abc untuk pertumbuhan kristen untuk pertumbuhan kristen.docx
TRANSCRIPT
Kepastian Mengenai Injil
Pendahuluan
Oleh karena menyaksikan iman kepada orang lain merupakan tanggung
jawab utama setiap orang percaya maka sebagai orang beriman kita
memerlukan pemahaman yang jelas tentang rencana keselamatan.
Terlebih bagi setiap orang yang baru percaya kepada Kristus.
Penyajian singkat mengenai Injil berikut ini bertujuan untuk memperjelas
inti Injil itu dan sekaligus berfungsi sebagai metode efektif dalam
penyajian Injil kepada orang-orang lain, terutama bagi orang-orang
Kristen yang baru mulai menempuh perjalanan sebagai orang-orang
Kristen.
Rencana Allah tentang Keselamatan
1 Yohanes 5:11-12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan
hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki
Anak, ia tidak memiliki hidup.
Meskipun 1 Yohanes 5:11-12 ditujukan kepada orang-orang Kristen guna
memberikan kepastian tentang keselamatan mereka berdasarkan
kesaksian Firman Allah, ayat-ayat ini juga menyoroti pokok-pokok utama
tentang keselamatan.
Deklarasi Allah kepada Manusia: “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah
mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam
Anak-Nya.” (ayat 11).
Pokok Utama : “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup;
barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” (ayat 12).
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa:
o Allah telah mengaruniakan kita kehidupan kekal dan kehidupan ini
diperolah di dalam AnakNya, Yesus Kristus.
o Jalan beroleh kehidupan kekal adalah dengan memiliki Anak Allah.
Dua pertanyaan penting yang harus muncul dan perlu dijawab adalah:
o Mengapa memiliki Anak Allah mutlak perlu untuk dapat beroleh kehidupan
kekal?
o Bagaimana seseorang dapat memiliki Anak Allah?
Problema Terpisahnya Manusia Dari Allah
Menurut Roma 5:8, Allah menyatakan kasihNya kepada kita melalui
kematian AnakNya. Mengapa Kristus harus mati untuk kita? Karena Kitab
Suci menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa. Kita semua tanpa
kecuali adalah orang-orang berdosa. “Berdosa” berarti tidak mengenai
sasaran. Alkitab menyatakan kita semua telah berdosa dan tidak
mencapai sasaran kemuliaan (kekudusan sempurna) Allah. Dengan kata
lain, dosa telah memisahkan kita dari Allah yang memiliki kekudusan
sempurna (kebenaran dan keadilan), karena itu Allah harus menghukum
manusia yang telah berdosa.
Roma 5:8 Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa..
Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa …
Habakkuk 1:13a Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau
tidak dapat memandang kelaliman.
Yesaya 59:2 Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu
ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Problema tentang Kesia-siaan Usaha Manusia
Kitab Suci juga mengajarkan bahwa kebaikan manusia, usaha manusia,
moralitas manusia ataupun tingkat keagamaan seseorang tak dapat
memperkenankan Allah ataupun membawanya masuk surga. Baik
manusia yang bermoral tinggi, manusia yang beragama, maupun manusia
tak bermoral atau tak beragama sekalipun sama-sama berada di dalam
satu perahu. Semuanya tidak mencapai sasaran kemuliaan Allah
(kebenaran Allah yang sempurna). Setelah berbicara tentang manusia
yang tak bermoral, yang bermoral, dan yang beragama dalam Roma 1:18-
3:8, Rasul Paulus menegaskan bahwa baik orang-orang Yahudi maupun
orang Yunani sama-sama telah berdosa, “tidak ada yang benar,
seorangpun tidak.” (Rom. 3:9-10), “semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom. 3:23).
Coba simak pernyataan-pernyataan lain dalam beberapa ayat Kitab Suci
berikut:
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus
Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan
oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai
dengan pengharapan kita.
Roma 4:1-5 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur
jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya,
maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada
Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan
sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak
bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka,
imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
Kebaikan manusia, betapa banyak dan tinggi sekalipun tidak akan dapat
menyamai kebaikan Allah. Kebenaran Allah itu tak terbatas dan
sempurna. Karena itu Habakuk 1:13 menegaskan bahwa Allah tak dapat
bersekutu dengan seseorang yang tidak memiliki kebenaran yang
sempurna. Untuk dapat diterima dan berkenan kepada Allah, kita harus
menjadi baik dan benar seperti Allah. Di hadapan Allah semua manusia
berdiri dalam keadaan telanjang, tak berdaya dan tak berpengharapan.
Tak ada sesuatu jasa atau perbuatan manusia yang dapat membawanya
ke surga atau membuatnya beroleh kehidupan yang kekal. Jika demikian,
bagaimanakah solusi atau pemecahannya?
Solusi Allah terhadap Problema Manusia
Allah tidak hanya memiliki kesucian yang sempurna (tak dapat dijangkau
dengan usaha atau perbuatan manusia) melainkan Ia juga memiliki sifat
kasih dan kemurahan yang sempurna. Karena sifat kemahakasihanNya
dan kemurahanNya yang tak terbatas itu maka manusia tidak dibiarkan
tanpa pengharapan dan solusi bagi permasalahannya.
Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Inilah kabar menggembirakan bagi kita. Juga inilah inti dari berita Injil
(Kabar Baik) yaitu tentang pengutusan Anak Tunggal Allah ke dunia ini
menjadi manusia (Allah-Manusia), hidup tanpa dosa, mati di salib, karena
dan untuk dosa kita, kemudian bangkit dari kematian. KebangkitanNya ini
merupakan bukti bahwa Ia adalah Anak Allah dan sekaligus membuktikan
betapa berharga karyaNya bagi kita yang telah menggantikan kita.
Roma 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya
dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita.
Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan
dibangkitkan karena pembenaran kita.
2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita,
Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa
kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.
Pertanyaan Terpenting
Jika demikian, bagaimanakah kita dapat memiliki Anak Allah itu agar kita
dapat melintasi jurang pemisah yang sangat lebar dan dalam dan beroleh
kehidupan kekal yang telah dijanjikan Allah untuk kita?
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya.
Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya
dalam nama Anak Tunggal Allah.
Berdasarkan karya Yesus Kristus yang telah dikerjakanNya di atas salib
untuk kita maka Kita Suci menyatakan “Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup.” Kita dapat memiliki Anak itu, yaitu Yesus Kristus, satu-
satunya Penyelamat kita melalui iman secara pribadi, yakni dengan
percaya kepada Kristus dan mengakui serta menerima karya
kematianNya di salib untuk dosa-dosa kita.
Ini berarti setiap orang dapat datang kepada Allah dengan cara yang
sama – yaitu datang kepadaNya sebagai orang berdosa yang menyadari
keberdosaan kita, menolak segala bentuk usaha dan cara manusia dalam
menyelamatkan dirinya sendiri dan berserah dan beriman penuh hanya
kepada Kristus untuk keselamatan kita.
Apabila anda ingin memiliki Kristus dan percaya kepadaNya sebagai
Juruselamat pribadi anda, anda dapat menyatakan iman anda kepadaNya
dengan mengucapkan doa ini :
Ya Allah, saya menyadari bahwa saya adalah orang berdosa, dan tak ada
sesuatupun yang dapat saya perbuat untuk mendapatkan surga atau
kehidupan kekal. Saya percaya Yesus Kristus telah mati untuk saya dan
telah bangkit dari kematian. Sekarang saya mau menerima Dia sebagai
Juruselamat saya dan berserah penuh hanya kepada Dia sebagai satu-
satunya jalan ke surga. Terima kasih karena Engkau telah mengaruniakan
saya hidup kekal melalui iman kepada Putra Allah yang tunggal. Di dalam
nama Yesus Kristus, Amin.
1. Pendahuluan
Materi pelajaran-pelajaran ini merupakan rangkaian pelajaran doktrinal
yang bertujuan meletakkan doktrin-doktrin mendasar yang sangat penting
bagi orang-orang Kristen yang baru percaya atau yang baru masuk dalam
iman Kristen agar mereka dapat mulai menjalani kehidupan yang baru
dan bertumbuh dalam Kristus.
Banyak orang–orang yang baru masuk iman maupun yang telah sekian
lama menjadi orang Kristen terhambat dalam pertumbuhan rohani
mereka karena mereka tidak memahami kebenaran-kebenaran mendasar
tentang hal berjalan dengan Kristus dengan kuasa Roh Allah berdasarkan
terang FirmanNya. Tujuan pelajaran ini adalah meletakkan dasar
perjalanan iman mereka yang telah percaya kepada Kristus agar mereka
mulai mengalami kuasa kehidupan Kristus yang mengubah dengan
pertolongan Roh Kudus. Pelajaran-pelajaran ini akan khusus menyoroti
keadaan orang-orang percaya di dalam Kristus, kedudukan dan identitas
mereka yang baru, dan bagaimana kebenaran-kebenaran ini membentuk
dasar iman yang kokoh, pertumbuhan, dan transformasi rohani yang
terjadi sehingga kehidupan Kristus itu akan terlihat nyata dalam dan
melalui kehidupan mereka.
Pelajaran- pelajaran dalam Bagian Pertama: Kehidupan Yang Pasti
Terjamin, bertujuan meletakkan dasar yang kuat bagi pertumbuhan
rohani dalam Kristus, yang akan menjadi landasan bagi pembahasan
dalam Bagian Kedua dan Bagian Ketiga.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Kedua: Kehidupan Yang Mengalami
Transformasi, akan mengupas kebenaran-kebenaran Kitab Suci yang
khusus berhubungan dengan kehidupan yang telah diubah oleh Kristus.
Kehidupan ini akan terbentuk oleh pekerjaan Allah dalam kehidupan
orang percaya melalui pemahaman kebenaran-kebenaran Kitab Suci dan
kesediaan menerapkannya dengan iman dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran-pelajaran dalam Bagian Ketiga: Kehidupan Yang Berlipatganda,
bertujuan untuk mengefektifkan kehidupan orang-orang percaya sebagai
abdi-abdi yang baik terhadap kasih karunia Allah yang diuraikan dalam
bagian yang membahas tentang pengabdian talenta, kebenaran, harta
dan waktu. Meskipun Allah adalah sumber penghiburan, damai, sukacita,
namun tujuan akhirnya adalah menjadikan kita pelayan-pelayan seperti
Kristus, yang datang ke dunia ini bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani, yang menolong orang lain memahami kecukupan Kristus bagi
setiap kebutuhan.
Rangkaian pelajaran ini dapat digunakan untuk pertumbuhan rohani
setiap individu, khususnya dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
pemuridan. Kendati pelajaran-pelajaran ini cukap memadai dalam
penguraiannya, namun ini bukanlah pembahasan yang lengkap untuk
setiap pokok yang dikemukakan di sini.
Ayat-ayat yang dikutip tidak dapat dijadikan hanya sebagai ayat-ayat
pembukti, melainkan sebagai acuan untuk penggalian lanjutan terhadap
kebenaran yang diajarkan berdasarkan konteks ayat-ayat itu.
Pelajaran-pelajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai pegangan satu-
satunya untuk setiap pokok yang dibahas dan juga saya sendiri tak
menganggap diri saya sebagai sumber primer atau satu-satunya untuk
setiap pokok bahasan karena saya sendiri banyak dipengaruhi dan
ditolong oleh orang-orang lain yang telah mengajar saya. Doa saya
kiranya TUHAN, oleh kasih karuniaNya yang besar dan tak terbatas itu,
akan menggunakan pelajaran-pelajaran ini untuk hormat dan
kemuliaanNya, dan untuk membangun iman orang-orang kudus. Saya
mempersembahkan pelajaran-pelajaran ini kepada Allah dan
mengandalkan Firman kasih karuniaNya yang mampu dan berkuasa
membangun iman kita.
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala
macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air
susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan
beroleh keselamatan
1 Petrus 2:1-2
1.1. Kepastian Tentang Keselamatan
Pendahuluan
Orang-orang Kristen yang baru percaya maupun yang telah lama percaya
memerlukan kepastian mengenai hidup baru yang mereka telah terima di
dalam Kristus. Akibat munculnya berbagai angin pengajaran, orang-orang
Kristen sering dilanda keraguan dan kekuatiran mengenai keputusan yang
mereka telah ambil untuk percaya kepada Kristus. Mereka sering
mempertanyakan apa sebenarnya makna keputusan untuk percaya
kepada Kristus di dalam kehidupan mereka. Apakah pengaruh dan akibat-
akibatnya? Dapatkah keselamatan itu hilang atau menjadi batal? Apabila
saya berbuat sesuatu dosa, apakah itu berarti bahwa saya belum
selamat?
Tujuan pelajaran ini adalah:
1. Untuk memberikan kepastian mengenai akibat dari mempercayai Yesus
Kristus.
2. Membahas janji-janji dalam Kitab Suci yang dapat memberikan
kepastian mengenai apa yang orang percaya telah peroleh atau terima di
dalam Kristus.
3. Memampukan orang percaya dalam mengatasi kebimbangan yang
terkadang muncul mengenai jalan kelepasan dan kemenangan yang Allah
telah sediakan bagi setiap orang percaya.
Aspek-Aspek Yang Membutuhkan Kepastian
Oleh karena kepastian terkait erat dengan kesadaran akan apa yang telah
dimiliki orang percaya di dalam Kristus dan keberadaan mereka di dalam
Kristus, maka bagian ini akan membahas mengenai aspek-aspek
keselamatan yang telah Allah berikan kepada orang percaya. Untuk itu
pelajaran-pelajaran ini akan menyoroti aspek-aspek berikut ini:
o Kepastian mengenai Keselamatan
o Kepastian mengenai Jaminan Kekal
o Kepastian mengenai Pemeliharaan Allah Setiap Hari
o Kepastian mengenai Jalan Kelepasan dari Dosa
o Kepastian mengenai Pimpinan Allah
o Kepastian mengenai Mahkota Kekal
Kepastian Versus Jaminan
JAMINAN
Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, terlepas dari apakah kita
memahaminya atau tidak, jaminan kekal bagi mereka yang berada di
dalam Kristus sudah merupakan suatu realitarohani yang pasti.
Kepercayaan seseorang terhadap jaminan di dalam Kristus ini tak akan
dapat mengubah atau membatalkannya. Apabila kita telah sungguh-
sungguh percaya kepada Kristus dan telah mengakui serta menerima
karyaNya untuk keselamatan kita, apapun dan bagaimanapun perasaan
dan pikiran kita, jaminan itu sudah merupakan realita yang pasti.
KEPASTIAN
Kepastian adalah realisasi dari jaminan tersebut. Ini merupakan wujud
dari apa yang kita telah terima dan miliki di dalam Kristus, seperti
kehidupan kekal, pengampunan dosa, pemeliharaan Allah bagi kita
sebagai anak-anakNya. Kepastian ini terkait erat
denganpemahaman kita terhadap fakta-fakta dan pemberian
keselamatan yang diterima melalui iman kepada Kristus. Ini merupakan
doktrin yang amat sangat penting karena apabila dipahami secara benar
akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan orang percaya. Ini tidak
hanya memberikan kepastian mengenai keselamatan melainkan juga
memberikan kepastian mengenai pemeliharaan Allah bagi kehidupan
orang percaya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Apabila seseorang belum memiliki kepastian keselamatan, itu berarti kita
harus mulai dengan terlebih dahulu menyampaikan Injil untuk
memastikan bahwa mereka telah benar-benar percaya kepada Kristus.
Sesudah itu barulah kita beralih kepada aspek-aspek kehidupan lainnya
yang membutuhkan kepastian.
Alasan Mengapa Orang Tidak Memiliki Kepastian
(1) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena ia tidak dapat
mengingat atau menunjukkan kapan ia menerima Kristus. Akibatnya ia
meragukan keselamatannya. Keselamatan memang memiliki waktu hal
itu terjadi – saat peristiwa kelahiran baru terjadi. Untuk membantu orang
yang dilanda keraguan ini, kita perlu menunjukkan kepadanya apakah
ia sekarang benar-benar telah percaya kepada Kristus dan mengakui
karyaNya yang telah dikerjakanNya baginya.
(2) Sering seseorang tidak memiliki kepastian karena meragukan
prosedur yang ia jalani ketika menerima Kristus. Bila ia telah menerima
Kristus secara pribadi, ia ingin tahu apakah prosedurnya telah benar yakni
dengan mengadakan pengakuan atau kesaksian di hadapan orang lain
tentang imannya atau dengan mengucapkan sesuatu doa.
(3) Sering seseorang tak memiliki kepastian karena ia masih
diperhadapkan dengan dosa-dosa tertentu yang terus menghantui
kehidupannya. Ia ingin tahu apakah seorang yang telah benar-benar
percaya masih harus menghadapi permasalahan ini. Problema
sebenarnya yang dihadapinya adalah kurangnya pemahaman tentang
sifat dosa, peperangan rohani, jalan kelepasan yang telah disediakan
Allah, dan pentingnya bertumbuh menjadi dewasa di dalam Kristus.
(4) Alasan utama dibalik ketidakpastian ini adalah kekeliruan pengertian
doktrin dan ketidakpercayaan terhadap karya Kristus bagi kita. Hal ini
juga terkait dengan kekurangpahamannya akan Firman dan ajaran Kitab
Suci tentang manusia, dosa, ketidakmampuan manusia untuk
memperoleh dan memelihara keselamatan, kekudusan Allah yang
sempurna, dan kecukupan karya Kristus yang telah selesai dikerjakanNya
di atas salib.
(5) Seseorang sering tak memiliki kepastian karena ia telah menerima
pengajaran yang keliru bahwa seseorang melihat dan menyelidiki dirinya
sendiri dan perbuatan-perbuatannya sebagai bukti utama mengenai
keselamatan. Inilah permasalahan yang hangat dibicarakan pada masa
kini. Robert Lightner menulis:
Mereka yang berpendapat bahwa seorang berdosa harus menjadikan
Kristus sebagai Tuhan atas kehidupannya, atau paling tidak, berjanji mau
melakukan hal ini untuk dapat diselamatkan, menjadikan kepastian
keselamatan itu bergantung kepada penyerahan hidup. MacArthur
menyatakan hal ini sebagai satu-satunya jalan bagi seorang percaya
untuk mendapatkan kepastian keselamatan. ‘Kepastian yang sejati
dengan sendirinya muncul dengan melihat kuasa Roh Kudus yang bekerja
dalam kehidupan seseorang, bukannya karena mendasarkannya kepada
sesuatu pengalaman khusus.’1
Dasar-Dasar Kepastian
FIRMAN ALLAH
Firman Allah adalah kesaksian Allah kepada orang percaya (1 Yohanes
5:11-13). Dalam teks Yunani menambahkan article di depan kata
“kehidupan.” Ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam Kristus bukan
sekedar pemberian kehidupan belaka melainkan merupakan “kehidupan”
itu sendiri yang dikaruniakan kepada seseorang yang beriman kepada
Kristus. Pernyataan yang jelas dalam Kitab Suci adalah bahwa seseorang
yang percaya kepada Kristus dan mengakui karyaNya di salib sebagai
jalan kelepasan dosa menerima :
(1) Kehidupan kekal.
Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang
kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat
hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.
1 Yohanes 5:11-13 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan
hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki
Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal.
(2) Pengampunan dosa.
Kisah 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya.
Kolose 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan
oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-
sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.
(3) Kelepasan dari hukuman.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah
pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka
yang ada di dalam Kristus Yesus.
(4) Pembenaran Allah.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam
damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Jadi
apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh
dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah
dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan
Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada
orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi
sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya
diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti juga Daud menyebut
berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan
perbuatannya.
Roma 4:25 Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan
dibangkitkan karena pembenaran kita.
(5) Keselamatan.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
(6) Kedudukan sebagai Anak Allah melalui Iman.
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya.
Roma 8:14-17 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu
menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan
kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa! Roh itu
bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak
Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang
akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.
John Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri
kita sendiri, yaitu kepada perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah
Roh untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita. Memandang kepada
diri sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus
perhatian kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi
kita. Karena itu Calvin tak setuju dengan ajakan untuk menyelidiki diri
sendiri dan menganggapnya sebagai dogma yang berbahaya.2
Berbeda dengan kutipan komentar MacArthur di atas, kepastian
keselamatan ini tidak diperoleh dengan berpegang kepada sesuatu
pengalaman tertentu, melainkan dengan mendasarkannya kepada
kesaksian Firman Allah itu sendiri. Earl Radmacher menulis:
Banyak pendeta sering mengemukakan bahwa dasar untuk mengetahui
bahwa saya adalah seorang Kristen bukanlah pada apa yang saya
kerjakan atau perbuat melainkan pada apa yang dikatakan oleh Firman
Allah mengenai apa yang Kristus telah kerjakan dan terus kerjakan bagi
orang percaya (Yohanes 1:12; 1 Yohanes 5:13). Saya tahu pasti bahwa
saya telah menjadi milik Kristus karena saya telah percaya kepada Yesus
Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat pribadi saya dan Penebus saya
dari kebinasaan kekal. Bukanlah bukti-bukti dalam kehidupan saya yang
menjadi dasar saya mengetahui hal ini, melainkan Firman Allah. Allah
telah mengatakannya dan itu cukup bagi saya. Saya sungguh kuatir
terhadap banyak orang masa kini, yang karena melihat minimnya
pertumbuhan dan ketiadaan sifat-sifat Kristen dalam kehidupan sehingga
berusaha mengubah Injil dengan menambahkan sesuatu kepada Injil itu.3
KARYA KRISTUS
Memahami karya Kristus secara benar (kematianNya yang menggantikan
kita dan menanggung dosa-dosa kita di salib) sangatlah penting dalam
memperoleh kepastian. Tentu saja hal ini harus didasarkan pada
pernyataan atau kesaksian Kitab Suci, namun tekanan harus diberikan
kepada pemahaman tentang kecukupan karya Kristus yang telah selesai
dan apa yang dicapai melalui kematian Kristus itu. Ada dua aspek penting
yang terlihat jelas di sini:
Keselamatan itu diperoleh bukan melalui hasil pekerjaan atau
usaha kita (bandingkan.Rom. 4:1-7 di atas).
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus
Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan
oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai
dengan pengharapan kita.
Keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh hanya
melalui pribadi dan karya Kristus.
1 Yohanes 5:5-12 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia
yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah
datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air,
tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi
kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi
kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya
adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air
dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia,
tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang
diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak
Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak
percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak
percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan
inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada
kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Filipi 3:8-9 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan
akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya
sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan
dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan
dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran
yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
KESAKSIAN ROH KUDUS
(1) Roh Kudus disebut Roh Kebenaran.
Yohanes 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia,
sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
Yohanes 16:8-13 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan
dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak
percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan
kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia
ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia
datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia
akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
1 Yohanes 4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia
mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak
mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang
menyesatkan.
(2) Roh Kudus disebut urapan.
Ini menggambarkan pelayanan Roh Kudus dalam mengajar Firman Allah
kepada orang-orang percaya.
1 Yohanes 2:20, 27 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang
Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.… Sebab di
dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-
Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi
sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--
dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu
telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di
dalam Dia.
(3) Roh Kudus menerangkan Firman ke dalam hati kita.
Kisah 16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia
turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang
beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia
memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
(4) Roh Kudus memberikan pengertian tentang hal-hal rohani dari
Kristus.
1 Korintus 2:12-16 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal
dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan
karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai
Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan
yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,
karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat
memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi
manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh
orang lain. Sebab: Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia
dapat menasihati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Efesus 3:15-19 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga
dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut
kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-
Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam
hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa,
supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat
memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya
kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui
segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh
kepenuhan Allah.
(5) Roh Kudus bersaksi dalam hati kita melalui Firman bahwa kita
adalah anak-anak Allah.
Kesaksian mengenai kehidupan dalam Anak Allah yang diterima melalui
percaya kepada Anak Allah itu sebagaimana dijanjikan dalam 1 Yohanes
5:11 merupakan berita yang disaksikan oleh Roh Kudus dalam Fiman.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang
membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa!
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-
anak Allah.
1 Yohanes 5:7-11 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam
sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada
tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan
ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi
kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan
Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia
mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya
kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya
akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah
kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita
dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
Prinsip-prinsip Untuk Beroleh Kepastian
Prinsip 1: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta
yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan kepada perasaan-perasaan kita.
Iman kita dan kepastian kita harus diletakkan di atas janji-janji yang pasti
dalam Alkitab, bukan pada perasaan-perasaan kita. Urutan yang diajarkan
dalam Alkitab adalah: FAKTA-FAKTA ——>IMAN ——>PERASAAN. Perasaan
adalah penanggap jiwa atau hati. Perasaan ini merupakan akibat dari
pemahaman kita terhadap Kitab Suci, namun tak dapat dijadikan patokan
kepercayaan kita maupun status keselamatan kita. Ini mengantar kita
kepada point berikutnya.
Prinsip 2: Kita harus mendasarkan kepastian kita kepada fakta-fakta
yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan kepada usaha-usaha atau
perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan-perbuatan atau perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita karena kasih karunia Allah
ini dapat mengkonfirmasikan tentang realita kehidupan kita dengan Allah.
Namun kita harus berhati-hati agar tindak menjadikan landasan subjektif
sebagai dasar kepastian, karena bila persekutuan orang percaya dengan
Tuhan menjadi terganggu akibat sesuatu dosa yang diperbuatnya, ia bisa
saja kelihatan atau bertingkah seperti orang yang tidak percaya, terlebih
bila keadaan ini berlangsung agak lama.
1 Korintus 3:1-4 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya
dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah
yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum
dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri
hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika
yang seorang berkata: Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata:
Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi yang bukan rohani?
Apabila kita menjadikan perbuatan atau ketaatan sebagai bukti atau
dasar keselamatan maka kita akan diperhadapkan pada dilemma ini:
Apabila kita hidup dalam ketaatan sekarang (andaikata ini menjadi bukti
atau dasar keselamatan), bisa saja keadaan ini berubah. Karena
andaikata kita kemudian hidup dalam ketidaktaatan, maka ini akan
membuktikan (berdasarkan dasar pemikiran tadi) bahwa kita sekarang
tidak lagi sebagai orang Kristen yang sejati meskipun bisa saja kita akan
kembali hidup dalam ketaatan. Ketaatan sekarang ini tak dapat dijadikan
sebagai bukti kesejatian iman Kekristenan kita, karena bila itu yang
dijadikan pegangan atau landasan maka kita tidak akan pernah memiliki
kepastian mengenai keselamatan kita.
Perbuatan seseorang pasca-keselamatan tak bisa dijadikani dasar untuk
kepastian keselamatan. Kitab Suci memperingatkan kita tentang
bahayanya mendasarkan kepastian atau hubungan seseorang dengan
Allah kepada perbuatan orang itu. Sebagai contoh, perhatikan Matius
7:13-23. Nabi-nabi palsu biasanya datang dengan berbulu domba. Pasti
mereka akan kelihatan orang baik, bukan? Mereka akan tampak sebagai
‘orang-orang Kristen yang patut diteladani’ atau tiang-tiang jemaat. Buah
di sini menunjukkan perilaku mereka bukan ajaran mereka —lihat Mat.
