a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

Upload: reza-adrian

Post on 10-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    1/19

    Modul

    Cognitive Behavior Therapy (CBT)

    LATAR BELAKANG

    Terapi kognitif-perilaku (Cognitive-Behavior Therapy) adalah terapi yang

    terstruktur, singkat, menggunakan kerjasama antara pasien dan terapis untuk mencapai

    sasaran terapi yang berorientasi masalah pada saat ini serta pemecahannya. Terapi ini

    digunakan untuk pasien dengan depresi, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif,

    gangguan kepribadian, dan gangguan somatoform. Terapi biasanya dilakukan secara

    individual, meskipun metode kelompok juga kadang bermanfaat. Seorang psikiater

    boleh memberikan obat di samping terapi dan menurut banyak penelitian, kombinasi

    antara CBT dengan psikofarmaka lebih efektif dibanding CBT saja atau psikofarmaka

    saja.

    Terapi untuk depresi dapat dianggap sebagai paradigma pendekatan kognitif ini.

    Terapi kognitif-perilaku berasumsi bahwa persepsi dan penghayatan seseorang

    itu secara umum merupakan suatu proses aktif yang mencakup data inspektif maupun

    introspektif. Kognisi pasien mencerminkan suatu sintesis dari stimulus eksternal maupun

    internal. Cara seseorang menilai suatu kejadian/keadaan umumnya tampak dalam

    kognisi mereka (pikiran dan bayangan visual).

    Kognisi ini yang membentuk kesadaran (consciousness) atau fenomena yang

    timbul. Hal ini mencerminkan pandangan mereka akan dirinya, dunianya, masa lalunya,

    dan masa depannya.

    Perubahan dalam struktur kognitif yang mendasari akan mengubah kondisi

    emosi serta pola perilaku pasien. Melalui terapi psikologik, pasien akan menyadari

    (aware) akan distorsi kognitif yang dimiliknya. Koreksi pikiran-pikiran yang salah dan

    menimbulkan hendaya ini akan memperbaiki keadaan klinis seseorang.

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    2/19

    RANCANGAN PEMBELAJARAN

    Modul terapi kognitif-perilaku ini dirancang agar seorang terapis mampu

    melaksanakan psikoterapi dengan pendekatan kognitif untuk membantu pasien-

    pasiennya. Selain kajian kebutuhan pembelajaran dan pengajar dan pelatihan, paket

    pembelajaran ini juga akan diperkaya dengan pengalaman yang relevan dengan tugas

    sehari-hari dan memanfaatkan motivasi yang tinggi dari peserta latih untuk

    menyelesaikan tugas-tugas belajar dalam waktu sesingkat mungkin. Fokus

    pembelajaran dan pelatihan serta evaluasi kinerja mengacu pada tingkat kompetensi

    keterampilan yang terintegrasi dengan pengetahuan esensial dan perilaku terpuji.

    Pembelajaran di sini adalah adult learning sehingga peserta didik diharapkan

    untuk secara berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

    dibagi dalam pembelajaran dalam kelas serta praktek.

    Pembelajaran di dalam kelas, difokuskan pada pencapaian pengetahuan dasar serta

    demonstrasi/diskusi kasus yang diberikan dalam bentuk diskusi kelompok.

    Kemajuan dan kinerja pengetahuan, diukur melalui ujian tulis serta diskusi rekamanatau transkrip terapi.

    Kemajuan dan kinerja keterampilan dibangun melalui peragaan dan

    bimbingan/supervisi praktek terapi.

    Penilaian kinerja klinik setiap peserta latih dilakukan oleh pengajar dan pelatih

    dengan menggunakan daftar tilik keterampilan, baik pada saat melakukan praktek

    keterampilan klinik maupun saat memperagakan tingkat keterampilannya saat

    melakukan terapi pada klien yang sesungguhnya.

    Keberhasilan pembelajaran dan pelatihan diukur berdasarkan penguasaan peserta

    terhadap isi materi maupun keterampilan yang diperlukan untuk memberikan terapi

    kognitif-perilaku yang berkualitas.

    2

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    3/19

    EVALUASI

    Pembelajaran dan pelatihan keterampilan klinik ini dirancang agar seorang

    psikiater mempunyai ketrampilan untuk memberikan terapi kognitif-perilaku terhadap

    pasiennya sebagai salah satu alternatif terapi. Kualifikasi adalah suatu pernyataan yang

    diberikan oleh suatu organisasi pembelajaran dan pengajar dan pelatihan bagi peserta

    pembelajaran dan pengajar dan pelatihan yang telah berhasil memenuhi persyaratan

    kompetensi dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.

    Kualifikasi didasarkan pada pencapaian peserta didik dalam tiga area:

    Pengetahuan - minimal 70% dari materi pengetahuan yang diukur melalui ujian

    teori harus dikuasai. Penilaian pengetahuan ini, baru dilakukan setelah semua topik

    yang dibutuhkan telah diberikan selama pembelajaran dan pelatihan berlangsung.

    Pencapaian 70% atau lebih jawaban yang benar menunjukkan penguasaan yang

    memadai terhadap materi pengetahuan esensial di dalam buku acuan. Peserta yang

    belum mencapai jumlah 70% benar, harus mengkaji-ulang pencapaian tersebut

    bersama pengajar dan pelatih dan mendapat bimbingan lanjutan untuk mempelajari

    kembali pengetahuan yang dibutuhkan. Peserta tersebut diberi kesempatan lagi

    untuk ujian teori.

    Keterampilan - pengajar dan pelatih akan melakukan penilaian secara objektif

    terhadap unjuk kinerja peserta didik. Penilaian dilakukan melalui pengamatan

    langsung peragaan keterampilan klinik atau melalui supervisi dengan mengunakan

    rekaman/transkrip jalannya terapi pada klien. Peserta harus mendapat nilai rata-rata

    memuaskan untuk dinyatakan mampu melaksanakan terapi kognitif-perilaku di

    fasilitas kesehatan tempat mereka sehari-hari bekerja.

    Praktek - pengajar dan pelatih klinik dan/atau instruktur klinik bertanggung-jawab

    untuk mengamati dan mengembangkan kinerja klinik dari setiap peserta selama

    melaksanakan praktek dan pencapaian kompetensi di fasilitas kesehatan jaringan

    institusi pembelajaran dan pengajar dan pelatihan. Pengamatan dan penilaian juga

    mencakup aspek perilaku peserta selama memberikan pelayanan karena hal ini

    3

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    4/19

    merupakan komponen strategis pelayanan berkualitas. Pengajar dan pelatih klinik

    tidak hanya menilai sejauh mana peserta mampu mempraktekkan apa yang telah

    dipelajarinya selama pembelajaran dan pengajar dan pelatihan tetapi juga

    pencapaian tahapan kompetensi dan kepatuhan peserta terhadap standar

    pelayanan yang telah ditetapkan.

    Tanggung-jawab keberhasilan proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi

    merupakan tanggung jawab bersama antara pengajar/pelatih dan peserta.

    4

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    5/19

    Tujuan Modul

    Modul ini menguraikan tentang proses dan pelaksanaan CBT

    Kompetensi

    Melaksanakan CBT pada berbagai kasus psikiatri, terutama: depresi dan anxietas.

    Keterampilan

    Setelah mengikuti modul ini, peserta didik diharapkan terampil melakukan Terapi

    kognitif-perilaku terhadap pasien/klien.

    GAMBARAN UMUM

    Tujuan gambaran umum

    Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktek yang

    dilakukan terkait dengan sesi ini sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam

    waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai dengan

    yang diinginkan

    Contoh Kasus1. Kasus Gangguan Stres Pasca Trauma

    2. Kasus Panik dengan Agorafobia

    3. Kasus dengan problem akademik

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk:

    1. Menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip teori belajar serta teori perilaku

    dalam terapi.

    2. Menjelaskan prinsip-prinsip terapi kognitif-perilaku kepada pasien dengan

    bahasa yang dapat dimengerti pasien.

    3. Mengenali indikasi dan kontra-indikasi CBT.

    4. Mengenali irrational beliefs, negative assumtions atau distorsi pikiran.

    5

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    6/19

    5. Melakukan disputations dan mengubah irrational beliefs, negative

    assumptions atau distorsi pikiran dengan alternatif pikiran-pikiran yang rasional.

    6. Memfasilitasi proses perubahan.

    Proses Pembelajaran

    Proses pembelajaran diberikan dalam dua tahapan, yaitu pemberian materi akademik

    dan dalam pelaksanaan terapi di bawah supervisi.

    Materi akademik:

    Diberikan dalam bentuk:

    o Kuliah

    o Tugas baca dan diskusi

    o Role-playdengan kasus simulasi

    Materi profesi:

    Tiap peserta diwajibkan untuk melakukan CBT kepada minimal 2 pasien, masing-

    masing minimal 5 sesi terapi. Terapi dilakukan di bawah supervisi staf pengajar, bisa

    dengan melihat langsung proses terapi melalui one-way mirror, atau melihat rekaman

    video, mendengarkan rekaman suara, atau paling tidak dengan transkrip terapi.

    Metode Mengajar/Belajar

    pembelajaran secara partisipatif

    teknik interaktif

    diskusi

    permainan peran

    studi kasus

    penugasan dan latihan (individu dan kelompok)

    praktek keterampilan klinik (simulasi pada model)

    praktek keterampilan klinik (bimbingan dan penilaian kompetensi pada klien)

    Bahan-bahan Proses Pembelajaran

    Buku Pegangan Pengajar/Pelatih

    6

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    7/19

    Buku Panduan Peserta

    Modul Terapi Kognitif-Perilaku

    Buku rujukan

    Praktek klinik di fasilitas kesehatan jaringan institusi pembelajaran dan pelatihan.

    Kriteria Peserta Didik

    Peserta didik program spesialis yang sudah mampu melakukan diagnosis gangguan

    mental dan farmakoterapi (semester 3 dan 4).

    Metode Evaluasi

    Peserta

    Kuesioner awal dan tengah-pembelajaran dan pengajar dan pelatihan

    Penuntun belajar dan daftar tilik penilaian keterampilan dalam Terapi kognitif-

    perilaku

    Pembelajaran dan pengajar dan pelatihan

    Evaluasi manajemen pembelajaran dan pengajar dan pelatihan yang dilakukan oleh

    peserta latih

    7

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    8/19

    Waktu pembelajaran dan pelatihan:

    Mengembangkan Kompetensi Waktu

    Sesi kuliah dan diskusi

    Sesi role-play dengan kasus simulasi

    o Diberikan setelah peserta mampu

    melakukan diagnosis ganguan mental

    dan farmakoterapi (semester 3).

    o Jumlah sesi: 8 x 1 jam

    Sesi supervisi klinik o Diberikan pada semester berikutnya

    (semester 4) setelah menguasai teori

    dasar CBT

    Persiapan Sesi

    Materi presentasi:

    o Slides/Powerpoint

    o Laptop

    o LCD Projector

    o OHP

    o Hand-outs untuk peserta modul

    Materi role-play:

    o Skenario kasus

    Kasus (pasien)

    Alat Bantu Latih:

    o Video

    o One-way mirror room

    o CCTV dan video, dan/atau rekaman suara

    o

    Hand-outs (bacaan) untuk pasieno Formulir pekerjaan rumah untuk pasien

    Referensi:

    o Aaron Beck: Cognitive Behavior Therapy

    o Albert Ellis: Rational Emotive Behavior Therapy

    8

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    9/19

    o Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, 10th edition, halaman: 141

    148; 953 961.

    Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)

    Pemicu 1:

    Seorang wanita, 28 tahun, datang dengan keluhan sering cemas sampai panik

    apabila:

    mendengar suara truk atau kendaraan kencang lewat, suara angin dan segala suara

    yang menderu-deru,

    mendengar suara air serta melihat kumpulan air, seperti air di dispenser yang

    bergelembung-gelembung, mandi di pancuran air, kolam renang, tayangan TV yang

    melibatkan laut, pantai dan laut, bahkan hanya gambar laut pun dapat membuatnya

    merasa tidak nyaman,

    berada di kerumunan orang banyak, apalagi bila bising.

    Keluhan ini dimulai sejak kira-kira seminggu setelah ia terseret gelombang tsunami

    selama 30 menit sebelum akhirnya berpegangan pada sebatang pohon kelapa dan

    diselamatkan orang setelah itu. Ia adalah seorang pegawai suatu Departemen yang saat

    itu sedang berada di Banda Aceh untuk perjalanan dinas.

    Hal itu membuatnya menghindari hal-hal seperti tersebut di atas karena itu akan

    mengingatkannya akan kejadian yang dialaminya. Bila tidak dapat menghindar, akan

    timbul rasa cemas bahkan sampai panik, sama seperti ketika ia mengalami kejadian

    tersebut.

    Selain keluhan-keluhan di atas, ia sering terbangun dari tidurnya karena mimpi

    buruk dan bangun dalam keadaan berkeringat, berdebar, dan rasa takut yang

    mencekam.

    9

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    10/19

    Jelaskan bagaimana timbulnya gejala-gejala tadi menurut teori Classical

    Conditioning (Pavlov) dan bagaimana cara anda menghilangkannya (jelaskan

    proses dan tahapan2nya).

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    11/19

    Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)

    Pemicu 2:

    Sepasang orangtua datang mengeluhkan anaknya, laki-laki, 17 tahun, yang

    hampir dikeluarkan dari sekolahnya karena selalu menentang guru dan nilainya buruk.Ia sekarang kelas 3 SMA jurusan Budaya dan pada saat pertama kali datang, akan

    segera menghadapi ujian akhir nasional. Dari tes psikologik yang telah dilakukan,

    didapatkan bahwa IQ anak tersebut 135, kemampuan matematik dan analisisnya tinggi

    sekali, kemampuan berbahasanya baik sekali, namun daya tahannya terhadap tekanan

    kurang, ia kurang tekun dan mudah menyerah. Dalam menjawab pertanyaan ia juga

    terkesan asal-asalan dan ada agresivitas tersembunyi. Anak ini sekolah di Jakarta, kos,

    sedangkan orangtuanya di Gresik. Ia disekolahkan di Jakarta karena dianggap sekolah

    di daerahnya kurang baik untuk bersaing kelak waktu ingin masuk perguruan tinggi. Hal

    ini atas persetujuan anak sendiri karena abangnya pun bersekolah SMA di Bandung dan

    sekarang kuliah di ITB.

    Ibunya mengatakan bahwa ada perbedaan dalam cara mendidik anak antaraayah dan ibu. Ibu ingin mendisiplin anak dan tidak ingin dengan mudah memberikan

    segala yang diinginkan anak setiap kali anak meminta, sementara ayahnya mengatakan

    bahwa kalau dia minta sesuatu yang memang dapat diberikan, mengapa tidak? Waktu

    kecil, bila mereka sekeluarga berbelanja, ia sering meminta ini-itu. Bila tidak

    diperbolehkan, ia akan menangis keras bahkan sampai berguling-guling, sehingga

    akhirnya ayahnya mengalah dan menuruti keinginannya. Anak ini sudah berganti-ganti

    telepon seluler 3 kali selama setahun terakhir karena hilang atau ada model baru yang

    lebih canggih dan setiap kali dia minta, selalu ayahnya segera memberikan karena kalau

