a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
1/19
Modul
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
LATAR BELAKANG
Terapi kognitif-perilaku (Cognitive-Behavior Therapy) adalah terapi yang
terstruktur, singkat, menggunakan kerjasama antara pasien dan terapis untuk mencapai
sasaran terapi yang berorientasi masalah pada saat ini serta pemecahannya. Terapi ini
digunakan untuk pasien dengan depresi, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif,
gangguan kepribadian, dan gangguan somatoform. Terapi biasanya dilakukan secara
individual, meskipun metode kelompok juga kadang bermanfaat. Seorang psikiater
boleh memberikan obat di samping terapi dan menurut banyak penelitian, kombinasi
antara CBT dengan psikofarmaka lebih efektif dibanding CBT saja atau psikofarmaka
saja.
Terapi untuk depresi dapat dianggap sebagai paradigma pendekatan kognitif ini.
Terapi kognitif-perilaku berasumsi bahwa persepsi dan penghayatan seseorang
itu secara umum merupakan suatu proses aktif yang mencakup data inspektif maupun
introspektif. Kognisi pasien mencerminkan suatu sintesis dari stimulus eksternal maupun
internal. Cara seseorang menilai suatu kejadian/keadaan umumnya tampak dalam
kognisi mereka (pikiran dan bayangan visual).
Kognisi ini yang membentuk kesadaran (consciousness) atau fenomena yang
timbul. Hal ini mencerminkan pandangan mereka akan dirinya, dunianya, masa lalunya,
dan masa depannya.
Perubahan dalam struktur kognitif yang mendasari akan mengubah kondisi
emosi serta pola perilaku pasien. Melalui terapi psikologik, pasien akan menyadari
(aware) akan distorsi kognitif yang dimiliknya. Koreksi pikiran-pikiran yang salah dan
menimbulkan hendaya ini akan memperbaiki keadaan klinis seseorang.
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
2/19
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Modul terapi kognitif-perilaku ini dirancang agar seorang terapis mampu
melaksanakan psikoterapi dengan pendekatan kognitif untuk membantu pasien-
pasiennya. Selain kajian kebutuhan pembelajaran dan pengajar dan pelatihan, paket
pembelajaran ini juga akan diperkaya dengan pengalaman yang relevan dengan tugas
sehari-hari dan memanfaatkan motivasi yang tinggi dari peserta latih untuk
menyelesaikan tugas-tugas belajar dalam waktu sesingkat mungkin. Fokus
pembelajaran dan pelatihan serta evaluasi kinerja mengacu pada tingkat kompetensi
keterampilan yang terintegrasi dengan pengetahuan esensial dan perilaku terpuji.
Pembelajaran di sini adalah adult learning sehingga peserta didik diharapkan
untuk secara berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dibagi dalam pembelajaran dalam kelas serta praktek.
Pembelajaran di dalam kelas, difokuskan pada pencapaian pengetahuan dasar serta
demonstrasi/diskusi kasus yang diberikan dalam bentuk diskusi kelompok.
Kemajuan dan kinerja pengetahuan, diukur melalui ujian tulis serta diskusi rekamanatau transkrip terapi.
Kemajuan dan kinerja keterampilan dibangun melalui peragaan dan
bimbingan/supervisi praktek terapi.
Penilaian kinerja klinik setiap peserta latih dilakukan oleh pengajar dan pelatih
dengan menggunakan daftar tilik keterampilan, baik pada saat melakukan praktek
keterampilan klinik maupun saat memperagakan tingkat keterampilannya saat
melakukan terapi pada klien yang sesungguhnya.
Keberhasilan pembelajaran dan pelatihan diukur berdasarkan penguasaan peserta
terhadap isi materi maupun keterampilan yang diperlukan untuk memberikan terapi
kognitif-perilaku yang berkualitas.
2
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
3/19
EVALUASI
Pembelajaran dan pelatihan keterampilan klinik ini dirancang agar seorang
psikiater mempunyai ketrampilan untuk memberikan terapi kognitif-perilaku terhadap
pasiennya sebagai salah satu alternatif terapi. Kualifikasi adalah suatu pernyataan yang
diberikan oleh suatu organisasi pembelajaran dan pengajar dan pelatihan bagi peserta
pembelajaran dan pengajar dan pelatihan yang telah berhasil memenuhi persyaratan
kompetensi dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
Kualifikasi didasarkan pada pencapaian peserta didik dalam tiga area:
Pengetahuan - minimal 70% dari materi pengetahuan yang diukur melalui ujian
teori harus dikuasai. Penilaian pengetahuan ini, baru dilakukan setelah semua topik
yang dibutuhkan telah diberikan selama pembelajaran dan pelatihan berlangsung.
