang ditetapkan, makasemakin tinggiminat konsumenuntuk
membeliproduk atau jasa. Sedangkan dala sudut pandang konnsumen, sering kalo
harga digunakan sebagi indicator yang penting dalam membuat sebuah kepuusan
pembelian, konsumen akan membuat sebuah perbandingkan atas hargayang
ditetapkanoleh perusahaandengan manfaat yang akanditerima oleh kosnumen itu
sendiri.30
4. Tujuan Penetapan Harga*
Tjiptono mengemukakan ada 4 menaip tujuan penentuan harga yaitu:31
a. Matlamat berorientasikan keuntungan
30 Fandi Tjiptono, “StrategiPemasaran” Edisi Ketiga (Yogyakarta: Andi, 2008), hal. 151 31 Fandi Tjiptono, “ManajemenJasa” (Yogyakarta: Andi, 2002), hal. 152
-
23
Asumsi ekonom klasikmenyatakan bahwasetiap syarikat akan senantiasa
menetapkanharga yangtinggi agar mendapatkan keuntungan yang tinggi.
b. Tujuan beroriestasi pada volume
Harga set dengan berbagai macam cara, agar perusahaan mendapatkan
volume penjualan yang tinggi.
c. Tujuan beroriestasi pada citra
Citra pada suatu perusahaan sangat penting, maka harga dapat dijadikan
factor penentuan citra itu sendiri, jikaperusahaan menetapkanharga yang
tinggimaka harapan perusahaanuntuk membentuk serta memertahankan dari
sebuah citra. Sedangkan jikaperusahaan menetapkanharga yangrendah,
makaperusahaan mempunyai tujuan untuk membuat citra tertentu.
d. Tujuan stabilitas harga
Stabilitas harga bertujuan untuk mempertahankan suatu hubungan antara
konsumen terhadap perusahaan. Serta stabilitas harga juga dapat mencegah
masuknya pesaing dan membuat sebuah loyalitas pada pelanggan, serta
membuat pelanggan agar menjual ulang produk
Kotler dan Amstrong mengemukakan bahwa sebelum perusahaan
menentukan harga suatu produk, syarikat perlu membuat strategi untuk produknya
tersebut.32 Ada beberapa factor untuk menentukan sebuah harga, factor tersebut
terdiri dari factor internal dan eksternal33, agar lebihjelas bisadilihat padagambar
berikut:
32 Philips Kotler dan Gerry Armstrong “Prinsip-prinsip Pemasaran” (Jakarta: Erlangga,
2006), hal. 291 33 Philips Kotler dan Cunningham “Principle of Marketing”, Prentice Hall International, Inc.
A Division of Simon & Scuster, Englewood Cliffs, Nj076322005, hal. 3
-
24
5. Indikator Harga
Dalam memahami kebijakan harga yang di tetapkan pada sebuah perusahaan
terhadap suatu produk yang dihasilkan, maka seorang konsumen akan mengevaluasi
dimensi harga berdasarikan indicator-indikator yang mempengaruhi harga. Menurut
(Cannon dkk harga adalahsegalayangdisediakan oleh pengguna untuk mendapatkan
kelebihan yang ditawarkanoleh campuran pemasaransyarikat. MenurutKotlerdan
Armstrong, ada empat petunjuk yang menjadi ciri harga, iaitu:34
a. Kemampuan harga
Kemampuan harga merupakan tingginya tingkat harga yang di tawarkan oleh
yang buat mampu dicapai oleh daya beli konsumen. Dalam hal ini produsen
selain penghasil suatu produk, produsen juga hendaklah menetapkan strategi
penentuan harga yang bijak sesuai dengan harapan pengguna.
b. Kesesuaianhargadengan kualitasproduk
Penentuan hargaproduk mengikut kualiti yangdiberikan.
34 PhilipsKotler danAmstrong “Prinsip-prinsipPemasaran” (Jakarta: Erlangga, 2008), hal.
345
-
25
c. Dayasaingharga
Dayasaingharga di mana hargayang ditawarkan oleh syarikat dapat bersaing
dengan syarikat serupa.
d. Kesesuaianharga dengan perkhidmatan
Harga sesuaidengan faedah yang diperoleh pengguna.
6. Mekanisme Harga Menurut Islam
Abu Yusuf merupakan ulama pertama yang membahas tentang mekanisme
pasar.35 Menurut Abu Yusuf, system ekonomi Islam memberikan kebebasan
terhadap konsumen dan produsen mengenai mekasisme pasar. Abu Yusuf
menjelaskan tafsiran bahawa banyak orang mengadu kepada khalifah Umar Bin
Abdul Aziz kerana harga pada masanya melambung tinggi. Umar Bin Abdul Aziz
menjawab bahawa aduan itu berrdasarkan keputusan yang dibuat oleh pihak
berkuasa terdahulu dalam menentukan cukai yang melebihi kemampuan rakyat.,
sehingga banyak rakyat yang merasa terbebani atas hal itu.36
Menurut Ibn Taimiyyah, terdapat dua tema yang sering dijumpai dalam
perbincangannya mengenai isu harga, yaitu:37
35 Adiwarman A Karim “SejarahPemikira EkonomiIslam” (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012), hal 249 36 Heri Sudarsono, “Konse Ekonomi Isla SuatuPengantar”, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002),
hal. 137-138 37 SukarnoWibowo, DediSupriadi, “EKonomiMikroIslam”, (Bandung: Pustaka Setia, 2013),
hal. 210
-
26
berbanding harga, iaitu:38
39
38 A. A Islahi, “Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyyah”, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997) hal 107
-
27
Sistem ekonomi Islam menjelaskan bahwa pasar memiliki otoritas dalam
mennetukan jenis dan jumlah komoditi yang hendak diproduksi. Oleh karena itu,
harga yang ditetapkan pada suatu komoditi menggambarkan harga yang
dikeluarkan dalam memproduksi barang tersebut yang ditambahkan dengan harga
marginal sebagai keuntungannya.40 Dalamsistemekonomiislamnilai harga suatu
komoditi pula ditentukanoleh permintaan dan penawaran serta kebijakan pemerintah
akibatpersainganbebas.41 Monzer kahf menambahkan pula bahwa persaingan bebas
dalam konsep pasar Islam dipahami sebagai konsep persaingan bebas sehat atas
dasar kerja sama yang saling menguntungkan.42
Kerjasama ekonomi merupakan ciri khas dalam Pasar Islam sehingga yang
muncul dari prinsip ini bukannya persaingan melainkan kemitraan yang saling
menguntungkan.Qiradh merupakan implementasi yang nyata tentang prinsip
kerjasama dalam Islam. Prinsip persaingan yang sehat atau sempurna menetapkan
perlunya pembatasan tertentu untuk menjaga kepentingan sosial dan stabilitas
ekonomi. Pada zaman Rasulullah SAW telah dibentuk lembaga pengawas pasar
untuk menjaga kepentingan sosial konsumen dan produsen serta stabulitas pasar,
bahkan Rasulullah SAW pernah mengangkat Said ibn al-„Ash sebagai kepala pasar
di Mekkah.43
39 Wahbah al-Zuhaily, “Fiqhdan PerundanganIslam”, terj. Moh. Akhir H. Yacoob, (Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996) Jilid IV, hal. 421 40 Muhammad Nejatullah Siddiqi, “KegiatanEkonomi DalamIslam”, terj, Annas Sidik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 29 41 Muhammad Nejatullah Siddiqi, “PemikiranEkonomiIslam: Suatu Penelitian Kepustakaan
Masa Kini”, terj, AM. Saefuddin, (Jakarta: LIPPM, 1996), hal. 128 42 Monzer Kahf, “EkonomiIslam: TelaahAnalitikterhadap FungsiSistem EkonomiIslam”,
Terj. Machnun Hussein, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995) hal. 51-57 43 Yusuf Qardhawi, “Norma dan Etika Ekonomi Islam”, terj. Zainal Arifin, (Jakarta : Gema
Insani Press, 1995), h.255
-
28
B. Teori Fasilitas
1. Pengertian Fasilitas
Salah satu hal untuk mengembangkan pariwisata adalah memaksimalkan
fasilitas yang ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam
melakukan aktifitasnya. Tidak sedikit orang yang melakukan pariwisata kesebuah
daerah atau Negara, karena kemudahan-kemudahan yang diperoleh melalui fasilitas
yang disediakan oleh perusahaan jasa.44
Menurut The Liang Gie fasilitas adalah sebuah barang yang diperlukan guna
mempermudah menyelesaikan pelerjaan-pekerjaan dalam sebuah usaha kerjasama
manusia.45 Lebih lanjut menurut Suyanto segala sesuatu hal yang dapat membantu
serta mempperlancar pelaksanaan dari sebuah usaha, hal itu disebut sebagai
fasilitas.46
Menurut Suyosubroto fasilitas adalah segala sesuatu usaha yang berupa
benda atau uang.47 Dapat diartikan fasilitas adalah sebuah benda yang diadakan guna
mempermudah perusahaan untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen nya.