12:31-37.) Namun Kitab Suci menegaskan bahwa mereka tidak pernah
percaya kepada Kristus; mereka tidak memiliki hubungan yang sejati
dengan Dia (ay. 23). Sebaliknya ternyata mereka hanya mempercayai diri
mereka sendiri (ay. 22). Perbuatan mereka tampak baik. Bahkan mereka
pun menganggap diri mereka memiliki hubungan yang benar dengan
Allah. Namun mereka pun telah tertipu. Mereka tidak memahami bahwa
kepastian keselamatan itu tak dapat didasarkan kepada perbuatan.4
Perilaku Kristen tak boleh dijadikan dasar bagi kepastian keselamatan,
melainkan kepastian keselamatan itu harus didasarkan kepada karya dan
kecukupan Kristus Sang Juruselamat dan kehidupan baru yang telah
diperolehnya di dalam Kristus itu harus menjadi dasar dari perilaku
kehidupan Kristen sehari-hari.
Kolose 3:1-4 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di
sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan
Dia dalam kemuliaan.
Sebagaimana ditunjukkan Yohanes dalam 1 Yohanes 1:6-7, perilaku dan
kehidupan seperti Kristus merupakan bukti persekutuan sejati dan juga
membuktikan bahwa orang itu benar-benar berjalan dengan Tuhan dalam
terang.
1 Yohanes 1:6-7 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan
dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita
tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama
seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang
dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari
pada segala dosa.
Namun perilaku kehidupan Kristen tak membuktikan adanya hubungan
yang sejati dengan Tuhan karena ketika seorang percaya hidup dalam
dosa untuk suatu jangka waktu tertentu, akan tampak perbuatan-
perbuatan daging, sehingga orang percaya itu akan kelihatan seperti
orang yang tidak percaya. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
Rasul Paulus membicarakan tentang keadaan ini ketika ia menyebut
orang-orang Kristen karnal (dikuasai sifat kedagingan) sebagai “manusia
duniawi” dalam 1 Korintus 3:3-4.
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri
hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika
yang seorang berkata: Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata:
Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi yang bukan rohani?
Berjalan atau hidup seperti manusia duniawi sama dengan berjalan atau
hidup seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Rasul Paulus tidak
mempersoalkan atau meragukan keselamatan mereka. Ia mengakui akan
keselamatan mereka namun mereka ternyata hidup menurut daging dan
bukan menurut Roh. Keadaan ini membuat mereka terlihat seperti orang-
orang duniawi, yang belum mengalami kuasa penyelamatan Kristus
meskipun seebnarnya mereka telah berada di dalam Kristus dan Roh Allah
telah berdiam di dalam mereka.
1 Korintus 1:2-9, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang
kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih
karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus
Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku
karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada
kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya
dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam
pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah
diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam
suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita
Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada
kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus
Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-
Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. 1 Korintus 3:1 Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu
seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi,
yang belum dewasa dalam Kristus.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah
dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!
Terkadang ayat seperti 2 Korintus 13:5 digunakan untuk mendukung
perlunya menyelidiki perbuatan-perbuatan kita untuk membuktikan
keselamatan kita. Hal ini sungguh disesalkan karena cara seperti ini
hanya menjadikan ayat ini sekedar ayat pembukti tanpa memperhatikan
konteks, arti sebenarnya dan tujuan penulisan ayat ini sebagaimana
dikemukakan Paulus dalam 2 Korintus.
2 Korintus 13:5 Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam
iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa
Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu
tidak tahan uji.
MacArthur menjadi contoh tentang kasus ini. Ia menulis: “Keraguan
terhadap keselamatan seseorang tidaklah salah sepanjang keraguan itu
tidak dibiarkan terus menerus bercokol. Kitab Suci mengajak untuk
menyelidiki diri kita. Keraguan harus dihadapi dan diselesaikan secara
jujur dan secara alkitabiah.” Kemudian, setelah mengutip 2 Korintus 13:5,
ia mengakhirinya dengan perkataan ini, “Nasihat ini banyak kali diabaikan
—bahkan tak pernah digubris—dalam gereja masa kini.”5
Namun pertanyaannya adalah apakah hal ini merupakan penafsiran yang
tepat dari ayat ini? Apakah Paulus menyuruh orang-orang percaya
menyelidiki diri mereka untuk mendapatkan kepastian keselamatan?
Konteksnya tidak demikian! Coba simak alasannya berikut ini:
(1) Sekali lagi, seperti halnya dalam 1 Korintus, Paulus tidak meragukan
keselamatan mereka. Ia sama sekali yakin bahwa mereka telah
diselamatkan dan hal ini nyata dalam ayat-ayat yang telah disebutkan di
atas tadi.
(2) Kalaupun Paulus menyuruh mereka menyelidiki diri untuk
mendapatkan kepastian, ia tidak menyuruh mereka agar menyelidiki
perbuatan-perbuatan untuk mendapatkan kepastian keselamatan.
Menurut Kitab Suci, apabila ada sesuatu yang perlu diselidiki, maka hal itu
adalah mengenai objek dari iman mereka. Apakah mereka telah benar-
benar percaya kepada Kristus dan bukan kepada sesuatu sistim
perbuatan?
(3) Ia tidak menyuruh mereka menyelidiki diri mereka sendiri melainkan
menurut konteksnya dalam ayat 3-7, Paulus mempunyai tujuan lain.
Tampaknya sebagian orang mempermasalahkan keabsahan pelayanan
Paulus akibat pengaruh guru-guru palsu. Bandingkan dengan 2 Korintus
11:1-12:21 yang berisi pembelaan Paulus terhadap berbagai tuduhan tak
berdasar tentang pelayanannya. Dalam ayat 3, mereka menuntut bukti
bahwa Kristus berbicara melalui Paulus. Dalam ayat 5 Paulus
menunjukkan bahwa bukti yang mereka cari itu ada di dalam diri mereka
sendiri karena ia telah menjadi bapa iman mereka.
1 Korintus 4:15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik
dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang
dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan
kepadamu.
Cara terbaik untuk membuktikan pelayanan Paulus ialah dengan
menyelidiki iman mereka sendiri karena kesejatian iman mereka juga
membuktikan kesejatian pelayanan Paulus sebagai jurubicara Kristus.
Apakah mereka mengenal Sang Juruselamat? Ya. Bagaimana cara mereka
mengenal Juruselamat itu? Melalui pelayanan Paulus. Ia tidak
menganggap iman mereka palsu. Karena itu, kesejatian iman mereka
membuktikan bahwa Paulus dan pelayanannya juga lulus dari ujian ini.
Inilah maksud dari perkataannya dalam 2 Korintus 13:6 yang
mengatakan, “Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami
yang tidak tahan uji.”
Ingatlah bahwa dasar untuk mendapatkan kepastian keselamatan adalah
kesaksian FirmanNya sebagaimana dinyatakan dalam 1 Yohanes 5:11-13:
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal
kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki
Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak
memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu
yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup
yang kekal.
The Bema (Takhta Pengadilan Kristus)
Apakah kepastian keselamatan yang kita peroleh berdasarkan karya
Kristus yang telah selesai Ia kerjakan untuk kita berarti kita bisa berbuat
apa saja dan tidak perlu risau dengan perbuatan-perbuatan kita? Apakah
kepastian keselamatan itu membolehkan kita berbuat apa saja yang kita
inginkan dalam kehidupan kita? Tidak, sama sekali tidak, apabila kita
memahami Firman Allah secara menyeluruh.
Setiap orang percaya atau setiap anak Allah adalah abdi (pelayan) yang
baik terhadap waktu, talenta (termasuk karunia rohani), kebenaran Allah,
dan harta yang telah Allah percayakan kepada kita. Seorang abdi atau
pelayan adalah seorang yang dipercayakan untuk mengelola milik atau
kepunyaan orang lain. Apakah artinya? Rasul Paulus mengajarkan bahwa
“yang dituntut dari setiap pelayan adalah agar didapati setia.” Allah akan
menuntut pertanggungjawaban kita terhadap apa yang Ia telah
percayakan kepada kita. Saatnya akan datang di mana kita akan
mempertanggungjawabkan kehidupan yang Ia telah karuniakan kepada
kita. Inilah maksud atau arti firman dalam 1 Korintus 3:12-15:
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-
masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,
sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-
masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun
seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar,
ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi
seperti dari dalam api.
Perhatikan perbedaan di sini. Orang percaya berada di sorga berdasarkan
apa yang telah dikerjakan oleh Kristus, namun untuk setiap pekerjaan
yang kita lakukan dan kesetiaan kita dalam mengelola karunia-
karuniaNya kepada kita, Ia akan membalasnya dengan pemberian pahala.
Sekali lagi, coba simak dengan baik komentar Radmacher tentang ini:
Ketika saya menulis perkataan-perkataan ini, saya ada di hadapan Allah
dalam keadaan tanpa cacat-cela dan sempurna karena Allah melihat saya
melalui Yesus Kristus. Fakta ini tak dapat diganggu gugat. Tak seorangpun
yang telah mengenal Yesus Kristus akan menghadap pengadilan Takhta
Putih dalam Wahyu 20. Namun setiap orang percaya akan menghadap
Takhta Pengadilan Kristus (Bema) dan seluruh pekerjaan (perbuatan) kita
akan diadili (2 Kor. 5:10). Penting diperhatikan bahwa baik orang yang
tidak bertobat maupun yang sudah bertobat akan diadili menurut
pekerjaan-pekerjaan mereka. Orang yang tidak bertobat akan dihukum
menurut perbuatan mereka pada Pengadilan Takhta Putih dan dalam
pengadilan itu akan ditentukan tingkat hukuman kekal yang menimpanya
di neraka. Demikian pulaOrang yang bertobat akan dihakimi menurut
pekerjaannya (perbuatannya) pada pengadilan Bema dan hasil dari
pengadilan itu akan menentukan pahala yang akan diberikan kepadanya.6
Dalam Pelajaran 7 nanti, kita akan membicarakan Takhta Pengadilan
Kristus lebih mendetail, namun untuk saat ini cukup bagi kita untuk
mengetahui bahwa meskipun kita terjamin aman di dalam Kristus
Juruselamat kita dan sorga telah menjadi bagian kita yang pasti, kita
masih diberikan kesempatan untuk mengabdi dengan sebaik-baiknya dan
dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang dituntut dari kita sekarang
adalah sikap kedisiplinan berdasarkan kasih karunia Allah dalam mengejar
kesalehan yang mengandung janji bagi kehidupan sekarang maupun
hidup yang akan datang.
1 Timotius 4:7-8 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.
Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah
itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup
ini maupun untuk hidup yang akan datang.
1 Robert Lightner, Sin, The Savior, and Salvation, Thomas Nelson,
Nashville, 1991, hal. 246 mengutip John MacArthur, The Gospel According
to Jesus, hal. 23.
2 Charles Bell, Calvin and Scottish Theology: The Doctrine of
Assurance, Handsel, Edinburg, 1985, hal. 28.
3 Earl Radmacher, The Grace Evangelical Society News, Vol. 10, No. 3,
May-June 1995, hal. 1.
4 Rich Christianson, The Grace Evangelical Society News, Vol. 9, No. 1,
January-February 1994, hal. 4.
5 John F. MacArthur, Jr., The Gospel According to Jesus, Zondervan, Grand
Rapids, 1988, hal. 190.
6 Radmacher, Vol. 10, No. 3, hal. 1, 4.
1.2. Kepastian mengenai Jaminan Kekal
PendahuluanMeskipun orang percaya sudah memperoleh kepastian mengenai
keselamatannya dan tak meragukannya lagi, pertanyaan yang masih
muncul adalah mengenai ketetapan atau keabadian keselamatannya.
Setelah orang percaya itu beroleh keselamatan karena percaya Kristus
dan kematianNya di salib untuk menebus dosa-dosanya, dapatkah orang
percaya itu kehilangan keselamatannya? Adakah sesuatu yang kita
lakukan yang berakibat hilangnya keselamatan kita? Jawabannya adalah
TIDAK! Mengapa? Karena Kitab Suci menegaskan bahwa dengan iman kita
dilindungi oleh kuasa Allah. Dengan iman kita telah dibawa masuk ke
dalam suatu hubungan kasih karunia dengan Allah, sebagai pemberian
Allah melalui AnakNya yang dikasihi. Kita selamat berdasarkan
kesaksianNya bukan kesaksian kita.
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena
imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Ketujuh pendekatan berikut ini membahas mengenai jaminan kekal orang
percaya. Keselamatan itu tak akan hilang karena terjamin oleh kuasa
Allah yang melindunginya dan kecukupan Pribadi dan Karya Kristus bagi
kita.
Pendekatan TrinitasArgumentasi pertama mengenai jaminan kekal keselamatan orang
percaya berlandaskan peran ketiga pribadi dalam Trinitas yang
melindungi sehingga kita tetap aman di dalam Kristus.
PERAN ANAK
Roma 8:31-39 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang
semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga
duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau
bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: Oleh karena Engkau kami ada
dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-
domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-
orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin,
bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari
kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pernyataan dalam Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati,” diberikan
sebagai jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan dalam ayat 31-33, dan
juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan
dalam ayat 35-39. Namun tujuan dari ayat 34 adalah untuk menunjukkan
terjaminnya keselamatan kekal orang percaya. Ada dua alasan yang
dikemukakan yang berkaitan dengan Kristus, Allah Anak:
(1) Kristus Mati sebagai Penebus dan Pengganti kita: Melalui
kematian Kristus, tirai yang memisahkan manusia dari Allah dihilangkan.
Dosa manusia dan kesucian Allah yang telah memisahkannya dari Allah
telah dibereskan di atas salib sehingga Allah menyatakan kita benar
melalui iman kepada Yesus Kristus. Kebenaran yang sama ini juga
ditegaskan dalam beberapa ayat berikut.
Roma 3:23-28 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus
telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia
telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa
kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada
masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang
yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk
bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak,
melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Roma 5:1,8 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup
dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus
Kristus. … Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Kitab Ibrani mengemukakan bahwa kematian Kristus merupakan satu-
satunya pengorbanan yang berkenan yang dilaksanakan hanya sekali
untuk selama-lamanya.
Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-
hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih
besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,
--artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali
untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan
membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan
membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat
kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu
jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis,
sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Ibrani 9:26-28 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita
sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja
menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh
korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu
kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali
saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung
dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang
menantikan Dia.
Ibrani 10:12-14 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban
saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya
akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah
menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
(2) Kristus Bangkit dan Duduk di sebelah Kanan Allah. Argumentasi
kedua dalam Roma 8:34 adalah mengenai kebangkitan dan kedudukan
Kristus di sebelah kanan Allah Bapa. Ia duduk di sebelah kanan Allah
sebagai perantara dan pembela kita ketika kita berbuat dosa atau dituduh
berbuat dosa, dan Ia mendoakan kita. Semunya ini dilakukanNya bagi kita
berdasarkan karyaNya yang telah dikerjakanNya di atas salib untuk
mendamaikan kita dengan Allah.
Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:
Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita,
dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah
pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan
malam di hadapan Allah kita.”
Roma 5:10-11 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang
telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan
hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Ibrani 7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka
masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang
kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti
Kita.
PERAN BAPA
Karena tuntutan kesucianNya telah terpenuhi lewat kematian AnakNya,
maka perlindungan Allah terhadap keselamatan kita terjamin
berdasarkan:
Tujuan dan rencanaNya yang kekal
Keselamatan itu adalah pekerjaan Allah semata. Tak ada sesuatu,
termasuk dosa kita, yang dapat menggagalkan tujuan dan rencana Allah
yang kekal yang telah merancang penyelamatan kita berdasarkan kasih
karuniaNya melalui iman kepada Kristus, AnakNya. Oleh karena tuntutan
kesucianNya telah terpenuhi melalui kematian Kristus maka Ia
membenarkan setiap orang yang telah menerima dan berimankan Kristus,
AnakNya itu.
Efesus 1:3-6 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang
dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di
dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam
kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk
menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya
terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada
kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Kasih terhadap AnakNya
Keselamatan kita juga terjamin dan aman melalui Pribadi AnakNya dan
karyaNya yang sempurna untuk penebusan dosa-dosa kita. Setiap orang
yang telah percaya kepadaNya berada “di dalam Dia, yang dikasihiNya,”
suatu tempat di mana kasih Allah berdiam, sehingga tak ada sesuatupun
yang dapat memisahkan kita lagi dari kasih Allah itu (lihat Ef. 1:3-6 di
atas).
Roma 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari
kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka
masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang
kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti
Kita.
PekerjaanNya dalam Mendisiplin Kita
Peran Allah dalam mendisiplin kita ketika kita berbuat dosa membuktikan
bahwa kita tetap menjadi anakNya. Ketika kita jatuh ke dalam dosa Ia
tidak membuang kita melainkan Ia akan mendisplin kita.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita
yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau
demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
1 Korintus 5:1-5 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di
antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak
terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun
demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan
menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?
Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani
hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia,
yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul
dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan
kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis,
sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
1 Korintus 11:30-32 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan
sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita
sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima
hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum
bersama-sama dengan dunia.
Dosa tidak dapat mengubah atau membatalkan hubungan kita dengan
Allah sebagai anak-anakNya. Namun perbuatan dosa itu pasti akan
berpengaruh terhadap persekutuan kita dengan Dia, keakraban kita
dengan Dia, pelayanan kita kepadaNya dan mahkota yang kita akan
terima dalam kerajaanNya di masa yang akan datang.
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
KuasaNya
Tak ada sesuatu atau seorangpun yang lebih besar dan lebih berkuasa
dari Allah Bapa. Ini pula berarti tak ada sesuatu dan seorangpun yang
dapat menggagalkan tujuan Allah dalam menyelamatkan kita atau dapat
mengeluarkan kita dari lingkup kasih dan pemeliharaanNya (lihat Rom.
8:31-39).
1 Petrus 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena
imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Yudas 24 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu
tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.
2 Korintus 5:17-19 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia
dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran
mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
PERAN ROH KUDUS
PekerjaanNya dalam Membaptiskan Kita dengan Roh
Baptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang bertujuan
mempersatukan kita ke dalam tubuh Kristus dan pekerjaan Kristus. Ini
juga berarti, apabila orang percaya kehilangan keselamatan berarti tubuh
Kristus itu menjadi cacat. Tentu saja ini tidak sesuai dengan ajaran Kitab
Suci. Kepada jemaat Korintus yang karnal (duniawi), karena diwarnai
dengan berbagai perselisihan, dengki, percabulan, dan mabuk, Paulus
menyatakan, “bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia
duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Kor. 3:3). Namun
Paulus tak meragukan keselamatan mereka dan kehadiran Roh Kudus
dalam kehidupan mereka.
1 Korintus 12:12-13 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-
anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun
orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh.
1 Korintus 3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya
dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang
kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah
dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!
PekerjaanNya dalam Kelahiran Baru
Peristiwa kelahiran baru merupakan pemberian kehidupan kekal, yang
menjadikan orang percaya sebagai ciptaan baru dalam Kristus. Ini tak
pernah akan berubah atau menjadi batal. Pertama, karena ini didasarkan
pada pekerjaan Kristus, Anak Allah, bukan pada usaha atau pekerjaan
kita. Dan kedua, sebagaimana kelahiran jasmani menjadikan kita anak
dari orang tua kita sekali untuk selama-lamanya, demikian pula dengan
kelahiran rohani.
2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Titus 3:5-7 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus
Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan
oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai
dengan pengharapan kita.
Yohanes 3:3-8 Yesus menjawab, kata-Nya: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat
melihat Kerajaan Allah. Kata Nikodemus kepada-Nya: Bagaimanakah
mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk
kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi? Jawab Yesus: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh,
adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu:
Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan
engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia
datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang
yang lahir dari Roh.
Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya
dalam nama Anak Tunggal Allah.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Allah tidak membuang anakNya
yang tidak taat melainkan Ia mendisiplin anak-anakNya yang berbuat
dosa. Bisa saja disiplinNya itu berbentuk kematian jasmani, namun orang
percaya yang dikenai disiplin itu tetap sebagai anakNya (lihat Ibr. 12:5-12
di atas).
PekerjaanNya dalam Mendiami Orang Percaya
Ini menunjukkan pengaruniaan Roh Kudus untuk mendiami orang percaya
sebagaimana telah dijanjikan Kristus. Berdiamnya Roh di dalam kita itu
bersifat permanen. Roh Kudus diberikan kepada kita untuk selama-
lamanya dan diberikan tanpa syarat lain kecuali percaya (beriman)
kepada Kristus.
Yohanes 7:37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu,
Yesus berdiri dan berseru: Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku
dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh
Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.
Yohanes 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya.
1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Yakobus 4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan
berkata: Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya
dengan cemburu!
Roh Kudus sebagai Meterai
Meterai merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus yang datang
untuk mendiami orang percaya. Fungsi meterai pada masa itu merupakan
lambang atau bukti : (a) pengesahan sesuatu transaksi, yakni
keselamatan kita, (b) kepemilikan sah, bahwa kita telah menjadi milik
Allah, dan (c) jaminan sah, bahwa hanya yang memiliki kewenangan yang
dapat membatalkan sesuatu yang telah dimeteraikan. Dalam hal ini yang
memiliki kewenangan itu tak lain adalah Allah . Namun Ia telah berjanji
untuk tidak akan melakukannya.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang
memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua
yang telah disediakan untuk kita.
Karena itu Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya di Korintus
yang karnal (duniawi) sekalipun telah menjadi milik Allah berdasarkan
transaksi keselamatan yang telah dikerjakanNya di dalam Kristus untuk
mereka.
1 Korintus 6:19-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah
dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!
Roh Kudus sebagai Jaminan
Hal ini sekali lagi merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus
terhadap orang-orang percaya. Seperti halnya uang jaminan (uang muka)
yang dibayarkan oleh pembeli dalam sebuah transaksi pembelian rumah.
Uang muka ini menjadi jaminan akan diadakannya pembayaran penuh
oleh sang pembeli pada waktu yang telah ditetapkan. Demikian pula
dengan pemberian Roh Kudus kepada orang percaya oleh Allah.
Pemberian Roh KudusNya itu menjadi jaminan dari Allah tentang
pemenuhan janji-janjiNya di masa yang akan datang. Yakni bahwa kita
pada akhirnya akan menerima segala berkat yang terkait dengan
keselamatan itu. Istilah “jaminan” dalam ayat-ayat berikut ini menunjuk
kepada kepastian pemenuhan janji dalam sesuatu transaksi.
Efesus 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita
memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang
memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua
yang telah disediakan untuk kita.
Pendekatan PosisionalBaptisan Roh Kudus berfungsi mempersatukan orang percaya dengan
Kristus. Hal ini merupakan posisi rohani yang baru yang diterima oleh
setiap orang percaya. Perkataan seperti “di dalam Kristus,” “di dalam Dia,
yang dikasihiNya,” yang digunakan berulang kali dalam surat-surat
Paulus, menunjuk kepada konsep pemikiran ini. Ini menegaskan bahwa
kita telah diselamatkan dan diterima oleh Allah berdasarkan posisi kita
atau persatuan kita dengan Kristus.
Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam
Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam
sorga.
Efesus 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Efesus 2:5-6 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus,
sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih
karunia kamu diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah
membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan
Dia di sorga.
Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua
pemerintah dan penguasa.
2 Timotius 2:11-13 Benarlah perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia,
kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut
memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan
menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak
dapat menyangkal diri-Nya.
Perkataan dalam ayat berikut ini bukan sekedar jaminan saja, melainkan
jaminan ganda! Persatuan kita dengan Kristus sekaligus merupakan
jaminan terhadap kemuliaan yang pasti akan menjadi bagian kita.
Kolose 3:3-4 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama
dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan
Dia dalam kemuliaan.
Pendekatan LogikaApabila sebelum kita bertobat, Allah telah melakukan hal yang
sedemikian besar bagi kita ketika kita masih sebagai orang-orang berdosa
yang terpisah dari Dia, ketika kita masih sebagai musuh Allah, apalagi
sekarang ini ketika kita telah diperdamaikan dan dipersatukan dengan
Dia, yang telah dibenarkan di dalam Kristus. Pasti Ia akan melakukan hal-
hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi bagi kita yang telah menjadi
anak-anakNya.
Roma 5:8-10 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-
lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih
kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya!
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Pendekatan Tangan AllahAda janji khusus yang amat indah dari Tuhan yakni bahwa tak seorangpun
(termasuk Setan dan diri kita sendiri) dapat merebut atau merampas kita
dari tangan Anak atau Bapa. Kitab Suci menyatakan bahwa kita sekarang
berada dalam genggaman tangan Allah yang penuh kuasa Didalam
tangan Allah merupakan tempat yang paling aman karena Ia lebih besar
dan lebih berkuasa dari siapapun di dunia ini.
Yohanes 10:28-29 an Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang
memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Pendekatan Tata BahasaPenggunaan bentuk waktu lampau (perfect tense) dalam beberapa ayat
dalam Perjanjian Baru juga menunjukkan terjaminnya dan amannya
keselamatan orang percaya. Makna dari bentuk waktu lampau (perfect
tense) dalam bahasa Yunani ditambah dengan konteks dan analogi yang
digunakan dalam Kitab Suci juga merupakan argumentasi mengenai
terjaminnya keselamatan orang percaya. Bentuk lampau dari kata kerja
(perfect tense) menunjukkan suatu tindakan atau peristiwa yang telah
selesai dikerjakan pada masa lampau, namun efek dari tindakanNya itu
berpengaruh pada masa sekarang, yakni pada saat pembicara
mengucapkannya. Jadi hal ini ada kaitannya dengan keadaan sekarang.
Kata kerja dalam ayat-ayat berikut yang menggunakan bentuk lampau
(perfect tense) menegaskan terjaminnya keselamatan orang percaya.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah
pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Roma 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih
karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah
dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
1 Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang
kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
Pendekatan Kasih Karunia
Argumentasinya adalah ini. Perjanjian Baru jelas menyatakan bahwa kita
diselamatkan karena kasih karunia melalui iman, dan keselamatan
bukanlah hasil pekerjaan atau perbuatan amal kita. Namun andaikata
setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima karyaNya, lalu kita
kehilangan keselamatan akibat sesuatu perbuatan yang kita lakukan atau
tidak lakukan, maka itu sama dengan mengatakan bahwa kita
diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan kita. Tentu saja hal ini sangat
bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru (lihat juga Rom. 4:1-5; 11:6).
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Titus 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus.
Pendekatan Mengenai Dosa ApaPendekatan yang dimaksudkan di sini adalah mengenai pertanyaan, Dosa
apa yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan
keselamatannya? Setiap dosa pasti tidak mencapai sasaran kekudusan
Allah yang sempurna yang telah ditetapkanNya. Terlepas dari tingkat
kedewasaan rohani atau hubungan seseorang dengan Tuhan, tak ada
yang sempurna menurut ukuran Allah. Kita semua, tanpa kecuali, sadar
atau tidak, pasti ada kekurangan dankelemahan (istilah-istilah yang
digunakan manusia untuk memperhalus dosa). Dan setiap dosa, besar
atau kecil, menurut definisi Kitab Suci, tidak mencapai sasaran kemuliaan
Allah.