Pencapaian 70% atau lebih jawaban yang benar menunjukkan penguasaan yang
memadai terhadap materi pengetahuan esensial di dalam buku acuan. Peserta yang
belum mencapai jumlah 70% benar, harus mengkaji-ulang pencapaian tersebut
bersama pengajar dan pelatih dan mendapat bimbingan lanjutan untuk mempelajari
kembali pengetahuan yang dibutuhkan. Peserta tersebut diberi kesempatan lagi
untuk ujian teori.
Keterampilan - pengajar dan pelatih akan melakukan penilaian secara objektif
terhadap unjuk kinerja peserta didik. Penilaian dilakukan melalui pengamatan
langsung peragaan keterampilan klinik atau melalui supervisi dengan mengunakan
rekaman/transkrip jalannya terapi pada klien. Peserta harus mendapat nilai rata-rata
memuaskan untuk dinyatakan mampu melaksanakan terapi kognitif-perilaku di
fasilitas kesehatan tempat mereka sehari-hari bekerja.
Praktek - pengajar dan pelatih klinik dan/atau instruktur klinik bertanggung-jawab
untuk mengamati dan mengembangkan kinerja klinik dari setiap peserta selama
melaksanakan praktek dan pencapaian kompetensi di fasilitas kesehatan jaringan
institusi pembelajaran dan pengajar dan pelatihan. Pengamatan dan penilaian juga
mencakup aspek perilaku peserta selama memberikan pelayanan karena hal ini
3
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
4/19
merupakan komponen strategis pelayanan berkualitas. Pengajar dan pelatih klinik
tidak hanya menilai sejauh mana peserta mampu mempraktekkan apa yang telah
dipelajarinya selama pembelajaran dan pengajar dan pelatihan tetapi juga
pencapaian tahapan kompetensi dan kepatuhan peserta terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
Tanggung-jawab keberhasilan proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi
merupakan tanggung jawab bersama antara pengajar/pelatih dan peserta.
4
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
5/19
Tujuan Modul
Modul ini menguraikan tentang proses dan pelaksanaan CBT
Kompetensi
Melaksanakan CBT pada berbagai kasus psikiatri, terutama: depresi dan anxietas.
Keterampilan
Setelah mengikuti modul ini, peserta didik diharapkan terampil melakukan Terapi
kognitif-perilaku terhadap pasien/klien.
GAMBARAN UMUM
Tujuan gambaran umum
Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktek yang
dilakukan terkait dengan sesi ini sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam
waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai dengan
yang diinginkan
Contoh Kasus1. Kasus Gangguan Stres Pasca Trauma
2. Kasus Panik dengan Agorafobia
3. Kasus dengan problem akademik
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk:
1. Menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip teori belajar serta teori perilaku
dalam terapi.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip terapi kognitif-perilaku kepada pasien dengan
bahasa yang dapat dimengerti pasien.
3. Mengenali indikasi dan kontra-indikasi CBT.
4. Mengenali irrational beliefs, negative assumtions atau distorsi pikiran.
5
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
6/19
5. Melakukan disputations dan mengubah irrational beliefs, negative
assumptions atau distorsi pikiran dengan alternatif pikiran-pikiran yang rasional.
6. Memfasilitasi proses perubahan.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran diberikan dalam dua tahapan, yaitu pemberian materi akademik
dan dalam pelaksanaan terapi di bawah supervisi.
Materi akademik:
Diberikan dalam bentuk:
o Kuliah
o Tugas baca dan diskusi
o Role-playdengan kasus simulasi
Materi profesi:
Tiap peserta diwajibkan untuk melakukan CBT kepada minimal 2 pasien, masing-
masing minimal 5 sesi terapi. Terapi dilakukan di bawah supervisi staf pengajar, bisa
dengan melihat langsung proses terapi melalui one-way mirror, atau melihat rekaman
video, mendengarkan rekaman suara, atau paling tidak dengan transkrip terapi.