Kemudahan fizikal boleh merangkumi kemudahan penonton, elemen fizikal,
peralatanpersonel, dan bahankomunikasi. Tujuannya untukmemperkuatkesan
mengenai kualiti perkhidmatan yang ditawarkan kepada pengguna. Bukti memo
termasuk peralatan pekerja dan alat komunikasi. Fizik sebenar ditunjukkan dalam
petunjuk penggunaan peralatan dan teknologi dalam operasi.48
Fasilitas dapat berupa wujud fisik yang ditujukan untuk memnuhi kebutuhan
pelanggan, seperti interior dalam sebuah ruangan, menjaga kebersihan, kerapihan,
tersedianya tempat parkir, kenyamanan ruangan serta sarana komunikasi.
44 Sammeng, Andi Mappi, “CakrawalaPariwisata”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) hal. 39 45 The Liang Gie, “ AdministrasiPerkantoranModern” (Yogyakarta: Liberty, 2006) hal. 22 46 Suyanto, “MengenalKepemimpinan danManajemenKeperawatan” (Yogyakarta: Mitra
&Cendikia Press, 2008), hal. 46 47 Suryosubroto, “ManajemenPendidikan diSekolah”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 22 48 Yazid, “Pemasaran JasaKonsep danImplementasi”, (Yogyakarta: EKONISIA, 2003), hal.
102
-
29
2. Faktor-faktoryangMempengaruhiFasilitas
Menurut Nirwana, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemudahan
dalam perniagaan, termasuk:49
Faktor-faktor diatas merupakan sesuatu hal yang dapat menunjang dalam
pemenuhan fasilitas, yang mana desain fasilitas meliputi interior ruangan, penataan
barang-barang yang ada disuatu ruangan dll. Semua fasilitas yang disediakan
mempunyai sebuah nilai yang ditujukan untuk konsumen agar kenyamanan
didapatkan, dan juga fasilitas penunjang diperlukan ada agar konsumeen atau
pengguna jasa lebih nyman seperti tempat parkir, wifi dll.
3. Indikator-indikator Fasilitas
Menurut Fandy Tjiptono indicator fasilitas ada 4 yaitu:
a. Pertimbangan/perencanaan Spasial
Aspek perkadaran dan keselesaan dipertimbangkan dan digabungkan untuk
memprovokasi tindak balas dari intelektual pengguna serta emosi pengguna
serta mereka yang hanya menonton.
49 Nirwana AB, “Pemasaran Jasa”, (Jakarta: Penerbit Alta, 2014), hal. 47
-
30
b. Perencanaan Ruangan
Unsur-unsur ini merangkumi bahagian dalam dan seni bina, seperti
penempatan barang dan kelengkapan di dalam bilik, reka bentuk dalaman
dan aliran sirkulasi.
c. Perlengkapan dan Perabot
Kelengkapan dan perabot adalah peralatan yang ada di dalam ruangan untuk
memberikan keselesaan kepada pengguna atau hanya sebagai paparan atau
sokongan untuk pengguna atau pengguna perkhidmatan.
d. Unsur Pendukung lainnya
Unsur sokongan merangkumi tandas, wifi, tempat makan dan minum,
tempat letak kereta dan sebagainya.
C. Teori Kualitas Pelayanan
1. Pengertian KualitasPelayanan
MenurutAmericanSocietyforQualityControl, kualitaspelayanan adalahsebuah
totalitasdan karaktristikdari suatuproduk barang ataujasa yang ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.50
Menurut pakar kualitas pelayanan, William E. Derning mengungkapkan
kualitaspelayanandapatdiartikansebagaiupaya untuk membuat kesesuaian dengan
apa yang diminta oleh pasar, dengan biaya pengeluaran perusahaan yang rendah.51
Sedangkan menurutFeigenbhundalamnasutionmenyatakanbahwa, kualitasadalah
kepuasanpelanggan atas sebuah pembelian produk barang atau jasa. Produkdapat
dikatakanberkualitas jikaproduk itu dapatmemberikan kepuasanpada
konsumennya.52
Menurut Kotler, perusahaan yang memberikan kualitas pelayanan yang baik
bagi konsumennya merupakan sebuah upaya yang mesti dilakukan meskipun hasil
50 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, “ManajemenPemasaran Edis KetigaBelas”, (Jakarta:
Erlangga, 2008), hal. 143 51 Fandy Tjiptono, “StrategiBisnis”, (Yogyakarta: Andy, 2000), hal. 20 52 Nur Nasution, “ManajemenmutuTerpadu(Total QualityManajemen)”, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hal. 3
-
31
dari upaya tersibut tidak terikat pada produk barang atau jasa.53 Walaupun Atep
Adya Barata menyatakan bahawa perkhidmatan merupakan daya tarikan besar bagi
pengguna atau pelanggan, syarikat sering menggunakan perkhidmatan sebagai alat
untuk menarik pelanggan mereka..54
Menurut Delisna pantilu dkk, dalam rangka perusahaan menciptakan sebuah
pelanggan yang loyal dan puas atas produk yang dibelinya, banyak hal yang mesti
disiapkan oleh perusahaan, salah satunya adalah kualitas dalam pelayanan.55
Berrdasarkan uraian definisi diatas, maka dapatdiambilkesimpulanbahwa
kualitaspelayananadalah sebuahbentuk pelayananyangdiberikan oleh seseorang atau
perusahaansecara maksimal gunamemenuhi kebutuhan sertaharapan pelanggan.
2. Pelayanan Dalam Islam
Islam telahmengajarkan untukmemberikan hasil usahayangbaik, berupa
barangatau pelayanan atau jasa hendaknya diberikan dengan semaksimal mungkin,
serta janganmemberikan sebuah pelayananatau jasayang burukkepada oranglain.