1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Jika demikian, di mana kita harus menarik garisnya? Dengan kata lain,
dosa apa yang menghilangkan keselamatan dan dosa apa yang tidak
menghilangkan keselamatan? Mereka yang berpendapat bahwa orang
percaya dapat kehilangan keselamatan cenderung memilah-milah dosa,
seolah-olah Allah membiarkan dosa-dosa yang satu dan menghukum
dosa-dosa yang lain. Akhirnya yang dipermasalahkan adalah mengenai
tingkat dosa, sehingga pertanyaan yang muncul adalah dosa yang
bagaimana yang menyebabkan seseorang kehilangan keselamatan?
Manusia sering membeda-bedakan dosa menurut tingkatannya, namun
pembedaan itu sama sekali tidak sesuai dengan cara pandang Allah
mengenai dosa. Bagi Allah dosa, besar atau kecil, tetap dosa.
Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh
perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta,
tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang
membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju
kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Ayat-ayat ProblematikBagaimana dengan ayat-ayat yang sering dianggap mengajarkan
mengenai kehilangan keselamatan? Pelajaran ini tak bermaksud
membahas semua ayat-ayat itu. Namun bila dicermati dengan saksama,
dengan memperhatikan konteks dekat maupun konteks seluruh Perjanjian
Baru, dan memperhatikan analogi iman, sesungguhnya tak ada dari ayat-
ayat itu yang mengajarkan bahwa orang percaya dapat kehilangan
keselamatan.
ANALOGI IMAN
Analogi iman merupakan prinsip hermeneutika (ilmu penafsiran) yang
mengajarkan bahwa ayat-ayat yang kurang jelas harus diartikan
berdasarkan ayat-ayat yang jelas, bukan sebaliknya. Saya yakin mereka
yang mempercayai keselamatan bisa hilang, atau yang mengajarkan
keselamatan KeTuhanan (Lordsship salvation), telah mengabaikan prinsip
ini.
Ada dua cara mereka mengabaikan prinsip ini :
(1) Mereka mendasarkan pemahaman akan Injil pada ayat-ayat yang
kurang jelas, bukannya kepada ayat-ayat jelas yang jumlahnya sangat
banyak.
(2) Mereka tidak mau menggunakan prinsip-prinsip penafsiran yang benar
terhadap ayat-ayat yang jelas dengan mengartikannya menurut
pandangan keliru tentang ayat-ayat yang tak jelas atau sulit.
KATEGORI-KATEGORI AYAT-AYAT SULIT
Ayat-ayat problematik (ayat-ayat yang dianggap mengajarkan bahwa
orang-orang percaya bisa kehilangan keselamatan, atau yang dianggap
mengajarkan bahwa orang-orang seperti itu sama sekali belum selamat
atau dianggap mengajarkan bahwa orang percaya tak boleh melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu) sebenarnya dapat dikategorikan pada
salah satu kategori di bawah ini. Juga sebenarnya ayat-ayat itu sama
sekali tidak bersangkut paut dengan keselamatan kekal:
(1) Ayat-ayat yang berkaitan dengan Bema (Takhta Pengadilan Kristus)
yang memperingatkan orang percaya mengenai kemungkinan kehilangan
pahala, bukan kehilangan keselamatan.
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
1 Korintus 9:25-27 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat
demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa
tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
(2) Ayat-ayat yang memperingatkan tentang dahsyatnya disiplin dari Allah
terhadap orang-orang yang melalaikan kasih karunia (anugerah) Allah.
1 Korintus 3:16-17 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait
Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Ibrani 6:1-6 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari
ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-
perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran
tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-
orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika
Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang
pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian
dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan
karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak
mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab
mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya
di muka umum.
Ibrani 10:23-31 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan
dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-
pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat
dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak
ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah
kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat
yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang
menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas
keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman
yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang
menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang
menghina Roh kasih karunia? Sebab kita mengenal Dia yang berkata:
Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan. Dan
lagi: Tuhan akan menghakimi umat-Nya. Ngeri benar, kalau jatuh ke
dalam tangan Allah yang hidup.
(3) Ayat-ayat yang menggambarkan perilaku anak-anak Allah, yang
seharusnya mewarnai kehidupan anak-anak Allah. Termasuk di dalamnya
adalah ayat-ayat yang menggambarkan sifat dan kondisi orang-orang
yang tidak percaya sebagai pendorong untuk mengejar kesalehan atau
kekudusan dan menjalani kehidupan sesuai dengan posisi kita di dalam
Kristus. Ayat-ayat ini tidak mengancam hilangnya keselamatan dan juga
tidak mengajak kita untuk meragukan atau mempertanyakan
keselamatan kita, melainkan mengajak kita untuk hidup sebagaimana
layaknya orang-orang yang berada di dalam Kristus. Misalnya, bandingkan
dengan Efesus 5:1-12.
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan
rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara
kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga
perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal
ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini
baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah,
artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan
Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata
yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah
atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan
mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu
adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak
terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut
mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak
berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan
itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-
tempat yang tersembunyi telah memalukan.
ARGUMENTASI 1 YOHANES 3:6 DST.
1 Yohanes 3:6-10 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia,
tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia. Anak-anakku, janganlah membiarkan
seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran
adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap
berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.
Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari
Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia
dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya
anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat
kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak
mengasihi saudaranya.
Konteks I Yohanes 3:6 berbicara tentang alasan mengapa orang-orang
percaya tidak boleh berbuat dosa. Dalam ayat ini Yohanes
mengemukakan beberapa alasan namun tidak mempersoalkan
keselamatan orang percaya melainkan memotivasi atau mendorong
orang-orang percaya agar berjalan dalam terang. Namun pertanyaan
yang muncul adalah apakah 1 Yohanes 3:6b mengindikasikan bahwa
orang yang di dalam Dia, orang beriman kepada Kristus, tak pernah akan
berbuat dosa lagi? Pemikiran ini seperti ini tentu saja bertentangan
dengan 1 Yohanes 1:8 dan 10 dan 5:16. Sebagai manusia yang lemah dan
tidak sempurna tentu saja orang percaya pun tak lepas dari perbuatan
dosa. Jika demikian apa maksud Yohanes dalam ayat ini?
Sebagai ilustrasi, andaikata seorang anak mencuri permen di sebuah
supermarket. Kemudian ibunya mendapatinya berbuat hal itu, lalu ia
mengatakan kepada anaknya, “anggota keluarga kita tidak biasa mencuri,
ngerti?” Masuk akalkah ucapan ibu itu? Namun ternyata anaknya sebagai
salah satu anggota keluarga telah melakukan perbuatan itu. Apa
sebenarnya maksud ibu itu? Maksudnya ialah bahwa mencuri adalah
perbuatan yang bertentangan dengan standard moral yang berlaku dalam
keluarga, karena itu anak itu harus menyadarinya dan tidak boleh
melakukan perbuatan seperti itu. Ibu itu tidak mengatakan bahwa ia telah
berkeliling dan menanyakan satu per satu anggota keluarganya dan
mendapati bahwa tak seorangpun dari mereka yang pernah mencuri.
Tidak. Namun yang ia ingin tunjukkan dalam kasus ini adalah
mengenai standard moral yang berlaku dalam keluarga mereka sebagai
dorongan atau motivasi bagi anaknya.
Yohanes di sini mengemukakan hal yang sama. Inilah standardnya,
sebagai anggota keluarga Allah, kita tidak berbuat dosa, dan kita harus
ingat akan standard ini. Ia tidak menyangkal fakta bahwa orang-orang
percaya masih berbuat dosa atau bisa jatuh ke dalam dosa. Untuk lebih
memperjelas kebenaran ini maka ayat ini diikuti dengan beberapa alasan
dan ilustrasi mengenai dosa yang terjadi di dalam kehidupan orang-orang
percaya.
Motivasi atau dorongan lain yang dikemukakan Yohanes terdapat dalam
ayat 9: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab
benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena
ia lahir dari Allah.” Ayat ini tidak berarti bahwa orang-orang percaya tidak
dapat berbuat dosa lagi. Pemikiran ini sekali lagi bertentangan dengan
ayat-ayat di atas tadi.
Ada yang mengartikan ayat ini bahwa Yohanes bermaksud mengatakan
bahwa orang-orang Kristen tak dapat berbuat dosa atau tidak biasa
berbuat dosa. Apakah ini yang dimaksudkan Yohanes? Saya yakin bukan
itu maksudnya. Pengertian “berbuat” sebagai kebiasaan (present tense)
merupakan pengertian yang keliru. Apabila ini yang dimaksudkan
Yohanes, maka bagaimana istilah Yunani prass, yang digunakan Yohanes
dalam ayat-ayat berikut ini.
Yohanes 3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat (prasso), membenci
terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-
perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.
Yohanes 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan
bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah
berbuat jahat (prasso) akan bangkit untuk dihukum.
Kalau begitu apa yang dimaksud Yohanes dalam ayat ini? Istilah “tidak
dapat berbuat dosa” tidak berarti tak mampu berbuat (melakukan).
Perkataan ini dapat juga berarti tidak mau. Ayat-ayat lain dalam Perjanjian
Baru berikut ini menjelaskannya:
Lukas 11:5-7 Lalu kata-Nya kepada mereka: Jika seorang di antara kamu
pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata
kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang
sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku
dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan
mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah
tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
Lukas 14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku
tidak dapat datang.
Markus 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan
menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-
terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang
sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Markus 6:3-5 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus,
Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang
perempuan ada bersama kita? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Maka Yesus berkata kepada mereka: Seorang nabi dihormati di mana-
mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan
di rumahnya. Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali
menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka.
1 Korintus 10:21 Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari
cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam
perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
I Yohanes 3 bermaksud menyatakan bahwa kita tidak mau berbuat dosa
lagi karena kita telah lahir dari Allah dan memiliki sifat Allah. Ini pulalah
arti yang terdapat dalam Roma 6:1-10 yang ditulis setelah Paulus menulis
5:20-21.
Sebagai contoh, andaikata dokter memberitahu seorang perokok yang
telah terkena gangguan tenggorokan, “Anda tidak dapat merokok lagi.”
Ini bukan berarti orang itu tak dapat merokok lagi melainkan ia tidak mau
merokok lagi karena merokok itu akan mengakibatkan gangguan yang
lebih parah lagi terhadap kesehatannya.
Jelas terlihat dalam kehidupan Raja Daud, yang dijuluki orang yang sangat
dekat dengan Allah, bahwa orang percaya masih dapat jatuh atau
terjerumus ke dalam dosa untuk jangka waktu yang lama. Demikian pula
orang-orang percaya di dalam Kristus pun (dengan segala hal yang
mereka telah miliki di dalam Kristus), yang hidup dalam dosa sehingga
perilaku hidupnya menyerupai orang-orang yang tidak percaya, perilaku
seperti ini merupakan hal yang aneh dan tidak masuk akal lagi karena
bertentangan dengan posisinya yang sebenarnya di dalam Kristus. Hidup
dalam dosa bagi orang percaya akan membawa konsekuensi yang
dahsyat, bahkan bisa membawanya kepada perbuatan dosa yang
mendatangkan maut, sebagai bentuk disiplin Allah untuk
menghentikannya dari berbuat dosa terus menerus.
1 Korintus 11:27-32 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan
roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah
Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan
baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena
barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu
yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita
menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita
menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan
dihukum bersama-sama dengan dunia.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,
yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada
Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang
berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan
maut.
Konsekuensi Hidup dalam Dosa
Ayat-ayat kunci:
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan
tidak mau mendengar.
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas.
1 Yohanes 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan
Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak
melakukan kebenaran.
(1) Kehilangan persekutuan dengan Tuhan plus kehilangan
kontrol Roh Kudus dan buah Roh dalam kehidupannya (lihat 1 Yoh.
1:5-7). Dosa selalu mendukakan dan memadamkan Roh (Ef. 4:30; 1 Tes.
5:19). Dosa juga akan mempengaruhi kehidupan doa kita (Maz. 66:18),
kesaksian kita (Kisah 1:8), semangat mempelajari Firman Allah (1 Kor.
2:10-16; Ef. 3:16 dst.). Semua hal ini merupakan pelayanan Roh Kudus
dalam kehidupan orang percaya. Jika orang percaya berbuat dosa terus
maka pelayanan Roh Kudus pada akhirnya akan berubah dari pelayanan
yang memberdayakan menjadi pelayanan menginsafkan.
1 Yohanes 1:5-7 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan
yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia
sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh
persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di
dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan
tidak mau mendengar.
Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
1 Korintus 2:10-16 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh
Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang
tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri
yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa
yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh
dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang
dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal
rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang
karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada
kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak
menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah
suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya
dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu,
tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: Siapakah yang
mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia? Tetapi kami
memiliki pikiran Kristus.
Efesus 3:16-19 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,
menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar
serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama
dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat
mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku
berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
(2) Kekecewaan, kehilangan sukacita, karena kita dikendalikan
oleh sifat lama (dosa).
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas.
(3) Menyia-nyiakan sumber-sumber spiritual, mental, dan fisikal.
Efesus 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
(4) Munculnya dan meningkatnya perbuatan-perbuatan daging
dengan segala akibatnya yang dahsyat.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Galatia 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling
menantang dan saling mendengki.
(5) Disiplin ilahi, ganjaran Allah ditimpakan untuk menyadarkan
kita.
Ibrani 12:5-10 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita
yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau
demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
1 Korintus 11:29-32 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa
mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab
itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang
meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa
kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya
kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
(6) Hubungan-hubungan yang rusak dengan segala efek
negatifnya terhadap orang-orang di sekitar kita, khususnya
keluarga kita.
Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,
awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari
kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
(7) Pudarnya kesaksian kepada dunia dan perbuatan-perbuatan
yang mempermalukan Tuhan.
1 Petrus 2:12-15 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-
bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai
orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada
raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-
wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat
dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak
Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan
kepicikan orang-orang yang bodoh.
1 Petrus 3:15-17 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai
Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,
tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani
yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang
saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab
lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah,
dari pada menderita karena berbuat jahat.
1 Petrus 4:15-16 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita
sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi,
jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
(8) Kehilangan pahala ketika menghadap Bema (Takhta
Pengadilan Kristus).
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Konsekuensi-konsekuensi Lain
Selain akibat-akibat yang telah disebutkan di atas adalah:
(1) Penimpaan disiplin Allah yang menjadi semakin dahsyat.
Mazmur 32:4 Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Ibrani 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
(2) Terus hidup dalam dosa dapat menyebabkan gereja
mengambil tindakan pemecatan dari persekutuan jemaat (1 Kor.
5).
2 Tesalonika 3:6-15 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara,
dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari
setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak
menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri
tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak
lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma,
tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan
menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak
berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di
antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang
tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami
dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,
melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang
demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya
mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian
makan makanannya sendiri. Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-
jemu berbuat apa yang baik. Jika ada orang yang tidak mau
mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan
jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah
anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.
Matius 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah
soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai.
(3) Displin yang ditimpakan Allah pada akhirnya bisa berbentuk
kematian jasmani.
1 Korintus 11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit,
dan tidak sedikit yang meninggal.
1 Yohanes 5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,
yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada
Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang
berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Memang keselamatan orang-orang percaya aman dan terjamin dalam
Kristus dan orang percaya tak akan kehilangan keselamatan, yang telah
dikerjakan oleh Kristus, Juruselamat kita, yang sekarang duduk dalam
kemuliaan di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pembela kita. Namun
realita kehidupan dan Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa apabila
orang percaya tidak tinggal dalam persekutuan dan tidak menyelesaikan
dosa dalam kehidupannya, ia dapat saja terjerumus ke dalam keadaan
berdosa yang semakin dalam dan dahsyat sebagaimana dialami Daud.
Keadaan seperti ini dapat terjadi mungkin saja karena ia sebenarnya
belum benar-benar diselamatkan, namun penyebab utama yang sering
terjadi adalah karena kegagalan orang percaya untuk tinggal dalam
lingkup kehidupan dan kuasa Roh Allah.
Harapan kami kiranya pelajaran mengenai terjaminnya keselamatan
orang percaya ini akan menolong orang percaya yang sedang berada
dalam permasalahan ini. Tujuan pelajaran tentang jaminan keselamatan
ini adalah agar setiap orang percaya beroleh kepastian keselamatan. Dan
berbekal kepastian ini akan memotivasinya kepada suatu kehidupan yang
saleh, menjauhi dosa, dan terhindar dari sikap menyia-nyiakan
keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ingatlah, tujuan
Allah Bapa kita dalam mendisiplin anak-anakNya dengan penuh kasih
adalah untuk memperbaiki kita dan mengembalikan kita kepadaNya.
Rasul Paulus telah mempertaruhkan imannya di atas anugerah Allah yang
pasti dan dapat dipercaya (2 Tim. 1:12b). Meskipun sebagian orang
mengartikan ini sebagai karunia-karunia rohani yang telah dipercayakan
Allah kepada Rasul Paulus, namun sebenarnya “apa yang dipercayakan
Allah” ini adalah mengenai iman kepada Pribadi dan Karya Kristus sebagai
dasar keselamatan. Paulus meyakini bahwa iman ini akan tetap
terpelihara sampai segala ancaman, tantangan, bahaya dan kegagalan
mewarnai kehidupan di dunia ini berlalu, yaitu pada saat kedatangan
Kristus kedua kali.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya
pada hari Kristus Yesus (Filipi 1:6)
1.5. Kepastian Mengenai Pemeliharaan
Allah Setiap Hari
Pendahuluan
Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan
kembali dan menjadi anak dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita
pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang mengasihi, menjadi bagian
kita.
Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang
membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya
Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah.
Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di
dalam Yesus Kristus.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada
anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang
baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya
terhadap kita adalah sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan
menyoroti aspek pemeliharaan Allah terhadap orang-orang percaya, yang
telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenaran-kebenaran yang
kita akan selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang
yang percaya.
Janji Pemeliharaan Allah
Sebagai anak Allah, setiap orang percaya berada dalam tanggung jawab
pemeliharaan Allah yang penuh hikmat dan kuasa. Janji dalam 1 Petrus
5:7 merupakan akibat dari nasihat atau perintah dalam ayat 6. Janji ini
harus dipahami dan diterapkan berdasarkan konteks ini. Marilah kita
memperhatikan tiga aspek yang terkandung dalam janji ini: tanggung
jawab, akarnya, dan alasannya.
1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah
segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
TANGGUNG JAWAB ATAU NASIHAT
Janji tentang pemeliharaan Allah muncul sebagai akibat dari ayat
sebelumnya yang berisikan perintah ini, “Rendahkanlah dirimu di bawah
tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”
Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di bawah kekuasaan Allah
yang penuh hikmat. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, kata kerjanya
berbentuk perintah pasif. Artinya, kita tidak disuruh agar “merendahkan
diri kita,” melainkan “membiarkan diri kita menjadi rendah” Konteks
dalam 1 Petrus ini adalah mengenai penganiayaan dan penderitaan
karena nama Kristus. Penderitaan merupakan proses yang digunakan
Allah untuk melatih kita, seperti halnya api yang digunakan untuk
memurnikan logam. Dalam hal ini penderitaan digunakan Allah untuk
memurnikan dan menumbuhkan iman kita. Tentu saja hal ini merupakan
proses perendahan karena proses ini akan menjadikan kita semakin
bergantung kepada Allah. Mengenai konsep pemurnian ini, perhatikan
pula 1 Petrus 1:6-9.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah
untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya
dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga
kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat
Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun
kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita
yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai
tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Kesombongan seseorang akan nyata melalui berbagai usaha yang
dilakukannya menurut pemikirannya sendiri tanpa mau bergantung atau
berserah kepada Allah. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang mengalami
penganiayaan atau penderitaan, biasanya ia cenderung membalas atau
mencari jalan sendiri dalam mengatasinya, tanpa mau berserah kepada
pertolongan Tuhan. Petrus menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai
teladan kerendahan dan ketaatan sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus
2:21-25. Perintah dalam ayat 6 ini mengajak kita untuk membiarkan Allah
mengajar kita tentang kerendahan melalui penderitaan-penderitaan yang
dialami dalam kehidupan ini:
1 Petrus 2:21-25 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun
telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak
ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri
telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-
Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi
sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
AKAR ATAU LANDASANNYA
Akar atau landasan dari ketaatan dan kerendahan di bawah tangan Allah
yang berkuasa tersirat dalam perkataan, “Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya.” Dengan kata lain ayat ini mengajak kita,
“jadilah rendah hati ......dengan menyerahkan segala kekuatiranmu
kepada Tuhan.” Pengertian ini tampak lebih jelas dalam susunan kalimat
bahasa Yunaninya. Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan
merupakan landasan dan sarana bagi proses perendahan.
Selain itu dalam teks bahasa Yunani, “segala kekuatiranmu” menunjuk
kepada “kekuatiran atau kesusahan secara menyeluruh dan utuh.”
Maksudnya kita tidak disuruh untuk menyerahkan setiap kekuatiran
kepada Tuhan, melainkan kita harus datang kepada suatu titik di mana
kita harus meletakkan seluruh kehidupan dengan segala beban,
permasalahan, ketakutan, kesusahannya di bawah tangan Allah yang
penuh kasih dan kuasa. Kita diajak bukan menyelesaikan permasalahan
kita sendiri, dengan berusaha memanipulasi atau menaklukkan orang-
orang lain dan berusaha mengatasi keadaan di sekitar kita dengan
kemampuan kita sendiri, melainkan kita diperintahkan agar menyerahkan
seluruh kehidupan kita dengan segala permasalahannya di bawah
pemeliharaan, tujuan-tujuan dan waktu Allah. Pada saat kita
melakukannya, kita akan dimampukan untuk merendahkan diri di bawah
tangan Allah yang berkuasa sehingga tujuan-tujuanNya akan dapat
terlaksana di dalam dan melalui kehidupan kita. Sebaliknya apabila kita
tidak mau merendahkan diri, kita akan menjadi sombong dan angkuh,
karena kita selalu berusaha mengatasi setiap keadaan dengan cara dan
kemampuan kita sendiri, khususnya ketika mengalami penderitaan atau
penganiayaan.
Dalam 1 Samuel menceritakan bahwa Allah mengangkat Daud menjadi
raja menggantikan Saul karena ketidaktaatannya (lihat 1 Sam. 15-16).
Saul adalah orang yang tidak rela menyerahkan kehidupannya di bawah
kekuasaan tangan Allah melainkan selalu berupaya menyelesaikan
permasalahannya sendiri. Ia adalah seorang yang cenderung senang
menaklukkan atau mengatasi sendiri. Kita patut mengakui bahwa sering
sifat seperti ini ada di dalam kita. Namun Allah tidak ingin Daud menjadi
seperti Saul, karena itu Allah menggunakan Saul dan penganiayaannya
terhadap Daud untuk memberantas sifat-sifat Saul ini yang ada di dalam
diri Daud. Dalam dua peristiwa yang berbeda, Saul pernah melemparkan
tombak kepada Daud dengan maksud mau membunuhnya. Apa
sebenarnya maksud Saul ini? Ia berusaha mau mengatasinya sendiri. Ia
tak rela berserah kepada kehendak Allah. Lalu apa yang Daud lakukan?
Apakah ia memungut kembali tombak itu dan menusukkannya kepada
Saul? Tidak. Ia menyerahkan semua permasalahannya itu kepada Tuhan.
Dengan berbuat demikian ia merendahkan dirinya di bawah tangan Allah
yang berkuasa. Kemudian ia pergi.
1 Samuel 18:10-20 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu
berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah,
sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di
tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku
menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai
dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai
Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan
Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu,
sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. Daud berhasil
di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul,
bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh
orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin
segala gerakan mereka. Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku
perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi
isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan
lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku
memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin." Tetapi
Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku,
kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu
raja?" Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul
itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel,
orang Mehola, menjadi isterinya. Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul,
jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka
iapun menyetujuinya.
ALASAN ATAU PENJELASAN
Alasan kita harus merendahkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan
segala kekuatiran kita kepadaNya tampak dalam perkataan, “sebab Ia
yang memelihara kamu.” Arti literalnya dalam bahasa Yunani adalah,
“sebab Ia menaruh perhatian kepadamu.” Ini berarti anda dan saya
menjadi objek perhatianNya. Dengan kata lain kita sangat berharga
kepada Allah karena kita menjadi pusat perhatianNya. Apabila Allah
memperhatikan kita, mengapa kita harus kuatir? Sikap tidak
mempercayai pemeliharaan Allah pada dasarnya merupakan keangkuhan.
Ini sama dengan bertindak seolah-olah kita lebih tahu dari pada Allah dan
kita berusaha melakukan apa yang kita anggap Allah tak dapat lakukan.
Atau sama dengan mengatakan, kita kuatir dengan apa yang Allah akan
lakukan sehingga kita tak mau mempercayakan kehidupan kita
kepadaNya. Mungkin kita berpikir Ia akan mengambil sesuatu yang kita
sangat butuhkan. Namun apabila Allah sendiri telah berbuat hal yang
terbesar bagi kita, sehingga Ia rela memberikan AnakNyayang tunggal
bagi kita, masakan Ia tidak akan memelihara kita sebagai anak-anakNya.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Roma 5:8-11 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-
lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih
kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu.
Janji Pemenuhan Segala kebutuhan Kita
Oleh karena Allah sangat menaruh perhatian kepada kita sebagai anak-
anakNya yang telah mengalami penebusanNya, Rasul Paulus mengajak
kita untuk melihat bahwa perhatianNya itu juga mencakup kebutuhan-
kebutuhan kita sehari-hari (bukan keserakahan kita). Paulus menulis,
“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19). Janji ini disampaikan
dalam dalam konteks bantuan keuangan yang telah diberikan oleh jemaat
Filipi kepada Paulus untuk pelayanan penginjilan. Paulus ingin
meyakinkan mereka bahwa pemberian mereka itu tidak akan membuat
mereka berkekurangan. Allah berjanji akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka, dan dasar pemenuhanNya itu adalah “menurut
kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Pemenuhan
kebutuhan oleh Allah ini adalah berdasarkan kekayaan Allah yang telah
diberikanNya kepada kita dalam Kristus. Hal ini mengingatkan kita
tentang Roma 8:32.
Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang kekuatiran akan kebutuhan
kita sehari-hari. Untuk itu Ia ingatkan kita akan pemeliharaan Allah, dan
janji pemenuhan setiap kebutuhan pokok kita dalam Matius 6:25-34. Tiga
kali Ia menasihatkan kita agar “Jangan kuatir” (6:25, 31 dan 34). Agar hal
ini menjadi lebih jelas maka ada lima pertanyaan yang diajukan dalam
ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa kuatir itu tak ada gunanya dan
sia-sia.