Metode Mengajar/Belajar
pembelajaran secara partisipatif
teknik interaktif
diskusi
permainan peran
studi kasus
penugasan dan latihan (individu dan kelompok)
praktek keterampilan klinik (simulasi pada model)
praktek keterampilan klinik (bimbingan dan penilaian kompetensi pada klien)
Bahan-bahan Proses Pembelajaran
Buku Pegangan Pengajar/Pelatih
6
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
7/19
Buku Panduan Peserta
Modul Terapi Kognitif-Perilaku
Buku rujukan
Praktek klinik di fasilitas kesehatan jaringan institusi pembelajaran dan pelatihan.
Kriteria Peserta Didik
Peserta didik program spesialis yang sudah mampu melakukan diagnosis gangguan
mental dan farmakoterapi (semester 3 dan 4).
Metode Evaluasi
Peserta
Kuesioner awal dan tengah-pembelajaran dan pengajar dan pelatihan
Penuntun belajar dan daftar tilik penilaian keterampilan dalam Terapi kognitif-
perilaku
Pembelajaran dan pengajar dan pelatihan
Evaluasi manajemen pembelajaran dan pengajar dan pelatihan yang dilakukan oleh
peserta latih
7
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
8/19
Waktu pembelajaran dan pelatihan:
Mengembangkan Kompetensi Waktu
Sesi kuliah dan diskusi
Sesi role-play dengan kasus simulasi
o Diberikan setelah peserta mampu
melakukan diagnosis ganguan mental
dan farmakoterapi (semester 3).
o Jumlah sesi: 8 x 1 jam
Sesi supervisi klinik o Diberikan pada semester berikutnya
(semester 4) setelah menguasai teori
dasar CBT
Persiapan Sesi
Materi presentasi:
o Slides/Powerpoint
o Laptop
o LCD Projector
o OHP
o Hand-outs untuk peserta modul
Materi role-play:
o Skenario kasus
Kasus (pasien)
Alat Bantu Latih:
o Video
o One-way mirror room
o CCTV dan video, dan/atau rekaman suara
o
Hand-outs (bacaan) untuk pasieno Formulir pekerjaan rumah untuk pasien
Referensi:
o Aaron Beck: Cognitive Behavior Therapy
o Albert Ellis: Rational Emotive Behavior Therapy
8
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
9/19
o Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, 10th edition, halaman: 141
148; 953 961.
Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)
Pemicu 1:
Seorang wanita, 28 tahun, datang dengan keluhan sering cemas sampai panik
apabila:
mendengar suara truk atau kendaraan kencang lewat, suara angin dan segala suara
yang menderu-deru,
mendengar suara air serta melihat kumpulan air, seperti air di dispenser yang
bergelembung-gelembung, mandi di pancuran air, kolam renang, tayangan TV yang
melibatkan laut, pantai dan laut, bahkan hanya gambar laut pun dapat membuatnya
merasa tidak nyaman,
berada di kerumunan orang banyak, apalagi bila bising.
Keluhan ini dimulai sejak kira-kira seminggu setelah ia terseret gelombang tsunami
selama 30 menit sebelum akhirnya berpegangan pada sebatang pohon kelapa dan
diselamatkan orang setelah itu. Ia adalah seorang pegawai suatu Departemen yang saat
itu sedang berada di Banda Aceh untuk perjalanan dinas.
Hal itu membuatnya menghindari hal-hal seperti tersebut di atas karena itu akan
mengingatkannya akan kejadian yang dialaminya. Bila tidak dapat menghindar, akan
timbul rasa cemas bahkan sampai panik, sama seperti ketika ia mengalami kejadian
tersebut.
Selain keluhan-keluhan di atas, ia sering terbangun dari tidurnya karena mimpi
buruk dan bangun dalam keadaan berkeringat, berdebar, dan rasa takut yang
mencekam.
9
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
10/19
Jelaskan bagaimana timbulnya gejala-gejala tadi menurut teori Classical
Conditioning (Pavlov) dan bagaimana cara anda menghilangkannya (jelaskan
proses dan tahapan2nya).
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
11/19
Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)
Pemicu 2:
Sepasang orangtua datang mengeluhkan anaknya, laki-laki, 17 tahun, yang
hampir dikeluarkan dari sekolahnya karena selalu menentang guru dan nilainya buruk.Ia sekarang kelas 3 SMA jurusan Budaya dan pada saat pertama kali datang, akan
segera menghadapi ujian akhir nasional. Dari tes psikologik yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa IQ anak tersebut 135, kemampuan matematik dan analisisnya tinggi
sekali, kemampuan berbahasanya baik sekali, namun daya tahannya terhadap tekanan
kurang, ia kurang tekun dan mudah menyerah. Dalam menjawab pertanyaan ia juga
terkesan asal-asalan dan ada agresivitas tersembunyi. Anak ini sekolah di Jakarta, kos,
sedangkan orangtuanya di Gresik. Ia disekolahkan di Jakarta karena dianggap sekolah
di daerahnya kurang baik untuk bersaing kelak waktu ingin masuk perguruan tinggi. Hal
ini atas persetujuan anak sendiri karena abangnya pun bersekolah SMA di Bandung dan
sekarang kuliah di ITB.
Ibunya mengatakan bahwa ada perbedaan dalam cara mendidik anak antaraayah dan ibu. Ibu ingin mendisiplin anak dan tidak ingin dengan mudah memberikan
segala yang diinginkan anak setiap kali anak meminta, sementara ayahnya mengatakan
bahwa kalau dia minta sesuatu yang memang dapat diberikan, mengapa tidak? Waktu
kecil, bila mereka sekeluarga berbelanja, ia sering meminta ini-itu. Bila tidak
diperbolehkan, ia akan menangis keras bahkan sampai berguling-guling, sehingga
akhirnya ayahnya mengalah dan menuruti keinginannya. Anak ini sudah berganti-ganti
telepon seluler 3 kali selama setahun terakhir karena hilang atau ada model baru yang
lebih canggih dan setiap kali dia minta, selalu ayahnya segera memberikan karena kalau
tidak, ia akan marah. Terakhir ini ia banyak meminta uang secara mendadak dan bisa
tengah malam, katanya untuk fotokopi tugas ilmiah yang harus diserahkan keesokan
harinya, dsb.Ia juga mengatakan bahwa ia tidak ingin sekolah di Jurusan Disain Grafis ITB
lagi tapi ingin ke Malaysia saja, sementara orangtuanya keberatan, dengan alasan:
apakah ia mampu mengurus dirinya sendiri dan bertanggungjawab; selain alasan
keuangan juga (ayahnya sebentar lagi pensiun). Anaknya mengatakan bahwa kalau ia
tidak diperbolehkan ke Malaysia, ia lebih baik tidak usah kuliah dan langsung bekerja
saja.
Jelaskan secata teori pembelajaran Skinner (operant conditioning) bagaimana
terjadinya keadaan ini dan ke arah mana anda akan memberikan solusinya?
Bagaimana rencana/saran anda terhadap keluarga ini?
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
12/19
Kasus untuk proses pembelajaran(dapat juga dipakai untuk kasus ujian)
Pemicu 3:
Seorang laki-laki, 25 tahun, pekerjaan pemain terompet di suatu band, datang
atas keinginan sendiri dengan keluhan utama sesak nafas, berdebar-debar, merasa
seperti mau pingsan dan mau mati. Hal ini terjadi sewaktu-waktu, bisa tanpa pencetus
(terjadi mendadak), tapi bisa dipicu oleh keadaan-keadaan tertentu, seperti: berada di
keramaian sendiri (misalnya: sedang sholat Jumat), berada/bepergian sendirian, takut
meniup terompet karena takut nafasnya habis, berbicara lama dengan orang. Keluhan
ini berlangsung beberapa menit lalu perlahan menghilang sendiri. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak satu bulan yang lalu dan hal ini membuatnya takut ke mana-mana
sendiri. Akibatnya ke mana-mana ia harus diantar dan tentu saja ini menghambat
aktivitasnya. Ia takut berangkat bekerja, ia takut bermain terompet di klub tempatnya
bekerja, karena ia khawatir kalau-kalau ia mendapat serangan selagi menyupir atau
sedang bermain terompet. Tentu saja hal ini menyebabkan ia tidak mampu bekerja yang
berarti penghasilannya hilang. Hal ini membuatnya merasa tidak berguna, makin malas
beraktivitas, menarik diri.
Kejadian ini berawal ketika suatu hari ia menuju ke tempat pernikahan mantan
pacarnya dengan mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ia merasa sesak nafas, dadanya
sakit, jantung berdebar-debar, dan ia terjatuh dari sepeda motornya. Ia merasa takut
bahwa ia mengalami serangan jantung namun dokter yang memeriksanya menyatakan
bahwa jantungnya baik-baik saja tapi ia tetap saja khawatir. Karena itulah ia membatasi
kegiatannya.
Jelaskan dengan menggunakan pendekatan kognitif, apa yang terjadi pada orang
ini? Distorsi pikiran apa yang kira-kira dimilikinya, bagaimana anda melakukandisputation atas pikiran itu? Berikan alternatif-alternatif pikiran yang lebih
rasional.
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
13/19
Penilaian Kompetensi
Hasil ujian tulis/kuesioner pada akhir pemberian materi akademik
Hasil observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan
Hasil penilaian peragaan keterampilan
INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR
1. Kuesioner awal + jawaban
2. Kuesioner akhir + jawaban
3. Daftar Tilik Kinerja (Check-list)
(lihat lampiran)
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
14/19
LAMPIRAN 1:
Kuesioner akhir/Ujian tulis
UJIAN TULIS COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY
1. SYSTEMATIC DESENSITIZATION (Wolpe)
Jelaskan:
a) Prinsip dasarnya
b) Cara kerjanya, mencakup:
Latihan relaksasi
Menyusun hierarki (berikan contoh pada kasus Social Phobia)
Desensitisasi stimulusc) Indikasi
d) Bedanya dengan Therapeutic Graded Exposure
2. COGNITIVE THERAPY
Sebutkan masing-masing 5 keadaan yang
a) Memungkinkan pemberian CBT saja (tanpa medikasi)
b) Merupakan indikasi pemberian CBT dikombinasi dengan obat
c) Merupakan kontra-indikasi pemberian CBT saja (tanpa medikasi)
3. Seorang dokter mengirimkan kepada anda, seorang wanita, 30 tahun, dengan depresiuntuk mendapatkan CBT. Sebelumnya pasien tersebut sudah pernah mendapatkan
terapi dengan 2 macam antidepresan dengan hasil penyembuhan parsial. Pasien
ingin mengetahui lebih banyak tentang CBT. Jelaskan kepada pasien tentang CBT
dan bagaimana kerjanya. Gunakan bahasa yang dapat dimengerti pasien, jangan
menguliahi atau menggunakan istilah-istilah teknis.
4. Secara umum terapi kognitif terdiri dari tiga pendekatan untuk
menurunkan/mengurangi penderitaan psikologik dengan cara memperbaiki konsep
diri dan self-signals yang salah. Jelaskan ketiga pendekatan itu.
5. a) Apa yang disebut irrational beliefs dan bagaimana tanda-tandanya?
b) Apa yang disebut sebagai distancing dan decentering?
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
15/19
LAMPIRAN 2
Daftar Tilik Kinerja (Check-list)
Nama peserta didik: dr. __________________________
Sesi Kegiatan Mampu/Tak mampu
Menanyakan masalah utama
Menentukan masalah yang menjadi target
terapi bersama klien
Menilai C (konsekuensi)
Menilai A (kejadian yang mencetuskan
keluhan)
Mengidentifikasi dan menilai masalah-masalah emosional sekunder
Mengajarkan hubungan antara B-C (sistem
kognitif dengan konsekuensi emosi, perilaku
serta fisik)
Menilai B (keyakinan/sistem kognitif)
Menghubungkan Keyakinan yang Irasional
dengan C
Dispute Irrational Beliefs
Mempersiapkan klien untuk memperkuat
keyakinan yang rasional (rational beliefs)
Memeriksa tugas rumahMemfasilitasi proses perubahan
Nilai:
Komentar/Ringkasan:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Rekomendasi:
______________________________________________________________________
Tanda tangan Penguji _______________________ (dr. _________________ )
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
16/19
Tanggal _______________
POWER POINT:
1. CBT untuk pasien dengan Depresi
2. Hand-out untuk pasien
Cognitive Behavior
Therapy (CBT) untukpasien dengan Depresi
Heriani, Dept. Psikiatri FKUI/[email protected]
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
17/19
Handouts for Patients
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
18/19
Contoh jurnal yang dibuat pasien:
Latar belakang kasus:
Ny. M, 50 tahun, seorang eksekutif di suatu bank internasional di Jakarta yang
pernah ditempatkan dalam jabatan yang sama di Thailand dan di Hongkong. Tugasnya
adalah menilai kelayakan proposal pinjaman besar serta kredit bermasalah di seluruhIndonesia. Ia dirujuk oleh seorang psikiater yang mendiagnosa pasien dengan depresi
dan memberikan antidepresan kepada pasien.