Sebagaimana menurut Firman Allah SWT:
53 Fandy Tjiptono, “Strategy Bisnis”, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hal.20 54 Ismanto Setyobudi, “Konsumen dan Pelayanan Prima”, (Malang: Gava Media, 2014), hal.
135 55 Dealisna Pantilu dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Fasilitas Terhadap
Kepuasan Pelanggan pada Warunk Bendito Kawasan Megamas Manado”, Jurnal EMBA, Vol.6 No.4
September 2018, Hal. 3723-3723
-
32
AbdullahHanafydanHamid Salam, masing-masingadalah profesor Pemasaran
dan Perniagaan Antarabangsa di St. Petersburg. Cloud State University dan seorang
profesor Pentadbiran Perniagaan di MankaStateUniversity, merumuskan etika
perkhidmatan Islam seperti berikut:56
3. Dimensi Kualitas Pelayanan
MenurutTjiptono danAnastasia, terdapat 5 ciri yang digunakanoleh
pelanggandalam menilai kualiti perkhidmatan, iaitu:57
a. Buktilangsung (tangibles), meliputiperlengkapan. pegawai, fasilitasfisik,
serta saranakomunikasi.
b. Kehandalan (reability), adalah kemampuan sebuah pegawai dalam melayani
konsumennya sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaannya.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kecepatan pelayanan dalam melayani
pelanggannya sesuaidenganapa yang diinginkan olehkonsumen.
d. Jaminan(assurance), merupakan sebuahkemampuan pegwai, kesopanan
sertasifat yang dapatdipercayayangdimiliki oleh pegawai sebuah perusahaan
dan pelayanan yang bebasdari sebuah resikoatau keraguraguan.
e. Emphati (emphaty), merupakankemudahan pelanggn dalam melakukan
sebuah komunikasiserta memahamikebutuhan dari pelanggannya.
56 Adiwarman Anwar Karim, “EkonomiIslam Kajian Kontemporer”, (Jakarta: Gema Insani
Press Cetakan 1, 2001), hal. 166 57 Fandy Tjiptono dan Anantasia Diana, “Total Quality Management”, (Yogyakarta: Andi,
2003), hal. 27
-
33
Kualitas pelayanan telahdijabarkan ke dalam 22 atributyang terlah dijadikan
tablle.58
58 Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, “Service, Quality and Satisfaction Edisi Ketiga”,
(Yogyakarta: Andi, 2011), hal. 232-233
-
34
Sumber: Tjiptono & Chandra (2011: 232-233)
-
35
4. Prinsipprinsip KualitasPelayanan
MenurutWolkins dalam buku yangditulis oleh Fandy Tjiptono, terdapat enam
prinsip pokok untuk menciptakan kualitas pelayanan, ke-enam printip tersebut
meliputi:
a. Kepemimpinan
Kualitas pelayanan pada sebuah perusahaan meruakan komitmen yang perlu
dipegang teguh oleh semua unsur yang ada pada perusahaan itu. Perlunya
ada kepemimpinan dalam setiap aspek yang ada di perusahaan, baik itu pada
pemilik, karyawan maupun aspek terendah pada perusahaan itu. Tanpa
adanya kepemimpinan dalam sebuah usaha, maka hal tersebut akan
berdampak pada kemajuan perusahaan itu.
b. Pendidikan
Disamping kepemimpinan, pendidikan pula sangat berpengaruh atas kualitas
pelayanan yang ada pada sebuah perusahaan, setiap aspek yang ada di sebuah
perusahaan, meliputi petinggi sampai karyawan, haruslah yang memiliki
pendidikan yang memumpuni atas tugas dan fungsinya.
c. Perencanaan
Proses perencanaan merupakan tahapan perusahaan mencapai sebuah
tujuannya, perencanaan yang akan membawa perusahaan kedalam misi nya
agar sesusai dengan visi yang telah dibuat.
d. Review
Proses tinjauan adalah alat yang berkesan untuk mengubah tingkah laku
organisasi. Dengan proses semakan, syarikat akan menjadi lebih baik dan
dengan proses tinjauan yang berterusan akan mencapai pencapaian objektif
kualiti.
e. Komunikasi
-
36
Komunikasi merupakansalah satuhal pentingdalam sebuahperusahaan.
Komunikasi yang di bangun harus lah baik antara atasan degan karwayan,
hingga komunikasi kepada perusahaanlainnya, sepert pemegangsaham,
pemasokpemerintahmasyarakatdan lain-lain.
f. PenghargaandanPengakuan(total human reward)
Penghargaandan pengiktirafan penting dalam strategi kualiti. Setiap
karyawan harus diberi sebuah penghargaan serta pengakuan atas prestasi
yang dibuatnya. Dengan adany penghargaan dan pengakuan, hal itu akan
membuat sebuah motivasi dan semangat kerja yang lebih sehingga karyawan
dapat membrikan sebuah kontribusi yang lebih besar bagi perusahaan nya
sert bagi pelanggannya.
5. Karaktristik Kualitas Pelayanan
Tjipno mengemukakan bahwa kualitas pelayananmemiliki 4 karaktristik
utamayaitu:59
a. Tidakberwujud(Intangibility)
Pelayanan berbedadengan produkfisik yang nyata. Pelayanan hanya dapat
dirasakan tidak dapat di lihat sebelum dibeli. Konsumen akan merasa tidak
pasti sebelum membeli sebuah produkatau jasa, makadari ituperusahaan
perlumenghilangkan ketidakpastian itu dengan meningkatkan kualitas,
tempat, peralatan, symbol, alat komunikasi dan harga.
b. Tidakterpisahkan(Inseparability)
Padaumumnya produkyang di produksidan kualitas pelayanan yang
dihasilkan padawaktu bersama.
c. Bervariasii (Variability)
Pelayanansangatbervariasi, tergantungpadasiapa, kapan sertadimana
pelayanan tersebut disediakan.
59 Fandy, Tjiptono. “Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi 2”.
(Yogyakarta: Andi, 2011), hal. 28-51
-
37
d. Mudahlenyap (Perishability)
Pelayananmerupakan hal yang mudah lenyap di benak konsumen, karena
pelayanan tidak selalu menjadi sebuah masalah apabila permintaan dari
konsumen selalu ada, perusahaan mesti merasa khawatir bila permintaan dari
konsumen yang selalu berubah-ubah dalam artian naikda turun, makasecara
tidak langsung masalahyang sulitakan segeramuncul.
6. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
MenurutTjiptono, adabeberapafaktoryangperludipertimbangkandalam
meningkatkan kualiti perkhidmatan, termasuk::60
a. Mengidentifikasideterminan utamakualitas pelayanan
Setiap perusahaanyang menyediakan layanan dalam uhanya, penting sekali
memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap konsumennya. Banyak
factor yang dijadikan sebuah penilaian oleh konsumen terhadap layanan yang
diberikan, salah satunya seperti keamanan konsumen melakukan transaksi,
seperti memberikan layanan pembarayan menggunakan kartu debit atau
kredit, ketepatan waktu, serta keamanan lainnya yang menunjang atas
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan bagi konsumennya.
b. Mengelola ekspektasi pelanggan
Ada banyak cara untuk perusahaan agar dilihat oleh konsumen nya, seperti
halnya perusahaan melebih-lebihkan janji atas produk yang dipasarkanna,
semakin perusahaan membesar-besarkan janji, makasemakin besar pula
ekspektasi konsumenterhadap kualtas yangdidapatkan dari pembelian produk
itu. Ada baiknya untuk mengurangi ekspektasi dari konsumen, perusahaan
memberikan janji sesuaidenganapa yangakanditerima olehkonsumen.