Matius 6:25-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah
hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari
pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya
dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian
seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani
rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang
percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan
kami makan; Apakah yang akan kami minum; Apakah yang akan kami
pakai; Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu
kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Mengapa kuatir itu adalahsikap yang bodoh? Kuatir itu adalah sikap yang
bodoh dan tak ada gunanya, bila kita menyadari akan pemeliharaan Allah
dan perhatianNya terhadap setiap kebutuhan kita (lihat 6:25, 26, 27, 28,
30). Ia menyatakan bahwa kekuatiran merupakan sifat yang mewarnai
orang-orang yang “kurang percaya.” Kekuatiran adalah akibat kegagalan
memahami pemeliharaan Allah terhadap kita sebagai umat
kepunyaanNya. Yesus di sini juga menunjukkan bahwa apabila burung di
udara dan bunga di padang dipelihara Allah, masakan kita sebagai anak-
anakNya tidak dipeliharaNya. Akhirnya, Ia menunjukkan bahwa
berdasarkan pemeliharaan Allah yang penuh kasih dan keadaan dunia
yang jahat dan bersifat sementara ini maka prioritas dan perhatian utama
kita haruslah kepada hal-hal rohani yang menyangkut kerajaan Allah
(6:33-34).
Janji Pemenuhan Melalui Doa
Sebagai anggota-anggota keluarga Allah, kita bisa langsung berhubungan
dengan Allah sebagai Bapa sorgawi kita melalui Imam Besar kita, Tuhan
Yesus Kristus. Meskipun Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita
sebelum kita memintanya (Mat. 6:32), dan Ia menaruh perhatian yang
sangat besar terhadap kita, namun kita diajak untuk menyampaikan
setiap kebutuhan kita dan orang-orang lain kepada Allah dalam doa kita.
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri
takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang
memelihara kamu.
Matius 7:7-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada
anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang
baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu
bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya
menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa
saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh
segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Filipi 4:6-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam
Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua
yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Apabila Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita dan memperhatikan
kita, mengapa berdoa? Jawabannya ialah karena Ia ingin bekerja dalam
kehidupan kita melalui doa. Yakobus 5:16 menyatakan bahwa doa orang
benar itu besar kuasanya. Doa adalah sarana persekutuan dan
merupakan bukti iman dan penyerahan kita. Juga doa merupakan sarana
untuk memfokuskan hati kita kepada Tuhan dan kepada tujuan-tujuan
serta pemeliharaanNya terhadap kita.
Kebanyakan fasal dalam kitab Mazmur merupakan ratapan atau
permohonan. Biasanya dalam fasal-fasal itu menyoroti sesuatu kesulitan
atau kekecewaan terhadap permasalahan yang menerpa pemazmur.
Namun dalam doa pemazmur, ketika ia mencurahkan isi hatinya kepada
Tuhan, ia menatap kepada Pribadi Allah, ajaran-ajaranNya, dan janji-
janjiNya. Hasilnya, ia mendapatkan pandangan yang segar dan baru.
Kemudian dalam mazmur-mazmur ituberakhir dengan ungkapan
keyakinan dan pengharapan serta sukacita dalam Tuhan. Allah memang
tidak pernah berubah, namun yang berubah adalah pribadi dan sikap
pemazmur itu setelah melalui proses (lihat Maz. 3:1-8; 5:1-12; 6:1-10;
7:10, 13). Bila kita sungguh-sungguh ingin mencari wajah Allah, doa
merupakan tempatnya dan melalui doa Allah menempa, mengubah dan
membentuk kita menurut kehendakNya.
Doa juga merupakan sarana kita mengakui dosa-dosa, menyampaikan
ucapan syukur kita kepada Allah, dan menyampaikan setiap kebutuhan
kita. Namun kebutuhan terbesar kita adalah pembentukan untuk menjadi
serupa dengan gambar Yesus Kristus, AnakNya. Tuhan berjanji bahwa
Allah sebagai Bapa kita, tidak akan memberikan batu apabila kita
meminta roti, atau memberikan ular bila kita meminta ikan. Berdasarkan
kasih dan hikmatNya yang sempurna, Ia hanya akan memberikan apa
yang terbaik bagi kita. Namun kita harus sadar pula bahwa apa yang
sering kita anggap sebagai roti atau ikan, mungkin itu sebenarnya akan
menjadi batu atau ular bagi kita. Itulah sebabnya Allah sering tidak
menjawab permintaan kita. Itulah sebabnya juga doa kita harus sesuai
dengan kehendakNya.
Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada
anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang
baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-
apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Dalam doa sering butuh waktu menanti jawabannya. Mungkin itulah
sebabnya Allah memberikan tiga gambaran tentang doa, meminta,
mencari dan mengetuk, dalam Matius 7:7-8.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Doa bukan sekedar meminta-minta saja, melainkan dalam doa kita
memohon pimpinan dan kehendak Allah. Dalam menantikan jawaban dari
Dia digambarkan seperti seorang yang mengetuk pintu dan menanti
seseorang mendengar ketukan kita dan membukakan pintu. karena itu
kita dinasihatkan untuk teruslah meminta, dan bersabar, serta pastikan
bahwa apa yang anda minta itu sesuai dengan kehendakNya. Jadi
persoalan penting dalam doa ini adalah apakah hal yang saya mintakan
itu adalah yang terbaik dan sesuai dengan maksud dan kehendak Allah
yang mengetahui segala-galanya?
Halangan-Halangan Terhadap Doa
Berikut ini beberapa hal yang menghalangi kehidupan doa kita:
(1) Tidak Sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.
Yohanes 4:22-23 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami
menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa
Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Yudas 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah
dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam
Roh Kudus.
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu
di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.
Mazmur 66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan
tidak mau mendengar.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
(2) Tidak sesuai dengan Firman Allah (lihat juga Maz. 119)
Amsal 28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan
hukum, juga doanya adalah kekejian.
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.
(3) Tidak berdoa dengan iman.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya.
1 Yohanes 5:14-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu
bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya
menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa
saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh
segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Yakobus 1:5-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan
hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan
kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-
bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang
yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan
kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa
ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-
sungguh mencari Dia.
(4) Kegagalan doa karena sikap kita yang tak mau berserah
(angkuh).
Yakobus 4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak
memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak
mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
(5) Tidak berdoa dengan motif yang benar, dan tak sesuai dengan
kehendak Allah.
Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-
apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
1 Korintus 4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan
menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-
orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
Matius 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti
di sorga.
Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(6) Tidak tekun, cepat kecewa, putus asa.
Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk
menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-
jemu.
1 Samuel 27:1-3 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga
pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang
lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang
Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di
seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya." Bersiaplah
Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-
sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan
semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan
rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam,
perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.
Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN
mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
(7) Menyimpan dendam, tak mau mengampuni.
Markus 11:25-26 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu
sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya
juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
(Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga
tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
(8) Kemunafikan, berpura-pura, untuk mencari pujian orang lain.
Matius 6:5-8 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-
rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka
dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam
kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di
tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu
bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(9) Doa yang hanya diulang-ulang, memperbagus kata-kata,
sekedar memenuhi tuntutan upacara keagamaan.
Matius 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
1 Raja-Raja 18:26-29 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada
mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai
tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara,
tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di
sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia
mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia
allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia
bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka
memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan
tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh
mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu
mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang
menjawab, tidak ada tanda perhatian.
Roma 10:2-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka,
bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian
yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah
dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka
sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
(10) Ketidakharmonisan dalam keluarga.
1 Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka
sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya
doamu jangan terhalang.
Kesimpulan
Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-
anaknya. Karena itu setiap hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11
sampai 12 mendoakan mereka satu demi satu. Ia berdoa bukan hanya
untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan buyut-buyutnya
yang belum lahir pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal
Allah yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan sungguh-sungguh
menyerahkan hidup mereka bagi pelayananNya. Dari keempat generasi
keturunannya, ternyata setiap anaknya menjadi pendeta atau kawin
dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu adalah Dr. James
Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak
yang mengenal George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan
jutaan orang dalam generasi sekarang ini mendapat berkat yang besar.
1.6. Kepastian Mengenai Jalan Kelepasan
dari Dosa
Pendahuluan
Banyak pertanyaan muncul mengenai permasalahan dosa dalam
kehidupan orang percaya. Mengapa saya sebagai orang percaya masih
berbuat dosa? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa
memperoleh pengampunan atas dosa saya? Bagaimana saya dapat
mengatasi dan menaklukkan sifat-sifat lama saya? Orang percaya akan
diperhadapkan dengan dilemma (permasalahan) seperti yang dinyatakan
dalam Roma 7:15-18 dan Galatia 5:17. Itulah sebabnya orang-orang
Kristen masa kini perlu arahan dan petunjuk Kitab Suci dalam menghadapi
permasalahan ini.
Roma 7:15-18 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan
apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci,
itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku
kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian
bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai
manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di
dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh
dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena
keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa
yang kamu kehendaki.
Definisi Dosa
Dosa adalah segala sesuatu yang tidak sesuai atau mencapai standar
(sasaran) yang telah ditetapkan Allah. Segala hal yang tidak sesuai
dengan hukum moral Allah dalam bentuk tindakan, perbuatan atau
keadaan adalah dosa. Singkatnya, setiap hal yang bertentangan dengan
karakter Allah yang kudus adalah dosa.7
Kategori-Kategori Dosa
Ayat-ayat Kunci:
Amsal 6:16-19 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh
perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta,
tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang
membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju
kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Efesus 5:19-22 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam
mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa
atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah
dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di
dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan.
Untuk dapat lebih mendalami sifat dosa itu, kita dapat mengelompokkan
dosa itu ke dalam empat kategori:
TIDAK MENGHARGAI KASIH KARUNIA ALLAH
Tidak menghargai kasih karunia Allah berarti sengaja melalaikan atau
menyia-nyiakan kasih karunia Allah dengan selalu berusaha
mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam menghadapi setiap hal.
Termasuk dalamnya adalah melalaikan Firman Allah, tak mau bersekutu
untuk mendapatkan kekuatan rohani, dan tak mau berdoa atau membawa
setiap kebutuhan kita kepadaNya.
Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari
kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
Yesaya 50:11 Sesungguhnya, kamu semua yang menyalakan api dan
yang memasang panah-panah api, masuklah ke dalam nyala apimu, dan
ke tengah-tengah panah-panah api yang telah kamu pasang! Oleh
tangan-Kulah hal itu akan terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat
siksaan.
Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka
meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi
mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan
yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Pada hakekatnya sikap tak menghargai atau menyia-nyiakan kasih
karunia Allah adalah berusaha menjalani kehidupan ini dengan
mengandalkan kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri tanpa mau
berserah kepada kekuatan dan kuasa Allah.
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri
takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita
saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan
yang mendekat.
Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran
yang kita harapkan.
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.
Efesus 6:10-18 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam
kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap,
berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam
segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu
kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan
terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh
dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang kudus.
DOSA-DOSA PIKIRAN ATAU YANG BERKENAAN DENGAN SIKAP
Dosa-dosa ini termasuk kepahitan, kebencian, kekuatiran, iri, tamak,
dengki, selalu tak merasa puas dan kebencian.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
DOSA-DOSA YANG BERKENAAN DENGAN LIDAH
Dosa-dosa lidah termasuk berbohong, bersaksi dusta, fitnah, berkata
kotor, gosip, menyebar permusuhan (provokator) dan luapan amarah.
Amsal 6:17-19 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan
darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana
yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta
yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan
pertengkaran saudara.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Efesus 5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang
sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah
syukur.
Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
DOSA-DOSA YANG BERKENAAN DENGAN PERBUATAN
Termasuk dalam kategori ini adalah perbuatan amoral (zinah,
percabulan), mencuri, menipu, membunuh, dan merampok.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Galatia 5:19-21 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Dalam upaya memahami keempat kategori dosa ini, penting sekali kita
menyorotinya dari perspektif hubungan sebab
akibat atau akar/buah busuk. Setiap perbuatan dosa pasti ada akar
permasalahannya. Tuhan Yesus berbicara tentang hal ini dalam ayat-ayat:
Matius 12:34-37 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu
dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat?
Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik
mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan
orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada
hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,
dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.
Matius 15:18-19 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan
itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat,
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan
hujat.
Apa yang keluar dari mulut kita mencerminkan atau menggambarkan apa
yang ada dalam hati. Dalam Alkitab, hati itu menggambarkan keadaan
batiniah seseorang, termasuk di dalamnya adalah pikiran, perasaan dan
kehendak orang itu. Apabila kita memikirkan atau merancang-rancang
hal-hal yang jahat, yang tidak sesuai dengan pikiran Kristus, pasti itulah
yang akan keluar dari mulut kita. Dosa-dosa lidah merupakan produk
dosa-dosa dalam hati atau dosa-dosa mental seseorang. Apabila kita
menyimpan pikiran-pikiran jahat seperti dengki, iri, amarah ataupun
ketakutan, ini akan membuahkan memfitnah orang lain, menyombongkan
diri, berupaya menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara licik, seperti
melancarkan kritik-kritik negatif dan menyebar gosip atau mengeluarkan
kata-kata yang tidak mencerminkan iman, kasih dan pengharapan.
Namun pikiran-pikiran jahat inipun memiliki akar atau sumbernya. Dalam
Matius 15:19 “pikiran jahat” didaftarkan bersama dengan membunuh,
berzinah, percabulan, mencuri, berdusta, dan fitnah. Memang dosa-dosa
tersebut bersumber dari pikiran jahat, tetapi dari manakah pikiran jahat
itu bersumber? Perhatikan dalam Matius 12:34-35, Tuhan Yesus
melukiskan apa yang ada dalam hati seseorang ibarat perbendaharaan
harta. Perbendaharaan harta itu bisa baik atau jahat. Harta tentu saja
adalah sesuatu yang kita sangat hargai, mengapa? Karena dengan harta
kita dapat membeli apa saja yang kita inginkan atau yang kita anggap
menjadi kebutuhan kita.
Saya ingin menegaskan di sini bahwa pikiran jahat itu bersumber pada
kepercayaan-kepercayaan yang keliru atau kebohongan-kebohongan
(dusta) yang kita percayai. Misalnya, apabila kita iri atau menginginkan
milik orang lain, seebnarnya kita menaruh pemikiran atau kepercayaan
yang keliru bahwa dengan mendapatkan milik orang lain itu, kita akan
menjadi senang atau bahagia. Bila kita menaruh pemikiran semacam itu
berarti kita telah mempercayai kebohongan (dusta) yang disodorkan oleh
Setan dan dunia ini, bahwa kebahagiaan itu dengan sendirinya akan
datang bila kita memiliki harta atau kekayaan yang banyak, apakah itu
dalam bentuk popularitas, plesir, jabatan, kepintaran atau hal-hal
material.
Aplikasi sederhana dari pelajaran ini adalah bahwa dalam menghadapi
dosa dalam kehidupan kita, kita harus belajar melihat apa yang ada
dibalik sesuatu perbuatan dosa, yakni langsung kepada akar
permasalahannya. Jika tidak, maka kita tak akan pernah mengalami
perubahan yang sejati dan abadi, yang sebenarnya harus terjadi atau
terbentuk di dalam bagian yang paling dalam, yakni dalam batin atau hati
seseorang. Ini tentu saja hanya bisa terjadi melalui iman. Kita akan
membahasnya lebih lanjut dan lebih mendalam, dalam pelajaran-
pelajaran berikut.
Jalan Keampunan Dosa
Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang
semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga
duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Yohanes 13:1-10 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus
telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah
sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka
sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati
Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa
Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia
datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan
menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan
mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka
sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang
Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya
kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku
sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh
engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus
kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan
kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak
usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah
bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang
yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku
kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku. Sela.
Mazmur 51:1-13 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, ketika nabi
Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. Kasihanilah
aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap
Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa
yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,
bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku
diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Sesungguhnya, Engkau
berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau
memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku
dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala
kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku
dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan
janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah
kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan
lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-
Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-
orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Keselamatan dalam Kristus memberikan dan menjamin jalan kemenangan
atas dosa, namun hal itu tidak membebaskan kita dari godaan berbuat
dosa. Setiap orang percaya harus berusaha (a) agar tidak berbuat dosa (1
Yohanes 2:1), dan (b) menjauhkan pemikiran boleh terus hidup dalam
dosa agar kasih karunia semakin nyata dalam kehidupannya (Rom.
6:1dst.). Namun sebagai manusia biasa, kita tak lepas dari dosa selama
kita masih dalam dunia ini. Ini dijelaskan dalam 1 Yohanes 1:8-2:2.
Jika demikian, apakah jalan kelepasan yang telah disediakan Allah ketika
kita berbuat dosa? Untuk mendapatkan jawabannya, coba simak ayat-
ayat dibawah ini:
1 Yohanes 1:8-2:2 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-
anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah
pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Roma 6:1-8 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah
kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita
masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita
semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-
Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga
kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,
bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan
Dia.
Janiji Keampunan Melalui Pengakuan
I Yohanes 1:8-10 mengajak kita untuk memperhatikan tiga aspek dalam
pengakuan dosa: (a) Pengakuan akan adanya prinsip dosa; (b)
pengakuan dosa-dosa khusus atau dosa-dosa tertentu; dan (c)
pengakuan akan adanya perbuatan dosa. Ketiga aspek ini akan dibahas
di bawah ini.
Karena kata kunci di sini adalah pengakuan, pertanyaan yang muncul
adalah apakah arti mengakuii dosa? Istilah Yunani untuk mengaku dalam
1 Yohanes 1:9 adalah homologeo yang berarti “berbicara bahasa yang
sama,” “mengakui, setuju dengan.” Kata ini berasal darihomologos, yang
berarti “berpikir sama.” Jadi mengaku dosa dalam ayat ini berarti kita
setuju dengan pikiran Allah dan FirmanNya mengenai dosa itu. Mari kita
simak dua hal mengenai maknanya:
(1) Pengakuan merupakan keharusan memandang dosa itu
menurut keadaannya yang sebenarnya. Dosa itu selalu
mencelakakan kita dan orang-orang lain. Dosa itu selalu mempermalukan
Allah. Dosa itu selalu jelek dan buruk. Dosa itu bukan hanya
membutuhkan pengampunan Allah untuk pemulihan persekutuan orang
percaya melainkan juga perlu dibuang jauh-jauh dari kehidupan kita
dengan pertolonganNya. Kita tak boleh bersikap meringankan atau
pandang enteng terhadap dosa. Kita harus membenci dosa sebagaimana
Allah memandangnya sebagai sesuatu yang keji dan jijik.
Amsal 28:13-14 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci
kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut
penuh tipu muslihat. Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah
pengertian, padakulah kekuatan.
(2) Pengakuan menuntut kejujuran dari pihak kita terhadap dosa
itu. Kita sering cenderung mau menghindar dari realita dosa yang kita
perbuat. Kita selalu berusaha berdalih, menyangkalinya, atau
menyalahkan orang lain seperti yang diperbuat Adam dan Hawa ketika
diperhadapkan dengan pelanggaran mereka dalam Kejadian 3:7-13.
Kecenderungan manusia sejak mulanya untuk berdalih atau melemparkan
kesalahannya diperjelas dalam dalam 1Yohanes 1:6-10 dengan kata “jika”
yang disebutkan lima kali. Perhatikan ketiga hal dalam 1 Yohanes 1:8-10
yang perlu diakui. Dua dari antaranya dikemukakan sebagai pernyataan
palsu melalui perkataan “Jika kita mengatakan” (ayat 8 dan 10). Namun
ingat bahwa lawan atau kebalikan dari pernyataan palsu adalah
pengakuan yang jujur mengenai dosa kita. Inilah yang dituntut Allah dari
pihak kita.
PENGAKUAN AKAN ADANYA PRINSIP DOSA (1 YOHANES 1:8)
Yohanes mengalamatkan tulisannya kepada orang-orang percaya dengan
maksud menasihatkan mengenai persekutuan mereka dengan Tuhan.
Istilah Yunani koinonia, berarti “partisipasi, keikutsertaan,” dan yang
kemudian diartikan “persekutuan, hubungan dekat atau akrab.” Dengan
iman, orang-orang percaya mengambil bagian dalam kehidupanNya dan
sifatNya untuk menjadi seperti Kristus. Dalam 1 Yohanes 2:1, 7 dan 12,
Yohanes menyapa para pembacanya dengan sebutan, “anak-anakku,”
dan “saudara-saudara yang kekasih.” Ia yakin mereka telah mengenal
Tuhan dan dosa-dosa mereka telah diampuni, namun ia prihatin dengan
persekutuan dan perjalanan hidup mereka sehari-hari dengan Tuhan.
Orang-orang percaya mungkin saja mengatakan memiliki persekutuan
dengan Tuhan (1 Yohanes 1:6), namun kenyataannya mereka berjalan
dalam kegelapan karena mereka tidak mau mengakui dan membereskan
dosa mereka. Karena itu Yohanes ingin menunjukkan prinsip penting
dalam memelihara persekutuan dan mengemukakan bukti-bukti adanya
persekutuan yang sejati dengan Tuhan.
Mazmur 51:5 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam
dosa aku dikandung ibuku.
Mazmur 58:3 Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari
kandungan pendusta-pendusta telah sesat.
Namun kita perlu memahami adanya perbedaan antara hubungan, yakni
perihal menjadi anak Allah oleh kelahiran baru melalui iman kepada
Kristus, dan persekutuan, kedekatan dengan Tuhan melalui iman.
Dengan munculnya berbagai angin pengajaran menyesatkan yang
memutarbalikkan Firman Tuhan, muncul pula orang-orang yang
mengajarkan bahwa sebagai orang percaya, mereka tidak memiliki dosa
lagi. Mereka bahkan mengatakan tidak memiliki lagi kecenderungan
berbuat dosa dan sifat (kapasitas) berbuat dosa di dalam diri mereka.
Dosa di sini berbentuk tunggal (singular) yang menunjukkan prinsip dosa
warisan yang selalu cenderung terpusat kepada diri sendiri.8 Yohanes
berkata bahwa orang-orang seperti itu hanya menipu diri mereka sendiri,
namun pasti mereka tak dapat menipu Dia yang benar-benar mengenal
keadaan mereka yang sebenarnya.
Kebalikan dari pandangan seperti ini adalah mengakui bahwa kita masih
memiliki sifat dosa atau prinsip dosa di dalam diri kita. Memang kelahiran
baru memberikan kita sifat baru, namun tidak membasmi sifat lama atau
prinsip dosa yang masih bercokol di dalam kita. Kuasa dosa di dalam kita
memang telah lumpuh sehingga kita tak harus diperhamba lagi olehnya.,
namun sifat dosa itu masih tetap ada. Memahami kebenaran ini dan
mengakui kenyataan ini akan menolong kita untuk tetap waspada dan
siuman sehingga kita akan termotivasi secara aktif untuk berupaya
mengatasinya melalui iman kepada Kristus dan kasih karuniaNya.
Mustahil kita dapat menaklukkan musuh kita apabila kita tidak
mengetahui bahwa musuh itu ada.
Roma 6:4-11 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh
dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi
jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup
juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk
selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati
bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus
Roma 7:14-21 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi
aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku
perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku
perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku
perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum
Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya,
tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku,
yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab
kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang
baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku
perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang
aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka
bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam
aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat
apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
Galatia 5:17-21 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan
Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena
keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa
yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin
oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.
PENGAKUAN DOSA-DOSA KHUSUS ATAU DOSA-DOSA TERTENTU (1 YOHANES 1:9)
Dengan menyadari keberadaan sifat dosa ini dalam diri kita, akan
mendorong kita untuk lebih siap dan waspada terhadap perbuatan dosa
khusus atau tertentu yang kita harus akui kepada Allah dan berupaya
membereskannya. Yohanes mengatakan, “Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
“Dosa” dalam ayat 9 ini berbentuk jamak (plural) – “dosa-dosa” dengan
dibubuhi kata penunjuk artikel dalam bahasa Yunani, sedangkan dosa
dalam ayat 8 berbentuk tunggal (singular) tanpa penunjuk artikel.
Yohanes di sini menulis tentang perbuatan-perbuatan dosa tertentu.
Karena itu kita tak boleh hanya sekedar meminta agar Tuhan
mengampuni segala dosa kita. Mengucapkan doa pengakuan yang sangat
umum seperti ini akan mengakibatkan tiga hal:
(1) Hal ini akan menggabungkan dosa-dosa secara umum sehingga kita
tak perlu lagi menggubris dosa-dosa khusus dalam kehidupan kita.
(2) Hal ini merupakan cara menyembunyikan atau membiarkan dosa-dosa
kita.
(3) Hal ini akan menghambat upaya penyelesaian dosa-dosa khusus dan
akar penyebabnya berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci.
Dalam bahasa Yunani istilah “mengakui” adalah kata kerja berbentuk
sekarang yang berlangsung terus (present continuous tense) yang dikenal
dengan sebutan “iterative present.” Mengaku di sini merupakan suatu
tindakan yang harus terjadi terus-menerus dan berulang kali. Setiap kali
kita menyadari akan sesuatu perbuatan dosa, pada saat itulah kita
langsung mengakuinya sambil berserah kepada Roh Allah dan FirmanNya
untuk memperoleh kuasa dalam menyelesaikan dosa itu dan berpegang
teguh kepada pengampunan Allah.
Firman Tuhan berjanji bahwa Allah itu setia dan adil sehingga mau
mengampuni dan menyucikan kita. Apabila kita dengan jujur mengakui
dosa-dosa kita, Allah selalu setia mengampuni kita. Ia akan memulihkan
persekutuan kita. Dosa memang selalu mendukakan Roh (Ef. 4:30) dan
memadamkan kuasaNya (1 Tes. 5:19). Dosa itu mencerminkan
ketidakrelaan kita untuk hidup dibawah kontrol Allah, merusak
persekutuan dan menghambat perjalanan kita dengan Tuhan (bandingkan
Yes. 59:1-2).
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
1 Tesalonika 5:19 Janganlah padamkan Roh.
Yesaya 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu
ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Meskipun Allah memiliki kesucian yang sempurna, namun Ia adalah adil
dan selalu rela mengampuni dan memulihkan persekutuan berdasarkan
Karya Kristus, Pembela kita, di atas salib, apabila kita mau mengakui
dosa-dosa kita.
1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang
adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Kita tentu saja hanya dapat mengakui dosa-dosa yang kita ketahui atau
sadari, namun seperti dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:8 dan 10 bahwa
selama kita berada dalam kehidupan di dunia ini, kita tak pernah akan
mencapai kesempurnaan atau hidup tanpa dosa. Selalu akan ada bidang
dalam kehidupan kita yang memerlukan perubahan atau perbaikan.