Latar belakangnya adalah seorang arsitek lulusan perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia dan juga meneruskan pendidikan S2 di Amerika Serikat, begitu pula
suaminya. Ia merupakan satu-satunya pemberi nafkah dalam keluarganya karena
suaminya tampaknya menderita agoraphobia dengan serangan panik ketika awal-awal
bersekolah di AS. Ketika itu pasien masih di Indonesia. Sejak itu suami pasien menjadi
tidak percaya diri dan tidak berani ke mana-mana tanpa didampingi salah seorang
anggota keluarganya. Suami tidak mau berkonsultasi untuk gangguannya itu.
Pasien banyak mengalami kecemasan akan masa depan, kadang menyesali
nasib dan marah, mengapa ia yang harus bekerja keras menafkahi keluarga, sementara
ia selalu dilanda perasaan bahwa ia dapat sewaktu-waktu dikeluarkan dari bank
tempatnya bekerja sekarang karena bila masalah-masalah pinjaman selesai (karena ia
berhasil membereskan banyak kasus pinjaman macet dengan baik), maka tidak ada
kasus lagi, dan kemungkinan divisinya akan ditutup dan ia akan di-PHK, padahal ia
adalah tulang-punggung keluarga. Ia sering terbangun tengah malam dan sukar tidur
lagi. Kadang ia malas berangkat ke kantor sehingga dating terlambat, dan itu
menimbulkan kecemasan lagi dan membuatnya merasa bersalah.
Berikut adalah jurnal yang dibuatnya ketika suatu malam ia terbangun dengan
perasaan cemas.
Time: 3.15 AM, Tuesday morning.
Event: Woke up, remembering all the issues with finding an analyst replacement.
Feelings: worried, fear.
Automatic thoughts Distortions Rational Response
I havent been able to find
an analyst for 5 months
who qualifies.
I procrastinated too much Disqualify the positive You did do some stuff.
Probably not as much as
you could but you did putin effort.
I left too much up to Adi.
I knew this would happen
Blaming self Then change now.
Should I take her?
I am so indecisive
Labelling/self-worth
statement
I am aware of this and
trying to overcome it.
1
-
8/8/2019 a6e0d0068efffc1f0ea1d9ea52feaf855518c47c
19/19
I have sooo much piling up
work that I have been
postponing doing
Exaggeration It is not that much. A week
of total concentration will
bring it down enormously.
I am a bad employee.
KL etc think that I am a
lousy CRM, too slow, tooconservative, too
defensive, not good with
clients.
Labelling/self-worth
statement
That is not true. If you
were, you would not be
CRM.It doesnt matter what they
think, just like they dont
worry about what I think.
I will and need to do what
I believe is right.
P is annoyed with me for
coming late to the meeting
today.
One time late is not the end
of the world. There are a
lot of things that I can do
better and I will try
I should have stated
clearly that it was not my
responsibility to go to BI
Should statement Never mind. I enjoyed it
because I learned a lot.
I am so unclear in my
thoughts and behavior
I will soon not have a job Catastrophic thoughts
** Bank doesnt need me. That is not true
Other banks, if I move,
will be disappointed in me
Jump to conclusion This is also not necessarily
true. I am being very
pessimistic. My past
performances do not
support this.What shall I do if I fell
sick and spend a lot on it?
I wont have enough to
live on till I die.
Awfulizing
statement/exaggeration
Dont worry; you will
(have enough to live on).
Also Mo, Ma, and T (her
sibs, ed.) will help you.
I wish I could be a child
again and have someone
take care of all my
problems.
That is a futile wish, but
understandably.
Everything is too difficult
for me.. too heavy, toomuch. Im afraid of getting
sick
Awfulizing/Exaggeration You are just feeling that
now. It will pass. You aredoing a lot to be better,
more positive. I salute
myself!
1