60 Fandy Triptono, “Service ManagementMewujudkan LauananPrima” (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2012), hal. 182-189
-
38
c. Mengelola bukti kualitas pelayanan
Mengelola kualitas pelayanan bukan hal yang mudah bagi perusahaan,
karena berbagai macam konsumen, setiap individu nya akan berbeda-beda,
sehingga perusahaan harus mengikuti apa mau konsumen nya. Maka dari itu
diperlukan adanya pengelolaan atas kualitaspelayanan yangakan diberikan
oleh perusahaan untuk konsumennya. Lakukan apa yang bisa dilakukan oleh
perusahaan untuk konsumen nya, seperti pelayanan yang diberikan
berrdasarkan kinerja dan pelayanan yang diberikan berrdasarkan dampak
baik yang akan didapatkan ketika sudah melakukan pembelian.
d. Mendidikkonsumententanglayanan
Mendidik konsumen mengenailayanan difokuskan kepadaapa yang mesti
ditanaman kan oleh konsumen ketika ia melakukan sebuah keputusan
pembelian. Memposisikan konsumen sebagai konsumen yang harus
menghargai atas segala yang telah diberikan oleh perusahaan bagi konsumen,
serta sadar atas peran nya dalam proses penyampaianan layanan.
e. Menumbuhkan budaya kualitas
Setiap perusahaan diharuskan menumbuhkan budaya kualitas atas kinerja
serta menumbuhkan komitmen dari semua aspek yang ada pada perusahaan
itu.
f. Menciptakanautomatingquality
Metode ini digunakan untukmengatasi sebuah masalahdalam
aspekkurangnya sumberdayamanusia pada perusahaan. Dengan perusahaan
mengadakan automating quality, sebuah keseimbangan akan terwujud bila
sentuhan manusia dengan elemen yang ada pada system automating quality
berjalan dengan semestinya . sebagai contoh automating quality, phone
banking, internet banking, dan sejenisnya.
g. Menindaklanjuti layanan
Tidak semua konsumen merasapuas atas pelayananyang dibrikan perusahaan,
diperlukan adanya survey terkait penilaian konsumen terhadap
-
39
perusahaannya, guna menjadi lebih baik lagi serta memperbaiki kekurangan
dalam pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
h. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan
Metode ini digunakan untuk pengembangan system yang dimiliki oleh
perusahaan berupa informasi dari konsumen terkait produk yang telah dibeli.
Dalam artian, perusahaan mesti mencari tahu terkait tanggapan-tanggapan
dan persepsi konsumen tentang produk yang digunakan olehnya,
apakahsesuai denganapa yang diarapkan, atau msih diperlukan adanya
pengembangan produk agr sesai dngan apa yang di ingnkan olh pasar.
Metode ini sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan adanya
metode system informasi kualitas pelayanan, perusahaan dapat mengetahui
kelemahan dan kekuatan berrdasarkan pandangan konsumen.
D. Teori Keputusan Konsumen
1. Pengertian Keputusan Konsumen
Sebelum masuk dalam konsep keputusan konsumen, terlebih dahulu
mengetahui mengenai pengguna. DalamUndang-Undng Republik Indonesia Nomor:
8tahun1999pasal1paragraf2: tentangperlindungan konsumn, konsumen didfinisikan
sbagai "stiappengguna barangataulayananyang tersediadalam masyarakat, baikuntuk
kepentingandiri merekasendiri, keluargamereka, orang lain, atau makhluk lainuntuk
diperdagangkan”. 61
Menurut Setiadi, keputusan konsumen merupakan sebuah pilihan yang
disajikan untuk konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dengan
membandingkan atas pilihan yang disajikan. Hasil daripengintegrasian tsebut
merupakansuatu pilihanyang dsajikan scara kognitif sebagai kinginanberperilaku.62
61 www.dikti.go.id/…/UU-8-1999 PerlindunganKonsumendi unduh 17 Juni 2020 pukul
11.47 WIB 62 J. Setiadi, Nugroho, “PerilakuKonsumenKonsepdan Implikasuntuk Strateg dan Penelitian
Pemasaran” (Jakarta: Kencana, 2003)
http://www.dikti.go.id/…/UU-8-1999
-
40
Keputusanpembelianadalah pilihan 2 ataulebihpilihanalternatif untuk dibeli
oleh pengguna.63 Sementara itu, menurutPeter danOlson, kputusan pmbelian adlah
prossbersepaduyangdigunakanuntukmenggabungkan pengetahuan untuk menilai dua
atau lebih tingkahlakualternatifdan memilihsalah satudaripadanya.64
Bagi definisi lain, iaitu, keputusan pengguna adalah tindakanindividuyang
secaralangsung atau tidakterlibat dalammendapatkan dan menggunakanproduk atau
perkhidmatan yang diperlukan.65 Sementara itu, menurut Kotlerdan Armstrong,
keputusan pembelianadalah tahapdalamproses membuatkeputusan pembeliandi
manapenggunabenar-benarmembeli.66
2. Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler, jauh sebelum dilakukan tindakan pembelian, proses
keputusan yang dilakukan oleh konsumen direncanakan terlebih dahulu bahkan
berlanjut hingga sesudahnya . perusahaan diharuskan menujukan perhatian pada
proses yang akan dilakukan oleh konsumen secara keseluruhan, berikut ini adalah
indicator keputusan pembelian:
3. Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusanpembelianmerupakan prosesyang harus dilaluioleh
konsumendalam sebuah pengambilan keputusan pembelian. Proses ini dapat dilalui
63 Schiffman dan Kunuk, “PerilakuKonsumen” EdisiKetujuh (Jakarta: Indeks, 2008), hal.
485 64 Peter dan Olson, “PerilakuKonsumendan StrategiPemasaran, Edisi Kesembilan”, (Jakarta:
Salemba Empat, 2013) hal. 163 65 Fandy Tjiptono, “StrategyBisnis”, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hal.156 66 Philips Kotler dan Gerry Armstrong “Prinsip-prinsipPemasaran Jilid I” (Erlangga:
Jakarta, 2008), hal. 227
-
41
oleh konsumen dengan 4 tahapan, yaitu pencarian informasi, penilaian produk
alternative, pengenalan masalah dan keputusan pembelian.67
MenurutEngel dkk, terdapatbeberapaperananyang berperanan dalam
membuatkeputusan, antara lain:68
a. Pemula (inisiator), iaitu seseorang dalam proses pembelian;
b. Influencer, iaitu individu yang pendapatnya sangat dipertimbangkan dalam
memilih produk;
c. Penentu, iaitu orang yang mempunyai kuasa atau kuasa kewangan untuk
menentukan pilihan terakhir;
d. Pembeli (buyyer), yaitu agen pembeli;
e. Pemakai (user), yaitu konsumen aktual;
Sebelum konsumen melakukan kepuusan pembelian, banyak proses yang
akan dilalui olehnya, akan banyakproduk barangatau jasayangakan ditawarkan
kepadakonsumen itu, serta konsumen akan mempertimmbangkan atas produk-
produk yang telah ditawarkan mengikuti atas kebutuhan, keinginan dan kepuasan
yang akan diterima oleh nya.