Dengan kata lain, akan selalu ada dosa-dosa yang tidak disadari. Namun
janji Tuhan menyatakan bahwa sepanjang kita mau mengakui dosa-dosa
yang kita ketahui atau sadari dan benar-benar bertekad untuk mau
berjalan bersama Tuhan, Ia tidak hanya mengampuni dosa-dosa yang kita
akui melainkan juga Ia akan menyucikan kita dari segala dosa (termasuk
dosa-dosa yang tak disadari) sehingga persekutuan kita dengan Dia
menjadi pulih.
Menyucikan dalam ayat ini menunjuk kepada proses transformasi
(perubahan) yang terjadi melalui pengakuan itu karena melalui
pengakuan itu menandakan kita mau mengupayakan penyelesaian dosa
dan pemulihan.
Mazmur 32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena
dosaku. Sela.
PENGAKUAN AKAN ADANYA DOSA (1 YOHANES 1:10)
Berjalan dalam persekutuan dengan Allah sama dengan berjalan dalam
terang (1 Yohanes 1:7) dan hal ini juga berarti berjalan dalam terang
Firman Allah. Alkitab diibaratkan seperti pedang dan pelita yang
menerangi perjalanan kita (lihat Ibr. 4:12; Maz. 119:105, 130). Kedua
gambaran ini (pedang dan pelita) menunjuk kepada kemampuan (kuasa)
Kitab Suci dalam menyatakan dan mengekspos dosa dan perilaku kita
yang telah mengecewakan Tuhan dan orang-orang lain.
Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang,
memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
2 Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Efesus 5:8-17 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang
kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-
anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut
mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak
berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan
itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-
tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang
sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang
nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu
yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan
bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah
jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan.
Namun ternyata sebagian orang menganggap diri mereka tidak pernah
berbuat dosa lagi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ayat ini berarti
mereka tidak pernah berbuat dosa lagi ataukah mereka telah berhenti
dari kebiasaan berbuat dosa dan tidak lagi menjadikan perbuatan dosa
sebagai perilaku kehidupan mereka. Menurut bentuk waktu (tense) 1
Yohanes 1:10 dalam bahasa Yunani (perfect tense yang menunjukkan
tindakan lampau yang berakibat sekarang bagi pembicara) tampaknya
mendukung pandangan kedua. Efek dari pandangan pertama hanya akan
menjadikan peran Firman dan Roh Kudus dalam proses pengudusan orang
percaya menjadi sesuatu yang tidak berguna.
Tujuan Pengakuan
Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang
adil.
Amsal 28:13-14 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan
beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan
disayangi. Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi
orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
I Yohanes 2:1 memperjelas tujuan yang ada dalam pikiran Yohanes.
Sebagaimana telah disebutkan, pengakuan itu bertujuan untuk
menghentikan proses berbuat dosa. Pengakuan bermaksud agar kita
membereskan dosa sehingga persekutuan kita dengan Tuhan menjadi
pulih. Kesempatan untuk mengadakan pengakuan ini tak boleh dijadikan
dalih untuk terus dapat berbuat dosa, misalnya dengan mengatakan,
“Saya dapat berbuat dosa semau saya karena saya selalu dapat
mengakui dosa itu.” Sikap seperti ini akan membawa beberapa akibat
buruk bagi kita:
(1) Membuat kita memandang ringan dosa. Akibatnya kita sulit
melihat konsekuensi-konsekuensinya yang jelek dan dahsyat terhadap
kemuliaan Allah, terhadap kesaksian kita kepada orang-orang lain,
terhadap pribadi kita sendiri, dan terhadap pahala-pahala kekal yang
telah disediakan Allah bagi kita.
(2) Membuat kita tak melihat alasan perlunya pengakuan. Kita
mengakui dosa untuk menghentikan perilaku berdosa dan untuk
memulihkan kembali persekutuan dan kuasa Allah dalam diri kita. Dosa
selalu mendukacitakan dan memadamkan kuasa Roh; namun pengakuan
akan memulihkan persekutuan sehingga kita dapat berjalan dengan iman
dalam kuasaNya.
(3) Membuat kita melalaikan tujuan Allah dalam merubah kita
untuk menjadi serupa dengan gambar AnakNya. Kebahagiaan dan
damai sejati tidak diperoleh melalui perilaku hidup berdosa, melainkan
diperoleh melalui mengenal Kristus dan persekutuan yang akrab dengan
Dia.
(4) Membuat kita melalaikan dan melupakan disiplin Allah.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita
yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau
demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya
Mazmur 32:1-5 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang
yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku
kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku. Sela.
Jalan Pendamaian bagi Dosa Kita
Ayat-ayat Kunci:
1 Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang
adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia
Roma 8:31-34 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang
semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga
duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita
Kendati tujuan pengajaran dalam 1 Yohanes ini adalah agar kita tidak
berbuat dosa, namun pada kenyataannya kita masih berbuat dosa.
Namun ketika kita berbuat dosa kita memiliki Yesus Kristus yang duduk di
sebelah kanan Allah Bapa yang menjadi solusi sempurna bagi dosa kita.
Perihal Kristus sebagai solusi sempurna kita dijelaskan melalui tiga
gambaran berikut.
KRISTUS ADALAH PEMBELA KITA
Istilah parakletos dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang berdiri di
sisi kita sebagai penolong, atau pendoa.” Meskipun ide “pembela” seperti
halnya dalam sebuah pengadilan agak jarang digunakan,9 namun inilah
makna yang terkandung dalam istilah ini, khususnya bila melihat ajaran
Paulus dalam Roma 8:34. Sebagai pembela kita, apabila kita dituduh
seseorang atau Setan (Wah. 12:10), Kristus akan membela kita dengan
mempertegas pengampunan dan kedudukan kita sebagai orang yang
telah dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan kematianNya yang
menggantikan kita dan menebus dosa kita (Rom. 8:34). Lukas 22:31-32
juga menggambarkan bagaimana kepembelaan Kristus ini berfungsi.
Roma 8:34 Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang
telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di
sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Wahyu 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:
"Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita,
dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah
pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan
malam di hadapan Allah kita.”
Lukas 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi
kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya
imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,
kuatkanlah saudara-saudaramu.
KRISTUS ADALAH BENAR DAN ADIL
Ini menegaskan tentang kualifikasi Kristus sebagai Penyelamat. Bahwa
Kristus adalah Allah-Manusia (Allah sejati dan manusia sejati tanpa dosa)
yang menggantikan kita, pembela kita, pendoa dan penolong kita.
KRISTUS ADALAH JALAN PENDAMAIAN BAGI DOSA-DOSA KITA
Apabila orang percaya yang telah berbuat dosa ingin mengetahui dasar
pengampunan Allah atau berpikir dosanya sudah terlalu besar dan terlalu
buruk untuk mendapatkan pengampunan dari Allah, coba simak dengan
baik pernyataan di bawah ini:
Sebegitu cukup pengorbanan Yesus Kristus bagi penebusan dosa kita
sehingga khasiat karyaNya di atas salib itu menjangkau bukan hanya
dosa-dosa orang-orang percaya, melainkan juga dosa-dosa seluruh dunia.
Maksudnya Yohanes ingin menegaskan bahwa Kristus telah mati bagi
semua manusia (lihat 2 Kor. 5:14-15, 19; Ibr. 2:9). Tentu saja ini tak
berarti bahwa setiap orang pada akhirnya akan selamat, melainkan
bahwa setiap orang yang mendengar Injil itu berkesempatan untuk
menerima keselamatan bila ia menginginkannya (Wah. 22:17). Namun
menurut konteksnya, tujuan Yohanes di sini ingin mengingatkan para
pembacanya tentang jangkauan “korban penebusan” Kristus agar mereka
tahu bahwa kepembelaanNya sebagai Pribadi yang Benar itu, konsisten
dan telah menggenapi kekudusan Allah.10
Jalan Kelepasan atas Dosa
Ayat-ayat Kunci:
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Mazmur 32:6-7 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-
Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar
terjadi, itu tidak melandanya. Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap
kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku
luput dan bersorak. Sela
Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah
kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita
masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita
semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-
Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga
kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,
bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan
Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang
mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-
Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya,
dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu
hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan
berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi
menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-
anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu
mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab
kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di
bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia..
Lihat juga Galatia 5:16-26; Efesus 5:15-20; Kolose 3:1-16.
Apabila kerinduan dan tujuan Allah dalam hal ini adalah agar orang
percaya tidak berbuat dosa, bagaimanakah kita, sebagai orang-orang
percaya, bisa menang atas dosa? Di sini kita akan menyimak perihal
mengalami kemenangan Allah atas godaan, atas perilaku berdosa atau
kebiasaan-kebiasaan berbuat dosa yang mendominasi yang sering
menerpa kehidupan Kekristenan kita. Dengan munculnya berbagai
godaan berbuat dosa, tentu kita ingin tahu bagaimana kita dapat
menghadapi godaan-godaan dan menang atasnya. Dengan melihat
banyaknya kegagalan yang dialami orang-orang percaya dalam
menghadapi dosa, muncul pertanyaan apakah kita benar-benar dapat
mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang sering mencengkeram kehidupan
kita? Berdasarkan kasih dan anugerah Allah, persatuan kita dengan
Kristus, dan kuasa Roh Kudus, kita bisa mengatakan YA, kita bisa menang.
I Korintus 10:13 adalah ayat yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
menghantui ini. Di dalamnya berisi janji yang amat indah bagi kita. Ayat
ini mengajarkan tiga unsur penting mengenai pencobaan (godaan) dan
jalan dari Allah untuk beroleh kemenangan.
PENCOBAAN YANG BIASA
Perkataan Paulus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia,”
tidak boleh diartikan bahwa karena kita hanyalah manusia biasa yang tak
lepas dari pencobaan, maka sebaiknya kita menyerah saja. Terkadang
orang berdalih dengan mengatakan, ya, itulah keadaan saya yang
sebenarnya sehingga ia tidak bisa menghindar dari pencobaan itu lalu
jatuh ke dalam dosa. Ingat, Allah sedang bekerja untuk merubah kita dan
perubahan itu adalah demi kebaikan kita. Allah sungguh sangat
memperhatikan kita dan sedang bekerja demi kesejahteraan kita.
Namun juga di sini Rasul Paulus menegaskan bahwa bukan hanya kita
yang menghadapi pencobaan. Kita tidak sendirian dalam peperangan
melawan godaan dan dosa. Orang-orang lain juga mengalami hal yang
sama dan telah berhasil dalam peperangan. Pencobaan merupakan hal
yang biasa bagi semua manusia sehingga kita tidak berdalih dengan
berkata bahwa problema atau pergumulan kita berbeda dengan orang
lain. Kita akan terhibur bila kita sadar bahwa orang-orang lain juga
menghadapi ujian dan pencobaan yang sama bahkan mungkin lebih berat
dari kita dan mereka ternyata berhasil melewatinya dengan pertolongan
kuasa Allah.
Ibrani 11:2-12 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada
nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta
telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban
Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia
benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman
ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat,
supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena
Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh
kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling
kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena
iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum
kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan
keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan
untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Karena iman
Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang
dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di
kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang
satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang
direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena iman ia juga dan Sara
beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah
lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah
sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk,
terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di
tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Jadi di sini Paulus memperingatkan kita bahwa menghadapi pencobaan
merupakan hal yang biasa. Kemudian Paulus menunjukkan dua hal lagi
mengenai kesetiaan dan kemurahanNya bagi kita dalam menghadapi
setiap pencobaan.
ALLAH MENGENDALIKAN SUASANA PENCOBAAN
Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui batas kemampuan
kita (1 Kor. 10:13-14). Ia mengetahui kelemahan, tingkat kedewasaan dan
seluk beluk kehidupan kita setiap saat. Ia berjanji akan menolong kita
dalam pencobaan yang melampaui kesanggupan kita. Di saat pencobaan
menerpa, mungkin kita merasa tak sanggup menanggungnya lalu kita
jatuh. Namun ingatlah, bila itu yang terjadi, penyebabnya bukan karena
kita tidak dapatmenanggungnya melainkan karena kita tidak mau. Ini
terjadi mungkin karena kita meragukan pertolonganNya dan kuasaNya
atau karena kita tak waspada atau tak berhati-hati dalam perjalanan kita
dengan Allah setiap hari.
1 Korintus 10:13-14 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
Ayat ini juga mengajarkan bahwa ketika pencobaan atau ujian datang,
asalkan kita tak meragukan pertolongan dan kuasa Tuhan, (a) kita akan
dapat menanggungnya oleh kasih karunia Allah, dan (b) Allah, meskipun
Ia tak pernah mencobai kita dengan dosa, mungkin mengizinkan itu
terjadi menurut maksudNya sendiri. Dengan kata lain bahwa Allah
mengendalikan pencobaan-pencobaan yang datang ke dalam kehidupan
kita atas izinNya.
Yakobus 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan
ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat,
dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
Ini tidak bermaksud agar kita menyerah saja dan melalaikan tanggung
jawab kita dalam menghadapi pencobaan itu. Kitab Suci menunjukkan apa
tugas kita ketika menghadapi pencobaan :
(1) Menjauhkan diri dari pencobaan. Perhatikan sikap Yusuf ketika
digoda oleh istri Potifar sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 39:1-12.
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,
kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru
kepada Tuhan dengan hati yang murni.
(2) Berdoa ketika dicobai.
Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
(3) Kita tak boleh mencobai Tuhan. Kita mencobai Tuhan melalui
ketidak percayaan kita, yaitu dengan tidak mempercayai kuasa dan
pertolonganNya, dan dengan bersikap tak berjaga-jaga, tak waspada,
atau tak mengindahkan nasihat dan peringatan Tuhan.
Ulangan 6:16 Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu
mencobai Dia di Masa.
Matius 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang
Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4) Jangan coba bermain-main dengan pencobaan. Kita tak boleh
mencobai Tuhan dengan nyerempet-nyerempet bahaya atau bermain-
main dengan api. Kita bisa terbakar.
Amsal 5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri
pintu rumahnya,
Amsal 7:6-20 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku,
dari jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati
di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang
menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah
perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari, di malam
yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,
berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini,
kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di
lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah
orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia
kepadanya: "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan
pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar
menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan
engkau. Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain
lenan beraneka warna dari Mesir. Pembaringanku telah kutaburi dengan
mur, gaharu dan kayu manis. Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi
hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di
rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang dibawanya, ia
baru pulang menjelang bulan purnama."
ALLAH MENYEDIAKAN JALAN KELUAR DARI PENCOBAAN
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Ayat ini mengajarkan bahwa ketika kita berjalan dengan Tuhan dan
mempercayai jalan keluar yang telah disediakanNya bagi kita, dan tidak
mencobaiNya, Ia akan menyediakan jalan kelepasan bagi kita. Setiap
pencobaan pasti ada jalan keluarnya. Tak ada pencobaan yang tidak
dapat di atasi, kecuali bila kita sengaja menjerumuskan diri ke dalamnya
atau tidak mau menjauhinya.
Perhatikan pula bahwa ayat ini menegaskan tentang adanya “jalan
keluar” (kelepasan). Saya berpendapat bahwa ini merupakan peringatan
tentang kecenderungan mencari solusi yang tidak alkitabiah dalam
menghadapi pencobaan. Jalan keluar yang dimaksud di sini adalah melalui
petunjuk-petunjuk Allah dalam FirmanNya dalam menghadapi setiap
permasalahan hidup.
Mazmur 119:45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari
titah-titah-Mu.
Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah
segala kejahatan berkuasa atasku.
Mazmur 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang
mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Amsal 14:12 Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju
maut.
Istilah Yunani untuk “kelepasan” dalam ayat ini adalah ekbasis yang
berarti “jalan keluar.” Istilah ini digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru,
yaitu dalam ayat ini dan Ibrani 13:5-7. Dalam surat Ibrani (khususnya ay.
7), istilah ini lebih terfokus kepada “hasil atau akibatnya.” Penggunaan
atau makna ini juga ditemukan dalam tulisan-tulisan ekstra biblikal (di
luar Alkitab). Hasilnya adalah perilaku yang saleh – keakraban
persekutuan dengan Allah. Hal ini akan dialami seseorang yang
mengutamakan Firman dan berjalan dengan iman bersama dengan
Tuhan.
Sedangkan istilah ekbasis dalam 1 Korintus 10:13 agak lain maknanya.
Dalam ayat ini, jalan kelepasan atau jalan keluar dari pencobaan bukan
kelepasan tiba-tiba yang diperbuat Tuhan bagi kita, ibarat seseorang yang
ditarik atau disentak keluar dari nyala api yang sedang membakarnya.
Meskipun cara seperti ini bisa saja terjadi namun ini bukan arti utamanya.
Pengertiannya tampak dalam perkataan “menanggung.” Yang dijanjikan
Tuhan di sini bukan kelepasan tiba-tiba dari sesuatu pencobaan
melainkan kemampuan dalam menanggungnya. Maksudnya, kemampuan
menghadapi pencobaan itu tanpa berbuat dosa.
Sebagai kesimpulan, ada dua hal yang dikemukakan mengenai
pencobaan yang menimpa kita:
(1) “Jalan keluar” menunjukkan sesuatu akibat atau hasil dari
sesuatu tindakan. Yaitu akibat dari menerapkan prinsip-prinsip Firman
Allah setiap hari. Tentu saja semakin kita bertumbuh dan lebih dekat
dengan Tuhan, kemampuan kita dalam menghadapi ujian atau pencobaan
akan semakin besar.
(2) “Jalan keluar” berarti kemampuan menghadapi atau
menanggung pencobaan. Ini tak harus diartikan sebagai kelepasan
total, meskipun kemampuan menghadapi pencobaan dapat berarti
kemampuan untuk menghindari pencobaan secara bijaksana. Dan bila
kita tak mampu menghadapinya maka sebaiknya kita menjauh dari
pencobaan itu.
Pengertian ini dikuatkan oleh kata-kata terakhir dalam ayat ini yang
menjelaskan arti dariekbasis “jalan keluar” itu. Ayat ini diakhiri dengan
perkataan “sehingga kamu dapat menanggungnya.” Kata-kata ini
menunjukkan tujuan atau akibat. Jalan keluar disediakan Allah bagi kita
akan memampukan kita menanggung pencobaan atau ujian tanpa
berbuat dosa. Mungkin lebih tepat kata-kata ini menunjukkan pengertian
jalan keluar itu, yaitu “kemampuan untuk menanggungnya.”11
Kita dapat mengartikannya sebagai “jalan menuju kelepasan, kemampuan
untuk menanggungnya.” Pada akhirnya “jalan keluar” itu merupakan hasil
atau akibat dari tindakan berjalan dengan Allah yang juga berarti
kemampuan untuk menanggung atau mengatasi ujian atau pencobaan.
Allah, berdasarkan kasih karuniaNya yang telah memungkinkan kita
masuk ke dalam persekutuan denganNya, memberikan kita kemampuan
dalam menghadapi pencobaan. Tugas kita adalah memanfaatkannya atau
menerapkannya ke dalam kehidupan kita.
Kesimpulan Mengenai Jalan Keluar dari Allah
(1) Hidup berserah kepada kuasa Roh Kudus.
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.
Roma 8:2-10 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin
dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan
oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang
serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah
menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging,
tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut,
tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada
hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak
hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam
di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati
karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(2) Hidup dalam FirmanNya.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan
kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
2 Timotius 2:16-17 Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak
suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar
seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan
Filetus,
Ibrani 3:7-12 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini,
jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti
dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana
nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun
mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu
mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku
bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-
Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan
terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena
ia murtad dari Allah yang hidup.
Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
(3) Memahami dan menerapkan kedudukan kita dalam Kristus.
Roma 6:1-14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah
kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita
masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita
semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-
Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga
kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu,
bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan
Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang
mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-
Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya,
dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya
kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu
hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan
berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi
menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-
anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu
mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak
berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia..
(4) Menjauhi pencobaan.
1 Korintus 10:14 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah
penyembahan berhala!.
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,
kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
2 Timotius 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru
kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Amsal 7:6-15 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku,
dari jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati
di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang
menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah
perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari, di malam
yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,
berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini,
kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di
lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah
orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia
kepadanya: "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan
pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar
menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan
engkau
(5) Tekun berdoa dengan iman.
Matius 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu
di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.
Mazmur 119:33-38 Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk
ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat
terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu;
aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup
menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan
kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa,
hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan! Teguhkanlah
pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-
Mu.
(6) Mengendalikan pikiran — memperhatikan dan mengendalikan
sikap dan cara berpikir kita berdasarkan terang Kitab Suci.
2 Korintus 10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak
berjuang secara duniawi,
Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu.
(7) Berjalan dengan siuman, sadar dan waspada.
1 Petrus 1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan
letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang
dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
1 Petrus 4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya.
(8) Hidup oleh iman.
2 Korintus 5:7 --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan
karena melihat--
Galatia 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran
yang kita harapkan..
Ibrani 4:1-2 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang
di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke
dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga
kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan
itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama
oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
Ibrani 11:1-6 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah
telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita
mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita
lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban
yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh
kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan
persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia
mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami
kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya.
Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia
berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus
percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang
yang sungguh-sungguh mencari Dia..
(9) Mengutamakan pergaulan yang benar.
Ibrani 10:24-25 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat..
1 Korintus 15:33-34 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan
jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.
Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu
Mazmur 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh!
Mazmur 119:63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-
Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.
(10) Menaruh pikiran Kristus: Pandangan, penilaian, prioritas dan
upaya yang benar.
Matius 6:21-33 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu
berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang
yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya
dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian
seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani
rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang
percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan
kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu..
2 Korintus 10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan
setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus.
1 Timotius 6:6-12 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam
dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh
ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu
yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke
dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah
cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai
duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup
yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan
ikrar yang benar di depan banyak saksi..
(11) Senantiasa mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi:
dosa selalu ada akibatnya – kita menuai apa yang kita tabur.
Galatia 6:6-7 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman,
membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang
memberikan pengajaran itu. Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-
Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya..
Beberapa akibat dosa adalah: hilangnya persekutuan, mengakibatkan
displin Allah, hilangnya pelayanan yang efektif, rusaknya hubungan,
hilangnya pahala, dan yang terutama adalah mempermalukan nama
Tuhan.
7 Charles C. Ryrie, Basic Theology, Victor Books, Wheaton, 1986, hal. 212.
8 J. R. W. Stott, The Epistles of John, An Introduction and
Commentary, Eerdmans, Grand Rapids, 1964, hal. 76-77.
9 William F. Arndt dan F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the
New Testament and Other Early Christian Literature, Cambridge,
University Press, 1960, hal. 623.
10 Zane Hodges, “1 John,” The Bible Knowledge Commentary, the New
Testament Edition, Editor, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, Victor Books,
Wheaton, 1983, hal. 887.
11 A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of
Historical Research,Broadman Press, Nashville, 1934, hal. 1087; James
Hope Moulton, A Grammar of the New Testament Greek, Vol. 1, T. & T.
Clark, Edinburgh, Third Ed., 1967, hal. 167.
1.7. Kepastian Mengenai Pimpinan Allah
Tujuan pelajaran ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar alkitabiah
mengenai pimpinan Allah bagi orang-orang percaya. Ini tentu saja
bukanlah kupasan atau uraian selengkap-lengkapnya mengenai kehendak
Allah.
Problema Yang Dihadapi Manusia
Amsal 14:12 memperingatkan mengenai jalan yang disangka orang benar
namun berakhir pada kebinasaan. Yeremia dengan jelas menyatakan
tentang ketidakmampuan manusia menentukan jalan kehidupannya.
Yeremia 10:23, mengatakan, “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak
berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak
berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Karena ketidakmampuan dan
keterbatasan hikmat dan pemahaman manusia karena keberdosaannya
sehingga manusia tak dapat menetapkan langkah kehidupannya. Apa
yang mungkin kelihatan benar baginya pada akhirnya membawa
kebinasaan dan maut. Karena pikiran manusia bukanlah pikiran Allah
sehingga rencana-rencananya tidak mencapai sasaran atau tak sesuai
dengan rencana Allah yang sempurna.
Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu
bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit
dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku
dari rancanganmu
1 Korintus 1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari
pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Ilustrasi:
(1) Pada tahun 1940an, manusia merancang bom atom karena berpikir
bahwa bom atom akan mengakhiri seluruh perang dan akan menciptakan
perdamaian dunia. Namun ternyata perkiraan itu meleset.
(2) Ketika muncul masaalah dalam perkawinan, sering orang berpikir
perceraian sebagai solusinya, bukannya berusaha mengatasi
permasalahannya. Menurut Kitab Suci, berupaya mengatasi problema
dalam perkawinan adalah kehendak Allah. Hal ini merupakan jalan terbaik
bagi keluarga itu maupun masyarakat secara keseluruhan. Penelitian
menunjukkan bahwa ajaran Kitab Suci dalam hal ini adalah benar. Karena
pada akhirnya perceraian menimbulkan lebih banyak penderitaan dan
kesulitan, bukan hanya bagi mereka yang terlibat dalam perceraian
melainkan juga dalam kehidupan bermasyarakat secara umum.
Hanyalah Allah, Alfa dan Omega, yang memiliki hikmat dan kuasa, serta
kasih dan kemurahan yang tak terbatas yang dapat membereskan
permasalahan kehidupan manusia. Siapakah yang lebih mengetahui
keadaan kita, kemampuan kita, kelemahan kita dan seluk beluk
kehidupan kita, melebihi Allah Pencipta, yang telah membentuk kita sejak
dalam kandungan?
Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh
karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku
benar-benar menyadarinya.
Janji dari Allah
Kitab Suci menyatakan bahwa Allah peduli akan kita dan Ia ingin
memimpin kehidupan kita kepada tujuan yang terbaik menurut
rencanaNya. Betapa mulia rencanaNya bagi kehidupan kita karena Ia
memiliki hikmat serta pengetahuan yang sempurna atas kehidupan kita
masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Ia memiliki segala kuasa
atas dunia dan makhluk ciptaanNya. Bukti terbesar tentang kerinduan
Allah untuk menuntun kehidupan kita jelas terlihat dalam ayat-ayat Kitab
Suci. Ia telah memberikan Kitab Suci agar melaluinya kita dapat
mengetahui kehendak dan tujuanNya dalam kehidupan kita. Karena itu
penting sekali kita mengenaliNya dan petunjuk-petunjukNya dalam
menjalani kehidupan ini. Tugas kita sekarang adalah mempercayakan
kehidupan kita kepadaNya dan biarkanlah Ia yang menuntun atau
membimbing kehidupan kita.
Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu..
Amsal 16:1-4 Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi
jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. Segala jalan orang adalah bersih
menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala
rencanamu. TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-
masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka..
Amsal 16:9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang
menentukan arah langkahnya.
Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada
semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-
bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1 Petrus 5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah
segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu..
Ayat-Ayat Mengenai Kehendak Allah
Bila berbicara tentang kehendak Allah itu, apa yang muncul dalam pikiran
kita? Pengamatan saya kebanyakan orang lebih terfokus kepada hal-hal
lain tetapi melalaikan hal-hal utama yang mendasar dalam kehidupan ini.
