absisi daun- vidy

20
Laporan Fisiologi Tumbuhan “Pengaruh AIA terhadap ProsesAbsisi Daun Coleus sp.BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian atau organ tanaman, seperti: daun, bunga, buah atau batang. Menurut Addicot (1964) maka dalam proses absisi ini faktor alami seperti: panas, dingin, kekeringan akan berpengaruh terhadap absisi. Proses penurunan kondisi yang menyertai pertumbuhan umur, yang mengarah kepada kematian organ atau organisme, disebut penuaan (senensensi). Gugurnya daun dipacu juga oleh faktor lingkungan, termasuk panjang hari yang pendek pada musim gugur dan suhu yang rendah. Rangsangan dari faktor lingkungan ini menyebabkan perubahan keseimbangan antar etilen dan auksin. Auksin mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses metabolisme daun, tetapi dengan bertambahnya umur daun jumlah etilen yang dihasilkan juga akan meningkat. Sementara itu, sel-sel yang mulai menghasilkan etilen akan mendorong pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya etilen merangsang lapisan absisi terpisah dengan memacu sintesis enzim yang merusak dinding-dinding sel pada lapisan absisi. Gugur daun pada musim gugur merupakan adaptasi tumbuhan untuk mencegah kehilangan air melalui penguapan pada musim salju karena pada saat itu akar tidak mampu menyerap air pada tanah yang membeku. Pengguguran daun pada 1

Upload: yume-chan-aschinmiindevilbesideyou

Post on 29-Jun-2015

1.867 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap ProsesAbsisi Daun Coleus sp.”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian atau

organ tanaman, seperti: daun, bunga, buah atau batang. Menurut Addicot (1964)

maka dalam proses absisi ini faktor alami seperti: panas, dingin, kekeringan akan

berpengaruh terhadap absisi. Proses penurunan kondisi yang menyertai

pertumbuhan umur, yang mengarah kepada kematian organ atau organisme,

disebut penuaan (senensensi).

Gugurnya daun dipacu juga oleh faktor lingkungan, termasuk panjang hari

yang pendek pada musim gugur dan suhu yang rendah. Rangsangan dari faktor

lingkungan ini menyebabkan perubahan keseimbangan antar etilen dan auksin.

Auksin mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses metabolisme daun,

tetapi dengan bertambahnya umur daun jumlah etilen yang dihasilkan juga akan

meningkat. Sementara itu, sel-sel yang mulai menghasilkan etilen akan

mendorong pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya etilen merangsang lapisan

absisi terpisah dengan memacu sintesis enzim yang merusak dinding-dinding sel

pada lapisan absisi.

Gugur daun pada musim gugur merupakan adaptasi tumbuhan untuk

mencegah kehilangan air melalui penguapan pada musim salju karena pada saat

itu akar tidak mampu menyerap air pada tanah yang membeku. Pengguguran daun

pada setiap musim gugur yang diawali dengan terjadinya perubahan warna,

kemudian daun mengering dan gugur adalah juga merupakan proses penuaan.

Warna pada daun yang akan gugur merupakan kombinasi pigmen-pigmen baru

yang dibentuk pada musim gugur, kemudian pigmen-pigmen yang telah terbentuk

tersebut tertutup oleh klorofil. Daun kehilangan warna hijaunya pada musim

gugur karena daun-daun tersebut berhenti mensintesis pigmen klorofil.

Peranan etilen dalam memacu gugurnya daun lebih banyak diketahui

daripada peranannya dalam hal perubahan warna daun yang rontok dan

pengeringan daun. Pada saat daun rontok, bagian pangkal tangkai daunnya

terlepas dari batang. Daerah yang terpisah ini disebut lapisan absisi yang

1

Page 2: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

merupakan areal sempit yang tersusun dari sel-sel parenkima berukuran kecil

dengan dinding sel yang tipis dan lemah. Setelah daun rontok, daerah absisi

membentuk parut/luka pada batang. Sel-sel yang mati menutupi parut untuk

membantu melindungi tumbuhan terhadap patogen. Dari gambaran teori diatas

maka untuk dapat mengetahui pengaruh AIA terhadap proses absisi daun,

dilakukan percobaan pada tanaman Coleus sp.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas didapatkan suatu rumusan masalah yaitu

bagaimana pengaruh AIA terhadap proses absisi daun Coleus sp.