Kotler dan Armstrong menjelaskan bahawa adalima tahapyangdilalui
pengguna dalamproses membuat keputusanpembelian, sepert yang ditunjukkan
dalam gambar brikut:69
67 Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, “ManajemenPemasaran, Edisi 13
Jilid 1 dan 2”, Alih Bahasa : Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2011), hal. 256 68 Engel dkk, “PerilakuKonsumen” AlihBahasaBidi Janto, Jilid II, Edisi Keenam, (Jakarta
Barat: Binarupa Aksara, 2006) hal. 40 69 Philip Kolter dan Gerry Armstrong, “PrincipleofMarketing” (New Jersey: PrenticeHall,
2012), hal. 175
-
42
a. PengenalanKebutuhan
Pertama-tama konsumen akan dihadapkan dengan masalah atau kebutuhan
yang ia kenali atas dasar rangsangan dari diri konsumen itu sendiri atau dari
lingkungan nya .
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang telah merasakan adanya dorongan atas kebutuhan yang
mesti diakan, maka konsumen akan melakukan sebuah pencarian informmasi
atas produk atau jasa yang dirasa dibutuhkan. Konsumen akan mulai mencari
informasi yang sesuai dengn kebutuhannya.
c. Evaluasi Alternatif
Setelah konsumen melakukan pencarian informasi atas kebutuhan yang
dicari nya, konsumen akan dihadapkan pada evaluasi atas alternative-
alternatif yang telah didapatkan terkait produkyang dibutuhkan.
d. KeputusanPembelian
Keputusanpembelian diharuskan ada setelahproses-proses yang telah dilalui
konsumen, dari mulai pengenalan kebutuhan hingga evaluasi alternate,
konsumen harus sudah bisa menentukan pillihan nya terhadap barang yang
akan dibeli.
e. PascaPembelian
Padatahapan ini setelah konsumenmelakukan keputusan pembelian,
konsumenakan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atas pembelian
produk. Konsumen akan merasakan apakah terpenuhi kepuasan yang
diharapkan atasproduk yangtelah dibeliolehnya, jikakonsumen merasapuas,
maka besar kemungkinan ia akanmelakukan pembelianulangdiwaktuyang
akandatang. Tetapi sebaliknya, jikakonsumen merasa tidak puas, maka hal
itu akan menjadi perilaku pasca pembelian yang kurang baik bagi
perusahaan.
-
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
B. Metode Penelitian
Menurut Nasir, desainpenelitian harusmengikuti metodepenelitian.70 Metode
penelitian digunakanuntuk mempermudah proses langkah-langkah dalam sebuah
penelitian. Mohamad Nasir juga menyatakan bahwwa dengan menggunakan moetode
peneilian, peneliti akan mudah dalam membuat sebuah urutan-urutan bagaimana
penelitian dilakukan.71
Menurut sugiyonometode penelitianadalah sebuah cara pencarian datadengan
menggunakan cara ilmiah untuk kegunaan tertentu. Data yang digunakan untuk
penelitian adalah dayta yang empiris, serta mempunyai kriteria yang valid. Maksud
dari cara ilmiah adalah sebuah kegiatan penelitan yang didasari dengan keilmuan
yang rasional, arti empiris dalam penelian harus sistemaris. Berrdasarkan tujuan
penelitian, data yang diperoleh merupakan data variable-variablle serta jenis
penelitian adalah penelitiandeskriptif danpenelitian verivikatif72.
Penelitiandeskriptif merupakan sebuah penelitianyang ditujukan untuk
mengetahui sebuah nilai dari variable mandiri.73 Tujuan dari metode deskriptifadalah
70 MohamadNasir, ”MetodologiPenelitian” (Jakarta: GhaliaIndonesia, 2003), hal. 24. 71 Nasir, ”MetodologiPenelitian” hal. 44. 72 Sugiyono, "MetodePenelitian Kuantitati Kualitatif, danR&D" (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal. 2. 73 Sugiyono, "MetodePenelitianKuantitatifKualitatif, dan R&D" hal. 35.
-
44
sebuah pnelitian yng dlakukanuntuk membuat sebuah penjelasan dari objek penelitian
berupa gmbaransecara sistematisdan fakta-fakta serta hubunganantarafenomenayang
ditliti.
Berrdasarkanpenjelasandiatas, pnelitian ini brtujuan untukmengetahui
gambarandarivariable yangditeliti yaitu tingkat harga, fasilitas, dan kualitas playanan
terhadapkeputusan konsumenmenginap di Narapati Indah Boutique Hotel Syariah
Bandung. Didalam penelitianini digunakan juga metode penelitian verivikatif yang
mana metode ini digunakan dengan cara mencari teori-teori yang berhubungan
dengan variable yang diteliti, selanjutnya dibuat hitpotesis terkait fenomena yang
sedang diteliti sesuai denganmasalah yangakandipecahkan. Setelahitu dilakukan
metode verifikasi yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran hopotesis yang telah
dibuat serta kebenaran dari teori-teori. Maka dari kedua metode penelitian itu dapat
diambil sebuahpermasalahan yangakan diuji dalam penelitianini yaitu apakah tingkat
harga, fasilitas dan kualitas pelayanan brpengaruh terhadapkeputusan konsumen
mnginap di Narapati Indah Boutique Hote Syariah Bandung.
Adapun langkah yangdilakukan yaitu dengancaramengumpulkan informasi
datayang diperlukan denganmelakukan obsevasi terhadap konsumen yang pernah
menginap di Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung sebagai objek
penelitian ini. Sedangkan bentukhubungan yangditeliti dalampenelitian iniadalah
hubunganstudi kualitas ataudengan katalain, studi kualitas mempertanyakanmasalah
sebabakibat antaravariablle bbas dengan variablleterikat. Sedangkan penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk meneliti hubungan antar variablle serta untuk
menguji teori-teori tertentu. Berrdasarkan prosedur statistik, datayang trdiri dari
angkaangkadapatdianalisis dengan mengukur variablle-variabllenya menggunakan
instrumen penelitian.74 Penelitian ini merupakan sebuah penelitian statistic deskrif,
yaitu statistika yang digunakanmenganalisisadatadengancara mendeskrifsikanatau
74 JuliansyahNoor, MetodologiPenelitian: SkripsiTesis, Disertasidan KaryaIlmiah
(JakartaKencana, 2011), hal. 38.
-
45
menggambarkandata yang telahterkumpul sbagai adanyatanpa bermaksudmembuat
ksimpulan yng brlaku untk umm ataugneraliasasi.75
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Sebuah penelitian selalu akan berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data
guna untuk menganalisis suatu data, maka diharuskan adanya penentuan dari populasi
objek penelitian. Populasi merupakan sebuah elemen yang ditujukan agar peneliti
dapat mengetahui serta mempelajari atas objek penelitian nya. Biayanya populasi dari
sebuah penelitian berupa manusia, transaksi dll.76 Menurut sugiyono, populasi
merupakan sebuah wilayah yang mempunyai kriteria objek penelitian serta
mempunya kualitas dan karaktristik guna untuk dipelajari oleh peneliti untuk ditarik
kesimpulannya.77
Penentuan populasi dialkukan sesuai dengan sasaran penelitian, yang pada
akhirnya sekelompok orang atau satuan wilayah yang dijadikan sebagai populasi
dapat memberikan sebuah kesimpulan dari penelitian ini. Populasi dalam penlitianini
adalahkonsumen yng pernah menginapdi Narapati Indah Boutique HotelSyariah
Bandung.
