documenta
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
Malpraktik Medik
Lia Angelina Simbolon102011146
D2
Kasus 6seorang dokter umum sedang praktek di tempat praktek
pribadinya didatangi oleh seorang pasien laki-laki muda dan mengeluh demam. Setelah memeriksa pasien tersebut, dokter memberikan resep namun pasien meminta disuntik agar cepat sembuh. Karena pasienya tetap memaksa maka dokter memberikan suntukan didaerah bokong pasien. Tidak lama setelah disuntik pasien mengeluh pusing dan pandanganya gelap. Tak lama kemudian pasien tidak sadarkan diri . dokter lalu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital terhadap pasien dan didapatkan hasil tekanan darah 80/50 mmHg dengan denyut nadi lemah 150 kali / menit. Dokter langsung menelepon ambulans, dan karena panic dokter tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Setibanya ambulans ditempat praktek dokter tersebut, pasien ternyata sudah meninggal.
Pengertian MalpraktekWorld Medical Association (1992) : “medical
malpractice involves the physician’s failure to conform to the standard of care for treatment of the patient’s condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.”
Black’s Law Dictionary mendefinisikan malpraktik sebagai “professional misconduct or unreasonable lack of skill” atau “failure of one rendering professional services to exercise that degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by the average prudent reputable member of the profession with the result of injury, loss or damage to the recipient of those services or to those entitled to rely upon them”.
MALPRAKTIK : LALAI MENGAKIBATKAN
CEDERA /KERUGIAN
Penyebab MalpraktekStandar Profesi Kedokteran : kewenangan,
kemampuan rata-rata dan ketelitian umum.Standar Prosedur Operasional (SOP) :
langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.
Informed Consent : informasi tentang metode dan jenis rawatan yang dilakukan terhadap pasien, termasuk peluang kesembuhan dan resiko yang akan dialami oleh pasien.
Jenis-jenis MalpraktekMalpraktek Etik : bertentangan dengan etik
profesiMalpraktek Yuridis
1. Criminal malpractice2. Civil malpractice tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati
3. Administrative malpractice
Criminal MalpracticeTindakan yang disengaja(Professional
Miscoundacts ) Tindakan kelalaian ( Negligence ) :
malfeasance, misfeasance dan nonfeasance. Ketidak kompetenan yang tidak beralasan
( Lack of Skill)
Professional MisconductsMerupakan kesengajaan dapat dilakukan
dalam bentuk pelanggaran ketentuan etik, ketentuan disiplin profesi, hukum administratif, serta hukum pidana dan perdata,
Contoh : pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran, aborsi ilegal, euthanasia, penyerangan seksual, keterangan palsu
Negligence ( kelalaian )Malfeasance : melakukan tindakan medis
tidak tepat / tanpa indikasi Misfeasance : melakukan pilihan tindakan
medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat/tidak sesuai SOP
Nonfeasance : tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya.
Lack of Skill
Dokter melakukan tindakan medis dibawah standar kompetensi atau diluar kompetensinya.
Dikatakan lalai jika memenuhi unsur 4DDuty ( Kewajiban ) bahwa harus ada hubungan
hukum antara pasien dan dokter/rumah sakit. ( SOP : UU No.29 pasal 44 dan KODEKI pasal 2)
Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya
Demage cedera atau kerugian yang diakibatkan kepada pasien.
Direct Causation (penyebab langsung) dimana suatu tindakan langsung yang terjadi, yang mengakibatkan kecacatan pada pasien akibat kelalian seorang dokter
KTD (Unforesseable risk )
tidak semua kegagalan medis adalah akibat malpraktik medis. Suatu peristiwa buruk yang tidak dapat diduga sebelumnya (unforeseeable) yang terjadi saat dilakukan tindakan medis yang sesuai standar tetapi mengakibatkan cidera pada pasien tidak termasuk ke dalam pengertian malpraktik atau kelalaian medik.
penyebabnyaHasil dari suatu perjalanan penyakitnya
sendiri, tidak berhubungan dengan tindakan medis yang dilakukan dokter.
Hasil dari suatu risiko yang tak dapat dihindari: resiko yg tidak dapat diketahui sebelumnya ( unforsible risk)
Hasil dari suatu kelalaian medik.Hasil dari suatu kesengajaan.
Anafilaksis Syokbentuk terberat dari reaksi alergi obat. merupakan keadaan darurat yang potensial
mengancam nyawa. Gejala timbul segera setelah pasien terpajan
oleh alergen atau faktor pencetus lainnya.
Penanganan Adrenalin 0.3–0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk
penderita dewasa atau IM . Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik.
Jika syok sudah teratasi, diawasi atau diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam. Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2–3 kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.
Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:Airway (membuka jalan napas). Breathing support -> oksigenasi. sumbatan
jalan napas total -> harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi.
Circulation support, -> jika tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.
TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM KASUS MALPRAKTIK MEDIKPasal 1365 KUH Perdata menyatakan : “ Tiap
perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
pasal 1366 KUHPerdata menyatakan : “ setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya atau kurang hati-hatinya”.
perbuatan melanggar hukum Pasal 1366 dan 1365 KUHP, yaitu:
1. pertama pasien harus mengalami suatu kerugian
2. ada kesalahan atau kelalaian (disamping perseorangan, rumah sakit juga dapat bertanggungjawab atas kesalahan atau kelalaian pegawainya)
3. ada hubungan kausal antara kerugian dan kesalahan
4. perbuatan itu melanggar hukum.
Perlindungan Hukum Korban Malpraktik Dokter
Res Ipsa Loquitur artinya doktrin yang memihak pada korban. Pembuktian dalam hukum acara perdata yang menentukan bahwa pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum dalam bentuk kelalaian tidak perlu membuktikan adanya unsur kelalaian tersebut, cukup menunjukkan faktanya. Tujuannya adalah untuk mencapai keadilan
Kesimpulan pada kasus terjadinya reaksi anafilaksis
akibat penyuntikan dokter tidak dapat disalahkan karena merupakan unforeseeable risk. Tetapi dokter dipersalahkan karena setelah reaksi anafilaksis terjadi ia tidak memberikan penanganan yang seharusnya ia berikan sesuai dengan standar penanganan pasien anafilaksis, padahal seharusnya seorang dokter dapat memberikan penanganan sesuai prosedur pada pasien anafilaksis dan dikategorikan sebagai tindakan malpraktik.