Misalnya, bagi kebanyakan orang mencari pimpinan atau kehendak Allah
sering hanya terbatas pada hal-hal seperti berikut ini:
o Siapa yang akan menjadi pasangan hidup saya? (seseorang yang akan membuat
saya bahagia dan tentu saja sempurna).
o Di mana saya akan bekerja? (tempat yang enak, cukup menantang dan gaji yang
besar).
o Apa mobil yang harus saya beli? (yang bagus dan tak mudah rusak).
o Rumah yang bagaimana yang harus saya beli? (yang bertetangga dengan orang-
orang Kristen supaya saya tak perlu bersaksi lagi).
o Haruskah saya menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan di mana? (sekolah di
mana saya dapat beroleh pendidikan dan nilai terbaik, teman-teman yang
menyenangkan, sekolah yang jauh sehingga saya terlepas dari campur tangan
orang tua).
o Pendeta yang bagaimana baik bagi gereja kami ? (seseorang yang serba bisa
dalam segala bidang pekerjaan).
Jelas terlihat bahwa hal-hal di atas ini merupakan fokus perhatian utama
manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Manusia
berharap kehidupannya akan berjalan mulus, ibarat jalan raya bebas
hambatan. Pada hal mereka lupa bahwa nasihat Firman Tuhan tentang
pentingnya mencari pimpinan dan kehendak Tuhan dan perlunya
membawa semua persoalan hidup kita dalam doa, sebagaimana nasihat
Yakobus yang mengatakan, “Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yakobus
4:15). Demikian pula Paulus menasihatkan hal serupa, “Aku berdoa,
semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk
mengunjungi kamu” (Rom. 1:10), dan Amsal 16:3, “Serahkanlah
perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”
Bila kita menyimak dengan baik ayat-ayat di atas, menunjukkan bahwa
kebahagiaan kita dan segala hal yang menjadi fokus perhatian utama kita
itu sebenarnya merupakan hal-hal sekunder, bukan yang terutama. Sikap
dan obsesi sedemikian menggambarkan cara berpikir manusiawi yang
sangat dangkal yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan Allah dan cara Ia
bekerja. Manusia masa kini cenderung sangat terobsesi kepada pola pikir
konsumtif yang hanya mengejar kesenangan hidup dan sikap berfoya-
foya, sedangkan Allah merancang tujuan-tujuan yang lebih besar dan
mulia untuk kehidupan manusia.
Pengamatan sekilas ayat-ayat yang berbicara tentang perihal mencari
“kehendak Allah” ini menunjukkan bahwa perhatian utama Allah adalah
hal-hal moral dan spiritual yang sesuai dengan kehendakNya dan
perubahan perilaku kita agar menjadi seperti gambar Kristus.
1 Korintus 1:1-2 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi
rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah
di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang
dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala
tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan
mereka dan Tuhan kita.
2 Korintus 1:1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus
Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus
dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya.
Efesus 6:6 angan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap
hati melakukan kehendak Allah.
Kolose 4:12 Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu,
hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu,
supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang
berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.
1 Tesalonika 4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu
supaya kamu menjauhi percabulan.
1 Petrus 2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat
baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
1 Petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut
keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
1 Petrus 5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri.
Prinsip-Prinsip Yang Kita Harus Terapkan
KESETIAAN DAN TEKAD
Fondasi utama dalam mencari dan melaksanakan kehendak Allah adalah
kesetiaan kepada Allah dan tekad untuk melaksanakan kehendakNya –
atau menjadi berkenan kepadaNya dan memuliakanNya.
Mazmur 25:12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya
TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
2 Korintus 5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-
Nya
Mazmur 37:4-5 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan
memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah
hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan
bertindak;.
1 Tesalonika 4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan
kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana
kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah
kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-
sungguh lagi.
Yakobus 4:3-4 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-
apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang
tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia
adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi
sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Efesus 6:6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap
hati melakukan kehendak Allah,
2 Timotius 2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan
dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
KITA MEMERLUKAN FAKTA-FAKTA DAN DATA
DATA DARI FIRMAN ALLAH
Ajaran atau perintah: Ini menunjuk kepada perintah-perintah
mendetil dari FirmanNya yang diberikan untuk menuntun perilaku
kehidupan kita. Tuhan menghendaki agar kita berdoa, membaca
FirmanNya, bersekutu secara teratur, untuk para suami agar mengasihi
istri mereka dll. Kita dinasihatkan agar tidak mencuri, berbuat zinah,
berdusta, membunuh, menyebarkan gosip, bersungut dan mengeritik.
Seluruh perintah ini mengekspresikan kehendak Allah.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan
kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.
Ilustrasi: Apabila di jalan raya tampak rambu-rambu batas kecepatan “30
km per jam,” maka rambu-rambu itu merupakan petunjuk atau perintah
untuk ditaati. Salah satu contoh petunjuk atau perintah dalam Alkitab
adalah “saling mengampuni satu dengan yang lain.” Ini harus ditaati.
Prinsip-Prinsip atau Petunjuk-Petunjuk: Petunjuk yang sangat
umum memiliki banyak penerapan. Ini dapat dijadikan pedoman,
khususnya apabila Kitab Suci tidak jelas memberikan perintah-perintah
langsung.
Ilustrasi: Apabila rambu lalu lintas mengatakan, “Berhati-hati.” Ini dapat
diterapkan ke dalam berbagai situasi dan kondisi. Dalam Alkitab ada
nasihat yang mengatakan “Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi
bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar,
tetapi bukan segala sesuatu membangun” (1 Kor. 10:23). Ayat ini
mengajarkan bahwa di dalam Kristus kita bebas melakukan hal-hal yang
tidak dilarang Kitab Suci, namun pertanyaannya adalah apakah hal-hal itu
bermanfaat untuk saya dan kesaksian saya kepada orang-orang lain atau
tidak?
DATA DARI DUNIA
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam memproses atau mengolah data
dari dunia:
(1) Orang-orang percaya tidak berasal dari dunia namun berada
di dalamnya sehingga perlu menggunakan data-data dari dunia
ini secara bijaksana bukan hanya untuk menunjang kehidupan
dan keluarga melainkan juga untuk pelayanan atau pekerjaan
kita.
Yohanes 17:14-18 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan
dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti
Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada
yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula
Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.
1 Korintus 7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-
barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab
dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
Efesus 4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah
ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya
sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan.
Efesus 5:10-18 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah
turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang
tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-
perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka
di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala
sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab
semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan:
"Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati
dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan
saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi
seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini
adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya
kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu
penuh dengan Roh.
(2) Allah itu bersifat transenden, berdaulat dan imanen. Ia aktif
bekerja di dunia dan dalam kehidupan kita. Karena itu kita memiliki
sumber data atau fakta mengenai cara Allah bekerja dalam melaksanakan
maksud-maksudNya yang kita akan jadikan sebagai pedoman dalam
melakukan kehendakNya di dunia ini.
Roma 1:10 Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya
beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan
kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh
kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.
Pengkhotbah 7:13-14 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat
meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur
bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang
inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat
menemukan sesuatu mengenai masa depannya..
(3) Namun Setan juga aktif bekerja sehingga kita harus waspada
dalam menggunakan data-data yang ada. Untuk dapat
membedakan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah,
kita perlu menggunakan Firman Allah sebagai filternya.
2 Timotius 2:26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,
karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada
kehendaknya.
Efesus 5:15-16 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana
kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan
pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Mazmur 119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan
kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
DATA PRIBADI
Prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan dalam mengolah data mengenai
diri kita sendiri:
(1) Allah telah membentuk kita dan mengangkat kita sesuai
dengan tujuan-tujuanNya.Tujuan Allah ini mencakup setiap aspek
kehidupan dan keberadaan kita – termasuk aspek seksualitas, talenta, IQ,
fisik, orang tua, latar belakang, waktu dan usia, dll., terkecuali dosa.
Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh
karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku
benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,
ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di
bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal
anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk,
sebelum ada satupun dari padanya.
Yeremia 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku
telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi
bagi bangsa-bangsa."
Yesaya 43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang
Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga
Kujadikan!"
Yesaya 54:16 Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang
menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya,
tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.
Keluaran 9:16 akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup,
yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-
Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.
(2) Sebagai orang-orang orang percaya, Allah juga
mengaruniakan kita karunia-karunia rohani agar kita mampu
melaksanakan pelayanan membangun tubuh Kristus dan tugas
kita di dalam dunia (lihat juga 1 Kor. 12:3-12).
Roma 12:3-8 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku,
aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu
memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan,
tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai
diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-
masing. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak
anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;
tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang
lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut
kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah
untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika
karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk
mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah
kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia
melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan
kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
1 Petrus 4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia
yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari
kasih karunia Allah.
(3) Setiap orang adalah penting dan unik karena Allah
mempunyai rencana dan tujuan khusus bagi kehidupannya sesuai
panggilan dan pimpinan Allah.
Mazmur 119:73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku,
berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.
Mazmur 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku
dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya.
Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku
berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan
hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi
hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri
menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-
masing.
Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya.
DATA LAIN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
(1) Situasi-situasi, pintu-pintu yang terbuka dan tertutup.
1 Korintus 7:20-21 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti
waktu ia dipanggil Allah. Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil?
Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk
dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
Filipi 1:12-18 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu,
bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan
Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa
aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan
telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah
berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. Ada orang
yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada
pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini
memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada
di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri
dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian
mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa,
sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu
maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan
tetap bersukacita.
Roma 15:32 agar aku yang dengan sukacita datang kepadamu oleh
kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu.
(2) Fakta-fakta atau data-data ekonomi, politik, geografi dan sosial.
(3) Minat seseorang dalam menyenangi maupun tidak menyenangi
sesuatu, karakter dan kepribadian seseorang.
(4) Karunia-karunia, talenta-talenta, keahlian, kemampuan, ketrampilan,
pengalaman dan kesiapan seseorang.
(5) Kondisi fisik atau kesehatan, usia seseorang.
(6) Jenis kelamin (pria atau wanita).
Ilustrasi: Misalnya, ada lowongan yang terbuka untuk menjadi pemain
dalam tim basket nasional, namun saya tahu pasti hal ini bukanlah
kehendak Allah bagi saya. Alasannya karena mempertimbangkan faktor
usia saya yang sudah tua, kelambanan saya, dan fisik saya yang
terlampau pendek. Kita harus belajar melihat bahwa Allah bekerja melalui
situasi atau keadaan dalam menyatakan kehendak atau pimpinanNya
bagi kita. Segala sesuatu dan setiap keadaan tidak terjadi secara
kebetulan atau di luar rencana. Setiap faktor harus dipertimbangkan
dalam mencari pimpian Tuhan.
Kesimpulan Prinsip-Prinsip
(1) Kita harus belajar mempertimbangkan data dan fakta apa saja yang
kita peroleh dari dunia kita (kesehatan, kemampuan, pendidikan,
keuangan, sakit-penyakit dan kondisi-kondisi lainnya).
(2) Kita harus mempelajari fakta-fakta ini dan belajar menerima keadaan
kita dan meyakini bahwa Allah memegang kendali dan menggunakan
setiap keadaan sesuai rencanaNya . Ia aktif bekerja dalam setiap hal dan
kondisi.
(3) Dalam mempertimbangkan data-data dan fakta-fakta ini, kita harus
mengingat peran Firman Allah sebagai pedoman dalam menentukan apa
yang benar dan salah.
Ibrani 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang
karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang
baik dari pada yang jahat.
Yesaya 55:7-9 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka
Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi
pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah
rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman
TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku
dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu
Amsal 2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan
kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
Allah tidak pernah akan mengizinkan kita melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan FirmanNya. Setan selalu melakukannya, demikian
pula dunia ini melakukannya, namun tidak demikian dengan Tuhan kita.
Sebagai contoh, seorang gadis Kristen ingin kawin dengan pria yang
bernama Charlie, namun apabila Charlie bukan seorang yang percaya
kepada Tuhan, ia harus menyadari bahwa Allah pasti tidak berkenan atau
merestui keinginannya itu berdasarkan Firman Allah yang
mengungkapkan kehendakNya.
1 Korintus 7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya
telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan
apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah
terang dapat bersatu dengan gelap?
(4) Mengenal kehendak Allah bukan sekedar hal mengenal apa yang
benar dan salah melainkan mengenai apa yang terbaik dan sesuai dengan
ajaran FirmanNya bagi kita.
Filipi 1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus.
Filipi 1:20-21 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa
aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti
sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di
dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Matius 6:19-20 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi
ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya;
(5) Juga sebagai pedoman. Kita harus ingat bahwa Allah juga tidak
memberikan kita keinginan-keinginan yang bertentangan dengan akal
sehat. Seorang gadis mungkin saja ingin langsung kawin dengan seorang
lelaki ganteng yang baru saja dikenalnya. Ini tentu saja tak masuk akal.
Karena anda mustahil dapat mengenal seseorang dengan baik hanya
dalam waktu yang sangat singkat. Atau misalnya, seseorang yang telah
berkeluarga ingin berhenti dari sesuatu pekerjaan dan beralih ke suatu
usaha atau pekerjaan baru. Namun apabila ada bayi yang baru lahir di
dalam keluarganya, tanpa punya uang tabungan, dan punya setumpuk
hutang, pastilah keputusan untuk pindah pekerjaan merupakan hal yang
tidak masuk akal untuk dilakukan.
(6) Demikian pula perlu diingat bahwa Allah tidak memberikan keinginan-
keinginan dalam hati kita yang bertentangan dengan data–data atau
fakta-fakta lain yang masuk akal yang bersumber dari dunia ini. Misalnya,
seseorang mungkin punya ambisi menjadi seorang seniman atau arsitek.
Namun pertanyaannya, apakah orang itu memiliki talenta sebagai
seniman atau ketrampilan menggambar? Jika tidak, pasti keinginan itu
bukan berasal dari Allah.
(7) Sebagaimana telah dinyatakan, bahwa setiap keinginan untuk
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Kitab Suci pasti bukan
berasal dari Allah. Firman Allah adalah kuncinya. Karena itu
pertimbangkan dan ujilah setiap keinginan anda berdasarkan ajaran dan
prinsip Firman. Apabila cocok dengan Firman, itu pasti dari Allah. Namun
kalaupun cocok, kita masih harus mengujinya dengan waktu dan dengan
data-data lainnya. Untuk itu kita harus membawa setiap hal dalam doa
sambil memohon hikmat daripadaNya.
Yakobus 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada
semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-
bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
(8) Kunci terutama di sini adalah persekutuan pribadi dengan Tuhan.
Lukas 16:10 mencatat prinsip yang dapat digunakan. Ayat ini
mengatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia
juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam
perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Prinsip yang diajarkan dalam ayat ini yang harus melandasi keputusan-
keputusan besar– misalnya, sekolah, perkawinan, pekerjaan, membeli
mobil, rumah, dsb. – adalah kesetiaan kita dalam pelaksanaan dan
komitmen kita kepada Tuhan dalam melaksanakan rutinitas kehidupan
kita sehari-hari. Kita tak hanya diberikan kemampuan membedakan apa
yang benar dan apa yang salah melainkan juga kemampuan menentukan
pilihan dengan memprioritaskan kehendak Allah di atas kehendak kita.
(lihat juga Ef. 5:9-18; Lukas 14:25-27).
Mazmur 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah
segala kejahatan berkuasa atasku.
Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:
itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Matius 16:23-24 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau
bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia." Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku
Meskipun pimpinan Allah pada akhirnya akan menghindarkan kita dari
kebuntuan dan memberikan kita ketenangan dan kebahagiaan, namun
tujuan utamanya bukan menjadikan hidup ini ibarat jalan raya yang bebas
hambatan, mulus tanpa lobang dan hambatan yang membahayakan.
Pimpinan Allah dalam hal ini bertujuan memampukan kita dalam
memuliakan Allah dan melaksanakan kehendakNya dalam keadaan dan
situasi apapun.
1.8. Kepastian Mengenai Pahala Kekal
Pengajaran tentang Bema
Pelajaran berikut ini yang akan membahas mengenai Pahala dan Takhta
Pengadilan Kristus merupakan doktrin utama dalam Perjanjian Baru.
Ajaran ini sering diabaikan, atau kalaupun diajarkan sering disalahartikan
karena menyebut tentang “pengadilan” yang meruakan terjemahan dari
bahasa Yunaninya. Mengenai hal ini, Samuel Hoyt berkomentar:
Di kalangan gereja masa kini tampak adanya silang pendapat mengenai
sifat pengadilan atau pemeriksaan yang dilakukan ketika seseorang
menghadap takhta pengadilan Kristus. Perkataan “takhta pengadilan
Kristus” bisa mengakibatkan kesimpulan keliru mengenai sifat dan tujuan
pemeriksaan yang dilakukan. Kekeliruan yang biasa muncul adalah bahwa
Allah akan menjatuhkan ganjaran yang setimpal dengan dosa-dosa yang
dilakukan oleh orang-orang percaya, yang berakibat penjatuhan hukuman
sebagai pembalasan atas dosa-dosa mereka.12
Kita akan melihat nanti bahwa meskipun dalam Pengadilan akan
membawa akibat-akibat serius, namun Takhta Pengadilan Kristus itu
bukanlah tempat penjatuhan hukuman terhadap dosa-dosa orang-orang
percaya, melainkan pemberian pahala bagi orang-orang percaya yang
ditentukan berdasarkan kesetiaan dan amal baktinya.
Dalam 1 Tesalonika 2:19-20, Rasul Paulus mengakui bahwa ia termotivasi
oleh fakta tentang pemberian pahala-pahala pada kedatangan Kristus
bagi orang-orang percaya. Hal ini selalu disinggungnya dalam setiap fasal
suratnya ini dan juga menjadi pokok bahasan utama dalam 2 Tesalonika.
Memang peristiwa kedatangan Kristus kedua kali dan maknanya bagi
dunia dan diri kita secara pribadi merupakan pokok penting dalam
Perjanjian Baru.
1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita
kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada
waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan
kami dan sukacita kami.
Juga penting diperhatikan dalam ayat-ayat terakhir Kitab Wahyu, sebagai
kitab terakhir, kita menemukan perkataan ini dari Tuhan kita:
“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk
membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Wah. 22:12).
Kendati keselamatan merupakan pemberian Allah, namun tersedia pula
pahala-pahala yang akan diberikan karena kesetiaan kita kepada Tuhan
atau hilang karena ketidaksetiaan kita. Pemberian pahala merupakan
faktor pendorong bagi kehidupan Kristen. Namun kita perlu memahami
sifat pahala-pahala dengan benar agar kita pun termotivasi secara benar.
Sebagian orang menjadi agak risih bila membicarakan tentang pahala-
pahala karena pokok ini seakan lebih menekankan “jasa” kita manusia
dari pada “kasih karunia” Allah, dan juga mereka berpendapat bahwa
melayani Tuhan itu harus dilakukan berdasarkan kasih dan untuk
kemuliaan Allah.
Memang kita harus melayani Tuhan berdasarkan kasih kepadaNya dan
untuk kemuliaan Allah. Pemahaman mengenai sifat pahala-pahala itu
akan membantu kita ke arah itu. Namun demikian kita tidak bisa
menghindar dari kenyataan bahwa Alkitab menjanjikan pahala bagi kita.
Allah mengaruniakan keselamatan untuk kita. Itu merupakan pemberian
Allah melalui iman, namun juga Ia memberikan pahala untuk setiap
perbuatan baik kita. Allah, berdasarkan kemurahanNya, telah
memberikan sarana bagi kita untuk melayani Dia. Allah jugalah yang
mengerjakan di dalam kita kemauan maupun pekerjaan berdasarkan
kasih karuniaNya, namun keputusan untuk mau melayani, dan ketekunan
kita dalam melakukannya merupakan tanggung jawab dan peran kita.
Allah melihat hal-hal ini sebagai perbuatan yang patut diberi pahala. Coba
simak ayat-ayat berikut ini:
Filipi 2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat;
karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,
bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang
waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu
baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
1 Korintus 3:11-15 Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-
masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,
sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-
masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun
seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar,
ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi
seperti dari dalam api.
1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-
Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari
pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah
yang menyertai aku.
Kolose 1:29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala
tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Roma 14:10-11 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis:
"Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk
lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-
Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,
supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya
dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Wahyu 3:11-12 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu,
supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu. Barangsiapa menang,
ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan
keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama
kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku,
dan nama-Ku yang baru.
Pengertian Tentang Pengadilan Bema
Roma 14:10 dan 2 Korintus 5:10 berbicara tentang “takhta pengadilan.”
Ini adalah terjemahan dari istilah Yunani, Bema. Meskipun
istilah Bema digunakan dan Injil-Injil dan Kisah Para Rasul tentang sebuah
panggung tempat penguasa Romawi duduk untuk menjatuhkan vonis,
namun penggunaannya dalam surat-surat Paulus lebih tepat
menggambarkan penggunaan aslinya. Orang-orang Yunani menggunakan
Bema sebagai tempat pemberian medali (piala) dalam sebuah
perlombaan atau pertandingan olah raga.
Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Istilah Bema diambil dari pertandingan-pertandingan Isthmian di mana
para kontestan olah raga bertanding untuk mendapatkan piala. Piala atau
medali diberikan menurut penilaian atau pengawasan para hakim yang
mengamati apakah setiap peraturan pertandingan telah dipatuhi dengan
baik. Pemenang yang telah bertanding sesuai aturan akan dipanggil naik
ke atas panggung yang disebut Bema. Di atas panggung itu, hakimnya
akan mengalungkan kalung yang terbuat dari dedaunan ke atas
kepalanya sebagai tanda kemenangan.
2 Timotius 2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota
sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan
olahraga.
1 Korintus 9:24-25 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang
saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga
kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian
dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat
demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Dalam ayat-ayat ini Paulus menggambarkan orang percaya sebagai atlit
yang bertanding dalam sebuah perlombaan rohani. Seorang atlit Yunani
yang menang akan menghadap Bema untuk menerima piala atau medali
yang akan layu. Demikian pula orang Kristen akan menghadap Bema
Kristus untuk menerima pahala yang tidak akan layu. Hakim yang berdiri
di Bema itu akan memberikan mahkota kepada para pemenang. Namun
Hakim itu tidak mencambuk mereka yang kalah.13
Juga ia tidak akan menghukum mereka, misalnya, dengan kerja paksa.
Dengan kata lain, Bema itu merupakan tempat pemberian mahkota atau
pahala. Di tempat itu akan ditetapkan apakah pelomba itu akan menerima
mahkota atau akan kehilangan mahkota lewat proses penilaian. Bema
bukan tempat penghukuman atas dosa-dosa yang dilakukan orang-orang
percaya. Pandangan ini tidak konsisten dengan karya Kristus di salib yang
telah selesai dikerjakanNya untuk membayar hukuman atas dosa-dosa
mereka. Chafer dan Walvoord mengomentari hal ini dengan sangat jelas:
Mengenai dosa, Kitab Suci mengajarkan bahwa seorang anak Tuhan,
berdasarkan kasih karuniaNya, telah terlepas dari hukuman (Yoh.3:18;
5:24; 6:37; Rom. 5:1; 8:1; 1 Kor. 11:32); juga karena kedudukannya di
hadapan Allah, dan karena hukuman atas seluruh dosa-dosanya – masa
lampau, sekarang, dan yang akan datang (Kol. 2:13) telah ditanggung
oleh Kristus, Pengganti kta yang sempurna, maka orang percaya tidak
hanya terlepas dari hukuman melainkan juga diterima dalam
kesempurnaan Kristus berdasarkan keberadaannya di dalam Kristus (1
Kor. 1:30; Ef. 1:6; Kol. 2:10; Ibr. 10:14) serta dikasihi oleh Allah
sebagaimana Kristus dikasihi (Yohanes 17:23).14
Selain itu, mengenai Bema, Chafer menulis, “Dapat dikatakan bahwa
pengadilan itu sama sekali tak berkaitan dengan permasalahan dosa,
melainkan lebih berkaitan dengan pemberian pahala (mahkota) dari pada
penolakan karena kegagalan.”15
Kapan Pengadilan Bema Dilaksanakan?
Pelaksanaan Bema terjadi segera setelah rapture (pengangkatan orang
percaya) atau kebangkitan orang percaya, sebagaimana dinyatakan
dalam 1 Tesalonika 4:13-18:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak
mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan
berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit,
maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan
kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal
sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka
yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu
penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan
lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama
dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan
perkataan-perkataan ini.
Argumentasi atau Alasan-Alasan Yang Mendukung Pandangan Ini:
(1) Dalam Lukas 14:12-14, pahala itu dikaitkan dengan kebangkitan dan
pengangkatan orang percaya.
Lukas 14:12-14 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang
Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan
malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau
saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu
yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang
engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi
apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin,
orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan
engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk
membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada
hari kebangkitan orang-orang benar."
(2) Dalam Wahyu 19:8, ketika Tuhan datang kembali bersama dengan
mempelaiNya di akhir masa Tribulasi, tampak mempelai wanita telah
diberi pahala atau mahkota. Pahalanya digambarkan sebagai kain lenan
halus, perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Perkataan ini menunjukkan akibat dari pemberian pahala.
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan
halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).
(3) Dalam 2 Timotius 4:8 dan 1 Korintus 4:5, pahala itu berkaitan dengan
“hariNya” atau hari kedatangan Tuhan. Sekali lagi hal ini menunjuk
kepada peristiwa yang disebutkan dalam 1 Tesalonika 4:13-18.
2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi
dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di
dalam hati.
Jadi urutan peristiwanya adalah (a) pengangkatan, termasuk pemuliaan
atau kebangkitan tubuh kita, (b) pengangkatan ke angkasa untuk pergi
bersama-sama dengan Tuhan, (c) menghadap pengadilan Bema dan (d)
pemberian kompensasi atau pahala.
Dimana Pengadilan Bema Dilaksanakan?
Bema itu akan terjadi di angkasa di hadapan hadirat Tuhan. Hal ini
dinyatakan dalam ayat-ayat berikut:
1 Tesalonika 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan
diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama
dengan Tuhan
Wahyu 4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta
terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan
halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).
Siapa Yang Akan Menghadap Pengadilan Bema?
Setiap ayat yang berbicara tentang Bema selalu terkait dengan orang-
orang percaya atau jemaat Tuhan. Perhatikan penekanan tentang
perbuatan-perbuatan baik.
Roma 14:10-12 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis:
"Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk
lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan
jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah..
1 Korintus 3:12-15 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak
pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-
Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,
supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya
dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
1 Tesalonika 2:19-20 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita
kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada
waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan
kami dan sukacita kami.
1 Timotius 6:18-19 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi
kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian
mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu
yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
Titus 2:12-14 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan
beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan
pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah
yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-
Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Peristiwa kebangkitan yang berkaitan dengan pemberian pahala kepada
orang-orang kudus masa Perjanjian Lama akan terjadi setelah masa
Tribulasi, yakni setelah orang-orang kudus masa gereja berada di surga,
kemudian diberikan pahala, dan kembali bersama dengan Tuhan untuk
menghakimi isi bumi ini (lihat juga Mat. 24).