2. Sampel
MenurutSugiyono, sampeladalah sebahagian daripada bilangan dn ciri
populasi.78 ] Sampel terdiri dari pada sejumlahanggota terpilihdaripopulasi. Dengan
katalain, beberapa, tetapi tidak smua, elemenpopulasi akn diambil sampelnya. Dalam
pengertian yang lebih terperinci, ampel adalah subkumpulan atau sebahagian
daripada populasi. Dengan mengkaji sampel, penyelidik akan dapat membuat
kesimpulan umum kepada populasi kajian.
75 Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatif, dan R&D, 2013, hal.206. 76 Mudrajad Kuncoro, MetodeRiset untukBisnis danEkonomi (Jakarta: Erlangga, 2013), hal.
118. 77 Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif Kualitatif, dan R&D, 2013, hal. 115. 78 Sugiyono, MetodePenelitian KuantitatifKualitatif, dan R&D hal. 116.
-
46
Teknik persampelan yangdigunakanoleh penulisdalam kajianini adlah kaedah
pensampelan bola salji , iaitu teknik menentukan sampel yang pada awalnya kecil,
kemudian membesar, seperti bola salji bergulir yang secara beransur-ansur menjadi
besar. Persampelan dalam kajian ini disesuaikan dengan teori Roscoe bahawa ukuran
sampel yang tepat dalam kajian minimum adalah 30 hingga 500.79 Berrdasarkan teori
ini, jumlh sampelyang akandiambil dalamkajian iniadalah 50 sampel dansampel yang
akandipilih sbagai sumbr dataadalah pelancong yangpernah menginap di Narapati
Indah Boutique Hotel Syariah Bandung.
D. Jenis Data Penelitian
Jenisdata yangdigunakan dlam menyokong penyelidikan iniadalahdata
kuantitatif. Datakuantitatif adalahdata yangdiperolehdalambentuk nombor dan
analisis menggunakan kaedah statistik. Dalam kajian ini, data yang diperoleh adalah
datasesuaidengan rumusan masalahyang dijelaskan, yaitu data yangberkaitan dengan
tingkat harga, kemudahan dan kualiti layanan . Jenis data yang diperlukan adalah
hasil rsponden dari pengguna yang pernah menginap di Narapati Indah Boutique
Hotel Syariah Bandung.
E. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalah s egala sesuatu yang Dapa t berikan maklumat mengenai
data berrdasarkan sumbernya, data tersebut dapat dibahagikan kepada dua dataprimer
dan datasekunder. 80
79 Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D", hal. 74. 80 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” hal. 225
-
47
The sumberdata yangdigunakan oleh penyelidik adalahsumber dataprimer dan
sekunder, datautama kerana datayang dikumpul oleh penyelidik secara langsungdari
sumberpertama atautempat di manaobjek penyelidikan dijalankan melalui borang
google . Manakala data sekunder, iaitu jurnal sebelumnya sebagai rujukan untuk
penyelidikan yang dilakukan dan maklumat lain.
F. Operasional Variablle
Menurut Sugiyono, pemboleh ubah penyelidikan adalahatribut / sfat / nlai
orng / objk / aktiviti yangmempunyaivariasi tertentuyang ditentukan oleh penyelidik
untuk kajian dan kemudian membuat kesimpulan.81 Pemboleh ubah dalamkajian ini
terdiridaripada 2, iaitu:
1. Independent Variable atau Variablle Bebas
Menurut Sugiyono, pembolehubah bbas adalah pembolehubahyang
mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau kemunculan pembolehubah
bersandar.82 Pemboleh ubah bebas dalam kajian ini adalah Tahap Harga (X1) ,
kemudahan (X2) dan P Quality elayanan (X3).
2. Dependent Variable atau Variablle Terikat
Menurut Sugiyono, pmboleh ubah bersandar dalah pemboleh ubah yang
dipngaruhi atau menjadi hasil keranapemboleh ubahtidak bersandar.83 Dalam kajian
ini, pembolehubah bersandaradalah Keputusan Pengguna (Y).
81 Sugiyono, MetodePenelitianBisnis, (Bandung: Alfabeta. 2010), hal. 39 82 Sugiyono, MetodPenelitianBisnis, hal. 59 83 Sugiyono, MetodePenelitianBisnis, hal. 59
-
48
Operasi yang berubah-ubah adalah satu bentuk pertolongan untuk membuat
penyelidikan mengenai reka bentuk yang telah ditentukan sehingga dapat
mengelakkan salah faham dalam menafsirkan masalah dalam penyelidikan. Dlam
kajianini, trdapat 4pembolehubah: tahap harga, kemudahan el dan kualiti elayanan
sebagai pembolehubah bebasdan keputusan pengguna sebagaipemboleh ubah
brsandar. The empat pembolehubah ditakrifkan operasi ke dalam borang di bawah
Keterangan:
Tablle 3.1
OperasionalVariabllePenelitian
Variablle Sub Variablle Indikator Skala Data Variablle Bebas (X1)
Tingkat Harga
Harga adalah sattu-
satunya unsur
dalam bauran
pemasaran yang
menghasilkan
pendapatan
penjualan
Koler (2007:120)
1. Keterjangkauan harga
1) Harga yang ditawarkan
terjangkau
Ordinal
2. Kesesuaian Harga dengan
Kualitas
1) Harga yang ditawarkan sesuai
dengan fasilitas
yangdidapatkan
Ordinal
3. Kesesuaian harga dengan
pesaing hotel
lainnya
1) Hargayang ditawarkan mampu
bersaing dengan
pesaing hotel
syariah lainnya
Ordinal
4. Kesesuaian hargadengan
manfaat
1) Harga yang ditawarkansesuai
denganpelayanan
yangdiberikan
Ordinal
Variablle Bebas (X2)
Fasilitas
Fasilitas adalah
segenap kebutuhan
yang diperlukan
untuk
menyelesaikan
pekarjaan-
pekerjaan dalam
suatu usaha kerja
sama manusia. The Liang Gie
1. Pertimbangan/ perencanaan
Spasial
1) Terdapat kamar yang bervariasi
Ordinal
2. Perencanaan Ruangan
1) Terdapat desain interior yang
menarik
Ordinal
3. Perlengkapan dan Perabot
1) Perlengkapan dan peralatan kamar
yang berkualitas
Ordinal
4. Unsur Pendukung
lainnya
1) Terdapat akses wifi 2) Terdapat tempat
parkir yang luas
Ordinal
-
49
(2006:22)
Variablle Bebas (X3)
Kualitas Pelayanan
kualitas adalah
totalitas fitur dan
karaktristik produk
ataujasa yang
bergantungpada
kemampuannya
untukmemuaskan
kebutuhanyang
dinyatakanatau
tersirat.
Kotler dan Keller
(2008: 143)
1. Keandalan (Reability)
1) Cepat dalam penyajian pesanan
2) Cekatan dalam penyajian pesanan
3) Keakuratan penghitungan
administrasi pada
saat pembayaran
Ordinal
2. Ketanggapan (Responsive)
1) Layanan yang cepat 2) Kecepatan penyajian
menu
3) Membantu dalam kesulitan pemesanan
Ordinal
3. Jaminan (Assurance)
1) Pengetahuan pramusaji terhadap
menu makanan
2) Kebersihan 3) Keamanan dan
kenyamanan tempat
4) Kesopanan dan keramahan
pramusaji
I Ordinal
4. Empati (Empathy)
1) Respon pramusaji terhadap permintaan
konsumen
2) Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Ordinal
5. Bukti Fisik (Tangibles)
1) Kenyamanan tempat 2) Kemudahan
pencarian lokasi
3) Kebersihan fasilitas pelengkap
4) Penampilan karyawan
Ordinal
Variablle Terikat (Y) Keputusan
Konsumen
Keputusan
1. Pengenalan Masalah
1) Identifikasi Kebutuhan
Ordinal
2. Pencarian Informasi
1) Informasi dari sumber internal
Ordinal
-
50
Pembelian adalah
seleksi terhadap
dua pilihan
alternatif atau lebih
konsumen pada
pembelian. Schiffman dan
Kunuk (2008:485)
maupun eksternal
3. Evaluasi Alternatif
1) Membandingkan dengan hotel lainnya
Ordinal
4. Keputusan Konsumen
1) Keputusan memilih hotel untuk
menginap
Ordinal
5. Perilaku setelah
Pembelian
1) Kepuasan yang didapat setelah
menginap di
Narapati Indah
Boutique Hotel
Syariah Bandung
2) Keputusan untuk memberikan
informasi mengenai
Narapati Indah
Boutique Hotel
Syariah Bandung
Ordinal
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menyokong penyelidikan ini, teknikpengumpulandata digunakan,
seperti brikut:
-
51
H. Analisis Data
Kajian ini menggunakan ukuran sejauh mana mempengaruhi tahap harga,
kemudahan dan kualiti perkhidmatan mnggunakan skalaLikert. Skala ordinalyang
dgunakan un t uk engukur skap, pendapatdan persepsiseseorang atausekumpulan
orang mengenai suatu fenomena.84 Dengan menggunakan sk ala ordinal , pemboleh
ubah yang akan diukur diterjemahkan menjadi sub-pemboleh ubah kemudian sub-
pemboleh ubah diterjemahkan lagimenjadi indikatoryang dapatdiukur. Kemudian
indikatoryang telah diukur dapat digunakan sebagaititik permulaan untukmembuat
instrumen itm iaitu soalan yangmesti d i dijawab oleh rsponden.85
Soalan atau pernyataan instrumen akan menghasilka n jumlah skor untuk
setiap ahli sampel yangdiwakili olehsetiap skor nilai sebagai instrumendi bawah:
84 Riduwan dan Kuncoro, "CaraMenggunakan danMemakai Analisi Jalur (Path Analysis)"
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 20. 85 Riduwan dan Kuncoro, "CaraMenggunakan dan MemakaiAnalisis Jalur (Path Analysis)",
hal. 69.
-
52
1. UjiValiditas dan UjiReliabilitas
a. Ujian kesahan digunakanuntuk mngukur samaada soalselidik itu sahatau
tidak. Alat ukur dikatakansah sekiranya dapat menjawab dengan teliti
mengenai pemboleh ubah yang diukur.86 Dalam menentukan kesesuaian item
yang akan digunakan, ujian kepentingan biasanya dilakukan dengan nilai
Correlation Item Corrected Total yang menghasilkan skor total r hitung> r
table. Menurut Sugiyono, ujian kesahan dijalankan untuk mengukur sama ada
data yang telah diperolehi setelah kajian itu adalah data yang sah dan alatukur
yangdigunakan adalahsoal slidik.87 Uji kesahan alat ukurdalam kajianini
mnggunakan teknikkorelasi Pearson ProductMoment . Data boleh dikatakan
sah sekiranya nilai pekali adalah 0.3. Moment Pearson Product korelasi boleh
dikira dengan menggunakan formula berikut:88
b. Ujian Kebolehpercayaan Menurut Fredy Rangkuti, kebolehpercayaan adalah
tahap kestabilan atau ketekalan alat ukur.89 Kebolehpercayaan memberikan
padanan antara hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran.
86 ImamGhazali, AplikasiAnalisis MultivariateDengan ProgramSPSS (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), hal. 45. 87 Sugiyono, MetodePenelitian KuantitatifKualitatif, dan R&D, 2013,hal. 168. 88 Sugiyono, StatistikUntuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 262. 89 Fredy Rangkuti, Measuring Customer Statis Faction,2011), edisi ke 2, 2 ed. (Jakarta:
Gramedia, 2011), hal. 46.
-
53
Kebolehpercayaan soal selidik kajian diuji dengan menggunakan formula
alpha. Alpha formula digunakan untuk mencari kebolehpercayaan instrumen
ni l ainya bukan 1 dan 0, contohnya, pertanyaan atau masalah dengan
penerangan.90 The Cronbach alpha (C a ) pekali adalah yang paling biasa t ic
statistik yang digunakan untuk menguji kebolehpercayaan instrumen kajian.
Instrumen kajian ditunjukkan mempunyai tahap kebolehpercayaan yang
mencukupi jika pekali Cronbachalpha lebihbesar daripada atausama dengan
0,60. Ujian kebolehpercayaan boleh diujidengan mnggunakan formula
Cronbachalpha seperti brikut:
90 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed. oleh 5
(Yogyakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 196.
-
54
2. Uji Asumsi Klasik
-
55
I. Teknik Pengolahan Data
Berikut ini adalah metode untuk mengolah data:
1. Metode Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptifadalah statistik yangdigunakan untk menganalisisdata
dengan menerangkan ataumnggambarkan datayang dikumpulkansebagaimana adnya
tanpa tujuan mmbuat kesimpulan atau generalisasi secaraumum.91 Didalam statistik
deskriptif berisi:
a. Gambaran Rsponden
Penerangan data yang akandisajikan dari hasil kajian iniadalahuntuk
memberikangambaran umummngenai penyebaran datayang dipeoleh di
lapanganAdapun yangdisajikan dalam keterangan data inadalah taburan
91 Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 122
-
56
frekuensi yang ditunjukkan setiap indikator bersama dengan peratusan
frekuensi dan pemerolehan skor.
-
57
-
58
2. Analisis Regresi Linier Berganda
3. UjiHipotesis
a. Ujit (parsial)
Analisisperbandingan pemboleh ubah bebas dikenali sebagai ujian tatau ujian
ujian. Tujuan ujian tadalah untk menentukan perbezaan pemboleh ubah yang
dihipotesiskan.[24] Untuk melihat kesan pemboleh ubah bebas secara separa, ia boleh
diuji menggunakan ujian t.
-
59
Ujian semacam ini akan sangat berguna sekiranya analisis ujian varians
menyimpulkan bahawa terdapat sekurang-kurangnya satu pemboleh ubahyang
mempengaruhipemboleh ubahbersandar. Supaya ujian ini akan menjadi sangat
berguna untuk menunjukkan pembolehubah bebas (X 1 = Tingkst Harga (X 1 ) ,
Kemudahan (X 2 ) dn Kualiti Perkhidmatan (X 3 ) yang memberi kesan kepada pe r
perubahan bersandar (Y = Keputusan Pengguna ). Ujian statistik dapat dirumuskan
seperti berikut:92
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =r √n − 2
1 − 𝑟2
Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang diperoleh berbanding dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , jika lebih besar
daripada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0 ditolak, sehinggadapat disimpulkanbahawa pemboleh ubah
bebas Tingkst Price (X1) , Facilities (X2) Quality P elayanan (X3) mempunyai
pengaruh terhadap pemboleh ubah bersandar Keputusan Pengguna (Y) . 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Sekiranya kurang dari itu , maka H0 diterimasehingga dapatdisimpulkan bahawa
92 Andi Supangat, Statistikauntuk EkonomidanBisnis(Bandung: Pustaka, 2006), hal. 203.
-
60
pemboleh ubah bebas Tahap Harga (X1) , Kemudahan (X2) dan Kualiti P elayanan
(X3) tidak berpengaruh terhadap pemboleh ubah bersandar Keputusan Pengguna (Y).