    tidak, ia akan marah. Terakhir ini ia banyak meminta uang secara mendadak dan bisa

    tengah malam, katanya untuk fotokopi tugas ilmiah yang harus diserahkan keesokan

    harinya, dsb.Ia juga mengatakan bahwa ia tidak ingin sekolah di Jurusan Disain Grafis ITB

    lagi tapi ingin ke Malaysia saja, sementara orangtuanya keberatan, dengan alasan:

    apakah ia mampu mengurus dirinya sendiri dan bertanggungjawab; selain alasan

    keuangan juga (ayahnya sebentar lagi pensiun). Anaknya mengatakan bahwa kalau ia

    tidak diperbolehkan ke Malaysia, ia lebih baik tidak usah kuliah dan langsung bekerja

    saja.

    Jelaskan secata teori pembelajaran Skinner (operant conditioning) bagaimana

    terjadinya keadaan ini dan ke arah mana anda akan memberikan solusinya?

    Bagaimana rencana/saran anda terhadap keluarga ini?

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    12/19

    Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)

    Pemicu 3:

    Seorang laki-laki, 25 tahun, pekerjaan pemain terompet di suatu band, datang

    atas keinginan sendiri dengan keluhan utama sesak nafas, berdebar-debar, merasa

    seperti mau pingsan dan mau mati. Hal ini terjadi sewaktu-waktu, bisa tanpa pencetus

    (terjadi mendadak), tapi bisa dipicu oleh keadaan-keadaan tertentu, seperti: berada di

    keramaian sendiri (misalnya: sedang sholat Jumat), berada/bepergian sendirian, takut

    meniup terompet karena takut nafasnya habis, berbicara lama dengan orang. Keluhan

    ini berlangsung beberapa menit lalu perlahan menghilang sendiri. Keluhan ini sudah

    dirasakan sejak satu bulan yang lalu dan hal ini membuatnya takut ke mana-mana

    sendiri. Akibatnya ke mana-mana ia harus diantar dan tentu saja ini menghambat

    aktivitasnya. Ia takut berangkat bekerja, ia takut bermain terompet di klub tempatnya

    bekerja, karena ia khawatir kalau-kalau ia mendapat serangan selagi menyupir atau

    sedang bermain terompet. Tentu saja hal ini menyebabkan ia tidak mampu bekerja yang

    berarti penghasilannya hilang. Hal ini membuatnya merasa tidak berguna, makin malas

    beraktivitas, menarik diri.

    Kejadian ini berawal ketika suatu hari ia menuju ke tempat pernikahan mantan

    pacarnya dengan mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ia merasa sesak nafas, dadanya

    sakit, jantung berdebar-debar, dan ia terjatuh dari sepeda motornya. Ia merasa takut

    bahwa ia mengalami serangan jantung namun dokter yang memeriksanya menyatakan

    bahwa jantungnya baik-baik saja tapi ia tetap saja khawatir. Karena itulah ia membatasi

    kegiatannya.

    Jelaskan dengan menggunakan pendekatan kognitif, apa yang terjadi pada orang

    ini? Distorsi pikiran apa yang kira-kira dimilikinya, bagaimana anda melakukandisputation atas pikiran itu? Berikan alternatif-alternatif pikiran yang lebih

    rasional.

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    13/19

    Penilaian Kompetensi

    Hasil ujian tulis/kuesioner pada akhir pemberian materi akademik

    Hasil observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan

    Hasil penilaian peragaan keterampilan

    INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR

    1. Kuesioner awal + jawaban

    2. Kuesioner akhir + jawaban

    3. Daftar Tilik Kinerja (Check-list)

    (lihat lampiran)

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    14/19

    LAMPIRAN 1:

    Kuesioner akhir/Ujian tulis

    UJIAN TULIS COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY

    1. SYSTEMATIC DESENSITIZATION (Wolpe)

    Jelaskan:

    a) Prinsip dasarnya

    b) Cara kerjanya, mencakup:

