ab incomplete_dika (4)

47
PRESENTASI KASUS ABORTUS INKOMPLETUS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Diajukan Kepada : dr. Bambang Basuki, Sp.OG Disusun oleh : Dika Fahmi Khoirunnas 20090310211 SMF OBSTETRI GINEKOLOGI

Upload: rheza-tuszakka

Post on 06-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ab

TRANSCRIPT

I

PRESENTASI KASUS

ABORTUS INKOMPLETUS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Diajukan Kepada :dr. Bambang Basuki, Sp.OG

Disusun oleh :Dika Fahmi Khoirunnas20090310211

SMF OBSTETRI GINEKOLOGIRSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

ABORTUS INKOMPLETUS

Disusun oleh:Dika Fahmi Khoirunnas20090310211

Telah dipresentasikan pada:Juni 2014

Bantul, Juni 2014Menyetujui dan mengesahkan,Pembimbing

dr. Bambang Basuki, Sp.OG

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiAbortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Batasan yang digunakan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus dapat di bagi menjadi abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan atau terjadi secara spontan.Pendarahan dalam jumlah yang sangat sedikit / bintik-bintik pada awal kehamilan bisa merupakan hal yang normal yang disebut sebagai pendarahan karena implantasi embrio pada dinding rahim yang menyebabkan dinding rahim melepaskan sejumlah kecil darah biasanya terjadi sekitar kehamilan minggu ke 7-9 dan hanya terjadi satu atau dua hari saja.Banyak wanita juga mendapatkan bintik/bercak pendarahan setelah hubungan seksual, atau mengangkat barang yang berat, atau karena aktivitas yang berlebihan hal ini karena servik mengandung lebih banyak pembuluh darah dan pelebaran pembuluh darah selama kehamilan ini. Ada dua hal medis yang harus dipertimbangkan ketika terjadi perdarahan pada trimester pertama kehamilan yaitu abortus (keguguran) atau Kehamilan Ektopik. Abortus adalah keluarnya produk kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar kandungan. Beberapa ahli lebih menyukai batasan keluarnya hasil konsepsi atau fetus sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu, dan atau bila berat badan lahir kurang dari 500 gram. Sedangkan kehamilan ektopik adalah pendarahan pervaginam oleh karena ovum yang telah dibuahi menempel pada tempat diluar uterus. Penempelannya dapat terjadi di Tuba Falopii (tempat tersering),ovarium, cervix bahkan pada abdomen. Gejalanya mirip dengan gejala abortus. Biasanya segera setelah terlambat haid yang pertama, nyeri kram dan tampak adanya spotting (perdarahan). Ada beberapa keadaan yang dapat menimbulkan perdarahan pada awal kehamilan selain abortus dan kehamilan ektopik, yaitu implantasi ovum, karsinoma servik, mola hidatidosa, menstruasi, kehamilan normal, kelainan lokal pada vagina/servik seperti varises, perlukaan, erosi dan polip.Berdasarkan cara terjadinya, abortus dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yakni abortus spontan dan abortus buatan (abortus provokatus). Abortus spontan dapat dibagi lagi menjadi abortus iminen, abortus insipien, abortus inkompletus, abortus komplitus, abortus tersembunyi (Missed abortion), abortus sepsis dan abortus berulang (Recurrent abortion). Sedangkan abortus buatan (abortus provokatus) terbagi menjadi 2 yaitu abortus medisinalis dan abortus kriminalis. Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan irreguler.