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh AIA

terhadap proses absisi daun Coleus sp.

2

Page 3: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian atau

organ tanaman, seperti: daun, bunga, buah atau batang. Menurut Addicot (1964)

maka dalam proses absisi ini faktor alami seperti: panas, dingin, kekeringan akan

berpengaruh terhadap absisi. Dalam hubungannya dengan hormon tumbuh, mana

mungkin hormon ini akan mendukung atau menghambat proses tersebut.

http//google/absisi-daun

Peranan Hormon dalam Absisi Daun

Mengenai hubungan antara absisi dengan zat tumbuh auksin, Addicot et

all (1955) mengemukakan bahwa absisi akan terjadi apabila jumlah auksin yang

ada di daerah proksimal sama atau lebih dari jumlah auksin yang terdapat di

daerah distal. Tetapi apabila junlah auksin berada di daerah distal lebih besar dari

daerah proksimal maka tidak akan terjadi absisi. Dengan kata lain proses absisi ini

akan terlambat. Teori lain (Biggs dan Leopld 1957, 1958) menerangkan bahwa

pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi auksin itu sendiri.

Konsentrasi auksin yang tinggi akan menghambat terjadinya absisi, sedangkan

auksin dengan konsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya absisi. Teori

terakhir ditentukan oleh Robinstein dan Leopold (1964) yang menerangkan bahwa

respon absisi pada daun terhadap auksin dapat dibagi ke dalam dua fase jika

perlakuan auksin diberikan setelah auksin terlepas. Fase pertama, auksin akan

menghambat absisi dan fase kedua auksin dengan konsentrasi yang sama akan

mendukung terjadinya absisi.

http//google/absisi-daun

Gugurnya daun dipacu juga oleh faktor lingkungan, termasuk panjang hari

yang pendek pada musim gugur dan suhu yang rendah. Rangsangan dari faktor

lingkungan ini menyebabkan perubahan keseimbangan antara etilen dan auksin.

Auksin mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses metabolisme daun,

tetapi dengan bertambahnya umur daun jumlah etilen yang dihasilkan juga akan

meningkat. Sementara itu, sel-sel yang mulai menghasilkan etilen akan

mendorong pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya etilen merangsang lapisan

3

Page 4: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

absisi terpisah dengan memacu sintesis enzim yang merusak dinding-dinding sel

pada lapisan absisi.

Peranan etilen dalam memacu gugurnya daun lebih banyak diketahui

daripada peranannya dalam hal perubahan warna daun yang rontok dan

pengeringan daun. Pada saat daun rontok, bagian pangkal tangkai daunnya

terlepas dari batang. Daerah yang terpisah ini disebut lapisan absisi yang

merupakan areal sempit yang tersusun dari sel-sel parenkima berukuran kecil

dengan dinding sel yang tipis dan lemah.

Proses pencernaan dinding, yang disertai dengan tekanan akibat

pertumbuhan yang tidak imbang antara sel proksimal yang membesar dan sel

distal yang menua di zona absisi, mengakibatkan pematahan. Selama konsentrasi

auksin yang lebih tinggi dipertahankan di helai daun, pengguguran dapat ditunda

namun penuaan menyebabkan penurunan tingkat auksin pada organ tersebut dan

konsentrasi etilen mulai meningkat. Etilen, zat pemacu pengguguran yang terkuat

dan tersebar luas diberbagai organ tumbuhan dan pada banyak spesies tumbuhan

menyebabkan pembesaran sel dan menginduksi sintesis serta sekresi hidrolase

pengurai dinding sel. Ini akibat efeknya pada transkripsi, sebab jumlah molekul

mRNA yang menjadikan hidrolase (paling tidak selulase) meningkatkan sekali

setelah diberi perlakuan etilen.

Manfaat Pengguguran Daun

Gugur daun pada musim gugur merupakan adaptasi tumbuhan untuk

mencegah kehilangan air melalui penguapan pada musim salju karena pada saat

itu akar tidak mampu menyerap air pada tanah yang membeku. Bagi tumbuhan,

gugurnya daun ini berguna untuk membuang organ yang tidak berguna yang

mungkin sebagai sumber infeksi yang potensial dan pada beberapa spesies untuk

memberi tempat bagi daun baru yang akan tumbuh pada musim berikutnya.