    Latihan relaksasi

    Menyusun hierarki (berikan contoh pada kasus Social Phobia)

    Desensitisasi stimulusc) Indikasi

    d) Bedanya dengan Therapeutic Graded Exposure

    2. COGNITIVE THERAPY

    Sebutkan masing-masing 5 keadaan yang

    a) Memungkinkan pemberian CBT saja (tanpa medikasi)

    b) Merupakan indikasi pemberian CBT dikombinasi dengan obat

    c) Merupakan kontra-indikasi pemberian CBT saja (tanpa medikasi)

    3. Seorang dokter mengirimkan kepada anda, seorang wanita, 30 tahun, dengan depresiuntuk mendapatkan CBT. Sebelumnya pasien tersebut sudah pernah mendapatkan

    terapi dengan 2 macam antidepresan dengan hasil penyembuhan parsial. Pasien

    ingin mengetahui lebih banyak tentang CBT. Jelaskan kepada pasien tentang CBT

    dan bagaimana kerjanya. Gunakan bahasa yang dapat dimengerti pasien, jangan

    menguliahi atau menggunakan istilah-istilah teknis.

    4. Secara umum terapi kognitif terdiri dari tiga pendekatan untuk

    menurunkan/mengurangi penderitaan psikologik dengan cara memperbaiki konsep

    diri dan self-signals yang salah. Jelaskan ketiga pendekatan itu.

    5. a) Apa yang disebut irrational beliefs dan bagaimana tanda-tandanya?

    b) Apa yang disebut sebagai distancing dan decentering?

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    15/19

    LAMPIRAN 2

    Daftar Tilik Kinerja (Check-list)

    Nama peserta didik: dr. __________________________

    Sesi Kegiatan Mampu/Tak mampu

    Menanyakan masalah utama

    Menentukan masalah yang menjadi target

    terapi bersama klien

    Menilai C (konsekuensi)

    Menilai A (kejadian yang mencetuskan

    keluhan)

    Mengidentifikasi dan menilai masalah-masalah emosional sekunder

    Mengajarkan hubungan antara B-C (sistem

    kognitif dengan konsekuensi emosi, perilaku

    serta fisik)

    Menilai B (keyakinan/sistem kognitif)

    Menghubungkan Keyakinan yang Irasional

    dengan C

    Dispute Irrational Beliefs

    Mempersiapkan klien untuk memperkuat

    keyakinan yang rasional (rational beliefs)

    Memeriksa tugas rumahMemfasilitasi proses perubahan

    Nilai:

    Komentar/Ringkasan:

    ______________________________________________________________________

    ______________________________________________________________________

    ______________________________________________________________________

    ______________________________________________________________________

    ______________________________________________________________________

    Rekomendasi:

    ______________________________________________________________________

    Tanda tangan Penguji _______________________ (dr. _________________ )

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    16/19

    Tanggal _______________

    POWER POINT:

    1. CBT untuk pasien dengan Depresi

    2. Hand-out untuk pasien

    Cognitive Behavior

    Therapy (CBT) untukpasien dengan Depresi

    Heriani, Dept. Psikiatri FKUI/[email protected]

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    17/19

    Handouts for Patients

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    18/19

    Contoh jurnal yang dibuat pasien:

    Latar belakang kasus:

    Ny. M, 50 tahun, seorang eksekutif di suatu bank internasional di Jakarta yang

    pernah ditempatkan dalam jabatan yang sama di Thailand dan di Hongkong. Tugasnya

    adalah menilai kelayakan proposal pinjaman besar serta kredit bermasalah di seluruhIndonesia. Ia dirujuk oleh seorang psikiater yang mendiagnosa pasien dengan depresi

    dan memberikan antidepresan kepada pasien.