Wahyu 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan
halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.).
Daniel 12:1-2 Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar
itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu
waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada
bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu
akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam
Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam
debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal,
sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Semua orang percaya, tanpa melihat tingkat kerohanian mereka, akan
diangkat dan menghadap pengadilan Bema untuk mempertanggung-
jawabkan kehidupan mereka. Pada saat itu akan ditentukan apakah
mereka akan menerima pahala atau kehilangan pahala. Sebagian
menganut pandangan partial rapture (pengangkatan parsial) mengajarkan
bahwa hanyalah mereka yang memiliki tingkat kerohanian tertentu yang
berlayak mengalami pengangkatan. Ini terjadi sebagai hukuman bagi
orang-orang percaya yang berbuat dosa. Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, pandangan ini tidak hanya bertentangan dengan karya
Kristus yang telah selesai dikerjakanNya untuk membayar hukuman bagi
dosa-dosa, melainkan juga bertentangan dengan ajaran dalam 1
Tesalonika 5:8-17:
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar,
berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan
keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka,
tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang
sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur,
kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan
yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu
lakukan. Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu
menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin
kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-
sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.
Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga
menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan
tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah,
sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang
yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang
baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.
Perhatikan ayat 9 dan 10. Konteksnya berbicara tentang kembalinya
Kristus bagi jemaatNya —peristiwa pengangkatan (1 Tes. 4:13-18).
Pengangkatan merupakan sarana kelepasan kita dari murka yang
dinyatakan dalam fasal 5:1-3. Selain itu, perkataan “berjaga-jaga atau
tidur” dalam ayat 10 menunjuk kepada kondisi spiritual atau moral, bukan
apakah orang itu hidup atau mati pada saat Kristus datang, seperti
dijelaskan dalam 4:13-14. Ini jelas terlihat dalam konteks 5:4-8 dan
perubahan istilah dalam bahasa Yunani yang digunakan Paulus untuk
istilah “tidur.” Dalam 5:10, Paulus menggunakan istilah
Yunani katheudo, bukan koimao, yang bermakna metaforis dalam 4:13-14
mengenai kematian jasmani. Meskipun istilahkatheudo digunakan untuk
tidur secara jasmani atau kematian, istilah ini juga biasa digunakan untuk
menggambarkan sikap apathi spiritual atau kelalaian terhadap perkara-
perkara rohani. Ini jelas terlihat dalam konteks fasal 5. Jadi kesimpulannya
adalah ini: Berdasarkan karya Kristus yang telah selesai dikerjakanNya
secara sempurna di atas salib (perhatikan perkataan “yang sudah mati
untuk kita” dalam ayat 10), entah kita berjaga-jaga secara rohani atau
tidak, kita akan hidup bersama-sama dengan Dia melalui pengangkatan
untuk menghadap pengadilan Bema.
Siapa Hakim Dalam Pengadilan Bema?
Hakimnya tak lain adalah Tuhan Yesus Kristus yang pada masa sekarang
pun sedang mengamati kehidupan kita. Ia jugalah yang akan
mengadakan penilaian terhadap setiap perbuatan kita dan kehidupan kita
secara keseluruhan ketika kita menghadap Pengadilan Bema. Dalam
Roma 14:10, Rasul Paulus menyebut penilaian ini sebagai saat Bema Allah
sedangkan dalam 2 Korintus 5:10, Paulus menyebutnya sebagai Bema
Kristus. Kesimpulannya adalah Yesus yang adalah Allah akan menjadi
hakim kita dan pemberi pahala bagi kita.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi
dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di
dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,
supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya
dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Roma 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Tujuan dan Alasan Pengadilan Bema
Tujuan dan alasan pengadilan Bema ini merupakan pokok yang paling
santer dibicarakan, khususnya karena pembahasannya akan mengarah
kepada aspek-aspek praktis pengadilan Bema ini. Pertanyaan-pertanyaan
penting yang biasanya muncul adalah: Mengapa kita harus menghadap
Bema? Apakah hanya untuk penerimaan pahala atau kehilangan pahala?
Apakah ada hukuman yang dijatuhkan? Akan adakah dukacita yang
dialami? Apakah dasar pelaksanaan Bema itu? Apakah karena dosa,
perbuatan-perbuatan baik atau apa?
Di kalangan gereja masa kini, muncul silang pendapat mengenai sifat dari
pengadilan Bema itu. Penggunaan istilah “takhta pengadilan,” kurangnya
pemahaman latar belakang historis dan kulturis mengenai Bema dan
teologia yang kabur mengenai karya Kristus di salib merupakan faktor-
faktor penyebab perbedaan-perbedaan pendapat ini. Dalam hal ini Allah
hanya dipandang sebagai pemberi pembalasan terhadap dosa-dosa orang
percaya atau dosa yang tidak diakui.
TIGA PANDANGAN MENGENAI BEMA
Sebagai tinjauan singkat ketiga pandangan ini, saya ingin mengutip
tulisan Samuel L. Hoyt dalam Bibliotheca Sacra.
Sebagian sarjana Alkitab melihat takhta pengadilan ini sebagai tempat
yang diwarnai dukacita mendalam, ketakutan, dan tempat Kristus akan
membeberkan seluruh dosa-dosa orang percaya ( dosa-dosa yang tidak
diakui) di hadapan orang-orang kudus yang telah dibangkitkan dan
mengalami pengangkatan. Sebagian lagi malah mengemukakan bahwa
orang-orang Kristen harus mengalami semacam penderitaan karena dosa-
dosa mereka pada saat menghadapi pengadilan ini.
Di pihak lain, sebagian lagi yang menganut kronologi eskatologis yang
sama berpendapat bahwa peristiwa ini merupakan semacam upacara
pemberian penghargaan. Mahkota akan diberikan kepada setiap orang
percaya. Akibatnya setiap orang Kristen akan dipenuhi rasa syukur untuk
mahkota yang diterimanya, sehingga ia tidak akan berasa malu.
Para sarjana Alkitab lainnya mengemukakan pandangan tengah. Mereka
mengakui adanya pengadilan atau pemeriksaan namun hal yang lebih
ditekankan adalah aspek penghargaan dalam pengadilan tersebut.
Mereka menekankan pentingnya kesetiaan dan ketekunan dalam
kehidupan Kristen sekarang ini namun menolak konsep adanya
penjatuhan hukuman jasmaniah dalam pengadilan Bema. Yang
ditekankan adalah bahwa setiap orang Kristen harus mempertanggung-
jawabkan kehidupannya di hadapan Kristus yang mahatahu dan kudus.
Segala perbuatan yang dilakukan menurut kekuatan daging ini tidak akan
mendapatkan pahala, namun segala perbuatan yang dilakukan dalam
kuasa Roh Kudus akan mendapatkan pahala. Mereka yang menganut
pandangan ini percaya bahwa orang-orang Kristen akan dimuliakan di
hadapan Kristus tanpa sifat berdosa. Demikian pula setiap orang percaya
akan berdiri tanpa rasa bersalah karena ia telah dibenarkan dalam
Kristus. Tak perlu ada lagi hukuman jasmani karena Kristus telah
menanggung seluruh murka Allah terhadap dosa-dosa orang-orang
percaya selama-lamanya.16
Saya percaya pandangan yang terakhir ini lebih sesuai dengan ajaran
Kitab Suci. Alasan-alasannya akan dibahas ketika kita mempelajari
tentang sifat, tujuan dan dasar pengadilan Bema. Namun untuk saat ini,
agar kita tidak menarik kesimpulan yang keliru, kita perlu selalu ingat
bahwa Firman Allah mengajarkan adanya konsekuensi-konsekuensi
temporal (sekarang) dan futural (akan datang) terhadap dosa atau
ketidaktaatan kita. Meskipun dosa kita tidak akan dihukum ketika
menghadap Bema karena Kristus telah menanggungnya bagi kita, namun
kita tak boleh meremehkan dosa, mengingat konsekuensi-konsekuensinya
yang serius.
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI DOSA SEKARANG
Uraian berikut ini tidaklah mendalam, karena hanya bertujuan untuk
menunjukkan bahwa dosa dalam kehidupan orang percaya bukanlah hal
yang kecil.
1. HILANGNYA PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN
Dosa yang diperbuat orang percaya akan mengakibatkan hilangnya
persekutuan yang akrab dengan Tuhan dan hilangnya sukacita dan
damai.
Mazmur 32:3-4 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh
teriknya musim panas. Sela.
2. DISIPLIN DARI TUHAN
Kita tidak boleh memandang disiplin dari Tuhan sebagai hukuman. Disiplin
dari Allah sebagai Bapa kita bertujuan mendidik dan memperbaiki anak-
anakNya. Terkadang disiplin ini datang dalam bentuk ujian, pencobaan,
kegagalan, dan kesusahan, yang Ia gunakan untuk memperbaiki dan
melatih kita. Namun apabila kita tetap terus berbuat dosa, itu akan
menambah kemalangan kita. Namun tujuan disiplinNya selalu untuk
mengembalikan kita kepadaNya. Apabila orang percaya tidak mau
bertobat, ini dapat saja meningkat menjadi dosa yang membawa maut
(kematian) seperti yang dialami Ananias dan Safira (Kisah 5), dan
beberapa orang percaya di Korintus yang tidak mau mengakui dosa
mereka dan membereskannya dengan Tuhan.
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita
yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau
demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
1 Korintus 11:28-30 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya
sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu
yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,
yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada
Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang
berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan
maut.
3. HILANGNYA KUASA DAN KEBERBUAHAN
Bila kita tak mau menyelesaikan dosa kita melalui pengakuan yang jujur,
kita mendukakan Roh Kudus dan memadamkan kuasaNya di dalam
kehidupan kita. Selain itu, akibatnya kita akan menjalani kehidupan ini
dalam kekuatan dan keinginan daging, bukannya dengan iman kepada
Allah. Kita akan mengandalkan cara kita sendiri dalam mengahadapi
setiap permasalahan hidup. Tentu saja sikap dan cara seperti ini hanya
akan menghasilkan perbuatan-perbuatan daging dengan segala akibatnya
yang dahsyat dan sia-sia. Firman Tuhan mengajarkan bahwa apabila kita
tidak tinggal di dalam Dia, yakni hidup dalam iman dan ketaatan kepada
Tuhan, kita tak akan dapat berbuat apa-apa dan hidup kita akan hampa.
Galatia 3:1-5 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah
mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah
dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui
dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan
hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah
kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu
sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah
kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! Jadi bagaimana sekarang,
apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-
limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian
karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada
pemberitaan Injil?
Galatia 5:1-5 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah
memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata
kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak
akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang
menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh
hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. Sebab oleh Roh, dan
karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
Galatia 5:19-21, 26 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.… . dan janganlah kita gila
hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Yeremia 2:12-13 Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan
gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab dua kali
umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang
hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang
bocor, yang tidak dapat menahan air.
Yohanes 15:1-7 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak
berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah
Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke
luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
4. HILANGNYA KESEMPATAN-KESEMPATAN
Bila keinginan kita sendiri yang mengendalikan kehidupan kita, bukannya
Tuhan, kita akan menjadi tidak sensitif terhadap orang lain sehingga
hilang kesempatan untuk melayani. Dengan kata lain, kita kehilangan visi.
Orang-orang Kristen duniawi tidak memiliki visi selain hanya mengejar
ambisi atau urusan pribadi mereka sendiri.
Yohanes 4:34-38 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah
musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan
pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk
dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan
penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa:
Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk
menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan
kamu datang memetik hasil usaha mereka."
5. HILANGNYA KEINGINAN DAN MOTIVASI PELAYANAN
Orang-orang percaya yang duniawi dan dikuasai keinginan daging (karnal)
biasanya hanya dikendalikan oleh keinginan-keinginan diri mereka sendiri.
Mungkin tepat dan cocok sekali topik tentang hal mementingkan diri
sendiri dan pahala-pahala dibahas di sini karena sebagian orang
memandang pahala sebagai hal yang mengarah kepada kepentingan diri
sendiri dan bersifat karnal.
Galatia 5:16-17 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan
dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak
melakukan apa yang kamu kehendaki.
Zane Hodges memiliki pemikiran yang baik mengenai konsep ini:
Kitab Suci tidak mengajar kita untuk tidak tertarik kepada kebahagiaan
atau kesenangan diri kita. Keinginan untuk melepaskan diri dari hukuman
kekal itu sendiri merupakan minat pribadi yang sah dan penting. Naluri
untuk menjaga dan memelihara kehidupan kita pun demikian. Juga
kesenangan dan penikmatan bukanlah pengalaman-pengalaman yang
haram.
Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, Ia
menyediakan bagi mereka “berbagai-bagai pohon dari bumi, yang
menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” (Kej. 2:9). Mereka dapat
menikmatinya dengan leluasa asalakan mereka tidak memakan buah dari
pohon yang dilarang. Demikian pula, Paulus meberkata kepada orang-
orang kaya bahwa “Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada
kita segala sesuatu untuk dinikmati.” (1 Tim. 6:17).
Mementingkan atau mengasihi diri sendiri tak boleh diartikan hanya
sebagai pengejaran kepentingan diri kita sendiri. Hal ini harus diartikan
sebagai pengejaran kepentingan diri sendiri menurut cara kita
sendiri, bukannya menurut cara Allah. Oleh karena “kasih” merupakan
sifat yang baik yang merupakan bagian dari iman Kristen, sering kali hal
mementingkan diri sendiri diartikan sebagai pengejaran kepentingan diri
sendiri yang melanggar hukum kasih.17
Mengejar kepentingan (keinginan) diri sendiri menurut cara atau petunjuk
Allah adalah hal yang sah. Namun orang yang hanya bersikap
mementingkan diri sendiri biasanya terlalu dikuasai oleh keinginan dirinya
sendiri dengan mengorbankan orang-orang lain dan kehendak Allah. Paad
saat Adam dan Hawa makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat,
tindakan mereka itu mencerminkan keterpusatan kepada keinginan diri
sendiri. Sikap tersebut adalah dosa dan dapat disamakan dengan
penyembahan berhala. Ketika mereka ditempatkan di taman yang indah
itu dan menikmati buah pohon-pohon dengan segala keindahan dan
kenyamanan taman itu, mereka bertindak menuruti keinginan (selera) diri
mereka sendiri namun mereka melakukannya dengan bergantung kepada
Tuhan dan dalam ketaatan kepadaNya.
6. HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG RUSAK DAN KETIDAKHARMONISAN
Perilaku duniawi akan berakibat rusaknya hubungan-hubungan dan
membawa penderitaan terhadap orang-orang di sekitar kita – keluarga
kita, sahabat-sahabat kita, teman-teman sekerja kita, dan teman-teman
seiman kita dalam tubuh Kristus.
Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan,
awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Ibrani 12:15-17 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri
dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu
yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk
sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak
menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan
mencucurkan air mata.
7. HILANGNYA KESEHATAN JASMANI DAN VITALITAS
Tentu saja tidak semua sakit penyakit, kelemahan, atau penderitaan
selalu disebabkan oleh perbuatan dosa, namun hal itu bisa saja terjadi
dan bahkan sering kali terjadi.
1 Korintus 11:29-30 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa
mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab
itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang
meninggal.
1 Yohanes 5:16-17 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,
yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada
Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang
berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan
maut.
Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.
Amsal 14:30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati
membusukkan tulang.
8. HILANGNYA MAHKOTA KETIKA MENGHADAP BEMA
Akan ada orang percaya yang kehilangan pahala sebagaimana dinyatakan
dalam ayat-ayat berikut:
1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan
mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Tujuan Bema (Lanjutan)
Pengadilan Bema itu tidak bersifat menghukum. Bema bukan
penghakiman orang percaya karena sesuatu perbuatan dosa yang
dilakukannya.
Kitab Suci mengajar bahwa bagi orang percaya, keadilan Allah terhadap
dosa orang percaya, telah digenapi Kristus secara sempurna untuk
selama-lamanya di atas salib. Apabila Allah harus menghukum lagi orang
percaya untuk dosa-dosanya yang telah dibayar oleh Kristus, berarti Allah
menuntut dua pembayaran untuk dosa sehingga hal ini akan
bertentangan dengan keadilanNya. Konsep tentang penghukuman dosa
orang percaya mengaburkan kecukupan dan khasiat kematian Kristus di
atas salib.18
Kristus telah membayar hukuman bagi dosa-dosa orang percaya pra dan
pasca pertobatan. Orang percaya dapat kehilangan pahala yang
seharusnya ia terima, namun ia tidak tidak harus menjalani hukuman lagi
untuik “membayar” dosa-dosanya.
Kitab Suci mengajar bahwa setiapdosa, yang diakui maupun tidak diakui,
telah diampuni dan dibereskan melalui karya Kristus di salib, sehingga
orang percaya tidak perlu diperhadapkan lagi dengan dosa-dosanya pada
pengadilan Bema. Ayat-ayat berikut menjelaskan prinsip mendasar
mengenai sifat dari Karya Kristus yang sempurna dan lengkap itu.
Ibrani 10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk
selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Roma 5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang
telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang
semua orang menjadi orang benar.
Kolose 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua
pemerintah dan penguasa.
Ibrani 8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.".
Ibrani 10:17-18 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan
mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu
lagi dipersembahkan korban karena dosa.
Yesaya 38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi
keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang
kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari
hadapan-Mu.
Yesaya 44:22 Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu
seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang
tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!
Mazmur 103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada
kita pelanggaran kita.
Kita tidak akan mengalami hukuman lagi. Mengapa? Karena Kristus telah
menanggung hukuman kita dengan menanggung kutuk karena kita.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam
damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Yohanes 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia
tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah
pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Jika demikian mengapa kita harus mengakui dosa kita? Dan mengapa
Allah harus menghukum orang-orang percaya karena dosa yang tidak
diakui seperti halnya Ananias dan Safira dalam Kisah 5 dan beberapa
orang percaya di Korintus dalam 1 Korintus 11:28? Pertanyaan-
pertanyaan ini merupakan permasalahan yang sama sekali lain atau
berbeda.
Dosa yang tidak diakui ada kaitannya dengan persekutuan kita dengan
Tuhan selama kita berada dalam kehidupan di dunia ini, tidak berkaitan
dengan kedudukan kita di hadapan Allah. Dosa yang tidak diakui akan
menghambat persekutuan dan pengendalianNya atas kehidupan kita.
Sebagaimana Amos 3:3 mengatakan, “Berjalankah dua orang bersama-
sama, jika mereka belum berjanji?” Jelas jawabannya adalah tidak.
Pengakuan berarti kita setuju dengan Allah mengenai dosa kita dan dalam
pengakuan ini kita mau menunjukkan keinginan kita untuk kembali
berada di bawah kontrol Allah. “Pengampunan sehari-hari bagi mereka
yang termasuk dalam keluarga Allah harus dibedakan dengan
pengampunan yudisial dam posisional terhadap dosa-dosa seseorang
yang terjadi pada saat ia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” (Hoyt,
hal.38). Kita perlu membedakan antara pengampunan horisontal dan
pengampunan vertikal ketika Allah membenarkan kita dan memberikan
kita kedudukan karena Kristus.
Ayat-ayat Kunci:
Ibrani 12:5-11 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap
enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita
yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau
demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
1 Korintus 11:28-32 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya
sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu
yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita
menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita
menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan
dihukum bersama-sama dengan dunia.
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai sifat hukuman atas orang-orang
percaya selama dalam kehidupan ini. Ini berupa pengenaan disiplin yang
bertujuan memperbaiki dan mengembalikan kita kepada persekutuan
yang akrab dengan Allah. Ayat-ayat ini juga penyebab utama pengenaan
disiplin itu yakni karena kegagalan kita dalam membereskan dan
mengakui dosa. Dosa selalu menghalangi persekutuan kita dengan Allah.
Perkataan dalam 1 Korintus 11:32, “dihukum bersama-sama dengan
dunia” kemungkinan besar menunjuk kepada penghukuman yang disebut
dalam Roma 1:24 dst., yakni kebobrokan moral dan semakin hancurnya
nilai-nilai moral manusia ketika mereka menjauh bahkan menentang
Tuhan. Demikian juga yang terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya,
namun melalui disiplin, Allah berupaya menghentikan prosesnya.
1 Korintus 11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita
dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Roma 1:24-32 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan
hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan
tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan
dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan
Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah
menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-
isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak
wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang
wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka
seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri
mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena
mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah
menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga
mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa
kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki,
pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah
pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong,
pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak
setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun
mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap
orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka
bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan
mereka yang melakukannya.
Allah tidak menghukum dosa-dosa kita dalam arti mengharuskan kita
membayar hukuman bagi dosa itu.
Kitab Suci mengajar bahwa kematian Kristus sudah cukup dan telah
memenuhi secara sempurna murka Allah terhadap dosa orang percaya.
Permasalahan dosa dalam kaitannya dengan keadilan Allah telah
terpenuhi selama-lamanya melalui pengorbanan AnakNya. Hukuman
terhadap dosa-dosa orang percaya telah dibayar penuh oleh Kristus,
sebagai pengganti orang percaya. Orang percaya telah menjalani
pengadilan, dan telah dijatuhi hukuman melalui penggantinya yaitu Yesus
Kristus. Allah tak mengharuskan lagi pembayaran hukuman untuk dosa
untuk kedua kalinya karena pembayarannya telah lunas dibayar oleh
Kristus. Orang percaya dipandang oleh Bapa sebagai orang yang telah
mengenakan pakaian kebenaran Kristus. Karena itu Allah tak melihat
alasan lagi untuk mendakwa orang Kristen secara hukum karena
semuanya telah digenapi di dalam kematian Yesus Kristus. Karena itu
ketika orang percaya menghadap takhta pengadilan Kristus, hukuman
untuk dosa-dosa orang percaya tak perlu dijatuhkan lagi.19
Namun Allah mendisplin kita seperti halnya seorang bapa mendisiplin
anak-anaknya, dengan maksud mengembalikan kita kepada persekutuan
dan membentuk kita menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Jadi ini
merupakan persoalan keluarga.
ASPEK-ASPEK POSITIF DARI BEMA
UNTUK MENILAI PEKERJAAN ORANG-ORANG PERCAYA
Bema merupakan tempat penilaian kualitas dari setiap pekerjaan orang
percaya apakah baik atau buruk. Setiap pekerjaan kita akan dinilai apakah
berkenan sehingga patut diberi imbalan pahala, atau tak berkenan,
sehingga tak patut mendapatkan pahala. Sebenarnya proses penilaian itu
sudah sedang berlangsung sekarang ini oleh Tuhan (Lihat Wah. 2-3).
UNTUK MENGHILANGKAN BUAH YANG TAK BERKENAN
Bema juga adalah tempat penghilangan atau penghancuran buah-buah
yang tak berkenan yang digambarkan dengan simbol kayu, rumput
kering, dan jerami. Setiap perbuatan, pikiran, dan motif yang jahat,
maupun setiap perbuatan baik yang dikerjakan berdasarkan kekuatan
daging akan hangus terbakar seperti halnya kayu, rumput kering dan
jerami dalam api, karena semuanya tak berlayak untuk diberi pahala.
Mengapa? Kita akan menemukan jawabannya ketika kita menyelidiki
tentang dasar penerimaan atau hilangnya pahala.
UNTUK MEMBERIKAN PAHALA KEPADA ORANG PERCAYA
Pengadilan Bema juga merupakan tempat pemberian imbalan pahala
kepada orang-orang percaya untuk setiap perbuatan baik yang telah
mereka kerjakan. Hal ini terlihat dalam simbol emas, perak dan batu
permata yang sangat berharga dan dapat bertahan dalam ujian api tanpa
hangus terbakar. Jenis pekerjaan dalam kategori ini adalah pekerjaan-
pekerjaan itu dilakukan di bawah pimpinan dan kendali Roh Kudus.
1 Korintus 3:13-15 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan
mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Perkataan “nampak” dalam bahasa Yunani adalah phaneros yang berarti
“dikenal, kelihatan, dinyatakan.” Perkataan “hari itu” menunjuk kepada
hari pelaksaaan Bema yakni setelah pengangkatan jemaat atau orang-
orang percaya. Perkataan “menyatakannya” adalah delooyang berarti
“memperjelas, membuatnya menjadi nyata atau jelas.” Istilah Yunani lain
untuk “nampak” yang digunakan di sini adalah apokalupto yang berarti
“membukakan.” “Ujiaan” adalah dokimazo yang berarti “menguji untuk
diadakan penilaian.” “Kualitas” adalahhopoion, suatu keterangan tentang
mutu untuk mengetahui “apa jenisnya.”
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi
dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di
dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
“Menerangi” dalam bahasa Yunani adalah photizo, yang berarti
“membawa sesuatu kepada terang, membuatnya kelihatan.” Istilah
“memperlihatkan” adalah phaneroo, berarti “menyatakan, membukakan.”
Pokok utama di sini sangat jelas terlihat dalam dua ayat berikut ini yaitu:
Bahwa Tuhan akan menilai kualitas dan sifat dari setiap pekerjaan kita.
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Wahyu 22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa
upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut
perbuatannya.”
ASPEK-ASPEK NEGATIF DARI BEMA
Ada beberapa ayat yang menunjukkan aspek negatif dari Bema yang
perlu penjelasan. Dalam ayat-ayat ini ada pernyataan seperti “memberi
pertanggungan jawab bagi dirinya,” “menderita kerugian,” “malu” dan
“mendapat pembalasan untuk setiap perbuatan .... baik atau jahat.”
Akankah orang-orang percaya mengalami rasa malu, sedih, menyesal
ketika menghadap Bema? Jika demikian, bagaimana kita menyesuaikan
pernyataan-pernyataan ini dengan ayat seperti Wahyu 7:17, “Allah akan
menghapus segala air mata dari mata mereka”, dan Wahyu 21:4, “Dan Ia
akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan
ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu,” atau dengan
Yesaya 65:17, "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru
dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak
akan timbul lagi dalam hati.”?
Efek-efek negatif pengadilan Bema adalah sebagai berikut:
HILANGNYA PAHALA
Kerugian yang disebutkan dalam 1 Korintus 3:15 menunjukkan hilangnya
pahala bukan keselamatan karena ayat berikutnya menjelaskan tentang
hal ini. Perhatikan bahwa perkataan “ia akan menderita kerugian” lebih
tepat diartikan “rugi dalam arti tidak menerima pahala.”
1 Korintus 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
DISKUALIFIKASI
Diskualifikasi yang disebutkan dalam 1 Korintus 9:27 berarti
didiskualifikasi dari pahala, bukan kehilangan keselamatan. Ini tampak
lebih jelas dalam konteks dan analogi yang digunakan mengenai
pertandingan olahraga Yunani.
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak.