Peraturan ujian:
4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
-
61
-
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GambaranUmum NarapatiIndah BoutiqueHotel SyariahBandung
1. Company Profile NarapatiIndah BoutiqueHotel SyariahBandung
Narapati Syariah Boutique Hotel adalah sebuah hotel syariah boutique yang
berdiri lebih dari 20 tahun lamanya, tepatnya pada tahun 1994 hotel ini didirikan
(masih konvensional) dan sejak tahun 2009 resmi deklarasi menjadi hotel syariah
olehpendirinyabernama Dra. Hj. Tatie S Ismet, M.Si. Dengan lokasi yangstrategis,
dekat dengan daerah wisata kuliner (Jl. Burangrang), pusat rekreasi keluarga
(Kawasan wisata transtudio Bandung), serta kawasan wisata bersejarah (Jl. Asia-
Afrika, Gedung Merdeka) di Bandung, menjadikanNarapatiSyariah BoutiqueHotel ini
sebagaisalah satuhotel yang paling diminatidiantara banyaknyahotel-hotel yang ada di
Bandung.
Sejak awalberdirinya Narapati Syariah Boutique Hotelini, pendirisecara konsisten
inginmenjaga kualitas, pelayanan, dan citrahotel, salahsatu caranyayaitu dengan
memperkenalkanbudaya syariahyang secara hukumagama benarbenarmenjadi
cerminancitra NarapatiSyariah BoutiqueHotel sebagaihotel syariah. Seringkali
industri perhotelan kerap kali dikonotasikan dengan kebiasaan perbuatan yang
diharamkan oleh agama Islam, baik itu perzinahan, narkoba, ataupun minuman
beralkohol. Pada dasarnya hotel adalah usaha yang bersih, memberikan kepuasan dan
pelayanan terbaik kepada konsumen dengan tanpa melanggar hukum-hukum yang
dilarang oleh agama islam karnatidak ada tuntunan ataukewajibanbagi pngusaha hotel
untukmenyediakanfasilitas atauproduk uang melanggarnorma kesusulaanmasyarakat.
Jugatidak ada kewajibanbagi pengusahayang brgerak dibidang pariwisata yang
melanggarnorma-norma syariahagama islam. Berrdasarkanpemikiran itulahpendiri
perusahaanNarapati SyariahBoutique Hotelini mendirikanpenginapanyang
-
63
bernafaskanpada syariahIslam. Hotel ini didirikan berlokasi di Jl. PelajarPejuang 45
No. 31-35 KotaBandung, JawaBarat.93
Gambar 4.1
Logo Perusahaan Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung
Sumber: www.narapati.com
Warna merah marun pada huruf “N” dari logo NR diatas melambangkan
kehangatan rumah, warna emas pada huruf “R” dari logo NR diatas melambangkan
Singgana. Narapatimenghadirkan suasanakehangatan rumahyang dipadukandengan
kemewahanlayaknya singgasanabagi paratamunya. Logo pena emas pada ujung
tulisan Narapati dimaknai sebagai komitmen perusahaan untuk selalu berkarya dan
menjadi perusahaan pioneer (terdepan dan pelopor) berbasis syariah. Komitmen
sebagaihotel syariahilakukan oleh menejemen Narapatidalam urusan
kebijakankebijakannya dalampengelolaan SDM diNarapati. Berikut penulis
sampaikan visi dan misi perusahaan Narapati Syariah Boutique Hotel :
Visi:
Menjadi pioner (pelopordanterdepan) perusahaanyang bergerakdi bidang
industriakomodasi danpariwisata yang berbasissyariah Islam terbaikdi
Indonesia.
93 Editor, Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung, Diakses dalam www.Narapati.com pada Sabtu, 18 Juli 2020 pukul. 11.46 WIB
http://www.narapati.com/
-
64
Misi:
1. Menjadi salah atu icon (ciri, pembeda, khas) kota Bandung.
2. Terus melakukan continous improvement pada empat pilar utama
organisasi (Finance, Human Resoure, Product, and Marketing) guna
mencapai standarisasi hotel berbasis syariah.
3. Mensinergikan seluruh aspek dalam perusahaan dengan syariat Islam.
Berikut penulis sampaikan struktur dari perusahaan NarapatiIndah BoutiqueHotel
SyariahBandung:
2. Produk Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung
Adapun produk yang ditawarkan oleh Narapati Indah Boutique Hotel Syariah
Bandung sangat beraman, bukan hanya menyediakan fasilitas untuk menginap saja,
tetapi juga di sediakan restoran, meeting room dll, berikut uraian produk-produk dari
Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung:
a. Rooms
1) Narapati Suite
Tempat Tidur: Double Beds
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 50m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
2) Family Room
Tempat Tidur: Twin & Doubke Beds
Okupansi: 4 Orang Dewasa
Ukuran: 50m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
-
65
Free Wi-Fi
3) Standard Quad
Tempat Tidur: Double / Twin Bed
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 25m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
4) Executive
Tempat Tidur: Double / Twin Bed
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 25m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
5) Deluxe
Tempat Tidur: Double / Twin Beds
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 25m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
6) Superior
Tempat Tidur: Double / Twin Bed
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 16m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
-
66
7) Standard
Tempat Tidur: Double / Twin Bed
Okupansi: 2 Orang Dewasa
Ukuran: 16m2
Kamar mandi: Shower (panas/dingin)
Hiburan: TV
Free Wi-Fi
-
67
B. Data Deskriptif Konsumen Narapati Indah Boutique Hotel Syariah Bandung
1. Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Jenis Kelamin
Karaktristik rsponden berrdasarkanjenis kelamindapat dilihat dalam tablle
berikut:
-
68
2. Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Usia
Adapun karaktristik rsponden brdasarkan usiadapatdilihatdalam tablle
berikutt:
3. Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Tingkat Pendidikan
Karaktristik rsponden berrdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tablle berikut:
Tablle 4.3
Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SMA 6 12,2%
2 Diploma 4 8,2%
3 S1 31 63,3%
4 S2 6 12,2%
5 S3 2 4,1%
Sumber: Hasil Penelitian 2020 (Data diolah)
-
69
Mengikut data dalam jadualdi atas, ini menunjukkanbahawa tahappendidikan
rsponden dikuasai oleh tahap S1 yang mempunyai peratusan 63.3%, kemudian diikuti
oleh tahap pendidikan rsponden S2 dengan peratusan 12.2%, maka tahap pendidikan
rsponden sekolah menengah dengan peratusan 12.2% dan Tahap pendidikan S3
dengan peratusan 4.1%. Ini menunjukkan bahawa rsponden yang menginap di
Narapati Indah Boutique Hotel Syariah dikuasai oleh rsponden yang mempunyai latar
belakang pendidikan sarjana.
4. Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Jenis Pekerjaan
Karaktristik rsponden berrdasarkan jenispekerjaan dapatdilihat pada tablle
berikut:
Tablle 4.4
Karaktristik Rsponden Berrdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 PNS/BUMN 17 34%
2 Wiraswasta 8 16%
3 Wirausaha 8 16%
4 Pelajar/Mahasiswa 3 6%
5 Ibu Rumah Tangga 10 20%
6 Dll 4 8%
Sumber data: Hasil Penelitian 2020 (Data diolah)
Berrdasarkan jadu