B. InsidensiInsiden aborsi di pengaruhi oleh umur ibu dan riwayat obstetrinya seperti kelahiran normal sebelumnya, riwayat abortus spontan dan kelahiran dengan anak memiliki kelainan genetik. Frekuensi abortus di perkirakan sekitar 10-15% dari semua kehamilan. Namun frekuensi angka kejadian sebenarnya dapat lebih tinggi lagi karena banyak kejadian yang tidak di laporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena abortus spontan hanya di sertai gejala ringan, sehingga tidak memerlukan pertolongan medis dan kejadian ini hanya di anggap sebagai haid yang terlambat. Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini dapat di sebabkan karena kelainan kromosom. Dari 1000 kejadian Abortus spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 50-60% di sebabkan abnormalitas kromosom. Disamping kelainan kromosom, abortus spomtan juga di sebabkan oleh penggunaan obat dan faktor lingkungan, seperti konsumsi kafein selama kehamilan.C. EtiologiSebagian kasus abortus terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu, dan lebih dari 50% diantaranya disebabkan adanya kelainan kromosom. Makin lanjut usia kehamilan, kelainan kromosom sebagai penyebab abortus menjadi semakin kecil. Sebelum terjadi abortus biasanya didahului oleh kematian embrio, sehingga untuk mencari kausa abortus harus dicari sebab-sebab kematian embrionya.Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi menjadi berikut:1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsia. Kelainan kromosomPada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin disebabkan karena terdapatnya kelainan pada perkembangan janin seperti kelainan kromosom (aneuploidy atau kelainan jumlah kromosom pada Turners Syndrome, Monosomy X, trisomi 16, dan triploidy) terdapat 50% kasus pada awal minggu pertama kehamilan, kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi dengan adekuat pada 20% kasus, gangguan pada placenta, maupun kematian pada janin.b. Lingkungan kurang sempurnac. Pengaruh dari luar (teratogen)

2. Kelainan pada genitalia ibuMisalnya pada ibu yang menderita :a. Anomali kongenital (Hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)b. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksatac. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam nidasi dari ovum yang sudah di .....buahi, seperti kurangnnya progesteron atou estrogen, endometritis, mioma .....submukosa.d. Uterus terlalu cepat teregang (pada kehamilan ganda mola)e. Distorsi uterus, misalnya terdorong oleh tumor serviks

3. Gangguan sirkulasi placentaKita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum dan anomali placenta

4. Penyakit IbuMisalnya pada pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, anemia berat, keracunan, peritonotis, toksoplasmosis, sifilis, tuberkulosis, diabetes melitus, dan penyakit sistemik berat.

5. Antagonis RhesusPada antagonis resus, darah ibu yang melalui placenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksiContohnya: obat-obatan uteretonika, ketakutan, laparotomi,dll. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung karena instrumen, benda dan obat-onatan

D. PatogenesisLama waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang di dalam rahim oleh fetus agar mampu bertahan hidup diluar kandungan bervariasi. Dahulu fetus yang lahir sebelum mencapai umur kehamilan 28 minggu sangat jarang yang dapat hidup dan oleh karenanya 28 minggu dianggap sebagai lama waktu minimal yang dibutuhkan untuk mencapai viabilitas.Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Kehamilan kurang dari 8 minggu, embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto meskipun sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servicalis. Villi korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8-14 minggu, mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Hal ini menimbulkan banyak pendarahan. Pada kehamilan 14-22 minggu, janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya placenta beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mota kruenta, fetus kompresus, maserasi, atau pupiraseus.Pada abortus inkompletus tidak semua hasil konsepsi dikeluarkan. Sebagian jaringan masih tertahan di dalam rahim.

E. Tanda dan Gejala Nyeri di perut bagian bawah mulai dari ringan dan intermitten tetapi secara bertahap menjadi lebih hebat. Nyeri pada punggung Perdarahan dari vagina merupakan gejala yang paling khas dimana jumlah perdarahan cenderung lebih banyak daripada haid biasa bahkan cukup untuk menyebabkan syok hipovolemik. Selama jaringan plasenta tetap melekat sebagian pada dinding uterus, maka kontraksi miometrium terganggu. Pembuluh darah didalam segmen yang terbuka pada tempat menempelnya plasenta berdarah hebat. Pasien dapat mengeluarkan banyak gumpalan darah atau janin yang dapat dikenal atau jaringan plasenta.

F. Klasifikasi1. Abortus spontanAbortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis maupun medialis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Biasanya disebabkan karena kurangnnya kualitas sel telur dan sperma.- Abotus imminens (Threaned Abortion)Peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan