ab eos1

Upload: sleepy-winter

Post on 02-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 AB EOS1

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sepsis neonatus (SN) merupakan penyakit infeksi yang berat pada neonatus dengan insiden dan

    prevalensi yang tinggi serta angka kematian yang juga tinggi berkisar 2-40% terutama di negara

    berkembang. !nsiden dan prevalensi SN termasuk dalam urutan ketiga penyebab mortalitas

    tertinggi" namun banyak diantaranya tidak terdiagnosis dengan baik. Sepsis neonatus

    berdasarkan #aktu dibagi menjadi a#itan dini dan a#itan lambat.2$ada bayi" penyebab tersering

    SN adala bakteri yang berkisar &'%" pola kuman penyebab tiap #ilaya berbeda dan dapat

    beruba dari #aktu ke #aktu.aktor risiko SN pada prinsipnya dapat dibagi menjadi faktor

    risiko pada ibu dan bayi*2"+"&", $atofisiologi SN antara lain disebabkan penurunan fungsi imunitas

    seluler dan umoral serta lemanya fungsi barrier pada neonatus. ejala klinis SN seringkali

    tidak spesifik dengan diagnosis banding yang bervariasi seingga diagnosis sering sulit

    ditegakkan. iagnosis didasarkan pada pemeriksaan klinis dan penunjang. /atalaksana SN pada

    prinsipnya dapat dibagi taap yaitu * pera#atan umum" medikamentosa dan simtomatik.

    $emberian terapi empiris sebaiknya dilakukan sementara menunggu asil kultur keluar" karena

    gejala sepsis yang munul tidak jelas. $erjalanan penyakit SN yang berlangsung epat

    menyebabkan sepsis sering kali tidak terdiagnosis dengan baik dan tidak mendapatkan

    pengobatan yang memadai" seingga berlanjut pada kematian dalam #aktu 24 sampai 4' ari.4

    1omplikasi SN antara lain adala* meningitis" syok sepsisipoksemia" dan kerusakan organ

    multipel.

    3esarnya angka kejadian sepsis neonatus dengan gejala klinis yang tidak spesifik" komplikasi

    yang berat" serta tingginys angka mortalitas membuat sepsis neonatus perlu mendapat peratian

    kusus mulai dari diagnosis" tata laksana sampai tindakan preventif yang dapat dilakukan.

    . 56 200&

    2. omella /7" 7unningam 8" 9yal . Sepsis. alam* ried :1" ;ebo#it< 5" penyunting.

    Neonatalogy 8anagement" $roedures" 6n-7all $roblems" iseases" and rugs. =S:* 8ra#-

    5ill" 200,* >>+->>,

  • 7/26/2019 AB EOS1

    2/12

    3. Aminullah A, Gatot D, Kosim MS, Rohsiswatmo R, Indarso F, Dharma R,

    Wibowo N, dkk. Pnatalaksanaan S!sis Nonatorum. "alth #$hnolo%&

    Asssmnt Indonsia D!atrmn Kshtan R!ublik Indonsia. '(()*. Surasmi A, "anda&ani S, Kusuma "N. Prawatan +a&i Inksi. Dalam - str

    M. Prawatan +a&i Rsiko #in%%i. /akarta - G0, '((3 h. 1'2. Pus!on%oro #S. S!sis !ada Nonatus S!sis Nonatal4. Sari Pdiatri IDAI.

    '((( h. 1567('

    Stoll +/, "ansn N, Fanaro8 AA, Wri%ht 99, 0arloWA, hrnkran: RA t al.. ;ate-6nsetSepsis in ?ery ;o# 3irt eigt Neonates* /e 9@periene of te N!75 Neonatal Aesear Net#ork.

    $ediatris 2002

    Pencegahan

    rup 3 Streptoous merupakan penyebab terberat sebagai patogen terbanyak pada

    akir taun ,>0an dan biasanya sebagai penyebab dari early-onset sepsis di :merika Serikat.

    Sepulu sampai 0 #anita amil dengan kolonisasi rup 3 Streptoous dalam vagina atau

    daera rektum. ua pendekatan utama * prenatal skrining (semua #anita amil di skrining untuk

    deteksi infeksi rup 3 Streptoous pada +-& minggu keamilan dan dilakukan pengobatan

    untuk kulturnya yang positif) dan identifikasi dari #anita beresiko tinggi serta mengobati

    sebelum terjadinya persalinan.

    $enelitian pada taun 200, yang melibatkan 4>,> #anita" kultur prenatal menunjukkan

    presentase kolonisasi 3S sekitar 24.+%" dimana '.'% diantaranya memiliki asil kultur

    positif pada saat melairkan. Sekitar 0% pada #anita dengan kultur negatif saat prenatal

    ditemukan menjadi positif pada #aktu melairkan. $entingnya penegaan 3S pada sepsis

    neonates a#itan dini mendorong 77 seara berkala menggalakkan pemberian antibiotik

    profilaksis 3S pada saat intrapartum dengan megeluarkan guideline sejak taun ,,> yang

    terus diperbaarui ingga taun 200. $enelitian terbaru taun 20 kembali membuktikan

    efektifitas pemberian antibiotik profilaksis yang diberikan pada ,.% #anita dengan 3S

  • 7/26/2019 AB EOS1

    3/12

    positif pada saat prenatal dengan angka keberasilan '.&% efektif dalam menega kolonisasi

    S3 pada neonatus.2

    8enurut guideline 77 200" :ntibiotik profilaksis direkomendasikan pada keadaan*

    Ai#ayat memiliki bayi yang terinfeksi 3S

    itemukan adanya bakteriuria berupa 3S pada masa keamilan sekarang

    5asil skiring menunjukkan 3S positif pada masa keamilan sekarang

    !bu amil yang tidak diketaui status 3Snya dan melairkan dengan usia gestasi dari &

    minggu" memiliki suu tubu B'07 atau dengan ketuban pea B' jam. $enisilin masi menjadi obat pilian dengan ampisilin sebagai alternatif

    :ntibiotik profilaksis tidak dianjurkan pada ibu amil dengan kolonisasi 3S saat

    perinatal namun menjalani persalinan 7aesar dan tanpa disertai rupture ketuban.

    N!57 melaporkan ba#a resistensi ampisilin tidak terbukti pada ibu yang mendapatkan

    dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan antibiotik profilaksis pada SN:. Stoll et al.

    tidak enounter resistensi ampisilin teradap 3S. $uopulo dan 9ien#ald belakangan

    menyimpulkan ba#a kejadian SN: akibat resistensi bakteri teradap ampisilin dan resistensi

    9.oli teradap ampisilin masi tetap stabil.,

    Antibiotik profilaksis intrapartum

    $enggunaan antibiotik profilaksis intrapartum terbukti mengurangi kejadian sepsis yangdisebabkan ole 3S. :danya keka#atiran ba#a penggunaan profilaksis teradap 3S

    diduga meningkatkan resistensi antibiotik teradap 9.oli dan adanya peningkatan insiden sepsis

    ole 9.oli sempat menjadi kontroversial. 3i.' kasus per

    000 kelairan pada bayi dengan berat badan renda. ,

    N!57 selanjutnya melaporkan ba#a tidak terdapat peningkatan insiden sepsis a#itan dini

    ole 9.oli seara bermakna antara taun ,,'-2000 dan pada 2002-200. >ata ini kemudian

    ditegukan dan dikonfirmasi kembali ole 3ringam and omanCs 5ospital dan :tive 3aterial

    7ore Surveillane.,"0Sementara itu" data dari :ustralia menunjukkan tidak terdapat peningkatan

  • 7/26/2019 AB EOS1

    4/12

    insiden 9.oli dalam kurun #aktu 0 taun berkisar antara taun ,,2-200. 3erdasarkan

    bukti-bukti tersebut aliglia et al. mengeluarkan pernyataan ba#a tidak terdapatnya ubungan

    antara peningkatan angka kejadian antara penggunaan antibioti profilaksis 3S dengan

    peningkatan resistensi teradap 9.oli" sebaliknya proporsi kejadian sepsis a#itan dini ole

    9.oli justru merefleksikan kesuksesan tindakan profilaksis teradap 3S.

    Terapi Empiris dan definitif pada NAD

    rup 3 Streptokokus dan 9.oli masi menjadi patogen utama yang diperitungkan dalam

    pemilian terapi antibiotik di :merika Serikat. :mpisilin dan gentamisin merupakan terapi

    empiris pilian yang paling sering digunakan" sedangkan sefalosporin anya digunakan pada

    kondisi tertentu.

    $emilian terapi antibioti dengan ruang lingkup luas sangat diperlukan dalam mengatasi

    bakteria patogen yang sangat infeksius. $emilian :mpisilin dan gentamisisn didasarkan ole

    pertimbangan ba#a kedua antibioti ini mampu menargetkan bakteri patogen tersebut sampai

    agen penyebab berasil diidentifikasikan dan antimirobial yang sesuai ditetapkan. $enggunaan

    kombinasi ini juga meminimalkan e@pense seingga menurunan morbiditas dan mortalitas akibat

    terapi.+ /iga studi terbaru menyatakan ba#a ampisilin dan gentamisin masi efektif dalam

    profilaksis sepsis a#itan dini. ">"&

    $emikiran untuk memperluas akupan terapi empiris masi terus dikembangkan" terutama pada

    kasus-kasus tertentu dimana ampisilin dan gentamisin tidak efektif. 8eskipun demikian"

    antibioti dengan akupan yang luas berasosiasi dengan arga" timbulnya resistensi" dan

    peningkatan resiko terjadinya fungemia dan toksisitas. iantara komplikasi tersebut" fugemia

    akibat antibiotik spektrum luas pada neonates memiliki mortalitas yang sangat tinggi.