PEMBALASAN (IMBALAN) SETIMPAL
Perkataan “apa yang patur diterimanya” dalam 2 Korintus 5:10
menunjukkan penerimaan pahala atau hilangnya pahala. Kata kerja yang
digunakan di sini adalah komizo yang berarti “memikul dengan selamat,”
“memikulnya sebagai barang rampasan.” Dalam bentuk middle voice
seperti dalam ayat ini, istilah ini berarti “memikul untuk diri
sendiri,”20 atau “menerima kembali apa yang menjadi miliknya.”21
2 Korintus 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Matius 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan
kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku
menerimanya serta dengan bunganya.
Efesus 6:8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang
merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima
balasannya dari Tuhan.
Makna pemberian pahala ini juga jelas terlihat dalam istilah-istilah Yunani
yang digunakan dalam 2 Korintus 5:10. Istilah “baik”, agathos artinya
berharga seperti buah yang baik sedangkan istilah “jahat” – phaulos —
artinya buruk (busuk), seperti buah busuk yang tak dapat dimakan.
Maknanya istilah-istilah inii bukan baik dalam pengertian benar lawan
jahat karena berdosa. Bila arti ini yang dimaksudkan oleh Paulus maka
lebih tepat menggunakan istilah kalos, “baik” dan kakos, “jahat.” Untuk
perbuatan-perbuatan baik, yang berharga, ibarat buah yang baik, kita
akan menerima imbalan pahala (mahkota), sedangkan untuk perbuatan-
perbuatan jahat, busuk dan tak berharga, tidak akan mendapat imbalan
pahala.
Pengertian ini mungkin dapat dilukiskan seperti seorang siswa yang
mengerjakan tugas pelajaran yang buruk sehingga mendapat nilai yang
buruk. Hasil pekerjaannya yang jelek atau buruk itu mendapatkan imbalan
yang sesuai dengan kualitas pekerjaannya. Jika buruk, nilainya juga buruk,
jika baik, nilainya baik. Ketika saya belajar di Seminari Theologia Dallas,
ada sebuah tulisan di kantor bagian akademik yang mengatakan,
“Keselamatan adalah oleh anugerah ...... Penamatan adalah oleh
pekerjaan.”
MERASA MALU
Istilah lain yang menunjukkan aspek negatif dari Bema terdapat dalam 1
Yohanes 2:28. Ayat ini pasti menunjuk kepada Bema. Dalam ayat ini
dikemukakan kita beroleh keberanian karena kita tinggal di dalam Kristus.
Sedangkan rasa malu di hadapan Tuhan merupakan akibat kegagalan
untuk tetap tinggal di dalam Dia.
1 Yohanes 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus,
supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya
dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
“Anak-anakku” merupakan perkataan kasih sayang yang diucapkan
Yohanes tentang para pembacanya dan panggilan ini mengartikan bahwa
mereka adalah orang-orang yang sudah mengalami kelahiran baru.
Perkataan “tinggal di dalam Dia” sinonim dengan bersekutu dengan Dia.
Ini yang menjadi pokok pembicaraan utama dalam suratnya ini (1:3-7).
Tinggal di dalam Dia berarti menjadikan kehidupan Kristus sebagai
sumber kehidupan kita dan mentaatiNya sebagai akibat penyerahan kita
kepadaNya. Inilah dasar pemberian pahala. Bila kita tidak tinggal di dalam
Dia maka kita akan kehilangan pahala. Perihal tinggal di dalam Kristus
atau berserah penuh kepadaNya merupakan pokok yang penting kita
ingat.
Kata “supaya” menunjukkan tujuan, yaitu kedatangan Kristus dengan
segala maknanya bagi kita.
Kemudian perkataan “apabila Ia menyatakan diriNya.” Kata “apabila”
menunjuk kepada saat kedatangan Tuhan yang dapat saja terjadi
sewaktu-waktu. Aspek kondisional dari pernyataan dalam ayat ini tak
meragukan realita kedatangan Kristus, melainkan aspek waktunya
(kapan) yang bisa terjadi setiap saat. Istilah “menyatakan” menunjuk
kepada peristiwa pengangkatan yang akan membawa kita untuk
menghadap Bema.
“Kita beroleh keberanian percaya.” Istilah Yunani untuk “keberanian”
adalah parresia yang berarti “keberanian berbicara.” Meskipun tak ada
dari kita yang sempurna namun kesetiaan atau ketekunan untuk tetap
tinggal dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan memberikan kepastian
(jaminan) penerimaan pahala.
“Dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya
(kehadiranNya).” Perhatikan beberapa hal dalam kalimat ini. Menurut kata
kerjanya dalam bahasa Yunani yang berbentuk aorist subjunctive, serta
arti dari kata kerjanya sesuai tata bahasanya, ini menunjuk kepada
perbuatan (tindakan) pada masa yang akan datang, bukan tindakan yang
sedang berlangsung. Bentuk kata kerjanya adalah pasif. Artinya orang
yang disebut di sini akan menjadi objek penerima tindakan, yaitu orang
itu akan dipermalukan. Namun bagaimana caranya? Ada dua pandangan
yang dikemukakan:
(1) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan malu di hadapan
Tuhan, atau Ia akan dipermalukan oleh Tuhan. Pandangan ini agak
bersifat punitif (menghukum) dan kurang cocok dengan tujuan Bema itu
dan juga tidak sesuai dengan janji Tuhan bahwa orang percaya tidak akan
mengalami hukuman.
(2) Orang percaya yang tidak tinggal di dalam Dia akan dipermalukan
melalui pembeberan perbuatannya di hadapan pengadilan Bema. Namun
perasaan malu ini muncul oleh kesadarannya sendiri akan kegagalan dan
dosanya yang telah mengakibatkan hilangnya pahala. Namun semuanya
ini hanya berlangsung sementara berdasarkan ayat-ayat berikut:
Wahyu 7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka."
Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,
dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah
berlalu."
Yesaya 56:12 "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur,
baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini,
dan lebih hebat lagi!"
Hoyt menyimpulkan dengan baik ayat-ayat ini sebagai berikut:
Alkitab mengemukakan bahwa akan ada tingkat perasaan malu yang
bervariasi ketika menghadap pengadilan Bema. Ini bergantung kepada
tingkat ketidaksetiaan setiap orang percaya. Karena itu setiap orang
percaya harus berupaya hidup berkenan kepada Tuhan dalam segala hal.
Meskipun perasaan malu ini telah dialami orang-orang percaya selama di
dunia ini, namun mereka juga perlu menyadari apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang. Pemahaman tentang apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang ini menjadi sumber sukacita yang luar biasa
bagi orang-orang percaya. English mengemukakan penjelasan yang
seimbang tentang pokok ini sebagai berikut.
Sukacita pasti akan menjadi perasaan yang mendominasi kehidupan
bersama dengan Tuhan; namun saya percaya ketika perbuatan-perbuatan
kita menjadi nyata pada pengadilan Bema itu, akan ada dukacita yang
bercampur dengan sukacita. Kita akan merasa malu ketika kita menderita
kerugian. Namun kita juga akan bersukacita ketika menyadari bahwa
pahala-pahala yang diberikan juga merupakan bentuk ekspresi lain dari
kasih karunia (anugerah) Tuhan kita; karena pada hakekatnya kita
sebenarnya adalah hamba-hamba (pelayan-pelayan) yang tidak
berguna.22
Unsur-unsur penyesalan, dukacita, rasa malu memang tak dapat dihindari
ketika kita menghadap Hakim kita pada pengadilan Bema. Namun
dukacita ini bersifat relatif karena orang-orang Kristen yang paling saleh
sekalipun sadar bahwa pasti akan ada sesuatu dalam kehidupannya yang
menyebabkan ia berdukacita atau menyesal ketika berhadapan dengan
terang kekudusan Allah yang tak terhampiri. Jika demikian, ini berarti
bahwa orang Kristen yang paling saleh sekalipun juga akan mengalami
dukacita. Namun ini bukanlah gambaran Perjanjian Baru mengenai surga.
Perasaan yang mendominasi surga adalah sukacita dan syukur. Meskipun
tak dapat disangkal bahwa akan ada tingkat dukacita dan penyesalan,
namun ini bukanlah perasaan yang mendominasi dalam sepanjang
kekekalan.
Kondisi emosional orang-orang percaya adalah kebahagiaan yang
sempurna dan kekal. Perasaan ini terbit dari kesadaran akan fakta-fakta
yang terjadi yang dialami secara pribadi. Pengharapan akhirnya akan
berubah menjadi realita bagi mereka yang telah ditebus dari perhambaan
dosa dan kebinasaan dan memasuki terang kemuliaan anak-anak Allah
(Rom. 8:18-25). Penghapusan kutuk, penderitaan dan kematian (maut)
juga akan menghapus dukacita, air mata dan ratap tangis (Wah. 21:4).
Takhta Pengadilan Kristus dapat disamakan dengan acara wisuda. Pada
hari wisuda itu akan ada tingkat perasaan kecewa dan penyesalan karena
seorang mahasiswa mungkin tidak belajar baik atau bekerja lebih keras.
Namun pada hari wisuda itu, perasaan yang mendominasi adalah
sukacita, kesenangan, bukan penyesalan atau kekecewaan. Para
wisudawan tidak meninggalkan ruangan dengan menangis karena tidak
mendapatkan nilai yang lebih baik. Sebaliknya mereka diliputi rasa syukur
karena mereka telah berhasil tamat, dan mereka senang dengan apa
yang mereka telah capai. Terlalu menekankan aspek dukacita dan
penyesalan ketika menghadap Takhta Pengadilan Kristus sama dengan
menjadikan surga itu neraka. Terlalu menekankan aspek dukacita sama
dengan menjadikan makna kesetiaan itu menjadi kabur atau hampa.23
Sifat dari Mahkota
Apakah yang dimaksud dengan pahala-pahala? Apa penjelasan Alkitab
tentang pahala-pahala ini? Hal yang kita pelajari tentang pahala-pahala
dalam Kitab Suci agak bersifat umum:
(1) Janji tentang mahkota. Mahkota biasanya digunakan sebagai
simbol kemenangan, kekuasaan dan tanggungjawab.
(2) Janji tentang harta surgawi. Ini menekankan nilai dan jaminan
kekal mahkota itu.
Matius 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat
dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta
mencurinya.
1 Petrus 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang
tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga
bagi kamu.
(3) Janji tentang penghargaan atau pujian. Ini nyata dalam ayat-ayat
yang menjelaskan tentang pemberian pahala dalam bentuk ucapan pujian
seperti “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia …”
Matius 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu
terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
1 Korintus 4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu
sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi
dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di
dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
(4) Janji-janji kepada mereka yang menang. Ini menunjukkan pahala-
pahala khusus bagi orang-orang percaya yang menang atas berbagai
pencobaan dan ujian dari pada sekedar janji umum bagi seluruh orang
percaya.
Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan
Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan
menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Wahyu 2:17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya
akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan
mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama
baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya."
Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku
sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-
bangsa;
(5) Janji tentang tanggung jawab dan kekuasaan atas milik Tuhan.
Matius 19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia
bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku,
akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas
suku Israel.
Matius 24:45-47 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang
diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka
makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi
pengawas segala miliknya.
Matius 25:21, 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu....... Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu,
hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu
terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan
berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada
orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
Lukas 22:29-30 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama
seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan
minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di
atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Wahyu 2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku
sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-
bangsa.
ANALOGI-ANALOGI YANG PATUT DIRENUNGKAN
(1) Pesta Perjamuan. Dalam sebuah pesta, setiap orang yang diundang
menyantap makanan dengan porsi yang berbeda-beda, namun setiap
orang puas dan kenyang. Setelah mengalami pemuliaan, kita tak lagi
memiliki sifat berdosa yang biasanya memproduksi perasaan dengki, atau
iri, atau kemarahan, atau kepahitan, atau ketidakpuasan. Semua orang
percaya akan diliputi perasaan kagum akan Allah dan keadaan kita yang
telah mengalami pemuliaan.
(2) Seorang anak lelaki pada pertandingan baseball. Setiap anak
lelaki yang menyenangi olah raga baseball mengidamkan untuk menjadi
pemain dalam suatu turnamen baseball, dan ia tak akan iri atau marah
apabila ia tidak menjadi bintang lapangan. Ia pasti akan merasa puas
hanya dengan bisa masuk sebagai salah satu pemain dan ia akan senang
dengan peran apa saja yang diberikan kepadanya.
(3) Acara wisuda. Semua wisudawan akan hadir dan diliputi perasaan
bahagia karena dapat mengikuti penamatan. Namun ketika ijazah
diberikan, mungkin ada dukacita yang dialami, namun dukacita itu akan
dengan sendirinya tenggelam oleh sukacita yang menguasai acara itu.
(4) Karunia-karunia rohani kita. Pahala-pahala yang akan kita terima
dapat disamakan dengan karunia-karunia rohani yang kita terima. Pahala-
pahala itu akan dipandang lebih sebagai tanggung jawab atau sebagai
kesempatan dari pada sekedar sebagai tanda penghargaan atau medali
yang dikenakan kepada tentara yang telah berjasa. Ingatlah bahwa
seluruh mahkota kita akan diserahkan di bawah kaki Kristus, karena
hanya Dia yang berlayak menerimanya. Dalam Matius 25:21, 23 dan
Lukas 19:17-19 menyatakan bahwa pahala itu bisa berupa kekuasaan
atas banyak kota. Mungkin pula kekuasaan atas suatu kawasan di jagat
raya ini. Semua orang percaya akan mendiami kerajaan millenium dan
mewarisi kekekalan bersama dengan Tuhan. Sebagian akan memerintah
dengan Dia, namun sebagian tidak karena kehilangan pahala.
Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia
yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah
kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab
Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."
Matius 25:21-23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya:
Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba
dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Lukas 19:17-19 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu,
hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu
terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan
berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada
orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
(5) Dalam Kitab Suci, jemaat Tuhan disebut sebagai imamat yang
rajani. Ini mungkin menunjukkan tentang kekuasaan kita. Kita mungkin
akan memerintah bersama Kristus atas suatu galaxi, benda angkasa di
langit, dan yang pasti atas malaikat-malaikat, dan dunia.
1 Korintus 6:2-3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan
menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan
kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang
tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi
malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita
sehari-hari
1 Korintus 4:8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami
kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian,
bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja
dengan kamu.
Tak diragukan bahwa kita akan memerintah atas sesuatu bagian dalam
kerajaan millenium dan kerajaan kekal sebagaimana dinyatakan dalam
Matius 25:21; Lukas 19:17-19 (lihat di atas).
Daniel 7:18, 22, 27 sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi
akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang
pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.
… 22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan
kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang
orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.… . 27 Maka
pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah
semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang
Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan
segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.
Mahkota Dalam Perjanjian Baru
ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MAHKOTA
STEPHANOS
Ini adalah mahkota seorang pemenang, yang berbentuk kalung dari
dedaunan yang dikenakan oleh Hakim pada Pengadilan Bema kepada
seorang atlit yang menang. Istilah ini digunakan untuk mahkota yang
dijanjikan bagi orang-orang percaya karena kesetiaan mereka dalam
kehidupan Kristen.
DIADEMA
Ini adalah mahkota seorang raja. Istilah ini digunakan untuk ketujuh
diadema yang dikenakan oleh Binatang dalam Wahyu 12:3 dan 13:1.
Sebagai bukti bahwa Kristus adalah Raja di atas segala raja, Ia
mengenakan diadema pada waktu kedatanganNya kembali ke dunia.
Wahyu 19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar
dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging
mereka.
Tuhan Yesus adalah Pemenang, dan kemenangan kita sebenarnya adalah
kemenanganNya yang kita peroleh melalui iman. Mahkota diberikan
sebagai pahala atas kesetiaan kita dalam memanfaatkan anugerah Allah
dan kemenangan Kristus dalam kehidupan kita. Mahkota-mahkota ini
mengingatkan kita tentang tanggung jawab kita agar tetap tinggal di
dalam pokok anggur.
PENTINGNYA MAHKOTA
MAHKOTA DURI
Mahkota duri ini berbicara tentang karya Kristus di salib yang sekaligus
mengartikan kemenanganNya atas dosa, Setan, dan maut.
Matius 27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya
di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-
Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan
Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Markus 15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam
sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.
Yohanes 19:2, 5, 2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan
menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu; …
5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata
Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"
MAHKOTA YANG TIDAK AKAN BINASA
Ini menjelaskan tentang sifat seluruh mahkota. Ini berbeda dengan
mahkota-mahkota di dunia ini yang hanya bersifat sementara. Mahkota ini
khusus diberikan bagi mereka setia dan tekun dalam perlombaan iman
dan menunjukkan pengendalian diri dalam melayani Tuhan.
1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat
demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi.
MAHKOTA KEMEGAHAN
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang giat bersaksi dan melayani. Di
satu sisi jemaat di Tesalonika merupakan mahkota Paulus, dan ketika
menghadap Bema akan ada sukacita serta kebanggaan atas kehadiran
mereka di surga.
1 Tesalonika 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami
atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu
kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan,
sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan,
hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Namun apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia menyebut jemaat
Tesalonika sebagai mahkotanya? Berdasarkan penggunaan istilah
“mahkota” (stephanos, mahkota pemenang) dalam ayat-ayat lain, dan
fakta bahwa orang-orang percaya akan meletakkan mahkota-mahkota
mereka di hadapan Tuhan, Paulus mungkin memikirkan tentang sebuah
mahkota pribadi yang ia akan terima karena keberhasilannya dalam
mengantar orang kepada Kristus. Meskipun dalam ayat ini Paulus tidak
mengatakan bahwa ia akan menerima mahkota, namun pemikiran ini
tersirat dalam ayat ini dan juga dalam ayat-ayat lain. Meskipun mereka
yang telah dihentarnya kepada Kristus mungkin belum hidup sesuai yang
diinginkan Tuhan, namun menyaksikan keberadaan dan kehadiran
mereka di surga membawa sukacita yang sangat besar.
Wahyu 4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia
yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu,
MAHKOTA KEHIDUPAN
Mahkota ini diberikan kepada mereka yang sabar menanggung ujian
(pencobaan) dan godaan (Yak. 1:12; Wah. 2:10). Mahkota yang dimaksud
di sini bukan kehidupan kekal karena kehidupan kekal diberikan melalui
iman kepada Kristus. Mahkota ini merupakan pahala yang mereka terima
karena kesabaran dalam menanggung pencobaan dan kemenangan atas
godaan.
Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan
yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Wahyu 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!
Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke
dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan
selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang
karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku
minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah
memberikan kepadamu air hidup."
Roma 3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma
karena penebusan dalam Kristus Yesus;
Roma 5:15-17 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran
Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah
jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan
karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang,
yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa
satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah
mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas
banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh
dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih
benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang
itu, yaitu Yesus Kristus.
Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
MAHKOTA KEBENARAN
Mahkota ini merupakan pahala yang diberikan kepada mereka yang setia
dan giat menggunakan karunia-karunia dan memanfaatkan kesempatan-
kesempatan dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dan juga mahkota ini
diberikan kepada mereka yang merindukan kedatanganNya. Perhatikan
bahwa kedua hal ini tak dapat dipisahkan. Merindukan kedatanganNya
sama dengan hidup dalam terang kedatanganNya.
2 Timotius 4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
MAHKOTA KEMULIAAN
Mahkota kemuliaan dijanjikan kepada para penatua atas kesetiaan
mereka dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab menggembalakan
jemaat.
1 Petrus 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan
menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
PELETAKKAN MAHKOTA-MAHKOTA
Oleh karena hanya Kristus yang berlayak dan karena kita hanya dapat
berbuah apabila kita tinggal di dalam Dia dan membiarkan kehidupanNya
mengisi kehidupan kita, maka setiap orang percaya akan meletakkan
seluruh mahkotanya dihadapan Kristus sebagai pengakuan bahwa semua
perbuatan dan pelayanan kita adalah karena kasih karuniaNya semata.
Wahyu 4:10-11 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia
yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah
kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab
Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan."
BANYAK MAHKOTA (DIADEMA-DIADEMA)
Ini adalah mahkota-mahkota kerajaan yang menunjukkan Yesus Kristus
sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan atas segala yang dipertuan,
yang satu-satunya berlayak dan berhak memerintah dan menghakimi
dunia.
Wahyu 19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya
terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang
tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
Kesimpulan
Bagian ini mengakhiri pelajaran kita tentang berbagai cara Allah dalam
memberikan kita jaminan kepastian tentang pemeliharaan dan kasihNya
yang sempurna. Kita telah mempelajari bahwa jaminan kepastian dari
Allah ini mencakup masa lampau keselamatan kita, masa sekarang
dengan berbagai jenis kebutuhan hidup kita – misalnya, perlindungan,
pemeliharaan setiap hari, keampunan, kemenangan atas dosa, dan
tuntunan melintasi badai-badai kehidupan. Namun tidak berhenti di sini
saja karena dalam pelajaran terakhir ini kita telah belajar bahwa jaminan
kepastian dari Allah ini juga menembusi kekekalan masa yang akan
datang. Melalui pelajaran ini kita juga mendapatkan kepastian bahwa
segala jerih payah kita tidak sia-sia di dalam Tuhan. Allah mempunyai
program untuk memberikan pahala kepada orang-orang percaya yang
setia dalam pelayananNya dan menang karena iman kepada
anugerahNya yang tak terbatas itu.
Tidaklah heran apabila penulis Ibrani menyebut keselamatan kita dalam
Kristus sebagai “keselamatan yang sebesar” itu (Ibr. 2:3). Namun tepat
pula apabila kita mengakhiri pelajaran ini dengan merenungkan
peringatannya mengenai “keselamatan yang sebesar itu” yang telah kita
peroleh. Ia mengatakan:
Ibrani 2:1-4 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang
telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau
firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap
berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan
yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan
keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan
dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara
yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka
oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan
kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut
kehendak-Nya.
Kitab Suci, dengan perantaran malaikat, telah menyatakan mengenai
umat Allah pada masa Perjanjian Lama bahwa mereka telah menerima
pembalasan yang setimpal dari Allah karena ketidaktaatan mereka,
namun janganlah kita berpikir bahwa sebagai umat masa Perjanjian Baru
bahwa kita akan luput dari akibat-akibat seperti itu bila kita menyia-
nyiakan keselamatan yang sebegitu besar yang telah dikerjakan Kristus di
atas salib bagi kita. Selain kita beroleh keselamatan, Allah juga
memberikan kita kepastian kepastian mengenai pemeliharaanNya baik
masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Sebagai abdi-abdi
atau pelayan-pelayan yang baik dari berkat-berkat yang Allah, kita
diberikan suatu tanggung jawab yang besar dan mulia untuk bertindak
berdasarkan kehidupan baru yang telah kita terima dalam Kristus. Allah
telah berkenan menjadikan kita resipien (penerima) keselamatan yang
sebegitu besar itu.
Dalam kaitan dengan peringatan ini, Zane Hodges menjelaskan:
Apabila para pembaca tidak memandang kepada kemenangan akhir dan
kelepasan yang telah dijanjikan yang adalah kemenangan akhir dari Anak
Allah itu sendiri, mereka dapat mengharapkan pembalasan yang setimpal.
Namun tentang sifat dari pembalasan itu tidak dijelaskan oleh penulis,
namun agak sulit untuk mengatakan bahwa penulis berbicara tentang
neraka dalam hal ini. Perkataan “kita” yang sering ditemukan dalam ayat-
ayat ini menunjukkan bahwa penulis pun memasukkan dirinya sendiri di
antara mereka yang harus memperhatikan peringatan ini.
Tentu saja “keselamatan” yang disebutkan dalam ayat ini sama dengan
dalam 1:14, yang mengindikasikan keikutsertaan para pembaca dalam
kemenangan Putra Allah, karena adanya sebutan Ia memiliki “teman-
teman sekutu” (lihat 1:9). Tuhan Yesus Kristus sendiri, ketika berada di
bumi, banyak berbicara tentang kerajaanNya yang akan datang dan
keikutsertaan para pengikutNya yang setia dalam pemerintahanNya
dalam kerajaan itu (lihat, misalnya, Lukas 12:31-32; 22:29-30). Namun
pengalaman keselamatan ini, yang pertama diberitakan oleh
Tuhan, juga diteguhkan melalui berbagai mujizat dan tanda ajaib yang
dikerjakan oleh mereka yang mendengarkanNya, yaitu murid-
muridNya yang pertama. Dalam membicarakan hal ini, penulis Ibrani
menganggap mujizat-mujizat ini sebagai kuasa-kuasa Zaman yang akan
datang (lihat Ibr. 6:5) dan, tak berbeda dengan orang-orang Kristen
pertama dalam Kitab Kisah para Rasul, mereka melihat mujizat-mujizat ini
sebagai pekerjaan dari Dia yang berkuasa yang telah naik dan duduk di
sebelah kanan Allah (lihat “tanda-tanda,” atau “mujizat-mujizat” dalam
Kisah 2:43; 4:30; 5:12; 6:8; 8:6, 13; 14:3; 15:12; juga lihat 2 Kor. 12:12).
Bahwa penulis berpikir tentang “dunia yang akan datang” juga dijelaskan
dalam Ibrani 2:5.24
Pokok pembahasan di sini bukan mengenai hilangnya keselamatan, yang
telah terjamin kekal dalam Kristus, melainkan penulis menyampaikan
peringatan tentang kegagalan hidup oleh iman, kegagalan untuk ikut
serta dalam kuasa dan kehidupanNya yang penuh kemuliaan, dan
kegagalan dalam memandang kepada pahala-pahala kekal yang akan
diterima dalam kerajaanNya yang akan datang.
12 Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,
Part 1,” Bibliotheca Sacra, January-March, 1980, electronic media, hal. 32.
13 Hoyt, 37.
14 Lewis Sperry Chafer, Major Bible Themes: 52 Vital Doctrines of the
Scripture Simplified and Explained, direvisi oleh John F. Walvoord,
Zondervan, Grand Rapids, 1974, hal. 282.
15 Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, Vol. 4: Ecclesiology-
Eschatology, Dallas Seminary Press, Dallas, TX, 1948, hal. 406.
16 Hoyt, hal. 32-33.
17 Zane C. Hodges, “We Believe in: Rewards,” Journal of the Grace
Evangelical Society, Vol. 4, No. 2, Autumn 1991, hal. 7.
18 Hoyt, hal. 33-34.
19 Hoyt, hal. 38.
20 G. Abott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed.,
T. & T. Clark, Edinburgh, 1937, hal. 252.
21 Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament, ed. Cleon
L. Rogers, Jr., Regency, Grand Rapids, 1976, hal. 468.
22 E. Schuyler English, “The Church At the Tribunal,” dalam Prophetic
Truth Unfolding Today, ed. Charles Lee Feinberg, Fleming H. Revell Co.,
Old Tappan, NJ, 1968, hal. 29.
23 Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,”
Bagian 2,Bibliotheca Sacra, electronic media, hal. 131.
24 Zane Hodges, The Bible Knowledge Commentary, editor John F.
Walvoord dan Roy B. Zuck, Scripture Press, Wheaton, Illinois, 1983, 1985
hal. 783.