4

Page 5: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Kegiatan praktikum pengaruh hormon terhadap proses absisi daun bersifat

kegiatan eksperimen, karena pada penelitian ini memiliki ciri-ciri eksperimen,

yaitu terdapat variabel kontrol, variabel bebas dan variabel respon.

B. Variabel-variabel Penelitian

Variabel kontrol : jenis tanaman, media tanam tanaman, dan waktu

pemotongan daun.

Variabel manipulasi : keberadaan AIA

Variabel respon : kecepatan gugurnya daun Coleus sp.

C. Alat dan Bahan

Alat : pisau dan label.

Bahan : 2 pot tanaman Coleus sp. yang memiliki kondisi sama, lanolin,

AIA 1 ppm dalam lanolin (4 ml AIA 1 ppm dicampur dengan

100 gram lanolin).

D. Langkah Kerja

1. Mengambil dua buah pot tanaman Coleus sp. yang memiliki kondisi yang

sama besar kemudian melakukan kegiatan sebagai berikut:

- Pot I : potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah

- Pot II : potong satu pasang lamina yang terletak tepat di atas lamina yang

paling bawah.

2. Mengolesi bekas potongan tersebut, yang satu dengan lanolin sedang yang

lain dngan 1 ppm AIA dalam lanolin.

3. Memberi tanda dengan kertas label agar tidak tertukar.

4. Mengamati setiap hari dan mencatat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun

pada percobaan.

5

Page 6: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

E. Rancangan Percobaan:

Tumbuhan Coleus sp,

Mengolesi bekas potongan, dengan :

lanolin (1 potongan) dan

1 ppm AIA dalam lanolin (potongan lainnya )

Memberi tanda pada setiap potongan

Mengamati tiap hari dan mencatat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun

tersebut

6

Memotong satu pasang lamina paling bawah

Memotong satu pasang lamina nomor 2 dari bawah

Page 7: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Hasil Pengamatan

a. Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengaruh AIA terhadap waktu gugurnya Ptiolus daun tanaman Coleus sp.

Gugurnya

daun pada hari

ke-

Ptiolus paling bawah Ptiolus no.2 dari bawah

AIA dalam

lanolin

Lanolin AIA dalam

lanolin

Lanolin

1

2

3

4

-

-

ν

-

-

ν

-

-

-

-

-

ν

-

-

ν

-

b. Histogram hasil pengamatan pengaruh AIA terhadap proses absisi daun.

Histogram. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun Coleus sp.

Keterangan : = pengaruh lanolin

= pengaruh AIA dalam lanolin

B. Analisis Data

Berdasarkan data tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa pada

batang Coleus sp. pertama dan kedua, ptiolus yang diolesi AIA dalam lanolin

waktu gugurnya lebih lama daripada ptiolus yang hanya diolesi lanolin saja. Pada

batang pertama, ptiolus paling bawah gugur pada hari ke-2 bila diolesi dengan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

1 2

Ptiolus Daun (no.1 daun paling bawah dan no.2 daun kedua dari bawah)

7

Page 8: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

lanolin sedangkan ptiolus no.2 dari bawah gugur pada hari ke-3. Berbeda dengan

batang kedua, ptiolus paling bawah yang diolesi AIA dalam lanolin akan gugur

pada hari ke-3 sedangkan ptiolus no.2 dari bawah akan gugur pada hari ke-4.

Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa ptiolus yang diolesi lanolin

maupun AIA dalam lanolin, gugur secara tidak bersamaan. Ptiolus no.2 dari

bawah lebih lambat gugur daripada ptiolus yang paling bawah. Seperti halnya

pada percobaan ini menunjukkan bahwa daun ptiolus paling bawah gugur pada

hari ke-2 (diolesi lanolin) dan ke-3 (diolesi AIA dalam lanolin) sedangkan pada

ptiolus no. 2 dari bawah gugur pada hri ke-3 (diolesi lanolin) dan ke-4 (diolesi

AIA dalam lanolin). Semakin bawah letak daun maka semakin cepat proses absisi

daun. Dan juga ptiolus yang diolesi AIA dalam lanolin waktu gugurnya lebih

lama daripada ptiolus yang hanya diolesi lanolin saja.