    Latar belakangnya adalah seorang arsitek lulusan perguruan tinggi terkemuka di

    Indonesia dan juga meneruskan pendidikan S2 di Amerika Serikat, begitu pula

    suaminya. Ia merupakan satu-satunya pemberi nafkah dalam keluarganya karena

    suaminya tampaknya menderita agoraphobia dengan serangan panik ketika awal-awal

    bersekolah di AS. Ketika itu pasien masih di Indonesia. Sejak itu suami pasien menjadi

    tidak percaya diri dan tidak berani ke mana-mana tanpa didampingi salah seorang

    anggota keluarganya. Suami tidak mau berkonsultasi untuk gangguannya itu.

    Pasien banyak mengalami kecemasan akan masa depan, kadang menyesali

    nasib dan marah, mengapa ia yang harus bekerja keras menafkahi keluarga, sementara

    ia selalu dilanda perasaan bahwa ia dapat sewaktu-waktu dikeluarkan dari bank

    tempatnya bekerja sekarang karena bila masalah-masalah pinjaman selesai (karena ia

    berhasil membereskan banyak kasus pinjaman macet dengan baik), maka tidak ada

    kasus lagi, dan kemungkinan divisinya akan ditutup dan ia akan di-PHK, padahal ia

    adalah tulang-punggung keluarga. Ia sering terbangun tengah malam dan sukar tidur

    lagi. Kadang ia malas berangkat ke kantor sehingga dating terlambat, dan itu

    menimbulkan kecemasan lagi dan membuatnya merasa bersalah.

    Berikut adalah jurnal yang dibuatnya ketika suatu malam ia terbangun dengan

    perasaan cemas.

    Time: 3.15 AM, Tuesday morning.

    Event: Woke up, remembering all the issues with finding an analyst replacement.

    Feelings: worried, fear.

    Automatic thoughts Distortions Rational Response

    I havent been able to find

    an analyst for 5 months

    who qualifies.

    I procrastinated too much Disqualify the positive You did do some stuff.

    Probably not as much as

    you could but you did putin effort.

    I left too much up to Adi.

    I knew this would happen

    Blaming self Then change now.

    Should I take her?

    I am so indecisive

    Labelling/self-worth

    statement

    I am aware of this and

    trying to overcome it.

    1

  • 8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c

    19/19

    I have sooo much piling up

    work that I have been

    postponing doing

    Exaggeration It is not that much. A week

    of total concentration will

    bring it down enormously.

    I am a bad employee.

    KL etc think that I am a

    lousy CRM, too slow, tooconservative, too

    defensive, not good with

    clients.

    Labelling/self-worth

    statement

    That is not true. If you

    were, you would not be

    CRM.It doesnt matter what they

    think, just like they dont

    worry about what I think.

    I will and need to do what

    I believe is right.

    P is annoyed with me for

    coming late to the meeting

    today.

    One time late is not the end

    of the world. There are a

    lot of things that I can do

    better and I will try

    I should have stated

    clearly that it was not my

    responsibility to go to BI

    Should statement Never mind. I enjoyed it

    because I learned a lot.

    I am so unclear in my

    thoughts and behavior

    I will soon not have a job Catastrophic thoughts

    ** Bank doesnt need me. That is not true

    Other banks, if I move,

    will be disappointed in me

    Jump to conclusion This is also not necessarily

    true. I am being very

    pessimistic. My past

    performances do not

    support this.What shall I do if I fell

    sick and spend a lot on it?

    I wont have enough to

    live on till I die.

    Awfulizing

    statement/exaggeration

    Dont worry; you will

    (have enough to live on).

    Also Mo, Ma, and T (her

    sibs, ed.) will help you.

    I wish I could be a child

    again and have someone

    take care of all my

    problems.

    That is a futile wish, but

    understandably.

    Everything is too difficult

    for me.. too heavy, toomuch. Im afraid of getting

    sick

    Awfulizing/Exaggeration You are just feeling that

    now. It will pass. You aredoing a lot to be better,

    more positive. I salute

    myself!

    1