    :ntibiotik tambaan tela digunakan dalam terapi empiris pada sepsis a#itan dini. Sefalosporin

    generasi ketiga tela dipertimbangkan dalam kondisi tertentu" namun antibioti ini memilikipenetrasi yang baik dan dapat menembus sa#ar dara.'"20 $emberian sefalosporin arus

    digunakan dengan peratian kusus karena efek samping yang ditimbulkan. 7eftria@one tidak

    direkomendasikan diberikan pada satu minggu pertama karena menimbulkan toksisitas bilirubin.

    7efotaksim dan ampisilin sering digunakan menggantikan ampisilin dan gentamisin pada terapi

    presumtif sepsis yang disebabkan ole gram negative" namun dapat menyebabkan kematian pada

  • 7/26/2019 AB EOS1

    5/12

    bayi baru lair. 3enjamin et al menambakan ba#a sefalosporin generasi ketiga meningkatkan

    resiko terjadinya kandidiasis invasif. $ertimbangan lain terdapat peningkatan resistensi teradap

    sefalosporin.2+

    1arbapenenem merupakan antibioti-baru yang juga bekerja pada $enisilin 3inding $roteins

    yang menjadi pilian alternative pada SN:. 1eunggulan antibioti ini adala tidak dapat

    diinaktifasi ole en,>

  • 7/26/2019 AB EOS1

    6/12

    ,. $uopolo 18" 9ien#ald 97. No ange in te inidene of ampiillin-resistant" neonatal"

    early-onset sepsis over ' years. $ediatris. 200E2+(+). :vailable at* ###.pediatris.orggi

    ontentfull2++e0

    0. Srag SD" 5adler D;" :rnold 19" 8artell-7leary $" Aeingold :" Suat :. Aisk fators for

    invasive" early-onset 9seriia oli infetions in te era of #idespread intrapartum antibioti

    use. $ediatris. 200>E'(2)*+&0F+&>

    . aley :D" !saas E :ustralasian Study roup for Neonatal !nfetions. /en-year study on te

    effet of intrapartum antibioti propyla@is on early onset group 3 streptooal and 9seriia

    oli neonatal sepsis in :ustralasia. $ediatr !nfet is D. 2004E2(&)*>0F>4

    2. arland S8" 7ottrill 9" 8arko#ski ;" et alE :ustralasian roup for :ntimirobial

    Aesistane-3S Aesistane Study roup. :ntimirobial resistane in group 3 streptoous* te

    :ustralian e@periene. D 8ed 8irobiol. 20E>0(pt 2)*20F2+

    . Stoll 3D" 5ansen N!" SGne< $D" et alE 9unie 1ennedy Sriver National !nstitute of 7ild

    5ealt and 5uman evelopment Neonatal Aesear Net#ork. 9arly onset neonatal sepsis* te

    burden of group 3 Streptooal and 9. oli disease ontinues. $ediatris.

    20E2&(+)*'&F'2>

    +. 7irio " 3arbieri " 7irio 7. :ntibiotis for te ne#born.D 8atern etal Neonatal 8ed.

    200,E22(suppl )*4>F4,

    >. 8uller-$ebody 3" Donson :$" 5eat $/" ilbert A9" 5enderson 1;" Sarland 8E i7:$

    roup (!mproving :ntibioti $resribing in $rimary 7are). 9mpirial treatment of neonatal

    sepsis* are te urrent guidelines adeHuateI :r is 7ild etal Neonatal 9d. 20E,>()*4F'

  • 7/26/2019 AB EOS1

    7/12

    &. 8aayan-8et

  • 7/26/2019 AB EOS1

    8/12

    5itung dara rutin" diferensiasi dan apusan

    5itung leukosit lengkap dengan diferensiasi merupakan pemeriksaan rutin yang digunakan

    dalam membantu penegakan diagnosis sepsis. 3erbagai studi tela menyatakan ba#a leukosit"

    immature-to-total (!/) rasio" dan platelet memiliki nilai sensitifitas dan spesifisitas yang

    renda. Nilai itung leukosit yang renda dan !/ rasio yang tinggi berasosiasi dengan SN:"

    sedangkan itung leukosit baik tinggi ataupun renda disertai dengan nilai :N7 (absolute

    neutropil ount) yang tinggi" dan jumla platelet yang renda diubungkan dengan SN:;.