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data di atas dapat diketahui bahwa ptiolus yang

diolesi AIA dalam lanolin waktu gugurnya lebih lama daripada ptiolus yang

hanya diolesi lanolin saja. Hal itu dikarenakan AIA yang memiliki struktur sama

dengan auksin berperan untuk mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses

metabolisme daun, sehingga sel-sel terus melakukan pertumbuhan meski dalam

tubuh tumbuhannya tidak dihasilkan lagi auksin karena tangkai daun yang

dipotong tidak akan menghasilkan hormon auksin lagi. Sedangkan pada ptiolus

yang hanya diolesi lanolin saja tidak akan melakukan pertumbuhan karena auksin

telah habis sehingga terjadi proses absisi daun karena aktivitas hormon etilen dan

Karena tidak adanya penghambat bagi aktivitas kerja hormone Asam Absisat

(ABA). Dimana ABA yang berperan adalah ABA endogen yang menyebabkan

pengguguran yang terjadi lebih maksimal, selain itu juga pengaruh ABA eksogen

yang juga dapat menyebabkan pengguguran daun. Namun, ABA disini tidak

bekerja secara langsung yakni diawali dengan penuaan prematur pada sel organ

yang akan gugur.

Sebelum lamina pada daun Coleus sp. mengalami absisi maka terjadi

lapisan pemisah pada daerah absisi tersebut. Lapisan pemisah berlanjut melintasi

sel-sel parenkim di dalam berkas vaskuler. Sel-sel parenkim tempat tersebut

8

Page 9: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

membelah menjadi sel yang lebih kecil, pipih mengandung tepung dan plasmanya

kental. Sel-sel penyusun lapisan ini dindingnya larut atau bahkan seluruh selnya

hancur sehingga daun gugur akibat tenaga mekanis. Lapisan yang tersisa pada

batang akan membentuk lapisan pelindung berupa pelindung jaringan primer atau

berupa periderm. Dibawah lapisan pelindung primer kemudian diendapkan

suberin dan lignin sebagai barier keluarnya air dan masuknya infeksi penyakit.

Lapisan periderm ini bersambung dengan periderm batang. Lapisan pelindung

primer dan lapisan pelindung sekunder digunakan sebagai penutup luka akibat

tangkai daun yang gugur.

Pada bagian yang dipotong terjadi proses pembentukan lapisan absisi yang

mengandung pektinase dan selulase, sehingga lamella tengah larut dan tangkai

daun akan menjadi putus. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan

tersumbat dengan terbentuknya tilosa dan gabus. Pembentukan lapisan absisi

(abscission layer) ini, kadang-kadang diikuti oleh susunan sel division proximal.

Hubungan antara absisi dengan zat tumbuh auxin, Absisi akan terjadi apabila

jumlah auksin yang ada di daerah proksimal (proximal region) sama atau lebih

dari jumlah auksin yang terdapat di daerah distal (distal region). Tetapi apabila

jumlah auksin yang berada di daerah distal lebih besar dari daerah proximal, maka

tidak akan terjadi absisi atau dengan kata lain proses absisi akan terhambat,

sehingga pada ptiolus yang hanya diolesi oleh IAA dalam lanolin terjadi

pengguguran yang lebih lama karena auksin masih berperan dalam pertumbuhan

sehingga daun belum melakukan proses absisi daun.

Sel tangkai daun tersebut dipacu untuk menghasilkan etilen yang berfungsi

untuk mempercepat pemanjangan sel batang. Etilen dan ABA mendorong

penuaan, sehingga peran ABA pada percobaan ini menyebabkan pengguguran

tangkai daun tetapi kurang efektif dibandingkan dengan etilen. Pada proses

pengguguran tangkai daun dapat disimpulkan bahwa ABA tidak berpengaruh

langsung, tetapi bekerja secara tidak langsung dengan menyebabkan penuaan

premature pada sel organ yang akan gugur. Hal tersebut akan mendorong naiknya

produksi etilen. Etilen akan mengawali proses pengguguran yang sebenarnya bagi

suatu daun, disamping itu tumbuhan akan mempunyai manfaat tersendiri yaitu

pada daun yang telah tua dapat mentransfer unsure hara ke daun yang lebih muda

9

Page 10: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

sehingga proses metabolisme pada tumbuhan terus berlangsung. Hal ini juga akan

dilakukan oleh daun-daun berikutnya setelah tua dan sebelum gugur. Oleh karena

itu pada percobaan ini daun yang terletak paling bawah dari suatu tanaman atau

daun paling tua akan segera gugur lebih dahulu daripada daun yang berada

diatasnya.