    8eskipun demikian" ndeks itung dara tunggal tidak terbukti memiliki sensitivitas dalam

    menentukan terjadinya SN: atau SN:; pada neonatus. Nilai !N7 dan :N7 memiliki

    sensitivitas yang kurang optimal dan kurang prediktif pada SN: karena kenaikan kadar tidak

    seara konsisten dapat membedakan respon inflamasi dari penyebab noninfeksi. !/ rasio

    merupakan indiator sepsis yang leb sensitive" namun pada asil tunggal memiliki nilai

    prediktif negatif (,,%) yang lebi tinggi dibandingkan positif (2+%). i sisi lain !/ rasio

    meningkat pada seperempat sampai setenga kasus bukan infeksi. Sebagai simpulan" indeks

    neutropil lebi efektif dalam menyingkirkan neonatus tanpa infeksi dibandingkan menegakkan

    neonatus terkena infeksi. '",

  • 7/26/2019 AB EOS1

    9/12

    1ultur

    $emeriksaan kultur dara yang positif atau pada airan tubu steril lainnya seperti urin" dan 7SS

    merupakan baku emas pada sepsis neonatus" namun asil kultur baru dapat diperole paling

    epat dalam 4'-&2 jam. 5asil kultur dara yang positif diperkirakan anya merepresentasikan

    sekitar 40% dari seluru kasus sepsis neonatus karena jumla volume sampel yang tidak adekuat"

    transien atau jumla bateremia yang renda" atau antibiotik yang didapat dari ibu yang tel

    mengonsumsi antibiotik profilaksis pada periode intrapartum. 1ultur dara aerob tunggal dengan

    volume yang adekuat (-2ml) memiliki ,'% probabilitas untuk dapat mengisolasi kuman bakan

    pada bayi dengan kadar bakterimia yang renda (47=m;).&

    $emeriksaan lainnya

    /ingginya angka mortalitas dari sepsis neonatus menjadikan identifikasi dan terapi dini pada

    sepsis menjadi tujuan utama. Aendanya jumla kultur yang terbukti positif sepsis dan nilai

    prediktif yang kurang baik dengan menggunakan indeks sel dara lengkap menjadikan adanya

    suatu marker diagnosis diperlukan dalam membedakan neonatus dengan sepsis dan tanpa sepsis"

    seingga selain dapat memperepat pengentian penggunaan antibiotik juga mengindari

    penggunan antibiotik berkepanjangan" dan menega peningkatan resistensi. i samping itu"

    penggunaan antibioti berkepanjangan dapat meningkatkan resiko N97" SN:;" dan kematian.0" Studi terkini tela menemukan peningkatan sensitivitas dan nilai prdiktif negative dari

    berbagai biomarker sepsis dibandingkan dengan indeks sel dara lengkap. 2""4"+">"&

    $rotein fase akut" komponen komplemen" kemokin" sitokin" molekul adesi" dan marker

    permukaan sel tela diteliti sebagai biomarker pada sepsis neonatus.4 3iomarker yang sedag

    seara luas diteliti antara lain 7A$ ( 7-reative protein)"(interleukin) !;-> dan !;-'" proalitonin

    ($7/)" dan tumor neroti

  • 7/26/2019 AB EOS1

    10/12

    Sepsis didefinisikan sebagai infeksi sistemik dan gangguan emodinamik berat yang melalui

    serangkaian proses" bera#al dari infeksi" septiemia" S!AS" sepsis" dan syok sepsis disertai

    dengan disfungsi organ multipel. Neonatus dapat dikatakan terdiagnosis sepsis apabila

    memenui kriteria di ba#a ini*

    /abel . 1riteria S!AS pada neonatus berdasarkan kelompok umur

    3erikut merupakan definisi dan kriteria yang dipakai dalam menentukan perjalanan penyakit

    bermula dari S!AS" Sepsis" Sepsis berat" dan Syok sepsis *

  • 7/26/2019 AB EOS1

    11/12

    /abel 2. 1riteria S!AS" sepsis"sepsis berat" dan syok sepsis

    !dentifikasi disfungsi organ membutukan adanya kriteria yang jelas seingga dapat menentukan

    taapan perjalanan penyakit dengan jelas. 1riteria disfungsi organ adala sebagai berikut*

  • 7/26/2019 AB EOS1

    12/12

    /abel 1riteria disfungsi organ