Gugurnya daun juga disebabkan oleh faktor lingkungan, termasuk panjang

hari dan suhu yang rendah. Tanaman Coleus sp. yang digunakan untuk percobaan

ini diletakkan di luar (di depan ruang kuliah fisiologi tumbuhan) sehingga sangat

memungkinkan adanya pengaruh lingkungan luar yang sangat berpengaruh

terhadap perubahan keseimbangan hormon dalam tubuh tumbuhan. Rangsangan

dari faktor lingkungan ini menyebabkan perubahan keseimbangan antara etilen

dan auksin. Auksin mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses

metabolisme daun.

Dari percobaan ini juga didapatkan bahwa ptiolus yang diolesi lanolin

maupun AIA dalam lanolin, gugur secara tidak bersamaan. Ptiolus no.2 dari

bawah lebih lambat gugur daripada ptiolus yang paling bawah. Semakin bawah

letak daun maka semakin cepat proses absisi daun. Hal ini disebabkan karena

daun yang letaknya dekat dengan apikal memiliki kandungan auksin yang lebih

banyak, sehingga akan melakukan proses pertumbuhan bukan proses absisi daun.

Selain itu dengan bertambahnya umur daun jumlah etilen yang dihasilkan juga

akan meningkat dan sel-sel yang mulai menghasilkan etilen akan mendorong

pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya etilen merangsang lapisan absisi terpisah

dengan memacu sintesis enzim yang merusak dinding-dinding sel pada lapisan

absisi.

D. Diskusi

Jelaskan mengapa terjadi perbedaan waktu gugur ptiolus daun pada

percobaan?

Perbedaan waktu gugur ptiolus disebabkan karena adanya pengaruh AIA

yang masih terdapat dalam tubuh tumbuhan. AIA merupakan zat tumbuh yang

strukturnya sama dengan auksin yang berfungsi merangsang pertumbuhan dengan

cara mensintesis RNA dan protein, sehingga sel tidak langsung melakukan proses

10

Page 11: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

absisi daun tetapi masih mengalami pertumbuhan. Selain itu auksin juga bisa

menghambat proses absisi daun sehingga daun tidak mudah gugur. Namun

dengan bertambahnya umur daun maka jumlah etilen yang dihasilkan semakin

meningkat sehingga mendorong pembentukan absisi daun yang diawali dengan

proses penuaan (senesensi). Sedangkan pada tangkai daun yang diolesi lanolin

saja gugurnya lebih cepat. Hal ini disebabkan lanolin merangsang terbentuknya

etilen. Etilen dapat memacu pengguguran (absisi) pada daun yang diawali dengan

proses penuaan.

11

Page 12: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

BAB V

PENUTUPA. Simpulan

Dari percobaan yang berjudul “Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi

Daun Coleus sp.” diperoleh simpulan yaitu pemberian AIA dapat menghambat

proses absisi daun dan proses absisi daun pada ptiolus atas lebih lama dibanding

dengan ptiolus bawah.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pengamatan dilakukan

perjam sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat, karena kemungkinan tangkai

daun yang gugur pada hari yang sama tetapi waktunya yang berbeda.

12

Page 13: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

DAFTAR PUSTAKA

A. R. Loveles. 1998. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.

Jakarta: Gramedia.

Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Rahayu, Yuni Sri; Yuliani dan Lukas S. 2009. Petunjuk Praktikum Fisiologi

Tumbuhan. Surabaya: Laboratorium Fistum- Biologi- UNESA

Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Bandung.

Sasmitamihardja, Dradjat, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung :

Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Google.2009.absisi-daun diakses tanggal 15 Mei 2009 pukul 20.20 WIB.

13

Page 14: ABSISI DAUN- VidY

Laporan Fisiologi Tumbuhan“Pengaruh AIA terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.”

14